• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan GCG Tahun 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Laporan GCG Tahun 2014"

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PELAKSANAAN

Good Corporate Governance

2014

(2)

DAFTAR ISI

A

PENDAHULUAN

1

B

PELAKSANAAN

GOOD CORPORATE GOVERNANCE

5

I

Dewan Komisaris

5

II

Direksi

10

III

Komite - Komite

Komite Audit

14

Komite Pemantau Risiko

17

Komite Nominasi dan Remunerasi

19

Komite Manajemen Risiko (KMR)

21

Komite Kebijakan Perkreditan

23

Asset Liability Commitee (ALCO)

24

Komite Teknologi Informasi

26

Komite Kredit

27

Komite Transaksi Product Asset dan Liabilities

27

Komite Personalia

28

Komite Pengadaan Barang dan Jasa

Komite Pemantau Pelaksanaan Good Corporate Governance

(KPP-GCG)

29

Sekretaris Perusahaan (Corporate Secretary)

30

IV

Penanganan Benturan Kepentingan

31

V

Penerapan Fungsi Kepatuhan

34

VI

Audit Internal

38

VII

Audit Eksternal

41

VIII

Manajemen Risiko dan Sistem Pengendalian Intern

42

(3)

IX

Penyediaan Dana Kepada Pihak Terkait (Related Party) dan

Penyediaan Dana Besar (Large Exposure)

50

X

Transparansi Kondisi Keuangan dan Non keuangan Bank,

Laporan pelaksanaan GCG dan Pelaporan Internal

50

XI

Rencana Strategis Bank

54

(4)

Good Corporate Governance 2014

A. PENDAHULUAN

Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor 8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 tentang Pelaksanaan

Good Corporate Governance bagi Bank Umum, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/14/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006 tentang Perubahan atas PBI No.8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 dan Surat Edaran Bank Indonesia No. 15/15/DPNP tanggal 29 April 2013 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum, Bank melalui jajaran Dewan Komisaris, Direksi dan seluruh karyawan berkomitmen untuk melaksanakan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan (Good Corporate Governance) yang baik dan prinsip kehati-hatian dalam kegiatan bisnis sehari-hari sesuai dengan nilai-nilai pokok yang tertuang dalam GCG. Hal ini dilaksanakan dalam rangka melindungi kepentingan stakeholder, meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku serta nilai-nilai yang berlaku di dunia perbankan.

Prinsip-prinsip Pelaksanaan GCG

Dalam pelaksanaannya Bank harus menerapkan prinsip-prinsip GCG yakni Transparency, Accountability, Responsibility, Independency dan Fairness yang biasa disebut dengan TARIF. Adapun penjabaran dari prinsip tersebut yaitu:

1. Transparansi (transparency), yaitu keterbukaan dalam mengemukakan informasi yang material dan relevan serta keterbukaan dalam pelaksanakan proses pengambilan keputusan dimana Bank harus memberikan informasi secara tepat waktu, memadai, jelas, akurat, dan dapat dibandingkan. Informasi tersebut juga harus mudah diakses stakeholders sesuai dengan haknya.

2. Akuntabilitas (accountability) yaitu kejelasan fungsi dan pelaksanaan pertanggungjawaban organ Bank sehingga pengelolaannya berjalan secara efektif dimana Bank harus menetapkan fungsi tugas dan tanggung jawab yang jelas dari setiap komponen organisasi selaras dengan visi dan misi, sasaran usaha, dan strategi Bank. Setiap komponen organisasi mempunyai kompetensi sesuai dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing serta harus dapat memahami perannya dalam pelaksanaan GCG. Selain itu, Bank harus memastikan ada tidaknya check and balance dalam pengelolaan Bank. Selain itu Bank harus memiliki ukuran kinerja dari semua jajarannya berdasarkan ukuran yang disepakati secara konsisten sesuai dengan nilai perusahaaan

(corporate values), sasaran usaha, dan strategi Bank, serta memiliki reward and punishment system.

3. Pertanggungjawaban (responsibility) yaitu kesesuaian pengelolaan Bank dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip pengelolaan Bank yang sehat. Dalam hal ini Bank harus memegang prinsip prudential banking practices. Prinsip tersebut dijalankan sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku agar tetap terjaga kelangsungan usahanya. Bank juga harus mampu bertindak sebagai good corporate citizen (perusahaan yang baik).

4. Independensi (independency) yaitu pengelolaan Bank secara profesional tanpa pengaruh/tekanan dari pihak manapun. Selain itu, Bank harus mampu menghindari terjadinya dominasi yang tidak wajar oleh

stakeholders. Pengelola Bank tidak boleh terpengaruh oleh kepentingan sepihak dan harus menghindari segala bentuk benturan kepentingan (conflict of interest)

5. Kewajaran (fairness) yaitu keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak-hak stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dimana Bank harus memperhatikan kepentingan seluruh stakeholders berdasarkan asas kesetaraan dan kewajaran (equal treatment). Namun, Bank juga perlu memberikan kesempatan kepada stakeholders untuk memberikan masukan bagi kepentingan Bank, serta memiliki akses terhadap informasi sesuai dengan prinsip keterbukaan.

Struktur dan Mekanisme GCG

Organ Perseroan (Bank) terdiri dari Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Dewan Komisaris dan Direksi. Sistem kepengurusan menganut sistem dua badan (two tier system) yaitu Dewan Komisaris dan Direksi, yang memiliki wewenang dan tanggung jawab yang jelas sesuai fungsinya masing-masing sebagaimana diamanahkan dalam anggaran dasar dan peraturan perundang-undangan. Namun demikian, keduanya mempunyai tanggung jawab untuk memelihara kesinambungan usaha perusahaan dalam jangka panjang. Oleh karena itu, Dewan Komisaris dan Direksi harus memiliki kesamaan persepsi terhadap visi, misi, dan nilai-nilai perusahaan.

(5)

Good Corporate Governance 2014

2

Dalam pelaksanaannya, Bank Victoria memiliki berbagai kebijakan/pedoman dalam menjalankan fungsi dan tugasnya yang disebut dengan soft structure GCG. Tujuan membangun GCG Soft Structure antara lain sebagai berikut:

Melengkapi kebijakan pendukung dalam penerapan GCG.

Menjadi pedoman bagi Bank dalam menjalankan aktivitas sehari-hari sesuai dengan budaya (corporate culture) yang diharapkan.

Merupakan bentuk komitmen tertulis bagi seluruh jajaran dan tingkatan organisasi Bank dalam rangka meningkatkan disiplin dan tanggung jawab organ perusahaan dalam rangka menjaga kepentingan

stakeholders sesuai dengan tanggung jawab masing-masing.

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)

RUPS adalah organ perseroan yang memegang kekuasaan tertinggi dan memegang segala kewenangan yang tidak diserahkan kepada Direksi dan Dewan Komisaris. RUPS sebagai organ perusahaan merupakan wadah para pemegang saham untuk mengambil keputusan penting berkaitan dengan modal yang ditanam dalam perusahaan, dengan memperhatikan ketentuan Anggaran Dasar dan Undang-undang Perseroan Terbatas.

Pada tahun 2014, Bank telah menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada tanggal 24 April 2014dengan agenda dan keputusan sebagai berikut:

Agenda RUPS

Laporan Tahunan Bank termasuk laporan Direksi dan pengesahan Laporan Keuangan Tahunan serta Laporan

Tugas Pengawasan Dewan Komisaris untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013. Penetapan penggunaan laba bersih Bank untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013.

Pemberian kuasa dan wewenang kepada wakil pemegang saham untuk menetapkan besarnya honorarium anggota Dewan Komisaris, pemberian kuasa dan wewenang kepada Dewan Komisaris untuk menetapkan pembagian tugas dan wewenang Direksi serta besarnya gaji dan tunjangan para anggota Direksi.

Penunjukan Akuntan Publik untuk mengaudit buku-buku bank untuk tahun buku 2014 dan pemberian kuasa kepada Direksi untuk penetapan honorarium Akuntan Publik tersebut serta persyaratan lain penunjukkannya.

Keputusan RUPS

Menerima baik dan menyetujui laporan tahunan Bank untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31

Desember 2013 termasuk laporan Direksi dan laporan tugas pengawasan Dewan Komisaris Bank.

Dana hasil Penawaran Umum Obligasi Bank Victoria IV Tahun 2013 Dengan Tingkat Bunga Tetap dan Obligasi Subordinasi Bank Victoria III Tahun 2013 Dengan Tingkat Bunga Tetap setelah dikurangi dengan seluruh biaya terkait, yakni sebesar Rp.495.995.000.000,- telah digunakan seluruhnya sesuai dengan tujuan penggunaan dana masing-masing, dimana Obligasi Bank Victoria IV tahun 2013 telah digunakan seluruhnya untuk modal kerja dalam rangka pengembangan usaha terutama dalam pemberian kredit.Sementara itu, dana hasil Penawaran Umum Obligasi Subordinasi Bank Victoria III Tahun 2013 telah digunakan seluruhnya untuk Modal Pelengkap Level Bawah (Lower Tier 2) sesuai dengan ketentuan Peraturan Bank Indonesia

No.14/18/PBI/2012 yang digunakan untuk memperkuat struktur pendanaan jangka panjang Perseroan guna mendukung pengembangan pembiayaan Perseroan. Dana yang diperoleh dari hasil konversi Waran Seri VI senilai Rp. 3.644.600,- telah direalisasikan sepenuhnya sesuai dengan rencana penggunaan, yakni untuk menambah atau meningkatkan modal kerja Perseroan. Demikian pula dengan dana yang diperoleh dari hasil konversi Waran Seri V senilai Rp.2.588.738.500,- telah direalisasikan sepenuhnya sesuai dengan rencana penggunaan, yakni untuk menambah atau meningkatkan modal kerja Perseroan untuk penyaluran pemberian kredit.

Menerima baik dan menyetujui serta mengesahkan Laporan Keuangan Bank untuk tahun buku yang berakhir

(6)

Good Corporate Governance 2014

pe dapat ajar ta pa pe ge ualia sesuai de ga lapora No or: 03/T&T-GA/JT-3/2014, tanggal 25

Maret 2014, dengan demikian membebaskan anggota Direksi dan Dewan Komisaris Bank dari tanggung jawab dan segala tanggungan (acquit et de charge) atas tindakan pengurusan dan pengawasan yang Direksi dan Dewan Komisaris jalankan selama tahun buku 2013, sepanjang tindakan-tindakan mereka tercantum dalam Neraca dan Laporan laba rugi Bank tahun buku 2013.

Menyetujui penetapan penggunaan Laba Bersih Bank untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp262.636.430.000,- dan laba bersih tahun buku 2013 tersebut dipergunakan sebagai berikut.

a. Sebesar Rp. 25.000.000.000,- digunakan untuk pembentukan dana cadangan guna memenuhi ketentuan pasal 70 Undang-undang nomor 40 tahun 2007 tentang Bank Terbatas dan pasal 26 Anggaran Dasar Bank.

b. Kurang lebih 13,33% atau sebesar Rp.35.000.000.000,- dibayarkan sebagai dividen tahun buku 2013; dengan ketentuan sebagai berikut

Dividen akan dibayarkan kepada para pemegang saham yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham pada tanggal yang akan ditetapkan oleh Direksi Perseroan (selanjutnya disebut

se agai ta ggal pe atata .

Direksi akan memotong pajak dividen untuk tahun buku 2013 sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku terhadap pemegang saham.

Direksi dengan ini diberi kuasa dan wewenang untuk menetapkan hal-hal yang mengenai atau berkaitan dengan pelaksanaan pembayaran dividen tahun buku 2013, antara lain (akan tetapi tidak terbatas pada) :

 Menentukan tanggal pencatatan untuk menentukan para pemegang saham Perseroan yang berhak untuk menerima pembayaran dividen tahun buku 2013;

 Menentukan tanggal pelaksanaan pembayaran dividen tahun buku 2013 dan hal-hal teknis lainnya dengan tidak mengurangi pemenuhan peraturan bursa efek di mana saham Perseroan tercatat.

c. Sisanya sebesar Rp 202.636.430.000,- akan dibukukan sebagai laba ditahan.

Menyetujui memberikan kuasa dan wewenang kepada wakil Pemegang Saham Utama Bank yaitu PT Victoria Investama untuk menetapkan besarnya honorarium anggota Dewan Komisaris untuk tahun 2014.

Menyetujui pelimpahan kuasa kepada Rapat Dewan Komisaris Bank untuk menetapkan pembagian tugas dan wewenang anggota Direksi serta besarnya gaji dan tunjangan para anggota Direksi untuk tahun 2014.

Menyetujui untuk memberikan wewenang kepada Dewan Komisaris Bank untuk menunjuk Kantor Akuntan Publik yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk mengaudit Laporan Keuangan Bank untuk tahun

buku 2014 dengan memperhatikan rekomendasi dari komite audit dan memberikan kuasa kepada Direksi untuk menetapkan jumlah honorarium dan persyaratan lain sehubungan dengan penunjukkan Kantor Akuntan Publik tersebut.

(7)

Good Corporate Governance 2014

4

DIREKSI KOMISARIS

Posisi di Bank Victoria Nama Posisi di Bank Victoria Nama

1. Direktur Utama Eko Rachmansyah Gindo 1. Komisaris Utama/ Komisaris Independen

Daniel Budirahayu

2. Wakil Direktur Utama Soewandy 2. Komisaris/Komisaris Independen

Gunawan Tenggarahardja

3. Direktur Gregorius Andrew Andryanto Haswin

3. Komisaris/Komisaris Independe

Zaenal Abidin Ph.D

4. Direktur Ramon Marlon Runtu 4. Komisaris Suzanna Tanojo 5. Direktur Oliver Simorangkir

6. Direktur Tamunan

(8)

Good Corporate Governance 2014

B. PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE

I DEWAN KOMISARIS

Dewan Komisaris adalah organ perusahaan yang bertugas dan bertanggung jawab secara kolektif untuk melakukan pengawasan dan memberikan nasihat kepada Direksi serta memastikan bahwa Bank melaksanakan GCG pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi. Dalam rangka mendukung efektivitas pelaksanaan dan tanggung jawabnya, Dewan Komisaris telah membentuk Komite Audit, Komite Nominasi dan Remunerasi serta Komite Pemantau Risiko. Dalam memenuhi tugas dan tanggung jawab itu, Dewan Komisaris wajib bertindak secara independen.

A. Jumlah Komposisi dan Kriteria Dewan Komisaris

Jumlah anggota Dewan Komisaris per Desember 2014 sebanyak 4 (empat) orang, lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah anggota Direksi yaitu 6 (enam) orang. Anggota Dewan Komisaris telah memenuhi jumlah, komposisi, kriteria dan independensi sesuai ketentuan Bank Indonesia. 3 (tiga) anggota Dewan Komisaris adalah independen atau sama dengan 75% anggota Dewan Komisaris adalah Komisaris Independen. Dengan demikian, komposisi tersebut juga telah memenuhi peraturan yang ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan mengenai Komisaris Independen. Pada tahun 2014 tidak terdapat pergantian anggota Dewan Komisaris.

Komposisi Dewan Komisaris Bank per 31 Desember 2014:

Posisi di Bank Victoria Nama

1. Komisaris Utama/Komisaris Independen Daniel Budirahayu 2. Komisaris/Komisaris Independen Gunawan Tenggarahardja 3. Komisaris/Komisaris Independen Zaenal Abidin Ph.D

4. Komisaris Suzanna Tanojo

B. Independensi Dewan Komisaris

Komisaris Independen tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga sampai dengan derajat kedua dengan anggota Dewan Komisaris lainnya, Direksi dan/atau pemegang saham pengendali atau hubungan dengan Bank yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen.

Hubungan Keluarga Dewan Komisaris

Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak

1. Daniel Budirahayu - √ - √ - √

2. Gunawan Tenggarahardja - √ - √ - √

3. Zaenal Abidin Ph.D - √ - √ - √

4. Suzanna Tanojo - √ - √ - √

Hubungan Keluarga dengan

Nama Dewan Komisaris Direksi Pemegang Saham Pengendali

Hubungan Keuangan Dewan Komisaris

Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak

1. Daniel Budirahayu - √ - √ - √

2. Gunawan Tenggarahardja - √ - √ - √

3. Zaenal Abidin Ph.D - √ - √ - √

4. Suzanna Tanojo - √ - √ - √

Hubungan Keuangan dengan

Nama Dewan Komisaris Direksi Pemegang Saham

(9)

Good Corporate Governance 2014

6

Dewan Komisaris telah mengungkapkan jabatan rangkap yang dimilikinya. Jabatan rangkap Dewan Komisaris sebagai berikut:

1. Daniel Budirahayu Komisaris Utama merangkap 4. Suzanna Tanojo Komisaris Komisaris

Direksi Komisaris

PT Victoria Investama Tbk PT Suryayudha Investindo Cipta PT. Victoria Manajemen Investasi

C. Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris

Dewan Komisaris memiliki fungsi, tugas dan tanggung jawab yang jelas sesuai dengan anggaran dasar dan wewenang yang diberikan oleh RUPS, yang tertuang dalam Pedoman Kerja Dewan Komisaris. Dewan Komisaris bertanggung jawab kepada pemegang saham dalam hal mengawasi kebijakan Direksi terhadap operasional Bank secara umum yang mengacu kepada rencana bisnis yang telah disetujui Dewan Komisaris dan Bank Indonesia, serta memastikan kepatuhan terhadap seluruh peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.

Secara rinci, tugas pokok Dewan Komisaris yang berhubungan dengan pengawasan adalah:

1. Melakukan pengawasan terhadap pengurusan Bank yang dilakukan oleh Direksi serta memberikan pengarahan kepada Direksi termasuk mengenai rencana kerja, pengembangan Bank, pelaksanaan ketentuan Anggaran Dasar dan keputusan RUPS dan/atau RUPSLB serta peraturan

perundang-undangan yang berlaku, yaitu dengan:

a. Memberikan pendapat dan pengarahan kepada Direksi tentang penentuan visi, misi, budaya kerja dan nilai-nilai Bank;

b. Melakukan kajian dan memberikan pendapat tentang strategi usaha yang diterapkan Bank; c. Memberikan pendapat dan pengarahan atas sistem pengelolaan sumberdaya manusia, dalam

melaksanakan tugas ini Dewan Komisaris dibantu oleh Komite Nominasi dan Remunerasi; d. Meberikan pendapat dan pengarahan atas penerapan sistem pengendalian risiko, dalam

melaksanakan tugas ini Dewan Komisaris dibantu oleh Komite Pemantau Risiko dan Komite Audit;

e. Memberikan pendapat dan pengarahan atas Rencana Bisnis Bank (RBB) dan penjabarannya; f. Memberikan persetujuan atas rancangan keputusan bisnis strategis atau kebijakan yang

sesuai dengan ketentuan perundang-undangan, Anggaran Dasar dan keputusan RUPS, serta

prudential banking practise termasuk komitmen untuk menghindari segala bentuk benturan kepentingan (conflict of interest);

g. Melakukan penilaian atas laporan audit internal maupun eksternal dan memberikan

pengarahan kepada Direksi atas hal-hal yang perlu ditindaklanjuti dan dalam melaksanakan tugasnya Dewan Komisaris dibantu oleh Komite Audit dan Komite Pemantau Risiko;

h. Melakukan pengawasan secara periodik dan memberikan nasihat kepada Direksi atas penyelenggaraan prinsip tata kelola yang baik (Good Corporate Governance);

i. Melakukan pengawasan secara periodik atas pelaksanaan RBB dan memberikan pendapat/persetujuan atas perubahan RBB sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

(10)

Good Corporate Governance 2014

k. Melakukan pengawasan atas kualitas pelayanan Bank kepada nasabah dan memberikan pengarahan yang diperlukan Direksi untuk perbaikannya;

2. Melaksanakan tugas, wewenang dan tanggung jawab sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar dan keputusan RUPS dan/atau RUPSLB dengan efektif dan efisien serta terpeliharanya efektifitas komunikasi antara Dewan Komisaris dengan Direksi, Auditor Ekternal dan Otoritas Pengawas Bank dan Pasar Modal;

3. Menjaga kepentingan Bank dengan memperhatikan hak para Pemegang Saham dan Pemangku Kepentingan serta bertanggung jawab ke RUPS;

4. Meneliti dan menelaah Laporan Tahunan yang disiapkan Direksi serta menandatangani Laporan Tahunan tersebut sebagai tanda persetujuan;

5. Memberikan pendapat dan saran atas RBB yang diusulkan Direksi dan mengesahkannya sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar;

6. Memonitor perkembangan kegiatan Bank;

7. Memberikan pendapat dan saran kepada Pemegang Saham atas hal-hal yang dianggap penting bagi kepengurusan Bank;

8. Mengusulkan diadakan RUPS dan melaporkan kepada RUPS apabila terjadi penurunan kinerja Bank yang signifikan disertai dengan saran dan tindakan perbaikan yang diperlukan;

9. Memberitahukan kepada Bank Indonesia selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja sejak ditemukannya:

a. Pelanggaran atas ketentuan dan peraturan perundang-undangan dibidang keuangan dan perbankan;

b. Keadaan ataupun perkiraan keadaan yang dapat membahayakan kelangsungan usaha Bank;

10. Mengusulkan kepada RUPS penunjukkan Akuntan Publik yang akan melakukan pemeriksaan atas pembukuan Bank.

D. Pembidangan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris

Dalam melaksanakan tugasnya, Dewan Komisaris dibagi atas bidang tugas, yaitu:

E. Pengawasan dan Rekomendasi Dewan Komisaris

Dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawab tersebut di atas, selama tahun 2014 Dewan Komisaris telah melaksanakan pemantauan dan pengawasan terhadap pelaksanaan Rencana Bisnis Bank sebagai bagian tidak terpisahkan. Berdasarkan pengawasan yang dilakukan tersebut, Dewan Komisaris telah memberikan rekomendasi agar Direksi memberikan perhatian khusus dan melakukan perbaikan-perbaikan antara lain:

Dewan Komisaris Nama Bidang Tugas

Komisaris Utama / Komisaris Independen

Daniel Budirahayu 1. Perkreditan Kredit Korporasi, Kredit Komersil, Kredit Konsumer, Kredit Perusahaan Pembiayaan dan Kredit SME/UKM)

2. General Affair 3. Treasury 4. Internal Audit Komisaris Independen Gunawan

Tenggarahardja

1. Teknologi & Sistem Informasi 2. Aspek Operasional

3. Aspek Legal

Komisaris Independen Zaenal Abidin 1. Good Corporate Governance 2. Kepatuhan & Manajemen Risiko 3. Sistem Operasi dan Prosedur Komisaris Suzanna Tanojo 1. Human Capital Management

(11)

Good Corporate Governance 2014

8

1. Penerapan pengendalian internal sebagai pilar manajemen risiko dan tata kelola menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari penegakan budaya kerja Bank dengan melibatkan semua lapisan aparat Bank;

2. Penguatan implementasi GCG pada semua direktorat di lingkup Bank Victoria.

F. Sertifikasi Manajemen Risiko Dewan Komisaris

Per 31 Desember 2013, seluruh anggota Dewan Komisaris Bank telah lulus dalam mengikuti program Eksekutif Sertifikasi Manajemen Risiko yang diadakan oleh Badan Sertifikasi Manajemen Risiko dan telah pula mengikuti Program Pemeliharaan sesuai ketentuan yang berlaku. Di 2014, tiga anggota Komisaris mengikuti kegiatan training Refreshment Sertifikasi Management Risiko Level Eksekutif.

G. Rapat Dewan Komisaris

Sesuai dengan Anggaran Dasar, Rapat Dewan Komisaris diadakan secara berkala. Keputusan Rapat Dewan Komisaris diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat. Dalam hal keputusan musyawarah mufakat tidak tercapai maka keputusan diambil berdasarkan pemungutan suara setuju terbanyak. Apabila suara setuju dan tidak setuju berimbang maka usulan dianggap ditolak.

Pada tahun 2014, Dewan Komisaris telah mengadakan rapat sebanyak 10 (sepuluh) kali. Rapat Dewan Komisaris dan rapat gabungan antara Direksi dan Dewan Komisaris telah dilakukan sebanyak 14 (empat belas) kali, serta rapat Dewan Komisaris dengan Direktorat sebanyak 9 (sembilan) kali, dengan rincian kehadiran sebagai berikut:

Jumlah % Jumlah % Jumlah %

Daniel Budirahayu 10 100% 14 100% 9 100%

Gunawan Tenggarahardja 10 100% 12 86% 4 100%*

Zaenal Abidin Ph.D 10 100% 13 93% 9 100%

Suzanna Tanojo 9 90% 13 93% 4 100%*

Dewan Komisaris

Rapat Dewan Komisaris

Rapat Dewan Komisaris & Direksi

Kehadiran Kehadiran

Rapat Dewan Komisaris dengan Direktorat

Kehadiran

*Total rapat terkait dengan Gunawan Tenggaraharja dan Suzanna Tanojo sebanyak 4 (empat) kali sesuai dengan keanggotaan yang bersangkutan dalam komite.

Seluruh rapat Dewan Komisaris dilakukan di Jakarta. Jumlah minimum kehadiran dan jumlah minimum rapat yang diselenggarakan oleh Dewan Komisaris telah memenuhi ketentuan Bank Indonesia dan Pedoman Kerja Dewan Komisaris Bank. Keputusan dalam setiap rapat Dewan Komisaris dan rapat gabungan antara Direksi dan Dewan Komisaris serta rapat-rapat Komite lainnya di tingkat Dewan Komisaris telah dilakukan berdasarkan musyawarah dan mufakat. Seluruh keputusan rapat tersebut telah dituangkan dalam Risalah Rapat dan didokumentasikan dengan baik.

H. Struktur Remunerasi Dewan Komisaris

(12)

Good Corporate Governance 2014

Remunerasi Komisaris

Jenis Remunerasi dan Fasilitas Lain

Jumlah Diterima dalam 1 Tahun (dalam jutaan Rupiah)

Remunerasi dalam satu tahun dikelompokkan dalam kisaran tingkat penghasilan adalah sebagai berikut:

Jumlah Remunerasi Jumlah Dewan Komisaris

Di atas Rp 1 miliar s.d Rp 2 miliar 2

Di atas Rp 500 juta s.d Rp 1 miliar 2

I. Kepemilikan Saham Dewan Komisaris

Bank Victoria mewajibkan anggota Dewan Komisaris untuk mengungkapkan kepemilikan sahamnya, baik pada Bank Victoria maupun pada Bank dan perusahaan lain, yang berkedudukan di dalam dan di luar negeri dalam suatu laporan yang harus diperbaharui setiap tahunnya.

Terkait dengan Kepemilikan Saham Dewan Komisaris pada Bank, Lembaga Keuangan non Bank dan Perusahaan Lain menurut ketentuan Bank Indonesia, anggota Dewan Komisaris baik secara sendiri-sendiri atau bersama-sama dilarang memiliki saham melebihi 25% dari modal disetor pada suatu perusahaan lain.

Kepemilikan saham Dewan Komisaris

Nama Bank Victoria Bank Lain Lembaga Keuangan Non Bank Perusahaan Lain

Daniel Budirahayu - - - -

J. Pelatihan Dewan Komisaris Tahun 2014

Komisaris Materi Pelatihan Waktu

Pelaksanaan Topik Pelatihan Daniel Budirahayu Governace for Sustainable Growth 25 Januari 2014,

Jakarta

Governace for Sustainable Growth 25 Januari 2014, Jakarta

(13)

Good Corporate Governance 2014

10

Komisaris Materi Pelatihan Waktu

Pelaksanaan Topik Pelatihan

Profil Risiko Jakarta Guard (RMG)

Suzanna Tanojo Governace for Sustainable Growth 25 Januari 2014, Jakarta

In House Seminar, Rene Suhardono RefreshmentTraining Sertifikasi

Management Risiko Level Eksekutif

10 Desember 2014, Jakarta

In House Training, PT Arfaidhams Secret

II DIREKSI

Direksi adalah organ perseroan (Bank) yang bertanggung jawab penuh atas pengurusan perusahaan untuk kepentingan dan tujuan perusahaan sesuai dengan ketentuan anggaran dasar. Direksi bertugas dan bertanggung jawab secara kolektif dalam mengelola perusahaan. Direksi bertanggung jawab terhadap pengelolaan perusahaan agar dapat menghasilkan nilai tambah dan memastikan kesinambungan usaha.

A. Jumlah Komposi dan Kriteria Direksi

Jumlah anggota Direksi Bank Victoria terdiri dari 6 (enam) orang, yang semuanya berdomisili di wilayah kerja Bank Victoria. Seluruh anggota Direksi telah lulus fit and proper test tanpa catatan serta seluruh anggota Direksi telah lulus mengikuti program sertifikasi manajemen risiko.

Penggantian dan/atau pengangkatan Direksi telah memperhatikan rekomendasi Komite Nominasi dan Remunerasi. Semua anggota Direksi memiliki kompetensi, integritas dan reputasi baik serta sebagian besar telah berpengalaman lebih dari 5 (lima) tahun di bidang operasional sebagai Pejabat Eksekutif.

Komposisi Direksi Bank Victoria per 31 Desember 2014 adalah sebagai berikut:

*) diangkat sejak RUPS tanggal 28 Juni 2013

B. Independensi Direksi

Direksi tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga sampai dengan derajat kedua dengan anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi dan/atau pemegang saham pengendali atau hubungan dengan Bank yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen.

Hubungan Keluarga Direksi

Direksi

Hubungan Keluarga dengan

Direksi Dewan Komisaris Pemegang Saham

Pengendali

Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak

Eko Rachmansyah Gindo

√ √ √

Soewandy √ √ √

Gregorius Andrew Andryanto Haswin

√ √ √

Oliver Simorangkir √ √ √

Ramon Marlon Runtu √ √ √

Tamunan √ √ √

Posisi di Bank Victoria Nama

Direktur Utama Eko Rachmansyah Gindo

Wakil Direktur Utama Soewandy

Direktur Treasury, Financial Institution and Capital Market Gregorius Andrew Andryanto Haswin Direktur Operasi dan Sistem Oliver Simorangkir

Direktur Business Ramon Marlon Runtu

(14)

Good Corporate Governance 2014

Hubungan Keuangan Direksi

Direksi

Hubungan Keuangan dengan

Direksi Dewan Komisaris Pemegang Saham

Pengendali

Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak

Eko Rachmansyah Gindo

√ √ √

Soewandy √ √ √

Gregorius Andrew Andryanto Haswin

√ √ √

Oliver Simorangkir √ √ √

Ramon Marlon Runtu √ √ √

Tamunan √ √ √

C. Tugas dan Tanggung Direksi

Direksi Bank Victoria bertanggung jawab sepenuhnya terhadap pengelolaan Bank dan mematuhi peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku. Anggota Direksi memiliki pembidangan tugas dan tanggung jawab yang jelas.

Berdasarkan Anggaran Dasar, tugas dan tanggung jawab Direksi Bank Victoria, adalah:

1. Melaksanakan fungsi kepengurusan Bank secara efektif dan efisien, serta mewakili Bank baik di dalam maupun di luar Pengadilan.

2. Melaksanakan prinsip-prinsip Good Corporate Governance dalam setiap kegiatan usaha Bank pada seluruh tingkatan dan jenjang organisasi dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian dan kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku.

3. Menyusun strategi usaha sesuai dengan visi dan misi Bank yang telah ditetapkan dengan Rencana Bisnis Bank Tahunan serta bertanggung jawab mengawasi dan melaksanakan dari waktu ke waktu dan menjamin partisipasi seluruh pegawai untuk ikut berperan sesuai dengan kompetensinya. 4. Menyusun dan menetapkan struktur Organisasi Bank beserta uraian tugas, wewenang dan

tanggung jawab serta mengelola sumberdaya Bank secara optimal.

5. Mengungkapkan kepada seluruh pegawai kebijakan Bank yang bersifat strategis menetapkan remunerasi sesuai dengan kemampuan Bank dan lingkungan peers group serta menciptakan jenjang karier yang baik dan terbuka dengan menerapkan reward & penalty (promosi, demosi, mutasi dan pemutusan hubungan kerja).

6. Menerapkan Tata Tertib Kerja serta ketentuan tentang benturan kepentingan yang mengikat dan wajib ditaati. Termasuk pengaturan tentang mekanisme pengambilan keputusan dan hak bagi anggota Direksi, jika diantara mereka memiliki pendapat yang berbeda, termasuk hak untuk menyampaikan pendapat kepada Dewan Komisaris dan Otoritas Pengawas Bank atas hal-hal yang dapat membahayakan Bank.

7. Memastikan bahwa ketepatan dan kualitas serta akurasi laporan dan data keuangan yang disajikan untuk keperluan internal maupun ekternal, sesuai dengan ketentuan yang berlaku dengan memberdayakan fungsi pengendalian internal secara efektif termasuk peran Satuan Kerja Audit, Satuan Kerja Manajemen Risiko dan Satuan Kerja Kepatuhan sebagai quality assurance.

8. Memastikan bahwa temuan audit dan rekomendasi dari SKAI Bank, Auditor Eksternal, dan hasil pengawasan dan pemeriksaan Bank Indonesia dan/atau hasil Pengawasan Otoritas Bank lainnya ditindak lanjuti dengan baik.

(15)

Good Corporate Governance 2014

12 D. Pembidangan Tugas Direksi

Nama Direksi Jabatan Bidang Tugas

Eko Rachmansyah Gindo Direktur Utama Koordinasi pengelolaan Bank Victoria, membawahi Unit Kerja:

SKAI

Biro Hukum, Remedial & Anti Fraud Corporate Secretary

General Affair Credit Analyst Soewandy Wakil Direktur

Utama

Pengembangan Produk, Distribusi, Jaringan dan Marketing, membawahi Unit Kerja:

Product Development & Platform Management Group Channels & Dstribution Group

Pengelolaan Dana, Likuiditas, dan Aspek Permodalan Bank, membawahi Unit Kerja:

Operasional Perbankan dan Sistem Tekhnologi Informasi, membawahi Unit Kerja:

Compliance, UKPN & Internal Control, Manajemen Risiko serta Sistem & Prosedur dalam rangka penerapan Good Corporate Governance, membawaUnit Kerja:

Compliance, UKPN & InternalControl Manajemen Risiko

Sistem & Prosedur

E. Rapat Direksi

(16)

Good Corporate Governance 2014

Jumlah % Jumlah %

Eko Rachmansyah Gindo 26 90% 12 86%

Soewandy 25 86% 12 86%

G. Andrew A. Haswin 28 97% 13 93%

Oliver Simorangkir 24 83% 12 86%

Ramon Marlon Runtu 25 86% 13 93%

Tamunan 27 93% 13 93%

Direksi

Rapat Direksi Rapat Dewan Komisaris & Direksi

Kehadiran Kehadiran

F. Struktur Remunerasi Direksi

Total remunerasi untuk Direksi selama 2014 adalah sebagai berikut:

Jenis Remunerasi dan Fasilitas Lain

Jumlah Diterima dalam 1 Tahun (dalam jutaan Rupiah)

Direksi

Orang Jumlah Rupiah

Gaji Bruto 6 9.191

Benefit (Asuransi Kesehatan, Kendaraan

Dinas, JAMSOSTEK dan THR) 6 953

Tantiem/Gratifikasi 6 2.107

TOTAL 12.251

Remunerasi dalam satu tahun dikelompokkan dalam kisaran tingkat penghasilan adalah sebagai berikut:

Jumlah Remunerasi Jumlah Direksi

Di atas Rp 2 miliar 4

Di atas Rp 1 miliar s.d Rp 2 miliar 2

G. Kepemilikan Saham Direksi

Seluruh anggota Direksi telah membuat Surat Pernyataan tidak ada memiliki saham yang mencapai 5% atau lebih dari modal disetor pada lembaga keuangan bukan Bank maupun perusahaan lainnya yang berkedudukan di dalam maupun diluar negeri. Sesuai dengan fungsi tugas, wewenang dan tanggung jawab, Direksi tidak pernah memberikan kuasa umum kepada pihak lain.

Tabel Kepemilikan Saham Direksi

Nama Kepemilikan Saham di Bank

Victoria

Kepemilikan Saham di Perusahaan Lain

Eko Rachmansyah Gindo - -

Soewandy - -

Gregorius Andrew Andryanto Haswin - -

Oliver Simorangkir - -

Ramon Marlon Runtu - -

Tamunan - -

H. Pelatihan Direksi Tahun 2014

(17)

Good Corporate Governance 2014

14 Nama Materi Pelatihan Tanggal Pelaksanaan Penyelenggara

Eko Rachmansyah

Gindo Governace for Sustainable Growth

25 Januari 2014,

Launching e-learning 18 Juli 2014, Jakarta

In House-Sosialisasi, Bank Victoria Training Refreshment Sertifikasi

Management Risiko Level Eksekutif 10 Desember 2014, Jakarta

In House Training, PT Arfaidhams

Secret Soewandy Governace for Sustainable Growth 25 Januari 2014,

Jakarta

Andryanto Haswin Governace for Sustainable Growth

25 Januari 2014, Jakarta

In House Seminar, Rene Suhardono Oliver Simorangkir Governace for Sustainable Growth 25 Januari 2014,

Jakarta

In House Seminar, Rene Suhardono

Launching e-learning 18 Juli 2014, Jakarta

In House-Sosialisasi, Bank Victoria Ramon Marlon

Runtu

Governace for Sustainable Growth 25 Januari 2014, Jakarta

Tamunan Governace for Sustainable Growth 25 Januari 2014, Jakarta

In House Seminar, Rene Suhardono

Launching e-learning 18 Juli 2014, Jakarta

In House-Sosialisasi, Bank Victoria Training Refreshment Sertifikasi

Management Risiko Level Eksekutif 10 Desember 2014, Jakarta

In House Training, PT Arfaidhams

Secret

III KOMITE - KOMITE

A. KOMITE – KOMITE DI BAWAH KOMISARIS

Dalam menjalankan tugasnya, Dewan Komisaris dibantu oleh Komite-komite di bawah Dewan Komisaris yang telah dibentuk sesuai dengan kebutuhan Bank dan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku.

1. KOMITE AUDIT

Komite Audit Bank dibentuk oleh Dewan Komisaris dan menjalankan tugasnya sesuai peraturan, diantaranya adalah sebagai berikut.

1. Keputusan Ketua BAPEPAM Nomor KEP-643/BL/2012 tanggal 7 Desember 2012 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit.

2. Surat Edaran Bank Indonesia No. 15/15/DPNP/ tanggal 29 April 2013 perihal Pelaksanaan

(18)

Good Corporate Governance 2014

3. Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum, telah diubah dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/14/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006.

4. PT Bursa Efek Jakarta (BEI) Dewan Keputusan Direksi No KEP-305/BEJ/07-2004 tanggal 19 Juli 2004 tentang Peraturan IA pada Pencatatan Saham dan Efek Bersifat Ekuitas selain saham yang diterbitkan oleh Perusahaan Tercatat.

1.1. Komposisi Komite Audit & Keahliannya

Komposisi Komite Audit per 31 Desember 2014

Ketua Daniel Budirahayu

Warga Negara Indonesia. 62 tahun, lahir di Jakarta pada tahun 1952. Pada tahun 1982 beliau memperoleh gelar Bachelor of Business Administration dari Technical College of Cologne Germany. Kemudian beliau menjabat sebagai Management Trainee di European Asian Bank, Hamburg dari tahun 1982 sampai dengan tahun 1984. Pada tahun 1984 beliau dipindahkan ke Deutsche Bank, Jakarta dengan posisi terakhir sebagai Head of Credit Administration sampai dengan 1989. Beliau bekerja di Bank Central Asia sejak 1989 hingga 2003 dengan jabatan terakhir sebagai Head of Corporate Banking. Dari tahun 2003-2005 Beliau sebagai Konsultan Independen di Toronto, Kanada dan mulai tahun 2005 bergabung dengan Bank Mega dengan jabatan terakhir sebagai Direktur Pengelolaan Kredit.

Pada tahun 2012, beliau bergabung di Bank Victoria sebagai Komisaris Utama merangkap Komisaris Independen berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan RUPS Tahunan Nomor 22 tanggal 8 Oktober 2012 dan Nomor 41 tanggal 17 Oktober 2013.

Anggota Tonny Setiadi

Warga Negara Indonesia, 57 tahun, lahir pada tahun 1957. Memiliki pengalaman spesifik Penguji Sertifikasi Profesi Perbankan pada LSPP Bidang Manajemen Risiko tingkat 4 dan 5 untuk pejabat eksekutif, serta tingkat 1 dan 2 untuk Komisaris. Beliau memiliki puncak karir di perbankan sebagai Direktur Kepatuhan PT Bank Yudha Bhakti tahun 2007-2012. Menjabat sebagai Anggota Komite Audit dan Anggota Komite Pemantau Risiko Perusahaan. Beliau bertugas untuk mendukung ketua dalam segala hal yang berkaitan dengan tugas Komite.

Retno Dwijanti Widaningsih

Warga Negara Indonesia, usia 55 tahun, lahir pada tahun 1959. Seorang praktisi perbakan yang memiliki latar belakang pendidikan Program Pengembangan Professional Indonesia Perbankan II dan memiliki pengalaman kerja dalam bidang audit. Puncak karirnya sebagai Vice President, Head of Group Audit Deutsche Bank AG, Jakarta Branch. Bergabung sebagai Anggota Komite Audit sejak Februari 2013, Beliau juga bertugas untuk mendukung ketua dalam segala hal yang berkaitan dengan tugas Komite.

1.2. Independensi Komite Audit

(19)

Good Corporate Governance 2014

16 1.3. Tugas dan Tanggung Jawab Komite Audit

Komite Audit bertugas untuk memberikan pendapat kepada Dewan Komisaris terhadap laporan-laporan atau hal-hal yang disampaikan oleh Direksi kepada Dewan Komisaris, mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian Dewan Komisaris, dan melaksanakan tugas-tugas lain yang berkaitan dengan tugas Dewan Komisaris, antara lain meliputi:

1. Memantau dan melaksanakan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas Satuan Kerja Audit Internal;

2. Melakukan analisis atas pos-pos laporan keuangan yang signifikan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku di Indonesia;

3. Melakukan kajian atas informasi yang terkait dengan penyusunan laporan keuangan yang diterbitkan Bank, termasuk kajian tentang aspek bisnis dan laporan tata kelola Bank yang berkaitan dengan audit dan manajemen risiko;

4. Melakukan kajian atas kesesuaian pelaksanaan audit oleh Kantor Akuntan Publik eksternal dengan prinsip dan standar audit yang berlaku di Indonesia;

5. Melakukan kajian atas pelaksanaan tindak lanjut hasil temuan Satuan Kerja Audit Internal, Audit Eksternal (akuntan publik) maupun hasil pemeriksaan dan pengawasan Bank Indonesia;

6. Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris tentang penunjukkan Akuntan Publik dan kantor Akuntan Publik yang akan melakukan pengujian dan pemeriksanaan Laporan Keuangan Bank, kepada Dewan Komisaris untuk disampaikan guna memperoleh persetujuan pada Rapat Umum Pemegang Saham;

7. Penerapan pelaksanaan pengendalian Internal Bank; 8. Melakukan kosultasi dengan pemeriksa dari Pengawas Bank;

9. Menilai hubungan antara auditor internal maupun eksternal dengan manajemen Bank; 10. Melaporkan kepada Dewan Komisaris, ketua Komite (Komisaris Independen)

melaporkan hasil rapat Komite kepada Dewan Komisaris pada pertemuan/rapat rutin Dewan Komisaris tentang segala hal yang relevan dengan tugas dan tanggung jawab Komite.

1.4. Rapat Komite Audit

Sesuai dengan Piagam Komite Audit, Komite Audit menyelenggarakan rapat sesuai dengan kebutuhan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam 3 (tiga) bulan yang dipimpin oleh ketua Komite Audit. Keputusan Rapat Komite Audit diambil berdasarkan musyawarah mufakat. Selama tahun 2014, Komite Audit telah menyelenggarakan 11 (sebelas) kali rapat dengan tingkat kehadiran sebagai berikut:

Selain mengadakan rapat internal, sepanjang 2014 Komite Audit juga melaksanakan rapat pembahasan bersama dengan Satuan Kerja Audit Internal (SKAI) sebanyak 3 (tiga) kali rapat dengan agenda pembahasan terkait RefreshmentRisk Based Audit, Tindak lanjut temuan OJK atas pemeriksaan kredit cabang dan Tindak lanjut temuan OJK atas pemeriksaan operasional

Nama

Rapat Komite Audit

Kehadiran

Jumlah Total %

Daniel Budirahayu 11 100%

Tonny Setiadi 11 100%

(20)

Good Corporate Governance 2014

Bank. Rapat dengan Akuntan Publik terkait pembahasan laporan perkembangan observasi dan pengujian pengendalian internal. Tingkat kehadiran rapat tiap-tiap anggota Komite Audit dalam rapat-rapat dengan SKAI selama 2014 adalah 100%.

1.5. Program Kerja dan Realisasinya

Sepanjang tahun 2014, Komite Audit telah melakukan pekerjaan sebagai berikut:

1. Memberikan masukan kepada Dewan Komisaris terkait aktivitas operasional Bank melalui memo intern;

2. Menyampaikan laporan tahunan atas hasil kerja Komite Audit periode 2013 kepada Dewan Komisaris;

3. Membahas rencana kerja Komite Audit untuk tahun buku 2014; 4. Review hasil Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) SKAI;

5. Memberikan rekomendasi telaahan hasil LHP SKAI; 6. Melakukan telaah atas Laporan Keuangan Bank; 7. Melakukan telaah atas laporan Kepatuhan;

8. Melakukan telaah atas pencapaian dibandingkan Rencana Bisnis Bank (RBB);

9. Memastikan penerapan fungsi pengendalian internal pasa seluruh aktivitas operasional Bank;

10. Menyampaikan pendapat atas potensi risiko yang dapat dialami Bank, baik pada aktivitas operasional Banl maupun perkreditan;

11. Melakukan evaluasi atas perencanaan dan pelaksanaan audit serta memantau tindak lanjut hasil audit;

12. Memberikan rekomendasi terkait penunjukkan Kantor Akuntan Publik untuk melakukan general audit atas Laporan keuangan PT Bank Victoria International Tbk. dan anak perusahaan.

2. KOMITE PEMANTAU RISIKO

Komite Pemantau Risiko Bank Victoria dibentuk berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum, telah diubah dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/14/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006.

2.1. Komposisi Komite Pemantau Risiko dan Keahliannya

Komposisi Komite Pemantau Risiko per 31 Desember 2014

Ketua Zaenal Abidin Ph.D

Warga Negara Indonesia, 51 tahun, lahir di Sukabumi pada tahun 1963. Memperoleh gelar Master Manajemen dari ASIAN Institute of Management (AIM), Filipina pada tahun 1997 dan memperoleh gelar

(21)

Good Corporate Governance 2014

18

Keputusan RUPS Tahunan Nomor 22 tanggal 8 Oktober 2012 dan Nomor 41 tanggal 17 Oktober 2013.

Anggota Tonny Setiadi

Profil dapat dilihat pada profil Komite Audit

Retno Dwijanti Widaningsih

Profil dapat dilihat pada profil Komite Audit

2.2. Independensi Komite Pemantau Risiko

Jumlah anggota Komite, yang berasal dari Komisaris Independen dan Pihak Independen berjumlah lebih dari 51% dari keseluruhan anggota pada masing-masing Komite.

2.3. Tugas dan Tanggung Jawab Komite Pemantau Risiko

Komite Pemantau Risiko memiliki tugas dan tanggung jawab, meliputi:

1. Memantau dan melaksanakan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas Satuan kerja Manajemen Risiko dan hasil telaahan Komite Manajemen Risiko;

2. Melakukan evaluasi tentang kesesuaian antara kerangka kebijakan manajemen risiko Bank dengan pelaksanaan kebijakan manajemen risiko tersebut;

3. Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris hasil analisis dan pemantauan terhadap penerapan manajemen risiko Bank;

4. Mengkaji penerapan kebijakan manajemen risiko Bank, (risk appetite) yang ditetapkan dan risk tolerance yang dilaksanakan;

5. Mengkaji proses yang dilakukan secara terus menerus dalam penerapan pengendalian internal Bank dalam area pengendalian risiko yang utama

6. Mengkaji indentifikasi risiko financial dan non financial yang terkait dengan fungsi

dan aktifitas operasional Bank

7. Menilai hubungan antara auditor internal maupun eksternal dengan manajemen Bank

8. Memantau laporan terhadap kepatuhan yang diwajibkan, terkait dengan kebijakan manajemen risiko dan kerangka manajemen risiko

9. Melaporkan kepada Dewan Komisaris , Ketua Komite (Komisaris Independen) melaporkan hasil rapat Komite kepada Dewan Komisaris pada pertemuan / rapat rutin Dewan Komisaris tentang segala hal yang relevan dengan tugas dan tanggung jawab Komite

2.4. Rapat Komite Pemantau Risiko

Komite Pemantau Risiko melakukan pertemuan sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan, dengan beberapa ketentuan sebagai berikut:

Rapat diadakan sesuai dengan keperluan Bank, sekurang-kurangnya setiap 3 (tiga) bulan sekali.

Sekretaris Komite atapun setiap anggota dapat mengusulkan untuk diadakan Rapat Komite.

Komite dapat mengundang Satuan Kerja Manajemen Risiko dan atau Direktur yang membawahi Manajemen Risiko Bank.

Rapat Komite hanya dapat dilaksanakan jika dihadiri oleh paling kurang 51% (lima puluh satu per seratus) dari jumlah anggota termasuk seorang Komisaris Independen dan Pihak Independen.

(22)

Good Corporate Governance 2014

Keputusan komite dianggap sah jika rapat Komite dihadiri oleh anggota dari independen.

Hasil rapat dituangkan dalam risalah rapat dan didokumentasikan dengan tertib. Perbedaan pendapat (dissenting opinions) yang terjadi dalam rapat komite, wajib dicantumkan secara jelas dalam risalah rapat berserta alasan perbedaan pendapat tersebut.

Rapat Komite Pemantaun Risiko tahun 2014

3. KOMITE NOMINASI DAN REMUNERASI

3.1. Komposisi dan Keahlian Komite Nominasi dan Remunerasi

Komite Nominasi dan Remunerasi Bank Victoria dibentuk berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum, telah diubah dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/14/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006.

Komposisi Komite Nominasi dan Remunerasi per 31 Desember 2014

Ketua Gunawan Tenggarahardja

Warga Negara Indonesia, 59 tahun, lahir di Malang pada tahun 1955. Memperoleh gelar Sarjana Teknik Sipil dari Institut Teknologi Bandung pada tahun 1981. Memulai karir di Schlumberger OSA sebagai

International Field Engineer 1 pada tahun 1982-1984. Pada tahun 1985-1988, beliau menjabat sebagai Assistant Manager di PT Bank Bali. Selanjutnya, beliau menjabat sebagai General Manager PT Sampoerna Transport Nusantara tahun 1989-1992 dan menjabat sebagai Direktur Eksekutif pada PT Duta Pertiwi Tbk. tahun 1992-1996. Pada tahun 1996-1998, beliau menjabat sebagai Direktur di PT Bhuwanatala Indah Permai Tbk. Menjabat sebagai Komisaris utama PT Sigma Karya Sempurna (Bali Camp) pada tahun 1998-2004 dan sebagai Komisaris Independen PT Jakarta Setiabudi International Tbk. sejak tahun 2004 sampai sekarang. Pada tahun 2003, beliau diangkat sebagai Komisaris Bank Victoria sampai tahun 2007. Pada tahun 2007, beliau diangkat kembali sebagai Komisaris merangkap Komisaris Independen Bank Victoria berdasarkan Akta Berita Acara RUPS Luar Biasa Nomor 48 tanggal 19 Desember 2007, Akta Pernyataan Keputusan RUPS Tahunan Nomor 82 tanggal 25 Juni 2010 yang dinyatakan kembali dengan Akta Pernyataan Kembali RUPS Tahunan Nomor 24 tanggal 21 Oktober 2010, serta berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan RUPS Tahunan Nomor 41 tanggal 17 Oktober 2013.

Anggota Suzanna Tanojo

Warga Negara Indonesia, 56 tahun, lahir di Tulung Agung pada tahun 1958. Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Airlangga, Surabaya pada tahun 1982. Memulai karir di PT Unggul Indah Corporation Nama

Rapat Komite Pemantau Risiko

Kehadiran

Jumlah Total %

Zaenal Abidin Ph.D 6 100%

Tonny Setiadi 6 100%

(23)

Good Corporate Governance 2014

20

Tbk. dengan jabatan terakhir sebagai Chief Financial Officer pada tahun 1986-1995. Beliau kemudian berkiprah pada PT Apac Inti Corpora dan PT Apac Citra Centertex Corporation Tbk. dengan jabatan terakhir sebagai

Chief Financial Officer pada tahun 1995-2003, serta pada PT Bhuwanatala Indah Permai Tbk. dengan jabatan terakhir sebagai Chief Financial Officer

pada tahun 1996-2003. Pada tahun 2006-2007, beliau menjabat sebagai Anggota Komisaris PT Victoria Sekuritas dan pada tahun 2007-2012, beliau menjabat sebagai Komisaris Utama PT Victoria Sekuritas. Beliau juga merupakan pengusaha yang bergerak di bidang Industri tekstil, industri kimia, properti dan keuangan yang berada dalam kelompok grup Victoria sejak tahun 1995. Dari tahun 2012 hingga sekarang, beliau menjabat sebagai Komisaris Utama PT Victoria Investama. Sejak 2006, beliau menjabat sebagai Komisaris Bank Victoria berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan RUPS Luar Biasa Nomor 06 tanggal 7 Februari 2006, Akta Pernyataan Keputusan RUPS Tahunan Nomor 48 tanggal 24 Mei 2007, Akta Pernyataan Keputusan RUPS Tahunan Nomor 82 tanggal 25 Juni 2010 yang dinyatakan kembali dengan Akta Pernyataan Kembali RUPS Tahunan Nomor 24 tanggal 21 Oktober 2010, serta berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan RUPS Tahunan Nomor 41 tanggal 17 Oktober 2013.

Syahda Candra

Warga Negara Indonesia. Usia 41 tahun, lahir di Jakarta pada tahun 1974. Memperoleh gelar Sarjana Psikologi Industri dari Universitas Persada Indonesia Y.A.I Jakarta pada tahun 1998. Memulai karirnya di PT Bank Ekonomi sebagai Senior Staff Human Resource Department (Recruitment and Man power) sejak tahun 1997 hingga tahun 2000. Kemudian pada tahun 2001 hingga Juni 2002, Beliau menjabat sebagai Assistant Manager Human Resource Department pada PT Hawaii Confectionery Factory. Selanjutnya, Beliau menjabat sebagai Supervisor Human Resource Department pada PT JS Multi Collection, sejak tahun 2002 hingga 2003. Bergabung dengan Perusahaan di tahun 2003 dengan menduduki posisi sebagai Division Head of Human Resource & General Administration. Dan terakhir, sejak tahun 2012 hingga saat ini, Beliau menjabat sebagai

Division Head of Human Capital Management sekaligus dipercaya untuk menduduki posisi sebagai anggota Komite Nominasi dan Remunerasi PT Bank Victoria International Tbk.

3.2. Tugas dan Tanggung Jawab Komite Nominasi dan Remunerasi

Komite Nominasi dan Remunerasi memiliki tugaspp dan tanggung jawab, meliputi:

1. Melakukan evaluasi terhadap kebijakan remunerasi dan memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai kebijakan remunerasi bagi Dewan Komisaris dan Direksi untuk disampaikan kepada Rapat Umum Pemegang Saham; dan kebijakan remunerasi bagi Pejabat Eksekutif dan pegawai secara keseluruhan untuk disampaikan kepada Direksi;

2. Memperhatikan kinerja keuangan dan pemenuhan cadangan, prestasi kerja individu, kewajaran dengan peer group, serta pertimbangan sasaran dan strategi jangka panjang Bank;

3. Menyusun dan memberikan rekomendasi mengenai sistem serta prosedur pemilihan atau penggantian anggota Dewan Komisaris dan Direksi, serta calon anggota Dewan Komisaris dan Direksi kepada Dewan Komisaris untuk disampaikan kepada Rapat Umum Pemegang Saham.

4. Membantu Dewan Komisaris untuk memberikan rekomendasi tentang jumlah anggota Dewan Komisaris dan Direksi.

(24)

Good Corporate Governance 2014

3.3. Rapat Komite Nominasi dan Remunerasi

Komite Nominasi dan Remunerasi menyelenggarakan rapat sesuai dengan kebutuhan yang dipimpin oleh ketua Komite Nominasi dan Remunerasi. Keputusan Rapat Komite Nominasi dan Remunerasi diambil berdasarkan musyawarah mufakat.

Selama tahun 2014, Komite Nominasi dan Remunerasi telah menyelenggarakan 7 kali rapat dengan tingkat kehadiran sebagai berikut:

3.4. Pelatihan Komite Nominasi dan Remunerasi

Di tahun 2014, anggota Komite Nominasi dan Remunerasi diberikan kesempatan untuk mengikuti dan berpartisipasi dalam berbagai pelatihan serta seminar sebagai berikut:

Materi Pelatihan Tanggal Pelatihan Pelaksana Peserta dari anggota Komite Training Refreshment

Sertifikasi Management Risiko Level Eksekutif

10 Desember 2014 PT Arfaidhams Secret, Jakarta

Gunawan

Tenggarahardja Suzanna Tanojo

3.5. Pelaksanaan Tugas

Sepanjang tahun 2014, Komite Nominasi dan Remunerasi telah melaksanakan tugas sebagai berikut:

1. Mengevaluasi Pedoman Penilaian Konduite dan Kinerja sebagai Dasar Remunerasi; 2. Merumuskan kebijakan Pedoman Gratifikasi bagi Pengurus dan Pegawai Bank untuk

direkomendasikan kepada Dewan Komisaris;

3. Melakukan evaluasi atas struktur organisasi Bank Victoria; 4. Melakukan evaluasi kinerja Dewan Komisaris dan Direksi;

5. Mengevaluasi kecukupan susunan Pengurus Bank dan Pejabat Eksekutif.

B. KOMITE – KOMITE DI BAWAH DIREKSI

Dalam menjalankan tugasnya, Direksi dibantu oleh komite-komite yang bertugas untuk memberikan saran dan rekomendasi yang berhubungan dengan kebijakan-kebijakan dan arahan-arahan Direksi.

1. KOMITE MANAJEMEN RISIKO (KMR)

1.1. Susunan Anggota Komite Manajemen Risiko

Adalah komite eksekutif yang dibentuk oleh Direksi Bank sebagai wadah pengambilan keputusan dan pengevaluasian pelaksanaan, pengelolaan melalui perumusan kebijakan, strategi dan sasaran dalam bidang Manajemen Risiko. Keanggotaan Komite Manajemen Risiko umumnya bersifat tetap namun dapat ditambah dengan anggota tidak tetap sesuai dengan kebutuhan Bank. Keanggotaan Komite Manajemen Risiko paling kurang terdiri dari mayoritas Direksi dan Pejabat Eksekutif terkait.

Komite Manajemen Risiko Bank memiliki susunan anggota yang diangkat oleh Direksi, yaitu:

Nama

Rapat Komite Nominasi & Remunerasi Kehadiran

Jumlah Total %

Gunawan Tenggarahardja 7 100%

Suzanna Tanojo 7 100%

(25)

Good Corporate Governance 2014

22 Ketua Direktur Kepatuhan & Manajemen Risiko

Anggota Tetap Seluruh anggota Direksi

Kepala Divisi Manajemen Risiko (Sekretaris) Kepala Divisi SKAI

Anggota Tidak Tetap Seluruh Kepala Divisi

1.2. Tugas dan Tanggung Jawab Komite Manajemen Risiko

1. Menyusun kebijakan Manajemen Risiko serta perubahannya, termasuk strategi Manajemen Risiko, tingkat Risiko yang diambil dan toleransi Risiko, kerangka Manajemen Risiko serta rencana kontinjensi untuk mengantisipasi terjadinya kondisi tidak normal; 2. Menyempurnakan proses Manajemen Risiko secara berkala maupun bersifat insidentil

sebagai akibat dari suatu perubahan kondisi eksternal dan internal Bank yang mempengaruhi kecukupan permodalan, profil Risiko Bank, dan ketidakefektifan penerapan ManajemenRisiko berdasarkan hasil evaluasi;

3. Penetapan kebijakan dan/atau keputusan bisnis yang menyimpang dari prosedur normal, seperti pelampauan ekspansi usaha yang signifikan dibandingkan dengan rencana bisnis Bank yang telah ditetapkan sebelumnya, atau pengambilan posisi/eksposur risiko yang melampaui limit yang telah ditetapkan.

4. Mengawasi pelaksanaan Enterprise Risk Management melalui metodologi pengukuran risiko yang tepat di seluruh lini usaha serta evaluasikinerja yang berbasis risiko.

1.3. Rapat Komite Manajemen Risiko

Dalam melaksanakan tugasnya, Komite Manajemen Risiko melakukan pertemuan berkala (bulanan) atau sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan, dengan beberapa ketentuan sebagai berikut:

Rapat dipimpin oleh Direktur Kepatuhan & Manajemen Risiko selaku Ketua Komite. Dalam hal Direktur Kepatuhan & Manajemen Risiko berhalangan hadir, rapat dipimpin oleh seorang anggota Komite.

Rapat Komite hanya dapat dilaksanakan apabila dihadiri sekurang-kurangnya 51% dari anggota tetap.

Apabila terdapat perbedaan pendapat (dissenting opinion) dan/atau benturan kepentingan (conflict of interest) yang terjadi dalam rapat, dicantumkan dalam notulen rapat beserta alasan perbedaan atau kepentingan tersebut minimal nama pihak yang memiliki conflict of interest dan masalah pokok benturan kepentingan.

Selama tahun 2014, Komite Manajemen Risiko Bank telah menyelenggarakan pertemuan sebanyak 12 (dua belas) kali pertemuan dan telah memenuhi kuorum Komite dengan pembahasan agenda, antara lain:

Arahan Komite Manajemen Risiko sebelumnya;

Makro ekonomi, antara lain indikator-indikator makro dan mikro serta indikator perekonomian lainnya;

Early Warning Makro Ekonomi terhadap Potensi Risiko Bank;

Tingkat Kesehatan Bank dengan metode (Risk Based Banking Rating – RBBR) sesuai ketentuan Bank Indonesia khususnya terkait dengan penilaian terhadap Profil Risiko;

Rekomendasi Komite Manajemen Risiko.

1.4. Program & Realisasi Kerja Tahun 2014

Pelaksanaan Tugas Komite Manajemen Risiko tahun 2014 sebagai berikut:

(26)

Good Corporate Governance 2014

2. Melakukan pengkinian terhadap Kebijakan dan Pedoman Manajemen Risiko Umum serta Prosedur Penilaian Profil Risiko yang disesuaikan dengan kompleksitas dan karakteristik Bank;

3. Melakukan evaluasi secara berkala (periodik) terhadap parameter risiko inheren Bank sesuai dengan kompleksitas dan karakteristik Bank;

4. Meningkatkan budaya risiko pada seluruh jenjang organisasi Bank;

5. Meningkatkan Kualitas Penerapan Manajemen Risiko dari waktu ke waktu sesuai dengan kompleksitas dan Karakterisitik Bank;

6. Melakukan kajian kecukupan modal terkait dengan rencana pembukaan kantor cabang sesuai ketentuan Bank Indonesia dan telah disampaikan kepada Bank Indonesia; 7. Melakukan kajian penyediaaan dana baik kredit dan treasury;

8. Melakukan kajian terhadap produk dan aktivitas baru; 9. Melakukan kajian lainnya terkait peningkatan eksposur risiko;

10. Melakukan opini manajemen risiko terhadap pembuatan aplikasi/sistem maupun terkait dengan kegiatan operasional lainnya;

11. Melakukan stress-test untuk memperhitungkan perkiraan penurunan modal akibat fluktuasi nilai mark to market surat berharga dan menyampaikan laporan secara berkala sebagai early warning system risiko pasar;

12. Melakukan stress-test untuk memperhitungkan perkiraan penurunan modal akibat kenaikan NPL secara berkala sebagai early warning system risiko kredit;

13. Melakukan stress-test untuk memperhitungkan perkiraan penurunan modal akibat perubahan Rate Sensitive Asset/Rate Sensitive Liabilities secara berkala sebagai early warning system risiko pasar;

14. Melakukan stress-test Dana Pihak Ketiga yang bersifat Un-Stable Funds secara berkala sebagai early warning system risiko likuiditas;

15. Melakukan Risk Assessment Kredit per sektor Ekonomi untuk melihat signifikasi, kosentrasi, dan pergerakan NPL dan menyampaikan secara berkala kepada divisi kredit; 16. Melakukan pemantauan risiko operasional melalui perangkat Operational Risk

Management (ORM);

17. Melakukan pemantauan risiko baik per jenis risiko maupun secara konsolidasi.

2. KOMITE KEBIJAKAN PERKREDITAN

Merupakan komite yang membantu Direksi dalam merumuskan kebijakan, mengawasi pelaksanaan kebijakan, memantau perkembangan dan kondisi portofolio perkreditan serta memberikan saran-saran langkah perbaikan.

2.1. Tugas dan Tanggung Jawab Komite Kebijakan Perkreditan

1. Memberikan masukan kepada Direksi dalam rangka penyusunan Kebijakan Perkreditan Bank (KPB), terutama yang berkaitan dengan perumusan prinsip kehati-hatian dalam perkreditan Bank.

2. Mengawasi agar kebijakan perkreditan Bank dapat diterapkan dan dilaksanakan secara konsekuen dan konsisten serta merumuskan pemecahan apabila terdapat hambatan/kendala dalam penerapan KPB.

3. Melakukan kajian terhadap kebijakan perkreditan Bank dan memberikan saran kepada Direksi apabila diperlukan perubahan kebijakan perkreditan Bank.

(27)

Good Corporate Governance 2014

24

a. Perkembangan dan kualitas portofolio perkreditan secara keseluruhan; b. Kebenaran pelaksanaan kewenangan memutus kredit;

c. Kebenaran proses pemberian kredit, perkembangan dan kualitas yang diberikan kepada pihak yang terkait dengan Bank dan Debitur-Debitur Besar;

d. Kebenaran pelaksanaan ketentuan batas maksimum pemberian kredit;

e. Ketaatan terhadap ketentuan perundang-undangan dan peraturan lainnya dalam

pelaksanaan pemberian kredit;

f. Penyelesaian kredit bermasalah sesuai dengan yang diterapkan dalam kebijakan perkreditan Bank;

g. Upaya Bank dalam memenuhi kecukupan jumlah penyisihan penghapusan kredit.

2.2. Pelaksanaan Tugas Komite Kebijakan Perkreditan

Pelaksanaan tugas Komite Kebijakan Perkreditan sebagai berikut:

1. Memberikan masukan dalam penyempurnaan kebijakan perkreditan Bank Victoria; 2. Melaksanakan pengawasan terhadap implementasi kebijakan perkreditan Bank Victoria; 3. Melakukan evaluasi kebijakan perkreditan Bank Victoria secara berkala sesuai dengan

perkembangan ekonomi dan pasar;

4. Memberikan saran dan pertimbangan kepada Direksi terkait pelaksanaan kebijakan perkreditan Bank Victoria

2.3. Rapat Komite Kebijakan Perkreditan

Dalam melaksanakan tugasnya, Komite Kebijakan Perkreditan melakukan pertemuan berkala atau sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan dan situasi ekonomi yang berkembang di pasar. Komite Kebijakan Perkreditan telah melaksanakan 6 (enam) kali rapat selama tahun 2014.

3. ASSETS AND LIABILITY MANAGEMENT COMMITEE (ALCO)

Merupakan Executive Committee yang berfungsi sebagai wadah penganalisa/pengevaluasi pelaksanaan pengelolaan asset and liabilities dan pengambilan keputusan dengan merumuskan kebijakan, strategi dan sasaran dalam rangka Asset Liability Management (ALMA).

Asset and Liability Committee Support (ALCO Support) adalah satuan kelompok kerja yang berfungsi membantu kegiatan ALCO, yang tugas utamanya adalah mendapatkan, mengolah, menganalisa dan merumuskan keseluruhan data asset and liabilities untuk kemudian diserahkan kepada ALCO.

3.1. Susunan Anggota Komite ALCO

Ketua Direktur Utama

Sekretaris Kepala Divisi Manajemen Risiko

Anggota Tetap 1. Seluruh Direksi

2. Seluruh Group Head & Kepala Divisi pada Direktorat Wakil Direktur Utama 3. Seluruh Kepala Divisi pada Direktorat Business

4. Seluruh Kepala Divisi pada Direktorat Treasury, FI & Capital Market (kecuali Kepala Divisi HCM)

(28)

Good Corporate Governance 2014

Ketua Direktur Utama

Anggota Tidak Tetap

Divisi atau Unit Kerja Lainnya di luar anggota tetap

3.2. Tugas dan Tanggung Jawab ALCO

1. Memantau dan memperhatikan struktur Neraca dan memaksimumkan profitabilitas. 2. Merencanakan, menetapkan dan mengendalikan sumber danpenggunaan dana Bank. 3. Menetapkan tingkat suku bunga kredit maupun pendanaan.

4. Melakukan evaluasi anggaran dan realisasi Laporan KeuanganBank dengan memperhatikan indikator-indikator/risiko Bank.

5. Merumuskan, menetapkan dan mengevaluasi kebijakan,strategi dan sasaran dalam bidang-bidang ALMA, yaitu:

Manajemen Strategi;

Manajemen Likuiditas;

Manajemen Gap;

Manajemen 'Pricing’;

Memantau dan memperhatikan perkembangan kondisi ekonomi mikro maupun

makro, seperti inflasi, nilai tukar dan perkembangan suku bunga yang dapat mempengaruhi kinerja Bank.

3.3. Rapat Komite ALCO

ALCO melakukan pertemuan sekurang-kurangnya sekali dalam 1 (satu) bulan atau sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan. Setiap hasil rapat dituangkan dalam notulen atau risalah rapat yang dilengkapi dengan daftar hadir peserta.

Komite ALCO sepanjang tahun 2014 telah mengadakan rapat sebanyak 15 (lima belas) kali pertemuan yang dihadiri oleh anggota Komite untuk membahas agenda, antara lain:

Analisis kinerja keuangan yang mencakup perbandingan antara kinerja keuangan bulan yang bersangkutan dengan bulan sebelumnya.

Pencapaian/realisasi target yang telah ditentukan di dalam Rencana Bisnis Bank.

Mengevaluasi perkembangan dan prospek indikator- indikator ekonomi dan menganalisis dampaknya terhadap posisi simpanan, kredit dan profitabilitas Bank.

Pengelolaan tingkat suku bunga baik untuk lending maupun funding.

Pengelolaan tingkat likuiditas bank dalam rangka menjaga tingkat likuiditas yang

optimum dan ketentuan Bank Indonesia.

Gap maturity.

Mengawasi risiko-risiko likuiditas dan struktur neraca Bank.

3.4. Pelaksanaan Tugas ALCO

Pelaksanaan tugas tahun 2014 sebagai berikut:

1. Menganalisis kinerja keuangan yang mencakup perbandingan antara kinerja keuangan

bulan yang bersangkutan dengan bulan sebelumnya;

2. Mengevaluasi perkembangan dan prospek indikator-indikator ekonomi dan menganalisis dampaknya terhadap posisi simpanan, kredit dan profitabilitas Bank; 3. Mengelola tingkat likuiditas Bank dalam rangka menjaga tingkat likuiditas yang sehat

dan sesuai ketentuan Bank Indonesia;

4. Mengawasi risiko-risiko likuiditas dan struktur neraca Bank; 5. Menjaga tingkat profitabilitas bank pada tingkat yang sehat;

Gambar

Tabel Kepemilikan Saham Direksi

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan latar belakangnya yang telah dijelaskan bahwa walaupun Tari Tradisional ini sampai sekarang masih bisa dipelajari di Sekolah-Sekolah maupun sanggar seni tetapi

Pada Sistem Informasi Pembayaran SPP ini mencetak laporan dengan menggunakan aplikasi bawaan pada visual basic 6.0 yaitu Data Report, Data Report merupakan sebuah aplikasi

Mahasiswa kebidanan harus mempunyai kemampuan hard skills dan soft skills yang unggul untuk bisa menjadi bidan profesional yang kompeten mampu memberikan intervensi

Bagi pelajar yang mengikuti program secara Pendidikan Jarak Jauh (PJJ), tempoh penangguhan yang dibenarkan ialah tidak melebihi enam (6) semester sepanjang pengajian. Pelajar

Kelebihan catatan tubuh adalah kemudahan bagi pembaca dalam mengecek sumber sebuah kutipan yang langsung terdapat sebelum atau setelah kutipan tersebut, tanpa

perisytiharan yang mewujudkan, mengawal, atau menyentuh perkara itu, Majlis hendaklah menjadi pemegang amanah yang tunggal bagi semua wakaf, sama ada wakaf am atau wakaf khas,

Berikut ini yang bukan faktor pendorong masuk dan berdirinya perusahaan asing di Indonesia adalah ..... tenaga kerja

Sasaran sekunder dalam adalah masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, serta orang-orang yang memiliki kaitan serta berpengaruh penting dalam kegiatan ini, dengan