Menghitung Zakat Profesi
Yth. Dewan Syariah Lazis Muhammadiyah Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Saya sering mendengar istilah zakat profesi, padahal pada masa Rasululah zakat profesi tidak ada. Apa yang dimaksud dengan zakat profesi? Berapa zakat yang harus saya keluarkan sebagai seorang pegawai negeri yang gajinya perbulan Rp.1.500.000,-dan bagaimana cara menghitungnya?
Wassalam
Ahmad Muzaki, Kediri Jatim.
Jawaban
Hasil profesi (PNS, konsultan, dokter, pengacara, dll) merupakan sumber pendapatan (kasab) yang tidak banyak dikenal pada masa salaf. Karena itu, tidak banyak dibahas, khususnya yang berkaitan dengan zakat. Hal ini berbeda dengan bentuk kasab yang lain seperti pertanian, peternakan, perniagaan dll. Namun bukan berarti harta yang diperoleh dari hasil profesi bebas dari zakat, sebab hakekat zakat adalah pungutan harta yang diambil dari orang-orang kaya untuk dibagikan kepada orang-orang miskin diantara mereka sesuai dengan ketentuan syara’.
Jadi apabila seseorang dengan hasil profesinya pada waktu menerima atau setelah dikumpulkan 1 tahun mencapai nisab seharga 85 gram emas murni, maka wajib atas pendapatannya itu zakat. Akan tetapi jika hasilnya tidak mencapai seharga 85 gram emas murni dikurangi kebutuhan (dan keluarganya), maka ia menjadi mustahiq (penerima zakat).
Zakat profesi memang dahulu belum dikenal dalam khasanah keilmuan Islam, sedangkan hasil profesi yang berupa harta dapat dikategorikan berdasarkan qiyas atau kemiripan (syabbah) terhadap karakteristik harta zakat yang telah ada, yakni: (1).Model memperoleh harta profesi mirip dengan panen (hasil pertanian) sehingga waktu pengeluarannya pada saat panen. (2). Besarnya (nishab) zakat profesi diqiyaskan dengan zakat emas yaitu senilai 85 gram emas murni. (3). Model bentuk harta yang diterima sebagai penghasilan berupa uang, sehingga dapat diqiyaskan dalam zakat harta (simpanan/kekayaan) berdasarkan kadar zakat yang harus dibayarkan yakni 2,5%.
Dasar perintah mengeluarkan zakat profesi ini adalah Q Surat Al Baqarah ayat 267, yakni perintah untuk mengeluarkan hasil kasab (usaha, profesi). Karenanya ulama kontemporer memandang adanya zakat profesi. Jadi, hasil profesi seseorang apabila telah memenuhi ketentuan wajib zakat, maka wajib hukumnya untuk menunaikan zakat.
Contoh menghitung zakat profesi
Ahmad Muzaki adalah seorang pegawai negeri yang berdomisili di Kediri. Ia memiliki seorang istri dan dua orang anak yang masih kecil. Penghasilannya perbulan sebesar Rp.1.500.000,-.
Penghitungan zakatnya
Gaji Rp.1.500.000/bulan.
Maka jika gajinya Pak Ahmad Muzaki perbulan Rp.1.500.000, cakat yang harus dikeluarkan adalah 2,5% x 1.500.000,- = Rp.37.500,-.