SAYYID KUTB ATAS AYAT-AYAT TENTANG SYIRIK)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Akhir Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata
Satu (S-1) dalam Ushuluddin dan Filsafat
Oleh:
HERU BADARUDIN
NIM: E03212050
PRODI ILMU AL-
QUR’AN DAN
TAFSIR
FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SUNAN AMPEL
SURABAYA
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
xii
ABSTRAK
Nama :
Heru Badarudin
NIM :
E03212050
Judul :
konskuensi
Konsep Syirik Dalam Al-
Qur’an (Studi Komperatif Penafsiran Ibnu
Katsir Dan Sayid Kutub Atas Ayat-Ayat Tentang Syirik)
Dosen Pembimbing:
H. Mutamakkin Billa,Lc,M.Ag
Seorang mufasir memberikan penjelasan yang sederhana tentang konsep syirik
dalam tafsirnya dengan nuansa kedaerahan yang melingkupinya yang berlatar belakang
masyarakatnya tersebut. Syirik sebagai sebuah perilaku terus mengalami perubahan
bentuk dan modelnya seiring dengan perubahan dinamika kehidupan masyarakat yang
secara substansinya tidak mengalami perubahan, dengan demikian perlu diketahui
sejauh mana Ibnu Kathir Dan Sayyi Kutb menjelaskan konsep syirik melalui
penafsirannya dengan nuansa lokalitas yang dimilikinya. Karena Ibnu Kathir merupakan
nama yang masyhur kepiawaiannya dalam menjelaskan ayat-ayat Al-Qur'an dengan
sebuah karya Tafsir ibnu katsir sebagai tafsir khas lokal yang terkenal hingga saat ini.
Kemudian mencoba untuk dikontekskan dengan masa kekinian. Berangkat dari hal
tersebut menjadi ketertarikan tersendiri bagi penulis untuk mengkaji sejauh mana
penafsiran Ibnu Kathir dalam menafsirkan ayat-ayat tentang syirik dengan nuansa
lokalitas yang mengitarinya.
Sehingga Sayyid Kutb juga mempunuai sebuah karya Tafsir
Fi Dzilalil Qur’an
.
Kitab ini mempunyai metode yang unik yaitu menafsirkan Al-
Qur’an dengan Al
-Qur’an, tafsir ini tergolong tafsir bil ma’tsur. Selain itu kitab ini juga dijadikan bahan
rujukan oleh banyak ulama baik sebelum maupun sesudah beliau wafat. Term Dzilal
yang berarti “naungan” sebagai judul utama tafsir Sayyid Qutb, memiliki hubungan
langsung dengan kehidupannya. Sebagai catatan mengenai riwayat hidup Sayyid Qutb,
dan juga telah disinggung pada uraian yang lalu bahwa dia sejak kecilnya telah
menghafal al-
qur’an, dan dengan kepakarannya dalam bidang sastra, dia memahami al
-qur’an secara baik dan benar dengan kepakarannya itu, serta segala kehidupannya selalu
mengacu pada ajaran al-
qur’an. Oleh karena itu, Sayyid Qutb menganggap bahwa hidup
dalam naungan al-
ur’an sebagai suatu kenikmatan.
Selanjutnya, bila karya
Tafsir Fi Dzilalil Qur’an
dicermati aspek-aspek
metodologisnya, ditemukan bahwa karya ini menggunakan metode tahlily, yakni
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
xiii
aspeknya secara runtut, sebagaimana yang tersusun dalam mushaf. Dalam tafsirnya,
diuraikan korelasi ayat, serta menjelaskan hubungan maksudayat-ayat tersebut satu
sama lain. Begitu pula, diuraikan latar belakang turunnya ayat (sebab nuzul), dan
dalil-dalil yang berasal dari al-
qur’an, rasul, atau sahabat, dan para tabi’in, yang disertai
dengan pemikiran rasional (ra’yu).
Adapun rujukan utama Sayyid Qutb dalam mengutip
pendapat-pendapat ulama, adalah merujuk pada beberapa karya tafsir ulama yang
diklaim sebagai karya tafsir bi al-
ma’tsur kemudian merujuk juga pada karya tafsir bi al
-ra’y. dari sini dapat dipahami bahwa metode penafsiran Sayyid Qutb, juga tidak terlepas
dari penggunaan metode tafsir muqaran.
Perbedaan dan persamaan antara kedua mufasir sangat di pentingkan. Karena
dalam pembahasan tentantang syirik mufasir ada perbedaan-perbedaan dalam
menafsirkan ayat, menurut Ibnu Katsir syirik akan di ampini oleh Allah SWT, dengan
syarat jika hamba yang melakukan dosa tersebut bertaubat kepadanya. Syririk tersebut
ada dua yaitu syirik kecil dan syirik besar. Sedangkan menurut sayyid kutb masih
membendakan lagi antara syirik kecil dengan syirik besar. Syirik kecil yaitu: Syirik
zhahir
(nyata), Syirik
khafi
(tersembunyi), semua perkataan dan perbuatan yang akan
membawa seseorang kepada kemusyrikan. Syirik kecil termasuk perbuatan dosa yang di
khawatirkan akan menghantarkan pelakunya kepada syirik besar. Tetapi masih ada
ampunan. Sedangkan syirik
besar semisal: syirik do’a,
syirik niat, syirik ketaatan dan
syirik mahabbah (kecintaan), masih ada ampunan tidak akan di ampuni meskipun
malakukan taubat. Mengapa demikian, agar seorang hamba tidak akan melakukan dosa
besar (syirik). Tidak akan di ampuni karena sangat melanggar ketentuan Allah SWT.
Tentu ini sebagai implementasi dari janji Allah akan kemurahannya dalam
pengampunan (al-Zumar:53). Kaitannya dengan ini, bentuk dosa bermacam-macam dari
dosa yang dianggap ringan sampai pada dosa yang berbobot besar.
xiv
DAFTAR ISI
SAMPUL DALAM
...
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING
...
ii
PENGESAHAN PENGUJI SKRIPSI
...
iii
PERNYATAAN KEASLIAN
...
iv
MOTTO
...
v
PERSEMBAHAN
...
vi
PEDOMAN TRANSLITERASI
... viii
KATA PENGANTAR
...
x
ABSTRAK
...
xii
DAFTAR ISI
... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang ... 1
B.
Identifikasi masalah ... 7
C.
Rumusan Masalah... 8
D.
Tujuan penelitian ... 9
E.
Kajian pustaka ... 9
F.
Metode Penelitian
... 10
G.
Sistematika Pembahasan
... 13
BAB II
TEORI TENTANG DOSA SYIRIK
A.
Definisi Dosa Syirik
... 15
B.
Klasifikasi Dosa Syirik
... 16
C.
Macam-Macam Dosa Syirik
... 20
D.
Kriteria Orang Yang Syirik
... 21
E.
Penggunaan Kata Syirik
...
21
F.
Hukum Syirik
...
25
G.
Perilaku-Perilaku Dosa Syirik
...
25
xv
I.
Kerusan dan Bahaya Melakukan Dosa Syirik
... 32
J.
Contoh Perilaku Orang yang Berbuat Syirik
...
35
K.
Hikmah Menghindari Perbuatan Syirik
... 35
BAB II I BEOGRAFI MUFASIR
A.
Ibnu Katsir
... 37
B.
Sayyid Kutb
... 41
BAB IV
ANALISIS DAN PENAFSIRAN AYAT-AYAT TENTANG SYIRIK
A.
Penafsiran Surah An Nisa’ Ayat 48
1.
Ibnu Katsir ... 51
2.
Sayyid Kutub ... 54
3.
Assbabun Nuzul Ayat ... 59
4.
Munasabah ... 59
5.
Perbedaan dan Persamaan ... 60
B.
Penafsiran Surah Luqman Ayat 13
1.
Ibnu Katsir ... 62
2.
Sayyid Kutub ... 64
3.
Assbabun Nuzul Ayat ... 65
4.
Munasabah ... 65
5.
Perbedaan dan Persamaan ... 66
C.
Penafsiran Surah Al-
An A’am
Ayat 88
1.
Ibnu Katsir ... 67
2.
Sayyid Kutub ... 69
3.
Munasabah ... 70
4.
Perbedaan dan Persamaan ... 70
D.
Penafsiran Surah Al-
An A’am Ayat 151
1.
Ibnu Kaksir ... 71
xvi
3.
Munasabah ... 85
4.
Perbedaan dan Persamaan ... 87
E.
Alasan Memakai Ayat-Ayat Tentang Syirik
...
89
F.
Membandingkan Kedua Tokoh Mufasir ... 90
BAB IV PENUTUP
A.
Kesimpulan ... 92
B.
Saran ... 93
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam sebagai agama yang mempunyai kitab suci menjadi pegangan bagi
seluruh pemeluknya. Dalam pembagian agama menurut bentuk sumbernya, Islam
dikategorikan sebagai agama teks, dalam arti bahwa asas-asas umum yang menjadi
landasan berdirinya agama tersebut bahkan juga doktrin-doktrinnya didasarkan pada
dua teks yang otoritatif yakni Al-Qur’andan hadis.1
Kedudukan hadis sebagai sumber hukum kedua setelah Al-Qur’an tidaklah
dapat dipungkiri bagi umat Islam. Karena dengan adanya hadis dan sunnah itulah
ajaran Islam menjadi jelas, rinci dan spesifik. Dan Islam menjadi satu-satunya yang
dapat menyelamatkan dunia dari kejahatan. Sebab, hanya agama Islam yang
memiliki solusi rinci terhadap semua permasalahan manusia pada kehidupan
masyarakat.2
Secara khusus Al-Qur’an mengatur kehidupan muslim, baik yang
berhubungan dengan vertical dan horizontal. Sesuai dengan fitrah Islam itu sendiri
sebagai rahmat bagi segenap semesta harus memberikan manfaat terhadap orang
lain. Al-Qur’an dengan jelas ketika membahas masalah tauhid atau keesaan Allah,
karena itu menjadi pondasi dari kepercayaan untuk melakukan ibadah. Muslim yang
imannya kuat, akan melakukan sesuatu karena Allah dan selalu kembali pada yang
Maha Kuasa tanpa menuhankan selain-Nya. 3
1
Siti Ruhaini Dzuhayati dkk., Rekonstruksi Metodologis Wacana Kesetaraan Gender (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2002), 169.
2
Zainul Arifin, Studi Kitab Hadis (Surabaya: al-Muna, 2010), iii.
3
Keyakinan Muslim harus selalu membenarkan terhadap adanya Allah yang
satu, seseorang yang tidak mengetahui hanya ada satu tuhan, Allah satu pencipta,
pengatur dan pemelihara alam semesta dan tidak sesuatupun menyamai-Nya,
manusia tersebut akan jauh dan salah memilih Tuhan. Maka dari itu, pemahaman
tentang ketuhanan harus menjadi awal keseriusan untuk menjalani perintah agama.4 Berbeda jika melihat pada sejarah tentang revolusi kepercayaan manusia,
yang percaya kepada kekuatan diluar dirinya, bisa ditemukan dari sejarah kehidupan
primitif yang memiliki keyakinan atas fenomena alam. Pohon-pohon, sungai,
gunung- binatang dan lainnya diasumsi mempunyai kekuatan luar biasa dan terdapat
roh suci yang patut dijadikan dewa. Ritualpun dilakukan untuk menumpahkan
kepercayaannya untuk mendapat perlindungan pada dewa atas semua kejadian dalam
hidupnya. Kepercayaan terhadap dewa-dewa berkembang dengan memberikan titel
dan pangkat pada setiap satu dewa yang karakternya berdeda-beda. Dewa itu
memilki kemauan dan keinginan, melalui tokoh-tokoh kepercayaannya mulailah
disusun hikayat-hikayat atau mitos-mitos tentang dewa, tentang upacara dan doa-doa
dalam mengabdi pada dewa tersebut.5
Bangsa Arab dulu sebelum datangnya Islam memiliki kepercayaan kepada
Tuhan yang menguasai alam semesta ini, dan mengatur seluruh alam dengan
kekuasaannya. Keyakinan ini terus diwarisi sejak diprakarsai oleh Nabi Ibrahim
yang telah memberantas kemusyrikan.6
4
Abul ‘Ala Maududi, Dasar-dasar Aqidah Islam, ter. Mufid Ridlo (Jakarta: Media Dakwah, 1996), 30.
5
Ibid.,30
6
Ketundukan orang arab jahiliyah pada kepercayaan mereka sampai kepada
Nabi Muhammad diutus, tak pelak jika seorang pemuka agama sebelum Islam
mempercayai akan datang seorang Nabi yang akan memberikan pencerahan terhadap
kehidupan masyarakat arab dan menjadi utusan pamungkas. Namun, ironisnya
kepercayaan mereka telah bercampur aduk dengan prilaku menyimpang yakni
kemusyrikan dan tahayul. Menyembah kepada selain Allah menjadi marak seperti
menyembah berhala, matahari, bulan, batu, air dan sebagainya.7 Sebagaimana Allah
berfirman:
β
Î
)
š
χθ
ã
ã
ô
‰
t
ƒ
⎯
Ï
Β
ÿ
⎯
Ï
μ
Ï
Ρρ
ß
Š
H
ω
Î
)
$
Z
W
≈
t
Ρ
Î
)
β
Î
)
u
ρ
š
χθ
ã
ã
ô
‰
t
ƒ
ω
Î
)
$
Y
Ζ≈
s
Ü
ø
‹
x
©
#
Y
‰
ƒ
Ì
¨
Β
∩⊇⊇∠∪
Yang mereka sembah selain Allah itu, tidak lain hanyalah berhala, dan (dengan menyembah berhala itu) mereka tidak lain hanyalah menyembah syaitan yang durhaka.8
Kemusyrikan yang terjadi pada bangsa Arab sebenarnya tidak serta merta,
melainkan melalui beberapa tahap, yakni meyakini keyakinan yang ada pada diri
mereka merupakan pengantar pada Tuhan yang maha kuasa. Berhala yang disembah
diyakini sebagai anak-anak tuhan, bintang-bintang dan tumbuhan sebagai anasir
yang dapat memberikan pengaruh terhadap alam semesta ini.9
Tentu bukti sejarah tentang kehidupan bangsa Arab dulu memang benar dan
terjadi, tapi ironisnya sekarang realitas prilaku syirik masih bisa dijumpai dalam
Masyarakat Indonesia yang note bene populasi penduduknya beragama Islam
7
Asal makna Ina>than ialah wanita-wanita. patung-patung berhala yang disembah Arab Jahiliyah itu biasanya diberi nama dengan Nama-nama perempuan sebagai Laata, Al Uzza dan Manah. dapat juga berarti di sini orang-orang mati, benda-benda yang tidak berjenis dan benda-benda yang lemah. Lihat Depag RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya
(Jakarta: Departemen Agama, 2001), 175.
8Al-Qur’an dan Terjemahannya, An Nisaa’: 117. 9
dengan bentuk syirik yang lebih variatif. Walaupun mereka sudah rajin melakukan
ibadah mahdah seperti shalat dan puasa, tapi tak jarang orang yang masih
terlena-lena dengan keindahan dunia, sehingga terjurumus dalam jurang kemusyrikan
dengan menduakan tuhannya pada urusan dunia. Ini merupakan perilaku yang harus
dihindari bahkan tidak boleh ada dalam keyakinan umat Islam untuk menjaga
keorisinilan atau kaffah dalam beragama.10
Konsekwensi dari perilaku syirik yang terjadi pada mereka, Allah dengan
tegas melarang mereka bahkan mengancam dengan tidak mengampuni dosa-dosa
syirik mereka. Hal ini tertuang dalam beberapa ayat antara lain:
¨
β
Î
)
©
!
$
#
Ÿ
ω
ã
Ï
ø
ó
t
ƒ
β
r
&
x
8
u
ô
³
ç
„
⎯
Ï
μ
Î
/
ã
Ï
ø
ó
t
ƒ
u
ρ
$
t
Β
t
βρ
ß
Š
y
7
Ï
9≡
s
Œ
⎯
y
ϑ
Ï
9
â
™
!
$
t
±
o
„
4
⎯
t
Β
u
ρ
õ
8
Î
ô
³
ç
„
«
!
$
$
Î
/
Ï
‰
s
)
s
ù
#
“
u
t
I
ø
ù
$
#
$
¸
ϑ
ø
O
Î
)
$
¸
ϑŠ
Ï
à
t
ã
∩⊆∇∪
Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, Maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar. 11
¨
β
Î
)
©
!
$
#
Ÿ
ω
ã
Ï
ø
ó
t
ƒ
β
r
&
x
8
u
ô
³
ç
„
⎯
Ï
μ
Î
/
ã
Ï
ø
ó
t
ƒ
u
ρ
$
t
Β
š
χρ
ß
Š
š
Ï
9≡
s
Œ
⎯
y
ϑ
Ï
9
â
™
!
$
t
±
o
„
4
⎯
t
Β
u
ρ
õ
8
Î
ô
³
ç
„
«
!
$
$
Î
/
ô
‰
s
)
s
ù
¨
≅
|
Ê
K
ξ≈
n
=
|
Ê
#
´
‰
‹
Ï
è
t
/
∩⊇⊇∉∪
Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan Dia mengampuni dosa yang selain syirik bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, Maka Sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya12.
10
Muhammad Solihan, Sejarah Kebudayaan Islam...,56
Syirik adalah satu-satunya dosa besar yang tidak diampuni oleh Allah
sebagaimana dalam ayat diatas, karena syirik merupakan suatu bentuk pengingkaran
tertinggi pada akidah13.
Dosa selain syirik akan diampuni oleh Allah tetapi hamba yang melakukan
harus minta ampunan. Ini merupakan ancaman berat yang harus diperhatikan lebih
ekstra oleh manusia, agar tidak terjerumus dalam jurang kesyirikan. Karena, praktek
syirik tidak bisa dipungkiri banyak ditemukan dalam kehidupan Muslim, mulai dari
syirik yang mengindikasikan ringan seperti riya’, pada syirik yang lebih berat
dengan menyekutukan Allah dengan selain-Nya.14
Perbedaan penafsiran terhadap ayat yang menjelaskan tentang ampunan dosa
syirik ini mempunyai daya tarik tersendiri untuk dibahas lebih dalam, walaupun pada
prinsinya dalam ayat 48 surat al-Nisa’ Allah dengan jelas tidak mengampuni dosa
syirik. Setiap dosa yang dilakukan oleh manusia akan mendapatkan ampunan dari
Allah, ketika dengan ikhlas dalam melakukan taubat nasuha dan bermaksud tidak
akan mengulangi dosa tersebut. Tentu ini sebagai implementasi dari janji Allah akan
kemurahannya dalam pengampunan (al-Zumar:53). Kaitannya dengan ini, bentuk
dosa bermacam-macam dari dosa yang dianggap ringan sampai pada dosa yang
berbobot besar.15
Berbicara dosa besar akan mengarah pada dosa yang bernama syirik, yakni
menyekutukan atau menyamakan Allah dengan yang makluk-Nya. Ini yang dalam
al-Nisa’:48 dijelaskan akan dahsyatnya dosa syirik bagi sesorang sehingga Allah
13
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah; Pesan, Kesan dan Keserasian Alquran
(Jakarta: Lentera Hati, 2002), 445. 14
Mansur Said, Bahaya Syirik dalam Islam (Jakarta: Pustaka Panji Mas, 1996), 9.
15
tidak akan mengampuni dosa tersebut. Dan Allah akan mengampuni dosa-dosa
lainnya bagi orang yang di kehendaki-Nya.16
Menyangkut ampunan Allah terhadap dosa syirik itu pendapat mufassir
berbeda-beda setidaknya ada tiga macam, pertama, mufassir yang mengatakan
bahwa dosa syirik itu diampuni oleh Allah SWT jika melakukan taubat dengan
sungguh-sungguh yakni Hamka, Zamakhsyari, Alusi, Abu Bakar Jabir
al-Jazairi, Muhammad Nawawi al-Jawi, Abdullah bin Ahmad bin Mahmud al-Nasafi,
Imam Hambal. Karena taubat merupakan pintu manusia untuk menjadi fitrah atau
kembali pada yang suci, sehingga bisa menghapus dosa-dosa yang telah
dilakukannya.17
Kedua, mufassir yang menerangkan bahwa dosa syirik tidak diampuni, hal
ini pendapat dari M.Rasyid Ridha, Jalaluddin al-Syuyuthi dan al-Mahali. Dalam hal
ini, syirik diyakini merupakan sebuah pelanggaran utama yang dilakukan oleh
pelaku dalam konsep rule beragama, dalam sebuah organisasi saja ada peraturan
yang tidak diampuni kesalahannya karena menyalahi hal-hal yang prinsip dari
organisasi tersebut. Sama sebagaimana dalam Islam bahwa orang melakukan syirik
telah melakukan pelanggaran luar biasa karena menyangkut pondasi dari Islam.18 Ketiga, pendapat yang menjelaskan bahwa jika meninggal dunia dalam
keadaan syirik maka tidak diampuni dosannya dan kekal dineraka, menurut Ibnu
Katsir, Sayyid Quthb, Tanthawi Jauhari dan Shihabuddin Abi Abbas bin Yusuf bin
16
Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah…,445
17
Hamka, Tafsir al-Azhar (Jakarta: Pustaka Panjimas, 2006) dan Muhammad bin Umar Nawawi al-Jawi, Mara>h}i Labi>d Likashaf Ma’na Alqura>n al-Maji>d (Beirut: Dar al-Kubub al-Ilmiyah, 1997)
18
Muhammad bin Ibrahim. Orang yang mati dalam keadaan syirik kepada Allah, maka
dia akan dijauhkan dari surga. Karena dia tidak lagi meyakini akan kekuasaan Allah
dalam kehidupannya.19
Dari berbagai pendapat diatas tentu menimbulkan pertanyaan tentang
perbedaan pendapat itu, tentu mereka semua mempunyai alasan yang mumpuni
untuk dijadikan argumen dalam memahami dosa syirik dalam an-Nisa’ : 48 tersebut.
Argumen-argumen itu, tentu untuk menjelaskan tentang bahaya dari dosa syirik agar
ditinggalkan oleh umat Islam seluruhnya. Karena, dosa syirik memang merupakan
penyakit fundamental dalam beragama.20
Kamantapan akidah menjadi dasar penting bagi muslim dalam beragama, jika
akidahnya sudah rusak bisa dipastikan perilaku sehari-hari tidak akan sesuai dengan
perintah syariah. Menyekutukan Allah merupakan dosa yang besar ketimbang
dosa-dosa lain sehingga Allah tidak mengampuninnya. Menjadi menarik untuk
mengetahui bobot dari dosa syirik agar manusia menjauhi dan menghindarinya.21
B. Identifikasi Masalah
Syirik dalam kehidupan beragama merupakan masalah yang fundamental,
karena berhubungan langsung dengan keyakinan dan ketauhidan seseorang.
Sehingga, banyak sekali ayat Alquran yang membahas secara spesifik tentang syirik
dengan ancaman-ancaman yang akan diterima oleh pelakunya, salah satunya dalam
19
Al-Imam Abu Fida’ Isma’il Ibnu Katsir al-Dimasyqi, Tafsir Alquran al-‘Adim, ter. Bahrun Abu Bakar (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2001)
20
Sayyid Quthb, Tafsir Fi Dzilalil Quran dibawah Naungan Alquran, ter. As’ad Yasin dkk. (Jakarta : Gema Insani Press, 2001)
21
surat al-Nisa’:48. Dalam ayat ini dengan jelas kutukan Allah terhadap pelaku dosa
syirik dengan tidak mengampuni dosanya, dan mengampuni dosa selain syirik.
Dalam ayat ini menyisakan pertanyaan mendasar tentang betapa besar dosa
syirik itu, sehigga tidak diampuni oleh Allah. Sesuatu yang melatarbelakangi dari
ketidak-berampunan dosa syirik tentu menjadi masalah menarik, agar dapat
memberikan pemahaman atas larangan ini. serta masuknya syirik dalam kategori
dosa besar sebagaimana penutup dari ayat tersebut. Dan akibat dari pelaku dosa
syirik terhadap kehidupannya baik psikis ataupun sosial. Karena syirik berhubungan
dengan keyakinan yang ada dalam hati setiap manusia.
Taubat sebagai jalan manusia untuk meminta ampunan kepada Allah, jika
dihadapkan dengan dosa syirik mungkinkah Allah akan mengampuninnya. Ini
menjadi pendapat kontroversial dikalangan mufassir. Menjadi menarik untuk
mengetahui argumen mufassir dalam masalah ini.
Dari beberapa masalah diatas tentu menjadi penting untuk menspesifikkan
pembahasan terhadap dosa syirik dalam al-quran, yakni tentang argumen mufassir
diampuni atau tidaknya dosa syirik oleh Allah SWT dan dampak terhadap
pelakunya.
C. Rumusan Masalah
Dari uraian diatas, maka dapat diperoleh rumusan masalah yang akan dibahas
sebagai berikut:
1. Bagaimana penafsiran Ibnu Katsir dan Sayyid Kutb atas ayat-ayat tentang
syirik?
2. Apa persamaan dan perbedaan penafsiran Ibnu Katsir dan Sayyid Kutb atas
D. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui penafsiran Ibnu Katsir dan Sayyid Kutb atas ayat-ayat
tentang syirik.
2. Untuk mengetahui persamaan dan perbedaan penafsiran Sayyid Kutb dan
M.Rasyid Rida atas ayat-ayat tentang syirik.
E. Kajian Pustaka
Dalam penulisan proposal ini, penulis menemukan beberapa penelitian yang
menyangkut masalah syirik, mulai dari sifatnya teoritis sampai pada tataran praktis
yakni penelitian lapangan. Ini menarik untuk mengurai kembali penelitian
sebelumnya, setidaknya ada tiga skripsi yang sangat berhubungan dengan masalah
yang diangkat penulis, diantaranya:
1. ‘Studi tentang Syirik menurut Alquran’, Siti Amina, Skripsi, Tafsir Hadis
Fakultas Ushuluddin, 1998. yang menjelaskan tentang syirik secara teori
menurut Alquran bersumber dari berbagai ayat-ayat secara spesifik dengan
menafsirkan secara global, sehingga mampu memberikan pengertian jelas
tentang syirik. Dan juga menyinggung terkait nilai dari dosa syirik itu sendiri.
Dan juga pembahasannya secara tematik dengan mengumpulkan beberapa ayat
yang berhubungan dengan syirik kemudian ditafsirkan untuk mengambil intisari
dari perayat.
2. ‘Syirik dan Pengaruhnya serta Penanggulangannya menurut Alquran’, Urifah,
Skripi, Tafsir Hadis Fakultas Ushuluddin, 1996. yang menjelaskan tentang
timbulnya perilaku syirik itu sendiri. Kedua, pengaruh syirik dalam kehidupan
manusia sesuai dengan ayat Alquran. Ketiga, membahas cara atau
langkah-langkah yang harus ditempuh untuk menjauhi syirik ini menurut tuntunan dalam
ayat-ayat Alquran.
3. ‘Tauhid dan Syirik menurut Muhammad bin Abdul Wahab Perpsektif Teolog
Sunni’, Bambang Darmanto, Skripsi, Akidah Filsafat Fakultas Ushuluddin,
2007. yang menjelaskan tentang pemikiran seorang tokoh tentang Tauhid dan
syirik sesuai dengan paham teologi keislamannya yang nota bene sangat keras
dalam memberantas kesyirikan.
Oleh karena itu, penelitian sebelumnya yang secara spesifik membahas
tentang ampunan Allah terhadap pelaku dosa syirik dalam surat al-Nisa’:48 dan
pendapat mufassir tentang alasan diampuni dan tidaknya dosa tersebut serta dampak
terhadap pelakunya, masih belum ditemukan. Dengan kata lain, ini menjadi indikator
dari keaslian skripsi yang dibuat sesuai dengan judul tersebut.
F. Metode Penelitian
Sebuah penelitian ilmiah wajib adanya metode tertentu untuk menjelaskan
objek yang menjadi kajian, agar mendapatkan hasil yang tepat sesuai rumusan
masalahnya. Hal ini juga dimaksudkan untuk membatasi gerak dan batasan dalam
pembahasan ini agar tepat sasaran. Secara terperinci metode penitilian yang
digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut:
Penelitian ini menggunakan metodologi penelitian kualitatif, sebuah metode
penelitian atau inkuiri naturalistik atau alamiah, perspektif ke dalam dan
interpretatif.
Inkuiri naturalistik adalah pertanyaan awal yang muncul terkait persoalan
tentang permasalahan yang diteliti. Perspektif ke dalam adalah sebuah kaidah
dalam menemukan kesimpulan khusus yang semulanya didapatkan dari
pembahasan umum. Sedang interpretatif adalah penterjemahan atau penafsiran
yang dilakukan dalam mengartikan maksud dari suatu kalimat, ayat, atau
pertanyaan. Yakni ayat tentang syirik dalam surat al-Nisa’:48 secara gamblang
sesuai dengan pemahaman syirik pada umumnya yang ditafsirkan oleh mufassir,
untuk mendapatkan pemahaman yang komplit atau tidak parsial. Karena
penelitian terus-menerus mengalami reformulasi, ketika data-data baru
ditemukan22. 2. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library research). Dalam
penelitian kepustakaan, pengumpulan data-datanya diolah melelui penggalian
dan penelusuran terhadap kitab-kitab, buku-buku, dan catatan lainnya yang
memiliki hubungan dan dapat mendukung penelitian.
3. Metode Penelitian
Metode yang digunakan adalah (muqoron) yaitu membandingkan ayat-ayat
Al-Qur’an yang memiliki persamaan atau kemiripan redaksi, yang memiliki redaksi
yang berbeda bagi masalah atau kasus yang sama atau diduga sama. Serta
22
membandingkan pendapat-pendapat ulama tafsir menyangkut penafsiran ayat-ayat
Al-Qur’an.
Untuk memperoleh pembahasan tentang dosa syirik dalam Alquran,
menggunakan metode-metode penelitian sebagai berikut:
a. Pengumpulan data
Teknik pengumpulan data dalam penulisan skripsi ini adalah dengan
menggunakan metode dokumentasi. Mencari data mengenai hal-hal atau variabel
berupa catatan, buku, kitab, dan lain sebagainya. Melalui metode dokumentasi,
diperoleh data yang berkaitan dengan penelitian berdasarkan konsep-konsep
kerangka penulisan yang telah dipersiapkan sebelumnya.
b. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini, teknik analisa data memakai pendekatan metode
deskriptif-analitis. Penelitian yang bersifat analitis memaparkan data-data yang
diperoleh dari kepustakaan.23
Dengan metode ini akan dideskripsikan mengenai perihal dosa syirik dalam
pengampunan Allah seperit dalam surat al-Nisa’:48. Selanjutnya, setelah
pendeskripsian tersebut, dianalisis dengan melibatkan penafsiran beberapa
mufassir.
4. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penulisan karya tulis ilmiah ini yaitu
sumber data primer (sumber data pokok) dan sumber data sekunder (sumber data
pendukung).
23
Ibnu Hajar, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan
a.
Sumber data primerSumber primer yang dimaksud adalah rujukan utama yang dipakai
adalah:
1) Tafsir Ibnu Katsir karya Ibnu Katsir
2) Tafsir Fi Dilali Alquran karya Sayyid Quthb
b.
Sumber data sekunderDan sumber data yang sekunder yakni menjadi penunjang untuk
kevalidan dan keluasan pembahasan agar memberikan pemahaman yang
lebih lebar. Sumber data ini diantaranya:
1)Tafsir al-Kassyaf karya az-Zamakhsyari
2)Tafsir al-Azhar karya Hamka
3) Tafsir al-Manar karya M.Rasyid Rida
4) Tafsir al-Maraghi karya al-Maraghi
5) Tegakkan Tauhid Tumbangkan Syirik karya Muhammad bin Abdul
Wahab
G. Sistematika Pembahasan
Bab pertama adalah pendahuluan yang merupakan pertanggung jawaban
metodologis penelitian, terdiri atas latar belakang masalah, identifikasi dan
batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian,
penegasan judul, telaah pustaka, metodologi penelitian, dan sistematika
Bab Dua, ialah landasan teori yang akan digunakan sebagai batu pijakan
dalam penelitian ini, antara lain berisikan tentang: penjelasan tentang Pengertian
syirik, Macam-Macam Syirik, Penggunaan Kata Syirik, Hukum Syirik, Akibat
Perbuatan Syirik, Hikmah Menghindari Perbuatan Syirik.
Bab Tiga, beografi mufasir: Ibnu Kathir dan Sayyid Kutb
Bab Empat, ialah data dan analisis. Pertama, penafsiransayid kutb dan
yang Kedua ialah penafsiran Ibnu Katsir terhadap Orang yang mati dalam
keadaan syirik kepada Allah, maka dia akan dijauhkan dari surga. Karena dia
tidak lagi meyakini akan kekuasaan Allah dalam kehidupannya.
Bab Lima, adalah kesimpulan dan saran tafsir ibnu katsir dan sayid
15 BAB II
TEORI TENTANG DOSA SYIRIK
A. Definisi Dosa Syirik
Syirik berasal dari kata syarika, yasroku, syirkon. Syarika artinya bercampur,
bergabung atau mempersekutukan. Sedangkan menurut terminologi syirik adalah
perbuatan yang mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang lain.1
Syirik dalam asma-asmanya atau sifat-sifatnya adalah pendustaan terhadap
Allah dan kedustaan kepada-Nya. Karenanya, syirik jenis ini dikategorikan kufur.
Jika dalam ibadah kepada Allah terdapat unsur ibadah kepada selain-Nya, ibadah
tersebut dianggap kekufuran dan pendustaan kepada-Nya. Allah berfirman sebagai
berikut:2
ﺴﻮُ ﺶﺐ ﺴ ﺴﺶﺐ ﺶ ﺸﺶﺸﺎﺶ ﺎ ًﺶ ﺎﺴ ﺶﺸ ﺶ ﺸﺒ ﻮُوُأ ﺴو ُﺔﺴ ﺶ ﺴﺸﺒ ﺴو ﺴﻮُ ﺶﺐ ﺴ ﺴﺶﺐ ُ ﺴأ ُ
ﺒ ﺴﺪﺶﻬﺴ
ُﺶ ﺴﺸ ﺒ ُﺰﺶﺰﺴﺸﺒ
Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang menegakkan keadilan. Para malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (Q.S.Ali Imran:18).3
Saikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata, syirik ada dua macam, pertama syirik
dalam rububiyyah, yaitu menjadikan sekutu selain Allah yang mengatur alam
semesta. kedua, syirik dalam uluhiyah, yaitu beribadah (berdo’a) kepada selain
Allah baik dalam bentuk do’a ibadah maupun doa masalah.
Umumnya yang dilakukan manusia adalah menyekutukan dalam uluhiyah
Allah, yaitu dalam hal-hal yang merupakan kekhususan bagi Allah, seprti berdo’a
1
Margiono, akidah akhlak, (Jakarta:Yudhistira,2011), hlm. 33
2
Roli Abdul Rahman, Menjaga Akidah dan Akhlak, (Solo: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri,2009), hlm. 32
3
kepada selain Allah di samping berdoa kepada Allah, atau memalingkan suatu
bentuk ibadah seperti menyembelih kurban, bernadzar, berdo’a, dan sebagainya
kepada selain Allah.4
Kemudian datang pula persoalan tauhid di dalam bentuk nasihat
Luqmanul-Hakim kepada anaknya:
ﺸُ ﺴ ﺴكﺸﺮﱢ ﺒ نﺶﺐ ﺶ ﺎﺶ ﺸكﺶﺮﺸ ُ ﺴﲏُ ـ ﺎ ﺴ ُ ُ ﺶ ﺴ ﺴﻮُﺴو ﺶﺶ ﺸ ُنﺎ ﺴﺸُ ﺴلﺎﺴ ﺸﺛﺶﺐ ﺴو
ﺲ ﺶﺴ ﺲ
Dan (ingatlah) ketika Lukman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan (Allah) sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kelaliman yang besar".
Barang siapa menyembah dan berdo’a kepada selain Allah berarti ia
meletakan ibadah tidak pada tempatnya dan memberikan kepada yang tidak
berhak, dan itu merupakan kedzaliman yang palig besar. Sebaiknya kita kalau
melakukan do’a hanyalah kepada Allah saja, agar tidak terjerumus ke dalam
kesesatan.5
B. Klasifikasi Dosa Syirik
Di lihat dari sifat dan tingkat sanksinya syirik dapat dibagi menjadi dua,
yaitu:
1. Syirik Besar (asy-syirku al-akbar), adalah menjadikan bagi Allah sekutu
(niddan) dia berdoa kepada hanya seperti berdoa kepada Allah. Ia takut, harap,
dan cinta kepadanya seperti ibadah kepada Allah.6
Syirik besar adalah memalingkan suatu bentuk ibadah kepada selain
Allah, seperti berdo’a kepada selain Allah atau mendekatkan diri kepadanya
4
Roli Abdul Rahman, Menjaga Akidah dan Akhlak, (solo: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri,2009), hlm. 33
5 Ibid.,34
6
dengan menyembelih kurban atau bernadzar untuk selain Allah, baik untuk
kuburan, jin atau syaitan, dan lainnya. Atau seseorang takut kepada orang mati
yang akan membahayakan dirinya, atau mengharapkan sesuatu kepada selain
Allah yang tidak kuasa memberikan manfaat ataupun madarat, atau seseorang
yang meminta sesuatu kepada selain Allah, menghilangkan kesulitan dan selain
itu dari berbagai macam bentuk ibadah yang tidak boleh di lakukan melainkan
di tujukan kepada Allah saja. Syirik besar dapat mengeluarkan pelakunya dari
agama islam dan menjadikannya kekal di dalam neraka, jika ia meninggal
dalam kadaan musyrik dan belum bertaubat darinya.7
Syirik besar ada yang zahirun jaliyun (tampak nyata), seperti
menyembah berhala, matahari bulan, bintang, malaikat dan benda-benda
tertentu, Syirik besar inilah yang dosanya tidak akan diampuni oleh Allah,
kecuali dia bertobat sebelum meninggal.8
Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, sebagaimana firman Allah
berikut ini:
ﺴـﺸـﺒ ﺶﺪﺴﺴـ ﺶ ﺎﺶ ﺸكﺶﺮﺸ ُ ﺸﺴﺴو ُ ﺌﺎ ﺴ ﺴ ﺸﺴﺶ ﺴ ﺶ ﺴﺛ ﺴنوُد ﺎ ﺴ ُﺮﺶﺸ ﺴ ـ ﺴو ﺶﺶ ﺴكﺴﺮﺸ ُ
ﺸنﺴأ ُﺮﺶﺸ ﺴ ـ ﺴ ﺒ نﺶﺐ
ﺎ ً ﺶﺴ ﺎًﺸﲦﺶﺐ ىﺴﺮ
Artinya:
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barang siapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar. (Q.S. an-Nisa’:48).9
Dan ada yang batinunkhafiyun (tersembunyi), seperti doa kepada orang
sudah meninggal, meminta pertolongan kepadanya untuk dikabulkan
7
Roli Abdul Rahman, Menjaga Akidah dan Akhlak, …..35 8
ibid.,36
9
permintaannya, minta disembuhkan dari penyakit, atau dihindarkan dari
bahaya.10
Macam-macam syirik besar diantaranya:11
a. Syirik do’a, yaitu di samping ia berdo’a kepada Allah, ia juga berdoa
kepada selain-Nya.
b. Syirik niat, keinginan dan tujuan, yaitu menunjukan suatu bentuk ibadah
untuk selain Allah.
c. Syirik ketaatan, yaitu mentaati selain Allah dalam hal maksiat kepada
Allah.
d. Syirik mahabbah (kecintaan), yaitu menyamakan Allah dengan hal
selainnya selain-Nya dalam hal kecintaan.
2. Syirik Kecil (asy-syirku al-asgar), adalah semua perkataan dan perbuatan yang
akan membawa seseorang kepada kemusyrikan. Syirik kecil termasuk
perbuatan dosa yang di khawatirkan akan menghantarkan pelakunya kepada
syirik besar .12
Syirik ashghar ada dua macam:
a. Syirik zhahir (nyata), yaitu syirik kecil dalam bentuk ucapanan perbuatan.
Dalam bentuk ucapan misalnya, bersumpah dengan selain nama Allah,
Rassulullah s.a.w. bersabda: “barang siapa bersumpah dengan selain nama
Allah maka ia telah berbuat kufur atau syirik”, syirik dan kufur yang di
maksud di sini adalah syirik dan kufur kecil.13
10
Roli Abdul Rahman, Menjaga Akidah dan Akhlak ,… 34
11
Yazid Bin Abdul Qadir Jawas, Syarah Aqidah Ahlus Sunah Wal Jama’ah,… 177
12
Roli Abdul rahman, Menjaga Akidah dan Akhlak,….. 35
13
Adapun contoh syirik dalam perbuatan yaitu seperti memakai
gelang, benang, dan sejenisnya sebagai pengusir atau penangkal
marabahaya. Seperti menggantungkan jimat (tamimah) karena takut dari
‘ain (mata jahat) atau lainnya. Jika seseorang meyakini bahwa kalung,
benang atau jimat itu sebagai penyerta untuk menolak marabahaya dan
menghilangkannya, maka perbuatan ini adalah syirik ashghar. Karena Allah
tidak menjadikan sebab-sebab (hilangnuya marabahaya) dengan hal-hal
tersebut. Adapun jika ia berkeyakinan bahwa dngan memakai gelang,
kalung atau yang lainnya dapat menolak atau mengusir marabahaya, maka
perbuatan ini adalah syirik akbar (syirik besar) karena ia menggantungkan
diri kepada selain Allah.14
b. Syirik khafi (tersembunyi), yaitu syirik dalam hal keinginan dan niat, seprti
riya’ (ingin dipuji orang) dan sum’ah (ingin di dengar orang, dan lainnya,
seperti melakukan suatu amal tertentu untuk mendekatkan diri kepada
Allah, tetapi ia ingin mendapatkan pujian manusia, misalnya dengan
memperbagus shalatnya (karna di lihat orang) atau bershadaqah agar
dipuji.15
Jadi, syirik kecil adalah semua perkataan atau perbuatan yang akan
membawa seseorang kepada kemusyrikan. Jika orang yang melakukan
syirik kecil meninggal sebelum bertobat dan diakhirat ternyata Allah tidak
berkenan mengampuninya, ia akan masuk neraka.16
14
Roli Abdul rahman, Menjaga Akidah dan Akhlak,….. 36
15
Yazid Bin Abdul Qadir Jawas, Syarah Aqidah Ahlus Sunah Wal Jama’ah,….172
16
C. Macam-Macam Syirik
Berdasarkan klasifikasi secara umum, syirik dibagi menjadi 4 jenis yaitu
sebagai berikut: 17
1. Syirkul ‘ilm, inilah syirik yang umumnya terjadi pada ilmuan. Mereka
mengagungkan ilmu sebagai segalanya. Mereka tidak mempercayai
pengetahuan yang diwahyukan Allah. Sebagai contoh , mereka mengatakan
bahwa manusia berasal dari kera, mereka juga percaya bahwa ilmu
pengetahuan akhirnya akan dapat menemukan formula agar manusia tidak
perlu mengalami kematian.
2. Syirkut-tasyaruf, syirik jenis ini pada prinsipnya disadari atau tidak oleh
pelakunya menentang bahwa Allah Maha Kuasa dan segala kendali atas
penghidupan manusia berada di tangan-Nya. Mereka percaya adanya perantara
itu mempunyai kekuasaan. Contohnya, kepercayaan bahwa Nabi Isa a.s anak
Tuhan, percaya pada dukun, tukang sihir atau sejenisnya.
3. Syirkul-‘Ibadah, ini adalah syirik yang menuhankan pikiran,ide-ide, dan
fantasi. Mereka hanya percaya pada fakta-fakta konkret yang berasal pada
pengalaman lahiriyah. Misalnya seorang ateis memuja ide pengingkaran
terhadap Tuhan dalam berbagai bentuk kegiatan.
4. Syirkul-addah, ini adalah percaya pada tahayul. Sebagai contoh, percaya bahwa
angka 13 itu adalah angka sial sehingga tidak mau menggunakan angka
tersebut, menghubungkan kucing hitam dengan kejahatan.
Syik itu tidak boleh dilakukan karena menimbulkan dosa yang tidak akan di
ampuni oleh Allah. Maka kita harus menjauh dari pada kita rugi selama hidup.
17
D. Kriteria Orang Yang Syirik
Perbuatan syirik bukan hanya sikap seseorang yang mengagung-agungkan
sesuatu dari kalangan sesama makhluk sesama manusia (kultus), tetapi syirik juga
meliputi sikap mengagung-agungkan diri sendiri, kemudian menindas harkat dan
martabat sesama manusia, seperti tingkah diktator dan tiran. Keduaya adalah sikap
melawan kebenaran Allah, yaitu kebenaran mutlak dan berlawanan dengan jalan
hidup yang benar, yaitu jalan hidup yang menuju ridho Allah Yang Maha Benar.18
Dia sama sekali tidak dalam kegagalan atau keperkasaan, melainkan dalam
kehinaan yang lebih mendasar karena dia diperhamba oleh nafsunya sendiri untuk
berkuasa dan menguasai orang lain. Sebagaimana kisah Fir’aun yang kemudian
mengalami hukum Tuhan yang tragis dan dramatis. Dia baru insaf setelah
malapetaka menimpa, tetapi sudah terlambat. Firman Allah:
ﺶﺐ ﺴ ﺒ ًوﺸﺪﺴﺴو ﺎ ً ﺸ ﺴـ ُ ُدﻮُ ُﺴو ُن ﺸﻮﺴﺸﺮﺶ ﺸُﻬﺴﺴـﺸـﺴﺄﺴ ﺴﺮﺸ ﺴ ﺸﺒ ﺴﺶ ﺒ ﺴﺮﺸﺶﺐ ﺶﲏﺴ ﺶ ﺎﺴ
ﺸزﺴوﺎ ﺴﺴو
ُ ﺸ ﺴآ ﺴلﺎﺴ ُﺨﺴﺮﺴ ﺸﺒ ُ ﺴﺴﺜﺸدﺴأ ﺒﺴﺛ
ﺴﲔﺶﺶ ﺸُﺸﺒ ﺴﺶ ﺎﺴﺴأ ﺴو ﺴﺶ ﺒ ﺴﺮﺸﺶﺐ ﻮُ ﺴـ ﺶﺶ ﺸ ﺴ ﺴآ يﺶﺬ ﺒ ﺶﺐ ﺴ ﺴﺶﺐ ُ ﺴأ
Artinya:“Dan Kami memungkinkan Bani Israel melintasi laut, lalu mereka diikuti oleh Firaun dan bala tentaranya, karena hendak menganiaya dan menindas (mereka); hingga bila Firaun itu telah hampir tenggelam berkatalah dia: “Saya percaya bahwa tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israel, dan saya termasuk orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)”. (Q.S. Yunus/10:90).
E. Penggunaan Kata Syirik
Jika anda mendapat istilah syirik dalam buku aqidah maka maksudnya bisa
berarti syirik akbar atau syirik ashghar. Maka anda jangan menghina orang-orang
yang mendakwahkan tauhid bahwa mereka selalu menghukumi segala sesuatu
18
dengan syirik. Fahamilah setiap ungkapan pada tempatnya yang tepat.
Oleh karena itu anda perlu mengetahui bahwa syirik dalam pengertian syar’i
digunakan untuk tiga makna:19
1. Menyakini ada sekutu bagi Allah SWT dalam kekuasaan, rububiyah, mencipta,
memberi rizqi dan mengatur alam. Siapa yang meyakini bahwa ada orang yang
mengatur alam ini dan mengatur seluruh urusannya, maka ia telah
menyekutukan Allah SWT dalam rububiyah dan telah kafir kepada Allah SWT.
Dalil-dalil (argumen-argumen) yang menunjukkan bathilnya keyakinan akan
adanya dzat lain selain Allah Subhaanahu Wa Ta'aalaa yang memiliki hak
rububiyah sangat banyak dan begitu jelas, baik dalil yang bisa kita saksikan
dari alam ini maupun dalil sam’i (Al-Qur`an dan As Sunnah).20
2. Meyakini adanya zat selain Allah Subhaanahu Wa Ta'aalaa yang bisa
memberikan manfaat atau madlarat, dzat ini merupakan perantara antara Allah
Subhaanahu Wa Ta'aalaa dan makhluk, maka sebahagian jenis ibadah ditujukan
padanya. Inilah yang dinamakan syirik dalam uluhiyyah. Syirik inilah yang
banyak dilakukan oleh orang-orang kafir Quraisy.21
3. Mempertimbangkan (dapat perhatian, pujian dan lain-lain) dari selain Allah
SWT dalam perkataan maupun perbuatan. Adapun mempertimbangkan
perhatian atau pujian dalam perbuatan seperti riya yang dilakukan oleh orang
yang rajin ibadah, misalnya ketika shalat, ia panjangkan berdiri, ruku’ dan
sujudnya kemudian ia tampakkan kekhusyu’annya di hadapan orang banyak,
19
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah; Pesan, Kesan dan Keserasian Alquran
(Jakarta: Lentera Hati, 2002), 445.
20
Mansur Said, Bahaya Syirik dalam Islam (Jakarta: Pustaka Panji Mas, 1996), 9
21
ketika ia puasa, ia tampakkan bahwa dirinya sedang puasa, misalnya dengan
mengatakan: Apa anda tidak tahu bahwa hari ini Senin (atau Kamis)? Apa anda
tidak puasa ? Atau ia katakan: Hari ini saya undang anda untuk berbuka puasa
bersama? Demikian pula haji dan jihad. Ia pergi haji dan jihad tetapi tujuannya
riya`. 22
Riya’nya orang-orang yang cinta dunia seperti orang yang angkuh dan
sombong ketika berjalan, memalingkan mukanya atau menggerakkan
kendaraannya dengan gerakan khusus.23
Riya’ dengan teman atau orang yang berkunjung ke rumahnya, seperti
orang yang memaksakan diri meminta seorang ‘alim atau seorang yang dikenal
ahli ibadah untuk datang ke rumahnya agar dikatakan bahwa fulan telah
mengunjungi rumahnya, atau sebaliknya ia kunjungi mereka (orang-orang
‘alim dan ahli ibadah) agar dikatakan bahwa kami te lah mengunjungi fulan
atau kami telah bertemu dengan ‘alim fulan dan yang lainnya.24
Sedang riya dengan perkata yang dilakukan oleh orang-orang ahli agama
seperti orang yang memberikan nasehat di majlis-majlis, kemudian ia
menghafal hadits-hadits dan atsar-atsar khusus untuk acara-acara tertentu agar
bisa berbicara dan debat dengan orang-orang, sehingga tampak di hadapan
mereka bahwa ia memiliki pengetahuan tentang hal-hal tersebut, tampak di
hadapan mereka bahwa ia memiliki ilmu yang kuat dan perhatian yang besar
terhadap keadaan ulama-ulama salaf, tetapi ketika kita lihat di rumahnya
22
Jalaludin Rahmad, Metode Penelitian Komunikasi ….,27
23
Ibid.,29
24
bersama keluarganya, ia adalah orang jauh dari keadaan tersebut. Contoh lain
adalah menggerak-gerakkan kedua bibir untuk berdzikir di hadapan orang
banyak dan menampakkan kemarahan terhadap kemunkaran di hadapan orang,
tetapi ketika ia berada di rumah ia tidak mengingkari atau lalai melakukan hal
tersebut. 25
Semua perbuatan ini mengurangi kesempurnaan tauhid dan ikhlas.
Sangat banyak dalil-dalil yang menunjukkan tercelanya perbuatan ini,
diantaranya adalah hadits yang diriwayatkan oleh sahabat Abu Sa’id al Khudri,
ia berkata: Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda:
“Maukah kalian saya beritahu tentang perbuatan yang bagi saya itu lebih saya
takuti daripada Al Masih Ad Dajjal? Kami katakan: Ya,” Ia berkata:
“Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Syirik khafiyy (yang
tersembunyi) yaitu seseorang mengerjakan shalat kemudian ia perbaiki
shalatnya karena ia mengetahui ada orang yang melihatnya.” (Menurut Syaikh
Al Albani rahimahullah hadits ini hasan. Shahih Sunan Ibni Majah 2/310
Hadits No 3389). 26
Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam juga bersabda:
Siapa yang memperdengarkan amalnya maka Allah SWT akan
memperdengarkan (aibnya) dan siapa yang riya` maka Allah Subhaanahu Wa
Ta'aalaa akan akan menampakkan (aibnya pada hari Qiamat).27
25
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif,….. 3
26 Ibid,.5
F. Hukum Syirik
Syirik adalah larangan Allah Subhaanahu Wa Ta'aalaa yang paling besar.
Allah SWT berfirman dalam surat An Nisaa` ayat 36:
ﺸ ﺴ ﺶﺶ ﺒﻮُﺶﺮﺸُ ﺴ ﺴو ﺴ ﺒ ﺒوُﺪُ ﺸﺒ ﺴو
Artinya: Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun.28Syirik juga merupakan perbuatan haram yang pertama (harus ditinggalkan).
Allah Subhaanahu Wa Ta'aalaa berfirman dalam surat Al An’aam ayat 151:
ﺴﺸﺶﺐ ﺶ ﺸ ﺴﺪﺶ ﺒ ﺴﻮﺸﺎﺶ ﺴو ﺎً ﺸ ﺴ ﺶﺶ ﺒﻮُﺶﺮﺸُ ﺴأ ﺸُ ﺸ ﺴ ﺴ ﺸُ ﺴﺜ ﺴمﺮﺴ ﺎ ﺴ ُﺸ ﺴأ ﺒ ﺸﻮﺴﺎ
ﺴﺴـ ﺸُ
ﺸُﺴد ﺸوﺴأ ﺒﻮُ ُـﺸﺴـ ﺴ ﺴو ﺎً ﺎ
ﻮُ ُـﺸﺴـ ﺴ ﺴو ﺴﺴ ﺴ ﺎ ﺴﺴو ﺎ ﺴﻬﺸـﺶ ﺴﺮﺴﻬﺴ ﺎ ﺴ ﺴ ﺶﺒ ﺴﻮﺴﺸﺒ ﺒﻮُ ﺴﺮﺸﺴـ ﺴ ﺴو ﺸُﺎ ﺶﺐ ﺴو ﺸُ ُ ُز ﺸﺮﺴـ ُﺸﺴﳓ ﺳﺨﺴ ﺸﺶﺐ ﺸﺶ
ﺴﺸـ ﺒ ﺒ
ﺸﺴـ ﺸُ ﺴ ﺴ ﺶﺶ ﺸُﺎ ﺴو ﺸُ ﺶ ﺴﺛ ﱢ ﺴﺸ ﺎﺶ ﺶﺐ ُ ﺒ ﺴمﺮﺴ ﺶ ﺒ
ﺴنﻮُ ﺶ
Artinya:
“Katakanlah: “Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu, yaitu: janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu bapa, dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan. Kami akan memberi rezki kepadamu dan kepada mereka; dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak di antaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar". Demikian itu yang diperintahkan oleh Tuhanmu kepadamu supaya kamu memahami (nya).”29
G. Perilaku-Perilaku Syirik
Ada beberapa perilaku atau perbuatan syirik yang sering terjadi di
masyarakat. antarnya sebagai berikut :
a. Riya’
Riya adalah beramal bukan karena Allah, melainkan karena ingin dipuji
atau dilihat orang. Riya termasuk syirik, sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
28
Alquran dan terjemahan , An Nisaa` : 36
29
ﺮﻐﺻﻻا كﺮ ا
فﺎﺧاﺎ فﻮﺧا
ﺮ ا لﺎ ﮫﻨ
ءﺎ
Artinya: “Sesuatu yang amat aku takuti yang akan menimpa kamu ialah syirik kecil. Nabi ditanya tentang hal ini, maka beliau menjawab, ialah Riya”. (HR. Ahmad)30.
b. Sihir
Sihir adalah kejadian luar biasa ( khariqul 'adah ) yang sifatnya menipu dan
disadari ilmu-ilmu hitam dengan tujuan kejahatan. Mereka yang melakukan
sihir atau mendatangi dukun untuk menelakakan orang lain dengan cara
guna-guna, tenung, santet, dan yang lainnya. sihir haram hukumnya dilakukan karena
meyakini selain Allah sebagai penolong.31 Sebagaimana Rasulullah SAW
bersabda:
ﺲكﺸﺮﺶ ﺴﺔﺴﺒ ﺴﻮﱢـﺒ ﺴو ُﺶ ﺎ ﺴ ﺒ ﺴو ﻰﺮ ﺒ نﺒ
Artinya: “Sesungguhnya jampi-jampi, tamimah (jimat-jimat), dan tiwalah (pelet, susuk, ajian pengasih dan sejenisnya) termasuk syirik”. (H.R. Abu Daud dan Ibnu majjah)ﺴﺮﺴ ﺴﺸﺪﺴﺴـﺎ ﺴﻬﺸـﺶ ﺴ ﺴﺴـ ُﰒًة ﺴﺪﺸُ ﺴﺪﺴﺴ ﺸﺴ
،
ﺴكﺴﺮﺸﺴﺒ ﺸﺪﺴﺴـﺴﺮﺴ ﺴ ﺸﺴﺴو
Artinya: “Barangsiapa yang membuat suatu simpul kemudian dia meniupinya, maka sungguh ia telah menyihir. Barangsiapa menyihir, sungguh ia telah berbuat syirik”. (HR. Nasa’i).
c. Meramal
Ucapan yang menyebutkan suatu peristiwa akan terjadi pada masa yang
akan datang dengan dasar pada zhan ( perasangkaan ) dan petunjuk atau
tanda-tanda yang bukan dari Allah. Perbuatan ini termasuk syirik karena masa depan
sifatnya Ghaib. Meramal peristiwa-peristiwa yang masih ghaib juga termasuk
30
Sutrisno Hadi, Metodelogi Riset….,7
perbuatan syirik karena percaya bahwa dukun atau peramal itu lebih
mengetahui dari Allah.32 Rasulullah SAW bersabda:
ﺴﺴ ﺴ ﺸـﺒ ﺶﺪﺴﺴـ ﺶمﺸﻮُ ﺒ ﺴﺶًﺔﺴ ﺸُ ﺴﺴ ﺴ ﺸـﺒ ﺶ ﺴ
ﺶﺮ ﺸﱢ ﺒ ﺴﺶًﺔﺴ ﺸُ
Artinya: “Barangsiapa yang mempelajari salah satu ilmu perbintangan, maka ia telah mempelajari sihir”. (HR. Abu Daud).
Yang dimaksud ilmu perbintangan dalam hadits ini bukanlah ilmu
perbintangan yang mempelajari tentang planet yang dalam ilmu pengetahuan
disebut astronomi.33
d. Nusyrah
Nusyrah adalah pengobatan yang dilakukan terhadap orang yang diduga
kemasukan jin atau terkena sihir dengan menggunakan kekuatan janji.
Maksudnya kekuatan yang ditimbulkan dengan bantuan makhluk tertentu
dengan suatu ikatan perjanjian.34
e. Tanjim (perbintangan)
Tanjim atau nujum merupakan suatu upaya mengetahui sesuatu dengan
mengikuti isyarat bintang-bintang.35 Tanjim terbagi dalam dua bagian, yaitu :
1. penggunaan bintang dan benda-benda angkasa sebagai petunjuk arah mata
angin dan letak geografis, jenis ini dibolehkan menurut ajaran islam. ilmu
tentang hal ini disebut astronomi.
2. menjadikan keadaan bintang dan beda-benda angkasa lainnya sebagai dasar
ramalan untuk masalah gaib, seperti menentukan jodoh, nasib, dan masa
32
Ibnu Hajar, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan
(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1999), 274.
33
Ibid.,275
34
Ibid.,276
35
depan. ilmu tentang hal ini disebut Astrologi. Adapun hukum mempercayai
ilmu nujum ini hukumnya haram dan termasuk syirik.36
f. Atiyarah
Atiyarah, yaitu fenomena alam atau aktifitas makhluk yang
dihubungkan dengan terjadinya sesuatu. Di Masyarakat, sering ada pendapat
yang mengatakan jika ada kupu-kupu terbang dan masuk ke rumah
menandakan akan datang tamu. Begitu pula adanya suara burung gagak yang
disebutkan akan ada orang yang meninggal dunia. Selain itu, denyutan pada
anggota badan yang mengisyaratkan sesuatu.37
g. Tamaim (jimat)
Yaitu sesuatu yang dikalungkan di leher atau bagian dari tubuh
seseorang yang bertujuan mendatangkan manfaat atau menolak kejahatan,
dalam bahasa masyarakat disebut jimat. Memakai azimat termasuk perbuatan
syirik karena mengandung unsur meminta atau mengharapkan sesuatu kepada
kekuatan lain selain Allah.38Sabda rasulullah SAW:
ﺴكﺴﺮﺸﺴﺒ ﺸﺪﺴﺴـ ًﺔ ﺴﺸ ﺶ ﺴﲤ ﺴ ﺴﺴـ ﺸﺴ
Artinya: “Barangsiapa menggantungkan azimat, maka dia telah berbuat syirik”.(HR. Ahmad)h. Bersumpah Dengan Nama Selain Allah
Sabda rasulullah SAW:
ٰﺷﺒ ﺶ ﺸﲑﺴ ﺶ ﺴ ﺴ ﺴ ﺸﺴﺴو
ﺴكﺴﺮﺸﺴﺒ ﺸوﺴﺒ ﺴﺮﺴﺴﺸﺪﺴﺴـ ﺶ
36
Zainul Arifin, Studi Kitab Hadis….,1
37 Ibid.,2
Artinya: “Dan barang siapa yang bersumpah dengan selain nama Allah, maka dia telah kufur atau syirik”. (HR. Tirmidzi)
i. Mantera
Mantera yaitu mengucapkan kata-kata atau gumam-gumam yang
dilakukan oleh orang jahiliyah dengan keyakinan, bahwa kata-kata atau
gumam-gumam itu dapat menolak kejahatan atau bala dengan bantuan jin.39
Sabda rasulullah SAW:
ﺎ اﻮ ﺮ ا نا كﺮ ﺔ ﻮ او
Artinya: ”Sesungguhnya mantera, azimat dan guna-guna itu adalah perbuatan syirik”. (HR. Ibnu Hibban).
j. Dukun dan tenung
Dukun ialah orang yang dapat memberitahukan tentang hal-hal yang
ghaib pada masa datang, atau memberitahukan apa yang tersirat dalam naluri
manusia. Adapun tukang tenung adalah nama lain dari peramal atau dukun,
atau orang-orang yang mengaku bahwa dirinya dapat mengetahui dan
melakukan hal-hal yang ghaib, baik dengan bantuan jin atau setan, ataupun
dengan membaca garis tangan. Dalam sebuah hadits diterangkan:
او ﻦ ٰﷲ ﻰﺿر ﻻا ﻦ ﺔ لﺎ ﮫ ﻨ
:
ٰﷲ لﻮ ر ٰﷲ ﻰ ﺻ
ﮫ ﺄ ﺎﻨھﺎ ﻰ ا ﻦ لﻮ و ﮫ
لﺎ ﺎ ﮫ ﺪﺻ نﺎ ﺔ ﻦ را ﺔ ﻮ ا ﮫﻨ ﺠﺣءﻲ ﻦ ﺮ
Artinya: “Dari Wailah bin Asqa’i ra berkata: aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: Barangsiapa datang kepada tukang tenung lalu menanyakan tentang sesuatu, maka terhalanglah tobatnya selama empat puluh hari. Dan bila mempercayai perkataan tukang tenung itu, maka kafirlah ia”. (HR. Thabrani).
39
k. Bernazar Kepada Selain Allah
Dalam masyarakat masih dijumpai seseorang bernazar kepada selain Allah.
Misalnya seseorang bernazar, “Jika aku sembuh dari penyakit aku akan
mengadakan sesajian ke makam wali”. Perbuatan seperti itu adalah perbuatan
yang sesat.40
j. susuk
Susuk merupakan suatu perbuatan syirik karena seolah-olah kita meminta
bantuan sesuatu yang lain dari Allah dan menganggap ada ssuatu yang lain
yang lebih berkuasa dari Allah swt.41
H. Akibat Negatif Perbuatan Syirik
Adapun akibat negatif yang ditimbulkan dari syirik, antara lain:
1. Sulit menerima kebenaran. Firman Allah SWT:
ﺲ ﺶﺴ ﺲبﺒﺴﺬﺴ ﺸُﺴ ﺴو ﺲة ﺴوﺎﺴ ﺶ ﺸﺶﺶﺜﺎ ﺴﺸ ﺴأ ﻰﺴ ﺴﺴو ﺸﺶﻬﺶ ﺸﺴﲰ ﻰﺴ ﺴﺴو ﺸﺶﺶﻮُ ُـ ﻰﺴ ﺴ ُ ﺒ ﺴﺴ ﺴ
Artinya: “Allah telah mengunci hati dan pendengaran mereka, penglihatan mereka telah tertutup, dan mereka akan mendapat adzab yang berat.”42Hati orang-orang syirik tertutup untuk menerima kebenaran baik yang
datangnya dari Allah dan Rasul-Nya. Menurut Ibnu Jarir, ketertutupan hati orang
syirik itu lantaran dari sifat kesombongan dan penentangannya terhadap kebenaran
yang disampaikan kepadanya. Orang-orang syirik yang mendustakan ayat-ayat
40
Poesporojo dkk, Metodelogi Riset (Bandung: Pustaka Bandung, 1989), 17.
41
Ibid.,18
42
Allah dideri peringatan atau tudak sama saja bagi mereka, karena hati mereka
buta.43
2. Munculnya perasaan bimbang dan ragu. Firman Allah SWT:
ً ﺴﺮﺴ ُ ﺒ ُُﺴدﺒ ﺴﺰﺴـ ﺲضﺴﺮﺴ ﺸﺶﺶﻮُ ُـ ﺶﰲ
ﺴنﻮُ ﺶﺬﺸ ﺴ ﺒﻮُ ﺎﺴ ﺎﺴ ﺶﲟ ﺲﺶ ﺴأ ﺲبﺒﺴﺬﺴ ﺸُﺴ ﺴو ﺎ
“Dalam hati mereka ada penyakit, lalu Allah menambah penyakitnya itu, dan mereka mendapat adzab yang pedih, karena mereka berdusta.” 44
Menurut pendapat Ibnu Abbas, penyakit hati orang syirik adalah perasaan
bimbang dan ragu (syak), kegoncangan batin seperti inilah yang menjadikan
mereka merasa gelisah. Hatinya tidak pernah tenang, merasa tidak puas dengan
harta, jabatan yang mereka miliki.45
3. Hanya akan memperoleh kesenangan sementara. Kesenangan hidup di dunia
yang diperoleh orang-orang musyrik sifatnya sementara, di akhirat kelah akan
mendapatkan siksa yang pedih. Meskipun ketika hidup di dunia mereka dalam
keadaan miskin dan sengsara, lebih-lebih jika mereka kaya, bagi mereka hal itu
tetap merupakan keuntungan dan kesenangan karena mereka mengikuti hawa
nafsunya.46
4. Amalan dan harta yang yang dinafkahkan sia-sia. Amalan yang dinafkahkan
orang-orang musyrik adalah sia-sia (tidak diberi pahala oleh Allah), apa yang
dimilikinya tidak akan dapat digunakan untuk menebus siksa di akhirat kelak.47
43
Abul ‘Ala Maududi, Dasar-dasar Aqidah Islam, ter. Mufid Ridlo (Jakarta: Media Dakwah, 1996), 30.
44
Alquran dan terjemahan, QS. Al-Baqarah: 10.
45 Ibid.,31
46
Abul ‘Ala Maududi, Dasar-dasar Aqidah Islam…..,32
47
5. Orang musyrik dinilai sebagai makhluk terburuk. Allah menilai orang-orang
musyrik dengan penilaian yang sangat rendah. Orang-orang musyrik itu seperti
binatang ternak, bahkan mereka lebih rendah dan sesat daripada binatang.
6. Menjadi musuh Allah. Perbuatan musyrik menyebabkan murka Allah SWT,
7. Dijanjikan mendapat siksa neraka.
I. Kerusan dan Bahaya Melakukan Dosa Syirik
Perbuatan syirik (menyekutukan Allah) menyebabkan kerusakan dan
bahaya yang besar, baik dalam kehidupan pribadi maupun dalam kehidupan
bermasyarakat. Di antara kerusakan dan bahaya akibat perbuatan syirik adalah:48
a. Syirik merendahkan eksistensi kemanusiaan, derajat dan martabatnya. Sebab
Allah menjadikan manusia sebagai hamba Allah di muka bumi. Allah
memuliakannya, mengajarkan seluruh nama-nama, lalu menundukkan baginya
apa yang ada di langit dan di bumi semuanya. Allah telah menjadikan manusia
sebagai penguasa di jagad raya ini. Tetapi kemudian ia tidak mengetahui
derajat dan martabat dirinya. Ia lalu menjadikan sebagian dari makhluk Allah
sebagai Tuhan dan sesembahan. Ia tunduk dan menghinakan diri kepadanya.49
b. Syirik adalah sarang khurofat dan kebatilan. Dalam sebuah masyarakat yang
akrab dengan perbuatan syirik, “Barang dagangan” dukun, tukang nujum, ahli
nujum, ahli sihir dan yang semacamnya menjadi laku keras. Sebab mereka
mendakwahkan (mengklaim) bahwa dirinya mengetahui ilmu ghaib yang
sesungguhnya tak seorangpun mengetahuinya kecuali Allah. Jadi dengan
48
Muhammad Solihan, Sejarah Kebudayaan Islam (Jakarta: Tri Bakti 1990), 45-46
adanya mereka, akal manusia dijadikan siap untuk menerima segala macam
khurofat atau takhayul serta mempercayai para pendusta (dukun). Sehingga
dalam masyarakat seperti ini akan lahir generasi yang tidak mengindahkan
ikhtiar (usaha) dan mencari sebab serta meremehkan sunnatullah (ketentuan
Allah).50
c. Syirik adalah kedzoliman yang paling besar. Yaitu dzalim terhadap hakikat
yang agung yaitu (Tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah).
Adapun orang musyrik mengambil selain Allah sebagai Tuhan serta mengambil
selain-Nya sebagai penguasa. Syirik merupakan kedzaliman dan penganiayaan
terhadap diri sendiri. Sebab orang musyrik menjadikan dirinya sebagai hamba
dari makhluk yang merdeka. Syirik juga merupakan kezhaliman terhadap orang
lain yang ia mempersekutukan dengan Allah karena ia telah memberikan
sesuatu yang sebenarnya bukan miliknya.51
d. Syirik sumber dari segala ketakutan dan kecemasan. Orang yang akalnya
menerima berbagai macam khurofat dan mempercayai kebatilan, kehidupannya
selalu diliputi ketakutan. Sebab dia menyandarkan dirinya pada banyak tuhan.
Padahal tuhan-tuhan itu lemah dan tak kuasa memberikan manfaat atau
menolak bahaya atas dirinya.Karena itu, dalam sebuah masyarakat yang akrab
dengan kemusyrikan, putus asa dan ketakutan tanpa sebab merupakan suatu hal
yang lazim dan banyak terjadi. Allah berfirman:
ﺎﺶ ﺒﻮُﺴﺮﺸﺴأ ﺎﺴ ﺶﲟ ﺴﺸﺮ ﺒ ﺒو ُﺮﺴﺴ ﺴ ﺶﺬ ﺒ ﺶبﻮُ ُـ ﺶﰲ ﺶﺸ ُـ ﺴ
ﺴﺸ ﺶ ﺴو ُﺜﺎ ﺒ ُُﺒ ﺴوﺸﺄ ﺴﺴو ﺎً ﺎﺴ ﺸ ُ ﺶﺶ ﺸلﱢﺰﺴـُ ـ ﺸﺴ ﺎ ﺴ ﺶ
ﺴﲔﺶﺶ ﺎ ﺒ ىﺴﻮﺸـﺴ
50
Muhammad Solihan, Sejarah Kebudayaan Islam…..,49
“Akan Kami masukkan ke dalam hati orang-orang yang kafir rasa takut disebabkan mereka mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah sendiri tidak memberikan keterangan tentang itu. Tempat kembali mereka adalah Neraka, dan itulah seburuk-buruk tempat tinggal orang-orang dhalim”. (Ali-Imran: 151).52
e. Syirik membuat orang malas melakukan pekerjaan yang bermanfaat. Syirik
mengajarkan kepada para pengikutnya untuk mengandalkan para perantara,
sehingga mereka meremehkan amal shalih. Sebaliknya mereka melakukan
perbuatan dosa dengan keyakinan bahwa para perantara akan memberinya
syafa’at di sisi Allah. Begitu pula orang-orang kristen melakukan berbagai
kemungkaran, sebab mereka mempercayai Al-Masih telah menghapus
dosa-dosa mereka ketika di salib. Sebagian umat Islam mengandalkan syafaat
Rasulullah SAW tapi mereka meninggalkan kewajiban dan banyak melakukan
perbuatan haram. Padahal Rasul SAW berkata kepada putrinya: “Wahai
Fathimah binti Muhammad, mintalah dari hartaku sekehendakmu (tetapi) aku
tidak bermanfaat sedikitpun bagimu di sisi Allah”. (HR. Al-Bukhari)53
f. Syirik menyebabkan pelakunya kekal dalam Neraka. Syirik menyebabkan
kesia-siaan dan kehampaan di dunia, sedang di akhirat menyebabkan pelakunya
kekal di dalam Neraka. Allah berfirman:
ُﺪُ ﺸﺒ ﺴﺶ ﺒ ﺴﺮﺸﺶﺐ ﺶﲏﺴ ﺎ ﺴ ُ ﺶ ﺴﺸﺒ ﺴلﺎﺴ ﺴو ﺴﺴﱘﺸﺮﺴ ُﺸ ﺒ ُ ﺶ ﺴﺸﺒ ﺴﻮُ ﺴ ﺒ نﺶﺐ ﺒﻮُﺎﺴ
ﺴ ﺶﺬ ﺒ ﺴﺮﺴﺴ ﺸﺪﺴﺴ
ﱢ ﺴﺜ ﺴ ﺒ ﺒو
ُ ﺒ ﺴمﺮﺴ ﺸﺪﺴﺴـ ﺶ ﺎﺶ ﺸكﺶﺮﺸ ُ ﺸﺴ ُ ﺶﺐ ﺸُ ﺴﺜﺴو
ﺳﺜﺎ ﺴﺸ ﺴأ ﺸﺶ ﺴﲔﺶﺶ ﺎ ﺶ ﺎ ﺴﺴو ُﺜﺎ ﺒ ُ ﺒ ﺴوﺸﺄ ﺴﺴو ﺴﺔ ﺴﺸ ﺒ ﺶﺸ ﺴ ﺴ
Artinya:
“Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya Surga dan tempatnya ialah Neraka, dan tidaklah ada bagi orang-orang dhalim itu seorang penolongpun”. 54
52
Alquran dan terjemah, Ali-Imran: 151
53
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah; Pesan, Kesan dan Keserasian Alquran
(Jakarta: Lentera Hati, 2002),399
54
g. Syirik memecah belah umat, “Dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang
memper-sekutukan Allah, yaitu orang-orang yang memecah belah agama
mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa
bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka”. (Ar-Ruum: 31-32).
Itulah berbagai kerusakan dan bahaya yang ditimbulkan perbuatan syirik.
Yang jelas Syirik merupakan penyebab turunnya derajat dan martabat manusia
ke tempat paling hina dan paling rendah.55
J. Contoh Perilaku Orang yang Berbuat Syirik
Pada masa pemerintahan Fir’aun, dari kaum Fir’aun kita dapat menarik
pelajaran bahwa yang disebut syirik bukan hanya sikap seseorang yang
mengagung-agungkan sesuatu dari kalangan sesama makhluk, termasuk sesama
manusia (kultus), tetapi syirik juga meliputi sikap mengagung-agungkan diri
sendiri kemudian menindas harkat dan martabat sesama manusia, seperti tingkah
diktator dan tiran.
F. Hikmah Menghindari Perbuatan Syirik
Banyak hikmah yang dapat kita di ambil dari menghindari perbuatan syirik,
diantaranya:56