• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI RELATIONSHIP MARKETING PADA MR. KONVEKSI BANGKALAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STRATEGI RELATIONSHIP MARKETING PADA MR. KONVEKSI BANGKALAN."

Copied!
80
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI RELATIONSHIP MARKETING PADA MR. KONVEKSI BANGKALAN

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I)

Oleh :

SUHAILI

NIM : B04211051

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH

JURUSAN DAKWAH

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

(2)
(3)
(4)

ABSTRAK

Suhaili, B04211051, 2015. Strategi Relationship Marketing Pada Mr. Konveksi

Bangkalan.

Relationship marketing merupakan pengenalan setiap pelanggan secara lebih dekat dengan menciptakan komunikasi dua arah dengan mengelola suatu hubungan yang saling menguntungkan antara perusahaan dan pelanggan. Serta menyediakan pendekatan yang akan membantu perusahaan untuk menciptakan hubungan dengan pelanggan dan perusahaan lain yang berkaitan dalam proses bisnis

Perusahaan pada umumnya memfokuskan pemasarannya pada penjualan dan perekrutan pelanggan baru, padahal konsep pemasaran menyebutkan bahwa kunci kesuksesan sebuah perusahaan terletak pada bagaimana perusahaan meletakan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran serta memberikan kepuasan pada pelanggan melebihi pesaing.

Mr. Konveksi Bangkalan sebagai perusahaan yang memproduksi bahan Teksil ini harus dapat meningkatkan kepuasan pelanggan yang pada akhirnya mempertahankan kepuasan dan loyalitas pelanggan. Sehingga dalam hal ini Mr. Konveksi Bangkalan dirasa perlu mengikuti perkembangan strategi pemasaran yang

telah berkembang pesat tersebut. Yaitu dengan menerapkan Strategi Relationship

marketing dengan harapan dapat mempertahankan loyalitas pelanggan.

Tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui bagaimana strategi relationship marketing yang diterapkan oleh Mr. Konveksi Bangkalan dengan analisis meningkatkan kepuasan dan Loyalitas pelanggan. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang bersifat deskriptif kualitatif dengan subyek penelitian pimpinan Mr. Konveksi Bangkalan, karyawan dan konsumen. Metode pengumpulan data terdiri dari wawancara, observasi dan dokumentasi. Serta menggunakan metode trianggulasi untuk pengecekan keabsahan data.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Mr. Konveksi Bangkalan telah

menerapkan strategi relationship marketing dalam meningkatkan kepuasan dan

loyalitas pelanggan, ditunjukkan dengan perkembangan kualitas pelayanan serta kualitas produk yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan, hal ini dibuktikan dengan meningkatnya pelanggan dengan memesan di Mr. Konveksi Bangkalan dari tahun ke tahun.

(5)

DAFTAR ISI

JUDUL PENELITIAN ... i

HALAMAN PERSETUJAN DOSEN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

1. Strategi Relationship Marketing ... 8

F. Sistematika Pembahasan ... 9

BAB II : KAJIAN TEORITIK A. Penelitian Terdahulu ... 11

B. Kerangka Teoritik ... 14

1. Relationship Marketing ... 14

2. Model Relationship Marketing ... 31

C. Perspektif Islam ... 40

a. Strategi Relationship Marketing ... 40

BAB III : METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 43

B. Lokasi penelitian ... 44

C. Jenis dan Sumber Data ... 44

D. Tahap-tahap Penelitian ... 46

E. Teknik Pengumpulan Data ... 50

F. Teknik Validitas Instrumen Penelitian ... 52

G. Teknik Analisis Data ... 54

BAB IV : HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 57

1. Sejarah ... 57

2. Struktur Perusahaan ... 58

(6)

4. Aktivitas Perusahaan ... 60

B. Penyajian Data ... 60

1. Strategi Relationship Marketing ... 60

C. Pembahasan Hasil Penelitian (Analisis Data) ... 68

BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan ... 70

B. Saran dan Rekomendasi ... 71

C. Keterbatasan Penelitian ... 71

DAFTAR PUSTAKA ... 72

(7)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Langkah-langkah Relationship Marketing ... 24

(8)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Salah satu alternatif pendekatan yang saat ini yang banyak

digunakan oleh perusahaan atau organisasi adalah relationship marketing,

yaitu prinsip pemasaran yang menekankan dan berusaha untuk menarik

dan menjaga hubungan baik jangka panjang dengan pelanggan, dengan

suplier maupun distributor. Menurut Oliver Strategi pemasaran yang

selama ini banyak digunakan adalah pemasaran tansaksional.1 Mengetahui

pemasaran dimana tahun 1975 perusahaan atau organisasi lebih banyak

menggunakan pemasaran transaksional yang menekankan pada direct

marketing yaitu melalui katalog, iklan, penjualan langsung, dan lain-lain

dalam Chan dan Syafrrudin.2

Dalam disiplin ilmu pemasaran, terminlogi “relationship

marketing” pertama kali diperkenalkan oleh Berry dalam Yudi3 yang

terkandung dalam relationship marketing telah lama diperkenalkan dan

dikaji. Definisi relationship marketing telah dikemukakan oleh berbagai

pihak dengan penekanan dan konteks yang berbeda-beda. Maksud dari arti

relationship marketing dalam area pemasarab jasa oleh Berry dalam yudi4

1 You, Oliver H.M., et.al. 1999 “is Relationship For Verry One ? “European Jurnal Of Marketing Vol

34 4-10. 2

Syafruddin Chan. 2003. Relationship Marketing : Inovasi Pemasaran yang Membuat Pelanggan Bertekuk lutut. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

3 Yudi Sutarso, “Komitmen Organisasi:Tinjauan Teoritis atas penyebab dampak, dan adopsinya bagi penelitian Relationship Marketing”,

(9)

diartikan sebagai menarik, memelihara, dan meningkatkan hubungan

dengan pelanggan. Dalam definisi tersebut, yang terpenting adalah bahwa

menarik pelanggan baru harus dipandang sebagai “langkah antara” dalam

proses pemasaran. Sedangkan menguatkan hubungan, merubah konsumen

yang acuh menjadi loyal dan melayani pelanggan sebagai klien harus

menjadi pertimbangan penting bagi kegiatan pemasaran. Aksioma

fundamental dalam RM adalah konsumen menyukai pengurangan pilihan

dengan menjadi loyal secara terus menerus kepada seorang pemasar.

Terhadap perspektif Relationship Marketing yang diajukan oleh

Berry dalam Yudi5, beberapa akademis dan peneliti pemasaran

memberikan perspektif yang melengkapi definisi tersebut. Gronroos

menambahkan perspektif partnerships dengan bukan pelanggan

(nonconsumer partnership). Sehingga dengan perspektif tersebut definisi

RM berkembang menjadi “membangun, memelihara dan meningkatkan

hubungan dengan pelanggan dan pihak lain yang berhubungan, untuk

mendapatkan laba, sehingga tujuan masing-masing pihak dapat dipenuhi

secara memuaskan” menurut Berry, gronroos, dalam Yudi 6.

Konsep pemasaran menyebutkan bahwa kunci untuk meraih tujuan

perusahaan adalah menentukan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran

serta memberi kepuasan secara lebih efisien dan efektif dari pada yang

5 Yudi Sutarso , “Komitmen Organisasi:Tinjauan Teoritis atas penyebab dampak, dan adopsinya bagi penelitian Relationship Marketing”

6

(10)

diberikan oleh pesaing.7 Oleh karena itu, suatu perusahaan harus lebih

cermat dalam memilih strategi pemasaran yang efektif sehingga mencapai

apa yang diharapkan pelanggan.

Menurut Fredy Rangkuti sebagaimana dikutip oleh Irmayanti

Hasan, Kepuasan pelanggan berakibat pada loyalitas pelanggan, loyalitas

merupakan gabungan antara proses intelektual dan emosional antara

pelanggan dan perusahaan, dengan adanya pelanggan yang loyal,

perusahaan perlu mempertahankan pelanggan (customer orientation

retention).8 Untuk mempertahankan pelanggan yang ada, perusahaan dapat

menggunakan strategi hubungan pemasaran (relationship marketing),

menurut chan relationship marketing dapat didefinisikan sebagai

pengenalan setiap pelanggan secara lebih dekat dengan menciptakan

komunikasi dua arah dengan mengelola suatu hubungan yang saling

menguntungkan antara perusahaan dan pelanggan.9 Sehingga dapat

dikatakan bahwa relationship marketing menyediakan suatu pendekatan

yang akan membantu perusahaan untuk menciptakan hubungan dengan

pelanggan dan perusahaan lain yang berkaitan dalam proses bisnis, dan

menganggap relationship marketing sebagai suatu strategi.

Pada umumnya, kegiatan memperoleh pelanggan baru menuntut

promosi besar-besaran dan menghabiskan dana cukup banyak dan

7

Philip Kotler, Marketing , ( Jakarta : Erlangga, 1992), hlm.15

8Irmayanti Hasan, “Pengaruh Relationship Marketing Terhadap Customer Retention Orientation

Terhadap Konsumen Bank Syariah di Kota Malang”, Jurnal Bisnis dan Ekonomi Islam

Iqtishoduna. Jurnal Eksekutif (online), hlm. 68. 9

(11)

menanggung resiko bahwa mereka yang pertama kali mencoba produk

perusahaan belum tentu suka dengan produk tersebut. Kedua, pelanggan

yang puas bisa dijadikan bagian dari tim pemasar yang menyebarkan citra

baik perusahaan. Ketiga, pelanggan tetap jangka panjang bisa menjadi

mitra yang baik bagi perusahaan dalam meningkatkan kualitas produk-

produknya.

10

Perusahaan yang menerapkan pengelolaan hubungan baik dengan

pelanggan adalah perusahaan yang segala perilakunya didasarkan pada

kepentingan pelanggan, perusahaan seperti inilah yang akan berhasil

bertahan di pasar untuk jangka waktu sangat lama. Mereka selalu

memastikan bahwa pelanggan terbaiknya akan mendapatkan jasa yang

spesial. Kemudian tantangan selanjutnya adalah bagaimana perusahaan

mendapatkan pemahaman baik yang kontinyu dari pelanggan dan

menggunakannya sebagai penawaran terbaik yaitu menciptakan

penawaran nilai yang lebih menarik bagi produk dan jasanya.11

Relationship marketing menurut Kotler dan Armstrong12 adalah the

process of creating, maintaining and enchanging strong, value laden

relationships with customers and other stockholder. Yang kurang lebih

memiliki arti bahwa relationship marketing adalah proses mencipta,

memelihara dan mengalihkan keunggulan, muatan nilai hubungan antara

10

Syafruddin chan, Relationship Marketing : Inovasi Pemasaran yang Membuat Pelanggan Bertekuk Lutut, hlm. 6

11

Syafruddin chan, Relationship Marketing : Inovasi Pemasaran yang Membuat Pelanggan Bertekuk Lutut, hlm. 5

12

(12)

pelanggan dan pemegang saham lainnya. Jadi setiap badan usaha atau

perusahaan dalam melakukan hubungan dengan pelanggan sangat

membutuhkan proses relationship marketing. Relationship marketing

adalah pertumbuhan, pengembangan, dan pemeliharaan dalam jangka

panjang yang menimbulkan hubungan biaya efektif dengan pelanggan,

pemasok, karyawan, dan rekan-rekan lain yang saling menguntungkan

menurut Tandjung dalam Ferisca.S & Mely.T. Menurut Syafruddin Chan

Relationship marketing merupakan pengenalan pada setiap pelanggan

secara lebih dekat dengan menciptakan komunikasi dua arah yang dengan

mengelola suatu hubungan yang saling menguntungkan antara pelanggan

dan perusahaan.13

Akan tetapi dengan adanya penghargaan yang baik kepada

perusahaan Mr. Konveksi Bangkalan ini yaitu dengan berdirinya

perusahaan ini yang tidak cukup lama hanya sekitar 5 tahun, akan tetapi

perusahaan ini sangat berkembang cepat antara pelayanan, tujuan

perusahaan, manajemen perusahaan dan prduksinya, yaitu dengan

mendapatkan keuntungan yang berjalan dengan sangat cepat dan

berkembang. Maka dari itu dengan berkaitannya hal tersebut, maka perlu

dilakukan penelitian dalam mengetahui strategi relationship marketing

serta untuk mengetahui apakah didalam organisasi tersebut cara

pelaksanaanya sesuai dengan teori. Jika didalam suatu organisasi tersebut

antara pelaksaan dan teori yang peneliti pelajari tidak sesuai maka saran

13

(13)

peniliti yaitu ada tindak lanjut tersendiri yang seharusnya dilakukan oleh

organisasi dalam hal segi strategi relationship marketing agar pelayanan

kepuasan konsumen itu selalu tetap loyal. Berdasarkan penjelasan di atas,

peneliti merumuskan judul sebagai berikut: Strategi Relationship

Marketing pada Mr. Konveksi Bangkalan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian-uraian yang melatar belakangi masalah di atas,

maka dapat diambil suatu rumusan masalah yaitu : bagaimanakah strategi

relationship marketing pada Mr. Konveksi Bangkalan?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka

tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui gambaran stretegi

relationship marketing pada Mr. Konveksi Bangkalan.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Kegunaan teoritik

a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi

pengembangan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan topik

strategi relationship marketing pada Mr. konveksi Bangkalan

b. Menjadi bahan masukan untuk kepentingan pengembangan ilmu

bagi pihak-pihak tertentu guna menjadikan skripsi ini menjadi

acuan untuk penelitian lanjutan terhadap objek sejenis atau aspek

(14)

2. Kegunaan Praktis

a. Memberikan informasi kepada seluruh staff lembaga profit ini

tentang wacana strategi relationship marketing sekaligus menerima

bekal aplikatif untuk memperbaiki strategi relationship marketing

pada Mr. konveksi Bangkalan tersebut.

b. Menambah wawasan bagi para praktisi manajemen pada

umumnya, bahwa strategi relationship marketing penting untuk

suatu lembaga profit..

c. Sebagai bahan masukan kepada manajer umum, kepada staff

marketing, dan SDM di Mr. Konveksi Bangkalan untuk lebih

memperhatikan relationship marketing.

d. Sebagai bahan masukan kepada semua praktisi manajemen sektor

non publik bahwa keberhasilan organisasi akan mudah dicapai bila

didukung oleh keberhasilan dalam penanganan relationship

marketing

e. Sebagai bahan referensi dan informasi bagi peneliti lain yang ingin

melakukan penelitian lebih lanjut terutama yang berhubungan

dengan strategi relationship marketing.

f. Proses dan hasil penelitian ini bagi penulis diharapkan dapat

menambah wawasan dan pengetahuan serta dapat mengetahui

(15)

E. Definisi Konsep

Dalam jurnal Sriani mengatakan bahwa Dimensi Relationship

Marketing:14

a. Kepercayaan

Trust diartikan sebagai kesediaan mengandalkan kemampuan,

integritas, dan motivasi pihak lain untuk bertindak dalam rangka

memuaskan kebutuhan dan kepentingan seorang sebagaimana

disepakati bersama secara implisit maupun eksplisit Tjiptono dalam

Sriani.15

b. Komitmen

Menurut Tjiptono dalam Sriani komitmen merupakan hasrat atau

keinginan kuat untuk mempertahankan dan melanjutkan relasi yang

dipandang penting dan bernilai jangka panjang. Komitmen biasanya

tercermin pada perilaku kooperatif dan tindakan aktif untuk tetap

mempertahankan relasi yang telah dikirim.16

c. Komunikasi

Dalam relationship marketing berarti menjaga hubungan dengan

pelanggan yang bernilai, menyediakan informasi tepat waktu dan

terpercaya dalam pelayanan jasa dan perubahannya, serta

berkomunkasi secara aktif jika terjadi masalah pengiriman. Hal ini

14Sriani, “

The Effect Of Relationship Marketing Towards Customer Loyalty At Pt. Platon Niaga Berjangka In Pekanbaru”, (Online), diakses pada April 2015.

15 Sriani, “ The Effect Of Relationship Marketing Towards Customer Loyalty At Pt. Platon Niaga Berjangka In Pekanbaru”, (Online), diakses pada April 2015.

(16)

merupakan tugas utama komunikator untuk membengun kesadaran

(awareness), mengembangkan preferensi konsumen (dengan

mempromosikan nilai, performa, dan fitur lain), meyakinkan pembeli

yang tertarik, dan mendorong mereka melakukan pembelian Nsubisi

dan Chan dalam Sriani.17

d. Penanganan Masalah

Menurut Callagan, Sutarso dalam Sriani variabel penanganan

masalah adalah suatu dimensi dari Relationship Marketing yang

menyebabkan salah satu pihak memberikan timbal balik atau

mengembalikan atas apa yang didapat atau apa yang telah sepadan

dengan yang diterimanya.18

F. Sistematika Pembahasan

Agar penelitian ini mudah untuk dipahami, maka penulis menyusun

sistematika pembahasan. Sistematika dalam pembahasan ini, terdiri dari dari

beberapa bagian.

Bab I Pendahuluan, bab ini memuat pendahuluan yang berisi latar

belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, definisi konsep, dan sistematika pembahasan.

Bab II Kajian teoritik, bab ini memuat penelitian terdahulu yang relevan,

kerangka teori, dan Strategi Relationship Marketing menurut perspektif

Islam.

17 Sriani, “ The Effect Of Relationship Marketing Towards Customer Loyalty At Pt. Platon Niaga Berjangka In Pekanbaru”, (Online), diakses pada April 2015.

(17)

Bab III Metode penelitian, bab ini memuat metode penelitian meliputi:

pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian, jenis dan sumber data,

tahap-tahap penelitian, teknik pengumpulan data, teknik validitas data, dan teknik

analisis data. Pembahasan ini sengaja disajikan untuk memberikan gambaran

secara utuh mengenai metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini,

sehingga hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat menjawab rumusan

masalah yang telah dirancang pada sub bab rumusan masalah di atas.

Bab IV Hasil Penelitian, Bab ini menjelaskan tentang gambaran

umum obyek penelitian yaitu Mr. Konveksi Bangkalan yang meliputi

sejarah, struktur organisasi. Kemudian peneliti menyajikan data hasil

penelitian yang telah dilakukan. Selanjutnya adalah analisa data, dalam

sub bab ini peneliti mencari dan menemukan jawaban dari rumusan

masalah.

Bab V Penutup, Bab ini berisi penutup yang memaparkan tentang

kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan, saran dan rekomendasi,

(18)

BAB II

KAJIAN TEORITIK

A. Penelitian Terdahulu

Dari penelitian terdahulu didapatkan hasil penelitian dimana

masing-masing mempunyai pendapat dalam penelitian mereka. Penelitian

mengambil sebagian penelitian terdahulu antara lain yaitu :

1) Diambil dari Universitas Negeri Malang Fakultas Ekonomi yang

bernama Sulhida Silmi dengan judul “ Persepsi Konsumen Tentang

Relationship Marketing dan Pengaruhnya Terhadap Loyalitas (Studi

Pada Konsumen Tabungan Utama PT. Bank Mega Syariah Cabang

Malang)”. Perbedaan dari penelitian diatas adalah:

a. Pada penelitian milik Silmi ini yaitu jenis penelitian Kuantitatif

yang asosiatif sedangkan penelitian ini yaitu kualitatif deskripif

b. Pada objek penelitian silmi di Bank sedangkan penelitian ini di

Perusahaan Konveksi

Sedangkan persamaan dari penelitian diatas adalah, pada penelitian

ini sama-sama menggunakan teori yang untuk dipertanyakan yaitu

pada Keuntungan bersama (Mutual Benefit), Komitmen (commitment),

Kebenaran (authenticity) dan Komunikasi (communication).

2) Diambil dari Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

yang bernama Siti Eka Hardiyati dengan Judul “Strategi Relationship

(19)

Syariah) Cabang Cik Ditiro Yogyakarta”. Perbedaan dari penelitian

diatas adalah:

a. Pada peneliti milik Siti Eka Hardiyati ini yaitu jenis metode

penelitian kualitatif deskritif namun metode penelitian

naturalistik.

b. Pada peneliti milik Siti Eka Hardiyati menggunakan teori

model relationship matketing sedangkan penelitian ini

menggunakan teori tentang kunci relationship matketing

menurut ndubis, yaitu Keuntungan bersama (Mutual Benefit),

Komitmen (commitment), Kebenaran (authenticity) dan

Komunikasi (communication).

c. Objek penelitian milik Siti Eka Hardiyati ini di Bank

sedangkan penelitian ini di Perusahaan Konveksi.

d. Teknik analisa data milik Siti Eka Hardiyati ini Metode analisis

data yang digunakan peneliti adalah analisis kualitatif, yaitu

suatu metode yang menggambarkan sebuah fakta kemudian

dianalisa sebuah kesimpulan dari data fakta dengan

menggunakan analisa perbandingan antara konsep Strategi

Relationship Marketing menurut teori dengan Strategi

Relationship Marketing yang dilakukan oleh Bank BPD DIY

Syariah cabang cik ditiro Yogyakarta dalam meningkatkan

kepuasan dan loyalitas Nasabah. Sedangkan penelitian ini yaitu

(20)

data reduction, 2) data display, dan 3) conclusion

drawing/verification.

Sedangkan persamaan dari penelitian diatas adalah, pada

penelitian ini sama-sama menggunakan teknik analisa data

Trianggulasi, teknik pengumpulan juga sama-sama menggunakan

metode observasi, wawancara, dan dokumentasi.

3) Diambil dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi, yang bernama Siti

Muslipah dengan judul “Strategi Public Relations Pegadaian Syariah

Cabang Ciputat Raya Dalam Membangun Kepuasan Layanan

Terhadap Konsumen”. Perbedaan dari penelitian diatas adalah:

a. Permasalahan yang diambil siti muslipah yaitu dibatasi pada

strategi pelayanan (Strategi public relations) dalam meningkatkan

kepuasan konsumen, sedangkan permasalahan dalam penelitian ini

dibatasi dengan permasalahan gambaran strategi relationship

marketing. Sehingga teori dan pengambilan permasalahan pun

beda.

b. Objek penelitian milik Siti Muslipah ini di Badan Usaha Milik

Negara sedangkan penelitian ini di Perusahaan Konveksi milik

swasta yang didirikan oleh beberapa orang saja.

Sedangkan persamaan dari penelitian diatas adalah, pada penelitian

(21)

teknik pengumpulan data juga sama-sama menggunakan metode

observasi, wawancara, dan dokumentasi.

B. Kerangka Teoritik

1. Relationship Marketing

Ada banyak pengertian dari relationship marketing, pengertian ini

berdasarkan dari para ahli – ahli. Menurut Keegan & Duncan

Relationship marketing is an approach to marketing with its customers

that promote both the company’s longterm growth and the customer’s

maximum satisfaction1 yang kurang lebih memiliki arti bahwa

relationship marketing adalah cara usaha pemasaran pada pelanggan

yang meningkatkan pertumbuhan jangka panjang perusahaan dan

kepuasan maksimum pelanggan. Pelanggan yang baik merupakan

suatu aset di mana bila ditangani dan dilayani dengan baik akan

memberikan pendapatan dan pertumbuhan jangka panjang bagi suatu

badan usaha.

Relationship marketing menurut Kotler dan Armstrong2 adalah the

process of creating, maintaining and enchanging strong, value laden

relationships with customers and other stockholder. Yang kurang lebih

memiliki arti bahwa relationship marketing adalah proses mencipta,

memelihara dan mengalihkan keunggulan, muatan nilai hubungan

antara pelanggan dan pemegang saham lainnya. Jadi setiap badan

1

Keegan, Warren J., Moriarty, Sandfa E., and Duncan, Thomas R. 1995. Marketing, second edition. New Jersey: Prentice Hall.

2

(22)

usaha atau perusahaan dalam melakukan hubungan dengan pelanggan

sangat membutuhkan proses relationship marketing. Menurut Kotler

dan Amstrong dalam membentuk ikatan yang lebih kuat dengan

pelanggan, relationship marketing dapat dilakukan melalui 3 (tiga)

pendekatan, yaitu:3

1. Financial benefit

Memberi manfaat keuangan dan ekonomis berupa

penghematan biaya yang dikeluarkan oleh pelanggan, pemberian

voucher, hadiah langsung dari kemasan berupa piring, gelas,

sendok, dan hadiah lainnya.

2. Social benefit

Manfaat yang diperoleh adalah untuk membantu

meningkatkan hubungan dengan mempelajari kebutuhan dan

keinginan para pelanggan bahkan memberikan sesuatu yang

sifatnya pribadi.

3. Structural ties

Ikatan structural akan membantu hubungan yang lebih kuat

dengan pelanggan. Perusahaan akan selalu membantu konsumen

untuk memberikan informasi mengenai segala sesuatunya yang

akan membantu konsumen.

Relationship marketing adalah suatu proses untuk menciptakan,

mempertahankan dan meningkatkan hubungan-hubungan yang kuat

3

(23)

dengan para pelanggan dan stakeholders lainnya. Selain merancang

strategi baru untuk menarik pelanggan baru dan menciptakan transaksi

dengan mereka, perusahaan terus-menerus sedang berjuang mati-matian

untuk mempertahankan pelanggan yang ada dan membangun relasi jangka

panjang yang mampu mendatangkan laba dengan mereka menurut Kotler

dan Amstrong, dalam Sriani.4

Sedangkan bentuk relationship marketing menurut Gautama dalam

Sriani yaitu:5

a. Hubungan pelanggan (customer relationship)

b. Kemitraan dengan pemasok (supplier partnership)

c. Kemitraan antar perusahaan (Lateral partnership)

d. Kemitraan internal (Internal partnership)

Prinsip-Prinsip Relationship Marketing Menurut Steave Sted dalam

Sriani adalah “Relationship marketing is the establishment, development,

maintenance and optima zation of long term mutually valuable

relationship between customers and organization, succceful relationship

marketing focuses with organizations strategy, people, technology and

business processes”. Sedangkan menurut Brown dalam Sriani juga

mengatakan bahwa “Relationship marketing is the processes acquiring,

retaining and growing profitable customers”.6

4

Sriani, “ The Effect Of Relationship Marketing Towards Customer Loyalty At Pt. Platon Niaga Berjangka In Pekanbaru”, (Online), diakses pada April 2015.

5 Sriani, “ The Effect Of Relationship Marketing Towards Customer Loyalty At Pt. Platon Niaga Berjangka In Pekanbaru”, (Online), diakses pada April 2015.

(24)

Secara spesifik ada beberapa manfaat relationship marketing yang

dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Terciptanya loyalitas melalui hubungan jangka panjang dengan

konsumen.

b. Adanya peluang untuk produk lain dengan konsumen yang sama.

c. Adanya berita dari mulut ke mulut yang positif dari konsumen

yang terpuaskan dan penjualan dari pihak-pihak lain terpengaruh

dengan informasi tersebut.

d. Dapat meningkatkan kualitas pelayanan dan produk karena

dimungkinkannya konfirmasi atas harapan-harapan melalui media

komunikasi yang ada.

e. Perusahaan memperoleh informasi pemasaran satu langkah lebih

maju dalam keperluan inovasi dan pemuasan pelanggan secara

kompetitif dan proaktif.

f. Hubungan jangka panjang yang baik dapat menekan biaya-biaya

seperti penelitian pemasaran, penanganan keluhan konsumen dan

menarik konsumen dengan berbagai taktik promosi.

g. Bagi beberapa jenis usaha, pendekatan relationship marketing

dapat mengembangkan pelanggan menjadi bagian perusahaan

dengan perasaan memiliki yang tinggi sehingga peran pelayanan di

ambilnya sendiri tanpa imbalan.

Ada beberapa strategi relationship marketing yang dapat dilkukan

(25)

dikemukakan oleh Philip Kotler yang diterjemahkan oleh Hendra A.

Teguh, Ronny A, Rusli dan Benyamin Molan dalam Sriani yaitu:7

a. Mengidentifikasi atribut utama yang dihargai konsumen. Hal ini

menyingkap fungsi dan level kinerja yang mereka cari dalam

memilih produk atau jasa.

b. Menilai tingkat kepentingan kuantitatif atribut-atribut yang

berbeda. Konsumen diminta untuk memeringkat arti penting

atribut-atribut yang berbeda. Jika peringkat yang disusun selalu

beragam, maka perlu dikelompokkan lagi dalam segmen pelanggan

yang berbeda.

c. Menilai kinerja perusahaan dan pesaing mengenai perbedaan nilai

konsumen yang dibandingkan berdasarkan tingkat kepentingan

yang mereka tetapkan Konsumen menggambarkan dibagian mana

mereka melihat kinerja perusahaan dan pesaing pada setiap

pesaing.

d. Mengkaji bagaimana konsumen dalam segmen tertentu membuat

peringkat mengenai kinerja perusahaan dibandingkan pesaing

utama tertentu dengan berdasarkan atribut per atribut.

e. Memantau konsumen dari waktu ke waktu.

Adapun Kotler dan Amstrong dalam bukunya menyatakan bahwa

ada dua unsur penting yang membentuk relasi, yaitu:8

7 Sriani, “ The Effect Of Relationship Marketing Towards Customer Loyalty At Pt. Platon Niaga Berjangka In Pekanbaru”, (Online), diakses pada April 2015.

(26)

a. Nilai pelanggan (customer value)

Nilai yang diberikan kepada pelanggan adalah perbedaan antara

nilai pelanggan total dan biaya pelanggan total dari sebuah tawaran

pemasaran “laba” bagi perusahaan tersebut.

b. Kepuasan pelanggan

Kepuasan pelanggan adalah seberapa jauh persepsi kinerja produk

sesuai dengan harapan-harapan seorang pembeli.

Dalam jurnal Sriani mengatakan bahwa Dimensi Relationship

Marketing:9

a. Kepercayaan

Trust diartikan sebagai kesediaan mengandalkan kemampuan,

integritas, dan motivasi pihak lain untuk bertindak dalam rangka

memuaskan kebutuhan dan kepentingan seorang sebagaimana

disepakati bersama secara implisit maupun eksplisit Tjiptono dalam

Sriani.10

b. Komitmen

Menurut Tjiptono dalam Sriani komitmen merupakan hasrat atau

keinginan kuat untuk mempertahankan dan melanjutkan relasi yang

dipandang penting dan bernilai jangka panjang. Komitmen biasanya

9 Sriani, “

The Effect Of Relationship Marketing Towards Customer Loyalty At Pt. Platon Niaga Berjangka In Pekanbaru”, (Online), diakses pada April 2015.

(27)

tercermin pada perilaku kooperatif dan tindakan aktif untuk tetap

mempertahankan relasi yang telah dikirim.11

c. Komunikasi

Dalam relationship marketing berarti menjaga hubungan dengan

pelanggan yang bernilai, menyediakan informasi tepat waktu dan

terpercaya dalam pelayanan jasa dan perubahannya, serta

berkomunkasi secara aktif jika terjadi masalah pengiriman. Hal ini

merupakan tugas utama komunikator untuk membengun kesadaran

(awareness), mengembangkan preferensi konsumen (dengan

mempromosikan nilai, performa, dan fitur lain), meyakinkan pembeli

yang tertarik, dan mendorong mereka melakukan pembelian Nsubisi

dan Chan dalam Sriani.12

d. Penanganan Masalah

Menurut Callagan, Sutarso dalam Sriani variabel penanganan masalah

adalah suatu dimensi dari Relationship Marketing yang menyebabkan

salah satu pihak memberikan timbal balik atau mengembalikan atas

apa yang didapat atau apa yang telah sepadan dengan yang

diterimanya.13

Secara lebih rinci Dwyer Schurrand mengutip pendapat Maclean,

tentang perbedaan antara konsep transaction dan relationship marketing

11Sriani, “

The Effect Of Relationship Marketing Towards Customer Loyalty At Pt. Platon Niaga Berjangka In Pekanbaru”, (Online), diakses pada April 2015.

12 Sriani, “ The Effect Of Relationship Marketing Towards Customer Loyalty At Pt. Platon Niaga Berjangka In Pekanbaru”, (Online), diakses pada April 2015.

(28)

berdasarkan elemen yang dikelompokkan atas aspek situasional dan aspek

proses.14

Perbedaan antara transaksi dan pemasaran hubungan antara lain

dapat ditinjau dari tenggang waktu terjadinya hubungan keterlibatan

pelaku, harapan-harapan yang timbul dari hubungan tersebut kerjasama

yang mungkin terjadi, antisipasi untuk kelanjutan hubungan antisipasi

tentang terjadi konflik dan kepentingan pribadi, penting- tidaknya

kepercayaan dalam hubungan.

Definisi yang dikemukakan ini menjelaskan hal-hal pas saja yang

dapat dibuat perusahaan untuk menjalin hubungan yang menguntungkan

dengan pelanggan. Kotler mengatakan bahwa tugas perusahaan adalah

menciptakan pelanggan, dan cara menciptakan pelanggan terletak pada

pelanggan yang diberikan kepada pelanggan itu sendiri.15 Relationship

marketing akan berjalan dengan baik jika para pelanggan mempunyai

kebutuhan yang bersifat jangka panjang dan mempunyai peralihan yang

tinggi atau degan kata lain relationship marketing ini sangat terikat pada

sistem tertentu dan mengharapkan pelayanan yang konsisten dan tepat

waktu dalam Yasin.16

Relationship marketing dapat di definisikan sebagai pengenalan

setiap pelanggan dengan lebih dekat dengan menciptakan komunikasi dua

14

Dwyer, F, Robert , Paul H. schurr and sejo oh 1987., 'Developing Buyer_ seller Relationship, Journal of Marketing,s 1 (April), hal. 11-27

15

Philip Kotler, 2000, Marketing Management: Analysis, planning, lmplementationa nd Control,l0th Edition Chicago lllinois: Prentice Hall. Hal. 40

16

(29)

arah dengan mengelola suatu hubungan yang saling menguntungkan antara

pelanggan dengan perusahaan.17 Yang merupakan pertukaran antara

pembeli dan penjual secara berkelanjutan, sehingga terjalin sebuah

kemitraan dengan pelanggan secara terus menerus dan tidak berakhir

setelah penjualan selesai, yang pada akhirnya akan menibulkan kesetiaan

pelanggan sehingga terjadi bisnis ulangan (repeat bussines):

a. Tujuan Relationsip Marketing

Tujuan relationship marketing adalah untuk menemukan

nilai sepanjang hidup (life time Value - LTV) dari pelanggan.

Setelah life time value didapat maka tujuan selanjutnya adalah

bagaimana life time value masing masing kelompok pelanggan itu

dapat terus diperbesar dari tahun ke tahun. Setelah itu, bagaimana

menggunakan laba yang didapat dari dua tujuan pertama tadi

untuk mendapatkan pelanggan baru dengan biaya yang relatif

murah. Dengan demikian, tujuan jangka panjangnya adalah

menghasilkan keuntungan terus menerus dari dua kelompok

pelanggan, yaitu pelanggan lama dan pelanggan baru.18

b. Langkah-langkah Relationship Marketing

Griffin, Rappel seperti dikutip Kotler terdapat 7 langkah

dalam Relationship Marketing (customer development process)

yang dilakukan perusahaan untuk mengenal dan melayani

17

Syafruddin Chan, Relationship Marketing: Inovasi Pemasaran yang Membuat Pelanggan Bertekuk Lutut, hlm. 4.

18

(30)

2) Prospects perusahaan meneliti calon pembeli yaitu orang-

orang yang memiliki minat potensial yang kuat terhadap

produk dan memiliki kemampuan beli.

3) Dis-Qualified para pembeli tersebut diteliti,kemudian jika

terdapat calon pelanggan yang tidak memenuhi syarat, maka

di diskualifikasi.

4) Pelanggan pertama kali adalah pelanggan yang memenuhi

syarat.

5) Menjadikan pelanggan pertama menjadi pelanggan berulang.

6) merubah pelanggan berulang menjadi klien, yaitu orang-

orang yang diperlakukan istimewa oleh perusahaan.

7) Mengubah para klien menjadi members dan advocates yang

dengan senang hati merekomendasikan perusahaan beserta

produknya kepada orang lain dan akhirnya pelanggan

tersebut akan menjadi partners bagi perusahaan.

Kemudian yang menjadi tantangan selanjutnya adalah

mengaktifkan kembali pelanggan yang tidak aktif atau yang sudah

meninggalkan produk-produk perusahaan karena ketidakpuasan

19

(31)

mereka terhadap produk atau pelayanan yang diterima.

Gambar dibawah ini menunjukkan langkah-langkah dalam

Relationship Marketing atau yang lebih dikenal dengan customer

development process.20

Gambar 2.1 Langkah-Langkah Relationship Marketing

c. Kontak pelanggan

Hal yang paling utama yang dibutuhkan untuk membangun

hubungan jangka panjang dengan pelanggan yaitu melalui interaksi

dua arah antara pelanngan dan perusahaan. Interaksi ini biasa

disebut sebagai kontak poin.21 Perhatian pemasar terhadap kontak

poin ini menyangkut berapa jumlah kontak yang dilakukan pada

periode tertentu, pada area mana saja kontak poin ini terjadi, siapa

dari pihak perusahaan yang melakukan kontak, jika kontak poin itu

tidak melibatkan manusia, peralatan apa yang dipunyai perusahaan

20

A. Usmara. Strategi Baru Manajemen Pemasaran, ,hlm.265 21

(32)

yang langsung berinteraksi dengan pelanggan , dan yang terakhir

bagaimana kualitas kontak yang terjadi. Dalam hal kontak poin ini,

biasanya setiap perusahaan memiliki standard operational

procedure yang telah dikembangkan dan mampu diterapkan oleh

para frontliner.

Untuk benar-benar dapat memahami interaksi antar

pelanggan dan perusahaan, termasuk perusahaan yang bergerak

pada bidang jasa, paling tidak, ada tiga langkah yang harus

ditempuh

22

:

1) Mengidentifikasi kemungkinan kontak yang dilakukan

antara pelanggan dan karyawannya.

2) Meningkatkan motivasi karyawan untuk memenuhi

ekspektasi pelanggan agar ia bisa puas.

3) Memonitori kualitas pelayanan yang diterima pelanggan

secara berkala.

Kontak poin yang terjadi, bisa bersifat positif atau bersifat

negatif. Watak pelanggan yang dihadapi bermacam-macam,

bagaimanapun watak pelanggan ketika melakukan kontak poin

dengan perusahaan, antara pelanggan dan karyawan harus

membawa ekspektasinya masing-masing. sudah menjadi tugas

pemasar untuk bisa memahami ekspektasi pelanggan dan

mengubah kultur perusahaan untuk memenuhi ekspektasi

22

(33)

pelanggan tersebut.

d. Marketing database

Marketing database merupakan sekumpulan dan informasi

terutama data pelanggan, yang digunakan untuk keperluan

pemasaran produk atau jasa perusahaan. Marketing database

mempunyai fungsi sebagai backbone bagi suksesnya program

relationship marketing, kegunaan database dalam konteks

relationship marketing adalah untuk menjamin bahwa pelanggan

tersebut dikenali, agar dapat dilibatkan dalam kegiatan

relationship marketing, diberi apresiasi dan reward, juga

dipuaskan dengan cara memenuhi ekspektasinya.

23

Marketing

database didukung oleh teknologi, sebuah perangkat keras yang

mendukung marketing database ini adalah mainframe, server, dan

individual workstation atau dikenal sebagai personal computer.

Ketiga komponen ini mempunyai memori untuk menyimpan data,

mereka juga mempunyai aplication atau software yang memproses

data.

Berikut beberapa komponen yang harus ada dalam

marketing database agar fungsinya maksimal dan recognition dari

masing- masing pelanggan dapat terdeteksi.

24

1) Marketing database menyimpan informasi nama pelanggan.

Alamat, nomor telepon, sejarah pembelian (purchase theory).

23

A. Usmara. Strategi Baru Manajemen Pemasaran, hlm 59 24

(34)

Selain itu, database ini harus mempunyai data spesifik

pelanggan lainnya seperti hobi, personal preference, dan event

yang dapat menimbulkan motivasi tambahan pada setiap

pembelian seperti ulang tahun perkawinan dan lain-lain.

2) Database ditampilkan dengan pilihan format sesuai dengan

kebutuhan perusahaan. Misalnya untuk program loyality

marketing, aplikasi yang digunakan harus bisa mendukung

aktivitas program yang dijalankan, baik online maupun offline.

3) Automatic Call Director (ACD), mengarahkan setiap incoming

call ke Customer Service Representative (CSR) tertentu, atau

yang menggantikannya bila ia berhalangan.

4) Personal CSR, yang khusus ditugaskan untuk melayani

pelanggan tertentu, agar keintiman dapat lebih terjalin.

5) CSR Software, yang memungkinkan segala informasi yang

berkenan dengan pelanggan tertentu, yang dibutuhkan oleh

CSR, bisa langsung tersaji di layar monitor.

Marketing database yang berisi informasi mengenai

pelanggan, merupakan salah satu komponen yang telah ada dalam

perusahaan jasa keuangan, konsumen tidak dapat menolak

memberikan informasi tentang dirinya disaat akan membuat

rekening atau mengajukan kredit. Informasi seputar data diri dari

mulai pekerjaan, penghasilan, pendidikan, jumlah anak, nama

(35)

harus dijawab. Dari serangkaian pertanyaan mengenai data diri

tersebut, sebuah bank sudah mempunyai informasi lengkap

tentang konsumennya tanpa harus bersusah payah mencari tahu

untuk menemukannya.

Keberhasilan marketing database tidak terlepas dari

beberapa faktor diantaranya:25

1) Kecanggihan teknologi informasi yang digunakan

2) Keakuratan data yang diperoleh melalui riset pasar

3) Kesesuaian fasilitas (software, hardware dan lain-lain)

dengan tujuan pengumpulan intonasi

4) Ketersediaan kapabilitas sumber daya manusia yang

mendukung

5) Komitmen manajemen terhadap program yang diwujudkan

dalam dukungan investasi pada teknologi informasi

Selain memungkinkan pemasar untuk bertindak tepat pada

saat dan tempat yang tepat, marketing database membantu

perusahaan menghemat biaya dengan mengalokasikan sumber

dayanya secara efektif dan efisien, yang pada gilirannya juga akan

meningkatkan profit perusahaan.

e. Peringkat pelanggan (customer’s tire)

Pelayanan merupakan hal yang paling penting dalam setiap

perusahaan terutama perusahaan yang bergerak dibidang jasa

25 Rahayu Triastity, “Customer Relationship Management : Upaya Meningkatakan Profitabilitas

(36)

setiap perusahaan berlomba lomba meningkatkan pelayanan

kepada pelanggannya untuk memenangkan pasar, padahal tidak

semua pelanggan cukup bernilai bagi perusahaan. Ada pelanggan

yang yang benar-benar memberikan kontribusi profit yang besar

sebaliknya ada pelanggan yang kontribusi profitnya kurang bagi

perusahaan, memberikan kualitas pelayanan prima untuk

pelanggan jenis pertama tentu akan memberikan keuntungan yang

lebih bagi perusahaan akan tetapi untuk pelanggan jenis kedua

hanya akan membuang-buang waktu dan energi.

Ada banyak perusahaan yang membagi para pelanggannya

ke dalam tiga kelompok atau lebih, dan masing-masing kelompok

dilengkapi dengan deskripsi yang sangat berguna untuk keperluan

internal perusahaan, seperti halnya Fedex membagi (Federal

Express Corporation) membagi pelanggannya menjadi tiga bagian,

yaitu :

26

1. The good

Merupakan kelompok pelanggan yang memberikan

keuntungan terbesar kepada perusahaan, biasanya kelompok ini

adalah heavy user yang selalu membeli dalam jum;lah besar

dan frekuensi pembeliannya tinggi. Mereka tidak segan sensitif

terhadap harga, tidak segan untuk mengeluarkan uang untuk

sesuatu yang hanya bisa dinikmati pada masa yang akan

26

(37)

datang.

2. The bad

Kelompok ini masih memberikan keuntungan yang besar

walaupun posisinya masih dibawah good tier . mereka mulai

memperhatikan tawaran potongan harga (kalau ada), karena

mereka cenderung agak sensitif terhadap harga mereka juga

tidak seloyal good walaupun sebenarnya mereka heavy user ,

tetapi pemenuhan kebutuhannya didapat di lebih dari satu

tempat, tergantung penawaran yang lebih baik.

3. The ugly

Mereka ini adalah kelompok yang paling besar jumlahnya

dan kelompok yang levelnya relatif randah, kekuatan

bertransaksinya semata mata didorong oleh potongan harga

besar. Dengan demikian, margin yang diterima perusahaan

relatif kecil.

Pengelompokan pelanggan yang dilakukan oleh Fedex

berdasarkan kontribusi profitnya pelanggan. Daripada harus

bersusah payah memberikan pelayanan kelas satu kepada

semua kelompok, lebih baik usaha yang ada diarahkan untuk

mempertahankan the good. Kelompok the good biasa diebut

the most valuable customer (MCV), selain merupakan aset

yang berharga karena kontribusinya yang tinggi terhadap

(38)

perusahaan dalam perekrutan pelanggan baru melalui word of

mouth yang dia sebarkan baik dikalangan teman-teman , rekan

kerja, atau bahkan keluarganya. Dari pengelompokkan tersebut,

jelas terlihat bahwa semakin banyak penghuni di level atas

akan semakin baik bagi perusahaan untuk meningkatkan

profit.

2. Model Relationship Marketing

Pada prinsipnya, tujuan yang ingin dicapai perusahaan adalah

profitabilitas yang diperoleh melalui hubungan jangka panjang dan

saling menguntungkan. Dalam jurnal Ekonomi, Evans dan Laskin

membagi Relationship marketing menjadi dua bagian yaitu

Relationship Marketing Inputs dan Relationship Marketing

outcomes.27

a. Relationship Marketing inputs

1. Understanding customer expectation

Sebuah perusahaan harus mempunyai strategi untuk dapat

selalu mempertahankan konsumennya, disamping itu

perusahaan harus bisa mengidentifikasikan apa yang

diharapkan atau apa yang diinginkan konsumen, sehingga

semua produk yang ditawarkan, proses penawarannya sampai

27 Kumbokarno Borneo,”Pengaruh Implementasi Relationship Marketing Terhadap Loyalitas

Konsumen Pada Produk Oli Pelumas PT Pertamina (PERSERO) Enduro 4T”, Jurnal Ekonomi,

(39)

pada cara bertransaksi disesuaikan dengan keinginan setiap

individu pelanggan tersebut.28

Understanding Customer Expectation merupakan kegiatan

yang melibatkan kemampuan perusahaan untuk melakuan

identifikasi apa yang diinginkan oleh konsumen dan

memasarkan barang dan jasa diatas tingkat yang mereka

harapkan. Tidak mudah untuk mengidentifikasi apa yang

diharapkan oleh seorang pelanggan, pelanggan ingin pemasar

mengetahui keinginan-keinginan mereka. Pelanggan juga ingin

pemasar memahami prefensi, gaya hidup dan hobinya. Untuk

memenuhi keinginan pelanggan yang semakin kompleks itu,

sebuah perusahaan harus bisa mengumpulkan informasi

sebanyak-banyaknya tentang pelanggan dan menggunakanya

pada saat yang tepat. Dengan demikian, seorang pelanggan

merasa membeli sesuatu produk atau jasa yang sesuai dengan

apa yang mereka harapkan.29

2. Building service partnership

Pengalaman kemitraan ada ketika suatu perusahaan bekerja

sama secara erat dengan konsumen dan menambahkan

pelayanan yang diinginkan oleh konsumen atas suatu produk

perusahaan. Beberapa pertimbangan dalam membangun

28

Syafrudin, Chan, Relationship Marekting : Inovasi Pemasaran yang Membuat Pelanggan Bertekuk Lutut, hlm. 4

29 Kumbokarno Borneo,”Pengaruh Implementasi Relationship Marketing Terhadap Loyalitas

(40)

pelayanan kemitraan menurut Evans dan Laskin adalah : (1)

kedua pihak yaitu pembeli dan penjual memiliki fokus yang

sama mengenai kebutuhan spesifik yang ingin dicapai masing-

masing harus merasa dalam posisi “win-win” , (2) kedua pihak

merupakan kolaboratif yag harus bekerjasama mencapai tujuan

yang sama, dan (3) kedua belah pihak harus melakukan

antisipasi akan adanya masalah.30

3. Total quality management

Total quality manajemen atau manajemen kualitas terpadu

dapat dilihat sebagai pendekatan utama untuk mendapatkan

kepuasan pelanggan dan keuntungan industri. Perusahaan harus

memahami bagaimana pelanggannya memandang mutu dan

tingkat mutu yang diharapkan.

Landasan dari total quality marketing adalah konsep market

in, bukan product out, yang harus diartikan sebagai

menciptakan produk-produk yang mampu memberikan nilai

bagi pelanggan untuk mencapai kepuasan total. Menurut

Kotler, manajer pemasaran harus memiliki dua tanggung jawab

dalam suatu perusahaan berfokus kualitas. Pertama, mereka

harus berpartisipasi dalam perumusan strategi-strategi dan

kebijaksanaan yang didesain untuk membantu perusahaan

30

(41)

memenangkan persaingan global melalui keunggulan

kualitas.31

Salah satu tema yang paling penting dalam kualitas total ini

adalah perbaikan yang bersifat kontinyu, perbaikan yang

bersifat kontinyu dilakukan dalam konteks kebutuhan dan

keinginan pelanggan.

32

Artinya, dari setiap perbaikan yang

dilakukan perusahaan mengambil perspektif dari kacamata

pelanggan dan bukan sebaliknya. Perbaikan yang ditinjau dari

perspektif perusahaan belum tentu memberikan suatu nilai

tertentu bagi pelanggan. Oleh karena itu, pemahaman yang

mendalam terhadap karakteristik pelanggan menjadi suatu hal

yang penting dalam menyampaikan kualitas ke tangan

pelanggan.

4. Empowering employees

Pemberdayaan karyawan biasanya dimaksudkan untuk

memberikan kebebasan kepada karyawan untuk mempraktekan

kreativitas mereka dalam menyelesaikan masalah konsumen,

dengan memberikan otoritas lebih kepada pegawai berarti

mengurangi birokrasi internal. Disamping itu pegawai yang

diperbedayakan dapat mengubah hubungan yang singkat

dengan konsumen menjadi hubungan jangka panjang.

31

Vincent Gaspersz, Total Quality Management, (Jakarta : Gramedia Pustaka Utama 2001), hlm. 336

32 Rahayu Triastity, “Customer Relationship Management : Upaya Pencapaian Profitabilitas

(42)

Peran karyawan yang terdiri dari karyawan sangat penting bagi

keberhasilan setiap organisasi jasa, mereka memainkan peran

didalam penyajian jasa serta mempengaruhi persepsi

pelanggan. Pemberdayaan karyawan ini dimaksudkan agar para

pekerja mampu memenuhi kebutuhan para konsumen.33

b. Relationship Marketing outcomes

1). Customer satisfaction

Kepuasan / ketidakpuasan pelanggan diartikan sebagai

penilaian antara harapan pra pembelian dengan kinerja yang

dirasakan pada purna pembelian dari produk atau jasa yang

bersangkutan.

Menurut Tjiptono, ada beberapa manfaat yang dinikmati

perusahaan ketika terciptanya kepuasan pelanggan diantaranya

hubungan antara perusahaan dengan pelanggan menjadi

harmonis, rekomendasi dari mulut ke mulut (word of mouth)

yang menguntungkan bagi perusahaan. Konsep kepuasan

memberikan dasar yang baik bagi pembelian ulang dan

terciptanya loyalitas pelanggan, dan memberikan

kepuasan pelanggan34.

33

Marangga Aladdin , Pengaruh Implementasi Relationship Marketing Terhadap Customer Loyality Dengan Cutomer Satisfaction Sebagai Variable Intervening (Study Kasus Pada Bank BPD DIY Syariah Yogyakarta), hlm. 24

34

(43)

Gambar 2.2 Konsep Kepuasan pelanggan

Ada 2 unsur yang harus dijadikan fokus perhatian jika

perusahaan bermaksud mempertinggi tingkat kepuasan

pelanggan35, yakni : (1) nilai produk bagi pelanggan (nilai

bagi pelanggan). (2) harapan pelanggan terhadap produk. Dari

dua unsur tersebut, yang lebih bisa dikendalikan oleh

perusahaan hanya unsur nilai bagi pelanggan, sementara unsur

harapan pelanggan terhadap produk agak sulit dikendalikan

karena hal itu dibangun oleh pelanggan secara inheren.

Karenanya, perusahaan harus berupaya untuk mempertinggi

nilai bagi pelanggan jika ingin mempertinggi kepuasan

35

(44)

mereka.

2). Customer loyality

Loyalitas mempunyai pengertian yang sama atas loyalitas

merek dan loyalitas pelanggan. Loyalitas merek

mencerminkan loyalitas pelanggan terhadap merek tertentu,

tetapi apabila pelanggan sama dengan konsumen, maka

loyalitas konsumen lebih luas cakupannya daripada loyalitas

merek.

Menurut Fandi tjiptono loyalitas adalah komitmen

pelanggan terhadap suatu merk, toko atau pemasok

a) Mengatakan hal yang positif tentang perusahaan

kepada orang lain.

b) Merekomendasikan perusahaan kepada orang lain

yang meminta saran.

c) Mempertimbangkan bahwa perusahaan merupakan

pilihan pertama dalam melakukan pembelian jasa.

d) Melakukan lebih banyak bisnis atau pembelian dengan

36

Fandy tjiptono, Persfektif Manajemen dan Pemasaran Kontemporer (Yogyakarta, Andi Offset, 2000), hlm. 110

37

(45)

perusahaan beberapa tahun mendatang.

3). Quality of product

Hasil positif dari relationship marketing adalah

mendorong perusahaan untuk memperbaiki kualitas

produk atau jasa. Kualitas sendiri memiliki banyak kriteria

yang berubah secara terus-menerus. Kualitas sering

dianggap sebagai ukuran relatif kebaikan suatu produk

atau jasa yang terdiri dari kualitas desain dan kualitas

kesesuaian. Kualitas desain merupakan fungsi spesifikasi

produk, sedangkan kualitas kesesuaian adalah ukuran

seberapa jauh suatu produk memenuhi persyaratan

atau spesifikasi kualitas yang ditetapkan.38

Kualitas produk ataupun jasa yang dipandang

berkualitas oleh pelanggan akan memberikan kepuasan

bagi pelanggan tersebut. Berkualitas atau tidaknya suatu

produk ditentukan oleh sejauh mana produk tersebut

memenuhi kriteria pelanggan39 Pelanggan tidak harus

pernah mengalami atau menikmati jasa itu sendiri. Bisa

saja pelanggan memandang baik suatu kualitas jasa

melalui berita mulut ke mulut atau melalui iklan tanpa

harus mengalaminya sendiri. Hanya biasanya akan lebih

38

Fandi Tjiptono, Perspektif Manajemen dan Pemasaran Kontemporer, (Yogyakarta : Andi, 2000), hlm. 26.

(46)

baik lagi apabila si pelanggan pernah mengalaminya

sendiri. Apabila demikian halnya, maka pelanggan

menjadi puas dan selanjutnya perusahaan penyedia

produk dan jasa memiliki peluang untuk membangun

suatu hubungan yang kuat.

Banyak pakar organisasi yang mencoba

mendefinisikan kualitas, kualitas dapat didefinisikan

sebagai suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan

produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang

memenuhi atau melebihi harapan.40

Pemberian kualitas layanan superior tampaknya

menjadi syarat sukses, karena jika tidak maka dalam

jangka waktu tidak lama bisnis semacam ini tidak akan

bertahan. Kualitas dipandang sebagai suatu bentuk

evaluasi keseluruhan terhadap produk, sama halnya

dengan sikap. Relationship marketing disini berfungsi

sebagai pendorong bagi perusahaan untuk memperbaiki

kualitas produk jasa.41

4). Increesed profitability

Tujuan relationship marketing adalah Live Time

40

Marangga Aladdin , Pengaruh Implementasi Relationship Marketing Terhadap

Customer Loyality Dengan Cutomer Satisfaction Sebagai Variable Intervening (Study Kasus Pada Bank BPD DIY Syariah Yogyakarta), hlm.31

41 Kumbokarno Borneo,”Pengaruh Implementasi Relastionship Marketing Terhadap Loyalitas

(47)

Value menemukan nilai sepanjang hidup, perusahaan

dapat menarik pelanggan baru dengan biaya yang relatif

murah dan dapat menumbuhkan rasa percaya pada

pelanggan lama sehingga terciptalah profitabilitas jangka

panjang dari pelanggan baru maupun pelanggan lama

Relationship marketing inputs membutuhkan pengeluaran

yang cukup besar, sedangkan relationship marketing

outcomes merupakan hasil dari proses relationship

marketing inputs yang akan menghasilkan kinerja

penjualan lebih baik.

Relationship marketing akan meningkatkan

kepuasan konsumen, mendapatkan loyalitas konsumen

yang lebih besar dan memperbaiki kualitas produk dan

jasa. Apabila kondisi ini tercapai maka akan

mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan laba perusahaan secara positif.42

c. Perspektif Islam

Melalui al-qur’an surat An-Nisa’ ayat 29, memberikan pedoman

kepada mukmin (pelaku usaha) agar berlaku kepada pelanggan dengan jual

beli halal, maka hasilnya juga halal yaitu:

42

(48)

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan

harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan

yang Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu

membunuh dirimu”.

Seruan ini ditujukana kepada orang-orang yang beriman. Larangan

memakan harta sesama dengan jalan yang batil ini pun ditujukan kepada

mereka.43

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta

sesamamu dengan jalan yang batil”

Ayat ini memberikan kesan bahwanlarangan ini merupakan

tindakan penyucian terhadaap sisa-sisa kehidupan jahiliyah yang masih

bercokol kepada masyarakat islam. Digiring hati kaum muslimin dengan

sruan ini “Hai orang-orang yang beriman”. Dihidupkannya konsekuensi

iman dan konsekuensi sifat, yang dengan sifat itulah memanggil mereka

untuk dilarang dari memakan harta sesama secara batil.44

Memakan harta secara batil ini meliputi semua cara mendapatkan

harta yang tidak diizinkan atau tidak dibenarkan Allah, yakni dilarang

(49)

olehnya. Diantaranya dengan cara menipu, menyuap, berjudi, menimbun

barang-barang kebutuhan pokok untuk menaikkan harganya, dan semua

bentuk jual beli yang haram, serta sebagai pemukanya adalah riba.45

Dalam paragraf ini, kita dapati larangan bagi orang-orang yang beriman

dari memakan harta sesamanya secara batil, dan dijelaskan bentuk keuntungan

yang halal dalam pemutaran harta yaitu perdagangan. Disamping itu kita dapati

penggambaran Al-Qur’an terhadaptindakan memakan harta secara batil ini

sebagai tindakan membunuh jiwa, kehancuran, dan kebinasaan. Kita juga

mendapati ancaman azab akhirat dan sentuhan api neraka. Demikian pula kita

pendidikan terhadap hati untuk tidak melihat kepada nikmat yang diberikan Allah

SWT kepada orang lain dengan pandangan kebencian, dan supaya menghadap

sendiri kepada Allah-Sang Pemberi nikmat-untuk memohon karunia dan anugerah

kepada-Nya.46

45

Sayyid Qutbh, 2001, Tafsir Fi Zhilalil Qur’an Dibawah Naungan Al-Qur’an, Gema Insani, Jakarta, hal.342

46

(50)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Metode penelitian merupakan ilmu yang mempelajari

metode-metode penelitian, ilmu tentang alat penelitian. Di lingkungan filsafat,

logika, dikenali sebagai ilmu tentang alat untuk mencari kebenaran.1

Dalam penelitian ini, jenis yang digunakan adalah jenis fenomenologi,

yaitu penelitian yang berlandaskan melihat suatu peristiwa tidak secara

parsial, lepas dari konteks sosialnya karena satu fenomena yang sama

dalam situasi yang berbeda akan pula memiliki makna yang berbeda pula.2

Untuk itu, dalam mengobservasi data di lapangan, peneliti tidak dapat

melepas konteks atau situasi yang menyertainya. Tujuan dengan

menggunakan jenis fenomenologi ini lebih menekankan analisisnya

terhadap sebuah fenomena yang diamati serta dengan tujuan mengangkat

makna etika dalam berteori dan berkonsep,3 serta mengetahui

seluas-luasnya tentang obyek penelitian melalui perolehan data dan pemberian

informasi yang berkaitan dengan penerapan strategi relationship marketing

di Mr. Konveksi Bangkalan. Sedangkan pendekatan penelitian yang

digunakan adalah pendekatan penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang

bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh

1

Noeng Muhadjir, 1996, Metodologi Penelitian Kualitatif, Rakesarisin, Yogyakarta, hal. 4 2

Muhammad Idrus, 2009, Metode Penelitian Ilmu Sosial, Penerbit Erlangga, Jakarta, hal. 59 3

(51)

subjek penelitian misalnya hubungan pemasaran terhadap pelanggan

dengan baik, dengan menjalin pengenalan pada setiap pelanggan secara

lebih dekat, dengan menciptakan komunikasi dua arah yang dengan

mengelola suatu hubungan yang saling menguntungkan baik antara

pelanggan atau perusahaan dan lain-lain.4 Dengan menggunakan

pendekatan kualitatif ini lebih menekankan analisanya terhadap fenomena

yang diamati dengan menggunakan cara berfikir formal dan argumentatif.

B. Lokasi Penelitian

Objek penelitian ini adalah Mr Konveksi Bangkalan yang

merupakan perusahaan yang bergerak dengan memberikan produk bahan

teksil. Pemilik perusahaan ini. yaitu bapak Sukron selaku Direktur Mr.

dipergunakan untuk menyusun hipotesa atau segala sesuatu yang akan

diteliti.5 Dalam hal ini data yang diperoleh ialah sejarah Mr. Konveksi

Bangkalan, lokasi, fasilitas, struktur organisasi, job description, jumlah

karyawan, produk, daftar kegiatan, program dan event, serta kinerja

karyawan di Mr. Konveksi Bangkalan.

4

Lexy J. Moleong, 2008, Metode Penelitian Kualitatif, Remaja Rosdakarya, Bandung, hal. 6 5

(52)

2. Jenis Data

Berdasarkan jenisnya, data dibagi menjadi dua, yaitu:

a. Data Primer

Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari

sumbernya, diamati dan dicatat untuk pertama kalinya.6 Dalam hal

ini data yang dihimpun adalah tentang bagaimana proses Strategi

Relationship Marketing di Mr. Konveksi Bangkalan, jumlah

karyawan serta perkembangan dan kemajuannya. Data dapat

diperoleh melalui permintaan keterangan-keterangan kepada

informan kunci atau pihak yang bersangkutan, yaitu bagian HRD

beserta manajer redaksi Mr. Konveksi Bangkalan. Data tersebut

berupa jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan melalui

wawancara langsung maupun tidak langsung.

b. Data sekunder

Data sekunder yaitu data yang bukan diusahakan sendiri

pengumpulannya oleh peneliti.7 Dalam hal ini data yang dihimpun

adalah tentang profil Mr. Konveksi Bangkalan, meliputi latar

belakang berdirinya, struktur organisasi, fasilitas, serta daftar

kegiatan. Data ini diperoleh dari pihak lain, tidak langsung

diperoleh peneliti dari subyek peneliti dan biasanya diperoleh dari

dokumentasi.

6

Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, hal. 84 7

Gambar

Gambar 2.1 Langkah-Langkah Relationship Marketing
Gambar 2.2 Konsep Kepuasan pelanggan
Gambar 4.1 Struktur Organisasi

Referensi

Dokumen terkait

Batik Danar Hadi divisi Ekspor dengan pelanggannya akan membuat penerapan strategi relationship marketing ini menjadi kunci dalam upaya mempertahankan pelanggan.. Metode

Selain itu dalam upaya meningkatkan loyalitas merek, pihak perusahaan harus senantiasa meningkatkan dan mempertahankan kepercayaan pelanggan terhadap

Bangun Ummat Sejahtera di Rembang dalam upaya meningkatkan kepuasan pelanggan, terutama untuk mendapatkan mempertahankan, dan meningkatkan jumlah pelanggan

Layanan servis merupakan salah satu upaya untuk mempertahankan pelanggan yang bersifat loyal, sudah selayaknya perusahaan memberikan perhatian lebih kepada pelanggan

Relationship marketing adalah usaha pemasaran pada nasabah yang meningkatkan.. pertumbuhan jangka panjang perusahaan dan kepuasan maksimun

Manajemen perusahaan dituntut untuk dapat mendesain dan mengimplementasikan strategi pemasaran yang mampu menciptakan, mempertahankan, dan meningkatkan kepuasan pelanggan, yang

Berdasarkan teori tersebut, KPUD Bangkalan Dari hasil penelitian,strategi komunikasi KPUD bangkalan dalam meningkatkan partisipasi pemilih. Perencanaan komunikasi

Dengan penerapan CRM yang baik maka perusahaan ini dapat mendapatkan pelanggan baru, meningkatkan nilai yang diperoleh dari pelanggan serta mempertahankan pelanggan