• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Tanggung Jawab Organ Perseroan Terbatas dalam Kasus-Kasus Kepailitan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Tanggung Jawab Organ Perseroan Terbatas dalam Kasus-Kasus Kepailitan"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

TANGGUNG JAWAB ORGAN PERSEROAN TERBATAS

DALAM KASUS-KASUS KEPAILITAN

Tesis

Diajukan kepada

Program Studi Magister Ilmu Hukum

Universitas Kristen Satya Wacana

Untuk Memperoleh Gelar Magister Hukum

Oleh:

Mariske Myeke Tampi

(32 2010 010)

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU HUKUM

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

(2)
(3)

iii

KATA PENGANTAR

Kepailitan merupakan lembaga yang sering digunakan untuk menyelesaikan sengketa hutang-piutang antar Perseroan. Keunikan lembaga ini terletak pada kesederhanaan syarat

pengajuan permohonan pailit dan kesederhanaan

pembuktian. Syarat pengajuan permohonan pailit hanya dengan membuktikan secara sederhana (summarily proving) bahwa Perseroan tersebut mempunyai minimal dua kreditur dan tidak membayar lunas salah satu hutang sudah jatuh waktu dan dapat ditagih. Selain itu, jangka waktu (time frame) antara pengajuan permohonan pailit dan pembacaan putusan di tingkat pertama (Pengadilan Niaga) hanya 60 (enam) puluh hari. Hal ini menunjukkan bahwa lembaga kepailitan mendukung nuansa bisnis yang identik dengan kecepatan dan kemudahan.

Kepailitan Perseroan terkait erat dengan tanggung jawab

Organ Perseroan sebagai perpanjangan tangan dari

Perseroan. Salah satu contoh, dalam kasus The Hongkong Chinese Bank, Ltd vs PT. Dok dan Perkapalan Kodja Bahari (Persero), kepailitan Perseroan disebabkan oleh tindakan ultra vires Anggota Direksi. Dalam penelusurannya, muncul

problematika tentang bagaimana pertanggung-jawaban

terhadap kepailitan Perseroan yang diakibatkan oleh

tindakan ultra vires Anggota Direksi? Apakah harta benda

Anggota Direksi ikut masuk ke dalam boedel pailit karena

Direksi harus bertanggungjawab secara pribadi (personal liability) atas kepailitan?

(4)

iv

Tesis ini dapat tersaji sedemikian rupa, berkat kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena itu, ucapan terima kasih, patut penulis ucapkan kepada:

Bpk. Khrisna Djaya Darumurti, SH., MH. (Dekan);

kebijakan-kebijakan bermanfaat dari beliau untuk kesinambungan Program Studi MIH UKSW.

Bpk. Dr. Tri Budiyono, SH., MHum (Pembimbing I);

mutiara pemikiran beliau dalam buku “Transplantasi

Hukum: Harmonisasi dan Potensi Benturan”

menginspirasi penulis dalam mengkaji problematika dalam tesis ini. Selaku Ketua Program Studi MIH UKSW, beliau juga sering memotivasi para mahasiswa dalam menempuh perjalanan penelusuran ilmu di MIH UKSW.

Ibu Christiana Tri Budhayati, SH., MHum

(Pembimbing II); motivasi dan ketelitian beliau sangat

bermanfaat dalam mendukung penulis untuk

menyelesaikan tesis ini.

Bpk. Ricardo Simanjuntak, SH., LLM., ANZIIF, CIP

(Ketua Asosiasi Kurator dan Pengurus Indonesia; praktisi kepailitan) yang telah membukakan cakrawala pemikiran penulis tentang dunia praktek kepailitan;

Bpk. Marwata, SE, MSi. Ph.D (Dosen Akuntansi

Universitas Kristen Satya Wacana) yang telah

memberikan informasi bermanfaat dari sudut pandang ekonomi-akuntansi dalam tesis ini;

Bpk. Wenceslaus La Rangka & Ibu Sunarsih La

Rangka (pendiri law firm Wenceslaus La Rangka &

(5)

v

Rekan-rekan Angkatan IV MIH UKSW, yang telah

berjuang bersama menjalani harmoni dan benturan dalam penelusuran ilmu di Magister Ilmu Hukum.

Rekan-rekan Yerikho Team, yang telah membantu

dalam doa dan memberikan dorongan bagi penulis dalam perjalanan penelusuran ilmu di MIH UKSW.

Keluarga Tampi-Walangitan di Manado, tempat

penulis berbagi suka dan duka perjalanan

penelusuran ilmu penulis di Magister Ilmu Hukum.

Usaha terbaik bisa penulis lakukan dalam penyelesaian tesis ini karena penulis percaya, kesempatan menempuh studi di Magister Ilmu Hukum UKSW adalah sebuah anugerah dari Tuhan Yesus Kristus. Ucapan syukur atas perolehan anugerah tersebutlah yang penulis nyatakan melalui usaha terbaik dalam menempuh studi di MIH UKSW selama 2 (dua) tahun. Oleh karena itu ucapan syukur terdahsyat hanya bagi Tuhan Yesus Kristus.

Penulis mengharapkan ada penyampaian berupa kritik dan saran dari pembaca. Kritik dan saran akan penulis gunakan

sebagai umpan balik (feedback) untuk memperkaya,

mempertajam dan memantapkan penelusuran ilmu yang telah dipadat-bentukkan dalam tesis ini.

Sesungguhnya, penelusuran ilmu tidak berhenti sampai dengan kesimpulan dan saran dalam tesis ini. Penelusuran

ilmu akan terus berlanjut sampai ke liang lahat.

Menyelesaikan tesis sebagai gong selesainya studi di MIH

UKSW hanya sebuah chapter dari buku perjalanan

penelusuran ilmu penulis. Chapter selanjutnya sedang

menunggu untuk ditulis.

Salatiga, akhir Juni 2012

(6)

vi

DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Halaman Pengesahan ... ii

Kata Pengantar ... iii

Daftar Isi ...vi

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 14

C. Tujuan Penelitian ... 14

D. Manfaat Penelitian ... 15

E. Keaslian Penelitian ... 15

F. Landasan Teori ... 16

G. Metode Penelitian ... 19

H. Sistematika Penulisan ... 25

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 27

A. Kepailitan ... 27

1. Sejarah dan Pengaturan tentang Kepailitan... 27

2. Perkembangan Konsep Kepailitan ... 30

3. Definisi Kepailitan ... 36

4. Syarat-syarat Agar Permohonan Pernyataan Pailit Dapat Diterima ... 45

(7)

vii

6. Prosedur dan Time-Frame Pengajuan

Permohonan Pailit per Tingkat Peradilan ... 54

B. Pelaksanaan Prinsip Tata Kelola Perseroan yang Baik (Good Corporate Governance) sebagai suatu Keniscayaan dalam Mencegah Terjadinya Kepailitan ... 57

1. Pelaksanaan Prinsip Tata Kelola Perseroan yang Baik (Good Corporate Governance) sebagai suatu Keniscayaan dalam Mencegah Terjadinya Kepailitan ... 58

2. Lima Prinsip Tata Kelola Perseroan yang Baik (Good Corporate Governance) ... 61

C. Kepailitan Perseroan Terbatas... 68

1. Perbandingan Antara Kepailitan Perseroan Terbatas dengan Kebangkrutan Perseroan, Pembubaran Perseroan dan Likuidasi Perseroan ... 68

2. Tujuan Hukum Kepailitan Perseroan ... 75

3. Perbedaan Kepailitan Perorangan dan Kepailitan Perseroan Terbatas ... 77

D. Organ Perseroan Terbatas Sebagai Perantara (Agent) bagi Perseroan untuk melakukan tindakan hukum dengan pihak ketiga ... 79

1. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) ... 79

2. Dewan Komisaris ... 80

3. Direksi ... 81

E. Tanggung Jawab Organ Perseroan dalam 5 (lima) Doktrin Tertransplantasi ... 80

1. Doktrin fiduciary duty ... 82

2. Doktrin ultra vires ... 86

3. Doktrin piercing the corporate veil ... 95

4. Doktrin business judgement rule ... 100

5. Doktrin self dealing ... 101

F. Pengaturan mengenai Tanggung Jawab Organ Perseroan dalam Kepailitan ... 104

(8)

viii

2. Tanggung Jawab Anggota Direksi Dalam Kepailitan

Perseroan ... 112

3. Tanggung Jawab Anggota Dewan Komisaris Dalam

Kepailitan Perseroan... 115

BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS ... 119

A. Hasil Penelitian ... 119

1. Kasus The Hongkong Chinese Bank Ltd. vs PT. Dok &

Perkapalan Kodja Bahari ... 119

a. Putusan Pengadilan Niaga Jakarta Pusat

No.32/Pailit/2000/PN. Niaga/Jkt. Pst ... 120

b. Putusan Mahkamah Agung No. 21 K/N/2000 .... 125

2. Kasus PT. Indosurya Mega Finance vs PT. Greatstar

Perdana Indonesia ... 128

a. Putusan Pengadilan Niaga Jakarta Pusat

No. 51/Pailit/2000/PN.Niaga/Jkt.Pst ... 129

b. Putusan Mahkamah Agung No. 30/K/N/2000 ... 132

3. Kasus PT. Bank Mandiri vs PT. Bakrie Finance

Corporation ... 135

a. Putusan Pengadilan Niaga Jakarta Pusat

No. 08/Pailit/2002/PN.Niaga/Jkt. Pst ... 139

b. Putusan Mahkamah Agung No. 020/K/N/2002 . 141

c. Putusan Peninjauan Kembali

Mahkamah Agung No.018 PK/N/2002 ... 145

4. Kasus PT. Aditya Toa Development vs

PT. Wijaya Wisesa ... 145

a. Putusan Pengadilan Niaga Jakarta Pusat No.

03/Pailit/2004/PN. Niaga/Jkt. Pst ... .145

b. Putusan Mahkamah Agung No. 30/K/N/2000 ... 148

c. Putusan Peninjauan Kembali Mahkamah Agung

No. 010 PK/N/2004 ... 150

5. Kasus PT. Heradi Utama vs PT. Central Total Finance

... 152

a. Putusan Pengadilan Jakarta Pusat No.

16/Pailit/2004/PN. Niaga/Jkt. Pst ... 152

b. Putusan Mahkamah Agung No. 010/K/N/2004 . 157

(9)

ix

No. 04 PK/N/2004 ... 158

6. Kasus PT. Bank Negara Indonesia vs PT. Kalimas Sukses Baru Mandiri ... 161

a. Putusan No. 20/Pailit/2010/PN. Niaga. Sby ... 161

b. Putusan MA No. 249/K/Pdt. Sus/2011 ... 164

B. Analisis ... 166

1. Pengaruh 5 (lima) doktrin tertransplantasi dalam pertimbangan hakim guna memutus 6 (enam) kasus kepailitan terpilih per tingkat peradilan ... 167

2. Variasi pertimbangan hukum dari hakim dalam memutus 6 (enam) kasus kepailitan ... 182

a. Case Note Kasus The Hongkong Chinese Bank Ltd. vs PT. Dok & Perkapalan Kodja Bahari Ltd. ... 183

b. Case Note Kasus PT. Indosurya Mega Finance vs PT. Greatstar Perdana Indonesia ... 188

c. Case Note Kasus PT. Bank Mandiri vs PT. Bakrie Finance Corporation ... 190

d. Case Note terhadap Kasus PT. Aditya Toa Development vs PT. Wijaya Wisesa ... 194

e. Case Note Kasus PT. Heradi Utama vs PT. Central Total Finance ... 197

f. Case Note terhadap Kasus PT. Bank Negara Indonesia vs PT. Kalimas Sukses Baru Mandiri ... 200

3. Analisis Tanggung Jawab Organ Terkait 5 (lima) Doktrin Tertranplantasi ... 203

a. Tanggung Jawab Organ Perseroan dalam Kasus The Hongkong Chinese Bank Ltd. vs PT. Dok & Perkapalan Kodja Bahari (Persero). ... 204

b. Tanggung Jawab Organ Perseroan dalam Kasus PT. Indosurya Mega Finance vs PT. Greatstar Perdana Indonesia ... 205

c. Tanggung Jawab Organ Perseroan dalam Kasus PT.

(10)

x

d. Tanggung Jawab Organ Perseroan dalam terhadap

Kasus PT. Aditya Toa Development vs PT. Wijaya Wisesa ... 206

e. Tanggung Jawab Organ Perseroan dalam Kasus PT.

PT. Heradi Utama vs Central Total Finance ... 207

f. Tanggung Jawab Organ Perseroan dalam Kasus PT.

Bank Negara Indonesia vs PT. Kalimas Sukses Baru Mandiri ... 209

4. Penelusuran Mengenai Tindakan Ultra Vires Dalam

Kasus-Kasus Kepailitan ... 215

a. Analisis dari segi substansi: Akibat Hukum Tindakan

Ultra Vires dalam variasi putusan hakim ... 215

b. Analisis Dari Segi Formil; Tindakan Ultra Vires

menyebabkan permohonan pernyataan pailit ditolak dengan alasan tidak memenuhi unsur pembuktian sederhana (summarily proving) ... 218

5. Tanggung Jawab Secara Tanggung Renteng: Solusi

penanggulangan kepailitan Perseroan sebagai

Perwujudan Keadilan Korektif (corrective justice) 220

6. Kepailitan akibat tindakan ultra vires Direksi bisa

dicegah dengan pelaksanaan Prinsip Tata Kelola

Perseroan yang baik (Good Corporate Governance) 226

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 228

B. Saran ... 230

(11)

xi

DAFTAR TABEL

Matriks 1. Perbandingan Data Termohon Pailit Perseroan dan Termohon Pailit Perorangan ... 4

Matriks 2. Data 18 (delapan belas) Perseroan Terbesar yang Pernah dipailitkan di Amerika Serikat ... 6

Matriks 3. Perbandingan Konsep Kepailitan ... 35

Matriks 4. Perbandingan antara Kepailitan Perorangan dan

Kepailitan Perseroan Terbatas ... 78

Matriks 5. Rekapitulasi Doktrin Tertransplantasi Terkait Tanggung Jawab Organ Perseroan ... 103

Matriks 6. Rekapitulasi Frekuensi Kasus dimana Doktrin Sebagai Dasar dan Doktrin Berpengaruh pada Pertimbangan Hakim dalam Memutus 6 (enam) kasus kepailitan

terpilih per tingkat peradilan ... 169

Matriks 7. Rekapitulasi Analisis Variasi Pertimbangan Hakim dan Tanggung Jawab Organ dalam 6 (enam) Kasus

(12)

xii

DAFTAR BAGAN

Bagan 1. Sejarah Hukum Kepailitan dalam 4 (empat)

perundang-undangan ... 28

Bagan 2. Peraturan Hukum Kepailitan dalam 5 (lima) Peraturan Perundang-Undangan ... 30

Bagan 3. Empat syarat agar permohonan pernyataan pailit dapat diterima ... 49

Bagan 4. Time-frame pengajuan permohonan pernyataan pailit di Pengadilan Niaga (Pasal 6-9 UU No. 37 Tahun 2004) ... 52

Bagan 5. Time-frame pengajuan permohonan kasasi perkara kepailitan ke Mahkamah Agung (Pasal 10-12 UU No. 37 Tahun 2004) ... 53

Bagan 6. Time-frame pengajuan permohonan peninjauan kembali perkara kepailitan ke Mahkamah Agung (Pasal 295-298 UU No. 37 Tahun 2004) ... 55

Bagan 7. Tindakan ultra vires : pelampauan wewenang ... 88

Bagan 8. Sumber Kewenangan Organ Perseroan ... 91

Bagan 9. Batas Tanggung Jawab Organ Perseroan ... 92

Bagan 10. Penerobosan Tabir Perseroan (piercing the corporate veil) Sebagai Akibat Dari Tindakan Ultra Vires ... 97

Bagan 11. Tanggung Jawab Pemegang Saham dalam Kepailitan ... 111

(13)

xiii

Bagan 13. Tanggung Jawab Anggota Dewan Komisaris dalam Kepailitan ... 118

Bagan 14. Perbandingan Antara Frekuensi Kasus dimana doktrin sebagai dasar dan doktrin berpengaruh pada

pertimbangan hakim dalam memutus 6 (enam) kasus kepailitan terpilih ... 179

Bagan 15. Perbandingan Antara Doktrin Tertransplantasi dilihat dari Frekuensi digunakannya doktrin tersebut dalam pertimbangan hakim guna memutus 6 (enam) kasus kepailitan terpilih ... 180

Bagan 16. Perbandingan Antara Organ Perseroan dilihat dari

Frekuensi “dipertimbangkan tanggung jawabnya” dalam

(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Direktori Perdata Khusus Kepailitan pada Website Mahkamah Agung Republik Indonesia ... 4

Gambar 2. Emmanuel dan Meyer Lehman, Pemilik Perusahaan Terbesar yang pernah dipailitkan, Lehman Brother Holding Inc. ... 8

(15)

xv

ABSTRACT

This thesis discusses the liability of organs of the Company in

cases of bankruptcy. The liability of each organ is assessed

based on five transplanted doctrine namely: fiduciary duty,

ultra vires, piercing the corporate veil, business judgment rule,

and self dealing. Each Organ has limited responsibility

specified in the Act No. 40 Year 2007 regarding Limited

Liability Company. Piercing the liability limits in the realm of

personal responsibility of each Organ is what will be studied in

the selected bankruptcy cases.

The method of this thesis is normative-juridical analysis

accompanied with statute-approach, case study approach,

and conceptual approach.

This thesis explores the analysis of the varied consideration of

the judge decisions on the six selected bankruptcy cases, and

the analysis on the responsibilities of the organs of the

Company of any transplanted doctrine based on

rule-based-reasoning approach, doctrinal-based-rule-based-reasoning approach, and

principle-based-reasoning approach.

The principles of the good corporate governance are discussed

in this thesis as the underlying arguments regarding the

prevention of bankruptcy.

Gambar

Gambar 2.  Emmanuel dan Meyer Lehman, Pemilik Perusahaan

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan persamaan regresi sederhana di atas dapat diketahui bahwa Koefisien regresi variabel training & development (X1) diperoleh nilai sebesar 0,366 dengan

Potensi Hasil Penelitian sebagai Rancangan Modul Pembelajaran Biologi SMA Berdasarkan analisis Silabus Mata Pelajaran Biologi di SMA yang dilakukan, hasil penelitian

Peneliti didampingi guru kelas (Hanny,S.Pd) ikut mengamati dikelas. Adapun tema yang diajarkan adalah alam sekitar dan tubuh. Pada pembelajaran diberikan cerita/dongeng dengan

Abstrak: Akuntansi merupakan suatu proses mencatat, mengklasifikasi, meringkas, mengolah dan menyajikan data, transaksi serta kejadian yang berhubungan dengan

3.1.2 Tuliskan data mahasiswa reguler dan mahasiswa transfer untuk masing-masing program studi S1 pada TS (tahun akademik penuh yang terakhir) di Fakultas/

Perhitungan Simpangan Baku Relatif (RSD) Kadar Besi, Magnesium dan Seng pada Daun Bangun-bangun.. Perhitungan simpangan baku relatif (RSD) kadar besi pada daun bangun- bangun

Kategori Subjek pada Self Regulated Learning dan Persepsi Dukungan Sosial

Vinasse adalah produk sampingan utama yang dihasilkan selama distilasi bioetanol (etil alkohol) dari fermentasi tetes tebu (molase). Sehingga vinasse dapat digunakan sebagai