BAB I
LATAR BELAKANG MEMPELAJARI
ILMU NEGARA
Ilmu Negara adalah salah satu mata kuliah yang
Menurut Sjahran Basah, kedudukan Ilmu Negara
dalam kurikulum inti sebagai mata kuliah dasar keahlian hukum merupakan hal yang tepat karena sesuai dengan martabat, sifat hakikat atau karakteristik ilmu negara itu sendiri
memberikan wawasan yang utuh menyeluruh
ILMU NEGARA SEBAGAI ILMU
PENGETAHUAN
Ilmu negara sebagai ilmu pengetahuan adalah hasil karya George jellineck dalam bukunya “Algemeine Staatslehre” .
Ilmu Kenegaraan (Staatswissenschaft) dalam arti luas dibagi dalam dua bagian:
1. Staatswissenschaften (ilmu negara dalam arti sempit)
Staatswissenschaften (ilmu negara
dalam arti sempit) mempunyai 3
bagian:
Beschreibende Staatswissenschaft:
Sifat ilmu kenegaraan ini adalah deskriptif yang
hanya menggambarkan dan menceritakan peristiwa yang terjadi yang berhubungan dengan negara.
Peristiwa-peristiwa itu merupakan salah satuj
gejala dalam masyarakat yang ditetapkan disusun dalam suatu rangkaian peristiwa-peristiwa sejarah tetapi tidak diterangkan apakah sebab musabab timbulnya atau yang menimbulkan peristiwa-peristiwa itu dan bagaimana hubungannya satu sama lain.
Theoretische Staatswissenschaft:
Beschreibende Staatswissenschaft mengumpulkan
bahan-bahannnya, maka theoretische Staatswissenschaft mengadakan lebih lanjut bahan-bahan tersebut. Dengan mengadakan analisa-analisa dan memisahkan mana yang mempunyai ciri-ciri khusus.
Mengadakan penyusunan tentang hasil-hasil
penyelidikannya dalam suatu kesatuan sistematis.
Prakaktische Staatswissenschaft:
Ilmu pengetahuan ini tugasnya mencari upaya bagaimana hasil dari
penyelidikan Theoretische
Staatswissenschaft dapat
dilaksanakan dalam praktek.
ILMU NEGARA SEBAGAI SALAH SATU
DASAR ILMU HUKUM
Ilmu negara merupakan salah satu dasar ilmu
hukum. Kedua disiplin ini tidak dapat dilepaskan dari negara. Hans Kelsen menyebutkan bahwa negara sebagai personifikasi dari tatanan hukum nasional dapat dipahami bahwa persoalan negara adalah persoalan hukum nasional.
Untuk dapat menguasai ilmu hukum dengan baik
Ilmu negara sebagai mata pelajaran pengantar,
mempunyai kedudukan yang sama dengan Pengantar ilmu hukum, hanya pengantar ilmu hukum mempunyai bidang yang lebih luas. Karena sifatnya sebagai mata pelajaran persiapan, maka pelajaran yang diperoleh dari ilmu negara tidak memiliki nilai-nilai praktis, melainkan bernilai teoritis.
Pelajaran Ilmu Negara tidak dapat dipergunakan
BAB II
PENGERTIAN ILMU NEGARA
Etimologi
Staatsleer (Belanda) Staatslehre (Jerman)
Theory of state, The general Theory of state, atau political theory (Inggris) Theorie d’etat (Perancis)
Pendapat Ahli
Soetomo : Ilmu Negara adalah ilmu yang
menyelidiki atau membicarakan tumbuhnya, wujudnya dan bentuk-bentuk negara. Perhatiannya sepenuhnya kepada jenis negara dalam arti umum dan sifat-sifat umum dan ciri-cirinya.
Abu Daud Busroh : ilmu negara sebagai
Samidjo : Ilmu Negara adalah Ilmu
yang mempelajari
persoalan-persoalan serta
pengertian-pengertian umum yang biasa
terdapat pada setiap negara.
Suhino : ilmu negara adalah ilmu
yang mempelajari,
menyelidiki/membicarakan Negara.
OBJEK ILMU NEGARA
Dalam pengertian abstrak objek ilmu negara adalah negara yang meliputi:
1. Asal mula negara 2. Hakekat Negara
Mengenai asal mula negara yang dimaksud bukanlah asal mula dari suatu negara tertentu (yang konkrit), tetapi asal mula (terbentuknya, terjadinya) apa yang diamakan
negara, yaitu negara dalam
pengertian yang
BAB III
METODE INDUKTIF
suatu metode yang mempelajari suatu gejala yang khusus (peristiwa yang konkrit) untuk mendapatkan kaedah-kaedah yang berlaku dalam lapangan yanglebih luas. Induction is reasoning from particular fact or individual cases to a general conclution (Ashley Montagu).
METODE DEDUKTIF
dimulai dengan kaedah-kaedah yang dianggap berlaku umum untuk
kemudian dipelajari dalam keadaan yang khusus.
Deduction is the process of reasoning from a general principle to a
METODE HISTORIS
METODE PERBANDINGAN
Metode yang mengadakan perbandingan di antara dua obyek
penyelidikan atau lebih, untuk
menambah dan memperdalam
pengetahuan tentang obyek-obyek yang diselidiki.
METODE DIALEKTIS
Metode tanya jawab atau dialog, di mana proses penyelidikannya dilakukan dengan cara tanya jawab untuk mencoba mencari
pengertian-pengertian tertentu. Cara bekerja yang dialektis ini menimbulkan tiga macam unsur:
1. these, yaitu merupakan suatu dalil stelling. 2. antithese, merupakan suatu serangan
terhadap dalil tersebut dari pihak yang berlainan pendapatnya; dan
3. synthese, merupakann jalan tengah antara these dan antithese.
METODE EMPIRIS
Suatu metode yng menyadarkan diri pada keadaan-keadaan yang dengan nyata didapat di dalam masyarakat.
METODE RASIONALITAS
Suatu metode yang mengutamakan pemikiran dengan logika dan pikiran sehat untuk mencapai pengertian
tentang masalah-masalah
METODE SISTEMATIS
METODE HUKUM (JURIDISCHE METHODE)
METODE FUNGSIONAL
Suatu metode yang di dalam proses
penyelidikannya meninjau serta
membahas obyek penyelidikannya
dengan menggandengkan, baik gejala-gejala dalam dunia ia masing-masing tidak terlepas satu sama lain, melainkan terdapatnya hubungan yang timbal balik (interdependent), sehingga dengan demikian negara selaku objek dapat
mempengaruhi masyarakat, juga
METODE SINKRETIS
suatu metode yang di dalam proses
penyelidikannya meninjau serta
BAB IV
HUBUNGAN ILMU NEGARA DENGAN
DISIPLIN ILMU LAINNYA
Hubungan Ilmu Negara dengan Ilmu
Politik
Hubungan Ilmu Negara dengan
Hukum Tata Negara
Hubungan Ilmu Negara dengan
Hubungan Ilmu Negara dengan Ilmu Politik
Menurut Jellinek, ilmu negara selaku ilmu pengetahuan sosial bersifat teoritis, segala hasil penyelidikannya
dipraktekkan oleh ilmu politik
Menurut Herman Heller, ilmu negara lebih
Hubungan Ilmu Negara dengan Hukum Tata Negara
Ilmu negara merupakan ilmu pengetahuan
yang menyelidiki pengertian-pengertian pokok dan sendi-sendi pokok daripada negara, ilmu negara memberikan dasar-dasar teoritis yang bersifat umum untuk hukum tata negara.
Meskipun hukum tata negara mempersoalkan
Ilmu negara merupakan pengantar
dan ilmu dasar pokok untuk
mempelajari hukum tata negara. Hukum tata negara tidak dapat dipelajari secara ilmiah dan teratur sebelum terlebih dahulu dipelajari pengetahuan tentang pengertian-pengertian pokok dan sendi-sendi
pokok daripada negara pada
Hubungan Ilmu Negara dengan
Hukum Administrasi Negara
Ilmu negara yang merupakan ilmu
pengetahuan yang menyelidiki
pengertian-pengertian pokok dan sendiri-sendiri pokok negara dapat memberikan dasar-dasar teoritis yang bersifat umum untuk hukum Administrasi Negara
Hubungan Ilmu Negara dengan Ilmu Perbandingan Pemerintahan
Ilmu perbandingan hukum tata negara
mengadakan perbandingan secara sistematis terhadap bentuk yang bermacam-macam dari sifat-sifat dan ketentuan umum negara.
Ilmu perbandingan hukum tata negara
• Menurut Kranenburg, dalam
menunaikan tugasnya ilmu
BAB V
PENGERTIAN NEGARA
Pengertian Negara Secara Bahasa
Pada abad XV, orang Romawi mempergunakan
perkataan stato yang menjadi asal kata staat atau state dengan arti negara
Kata stato ialah bahasa latin yang mula-mula
Negara disebut dalam berbagai
bahasa dengan istilah yang
beragam, di antaranya istilah Staat
(Belanda dan Jerman), State
Pengertian Negara dalam Arti
Formil dan Materil
Negara Dalam Arti Formil : negara
sebagai organisasi kekuasaan
dengan suatu pemerintahan pusat. Pemerintah menjelmakan aspek fomil dari negara. Karakteristik dari negara formil adalah wewenang pemerintah untuk menjalankan paksaan fisik secara legal. Negara dalam arti
formil adalah negara sebagai
Negara Dalam Arti Materil : negara
sebagai masyarakat
(staat-gemenchap) negara sebagai
Pengertian Negara Menurut Para Ahli
Plato : Negara adalah manusia dalam ukuran
besar yang hanya menggambarkan antara manusia dengan berbagai anggota dan kerjasamanya. Suatu tubuh yang senantiasa maju, berevolusi, terdiri dari orang-orang (individu-individu).
Karl Marx : Negara adalah suatu alat
kekuasaan bagi manusia (penguasa) untuk menindas kelas manusia yang lainnya.
Grotius : Negara ibarat suatu perkakas yang dibikin
manusia untuk melahirkan suatu keberuntungan dan kesejahteraan umum.
Bellefoid : Negara adalah suatu persekutuan
hukum yang menempati sesuatu wilayah untuk selama-lamanya dan yang dilengkapi dengan suatu kekuasaan tertinggi untuk menyelenggarakan kemakmuran rakyat sebesar-besarnya.
Thomas Hobbes : Negara merupakan suatu tubuh
yang dibuat oleh orang banyak beramai-ramai, yang masing-maisng berjanji akan memakainya menjadi alat untuk keamanan dan perlindungan agi mereka.
Logemann : Negara adalah suatu organisasi
kemasyarakatan (= pertambatan kerja/werk verband) yang mempunyai tujuan dengan
kekuasaannya mengatur serta
menyelenggarakan sesuatu masyarakat. Organisasi itu suatu pertambatan jabatan-jabatan (ambt, funksi) atau lapangan-lapangan kerja (werkkring) tetap.
J.J. Rousseau :Negara adalah perserikatan dari
rakyat bersama-sama yang melindungi dan mempertahankan hak masing-masing diri dan harta benda anggota-anggota yang tetap hidup dengan bebas merdeka.
Ibnu Chaldun : Negara merupakan suatu tubuh
Unsur-unsur Negara
Unsur-Unsur Negara
Penghuni/Penduduk
Wilayah Negara
Pemerintah (Kedaulatan)
Kesanggupan
BAB VI
Sifat dan Hakikat Negara Dilihat
Secara Politik
Sifat Memaksa
Sifat Monopoli
Negara mempunyai monopoli dalam menetapkan tujuan bersama dari masyarakat. Dalam hal ini negara juga dapat menyatakan larangan-larangan jika dianggap bertentangan dengan tujuan masyarakat. Contoh:
ketentuan partai terlarang di
Sifat Mencakup Semua
Semua peraturan perundang-undangan berlaku untuk semua
orang tanpa kecuali. Keadaan
demikian memang perlu, karena jika seseorang dibiarkan berada di luar ruang lingkup aktivitas negara, maka usaha negara ke arah tercapainya
masyarakat yang dicita-citakan
Sifat dan Hakikat Negara Dilihat Secara Sosiologis
Sifat dan hakikat negara secara sosiologis adalah bahwa negara merupakan ikatan suatu bangsa, negara merupakan suatu organisasi
kewibawaan, negara merupakan
Ikatan suatu bangsa
Sifat dan hakikat negara merupakan ikatan suatu bangsa diketahui dari eksistensi negara yang di dalamnya menunjukkan adanya ikatan suatu
bangsa. Suatu bangsa dapat
dikatakan konkritisasi dari keluarga besar masyarakat manusia. Kekuatan
suatu bangsa akan semakin
kelihatan ketika diikat dalam bentuk negara.
Suatu organisasi kewibawaan
Sifat dan hakikat negara dikatakan
sebagai organisasi kewibawaan
dengan melihat bahwa dalam negara memiliki wibawa tertentu. Bahkan dapat dikatakan untuk memahami
sejauhmana kedaulatan negara
dapat dilihat dari wibawa negara yang bersangkutan. Negara yang berwibawa akan lebih mudah untuk menjalankan roda pemerintahannya
untuk mencapai tujuan dan
sasarannya.
Organisasi Suatu Jabatan
Negara berjalan karena adanya pemerintah yang berjalan dalam sistem peerintahan
tertentu. Di dalam menjalankan
pemerintahan negara ada orang-orang yang menempati jabatan tertentu. Antara jabatan yang satu dengan yang lainnya saling
berkaitan demi penyelenggaraan
pemerintahan negara. Ketika
Organisasi Kekuasaan
Negara menyelenggarakan kemakmuran warganya. Oleh karena itu, negara sebagai alat agar kelompok manusia bertingkah laku mengikuti tata tertib yang baik dalam masyarakat. Dengan demikian
sekaligus negara merupakan
Sifat dan Hakikat Negara Dilihat
Secara Yuridis
Sifat dan hakikat negara dilihat secara yuridis adalah negara sebagai pemilik atau penguasa atas tanah,
negara merupakan pihak yang
mengasai atau memerintah, negara
sebagai pelindung hak asasi
manusia, dan negara sebagai
Pemilik atau Penguasa Atas Tanah (Teori Patrimonial
Feodal)
Pihak yang Menguasai atau
Memerintah (Hasil Perjanjian Timbal Balik antara Dua Pihak)
Negara dikatakan memiliki sifat
menguasai atau memerintah
didasarkan kepada konsep bahwa eksistensi negara adalah karena adanya perjanjian antara pihak yang
memerintah dan diperintah,
perjanjian antara negara dengan warga negara. Oleh karena itu, mudah dipahami bahwa negara
berposisi sebagai pihak yang
menguasai atau memerintah.
Pelindung Hak Asasi Manusia (Teori Perjanjian
Masyarakat)
Penjelmaan Tata Hukum Nasional (Hans Kelsen)
BAB VII
Tujuan Negara
Tujuan Negara Secara Umum
Tujuan Negara Menurut Teori dan Praktek Negara
Tujuan Negara Menurut Teori Shang Yang :
Menurut teori Shang Yang
menghendaki supaya tiap-tiap
negara mencari kekuasaan
sebesar-besarnya. Untuk mencapainya
didukung oleh dua faktor: 1). faktor rakyatnya.
Kalau seseorang akan membuat kuat (besar) suatu
negara, maka rakyatny harus lemah (melarat). Sebaliknya, kalau pemerintah menjadikan makmur rakyatnya, akibatnya menjadi lemah. Shang Yang menganggap rakyat dan negara itu berbanding terbalik.
Pihak pemerintah yang harus lebih kuat dari pada
Apabila dalam satu negara terdapat
hal-hal seperti adat, agama, kesenian, sejarah, kebaikan, kesusilaan,kejujuran dan persaudaraan, maka penguasa tidak akan dapat membuat rakyat berjuang dan keruntuhan tidak dapat dielakkan. Jika negara tidak memiliki hal tersebut
diatas penguasa akan membuat
Tujuan Negara Menurut Machiavelli
Tujuan negara adalah kekuasaan. Tetapi
Machiavelli juga bercita-cita mencari kekuasaan sebesar-besarnya. Dia menitikberatkan pada sifat-sifat raja.
Seorang penguasa/raja harus
Tujuan Negara Menurut Fasis Itali
Menurut golongan Fasis, bahwa
Tujuan negara fasis adalah empirium dunia, si pemimpin mencita-citakan
untuk mempersatukan semua
bangsa di dunia menjadi satu tenaga. Tujuan negara itu adalah tujuan si pemimpin, maka keinginan
negara adalah keinginan si
Tujuan Negara Menurut Dante :
Dante juga mencita-citakan empirium dunia. Tetapi cita-cita ini diliputi oleh pakaian, kesusilaan,
kesalahan, kemanusiaan, ke
tuhanan. Tujuan negara adalah sama
dengan tujuan cita-cita umat
manusia seluruh dunia, yaitu
memperbesar dan mencapai
kesempurnaan kehidupan rokhani yang paling tinggi.
Tujuan Negara Republik Indonesia
Dengan ketentuan tersebut
negara RI mempunyai tujuan
nasional dan tujuan internasional. Tujuan nasional negara Indonesia adalah:
1). kebahagiaan dalam keluarga.
Tujuan internasional negara Indonesia ialah
Tujuan negara berhubungan erat dengan organisasi dari negara. Kalau
suatu negara bertujuan untuk
mencari kepuasan yang sebesar-besarnya, maka susunan dari organ-organnya, cara bekerja dari organ tersebut, serta perhubungan dari
organ-organnnya akan berlainan
Fungsi Negara
Fungsi negara diartikan sebagai tugas daripada organisasi negara itu diadakan. Untuk mengetahui fungsi negara ada beberapa pendapat ahli yang dapat dijadikan rujukan, yaitu
John Locke, Montesquieu, Van
Fungsi Negara Menurut John Locke
John Locke membagi fungsi negara atas tiga fungsi:
Fungsi legislatif, untuk membuat peraturan. Fungsi eksekutif, untuk melaksanakan
peraturan.
Fungsi federatif, untuk mengurusi urusan
luar negeri dan urusan perang dan damai. Menurut John Locke, fungsi mengadili
termasuk tugas eksekutif.
Fungsi Negara Menurut Montesquieu
Menurut Montesquieu, fungsi negara ada tiga macam, yaitu:
Fungsi legislatif, membuat undang-undang. Fungsi eksekutif,melaksanakan
undang-undang.
Fungsi yudikatif, mengawasi agar semua
peraturan ditaati (fungsi mengadili).
Fungsi Negara Menurut Van Vallenhoven:
Teori Van Vollenhoven ini dikenal
dengan catur praja yang
menyebutkan bahwa ada empat macam fungsi dari negara, yaitu:
Regeling, membuat peraturan. Bestuur, menyelenggarakan
pemerintahan.
Rechtspraak, fungsi mengadili. Politie, fungsi ketertiban dan
Fungsi Negara Menurut Goodnow
Ajaran Goodnow ini dikenal dengan dwipraja (dichotomy). Goodnow
menyebutkan ada dua fungsi negara, yaitu:
Policy making, adalah kebijaksanaan
negara pada waktu tertentu untuk seluruh masyarakat..
Policy eksekuting, adalah kebijaksanaan
Fungsi Negara Menurut Moh. Koesnardi :
Menurut Moh. Kusnardi, ada dua fungsi negara, yaitu:
Melaksanakan penertiban (law and order).
Untuk mencapai tujuan bersama dan mencegah bentrokan-bentrokan dalam masyarakat, maka negara harus melaksanakan penertiban. Negara bertindak sebagai stabilisator
Menghendaki kesejahteraan dan kemakmuran
rakyatnya.
BAB VIII
SEJARAH DAN TEORI-TEORI TENTANG NEGARA
Adanya negara telah ada lebih
dahulu dari adanya pemikiran
tentang negara dan hukum. Selama itu peradaban-peradaban tinggi telah lahir dengan tidak menginsafi orang dasar-dasar apa yang menyebabkan
masyarakat boleh mengadakan
peraturan-peraturan yang mengikat penduduk, menerapkan
suruhan-suruhan dan larangan-larangan
Zaman Yunani Kuno (Purba)
Sokrates (469 – 399 s.M.)
Negara tidak boleh dipandang
sebagai ciptaan manusia tetapi sebagai keharusan objektif yang asal mulanya pada tindakan manusia. Dalam pemikiran Sokrates, negara bukanlah semata-mata merupakan
suatu keharusan yang bersifat
obyektif, yang asal mulanya
Tugas negara adalah menciptakan dan melaksanakan hukum yang
sejati, objektif dan dapat
dilaksanakan oleh pemimpin yang dipilih oleh rakyat.
Pendidikan sangatlah penting, karena
penduduk yang terdidik dengan baik, dengan sendirinya akan memahami apa yang harus mereka tempuh untuk segala kepentingan kehidupannya. Negara adalah susunan yang objektif yang berdasarkan pada sifat hakikat manusia, karena itu bertugas melaksanakan hukum yang objektif yang mengandung keadilan bagi masyarakat secara umum dan bukan hanya melayani kepentingan penguasa.
Ajaran Socrates terhadap pemuda Yunani
Plato (429 – 347 s.M.)
Plato meninggalkan banyak karya tulisnya,
yang terpenting adalah Politeia, Politicos, Nomoi. Politeia atau negara, buku ini memuat ajaran tentang negara dan hukum. Politicos tentang ahli kenegaraan, Nomoi tentang Undang-undang.
Ia pencipta ajaran idealisme, menurut ajaran
Asal mula terbentuk negara karena
Aristoteles (384 – 322
s.M.)
Aristoteles terkenal dengan ajarannya realisme,
karena itu ajaran Aristoteles adalah ajaran kenyataan, ia tidak mengakui perbedaan dunia tetapi pikirannya langsung ditujukan kepada kenyataan yang sebenarnya melalui panca indera
Ia membedakan apa yang bersifat ideal yang
merupakan pengertian abstrak seperti hukum, keadilan, kesusilaan. Hal-hal ini dibahas dalam bukunya “ Ethica”. Hal yang bersifat riil seperti ajran tentang negara dibahas dalam bukunya
Ethica merupakan pengantar untuk memahami politica,
Mengenai tujuan negara ia
sependapat dengan Plato, yaitu
menyelenggarakan kepentingan
warga negaranya. Berusaha agar
warga negaranya dapat hidup
bahagia dan sejahtera yang
Epicurus (342 – 271 s.M.)
Epicurus adalah pencipta ajaran individualisme
yang menganggap bahwa elemen atau bagian terpenting bukanlah negara atau masyarakat--sebagaimana ajaran universalisme Aristoteles— tapi individu sendiri sebagai anggota masyarakat.
Negara terdiri dari individu-individu sebagai
Kepentingan individu harus diutamakan yang
lantas menjadi dasar sebagai dasar daripada kepentingan negara. Apabila individu bahagia, maka negara juga akan bahagia.
Untuk mencegah jangan sampai timbul
Negara adalah merupakan hasil daripada perbuatan manusia, yang diciptakan untuk menyelenggarakan
kepentingan anggota-anggotanya.
Negara atau masyarakat adalah buatan daripada individu-individu.
Zeno (300 M.)
Ajaran filsafat Zeno sangat berlawanan dengan Epicurus.
Sebab ajaran epicurus berpokok pangkal pada manusia sebagai atoom dan pandangan hidupnya yang individulistis, sedangkan ajaran Zeno bersifat universalistis
Universalismenya itu tidak hanya meliputi bangsa yunani
Hukum yang berlaku adalah hukum alam. Hukum ini bersifat abadi tidak berubah-ubah. Di antara hukum alam ini ada akal kita yang memungkinkan kita dapat mengetahui segala hal.
Dan inilah yang memberi
Zaman Romawi Kuno
Polybius (204 – 122 s.M.)
Melahirkan teori tentang perubahan bentuk-bentuk
Menurut Polybios, bentuk negara itu dapat
digolongkan menjadi 3 golongan besar yang kemudian masing-masing bentuk dibedakan menjadi 2 jenis maka akan ada 6 bentuk negara
Monarchi adalah bentuk negara yang tertua,
dalam pemerintahan monarchi kekuasaan negara dipegang oleh satu orang yang sifatnya baik yang pemerintahan untuk kepentingan umum, tetapi lama kelamaan generasi selanjutnya tidak lagi memperhatikan kepentingan umum disebut
Pemerintahan seorang tirani yang
Dalam oligarki tidak ada keadilan
maka rakyat, memberontak,
Pemerintahan demokrasi untuk kepentingan
Cicero (106 – 43 s.M.)
Seneca ( - 65 s.M.)
Zaman Abad Pertengahan (abad V – XV)
Augustinus (354 -430):
Ia menulis buku dengan nama De
civita te Dei tentang negara Tuhan.
Isi pokok bukunya ditujukan untuk
mengadakan pebelaan terhadap
Ajarannya sangat bersifat teokratis, dikatakan bahwa kedudukan gereja yang dipimpin oleh Paus itu lebih tinggi daripada kedudukan negara yang diperintah oleh raja. Adanya negara di dunia merupakan suatu
kejelekan, tetapi adanya itu
merupakan suatu keharusan. Yang penting itu adalah teriptanya suatu
negara seperti yang
Sebanarnya negara yang ada di dunia ini hanya merupakan suatu
organisasi yng bertugas untuk
memusnahkan perintang-perintang
Thomas Aquino (1225 – 1274)
Filsafat Thomas Aquinas bersifat finalistis. Ini berarti bahwa apa yang menjadi tujuannya itu dikemukakan terlebih dahulu, baru kemudian harus diusahakan supaya tujuan itu dapat tercapai.
Manusia sebagai makhluk sosial yang berhasrat untuk bermasyarakat, tetapi manusia hanyaah salah satu unsur dalam
pembentukan masyarakat, yang
Bentuk pemerintahan :
1.Pemerintahan oleh satu orang. Ini yang baik disebut Monarki, yang jelek disebut Tyranni.
2.Pemerintahan oleh beberapa orang, ini yang baik disebut Aristokrasi, yang jelek disebut oligarki.
Bentuk pemerintahan yang
Thomas Aquinas membedakan hukum dalam empat
golongan:
1. Hukum abadi atau lex aeterna, hukum dari keseluruhannya yang berakar dalam jiwa Tuhan.
2. Hukum alam. Manusia adalah sebagai makhluk yang berpikir, maka ia merupakan bagian daripada-Nya. Ini adalah merupakan hukum alam.
3. Hukum positif. Ini adalah pelaksanaan daripada huum alam oleh manusia, yang disesuaikan dengan syarat-syarat khusus yang diperlukan untuk mengatur soal-soal keduniawian di dalam negara.
Dante Alleghiere (1265 – 1321)
Bukunya “Die Monarchia” (1313) berisi ajaran anti Paus. Ia menulis tentang kekuasaan keduniawian dan menolak setiap kekuasaan Paus dalam urusan keduniawian. Sebagai akibat dari tulisan Dante tersebut, pada permulaan abad ke-14 terjadi perselisihan antara Paus dengan Raja yang berakhir dengan kemenangan raja.
Marsilius van Padua
(1270 – 1340)
Seorang tokoh terbesar dari aliran filsafat
nominalist. Sikapnya adaah bahwa hal-hal yang bersifat khusus bernilai tinggi, sedangkan hal-hal yang bersifat umum itu hanya merupakan abstraksi dari pikiran saja
Mengenai ajarannya tentang kenegaraan, marsilius
Dari ajaran Marsilius tentang terjadinya negara telah terlihat
dasar-dasar daripada perjanjian
masyarakat, yang merupakan
lanjutan dari ajaran Epicurus yang telah meletakkan benih-benihnya.
Dalam perjanjian itu menurut
marsilius, rakyat menunjuk
seseorang yang diserahi untuk
memelihara perdamaian. Terhadap
orang mereka tunjuk tersebut
mereka saling menundukkan diri. Inilah yang disebut dengan perjanjian
penundukan atau Factum
Ada dua macam factum subjektiones, yaitu:
1.Jika kekuasaan penguasa, atau raja, hanya untuk menyelenggarakan atau menjalankan kekuasaan dari rakyat. Jadi sifatnya hanya eksekutif. Raja tidak boleh dan tikdak wenang menentukan peraturan atau undang-undang. Yang menciptakan atau membuat peraturan dan undang-undang itu adalah rakyat sendiri. Penyerahan Bila penundukan itu sifatnya terbatas pada apa yang dikehendaki oleh rakyat kekuasaan atau sifat penundukan yang demikian ini disbeut concessio.
Zaman Renaissance
(abad XVI)
Niccolo Machiavelli (1469 – 1527)
Menurut Machiavelli, seorang raja harus belajar supaya menjadi orang tidak baik, harus sanggup tidak menepati janji. Sebab yang melakukan demikian yang telah menghasilkan hasil-hasil yang besar
Ia menulis buku karangannya “I L
Nicollo Machiaveli memisahkan secara tegas
antara azas kesusilaan dan kenegaraan, bahwa dalam kenegaraan dapat saja tidak menghiraukan moral dan kesusilaan bahkan pada saat tertentu negara akan dirugikan apabila menghiraukan kesusilaan.
Ajarannya lebih bersifat ilmu kenegaraan praktis,
Thomas Morus (1478 –
1535)
Thomas Morus lahir di London, mrupakan putera seorang hakim. Pikirannya dituangkan dalam dua buah buku “utopia”
Buku pertama menggambarkan tentang kesukaran-kesukaran kenegaraan dan sosial di Inggris dan masanya. Kaum bangsawan yang menganggur mengisap rakyatnya. Rakyat kehilangan mata penghidupan.
Jean Bodin (1530 – 1595)
Negara dirumuskannya sebagai keseluruhan
Dari rumusan Jean Bodin, kedaulatan adalah
kekuasaan tertingggi untuk membuat undang-undang dalam suatu negara yang sifatnya:
a.Tunggal, ini berarti hanya negaralah yang memiliki kedaulatan itu, di dalam negara tidak ada kekuasaan lain yang berhak membuat UU.
b.Asli, berarti bahwa kekuasaan itu tidak berasal dari kekuasaan lain atau tidak diberikan oleh kekuasaan lain.
Aliran Monarchomachen
Hotman
Hotman pada tahun 1573 menerbitkan buku karangannya yang diberi nama Pranco Gallia. Dasar-dasar yang digunakan oleh Hotman
untuk menentang absolutisme
bukanlah dasar-dasar ajaran
agama,melaikan dasar-dasar ajaran sejarah. Jadinya ia bukanlah seorang monarkomaken yang sebenarnya,
meskipun orang selalu
Brutus :
Buku tulisan kaum monarkomaken yang sesungguhnya, pertama-tama terbit pada tahun 1579, nama bukunya Vindiciae contra Tyrannos, (alat-alat
hukum melawan tyranni).
Buchanan : menjadi raja di Skotlandia dan Inggris.
Buchanan adalah seorang humanist. Pertama-tama
Mariana:
Bellarmin
Ia adalah seorang kardinal, hidup pada tahun 1542-1621. ia adalah seorang kontroversialis. Filsafat negaranya bersifat kontroversialis, karena sifat james yang membela pendirian tentang kedaulatan Tuhan, yang kemudian mendapat perlawanan dari kaum Jesuit dengan kedaulatan rakyatnya. Bellarmin berpendapat bahwa sungguhpun monarki absolut adalah bentuk pemerintahan yang paling baik dalam teri, akan tetapi karena kekurangan-kekurangan daripada akhlak manusia telah menyebabkan praktekny berlainan sekali.
Francesco Suarez
Ia juga seoang kontroversial. Ia seorang sarjana Spanyol, yang hidup pada tahun 1548-1617. ajarannya ditulis dalam bukunya Tractatus de Ligibus ac Deo Legislatore (uraian tentang undang-undang dan Tuhan, pembentuk undang-undang). Alirannya disebut sebagai pelopor dari Hugo de Groot. Karena ia telah menciptakan hukum antar negara, dan memberikan kemungkinan untuk dibangunnya kembali hukum alam. Ini sesuai dengan pendapatnya bahwa tidak ada satu negara pun yang dapat berdiri sendiri tanpa mengadakan hubungan dengn negara-negara lain.
John Milton
Nama lengkapnya John Milton. Ia
adalah seorang penyair yang
termasyhur. Ketika hidunya ia
mengalami masa pembunuhan raja Charles I, dan karena pembelaan-pembelaannya ia menjadi terkenal.
Johannes Alhtusius (Johan Althaus)
Seorang monarkamaken yang Calvinis. Pada tahun 1610 ia menerbitkan buku karangannya yang sangat terkenal, politica Methodice Digesta (Susunan ketatanegaraan yang sistematis, yang diperkuat dengan contoh-contoh dari sejarah biasa dan sejarah suci). Ia hidup pada tahun 1568-1638.
Penguasa atau raja diangkat oleh rakyat untuk menjalankan
uu, pengangkatan tersebut dilakukan dalam suatu perjanjian, maka raja terikat oleh perjanjian dengan rakyat untuk menjalankan uu, sementara itu rakyat berjanji akan taat dan tunduk kepada penguasa atau raja. Rakyat sebagai satu kesatuan boleh mengadakan perlawanan terhadap raja yang betindak sewenang-wenang sebagai seorang tyran. Di sinilah sifat monakomakis althusius terlihat dengan jelas.
Sifat calvinisnya terlihat pada pendapatnya yang mengatakan
Tentang bentuk negara althusius berpendapat
Zaman Berkembangnya Hukum
Alam (abad XVII – XVIII)
Grotius/Hugo de Groot (1583 – 1645)
Ia pernah mengikuti perjalanan Oldenbarneveld
Dengan bukunya itulah Grotius menjadi seorang
ahli pemikir besar tentang negara dan hukum, serta dianggap sebagai peletak dasar pertama atau pelopor, bahkan pencipta daripada hukum alam modern. Filsafat Grotius tentang negara dan hukum adalah suatu usaha untuk mengatasi segala perpecahan di lapangan agama, dengan berdasarkan pada akal manusia yang berlaku umum. Tidak hanya terbatas pada kaum Kristen saja,melainkan juga berlaku untuk dan mengikat semua orang kafir dan atheis.
Ajaran Grotius banyak diilhami oeh hukum alam
Hukum alam menurut Grotius adalah segala ketentuan
yang benar dan baik menurut rasio dan tidak mungkin salah lagi pula adil. Contohnya: Orang harus menghormati milik orang lain.
Semua penganut hukum alam mengatakan bahwa
Thomas Hobbes (1588 – 1645)
Sumbangan Thomas Hobbes dalam sejarah
pemikiran tentang negara dan hukum adalah suatu sistem materialistis yang besar, termasuk juga peri kehidupan organis dan rohaniah Artinya bahwa tujuan hidup, yaitu kebahagiaan itu hanya dapat dicapai dengan cara berlomba, dengan gerak.
Alat-alat untuk dapat mencapai kebahagiaan
Manusia selalu saling bermusuhan, saling menganggap
lawan, dan saling merasa takut kalau-kalau manusia lain akan mendahului dan akan mendapatkan lebih banyak pujian daripada dirinya sendiri. Maka selalu terjadi perlawanan atau peperangan seorang melawan seorang, seorang melawan semua orang, semua orang melawan semua orang. Keadaan ini lah yang disebut
Bellum omnium contra omnes,
Setiap orang selalu memperlihatkan
Keadaan bellum omnium contra omnes disebabkan oleh
bahwa manusia dalam keadaan in abstracto telah memiliki sifat-sifat tertentu, yaitu:
1. Competitio, competition, persaingan. Ini berarti bahwa manusia selalu berlomba untuk mengatasi manusia yang lain, karena adanya rasa takut bahwa dia tidak akan mendapatkan pujian. Dalam hal bersaing ini mereka dapat mempergunakan cara apapun. Ini menimbulkan sifat yng kedua yaitu:
2.Defentio, defend, mempertahankan atau membela diri. Ini berarti bahwa manusia itu tidak suka dikuasai atau diatasi oleh orang lain. Karena manusia itu selalu mempunyai keinginan untuk menguasai manusia yang lain, maka sifat membela diri ini merupakan jaminan bagi keselamatannya. Ini menuju ke
Benedictus de Spinoza (1642 – 1677)
Seorang sarjana Belanda. Bukunya yang terpenting tentang negara dan hukum adalah etika, yang disusun
secara geometris, dan Traktat
teologis Politik. Menurutnya hukum alam itu bukan suatu Sollen akan tetapi adalah suatu Sein. Spinoza
tidak mengatakan bagaimana
Manusia baik waktu masih dalam keadaan alamiah maupun sesuah bernegara, perbuatannya tidak semata-mata berpedoman atau didasarkan pada ratio saja, akan tetapi sebagian besar dari perbuatan manusia itu dipengaruhi oleh hawa nafsunya. Malahan inilah yang memberi corak pada perbuatan manusia. Tugas negara adalah menyelenggarakan perdamaian,
John Locke (1632 – 1704)
John Lokce juga mendasarkan teorinya
Menurut lokce dalam keadaan alam bebas atau alamiah itu manusia telah mempunyai hak-hak alamiah,
yaitu hak-hak manusia yang
dimilikinya secara pribadi. Hak-hak
alamiah yang dimaksudkan itu
adalah:
1. Hak akan hidup.
2. Hak akan kebebasan atau kemerdekaan.
Menurut kodratnya manusia sejak lahir telah
Tugas negara adalah menetapkan dan melaksanakan hukum alam.
Hukum alam di sini dalam
pengertiannya yang luas, artinya negara tidak hanya menetapkan dan melaksanakan hukum alam saja, tetapi dalam membuat
peraturan-peraturan atau undang-undang
Tugas negara adalah:
1. Membuat dan menetapkan peraturan. Negara melaksanakan kekuasaan perundang-undangan, legislatif.
2.Melaksanakan peraturan-peraturan yang telah ditetapkan. Dalam hal ini tugas negara tidak hanya melaksanakan peraturan saja, tetapi juga mengawasi pelaksanaan tersebut, eksekutif dan judikatif.
3.Kekuasaan mengatur hubungan dengan negara-negara lain, federatif
Dalam mebicarakan bentuk negara, John Lokce
mempergunakan kriteria pada siapa kekuasaan perundang-undangan itu diserahkan. Negara dapat dibedakan menjadi:
1.Apabila kekuasaan perundang-undangan itu diserahkan kepada satu orang saja, maka negara itu disebut monarki.
2.Apabila kekuasaan perundang-undangan itu diserahkan kepada beberapa orang atau kepada suatu dewan, maka negara ini disebut aristokrasi. 3.Apabila kekuasaan perundang-undangan
Dalam abad ke-18, akal pikiran atau rasio dipindahkan dari hal-hal yang abstrak ke hal-hal yang konkrit, sepertinya hubungan yang nyata antara negara dan hukum. Tokoh pada abad XVIII adalah: Frederik
Yang Agung (1712 – 1786);
Frederik Yang Agung
(1712 – 1786)
Frederik Yang Agung adalah Raja
Prussia. Ia juga mempunyai
perhatian besar dalam lapangan kesenian dan ilmu pengetahuan. Ia adalah orang yang merasa paling tersinggung oleh ajaran Niccolo Machiavelli, maka ajarannya dalam banyak hal berisfat menentang dan
membantah ajaran Niccolo
Di Prussia setiap orang diberi hak
terhadap rajanya dan tiap-tiap
kesatuan diberi hak untuk membuat peraturan sendiri. Hal yang demikian ini tidak akan mungkin terjadi di
Perancis tanpa terlebih dahulu
Montesquieu (1688 – 1755)
Ia ahli pemikir pertama tentang hukum dan
Dalam bukunya Esprit des Lois,sifat
Kekuasaan negara dibagi atau
dipisahkan menjadi tiga, dan masing-maisng kekuasaan itu dilaksanakan oleh suatu badan yang berdiri
sendiri, yaitu:
1. kekuasaan perundang-undangan, legislatif.
2. kekuasaan melaksanakan pemerintahan, eksekutif, dan
Terkenal dengan ajaran Trias politika. Ajaran ini diberi nama oleh Immanuel Kant. Apabila kekuasaan negara dipisahkan secara tegas menjadi
tiga, ini akan menghilangkan
timbulnya tindakan yang sewenang-wenang dari seorang penguasa, atau
tegasnya tidak memberikan
kemungkinan dilaksanakannya
David Hume (1711 –
1766)
David Hume (lahir 26 April 1711 – meninggal
25 Agustus 1776 pada umur 65 tahun) adalah
filsuf Skotlandia, ekonom, dan sejarawan. Dia dimasukkan sebagai salah satu figur paling penting dalam filosofi barat dan Pencerahan
Hume merupakan filusuf besar pertama dari era modern yang membuat filosofi naturalistis. Hume menolak kontrak sosial sebagai asal
mula pemerintah. Menurutnya,
Hume sangat dipengaruhi oleh
empirisis John Locke dan
George Berkeley, dan juiga
bermacam penulis berbahasa
Perancis seperti Pierre Bayle, dan bermacam figur dalam landasan intelektual berbahasa Inggris seperti
Isaac Newton, Samuel Clarke,
Francis Hutcheson, Adam Smith, dan
J.J. Rousseau (1712 –
1778)
Jean Jacques Rousseau berasal dari Swiss.
Ajarannya tentang negara dan hukum ditulis dalam buku-bukunya: Discours sur 1 inegalite parmi le hommes (tinjauan-tinjauan tentang ketidaksamaan antara orang-orang). Lettres ecrites de la montagne (surat-surat yang ditulis di gunung-gunung). Dan bukunya yang terkenal ke seluruh dunia Contrac Sosial (Perjanjian masyarakat).
Rousseau di dalam ajaran filsafatnya telah
Akibat diselenggarakannya perjanjian masyarakat
adalah:
1. Terciptanya kemauan umum atau volunte generale, yaitu kesatuan daripada kemauan orang-orang yang telah menyelenggarakan perjanjian masyarakat tadi, inilah yang merupakan kekuasaan tertinggi, atau kedaulatan.
Kekuasaan ini tidak boleh dipindahkan ke lain
Immanuel Kant (1724 – 1804)
Immanuel Kant adalah seorang guru besar Prusia dan juga seorang nasionalis. Ajaran filsafatnya bersifat kritis yang menguraikan tentang negara dan hukum. Pemikirannya tentang negara dan hukum ditulis
dalam bukunya Metaphysische
Menurut Kant, negara adalah suatu keharusan
Zaman Berkembanganya Teori Kekuatan/Kekuasaan
Teori ini lahir dengan idak membenarkan premis hukum alam. Sebab manusia meskipun masih dalam keadaan alam bebas, keadaannya tidak seperti yang digambarkan oleh Thomas Hobbes atau oleh John Lokce yang seolah-olah menurut alam manusia itu hidupnya berdiri sendiri, karena di mana-mana selamanya manusia hidup dalam suatu kesatuan meskipun sangat kecil.
Menurut ajaran teori kekuatan kelompok
manusia yang terkecil dalam keadaan alamiah adalah keluarga. Keluarga terdiri dari seorang ibu ditambah dengan anak-anaknya. Sebagaimana manusia adalah makhluk hidup. Siapa yang kuat dialah yang berkuasa. Yang dimaksud dengan kekuatan adalah kekuatan jasmani, kekuatan pisik.
Kalau keluarga telah berkembang menjadi
F. Oppenheimer (1864 – 1943)
Karl Marx (1818 – 1883)
H.J. Laski
Leon Duguit
Bukunya berjudul Traite d Droit Constitusionel, memberikan keterangan tentang pelajaran hukum dan negara yang semata-mata bersifat realistis. Dia tidak mengakui adanya hak subyektif atas kekuasaan, juga menolak ajaran yang mengatakan bahwa negara dan kekuasaan itu adanya atas kehendak Tuhan, ditolaknya juga ajaran perjanjian masyarakat tentang terjadinya negara dan kekuasaan.
Zaman Berkembangnya Teori
Positivisme
Perkembangan teori positivisme ini dibagi ke dalam tiga fase, yaitu fase
pertama yang merupakan
Fase pertama: K.F. von Gerber
dan Paul Laband (1838 – 1918)
K.F. von Gerber dan Paul Laband adalah tokoh yang
mejadi pelopor tumbuhnya aliran Deutsche Publisizten Schule. Aliran ini timbul sebagai reaksi terhadap hukum romawi dan hukum alam.
Reaksi terhadap hukum Romawi yang menghendaki
• Positivisme sama artinya dengan relatif.
Dalam kaitannya dengan hukum muncul konsep hukum positif (positief recht), hukum itu relatif, tidak terdapat hukum yang bersifat abadi dan langgeng seperti hukum alam. Hal ini disebabkan karena berlainannya waktu, tempat, keadaan, dan bangsa. Atas dasar inilah, von Gerber dan Paul Laband berusaha mencari konstruksi dan sistem sendiri bagi hukum publik. Mereka menemukan suatu metode penyelidikan yang disebut rechtsdogmatisch.
Bluntschli adalah seorang mahaguru dalam
mata kuliah ilmu negara di Universitas Heidelberg Jerman dan Sedangkan George Jellinek adalah murid dari Bluntschli.
George Jellinek termasuk paham kedua dari
perkembangan positivisme, pandangan terhadap negara tidak semata-mata nur yuridis saja, akan tetapi juga memperhatikan faktor-faktor non yuridis. Oleh karena itulah muridnya Hans Kelsen menamakannya dengan metode sinkretis
Fase Ketiga: Hans Kelsen
Berasal dari Austria yang kemudian menjadi warga
negara Amerika. Bukunya antara lain, Allegemeine Staatslehre, terbit pada tahun 1925, dan Der Soziologische und der juritische Statesbegriff terbit pada tahun 1922. Ia mendirikan sekolah Wiena.
Menurut Hans Kelsen bahwa ilmu negara itu harus
tiap-tiap negara hanya dapat dipelajari dan
dipahami di dalam setiap hukumnya itu sendiri. Ursprungsnorm dari tiap-tiap negara telah menetapkan dan membatasi konstruksi atau bentuknya.
pertanyaan tentang timbulnya atau adanya
Negara identik dengan hukum, namun negara juga terikat oleh hukum. Negara itu adalah Zwangs Ordnung, suatu tertib hukum, atau
suatu tertib masyarakat yang
Zaman Berkembangnya Teori Modern
Negara itu pada hakekatnya adalah suatu
organisasi kekuasaan yang diciptakan oleh sekelompok manusia yang disebut bangsa. Terlebih dahulu harus ada sekelopkm manusia yang mempunyai kesadaran untuk mendirikan suatu organisasi, dengan tujuan untuk memelihara kepentingan kelompok tersebut. Maka yang primer atau yang lebih dahulu harus ada adalah kelompok manusia, sedangkan negara adalah sekunder, artinya adanya itu menyusul kemudian dan adanya hanya dapat kalau berdasarkan atas suatu kelompok manusia yang disebut bangsa.
Pendapat Kranenburg dikuatkan dengan
alasan-alasan bahwa pada zaman modern tercatat formasi-formasi kerjasama internasional, atau antara bangsa-bangsa, misalnya PBB, di sini yang menjadi anggota itu adalah negara-negara, tetapi mengapa tidak disebut dengan istilah perserikatan negara-negara melainkan disebut perserikatan bangsa-bangsa. Bukan United States, melainkan united nations. Hal ini menunjukkan bahwa menurut pandangan modern, bangsa itu menjadi dasar daripada negara . jadi bangsa lah yang primer yag harus ada terlebih dahulu, baru kemudian menyusul adanya negara (sekunder).
Bangsa itu adalah bangsa dalam arti ethnologis,
Logemann
Negara itu pada haekatnya adalah suatu
Teori-teori tentang Asal Mula Negara
Teori Perjanjian
Masyarakat
Teori perjanjian masyarakat atau teori kontrak
Pembahasan tentang asal mula negara atas dasar teori
perjanjian masyarakat dimulai dari zaman Yunani Purba. Karena pada saat itu timbul suatu pemerintahan yang demokratis di mana setiap orang bebas menyatakan hasil pikirannya dan isi hatinya
Indikasi yang menunjukkan bahwa sejak masa Yunani
Purba telah muncul teori perjanjian masyarakat sebagai teori yang menunjukkan asal mula negara di antaranya adalah:
b. Plato dalam bukunya yang berjudul Republik (buku II)
menguraikan semacam perjanjian untuk membentuk negara. Menurut Samidjo, dengan demikian Plato termasuk penganut teori perjanjian masyarakat
C. Berdasarkan pendapat Aristoteles dapat diketahui bahwa terjadinya negara karena penggabungan keluarga menjadi suatu kelompok besar, kemudian kelompok besar itu bergabung lagi hingga menjadi suatu desa. Kemudian desa-desa itu bergabung lagi hingga timbul negara yang sifatnya masih merupakan kota atau polis
d. Menurut Epicurus, asal mula negara merupakan hasil dari perbuatan manusia. Negara diciptakan untuk melaksanakan kepentingan anggota-anggotanya. Negara tidak mempunyai dasar kehidupan sendiri. Manusialah sebagai individu dan sebagai anggota masyarakat yang mempunyai dasar-dasar kehidupan yang mandiri dan merupakan realita.
Sarjana-sarjana terkenal yang membahas teori perjanjian
masyarakat adalah Thomas Hobbes, John Locke, J.J. Rousseau, dan
Teori Ketuhanan (Teocratie)
Teori Kekuasaan/Kekuatan
Menurut teori ini, negara terbentuk karena ada kekuasaan dan kekuatan. Hal ini diketahui dari berbagai pendapat berikut ini :
Manusia perseorangan adalah makhluk
Orang yang lebih baik telah memperoleh
kekuasaan yang lebih besar daripada yang kurang baik, maka disitulah hukum. Demikian juga orang yang lebih kuat terhadap orang yang lemah. Sudah sewajarnya orang yang memiliki kemampuan dan berhasil mengumpulkan kekuasaan berhak memegang pimpinan negara, sedang warga yang lain harus tunduk karena mereka tidak memiliki kualitas untuk berkuasa (Kallikles).
Raja yang pertama ialah pahlawan yang menang
(Voltaire)
Kelas pemenang produksi menghisap kelas
Negara merupakan suatu alat dari golongan
Teori Patriarkhal dan
Matriarkhal
Teori ini bertitik tolak dari paham bahwa negara
merupakan perkelompokan suku. Kondisi ini dipengaruhi oleh perkembangan sejarah yang menurut konsep evolusi masyarakat manusia yang dikemukakan Wilken, semua bangsa di muka bumi berkembang dan berevolusi. Menurutnya, manusia pada awalnya hidup tanpa ikatan, belum ada yang disebut dengan keluarga inti di masa itu
Pada perkembangan selanjutnya manusia akan hubungan
Perkembangan seperti yang diilustrasikan di atas, pada tahap
lambat laun akan melahirkan
kesatuan etnis yang besar dan membentuk suku sampai terbentuk
semacam pemerintahan yang
disentralisir. Selanjutnya
pemerintahan suku meluas sehingga
menjadi persekutuan-persekutuan
Teori Organis
Tinjauan teori organis tentang asal mula negara menggunakan konsep biologis yang melukiskan negara dengan istilah-istilah ilmu alam. Negara dipersamakan dengan makhluk-makhluk hidup seperti manusia. Individu merupakan komponen-komponen negara dianggap sebagai sel-sel dari makhluk hidup tersebut.
Teori Daluwarsa
Teori Alamiah (Natural Theory)
Asal mula negara menurut teori alamiah adalah ciptaan alam. Kodrat
manusia membenarkan adanya
negara, karena manusia adalah makhluk politik (zoon politicon) yang kemudian menjadi makhluk sosial.
Karena kodrat itulah manusia