• Tidak ada hasil yang ditemukan

BahanAjar Ilmu Negara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BahanAjar Ilmu Negara"

Copied!
244
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

BAB I

(3)

LATAR BELAKANG MEMPELAJARI

ILMU NEGARA

Ilmu Negara adalah salah satu mata kuliah yang

(4)

Menurut Sjahran Basah, kedudukan Ilmu Negara

dalam kurikulum inti sebagai mata kuliah dasar keahlian hukum merupakan hal yang tepat karena sesuai dengan martabat, sifat hakikat atau karakteristik ilmu negara itu sendiri

memberikan wawasan yang utuh menyeluruh

(5)

ILMU NEGARA SEBAGAI ILMU

PENGETAHUAN

Ilmu negara sebagai ilmu pengetahuan adalah hasil karya George jellineck dalam bukunya “Algemeine Staatslehre” .

Ilmu Kenegaraan (Staatswissenschaft) dalam arti luas dibagi dalam dua bagian:

1. Staatswissenschaften (ilmu negara dalam arti sempit)

(6)

Staatswissenschaften (ilmu negara

dalam arti sempit) mempunyai 3

bagian:

(7)

Beschreibende Staatswissenschaft:

Sifat ilmu kenegaraan ini adalah deskriptif yang

hanya menggambarkan dan menceritakan peristiwa yang terjadi yang berhubungan dengan negara.

Peristiwa-peristiwa itu merupakan salah satuj

gejala dalam masyarakat yang ditetapkan disusun dalam suatu rangkaian peristiwa-peristiwa sejarah tetapi tidak diterangkan apakah sebab musabab timbulnya atau yang menimbulkan peristiwa-peristiwa itu dan bagaimana hubungannya satu sama lain.

(8)

Theoretische Staatswissenschaft:

Beschreibende Staatswissenschaft mengumpulkan

bahan-bahannnya, maka theoretische Staatswissenschaft mengadakan lebih lanjut bahan-bahan tersebut. Dengan mengadakan analisa-analisa dan memisahkan mana yang mempunyai ciri-ciri khusus.

Mengadakan penyusunan tentang hasil-hasil

penyelidikannya dalam suatu kesatuan sistematis.  

(9)

Prakaktische Staatswissenschaft:

Ilmu pengetahuan ini tugasnya mencari upaya bagaimana hasil dari

penyelidikan Theoretische

Staatswissenschaft dapat

dilaksanakan dalam praktek.  

(10)

ILMU NEGARA SEBAGAI SALAH SATU

DASAR ILMU HUKUM

Ilmu negara merupakan salah satu dasar ilmu

hukum. Kedua disiplin ini tidak dapat dilepaskan dari negara. Hans Kelsen menyebutkan bahwa negara sebagai personifikasi dari tatanan hukum nasional dapat dipahami bahwa persoalan negara adalah persoalan hukum nasional.

Untuk dapat menguasai ilmu hukum dengan baik

(11)

Ilmu negara sebagai mata pelajaran pengantar,

mempunyai kedudukan yang sama dengan Pengantar ilmu hukum, hanya pengantar ilmu hukum mempunyai bidang yang lebih luas. Karena sifatnya sebagai mata pelajaran persiapan, maka pelajaran yang diperoleh dari ilmu negara tidak memiliki nilai-nilai praktis, melainkan bernilai teoritis.

Pelajaran Ilmu Negara tidak dapat dipergunakan

(12)

BAB II

(13)

PENGERTIAN ILMU NEGARA

Etimologi

Staatsleer (Belanda) Staatslehre (Jerman)

Theory of state, The general Theory of state, atau political theory (Inggris) Theorie d’etat (Perancis)

(14)

 Pendapat Ahli

Soetomo : Ilmu Negara adalah ilmu yang

menyelidiki atau membicarakan tumbuhnya, wujudnya dan bentuk-bentuk negara. Perhatiannya sepenuhnya kepada jenis negara dalam arti umum dan sifat-sifat umum dan ciri-cirinya.

Abu Daud Busroh : ilmu negara sebagai

(15)

Samidjo : Ilmu Negara adalah Ilmu

yang mempelajari

persoalan-persoalan serta

pengertian-pengertian umum yang biasa

terdapat pada setiap negara.

Suhino : ilmu negara adalah ilmu

yang mempelajari,

menyelidiki/membicarakan Negara.

(16)

OBJEK ILMU NEGARA

Dalam pengertian abstrak objek ilmu negara adalah negara yang meliputi:

1. Asal mula negara 2. Hakekat Negara

(17)

Mengenai asal mula negara yang dimaksud bukanlah asal mula dari suatu negara tertentu (yang konkrit), tetapi asal mula (terbentuknya, terjadinya) apa yang diamakan

negara, yaitu negara dalam

pengertian yang

(18)

BAB III

(19)

METODE INDUKTIF

suatu metode yang mempelajari suatu gejala yang khusus (peristiwa yang konkrit) untuk mendapatkan kaedah-kaedah yang berlaku dalam lapangan yanglebih luas. Induction is reasoning from particular fact or individual cases to a general conclution (Ashley Montagu).

(20)

METODE DEDUKTIF

dimulai dengan kaedah-kaedah yang dianggap berlaku umum untuk

kemudian dipelajari dalam keadaan yang khusus.

 

Deduction is the process of reasoning from a general principle to a

(21)

METODE HISTORIS

(22)

METODE PERBANDINGAN

Metode yang mengadakan perbandingan di antara dua obyek

penyelidikan atau lebih, untuk

menambah dan memperdalam

pengetahuan tentang obyek-obyek yang diselidiki.

(23)

METODE DIALEKTIS

Metode tanya jawab atau dialog, di mana proses penyelidikannya dilakukan dengan cara tanya jawab untuk mencoba mencari

pengertian-pengertian tertentu. Cara bekerja yang dialektis ini menimbulkan tiga macam unsur:

1. these, yaitu merupakan suatu dalil stelling. 2. antithese, merupakan suatu serangan

terhadap dalil tersebut dari pihak yang berlainan pendapatnya; dan

3. synthese, merupakann jalan tengah antara these dan antithese.

(24)

METODE EMPIRIS

Suatu metode yng menyadarkan diri pada keadaan-keadaan yang dengan nyata didapat di dalam masyarakat.

(25)

METODE RASIONALITAS

Suatu metode yang mengutamakan pemikiran dengan logika dan pikiran sehat untuk mencapai pengertian

tentang masalah-masalah

(26)

METODE SISTEMATIS

(27)

METODE HUKUM (JURIDISCHE METHODE)

(28)

METODE FUNGSIONAL

Suatu metode yang di dalam proses

penyelidikannya meninjau serta

membahas obyek penyelidikannya

dengan menggandengkan, baik gejala-gejala dalam dunia ia masing-masing tidak terlepas satu sama lain, melainkan terdapatnya hubungan yang timbal balik (interdependent), sehingga dengan demikian negara selaku objek dapat

mempengaruhi masyarakat, juga

(29)

METODE SINKRETIS

suatu metode yang di dalam proses

penyelidikannya meninjau serta

(30)

BAB IV

(31)

HUBUNGAN ILMU NEGARA DENGAN

DISIPLIN ILMU LAINNYA

Hubungan Ilmu Negara dengan Ilmu

Politik

Hubungan Ilmu Negara dengan

Hukum Tata Negara

Hubungan Ilmu Negara dengan

(32)

Hubungan Ilmu Negara dengan Ilmu Politik

Menurut Jellinek, ilmu negara selaku ilmu pengetahuan sosial bersifat teoritis, segala hasil penyelidikannya

dipraktekkan oleh ilmu politik

(33)

Menurut Herman Heller, ilmu negara lebih

(34)

Hubungan Ilmu Negara dengan Hukum Tata Negara

Ilmu negara merupakan ilmu pengetahuan

yang menyelidiki pengertian-pengertian pokok dan sendi-sendi pokok daripada negara, ilmu negara memberikan dasar-dasar teoritis yang bersifat umum untuk hukum tata negara.

Meskipun hukum tata negara mempersoalkan

(35)

Ilmu negara merupakan pengantar

dan ilmu dasar pokok untuk

mempelajari hukum tata negara. Hukum tata negara tidak dapat dipelajari secara ilmiah dan teratur sebelum terlebih dahulu dipelajari pengetahuan tentang pengertian-pengertian pokok dan sendi-sendi

pokok daripada negara pada

(36)

Hubungan Ilmu Negara dengan

Hukum Administrasi Negara

Ilmu negara yang merupakan ilmu

pengetahuan yang menyelidiki

pengertian-pengertian pokok dan sendiri-sendiri pokok negara dapat memberikan dasar-dasar teoritis yang bersifat umum untuk hukum Administrasi Negara

(37)

Hubungan Ilmu Negara dengan Ilmu Perbandingan Pemerintahan   

Ilmu perbandingan hukum tata negara

mengadakan perbandingan secara sistematis terhadap bentuk yang bermacam-macam dari sifat-sifat dan ketentuan umum negara.

Ilmu perbandingan hukum tata negara

(38)

Menurut Kranenburg, dalam

menunaikan tugasnya ilmu

(39)

BAB V

(40)

PENGERTIAN NEGARA

Pengertian Negara Secara Bahasa

Pada abad XV, orang Romawi mempergunakan

perkataan stato yang menjadi asal kata staat atau state dengan arti negara

Kata stato ialah bahasa latin yang mula-mula

(41)

Negara disebut dalam berbagai

bahasa dengan istilah yang

beragam, di antaranya istilah Staat

(Belanda dan Jerman), State

(42)

Pengertian Negara dalam Arti

Formil dan Materil

Negara Dalam Arti Formil : negara

sebagai organisasi kekuasaan

dengan suatu pemerintahan pusat. Pemerintah menjelmakan aspek fomil dari negara. Karakteristik dari negara formil adalah wewenang pemerintah untuk menjalankan paksaan fisik secara legal. Negara dalam arti

formil adalah negara sebagai

(43)

Negara Dalam Arti Materil : negara

sebagai masyarakat

(staat-gemenchap) negara sebagai

(44)

Pengertian Negara Menurut Para Ahli   

Plato : Negara adalah manusia dalam ukuran

besar yang hanya menggambarkan antara manusia dengan berbagai anggota dan kerjasamanya. Suatu tubuh yang senantiasa maju, berevolusi, terdiri dari orang-orang (individu-individu).

Karl Marx : Negara adalah suatu alat

kekuasaan bagi manusia (penguasa) untuk menindas kelas manusia yang lainnya.

(45)

Grotius : Negara ibarat suatu perkakas yang dibikin

manusia untuk melahirkan suatu keberuntungan dan kesejahteraan umum. 

Bellefoid : Negara adalah suatu persekutuan

hukum yang menempati sesuatu wilayah untuk selama-lamanya dan yang dilengkapi dengan suatu kekuasaan tertinggi untuk menyelenggarakan kemakmuran rakyat sebesar-besarnya.

Thomas Hobbes : Negara merupakan suatu tubuh

yang dibuat oleh orang banyak beramai-ramai, yang masing-maisng berjanji akan memakainya menjadi alat untuk keamanan dan perlindungan agi mereka.

(46)

Logemann : Negara adalah suatu organisasi

kemasyarakatan (= pertambatan kerja/werk verband) yang mempunyai tujuan dengan

kekuasaannya mengatur serta

menyelenggarakan sesuatu masyarakat. Organisasi itu suatu pertambatan jabatan-jabatan (ambt, funksi) atau lapangan-lapangan kerja (werkkring) tetap.

J.J. Rousseau :Negara adalah perserikatan dari

rakyat bersama-sama yang melindungi dan mempertahankan hak masing-masing diri dan harta benda anggota-anggota yang tetap hidup dengan bebas merdeka. 

Ibnu Chaldun : Negara merupakan suatu tubuh

(47)

Unsur-unsur Negara

(48)

Unsur-Unsur Negara

Penghuni/Penduduk

Wilayah Negara

Pemerintah (Kedaulatan)

Kesanggupan

(49)

BAB VI 

(50)

Sifat dan Hakikat Negara Dilihat

Secara Politik

Sifat Memaksa

(51)

Sifat Monopoli

Negara mempunyai monopoli dalam menetapkan tujuan bersama dari masyarakat. Dalam hal ini negara juga dapat menyatakan larangan-larangan jika dianggap bertentangan dengan tujuan masyarakat. Contoh:

ketentuan partai terlarang di

(52)

Sifat Mencakup Semua

Semua peraturan perundang-undangan berlaku untuk semua

orang tanpa kecuali. Keadaan

demikian memang perlu, karena jika seseorang dibiarkan berada di luar ruang lingkup aktivitas negara, maka usaha negara ke arah tercapainya

masyarakat yang dicita-citakan

(53)

Sifat dan Hakikat Negara Dilihat Secara Sosiologis

Sifat dan hakikat negara secara sosiologis adalah bahwa negara merupakan ikatan suatu bangsa, negara merupakan suatu organisasi

kewibawaan, negara merupakan

(54)

Ikatan suatu bangsa

Sifat dan hakikat negara merupakan ikatan suatu bangsa diketahui dari eksistensi negara yang di dalamnya menunjukkan adanya ikatan suatu

bangsa. Suatu bangsa dapat

dikatakan konkritisasi dari keluarga besar masyarakat manusia. Kekuatan

suatu bangsa akan semakin

kelihatan ketika diikat dalam bentuk negara.

(55)

Suatu organisasi kewibawaan

Sifat dan hakikat negara dikatakan

sebagai organisasi kewibawaan

dengan melihat bahwa dalam negara memiliki wibawa tertentu. Bahkan dapat dikatakan untuk memahami

sejauhmana kedaulatan negara

dapat dilihat dari wibawa negara yang bersangkutan. Negara yang berwibawa akan lebih mudah untuk menjalankan roda pemerintahannya

untuk mencapai tujuan dan

sasarannya.

(56)

Organisasi Suatu Jabatan

Negara berjalan karena adanya pemerintah yang berjalan dalam sistem peerintahan

tertentu. Di dalam menjalankan

pemerintahan negara ada orang-orang yang menempati jabatan tertentu. Antara jabatan yang satu dengan yang lainnya saling

berkaitan demi penyelenggaraan

pemerintahan negara. Ketika

(57)

Organisasi Kekuasaan

Negara menyelenggarakan kemakmuran warganya. Oleh karena itu, negara sebagai alat agar kelompok manusia bertingkah laku mengikuti tata tertib yang baik dalam masyarakat. Dengan demikian

sekaligus negara merupakan

(58)

Sifat dan Hakikat Negara Dilihat

Secara Yuridis

Sifat dan hakikat negara dilihat secara yuridis adalah negara sebagai pemilik atau penguasa atas tanah,

negara merupakan pihak yang

mengasai atau memerintah, negara

sebagai pelindung hak asasi

manusia, dan negara sebagai

(59)

Pemilik atau Penguasa Atas Tanah (Teori Patrimonial

Feodal)

(60)

Pihak yang Menguasai atau

Memerintah (Hasil Perjanjian Timbal Balik antara Dua Pihak)

Negara dikatakan memiliki sifat

menguasai atau memerintah

didasarkan kepada konsep bahwa eksistensi negara adalah karena adanya perjanjian antara pihak yang

memerintah dan diperintah,

perjanjian antara negara dengan warga negara. Oleh karena itu, mudah dipahami bahwa negara

berposisi sebagai pihak yang

menguasai atau memerintah.

(61)

Pelindung Hak Asasi Manusia (Teori Perjanjian

Masyarakat)

(62)

Penjelmaan Tata Hukum Nasional (Hans Kelsen)

(63)

BAB VII

(64)

Tujuan Negara

Tujuan Negara Secara Umum

(65)

Tujuan Negara Menurut Teori dan Praktek Negara

Tujuan Negara Menurut Teori Shang Yang :

Menurut teori Shang Yang

menghendaki supaya tiap-tiap

negara mencari kekuasaan

sebesar-besarnya. Untuk mencapainya

didukung oleh dua faktor: 1). faktor rakyatnya.

(66)

Kalau seseorang akan membuat kuat (besar) suatu

negara, maka rakyatny harus lemah (melarat). Sebaliknya, kalau pemerintah menjadikan makmur rakyatnya, akibatnya menjadi lemah. Shang Yang menganggap rakyat dan negara itu berbanding terbalik.

Pihak pemerintah yang harus lebih kuat dari pada

(67)

Apabila dalam satu negara terdapat

hal-hal seperti adat, agama, kesenian, sejarah, kebaikan, kesusilaan,kejujuran dan persaudaraan, maka penguasa tidak akan dapat membuat rakyat berjuang dan keruntuhan tidak dapat dielakkan. Jika negara tidak memiliki hal tersebut

diatas penguasa akan membuat

(68)

Tujuan Negara Menurut Machiavelli

Tujuan negara adalah kekuasaan. Tetapi

(69)

Machiavelli juga bercita-cita mencari kekuasaan sebesar-besarnya. Dia menitikberatkan pada sifat-sifat raja.

Seorang penguasa/raja harus

(70)

Tujuan Negara Menurut Fasis Itali

Menurut golongan Fasis, bahwa

(71)

Tujuan negara fasis adalah empirium dunia, si pemimpin mencita-citakan

untuk mempersatukan semua

bangsa di dunia menjadi satu tenaga. Tujuan negara itu adalah tujuan si pemimpin, maka keinginan

negara adalah keinginan si

(72)

Tujuan Negara Menurut Dante :

Dante juga mencita-citakan empirium dunia. Tetapi cita-cita ini diliputi oleh pakaian, kesusilaan,

kesalahan, kemanusiaan, ke

tuhanan. Tujuan negara adalah sama

dengan tujuan cita-cita umat

manusia seluruh dunia, yaitu

memperbesar dan mencapai

kesempurnaan kehidupan rokhani yang paling tinggi.

(73)

Tujuan Negara Republik Indonesia

Dengan ketentuan tersebut

negara RI mempunyai tujuan

nasional dan tujuan internasional. Tujuan nasional negara Indonesia adalah:

1). kebahagiaan dalam keluarga.

(74)

Tujuan internasional negara Indonesia ialah

(75)

Tujuan negara berhubungan erat dengan organisasi dari negara. Kalau

suatu negara bertujuan untuk

mencari kepuasan yang sebesar-besarnya, maka susunan dari organ-organnya, cara bekerja dari organ tersebut, serta perhubungan dari

organ-organnnya akan berlainan

(76)

Fungsi Negara 

Fungsi negara diartikan sebagai tugas daripada organisasi negara itu diadakan. Untuk mengetahui fungsi negara ada beberapa pendapat ahli yang dapat dijadikan rujukan, yaitu

John Locke, Montesquieu, Van

(77)

Fungsi Negara Menurut John Locke

John Locke membagi fungsi negara atas tiga fungsi:

Fungsi legislatif, untuk membuat peraturan.Fungsi eksekutif, untuk melaksanakan

peraturan.

Fungsi federatif, untuk mengurusi urusan

luar negeri dan urusan perang dan damai. Menurut John Locke, fungsi mengadili

termasuk tugas eksekutif.

(78)

Fungsi Negara Menurut Montesquieu

Menurut Montesquieu, fungsi negara ada tiga macam, yaitu:

Fungsi legislatif, membuat undang-undang.Fungsi eksekutif,melaksanakan

undang-undang.

Fungsi yudikatif, mengawasi agar semua

peraturan ditaati (fungsi mengadili).

(79)

Fungsi Negara Menurut Van Vallenhoven:

Teori Van Vollenhoven ini dikenal

dengan catur praja yang

menyebutkan bahwa ada empat macam fungsi dari negara, yaitu:

Regeling, membuat peraturan.Bestuur, menyelenggarakan

pemerintahan.

Rechtspraak, fungsi mengadili.Politie, fungsi ketertiban dan

(80)

Fungsi Negara Menurut Goodnow

Ajaran Goodnow ini dikenal dengan dwipraja (dichotomy). Goodnow

menyebutkan ada dua fungsi negara, yaitu:

Policy making, adalah kebijaksanaan

negara pada waktu tertentu untuk seluruh masyarakat..

Policy eksekuting, adalah kebijaksanaan

(81)

Fungsi Negara Menurut Moh. Koesnardi :

Menurut Moh. Kusnardi, ada dua fungsi negara, yaitu:

Melaksanakan penertiban (law and order).

Untuk mencapai tujuan bersama dan mencegah bentrokan-bentrokan dalam masyarakat, maka negara harus melaksanakan penertiban. Negara bertindak sebagai stabilisator

Menghendaki kesejahteraan dan kemakmuran

rakyatnya.

(82)

BAB VIII

 SEJARAH DAN TEORI-TEORI TENTANG NEGARA

(83)

Adanya negara telah ada lebih

dahulu dari adanya pemikiran

tentang negara dan hukum. Selama itu peradaban-peradaban tinggi telah lahir dengan tidak menginsafi orang dasar-dasar apa yang menyebabkan

masyarakat boleh mengadakan

peraturan-peraturan yang mengikat penduduk, menerapkan

suruhan-suruhan dan larangan-larangan

(84)

Zaman Yunani Kuno (Purba)

Sokrates (469 – 399 s.M.)

Negara tidak boleh dipandang

sebagai ciptaan manusia tetapi sebagai keharusan objektif yang asal mulanya pada tindakan manusia. Dalam pemikiran Sokrates, negara bukanlah semata-mata merupakan

suatu keharusan yang bersifat

obyektif, yang asal mulanya

(85)

Tugas negara adalah menciptakan dan melaksanakan hukum yang

sejati, objektif dan dapat

dilaksanakan oleh pemimpin yang dipilih oleh rakyat.

(86)

Pendidikan sangatlah penting, karena

penduduk yang terdidik dengan baik, dengan sendirinya akan memahami apa yang harus mereka tempuh untuk segala kepentingan kehidupannya. Negara adalah susunan yang objektif yang berdasarkan pada sifat hakikat manusia, karena itu bertugas melaksanakan hukum yang objektif yang mengandung keadilan bagi masyarakat secara umum dan bukan hanya melayani kepentingan penguasa.

Ajaran Socrates terhadap pemuda Yunani

(87)

Plato (429 – 347 s.M.)

Plato meninggalkan banyak karya tulisnya,

yang terpenting adalah Politeia, Politicos, Nomoi. Politeia atau negara, buku ini memuat ajaran tentang negara dan hukum. Politicos tentang ahli kenegaraan, Nomoi tentang Undang-undang.

Ia pencipta ajaran idealisme, menurut ajaran

(88)

Asal mula terbentuk negara karena

(89)

Aristoteles (384 – 322

s.M.)

Aristoteles terkenal dengan ajarannya realisme,

karena itu ajaran Aristoteles adalah ajaran kenyataan, ia tidak mengakui perbedaan dunia tetapi pikirannya langsung ditujukan kepada kenyataan yang sebenarnya melalui panca indera

Ia membedakan apa yang bersifat ideal yang

merupakan pengertian abstrak seperti hukum, keadilan, kesusilaan. Hal-hal ini dibahas dalam bukunya “ Ethica”. Hal yang bersifat riil seperti ajran tentang negara dibahas dalam bukunya

(90)

Ethica merupakan pengantar untuk memahami politica,

Mengenai tujuan negara ia

sependapat dengan Plato, yaitu

menyelenggarakan kepentingan

warga negaranya. Berusaha agar

warga negaranya dapat hidup

bahagia dan sejahtera yang

(91)

Epicurus (342 – 271 s.M.)

Epicurus adalah pencipta ajaran individualisme

yang menganggap bahwa elemen atau bagian terpenting bukanlah negara atau masyarakat--sebagaimana ajaran universalisme Aristoteles— tapi individu sendiri sebagai anggota masyarakat.

Negara terdiri dari individu-individu sebagai

(92)

Kepentingan individu harus diutamakan yang

lantas menjadi dasar sebagai dasar daripada kepentingan negara. Apabila individu bahagia, maka negara juga akan bahagia.

Untuk mencegah jangan sampai timbul

(93)

Negara adalah merupakan hasil daripada perbuatan manusia, yang diciptakan untuk menyelenggarakan

kepentingan anggota-anggotanya.

Negara atau masyarakat adalah buatan daripada individu-individu.

(94)

Zeno (300 M.)

Ajaran filsafat Zeno sangat berlawanan dengan Epicurus.

Sebab ajaran epicurus berpokok pangkal pada manusia sebagai atoom dan pandangan hidupnya yang individulistis, sedangkan ajaran Zeno bersifat universalistis

Universalismenya itu tidak hanya meliputi bangsa yunani

(95)

Hukum yang berlaku adalah hukum alam. Hukum ini bersifat abadi tidak berubah-ubah. Di antara hukum alam ini ada akal kita yang memungkinkan kita dapat mengetahui segala hal.

Dan inilah yang memberi

(96)

Zaman Romawi Kuno

Polybius (204 – 122 s.M.)

Melahirkan teori tentang perubahan bentuk-bentuk

(97)

Menurut Polybios, bentuk negara itu dapat

digolongkan menjadi 3 golongan besar yang kemudian masing-masing bentuk dibedakan menjadi 2 jenis maka akan ada 6 bentuk negara

Monarchi adalah bentuk negara yang tertua,

dalam pemerintahan monarchi kekuasaan negara dipegang oleh satu orang yang sifatnya baik yang pemerintahan untuk kepentingan umum, tetapi lama kelamaan generasi selanjutnya tidak lagi memperhatikan kepentingan umum disebut

(98)

Pemerintahan seorang tirani yang

(99)

Dalam oligarki tidak ada keadilan

maka rakyat, memberontak,

(100)

Pemerintahan demokrasi untuk kepentingan

(101)

Cicero (106 – 43 s.M.)

(102)

Seneca ( - 65 s.M.)

(103)

Zaman Abad Pertengahan (abad V – XV)

Augustinus (354 -430):

Ia menulis buku dengan nama De

civita te Dei tentang negara Tuhan.

Isi pokok bukunya ditujukan untuk

mengadakan pebelaan terhadap

(104)

Ajarannya sangat bersifat teokratis, dikatakan bahwa kedudukan gereja yang dipimpin oleh Paus itu lebih tinggi daripada kedudukan negara yang diperintah oleh raja. Adanya negara di dunia merupakan suatu

kejelekan, tetapi adanya itu

merupakan suatu keharusan. Yang penting itu adalah teriptanya suatu

negara seperti yang

(105)

Sebanarnya negara yang ada di dunia ini hanya merupakan suatu

organisasi yng bertugas untuk

memusnahkan perintang-perintang

(106)

Thomas Aquino (1225 – 1274)

(107)

Filsafat Thomas Aquinas bersifat finalistis. Ini berarti bahwa apa yang menjadi tujuannya itu dikemukakan terlebih dahulu, baru kemudian harus diusahakan supaya tujuan itu dapat tercapai.

Manusia sebagai makhluk sosial yang berhasrat untuk bermasyarakat, tetapi manusia hanyaah salah satu unsur dalam

pembentukan masyarakat, yang

(108)

Bentuk pemerintahan :

1.Pemerintahan oleh satu orang. Ini yang baik disebut Monarki, yang jelek disebut Tyranni.

2.Pemerintahan oleh beberapa orang, ini yang baik disebut Aristokrasi, yang jelek disebut oligarki.

(109)

Bentuk pemerintahan yang

(110)

Thomas Aquinas membedakan hukum dalam empat

golongan:

1. Hukum abadi atau lex aeterna, hukum dari keseluruhannya yang berakar dalam jiwa Tuhan.

2. Hukum alam. Manusia adalah sebagai makhluk yang berpikir, maka ia merupakan bagian daripada-Nya. Ini adalah merupakan hukum alam.

3. Hukum positif. Ini adalah pelaksanaan daripada huum alam oleh manusia, yang disesuaikan dengan syarat-syarat khusus yang diperlukan untuk mengatur soal-soal keduniawian di dalam negara.

(111)

Dante Alleghiere (1265 – 1321)

Bukunya “Die Monarchia” (1313) berisi ajaran anti Paus. Ia menulis tentang kekuasaan keduniawian dan menolak setiap kekuasaan Paus dalam urusan keduniawian. Sebagai akibat dari tulisan Dante tersebut, pada permulaan abad ke-14 terjadi perselisihan antara Paus dengan Raja yang berakhir dengan kemenangan raja.

(112)

Marsilius van Padua

(1270 – 1340)

Seorang tokoh terbesar dari aliran filsafat

nominalist. Sikapnya adaah bahwa hal-hal yang bersifat khusus bernilai tinggi, sedangkan hal-hal yang bersifat umum itu hanya merupakan abstraksi dari pikiran saja

Mengenai ajarannya tentang kenegaraan, marsilius

(113)
(114)

Dari ajaran Marsilius tentang terjadinya negara telah terlihat

dasar-dasar daripada perjanjian

masyarakat, yang merupakan

lanjutan dari ajaran Epicurus yang telah meletakkan benih-benihnya.

Dalam perjanjian itu menurut

marsilius, rakyat menunjuk

seseorang yang diserahi untuk

memelihara perdamaian. Terhadap

orang mereka tunjuk tersebut

mereka saling menundukkan diri. Inilah yang disebut dengan perjanjian

penundukan atau Factum

(115)

Ada dua macam factum subjektiones, yaitu:

1.Jika kekuasaan penguasa, atau raja, hanya untuk menyelenggarakan atau menjalankan kekuasaan dari rakyat. Jadi sifatnya hanya eksekutif. Raja tidak boleh dan tikdak wenang menentukan peraturan atau undang-undang. Yang menciptakan atau membuat peraturan dan undang-undang itu adalah rakyat sendiri. Penyerahan Bila penundukan itu sifatnya terbatas pada apa yang dikehendaki oleh rakyat kekuasaan atau sifat penundukan yang demikian ini disbeut concessio.

(116)

Zaman Renaissance

(abad XVI)

Niccolo Machiavelli (1469 – 1527)

Menurut Machiavelli, seorang raja harus belajar supaya menjadi orang tidak baik, harus sanggup tidak menepati janji. Sebab yang melakukan demikian yang telah menghasilkan hasil-hasil yang besar

(117)

Ia menulis buku karangannya “I L

(118)

Nicollo Machiaveli memisahkan secara tegas

antara azas kesusilaan dan kenegaraan, bahwa dalam kenegaraan dapat saja tidak menghiraukan moral dan kesusilaan bahkan pada saat tertentu negara akan dirugikan apabila menghiraukan kesusilaan.

Ajarannya lebih bersifat ilmu kenegaraan praktis,

(119)

Thomas Morus (1478 –

1535)

Thomas Morus lahir di London, mrupakan putera seorang hakim. Pikirannya dituangkan dalam dua buah buku “utopia”

Buku pertama menggambarkan tentang kesukaran-kesukaran kenegaraan dan sosial di Inggris dan masanya. Kaum bangsawan yang menganggur mengisap rakyatnya. Rakyat kehilangan mata penghidupan.

(120)
(121)

Jean Bodin (1530 – 1595)

(122)

Negara dirumuskannya sebagai keseluruhan

(123)

Dari rumusan Jean Bodin, kedaulatan adalah

kekuasaan tertingggi untuk membuat undang-undang dalam suatu negara yang sifatnya:

a.Tunggal, ini berarti hanya negaralah yang memiliki kedaulatan itu, di dalam negara tidak ada kekuasaan lain yang berhak membuat UU.

b.Asli, berarti bahwa kekuasaan itu tidak berasal dari kekuasaan lain atau tidak diberikan oleh kekuasaan lain.

(124)

Aliran Monarchomachen

(125)

Hotman

Hotman pada tahun 1573 menerbitkan buku karangannya yang diberi nama Pranco Gallia. Dasar-dasar yang digunakan oleh Hotman

untuk menentang absolutisme

bukanlah dasar-dasar ajaran

agama,melaikan dasar-dasar ajaran sejarah. Jadinya ia bukanlah seorang monarkomaken yang sebenarnya,

meskipun orang selalu

(126)

Brutus :

Buku tulisan kaum monarkomaken yang sesungguhnya, pertama-tama terbit pada tahun 1579, nama bukunya Vindiciae contra Tyrannos, (alat-alat

hukum melawan tyranni).

(127)

Buchanan : menjadi raja di Skotlandia dan Inggris.

Buchanan adalah seorang humanist. Pertama-tama

(128)

Mariana:

(129)

Bellarmin

Ia adalah seorang kardinal, hidup pada tahun 1542-1621. ia adalah seorang kontroversialis. Filsafat negaranya bersifat kontroversialis, karena sifat james yang membela pendirian tentang kedaulatan Tuhan, yang kemudian mendapat perlawanan dari kaum Jesuit dengan kedaulatan rakyatnya. Bellarmin berpendapat bahwa sungguhpun monarki absolut adalah bentuk pemerintahan yang paling baik dalam teri, akan tetapi karena kekurangan-kekurangan daripada akhlak manusia telah menyebabkan praktekny berlainan sekali.

(130)

Francesco Suarez

Ia juga seoang kontroversial. Ia seorang sarjana Spanyol, yang hidup pada tahun 1548-1617. ajarannya ditulis dalam bukunya Tractatus de Ligibus ac Deo Legislatore (uraian tentang undang-undang dan Tuhan, pembentuk undang-undang). Alirannya disebut sebagai pelopor dari Hugo de Groot. Karena ia telah menciptakan hukum antar negara, dan memberikan kemungkinan untuk dibangunnya kembali hukum alam. Ini sesuai dengan pendapatnya bahwa tidak ada satu negara pun yang dapat berdiri sendiri tanpa mengadakan hubungan dengn negara-negara lain.

(131)

John Milton

Nama lengkapnya John Milton. Ia

adalah seorang penyair yang

termasyhur. Ketika hidunya ia

mengalami masa pembunuhan raja Charles I, dan karena pembelaan-pembelaannya ia menjadi terkenal.

(132)

Johannes Alhtusius (Johan Althaus)

Seorang monarkamaken yang Calvinis. Pada tahun 1610 ia menerbitkan buku karangannya yang sangat terkenal, politica Methodice Digesta (Susunan ketatanegaraan yang sistematis, yang diperkuat dengan contoh-contoh dari sejarah biasa dan sejarah suci). Ia hidup pada tahun 1568-1638.

(133)

Penguasa atau raja diangkat oleh rakyat untuk menjalankan

uu, pengangkatan tersebut dilakukan dalam suatu perjanjian, maka raja terikat oleh perjanjian dengan rakyat untuk menjalankan uu, sementara itu rakyat berjanji akan taat dan tunduk kepada penguasa atau raja. Rakyat sebagai satu kesatuan boleh mengadakan perlawanan terhadap raja yang betindak sewenang-wenang sebagai seorang tyran. Di sinilah sifat monakomakis althusius terlihat dengan jelas.

Sifat calvinisnya terlihat pada pendapatnya yang mengatakan

(134)

Tentang bentuk negara althusius berpendapat

(135)

Zaman Berkembangnya Hukum

Alam (abad XVII – XVIII)

Grotius/Hugo de Groot (1583 – 1645)

Ia pernah mengikuti perjalanan Oldenbarneveld

(136)

Dengan bukunya itulah Grotius menjadi seorang

ahli pemikir besar tentang negara dan hukum, serta dianggap sebagai peletak dasar pertama atau pelopor, bahkan pencipta daripada hukum alam modern. Filsafat Grotius tentang negara dan hukum adalah suatu usaha untuk mengatasi segala perpecahan di lapangan agama, dengan berdasarkan pada akal manusia yang berlaku umum. Tidak hanya terbatas pada kaum Kristen saja,melainkan juga berlaku untuk dan mengikat semua orang kafir dan atheis.

Ajaran Grotius banyak diilhami oeh hukum alam

(137)

Hukum alam menurut Grotius adalah segala ketentuan

yang benar dan baik menurut rasio dan tidak mungkin salah lagi pula adil. Contohnya: Orang harus menghormati milik orang lain.

Semua penganut hukum alam mengatakan bahwa

(138)

Thomas Hobbes (1588 – 1645)

Sumbangan Thomas Hobbes dalam sejarah

pemikiran tentang negara dan hukum adalah suatu sistem materialistis yang besar, termasuk juga peri kehidupan organis dan rohaniah Artinya bahwa tujuan hidup, yaitu kebahagiaan itu hanya dapat dicapai dengan cara berlomba, dengan gerak.

Alat-alat untuk dapat mencapai kebahagiaan

(139)
(140)

Manusia selalu saling bermusuhan, saling menganggap

lawan, dan saling merasa takut kalau-kalau manusia lain akan mendahului dan akan mendapatkan lebih banyak pujian daripada dirinya sendiri. Maka selalu terjadi perlawanan atau peperangan seorang melawan seorang, seorang melawan semua orang, semua orang melawan semua orang. Keadaan ini lah yang disebut

Bellum omnium contra omnes,

Setiap orang selalu memperlihatkan

(141)

Keadaan bellum omnium contra omnes disebabkan oleh

bahwa manusia dalam keadaan in abstracto telah memiliki sifat-sifat tertentu, yaitu:

1. Competitio, competition, persaingan. Ini berarti bahwa manusia selalu berlomba untuk mengatasi manusia yang lain, karena adanya rasa takut bahwa dia tidak akan mendapatkan pujian. Dalam hal bersaing ini mereka dapat mempergunakan cara apapun. Ini menimbulkan sifat yng kedua yaitu:

2.Defentio, defend, mempertahankan atau membela diri. Ini berarti bahwa manusia itu tidak suka dikuasai atau diatasi oleh orang lain. Karena manusia itu selalu mempunyai keinginan untuk menguasai manusia yang lain, maka sifat membela diri ini merupakan jaminan bagi keselamatannya. Ini menuju ke

(142)
(143)

Benedictus de Spinoza (1642 – 1677)

Seorang sarjana Belanda. Bukunya yang terpenting tentang negara dan hukum adalah etika, yang disusun

secara geometris, dan Traktat

teologis Politik. Menurutnya hukum alam itu bukan suatu Sollen akan tetapi adalah suatu Sein. Spinoza

tidak mengatakan bagaimana

(144)

Manusia baik waktu masih dalam keadaan alamiah maupun sesuah bernegara, perbuatannya tidak semata-mata berpedoman atau didasarkan pada ratio saja, akan tetapi sebagian besar dari perbuatan manusia itu dipengaruhi oleh hawa nafsunya. Malahan inilah yang memberi corak pada perbuatan manusia. Tugas negara adalah menyelenggarakan perdamaian,

(145)

John Locke (1632 – 1704)

(146)

John Lokce juga mendasarkan teorinya

(147)

Menurut lokce dalam keadaan alam bebas atau alamiah itu manusia telah mempunyai hak-hak alamiah,

yaitu hak-hak manusia yang

dimilikinya secara pribadi. Hak-hak

alamiah yang dimaksudkan itu

adalah:

1. Hak akan hidup.

2. Hak akan kebebasan atau kemerdekaan.

(148)

Menurut kodratnya manusia sejak lahir telah

(149)

Tugas negara adalah menetapkan dan melaksanakan hukum alam.

Hukum alam di sini dalam

pengertiannya yang luas, artinya negara tidak hanya menetapkan dan melaksanakan hukum alam saja, tetapi dalam membuat

peraturan-peraturan atau undang-undang

(150)

Tugas negara adalah:

1. Membuat dan menetapkan peraturan. Negara melaksanakan kekuasaan perundang-undangan, legislatif.

2.Melaksanakan peraturan-peraturan yang telah ditetapkan. Dalam hal ini tugas negara tidak hanya melaksanakan peraturan saja, tetapi juga mengawasi pelaksanaan tersebut, eksekutif dan judikatif.

3.Kekuasaan mengatur hubungan dengan negara-negara lain, federatif

(151)

Dalam mebicarakan bentuk negara, John Lokce

mempergunakan kriteria pada siapa kekuasaan perundang-undangan itu diserahkan. Negara dapat dibedakan menjadi:

1.Apabila kekuasaan perundang-undangan itu diserahkan kepada satu orang saja, maka negara itu disebut monarki.

2.Apabila kekuasaan perundang-undangan itu diserahkan kepada beberapa orang atau kepada suatu dewan, maka negara ini disebut aristokrasi. 3.Apabila kekuasaan perundang-undangan

(152)

Dalam abad ke-18, akal pikiran atau rasio dipindahkan dari hal-hal yang abstrak ke hal-hal yang konkrit, sepertinya hubungan yang nyata antara negara dan hukum. Tokoh pada abad XVIII adalah: Frederik

Yang Agung (1712 – 1786);

(153)

Frederik Yang Agung

(1712 – 1786)

Frederik Yang Agung adalah Raja

Prussia. Ia juga mempunyai

perhatian besar dalam lapangan kesenian dan ilmu pengetahuan. Ia adalah orang yang merasa paling tersinggung oleh ajaran Niccolo Machiavelli, maka ajarannya dalam banyak hal berisfat menentang dan

membantah ajaran Niccolo

(154)
(155)

Di Prussia setiap orang diberi hak

terhadap rajanya dan tiap-tiap

kesatuan diberi hak untuk membuat peraturan sendiri. Hal yang demikian ini tidak akan mungkin terjadi di

Perancis tanpa terlebih dahulu

(156)

Montesquieu (1688 – 1755)

Ia ahli pemikir pertama tentang hukum dan

(157)
(158)

Dalam bukunya Esprit des Lois,sifat

(159)

Kekuasaan negara dibagi atau

dipisahkan menjadi tiga, dan masing-maisng kekuasaan itu dilaksanakan oleh suatu badan yang berdiri

sendiri, yaitu:

1. kekuasaan perundang-undangan, legislatif.

2. kekuasaan melaksanakan pemerintahan, eksekutif, dan

(160)

Terkenal dengan ajaran Trias politika. Ajaran ini diberi nama oleh Immanuel Kant. Apabila kekuasaan negara dipisahkan secara tegas menjadi

tiga, ini akan menghilangkan

timbulnya tindakan yang sewenang-wenang dari seorang penguasa, atau

tegasnya tidak memberikan

kemungkinan dilaksanakannya

(161)

David Hume (1711 –

1766)

David Hume (lahir 26 April 1711 – meninggal

25 Agustus 1776 pada umur 65 tahun) adalah

filsuf Skotlandia, ekonom, dan sejarawan. Dia dimasukkan sebagai salah satu figur paling penting dalam filosofi barat dan Pencerahan

(162)

Hume merupakan filusuf besar pertama dari era modern yang membuat filosofi naturalistis. Hume menolak kontrak sosial sebagai asal

mula pemerintah. Menurutnya,

(163)

Hume sangat dipengaruhi oleh

empirisis John Locke dan

George Berkeley, dan juiga

bermacam penulis berbahasa

Perancis seperti Pierre Bayle, dan bermacam figur dalam landasan intelektual berbahasa Inggris seperti

Isaac Newton, Samuel Clarke,

Francis Hutcheson, Adam Smith, dan

(164)

J.J. Rousseau (1712 –

1778)

Jean Jacques Rousseau berasal dari Swiss.

Ajarannya tentang negara dan hukum ditulis dalam buku-bukunya: Discours sur 1 inegalite parmi le hommes (tinjauan-tinjauan tentang ketidaksamaan antara orang-orang). Lettres ecrites de la montagne (surat-surat yang ditulis di gunung-gunung). Dan bukunya yang terkenal ke seluruh dunia Contrac Sosial (Perjanjian masyarakat).

Rousseau di dalam ajaran filsafatnya telah

(165)

Akibat diselenggarakannya perjanjian masyarakat

adalah:

1. Terciptanya kemauan umum atau volunte generale, yaitu kesatuan daripada kemauan orang-orang yang telah menyelenggarakan perjanjian masyarakat tadi, inilah yang merupakan kekuasaan tertinggi, atau kedaulatan.

(166)

Kekuasaan ini tidak boleh dipindahkan ke lain

(167)

Immanuel Kant (1724 – 1804)

Immanuel Kant adalah seorang guru besar Prusia dan juga seorang nasionalis. Ajaran filsafatnya bersifat kritis yang menguraikan tentang negara dan hukum. Pemikirannya tentang negara dan hukum ditulis

dalam bukunya Metaphysische

(168)

Menurut Kant, negara adalah suatu keharusan

(169)

Zaman Berkembanganya Teori Kekuatan/Kekuasaan

Teori ini lahir dengan idak membenarkan premis hukum alam. Sebab manusia meskipun masih dalam keadaan alam bebas, keadaannya tidak seperti yang digambarkan oleh Thomas Hobbes atau oleh John Lokce yang seolah-olah menurut alam manusia itu hidupnya berdiri sendiri, karena di mana-mana selamanya manusia hidup dalam suatu kesatuan meskipun sangat kecil.

(170)

Menurut ajaran teori kekuatan kelompok

manusia yang terkecil dalam keadaan alamiah adalah keluarga. Keluarga terdiri dari seorang ibu ditambah dengan anak-anaknya. Sebagaimana manusia adalah makhluk hidup. Siapa yang kuat dialah yang berkuasa. Yang dimaksud dengan kekuatan adalah kekuatan jasmani, kekuatan pisik.

Kalau keluarga telah berkembang menjadi

(171)

F. Oppenheimer (1864 – 1943)

(172)

Karl Marx (1818 – 1883)

(173)

H.J. Laski

(174)

Leon Duguit

Bukunya berjudul Traite d Droit Constitusionel, memberikan keterangan tentang pelajaran hukum dan negara yang semata-mata bersifat realistis. Dia tidak mengakui adanya hak subyektif atas kekuasaan, juga menolak ajaran yang mengatakan bahwa negara dan kekuasaan itu adanya atas kehendak Tuhan, ditolaknya juga ajaran perjanjian masyarakat tentang terjadinya negara dan kekuasaan.

(175)

Zaman Berkembangnya Teori

Positivisme

Perkembangan teori positivisme ini dibagi ke dalam tiga fase, yaitu fase

pertama yang merupakan

(176)

Fase pertama: K.F. von Gerber

dan Paul Laband (1838 – 1918)

K.F. von Gerber dan Paul Laband adalah tokoh yang

mejadi pelopor tumbuhnya aliran Deutsche Publisizten Schule. Aliran ini timbul sebagai reaksi terhadap hukum romawi dan hukum alam.

Reaksi terhadap hukum Romawi yang menghendaki

(177)

Positivisme sama artinya dengan relatif.

Dalam kaitannya dengan hukum muncul konsep hukum positif (positief recht), hukum itu relatif, tidak terdapat hukum yang bersifat abadi dan langgeng seperti hukum alam. Hal ini disebabkan karena berlainannya waktu, tempat, keadaan, dan bangsa. Atas dasar inilah, von Gerber dan Paul Laband berusaha mencari konstruksi dan sistem sendiri bagi hukum publik. Mereka menemukan suatu metode penyelidikan yang disebut rechtsdogmatisch.

(178)

Bluntschli adalah seorang mahaguru dalam

mata kuliah ilmu negara di Universitas Heidelberg Jerman dan Sedangkan George Jellinek adalah murid dari Bluntschli.

George Jellinek termasuk paham kedua dari

perkembangan positivisme, pandangan terhadap negara tidak semata-mata nur yuridis saja, akan tetapi juga memperhatikan faktor-faktor non yuridis. Oleh karena itulah muridnya Hans Kelsen menamakannya dengan metode sinkretis

(179)

Fase Ketiga: Hans Kelsen

Berasal dari Austria yang kemudian menjadi warga

negara Amerika. Bukunya antara lain, Allegemeine Staatslehre, terbit pada tahun 1925, dan Der Soziologische und der juritische Statesbegriff terbit pada tahun 1922. Ia mendirikan sekolah Wiena.

Menurut Hans Kelsen bahwa ilmu negara itu harus

(180)

tiap-tiap negara hanya dapat dipelajari dan

dipahami di dalam setiap hukumnya itu sendiri. Ursprungsnorm dari tiap-tiap negara telah menetapkan dan membatasi konstruksi atau bentuknya.

pertanyaan tentang timbulnya atau adanya

(181)

Negara identik dengan hukum, namun negara juga terikat oleh hukum. Negara itu adalah Zwangs Ordnung, suatu tertib hukum, atau

suatu tertib masyarakat yang

(182)

Zaman Berkembangnya Teori Modern

(183)

Negara itu pada hakekatnya adalah suatu

organisasi kekuasaan yang diciptakan oleh sekelompok manusia yang disebut bangsa. Terlebih dahulu harus ada sekelopkm manusia yang mempunyai kesadaran untuk mendirikan suatu organisasi, dengan tujuan untuk memelihara kepentingan kelompok tersebut. Maka yang primer atau yang lebih dahulu harus ada adalah kelompok manusia, sedangkan negara adalah sekunder, artinya adanya itu menyusul kemudian dan adanya hanya dapat kalau berdasarkan atas suatu kelompok manusia yang disebut bangsa.

(184)

Pendapat Kranenburg dikuatkan dengan

alasan-alasan bahwa pada zaman modern tercatat formasi-formasi kerjasama internasional, atau antara bangsa-bangsa, misalnya PBB, di sini yang menjadi anggota itu adalah negara-negara, tetapi mengapa tidak disebut dengan istilah perserikatan negara-negara melainkan disebut perserikatan bangsa-bangsa. Bukan United States, melainkan united nations. Hal ini menunjukkan bahwa menurut pandangan modern, bangsa itu menjadi dasar daripada negara . jadi bangsa lah yang primer yag harus ada terlebih dahulu, baru kemudian menyusul adanya negara (sekunder).

Bangsa itu adalah bangsa dalam arti ethnologis,

(185)

Logemann

Negara itu pada haekatnya adalah suatu

(186)

Teori-teori tentang Asal Mula Negara

(187)

Teori Perjanjian

Masyarakat

Teori perjanjian masyarakat atau teori kontrak

(188)

Pembahasan tentang asal mula negara atas dasar teori

perjanjian masyarakat dimulai dari zaman Yunani Purba. Karena pada saat itu timbul suatu pemerintahan yang demokratis di mana setiap orang bebas menyatakan hasil pikirannya dan isi hatinya

Indikasi yang menunjukkan bahwa sejak masa Yunani

Purba telah muncul teori perjanjian masyarakat sebagai teori yang menunjukkan asal mula negara di antaranya adalah:

(189)

b. Plato dalam bukunya yang berjudul Republik (buku II)

menguraikan semacam perjanjian untuk membentuk negara. Menurut Samidjo, dengan demikian Plato termasuk penganut teori perjanjian masyarakat

C. Berdasarkan pendapat Aristoteles dapat diketahui bahwa terjadinya negara karena penggabungan keluarga menjadi suatu kelompok besar, kemudian kelompok besar itu bergabung lagi hingga menjadi suatu desa. Kemudian desa-desa itu bergabung lagi hingga timbul negara yang sifatnya masih merupakan kota atau polis

d. Menurut Epicurus, asal mula negara merupakan hasil dari perbuatan manusia. Negara diciptakan untuk melaksanakan kepentingan anggota-anggotanya. Negara tidak mempunyai dasar kehidupan sendiri. Manusialah sebagai individu dan sebagai anggota masyarakat yang mempunyai dasar-dasar kehidupan yang mandiri dan merupakan realita.

(190)

Sarjana-sarjana terkenal yang membahas teori perjanjian

masyarakat adalah Thomas Hobbes, John Locke, J.J. Rousseau, dan

(191)

Teori Ketuhanan (Teocratie)

(192)

Teori Kekuasaan/Kekuatan

Menurut teori ini, negara terbentuk karena ada kekuasaan dan kekuatan. Hal ini diketahui dari berbagai pendapat berikut ini :

Manusia perseorangan adalah makhluk

(193)

Orang yang lebih baik telah memperoleh

kekuasaan yang lebih besar daripada yang kurang baik, maka disitulah hukum. Demikian juga orang yang lebih kuat terhadap orang yang lemah. Sudah sewajarnya orang yang memiliki kemampuan dan berhasil mengumpulkan kekuasaan berhak memegang pimpinan negara, sedang warga yang lain harus tunduk karena mereka tidak memiliki kualitas untuk berkuasa (Kallikles).

Raja yang pertama ialah pahlawan yang menang

(Voltaire)

Kelas pemenang produksi menghisap kelas

(194)

Negara merupakan suatu alat dari golongan

(195)

Teori Patriarkhal dan

Matriarkhal

Teori ini bertitik tolak dari paham bahwa negara

merupakan perkelompokan suku. Kondisi ini dipengaruhi oleh perkembangan sejarah yang menurut konsep evolusi masyarakat manusia yang dikemukakan Wilken, semua bangsa di muka bumi berkembang dan berevolusi. Menurutnya, manusia pada awalnya hidup tanpa ikatan, belum ada yang disebut dengan keluarga inti di masa itu

Pada perkembangan selanjutnya manusia akan hubungan

(196)
(197)

Perkembangan seperti yang diilustrasikan di atas, pada tahap

lambat laun akan melahirkan

kesatuan etnis yang besar dan membentuk suku sampai terbentuk

semacam pemerintahan yang

disentralisir. Selanjutnya

pemerintahan suku meluas sehingga

menjadi persekutuan-persekutuan

(198)

Teori Organis

Tinjauan teori organis tentang asal mula negara menggunakan konsep biologis yang melukiskan negara dengan istilah-istilah ilmu alam. Negara dipersamakan dengan makhluk-makhluk hidup seperti manusia. Individu merupakan komponen-komponen negara dianggap sebagai sel-sel dari makhluk hidup tersebut.

(199)

Teori Daluwarsa

(200)

Teori Alamiah (Natural Theory)

Asal mula negara menurut teori alamiah adalah ciptaan alam. Kodrat

manusia membenarkan adanya

negara, karena manusia adalah makhluk politik (zoon politicon) yang kemudian menjadi makhluk sosial.

Karena kodrat itulah manusia

Referensi

Dokumen terkait

KEDUA : Indikator Kinerja Utama sebagaimana dimaksud pada Diktum KESATU, merupakan acuan ukuran kinerja yang digunakan oleh Badan Penanggulangan Bencana

Berbeda dengan Erwati (2011) yang mengungkapan pendapatnya bahwa variabel ukuran perusahaan (SIZE) tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal (DER), artinya semakin

Melihat kenyataan bahwa perubahan iklim sudah di depan mata dalam kehidupan manusia, maka ahli kesejahteraan sosial, pekerja sosial profesional, dan semua orang

dari aspek inilah dibentuklah CSI, seperti yang sudah dijelaskan di atas, agar dapat mengkordinir para anggota yang tersebar di berbagai daerah. Setelah melalui

Baru kepada Pemegang Saham Publik untuk membeli sebanyak- banyaknya 86.670.715 (delapan puluh enam juta enam ratus tujuh puluh ribu tujuh ratus lima belas) saham Perseroan

Untuk melihat bahwa sinyal fenomena iklim tahunan El Nino berkorelasi dengan suhu lokal di wilayah penelitian maka kandungan Sr/Ca dalam koral yang merupakan perekam SPL lokal

8 Berdasarkan uraian di atas dengan permasalahan yang berada dalam perusahaan, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisa Hubungan

Pihak sekolah menganggap bahwa layanan kesehatan mental bagi anak berkebutuhan khusus sangat penting diselenggarakan di sekolah dan perlu adanya suatu perencanaan