UKL
UKL
–
–
UPL SPPBE UPL SPPBEBAB I BAB I
PENDAHULUAN PENDAHULUAN
1.
1. LATAR BELAKANGLATAR BELAKANG
Kegiatan usaha perdagangan khusus Bahan Bakar Gas dan Jasa Kegiatan usaha perdagangan khusus Bahan Bakar Gas dan Jasa Pengisian/Pembotolan/Angk
Pengisian/Pembotolan/Angkutan Gas sertutan Gas serta Kegiatan Pengecatan Tabung ELPIJI (LPG)a Kegiatan Pengecatan Tabung ELPIJI (LPG) mempunyai potensi menimbulkan dampak bagi lingkunga dan sekitarnya, baik dampak mempunyai potensi menimbulkan dampak bagi lingkunga dan sekitarnya, baik dampak negatif maupun dampak positif. Dalam proses pengerjaan kegiatan sampai operasional negatif maupun dampak positif. Dalam proses pengerjaan kegiatan sampai operasional produksi perlu dilakukan rencana lang
produksi perlu dilakukan rencana langkah pengelolaan lingkungan secara tepat dankah pengelolaan lingkungan secara tepat dan efisien dengan tujuan agar potensi dampak negatif yang ada dapat dikelola dan efisien dengan tujuan agar potensi dampak negatif yang ada dapat dikelola dan
dihilangkan. Sedang dampak positif yang ada dapat dikelola untuk menjadi lebih optimal. dihilangkan. Sedang dampak positif yang ada dapat dikelola untuk menjadi lebih optimal.
2.
2. DASAR HUKUMDASAR HUKUM
Sesuai dengan PERMEN No. 11 Tahun 2006 tentang Jenis
Sesuai dengan PERMEN No. 11 Tahun 2006 tentang Jenis Usaha dan Kegiatan Usaha dan Kegiatan yangyang wajib dilengkapi dengan dokumen AMDAL, kegiatan pembangunan Stasiun Pengisian wajib dilengkapi dengan dokumen AMDAL, kegiatan pembangunan Stasiun Pengisian dan Pendistribusian Bulk Elpiji atau SPPBE Desa Watualang Kecamatan Ngawi tidak dan Pendistribusian Bulk Elpiji atau SPPBE Desa Watualang Kecamatan Ngawi tidak wajib dilengkapi dengan dokumen AMDAL, dan cukup hanya dilengkapi dengan UKL wajib dilengkapi dengan dokumen AMDAL, dan cukup hanya dilengkapi dengan UKL – – UPL. Untuk hal tersebut kegiatan
UPL. Untuk hal tersebut kegiatan pembangunan Stasiun Pengisian dan Pendistribusianpembangunan Stasiun Pengisian dan Pendistribusian Bulk Elpiji atau SPPBE Desa Watualang Kecamatan Ngawi sesuai dengan peraturan Bulk Elpiji atau SPPBE Desa Watualang Kecamatan Ngawi sesuai dengan peraturan yang berlaku harus melengkapi dokumen UKL
yang berlaku harus melengkapi dokumen UKL – – UPL sesuai dengan peraturan yang UPL sesuai dengan peraturan yang berlaku. Sebagai tahap awal sesuai Keputusan Menteri Negara Lingk
berlaku. Sebagai tahap awal sesuai Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.ungan Hidup No. 86 Tahun 2002 tentang Pedoman Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya 86 Tahun 2002 tentang Pedoman Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup, maka akan dil
Pemantauan Lingkungan Hidup, maka akan dilakukan penyusunan UKLakukan penyusunan UKL – – UPL. UPL.
1.
1. Undang-undang.Undang-undang.
1.
1. UndangUndang – – undang Republik Indonesia Nomor 5/1990 tentang Sumber Daya Alam undang Republik Indonesia Nomor 5/1990 tentang Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistem.
2.
2. UndangUndang – – undang Republik Indonesia Nomor 23/1992 tentang Kesehatan. undang Republik Indonesia Nomor 23/1992 tentang Kesehatan. 3.
3. UndangUndang – – undang RI Nomor 07/2004 tentang Pemerintah Daerah undang RI Nomor 07/2004 tentang Pemerintah Daerah sebagaimana telahsebagaimana telah dirubah dengan Undang
dirubah dengan Undang – – undang RI Nomor 12/2008. undang RI Nomor 12/2008. 4.
4. UndangUndang – – undang RI Nomor 26/2007 tentang Penataan Ruang. undang RI Nomor 26/2007 tentang Penataan Ruang. 5.
5. UndangUndang – – undang Republik Indonesia Nomor 32/2009 tentang Perlindungan dan undang Republik Indonesia Nomor 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Pengelolaan Lingkungan Hidup.
2.
2. PePerr aturatur an Pean Pememerr inin tah.tah.
1.
1. Peraturan Pemerintah No. 27/1999 Tentang Analisis Peraturan Pemerintah No. 27/1999 Tentang Analisis Mengenai Dampak LingkunganMengenai Dampak Lingkungan (AMDAL).
(AMDAL). 2.
2. Peraturan Pemerintah No. 41/1999 Tentang Pengendalian Pencemaran Udara.Peraturan Pemerintah No. 41/1999 Tentang Pengendalian Pencemaran Udara. 3.
3. Peraturan Pemerintah No. 82/2001 Tentang Pengolaan Kualitas Air Peraturan Pemerintah No. 82/2001 Tentang Pengolaan Kualitas Air dan Pengendaliandan Pengendalian Pencemaran Air.
Pencemaran Air.
3.
3. PePerr aturatur an Presan Presiideden n
1.
1. Peraturan Presiden Nomor 36/2005 sebagaimana tePeraturan Presiden Nomor 36/2005 sebagaimana telah diubah dengan Peraturanlah diubah dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 65/2006 tentang Peraturan Presi
Presiden Republik Indonesia Nomor 65/2006 tentang Peraturan Presi den Republikden Republik Indonesia Nomor 82/2001 tentang Pengadaan Tanah bagi pelaksanaan Pembangunan Indonesia Nomor 82/2001 tentang Pengadaan Tanah bagi pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum.
untuk Kepentingan Umum.
4.
4. PePerr aturatur an Man M eenterinteri / Ke/ Kepapala Badan.la Badan.
1.
1. Keputusan Menteri Kesehatan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 718/MENKES/PER/XII/1987 tentangNomor 718/MENKES/PER/XII/1987 tentang Kebisingan yang berhubungan dengan kesehatan.
Kebisingan yang berhubungan dengan kesehatan. 2.
2. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor KEPKeputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor KEP-48/MENLH/LH/11-48/MENLH/LH/11/1996 tentang/1996 tentang baku Mutu Kebisingan.
baku Mutu Kebisingan. 3.
3. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 86/2002 tentang PedomanKeputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 86/2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Pelaksanaan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup.
2.
2. UndangUndang – – undang Republik Indonesia Nomor 23/1992 tentang Kesehatan. undang Republik Indonesia Nomor 23/1992 tentang Kesehatan. 3.
3. UndangUndang – – undang RI Nomor 07/2004 tentang Pemerintah Daerah undang RI Nomor 07/2004 tentang Pemerintah Daerah sebagaimana telahsebagaimana telah dirubah dengan Undang
dirubah dengan Undang – – undang RI Nomor 12/2008. undang RI Nomor 12/2008. 4.
4. UndangUndang – – undang RI Nomor 26/2007 tentang Penataan Ruang. undang RI Nomor 26/2007 tentang Penataan Ruang. 5.
5. UndangUndang – – undang Republik Indonesia Nomor 32/2009 tentang Perlindungan dan undang Republik Indonesia Nomor 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Pengelolaan Lingkungan Hidup.
2.
2. PePerr aturatur an Pean Pememerr inin tah.tah.
1.
1. Peraturan Pemerintah No. 27/1999 Tentang Analisis Peraturan Pemerintah No. 27/1999 Tentang Analisis Mengenai Dampak LingkunganMengenai Dampak Lingkungan (AMDAL).
(AMDAL). 2.
2. Peraturan Pemerintah No. 41/1999 Tentang Pengendalian Pencemaran Udara.Peraturan Pemerintah No. 41/1999 Tentang Pengendalian Pencemaran Udara. 3.
3. Peraturan Pemerintah No. 82/2001 Tentang Pengolaan Kualitas Air Peraturan Pemerintah No. 82/2001 Tentang Pengolaan Kualitas Air dan Pengendaliandan Pengendalian Pencemaran Air.
Pencemaran Air.
3.
3. PePerr aturatur an Presan Presiideden n
1.
1. Peraturan Presiden Nomor 36/2005 sebagaimana tePeraturan Presiden Nomor 36/2005 sebagaimana telah diubah dengan Peraturanlah diubah dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 65/2006 tentang Peraturan Presi
Presiden Republik Indonesia Nomor 65/2006 tentang Peraturan Presi den Republikden Republik Indonesia Nomor 82/2001 tentang Pengadaan Tanah bagi pelaksanaan Pembangunan Indonesia Nomor 82/2001 tentang Pengadaan Tanah bagi pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum.
untuk Kepentingan Umum.
4.
4. PePerr aturatur an Man M eenterinteri / Ke/ Kepapala Badan.la Badan.
1.
1. Keputusan Menteri Kesehatan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 718/MENKES/PER/XII/1987 tentangNomor 718/MENKES/PER/XII/1987 tentang Kebisingan yang berhubungan dengan kesehatan.
Kebisingan yang berhubungan dengan kesehatan. 2.
2. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor KEPKeputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor KEP-48/MENLH/LH/11-48/MENLH/LH/11/1996 tentang/1996 tentang baku Mutu Kebisingan.
baku Mutu Kebisingan. 3.
3. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 86/2002 tentang PedomanKeputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 86/2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Pelaksanaan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup.
4.
4. PERMEN LH Nomor. 11/2006 tentang Jenis Usaha dan Kegiatan PERMEN LH Nomor. 11/2006 tentang Jenis Usaha dan Kegiatan Yang Wajib diYang Wajib di lengkapi dengan dokumen AMDAL.
lengkapi dengan dokumen AMDAL. 5.
5. Permen LH Nomor 12/2007 tePermen LH Nomor 12/2007 tentang Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan danntang Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Dokumen Upaya Pemantauan Lingkungan.
Dokumen Upaya Pemantauan Lingkungan. 6.
6. Surat edaran Kepala BPPIP Nomor Surat edaran Kepala BPPIP Nomor 287/BPPIP-SDWLH/VI/200287/BPPIP-SDWLH/VI/2000 tentang0 tentang Pelaksanaan Dokumen UKL dan UPL.
Pelaksanaan Dokumen UKL dan UPL. 7.
7. Surat Edaran Kepala Surat Edaran Kepala BPPIP Nomor 428/BPPIP-SDWLH/IX/2000 tentangBPPIP Nomor 428/BPPIP-SDWLH/IX/2000 tentang Pelaksanaan Penilaian Dokumen UKL dan UPL.
Pelaksanaan Penilaian Dokumen UKL dan UPL.
1.
1. IDENTITAS PERUSAHAANIDENTITAS PERUSAHAAN
1.
1. Nama Perusahaan : PT. SUMINAR MIT Nama Perusahaan : PT. SUMINAR MITRAGAS SELARASRAGAS SELARAS 2.
2. Alamat Perusahaan : Jl. Raya Ngawi Solo, Desa Watualang, Kec. Ngawi, Kab.Alamat Perusahaan : Jl. Raya Ngawi Solo, Desa Watualang, Kec. Ngawi, Kab.
Ngawi Ngawi
3.
3. Penanggung Jawab : WHARI PRIHARTONOPenanggung Jawab : WHARI PRIHARTONO 4.
4. Jabatan : DIREKTURJabatan : DIREKTUR 5.
5. Lokasi Usaha : Jl. Raya Ngawi Solo, Desa Watualang, Kec. Ngawi, Kab.Lokasi Usaha : Jl. Raya Ngawi Solo, Desa Watualang, Kec. Ngawi, Kab.
Ngawi Ngawi
4.
4. TATA LETAK KEGIATANTATA LETAK KEGIATAN
PT. SUMINAR MITRAGA SELARAS terletak di Jl.
PT. SUMINAR MITRAGA SELARAS terletak di Jl. Raya Ngawi Solo, Desa Watualang,Raya Ngawi Solo, Desa Watualang, Kec. Ngawi, Kab, Ngawi dengan batas-batas kegiatan sebagai berikut :
Kec. Ngawi, Kab, Ngawi dengan batas-batas kegiatan sebagai berikut :
Sebelah utara : Jalan Raya NgawiSebelah utara : Jalan Raya Ngawi – – Solo Solo
Sebelah barat : Tanah sawah milik Ir. Budi Sulityono
Sebelah selatan : Tanah sawah milik Ny. Sriyantini Wiryaningsih
1. PERIJINAN YANG DIMILIKI
1. Tanda Daftar Perusahaan Terbatas (TDP)
2. Surat Bupati Ngawi Nomor : 503/369,404.209/2010 tanggal 26 Agustus 2010 tentang Rekomendasi Pemanfaatan Ruang untuk Pendirian SPPBE di Desa Watualang
Kecamatan Ngawi.
6. TUJUAN DAN KEGUNAAN UKL-UPL
1.6.1 Tujuan UKL-UPL
Tujuan upaya pengelolaan dan upaya pemantauan lingkungan SPBE PT. Suminar Mitragas Selaras antara lain :
1. mengidentifikasi kegiatan rencana pembangunan SPBE baik pada tahapan pra-konstruksi, konstruksi hingga operasional, terutama yang memiliki potensi menimbulkan dampak terhadap lingkungan.
2. mengidentifikasi komponen di lokasi kegiatan dan sekitarnya yang diperkirakan akan terkena dampak.
3. mengevaluasi dampak lingkungan hidup sebagai akibat adanya kegiatan pembangunan SPBE.
4. merumuskan saran dan tinda lanjut upaya-upaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan di lokasi dan sekitarnya.
Kegunaan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan
Lingkungan Hidup (UKL-UPL) SPBE PT. Suminar Mitragas Selaras ini adalah :
1. Bagi Pemrakarsa
1. sebagai pedoman atau acuan pengelolaan lingkungan dan upaya pemantauan lingkungan, serta untuk memenuhi persyaratan perizinan dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Pedoman bagi pemrakarsa untuk mengembangkan dampak positif dan mengendalikan dampak negatif dari kegiatan rencana pembangunan SPBE. 3. Mengetahui permasalahan lingkungan yang mungkin timbul di masa yang
akan datang dan cara-cara pencegahan serta penanggulangan sebagai akibat adanya kegiatan pembangunan SPBE.
4. Sebagai pedoman untuk melakukan pengelolaan dan pemantauan lingkungan sebagaimana tersebut dalam Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL)
5. Sebagai implementasi pembangunan berwawasan lingkungan. 2. Bagi Pemerintah
1. sebagai bahan masukan dalam menentukan kebijakan pengelolaan lingkungan di sekitar kegiatan pembangunan SPBE, termasuk tindak pengawasan terhadap pengelolaan lingkungan yang dilaksanakan oleh Pemrakarsa.
2. Membantu pemerintah dalam proses pengambilan keputusan, khususnya
dalam hal pemilihan alternatif yang layak dari segi lingkungan dalam kaitanya dengan kegiatan pembangunan SPBE.
3. Bagi Masyarakat
1. memberi informasi kepada masyarakat mengenai adanya kegiatan
pembangunan SPBE di lingkungan sekitarnya sehingga dapat memanfaatkan dampak positif dan menghindari dampak negatif yang ditimbulkan.
2. Dengan adanya kualitas lingkungan yang dikelola dan dipantau, mas yarakat sekitar akan merasa nyaman di lingkungan tempat tinggalnya karena tidak merasa terganggu dengan adanya kegiatan pembangunan SPBE.
3. Mengetahui kualitas lingkungan disekitarnya dan dapat mengetahui ketentuan-ketentuan yang dapat dilaksanakan oelh pemrakarsa, khusunya dalam
melaksanakan pengelolaan dan pemantauan lingkungan.
4. Dapat digunakan untuk memahami tentang upaya pengelolaan yang dilakukan oleh pemrakarsa sehingga dapat menentukan tindak peran sertany termasuk pengawasanya.
5. Dengan pelaksanaan pengelolaan lingkungan, masyarakat dapat mengambil peran untuk berpartisipasi demi kelestarian lingkungan.
BAB II
URAIAN RENCANA KEGIATAN
1. DATA UMUM
1. data pemrakarsa
b. Penanggung Jawab : WHARI PRIHARTONO
c. Alamat Lokasi : Jl. Raya Ngawi Solo, Desa Watualang, Kec. Ngawi, Kab. Ngawi
1.2. Nama Rencana Usaha : Pembangunan Stasiun pengisian Bulk Elpiji (SPBE)
/ kegiatan
1.3. Lokasi Rencana Usaha Kegiatan
Jalan : Jalan Raya Ngawi-Solo
Desa : Watualang
Kecamatan : Ngawi
Kabupaten : Ngawi
Propinsi : Jawa Timur
1.4. Status Lahan Rencana Usaha/Kegiatan
Status lahan yang digunakan untuk kegiatan rencana pembangunan SPBE adalah Hak Guna Bangunan hal tersebut atas nama Ir. Budi Sulistyono
1.5. Rencana Sumber Pendanaan
Rencana sumber pendanaan usaha dan kegiatan berasal dari Non PMA-PMDN
1. Jenis Rencana Usaha / Kegiatan
Jenis kegiatan yang direncanakan adalah Pembangunan Stasiun Pengisian Bulk Elpiji khusus untuk tabung elpiji kapasitas 3 kg
2. Waktu Pelaksanaan Rencana Pembangunan SPBE.
Waktu pelaksanaan pekerjaan persiapan dan konstruksi direncanakan selama 4 bulan yang akan dimulai dari bulam Januari 2011 dan akan diakhiri pada bulan April
sehingga direncanakan pada bulan Mei Operasi SPBE sudah dapat dilakukan.
3. Sekala Usaha dan kegiatan
1. luas tanah / lahan
rencana lahan yang dimanfaatkan adalah seluas 5.150 m Dari luas la han tersebut dimanfaatkan untuk pembangunan SBPE beserta bangunan pendukungnya seluas 1000m. Sedangkan sisanya Akan dimanfaatkan sebagai lahan terbuka untuk jalan lingkungan paving blok, areal parkir, taman/;ansekap, SPAH dan saluran air hujan (drainase).
2. Konsep Perencanaan Bentuk dan Arsitek Bangunan
Rencana pembangunan SPBE dan fasilitas pendukungnya dibangun mengikuti peraturan/standar dari PT pertamina Pusat. PT Pertamina Pusat mengeluarkan
standar tersebut juga mengacu pada faktor keamanan, kenyamanan dan efisiensi pemanfaatan
lahan.
4. Struktur Bangunan dan Bahan-bahan Instalasi Pendukung
Sedangkan bahan-bahan dari instalasi dan bangunan fasilitas penunjang SPBE ini mengacu pada standar dari PT Pertamina antara lain :
1. Tangki timbun : A-516 70/ A-5517B
2. Pipa dan perlengkapan
- Pipa : A-106 B/ A-53 B, SMLS atau ERW
- Flange : A-105
- Fiting : A-234 WPB
- Copling : A-105
- Socket : A-105
- Unions : A-105
- Ball, Check Valve : A-216 WCB/A-105
- Gasket : Spiral Wound dengan non metalic filter
- Baut & mur : Baut A-193 B7, mur A-194 2 H
3. Pompa LPG : Cast Iron GG25
4. Kompresor LPG : Cast Iron GG25
5. Instrumentasi
- Pressure Safty Valve : A-216 WCB
- Pressure Gauge : SS 304 atau SS 316
- Level indicator : standar LPG
- Pondasi : Batu kali
- Pondasi telapak : beton campuran 1:2:3
- Base plate & baut angkur : A-36 & HTB atau setara
- Tiang kolom : A- 36 & SS-41 atau setara
- Portal baja rangkap atap : A- 36 & SS-41 atau setara
- Gording rangka atap : A- 36 & SS-41 atau setara
- Support gording rangka atap : A- 36 & SS-41 atau setara
- Ikatan angkn rangka atap : Besi
- Atap : Zincallume
- Talang : Seng, pipa PVC
- Penggantung lisplank : A- 36 & SS-41 atau setara
- Lisplang : Allumunium Composite
- Logo Pertamina : Acrylic Back Light
- Tulisan Pertamina : Acrylic Back Light
- Logo Elpiji : Acrylic Back Light
7. Kantor, m.3usola, toilet, shelter sopir
- Pondasi : Batu kali
- Pondasi telapak : Beton campuran 1:2:3
- Lantai kerja : Pasir urug
- Sloof balok : Beton campuran 1:2:3
- Ring balok : Beton campuran 1:2:3
- Dinding : Batu bata
- Plesteran : Semen, pasir
- Cat dinding : Cat Emulsi, Cat lapis dasar
- Lantai : Keramik tile, granit tile
- Dinding toilet : Kramik tile, granit tile
- Kusen : Allumunium Solid
- Kaca : Polos atau rayband
- Portal baja rangka atas : A-36 / SS-41 atau setara
- Gording rangka atap : A-36 / SS-41 atau setara
- Support gording rangka atap : A-36 / SS-41 atau setara
- Ikatan angin rangka atap : Besi
- Atap : Zincallume
- Talang : Seng, Pipa PVC
- Plafon : Allumunium Spanderll, gypsun
- Penggantung lisplank : A-36 / SS-41 atau setara
- Lisplank : Allumunium Composite
- Lampu : Standar
Kolom : Beton campuran 1:2:3 Sloof balok : Beton campuran 1:2:3 Ring balok : Beton campuran 1:2:3 Dinding : Batu bata
Plesteran : Semen dan pasir
Cat dinding : Cat Emulsi dan cat lapis dasar Lantai : Keramik tile,granit tile
Dinding toilet : Keramik tile,granit tile Kusen : Allumunium Solid
Kaca : Polos atau rayband
Portal baja rangkap atap : A-36 / SS-41 atau setara Gording rangkap atap : A-36 / SS-41 atau setara
Support gording rangkap atap : A-36 / SS-41 atau setara Ikatan angin rangkap atap :Besi
Atap : Zincallume
Talang : Seng,pipa PVC
Plafon : Allumunium Spandrell,gypsum
Penggantung Lisplank : A-36 / SS-41 atau setara Lisplank : Allumunium Composite
Lampu : Standar 8. Pos jaga
Pondasi telapak : Beton campuran 1:2:3 Lantai kerja : Pasir urug
Kolom : Beton campuran 1:2:3 Sloof balok : Beton campuran 1:2:3 Dinding : Batu bata
Plesteran : Semen dan pasir
Cat dinding : Cat Emulsi dan cat lapis dasar Lantai : Keramik tile,granit tile
Dinding toilet : Keramik tile,granit tile Kusen : Allumunium Solid
Kaca : Polos atau rayband Atap : Beton campuran 1:2:3 Talang : Pipa PVC
Plafon gudang dan bengkel : Allumunium Spandrell Lisplank : Beton campuran 1:2:3
Cat lisplank : Cat Emulsi dan cat lapis dasar
9. Rumah pipa dan kompresor
Pondasi : Batu kali
Pondasi telapak : Beton campuran 1:2:3 Base plate : A-36 & HTB atau setara Tiang kolom
Portal baja rangkap atap : A-36 / SS-41 atau setara Gording rangkap atap : A-36 / SS-41 atau setara
Support gording rangkap atap : A-36 / SS-41 atau setara Ikatan angin rangkap atap :Besi
Atap : Zincallume
10. Ruamh pompa dan PMK dan kolam PMK
Pondasi : Batu kali
Pondasi telapak : Beton campuran 1:2:3
Base plate dan baut angkur : A-36 & HTB atau setara Tiang kolom
Portal baja rangkap atap : A-36 / SS-41 atau setara Gording rangkap atap : A-36 / SS-41 atau setara
Support gording rangkap atap : A-36 / SS-41 atau setara Ikatan angin rangkap atap : Besi
Atap : Zincallume
11. Rumah Genset,Gudang & Bengkel
Pondasi : Batu kali
Lantai kerja : Pasir urug
Kolom : Beton campuran 1:2:3 Sloof balok : Beton campuran 1:2:3 Ring balok : Beton campuran 1:2:3 Dinding : Batu bata , Celcon
Plesteran : Semen dan pasir
Lantai : Beton campuran 1:2:3 Atap : Beton campuran 1:2:3 Talang : Pipa PVC
Plafon gudang dan bengkel : Allumunium Spandrell Lisplank : Beton campuran 1:2:3
Cat lisplank : Cat Emulsi dan cat lapis dasar
12. Papan nama
Pondasi : Beton campuran 1:2:3 Base plate : A-36 / SS-41 atau setara Angkur Bolt : Baja HTB A-325 Slab beton : Beton campuran 1:2:3 Rangka utama : Baja Profil
Pembungkus tiang dan papan nama : Alllumuniun Composite Huruf dan papan nama : Acrilic
Logo pertamina : Acrylic Back Light Tulisan pertamina : Acrylic Back Light Tulisan SPPBE : Acrylic Back Light Logo elpiji : Acrylic Back Light Tilisan PT : Acrylic Back Light
Penggunaan material bengunan akan diambil dri daerah Sleman dan
sekitarnya dan akan langsung dikirim ke lokasi pembangunan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan selama kegiatan konstruksi berlangsung.
a. Bahan baku
Untuk operasional SPBE,bahan bakunya adalah gas elpiji yang
didatangkan menggunakan mobil tangki-tangki pengangkut milik PT. Pertamina langsung dari Cilacap dengan kapasitas tiap mobil t angki 18 ton yang selanjutnya ditampung dalam tangki-tangki timbun. Kapasitas tangki timbun sebanyak 30 ton/hari. Dan di lokasi SPPBE terdapat 1 buah tangki timbundnagn kapasitas 50.000 kg.
Tangki Penampungan Gas Elpiji
b. Kapasitas Produksi
Kapasitas produksi yang dihasilakan 12000 kg/hari dan produk yang dihasil 11.700 kg/hari.
c. Proses Produksi
Untuk proses produksi saat operasional nanti meliputi pengisian gas oleh distributor gas elpiji PT. Pertamina dari Cilacap melalui mobil tangki, gas elpiji tersebut
dimasukkan ke dalam tangki-tangki timbun tempat penampungan gas di SPBE
tersebut. Sedangkan untuk pelayanan pengisian gas elpiji ketabung-tabung gas elpiji di dalam tangki timbun tersebut dipompa ke esin pengisi gas{ mesin kovosel }
dengan dilengkapi pompa sebanyak 18 bauh.
Disediakannya area bongkar muat tabung-tabung elpiji dimaksudkan untuk memudahkan pengangkutan dan juga keamanan operasional. Mobil pengangkut elpiji harus bersertifikat dan memiliki ijin bahwa kandungan gas buang telah
memenuhi standar baku mutu gas buang kendaraan. Lebih detail tentang alur di system pengisian gas
Mesin Pengisian Gas Elpiji
Keterangan
1. Tabung-tabung gas kosong ditempatkan pada lokasi terpisah {area nomor 10} 2. Dinaikkan ke rel jalur pengisian tabung.(1)
3. Tabung-tabung kosong tersebut diberi kode terlebih dahulu (2)
4. Pengisian gas elpiji di mesin pengisian tabung ada 18 mesin pengisi tabung(3) 5. Tabung-tabung yang telah terisi gas tersebut dicek ukurannya(4)
6. Selanjutnya ditimbang berat tabung beserta gas tersebut (5) 7. Tabung-tabung gas tesebut dites ada kebocoran atau tidak (6)
8. Apabila ada tabung gas yang tidak lolos dalam pengecekan,berat dan ada kebocoran segera dipisahkan dan ditempatkan pada rak-rak (7)
9. Pemberian tutup pada tabung gas (8) 10. Pemberian seal pada tabung gas (9)
11. Proses pengisian gas sudah selesai dan tabung-tabung gas yang telah teri si ditempatkan area tersendiri(11)
12. Selanjutnya tabung-tabung gas siap diangkutke dal t ruk dan didistribusikan.
Pengisian Gas ke Tabung
Pengecekan Tabung Gas
Mesin Pembungkus Tutup Tabung Gas
1. Prasarana Parkir Kendaraan
Berdasarkan rencana Site plan ,rencana parker untuk kendaraan bermotor roda empat dan roda dua
akan dibangun dengan permukaan paving blok/grassblock pres mesin dengan tebal (6,0-10,0) cm, dibawah paving blok akan dilapisi pasir setebal {15-20) cm. Untuk menghindari gangguan terhadap arus lalulintas di Jalan depan lokasi kegiaan,maka pengaturan sirkulasi kendaraan yang akan keluar masuk lokasi kegiatan akan sangat diperhatikan dengan menempatkan petugas pengatur lalulintas. Selain itu,disbelah depan pagar pembatas( dekat jalan) juga dapat digunakan untuk parker kendaraan truk pengangkut,untuk parkir kendaraan ini disediakan areal seluas 427 m persegi. Untuk meningkatkan kelancaran truk tangki elpiji dan truk pengangkut tabung gas 3 kg keluar masuk lokasi SPBE telah dilebarkan akses jalan masu dari lebar 3m menjadi 5m.
Parker Kendaraan SPBE
2. Saluran Pembuangan Air Hujan
Saluran pembuangan air hujan berupa saluran terbuka dan sebagian salura tersebut diatasnya akan ditutup dengan jeruji besi (plat beton) agar terlihat dan mudah terkontrol kebersihannya serta saluran akan diarahkan ke sebelah barat dan timur berhubungan dengan SPAH dan luapan langsung masuk ke sal iran irigasi di sisi timur dan barat lokasi SPBE.
3. Sumur Peresapan Air Hujan (SPAH)
Sumur peresapan Air Hujan akan dibangun di sudut bangunan serta halaman maupun tempat parker. Mengacu pada ketentuan tiap 60 m persegi luasan tanh yang tertutup oleh bangunan maupun paving conblock harus ada 1 bah sumur resapan dengan kapasitas 1,5 m prsegi,maka dengan luas bangunan dan
pengerasan seluas 5677 m persegi,maka akan dibangun dengan sumur sejumlah 47 buah dengan kapasitas 3 meter persegi. Setiap SPAH terbuar dari buis beton berdiameter 80 cm dan tebal 20 cm serta ditutup plate beton tebal 12 cm dengan
dasar sumur dilengkapi dengan media penyaring yang terdiri dari
ijuk,kerikil,dan pasir. Specifikasi Sumur Peresapan Air Hujan (SPAH) yang dibangun adalah sebagai berikut:
Lebar/diameter :0,8 meter
Kedalaman (h) : 6 meter
Kedalaman media : 0,5 meter
Disetiap sumur peresapan air hujan dilengkapi dengan saluran outlet yang saling terhubung ke saluran air hujan( drainase). Hal tersebut dimaksudkan jika terjadi overflow/luapan dari dalam SPAH,maka air hujan dapat tetap mengali menuju saluran air hujan sehingga air tidak menggenangi halaman / area parker.
4. Tata Lansekap
Tata ruang terbuka akan dibuatkan di sebelah utara ,selata n dan barat dari okasi SPBE ini. Penataan ruang ini mengacu pada:
1. Unsur estetika,yaitu memberikan pandangan yang indah agar lebih meningkatkan kenyamanan.
2. Sirkulasi udara segaryaitu memberikan suasana teduh,sejuk dan segar.
3. Jenis pohon alternative yan dipilih antara lain palm,Rumput-rumputan ,Rumput manila(Zoysia matrella),rumput grinting (Cynodon dactylon).
Jenis tanaman akan dipilih yang dapat menyesuakan karakter bangunan dan fungsi taman tersebut,sehingga tanaman dapat dijadikan elemen penghanta atmosfer sekaligus peneduh dan penyerap polutan udara di sekitarnya.
5. Prasaran Pengelolaan Air Buangan
1. Septictank
Septictank akan dibangun untuk menampung dan mengolah buangan air dari kamar mandi/toilet. Rencana pembuatan septictank dibuat 4 buah septictank dengan criteria dapat enampung pembuangan dari kamar mandi/toilet,
septictank tersebut direncanakan dengan dimensi 2m x 2m x 1m selanjutnya dilengkapi dengan 1 buah peresapan untuk menampung luapan air dari septictank. Peresapan tersebut dibuat dengan menggunakan buis betin berdiameter 8 cm dan kedalaman 3,00 meter serta dilengkapi dengan bak
control (Mainhole).
2. Peresapan Limbah Cair
Peresapan limbah cair dibqngun khusus untuk menampung/mengolah limbah cair domestic yang berasal dari KM/toilet,urinoir dan westafel. Peresapan limbah cair ini akan dibangun 1 buah di sebelah samping depan utara site bangunan. Esain peresapan direncanakan merupakan peresapan tertutup plate beton tebal 15 cm menggunakan buis beton berdiameter 80 cm dengan kedalaman 3,00 m. Peresapan tersebut akan dilengkapi juga dengan bak control intuk memonitoring volume air kotor yang tertampung.
Untuk melihat lebih jelas tentang sistm pengelolaan air buangan SPBE ini dapat dilihat pada skema berikut ini.
6. Penyediaan Air Bersih
Pemenuhan kebutuhan air SPBE dircanakan akan menggunakan sumber air yang berasal adari sumur gali. Hal tersebut dipilih dengan mempertimbangkan factor efisiensi kebutuhan air yang tidak terlalu besar. Rencana akan dibuatkan sumur sebanyak 1 titik di dalam lokasi SPBE.
Fasilitas-fasilitas penunjang untuk memepermudah pross distribusi air rencana dilengkapi dengan:
1. Lifting pump kapasitas 15 m /detik dan pump panel box 2. Pipa distribusi 40-50 cm
3. Tangki penampung ait (tower tank) sebanyak 2 unit ,ka[asitas 2 lit er.
Selanjutnya distribusi air disabungkan ke krann KM / toilet, westafel, urinoir serta ruang produksi. Perkiraan penggunaan air bersih saat operasional yaitu untuk aktifitas karyawan dan pengunjung dengan jumlah kar yawan 39
orang,asumsi jumlah pengunjung 40 orang/hari adalah sebagai berikut:
1. Kebutuhan air untuk kegiatan karyawan dan pengunjung( kamar mandi/WC dan mushola)
79 orang x @25 liter ( Noerbambang & Morimura) = 1975 liter/hari=1,98 m /hari
2. Keperluan penyiraman taman/op n space:
163,5 m x @ 4 liter/hari ( Noerbambang & Morimura) = 654 liter/hari =0,65 m/hari
Total kebutuhan air bersih (saat di puncak)
=1.98 m/hari + 0,65 m/hari= 2,63 m/hari
Jenis Sumber Kapasitas penggunaan
Diolah/tidak Keterangan
Sumur dangkal 5000-7000 ltr/hr Septic tank,resapan KM,WC Dikembalikan
kedalam reservoir
Untuk pendingin tanki timbun Dikuras Kolam (bak air
7. Pengelolaan sampah
Kebersihan dan estetika SPBE akan dikelola agar lingkungan SPBE tetap terjaga kebersihannya. Sistem pengelolaan sampah direncanakan akan menerapkan pola komunal langsung yaitu pengelolaan di dalam ruangan dilakukan dengan
pengumpulan sementara di dalam bin/wadah sampah dengan jumlah 7 yang akan ditempatkan di tiap ruangan. Untuk pengelolaan di luar ruangan, akan
ditempatkan bin/wadah sampah 2 buah yaitu bak sampah kering dan hasah di titik halaman yang strategis dan mudah dijangkau. Frekuensi pengumpulan sampah dilakukan setiap 1 hari sekali. Seluruh sampah yang berasal dari dalam lantai maupun dari luar lantai/halaman selanjutnya akan ditampung sementara di dalam Tempat Penampungan Sampah Sementara{ TPS } yang ditempatkan di sebelah depan SPBE.
Selanjutnya akan bekerjasama dengan warga sekitar
8. Kebutuhan Pasokan Energi
Rencana penggunaan energy listrik SPBE adalah menggunakan eneri listrik dari untuk SPBE adalah menggunakan energi listrik yang bersumber dari PT. PLN {Persero } dan Genset sebanyak 1 ( satu) unit. Untuk energy listrik dari PT.PLN ( Persero ) dengan kapasitas 82.5 KVA akan digunakan rutin setiap hari, sedangkan Genset akan digunakan sebagai cadangan jika terjadi pemadaman listrik dari PT. PLN ( Persero ).
Jenis Energi Kapasitas terpasang Pemakaian per bulan Sumber Listrik 250 A Genset 125 A
9. Sistem Penanggulahgan Bahaya Kebakaran
Sistem penanggulangan kebakaran yang akan digunakan menggunakan 2 metode yaitu dengan hidran kebakaran dan juga tabung pemadam kebakaran. Hidran
kebakaran digunakan untuk memadamkan api dengan menggunakan air yang dipompakan sehingga mempunyai tekanan yang kuat dan jumlah air yang
disiramkan banyak. Biasanya hidran kebakaran ini digunakan untuk memadamkan kebakaran yang besar.Sedangkan untuk penyediaan tabung pemadam
kebakaranukuran besar sebanyak 4 buah dengan kapasitas 68 kg dan 9 buah dengan kapasitas 9 kg yang akan ditempatkan di setiap bangunan. Selain dengan penyediaan alat pemadam kebakaran, SPBE akan dilengkapi dengan sensor
kebocoran gas yang dimaksudkan untuk mengantisipasi terjadinya kebakara n. Sensor ini akan dipasang di tiap ruang. Selain itu disediakannya ruang tunggu bagi sopir tangki pengangkut tabung gas, ketika menunggu peengisian tabung-tabung gas elpiji yang mereka angkut dapat mengurangi resiko terjadinya
kebakaran.
Pemadam kebakaran
Tanki dan alat pemadam kebakaran yang terpasang pada kendaraan:
Kapasitas Tanki Jumlah
( Unit)
Alat Pemadam Kebakaran
1 2 3
9 ton 1 3 tabung ( 2 DCP:Dry Chemical Powdwe berat 9 kg
dan gas CO2 berat 3 kg
dan gas CO2 berat 3 kg
12 ton 4 Masing-masing unit kendaraan skid tank
3 tabung ( 2 DCP:Dry Chemical Powdwe berat 9 kg dan gas CO2 berat 3 kg
15 ton 1 3 tabung ( 2 DCP:Dry Chemical Powdwe berat 9 kg dan gas CO2 berat 3 kg
Untuk menjaga keamanan lingkungan apabila terjadi kecelakaan kerja sarana yang tersedia (alat pemadam kebakaran) :
4 titik pompa hydrant yang dipasang dihalaman perusahaan
10 tabung CO2 berat pertabung 3 kg dipasang dihala man dan didalam ruangan 12 tabung DCP berat per tabung 9 kg dipasang dihalaman dan didalam ruangan. 4 unit Alat pemadam kebakaran (APK) berat rata-rata 70 kg dengan troli.
10. Sistem Keamanan
Untuk mengantisipasi terjadinya gangguan keamanan di li ngkungan SPBE
tersebut, beberapa hal yang akan dilakukan yaitu dengan penjagaan pleh petugas keamanan (satpam) sebanyak 9 orang dengan jam kerja dibagi dalam 3 shift, pembuatan pintu gerbang utama yang dilengkapi dengan pos jaga, pintu akses dan
dilengkapi dengan penjaga gerbang, selain itu juga akan dipasang CCTV di setiap ruang maupun tempat-tempat penting yang melibatkan karyawan sehingga
mempermudah pengawasan segala aktifitas operasional. Untuk pengamanan kebakaran maupun kebocoran gas digunakan alat sensor baud an suhu yang dapat mendeteksi keocoran gas, sistem kerjanya alat tersebut apabila sensor mendeteksi adanya sinyal/bau yang diset oleh alat sensor terse but maka control sirine dan lampu control akan berbunyi/menyala.
Uraian kegiatan pembangunan SPBE oleh PT. Suminar Mitragas Selaras, secara ringkas dapat dilihat pada diagram alir berikut ini.
Uraian secaa inci tentang kegiatan-kegiatan di atas akan dijelaskan pada uraian berikut ini:
2.3.1 Tahap para Konstruksi adalah tahapan sebelum dimulainya kegiatan
pembangunan. Lahan untuk rencana kegiatan pembangunan SPBE terletak di Desa Watualang, Kabupaten Ngawi. Pada tahap pra konstruksi ini kegiatan yan dilakukan antara lain:
a. Pembebasan dan Pengukuran Ulang Lahan
Merupakan kegiatan pembelian tanah/pembebasan tanah terhadap pemilik tanah yang akan digunakan sebagai lahan pembangunan SPBE,luas lahan yang dibebaskan seluas 5.150 m. Pada saat pembebasab tanah ini pemrakarsa
memberikan harga yang sesuai dan disepakati oleh pemilik lahan. Pengukuran ulang lahan dilakukan untuk mengetahui batas-batas lahan dan luasan lahan ,sehingga dalam perencanaan Pembangunan SPBE dapat menyesuaikan dengan ketentuan-ketentuan Peraturan Daerah yang berlaku.
b. Kegiatan Sosialisasi
Kegiatan Sosialisali ini dilakukan sebagai pemberian informasi kepada
masyarakat sekitar sekaligus menyampaikan maksud dan tujuan dari kegiatan pembangunan SPBE oleh PT. Suminar Mitragas Selaras terkait kegiatan pembangunan SPBE dan operasionalnya. Dalam kegiatan ini didapatkan kesepakatan antara pemrakarsa dengan masyarakat sekitar lokasi rencana pembangunan SPBE, selanjutnya dituangkan dalam notulensi hasil sosilaisasi
yang diketahui oleh Pemerintah Kecamatan Ngawi serta Pemerintah Desa Watualang. Sedangkan sosialisai ini telah dilaksanakan dan menghasilkan beberapa keputusan yang telah disepakati oleh kedua belah pihak yaiti PT.
Pemrakarsa (PT. Suminar Mitragas Selaras) dan masyarakat sekitarnya khususnya Desa Watualang. ( Berita Acara Sosialisasi Terlampir).
2.3.2 Tahap Konstruksi
Tahap konstruksi adalah tahapan dimana kegiatan pembangunan SPBE
dilaksanakan. Kegiatan-kegiatan yang akan berlangsung pada tahapan ini antara lain:
1. Perekrutan Tenaga Kerja Konstruksi
M Tukang cat Tukang batu Tukang kayu Tenaga pembantu Sopir penjaga
erupakan kegiatan perekrutan karyawan/tenaga kerja untuk kegiatan konstruksi.Perekrutan tenaga kerja konstruksi yang memerlukan syarat keahlian khusus langsung ditangani oleh tenaga ahli dari pemrakarsa. Sedangkan untuk tenaga kerja kasar sebagian besar diusahakan direkrut dari masyarakat ataupun yang berasal dari daerah Ngawi. Selain i tu tenaga yang sifatnya temporer banyak dilibatkan dari padukuhan setempat. Jumlah dan jenis tenaga kerja yang dibutuhkan dalam pelaksanaan konstruksi ,meliputi:
Site manager Pelaksana Logistik Mandor
Tukang besi
Jumlah total tenaga kerja konstruksi yang direkrut sebanyak± 60 oang,dimana saat pelaksanaan konstruksi seluruh pekerja tidak bermalam di lokasi
pembangunan, tetapi pulang ke rumah masing-masing jika pekerjaan telah uasi Hanya beberapa tenaga keamanan dari penduduk setempat yang bermalam untuk menjaga lingkungan dan bahan-bahan material yang disimpan di lokasi pembangunan.
2. Penyiapan Tanah Dasar
Yaitu penyiapan tanah untuk kegiatan SPBE,dari lahan yang tadinya berupa persawahan dikeringkan dan diurug sehingga rata dengan permukaan jalan di
depan lokasi kegiatan.
3. Pengangkutan Bahan Material dan Peralatan Kerja
Mobilisasi alat-alat ke lokasi proyek dilakukan untuk mendukung pencapaian kegiatan sesuai dengan target kerja. Kegiatan ini akan dilakukan mobilisasi beberapa alat vital seperti:
- Pekerjaan galian: Excavator
- Pekerjaan pengecoran(pondasi,kolom,balok,plat): mixer truck dan concrete pump.
- Pekerjaan erection baja/balok perancah: crane kap 20 t.
Dalam kegiatan tersebut maka akan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
- Untuk mobilisasi alat-alat berat akan mempertimbangkan geometric simpang yang menuju ke lokasi SPBE, pemilihan jenis kendaraannya supaya tidak menyulitkan dalam manuvernya.
- Untuk mobilisasi alat-alat berat akan memperhatikan kondisi jalanmasuk ke lokasi yang menuju Ke lokasi SPBE baik dari dimensi dan tonase kendaraan.
4. Pembangunan Konstruksi
Pembangunan Konstruksi yaitu pekerjaan pembangunan gedung SPBE dan fasilitasnya sarana prasarana meliputi: bangunan pengisian, rumah pompa, rumah genset, lansekap, areal parker kendaraan, urinoir, westafel, SPAL, SPAH dan saluran drainase, septictank, TPS dsb. Pembangunan fisik tersebut terbagi atas 2 pekerjaan yaitu pekerjaan struktur bawah dan struktur atas. Pekerjaan struktur bawah meliputi: galian tanh untuk pondasi bangunan,
pembangunan SPAL, SPAH dan drainase dls. Sementara itu pekerjaan struktur atas meliputi: pemasangan rangka dan penutup atap, pekerjaan beton
bertulang, pasangan bata dan plesteran serta pembangunan pagar untuk keamanan lingkungan SPBE.
2.3..3. Tahap Operasional
Tahap operasional dalm hal ini merupakan operasional SPBE. Kegiatan saat operasioanl meliputi:
1. Operasional Bangunan dan Fasilitas SPBE.
Merupakan pengoprasian area SPBE dimana lahan yang sebelumnya
berupa area persawahan berubah menjadi area pengisian bulk elpiji beserta fasilitasnya.
2. Perekrutan Tenaga Kerja Operasi
Penerimaan tenaga kerja akan dilakukan dengan memperhatikan masyarakat di lingkungan Desa Watualang dan sekitarnya dengan
memperhatikan keahlian yang diharapkan sesuai dengan jenis pekerjaan yang ada. Keahlian yang dibutuhan pada operasional gudang SPBE ini misalnya tenaga untuk pengisian elpiji, tenaga pemeliharaan peralatan, tenaga administrasi. Prosedur, proses penerimaan,dan persyaratan tenaga kerja operasi dijelaskan secara transparan sehingga tidak menimbulkan
prasangka buruk dan berjalan dengan obyektif. Jika proses penerimaan membutuhkan tes,maka proses yang ditempuh sesuai dengan prosedur yang berlaku. Besarnya upah atau gaji yang dibayarkan, sesuai dengan standar upah yang berlaku atau diperhitungkan terhadap keahlian dan resiko yang diterima. Dalam Konteks tersebut perlakuan terhadap tenaga kerja berpedoman pada aturan yang berlaku. Nmaun semaksimal mungkin beberapa kualifikasi tenaga yang dibutuhkan diprioritaskan dari tenaga
kerja setempat sehingga akan menghindari kecemburuan social dan dampak-dampak negative yang dapat ditimbulkan. Tenaga kerja yanga dibutuhkan dan untuk selanjutnya menyesuaikan perkembangan dan kapasitas produksi SPBE.
Adapun klasifikasi pendidikan dari masing-masing karyawan dapat dilihat pad table berikut:
Jabatan Pendidikan Jumlah (orang)
Direksi General meneger Strata 1 SMA 1 1 Bagian operasional -sie pengisian
-sie perawatan mesin -Sie logistic -Kendaraan -Pengangkutan /sopir -SMA SMK,SMP D3 SMK SMA,SMP,SD 43 3 1 2 15 Bagian penjualan -Adm penjualan SMA,SMEA 2
Bagian adm dan keuangan -Kasir
Adm dan keuangan
SMEA
S1,SMA,SMEA
1 5
-sie personalia -sekuriti/satpam SMK SMA,SMP,SD 1 10 3. Kegiatan Produksi
Kegiatan produksi SPBE ini ber operasi selama 8 jam namun juga ada
penjagaan selam 24 jam. Kapasitas produksi yaitu 12000 kg /hari dan produk yang dihasilkan 11.700 kg/hari. Proses pengisian gas sudah dijelaskan pada uraian di sebelumnya,sehingga untuk proses pengisian elpiji mengikuti prosedur sesuai standarisasi dari PT. Prtamina.
Jenis dan kapasitas Produksi
Jenis Produksi Kapasitas Produksi Sifat Produksi Jenis Alat Angkut Ijin Riil
LPG 1oo ton/hari 100 ton/hari Gas Truk tanki Pengisian botol 12 Kg Gas Truk 50 Kg Gas Truk 6 Kg Gas Truk 3 Kg Gas Truk Pengisian Skid
Tank 4 4 Gas Truk
Jumlah bahan baku dan penolong
Jenis Kapasitas Bentuk fisik
Sifat bahan Asal bahan Cara penyimpanan Neraca bahan % sisa Bahan baku LPG 100 ton/hari Gas Mudah terbakar, tidak berwarna,tidak Surabaya Ditimbun dalam tanki penimbunan
- berwarna Bahan
penolong
- - -
-4. Mobilisasi truk pengangkut tabung dab penataan parker.
Karena SPBE merupakan tempat pengisian bulk elpiji, maka akan terjadi mobilisasi truk pengangkut tabung yang keluar masuk. Sedangkan untuk parker kendaraan bermotor roda empat dan roda dua disediakan di bagian
depan. Untuk tempat bongkar muat tabung gas berada disebelah dalam lokasi SPBE. Upaya pengaturan kendaraan akan dilakukan semaksimal mungkin agar dapat mencukupi kebutuhan parkir bagi para karyawan dan pembeli (sopir truk angkut) .Areal parkir yang tersedia akan dipisahkan antara kendaraan roda dua dan roda empat, sehingga upaya tersebut dapat
meminimalisasi terjadinya bangkitan parkir yang tersedia maka akan dapat mengurangi kapsitas jalandan menimbulkan dampak gangguan kelancaran lalulintas dan keselamatan pengguna jalan.
Luas parker kendaraan yang akan disediakan adalah 427 m, maka kebutuhan areal parker kendaraan diharapkan telah cukup untuk menampung kendaraan karyawan ataupun truk pengangkut yang masuk ke SPBE. Untuk pengaturan sirkulasi kendaraan yang keluar masuk,akan dibantu satpam.
Jenis peralatan produksi dan alat transportasi
Jenis Alat Jumlah
(unit) Energi penggerak Kondisi Jenis dampak cemaran Mesin Produksi
Kompresor LPG Tanki timbun
Unloading direct valve Corcen LPG LPG sihi Pump LPG Sihi Pump Carosel 12 kg Evacuation pum Check scale 200 kg Check scale 150 kg Chain conveyor Chain conveyor LPG Filling Machine 50 kg System perpipaan 2 2 1 1 2 1 1 1 2 2 1 2 2 Las & ikat Motor listrik 15 hp 25 kw 22 hp 30 hp -4,5 hp 3 hp -Baik Bising
Utilitas Lokasi SPPBE
kompresor
distribusi daya listrik pembangkit tenaga listrik generator mesin diesel 1 250 A 1 -Motor listrik 4 kw Energi listrik Kapasitas 125 A -Baik Bising Fasilitas Pengamanan
slang asbes
water hydrant komplit
valve
hydrant box
nozzle air pemadam tabung pemadam
foam Co2 portbel 15 kg foam Co2 mobile 75 kg foam Co2 6 kg
Dcp
pompa pemadam pompa summersibel kolam air pemadam bel tanda bahaya
20 m 4 4 8 10 4 2 1 1 7 45 kw @ 2o kw
Jembatan timbang 1 Kapasitas 40
ton
Mesin dan peralatan repair tabung
mesin slot blasting mesin buka valve 12 kg hidrostatik tes cylinder paint bort. 1 1 1 1 200 tabung/jam 100 tabung/jam 150 tabung/jam 150tabung/jam
Aktifitas Karyawan dan Sopir Truk Pengangkut antara lain kegiatan di kantor, ruang tunggu, moshola, KM/WC. Kegiatan dikantor yaitu kegiatan
administrasi, kegiatan di ruang tunggu oleh sopir truk pengangkut tabung pada saat pengisian gas ke tabung-tabung, kegiatan di mushola untuk melaksanakan ibadah sholat. dan kegiatan di kamar mandi /wc oleh karyawan maupun sopir truk pengangkut tabung gas.
6. Operasional Genset
penggunaan genset akan dioperasikan khusus pada saat aliran listrik dari PLN padam. Agar pengoperasian dan pemeliaharaan dapat lebih optimal maka
genset dibuatkan ruang tersendiri dan kedap suara yang rencana akan diletakkan di sebelah samping utara dan jauh dari aktifita karyawan.
Pertimbangan tersebut diambil agar tidak mengganggu aktifitas karyawan maupun lokasi sekitar pada saat dioperasikan.
PENGELOLAAN LINGKUNGAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN YANG DILAKUKAN
Jenis Kegiatan Pengelolaan Lingkungan Pemantauan Lingkungan
1 2 3
Limbah padat kegiatan SPPBE PT. Suminar
Mitragas Selaras sebagian besar berasal dari kegiatan
kantor dengan jenis sampah tertentu
Penyediaan tempat
sampah didalam
kantor dan luar kantor /halaman
Sampah dikumpulkan
kemudian diambil oleh karyawan dan dibawa pulang
dengan lokasi 500 m dari lokasi usaha
Adanya tempat
sampah
Sampah tidak
berserakan
Limbah cair yang dihasilkan berasal dari kamar
mandi/WC dan ceceran minyakpelumas
Pembuatan tanki septic dan sumur resapan
Adanya sumur
resapan
Adanya tanki septic
Polutan kualitas udara. Timbulnya bau, kebisingan dan debu terutama pada filling hall
Pengangkutan dan sirkulasi udara, penanaman vegetasi, pemakaian masker pada
karyawan, hati-hati dalam bongkar muat
Mengujikan kualitas udara lingkungan pabrik dan luar pabrik
tanaman Melakukan penyulaman memperbanyak jenis tanaman Adanya RTH
Pemanfaatan tenaga kerja Memenuhi SOP dalam menjalankan aktivitas
SOP sesuai dengan Dinas/Instansi terkait Adanya keresahan
masyarakat
Sosialisasi tentang
keberadaan usaha
Pemberian ganti rugi
apabila terjadi peledakan kebakaran Partisipasi kelingkungan masyarakat Interview kepada warga sekitar Adanya santunan Adanya bantuan BAB III
KAJIAN EVALUASI DAMPAK
1. INFORMASI LINGKUNGAN
1. Komponen Fisik Kimia
Kabupaten Ngawi adalah daerah dengan iklim tropis dengan sebagian besar merupakan dataran rendah yaitu sebesar 95% dari luas wila yah dan sisanya merupakan dataran tinggi dengan ketinggian ± 2.000 mdpl.
2. Kecepatan angin
Wilayah Kabupaten Ngawi yang sebagian besar dataran rendah maka kecepatan angin tergolong cukup rendah dan tidak berpengaruh terhadap aktifitas warga.
3. Curah hujan
Curah hujan di Kabupaten Ngawi cukup tinggi di beberapa daerah yaitu Sine, Ngrambe, Jogorogo, dan Kendal, namun untuk sebagian besar wilayah
Kabupaten Ngawi curah hujan tergolong sedang.
4. Kualitas udara
Kabupaten Ngawi memiliki kawasan hutan yang cukup luas, dimana
menyumbang produksi udara bersih (oksigen) yang bermanfaat bagi ka wasan Kabupaten Ngawi dan sekitarnya.
5. Fisiografi
Dilihat dari kondisi fisik Kabupaten Ngawi sebagian besar merupakan dataran rendah dengan permukaan tanah termasuk sangat datar dengan klasifikasi kemiringan 0% - 2%, namun perkembangan saat ini mulai banyak lahan yang terbentuk karena aktifitas manusia yaitu bangunan pabrik, toko dan pasar, perumahan dan kantor, perkerasan aspal jalan, saluran dan lain-lain.
6. Karakteristik air permukaan dan air tanah
Kemiringan tanah dan tektur tanah yang ada di Wilayah Kabupaten Ngawi cukup baik dalam rangka penyediaan air bagi masyarakat dan dengan didukung
beberapa sungai atau kali yang melintasi wilayah Kabupaten Ngawi untuk kebutuhan pertanian.
1. Flora
Flora yang ada disekitar perusahaan PT. Suminar Mitragas Selaras antara lain:
Mangga Karsen Nahoni Serut Trembesi Lamtoro 2. Fauna Burung gereja Burung kutilang Burung perkutut Burung emprit Burung trocok Burung Derkuku
3. Lingkungan Sosial – Ekonomi dan Budaya
1. Geografis
Kabupaten Ngawi terletak di wilayah barat Propinsi Jawa Timur yang
berbatasan langsung dengan Propinsi Jawa Tengah. Luas wilayah Kabupaten Ngawi adalah 1.298,58 km2 . Secara administrasi wilayah terbagi dalam 19
Kecamatan dan 217 desa dan 4 kelurahan. Secara geografis Kabupaten Ngawi terletak pada posisi 7˚21’ - 7˚31’ Lintang selatan dan 110˚10 - 111˚40 bujur timur.
Data penduduk Kecamatan Ngawi
Penduduk laki-laki : 429.921 jiwa Penduduk perempuan : 449.277 jiwa Luas Wilayah : 1.298,58 km2
Kepadatan Penduduk : ± 678 jiwa/km2
3. Interaksi Sosial
Menjalin hubungan social dengan penduduk sekitar dengan member bantuan apabila ada kegiatan di desa.
4. Persepsi Masyarakat
Persepsi negative adanya kekawatiran akan dampak meledak, kebakaran dan
kebocoran tanki LPG, biasanya penduduk yang lokasinya dekat dengan perusahaan.
Persepsi positif adanya kemudahan untuk mendapatkan BBG dengan peme nuhan
kebutuhan BBG tidak akan langka.
4. Komponen Kesehatan Masyarakat
1. Sarana dan prasarana kesehatan
Untuk memberikan jaminan kesehatan dan keselamatan kerja (K3) seluruh karyawan PT. Suminar Mitragas Selaras, perusahaan memberikan fasilitas jaminan berupa Asuransi Tenaga Kerja dan Jamsostek.
2. Kondisi perumahan
Umumnya kondisi perumahan penduduk desa Watualang cukup sehat artinya bahwa seluruh penduduk desa mempunyai rumah permanen dan terbuat dari
3. Sarana air bersih
Untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi pengguna kebutuhan rumah tangga maka penduduk rata-rata desa Watualang menggunakan air sumur dangkal.
4. Sarana pembuangan air limbah
Umumnya masyarakat desa Watualang telah mempunyai fasilitas pembuangan limbah domestic yang telah dilengkapi dengan resapan untuk pembuangan limbahnya. Untuk air bekas mencuci kegiatan mandi pada umumnya dibuang langsung kesaluran drainase/badan air.
5. Sarana Pembuangan Sampah
Pada umumnya sarana pembuangan sampah merupakan sarana yang bersistem onsite yaitu sampah dibuang disebuah galian tanah yang berada pada halaman depan atau belakang. Bila sudah penuh maka sampah ditimbun.
5. Kepadatan Lalu Lintas
Jalan Raya Ngawi – Solo Desa Watualang merupakan salah satu jalan kolector primer yang cukup ramai karena mempunyai jalan akses menuju kearah kota Solo
dengan 2 arah yang menuju ke kota Solo maupun yang meninggalkan kota Solo dan dilewati oleh mobil penumpang umum, truk, bus, penumpang pribadi dan s epeda motor.
6. Ruang, Tanah dan Lahan.
Penggunaan lahan disekitar wilayah Kecamatan Ngawi telah berkembang sebagai daerah perumahan dan juga mengarah pada perkembangan wilayah perdagangan dengan beberapa industry yang ada didalamnya.
2. KEGIATAN YANG MENIMBULKAN DAMPAK
Mobilitas tenaga kerja menimbulkan dampak terhadap
Persepsi masyarakat secara negatif adanya kekawatiran akan dampak meledak,
kebakaran dan kebocoran tanki LPG, biasanya penduduk yang lokasinya dekat dengan perusahaan. Persepsi masyarakat secara positif adanya kemudahan untuk mendapatkan BBG dan pemenuhan kebutuhan BBG tidak akan langka.
Gangguan keamanan apabila terjadi kebakaran dan terhadap ketertiban masyarakat
adanya demo/protes warga sekitar usaha tersebut.
Pengangkutan bahan baku dan hasil produksi menimbulkan dampat terhadap
Terjadinya kerusakan jalan karena berat kendaraan yang membawa tabung LPG
Penurunan kualitas udara disebabkan oleh adanya bau gas hidrokarbon dan gas buang
kendaraan bongkar muat tabung LPG.
Peningkatan kebisingan pada areal filling hall disebabkan karena suara tabung dari
proses kegiatan bongkar muat tabung kosong dan tabung isi.
Proses produksi menimbulkan dampak terhadap
Peningkatan polusi udara terjadi di areal filling hall dengan adanya bau gas pada saat
pengisian
BAB IV
RENCANA PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN
DAMPAK YANG DIPERKIRAKAN MUNCUL
Setiap adanya kegiatan rencana pembangunan di suatu wilayah, maka akan muncul dampak-dampak yang ditimbulkan, baik dampak positif maupun dampak negative.
Identifikasi terhadap jenis dampak yang akan terjadi dimaksudkan untuk menelaah
kemungkinan adanya perubahan lingkungan sebagai akibat adanya kegiatan proyek, baik kegiatan pada tahap pra konstruksi, tahap konstruksi, maupun tahap operasi.
Identifikasi dampak positif antara lain akan timbulnya kebutuhan tenaga kerja, kebutuhan material yang memungkinkan bertambahnya kegiatan perekonomian di sekitar lokasi. Sektor jasa/perdagangan akan bertambah pada tahap operasi. Sedangkan dampak negatifnya antara
4.1. TAHAP PRA KONSTRUKSI
4.1.1 Pembebasan dan pengukuran ulang lahan
Yaitu kegiatan pembebasan lahan oleh pemrakarsa terhadap pemilik tanah. Lahan diukur sesua batas-batas yang ditentukan sesuai dengan ksepakatan antara pemrakarsa dengan pemilik lahan. Dilakukannya pengukuran tersebut dimaksudkan agar
perencanaan desai sesuai yang direncanakan. Saat kegiatan ini dilaksanakan
diperkirakan dapat memunculkan keresahan masyarakat sekitar, karena kekhawatiran perluasan/kehilangan lahan oleh pemilik tanah dari kegiatan ukur ulang, yang akan
digunakan sebagai lokasi Rencana Pembangunan SPBE PT. Suminar Mitragas Selaras
1. Jenis Dampak
Munculnya keresahan masyarakat karena kekhawatiran perluasan/kehilangan lahan oleh pemilik tanah dari kegiatan ukur ulang, yang akan digunakan sebagai lokasi Pembangunan SPBE PT. Suminar Mitragas Selaras
2. Besaran dampak
Besaran dampak yaitu banyaknya masyarakat sekitar yang resah dengan adanya rencana pembangunan SPBE PT. Suminar Mitragas Selaras
3. Tolok Ukur Dampak
Tolok ukur dampak yaitu intensitas keluhan dan munculnya pembicaraan kurang baik di kalangan masyarakat sekitar.
4.1.2. Kegiatan Sosialisasi
Kegiatan ini sebagai tindak lanjut setelah dilakukannya pengukuran lahan. Kegiatan sosialisasi yang dimaksud adalah mempersiapkan pengenalan dan memasyarakatkan rencana usaha tersebut. Memberikan informasi kepada masyarakat bahwa di lokasi tersebut akan didirikan SPBE PT. Suminar Mitragas Selaras. Lahan yang digunakan untuk pembangunan seluas 7.919 m yang lokasinya secara adminis trative terletak di, Desa Watualang, Kecamatan Ngawi , Kabupaten Ngawi.
Persepsi positif masyarakat sekitar saat kegiatan ini berlangsung diperkirakan dapat muncul, karena masyarakat telah mendapatkan kepastian dan informasi yang jelas/rinci tentang rencana kegiatan yang akan dilaksanakan, salah satunya melalui acara
sosialisasi yang telah dilaksanakan. Namun ada pula persepsi yang kurang baik yang muncul dari masyarakat sekitar.
1. Jenis Dampak
Terjadinya persepsi yang kurang baik dan hubungan yang kurang harmonis antara masyarakat sekitar dengan pemrakarsa.
2. Besaran Dampak
Besaran Dampak yaitu intensitas keluhan masyarakat yang terjadi.
3. Tolok Ukur Dampak
Tidak adanya pembicaraan kurang baik di masyarakat setempat.
4.2 TAHAP KONSTRUKSI
4.3.1. Perekrutan Tenaga Kerja Konstruksi
Perekrutan tenaga kerja saat konstruksi dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja saat pelaksanaan konstruksi yaitu membangun SPBE PT. Suminar Mitragas Selaras. Untuk tahap konstruksi akan merekrut tenaga kerja seperti mandor, tukang batu, tukang kayu, tukang besi, tukang cat, hingga laden.
Kegiatan perekrutan tenaga kerja ini dapat memunculkan dampak positif berupa
terciptanya kesempatan dan peluang kerja bagi masyarakat umum maupun masyarakat sekitar, sehingga tidak sedikit masyarakat yang menaruh harapan dapat ikut bekerja saat pelaksanaan konstruksi berlangsung. Namun juga akan menimbulkan dampak yang negative seperti terlihat pada uraian berikut ini :
1. Jenis Dampak
1. Peluang dan kesempatan kerja bagi masyarakat sekitar akan menipis apabila banyak menggunakan tenaga kerja dari luar daerah.
2. Dengan adanya tenaga kerja konstruksi dari luar daerah maka banyak muncul wajah-wajah baru yang dikhawatirkan akan menurunkan tingkat keamanan.
3. Penggunaan tenaga kerja dari luar karena di masyarakat sekitar tidak ada yang mempunyai ketrampilan dan keahlian yang dibutuhkan akan menimbulkan kecemburuan social.
2. Besaran Dampak
1. Jumlah tenaga kerja yang dapat diserap saat pelaksanaan konstruksi yaitu 60 orang. 2. Besarnya intensitas gangguan keamanan yang terjadi di lokasi tapak kegiatan
pertahun.
3. Besarnya intensitas keluhan warga sekitar.
3. Tolok ukur Dampak.
1. Adanya tenaga kerja dari masyarakat sekitar minimal 10% dari total tenaga kerja konstruksi.
2. Tidak timbul gangguan keamanan di lokasi tapak kegiatan. 3. Tidak adanya pembicaraan kurang baik dari masyarakat sekitar.
4.3.2. Penyiapan Tanah dasar
Penyiapan tanah dasar Ini berupa pembersihan lokasi serta pemberian tanah urug untuk meratakan permukaan tanah lokasi agar sesuai dengan perencanaan. Tanah urug
direncanakan diambil dari lokasi sekitar.
1. Jenis Dampak
2. Timbulnya Limbah Padat
2. Besaran Dampak
1. Besarnya kadar partikulat 13,233-25,555 ppm 2. Timbulan sampah/m
3. Tolok Ukur Dampak
1. Baku Mutu Lingkungan menurut Keputusan Gubernur Jawa Timur No. 45Tahun 2002,tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Industri atau Kegiatan Usaha Lainnya di Jawa imur.
2. Tidak adanya timbulan sampah
4.3.3. Pengangkutan Bahan Material dan Peralatan Kerja
Pembangunan yang dilaksanakan akan membutuhkan banyak peralatan kerja dan bahan material bangunan. Alat-alat tersebut akan digunakan baik pada saat pekerjaan
galian , pekerjaan pengecoran (pondasi, kolom, balok, plat) dan pekerjaan erection baja/balok perancah hingga rencana pembangunan konstruksi atap bangunan.
Kebutuhan bahan dan material bangunan untuk keperluan konstruksi fisi k banyak didatangkan dari luar lokasi tapak kegiatan pembangunan. Kondisi ini diperkirakan akan sering terjadi mobilitas kendaraan proyek yang keluar masuk ke lokasi rencana pembangunan yang menyebabkan gangguan kelancaran dan keselamatan lalu lintas di jalan-jalan sekitar lokasi rencana pembangunan serta diperkirakan pula dapat
meningkatkan kadar debu dan kebisingan.
a. Jenis Dampak
1. Penurunan kualitas udara (debu)
2. Peningkatan kebisingan
3. Timbulnya kerawanan kecelakaan lalu lintas dan gangguan lalu lintas di jalan depan lokasi kegiatan pembangunan.
b. Besaran Dampak b. Besaran Dampak
1. Besaran dampak penurunan kualitas udara yaitu besarnya kadar debu. 1. Besaran dampak penurunan kualitas udara yaitu besarnya kadar debu.
2. Peningkatan kebisingan pada saat konstruksi ber
2. Peningkatan kebisingan pada saat konstruksi ber langsung.langsung.
3. Terjadinya gangguan kelancaran / hambatan dan kecelakaan lalu lintas di ja 3. Terjadinya gangguan kelancaran / hambatan dan kecelakaan lalu lintas di ja lanlan
depan lokasi. depan lokasi.
c. Tolok Ukur Dampak c. Tolok Ukur Dampak
Tolok ukur dampak yaitu Tolok ukur dampak yaitu
1.
1. Baku Mutu Lingkungan menurut Keputusan Gubernur Jawa Timur Bo. 129 TahunBaku Mutu Lingkungan menurut Keputusan Gubernur Jawa Timur Bo. 129 Tahun 1996,tentang Baku Mutu Kualitas Udara Ambient dan Emisi Sumber Tak Bergerak 1996,tentang Baku Mutu Kualitas Udara Ambient dan Emisi Sumber Tak Bergerak 2.
2. Baku Mutu Lingkungan menurut Keputusan Gubernur Jawa Timur No. 413 TahunBaku Mutu Lingkungan menurut Keputusan Gubernur Jawa Timur No. 413 Tahun 197,tentang Penggolongan dan Baku Mutu Air di Jawa Timur.
197,tentang Penggolongan dan Baku Mutu Air di Jawa Timur.
1.
1. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGANRENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN
Sumber Dampak Sumber Dampak
1.
1. Mobilisasi tenaga kerjaMobilisasi tenaga kerja
Persepsi masyarakat terhadap peluang kerja dari kegiatan produksi, administrasi,Persepsi masyarakat terhadap peluang kerja dari kegiatan produksi, administrasi,
distribusi dan security SPPBE PT. Suminar Mitragas Selaras. distribusi dan security SPPBE PT. Suminar Mitragas Selaras.
Gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat, kawatir bila terjadi kebakaran akibatGangguan keamanan dan ketertiban masyarakat, kawatir bila terjadi kebakaran akibat
ledakan tabung LPG. ledakan tabung LPG.
Tolok Ukur Tolok Ukur
70 % karyawan dari masyarakat sekitar perusahaan.70 % karyawan dari masyarakat sekitar perusahaan.
Tidak ada protes/demo dari masyarakat sekitar perusahaan.Tidak ada protes/demo dari masyarakat sekitar perusahaan.
Tujuan Rencana pengelolaan Dampak Tujuan Rencana pengelolaan Dampak
Untuk menurunkan tingkat pengangguran masyarakat sekitar perusahaan.Untuk menurunkan tingkat pengangguran masyarakat sekitar perusahaan.
Untuk memenuhi gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat sekitar usahaUntuk memenuhi gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat sekitar usaha
Upaya Pengelolaan Lingkungan Upaya Pengelolaan Lingkungan
Memprioritaskan tenaga kerja local bila ada penggantian tenaga kerja Memprioritaskan tenaga kerja local bila ada penggantian tenaga kerja barubaru
Sosialisasi kepada masyarakat sekitar perusahaan tentang kegiatan penimbunan gasSosialisasi kepada masyarakat sekitar perusahaan tentang kegiatan penimbunan gas
LPG dan pengisian tabung LPG. LPG dan pengisian tabung LPG.
Lokasi Pengelolaan Lokasi Pengelolaan
Kantor Admiinistrasi, karyawan dan masyarakat sekitar Pt. Suminar Mitragas SelarasKantor Admiinistrasi, karyawan dan masyarakat sekitar Pt. Suminar Mitragas Selaras
Periode/waktu Pengelolaan Periode/waktu Pengelolaan
Setiap 6 bulan sekaliSetiap 6 bulan sekali
Pelaksana Pengelolaan Pelaksana Pengelolaan
PT. Suminar Mitragas SelarasPT. Suminar Mitragas Selaras
Pengawas Pengawas
Ditjen Migas, PT. SMS dan Kantor Ditjen Migas, PT. SMS dan Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten NgawiLingkungan Hidup Kabupaten Ngawi
Sumber Dampak Sumber Dampak
2.
2. Operasional Proses ProduksiOperasional Proses Produksi
Kualitas udara adanya bau Kualitas udara adanya bau gas hidrokarbon dan gas buang kendaraan bongkar muatgas hidrokarbon dan gas buang kendaraan bongkar muat
tabung LPG. tabung LPG.
Kebisingan dari bongkar muat tabung LPGKebisingan dari bongkar muat tabung LPG
Kualitas air dari limbah domestic dan ceceran minyak pelumas.Kualitas air dari limbah domestic dan ceceran minyak pelumas.
Tolok ukur Tolok ukur
SK Gub. Jatim No. 129 tahun 1996 tentang baku SK Gub. Jatim No. 129 tahun 1996 tentang baku mutu udaramutu udara
Permenkes No. 718 tahun 1987 tentang baku mutu tingkat kebisinganPermenkes No. 718 tahun 1987 tentang baku mutu tingkat kebisingan
SK Gub. Jatim No. 45 tSK Gub. Jatim No. 45 tahun 2002 tentang baku mutu limbah cair ahun 2002 tentang baku mutu limbah cair bagi kegiatan yangbagi kegiatan yang
beroperasi. beroperasi.
Tujuan Rencana Pengelolaan Dampak Tujuan Rencana Pengelolaan Dampak
Mencegah penurunan kualitas udara dan kebisingan sekaligus menjaga K-3 karyawanMencegah penurunan kualitas udara dan kebisingan sekaligus menjaga K-3 karyawan
Mencegah penurunan kualitas air permukaanMencegah penurunan kualitas air permukaan
Upaya Pengelolaan Lingkungan Upaya Pengelolaan Lingkungan
Melengkapi mesin LPG dengan valve otomatis dan penggantian valve secara rutinMelengkapi mesin LPG dengan valve otomatis dan penggantian valve secara rutin
Penggantian masker pada karyawanPenggantian masker pada karyawan
Pembuatan pagar tembokPembuatan pagar tembok
Memperbanyak tanaman sebagai penangkap gas dan kebisinganMemperbanyak tanaman sebagai penangkap gas dan kebisingan
Penempatan pompa hydrant yang tepatPenempatan pompa hydrant yang tepat
Pengaturan setiap keluar masuknya kendaraanPengaturan setiap keluar masuknya kendaraan
Membuat septic tank dan bak controlMembuat septic tank dan bak control
Penggunaan pipa water sprinkle untuk keamanan FHPenggunaan pipa water sprinkle untuk keamanan FH
Menjaga ketersediaan air bersih dan control saluran secara rutinMenjaga ketersediaan air bersih dan control saluran secara rutin
Lokasi Lokasi
Filling Hall, Filling Skid, Storage Tank, Ruang terFilling Hall, Filling Skid, Storage Tank, Ruang ter bukabuka
Waktu Pengelolaan Waktu Pengelolaan
Untuk Filling Hall setiap hari dan setiap ada pengisian Untuk Filling Hall setiap hari dan setiap ada pengisian dan pengosongandan pengosongan
Pelaksana
PT. Suminar Mitragas Selaras
Pengawas
Ditjen Migas, PT. SMS dan Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ngawi
Pelaporan
Ditjen Migas, Kantor lingkungan hidup kabupaten Ngawi
Sumber Dampak
3. Pengangkutan Bahan baku dan Hasil Produksi
Kegiatan Mobilisasi truk pengangkut Bulk LPG
Kegiatan Mobilisasi truk pengangkutan tabung LPG ke dist ributor
Tolok Ukur
Jumlah kecelakaan yang terjadi Jumlah Volume kendaraan
Ada tidaknya kemacetan lalu lintas
Tujuan Rencana Pengelolaan Dampak
Untuk menghindari terjadinya kecelakaan
Untuk menghindari terhambatnya keluar masuk truk-truk ke areal SPPBE yang dapat
mengganggu lalu lintas
Upaya Pengelolaan Lingkungan
Memasang rambu yang jelas akan keberadaan SPPBE Pengaturan kendaraan keluar masuk area SPPBE
Lokasi
Pintu keluar masuk truk pengangkut Bulk dan tabung pada pembongkaran tabung di
Filling Hall
Area lokasi parker kendaraan
Waktu
Setiap hari selama SPPBE beroperasi
Pelaksana
SPPBE PT. Suminar Mitragas Selaras
Pengawas
Ditjen Migas, PT SMS dan Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ngawi
Pelaporan
Ditjen Migas, Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ngawi.
2. RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
Rencana pemantauan lingkungan ini merupakan rencana upaya-upaya untuk mengumpulkan berbagai data dan informasi sebagai bahan masukan untuk
mengevaluasi tingkat keberhasilan system pengelolaan yang dilakukan serta untuk mendeteksi setiap penyimpangan-penyimpangan dari tujuan dan sasaran pengelolaan lingkungan yang direncanakan.
Rencana Pemantauan Lingkungan mencakup
Jenis dampak yang dipantau Lokasi pemantauan
Cara pemantauan dampak
Methode pemantauan lingkungan
Metode pengumpulan analisis Lokasi pemantauan
Jangka waktu dan frekwensi pemantauan
Instansi pemantau lingkungan
Pelaksana pemantau Pengawas pemantau
Pelaporan hasil pemantauan lingkungan
Jenis Dampak yang dipantau
1. Dampak kuali tas air
Pemantauan kualitas air akan meliputi parameter:
Water Storage meliputi: suhu, minyak dan lemak, pH dan air pendingin.
Saluran drainase meliputi: suhu air, pH, minyak dan lemak dan zat-zat organic dalam
air limbah ( sebagai buangan air bekas kamar mandi) seperti BOD, COD, amoniak, phenol serta kuman pathogen dari feses dan air seni manusia.
Kondisi septic tank dan sumur resapan parameter yang dipantau adalah bau yang
mungkin timbul, kapasitas, kebocoran dan efektivitas septic tank.
Kualitas air bersih yang dipantau adalah seluruh parameter yang ada pada syarat
kualitas air bersih berdasar Permenkes No. 416 tahun 1990
Untuk keberadaan sampah yang dapat mempengaruhi kualitas air tanah yang dipantau
adalah karakteristik sampah, jumlah dan penanganan yang dilakukan.
Dilakukan pada water storage, saluran drainase dan septic tank serta resapannya.
Jangka Waktu :
Pada water storage setiap bulan sekali
Pada saluran drainase dilakukan setiap 6 bulan sekali, pada septic tank dilakukan
pemantauan setiap kali dilakukan pengurasan.
Untuk kualitas air bersih dilakukan pemantauan tiap bulan sekali dan sampah
dilakukan setiap hari.
Methode dan cara pemantauan :
Pengukuran suhu dengan metode pengukuran biasa dan alat yang digunakan adalah
thermometer
Pengukuran minyak dan lemak dengan metode spektrofotometrik/gravimetric dan alat
yang digunakan spektrofometer
Pengukuran pH dengan method elektromatrik dan alat yang digunakan pH meter
Tolok Ukur :
SK Gubernur jatim No. 45 tahun 2002
Pelaksana :
PT. Suminar Mitragas Selaras
Pengawas :
Ditjen Migas, PT SMS dan Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ngawi
Pelaporan :
2. Dampak ku ali tas udara yang dipantau
Parameter :
Utama. Kualitas udara yang meliputi SO2, NO2, debu dan higrokarbon dan tingkat
kebisingan disekitar areal kerja
Lokasi :
Dilakukan pada filling hall (khusus hidrokarbon)
Dilakukan pada pintu keluaar masuk SPPBE(gas, partikel dan kebisingan) Dilakukan pada fillingskid( skid tank)
Jangka waktu :
Gas hidrokarbon pada lokasi filling hall dan filling skid dilakukan setiap minggu
sekali
Untuk gas kendaraan bermoto maupun partikel di pintu masuk kendaraan truk
dilakukan setiap 3 (tiga) bulan sekali.
Metode dan cara pemantauan :
Cara pemantauan yaitu dilakukan pemeriksaan sample kualitas udara yang terdiri dari
pengukuran jkandungan debu dan gas-gas polutan di udara serta kebisingan yang ada disekitar kegiatan. Peralatan yang digunakan untuk pengambilan sample adalah : debu dengan High volume sampler, Sox dengan menggunakan spektrofotometer, CO
dengan NIDR Analyzeer, Pb dengan alat AAS, NOx, dengan menggunakan alat spektrofotometer NH3 menggunakan spektrofotometer, H2S menggunakan alat spektrofotometer dan kebisingan alat sound level meter.
Metode analisis untuk parameter kualitas udara dan kebisingan adalah :
Analisa debu dengan metode gravimetric Analisa Sox dengan metode pararosanilin