• Tidak ada hasil yang ditemukan

Referat Candidiasis Kutis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Referat Candidiasis Kutis"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Rumah Sakit Sumber Waras

Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

Periode 17 Februari 2014 – 22 Maret 2014 Page 1

BAB I

PENDAHULUAN

Kebanyakan infeksi jamur yang patogen disebabkan oleh species candida yang umumnya mempengaruhi manusia. Masalah yang timbul pada mukosa dan candidiasis sistemik mencerminkan peningkatan resiko pasien terjangkit candida, yang seharusnya jaringan normal biasanya resisten terhadap invasi candida. Peningkatan prevalensi kelainan lokal dan sistemik yang pada dasarnya berhubungan dengan system imun pasien. Infeksi

candida menghasilkan kelainan spectrum luas, mulai dari kelainan superficial mucocutaneous

sampai invasif. Penanganan yang serius terhadap candidiasis invasive yang mengancam nyawa masih sangat terhambat oleh keterlambatan diagnosis dan kurangnya metode diagnostik yang handal yang memungkinkan deteksi baik fungemia dan invasive jaringan oleh

species candida.1

Sebagian besar infeksi mucocutaneous tidak menyebabkan kematian, namun pada pasien dengan immunodeficiency yang diakibatkan oleh infeksi HIV, dapat menyebabkan infeksi yang refrakter terhadap terapi anti jamur dan akhirnya menyebabkan kematian.

Candidemia dan Disseminated Candidiasis angka kematian terkait infeksi ini belum membaik

beberapa tahun terakhir dan tetap di kisaran 30-40%. Candidiasis sistemik lebih banyak menyebabkan kematian di banding mikosis lainnya. Peneliti melaporkan dampak ekonomi berperan besar terhadap infeksi sistemik candidiasis. Tidak ada perbedaan predisposisi jenis kelamin pada koloni candida. Umur yang ekstrim terjadi pada neonates, bayi dengan berat badan rendah dan usia > 65 tahun.1

Peningkatan signifikan infeksi candida yang terjadi akhir-akhir ini. Khususnya pasien yang dirawat di rumah sakit dimana tingkat infeksi aliran darah karena candida spp.telah meningkat hampir 500% selama decade 1980an. Peningkatan ini disrtai dengan peningkatatan kematian berlebih yang signifikan dan semakin lama dirawat di rumah sakit. Hal ini terus berlanjut ke tahun 1990an di amerika serikat dimana candida spp. Keempat yang tersering patogen di aliran darah, terhitung 8% dari infeksi aliran darah yang didapat di semua rumah sakit.2

(2)

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Rumah Sakit Sumber Waras

Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

Periode 17 Februari 2014 – 22 Maret 2014 Page 2

Candida albicans adalah saprofit yang berkoloni pada mukosa seperti mulut, traktus

gastrointestinal, dan vagina. Merupakan jamur yang berbentuk oval dengan diameter 2-6 um. Dan dapat hidup dalam 2 bentuk yakni bentuk hifa dan bentuk yeast. Jumlah koloni sangat menentukan derajat penyakit, akan tetapi dilaporkan bahwa frekuensi terjadinya di mulut 18 %, vagina 15 %, dan mungkin dalam feses 19 %. Tapi kejadian tersebut dipengaruhi beberapa faktor seperti rumah sakit dan kemoterapi.9

Jamur ragi termasuk spesies kandida yang merupakan flora komensal normal pada manusia dapat ditemukan pula pada saluran gastrointestinal (mulut sampai anus). Pada vagina sekitar 13 % kebanyakan Candida albicans dan Candida glabrata. Isolasi spesies kandida komensal oral berkisar pada 30 – 60 % ditemukan pada orang dewasa sehat.10

Di Jerman ditemukan penyebab yang berbeda-beda pada diaper dermatitis pada 46 laki-laki dan perempuan. Pada 38 pasien menunjukkan penyebab yang spesifik, 63 % dengan kandidiasis, 16 % dengan dermatitis iritan, 11 % dengan ekzema, dan 11 % dengan psoriasis. Dari pasien tersebut, 37 orang diterapi dan 73 % dirawat setelah 8 minggu setelah terapi.10

Di Argentina, dianalisa 2073 sampel kulit, rambut, kuku, dan membran mukosa oral didapatkan 1817 pasien yang datang ke bagian mirkobiologi dari laboratorium sentral Dr. J.M. Cullen Hospital dari September 1999 sampai dengan September 2003. Sampel tersebut diteliti dan diidentifikasi berdasarkan lokalisasi dan tipe lesi. Dari total sampel, 55,6 % adalah positif, 63 % terkena pada wanita dan 37 % terkena pada laki-laki.10

Di Jepang, dilaporkan bahwa kutaneus kandidiasis terdapat pada 755 (1 %) dari 72.660 pasien yang keluar dari rumah sakit. Intertrigo (347 kasus) merupakan manifestasi klinis kandidiasis paling sering, erosi interdigitalis terjadi pada 103 kasus, diaper kandidiasis tercatat 102 kasus.10

Mortalitas jangka pendek Candidiasis pada pasien immunocompetent sebanding dengan fungemia yang berhubungan dengan kematian pada pasien immunosuppressed. infeksi yang tersering oleh candida albicans 37%, candida glabrata 31%, candida parapsilosis 17%,

candida tropicalis 7%, candida krusei 6%, candida lusitaniae 1%. Kematian sering

(3)

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Rumah Sakit Sumber Waras

Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

Periode 17 Februari 2014 – 22 Maret 2014 Page 3

BAB II

KANDIDIASIS KUTIS

II.1. DEFINISI

Kandidosis kutis adalah suatu infeksi jamur pada kulit yang disebabkan oleh jamur genus Candida. Kandidosis terbagi menjadi 3 macam yakni kandidosis superficialalis kandidosis kronik atau dalam dan sistemik Nama lain kandidosis kutis adalah superficial kandidosis atau infeksi kulit-jamur; infeksi kulit-ragi. Berdasarkan letak gambaran klinisnya terbagi menjadi kandidosis terlokalisasi dan generalisata.4,6,9,11

Predileksi Candida albicans pada daerah lembab atau adanya faktor predisposisi yang mendukung, misalnya pada daerah lipatan kulit, orang yang memiliki daya tahun tubuh yang menurun. Dan organisme ini menyukai daerah yang hangat dan lembab seperti selangkangan, vagina.4,9,11

II.2. ETIOLOGI

Yang tersering sebagai penyebab adalah Candida albicans. Spesies patogenik yang lainnya adalah C. tropicalis C. parapsilosis, C. guilliermondii C. krusei, C. pseudotropicalis,

C. lusitaneae.5,6

II.3. PATOFISIOLOGI

Candida albicans bentuk yeast-like fungi dan beberapa spesies kandida yang lain

memiliki kemampuan menginfeksi kulit, membran mukosa, dan organ dalam tubuh. Organisme tersebut hidup sebagai flora normal di mulut, traktus vagina, dan usus. Mereka berkembang biak melalui ragi yang berbetuk oval.13

Kehamilan, kontrasepsi oral, antibiotik, diabetes, kulit yang lembab, pengobatan steroid topikal, endokrinopati yang menetap, dan faktor yang berkaitan dengan penurunan imunitas seluler menyediakan kesempatan ragi menjadi patogenik dan memproduksi spora yang banyak pseudohifa atau hifa yang utuh dengan dinding septa.13

Ragi hanya menginfeksi lapisan terluar dari epitel membran mukosa dan kulit (stratum korneum). Lesi pertama berupa pustul yang isinya memotong secara horizontal di bawah

(4)

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Rumah Sakit Sumber Waras

Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

Periode 17 Februari 2014 – 22 Maret 2014 Page 4

stratum korneum dan yang lebih dalam lagi. Secara klinis ditemukan lesi merah, halus, permukaan mengkilap, cigarette paper-like, bersisik, dan bercak yang berbatas tegas. Membran mukosa mulut dan traktus vagina yang terinfeksi terkumpul sebagai sisik dan sel inflamasi yang dapat berkembang menjadi curdy material.13

Kebanyakan spesies kandida memiliki faktor virulensi termasuk faktor protease. kelemahan faktor virulensi tersebut adalah kurang patogenik. Kemampuan bentuk yeast untuk melekat pada dasar epitel merupakan tahapan paling penting untuk memproduksi hifa dan jaringan penetrasi. Penghilangan bakteri dari kulit, mulut, dan traktus gastrointestinal dengan flora endogen akan menyebabkan penghambatan mikroflora endogen, kebutuhan lingkungan yang berkurang dan kompetisi zat makanan menjadi tanda dari pertumbuhan kandida.10

Jumlah infeksi kandida meningkat secara dramatis pada beberapa tahun terakhir, mencerminkan peningkatan jumlah pasien yang immunocompromised. Secara spesifik, tampak makin bertambahnya umur semakin pula terjadi peningkatan angka kesakitan dan kematian. Meskpun infeksi kandidiasis superfisial dipercaya termasuk ringan, akan tetapi menyebabkan kematian pada populasi lanjut usia. Candida albicans juga dapat menyerang kulit dengan folikel rambut yang aktif atau istirahat.10

Infeksi kandida diperburuk oleh pemakaian antibiotik, perawatan diri yang jelek, dan penurunan aliran saliva, dan segala hal yang berkaitan dengan umur. Dan pengobatan dengan agen sitotoksik (methotrexate, cyclophosphamide) untuk kondisi rematik dan dermatologik atau kemoterapi agresif untuk keganasan pada pasien usia lanjut memberikan resiko yang tinggi.

Patologi kutaneus superfisial dicirikan dengan pustul subkorneal. Organisme ini jarang tampak dalam pustul tetapi dapat dilihat pada pewarnaan stratum korneum dengan PAS

(Periodic Acid-Schiff). Histologi granuloma kandidal menunjukkan tanda papillomatous dan hyperkeratosis dan kulit yang menebal berisi infiltrat limfosit, granulosit, plasma sel, dan sel

giant multinuklear.4

II.4. FAKTOR RESIKO

1. Bayi, wanita hamil, dan usia lanjut

(5)

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Rumah Sakit Sumber Waras

Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

Periode 17 Februari 2014 – 22 Maret 2014 Page 5

3. Gangguan fungsi imun

a. Primer; penyakit kronik granulomatosa b. Sekunder; leukemia, terapi kortikosteroid 4. Kemoterapi

a. Imunosupresif b. Antibiotik

5. Penyakit endokrin; diabetes mellitus 6. Karsinoma

7. Miscellaneous; kerusakan pada lipatan kuku.9

II.5. GEJALA KLINIS

Manifestasi klinis yang muncul dapat berupa gatal yang mungkin sangat hebat. Terdapat lesi kulit yang kemerahan atau terjadi peradangan, semakin meluas, makula atau papul, mungkin terdapat lesi satelit (lesi yang lebih kecil yang kemudian menjadi lebih besar). Lesi terlokalisasi di daerah lipatan kulit, genital, bokong, di bawah payudara, atau di daerah kulit yang lain. Infeksi folikel rambut (folikulitis) mungkin seperti “pimple like

appearance”.12

II.6. KLASIFIKASI

1. Kandidosis Kutis Lokalisata

a. Kandidiasis Intertriginosa

Lesi yang terjadi pada daerah lipatan kulit ketiak, lipat paha, intergluteal, lipat payudara, antara jari tangan atau kaki, glands penis, dan umbilikus. Berupa bercak yang berbatas tegas, bersisik, basah, eritematosa dan pustul. Lesi tersebut dikelilingi oleh satelit berupa vesikel-vesikel dan pustul-pustul kecil atau bula yang bila pecah meninggalkan daerah yang erosif, dengan pinggir yang kasar dan berkembang seperti lesi primer.

Pada orang yang obesitas dan banyak mencuci, jamur ini menyerang daerah interdigital tangan maupun kaki. Terjadi daerah erosi, maserasi dan fisura berwarna keputihan di tengahnya. Disini juga terjadi lesi-lesi satelit di sekelilingnya. Kondisi ini menimbulkan rasa tidak nyaman dan kadang bisa menimbulkan nyeri. Kandidosis

(6)

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Rumah Sakit Sumber Waras

Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

Periode 17 Februari 2014 – 22 Maret 2014 Page 6

intertriginosa yang terjadi pada sela jari tangan maupun kaki dapat diikuti dengan paronikia dan onikomikosis pada tangan atau kaki yang sama.6,8

b. Kandidosis Perianal

Kandidosis perianal adalah infeksi oleh Candida pada kulit genital, perianal yang banyak ditemukan pada bayi, sering disebut juga sebagai kandidosis popok, diaper rash,

diaper dermatitis. Hal ini terjadi karena popok yang basah oleh air kencing tidak segera

diganti, sehingga menyebabkan iritasi kulit genital dan sekitar anus. Penyakit ini juga sering diderita oleh neonatus sebagai gejala sisa dermatitis oral dan perianal.6

Popok yang basah akan tampak seperti area intertriginosa buatan, merupakan tempat predisposisi untuk infeksi ragi. Lesi yang tampak berupa dasar merah dan pustule satelit.6,13 Kadang sering dijumpai pula gejala pruritus ani.6

Biasanya kandidosis perianal ini dapat menyebabkan bayi tersebut menjadi irritable, tidak nyaman ketika berkemih, defekasi dan ketika menganti popok. Sering ditemukan lesi eritema, edema dengan papul dan pustus. Terdapat juga erosi, collarette- like scaling pada tepi lesi.

Dermatitis popok sering diobati dengan kombinasi steroid krim dan lotion yang mengandung antibiotic. Walaupun obat ini mungkin berisi klotrimazol yang merupakan obat anti jamur, mungkin konsentrasinya tidak cukup untuk mengendalikan infeksi jamur yang terjadi. Komponen kortison dapat mengubah gambaran klinis dan memperpanjang penyakit. Bentuk nodular granulomatosis kandidosis di daerah popok, muncul sebagai kusam, eritem, dan nodul dengan bentuk yang tidak teratur, kadang-kadang dasar yang eritem merupakan reaksi biasa untuk organisme Candida atau infeksi Candida yang disebabkan oleh steroid. Meskipun infeksi dermatofit jarang terjadi di daerah popok, tetapi kasus ini sering ditemukan. Setiap upaya harus dilakukan untuk mengidentifikasi organism dan mengobati infeksi dengan tepat.13

2. Kandidosis Kutis Generalisata

Lesi terdapat pada glabrous skin, biasanya juga di lipat payudara, intergluteal, dan umbilikus. Sering disertai glositis, stomatitis, dan paronikia. Lesi berupa ekzematoid, dengan

(7)

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Rumah Sakit Sumber Waras

Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

Periode 17 Februari 2014 – 22 Maret 2014 Page 7

vesikel-vesikel dan pustul-pustul. Penyakit ini sering terdapat pada bayi, mungkin karena ibunya menderita kandidiasis vagina atau mungkin karena gangguan imunologik sehingga daya tahan tubuh bayi tersebut rendah.6

Pada bayi baru lahir yang menderita kandidosis kutis generalisata, dengan vesikulopustul di atas eritem muncul pada saat bayi baru lahir atau beberapa jam setelah lahir. Lesi pertama kali muncul di muka, leher dan menyebar ke seluruh tubuh dalam waktu 24 jam.7

3. Paronikia dan Onikomikosis

Paronikia dan onikomikosis adalah peradangan kuku dan bantalan kuku. Paronikia dapat bersifat akut dan kronis. Paronikia akut disebabkan oleh bakteri, sedangkan paronikia kronis disebabkan oleh Candida sebagai pathogen tunggal atau ditemukan bersamaan bersama dengan bakteri lain seperti Proteus atau Pseudomonas sp.7

Ini merupakan proses peradangan kronis pada lipatan kuku proksimal dan matriks kuku.8 Hal ini terutama terjadi pada orang- orang yang tangannya sering terendam dalam air6 seperti pada ibu rumah tangga, pegawai bar atau rumah makan, penggemar tanaman, dan pegawai ikan. Pemakaian alat pencuci piring mekanis yang semakin meluas mungkin berhubungan dengan penurunan insidensi kelainan ini.

Gambaran klinis berupa eritema pada lipatan kuku proksimal (boilstering),17 pembengkakan tidak bernanah, kuku menjadi tebal, mengeras dan berlekuk-lekuk, kadang-kadang berwarna kecoklatan, tidak rapuh, tetap berkilat, tidak terdapat sisa jaringan di bawah kuku seperti pada tinea unguium6, dan hilangnya kutikula.17 Hal ini sering berhubungan dengan terjadinya distrofi kuku. Candida albicans mempunyai peran patogenik, tetapi bakteri mungkin juga ikut menyertainya. Tidak adanya kutikula memungkinkan masuknya bahan-bahan iritan seperti detergen ke daerah di bawah kukuku proksimal, dan hal ini turut menyebabkan proses peradangan.8

Kondisi ini cukup berbeda dengan paronikia bacterial akut, yang timbul cepat, rasa sakit yang hebat, dan banyak nanah hijau. Penekanan pada lipatan kuku yang bengakak pada paronikia kronis bias mengeluarkan butiran-butiran kecil nanah yang berbentuk seperti krim susu dari bawah lipatan kuku, tetapi hanya itu saja yang terjadi.

(8)

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Rumah Sakit Sumber Waras

Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

Periode 17 Februari 2014 – 22 Maret 2014 Page 8

4. Kandidosis Granulomatosa

Kelainan ini jarang dijumpai. HOUSER dan ROTHMAN melaporkan bahwa penyakit ini sering menyerang anak-anak, lesi berupa papul kemerahan tertutup krusta tebal berwarna kuning kecoklatan dan melekat erat pada dasarnya. Krusta ini dapat menimbul seperti tanduk sepanjang 2 cm, lokalisasinya sering terdapat di muka, kepala, kuku, badan, tungkai, dan faring.6

II.7. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pertama, diagnosis ditegakkan berdasarkan pada penampakan kulit, terutama jika ada faktor resiko yang menyertai. Dan dilakukan kerokan kulit untuk dapat melihat bentuk jamur yang mendukung candida.12

Bahan-bahan klinis yang dapat digunakan untuk dilakukan pemeriksaan adalah kerokan kulit, urin, bersihan sputum dan bronkus, cairan serebrospinal, cairan pleura dan darah, dan biopsi jaringan dari organ-organ visceral.

Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan antara lain : 1. Pemeriksaan langsung

Merupakan cara paling mudah dan metode yang paling efektif untuk mendiagnosis, tapi tidak cukup untuk menyingkirkan bukti klinis yang lain.13 Pemeriksaan dengan kerokan kulit dengan penambahan KOH 10% 6,8 akan memperlihatkan elemen candida berupa sel ragi, balastospora6, peudohifa atau hifa bersepta. Pemeriksaan langsung tidak dapat menetukan identifikasi etiologi secara spesifik dan kurang sensitive dibandingkan dengan biakan. Hasil negative tidak selalu bukan disebabkan oleh Candida. Pemeriksaan langsung mempunyai nilai sensitifitas dan spesifisitas sebesar 89,4% dan 83,90%. Pewarnaan gram juga dapat digunakan dan akan memberikan hasil yang sama dengan yang diperlihatkan pada pemeriksaan KOH 10%.6

(9)

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Rumah Sakit Sumber Waras

Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

Periode 17 Februari 2014 – 22 Maret 2014 Page 9

2. Pemeriksaan Biakan

Biakan merupakan pemeriksaan paling sensitive untuk mendiagnosis infeksi Candida.

Sabouraud Dextrose Agar (SDA)merupakan media standar yang banyak digunakan untuk

pemeriksaan jamur.6 Media ini mengandung 10 gr pepton, 40 gr glukosa, dan 10 gr agar, serta ditambahkan 1000 ml air. Penambahan antibiotika pada SDA digunakan untuk mencegah pertumbuhan bakteri. Biakan diinkubasi pada suhu kamar yaitu 25-270 C dan diamati secara berkala untuk melihat pertumbuhan koloni.6 Koloni berwarna putih sampai kecoklatan, basah, atau mukoid dengan permukaan halus dan dapat berkerut. Hasil biakan dianggap negative bila tidak ditemukan pertumbuhan koloni dalam waktu empat pekan. 3. Identifikasi Spesies

Meskipun gambaran klinis sulit dibedakan penentuan etiologi spesisik Candida sampai ke tingkat spesies berguna untuk menentukan terapi dan prognosis. Adapun cara mengidentifikasi Candida sp.dapat dilakukan dengan cara tradisional dan komersil.

a. Germ Tube Test

Germ tube test merupakan cara yang digunakan untuk menentukan indentifikasi spesies C. albicans. Pemeriksaan ini menggunakan media yang mengandung serum dan diinkubasi pada suhu 370 C selama 2 jam. Bila terdapat pertumbuhan germ tube atau sprout mycelium,berarti spesies tersebut adalah C. albicans. Pertumbuhan Germ tube dikenal sebagai Fenomena Reynols-Braude.

b. Penilaian Klamidospora

Penilaian Klamidospora menggunakan media commeal agar dengan Tween 890. Morfologi koloni Candida sp. dibedakan berdasarkan susunan blastospora dan gambaran morfologi pseudohifa. Umumnya hanya C. albicans yang menghasilkan klamidiospora.

(10)

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Rumah Sakit Sumber Waras

Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

Periode 17 Februari 2014 – 22 Maret 2014 Page 10

Identifikasi Candida sp. dapat juga dilakukan berdasarkan kemampuan ragi untuk mengasimilasi dan fermentasi karbohidrat yang berbeda utuk setiap spesies. Candida

albicans dapat mengasimilasi dan memfermentasi glukosa, galaktosa, maltose, dan

sukrosa.

d. CHROM agar candida

CHROM agar kandida merupakan cara komersil media biakan selektif untuk mengidentifikasi Candida sp. Koloni C. albicans, C. tropicalis, C. glabrata, dan C. krusei dapat dibedakan berdasarkan morfologi koloni dan warna yang ditimbulkan oleh masing-masing koloni. Media ini mengandung 10 gr pepton, 20 gr glukosa, 0,5 gr kloramfenikol, 15 gr agar dan 2 gr chromogenic mix. Chromogenic mix merupakan bahan yang menyebabkan perubahan warna koloni pada Candida sp. 4. Serologi

Macam-macam prosedur pemeriksaan serologi direncanakan untuk mendeteksi adanya antibodi Candida yang berkisar pada tes immunodifusi yang lebih sensitive seperti

counter immunoelectrophoresis (CIE), enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA), and radioimmunoassay (RIA). Produksi empat atau lebih garis precipitin dengan tes CIE telah

menunjukkan diagnosis kandidiasis pada pasien yang terpredisposisi. 5. Pemeriksaan histologi

Didapatkan bahwa spesimen biopsi kulit dengan pewarna periodic acid-schiff (PAS) menampakkan hifa tak bersepta. Hifa tak bersepta yang menunjukkan kandidiasis kutaneus berbeda dengan tinea.10

6. Uji sensitifitas secara cepat dan tepat berdasarkan PCR dari DNA dapat juga digunakan untuk mengidentifikasi patogenitas candida dalam jaringan.

(11)

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Rumah Sakit Sumber Waras

Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

Periode 17 Februari 2014 – 22 Maret 2014 Page 11

II.8. DIAGNOSIS BANDING

Kandidiosis Kutis lokalisata : - Eritrasma  lesi di lipatan, lebih merah, batas tegas, kering, tidak ada satelit, sinar wood positif.

- Dermatitis Intertriginosa - Dermatofitosis (tinea) Kandidiosis Kuku : Tinea Unguium.

II.9. PENGOBATAN

Penatalaksanaan terpenting adalah menghindari atau menghilangkan faktor predisposisi. Salah satunya dengan cara selalu mempertahankan agar daerah tubuh yang lembab selalu kering.

Terapi topical:

 Larutan ungu gentian: - 0,5 % untuk selaput lendir - 1-2% untuk kulit

dioleskan sehari 2 kali selama 3 hari.

 Nistatin dapat diberikan berupa krim, salep, emulsi.  Golongan azol

 krim atau bedak mikonazol 2%

 bedak, larutan dan krim klotrimazol 1%  krim tiokonazol 1%

 krim bufonazol 1%  krim isokonazol 1%  krim siklopiroksolamin 1%

 Antimikotik topikal lain yang berspektrum luas.6

Terapi sistemik:  Nistatin tablet

untuk menghilangkan infeksi lokal dalam saluran cerna, obat ini tidak diserap oleh usus.

(12)

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Rumah Sakit Sumber Waras

Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

Periode 17 Februari 2014 – 22 Maret 2014 Page 12

 Amfoterisin B

Diberikan intravena untuk kandidiasis sistemik.  Kotrimazol

Pada kandidiasis vaginalis dapat diberikan kotrimazol 500mg per vaginam dosis tunggal, sistemik dapat diberikan ketokonazol 2x200 mg dosis tunggal atau dengan flukonazol 150 mg dosis tunggal.

 Itrakonazol

diberikan pada kandidiasis vulvovaginalis. Dosis untuk orang dewasa 2x100 mg sehari, selama 3 hari.6

II.10. KOMPLIKASI

Adapun komplikasi kutaneus kandidiasis yang bisa terjadi, antara lain: 1. Rekurens atau infeksi berulang kandida pada kulit

2. Infeksi pada kuku yang mungkin berubah menjadi bentuk yang aneh dan mungkin menginfeksi daerah di sekitar kuku

3. Disseminated candidiasis yang mungkin terjadi pada tubuh yang immunocompromised.12

II.11. PROGNOSIS

Prognosis kutaneus kandidiasis umumnya baik, bergantung pada berat ringanya faktor predisposisi. Biasanya dapat diobati tetapi sekali-kali sulit dihilangkan. Infeksi berulang merupakan hal yang umum terjadi.6,12

II.12. PENCEGAHAN

Keadaan umum dan higienitas yang baik dapat membantu pencegahan infeksi kandida, yakni dengan menjaga kulit selalu bersih dan kering. Bedak yang kering mungkin membantu pencegahan infeksi jamur pada orang yang mudah terkena. Penurunan berat badan dan kontrol gula yang baik pada penderita diabetes mungkin membantu pencegahan infeksi tersebut.12

(13)

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Rumah Sakit Sumber Waras

Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

Periode 17 Februari 2014 – 22 Maret 2014 Page 13

BAB III

KESIMPULAN

Kandidiasis merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi jamur jenis Candida. Jamur Candida yang sering menyerang manusia adalah Candida albicans. Jamur ini merupakan flora normal kulit, dapat menjadi patogen tergantung pada kondisi tertentu sesuai factor resiko terjadinya kandidiasis. Infeksi jamur ini dapat mengenai pasien yang immunocompromise dan immunocompetent dengan perbandingan 50 : 50, infeksi banyak terdapat pada Negara kita yakni Indonesia, hal ini dikarenakan daerah Indonesia yang beriklim tropis, sehingga memungkinkan jamur untuk bertumbuh dan berkembang biak. Candida dapat menyerang manusia pada daerah selaput lender atau mukosa, pada daerah kulit, dan juga sistemik.

Kandidosis kutis adalah suatu infeksi jamur pada kulit yang disebabkan oleh jamur genus Candida. Kandidosis kutis dibagi menjadi kadidosis intertriginosa, kandidosis perianal, kandidosis kutis generalisata, paronikia dan onikomikosis dan kandidosis granulomatosa.

Untuk pengobatannya dapat diberikan pengobatan topical menggunakan nistatin dan krim imidazole. Dan juga diberikan bedak mikonazol sebagai untuk pencegahan.

Prognosis dapat membaik apabila faktor predisposisi dapat dihilangkan atau dikurangi. Dan pasien menggunakan obat sesuai dengan anjuran yang semestinya.

(14)

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Rumah Sakit Sumber Waras

Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

Periode 17 Februari 2014 – 22 Maret 2014 Page 14

DAFTAR PUSTAKA

1. Hidalgo A Jose. Cunca a burke. Candidiasis. 2013 (internet) (cited : 2014 March 1) available from http://emedicine.medscape.com/article/213853-overview#5

2. MA Pfaller. Epidemiology of candidiasis. 1995. J Hosp Infect (internet) (2014 March 1) available from : www.ncbi.nlm.nih.gov/m/pubmed/7560969/

3. Sadar a, et all. The Predictor of Outcome in Immunocompetent With Hematogenous Candidiasis. Int J Infect. 2004 (internet) (cited : 2014 March 1) available from :

http://www.ncbi.gov/m/pubmed/15109594/

4. Wolff, Klauss. Candidiasis. Dalam : Fitzpatrick. Dermatology in General Medicine. Ed

7th. New york. McGraw Hill Company. 2007. p: 1822

5. Wolf K, Richard AJ, Dick S. Candidiasis. Dalam : Fitzpatrick. Color Atlas and Synopsis of Clinical Dermatology. Ed 5th. New york. McGraw Hill Company. 2007.

6. Kuswadji. Kandidosis. Dalam : Djuanda A., Hamzah M., Aishah S., Ilmu Penyakit Kulit

dan Kelamin. Edisi IV, Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta,

2006. Pp:103-6

7. Weller. R, Hunter. J, Savin. J, Dahl. M. Fungal Infection. Dalam: Clinical Dermatology. Fourth edition. UK. Blackwell Publishing. 2008: 252-254.

8. Sehgal. V. N. Candidosis. Dalam: The Textbook of Clinical Dermatology. Forth edition. New Delhi. Jaypee Brother Medical Publisher. 2006: 59-62.

(15)

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Rumah Sakit Sumber Waras

Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

Periode 17 Februari 2014 – 22 Maret 2014 Page 15

9. Anaissie, Elias J. Clinical Mycology. United State of America. Churchill Livingstone. 2003. p.461-2

10. www.emedicine.com : Scheinfeld, Noah S. Candidiasis Cutaneous. [online]. 2008 [cited

2008 Juni 18] : [screens]. Available from : URL:http://www.emedicine.com

11. Hall, John C. Sauer's Manual of Skin Diseases 8th edition. Canada. Lippincott Williams & Wilkins Publishers. 2000.

12. www.medlineplus.com : Smith, D. Scott. Cutaneous Candidiasis. [online]. 2006 [cited

2008 Juni 18] : [screens]. Available from : URL:http://www.medlineplus.com

13. Habif, T. P, eds. Clinical Dermatology: A Color Guide to Diagnosis and Therapy 4th

Referensi

Dokumen terkait

Data berupa proses bisnis peminjaman buku oleh mahasiswa, sivitas akademis, proses bisnis pengembalian buku oleh mahasiswa, sivitas akademis, proses bisnis pelayanan informasi

Jika produk ini mengandung komponen dengan batas pemaparan, atmosfir tempat kerja pribadi atau pemantauan biologis mungkin akan diperlukan untuk memutuskan keefektifan ventilasi atau

Berdasarkan pengolahan dan analisis data yang telah penulis lakukan dapat diperoleh kesimpulan bahwa Metode Simple Additive Weighting (SAW) diterapkan dalam sistem

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari baik administrasi perpajakan, kualitas layanan fiskus, dan perilaku wajib pajak secara langsung memiliki pengaruh yang

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) manakah yang memberikan prestasi belajar yang lebih baik, model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two

2) Peningkatan pembinaan dan bimbingan dalam rangka mendorong kemandirian pelaku usaha dalam memberikan jaminan keamanan dan daya saing produk obat tradisional,

R-Square Adjusted -0,011 Nilai koefisien regresi atas pengaruh langsung antara variabel struktur modal dan variabel penghindaran pajak sebesar -0,172 menunjukkan

Ruang lingkup pedoman ini mencakup ketentuan umum tentang pemanfaatan ruang di kawasan lindung dan kawasan budidaya yang berlokasi di tepi pantai; dan ketentuan