• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pkl Ivan Satryana 5215134367

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pkl Ivan Satryana 5215134367"

Copied!
90
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN KEGIATAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN

Sistem Pemancar TV Analog di Lembaga Penyiaran Publik (LPP) TVRI

Senayan-Jakarta

Disusun Oleh:

IVAN SATRYANA

(5215134367)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA 2017

(2)
(3)
(4)

iii

KATA PENGANTAR

Kami panjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas membuat laporan akhir Praktik Kerja Lapangan (PKL) dengan judul “Sistem Pemancar TV Analog” sebagai tugas akhir yang wajib saya kerjakan dalam rangka memenuhi syarat kelulusan mata kuliah praktik kerja lapangan yang saya ambil di Semester 8 ini, meskipun terkadang ada saja problem didalam proses pengerjaannya, tetapi kami berhasil melampauinya dengan baik.

Oleh karena itu pada kesempatan kali ini kami bermaksud ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada :

1. Bapak Drs. Pitoyo Yuliatmojo, MT., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Teknik Elektronika.

2. Ibu Aodah Diamah, ST., M.Eng Dosen Jurusan Teknik Elektro FT UNJ selaku Dosen Pembimbing selama kami melaksanakan Praktek Kerja Lapangan di LPP TVRI.

3. Bapak Edy Mahdiar selaku Ka. Sie. Teknologi Transmisi.

4. Bapak Fan Fredly Purba, Bapak Arifin, Bapak Dimas Andito, dan Bang Yanuar Mayor selaku Pembimbing Praktek Kerja Lapangan selama di LPP TVRI.

5. Ibu Lis dan seluruh staff Pemancar LPP TVRI yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu yang telah banyak membantu saya selama praktik kerja lapangan.

6. Orang tua kami yang tidak pernah lupa untuk mendoakan kami agar praktik kerja lapangan yang kami laksanakan dapat berjalan dengan lancar.

7. Adi Putra Wijaya, Garda Basri, Yudha Prama Wijaya selaku teman yang sangat membantu selama melaksanakan praktik kerja lapangan.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas kebaikan semua pihak yang telah banyak membantu. Saya menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, setiap kritik dan saran yang anda berikan sangat bermanfaat untuk sempurnanya laporan ini. Dan semoga laporan ini bermanfaat bagi para pembacanya.

Jakarta, Januari 2017 Penyusun,

IVAN SATRYANA NIM. 5215134367

(5)

iv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PENGESAHAN (1) ... i

HALAMAN PENGESAHAN (2) ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Profil Umum Perusahaan ... 1

1.1.1 Sejarah TVRI ... 1

1.1.2 Peran dan Status TVRI ... 7

1.1.3 Makna dan Logo Maskot TVRI ... 8

1.1.4 Struktur Organisasi ... 10

1.1.5 Visi, Misi dan Moto Tvri ... 11

1.1.6 Lokasi TVRI ... 11

1.2 Lingkup Praktik Kerja Lapangan ... 12

1.2.1 Lokasi Kerja ... 12

1.2.2 Ruang Lingkup Kerja ... 12

1.3 Jadwal Pelaksanaan Pkl... 13

BAB II PELAKSANAAN PKL 2.1 Perencanaan Pekerjaan ... 14

2.2 Pelaksanaan Pekerjaan... 16

BAB III ANALISIS PEKERJAAN 3.1 Analisis Pekerjaan ... 22

3.1.1 Landasan Teori ... 22

3.1.1.1 Televisi ... 22

3.1.1.2 Stasiun Televisi ... 27

3.1.1.3 Prinsip Dasar Siaran Televisi ... 30

3.1.1.4 Rangkaian Proses Siaran ... 32

3.1.1.5 Pemancar Televisi ... 34

3.1.1.6 Teknik Kompresi Audio dan Video ... 38

(6)

v

3.1.2.1 Perangkat yang Digunakan Dalam Proses Transmisi Untuk TV

Analog ... 44

3.1.2.2 Sistem Kerja Pemancar TV Analog... 44

3.1.2.3 Proses dan Tahapan Pemancar TV Analog ... 45

3.2 Identifikasi Kendala yang Dihadapi ... 57

3.2.1 Kendala Pelaksanaan Tugas... 57

3.2.2 Kendala pada Pemancar Analog ... 58

BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan... 59

4.2 Saran ... 59

DAFTAR PUSTAKA... 61 LAMPIRAN

(7)

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Struktur Organisasi LPP TVRI ... 10

Gambar 1.2 Struktur Organisasi Teknik LPP TVRI Senayan ... 10

Gambar 1.3 Peta Lokas TVRI ... 12

Gambar 3.1 Standar Digital Televisi ... 26

Gambar 3.2 Trilogi Televisi ... 30

Gambar 3.3 Proses dari Kamera ke Layar TV ... 31

Gambar 3.4 Proses Penyiaran Program TV Tidak Langsung ... 32

Gambar 3.5 Prinsip Sederhana dari Suatu Siaran Televisi... 35

Gambar 3.6 Sistem Pemancar Televisi ... 36

Gambar 3.7 Penguraian dan Penyusunan Sebuah Gambar ... 37

Gambar 3.8 Spektrum Frekuensi dari Sistem NTSC ... 39

Gambar 3.9 Spektrum Frekuensi dari Sistem PAL ... 40

Gambar 3.10 Proses Pengiriman Informasi (Siaran Rutin) ... 42

Gambar 3.11 Proses Pengiriman Informasi (Siaran Live) ... 43

Gambar 3.12 Blok Diagram Sistem Kerja Transmisi TV Analog LPP TVRI ... 45

Gambar 3.13 Satelit Palapa D ... 46

Gambar 3.14 Parabola (besar) Menerima Sinyal dari Satelit Palapa D ... 46

Gambar 3.15 Parameter dari Satelit Palapa D... 47

Gambar 3.16 IRD ERICSSON-RX8200 ... 48

Gambar 3.17 Switcher Panacea 12x1... 49

Gambar 3.18 Digital Audio Leveler d06 LevelMagic ... 49

Gambar 3.19 Exciter Analog ... 50

Gambar 3.20 Badan ( body ) pemancar ... 51

Gambar 3.21 Dummy Load... 53

Gambar 3.22 Band Pass Filter ... 53

Gambar 3.23 Diagram Block Combiner ... 54

Gambar 3.24 Combiner chanel 39 dan chanel 31 ... 54

Gambar 3.25 Presure ... 55

Gambar 3.26 Transmit line ... 56

Gambar 3.27 Waveguide... 56

(8)

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Logo TVRI dari tahun 1962-sekarang ... 8

Tabel 2.1 Rancangan timeline Pelaksanaan PKL ... 15

Tabel 2.2 Rincian Kegiatan PKL ... 16

(9)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1. 1 Profil Umum Perusahaan

Profil umum perusahaan LPP TVRI terdiri dari sejarah, peran dan status serta makna dan logo maskot TVRI yang digunakan sejak pertama kali TVRI berdiri hingga sekarang. Struktur organisasi, visi-misi dan moto serta lokasi TVRI juga akan dijelaskan pada bagian profil umum perusahaan.

1. 1.1 Sejarah TVRI

Pada tahun 1961, Pemerintah Indonesia memutuskan untuk memasukkan proyek media massa televisi ke dalam proyek pembangunan Asian Games IV di bawah koordinasi urusan proyek Asian Games IV. Pada tanggal 25 Juli 1961, Menteri Penerangan mengeluarkan SK Menpen No. 20/SK/M/1961 tentang pembentukan Panitia Persiapan Televisi (P2T). Pada 23 Oktober 1961, Presiden Soekarno yang sedang berada di Wina mengirimkan teleks kepada Menteri Penerangan saat itu, Maladi untuk segera menyiapkan proyek televisi (saat itu waktu persiapan hanya tinggal 10 bulan) dengan jadwal sebagai berikut:

1. Membangun studio di eks AKPEN di Senayan (TVRI sekarang).

2. Membangun dua pemancar: 100 watt dan 10 Kw dengan tower 80 meter. 3. Mempersiapkan software (program dan tenaga).

Pada tanggal 17 Agustus 1962, TVRI mulai mengadakan siaran percobaan dengan acara HUT Proklamasi Kemerdekaan Indonesia XVII dari halaman Istana Merdeka Jakarta, dengan pemancar cadangan berkekuatan 100 watt. Kemudian pada 24 Agustus 1962, TVRI mengudara untuk pertama kalinya dengan acara siaran langsung upacara pembukaan Asian Games IV dari stadion utama Gelora Bung Karno. Pada tanggal 20 Oktober 1963, dikeluarkan Keppres No. 215/1963 tentang pembentukan Yayasan TVRI dengan Pimpinan Umum Presiden RI. Pada tahun 1964 mulailah dirintis pembangunan Stasiun Penyiaran Daerah dimulai dengan TVRI Stasiun Yogyakarta, yang secara berturut-turut diikuti dengan Stasiun Medan, Surabaya, Makassar, Manado, Denpasar, dan Samarinda.

(10)

2

Pembangunan Stasiun Produksi Keliling

Mulai tahun 1977, secara bertahap di beberapa ibu kota Provinsi dibentuklah Stasiun-stasiun Produksi Keliling atau SPK, yang berfungsi sebagai perwakilan atau koresponden TVRI di daerah, yang terdiri dari:

1. SPK Jayapura 2. SPK Ambon 3. SPK Kupang

4. SPK Malang (Tahun 1982 diintegrasikan dengan TVRI Stasiun Surabaya) 5. SPK Semarang 6. SPK Bandung 7. SPK Banjarmasin 8. SPK Pontianak 9. SPK Banda Aceh 10. SPK Jambi 11. SPK Padang 12. SPK Lampung

TVRI pada Orde Baru

Tahun 1974, TVRI diubah menjadi salah satu bagian dari organisasi dan tatakerja Departemen Penerangan, yang diberi status Direktorat, langsung bertanggung-jawab pada Direktur Jendral Radio, TV, dan Film, Departemen Penerangan Republik Indonesia.

Sebagai alat komunikasi Pemerintah, tugas TVRI adalah menyampaikan informasi tentang kebijakan Pemerintah kepada rakyat dan pada waktu yang bersamaan menciptakan two-way traffic (lalu lintas dua jalur) dari rakyat untuk pemerintah selama tidak mendiskreditkan usaha-usaha Pemerintah. Pada garis besarnya tujuan kebijakan Pemerintah dan program-programnya adalah untuk membangun bangsa dan negara Indonesia yang modern dengan masyarakat yang aman, adil, tertib dan sejahtera, yang bertujuan supaya tiap warga Indonesia mengenyam kesejahteraan lahiriah dan mental spiritual. Semua kebijaksanaan

(11)

3

Pemerintah beserta programnya harus dapat diterjemahkan melalui siaran-siaran dari studio-studio TVRI yang berkedudukan di ibukota maupun daerah dengan cepat, tepat dan baik.

Semua pelaksanaan TVRI baik di ibu kota maupun di Daerah harus meletakkan tekanan kerjanya kepada integrasi, supaya TVRI menjadi suatu

well-integrated mass media (media massa yang terintegrasikan dengan baik)

Pemerintah. Tahun 1975, dikeluarkan SK Menpen No. 55 Bahan siaran/KEP/Menpen/1975, TVRI memiliki status ganda yaitu selain sebagai Yayasan Televisi RI juga sebagai Direktorat Televisi, sedang manajemen yang diterapkan yaitu manajemen perkantoran/birokrasi. Tahun 1991, TVRI diharuskan berbagi 8 jam dengan TPI.

TVRI pada Era Reformasi

Sejak 16 November 1998, TVRI memperkenalkan siaran pagi Senin-Sabtu pada pukul 05.30 WIB hingga pukul 09.30 WIB. Sebelumnya TVRI siaran pagi di luar hari Minggu khusus hari libur nasional dan acara kenegaraan. Bulan Juni 2000, diterbitkan Peraturan Pemerintah No. 36 tahun 2000 tentang perubahan status TVRI menjadi Perusahaan Jawatan (Perjan), yang secara kelembagaan berada di bawah pembinaan dan bertanggung jawab kepada Departemen Keuangan RI.

Bulan Oktober 2001, diterbitkan Peraturan Pemerintah No. 64 tahun 2001 tentang pembinaan Perjan TVRI di bawah kantor Menteri Negara BUMN untuk urusan organisasi dan Departemen Keuangan RI untuk urusan keuangan. Tanggal 17 April 2002, diterbitkan Peraturan Pemerintah No. 9 tahun 2002, status TVRI diubah menjadi Perseroan Terbatas (PT) TVRI di bawah pengawasan Departemen Keuangan RI dan Kementerian Negara BUMN.

Selanjutnya melalui Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2002 tentang Penyiaran, TVRI ditetapkan sebagai Lembaga Penyiaran Publik yang berbentuk badan hukum yang didirikan oleh negara. Semangat yang mendasari lahirnya TVRI sebagai Lembaga Penyiaran Publik adalah untuk melayani informasi untuk kepentingan publik, bersifat netral, mandiri dan tidak komersial.

(12)

4

Peraturan Pemerintah Nomor 13 tahun 2005 menetapkan bahwa tugas TVRI adalah memberikan pelayanan informasi, pendidikan dan hiburan yang sehat, kontrol dan perekat sosial, serta melestarikan budaya bangsa untuk kepentingan seluruh lapisan masyarakat melalui penyelenggaraan penyiaran televisi yang menjangkau seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Televisi Republik Indonesia (TVRI) merupakan stasiun televisi tertua di Indonesia dan satu-satunya televisi yang jangkauannya mencapai seluruh wilayah Indonesia dengan jumlah penonton sekitar 82 persen penduduk Indonesia. Saat ini TVRI memiliki 27 stasiun Daerah dan 1 Stasiun Pusat dengan didukung oleh 376 satuan transmisi yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Ke 27 TVRI Stasiun Daerah tersebut adalah:

1. TVRI Stasiun DKI Jakarta 2. TVRI Stasiun Aceh

3. TVRI Stasiun Sumatera Utara

4. TVRI Stasiun Sumatera Selatan dan Bangka Belitung 5. TVRI Stasiun Jawa Barat dan Banten

6. TVRI Stasiun Jawa Tengah 7. TVRI Stasiun Jogyakarta 8. TVRI Stasiun Jawa Timur 9. TVRI Stasiun Bali

10. TVRI Stasiun Sulawesi Selatan 11. TVRI Stasiun Kalimantan Timur 12. TVRI Stasiun Sumatera Barat 13. TVRI Stasiun Jambi

14. TVRI Stasiun Riau dan Kepulauan Riau 15. TVRI Stasiun Kalimantan Barat

16. TVRI Stasiun Kalimantan Selatan 17. TVRI Stasiun Kalimantan Tengah 18. TVRI Stasiun Papua

19. TVRI Stasiun Bengkulu 20. TVRI Stasiun Lampung

(13)

5

21. TVRI Stasiun Maluku dan Maluku Utara 22. TVRI Stasiun Nusa Tenggara Timur 23. TVRI Stasiun Nusa Tenggara Barat 24. TVRI Stasiun Gorontalo

25. TVRI Stasiun Sulawesi Utara 26. TVRI Stasiun Sulawesi Tengah 27. TVRI Stasiun Sulawesi Tenggara 28. TVRI Stasiun Sulawesi Barat

Karyawan TVRI pada Tahun Anggaran 2007 berjumlah 6.099 orang, terdiri atas 5.085 orang Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan 1.014 orang Tenaga Honor/Kontrak yang tersebar di seluruh Indonesia dan sekitar 1.600 orang di antaranya adalah karyawan Kantor Pusat dan TVRI Stasiun Pusat Jakarta. TVRI bersiaran dengan menggunakan dua sistem yaitu VHF dan UHF, setelah selesainya dibangun stasiun pemancar Gunung Tela Bogor pada 18 Mei 2002 dengan kekuatan 80 Kw. Kota-kota yang telah menggunakan UHF yaitu Jakarta, Bandung dan Medan, selain beberapa kota kecil seperti di Kalimantan dan Jawa Timur. TVRI Pusat Jakarta setiap hari melakukan siaran selama 19 jam, mulai pukul 05.00 WIB hingga 24.00 WIB dengan substansi acara bersifat informatif, edukatif dan entertain.

TVRI pada Dewasa Ini

Dengan perubahan status TVRI dari Perusahaan Jawatan ke TV Publik sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang penyiaran, maka TVRI diberi masa transisi selama 3 tahun dengan mengacu Peraturan Pemerintah Nomor 9 tahun 2002 di mana disebutkan TVRI berbentuk Persero atau PT. Melalui Persero ini Pemerintah mengharapkan Direksi TVRI dapat melakukan pembenahan-pembenahan baik di bidang Manajemen, Struktur Organisasi, SDM dan Keuangan. Sehubungan dengan itu Direksi TVRI tengah melakukan konsolidasi, melalui restrukturisasi, pembenahan di bidang Marketing dan Programing, mengingat sikap mental karyawan dan hampir semua acara TVRI masih mengacu pada status Perjan yang kurang memiliki nilai jual.

(14)

6

Khusus mengenai karyawan, Direksi TVRI melalui restrukturisasi akan diketahui jumlah sumber daya manusia yang dibutuhkan, berdasarkan kemampuan masing-masing individu karyawan untuk mengisi fungsi-fungsi yang ada dalam struktur organisasi sesuai dengan keahlian dan profesi masing-masing, dengan kualifikasi yang jelas. Melalui restrukturisasi tersebut akan diketahui apakah untuk mengisi fungsi tersebut di atas dapat diketahui, dan apakah perlu dicari tenaga profesional dari luar atau dapat memanfaatkan sumberdaya TVRI yang tersedia.

Dalam bentuk Persero selama masa transisi ini, TVRI benar-benar diuji untuk belajar mandiri dengan menggali dana dari berbagai sumber antara lain dalam bentuk kerjasama dengan pihak luar baik swasta maupun sesama BUMN serta meningkatkan profesionalisme karyawan. Dengan adanya masa transisi selama 3 tahun ini, diharapkan TVRI akan dapat memenuhi kriteria yang disyaratkan oleh undang-undang penyiaran yaitu sebagai TV publik dengan sasaran khalayak yang jelas. Bertepatan dengan peringatan Hari Kebangkitan Nasional tanggal 20 Mei 2003 yang lalu, TVRI mengoperasikan kembali seluruh pemancar stasiun relay TVRI sebanyak 376 buah, yang tersebar di seluruh Indonesia.

Sebagai stasiun televisi pertama di negeri ini, TVRI telah melalui perjalanan panjang dan mempunyai peran strategis dalam perjuangan dan perjalanan kehidupan bangsa. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang penyiaran, bertepatan dengan ulang tahunnya yang ke-44 (24 Agustus 2006), TVRI resmi menjadi Lembaga Penyiaran Publik.

Kontroversi

Pada 6 Juni 2013 pagi, TVRI menayangkan siaran tunda acara Muktamar Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) di Senayan Jakarta. Komisioner Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat, Idy Muzayyad menilai TVRI sebagai lembaga penyiaran publik telah 'mengalami disorientasi kebangsaan dengan menayangkan hal ini karena ideologi HTI yang mempermasalahkan ideologi negara, nasionalisme dan menolak demokrasi'. TVRI dipanggil dan terbuka kemungkinan dijatuhkan sanksi.

(15)

7

Programma 2

TVRI juga memiliki Programa 2 Jakarta, pada saluran/chanel 8 VHF. Programa 2 mulai mengudara pada April 1989 dengan acara tunggal siaran berita bahasa Inggris dengan nama Six Thirty Report selama setengah jam pukul 18.30 WIB, di bawah tanggung jawab bagian Pemberitaan. Pada perkembangannya rubrik tersebut berubah nama menjadi English News Service (ENS). Programa 2 TVRI kini mengudara mulai pukul 16.00 - 21.00 WIB dengan berbagai jenis acara berita dan hiburan.

Sekarang ini tengah dilakukan negosiasi dengan pihak swasta untuk bekerjasama di bidang manajemen produksi dan siaran programa 2 TVRI Jakarta dan sekitarnya, dengan adanya rencana perubahan frekuensi dari VHF ke UHF. Di bidang isi siaran akan lebih ditekankan kepada paket-paket jadi (can product) dengan materi siaran untuk konsumsi masyarakat metropolitan Jakarta.

1. 1.2 Peran dan Status TVRI

TVRI yang berstatus sebagai Lembaga Penyiaran Publik mempunyai peran sebagai sarana komunikasi bangsa yang mencerahkan dan mencerdaskan. Televisi Republik Indonesia (TVRI) merupakan lembaga penyiaran yang menyandang nama negara mengandung arti bahwa dengan nama tersebut siarannya ditujukan untuk kepentingan negara. Sejak berdirinya tanggal 24 Agustus 1962, TVRI mengemban tugas sebagai televisi yang mengangkat citra bangsa melalui penyelenggaraan penyiaran peristiwa yang berskala internasional, mendorong kemajuan kehidupan masyarakat serta sebagai perekat sosial.

(16)

8

1. 1.3 Makna dan Logo Mascot TVRI

Tabel 1.1 Logo TVRI dari tahun 1962-sekarang 1. Logo Mobil VTR TVRI

(Digunakan pada acara Asian Games 1962 hingga tahun 1971).

2. Logo kamera TVRI (Digunakan pada Asian Games 1962 hingga tahun 1971).

3. Logo pertama TVRI (24 Agustus 1962-24 Agustus 1978).

4. Logo kedua TVRI (24 Agustus 1978-24 Agustus 1982).

5. Logo ketiga TVRI (24 Agustus 1982-23 Agustus 1999). Logo ini digunakan sebagai logo on-air pada tahun 1995-1999.

6. Logo on-air TVRI (1991-1995)

7. Logo keempat TVRI (24 Agustus 1999-12 Juli 2001).

8. Logo kelima TVRI (13 Juli 2001-1 Agustus 2003).

9. Logo keenam TVRI (1 Agustus 2003-16 April 2007)

10. Logo TVRI versi putih. Logo ini pernah digunakan sebagai on-air (sejak 7 Januari 2015)

11. Logo ketujuh TVRI (16 April 2007-sekarang).

(17)

9

Secara simbolis bentuk logo di atas menggambarkan layanan public yang informatif, komunikatif, elegan dan dinamis , dalam upaya mewujudkan visi dan misi sebagai TV public yaitu media yang memiliki fungsi kontrol dan perekat social untuk memelihara persatuan dan kesatuan bangsa. Bentuk lengkung yang berawal pada huruf T dan terakhir pada huruf I dari huruf TVRI membentuk huruf “P” yang mengandung 5 (lima) makna layanan informasi dan komunikasi menyeluruh yaitu :

1. ‘P’ sebagai huruf awal dari kata public yang berarti memberikan layanan informasi dan komunikasi kepada masyarakat dengan jangkauan nasional dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa.

2. ‘P’ sebagai huruf awal dari kata perubahan yang berarti membawa perubahan ke arah yang lebih sempurna.

3. ‘P’ sebagai huruf awal dari kata perintis yang berarti merupakan perintis atu cikal bakal pertelevisian Indonesia.

4. ‘P’ sebagai huruf awal dari kata pemersatu yang berarti merupakan lembaga penyiaran public yang mempersatukan bangsa Indonesia yang tersebar di bumi nusantara yang sangat luas dan terdiri atas ribuan pulau.

5. ‘P’ sebagai huruf awal dari kata pilihan yang berarti menjadi pilihan alternatif tontonan masyarakat Indonesia dari berbagai segmen dan lapisan masyarakat.

Bentuk elips dengan ekor yang runcing dan dinamis melambangkan komet yang bergerak cepat dan terarah serta makna gerakan perubahan yang cepat dan terencana menuju televisi public yang lebih sempurna. Bentuk tipografi TVRI memberi makna elegan dan dinamis, siap mengantisipasi perubahan dan perkembangan jaman serta tuntutan masyarakat. Warna biru mempunyai makna elegan, jernih, cerdas, arif informative dan komunikatif. Perubahan warna jingga ke warna merah melambangkan sinar atau cahaya yang membawa pencerahan untuk ikut bersama mencerdaskan kehidupan bangsa serta mempunyai makna : Semangat dan dinamika perubahan menuju kearah yang lebih sempurna.

(18)

10

1. 1.4 Struktur Organisasi

TVRI memiliki struktur organisasi secara umum dan struktur organisasi teknik. Gambar 1.1 menemperlihatkan struktur organisasi LPP TVRI dan gambar 1.2 memperlihatkan strukur organisasi teknik LPP TVRI Pusat Senayan.

Gambar 1.1 Struktur Organisasi LPP TVRI

(19)

11

1. 1.5 Visi, Misi dan Moto TVRI

TVRI mempunyai visi dan misi yang berbeda dari TV lain karena TVRI sebagai pelopor sebuah TV di Indonesia ini dan mempunyai ciri dan karakter tersendiri seperti yang di bawah ini :

VISI :

“Terwujudnya TVRI sebagai media pilihan bangsa Indonesia dalam rangka turut mencerdaskan kehidupan bangsa untuk memperkuat kesatuan nasional”.

MISI :

a. Mengembangkan TVRI menjadi media perekat sosial untuk persatuan dan kesatuan bangsa sekaligus media control social yang dinamis.

b. Mengembangkan TVRI menjadi pusat layanan informasi dan edukasi yang utama.

c. Memberdayakan TVRI menjadi pusat pembelajaran bangsa serta menyajikan hiburan yang sehat dengan mengoptimalkan potensi dan kebudayaan daerah serta memperhatikan komunitas terabaikan.

d. Memberdayakan TVRI menjadi media untuk membangun citra bangsa dan negara Indonesia di dunia Internasional.

MOTTO :

Selain memiliki visi dan misi TVRI juga memiliki suatu motto yaitu : “Menjalin Persatuan dan Kesatuan” yang memiliki arti bahwa TVRI ini merupakan milik bersama dan mempunyai rasa peduli terhadap pendidikan bangsa, kebudayaan kebangsaan, sehingga akan ikut mengantarkan masa depan kehidupan bangsa yang makin cedas, sejahtera dan maju.

1. 1.6 Lokasi TVRI

Lembaga Penyiaran Publik (LPP) TVRI Kantor Pusat berlokasi di Jalan Gerbang Pemuda Senayan No.5 Kelurahan Gelora, Tanah abang. Jakarta Selatan 10270. Gambar 1.3 memperlihatkan peta lokasi TVRI yang dilihat menggunakan

(20)

12

1. 2 Lingkup Praktik Kerja Lapangan (PKL)

Lingkup Praktik Kerja Lapangan didalamnya termasuk lokasi dan ruang lingkup kerja. Lokasi Praktik Kerja Lapangan berada di dua tempat dan ruang lingkup kerja menganalisis sistem pemancar TV Analog.

1. 2. 1 Lokasi Kerja

Lokasi Praktik Kerja Lapangan (PKL) berada di dua tempat :

1. Kantor Pusat Lembaga Penyiaran Publik (LPP) TVRI yang berlokasi di Jalan Gerbang Pemuda Senayan No.5 Kelurahan Gelora, Tanah abang. Jakarta Selatan 10270.

2. Stasiun Relai Televisi (stasiun pemancar) untuk wilayah Jabodetabek LPP TVRI Joglo yang berlokasi di Jl. Joglo Raya No.5, RT.6/RW.2, Joglo, Kembangan, Kota Jakarta Barat, DKI Jakarta 11640.

1. 2. 2 Ruang Lingkup Kerja

Ruang lingkup prektek kerja lapangannya adalah menganalisis dari suatu sistem Pemancar TV Analog yang digunakan oleh LPP TVRI. Adapun maksud dan tujuan dari Praktik kerja ini adalah :

a. Menambah pengetahuan mahasiswa mengenai Pemancar TV Analog. b. Mengetahui Sistem Pemancar TV Analog pada LPP TVRI

(21)

13

1. 3 Jadwal Pelaksanaan PKL

Pelaksanaan Praktik kerja lapamngan kali ini berlangsung semenjak hari Kamis tanggal 19 Januari 2017 hingga Minggu tanggal 19 Februari 2017.

(22)

14

BAB II

PELAKSANAAN PKL

2.1 Perencanaan Pekerjaan

Sebelum melakukan kegiatan kerja Praktik, penulis melakukan briefing terlebih dahulu dengan pembimbing kerja Praktik di LPP TVRI. Hingga akhirnya setelah di briefing dan paham mengenai proyek kerja lapangan di LPP TVRI, penulis bisa merencanakan time line kerja Praktik yang akan dilakukan di LPP TVRI. Berikut ini adalah tabel 2.1 yang memperlihatkan time line dari rencana kagiatan kerja Praktik yang akan dilakukan di LPP TVRI:

(23)

15

(24)

16

2.2 Pelaksanaan Pekerjaan

Berikut ini pada Tabel 2.2 adalah laporan kegiatan Praktik kerja penulis lakukan selama periode 19 Januari 2017 hingga 19 Februari 2017 di LPP TVRI.

Tabel 2.2 Rincian Kegiatan PKL No. Hari/Tanggal Tempat

Kegiatan Rincian Kegiatan

1. Kamis, 19 Januari 2017 Humas dan Div. Trasnmisi LPP TVRI Senayan

i. Administrasi surat surat dari UNJ untuk diberikan kepada Humas LPP TVRI dan meminta surat balasan untuk pihak kampus (UNJ).

ii. Koordinasi kelengkapan surat dengan Div. Pemancar LPP TVRI untuk melaksanakan PKL.

iii. Berkenalan dengan Bang Deri dan Pak Arifin selaku Staf Sie. Teknologi Transmisi LPP TVRI serta Plt. Ka. Sie. Teknologi Transmisi LPP TVRI Bapak Edy Mahdiar. 2. Jum’at, 20 Januari 2017 Div. Trasnmisi LPP TVRI Senayan

1. Pemberian buku panduan untuk persiapan bimbingan dan studi kasus di Div. Transmisi LPP TVRI berupa Soft File dan Hard File tentang SNG VAN.

2. Setiap Jum’at kita akan mengikuti kegiatan Live Report Sholat Jum’at di Masjid Istiqlal bersama Div. Transmisi.

3. Pemberian nama pembimbing PKL di Div. Pemancar yaitu Pak Arifin, Pak Dimas, Pak Fan Purba serta Bang Yanuar Mayor. 3. Sabtu, 21 Januari 2017 LIBUR 4. Minggu, 22 Januari 2017 5. Senin, 23 Januari 2017 Div. Trasnmisi LPP TVRI Senayan 1. Mengenal lingkungan LPP TVRI dari mulai ruangan monitoring Div. Transmisi, Master Control Room, PC Room, serta lantai 9 LPP TVRI

(25)

17

yang juga ruangan Div. Transmisi.

2. Pemberian Materi oleh Pa Fan Purba tentang Encoder dan Decoder serta penggunaan Transponder (Chanel TVRI di 3000 MHz dan 3100 MHz. Chanel 1, 3000 MHz untuk Satelit Palapa D dan Chanel 2, 3100 MHz untuk Satelit Telkom 1).

6. Selasa,

24 Januari 2017 Izin

Bertemu Dosen Pembimbing Ibu Aodah Diamah untuk membahas : 1. Administrasi kelengkapan surat-surat PKL

2. Pembertihauan jadwal PKL dan pembimbing di LPP TVRI 7. Rabu, 25 Januari 2017 Div. Trasnmisi LPP TVRI Senayan

Melakukan monitoring chanel TV dengan menggunakan Receiver (Decoder) bermerk Ericson sesuai dengan parameter satelit yang berada di situs Lyngsat :

Contoh kita akan melakukan monitoring grup Surya Citra Media (SCM) yang isi chanelnya ada SCTV, Indosiar, O Channel, dan Elshinta

Frequency : 3756 H System Encrypt : DVB-S2 Modulation : 8 PSK 8. Kamis, 26 Januari 2017 Div. Trasnmisi LPP TVRI Senayan

1. Pemberian Materi oleh Bang Yanuar Mayor tentang Transponder dan Transponder pada satelit Telkom-1 serta Palapa-D yang digunakan oleh LPP TVRI.

2. Siaran langsung (Live Report) atau Solat Jum’at Istiqlal menggunakan satelit Telkom-1. Untuk siaran rutin atau tidak live menggunakan satelit Palapa-D.

3. Pa Yanuar Mayor juga menjelaskan tentang proses siaran dari mulai pengambilan gambar sampai diterima oleh

(26)

18

masyarakat atau ditonton oleh public. 9. Jum’at, 27 Januari 2017 Div. Transmisi LPP TVRI Senayan dan Masjid Istiqlal Jakarta

1. Kami dibimbing oleh Bapak Dhimas tentang Uplink dan Downlink (selisih 2225 Hz), pembagian transponder Telkom-1 dan TVRI memilik 9H dan 9V dimulai dari frekuensi 1080 MHz.

2. Jika siaran Live oleh TVRI tapi stasiun TV lain bisa meminta hasil rekamannya tergantung perjanjian dan jika sudah sepakat TVRI tinggal memberitahu parameter downlink dan diterima siaran yang bersih belum ada logo TVRI. 10. Sabtu, 28 Januari 2017 LIBUR 11. Minggu, 29 Januari 2017 12. Senin, 30 Januari 2017 LPP TVRI JOGLO

1. Perkenalan dengan staf Div. Transmisi yang berada di LPP TVRI serta mengenal lingkungan di LPP TRVI JOGLO.

2. Pembimbing di LPP TVRI JOGLO yaitu Pak Eka, Pa Eka inilah yang memberi saran agar setiap orang memiliki judul yang berbeda untuk penulisan laporan.

1. Pemancar TV Analog 2. Pemancar TV Digital 3. Uplink dan Downlink 4. SNG VAN

3. Analogi sederhana dalam pemancar :

Suara  Sinyal Listrik  Encoder  Modulator  Amplifier  Antena

4. Penjelasa tentang inputan encoder bisa berasal dari : digital, analog,transpostrip, IP stream, digital encompress. Fungsi Encoder : merubah suatu

(27)

19

format ke format lainnya atau merubah suatu interface ke interface lainnya contohnya MPEG2  encode  MPEG4 IP stream  encode  Trasnpostrip

13. Selasa,

31 Januari 2017 Izin

Bertemu Dosen Pembimbing Ibu Aodah Diamah untuk membahas :

1. Pembagian Laporan PKL 2. Perencanaan minimal Bimbingan 14. Rabu, 1 Februari 2017 LPP TVRI JOGLO

1. Menggunakan Multiplexer yang dibimbing oleh Pak Yono. 2. Monitoring Multiplexer 9

chanel dari stasiun tv swasta dan 4 chanel dari TVRI itu sendiri.

15. Kamis, 2 Februari 2017

LPP TVRI JOGLO

1. Perbedaan Pemancar Analog dan Digital yang dibimbing oleh Pak Dhimas.

2. Penjelasan tentang Konstelasi untuk Pemancar Digital.

16. Jum’at, 3 Februari 2017

Masjid Istiqlal Jakarta

1. Melihat Proses setting OB-van (Outdor Broadcasting van) dan SNG untuk keperluan Uplink. 2. Bimbingan oleh Bang Deri dan

Bang Yanuar terkait proses data dari kamera sampai pada uplink dan menentukan besaran frekuensi Uplink. 17. Sabtu, 4 Februari 2017 LIBUR 18. Minggu, 5 Februari 2017 19. Senin, 6 Februari 2017 Div. Transmisi LPP TVRI Senayan

1. Belajar pengoprasian IRD atau decoder dengan parameter-parameter yang sudah ada pada

lyngsat dengan Bang Deri.

2. Pemberian soal tentang TV PAL System.

20. Selasa,

7 Februari 2017 Izin

Bimbingan dengan dosen pembimbing Bu Aodah yang meminta penyelasaian laporan per bab. 21. Rabu, 8 Februari 2017 Div. Transmisi LPP TVRI Senayan

1. Penjelasan teori tentang Polarisasi dan bit rate oleh Bapak Yanuar, Bapak Eka, dan Bapak Deri.

(28)

20 22. Kamis, 9 Februari 2017 Div. Transmisi LPP TVRI Senayan

1. Belajar pengoprasian Encoder dengan parameter-parameter yang sudah ditentukan, dibimbing oleh bang Dery.

23. Jum’at, 10 Februari 2017

Masjid Istiqlal Jakarta

1. Jarak Satelit : LEO, MEO, GEO (orbit paling stabil) dibimbing oleh Pak Yoni.

2. Pak Briyan dari maintenance standar pengendali mutu, menjelaskan proses dari mulai pengambilan gambar sampai diterima oleh SNG VAN bagian divisi transmisi.

3. Pak Briyan juga menjelaskan tentang media transmisi dari mulai pengambilan gambar sampai menuju mobil SNG VAN milik divisi transmisi untuk di uplink. 24. Sabtu, 11 Februari 2017 LIBUR 25. Minggu, 12 Februari 2017 26. Senin, 13 Februari 2017 LPP TVRI JOGLO

1. Pemberian materi Pemancar TV Analog dari mulai input sampai outputnya oleh Pa Dhimas. 2. Penyusunan laporan tentang

Pemancar TV Analog. 27. Selasa,

14 Februari 2017

LPP TVRI JOGLO

Penyusunan Laporan dan Revisi Laporan PKL.

28. Rabu,

15 Februari 2017

LPP TVRI JOGLO

1. Konversi frekuensi chanel dari MHZ ke UHF pada Pemancar TV Analog dibimbing oleh Pak Dhimas.

2. Penyusunan laporan tentang Pemancar TV Analog.

29. Kamis, 16 Februari 2017

LPP TVRI JOGLO

1. Penjelasan bagian-bagian atau perangkat yang digunakan untuk Pemancar TV Analog Pa Dhimas.

2. Penyusunan laporan tentang Pemancar TV Analog.

30. Jum’at, 17 Februari 2017

LPP TVRI JOGLO

Penyusunan Laporan dan Revisi Laporan PKL.

31. Sabtu, 18 Februari 2017

LPP TVRI JOGLO

1. Pengambilan data tentang pemancar TV Analog,

(29)

21

mengenai media transmisi, dibimbing oleh Pak Fan Purba. 2. Penyusunan laporan tentang

Pemancar TV Analog. 32. Minggu,

(30)

22

BAB III

ANALISIS PEKERJAAN

3.1 Analisis Pekerjaan

Analisis pekerjaan membahas teori dari mulai televisi sampai teknik kompresi audio dan video, dalam pembahasan terkait praktik yang kami kerjakan di LPP TVRI yaitu mengenai sistem pemancar analog.

3.1.1 Landasan Teori

Teori-teori yang terkait dengan pembahasan sistem pemancar TV analog didalam yaitu televisi, stasiun televisi, prinsip dasar siaran televisi, rangkaian proses siaran, pemancar televisi, serta teknik kompresi audio dan video dibahas pada bagian ini.

3.1.1.1 Televisi

Televisi berasal dari 2 (dua) kata, yaitu tele (Yunani) yang berarti jauh, dan visi ( Latin) yang berarti citra/ gambar. Jadi secara utuh, televisi dapat diartikan sebagai suatu sistem penyajian gambar berikut suara dari suatu tempat yang berjarak jauh. Istilah televisi pertama kali dikemukakan Constatin Perskyl dari Rusia pada acara Interna national Congress of Electricity yang pertama, dalam Pameran Teknologi Dunia di Paris pada tanggal 25 Agustus 1900.

Sejarah Penemuan Televisi dan Perkembangannya

Dalam penemuan televisi, terdapat banyak pihak, penemu maupun inovat ator yang terlibat, baik perorangan maupun badan badan usaha. Televisi adalah ah karya massal yang dikembangkan dari tahun tahun ke tahun. Awal dari televevisi tentu tidak bisa dipisahkan dari penemuan hukum gelombang elektromagnetik yang ditemukan oleh Joseph Henry dan Michael Faradday (1831), yang merupakan awal dari era kkomunikasi elektronik. Sejak ditemukannya hukum gelombang elektromagnetik tersebut, penemuan dasar-dasar rangkaian televisi berkembang pesat yang secara berurutan adalah sebagai berikut:

(31)

23

1. Pada tahun tahun 1876, George Carey menciptakan selenium camera yang digambarkan dapat membuat seseorang melihat gelombang listrik. Kemudian oleh Eugen Goldstein, tembakan sinar pada selenium camera yang ditemukan oleh George Carey tersebut dinamakan sinar katoda, karena dapat menembakkan gelombang sinar dalam tabung ayang hampa.

2. Pada tahun tahun 1884, Paul Nipkov, seorang Ilmuwan Jerman, berhasil mengirim gambar elektronik menggunakan kepingan logam yang disebut teleskop elektrik dengan resolusi 18 garis.

3. Pada tahu tahun 1888, Freidrich Reinitzeer, seorang ahli botani dari Austria, menemukan cairan kristal (liquid crystals), yang kelak menjadi bahan baku pembuatan LCD. Namun LCD sendiri baru dikembangkan sebagai layar 60 tahun kemudian.

4. Pada tahun tahun 1897, Tabung Sinar Katoda (CRT) pertama diciptakan ilmuwan Jerman yang bernama Karl Ferdinand Braun. Ia membuat CRT dengan layar berpendar bila terkena sinar. Inilah yang menjadi dasar televisi layar tabung.

5. Pada tahun ahun 1907, Campbell Swinton dan Boris Rosing dalam percobaan terpisah menggunakan sinar katoda untuk mengirim gambar.

6. Pada tahun tahun 1927, Philo T. Farnsworth ilmuwan asal Utah, Amerika Serikat berhasil mengembangkan televisi modern pertama saat berusia 21 tahun. Gagasannya tentang image dissector tube menjadi dasar kerja televisi. 7. Pada tahun tahun 1929, Vladimir Zworykin dari Rusia menyempurnakan

tabung katoda yang dinamakan kinescope. Temuannya mengembangkan teknologi yang dimiliki CRT.

8. Pada tahun ahun 1940, Peter Goldmark menciptakan televisi warna dengan resolusi mencapai 343 garis.

9. Pada tahun tahun 1958, sebuah karya tulis ilmiah pertama tententang LCD sebagai tampilan pada televisi dikemukakan Dr. Glenn Brrown.

10. Pada tahun tahun 1964, Prototipe sel tunggal display Televisi Plasma pertama kali diciptakan Donald Bitzer dan Gene Slottow. Langkah ini dilanjut utkan oleh Larry Weber.

(32)

24

11. Pada tahun ahun 1967, James Fergason menemukan teknik twisted nematic, yaitu layar LCD yang lebih praktis.

12. Pada tahun 1968, layar LCD pertama kali diperkenalkan lembaga RCA yang dipimpin George Heilmeier.

13. Pada tahun tahun 1975, Larry Weber dari Universitas Illionionis mulai merancang layar plasma berwarna.

14. Pada tahun 1979, para ilmuwan dari perusahaan Kodak berhasil menciptakan tampilan jenis baru Organic Light Emitting Diode (OLED). Sejak itu, mereka terus mengembangkan jeni enis televisi OLED. Sementara itu, Walter Spear dan Peter Le Comber membuat display warna LCD dari bahan thin film transfer yang ringan.

15. Pada tahun 1981, stasiun televisi Jepang NHK mendemonstrasikan teknologi HDTV dengan resolusi mencapai 1.125 garis.

16. Pada tahun 1987, Kodak mematenkan temuan OLED sebagai peralatan display pertama kali.

17. Pada tahun 1995, setelah puluhan tahun melakukan penelitian, akhirnya proyek layar plasma Larry Weber selesai. Ia berhasil menciptakan layar plasma yang lebih stabil dan cemerlang. Larry Weber kemudian mengadakan riset dengan investasi senilai 26 juta dolar Amerika Serikat dari perusahaan Matsushita. 18. Pada dekade 2000, masing masing jenis teknologi layar semakin

disempurnanakan. Baik LCD, Plasma maupun CRT terus mengeluarkan produk terakhir yang lebih sempur purna dari sebelumnya.

Hingga sekarang, penemuan dan inovasi televisi masih terus dikembangkan, baik oleh perseorangan maupun badan badan usaha. Modernisasi televisi ini bertujuan untuk mempermudah kehidupan manusia di segala bidang.

Jenis-Jenis Telelevisi

Klasifikasi televisi menurut jenisnya dapat dibagi meenjadi dua, yaitu: Televisi Analog dan Televisi Digital.

1. Televisi Analog

Pengertian dari televisi analog adalah televisi yang mengkodekan informasi gambar dengan memvariasikanan voltase dan frekuensi dari sinyal. Sinyal video

(33)

25

analog yang ditampilkan pada pesesawat televisi ini ditransmisikan melalui kabel atau pancaran udara, yang merupakan hasil dari berbagai bentuk gelombang continue. Nilai sinyal tersebut pada saat tertentu berada dinilai maksimum dan minimum.

Tabel 3.1 memperlihatkan tiga standar sistem penyiaran televisi yang popular di seluruh dunia dalam hal scanning lines-nya, dan yang kita kenal sampai saat ini, yaitu:

 NTSC (National Television Standarts Committee)

 PAL (Phase Altenating by Line)

 SECAM (Sequential Couleur Avec Memoire)

Tabel 3.1 Standard Analog Televisi dan Negara yang Menggunakaannya

2. Televisi Digital

Pengertian dari Televisi Digital adalah televisi yang menggunakan modulasi digital dan sistem kompresi untuk menyebarluaskan video, audio, dan signal data ke pesawat televisi. Penyiaran dengan sistem digital saat ini sedang dikembangkan karena banyak keuntungan yang diperoleh, diantaranya:

 Khusususnya dalam penghematan penggunaan spectrum frekuensi atau bandwidth, karena seperti diketahui frekuensi merupakan sumber daya yang terbatas, sehingga harus tepat dalam pengelolaan dan pemanfaatannya.

 Sangat kompatibel atau dapat mengikuti perkembangan teknologi yang ada, karena berbasis digital komputerisasi atau data.

(34)

26

 Mempersempit kesalahan operasional (human error), karena lebih sederhana dalam pengoperasiannya. Selain itu, memungkinkan penggunaan personel yang tidak terlalu banyak.

 Lebih menghemat dalam segi maintenance karena sudah terkomputerisasi dalam database, dengan minimal penggunaan hardware seperti mekanik roboting yang menggunakan pegas-pegas dengan elastisitas terbatas.

 Sistem m software yang terintegrasi dalam satu bahas bahasa (satu operating sistem), misalnya under windows, sehingga memungkinkan up-dating versi setiap saat.

Seperti halnya televisi broadcasting analog, digital televisi juga memiliki standar sendiri yang diperlihatkan oleh gambar 3.1 yaitu :

Gambar 3.1 Standar Digital Televisi

 DVB (Digital Video Broadcast), yang dikategorikan menjadi DVB-S (Satellite), DVB-T (Terrestrial), DVB-C (Cable), DVB-H (Handheld), dan DTV Broadcasting. ATSC C (Advanced Television Sistems Committee)

(35)

27

3.1.1.2 Stasiun Televisi

Pengertian dari stasiun televisi adalah sebuah bangunan yang dilengkapi dengan peralatan televisi, termasuk pemancar atau perlengkapan penerimaan siaran, serta peralatan-peralatan untuk menyelenggarakan rangkaian proses produksi-siaran program acara televisi kepada masyarakat, baik yang dikelola oleh pemerintah maupun swasta.

Klasifikasi Stasiun Televisi

Klasifikasi jasa penyiaran stasiun televisi menurut undang-undang yang berlaku di Indonesia dibagi menjadi empat lembaga penyiararan, yaitu sebagai berikut: 1. Lembaga Penyiaran Publik

Lembaga Penyiaran Publik adalah lembaga penyiaran yang berbentuk badan hukum yang didirikan oleh negara, bersifat independen, netral, tidak komersial, dan berfungsi memberikan layanan siaran televisi untuk kepentingan masyarakat. Lembaga Penyiaran Publik dalam jasa penyiaran stasiun televisi di Indonesia adalah Televisi Republik Indonesia (TVRI).

2. Lembaga Penyiaran Swasta

Lembaga baga Penyiaran Swasta adalah lembaga penyiararan yang bersifat komersial, berbentuk badan hukum Indonesia, yang bidang usahanya hanya menyelenggarakan jasa penyiaran saja. Lembaga Penyiaran Swasta hanya boleh dimiliki oleh badan hukum Indonesia atau warga negara Indonesia saja. Isi dan cakupan siaran lembaga ini sangat dibatasi, hanya boleh menyelenggarakan 1 (satu) siaran dengan dengan 1 (satu) saluran siaran pada pada 1 (satu) cakupan wilayah tertentu baik lokal, regional maupun nasional.

3. Lembaga Penyiaran Komunitas

Lembaga Penyiaran Komunitas adalah lembaga penyiaran berbentuk badan hukum Indonesia, didirikan oleh suatu komunitas tertentu, bersifat independen dan tidak komersial, dengan daya hantar rendah, luas angkauan wilayah terbatas, serta hanya untuk untuk melayani kepentingan komunitasnya saja.

4. Lembaga Penyiaran Berlangganan

Lembaga Penyiaran Berlangganan adalah lembaga penyiaran berbentuk badan badan hukum di Indonesia, yang bidang usahanya hanya menyelenggarakan jasa penyiaran berlangganan dan wajib terlebih dahulu memperoleh ijin

(36)

28

penyelenggaraan penyiaran berlangganan. Sedangkan, klasifikasi stasiun televisi menurut bentuknya dibagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut:

1. Televisi Rangkai aian Tertutup atau Close Circuit Television (CCTV) CCTV adalah stasiun televisi yang berfungsi untuk memonitor keamanan pada suatu area terbatas (closed), seperti area ruangan, gedung atau komplek wilayah hunian tertentu melalui layar televisi, yang menampilkan gambar dari rekaman kamera yang dipasang di setiap sudut area oleh bagian keamanan suatu area tersebut.

2. Televisi Siaran (Broadcasting Television)

Stasiun televisi siaran adalah stasiun televisi yang berfungsi untuk kegiatan produksi dan menyelenggarakan siaran terbuka kepada masyarakat melalui sebuah pemancar ke suatu kota, daerah ataupun dalam lingkup negara.

Dan, klasifikasi stasiun televisi menurut stasiun pemancarnya dibagi menjadi empat, yaitu:

Stasiun Televisi dengan Pemancar Langsung

Stasiun televisi dengan pemancar langsung adalah stasiun televisi dengan sistem transmisi yang langsung dapat diterima oleh pesawat penerima televisi di rumah-rumah. Sistem ini mempunyai banyak kelemahan, yaitu terbatasnya daya pancar dan sifat rambat gelombangnya yang derau atau bising (memiliki noise yang sangat tinggi), terutam di daerah penerima yang terhalang gunung atau bangunan yang tinggi, sehingga menyebabkan gelombang yang sampai ke pesawat penerima sangat lemah dan terkadang tidak dapa dapat diterima sama sekali.

Stasiun Televisi dengan Pemancar melalui Satelit

Stasiun televisi dengan pemancar satelit adalah stasiun televisi yang sistem informasinya ditransmisikan dari stasiun bumi ke satelit luar angkasa (berfungsi sebagai sistem pengulang searah), kemudian oleh satelit tersebut informasi ditransmisikan kembali ke pesawat penerima secara langsung ung yang berada pada cakupan daerah antena satelit.

Pada sistem ini pesawat televisi di rumah-rumah dilengkapi dengan antena (disc anntena) dan dapat menerima langsung siaran televisi dari satelit. Jadi, misalkan siaran televisi dari Jakarta dipancarkan ke satelit dan dari satelit langsung tersebut

(37)

29

dipancarkan kembali ke rumah-rumah tanpa melalui stasiun bumi lagi atau relay station.

Sistem ini sama dengan pelayanan melalui sentral video yang terbatas di salah satu tempat hiburan atau hotel. Dapat melayani sekaligus delapan sampai sepuluh program yang disiarkanan secara srimultan non stop. Peminat dari stasiun televisi dengan pemancar satelit ini dapat melihat dengan memilih program yang disukai.

Stasiun Televisi dengan Kabel (Cable Television)

Sistem pada stasiun televisi kabel juga dapat disebut ccommunity antenna television (CAT System). Dengan sistem ini, dapat memberikan pelayanan khusus bagi penonton di wilayah tertentu. Sistem ini banyak digunakan di hotel untuk memberikan pelayanan kepada tamu-tamunya.

Gambar yang dihasilkan dari sistem televisi kabel ini berasal dari pemutaran kaset video (video cassete) yang disalurkan ke pesawat dengan hubungan seri melalui sebuah kabel. Di luar negeri sistem ini banyak dikembangkan, karena dengan televisi kabel bisa memilih beberapa alternatif acara yang digemari.

Stasiun Televisi dengan Link (Relaying Link Station)

Stasiun televisi dengan link adalah stasiun televisi yang sistem sinyal televisinya ditransmisikan melalui gelombang mikro (microwave), yang tidak bisa secara langsung diterima dengan pesawat televisi penerima biasa. Disini gelombang yang diterima akan diubah frekuensinya sebelum dipancarkan kembali.

Bila diperlukan oleh Link Station, frekuensi yang dipancarkan kembali tersebut diubah, agar dapat diterima langsung dengan dengan pesawat penerima televisi biasa di rumah-rumah sekitar link station tersebut. Oleh karena itu, sinyal audio dan sinyal video yang diterima lewat gelombang mikro tersebut harus dipisah terlebih dahulu sebelum diipancarkan kembali dengan dengan gelombang VHF atau UHF yang frekuensinya sesuai dengan pesawat penerima televisi biasa.

Link station yang mempunyai kemampuan demikian, disebut link transmitter statiation. Gambar dan suara yang dihasilkan lewat transmisi dengan sistem ini hampir tidak mengalami penurunan kualitas. Keterbatasan dari sistem ini adalah apabila stasiun yang menjadi tujuan berikutnya berada di luar batas pandang lurus (line of sight), misalnya di seberang lautan, maka dalam keadaan yang demikian dibutuhkan bantuan sistem komunikasi satelit.

(38)

30

3.1.1.3 Prinsip Dasar Siaran Televisi

Untuk menyelenggarakan siaran televisi, pada perangkat keras (hardware) diperlukan tiga unsur utama, yaitu studio (prasarana dan sarana penunjang), pemancar (transmisi), dan pesawat televisi (penerima). Ketiga unsur utama ini disebut trilogi televisi yang diperlihatkan oleh gambar 3.2, paduan penggunaan ketiga unsur tersebut akan menghasilkan siaran televisi.

(39)

31

Gambar 3.3 memperlihatkan proses yang terjadi di dalam kamera, proses yang terjadi dalam kamera adalah penciptaan gambar proyeksi (melalui pendekatan sistem lensa), dan gambar proyeksi diubah-ubah menjadi gelombang elektromagnetik (sinyal listrik) di dalam pick up up tube/ chargecouple device (CCD). Suara (audio) diubah juga menjadi sinyal listrik di dalam microphone (mike). Kedua jenis sinyal listrik ittu dipancarkan atau disalurkan melalui kawat. . Pancaran sinyal itu diterima sistem antena untuk diteruskan ke pesawat televisi, sedangkan yang disalurkan langsung disambungkan ke pesawat televisi. Pada pesawat televisi (di dalam cathode ray tube atau tabung pengambil gambar/CCD), sinyal listrik diubah kembali menjadi gambar proyeksi dan suara kembali.

(40)

32

3.1.1.4 Rangkaian Proses Siaran

Pada televisi broadcasting, masukan program acara dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu program acara siaran tidak langsung (recording), baik berjenis drama dan non-drama, serta program acara siaran langsung (live), baik yang ber berasal dari dalam studio maupun luar studio yang dapat melalui saluran transmisi satelit atau microwave. Kedua jenis program acara tersebut melewati proses panjang sebelum layak ditayangkan oleh sebuah stasiun televisi kepada masyarakat. Adapun penjelasan dari kedua proses siaran tersebut adalah sebagai berikut:

1. Program Siaran Tidak Langsung (Recording)

Pada siaran tidak langsung, program acara tersebut keejadiannya sudah dilakukan terlebih dahulu, kemudian baru dilakukanan proses penyempurnaan, baik dalam hal sistem audio melalui mixing atau dubbing dan sistem video melalui proses editing, titling, chroma key, pemberian effect dan sebagainya, yang dalam TV Production dikenal dengan istilah Post Production. Gambar 3.4 memperlihatkan proses penyiaran program TV tidak langsung.

Gambar 3.4 Proses Penyiaran Program TV Tidak Langsung

2. Program Siaran Langsung (Live)

Siaran langsung atau "live event" merupakan salah satu jenis program acara pada stasiun televisi broadcasting. Siaran langsung dapat dibedakan dalam dua kategori besar, yaitu siaran langsung dari studio atau di area stasiun televisi itu

(41)

33

sendiri dan siaran langsung yang berasal dari luar area stastasiun televisi tersebut, baik di dalam maupun didiluar kota. Adapun penjelas asan dari kedua kategori siaran langsung tersebut adalah sebagai berikut:

a. Siaran Langsung dari Studio

Siaran langsung dari studio mempunyai lebih sedikit resiko untuk gagal, karena sistem jaringan yang terhubung langsung dengan bagian peenyiaran (master control on air), baik melalui kabel coaxial sebagai standar normal pengiriman sinyal video maupun melalui fiber optik (FO) untuk standar pengiriman yang lebih bagus.

Antara studio dan master control on air terdapat hubungan jaringan pengiengiriman sinyal yang bolak-balik. Sebab ada beberapa event siaran langsung dari luar yang harus dikirim dan diproses produksi di ruang studio terlebih dahulu, sebelum ditaytayangkan. Sebagai contoh, siaran olah raga seperti sepak bola, tinju, balap mobil dan sebagainnya yang memerlukan peliputan wajah koment tator, maka effektif bila di-pool di studio baru disiarkan menjadi sebuah ebuah kesatuan program acara.

b. Siaran Langsung dari Satelit

Siaran langsung menggunakan jasa satelit sebenarnya tidak berbeda dengan sistem siaran menggunakan media gelombang pendek (microwave) untuk proses penyiarannya setelah masuk master control room. Perbedaan pengunaan kedua perangkat tersebut akibat karakteristik sistem pengiriman gambarnya yang berbeda, sehingga perlakuan terhadap sistemnya pun lain. Siaran langsung yang menggunakan satelit akan dipergunakan bila:

 Medan penyiaran (venue) yang digunakan sulit atau banyak penghalang (obstacle), seperti gedung bertingkat, gunung-gunung dan lain-lain.

 Jauh dari pusat penyiaran stasiun televisi tersebut, misalnya di luar kota. Namun, sistem siaran langsung dari satelit juga mempunyai sedikit kekurangan yaitu:

 Biaya sewa transponder yang mahal, karena hitungannya per menit.

 Kemungkinan gangguan kebisingan dari alam yang besar apabila dibandingkan dengan menggunakan microwave.

(42)

34

Perangkat yang dipakai untuk siaran langsung mengguna nggunakan satelit adalah Mobile SNG (Satellite News Gathering) dan Base SNG yang menggunakan portable seperti Flyway. Di Indonesia, ada dua operator besar yang bergerak pada jasa penyewaan transponder satelit, yaitu Indosat Satelindo yang bernaung dalam Asialink dan PT Telkom, dimana keduanya menggunakan an satelit generasi C dengan frekuensi operasi pada C-band. c. Siaran Langsung dari Gelombang Mikro

Siaran langsung dengan sistem gelombang pendek (microwave) dengan karakkteristik "point to point" akan digunakan apabila alasannya cukup memungkinkan, yaitu:

 Medan penyiaran bebas pandang atau pada teknik telekomunikasi disebut "Line Off Sight" (LOS)

 Jangkauan siaran antara tempat penyiaran (venue) tidak jauh dengan dengan pusat penyiaran (master control room)

 Untuk tujuan penghematan biaya produksi sewa transponder satelit Dari pertimbangan penggunaan sistem gelombang pendek diatas, dapat disimpulkan kekurangan sistem microwave yaitu adanya masalah dalam jangkauan dan sifat pancaran gelombang yang harus bebas pandang. Sebab bila terhalang oleh sesuatu, pengiriman gambar harus melalui pengulangan sistem (repeater) atau harus melewati beberapa titik (hub), dengan jarak tidak lebih berki isar 60 km.

3.1.1.5 Pemancar Televisi

Pada sistem televisi ada tiga bagian yang saling terkait yaitu studio televisi, pemancar televisi dan penerima televisi. Diagram blok dan prinsip dari suatu pemancar televisi seperti gambar 3.5 dan 3.6 berikut :

(43)

35

Gambar 3.5 Prinsip sederhana dari suatu siaran televisi

(44)

36

Gambar 3.6 Sistem Pemancar Televisi

Gambar 3.5 dan 3.6 menjelaskan prinsip kerja pemancar televisi warna. Bila kamera diarahkan ke suatu gambar atau objek maka cahaya yang dipantulkan oleh gambar atau objek masuk ke kamera melalui lensa kemudian oleh cermin dichoroic dibagi menjadi tiga komponen warna primer yaitu merah, hijau dan biru. Ketiga komponen warna tersebut oleh setiap tabung pengambil (sebagai tranduser) diubah menjadi energi listrik (sinyal gambar/video). Sebelum diteruskan ke bagian pemancar sinyal video tersebut dilakukan pengkodean. Sedangkan suara ditangkap oleh mikropon kemudian fungsinya sebagai tranduser merubah energi suara menjadi energi listrik (sinyal suara/audio). Keluaran (output) kamera dan mikropon diteruskan ke Video Tape Recorder (VTR) untuk direkam dan atau disalurkan langsung ke unit pemancar televisi. Pada unit pemancar televisi sinyal video diperkuat oleh rangkaian penguat video dan selajutnya dimodulasikan dengan

(45)

37

gelombang pembawa video yang berasal dari rangkaian pembangkit gelombang pembawa video.Untuk sinyal video modulasi dilakukan secara modulasi amplitudo (AM) Setelah dimodulasikan sinyal modulasi video diteruskan ke rangkaian penguat daya video untuk memperoleh daya yang besar.

Begitu juga sinyal audio diperkuat oleh penguat audio kemudian dimodulasikan dengan gelombang pembawa audio yang berasal dari rangkaian pembangkit gelombang pembawa audio. Sistem modulasikan untuk audio adalah modulasi frekuensi (FM). Sinyal modulasi audio diteruskan ke penguat daya untuk memperoleh daya yang besar. Selanjutnya kedua sinyal modulasi tersebut diteruskan ke unit penggabung dan diteruskan ke antena untuk dipancarkan. Untuk dapat diproduksi kembali gambar pada penerima televisi maka sinyal komposit video harus ditambahkan pulsa sinkronisasi yang dibangkitkan oleh generator pulsa sinkronisasi sehingga pembentukan gambar dapat terjadi melalui proses scanning. Prosesnya scaning pada pemancar dengan penerima berlawanan seperti pada gambar 3.7

Gambar 3.7 Penguraian dan penyusunan sebuah gambar

Pada pesawat penerima televisi sinyal yang dipancarkan pemancar televisi ditangkap dan diproses pada setiap bagian rangkaian yaitu sinyal suara ke bagian suara, sinyal video ke bagian ke rangkaian video dan sinyal sinkronisasi bagian sinkronisasi.

(46)

38

3.1.1.6 Teknik Kompresi Audio dan Video Saluran dan Standar Pemancar Televisi :

1. Kelompok frekuensi yang di tetapkan bagi sebuah stasiun pemancar untuk tranmisi sinyalnya disebut saluran (channal). Masing-masing saluran mempunyai lebar bidang frekuensi yang sudah ditetapkan.

2. VHF bidang frekuensi rendah, saluran 2 sampai 6 dari 54 MHz sampai 88 Mhz

3. VHF bidang frekuensi tinggi, saluran 7 sampai 13 dari 174 MHz sampai 216 MHz

4. UHF saluran 14 sampai 83 dari 470 Mhz sampai 890 MHz

Standar pemancar televisi dikenal ada empat yaitu: 1. NTSC (National Television System Committe) 2. PAL (Phase Alternating Line)

3. SECAM(Squential Couleur a Memorie) 4. PAL B

NTSC dikembangkan pada tahun 1950 , namanya diambil dari National Television System(s) Committee badan industri pembuat standarnya. NTSC adalah standard televisi analog yang digunakan di Amerika dan beberapa Negara di Asia Timur. Standarisasi untuk sistem NTSC adalah sebagai berikut :

1. Lebar kanal sebesar 6 MHz

2. Frekuensi scanning horizontal 15750 Hz, setiap frame terdiri dari 525 garis dan terbentuk 30 frame setiap detiknya,

3. Frekuensi scanning horizontal 60 hz, setiap detiknya dikirim 60 field 4. Frekuensi sub pembawa warna 3.58 Mhz dan pembawa suara 4.5 Mhz.

(47)

39

Gambar 3.8 Spektrum frekuensi dari sistem NTSC

PAL (Phashe Alternating Line) adalah sebuah encoding berwarna digunakan dalam sistem televisi penyiaran diseluruh dunia kecuali yang menggunakan NTSC. PAL diperkenalkan tahun 1967 di Jerman oleh Walter Bruch yang bekerja di Telefunken. Munculnya PAL karena terdapatnya kelemahan pada sistem NTSC yaitu sering terjadi dalam pembentukan warna (kesalahan fase warna) pada penerima dan pemancar sehingga warna yang dihasilkan pada penerima berbeda dengan yang dikirim. Standarisasi untuk sistem PAL adalah sebagai berikut :

1. Lebar kanal sebesar 7 MHz

2. Frekuensi scanning horizontal 15625 Hz, setiap frame terdiri dari 625 garis dan terbentuk 25 frame setiap detiknya,

3. Frekuensi scanning horizontal 50 hz, setiap detiknya dikirim 50 field 4. Frekuensi sub pembawa warna 4.43 Mhz dan pembawa suara 5.5 Mhz.

SECAM (Sequentiel Couleur a Memoire) dalam bahasa Prancis atau dalam bahasa Inggris Sequential Color with Memory adalah sistem televisi analog yang pertama di Eropa yang digunakan di Prancis dan Rusia dan beberapa negara Eropa Timur. Sistem SECAM lebih tahan tehadap gangguan kesalahan fasa dan cacat penguatan. Pada sistem SECAM berkurangnya resolusi warna pada arah vertical karena setengah dari informasi krominan dihilangkan sebelum dipancarkan.

(48)

40

Sistem televisi menerapkan system modulasi amplitudeo sebagian pita (Amplitudo Vestigial Side Band- AM VSB). AMVSB merupakan modifikasi dari system AM . Pada system televise yang dikirim hanya pita sisi atas (Upper Side Band- USB) saja untuk menghemat lebar band. Tetapi karena respon tapis tidak ideal dan dapat memotong pita sisi atas maka sebagian dari pita sisi bawah juga ikut dikirim sehingga gangguan-gangguan pemancaran dan respon filter tidak mengganggu sinyal televise dan gambar yang dihasilkan pesawat penerima televisi. Gambar 3.9 memperlihatkan spectrum frekuensi dari sistem PAL.

Gambar 3.9 Spektrum frekuensi dari sistem PAL

Untuk sistem televisi analog teresterial, Indonesia menggunakan standar PAL B untuk kanal VHF (Band I dan Band III) dan standar PAL G untuk kanal UHF (Band IV dan Band V). Sedangkan untuk sistem televisi digital teresterial, Indonesia menggunakan standar DVB-T2.

Sistem Pemancar Analog

Seperti yang telah disinggung diatas bahwa sistem pemancar analog di Indonesia menggunakan sistem PAL B dan PAL G atau yang biasa disebut PAL B/G. Jadi jangan bingung lagi jika di layar tv anda terkadang muncul tulisan PAL B/G tersebut. PAL merupakan singkatan dari Phase Alternating Line, dimana sistem ini merupakan salah satu sistem encoding warna untuk teknologi televisi analog selain sistem NTSC (NationalTelevision System Comitte) dari Amerika dan SÉCAM (Séquentiel Couleur À Mémoire) dari Perancis.

(49)

41

Sistem ini menggunakan quadrature amplitude modulation untuk membawa informasi chrominance yang ditambahkan pada sinyal video luminance untuk membentuk baseband sinyal video composite. Sub-carrier pembawa chrominance ini menggunakan frekuensi 4,43361875 MHz. Phase alternating line ini mewakili penjelasan bahwa fase yang merupakan bagian dari informasi warna didalam

sinyal video telah dibalik pada setiap line-nya, yang secara otomatis mengkoreksi kesalahan fase warna didalam proses transmisi sinyal dengan cara memblokir kesalahan tersebut, namun hal ini mengorbankan resolusi frame vertikalnya.

PAL B digunakan pada kanal VHF yang terdiri atas Band I dan Band III. Kanal yang terdapat di band I adalah kanal 1, 2 dan 3. Untuk kanal 1, frekuensi yang digunakan adalah 47~54 MHz, kanal 2 menggunakan frekuensi 54~61 MHz dan kanal 3 menggunakan frekuensi 61~68 MHz. Untuk band III, kanal yang ada adalah kanal 4 sampai 11. Sedangkan frekuensi yang digunakan dimulai dari 174~230 MHz dan masing- masing kanal menggunakan bandwidth 7 MHz.

PAL G digunakan pada kanal UHF yaitu Band IV dan Band V, dimana band IV terdiri dari kanal 21 sampai dengan 37. Sedangkan band V terdiri dari kanal 38 sampai dengan 62. Frekuensi untuk band IV dan band V adalah 470~806 MHz dimana masing- masing kanal memiliki bandwidth 8 MHz.

Sistem pemancar analog PAL B/G memiliki spesifikasi diantaranya yaitu : 1. Video-nya memiliki bandwidth 5 MHz

2. Carrier audio 1 adalah 5,5 MHz, carrier audio 2 adalah 5,742 MHz atau jika menggunakan sistem audio Nicam, carrier-nya berada di 5,85 MHz.

3. Untuk chrominance sub-carrier-nya seperti yang disinggung diatas adalah 4,43361875 MHz. Sistem ini menggunakan 625 horizontal lines, 25 frame per detik, 50 field per detik, sinyal video CCVS (Colour Composite Video Signal) 1 Vpp pada 75 ohm, yang terdiri atas sinyal sync dengan amplitudo sebesar 0,3 V,

4. Sinyal peak video dengan amplitudo 0,7 V dan rasio gambar 4:3. 5. Dalam kenyataannya, tidak semua lines ditampilkan pada layar televisi. 6. Yang ditampilkan di layar televisi kita hanyalah sebanyak 576 lines dari

(50)

42

7. Selain untuk menyimpan informasi warna, lines yang tidak ditampilkan juga digunakan untuk menyimpan sinyal yang nantinya digunakan untuk pengukuran teknis suatu pemancar tv tanpa mengganggu operasional pemancar tersebut.

8. Untuk spesifikasi sistem PAL B/G secara lengkap, dapat dilihat di standar ITU-R BT ITU-REP-624.

3.1.2 Pembahasan

Sistem Pemancar TV Analog LPP TVRI

Pada Praktik Kerja Lapangan (PKL) di LPP TVRI kami mempelajari bagaimana proses pengiriman informasi secara analog. Pengiriman informasi baik untuk siaran rutin maupun siaran langsung (LIVE) yang menggunakan OB VAN seperti siaran langsung shalat Jum’at di Masjid Istiqlal. Mula-mula kami mempelajari tiap-tiap perangkat yang diperlukan dalam setiap proses siaran. Hasil pengamatan kami dalam praktik kerja lapangan (pkl) di LPP TVRI tentang bagaimana setiap perangkat berperan dalam proses siaran diperlihatkan oleh gambar 3.10 dan 3.11

(51)

43

Gambar 3.11 Proses Pengiriman Informasi (siaran live)

Pada sistem komunikasi analog, sinyal yang dipancarkan dan sinyal yang diterima harus dalam bentuk gelombang radio, di mana gelombang radio tersebut berisi sinyal informasi audio-video. Sinyal informasi ini diolah ditransponder sebelum akhirnya di kirimkan kembali ke stasiun penerima baik di Senayan maupun di Joglo. Sebetulnya media transmisi yang digunakan untuk mengirim gelombang informasi TVRI bisa juga menggunakan fiber optik dari Senayan sampai ke Joglo. Tapi disini TVRI menggunakan media transmisi satelit yaitu palapa-D dan decoder serta encoder dalam prosesnya.

Dalam sistem transmisi TVRI, pemancar pusat berada di Jl. Gerbang Pemuda, Senayan, Jakarta Pusat yang digunakan sebagai stasiun bumi yang rnemancarkan gelombang Radio frequency (RF) ke satelit Palapa D. Sistem transmisi sinyal audio-video ke satelit atau di sebut juga uplink pada TVRI adalah suatu proses pengiriman sinyal informasi (audio dan video) yang telah diproses melalui beberapa alat untuk mengubah dari sinyal informasi hingga menjadi sinyal RF dari stasiun bumi yang

Gambar

Gambar  1.2 Struktur  Organisasi  Teknik LPP  TVRI Pusat  Senayan
Tabel 2.1 Rancangan  timeline Pelaksanaan PKL
Tabel  3.1  memperlihatkan  tiga  standar  sistem  penyiaran  televisi  yang  popular  di  seluruh  dunia  dalam  hal  scanning  lines-nya,  dan  yang  kita  kenal  sampai  saat  ini,  yaitu:
Gambar  3.2 Trilogi  Televis
+7

Referensi

Dokumen terkait

sederhana variabel modal kerja yang terdiri dari perputaran kas, perputaran persediaan dan perputaran piutang secara parsial tidak berpengaruh terhadap

Sub Model Biodiesel dibangun dengan mengacu kebijakan pencampuran biodiesel (B5) artinya 5% biodiesel dan 95% minyak diesel dengan melihat tingkat konsumsi ADO

Berdasarkan Teorema 3, syarat pertama dari daerah faktorisasi tunggal telah dipenuhi... Introduction to Abstract

mengin'esi manusia- $aitu  P. malariae- dan  P.. vivax dan  P. ovale siBon<siBon dari setiap generasi men)adi matang setiap / )am seali sehingga demam

Mention adalah cara yang paling umum digunakan dalam twitter untuk berkomunikasi dengan sesama pengguna twitter, jika mengirimkan pesan kepada orang lain dengan

akan semakin lama waktu yang digunakan untuk mencari kerja. Terdapat perbedaan lama mencari kerja antara status pekerjaan

Dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah sebagaimana diatur dalam undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah khususnya mengenai Perangkat Daerah perlu

dapat dipertahankan dan atau ditingkatkan. Sejalan dengan hal tersebut upaya revitalisasi posyandu menjadi titik berat dalam program penurunan angka kematian ibu dan anak