• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH ADMINISTRASI PERADILAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MAKALAH ADMINISTRASI PERADILAN"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH ADMINISTRASI PERADILAN MAKALAH ADMINISTRASI PERADILAN

BAB I BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN A. Latar Belakang A. Latar Belakang Setel

Setelah ah IndoIndonesia nesia mermerdekdeka, a, di di awal awal kekemermerdekdekaan aan belumbelum te

terlrlihihat at adadananya ya peperurubabahahan n teterrhahadadap p lelembmbagaga a pepengngadadililanan.. Ber

Berdasdasarkarkan an paspasal al II II atuaturan ran PPeraeralihlihan an UndUndangang-Un-Undandang g DaDasarsar 19!

19!, , makmaka a SusuSusunan nan pengpengadilan adilan masmasih ih mengmenggunakgunakan an sepersepertiti ya

yang ng didiatatur ur di di dadalalam m UnUndadangng-U-Undndanang g "#"#. . $ $ %%ahahun un 1919&& tersebut diatas. Perubahan mulai ter'adi setelah dikeluarkannya tersebut diatas. Perubahan mulai ter'adi setelah dikeluarkannya U

Undndanang-g-UnUndadang ng ""#. #. 119 9 ttahahun un 1919((. . UnUnddanangg-u-undndanang g ininii bermaksud melaksanakan Pasal & UUD 19! tentang kekuasaan bermaksud melaksanakan Pasal & UUD 19! tentang kekuasaan kehakiman sekaligus 'uga men)abut Undang-Undang "o. * %ahun kehakiman sekaligus 'uga men)abut Undang-Undang "o. * %ahun 19

19* * tententantang g sussusunaunan n dan dan kekekukuasaasaan an +ah+ahkakamamah h ggung ung dandan e'aksaan gung +enurut pasal  Undang-Undang "o. 19 tahun e'aksaan gung +enurut pasal  Undang-Undang "o. 19 tahun 19

19( ( dadalalam m "e"egagara ra //epepubublilik k InIndodonenesisia a didikkenenal al adadananya ya $$ lin

lingkgkungungan an perperadiadilanlan, , yaiyaitu tu 0 0 PPeraeradildilan an umumum, um, PPeraeradildilan an tattataa us

usahaha a pepememeririntntahahanan  dadan n PPereradadililan an kketetenentatararaan an ememududiaiann se'alan 'atuhnya pemrintahan 2rde baru yang disertai dengan se'alan 'atuhnya pemrintahan 2rde baru yang disertai dengan tu

tuntntututan an //e3e3orormamasi si di di sesegagala la bibidadang ng teterrmamasusuk k huhukkum um dadann peradilan, maka para 4akim yang tergabung dalam ikatan 4akim peradilan, maka para 4akim yang tergabung dalam ikatan 4akim IIndndoonnesesia ia 55II4I4I6 6 mmenendedessak ak pepemmererinintatah h susuppayaya a ssegegereraa mer

mere3ore3ormasi masi lembalembaga ga peradperadilan. ilan. ararena ena kekkekuasauasaan an PPengadengadilanilan yang ada saat itu masih belum bisa dipisahkan dari 7ksekuti3, yang ada saat itu masih belum bisa dipisahkan dari 7ksekuti3, ol

oleh eh kkararenena a ununtutuk k ururususan an adadmimininiststrarasi si dadan n 8n8nanansisial al mamasisihh di

dibabawawah h +e+entntereri i ehehakakimiman an yayang ng memerurupapakkan an pepembmbanantutu presiden. Per'uangan men'adi kekuasaan yudikati3 yang mandiri presiden. Per'uangan men'adi kekuasaan yudikati3 yang mandiri di

dibabawawah h +a+ahkhkamamah ah agagunung g ititu u ititu u beberlrlanangsgsunung g )u)ukkup up lalamama hi

(2)

mendasar, yakni setelah dikeluarkannya Undang-Undang "o. $! tahun 1999 t)ntang Perubahan tas Undang-Undang "o.  %ahun 19*# tentang etentuan-ketentuan Pokok ekuasaan ehakiman. Dari sinilah kemudian ke 7mpat lingkungan badan peradilan dikembalikan men'adi yudikati3 dibawah satu atap +ahkamah gung. Undang-undang itu sendiri kemudian di)abut dengan berlakunya Undang-Undang "omor  tahun &## tantang ekuasaan ehakiman untuk menyesuaikan dengan adanya amandemen UUD 19!. Dengan berlakunya Undang-Undang "o.  %ahun &##, kembali ter'adi perubahan yang mendasar terhadap badanlembaga peradilan di Indonesia.

ekuasaan kehakiman ketentuannya di atur dalam UU "o.1 %ahun 19*#.UU ini merupakan induk dan kerangka umum yang meletakkan dasar serta a:as-a:as peradilan serta pedoman bagi lingkungan peradilan umum, peradilan %ata Uasaha "egara, peradilan militer dan peradilan gama sedang masing-masing peradilan masih diatur dalam UU tersendiri.

Untuk lebih 'elasnya, pembahasan tentang ;Persamaan dan Pebedaan 7mpat <ingkungan Badan Peradilan di Indonesia= akan kita paparkan lebih lan'ut pada poin pembahasan.

B. Batasan Masalah

Dari beberapa uraian di atas kami membatasi pembahasan kami pada lima linkungan badan Peradilan di Indonesia, antara lain0

1. Bagaimana edudukan dan Peranan Peradilan Umum di Indonesia>

&. Bagaimana edudukan dan Peranan Peradilan %ata Uasaha "egara di Indonesia>

(3)

$. Bagaimana edudukan dan Peranan Peradilan +iliter di Indonesia>

. Bagaimana edudukan dan Peranan Peradilan gama di Indonesia>

!. pa Persamaan dan Perbedaan dari +asing-masing Peradilan>

BAB II PEMBAHASAN

A. Peradilan Umum

Peradilan Umum merupakan salah satu lingkungan peradilan, di luar peradilan agama, tata usaha "egara dan peradilan militer. Pada saat sekarang, selain Undang-Undang "omor 1 %ahun 19*# yang men'adi landasan yang mengatur susunan dan kekuasaan peradilan umum adalah Undang-undang "omor & %ahun 19( tentang Peradilan Umum.

Dalam operasionalnya kekuasaan kehakiman dilingkungan peradilan umum ini dilaksanakan oleh pengadilan negeri dan pengadilan umum ini dilaksanakan oleh pengadilan negeri dan pengadilan tinggi dan berpun)ak pada +ahkamah gung sebagai pengadilan "egeri tertinggi.

1. Pengadilan "egeri

a. %empat edudukan dan Daerah 4ukum

+enurut Undang-undang "omor & %ahun19(, bahwa pengadilan negeri merupakan pengadilan tingkat

(4)

pertama.%empat kedudukan pengadilan ini berada di setiap kotamadya atau Ibukota abupaten. Dengan berkedudukan pada.

otamadya atau Ibukota abupaten, maka otomatis daerah hukum pengadilan negeri adalah meliputi wilayah kotamadya atau abupaten yang

bersangkutan.

b. ekuasaan Pengadilan %ugas pokok dari pengadilan negeri adalah menerima, memeriksa dan memutus 5mengadili6 serta menyelesaikan setiapperkara

5perdata dan pidana6 yang dia'ukan atau dilimpahkan. ekuasaan dankewenangan etua Pengadilan "egeri dapat bersi3at intern dan ekstern.

&. Pengadilan %inggi

a. %empat edudukan dan Daerah 4ukum

Pengadilan tinggi berkedudukan di Ibukota propinsi dengan daerah hukumnya meliputi wilayah propinsi 5?ide pasal UU "omor &  19(6.

b. ekuasaan dan ewenangan Pengadilan %inggi

+enurut pasal !1 ayat 516 Undang-undang "omor &  %ahun 19(, pengadilan tinggi bertugas dan

berwenang mengadili perkara pidana dan perkara perdata di tingkat banding.

B. Peradilan Agama

Peradilan gama adalah peradilan bagi orang-orang yang beragama Islam.Peradilan ini merupakan salah satupelaksanaan kekuasaan kehakiman bagi rakyat pen)ari keadilan yang beragamaIslam mengenai perkara perdata tertentu yang diatur

(5)

dalam Undang-undang "omor *ahun 19(9.Demikian bunyi pasal 1 butir dan pasal & Undang-undang "omor * %ahun 19(9.

1. Pengadilan gama

a. %empat edudukan dan daerah 4ukum

Ditentukan pasal  'o pasal  Undang-undang "omor *  %ahun 19(9 bahwa ;pengadilan agama merupakan pengadilan tingkat pertama yang berkedudukan di otamadya atau Ibukota abupaten=.

b. ekuasaan dan ewenangan Pengadilan gama %itik berat kekuasaan pengadilan agama adalah sebagaimana dimaksud pasal 9 ayat 516 UU "o. * atau 19(9, yang menyatakan0 Pengadilan gama bertugas dan berwenang memeriksa, memutus dan menyelesaikan perkara-perkara di tingkatpertama antara orang yang beragama Islam di bidang0Perkawinan,ewarisan, wasiat dan hibah, yang dilakukan berdasarkan hukum Islam,@aka3 dan sedekah.

&. Pengadilan %inggia gama

a. %empat edudukan dan Daerah 4ukum

da kesamaan tempat kedudukan dan daerah hukum Pengadilan %inggi 5lingkungan peradilan umum6 dengan Pengadilan %inggi gama, yakni di Ibukota propinsi yang daerah hukumnya adalah meliputi wilayah propinsi yang bersangkutan.bertugas dan berwenang memeriksa, memutus dan menyelesaikan sengketa %ata Usaha "egara di tingkat pertama.

. Peradilan Tata Usaha Negara 1. Pengadilan %ata Usaha "egara

(6)

edudukan Pengadilan %ata Usaha "egara adalah sebagai pengadilan pertama bagi masyarakat pen)ari keadilan terhadap sengketa %ata Usaha "egara.+engenai tempat kedudukan psl  Undang-Undang P%U" menyebutkan di kotamadya atau ibukota kabupaten.

&. Pengadilan %inggi %ata Usaha "egara

a. edudukan, %empat edudukan dan daerah 4ukum edudukan Pengadilan %inggi Usaha "egara 5P%-%U"6 adalah sebagai pengadilan tingkat banding bagi rakyat pen)ari keadilan terhadap sengleta tata usaha "egara 5%U"6.Seperti termaktub dalam pasal  ayat 5&6 UUP%U" ditetapkan P%-%U" berkedudukan di Ibukota propinsi dan daerah hukumnya meliputi wilayah propinsi.

b. ekuasaan dan ewenangan

P%-%U" sebagai pengadilan tingkat banding, tentu sa'a mempunyai kewenangan memberikan dan memutus sengketa %U" di tingkat banding. Berpi'ak kepada redaksi pasal !1 UUP%U" dapat disimpulkan minimal terdapat $ 5tiga6 kewenangan dari P%-%U", bertugas dan berwenang memriksa dan memeutus sengketa tata usaha "egara ditingkat bandingbertugas dan berwenang memeriksa dan memutus di tingkat pertama dan terakhir sengketa kewenangan mengadili antara Pengadilan %U" di dalam daerah hukumnyabertugas dan berwenang memeriksa, memutus dan menyelesaikan di tingkat pertama sengketa tata usaha "egara sebagaimana di maksud dalam pasal ( UU P%U".

(7)

Peradilan militer merupakan salah satu pilar kekuasaan kehakiman di samping lingkungan peradilan sebagaimana di maksud pasal 1# ayat 516 Undang-undang "omor 1 tahun 19*#.eberadaan peradilan militer merupakan konsekuensi logis adanya status subyek tindak pidana itu yakni seseorang berstatus militer.

1. ekuasaan Peradilan +iliter.

Untuk mengetahui kekuasaan pengadilan di lingkungan peradilan militer perlu kita teliti Undang-Undang "omor ! %ahun 19!#. Dinyatakan dalam pasal & bahwa ;kekuasaan kehakiman dalam peradilan ketentaraan= dilakukan oleh pengadilan ketentaraan, yaitu

a. Pengadilan %entara

b. Pengadilan %entara %inggi ). +ahkamah %entara gung.

Pada kenyataannya nama pengadilan di lingkungan peradilan militer menggunakan nama +ahkamah bukan pengadilan seperti termaktub pasal-pasal

Undang-Undang "omor ! %ahun 19!#. "ama pengadilan di lingkungan peradilan militer tersebut adalah0

a. +ahkamah +iliter, la:im di singkat ++I< b. +ahkamah +iliter %inggi, disingkat +4+I<%I

). +ahkamah +iliter gung, disingkat +4+I<AU"A.

E. Persamaan dan Per!edaan Dari Masing"masing Peradilan

1. Peradilan Umum adalah salah satu pelaksana kekuasaan kehakiman bagi rakyat pen)ari keadilan pada umumnya.Peradilan umum 'uga merupakan salah satu lingkungan peradilan di luar peradilan agama, tata usaha

(8)

negara dan peradilan militer.<andasan yang mengatur susunan dan kekuasaan peradilan umum adalah Undang-undang "omor ( tahun &##.disebutkan dalam Undang- undang-undang tersebut bahwa peradilan umum adalah salah satu pelaksana kekuasaan kehakiman bagi rakyat pen)ari keadilan pada umumnya 5pasal &6.

&. Peradilan gama sebagaimana yang terdapat dalam UU "o. * tahun 19(9 tentang Peradilan gama yang dulu hanya berwenang memeriksa dan memutus perkara-perkara di tingkat pertama antara orang-orang yang beragama Islam di bidang Perkawinan, ewarisan, @asiat, dan 4ibah yang dilakukan berdasarkan hukum Islam, serta @aka3 dan Shodaoh, tetapi sekarang wewenangnya diperluas lagi setelah diundangkannya UU "o. $ tahun &## tentang Perubahan tas undang-undang "o. * tahun 19(9 tentang Peradilan gama, sehingga wewenangnya diperluas meliputi0 perkawinan, waris, wasiat, hibah, waka3, :akat, in3a, shadaah dan ekonomi syariCah. UU "o. $ tahun &## itu mun)ul dalam rangka penegakkan dari undang undang "o. * tahun 199& 'o. Undang undang "o. 1# tahun 199( dan undang undang "o. &$ tahun 1999 tentang Sistem Perbankan "asional yang mengi:inkan beroperasinya Sistem Perbankan SyariCah.

$. Pengadilan +iliter Utama merupakan badan pelaksana kekuasaan peradilan di bawah +ahkamah gung di lingkungan militer yang bertugas untuk memeriksa dan memutus pada tingkat banding perkara pidana dan sengketa %ata Usaha ngkatan Bersen'ata yang telah diputus pada tingkat pertama oleh Pengadilan +iliter %inggi yang dimintakan banding.

(9)

. Peradilan %ata Usaha "egara merupakan lingkungan peradilan di bawah +ahkamah gung sebagai pelaku kekuasaan kehakiman yang merdeka, untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan.Peradilan %ata Usaha "egara adalah salah satu pelaku kekuasaan kehakiman bagi rakyat pen)ari keadilan terhadap sengketa %ata Usaha "egara. Pengadilan %ata Usaha "egara merupakan pengadilan tingkat pertama yang berkedudukan di ibukota abupatenota, dan daerah hukumnya.adalah meliputi kabupaten kota. Sementara Pengadilan %inggi %ata Usaha "egara adalah peradilan tingkat banding yangberkedudukan di ibukota Pro?insi, dan daerah hukumnya meliputi wilayah Pro?insi.

!. Pengadilan "egara %ertinggi, +ahkamah gung merupakan pengadilan kasasi yang bertugas membina keseragaman dalam penerapan hukum melalui putusan kasasi dan penin'auan kembali men'aga agar semua hukum dan undang-undang diseluruh wilayah negara /I diterapkan se)ara adil, tepat dan benar. +ahkama gung selain tugas pokok untuk menerima, memeriksa dan mengadili serta menyelesaikan setiap perkara yang dia'ukan kepadanya, berdasar Pasal & ayat 5&6 Undang-undang "omor 1 %ahun 19*# serta Pasal $( Undang-undang "omor 1 %ahun 19(!, +ahkamah gung dapat diserahi tugas dan kewenangan lain berdasarkan Undang-undang.

(10)

BAB III PENUTUP

A. Kesim#ulan

1. Peradilan Umum yaitu, merupakan salah satu pelaksana kekuasaan kehakiman bagi rakyat pen)ari keadilan pada umumnya

&. Peradilan gama, yaitu merupakan salah satupelaksanaan kekuasaan kehakiman bagi rakyat pen)ari keadilan yang beragamaIslam mengenai perkara perdata tertentu

$. Peradilan +iliter, yaitu sebagai pengadilan pertama bagi masyarakat pen)ari keadilan terhadap sengketa %ata Usaha "egara

. Peradilan %ata Usaha "egara, yaitu Peradilan militer merupakan salah satu pilar kekuasaan kehakiman di samping lingkungan peradilan dan keberadaan peradilan militer merupakan konsekuensi logis adanya status subyek tindak pidana itu yakni seseorang berstatus militer.

!. Peradilan +ahkam gung, yaitu merupakan Peradilan tertinggi yang menaungi Peradilan-Peradilan yang ada di

(11)

bawahnya, diantaranya0 Peradilan Umum, Perdilan gama, Peradilan +iliter dan Peradilan %ata Usaha "ergara.

. Perbedaan dari +asing-masing Peradilan, yaitu berdasarkan proses penyelesaian perkaranya tidak 'auh berbeda akan tetapi obek perkaranya yang berbeda.

B. Saran

Dalam makalah ini penulis menyadari bahwasanya banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini, oleh karena itu kami harapkan kepada para pemba)a untuk memberikan masukan serta kritikan yang dapat menyempurnakan makalah ini hingga  'auh lebih baik demi kesempurnaan penyusunan makalah

selan'utnya.

DA$TAR PUSTAKA

@aluyo, Bambang, Implementasi ekuasaan ehakima, akarta0 Sinar Ara8ka, 199&.

+. 4ad'on, Philipus et al, Pengantar 4ukum dminisrasi di Indonesia, Eet. FIII Gogyakarta0 AD +D U"IF7/SI%G P/7SS, &##&

+ahkamah gung /I, Pedoman %eknis dministrasi dan %eknis Peradilan gama, Buku II, 7disi /e?isi &##9.

di sulistiono, 19(*. Se'arah lembaga peradilan di Indonesia 5online6 http0www.malang.a).id, diakses &# pril &#1#. Disriani <athi3ah,&##9. Se'arah terbentuknya perdilan negeri di

Indonesia, 5online6 http0www. <athi3ah blog, se'arah terbentuknya peradilan negeri di Indonesia.)om.

Referensi

Dokumen terkait

Ludwig dan Reynolds (1988) menyatakan pola penyebaran satwa liar di alam bebas dapat berbentuk acak (random), kelompok (clumped) dan seragam (uniform), penentuan pola sebaran

Artinya ketika guru melakukan proses pembelajaran dengan metode ceramah di depan kelas, tanya jawab, dan mengerjakan latihan dalam hal ini akan menguntungkan

Respon siswa merupakan tanggapan/ pendapat siswa terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan yang meliputi sikap siswa terhadap pelajaran matematika, cara guru mengajar,

Konsentrasi subletal moluskisida niklosamida berpengaruh nyata terhadap penurunan pertumbuhan terjadi mulai pada konsentrasi 0,03 mg.L -1 dan mengakibatkan kerusakan

Skripsi berjudul “Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match untuk Meningkatkan Hasil Belajar pada Sub Pokok Bahasan Operasi Hitung Bentuk Pecahan Aljabar Siswa

Dengan memiliki ketrampilan literasi informasi, diharapkan para pendidik mampu mencari informasi secara kritis dan tidak mudah percaya pada informasi yang

Tahapan post precessing membutuhkan penerapan metode segmentasi untuk mendapatkan bentuk foramen mentale. Metode segmentasi yang digunakan yaitu metode transformasi