PENGERTIAN HASIL BELAJAR
PENGERTIAN HASIL BELAJAR
Hasil belajar adalah tinHasil belajar adalah tingkat keberhasilan atau kemampuan seseorang dalam memahami,gkat keberhasilan atau kemampuan seseorang dalam memahami, menganalisis, dan mengevaluasi materi pelajaran yang telah
menganalisis, dan mengevaluasi materi pelajaran yang telah dipelajarinya. Menurut Robertdipelajarinya. Menurut Robert Gagne yang dikutip oleh (Esti, 1989 :
Gagne yang dikutip oleh (Esti, 1989 : 102) hasil belajar siswa dapat dimasukkan dalam 5102) hasil belajar siswa dapat dimasukkan dalam 5 kategori yaitu:
kategori yaitu:
1.Informasi verbal ialah t
1.Informasi verbal ialah tingkat pengetahuan yang dimiliki ingkat pengetahuan yang dimiliki seseorang yang dapatseseorang yang dapat diungkapkan melalui bahasa lisan maupun tertulis kepada orang lain.
diungkapkan melalui bahasa lisan maupun tertulis kepada orang lain. 2.Kemahiran intelektual ialah
2.Kemahiran intelektual ialah tingkat kemampuan seseorang yang tingkat kemampuan seseorang yang berhubungaberhubungan dengann dengan lingkungan hidup dan dirinya sendiri.
lingkungan hidup dan dirinya sendiri. Gagne selanjutnya membagi kemahiran intelektualGagne selanjutnya membagi kemahiran intelektual menjadi 4 kategori yaitu:
menjadi 4 kategori yaitu:
a.Diskriminasi jamak (multiple
a.Diskriminasi jamak (multiple discrimination) yaitu kemampuan seseorang dalamdiscrimination) yaitu kemampuan seseorang dalam membedakan antara obyek yang satu dengan yang obyek yang lain.
membedakan antara obyek yang satu dengan yang obyek yang lain.
b.Konsep (concept) yaitu satuan arti yang mewakili sejumlah obyek yang mempunyai ciri-ciri b.Konsep (concept) yaitu satuan arti yang mewakili sejumlah obyek yang mempunyai ciri-ciri yang sama. Konsep dapat dilambangkan dalam bentuk kata yang mewakili konsep itu.
yang sama. Konsep dapat dilambangkan dalam bentuk kata yang mewakili konsep itu. c.Kaidah (rule) yaitu dua konsep atau lebih
c.Kaidah (rule) yaitu dua konsep atau lebih jika dihubungkan satu sama lain terbentuk suatujika dihubungkan satu sama lain terbentuk suatu ketentuan yang mewakili suatu keteraturan.
ketentuan yang mewakili suatu keteraturan. d.Prinsip (higer-order ruler) yaitu terj
d.Prinsip (higer-order ruler) yaitu terjadinya kombinasi dari beberapa kaidah, sehinggaadinya kombinasi dari beberapa kaidah, sehingga terbentuk suatu kaidah yang lebih
terbentuk suatu kaidah yang lebih kompleks. Kaidah tersebut disebut prinsip. kompleks. Kaidah tersebut disebut prinsip. BerdasarkanBerdasarkan prinsip orang dapat memecahkan masalah.
prinsip orang dapat memecahkan masalah.
3.Pengaturan kegiatan kognitif (cognitive strategy)
3.Pengaturan kegiatan kognitif (cognitive strategy) yaitu kemampuan yang dapatyaitu kemampuan yang dapat
menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri, khususnya bila sedang belajar menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri, khususnya bila sedang belajar dan berfikir.
dan berfikir.
4.Sikap (attitude) yaitu sikap tertentu dari
4.Sikap (attitude) yaitu sikap tertentu dari seseorang terhadaseseorang terhadap suatu obyek.p suatu obyek. 5.Keterampilan motorik (motor skill)
5.Keterampilan motorik (motor skill) yaitu seseorang yang mampu melakukan suatuyaitu seseorang yang mampu melakukan suatu rangkaian gerak-gerik jasmani dalam urutan t
rangkaian gerak-gerik jasmani dalam urutan tertentu dengan mengadakan koordinasi antaraertentu dengan mengadakan koordinasi antara gerak-gerik berbagai anggota badan secara terpadu.
gerak-gerik berbagai anggota badan secara terpadu.
Pengertian Hasil Belajar
Pengertian Hasil Belajar
Posted on November 22, 2011 by mgmp ipa rayon ampibabo Posted on November 22, 2011 by mgmp ipa rayon ampibabo
Posted by
Posted by Alim Sumarno, M.PdAlim Sumarno, M.Pd
Hasil belajar yang sering disebut dengan istilah
Hasil belajar yang sering disebut dengan istilah “scholastic achievement”“scholastic achievement” atauatau “academic“academic achievement”
achievement” adalah seluruh efisiensi dan hasil yang dicapai melalui proses belajar adalah seluruh efisiensi dan hasil yang dicapai melalui proses belajar mengajarmengajar di sekolah yang dinyatakan dengan angka-angka atau nilai-nilai
di sekolah yang dinyatakan dengan angka-angka atau nilai-nilai berdasarkan tes hasil Belajarberdasarkan tes hasil Belajar (Briggs, 1979:147)
(Briggs, 1979:147) .. Menurut
Menurut Gagne dan Driscoll (1988:36)Gagne dan Driscoll (1988:36) hasil belajar hasil belajar adalah kemampuan-kemampuadalah kemampuan-kemampuan yangan yang dimiliki siswa sebagai akibat perbuatan belajar dan dapat diamati
dimiliki siswa sebagai akibat perbuatan belajar dan dapat diamati melalui penampilan siswamelalui penampilan siswa (learner „s performance).
(learner „s performance). Gagne dan Briggs (1979:52)
Gagne dan Briggs (1979:52) menyatakan bahwa hasil menyatakan bahwa hasil belajar merupakan kemampuanbelajar merupakan kemampuan internal
internal (capability)(capability) yang meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap yang meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap yang telah menjadiyang telah menjadi milik pribadi
milik pribadi seseorang dan memungkinkan orang itu melakukan sesuatu.seseorang dan memungkinkan orang itu melakukan sesuatu. Dick dan Reiser (1989:11)
Dick dan Reiser (1989:11)mengemukamengemukakan bahwa kan bahwa hasil belajar hasil belajar adalah kemampuan-adalah
kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa sebagai hasil kegiatan pembelajaran, yang terdiri dari empat kemampuan yang dimiliki siswa sebagai hasil kegiatan pembelajaran, yang terdiri dari empat
jenis, yaitu: pengetahuan, keterampilan intelektual, keterampilan motor dan sikap. Sedangkan Bloom, et.al (1966:7) membedakan hasil belajar menjadi tiga ranah, yaitu ranah kognitif (pengetahuan), ranah afektif (sikap), dan ranah psikomotorik (keterampilan motor).
Setiap ranah diklasifikasikan lagi dalam beberapa tingkat atau tingkat kemampuan yang harus dicapai (level of competence). Untuk ranah “pengetahuan” mulai dari tingkat yang paling ringan yaitu; mengingat penilaian (evaluation). Ranah sikap mulai dari menangkap / merespon pasif, bereaksi dengan sukarela / merespon aktif, mengapresiasi, menghayati / internalisasi, sampai akhirnya menjadi karakter atau jiwa di alam dirinya (life style). Sedangkan ranah psikomotorik dimulai dari tingkat mengamati, selanjutnya membantu melakukan, melakukan sendiri, melakukan dengan lancar sampai secara otomatis atau reflekstoris.
Menurut Gagne (1977:42), Gagne & Driscoll (1988:74) belajar bukan merupakan proses tunggal, melainkan proses yang luas yang dibentuk oleh pertumbuhan dan perkembangan tingkah laku, di mana tingkah laku tersebut merupakan hasil dari efek kumulatif dari belajar. Artinya banyak keterampilan yang telah dipelajari memberikan kontribusi untuk belajar keterampilan yang lebih rumit.
Belajar merupakan suatu proses yang kompleks yang menghasilkan berbagai macam tingkah laku yang berbeda yang disebut “kapasitas”. Kapasitas itu diperoleh orang dari; (1) Stimulus yang berasal dari lingkungan, dan (2) Proses kognitif yang dilakukan si belajar.
Berdasarkan pandangan ini Gagne mendefinisikan secara formal bahwa “belajar” adalah perubahan dalam posisi atau kemampuan manusia yang bertahan selama masa waktu dan tidak semata-mata disebabkan oleh proses pertumbuhan. Perubahan terebut berbentuk perubahan tingkah laku, hal itu dapat diketahui dengan jalan membandingkan tingkah laku sebelum belajar dan tingkah laku yang diperoleh setelah belajar. Margaret G. Bell (dalam Panen, 2000:24) Yang lain mengemukakan bahwa perubahan tingkah laku dapat berbentuk perubahan kemampuan jenis kerja atau perubahan sikap, minat atau nilai, perubahan itu harus bertahan selama beberapa waktu.
Menurut Gallowing (1976:129), belajar merupakan suatu proses internal yang mencakup ingatan, retensi, pengolahan informasi, emosi, dan faktor-faktor lain. Proses belajar disini antara lain mencakup pengaturan stimulus yang diterima dan penyesuaian dengan struktur kognitif yang terbentuk dalam pikiran seseorang berdasarkan pengalaman-pengalaman sebelumnya.
Gagne (1977:43) menemukan lima ragam belajar yang terjadi pada manusia, yaitu; (1) Informasi verbal, (2) Keterampilan intelektual, (3) Keterampilan motor, (4) Sikap, dan (5) Siasat kognitif.
Informasi verbal adalah kemampuan yang dinyatakan dengan kategori memperoleh label atau nama-nama-nama, fakta dan bidang pengetahuan yang telah tersusun. Menurut Sinambela (1977:16) kemampuan verbal ini sangat erat hubungannya dengan hasil belajar. Hasil penelitian untuk disertasi oleh Rusiaman (1990:124) dan Mukhayar (1991:162)
menemukan bahwa proses Menalar banyak tergantung dari perpaduan antara intelegensi dan kemampuan verbal siswa.Kegiatan untuk mengetahui kemampuan informasi verbal ini
dilakukan dengan mengatakan, suatu faktor atau peristiwa, memberikan nama lain yang hampir sama, membuat ringkasan dari informasi yang telah dipelajari.
Data informasi verbal menurut Huda (1997:3) pada umumnya diperoleh dengan tiga teknik, yaitu; kuesioner, buku harian, dan wawancara. Dari kuesioner dan buku harian diperoleh informasi verbal tulis, namun kuesioner lebih produktif dari buku harian. Wawancara dapat menghasilkan informasi verbal lisan. Jenisnya terdiri dari wawancara konvensional yang bertanya pengalaman, perasaan, dan pengamatan yang telah dilakukan oleh siswa terhadap dirinya sendiri. Dan wawancara pada apa yang sedang berlangsung dalam pikiran siswa. Teknik kedua ini disebut verbalisasi pikiran (think aloud).
Ketrampilan intelektual adalah kemampuan yang berupa keterampilan yang membuat seseorang mampu dan berguna di masyarakat. Ketrampilan intelektual terkait dengan
pendidikan formal mulai dari tingkat dasar dan seterusnya. Ketrampilan intelektual ini terdiri atas empat keterampilan yang terkait dan bersifat sederhana sampai yang rumit yaitu belajar diskriminasi (membedakan), belajar konsep konkret dan konsep menurut definisi, belajar metode dan belajar metode yang tarafnya lebih tinggi.Ketrampilan gerak (motor) adalah kemampuan yang mendasari pelaksanaan perbuatan jasmaniah. Keterampilan ini bila sering dipraktekkan akan bertambah sempurna. Untuk itu dalam mengajarkannya harus banyak pengulangan atau latihan-latihan disertai umpan balik dari lingkungan.
Sikap adalah kemampuan yang mempengaruhi pilihan pada tindakan mana yang harus diambil. Menurut Deaux & Wrightsman (1988:238) sikap adalah kesediaan untuk
bertingkah laku terhadap obyek di lingkungan. Fitur-fitur dari sikap selalu melibatkan segi penilaian yang berasal dari bagian-bagian afeksi. Komponen afeksi mengandung sistem penilaian emosional yang bisa bersifat positif / negatif atau bisa menimbulkan perasaan senang / tidak senang. Berdasarkan penilaian ini maka terjadilah kecenderungan untuk bertingkah laku.
Krech & Crutchfield (1962) dalam Zahera (1997:183) mengemukakan bahwa sikap seseorang ditentukan oleh faktor kebutuhan-kebutuhan individu, informasi yang diperoleh mengenai obyek sikap, kelompok tempat individu bergabung, dan kepribadian individu.
Sedangkan Nimpoeno (1988:47) menyebutkan bahwa sikap dan tingkah laku manusia sangat dipengaruhi oleh nilai dan norma yang dibawa sejak masa kecilnya.Fitur kemampuan ini adalah tidak menentukan tindakan khusus apa yang harus diambil. Belajar memperoleh sikap berdasarkan pada informasi tentang apa-apa tindakan yang harus dilakukan dan apa
akibatnya.
Yang terakhir adalah siasat kognitif yaitu kemampuan yang mengatur bagaimana si belajar mengelola belajarnya, seperti mahal atau berpikir dalam rangka pengendalian sesuatu untuk mengatur suatu tindakan, hal ini mempengaruhi dan perhatian si belajar dan informasi yang tersimpan dalam ingatannya. Kapasitas ini akan mempengaruhi siasat si belajar dalam rangka mencari kembali hal-hal yang telah disimpan. Siasat kognitif ini merupakan suatu proses inferensi atau induksi di mana seseorang mengingat objek dan kejadian-kejadian dalam rangka memperoleh suatu penjelasan tentang suatu gejala tertentu untuk menghasilkan induksi.
Jerome S. Bruner adalah seorang ahli Psikologi Kognitif, yang memberi dorongan agar pendidikan memberi perhatian pada pentingnya pengembangan berpikir. Bruner tidak mengembangkan teori belajar yang sistimatis, dasar pemikiran teoritis memandang bahwa manusia adalah sebagai pemrosesan, pemikir dan pencipta informasi.
Oleh itu yang terpenting dalam belajar menurut Bruner (1961:23)adalah cara-cara
diterimanya secara aktif. Sehubungan dengan itu Bruner sangat memperhatikan masalah apa yang dilakukan manusia dengan informasi yang diterima itu untuk mencapai pemahaman dan membentuk kemampuan berpikir siswa.
Selanjutnya menurut Bruner (1962:98) agar proses belajar berjalan lancar ada tiga faktor yang sangat ditekankan dan harus menjadi perhatian guru-guru di dalam menyelenggarakan pembelajaran yaitu:
1. Pentingnya memahami struktur mata kuliah.
2. Pentingnya belajar aktif agar seseorang bisa menemukan sendiri konsep-konsep sebagai dasar untuk memahami dengan benar.
3. Pentingnya nilai dari berpikir induktif.
Berdasarkan pandangan Bruner ini, maka ada empat aspek utama yang harus menjadi perhatian dalam pembelajaran yaitu sebagai berikut:
1. Struktur Mata Pelajaran. Struktur mata pelajaran mengandung ide-ide, konsep-konsep dasar, hubungan antara konsep atau contoh-contoh dari ko nsep tersebut yang dianggap penting. MenurutBrunerpembelajaran akan lebih bermakna, kepadadan mudah diingat oleh siswa bila difokuskan pada memahami struktur mata pelajaran yang akan dipelajari, sebab si belajar dapat menghubungkan antara subyek yang satu dengan pokok bahasan yang lain, baik dalam mata pelajaran yang sama atau dalam mata pelajaran yang berbeda.
2. Kesiapan Untuk Belajar.Dalam belajar guru harus memperhatikan kesiapan si belajar untuk mempelajari materi baru atau yang bersifat lanjutan. Kesiapan belajar dapat terdiri atas penguasaan keterampilan-keterampilan yang lebih mudah yang telah dikuasai sebelumnya dan yang memungkinkan seseorang untuk memahami dan mencapai keterampilan yang lebih tinggi. Kesiapan untuk belajar ini dipengaruhi oleh kematangan psikologis dan
pengalaman si belajar. Untuk mengetahui apakah si belajar telah memiliki kesiapan untuk belajar perlu diberikan tes tentang materi awal yang terkait dengan topik yang akan
diajarkan. Kapan si belajar dapat mengerjakan tes dengan baik, berarti ia telah siap. Kapan tidak mampu mengerjakan sekalipun ia telah bekerja keras, ia dinyatakan belum siap 3. Intuisi.MenurutBruneryang dimaksud dengan intuisi adalah teknik-teknik intelektual
analitis untuk mengetahui apakah formulasi-formulasi itu merupakan kesimpulan yang sahih atau tidak.
4. Motivasi.MenurutBrunermotivasi adalah kondisi khusus yang dapat mempengaruhi
individu untuk belajar. Motivasi merupakan variabel penting, o leh karenanyaBrunerpercaya bahwa hampir semua anak-anak memiliki waktu-waktu pertumbuhan akan “keinginan untuk belajar”, imbalan (reward) dan hukuman (punishment) mungkin penting untuk
meningkatkan perbuatan tertentu atau untuk membuat mereka yakin sampai mau
mengulangi apa yang sudah dipelajari.Brunermenekankan pentingnya motivasi instrinsik dibandingkan motivasi ekstrinsik.
Dari uraian di atas nampak bahwa belajar merupakan jaringan aktivitas yang kompleks, tetapi dilakukan dengan sadar oleh seseorang yang mengakibatkan terjadinya perubahan tingkah laku. Kasiyati (2000:93) mengemukakan prinsip-prinsip belajar sebagai berikut:
1. Belajar adalah suatu proses aktif dimana terjadi hubungan saling mempengaruhi secara dinamis antara Siswa dan lingkungannya.
2. Belajar senantiasa harus bertujuan, terarah, dan jelas untuk Siswa.Tujuan akan menentukan dalam belajar untuk mencapai harapan-harapannya.
3. Belajar yang paling efektif saat didasari oleh dorongan motivasi yang murni dan bersumber di dalam dirinya sendiri.
4. Selalu ada rintangan dan hambatan dalam belajar, karena itu Siswa harus sanggup mengatasinya secara tepat.
5. Belajar membutuhkan bimbingan, bimbingan itu baik dari dosen atau klaim dari buku pelajaran sendiri.
6. Jenis belajar yang paling utama adalah belajar untuk berpikir kritis, lebih baik dari pembentukkan kebiasaan mekanis.
7. Cara belajar yang paling efektif adalah dalam bentuk solusi masalah melalui kerja kelompok selama masalah-masalah tersebut telah disadari bersama.
8. Belajar memerlukan pemahaman atas hal-hal yang dipelajari sehingga diperoleh pengertian-pengertian.
9. Belajar membutuhkan latihan dan ulangan agar apa-apa yang telah dipelajari dapat dikuasai. 10. Belajar harus disertai keinginan dan kemauan yang kuat untuk mencapai tujuan atau hasil. 11. Belajar dianggap berhasil apabila sipelajar telah sanggup mentransferkan atau
menerapkannya ke dalam bidang praktek sehari-hari.
Sesuai dengan prinsip-prinsip belajar pada, maka untuk memperoleh hasil belajar yang optimal, diperlukan tiga tingkat aktivitas yaitu; 1).persiapan belajar, 2). pelaksanaan belajar, dan 3). pengendalian belajar.Pada tingkat persiapan yang harus dilakukan Siswa Kelas III SDN 205/IV Kota Jambi adalah menyiapkan situasi dan kondisi belajar yang menyenangkan yaitu meliputi; menyiapkan ruang belajar yang bersih, pencahayaan dan ventilasi yang baik, memelihara kesehatan jasmani, emosi dan sosial, mengatur waktu belajar, menyiapkan bahan ajar dan alat tulis yang diperlukan.
Pada tingkat pelaksanaan belajar, yang harus dilakukan adalah membaca, menghafal,
membuat catatan kritis, menjawab pertanyaan, membuat pelatihan, berdiskusi atau bertanya jawab dengan teman sejawat (jika ada). Sedangkan pada tahap operasi belajar, yang
dilakukan adalah mengevaluasi efektivitas hasil belajar dan menguji apakah hasil belajar dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari.
Selanjutnya dilihat dari proses pengukuran, dapat dikatakan bahwa hasil belajar merupakan efisiensi nyata yang dapat diukur secara langsung dengan tes dan bisa dihitung hasilnya dengan nomor (Woodwort & Marquis, 1957:76). Hal ini berarti bahwa hasil belajar seseorang dapat diperoleh melalui perangkat tes dan dengan hasil tes dapat memberikan informasi tentang seberapa jauh kemampuan penyerapan bahan oleh seseorang setelah mengikuti proses pembelajaran.
Oleh karena itu hasil belajar siswa adalah cermin dari pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperoleh siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar. Prestasi belajar merupakan hasil belajar yang telah diukur dan ditampilkan dengan nilai. Good (1959:425)
mengemukakan bahwa prestasi belajar merupakan pengetahuan yang diperoleh atau ketrampilan yang dikembangkan dalam pelajaran di sekolah, yang biasanya ditampilkan dengan skor atau nilai atau pekerjaan yang dibangun guru.
Hasil belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor dari dalam (faktor internal) maupun faktor dari luar (faktor eksternal). Menurut Suryabrata (1982:27) yang termasuk faktor internal adalah faktor fisiologis dan faktor psikologis (misalnya kecerdasan, motivasi berprestasi, dan kemampuan kognitif), sedangkan yang termasuk faktor eksternal adalah faktor lingkungan dan faktor instrumental (misalnya guru, kurikulum, dan model
pembelajaran) .
Gagne (1985:62) menyebut dengan istilah kondisi internal (internal conditions) dan kondisi eksternal (external condition). Faktor internal adalah faktor yang berasal dalam diri individu yang mempengaruhi prestasi belajar siswa. Faktor-faktor tersebut dibedakan menjadi tiga, yaitu:(1) faktor fisiologis, (2) faktor psikologis, yang meliputi faktor intelektif (kecerdasan, minat, kebutuhan, emosi dan motivasi), dan (3) faktor kematangan. Sedangkan faktor
eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar individu yang.mempengaruhi prestasi belajar siswa. Faktor-faktor tersebut dibedakan atas faktor: (1) lingkungan budaya, (2)
lingkungan fisik, (3) lingkungan spiritual, dan (4) lingkungan Agama (Rusyan & Samsudin, 1989:75). Sedangkan Bloom (1982:11) mengemukakan tiga faktor utama yang
mempengaruhi hasil belajar, yaitu kemampuan kognitif, motivasi berprestasi, dan kualitas pembelajaran.
2.2.4 Prinsip-prinsip belajar
Ada beberapa prinsip belajar yang berlaku umum yang dipakai sebagaidasar dalam upaya pembelajaran baik bagi siswa yang perlu meningkatkan upayabelajarnya maupun bagi guru dalam upaya meningkatkan mengajarnya (Dimyatidan Mudjiono 1999:42), prinsip-prinsip itu antara lain :
a.Perhatian dan motivasiPerhatian mempunyai peranan yang sangat penting dalam kegiatan belajar.Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada siswa apabila bahan pelajaransesuai dengan kebutuhannya. Apabila bahan pelajaran itu dirasakan sebagaisesuatu yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari akan membangkitkanmotivasi untuk mempelajarinya
b.Keaktifan
Belajar hanya mungkin terjadi apabila siswa aktif mengalami sendiri. JohnDewey misalnya mengemukakan bahwa belajar adalah menyangkut apa yangharus dikerjakan siswa untuk dirinya sendiri, maka inisiatif harus datang darisiswa itu sendiri, guru sekadar pembimbing dan pengarah (John Dewey, 1916dalam Davies, 1973:31)c.
Keterlibatan langsung atau pengalamanKeterlibatan siswa di dalam belajar jangan diartikan keterlibatan fisik sematanamun lebih dari itu terutama adalah keterlibatan mental emosional, Belajar hanya mungkin terjadi apabila siswa aktif mengalami sendiri. JohnDewey misalnya mengemukakan bahwa belajar adalah menyangkut apa yangharus dikerjakan siswa untuk dirinya sendiri, maka inisiatif harus datang darisiswa itu sendiri, guru sekadar pembimbing dan pengarah (John Dewey, 1916dalam Davies, 1973:31)c.
C. Keterlibatan langsung atau pengalaman
Keterlibatan siswa di dalam belajar jangan diartikan keterlibatan fisik sematanamun lebih dari itu terutama adalah keterlibatan mental emosional,keterlibatan dengan kegiatan kognitif dalam pencapaian dan perolehanpengetahuan, dalam penghayatan dan juga pada saat
mengadakan latihan-latihan dalam pembentukan ketrampilan.d. D. Tantangan
Agar pada siswa timbul motif yang kuat mengatasi hambatan dengan baik,maka bahan belajar haruslah menantang. Tantangan yang dihadapi dalambahan belajar membuat siswa bergairah untuk mengatasinya. Bahan belajaryang baru, yang banyak mengandung masalah yang perlu dipecahkanmembuat siswa tertantang untuk mempelajarinya. Pelajaran yang
memberikesempatan pada siswa untuk menemukan konsep-konsep, prinsip-prinsipdan generalisasi akan menyebabkan siswa berusaha mencari dan menemukankonsep-konsep, prinsip-prinsip dan generalisasi prinsip-prinsip tersebut.
E. BALIKAN dan penguatan
Siswa akan belajar lebih semangat apabila mendapatkan hasil yang baik.Hasil yang baik akan merupakan balikan yang menyenangkan danberpengaruh baik pada usaha belajar
selanjutnya.Format sajian berupa tanya jawab, diskusi, eksperimen, metode
penemuanmerupakan cara belajar mengajar yang memungkinkan terjadinya balikan danpenguatan. Balikan yang segera diperoleh siswa setelah belajar melaluipenggunaan metode-metode ini akan membuat siswa terdorong untuk lebihgiat dan bersemangat.f. Perbedaan individualSiswa merupakan individual yang unik artinya tidak ada dua orang siswayang sama persis, tiap siswa memiliki perbedaan satu dengan yang lain.Perbedaan itu terdapat pada karakteristik psikis, kepribadian dan sifat-sifatnya. Karenanya, perbedaaan individual perlu diperhatikan oleh gurudalam upaya pembelajaran
Model Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran merupakan strategi yang digunakan oleh guru untuk meningkatkan motivasi belajar, sikap
belajar dikalangan siswa, mampu berpikir kriti s, memiliki keterampilan sosial, dan pencapaian hasil pembelajaran yang lebih optimal (Isjoni, 2009: 8). Merujuk pada hal ini perkembangan model pembelajaran terus
mengalami perubahan dari model tradisional menuju model yang lebih modern. Model pembelajaran berfungsi
untuk memberikan situasi pembelajaran yang tersusun rapi untuk memberikan suatu aktivitas kepada siswa
guna mencapai tujuan pembelajaran. Sejalan dengan pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran, salah
satu model pembelajaran yang kini banyak mendapat respon adalah model pembelajaran kooperatif. Kooperatif
berasal dari bahasa Inggris yaitu Cooperate yang berarti bekerja bersama-sama. Pembelajaran menurut Degeng
adalah upaya untuk membelajarkan siswa. Pembelajaran kooperatif adalah strategi belajar dengan sejumlah
siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda (Isjoni,2009 : 14). Menurut Slavin
(1985) dalam bukunya Isjoni (2010: 12) mengatakan, bahwa pembelajaran kooperatif adalah suatu model
pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang
anggotanya 4-6 orang dengan struktur kelompok heterogen. Model pembelajaran koperatif adalah rangkaian
kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang telah dirumuskan. Terdapat empat unsur penting dalam pembelajaran kooperatif yaitu,
adanya peserta didik yang terbagi dalam kelompok, adanya aturan kelompok,
PENGERTIAN PEMBELAJARAN SECARA KHUSUS
Pengertian pembelajaran secara khusus diuraikan sebagai berikut. Behavioristik
Pembelajaran adalah usaha guru membentuk tingkah laku yang diinginkan dengan menyediakan lingkungan (stimulus).
Kognitif
Pembelajaran adalah cara guru memberikan kesempatan pada siswa untuk berfikir agar dapat mengenal dan memahami.
Gestalt
Pembelajaran adalah usaha guru untuk memberikan materi pembelajaran sedemikian rupa sehingga siswa lebih mudah mengorganisasikannya (mengaturnya) menjadi suatu pola gestalt (pola bermakna).
Humanistik
Pembelajaran adalah memberikan kebebasan kepada siswauntuk memilih bahan pelajaran dan cara mempelajarinya sesuai dengan minat dan kemampuannya. (Darsono Max, 2000: 24) Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan proses interaksi antara guru dengan siswa yang ditujukan untuk melakukan perubahan sikap dan pola pikir siswa kearah yang lebih baik untuk mencapai hasil belajar yang optimal.