• Tidak ada hasil yang ditemukan

ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan

SKPD

3.1.1. Permasalahan Umum

Dalam mencapai peran yang diharapkan pada Visi dan Misi Kepala Daerah, BLH Provinsi Jawa Timur berusaha mengidentifikasi permasalahan-permasalahan yang dihadapi, seperti cepatnya pertumbuhan industri atau jasa serta pemukiman yang menyebabkan berkurangnya daya dukung lingkungan akibat pembuangan limbah ke media lingkungan air, tanah dan udara. Selain itu adanya perubahan fungsi lahan yang tanpa memperhatikan fungsi ekologis sekitarnya, sehingga mengakibatkan kerusakan ekosistem hutan/lahan.

Selain dari pada permasalahan tersebut, BLH Provinsi Jawa Timur juga harus menghadapi permasalahan keterbatasan SDM dengan kapasitas yang memadai dalam pengembangan pengetahuan di bidang pengawasan dan pengendalian pencemaran. Pengembangan SDM ini memerlukan proses pendidikan dan pelatihan yang intensif dan berkelanjutan sehingga dapat memberikan hasil yang signifikan.

3.1.2. Permasalahan Khusus

Permasalahan khusus yang dihadapi oleh BLH Provinsi Jawa Timur yaitu terletak pada pelibatan dan keikutsertaan instansi terkait dalam koordinasi, komunikasi dan sinkronisasi program pembangunan bidang lingkungan hidup. Yang menyebabkan hal tersebut menjadi permasalahan khusus adalah karena adanya kepentingan yang berbeda-beda dari para pengambil kebijakan di masing-masing instansi. Namun, permasalahan tersebut harus terus didalami dan diberikan solusi secara proporsional dan intens guna mencapai tujuan yang tertuang dalam RPJMD.

Tabel 3. 1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi SKPD Aspek Kajian Capaian/Kondi si Saat Ini Standar yang Digunakan

Faktor yang Mempengaruhi Permasalahan Pelayanan SKPD Internal (Kewenangan SKPD) Eksternal (Diluar Kewenangan SKPD) Hasil analisis gambaran pelayanan SKPD Pelayanan informasi status mutu air (100%) SPM 1. Belum lengkapnya ketersediaan data inventarisasi potensi Lingkungan 1. Rendahnya kesadaran masyarakat dalam perlindungan dan pengelolaan Kapasitas dan kompetensi SDM yang terbatas Pelayanan informasi status mutu udara (100%) SPM

(2)

Aspek Kajian Capaian/Kondi si Saat Ini Standar yang Digunakan

Faktor yang Mempengaruhi Permasalahan Pelayanan SKPD Internal (Kewenangan SKPD) Eksternal (Diluar Kewenangan SKPD) Pelayanan informasi tindak lanjut pengaduan masyarakat (100%) SPM Hidup 2. Masih terbatasnya tenaga teknis (jabatan fungsional) lingkungan hidup 2. Masih mahalnya teknologi pengolahan limbah 3. Belum terimplementasi nya penegakan hukum berdasarkan UU 32/2009 Pelayanan rekomendasi dokumen lingkungan - Penegakan hukum Permendagri 54/2010 Hasil analisis Renstra K/L Penurunan beban pencemar 1. Tingginya potensi investasi di bidang sumber energi terbarukan 2. Tersedianya regulasi terkait perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup 3. Makin banyak masyarakat Indonesia ikut serta dalam gerakan dukungan penanganan perubahan iklim dan gaya hidup ramah lingkungan 1. Kecenderungan saat ini masih mengkonversi lahan pertanian dan hutan untuk pengembangan sumber energi terbarukan 2. Otonomi daerah dan orientasi pembangunan yang bersifat sektoral dan parsial mempersulit sinkronisasi kebijakan pengelolaan lingkungan 3. Penanganan isu sosial terkait: persoalan dan bencana lingkungan, masih superfisial akibat rendahnya, pengetahuan dan kapasitas masyarakat Pengendalian kerusakan lingkungan hidup Peningkatan kapasitas pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup

(3)

Aspek Kajian Capaian/Kondi si Saat Ini Standar yang Digunakan

Faktor yang Mempengaruhi Permasalahan Pelayanan SKPD Internal (Kewenangan SKPD) Eksternal (Diluar Kewenangan SKPD) Hasil telaahan RTRW 1. Pola penggunaan lahan berkembang sampai ke pedesaan 2. Tingginya tingkat pembangun an perkotaan 3. Belum optimalnya pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup 4. Nilai ekonomi lahan yang cenderung meningkat 1. Peningkatan kesadaran masyarakat terhadap lingkungan 2. Perubahan iklim yang ekstrim 3. Semakin meningkatnya lahan kritis 4. Tingginya tingkat pencemaran industri 5. Tingginya tingkat alih fungsi lahan Hasil analisis KLHS Pengaruh perkembangan perkotaan yang pesat terhadap ketersediaan lahan pertanian, gangguan lingkungan hidup dan sejenisnya

Tabel 3. 2 Identifikasi Isu-Isu Strategis (Lingkungan Eksternal)

No Isu Strategis

Dinamika Internasional

Dinamika Nasional Dinamika Regional/Lokal Lain-lain 1 Transformatif perubahan perilaku manusia terhadap lingkungan hidup Penurunan beban pencemaran lingkungan Perubahan budaya tingkah laku masyarakat 2 Mengintegrasikan keanekaragaman hayati di lingkungan dan agenda ekonomi Pengendalian kerusakan lingkungan hidup Pemanfaatan sumber daya alam yang melampaui daya dukung lingkungan. 3 Mitigasi dan adaptasi

perubahan iklim

Peningkatan kapasitas pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup

Pencemaran

lingkungan dari sektor industri, domestik dan

(4)

kegiatan lain baik ke media lingkungan air, tanah dan udara. 4 Kota yang berkelanjutan

baik untuk lingkungan

dan kehidupan masyarakat

Pengelolaan sampah, banjir, emisi kendaraan bermotor, limbah cair domestik, ruang terbuka hijau dan penataan ruang

3.2. Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala

Daerah Terpilih

Untuk melakukan analisis terhadap tugas pokok dan fungsi BLH Provinsi Jawa Timur yang terkait dengan visi, misi dan program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih, perlu dilakukan telahaan terhadap visi, misi dan program tersebut. Adapun visi dan misi dari Kepala Daerah (KDH) dan Wakil KDH Terpilih adalah sebagai berikut:

Tabel 3. 3 Visi dan Misi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih

Visi: Jawa Timur Lebih Sejahtera, Berkeadilan, Mandiri, Berdaya Saing, dan Berakhlak Misi: Makin Mandiri dan Sejahtera bersama Wong Cilik

5 Misi Utama 1. Meningkatkan kesejahteraan rakyat yang berkeadilan

2. Meningkatkan pembangunan ekonomi yang inklusif, mandiri, dan berdaya saing, berbasis agrobisnis/agroindustri, dan industrialisasi

3. Meningkatkan pembangunan yang berkelanjutan, dan penataan ruang 4. Meningkatkan reformasi birokrasi, dan pelayanan publik

5. Meningkatkan kualitas kesalehan sosial dan harmoni sosial

Sedangkan berdasarkan relevansi dan korelasi tugas pokok dan fungsi BLH Provinsi Jawa Timur dengan visi dan misi KDH dan Wakil KDH Terpilih adalah terletak pada Misi Utama Ke-3, yaitu “Meningkatkan pembangunan yang berkelanjutan, dan penataan ruang”, yang bertujuan untuk “Meningkatkan kualitas lingkungan hidup dan pemeliharaan kelestariannya”. Adapun sasaran dari Misi Utama Ke-3 tersebut yang secara langsung diperankan BLH Provinsi Jawa Timur adalah:

1. Meningkatnya luas hutan dan/atau lahan kritis yang direhabilitasi. 2. Meningkatnya sumber daya air terkonservasi.

3. Meningkatnya kepedulian dan peran serta masyarakat dalam menjaga lingkungan hidup terutama sumber daya air, DAS dan wilayah pesisir serta laut.

(5)

Sedangkan pilihan strategi untuk mencapai Misi utama Ke-3 dapat di kelompokkan sebagai berikut:

1. Meningkatkan pengendalian, perluasan dan rehabilitasi hutan.

2. Meningkatkan upaya konservasi sumber daya air, dan peningkatan fungsi jaringan irigasi. 3. Meningkatkan partisipasi aktif seluruh stakeholder dalam upaya menjaga sumber daya air,

sungai, pesisir dan laut.

4. Melaksanakan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim.

Untuk mengarahkan rumusan strategis yang dipilih agar lebih terarah dalam mencapai tujuan, sasaran dan strategi maka arah kebijakan BLH Provinsi Jawa Timur adalah sebagai berikut:

1. Peningkatan rehabilitasi dan rekonstruksi lingkungan hidup, khususnya kawasan hutan, dengan memilih tanaman pohon bermasa tumbuh relatif pendek melalui Program

Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan Sumber Daya Alam.

2. Peningkatan upaya konservasi sumber daya air untuk mewujudkan keberlanjutan kapasitas pasok sumber daya air, disamping untuk pemenuhan kebutuhan pokok sehari-hari, juga air irigrasi pertanian rakyat melalui Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya

Alam.

3. Pemberdayaan komunitas masyarakat yang bertempat tinggal di sepanjang daerah aliran sungai untuk mengawasi pencemaran air sungai dan memelihara lingkungan hidup melalui

Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup.

4. Peningkatan koordinasi lintas sektor yang berpotensi menghasilkan emisi GRK, terutama sektor energi, transportasi, industri, pertanian, kehutanan dan pengelolaan limbah melalui

Program Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim.

Tabel 3. 4 Faktor Penghambat dan Pendorong Pelayanan BLH Provinsi Jawa Timur Terhadap Pencapaian Visi, Misi dan Program KDH dan Wakil KDH

Visi: Jawa Timur Lebih Sejahtera, Berkeadilan, Mandiri, Berdaya Saing, dan Berakhlak Misi: Makin Mandiri dan Sejahtera bersama Wong Cilik

Misi Utama Ke-3: Meningkatkan pembangunan yang berkelanjutan, dan penataan ruang Program Permasalahan Pelayanan

SKPD Faktor Penghambat Pendorong Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan Sumber Daya Alam

Tingginya luasan lahan kritis akibat perubahan fungsi lahan

Sistem pengelolaan lahan masih sederhana dan kurangnya memperhitungkan dampak lingkungan - Dukungan dari instansi/SKPD terkait - Peningkatan pengetahuan dan kesadaran petani Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam Banyaknya sumber-sumber mata air yang hilang atau mengecil

Pemanfaatan lahan kurang mempertimbangkan daerah tangkapan sumber air

- Peningkatan

pengetahuan dan kesadaran masyarakat lokasi usaha terhadap pentingnya perlindungan

(6)

sumber mata air - Pengawasan rekomendasi dan pelaksanaan pengawasan AMDAL Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup - Semakin banyaknya jumlah industri dan

pemukiman yang membuang limbah menyebabkan daya tampung beban pencemar sungai semakin menurun. - Perlu peningkatan pengawasan pada jenis usaha senyampang dengan cepatnya pertumbuhan industri di Jawa Timur - Semakin kritisnya masyarakat terhadap permasalahan lingkungan menuntut penyelesaian yang lebih profesional

- Kebijakan lingkungan terkadang terkalahkan dengan kepentingan ekonomi

- Kurangnya jumlah SDM yang berkompeten dalam pengawasan dan belum

adanya jabatan fungsional PPLH

- Permasalahan sosial terkadang menjadi faktor utama pengaduan dibandingkan dengan permasalahan pencemaran - Semakin tingginya pemahaman dan partisipasi masyarakat

dan pengusaha terhadap pengawasan dan pengelolaan lingkungan hidup

- Meningkatnya koordinasi antar sektor baik antara SKPD, LSM dan pengusaha dalam pengelolaan lingkungan hidup Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim Tingginya intensitas penggunaan Bahan Perusak Ozon (BPO) pada kendaraan bermotor, industri dan kegiatan lainnya berpotensi terhadap peningkatan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) Rendahnya pemahaman penggunaan BPO Semakin pahamnya masyarakat terhadap pengaruh GRK

3.3. Telaahan Renstra K/L

Permasalahan lingkungan hidup pada tahun 2010-2014 masih dihadapkan pada pencemaran air, udara, sampah dan limbah B3 terutama yang bersumber dari kegiatan industri, rumah tangga (limbah domestik) dan sektor transportasi, kerusakan lingkungan hidup di daerah aliran sungai (DAS) dan ekosistem-ekosistem lainnya, bencana lingkungan serta memburuknya dampak yang dirasakan akibat fenomena perubahan iklim. Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 10 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 11 Tahun 2010 Tentang Rencana Strategis Kementerian Negara Lingkungan Hidup Tahun 2010-2014, maka visi, misi, tujuan dan sasaran strategis Kementerian Negara Lingkungan Hidup (KNLH) adalah sebagai berikut:

(7)

Visi Misi Tujuan Sasaran Outcome

Terwujudnya

Kementerian Negara Lingkungan Hidup yang handal dan proaktif serta berperan dalam pelaksanaan pembangunan berkelanjutan dengan menekankan pada ekonomi hijau

Mewujudkan

penurunan beban pencemar,

pengendalian

kerusakan sumber daya alam dan lingkungan hidup dan peningkatan kapasitas dalam rangka pelestarian fungsi lingkungan hidup, melalui: 1. Perumusan dan penetapan kebijakan pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup terintegrasi, guna mendukung tercapainya pembangunan berkelanjutan, dengan menekankan pada ekonomi hijau 2. Melaksanakan koordinasi dan kemitraan dalam rantai nilai proses pembangunan untuk mewujudkan integrasi, sinkronisasi antara ekonomi dan ekologi dalam pembangunan berkelanjutan 3. Melaksanakan

praktek tatakelola pemerintahan yang baik serta mengembangkan kapasitas

kelembagaan dalam pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup secara terintegrasi Terwujudnya pembangunan Indonesia berdasarkan pembangunan berkelanjutan dengan penekanan pada ekonomi hijau (green economy) untuk menahan laju kemerosotan daya tampung, daya dukung, dan kelangkaan sumber daya alam, serta mengatasi bencana lingkungan Penurunan beban pencemaran lingkungan Perbaikan kualitas lingkungan hidup melalui penurunan beban pencemaran lingkungan, pengendalian kerusakan lingkungan hidup, dan peningkatan kapasitas pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup Pengendalian kerusakan lingkungan hidup Peningkatan kapasitas pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup

(8)

Sementara itu, hasil telaahan dan identifikasi permasalahan terkait Renstra K/L tersebut adalah pada Tabel 3.6 berikut:

Tabel 3. 6 Permasalahan Pelayanan BLH Provinsi Jawa Timur Berdasarkan Sasaran Renstra K/L beserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya Sasaran Jangka Menengah Renstra K/L Permasalahan Pelayanan SKPD Faktor Penghambat Pendorong Penurunan beban pencemaran lingkungan - Semakin banyaknya jumlah industri dan pemukiman yang membuang limbah menyebabkan daya tampung beban pencemar sungai semakin menurun. - Perlu peningkatan pengawasan pada jenis usaha senyampang dengan cepatnya pertumbuhan industri di Jawa Timur - Semakin kritisnya masyarakat terhadap permasalahan lingkungan menuntut penyelesaian yang lebih profesional - Kebijakan lingkungan terkadang terkalahkan dengan kepentingan ekonomi - Kurangnya jumlah SDM yang berkompeten dalam pengawasan dan belum adanya jabatan fungsional PPLH - Permasalahan sosial terkadang menjadi faktor utama pengaduan dibandingkan dengan permasalahan pencemaran - Semakin tingginya pemahaman dan partisipasi masyarakat dan pengusaha terhadap pengawasan dan pengelolaan lingkungan hidup - Meningkatnya

koordinasi antar sektor baik antara SKPD, LSM dan pengusaha dalam pengelolaan lingkungan hidup Pengendalian kerusakan lingkungan hidup Peningkatan kapasitas pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup

3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup

Strategis

Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 5 Tahun 2005 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur Tahun 2011-2031 yang bertujuan untuk “mewujudkan ruang wilayah provinsi yang berdaya saing tinggi dan berkelanjutan melalui pengembangan sistem agropolitan dan sistem metropolitan”, dan hasil telaahan terhadap pelaksanaannya, maka diperoleh bahwa pengembangan wilayah provinsi Jawa Timur telah sesuai dengan rencana tata ruang wilayah (RTRW) yang telah ditetapkan.

Tabel 3. 7 Permasalahan Pelayanan BLH Provinsi Jawa Timur berdasarkan Telaahan RTRW beserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya

RTRW Terkait Tugas dan Fungsi SKPD Permasalahan Pelayanan SKPD Faktor Penghambat Pendorong 1. Meningkatkan penataan lingkungan hidup sesuai dengan

1. Menurunnya daya dukung, fungsi dan kualitas lingkungan 1. Belum adanya keterpaduan pengelolaan 1. Adanya regulasi tentang perlindungan dan pengelolaan

(9)

tata ruang wilayah 2. Penyusunan rencana perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup 3. Penetapan daya dukung dan daya tampung

4. Meningkatkan peran serta masyarakat 5. Meningkatkan

penerapan sanksi hukum bagi pelaku pencemaran lingkungan hidup 2. Belum adanya rencana perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup 3. Masih rendahnya pengelolaan sumber daya alam yang kurang menerapkan prinsip ramah lingkungan 4. Belum optimalnya penggunaan sumber daya alternatif 5. Belum optimalnya pengawasan usaha 6. Masih meningkatnya pencemaran air tanah, air permukaan oleh aktivitas manusia 7. Kurangnya penegakan hukum lingkungan lingkungan hidup lintas sektoral sehingga perbaikan lingkungan hidup masih bersifat parsial 2. Masih terbatasnya infrastruktur untuk menerapkan teknologi ramah lingkungan 3. Masih rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat terhadap pengelolaan lingkungan hidup lingkungan hidup 2. Adanya kelembagaan (pemerintah dan masyarakat) dalam mengelola lingkungan hidup

Pembangunan di provinsi Jawa Timur tidak hanya memperhatikan sisi pola ruang peruntukan, pengembangan, pelestarian, pemanfaatan dan pengendalian saja tetapi juga harus menggunakan KLHS yang merupakan salah satu instrumen pengelolaan lingkungan hidup.

Kebijakan Rencana dan Program (KRP) BLH Provinsi Jawa Timur harus sejalan dengan prinsip-prinsip pembangunan yang berkelanjutan sehingga diharapkan dapat mengurangi atau bahkan lebih antisipatif terhadap terjadinya kerusakan lingkungan hidup. KLHS menjadi kerangka integratif bagi BLH Provinsi Jawa Timur untuk:

1. Meningkatkan manfaat pembangunan;

2. Menjamin keberlanjutan rencana dan implementasi pembangunan;

3. Membantu menangani permasalahan lintas batas dan lintas sektor, baik di tingkat kabupaten/kota, provinsi maupun antarnegara (jika diperlukan) dan kemudian menjadi acuan dasar bagi proses penentuan kebijakan, perumusan strategi, dan rancangan program;

4. Mengurangi kemungkinan kekeliruan dalam mebuat prakiraan/prediksi pada awal proses perencanaan kebijakan, rencana atau program pembangunan;

5. Memungkinkan antisipasi dini secara lebih efektif terhadap dampak negatif lingkungan di tingkat proyek pembangunan, karena pertimbangan lingkungan telah dikaji sejak awal tahap formulasi kebijakan, rencana atau program pembangunan.

(10)

3.5. Penentuan Isu-Isu Strategis

Berdasarkan kajian kondisi dan situasi Pengelolaan Lingkungan Hidup Tahun 2010-2014 (Renstra PLH 2010-2014) dan potensi maupun isu strategis yang ada di provinsi Jawa Timur, dapat dirumuskan 5 (lima) isu pokok yang wajib mendapat perhatian bersama, yaitu:

1. Pengelolaan hutan, lahan dan sumber air

Kerusakan ekosistem hutan telah memberikan dampak pada konservasi lahan maupun kelangkaan sumber air/mata air. Kecenderungan ini telah tampak pada indikator menurunnya kualitas lingkungan hidup karena tekanan penduduk maupun bencana alam, dan pemanfaatan berlebihan sumber daya alam yang melampaui daya dukung lingkungannya. Kasus pembalakan hutan secara liar, erosi dan longsor, rusaknya habitat biota, menurunnya biodiversitas, banjir dan kekeringan, berubahnya iklim, kebakaran hutan, masalah dampak sosial ekonomi akibat eksploitasi dan sebagainya, telah menjadikan masalah laten yang memerlukan pendekatan holistik dan bertahap guna menyelesaikan atau menangani masalah ini.

2. Permasalahan pencemaran air, tanah dan udara

Pencemaran lingkungan, baik dalam media lingkungan air, udara maupun tanah telah menjadikan kualitas lingkungan hidup menurun. Sumber-sumber pencemar dari industri, domestik, maupun yang lain harus dapat diatasi, dalam bentuk pencegahan maupun pengendalian. Dampak pencemaran yang bersifat akut atau kronis perlu diantisipasi, agar sumber daya yang ada dapat dimanfaatkan secara optimal dan berkelanjutan. Masalah pencemaran ini perlu ditangani secara sistemik, terencana, taat asas dan terus menerus. Upaya pemulihan dan pencegahan juga harus dimulai dari perencanaan hingga evaluasi pelaksanaannya, agar prinsip pembangunan berkelanjutan dapat diterapkan dalam mencegah dan mengendalikan pencemaran lingkungan.

3. Permasalahan lingkungan perkotaan

Permasalahan lingkungan yang paling utama di perkotaan adalah masalah pengelolaan sampah, banjir, emisi kendaraan bermotor, limbah cair domestik, minimnya ruang terbuka hijau (RTH), penataan ruang kota dan sebagainya. Sebagai contoh permasalahan pada pengelolaan limbah padat, produksi sampah di Surabaya yang dikumpulkan pada lokasi-lokasi TPA (Tempat Pembuangan Akhir).

(11)

4. Permasalahan sosial kemasyarakatan

Pendekatan pada komponen utama PLH yaitu ekonomi, ekologi dan sosial perlu diterapkan mulai tahap perencanaan, hingga operasional dan evaluasinya. Permasalahan pengelolaan lingkungan hidup tidak akan lepas dari aspek sosial, ekonomi, budaya dan tingkat pendidikan karena menyangkut pemenuhan kebutuhan dasar dan kesejahteraan masyarakat. Aspek kemasyarakatan dilihat dari indikator memburuknya kualitas fisik/infrastruktur perkotaan, serta menurunnya kualitas hidup masyarakat perkotaan. Hal ini disebabkan keterbatasan pelayanan kebutuhan dasar perkotaan yang lebih banyak dipicu oleh faktor daya tarik ekonomi dalam urbanisasi. Masalah kemasyarakatan ini dapat didekati dengan perubahan paradigma yang berpihak pada pengelolaan lingkungan hidup, yang kemudian diikuti dengan sosialisasi tentang hak dan kewajiban mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat, dan perubahan budaya tingkah laku menuju masyarakat yang hidup baik, sehat dan bertanggung jawab. 5. Permasalahan efek GRK

Meningkatnya laju perekonomian di Jawa Timur memicu peningkatan emisi GRK. Inventarisasi emisi GRK di Jawa Timur yang meliputi beberapa sektor sebagaimana yang ditentukan oleh

Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), yaitu:

a. pengadaan dan penggunaan energi;

b. proses industri dan penggunaan produk (Industrial Process and Product Use/ IPPU);

c. pertanian, kehutanan dan penggunaan lahan lainnya (Agriculture, Forestry, and Other

Land Uses (AFOLU)); dan

d. pengelolaan limbah

Jumlah emisi GRK total di Jawa Timur pada tahun 2012 mencapai 140.036.542,27 Gg CO2e. Dengan kondisi tersebut perlu adanya pemberdayaan masyarakat dalam mengurangi emisi GRK.

Gambar

Tabel 3. 1  Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi SKPD  Aspek  Kajian  Capaian/Kondisi Saat Ini  Standar yang  Digunakan
Tabel 3. 2  Identifikasi Isu-Isu Strategis (Lingkungan Eksternal)
Tabel 3. 3  Visi dan Misi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih
Tabel 3. 4  Faktor Penghambat dan Pendorong Pelayanan BLH Provinsi Jawa Timur Terhadap  Pencapaian Visi, Misi dan Program KDH dan Wakil KDH
+3

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil yang di peroleh berdasarkan tindakan sosial yang di lakukan pemuka agama Islam terhadap komunitas punk , diantara nya Pemuka agama Islam yang

Menimbang, bahwa meskipun Termohon telah mengakui dan membenarkan secara berklausul terhadap dalil – dalil permohonan Pemohon, akan tetapi dalam perkara

5 Sistem Use Case Sisfo Pemesanan Lapangan Futsal berbasis SaaS Cloud Computing .... 7 Class Pimpinan Futsal

Pada penelitian ini tipe penggunaan dilakukan pada hutan produksi, hutan lindung dan hutan dataran tinggi pegunungan.Pada tiga penggunaan lahan sepanjang jalur

Dari aspek kepopuleran wisata halal di dunia dan dengan adanya peningkatan kesadaran masyarakat dalam menerapkan gaya hidup halal, maka peluang ini menjadi momen

Diagram Arus Data atau DFD adalah suatu gambaran garis dari suatu sistem yang menggunakan sejumlah bentuk-bentuk simbol untuk menggambarkan bagaimana data mengalir melalui

Kanji sebagai salah satu jenis huruf yang memegang peranan penting dalam bahasa Jepang, karena kanji adalah huruf yang menyatakan arti, sedangkan huruf hiragana maupun

Kemudahan dalam penggunaan fasilitas umum, yang dalam hal ini pelayanan administrasi pemberintahan, adalah untuk memperoleh Kartu Tanda Penduduk seumur hidup,