• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Kinerja Karyawan

kinerja pada dasarnya adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan karyawan. Kinerja karyawan adalah yang mempengaruhi seberapa banyak mereka memberikan konstribusi kepada organisasi yang antara lain termasuk :

• Kuantitas output • Kualitas output • Jangka waktu output • Kehadiran di tempat kerja • Sikap kooperatif

Tampaknya dimensi lain dari kinerja mungkin tepat untuk pekerjaan-pekerjaan tertentu. Namun demikian, mereka bersifat umum, karena setiap pekerjaan memiliki criteria pekerjaan yang spesifik, atau dimensi kinerja kerja yang mengidentifikasi elemen-elemen yang paling penting dari suatu pekerjaan. Sebagai contoh, pekerjaan sebagai dosen di sebuah akademi mungkin mencakup kriteria pekerjaan seperti mengajar, penelitian, dan pelayanan. Kriteria pekerjaan adalah faktor terpenting dari apa yang dilakukan orang dalam pekerjaannya. Dalam artian, kriteria pekerjaan menjelaskan apa-apa yang sudah dibayar oleh organisasi untuk dikerjakan para

(2)

karyawannya. Oleh karena itu, kriteria-kriteria ini penting, kinerja individual dalam kriteria pekerjaan haruslah diukur, dibandingkan dengan standar yang ada, dan hasilnya harus dikomunikasikan kepada setiap karyawan.

Standar Kinerja

Mengetahui bahwa seorang karyawan menghasilkan 10 “produk” per hari tidaklah memberikan dasar yang lengkap untuk mempertimbangkan apakah kinerja seorang karyawan itu memuaskan atau tidak. Suatu standar yang dapat dijadikan perbandingan dari informasi-informasi tadi adalah penting. Mungkin 15 produk dianggap sebagai hal yang cukup untuk satu hari pekerjaan. Standar kinerja menjelaskan tingkat-tingkat kinerja yang diharapkan, dan merupakan “bahan perbandingan”, atau “tujuan”, atau “target”─ tergantung dari pendekatan yang diambil. Standar kinerja yang realistis, terukur, dan mudah dipahami menguntungkan baik bagi organisasi maupun karyawan. Dalam artian, standar kinerja mendefinisikan tentang pekerjaan yang tergolong memuaskan. Adalah penting untuk mnetapkan standar-standar sebelum pekerjaan itu tampil, sehingga semua yang terlibat akan memahami tingkat kinerja yang diharapkan.

2.1.2 Kepemimpinan

Definisi kepemimpinan berbeda satu sama lain. Namun terdapat juga persamaan diantara definisi itu. Kamus umum memberi beberapa pengertian tentang kata kepemimpinan. Dalam satu segi, kata kepemimpinan menunjuk pada posisi atau jabatan kantor. Dalam arti yang lain, kata itu boleh dipakai untuk menunjuk kemampuan seseorang untuk memimpin. Arti lain mengatakan bahwa kepemimpinan

(3)

berkenaan dengan tindakan memimpin orang-orang lain; atau menunjuk pada satu kelompok orang.

Kepemimpinan bukannya jabatan semata yang memberi kekuatan kepada seorang supaya memimpin. Lebih daripada itu, kepemimpinan adalah kesanggupan yang dimiliki oleh seseorang untuk mempengaruhi opini, sikap, dan tingkah laku orang-orang lain menurut kepemimpinan ( Robert L Mathis, 2002). Hal ini berarti bahwa seorang yang sanggup mengarahkan atau mempengaruhi orang-orang lain pada satu posisi yang berfungsi sebagai seorang pemimpin.

J.R. Churuden dala bukunya “Personel Management” mengatakan bahwa sekalipun terdapat definisi yang berlainan, tetapi cukup juga persamaan diantaranya yang dapat digolong-golongkan. Dan dalam mempelajari deinisi kepemimpinan secara luas, Stogdill telah mengadakan penggolongan dalam beberapa kategori yang memberi tekanan pada pengertian kepemimpinan sebagai :

(1) satu pusat proses kelompok, (2) satu ungkapan kepribadian dan efeknya terhadap orang-orang lain, (3) seni yang cukup dapat mempengaruhi orang lain, (4) menjalankan pengaruh, (5) satu tindakan tingkah laku, (6) satu bentuk persuasi, (7) satu kekuatan hubungan, (8) satu alat mencapai tujuan, (9) satu efek interaksi, (10) satu peran yabg diatur berlainan satu sama lain.

Warren Bennis dalam bukunya “Leaders, The Strategies for Taking Charge” mengatakan , “Kepemimpinan merupakan proses kekuatan di balik sukses organisasi yang akan menciptakan organisasi itu dapat hidup dan berdiri kokoh. Kepemimpinan

(4)

perlu untuk menolong organisasi memperkembang pandangan baru, bagaimana supaya mereka dapat maju, kemudian memobiliser perubahan organisasi menuju pandangan baru. Pemimpin yang baru adalah yang dapat menggerakkan orang-orang bekerja, yang dapat menibgkatkan pengikut menjadi pemimpin, dan mendorong pemimpin sebagai agen pembaharuan”.

Kepemimpinan adalah bagian penting dari manajemen, tetapi tidak sama dengan manjemen. Kepemimpinan merupakan kemampuan yang dipunyai seseorang untuk mempengaruhi orang-orang lain agar dapat bekerja sama mencapai tujuan dan sasaran yang diinginkan. Sedangkan manajemen mencakup perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, koordinasi, dan kontrol. Jadi kegiatan manajemen bukan saja terbatas hanya dengan manusia dalam organisasi tetapi juga termasuk aspek fisik daro organisasi seperti bangunan, peralatan, uang, dan lain-lainnya.

Boles telah membedakan di antara dua corak kepemimpinan yang umumnya ditemukan dalam organisasi, antara lain :

1. Task leader, yang berorientasi supaya pekerjaan terlaksana seefisien mungkin. 2. Social-emotional leader, yang berpandangan pentingnya menciptakan dan

mempertahankan suasana psikologi yang menyenangkan di tengah-tengah kelompok, peka memberi perhatian kepada kebutuhan-kebutuhan perorangan, pada permasalahan dan kesatuan anggota kelompok.

Kepemimpinan yang efektif bergantung bukan saja kepada ciri-ciri personalitas ataupun juga tidak pada faktor sosial semata, tetapi pada kombinasi kepribadian pemimpin dan kebutuhan situasi.

(5)

Jadi seorang yang efektif menjalankan tugas kepemimpinan dalam satu kelompok, adalah orang yang harus :

1. Berinisiatif. Jika ia memasuki satu situasi, lalu duduk menunggu orang datang kepadanya, maka tidak akan banyak orang yang berinteraksi dengannya.

2. Nyatakan dengan jelas kemauan untuk bekerja sama. 3. Komunikasikan perasaan dan pemikiran

4. Memiliki rasa simpati kepada mereka yang diharapkan dapat memimpin. Ia harus mampu menempatkan diri dalam sepatu orang lain untuk merasakan bagaimana melakukan tugas kepemimpinan itu.

5. Seorang yang berinisiatif dan original. Ia muncul dengan satu penampilan yang dibawakan oleh dirinya sebagai seorang pemimpin. Kemempuan yang dimilikinya untuk memecahkan permasalahan yang timbul, akan menentukan kepemimpinan oaring itu.

6. Menjadi seorang pelayan. Ada orang yang berpikir bahwa seorang pemimpin harus dapat mendominasi kelompok, memaksa mereka melekukan apa saja yang diinginkannya. Penelitian menunjukkan bahwa seseorang yang lebih berhasil menjalankan kepemimpinan adalah yang mau melayani dalam kelompoknya.

Jadi amat benar, jika berbicara tentang kepemimpinan tentu menyangkut kemampuan seseorang. Memang pemimpin yang baik harus tetap belajar, jeli mengamati persoalan manusia dan aspek yang menyangkut kebutuhan-kebutuhannya

(6)

sementara berusaha untuk mencapai tujuan organisasi atau perusahaan tempatnya bekerja.

2.1.3 Komunikasi

Dalam hubungan kepemimpinan dengan orang-orang yang dipimpin, komunikasi merupakan salah satu pokok penting dalam organisasi. Seorang pemimpin harus dapat berkomunikasi dengan bawahannya, dan juga dengan atasannya. Para ahli ilmu jiwa mengetahui bahwa komunikasi yang baik menolong menciptakan rasa kebersamaan dalam satu kelompok atau organisasi. Mereka mengatakan bahwa komunikasi yang lancar dapat mengurangi frustasi dan mencegah timbulnya berbagai macam masalah. Komunikasi yang tepat guna akan menghilangkan perbedaan persepsi di antara pemimpin dan bawahan atau di antara para bawahan sendiri.

Komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan atau informasi dari seseorang ke orang lain. Perpindahan pengertian tersebut melibatkan lebih dari sekedar kata-kata yang digunakan dalam percakapan, tetapi juga ekspresi wajah, intonasi, titik putus vokal dan sebagainya. Dan perpindahan yang efektif memerlukan tidak hanya transmisi data, tetapi bahwa seseorang mengirimkan berita dan menerimanya sangat tergantung pada ketrampilan-ketrampilan tertentu (membaca, menulis, mendengar, berbicara, dsb ) untuk membuat sukses pertukaran informasi.

(7)

Dalam setiap organisasi terdapat banyak saluran komunikasi yang dapat digunakan. Tetapi untuk hal ini akan mengkhususkan kepada saluran komunikasi formal dan tidak formal. Kepemimpinan yang tepat guna adalah pada waktunya dapat menjalankan kedua saluran komunikasi itu. Saluran komunikasi formal mempengaruhi efektifitas komunikasi dalam dua cara. Pertama, liputan saluran formal semakin melebar sesuai perkembangan dan pertumbuhan organisasi. Sebagai contoh, komunikasi yang efektif biasanya semakin sulit dicapai dalam organisasi yang besar dengan cabang-cabang yang menyebar. Kedua, saluran komunikasi formal dapat menghambat aliran informasi antar tingkat –tingkat organisasi. Sebagai contoh, karyawan lini perakitan hampir selalu akan mengkomunikasikan masalah-masalah pada penyelia (mandor) mereka dan bukan pada manajer pabrik. Keterbatasan ini mempunyai kebaikan (seperti menghindarkan manajer atas dari kebanjiran informasi), tetapi juga mempunyai kelemahan (seperti menghindarkan manajer atas dari informasi yang seharusnya mereka peroleh).

Komunikasi informal, bagaimanapun juga, adalah bagian penting aliran komunikasi organisasi. Bentuk komunikasi ini timbul dengan berbagai maksud, yang meliputi antara lain :

1. Pemuasan kebutuhan-kebutuhan manusiawi, seperti kebutuhan untuk berhubungan dengan orang lain.

2. Perlawanan terhadap pengaruh-pengaruh yang monoton atau membosankan. 3. Pemenuhan keinginan untuk mempengaruhi perilaku orang lain.

(8)

4. Pelayanan sebagai sumber informasi hubungan pekerjaaan yang tidak disediakan saluran-saluran informasi.

American Management Association (AMA) telah menyusun sejumlah prinsip-prinsip komunikasi yang disebut “the Ten Commandments of Good Communication”. Pedoman-pedoman ini disusun untuk meningkatkan efektivitas komunikasi organisasi, yang secara ringkas adalah sebagai berikut :

1. Cari kejelasan gagasan-gagasan terlebih dahulu sebelum dikomunikasikan. 2. Teliti tujuan sebenarnya setiap komunikasi.

3. Pertimbangkan keadaan phisik dan manusia keseluruhan kapan saja akan dilakukan.

4. Konsultasikan dengan pihak-pihak lain, bila perlu, dalam perencanaan komunikasi.

5. Perhatikan tekanan nada dan ekspresi lainnya sesuai isi dasar berita selama berkomunikasi..

6. Ambil kesempatan, bila timbul, untuk mendapatkan segala sesuatu yang membantu atau umpan balik.

7. Ikuti lebih lanjut komunikasi yang telah dilakukan. 8. Perhatikan konsistensi komunikasi.

9. Tindakan atau perbuatan harus mendorong komunikasi.

10. Jadilah pendengar yang baik, berkomunikasi tidak hanya untuk dimengerti tetapi untuk mengerti.

(9)

Prinsip-prinsip komunikasi AMA memberika kepada para manajer/pemimpin pedoman untuk menngkatkan efektifitas komunikasi.

2.1.4 Delegasi

Delegasi dapat didefinisikan sebagai pelimpahan wewenang dan tanggung jawab formal kepada orang lain untuk melaksanakan kegiatan tertentu. Empat kegiatan terjadi ketika delegasi dilakukan :

• Pendelegasi menetapkan dan memberikan tujuan dan tugas kepada bawahan. • Pendelegasi melimpahkan wewenang yang diperlukan untuk mencapai tujuan

atau tugas.

• Penerima delegasi, baik implicit atau eksplisit, menimbulkan kewajiban atau tanggung jawab.

• Pendelegasi menerima pertanggungjawaban bawahan untuk hasil-hasil yang dicapai.

Ada beberapa alasan mengapa perlu pendelegasian. Pertama, pendelegasian memungkinkan manajer dapat mencapai lebih dari bila mereka menangani setiap tugas sendiri. Delegasi wewenang dari atasan ke bawahan merupakan proses yang diperlukan agar organisasi dapat berfungsi lebih efisien. Delegasi juga memungkinkan manajer memusatkan tenaganya pada tugas-tugas prioritas yang lebih penting. Di lain pihak, delegasi memungkinkan bawahan utnuk tumbuh dan berkembang, bahkan dapat digunakan sebagai alat untuk belajar dari kesalahan.

(10)

Delegasi dibutuhkan Karena seorang manajer (pemimpin) tidaka selalu mempunyai semua pengetahuan yang dibutuhkan untuk membuat keputusan. Mereka mungkin menguasai “the big picture” teteapi tidak cukup mengerti tentang masalah yang lebih terperinci. Sehingga, agar organisasi dapat menggunakan sumber daya-sumber dayanya lebih efisien maka pelaksanaan tugas-tugas tertentu didelegasikan kepada tingkatan organisasi yang serendah mungkin di mana terdapat cukup kemampuan dan informasi untuk menyelesaikannya. Pengembangan komunikasi antara seorang pemimpin dengan bawahannya akan meningkatkan saling pengertian dan membuat delegasi lebih efektif. Pemimpin yang mengetahui kemampuan bawahannya dapat lebih realistis menentukan tugas-tugas mana dapat didelegasikan kepada bawahan tertentu. Bawahan yang didorong untuk menggunakan kemampuannya dan merasa pemimpin mereka akan memeberikan “dukungan” akan lebih bersemangat dalam menerima tanggung jawab.

Louis Allen telah mengemukakan beberapa teknik khusus untuk membantu seorang manajer melakukan delegasi dengan efektif :

1. Tetapkan tujuan. Bawahan harus diberitahu maksud dan pentingnya tugas-tugas yang didelegasikan kepada mereka.

2. Tegaskan tanggung jawab dan wewenang. Bawahan harus diberi informasi yang jelas tentang apa yang mereka harus pertanggungjawabkan dan bagian dari sumber daya-sumber daya organisasi mana yang ditempatkan di bawah wewenangnya.

(11)

3. Berikan motivasi kepada bawahan. Manajer dapat mendorong bawahan melalui perhatian pada kebutuhan dan tujuan mereka yang sensitif.

4. Meminta penyelesaian kerja. Manajer memberikan pedoman, bantuan dan informasi kepada bawahan, sedangkan para bawahan harus melaksanakan pekerjaan sesungguhnya yang telah didelegasikan.

5. Berikan latihan. Manajer perlu mengarahkan bawahan untuk mengembangkan pelaksanaan kerjanya.

6. Adakan pengawasan yang memadai. Sistem pengawasan yang terpercaya (seperti laporan mingguan) dibuat agar manajer tidak perlu menghabiskan waktunya dengan pekerjaan bawahan terus-menerus.

2.1.5 Desentralisasi

Bila delegasi biasanya berhubungan dengan seberapa jauh manajer mendelegasikan wewenang dan tanggung jawab kepada bawahan yang secara langsung melapor kepadanya, desentralisasi adalah konsep yang lebih luas dan berhubungan dengan seberapa jauh manajemen puncak mendelegasikan wewenang ke bawahke divisi-divisi, cabang-cabang atau satuan-satuan organisasi tingkat lebih bawah lainnya. Atau dengan kata lain desentralisasi adalah pelimpahan atau penyebaran secara meluas kekuasaan dan pembuatan keputusan ke tingkatan-tingkata organisasi yang lebih rendah.

Keuntungan-keuntungan dari desentralisasi adalah sama dengan keuntungan-keuntungan delegasi, yaitu mengurangi beban manajer puncak, memperbaiki

(12)

pembuatan keputusan karena dilakukan dekat dengan permasalahan, meningkatkan latihan, moral dan inisiatif manajemen babwah, dan membuat lebih fleksibel dan cepat dalam pembuatan keputusan.

Desentralisasi mempunyai nilai hanya bila dapat membantu organisasi mencapai tujuannya dengan efisien. Penentuan derajat desentralisasi sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut :

1. Filsafat manajemen. Banyak manajer puncak yang sangat otoriter dan menginginkan pengawasan pusat yang pesat. Hal ini akan mempengaruhi kesediaan manajemen untuk mendelegasikan wewenangnya.

2. Ukuran dan tingkat pertumbuhan organisasi. Organisasi tidak mungkin efisien bila semua wewenang pembuatan keputusan ada pada satu atau beberapa manajer puncak saja. Suatu organisasi yang tumbuh semakin besar dan kompleks, ada kecenderungan untuk meningkaktkan desentralisasi. Begitu juga, tingkat pertumbuhan yang semakin cepat akan memaksa manajemen meningkatkan delegasi wewenangnya.

3. Strategi dan lingkungan organisasi. Srategi organisasi akan mempengaruhi tipe pasar, lingkungan teknologi, dan persaingan yang harus dihadapinya. Faktor-faktor ini selanjutnya akan mempengaruhi derajat desentralisasi.

4. Penyebaran geografis organisasi. Pada umumnya, semakin menyebar satuan-satuan organisasi seara geografis, organisasi akan cenderung melakukan desentralisasi, karena pembuatan keputusan akan lebih sesuai dengan kondisi lokal masing-masing.

(13)

5. Tersedianya peralatan pengawasan yang efektif. Organisasi yang kekurangan peralatan-peralatan efektif untuk melakukan pengawasan satuan-satuan tingkat bawah akan cenderung melakukan sentralisasi bila manajemen tidak dapat dengan mudah memonitor pelaksanaann kerja bawahannya.

6. Kualitas manajer. Desentralisasi memerlukan lebih banyak manajer-manajer yang berkualitas, karena mereka harus membuat keputusan sendiri.

7. Keaneka ragaman produk dan jasa. Makin beraneka ragam produk atau jasa yang ditawarkan, organisasi cenderung melakukan desentralisasi, dan sebaliknya semakin tidak beraneka ragam lebih cenderung sentralisasi.

8. Karakteristik-karakteristik organisasi lainnya. Seperti biaya dan resiko yang berhubungan dengan pembuatan keputusan, sejarah pertumbuhan organisasi, kemampuan manajemen bawah, dan sebagainya.

(14)

2.2 Kerangka Pemikiran

Melalui penelitian ini maka akan dilihat hubungan dari 3 Variabel independen (Desentralisasi, Delegasi dan Komunikasi) terhadap Variabel dependen (Kinerja Karyawan).

Untuk itu perlu dilakukan pencermatan terhadap Variabel-variabel independen pada penelitian ini, yang dimaksudkan untuk melihat :

9 Apakah desentralisasi yang merupakan suatu strategi manajemen yang terstruktur, berfungsi di dalam pengambilan keputusan yang melibatkan peran karyawan dapat lebih memotivasi karyawan sehingga akan lebih meningkatkan kinerjanya.

9 Apakah Delegasi sebagai suatu sikap yang diambil oleh manajemen dalam mempermudah pengambilan keputusan dan peningkatan potensi karyawan dapat berperan lebih dalam usaha membentuk kinerja karyawan yang lebih baik atau sebaliknya.

9 Apakah komunikasi sebagai saluran pemindahan gagasan dan informasi dapat memberikan motivasi dan andil yang penting dalam pencapaian kinerja karyawan yang lebih baik.

Pengaruh antara variabel independen dan dependen ini dapat dilihat lebih jelas setelah melalui pengolahan data yang data mentahnya diperoleh melalui kuesioner yang dibagikan pada karyawan di PT. BKR.

(15)

Berikut merupakan diagram hubungan antara kedua jenis variabel tersebut :

Gambar 2.1 Diagram hubungan Faktor-Faktor dalam penelitian

Diagram di atas mencerminkan akan faktor yang akan dicari pengaruhnya, apakah berhubungan searah (positif), ataukah berhubungan berbanding terbalik (negatif).

Desentralisasi

Kinerja Karyawan Komunikasi

(16)

Melalui penilaian dan pemikiran karyawan PT.BKR, maka akan didapatkan persamaan yang menggambarkan hubungan tersebut, yaitu persamaan regresi :

Y = a + b1x1 + b2x2 + … + bixi. Dimana :

Y = Variabel dependen (terikat). X = Variabel independen (bebas). a = Harga Konstan.

b = Koefisien Regresi.

2.3 Hipotesis

Untuk menguji keseluruhan variabel bebas dalam persamaan regresi, dilakukan uji F dengan tingkat alpha 0.10 dan derajat bebas k dan n-k-1.

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian adalah :

Ho : b1 = b3 = b4 = 0. (Tidak terdapat pengaruh variabel independen secara signifikan terhadap variabel dependen)

Ha : Sekurang-kurangnya satu b ≠ 0. (terdapat pengaruh variabel independen secara signifikan terhadap variabel dependen).

Kesimpulan yang diharapkan dari uji F ini ialah Tolak Ho, yaitu jika : Fhitung > Ftabel(α,v1,v2)

(17)

Dimana : α = 0.10

v1 = k = Jumlah variabel bebas. V2 = n-k-1 ( n = jumlah responden ).

Tolak Ho berarti sekurang-kurangnya satu dari ketiga variabel bebas memiliki hubungan yang signifikan terhadap variabel terikat.

Terima Ho berarti tidak ada variabel bebas yang memiliki pengaruh dan hubungan yang signifikan terhadap variabel terikat.

Uji F menunjukkan pengaruh secara signifikan variabel-variabel bebas secara berkelompok terhadap variabel terikat. Selain uji F, diperlukan juga uji t yaitu pengujian untuk menunjukkan pengaruh signifikan secara individu dari variabel bebas. Hipotesis dari Uji t ini adalah :

Ho : b1 = 0. Ha : b1 ≠ 0.

Di dalam Uji t ini digunakan dua alpha, alpha pertama digunakan untuk menentukan variabel bebas mana yang akan dimasukkan ke dalam persamaan dengan menggunakan α=0.05; sedangkan uji t untuk menguji kelayakan variabel bebas untuk ada dalam persamaan regresi menggunakan α=0.10. dengan derajat bebas n-k-1. Kesimpulan yang diharapkan dari uji t ini adalah Tolak Ho, yaitu jika :

(18)

Tolak Ho :

- Untuk α = 0.05, berarti variabel bebas tersebut dapat masuk ke dalam persamaan regresi.

- Untuk α = 0.10, berarti variabel bebas tersebut memiliki pengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat.

Terima Ho :

- Untuk α = 0.05, berarti variabel bebas tersebut tidak dapat masuk ke dalam persamaan regresi.

- Untuk α = 0.10, berarti variabel bebas tersebut tidak memiliki pengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat.

Gambar

Gambar 2.1 Diagram hubungan Faktor-Faktor dalam penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Keseimbangan labil : Sebuah pararel epipedum miring ( balok miring ) yang bidang diagonalnya AB tegak lurus pada bidang alasnya diletakkan diatas bidang datar, maka ia dalam

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah perasan buah mahkota dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl.) mampu menurunkan kadar glu kosa darah pada kelinci jantan

Dalam keseimbangan pada film Slepping Beauty, lebih memperlihatkan bagaimana kehidupan raja dan ratu, ketika mereka telah mempunyai seorang anak yang telah lama mereka

- Tim pengabdian telah melihat per- ubahan pada proses produksi yang dilakukan oleh mitra pengabdian da- lam bentuk penggunaan alat produk- si yang telah diberikan dan

• Pembayaran terkait operasional kantor (antara lain: honor terkait operasional kantor, bahan makanan, penambah daya tahan tubuh (hanya diberikan kepada pegawai yang bekerja di

Hasil analisis ragam pada Gambar 3b menunjukkan konsentrasi ekstrak biji pinang yang berbeda pada proses penyamakan nabati memberikan pengaruh yang tidak

Pengujian kekerasan dilakukan dengan metode Vickers skala mikro untuk sampel hasil sintesis, hasil penempaan dan pengerolan paduan ZrNbMoGe pada posisi di dalam