Oleh:
Ade Suherman, S.Pd., M.Pd. Abstrak
Struktur Pengendalian Intern aktiva tetap meliputi Organisasi, pemberian wewenang dan prosedur pencatatan, praktek yang sehat, unsur kualitas pegawai dan adanya satuan pengawas intern. dengan adanya pengendalian intern atas aktiva tetap diharapkan dapat menjaga aktiva tetap milik perusahaan, memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi, membantu mendorong dipatuhinya kebijakan pimpinan yang telah ditetapkan lebih dahulu dan meningkatkan operasional perusahaan.
Identifikasi masalah dari penelitian ini adalah bagaimana penerapan struktur pengendalian intern aktiva tetap? Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan struktur pengendalian intern aktiva tetap. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara dan dokumentasi.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa struktur pengendalian intern aktiva tetap pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Anom Banjar telah dilaksanakan dengan cukup memadai oleh satuan pengawas intern yang dibantu oleh pengawas operasional dan pengawas keuangan. Struktur pengendalian intern aktiva tetap telah dilaksanakan dengan cukup memadai sehingga struktur pengendalian intern aktiva tetap yang efektif dan efisien belum sepenuhnya terwujud. Semua karyawan dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya belum sepenuhnya sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.
Dari kesimpulan di atas diajukan beberapa rekomendasi : 1.) Perusahaan harus melakukan evaluasi secara rutin terhadap pelaksanaan tugas dari setiap bagian atau fungsi 2.) Pemeriksanaan yang rutin sehingga penyelewengan atau penyimpangan dan kerusakan terhadap harta kekayaan perusahaan dapat dihindari.
Kata Kunci:
Pengendalian Intern, Aktiva Tetap, Perusahaan
A. Pendahuluan
Setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya tak lepas dari penggunaan harta (aktiva) yang sifatnya relatif permanen, digunakan dalam kegiatan perusahaan yang normal. Istilah relatif permanen menunjukan sifat dimana aktiva yang bersangkutan dapat digunakan dalam jangka waktu yang relatif cukup lama.
Jenis-jenis aktiva yang dimiliki oleh suatu
perusahaan mempunyai macam-macam
bentuk seperti tanah, bangunan, mesin-mesin dan peralatan, kendaraan, mebeler dan
lain-lain. Penggunaan aktiva tetap untuk setiap perusahaan sangat tergantung kepada kegiatan usahanya karena penggunaan aktiva tetap dalam usaha menentukan umur ekonomi aktiva tetap.
Maju mundurnya perusahaan dipengaruhi oleh kebijakan pimpinan dalam penggunaan aktiva tetap. Dalam perusahaan yang belum berkembang pimpinan perusahaan dapat mengawasi dan mengendalikan sendiri secara langsung kegiatan perusahaan.
Perusahaan yang sudah berkembang jika tidak menggunakan prosedur pengendalian
aktiva tetap cenderung terjadi kecurangan dan
penyalahgunaan atau pemborosan dari
penggunaan aktiva tetap. Upaya
mengantisipasi kecurangan dan
penyalahgunaan tersebut, maka perusahaan harus dapat menjalankan struktur prosedur pengendalian intern secara baik.
Struktur pengendalian aktiva tetap
diperlukan guna menjaga keamanan harta milik perusahaan, memeriksa ketelitian dan
kebenaran data akuntansi, membantu
mendorong dipatuhinya kebijaksanaan
pimpinan yang ditetapkan terlebih dahulu. Selain daripada itu juga meningkatkan operasional perusahaan sehingga aktiva tetap, tetap efektif dan efisien. Dengan demikian maka struktur pengendalian intern aktiva tetap merupakan bagian penting dalam penggunaan aktiva tetap. Fokus masalahnya adalah analisis struktur pengendalian intern aktiva tetap dan sebagai data awal dapat disajikan sebagai berikut : jenis, jumlah, presentase, kenaikan dan penurunan aktiva tetap pada Perusahaan Daerah Air Minum “Tirta Anom” Banjar tahun 2008-2010sebagai berikut :
Dari tabel di atas, didapatkan fakta-fakta sebagai suatu fenomena pada PDAM “Tirta Anom” Banjar. Pada tahun 2009 adanya penurunan pada instalasi pengolahan 14.3%, instalasi dan distribusi 3,6%, sedangkan untuk gedung naik sebesar 39 % dan peralatan 14 %. Sementara pada tahun 2010 penurunan terjadi pada instalasi pompa 20,48 %, instalasi pengolahan 10,93 %, instalasi transmisi dan
distribusi 0,22 %, kendaraan 71,9%.
Penurunan tersebut cenderung diakibatkan
oleh faktor pelaksanaan struktur pengendalian intern.
Sehubungan dengan latar belakang
tersebut, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan mengambil judul “Analisis Struktur Pengendalian Intern Aktiva Tetap pada PDAM Tirta Anom Banjar”.
B. Kajian Pustaka
1. Struktur Pengendalian Intern
Menurut Arens dan Loebbecke yang diterjemahkan oleh Amir Abadi Yusup dalam Auditing Suatu Pendekatan Terpadu (2003:261) menyatakan bahwa pengertian struktur pengendalian intern adalah struktur
pengendalian intern mencakup lima
kategori dasar kebijakan dan prosedur yang di rancang dan di gunakan manajemen
untuk memberikan keyakinan yang
memadai bahwa tujuan pengendalian dapat di penuhi.
Sedangkan Ikatan Akuntan Indonesia
(2010:319) dalam Standar Profesional
Akuntan Publik mengemukakan pengertian Struktur Pengendalian Intern adalah “Struktur pengendalian intern satuan usaha terdiri dari kebijakan dan prosedur yang diterapkan untuk memberikan keyakinan (assurance) memadai bahwa tujuan tertentu satuan usaha akan tercapai”.
Dari kedua pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa struktur pengendalian intern merupakan kebijakan dan prosedur yang ditetapkan untuk memberikan jaminan yang memadai agar tujuan organisasi dapat dicapai.
a. Tujuan Struktur Pengendalian Intern Perancangan struktur pengendalian Intern memiliki empat tujuan pokok hal itu dikemukakan oleh Lamidjan dalam Sistem Informasi Akuntansi (2007:58) bahwa tujuan pengendalian intern adalah :
1) Mengamankan harta kekayaan
2) Menguji/mengecek ketelitian dan kebenaran data akuntansi perusahaan 3) Meningkatkan efisiensi perusahaan 4) Ketaatan pada kebijakan-kebijakan
manajemen perusahaan.
Adapun ke empat tujuan tersebut dapat di uraikan sebagai berikut :
b. Unsur-unsur Struktur Pengendalian Intern
Adapun unsur-unsur pokok struktur pengendalian intern yang di kemukakan oleh Hartadi (2004:81) dalam bukunya Sistem Pengendalian Intern adalah sebagai berikut :
1) Lingkungan Pengendalian Intern 2) Perkembangan Resiko
3) Kegiatan pengendalian 4) Komunisasi dan informasi 5) Monitoring
Pada kenyataannya struktur
pengendalian intern yang dilaksanakan
tidak sepenuhnya dapat mengatasi
penyelewenangan dan kesalahan karena adanya keterbatasan-keterbatasan yang ada pada struktur pengendalian intern tersebut. Theodorus M. Tuanakotta (2002:100-101) dalam Auditing Petunjuk Pemeriksaan Akuntan Publik mengemukakan batas-batas pengendalian intern sebagai berikut : a) Persekongkolan, b) Biaya, c) Kelemahan manusia.
2. Aktiva Tetap
Pengertian aktiva tetap menurut
Baridwan (2004:271) dalam intermediate accounting adalah “aktiva-aktiva yang berwujud yang sifatnya permanen yang digunakan dalam kegiatan perusahaan yang
normal” sedangkan menurut Ikatan
Akuntansi Indonesia (2009:16) aktiva tetap adalah
Aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan tidak dimaksudkan utuk dijual dalam rangka kegiatan normal
perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.
Pendapat lain dikemukakan oleh
Mulyadi (2001:591) dalam Sistem
Akuntansi aktiva tetap adalah “Kekayaan
perusahaan yang memiliki wujud,
mempunyai manfaat ekonomis lebih dari satu tahun dan diperoleh perusahaan untuk melaksanakan kegiatan perusahaan, bukan untuk dijual kembali” sementara Soemarso
(2005:23) dalam Akuntansi Suatu
Pengantar mengemukakan bahwa : aktiva tetap adalah aktiva yang terdiri dari :
a. Jangka waktu yang pemakaiannya lama;
b. digunakan dalam kegiatan perusahaan; c. dimiliki tidak untuk dijual kembali
dalam kegiatan normal perusahaan ; d. nilainya cukup besar.
Baridwan (2004:272) dalam Intermediate Accounting mengemukakan bahwa: “aktiva
tetap dalam operasi perusahaan dapat
digolongkan dalam 2 (dua) kategori yaitu : aktiva tetap berwujud dan aktiva tetap tidak berwujud”. Pendapat tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Aktiva tetap berwujud yaitu : aktiva-aktiva berwujud yang sifatnya relatif permanen yang digunakan dalam kegiatan perusahaan yang normal, aktiva itu meliputi :
1) Aktiva tetap yang umumnya tidak terbatas seperti : tanah untuk letak perusahaan, pertanian dan peternakan 2) Aktiva tetap yang umurnya terbatas
dan apabila sudah habis masa
penggunaannya dapat diganti dengan aktiva sejenis, misalnya : bangunan, mesin, alat-alat mebeuler, kendaraan dan lain-lain
3) Aktiva tetap yang umumnya terbatas
dan apabila sudah habis masa
penggunaannya tidak dapat diganti dengan aktiva yang sejenis, misalnya : sumber-sumber alam seperti tambang, hutan dan lain-lain
b. Aktiva tetap tidak berwujud, yaitu : aktiva-aktiva yang umumnya lebih dari satu tahun atau tidak mempunyai bentuk fisik, aktiva seperti ini mempunyai nilai karena diharapkan dapat memberikan sumbangan pada laba, aktiva ini meliputi : 1) Hak paten adalah suatu hak yang
diberikan kepada pihak yang
menemukan suatu hal baru untuk membuat, menjual atau mengawasi penemuannya selama jangka waktu 17 tahun atau kurang
2) Hak cipta adalah hak yang diberikan kepada pengarang atau pemain untuk menerbitkan, menjual atau mengawasi karangannya, musik atau pekerjaan pementasan
3) Good will adalah semua kelebihan yang teradapat dalam suatu usaha seperti letak perusahaan yang baik, nama yang terkenal, tumpuan yang ahli dan lain-lain.
a. Akuntansi Aktiva Tetap
Menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK) Nomor 16 dijelaskan sebagai berikut :
1) Suatu benda berwujud harus diakui
sebagai salah satu aktiva dan di
kelompokkan sebagai aktiva tetap bila : a. Besar kemungkinan (probable) bahwa
manfaat keekonomian di masa yang akan datang yang berkaitan dengan aktiva tersebut akan mengalir ke dalam perusahaan; dan
b. Biaya perolehan aktiva dapat di ukur secara andal
2) Suatu benda berwujud yang memenuhi kualifikasi untuk diakui sebagai suatu aktiva dan dikelompokkan sebagai aktiva
tetap, pada awalnya harus diukur
berdasarkan biaya perolehan
3) Harga perolehan dari masing-masing aktiva yang diperoleh secara gabungan ditentukan dengan mengalokasikan harga
gabungan tersebut berdasarkan
perbandingan nilai wajar masing-masing aktiva yang bersangkutan
4) Suatu aktiva tetap dapat diperoleh dalam pertukaran atau pertukaran sebagian untuk suatu aktiva yang tidak serupa atau aktiva lain. Biaya dari pos semacam itu diukur pada nilai wajar aktiva yang dilepas atau yang diperoleh, yang mana yang lebih handal, ekuivalen dengan nilai wajar aktiva yang dilepaskan setelah disesuaikan dengan jumlah setiap kas atau setara kas yang di transfer
5) Aktiva tetap yang diperoleh dari
sumbangan harus dicatat sebesar harga taksiran atau harga pasar yang layak dengan mengkreditkan akun “model yang berasal dari sumbangan”.
b. Pemilihan Aktiva Tetap
Dalam pemilihan aktiva tetap perlu diketahui adanya ciri khusus berbagai assets antara lain sebagai berikut :
1) Assets ini merupakan barang-barang fisik yang diadakan oleh perusahaan untuk melaksanakan atau membantu produksi barang-barang lain atau pemberian jasa pada perusahaan atau pelanggannya dalam usaha bisnis yang normal
2) Assets ini mempunyai unsur yang terbatas dan pada akhirnya harus dibuang atau diganti, umumnya ini tergantung dari keausan dan pemeliharaan atau perawatan aktiva tetap
3) Nilai assets ini berasal dari kemampuan untuk memperoleh penggunaan atas assets tersebut secara sah (berdasarkan hukum) dan bukannya pemaksaan berdasarkan kontrak
4) Umumnya jasa-jasa yang diberikan assets ini meliputi periode-periode yang baik dari satu tahun atau satu periode akuntansi
Akan tetapi karakteristik-karakteristik di atas tidak bisa secara tegas membedakan aktiva tetap perusahaan dengan aktiva tetap perusahaan lainnya. Karena jika hanya mngikuti karakteristik di atas aktiva tetap
akan meliputi sejumlah barang yang sangat banyak, yang mempunyai nilai yang bervariasi yang relatif sangat besar sampai dengan relatif yang sangat kecil.
c. Struktur Pengendalian Intern Aktiva Tetap
Mulyadi (2001:600) dalam Sistem
Akuntansi mengemukakan bahwa
dokumen yang digunakan untuk merekam dapat transaksi yang mengubah harga
pokok aktiva tetap dan akumulasi
depresiasi aktiva tetap adalah :
1) Surat permintaan otorisasi investasi
(expendirure outhorization request atau authorization for expenditure)
2) Surat permintaan reparasi (autorization for repair)
3) Surat permintaan transfer aktiva tetap 4) Surat permintaan penghentian pemakaian
aktiva tetap
5) Surat perintah kerja (work order) 6) Surat order pembelian
7) Laporan penerimaan barang 8) Faktur dari pemasok
9) Bukti kas keluar 10) Bukti memorial
d. Fungsi yang terkait dengan aktiva tetap Mulyadi (2001:608) dalam Sistem Akuntansi mengemukakan bahwa fungsi
yang terkait dalam transaksi yang
mengubah harga pokok aktiva tetap dan akumulasi depresiasi aktiva tetap adalah :
1) Fungsi pemakai
2) Fungsi riset dan pengembangan 3) Direktur yang bersangkutan 4) Fungsi pembelian
5) Fungsi penerimaan 6) Fungsi aktiva tetap 7) Fungsi akuntansi
e. Catatan Akuntansi Aktiva Tetap
Menurut Mulyadi (2001:608) dalam sistem akuntansi mengemukakan bahwa: Catatan akuntansi yang digunakan untuk mencatat transaksi yang mengubah harga pokok aktiva tetap adalah : 1) Kartu aktiva
tetap, 2) Jurnal umum dan 3) Register bukti kas keluar.
Mulyadi (2001:592) dalam sistem
akuntansi mengemukakan bahwa Transaksi yang bersangkutan dengan aktiva tetap terdiri dari 3 kelompok yaitu :
1) Transaksi yang mengubah rekening aktiva tetap,
2) Transaksi yang mengubah rekening
depresiasi aktiva tetap yang
bersangkutan, dan
3) Transaksi yang mengubah rekening biaya reparasi dan pemeliharaan aktiva tetap.
Pendapat tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Jenis transaksi yang mengubah harga pokok aktiva tertap terdiri dari : transaksi perolehan (pembelian, pembangunan dan sumbangan) pengeluaran modal, reparasi, pertukaran, penghentian pemakaian dan penjualan
2. Jenis transaksi yang mengubah akumulasi depresiasi aktiva tetap terdiri dari:
deperensasi, pengehentian pemakaian
penjualan dan pertukaran
3. Jenis transaksi yang mengubah rekening biaya reparasi dan pemeliharaan aktiva tetap adalah konsumsi sebagai sumber daya : bahan dan suku cadang, sumber daya manusia, energi peralatan dan sumber daya lain untuk kegiatan reparasi dan pemeliharaan aktiva tetap.
C. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penyelidikan deskriptif studi kasus, metode penyelidikan deskriptif adalah suatu penelitian yang membicarakan beberapa kemungkinan untuk memecahkan masalah yang aktual, dengan jalan mengumpulkan data, menyusun atau
mengklasifikasikannya, menganalisa dan
Adapun ciri-ciri metode deskriptif
menurut (Surakhmad, 1998:147) adalah
sebagai berikut :
1. Memusatkan diri pada pemecahan
masalah-masalah yang ada pada masa sekarang. Pada masalah-masalah yang akan datang
2. Data yang dikumpulkan mula-mula di susun dijelaskan dan kemudian di analisa (karena metode ini sering pula disebut metode analitik)
Maka dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penyelidikan deskriptif studi kasus. Penelitian ini memusatkan perhatian pada suatu kasus secara intensif dan mendetail. Subjek yang di selidiki terdiri dari satu unit yang dipandang sebagai kasus, yang pada umumnya menghasilkan gambaran yakni hasil pengumpulan dan analisis data kasus dalam suatu jangka waktu.
D. Hasil Penelitian
1. Hasil Penelitian mengenai pelaksanaan Struktur Pengendalian Intern Aktiva Tetap pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Anom Banjar
Pengendalian intern terhadap aktiva tetap yang dilaksanakan oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Anom Banjar dilaksanakan oleh Satuan Pengawas Intern (SPI) yang bertanggung jawab kepada direktur Utama.
Dalam melaksanakan tugasnya, Satuan Pengawas Intern (SPI) dibantu oleh pangawas
operasional dan pengawas keuangan.
Pengawas operasional memiliki tugas untuk melakukan pengawasan terhadap seluruh kegiatan operasional perusahaan. Sedangkan
pengawas keuangan bertugas untuk
melakukan pengawasan terhadap keuangan
perusahaan dengan cara melakukan
pemeriksaan laporan keuangan perusahaan secara berkala.
Pelaksanaan Pengendalian Intern Aktiva Tetap di Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Anom Banjar dilakukan oleh
pengawas operasional atas perintah Satuan Pengawas Intern (SPI) yang bertanggung jawab kepada Direktur Utama dengan cara melakukan pemeriksaan terhadap Aktiva Tetap yang dimiliki oleh perusahaan dengan tujuan agar dapat diketahui jika terjadi
penyimpangan, penyelewengan atau
kerusakan pada Aktiva Tetap.
Struktur Organisasi dan Tata Kerja
(SOTK) PDAM Tirta Anom Banjar
berdasarkan SK Walikota Banjar Nomor 539/Kpts.269-HUK/XII tanggal 21 Desember 2004 tentang pengisian struktur organisasi. Adapun Struktur Organisasi Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Anom Banjar meliputi :
a. Direktur Utama
Direktur utama dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh :
- Direktur Umum - Direktur Teknik
- Direktur Pengawas Intern
- Bidang penelitian dan pengembangan b. Direktur Umum
Direktur umum dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh :
- Kepala Bagian Hubungan langganan - Kepala bagian administrasi umum
- Kapala bagian keuangan dan
pembukuan c. Direktur Teknik
Direktur teknik dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh :
- Kepala Bagain pengoperasian - Kepala bagian perencanaan
Berdasarkan pembagian fungsi pada
PDAM Tirta Anom Banjar apabila
dihubungan dengan pengelolaan aktiva tetap adalah sebagai berikut :
a. Unit Pemakai
Unit organisasi pemakai aktiva tetap berfungsi mengelola pemakaian aktiva tetap. Dalam hal ini dilaksanakan oleh sub bagian gudang yang berada dibagian administrasi dan umum. Dalam melakukan teknis pengelolaan aktiva tetap. Bagian gudang memgang
peranannya dalam pengadaan dan pengeluaran (pemakaian) aktiva tetap misalnya pipa instalasi sumber, instalasi pengelohan air, instalasi pompa, instalasi transmisi dan distribusi. Oleh karena itu bagian gudang akan
selalu mengetahui penerimaan dan
pengeluaran barang di gudang. b. Fungsi Akuntansi
Fungsi ini dipegang oleh sub bagian pembukuan dan pengolah data, segala pencatatan mulai dari peerolehan pemakaian, penyusutan dan pelepasannya dilaksanakan oleh sub bagian pembukuan dan pengolah data.
Pada PDAM Tirta Anom Banjar otorisasi dilakukan oleh Direktur Utama dan
bagian-bagian lainnya yang berwenang dan
memegang jabatan dalam setiap kegiatan perusahaan khususnya mengenai aktiva tetap, dimana dari mulai pembelian atau pengadaan aktiva tetap sampai pada pelepasannya tidak terlepas dari otoritas pimpinan perusahaan. Misalnya :
1) Surat permintaan otorisasi investasi
diotorisasi oleh Direktur yang
bersangkutan
2) Surat permintaan otorisasi reparasi
diotorisasi oleh Direktur Utama
3) Surat pemerintah kerja di otorisasi oleh kepala bagian yang bersangkutan
4) Surat Order pembelian di otorisasi oleh Direktur utama
5) Laporan penerimaan barang di otorisasi oleh bagian penerimaan barang (tim pemeriksa)
6) Bukti kas keluar di otorisasi oleh direktur utama
7) Bukti memorial di otorisasi oleh bagian pembukuan
Setiap pemutakhiran data yang dicatat dalam kartu aktiva tetap di lakukan oleh sub bagian pembukuan dan unit pengolahan data yang dasarkan pada dokumen, sumber yang di otorisasi oleh pejabat yang berwenang serta dilampiri dokumen pendukung yang sahih. Dokumen-dokumen yang digunakan adalah :
1) Persetujuan anggaran 2) Bukti kas keluar (Voucher) 3) Surat Penawaran Harga
4) Surat Pengajuan Perbaikan Aktiva Tetap 5) Bukti penerimaan barang
Sedangkan untuk catatan-catatan yang biasa digunakan adalah :
a. Jurnal umum b. Buku besar c. Buku pembantu
Pembagian tanggung jawab fungsional
dan sistem wewenang dan prosedur
pencatatan yang telah ditetapkan tidak akan terlaksana dengan baik jika tidak di ciptakan cara-cara untuk menjamin praktek yang sehat dalam pelaksanaannya.
Adapun cara yang dilakukan oleh PDAM Tirta Anom Banjar dalam menciptakan praktek yang sehat adalah :
a. Pengendalian fisik atas aktiva tetap Pengendalian fisik atas aktiva tetap yang dilaksanakan oleh PDAM Tirta Anom Banjar adalah :
- Pengendalian fisik terhadap aktiva tetap digudang dilakukan oleh sub bagian gudang
- Pengendalian fisik terhadap pemeliharaan aktiva tetap dilaksanakana oleh bagian pemeliharaan
- Pengendalian fisik terhadap pencatatan dilaksanakan oleh sub bagian pembukuan dan pengolah data melalui pencocokan aktiva tetap secara fisik dengan kartu aktiva tetap
Pengendalian fisik atas catatan yang dilakukan oleh PDAM Tirta Anom Banjar adalah
- Untuk aktiva tetap yang berasal dari
pembelian menggunakan persetujuan
anggaran
- Dokumen dan catatan disimpan di tempat aman dan dalam file komputer
- Pengertian independen atas pelaksanaan pengelolaan aktiva tetap pada PDAM Tirta Anom Banjar dilakukan oleh satuan pengawas intern.
b. Adanya kebijakan akuntansi tentang pemisahan
Pengeluaran modal (Capital Expenditure) dengan pengeluaran pendapatan (Revenue Expenditure). Yang dapat dikategorikan ke dalam pengertian barang modal (Aktiva Tetap) adalah pengeluaran-pengeluaran untuk pembelian barang-barang yang berwujud dalam bentuk siap pakai atau di bangun terlebih dahulu untuk digunakan dalam operasi perusahaan. Barang-barang modal tersebut tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan usaha yang normal dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun dengan batasan diatas Rp. 500.000 dengan memperhatikan :
1. Batas Minimal
2. Ditetapkan dengan keputusan Direksi Namun dengan demikian jika terdapat pembelian barang-barang tertentu yang harga satuannya dibawah Rp. 500.000,- akan tetapi barang-barang tersebut lazimnya dibutuhkan dalam jumlah lebih dari 1 (satu) buah sehingga melampaui nilai Rp. 500.000 maka transaksi pembelian tersebut harus dibukukan
sebagai pengeluaran barang modal.
Selanjutnya pembelian-pembelian di
kemudian hari untuk menggantikan satuan-satuan yang rusak, dapat dibukukan sebagai pengeluaran biaya.
Pengeluaran-pengeluaran untuk
penggantian komponen-komponen mesin atau instalasi yang bersifat pemeliharaan rutin dibukukan sebagai biaya. Akan tetapi bila
perbaikan/penggantian komponen yang
dimaksud memberi tambahan masa atau nilai manfaat dari aktiva tersebut dan nilainya melebihi Rp. 500.000 seperti tersebut di atas agar dibukukan sebagai pengurang (debet) akumulasi penyusutan.
Jika terdapat pengeluaran-pengeluaran untuk memudahkan instalasi dari satu tempat ke tempat lain dengan maksud agar instalasi
tersebut dapat berfungsi sebagaimana
mestinya maka biaya pemudahan dibukukan sebagai beban tahun berjalan (biaya). Khusus
untuk pemindahan pipa-pipa distribusi yang harus dilakukan karena faktor-faktor diluar
kemampuan manajemen untuk
mengendalikannya (misalnya karena
pelebaran jalan tersebut) maka nilai buku dari instalasi yang digunakan harus dikeluarkan
dari instalasi yang digantikan harus
dikeluarkan dari harga perolehannya.
Demikian untuk pengeluaran-pengeluaran
renovasi, dianut perlakuan akuntansi yang sama.
Adapun perubahan naik turun jumlah aktiva tetap dari tahun 2008 sampai dengan 2010 sebagai berikut :
Berdasarkan tabel tersebut dapat
diketahui bahwa terjadi perubahan dalam jumlah aktiva tetap dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2010. Perubahan jumlah aktiva tetap pada tahun 2009 terjadi penurunan sebesar 3,31 % sedangkan untuk tahun 2010 terjadi penurunan sebesar 0,9 % penurunan aktiva tetap tersebut dikarenakan perusahaan
melakukan pengendalian intern dalam
pengelolaan aktiva tetap. E. Penutup
1. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan yang dilakukan oleh penulis, maka dapat diambil kesimpulan secara umum struktur pengendalian intern aktiva tetap pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Anom Banjar telah dilaksanakan dengan cukup memadai oleh satuan pengawas intern yang dibantu oleh pengawas operasional dan pengawas keuangan.
Struktur pengendalian intern aktiva tetap telah dilaksanakan dengan cukup memadai
sehingga struktur pengendalian intern aktiva tetap yang efektif dan efisien belum
sepenuhnya terwujud. Semua karyawan
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Anom Banjar dalam melaksanakan tugas dan
kewajibannya belum sepenuhnya sesuai
dengan prosedur yang telah ditetapkan. 2. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah
dikemukakan maka penulis mencoba
menyampaikan rekomendasi sebagai berikut : 1. Peningkatan struktur pengendalian intern
aktiva tetap pada PDAM Tirta Anom Banjar hendaknya dapat mendorong karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan aturan yag telah ditetapkan. Untuk itu perusahaan harus melakukan evaluasi secara rutin terhadap pelaksanaan tugas dari setiap bagian atau fungsi.
2. Untuk lebih menjamin peranan
pengendalian intern aktiva tetap yang
ditetapkan dalam perusahaan, maka
diperlukan pemeriksaan yang rutin
sehingga penyelewengan atau
penyimpangan dan kerusakan terhadap
harta kekayaan perusahaan dapat
dihindari. F. Daftar Pustaka
Hartadi, B. 2004. Auditing; Suatu Pendekatan Komprehensif Per Pos & Per Siklus, Edisi ke-2. Salemba Empat:Jakarta. IAI. 2010. SAK Entitas Tanpa Akuntabilitas
Publik (ETAP). available online at:www.iaiglobal.or.id/prinsip_akuntansi/ standar.php?cat=SAK%20Umum&id=71 (accessed October 2011)
Ikatan Akuntansi Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.
La Midjan dan Azhar Susanto.2007. SIA Pendekatan Manual Penyusunan Metode-Metode Prosedur Edisi 8. Lingga Jaya.
Mulyadi. 2001. Sistem Perancangan dan pengendalian Manajemen. Jakarta: Salemba Empat.
Soemarso S.R. 2005. Akuntansi Suatu Pengantar. Jakarta: Salemba Empat. Struktur Organisasi dan Tata Kerja (SOTK)
PDAM Tirta Anom Banjar berdasarkan
SK Walikota Banjar Nomor
539/Kpts.269-HUK/XII tanggal 21
Desember 2004 tentang pengisian
struktur organisasi.
Surakhmad.Winarno.1998. Pengantar
Penelitian Ilmiah: Dasar, Metode dan Teknik, edisi kedelapan, Bandung: Tarsito (anggota IKAPI).
Theodorus M. Tuanakotta. 2002. Teori Akuntansi. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Yusuf, A.Abadi, Rudi M. Tumbunan. 2003 :
(Penterjemah : Sistem Informasi
Akuntansi, Jilid 1,Edisi Indonesia, Jakarta:Indeks Kelompok Gramedia.
Zaki Baridwan. 2004. Intermediate
Accounting. Yogyakarta: BPFE.
Riwayat Penulis
Ade Suherman, S.Pd., M.Pd. Dosen Tetap Yayasan Pendidikan Galuh pada Program
Studi Pendidikan Ekonomi-Akuntansi