• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISA BREAK EVEN POINT SEBAGAI DASAR DALAM PERENCANAAN LABA PADA WARUNG AYAM GEPREK KRISPY DI KECAMATAN CIMANGGIS DEPOK ABSTRAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISA BREAK EVEN POINT SEBAGAI DASAR DALAM PERENCANAAN LABA PADA WARUNG AYAM GEPREK KRISPY DI KECAMATAN CIMANGGIS DEPOK ABSTRAK"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISA BREAK EVEN POINT SEBAGAI DASAR DALAM

PERENCANAAN LABA PADA WARUNG AYAM GEPREK KRISPY DI

KECAMATAN CIMANGGIS DEPOK

Windy Atmawardani Rachman

Jurusan Sistem Informasi Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma

{windy@staff.gunadarma.ac.id}

ABSTRAK

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisa Break Even Point yang

dapat dijadikan tolak ukur untuk menaikkan laba atau untuk mengetahui penurunan

laba yang tidak mengakibatkan kerugian pada perusahaan dan nilai persentase

penjualan yang aman (margin of safety) pada Warung Ayam Geprek Krispy di

kecamatan Cimanggis, Depok. Penelitian ini menggunakan data primer yang berupa

data biaya-biaya, volume penjualan, dan harga jual. Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa Warung Ayam Geprek Krispy pada bulan Oktober 2020 telah mencapai titik

impas pada saat penjualan sebesar Rp 7.451.580,96, bulan November sebesar Rp

7.338.563,9 dan bulan Desember sebesar Rp 7.310.515,75. Untuk perhitungan margin

of safety bulan Oktober sebesar Rp 78.961.900,5. Margin of safety pada bulan

November sebesar Rp 86.261.436,1. Untuk perhitungan margin of safety bulan

Desember sebesar Rp 90.189.484,2.

Kata Kunci :

Break Even Point, Perencanaan Laba, Margin of Safety.

Pendahuluan

Usaha Kecil dan Menengah (UKM) berperan penting dalam membantu

pertumbuhan perekonomian di Indonesia. Analisis Break Even Point digunakan untuk

dapat memudahkan manajemen dalam dunia usaha dalam memperoleh informasi

mengenai besarnya jumlah penjualan minimal dan volume produksi yg harus dicapai

pada laba yang diharapkan, dengan kata lain “Analisis break even point (analisis impas)

merupakan salah satu teknik analisis yang menjelaskan hubungan antara keseluruhan

biaya total, laba yang diharapkan dan volume penjualan” (Riyanto, 2001:278).

(2)

Analisis Break Even Point (BEP) digunakan untuk memberikan jawaban atas

pertanyaan seperti “Berapakah tingkat penjualan minimum yang memastikan

perusahaan tidak mengalami kerugian” atau “berapa banyak penjualan bisa diturunkan

agar perusahaan masih terus untung”. Analisis Break Even Point (BEP) adalah analisis

tingkat penjualan di perusahaan yang akan menghasilkan keuntungan nol (tidak

menderita untung maupun rugi).

Dalam meneliti Break Even Point (BEP) kita bisa memperoleh informasi tentang

berapa jauh volume penjualan boleh turun, sehingga industri tidak rugi melalui Margin

Of Safety (MOS). Analisis Break Even Point (BEP) berhubungan erat dengan

pendapatan (revenue) dan hubungan biaya yang timbul pada berbagai tingkat volume.

Analisis Break Even Point (BEP) dapat dijadikan pertimbangan dalam menentukan

target keuntungan operasi.

Ayam Geprek Krispy merupakan salah satu usaha kecil menengah yang bergerak

dalam bidang kuliner yang terletak di daerah kecamatan cimanggis kota depok.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas maka dalam penulisan

ini, penulis mengambil judul “ANALISA BREAK EVEN POINT SEBAGAI

DASAR DALAM PERENCANAAN LABA PADA WARUNG AYAM GEPREK

KRISPY DI KECAMATAN CIMANGGIS DEPOK”.

Landasan Teori

Pengertian Break Even Point

Menurut Bambang Riyanto (2011:359) mengatakan bahwa “Analisis Break Even

adalah suatu teknik analisa untuk mengetahui hubungan antara biaya tetap, biaya

variabel, keuntungan dan volume kegiatan. Menurut Kasmir (2011:332) mengatakan

bahwa “Analisis titik impas adalah suatu keadaan dimana perusahaan beroperasi dalam

kondisi tidak memperoleh pendapatan (laba) dan tidak pula menderita kerugian.

Artinya dalam kondisi ini jumlah pendapatan yang diterima sama dengan jumlah biaya

yang dikeluarkan”.

(3)

Tujuan Analisis Break Even Point

Menurut Kasmir (2015;334) penggunaan analisis titik impas memiliki beberapa

tujuan yang ingin dicapai yaitu:

1. Mendesain spesifikasi produk (berkaitan dengan biaya).

2. Penentuan harga jual persatuan.

3. Produksi atau penjualan minimal agar tidak mengalami kerugian.

4. Memaksimalkan jumlah produksi.

5. Perencanaan laba yang diinginkan.

Manfaat Pengukuran Break Even Point

Menurut Kasmir (2015;354) titik impas memiliki manfaat pengukuran titik impas,

yaitu untuk produksi baru, titik impas digunakan untuk melihat beberapa kebutuhan

kapasitas minimal agar perusahaan dapat dijalankan tanpa merugi. Serta Untuk produk

lama, titik impas digunakan untuk melihat akibat dari perubahan unsur biaya, harga

jual dan volume terhadap laba yang akan dicapai.

Kelemahan Break Even Point

Menurut Kasmir (2015;353) berikut ini ada beberapa kelemahan dari analisis titik

impas, yaitu:

1. Analisis titik impas membutuhkan banyak asumsi terbatas.

2. Analisis titik impas bersifat statis.

3. Analisis titik impas tidak digunakan untuk mengambil keputusan akhir.

4. Analisis titik impas tidak menyediakan pengujian aliran kas yang baik.

5. Analisis titik impas (kurang) mempertimbangkan resiko-resiko yang terjadi selama

masa penjualan.

(4)

16

Metodelogi Penelitian

Objek Penelitian

Obyek dalam penelitian ini adalah Warung Ayam Geprek Krispy di daerah

kecamatan cimanggis kota depok. Usaha ini memiliki keunikan tersendiri, dengan

harga yang relatif murah kita bisa menikmati ayam dengan ukuran yang besar dan

nasi yang bisa dimakan sepuasnya.

Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penulisan ini adalah data primer. Data

diperoleh dengan observasi langsung ke tempat usaha dan mewawancarai langsung

pemilik warung dan yang akan penulis bahas adalah rincian biaya variabel, biaya

tetap, dan biaya perlengkapan Warung Ayam Geprek Krispy.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dan dengan mengadakan riset kepustakaan yang

menitikberatkan pada sumber tertulis seperti buku-buku jurnal ilmiah, buku

perpustakaan serta buku bacaan lain guna memperoleh landasan teori yang

memiliki keterkaitkan dengan masalah yang diteliti.

Kedua adalah pengumpulan data dengan cara teknik riset lapangan yaitu

dengan berkunjung langsung ke Warung Ayam Geprek Krispy di daerah kecamatan

cimanggis kota depok. Data yang diperoleh dengan melakukan observasi dan

wawancara untuk mendapatkan informasi dari sumber yang bersangkutan agar

data-data yang didapatkan lebih akurat.

Teknik Analisis

Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain :

a. Break Even Point ( Unit )

b. Break Even Point (rupiah)

Biaya Tetap 1 – Biaya Variabel Pendapatan Penjualan Biaya Tetap

(5)

c. Margin Of Safety (MOS)

d. Perhitungan Analisis Penutupan Usaha

Pembahasan

Data Hasil Penelitian

Data hasil penelitian ini merupakan data realisasi dan anggaran dari penjualan, biaya produksi, biaya tetap, biaya variabel dan harga jual pada usaha Warung Ayam Geprek Krispy periode Oktober sampai dengan Desember 2020. Berikut ini adalah tabel volume penjualan dan produksi selama bulan oktober – desember 2020 :

Tabel 1

Volume Penjualan dan Produksi Warung Makan Chiprek Bulan Oktober-Desember 2020

Keterangan Oktober November Desember

Volume Penjualan (Porsi)

6800 Porsi 7200 Porsi 7500 Porsi

Harga Jual/Porsi Rp.13.000 Rp.13.000 Rp.13.000 Total Penjualan Rp.88.400.000 Rp.93.600.000 Rp.97.500.000 Berdasarkan tabel 1 Warung Ayam Geprek Krispy pada bulan Oktober 2020 mampu menjual 6800 porsi dengan harga jual per porsi Rp 13.000. sehingga memperoleh total penjualan sebesar Rp 88.400.000; pada November 2020 mampu menjual 6800 porsi dengan harga jual per porsi Rp 13.000. sehingga memperoleh total penjualan sebesar Rp 93.600.000; pada Desember 2020 mampu menjual 7500 porsi dengan harga jual per porsi Rp 13.000. sehingga memperoleh total penjualan sebesar Rp 97.500.000

Klasifikasi Biaya Berdasarkan Sesuatu yang Dibiayai A. Biaya Langsung

1. Biaya Bahan Baku

MOS (Rp) = Total Penjualan – Penjualan Saat Impas

MOS (%) = Total Penjualan – Penjualan Saat Impas x 100% Total Penjualan

Titik Penutupan Usaha = Biaya Tetap Kas Rasio Margin Kontribusi

(6)

Tabel 2

Biaya Bahan Baku Bulan Oktober – Desember 2020

No Bulan Jenis Bahan Baku Kebutuhan Bahan Baku Harga Persatuan Total Biaya 1 Oktober Daging ayam 680 ekor ayam 30.000 Rp.20.400.000 2 November Daging Ayam 720 ekor ayam 30.000 Rp.21.600.000 3 Desember Daging Ayam 750 ekor ayam 30.000 Rp.22.500.000

2. Biaya Tenaga Kerja Langsung

Biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan membayar tenaga kerja yang secara langsung terlibat dalam pengolahan untuk bahan baku menjadi produk jadi. Tenaga kerja yang bekerja pada Warung Ayam Geprek Krispy berjumlah 3 orang. Dimana setiap orang nya memperoleh gaji sebesar Rp 1.500.000 per bulan. jadi total Biaya Tenaga Kerja Langsung Warung Ayam Geprek Krispyper bulan adalah Rp 4.500.000

B. Biaya Tidak Langsung 1. Biaya Overhead Pabrik

Biaya overhead pabrik adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung yang berfungsi untuk menunjang kegiatan produksi.

2. Biaya Bahan Penolong

Tabel 3

Klasifikasi Biaya Penolong Bulan Oktober 2020 No Jenis Kebutuhan Harga satuan

(Rp)

Jumlah (Rp)

1. Tepung dan Bumbu 24 hari 50.000 1.200.000

2. Beras 695kg 10.000 6.950.000 3. Cabai 30kg 62.000 1.860.000 4. Garam 15bks 2.000 30.000 5. Terasi 2bks 25.000 50.000 6. Bawang putih 3kg 30.000 60.000 7. Kecap 2bks 20.000 40.000 8. Minyak 96liter 12.500 1.200.000 9 Styrofoam 2400pcs 250 600.000 Total 11.990.000

(7)

Tabel 4

Klasifikasi Biaya Penolong Bulan November 2020

Tabel 5

Klasifikasi Biaya Penolong Bulan Desember 2020

Biaya Listrik

Pada periode Oktober 2020, total biaya pemakaiannya sebesar Rp.51.663. Warung Ayam Geprek Krispymengunakan listrik berdaya 900 Va. Rincian perhitungan biaya listrik yang dibayarkan oleh Warung Ayam Geprek Krispy adalah

No Jenis Kebutuhan Harga satuan (Rp)

Jumlah (Rp)

1. Tepung dan Bumbu 24 hari 50.000 1.200.000

2. Beras 720kg 10.000 7.200.000 3. Cabai 36kg 62.000 2.232.000 4. Garam 15bks 2.000 30.000 5. Terasi 2bks 25.000 50.000 6. Bawang putih 3kg 30.000 60.000 7. Kecap 2bks 20.000 40.000 8. Minyak 96liter 12.500 1.200.000 9 Styrofoam 2400pcs 250 600.000 Total 12.012.000

No Jenis Kebutuhan Harga satuan (Rp)

Jumlah (Rp)

1. Tepung dan Bumbu 24 hari 50.000 1.200.000

2. Beras 770kg 10.000 7.700.000 3. Cabai 36kg 62.000 2.232.000 4. Garam 15bks 2.000 30.000 5. Terasi 2bks 25.000 50.000 6. Bawang putih 3kg 30.000 60.000 7. Kecap 2bks 20.000 40.000 8. Minyak 96liter 12.500 1.200.000 9 Styrofoam 2400pcs 250 600.000 Total 12.512.000

(8)

Pada periode November 2020, total biaya pemakaiannya sebesar Rp.59.725. Warung Ayam Geprek Krispy mengunakan listrik berdaya 900 Va. Rincian perhitungan biaya listrik yang dibayarkan oleh Warung Ayam Geprek Krispy adalah :

Pada periode Desember 2020, total biaya pemakaiannya sebesar Rp.57.633. Warung Ayam Geprek Krispymengunakan listrik berdaya 900 Va. Rincian perhitungan biaya listrik yang dibayarkan oleh Warung Ayam Geprek Krispy adalah :

Biaya Peralatan dan Biaya Penyusutan Peralatan Tabel 6

Biaya Peralatan Warung Ayam Geprek KrispyBulan Oktober-Desember 2020 No Jenis Aktiva Unit

Harga Perolehan (Rp) UE (Thn) Biaya Depresiasi / Thn (Rp) Biaya Depresiasi / Bln (Rp)

1 Piring Rotan 3 lusin 108.000 2 54.000 4.500

2 Kertas Nasi 90bks 2.250.000 2 1.125.000 93.750 Biaya Abodemen PLN = (Daya/1000) x (Rp/kVA)

= (900/1000) x ( Rp.20.000)

= Rp. 18.000

Total = Biaya pemakaian + Biaya Abodemen = Rp. 51.663 + 18.000

= Rp.69.663

Pajak PJU = 3% x Total listrik tagihan listrik = 3% x Rp.69.663

= Rp. 2089,89 dibulatkan menjadi (Rp.2100)

Total Tagihan Listrik = Pemakaian + Abodemen + Pajak PJU + Admin Bank = 51.663+18000+2100+2500

= Rp. 74.263

Biaya Abodemen PLN = (Daya/1000) x (Rp/kVA) = (900/1000) x ( Rp.20.000)

= Rp. 18.000

Total = Biaya pemakaian + Biaya Abodemen = Rp59.725 + 18.000

= Rp.77.725

Pajak PJU = 3% x Total listrik tagihan listrik = 3% x Rp.77.725

= Rp. 2.331,75 dibulatkan menjadi (Rp.2300)

Total Tagihan Listrik = Pemakaian + Abodemen + Pajak PJU + Admin Bank = 59.725+18000+2300+2500

= Rp. 82.525

Biaya Abodemen PLN = (Daya/1000) x (Rp/kVA) = (900/1000) x ( Rp.20.000)

= Rp. 18.000

Total = Biaya pemakaian + Biaya Abodemen = Rp57.633+ 18.000

= Rp.75.633

Pajak PJU = 3% x Total listrik tagihan listrik = 3% x Rp.75.633

= Rp. 2.268,99 dibulatkan menjadi Rp.2300

Total Tagihan Listrik = Pemakaian + Abodemen + Pajak PJU + Admin Bank = 57.633+18000+2300+2500

(9)

3 Meja 4 set 2.400.000 7 342.857 28.571 4 Sendok 3lusin 21.000 2 10.500 875 5 Kompor 1 buah 460.000 2 230.000 19.166 6 Etalase 2 buah 2.500.000 7 357.142 29.761 7 Magicom 1 buah 1.100.000 5 220.000 44.000 8 Gelas 2 lusin 180.000 2 90.000 7.500 9 Kulkas 1 buah 2.800.000 7 400.000 33.333 Jumlah Rp 2.829.499 Rp 261.456 Data diolah oleh penulis

Berdasarkan uraian pada diatas, biaya depresiasi peralatan Warung Ayam Geprek Krispy pada bulan Oktober - Desember 2020 sebesar Rp 261.456.

Biaya Sewa Tempat

Ada biaya yang dikeluarkan atas penggunaan tempat. Biaya sewa yang dikeluarkan Warung Ayam Geprek Krispy yaitu sebesar Rp 4.000.000 / bulan

Klasifikasi Biaya Berdasarkan Perilaku Biaya 1. Biaya Tetap

Tabel 7

Biaya Tetap Bulan Oktober-Desember 2020

No Keterangan Oktrober November Desember

1. Biaya Listrik 74.263 82.525 80.433

2. Biaya Penyusutan Peralatan

261.456 261.456 261.456

3. Biaya Tempat Sewa 4.000.000 4.000.000 4.000.000

Total 4.335.719 4.343.981 4.341.889

2. Biaya variabel

Tabel 8

Biaya Variabel Bulan Oktober-Desember 2020

No Keterangan Oktober November Desember

1 Biaya Bahan Baku 20.400.000 21.600.000 22.500.000

2 Biaya Tenaga Kerja Langsung 4.500.000 4.500.000 4.500.000 3 Biaya Overhead Pabrik :

a. Biaya Penolong b. Biaya Listrik Total Biaya Variabel

11.990.000 74.263 36.964.263 12.012.000 82.525 38.194.525 12.512.000 . 80.433 39.592.433 Biaya Variabel/ Bungkus 5.435,92103 5.304,79514 5.278,99107 Hasil Pembulatan Biaya

Variabel

(10)

Tabel 9

Perhitungan Laba – Rugi Warung Ayam Geprek Krispy

No Keterangan Oktober November Desember

1 Volume Penjualan 6800 porsi 7200 porsi 7500 porsi

2 Harga Jual/ Porsi Rp 13.000 Rp 13.000 Rp 13.000

3 Total Penjualan Rp 88.400.000 Rp 93.600.000 Rp 97.500.000 4 Biaya Variabel Rp 36.964.263 Rp 38.194.525 Rp 39.592.433 5 Laba Kontribusi Rp 51.435.737 Rp 55.405.475 Rp 57.907.567

6 Biaya Tetap Rp 4.335.719 Rp 4.343.981 Rp 4.341.889

7 Laba Bersih Rp 47.100.018 Rp 51.061.494 Rp 53.565.678 Sumber : Data diolah oleh penulis

Keterangan:

1. Total penjualan = Volume Penjualan x Harga Jual per Porsi 2. Laba Kontribusi = Total Penjualan – Biaya Variabel

3. Laba Bersih = Laba Kontribusi – Biaya Tetap

Berdasarkan tabel perhitungan laba / rugi diatas dapat dilihat bahwa pada penjualan Warung Ayam Geprek Krispy dengan total penjualan bulan Oktober sebesar Rp 88.400.000 akan diperoleh laba bersih sebesar Rp 47.100.018; penjualan bulan November sebesar Rp 93.600.000 akan diperoleh laba bersih sebesar Rp 51.061.494; penjualan bulan Desember sebesar Rp 97.500.000 akan diperoleh laba bersih sebesar Rp 53.565.678. Perhitungan Break Even Point

Dengan menggunakan perbandingan volume penjualan diatas, maka dihitung Break Even Point perusahaan melalui rumus yang sama dengan rumus Break Even Point seperti biasanya. Jadi, Break Even Point perusahaan dapat dihitung dengan rumus :

Besarnya Break Event Point atas dasar nilai penjualan bulan Oktober adalah

= Rp 7.451.580,96

(11)

= Rp 573,204521 Dibulatkan = 573 bungkus

Besarnya Break Event Point atas dasar nilai penjualan bulan November adalah

= Rp 7.338.563,9 BEP (unit) = = Rp 564,519948 Dibulatkan = 565 bungkus

Besarnya Break Event Point atas dasar nilai penjualan bulan Desember adalah

= Rp 7.310.515,75 BEP (unit) = = Rp 562,348012 Dibulatkan = 562 bungkus

Berdasarkan perhitungan titik impas diatas perusahaan dapat membuktikan apakah telah mencapai Break Even Point pada bulan Oktober dengan cara sebagai berikut:

Laba = Penjualan – Biaya Variabel/bungkus – Biaya Tetap

= (Rp 573,204521 Porsi x Rp 13.000) - (Rp 573,204521 Porsi x Rp 5.436) –

= Rp 7.451.658,77 – Rp 3.115.939,78 – = 0

Perhitungan Break Even Point pada bulan November dengan cara sebagai berikut:

(12)

= (Rp 564,519948 Porsi x Rp 13.000) - (Rp 564,519948 Porsi x Rp 5.305) –

= Rp 7.338.759,32 – Rp 2.994.778,32 – Rp = 0

Perhitungan Break Even Point pada bulan Desember dengan cara sebagai berikut:

Laba = Penjualan – Biaya Variabel/bungkus – Biaya Tetap

= (Rp 562,348012Porsi x Rp 13.000) - (Rp 562,348012 Porsi x Rp 5.279) –

= Rp 7.310.524,16 – Rp 2.968.635,16 – Rp = 0

Perhitungan Margin Of Safety

Berikut ini merupakan perhitungan Margin of Safety untuk bulan Oktober adalah: Margin Of Safety = Total Penjualan – Penjualan Saat Titik Impas (Rp)

= Rp 88.400.000 – Rp 7.451.658,77 = Rp 78.961.900,5 = Rp 78.961.900 (Hasil Pembulatan) Margin of Safety (%) = = 0,89323416 x 100 % = 89,323416 % = 89% ( Hasil Pembulatan ) Perhitungan Margin of Safety untuk bulan November adalah:

Margin Of Safety = Total Penjualan – Penjualan Saat Titik Impas (Rp) = Rp 93.600.000 – Rp 7.338.563,9 = Rp 86.261.436,1 = Rp 86.261.436 (Hasil Pembulatan) Margin of Safety (%) = = 0,92159654 x 100 % = 92,159654 % = 92% ( Hasil Pembulatan )

(13)

Perhitungan Margin of Safety untuk bulan Desember adalah:

Margin Of Safety = Total Penjualan – Penjualan Saat Titik Impas (Rp) = Rp 97.500.000 – Rp 7.310.515,75 = Rp 90.189.484,2 = Rp 90.189.484 (Hasil Pembulatan) Margin of Safety (%) = = 0,92502035 x 100 % = 92,502035 % = 92% ( Hasil Pembulatan )

Kesimpulan Dan Saran

Kesimpulan

Maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil perhitungan tingkat penjualan yang harus dicapai perusahaan tidak memperoleh keuntungan dan tidak mengalami kerugian pada bulan Oktober 2020 sebesar Rp 7.451.580,96 atau menjual 573 bungkus Ayam Geprek, bulan November sebesar Rp 7.338.563,9 atau menjual 565 bungkus Ayam Geprek dan bulan Desember sebesar Rp 7.310.515,75 atau menjual 562 bungkus Ayam Geprek. Jadi Warung Ayam Geprek Krispybulan Oktober sampai dengan Desember 2020 memiliki penurunan titik impas.

2. Berdasarkan hasil perhitungan penurunan persentase, maka Warung Ayam Geprek Krispy memiliki Margin Of Safety bulan Oktober sebesar Rp 78.961.900,5 dan untuk persentase margin of safety adalah 89,323416 % . perhitungan margin of safety pada penjualan bulan November sebesar Rp 86.261.436,1 dan untuk persentase margin of safety adalah 92,159654 % . perhitungan margin of safety pada penjualan bulan Desember sebesar Rp 90.189.484,2 dan untuk persentase margin of safety adalah 92,502035 %. Jadi Warung Ayam Geprek Krispy bulan Oktober sampai dengan Desember 2020 memiliki kenaikan margin of safety yang berarti kemungkinan penjualan mengalami kerugian akan semakin kecil.

Saran

Berdasakan kesimpulan diatas, maka penulis memberikan saran sebagai

berikut :

(14)

1. Warung Ayam Geprek Krispy sebaiknya menambah varian menu agar pelanggan dapat menikmati berbagai macam makanan bertujuan untuk mempertahankan pelanggan warung makan chiprek.

2. Warung Ayam Geprek Krispy sebaiknya bisa menjaga kestabilan kualitas produk agar volume penjualan tidak menurun.

Daftar Pustaka

Bustami, Bastian., dan Nurlela.2013. Akuntansi Biaya. Edisi Empat. Jakarta : MitraWancana Media.

Erinos. 2010. Akuntansi Manajemen. Sumatera Barat : UNP Press Padang.

Euis Farida.2016. Analisis Tititk Impas Sebagai Alat Perencanaan Laba JangkaPendek

pada Usaha Makaroni DungDung.penelitian ilmiah. Fakultas Ekonomi.Universitas

Gunadarma.

Herlianta Purba.2012. Analisa Break Even Point (BEP) Sebagai Perencanaan Laba pada

Konveksi BEPE. penelitian ilmiah. Fakultas Ekonomi. Universitas Gunadarma.

Kasmir. 2015. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : Rajawali Pers

Purwati, Ari., dan Darsono Prawironegoro. 2008. Akuntansi Manajemen. Jakarta : Mitra Wacana Media

Riyanto, Bambang. 2011.Dasar-Dasar Pembelanjaan

Perusahaan.Edisi Keempat.yogyakarta.BPFE.

Sujarweni, V . Wiratna. 2015. Akuntansi Biaya Teori dan Penerapannya. Yogyakarta: Bagian Penerbit Baru Press.

Yulia Setia Ningsih.2016. Analisis Break Even Point sebagai Alat Perencanaan Laba

Jangka Pendek pada Bakmi DKI Cabang Rosliana. penelitian ilmiah. Fakultas

Ekonomi. Universitas Gunadarma.

Florensy Panjaitan. 2017. Analisa Break Event Point (BEP) Sebagai Dasar Dalam

(15)

Referensi

Dokumen terkait

Waste processing in th r23 Cities is free of charge for household waste (excluding the disposal of waste 10 kg. per day), while large-sized waste and business-generated waste

[r]

Buku cerita wayang kulit dengan lakon “Semar Maneges” disajikan dalam desain menarik karena terdiri dari teks dengan dua bahasa pengantar yaitu Bahasa Indonesia

Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 14 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 55 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Keberadaan perempuan dalam media periklanan telah menjadi terget kekuasaan dari pemilik modal, sehingga apa yang dikatakan oleh pengiklan mereka rela melakukannya

' DIRINCI MENURUT KECAMATAN DI KABUPATEN BANTUL PADA AKHIR

Data yang harus dibawa untuk diverifikasi adalah semua dokumen asli yang sesuai dokumen yang telah diupload oleh penyedia jasa atau data kualifikasi yang diisi melalui pengadaan

Value (PBV). Hipotesis keempat didukung. 5) Secara ketepatan model penelitian ini menunjukkan bahwa Struktur Modal, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, dan Kebijakan