• Tidak ada hasil yang ditemukan

V HASIL DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "V HASIL DAN PEMBAHASAN"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Keadaan Umum Kabupaten Kendal 5.1.1 Letak Geografis

Kabupaten Kendal merupakan salah satu dari 23 kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa Tengah. Kabupaten Kendal terletak di jalur utama Pantai Utara Pulau Jawa atau yang lebih dikenal sebagai Pantura. Secara geografis Kabupaten kendal terletak pada 109040’-110018’ Bujur Timur dan 60032’-70024’ Lintang Selatan. Secara administratif batas wilayah Kabupaten Kendal adalah sebagai berikut :

- Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Jawa - Sebelah Timur berbatasan dengan Kota Semarang

- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Semarang dan Temanggung - Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Batang

Batas pesisir pantai Kabupaten Kendal adalah sebagai berikut : - Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Jawa sejauh 4 mil laut - Sebelah Timur berbatasan dengan Kota Semarang

- Sebelah Selatan berbatasan dengan jalur jalan arteri Pantura - Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Batang.

5.1.2 Luas Wilayah

Luas daerah Kabupaten Kendal mencapai 1.002,23 Km2 atau 100.223 hektar, yang terdiri atas tanah sawah 226,3 Km2, tanah pekarangan 145,51 Km2, tanah tegalan 223,26 Km2, tambak dan kolam 31,31 Km2, perkebunan 164,59 Km2, lain- lain 93,38 Km2. Lahan yang digunakan sebagi usaha perikanan yang berupa tambak dan kolam di pesisir pantai seluas 3.126 Ha atau 9,90 % dari jumlah luas lahan pesisir pantai atau sebesar 99,94 % dari jumlah luas lahan Kabupaten Kendal yang digunakan untuk usaha perikanan. Kondisi ini memberikan gambaran bahwa usaha perikanan lebih diminati di pesisir pantai dibandingkan dengan kawasan lainnya di Kabupaten Kendal.

(2)

Jumlah penduduk Kabupaten Kendal tahun 2003 tercatat sebanyak 891.166 jiwa yang terdiri atas 439.666 (49,34 %) laki- laki dan 451.500 (50,66 %) perempuan. Penduduk terbesar ada di Kecamatan Kaliwungu 89.412 jiwa atau 10,03 % dari total penduduk Kabupaten Kendal. Kecamatan yang jumlah penduduknya paling sedikit adalah Kecamatan Limbangan dengan penduduk sebanyak 29.396 jiwa atau 3,30 % dari total penduduk Kabupaten Kendal.

Tabel 2. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Kabupaten Kendal, Tahun 2003

No. Kelompok Umur Laki-laki

(orang) Persentase (%) Perempuan (orang) Persentase (%) 1. 0 – 4 40.005 9,10 40.633 9,00 2. 5 – 9 44.505 10,12 44.559 9,87 3. 10 – 14 48.009 10,92 48.111 10,66 4. 15 – 19 47.922 10,90 45.187 10,01 5. 20 – 24 38.226 8,69 36.907 8,17 6. 25 – 29 33.864 7,70 35.766 7,92 7. 30 – 34 35.089 7,98 37.060 8,21 8. 35 – 39 34.006 7,73 35.543 7,87 9. 40 – 44 30.568 6,95 29.757 6,59 10. 45 – 49 23.544 5,35 21.312 4,72 11. 50 – 54 15.637 3,56 17.099 3,79 12. 55 – 59 13.607 3,09 15.590 3,45 13. 60 – 64 13.541 3,08 17.475 3,87 14. 65 + 21.143 4,81 26.501 5,87 Jumlah 439.666 100,00 451.500 100,00

Sumber : BPS Kabupaten Kendal 2003

Komposisi penduduk berdasarkan kelompok umur terbanyak berada pada kelompok umur 10 – 14 tahun, dengan jumlah penduduk sebanyak 96.120 jiwa.

Komposisi penduduk terendah berada pada kelompok umur 55 – 59 tahun dengan 29.167 penduduk. Dilihat dari komposisi penduduk berdasarkan kelompok umur Kabupaten Kendal, maka kelompok umur usia produktif (14-64 tahun) lebih besar jika

dibandingkan dengan penduduk usia tidak produktif (>64 tahun).

Pertumbuhan penduduk tahun 2003 sebesar 0,44 persen yang terjadi di enam belas kecamatan, kecuali Kecamatan Weleri yang justru menurun 0,40 persen. Pertumbuhan penduduk tertinggi terjadi di Kecamatan Rowosari yaitu sebesar 1,56 persen.

(3)

Sebagian besar penduduk di Kabupaten Kendal berpendidikan rendah. Secara proporsional di Kabupaten Kendal, persentase penduduk tamat SD merupakan yang tertinggi yaitu sebesar 35,43 %, bahkan jika dijumlahkan dengan angka belum tamat SD dan belum sekolah mencapai 75,41%. Persentase penduduk tamat SLTP, SMU dan perguruan tinggi atau akademi adalah sebesar 24,59 %. Kondisi ini mencerminkan bahwa tingkat pendidikan penduduk di Kabupaten Kendal masih rendah yaitu tamatan SD. Hal ini dikarenakan penduduk lebih memilih mencari pekerjaan dibandingkan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dengan alasan keterbatasan biaya dan lebih baik bekerja daripada sekolah. Untuk lebih jelasnya jumlah penduduk menurut pendidikan di Kabupaten Kendal dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan di Kabupaten Kendal, Tahun 2003

No. Pendidikan Jumlah Penduduk

(orang) Persentase (%) 1. Tidak/belum sekolah 90.989 10,21 2. Belum tamat SD 265.278 29,77 3. Tamat SD 315.710 35,43 4. Tamat SLTP 117.983 13,24 5. Tamat SMU 75.713 8,49 6. Tamat PT/AK 25.493 2,86 Jumlah 891.166 100,00

Sumber : Hasil Olahan Tim Bappekab Kendal 2003

Penduduk di Kabupaten Kendal sebagian besar mempunyai mata pencaharian sebagai petani (56,67 %) baik sebagai petani pemilik (23,95 %) maupun sebagai buruh tani (32,72 %). Hal ini sangat dimungkinkan karena lahan untuk pertanian di kawasan pantai relatif luas yaitu sebesar 10.464 Ha atau sebesar 34,73 % dari seluruh luas kawasan pesisir. Penduduk yang bekerja sebagai buruh bangunan sebesar 13,28%. Hal ini menunjukkan kondisi penduduk berpendidikan rendah yang cukup banyak di

Kabupaten Kendal, karena sebagai buruh bangunan tidak memerlukan keahlian khusus. Proporsi jumlah penduduk di Kabupaten Kendal yang bekerja dibandingkan dengan total seluruh penduduk di Kabupaten Kendal adalah sebanyak 58,90%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk di Kabupaten Kendal bekerja untuk memenuhi

kebutuhan hidup sehari- hari. Jumlah penduduk di Kabupaten Kendal berdasarkan mata pencaharian dapat dilihat pada Tabel 4.

(4)

Tabel 4. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Kabupaten Kendal, Tahun 2003

No Mata Pencaharian Jumlah

(orang) Persentase (%) 1 Petani 125.714 23,95 2 Buruh tani 171.746 32,72 3 Nelayan 11.405 2,17 4 Pengusaha 3.864 0,74 5 Buruh Bangunan 69.680 13,28 6 Dagang 30.113 5,74 7 Transportasi 9.912 1,89 8 PNS/TNI 12.849 2,45 9 Pensiun 5.812 1,11 10 Lain- lain 83.761 15,96 Jumlah 524.856 100,00

Sumber : Hasil Olahan Tim Bappekab Kendal 2003

Sebagian besar penduduk di Kabupaten Kendal beragama Islam ya itu sebesar 99,00 % dari seluruh jumlah penduduk di Kabupaten Kendal. Dengan keragaman agama yang terdapat di Kabupaten Kendal, ternyata tidak menimbulkan perpecahan. Oleh karena itu, perlu adanya kerukunan hidup antar umat bergama dan saling menghormati sesama manusia, sehingga senantiasa hidup aman dan tenteram. Untuk lebih jelasnya jumlah penduduk menurut agama dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Jumlah Penduduk Menurut Agama di Kabupaten Kendal, Tahun 2003

No. Agama Jumlah Penduduk

(orang) Persentase (%) 1. Islam 882.254 99,00 2. Katolik 4.231 0,47 3. Kristen 3.965 0,45 4. Hindu 601 0,07

(5)

5. Budha 115 0,01

Jumlah 891.166 100,00

Sumber : Hasil Olahan Tim Bappekab Kendal 2003

5.1.4 Keadaan Tanah dan Iklim 5.1.4.1 Topografi

Topografi Kabupaten Kendal daerah selatan sampai ke utara merupakan wilayah lereng dan kaki pegunungan, sedangkan di bagian utara berupa dataran dan pantai utara. Di bagian selatan terdapat 2 gunung yaitu Gunung Prahu (bagian barat daya) dan Gunung Ungaran (bagian tenggara). Lereng kedua gunung tersebut membentuk wilayah selatan dari Kabupaten Kendal. Ketinggian untuk daerah ini berkisar antara 10-2.579 m dpl yang meliputi Kecamatan Plantungan, Pageruyung, Sukorejo, Pegandon, Patean, Singorojo, Boja, dan Limbangan serta sebagian Kaliwungu.

Daerah pesisir pantai berada pada ketinggian 0-10 m dpl yang meliputi

Kecamatan Rowosari, Kangkung, Cepiring, Patebon, Ngampel, Kota Kendal, Brangsong dan Kaliwungu. Berdasarkan kemiringan tanahnya, secara umum wilayah Kabupaten Kendal dibedakan menjadi 5 (lima) kategori, yaitu :

a) Kemiringan 0-8 % lahan datar seluas 53.976,91 Ha; b) Kemiringan 8-15 % lahan landai seluas 12.246,56 Ha;

c) Kemiringan 15-25 % lahan aagak curam seluas 7.370,85 Ha; d) Kemiringan 25-40 % lahan curam seluas 10.379,37 Ha; e) Kemiringan >40 % lahan sangat curam seluas 16.249,31Ha.

5.1.4.2 Jenis Tanah

Jenis tanah yang ada di Kabupaten Kendal dibedakan atas tanah Alluvial, Latosol, Andosol dan Regosol, tanah mediteran, serta tanah Podzolik dan Regosol. Tanah

Alluvial bersifat hidromorf dan berwarna kelabu, coklat dan hitam. Produktifitas tanah ini dari rendah sampai tinggi dan digunakan untuk pertambakan, pertanian padi dan palawija serta pemukiman. Jenis tanah ini meliputi wilayah Kecamatan Cepiring, Patebon, Kota Kendal, Kaliwungu, Brangsong, sebagian Kecamatan Weleri, Gemuh dan Pegandon.

(6)

Jenis tanah Latosol bersifat netral sampai asam berwarna coklat, coklat

kemerahan sampai merah. Produktifitasnya sedang sampai tinggi dan digunakan untuk lahan pertanian padi, tembakau, dan perkebunan. Kecamatan yang mempunyai tanah latosol adalah Kecamatan Kaliwungu, Limbangan, Singorojo, Pegandon, Gemuh, Weleri, Plantungan, Sukorejo, Boja, Pageruyung dan Patean.

Tanah Andosol dan Regosol bersifat asam dengan warna putih, coklat kekuning-kuningan, coklat atau kelabu serta hitam. Produktifitas tanah ini sedang sampai tinggi dan cocok untuk pertanian dan perkebunan. Kecamatan yang mempunyai jenis tanah ini adalah Kecamatan Plantungan dan Sukorejo.

Peralihan antara tanah alluvial dan latosol adalah tanah mediteran yang bersifat agak netral dengan warna merah sampai dengan coklat. Produktifitasnya sedang sampai tinggi dan biasanya digunakan untuk sawah, tegalan, kebun buah-buahan, padang rumput dan pemukiman. Jenis tanah ini meliputi Kecamatan Brangsong, Kaliwungu, dan

Pegandon.

Jenis tanah podzolik dan regosol mengandung kapur dan tras yang bersifat netral sampai basa. Produktivitasnya rendah sampai sedang, biasanya digunakan sebagai lahan pertanian, perkebunan dan berpotensi sebagai lahan galian golongan C (pasir, kerikil, sirtu, batu kali dan tanah liat). Jenis tanah ini meliputi Kecamatan Singorojo, Limbangan dan Patean.

5.1.4.3 Iklim

Kabupaten Kendal beriklim tropis dengan dua musim bergantian sepanjang tahun yaitu musim penghujan dan kemarau. Temperatur di wilayah bagian utara bervariasi antara 26-320 C dengan kelembaban sekitar 53-65 %, sedangkan untuk wilayah bagian selatan temperaturnya berkisar antara 18-260 C dengan kelembaban 60-73 %.

5.1.5 Ketenagakerjaan

Tenaga kerja adalah modal utama penggerak roda pembangunan, apalagi tenaga kerja yang terampil dan terdidik merupakan sumberdaya manusia yang sangat dibutuhkan

(7)

dalam pembangunan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil pembangunan. Jumlah tenaga kerja di Kabupaten Kendal menurut jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Tenaga Kerja Potensial Menurut Umur dan Jenis Kelamin di Kabupaten Kendal, Tahun 2003

No. Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah

1. 15 - 19 47.922 45.187 93.109 2. 20 - 24 38.226 36.907 75.133 3. 25 - 29 33.864 35.766 69.630 4. 30 - 34 35.089 37.060 72.149 5. 35 - 39 34.006 35.543 69.549 6. 40 - 44 30.568 29.757 60.325 7. 45 - 49 23.544 21.312 44.856 8. 50 - 54 15.637 17.099 32.736 9. 55 - 59 13.607 15.590 29.197 10. 60 - 64 13.541 17.475 31.016 Total 286.004 291.696 577.700

Sumber : Bappekab Kendal 2004

Jumlah penduduk Kabupaten Kendal mencapai 891.166 jiwa pada tahun 2003. Dari jumlah ini sekitar dua pertiganya tergolong pada usia produktif yaitu antara 15 – 64 tahun. Jumlah penduduk usia kerja di Kabupaten Kendal mencapai 577.700 jiwa, dengan perincian jumlah penduduk usia kerja laki- laki sebanyak 32,09%, sedangkan penduduk usia kerja perempuan sebanyak 32,73%.

5.2 Keadaan Umum Perikanan Kabupaten Kendal 5.2.1 Potensi Sumberdaya Perikanan

5.2.1.1 Perikanan Laut

Wilayah perikanan laut di Kabupaten Kendal meliputi wilayah pantai utara sepanjang 41km yang mencakup 7 kecamatan, yaitu Kecamatan Kaliwungu, Brangsong, Kendal, Patebon, Cepiring, Kangkung dan Kecamatan Rowosari. Potensi perikanan pelagis yang tertangkap pada kawasan pantai pada umumnya didominasi oleh ikan teri, kembung, juwi dan tigowojo.

Kawasan perairan untuk kegiatan penangkapan ikan terletak pada perairan di luar kawasan pelabuhan dan alur pelayaran serta kawasan perlindungan dan penyangganya di gugusan terumbu karang. Kawasan ini membentang dari barat ke timur. Kegiatan

(8)

penangkapan ikan yang dilakukan oleh nelayan tradisional tidak dibatasi oleh wilayah administrasi (Bappekab Kendal 2003).

Produksi perikana n laut yang diperoleh dari Tempat Pelelangan Ikan (TPI) di empat tempat pada tahun 2003 menghasilkan 1.050.529 Kg ikan dengan nilai

Rp4.869.455.300,00. Produksi tahun ini turun 3,26 % dari tahun 2002, yaitu dari

1.085.952 Kg pada tahun 2002. Dilihat dari nilai produksinya, nilai produksi tahun 2003 juga lebih rendah dari tahun 2002, yaitu sebesar Rp8.563.473.800,00. Produksi dan nilai produksi perikanan laut yang dirinci menurut Tempat Pelelangan Ikan (TPI) di

Kabupaten Kendal tahun 2003 dapat dilihat dalam Tabel 7.

Dilihat dari jumlah produksi perjenis ikan laut, dapat dilihat tiga komoditas yang menghasilkan jumlah produksi terbesar, adalah teri, ikan terbang dan ikan kembung, dengan masing- masing jumlah produksi sebanyak 236.682 Kg, 134.727 Kg dan 52.375 Kg. Berdasarkan nilai produksi perjenis ikan laut, dapat dilihat bahwa teri, cumi-cumi dan ikan tongkol merupakan penghasil nilai produksi terbesar dengan masing- masing nilai sebesar Rp2.702.334.100,00, Rp586.407.000,00 dan Rp292.423.500,00. Jumlah produksi dan nilai per jenis ikan laut di Kabupaten Kendal tahun 2003 dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 7. Produksi dan Nilai Produksi Perikanan Laut Dirinci Menurut Tempat Pelelangan Ikan (TPI) di Kabupaten Kendal, Tahun 2003

No. TPI Produksi

(Kg) Nilai (Rp) 1. Pidodo Kulon 118.547 1.232.145.000,00 2. Bandengan 137.698 1.614.285.100,00 3. Tawang 506.074 1.645.287.200,00 4. Sendang Sikucing 288.210 377.738.000,00 1.050.529 4.869.455.300,00 Tahun 2003 2002 1.085.952 8.563.473.800,00 Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Kendal 2003

Tabel 8. Jumlah Produksi dan Nilai Per jenis Ikan Laut di Kabupaten Kendal, Tahun 2003

(9)

(Kg) (Rp) 1. Layang 316 1.106.000,00 2. Bawal 2.146 40.578.500,00 3. Kemb ung 52.375 202.572.000,00 4. Selar 6.466 34.812.500,00 5. Teri 236.682 2.702.334.100,00 6. Tongkol 52.655 292.423.500,00 7. Tengiri 6.137 79.014.500,00 8. Layur 23.622 66.359.000,00 9. Ikan Terbang 134.727 99.814.000,00 10. Julung-julung 10.838 14.931.500,00 11. Tigawaja 20.451 31.261.500,00 12. Ekor Kuning 23.398 23.519.500,00 13. Petek 49.120 28.495.000,00 14. Cumi-cumi 43.224 586.407.000,00 15. Ikan lain 388.134 650.614.200,00 Jumlah 1.050.285 4.867.828.300,00

Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Kendal 2003

Pemanfaatan perairan pantai sampai pada batas sekitar 4 mil dari garis pantai sudah mendekati over fishing, sehingga kecenderungan penurunan stok sumberdaya ikan semakin cepat. Hal ini dapat dilihat dari analisis garis trend perkembangan nilai CPUE (Catch per Unit Effort) dari tahun 1999-2003 yang cenderung menurun. Penurunan nilai CPUE ini, mengindikasikan bahwa pemanfaatan perairan laut di Kabupaten Kendal cenderung mendekati over fishing. Perhitungan CPUE didasarkan pada perhitungan besarnya jumlah hasil tangkapan atau produksi perikanan terhadap upaya tangkap yang dilakukan, yang dalam hal ini adalah jumlah alat tangkap per unit. Hasil analisis trend perkembangan nilai CPUE dari tahun 1999-2003, dapat dilihat pada Gambar 2.

(10)

y = -1810x + 10734 0 2000 4000 6000 8000 10000 12000 1999 2000 2001 2002 2003 Tahun CPUE (Catch/Effort)

Gambar 2. Trend Perkembangan Nilai CPUE (Catch per Unit Effort) Tahun 1999-2003

5.2.1.2 Penangkapan di Perairan Umum

Penangkapan ikan di perairan umum meliputi sungai dan dam atau waduk. Masyarakat melakukan penangkapan ikan di perairan umum biasanya sebagai,

penyaluran hobby, memenuhi kebutuhan sehari- hari dan usaha yang bersifat komersial.

5.2.1.3 Budidaya Air Tawar

Perikanan budidaya dibagi menjadi dua jenis budidaya, yaitu budidaya ikan air payau (tambak) dan budidaya ikan air tawar (kolam). Budidaya ikan air tawar di

Kabupaten Kendal tersebar di 19 kecamatan dengan jumlah pembudidaya ikan sebanyak 1.268 orang pembididaya ikan. Budidaya ikan air tawar didominasi oleh budidaya ikan lele, dengan total produksi sebanyak 82,83% dari total produksi ikan air tawar di Kabupaten Kendal. Budidaya ikan lele terpusat di Desa Tambaksari Kecamatan

Rowosari dan di Desa Sijeruk Kecamatan Kota Kendal dengan total lahan seluas sekitar 60.200 m2, sedangkan sisanya adalah budidaya ikan karper, nila, mujair dan tawes. Budidaya ikan hias juga sudah mulai dikembangkan di wilayah Kecamatan Plantungan dan Pageruyung. Jumlah produksi dan nilai per jenis ikan air tawar di Kabupaten Kendal tahun 2003 dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Jumlah Produksi dan Nilai Per jenis Ikan Air Tawar di Kabupaten Kendal, Tahun 2003

No. Jenis Ikan Produksi

(Kg)

Nilai (Rp)

(11)

2. Tawes 13.865 152.515.000,00

3. Nila 13.458 87.477.000,00

4. Mujair 40.647 386.146.500,00

5. Lele 384.715 2.693.005.000,00

Jumlah 464.490 3.478.511.000,00

Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Kendal 2003

5.2.1.4 Budidaya Air Payau

Budidaya air payau yang terdapat di Kabupaten Kendal meliputi budidaya ikan bandeng, udang windu, udang api-api dan udang putih. Budidaya air payau terdapat di 7 kecamatan di Kabupaten Kendal, yaitu Kecamatan Kaliwungu (1.470.230 Ha),

Kecamatan Brangsong (312.900 Ha), Kecamatan Kendal (396.392 Ha), Kecamatan Patebon (700.680 Ha), Kecamatan Cepiring (174.909 Ha), Kecamatan Kangkung (45.685 Ha), Kecamatan Rowosari (80.000 Ha). Total lahan yang digunakan untuk budidaya air payau di Kecamatan Kendal adalah 3.180.796 Ha.

Jumlah produksi dan nilai per jenis ikan air payau di Kabupaten Kendal tahun 2003 dapat dilihat pada Tabel 10.

Produksi budidaya tambak tahun 2003 mengalami kenaikan sebesar 3,23 %, yaitu 5.632.173 Kg pada tahun 2002 menjadi 5.813.841 Kg pada tahun 2003. Dilihat dari nilai produksinya justru mengalami penurunan sebesar 38,19 %. Hal ini disebabkan karena harga ikan di pasaran menurun drastis, Hal ini terjadi karena adanya produksi yang bersamaan antara beberapa pembudidaya tambak, sehingga nilai produksi tahun 2003 menurun jika dibandingkan tahun 2002.

Tabel 10. Jumlah Produksi dan Nilai Per jenis Ikan Air Payau di Kabupaten Kendal, Tahun 2003

No. Jenis Ikan Produksi

(Kg) Nilai (Rp) 1. Bandeng 2.671.748 17.248.557.000,00 2. Udang Windu 432.549 11.560.452.000,00 3. Udang Api-api 470.448 10.588.237.000,00 4. Udang Putih 530.174 5.573.247.000,00 5. Rucah 1.708.922 6.515.538.000,00

(12)

5.813.841 51.486.031.000,00 Tahun 2003

2002 5.632.173 83.294.517.000,00 Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Kendal 2003

5.2.2 Tenaga Kerja Perikanan

Tenaga kerja perikanan di Kabupaten Kendal terdiri atas juragan, pendega, bakul, pembudidaya (kolam dan tambak), nelayan perairan umum dan pengusaha pengolah produk perikanan. Jumlah tenaga kerja perikanan di Kabupaten Kendal sampai tahun 2003 terhitung sebanyak 27.752 orang yang terdiri atas pendega sebanyak 14.836 orang, juragan sebanyak 1.776 orang, bakul sebanyak 65 orang, pembudidaya tambak dan kolam sebanyak 9.814 orang, nelayan perairan umum sebanyak 608 orang dan tenaga kerja pada industri pengolah produk perikanan sebanyak 653 orang. Perkembangan jumlah tenaga kerja perikanan di Kabupaten Kendal dapat dilihat dari Tabel 11.

Berdasarkan Tabel 11, terlihat bahwa jumlahtenaga kerja perikanan selama lima tahun terakhir dari tahun 1999 sampai tahun 2002 selalu mengalami kenaikan, tetapi tahun 2003 terjadi penurunan jumlah tenaga kerja perikanan sebanyak 12,80 %, yaitu dari 31.825 orang pada tahun 2002 menjadi 27.752 orang pada tahun 2003. Persamaan garis y = 29.186 + 0.1348x merupakan hasil dari analisis trend yang mengindikasikan bahwa jumlah tenaga kerja perikanan di Kabupaten Kendal dari tahun 1999 sampai tahun 2003 cenderung meningkat, dengan peningkatan sebanyak satu orang tenaga kerja

perikanan per tahun. Trend perkembangan jumlah tenaga kerja perikanan dapat dilihat pada Gambar 3.

Tabel 11. Perkembangan Jumlah Tenaga Kerja Perikanan di Kabupaten Kendal, Tahun 1999-2003

Jumlah Tenaga Kerja Perikanan (orang) No. Uraian 1999 2000 2001 2002 2003 Nelayan : a. Juragan 1.664 1.664 1.664 1.664 1.776 1. b. Pandega 13.284 13.284 13.949 14.948 14.836 2. Bakul 61 61 165 165 65 Budidaya : a. Tambak 3. Pemilik 1.214 1.248 1.323 1.365 1.065

(13)

Buruh 6.070 6.240 6.615 6.825 5.325 b. Kolam Pemilik 1.698 1.698 1.764 1.626 1.268 Buruh 2.887 2.887 2.999 2.764 2.156 4. Perairan Umum 608 605 605 608 608 Industri Pengolahan : a. Pemilik 75 84 131 131 46 5. b. Buruh 990 1.108 1.729 1.729 607 Jumlah 28.551 28.879 30.944 31.825 27.752 Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Kendal 2003

y = 0.1348x + 29.186 25 26 27 28 29 30 31 32 33 1999 2000 2001 2002 2003 Tahun

Tenaga Kerja Perikanan

(orang)

Gambar 3. Trend Perkembangan Jumlah Tenaga Kerja Perikanan di Kabupaten Kendal, Tahun 1999-2003

5.2.3 Armada Penangkapan Ikan

Upaya pemanfaatan potensi perikanan laut di Kabupaten Kendal didukung oleh berbagai sarana dan prasarana, antara lain armada penangkapan dan alat tangkap yang berperan penting untuk meningkatkan produksi perikanan. Jenis armada penangkapan yang digunakan untuk kegiatan penangkapan ikan di perairan Kabupaten Kendal adalah kapal motor dan motor tempel.

Tabel 12. Perkembangan Jumlah Armada Penangkapan Ikan di Kabupaten Kendal, Tahun 1999-2003

Jumlah Kapal (unit)

No. Jenis/Ukuran

Perahu/Kapal 1999 2000 2001 2002 2003

1. Kapal motor 198 198 198 198 198

(14)

Jumlah 1.664 1.664 1.664 1.664 1.776 Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Kendal 2003

y = 22.4x + 1619.2 1550 1600 1650 1700 1750 1800 1999 2000 2001 2002 2003 Tahun

Jumlah Armada (unit)

Gambar 4. Trend Perkembangan Jumlah Armada Penangkapan Ikan di Kabupaten Kendal, Tahun 1999-2003

Perkembangan jumlah armada penangkapan di Kabupaten Kendal dari tahun 1999 sampai tahun 2002 tidak terjadi peningkatan armada. Jumlah armada penangkapan dari tahun 1999 sampai tahun 2002 sebanyak 1.664 unit. Terjadi peningkatan jumlah armada penangkapan pada tahun 2003, yaitu dari 1.664 unit armada penangkapan pada tahun 2002 menjadi 1.776 unit armada penangkapan, atau terjadi peningkatan sebesar 6,73 %. Hal ini disebabkan karena adanya bantuan modal yang diperoleh nelayan dari pemerintah melalui program PEMP. Perkembangan jumlah armada penangkapan ikan ditunjukkan oleh hasil analisis trend dengan persamaan y = 1619.2 + 22.4x , sebagaimana yang terlihat pada Gambar 4. Perkembangan jumlah armada penangkapan ikan di Kabupaten Kendal dapat dilihat pada Tabel 12.

5.2.4 Alat Tangkap Perikanan

Alat tangkap yang digunakan dalam penangkapan juga sangat berpengaruh terhadap hasil tangkapan dan produksi perikanan. Disamping jumlah tangkapan yang melimpah, penggunaan alat tangkap harus juga memperhatikan lingkungan dan sumberdaya hayati laut, sehingga penggunaan alat tangkap haruslah yang ramah lingkungan dan tidak membahayakan kelestarian sumberdaya hayati laut. Perkembangan dan trend jumlah alat

(15)

tangkap perikanan di Kabupaten Kendal tahun 1999-2003 dapat dilihat pada Tabel 13dan Gambar 5.

Tabel 13. Perkembangan Jumlah Alat Tangkap Perikanan di Kabupaten Kendal, Tahun 1999-2003

Jumlah Alat Tangkap (Unit)

No. Jenis Alat

Tangkap 1999 2000 2001 2002 2003 1. Purse Siene 0 49 49 49 49 2. Payang Jabur 477 582 592 592 992 3. Bundes/Krikit 30 28 28 28 28 4. Jaring Insang 16 29 29 29 29 5. Jaring Klitik 545 973 973 973 1.161

6. Jaring Tramel Net 0 0 0 100 305

7. Lain- lain 85 223 213 213 187

Jumlah 630 1.196 1.884 1.984 2.751

Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Kendal 2003

y = 503x + 180 0 500 1000 1500 2000 2500 3000 1999 2000 2001 2002 2003 Tahun

Jumlah Alat Tangkap

(unit)

Gambar 5. Trend Perkembangan Jumlah Alat Tangkap Perikanan di Kabupaten Kendal, Tahun 1999-2003

Berdasarkan Tabel 13,dapat terlihat bahwa jumlah alat tangkap perikanan yang digunakan di Kabupaten Kendal dari tahun 1999-2003 terus meningkat. Pada tahun 2003 terjadi peningkatan jumlah alat tangkap sebesar 38,66 %, yaitu dari 1.984 unit alat

tangkap pada tahun 2002 menjadi 2.751 unit alat tangkap pada tahun 2003. Hal ini disebabkan karena adanya peningkatan yang signifikan pada alat tangkap jaring klitik dan payang jabur. Alat tangkap utama yang digunakan oleh nelayan di Kabupaten

(16)

Kendal adalah jaring klitik. Trend perkembangan jumlah alat tangkap yang ditunjukkan dengan persamaan y = 180 + 503x mengindikasikan adanya kecenderungan peningkatan jumlah alat tangkap.

5.2.5 Produksi Perikanan

Tabel 14, menunjukkan perkembangan produksi perikanan di Kabupaten Kendal dari tahun 1999 sampai 2003. Berdasarkan Tabel 14,dapat dilihat produksi perikanan dari tahun 1999 sampai tahun 2003 terus mengalami peningkatan. Produksi perikanan dari pada tahun 2003 mengalami peningkatan sebesar 2,21 % dari tahun 2002 yaitu dari 7.265.297 ton menjadi 7.425.671 ton.

Tabel 14. Perkembangan Produksi Perikanan di Kabupaten Kendal Tahun 1999-2003

Produksi (ton) No. Jenis Usaha

1999 2000 2001 2002 2003 Penangkapan : Laut 1.864.901 1.554.154 1.236.444 1.085.512 1.050.529 1. Perairan Umum 96.011 99.411 69.662 94.451 96.811 Budidaya : Air Payau 4.434.149 4.782.701 5.325.800 5.632.173 5.813.841 2. Air Tawar 368.357 368.358 398.706 453.161 464.490 Jumlah 6.763.418 6.804.624 7.030.612 7.265.297 7.425.671 Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Kendal 2003

Kegiatan budidaya air payau merupakan sub sektor perikanan dan kelautan yang dominan menunjukkan peningkatan jumlah produksi, serta menghasilkan jumlah

produksi tertinggi untuk produksi perikanan, yaitu sebesar 79% dari total produksi perikanan tahun 2003. Budidaya air payau merupakan budidaya yang dominan diminati oleh para pelaku perikanan di Kabupaten Kendal, karena selain didukung adanya

(17)

ketersediaan lahan yang dapat digunakan untuk kegiatan budidaya, keuntungan yang dihasilkan melalui kegiatan budidaya air payau juga sangat menjanjikan.

Berdasarkan Gambar 6, dapat terlihat kontribusi per sub sektor perikanan dan kelautan terhadap produksi perikanan dan kelautan tahun 2003. Penangkapan ikan di laut menduduki urutan kedua dalam kontribusinya meningkatkan jumlah produksi perikanan, yaitu sebesar 14%. Apabila dilihat dari jumlah produksi perikanan laut dari tahun 1999-2003, justru mengalami penurunan. Hal ini dikarenakan penangkapan perikanan laut di Kabupaten Kendal sudah mengarah kepada over fishing, yang ditunjukkan oleh nilai CPUE dari tahun 1999-2003 yang cenderung menurun, sehingga produksi perikanan laut di Kabupaten Kendal dari tahun 1999-2003 semakin menurun.

Perairan Umum 1% Penangkap an Laut 14% Budidaya Air Tawar 6% Budidaya Air Payau 79% Ga mbar 6. Diagram Pie Kontribusi per Sub Sektor Perikanan dan Kelautan terhadap Produksi Perikanan dan Kelautan, Tahun 2003

Nilai perkembangan produksi perikanan di Kabupaten Kendal dari tahun 1999 sampai tahun 2003 dapat dilihat pada Tabel 15. Berdasarkan Tabel 15, dapat dilihat nilai produksi perikanan dari tahun 1999 sampai tahun 2003 terus mengalami penurunan. Hal ini berbeda jika dibandingkan dengan jumlah produksi perikanan yang terus mengalami peningkatan selama lima tahun terakhir. Penurunan nilai produksi perikanan disebabkan karena rendahnya nilai produk perikanan di pasar, yang disebabkan sering terjadinya produksi yang bersamaan.

(18)

Tabel 15. Nilai Perkembangan Produksi Perikanan di Kabupaten Kendal, Tahun 1999-2003 Nilai (Rp.) No Jenis Usaha 1999 2000 2001 2002 2003 Penangkapan : Laut 8.384.469.400,00 6.656.251.200,00 7.944.129.500,00 8.563.473.800,00 4.869.445.300,00 1. Perairan Umum 624.006.500,00 642.785.000,00 552.442.500,00 802.833.500,00 484.055.000,00 Budidaya : Air Payau 107.353.497.000,00 91.349.536.500,00 97.771.520.000,00 83.283.655.000,00 51.486.031.000,00 2. Air Tawar 2.588.730.000,00 2.667.139.200,00 3.398.001.000,00 4.005.731.000,00 3.478.511.000,00 Jumlah 118.950.702.900,00 101.315.711.900,00 109.666.093.000,00 96.655.693.300,00 60.318.042.300,00

Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Kendal 2003

Budidaya air payau merupakan penyumbang terbesar dalam total produksi perikanan di Kabupaten Kendal. Hal ini dikarenakan luasnya lahan yang dapat

digunakan untuk usaha budidaya tambak, disamping itu budidaya air payau juga sangat diminati oleh para pelaku perikanan di Kabupaten Kendal, sehingga hasil dari budadaya air payau ini memberikan kontribusi terbesar dalam total produksi perikanan. Persamaan garis y = ( 7x106 ) + 178.518x yang merupakan trend volume produksi perikanan yang

menunjukkan bahwa laju pertumbuhannya cenderung meningkat. Hasil analisis trend produksi perikanan di Kabupaten Kendal dari tahun 1999-2003 dapat dilihat pada Gambar 7. y = 178518x + 7E+06 6200000 6400000 6600000 6800000 7000000 7200000 7400000 7600000 1 2 3 4 5 Tahun Produksi (ton)

Gambar 7. Trend Perkembangan Produksi Perikanan di Kabupaten Kendal, Tahun 1999-2003

(19)

5.2.6 Pengolahan Hasil Perikanan

Mutu produk perikanan yang tidak dapat bertahan lama, maka penanganan yang cepat dan tepat sangat diperlukan agar dapat mempertahankan dan meningkatkan kualitas poduk perikanan dalam jangka waktu lama, sehingga produk perikanan sampai ke tangan konsumen tetap dalam keadaan baik. Kegiatan pengolahan masih memerlukan

penanganan dan perhatian lebih serius, hal ini dikarenakan masih digunakannya cara-cara tradisional dalam pengolahannya, disamping ada beberapa usaha pengolahan yang telah menggunakan cara dan teknologi modern. Untuk usaha pengolahan skala kecil dan masih menggunakan cara tradisional biasanya hasil produksinya dijual untuk lokal, sedangkan untuk usaha pengolahan yang sudah skala besar dan menggunakan teknologi modern, hasil produksinya diekspor ke luar daerah dan ke luar negeri.

Hasil pengolahan produk perikanan yang ada di Kabupaten Kendal sebagian besar berupa ikan asin (gereh), ikan panggang dan ikan pindang. Komoditas primadona produk perikanan adalah udang dan ikan teri nasi yang nantinya diharapkan menjadi trademark Kabupaten Kendal, disamping tidak menutup kemungkinan untuk mengolah sumber hayati laut lainnya selain komoditas andalan seperti rajungan, ikan pari (ikan asap), bandeng, kakap dan kerapu. Sentra industri teri nasi adalah di Kecamatan Cepiring. Teri nasi merupakan salah satu komoditas yang mempunyai prospek yang cukup baik, karena hasil produk teri nasi sebagian besar untuk konsumsi ekspor sehingga mempunyai spesifikasi khusus dan kualitas produk diperhatikan. Negara tujuan ekspor untuk produk teri nasi adalah Negara Jepang, Taiwan dan sedang dijajaki ke Negara Asia serta ke Eropa.

Jenis ikan yang diolah menjadi ikan asin antara lain : tigowojo, banyar dan

kembung. Ikan yang diolah untuk dijadikan ikan panggang atau ikan pindang antara lain ikan kembung, banyar dan ikan cucut atau ikan pari. Sentra produksi ikan asin berada di Gempolsewu, Bandengan dan Sendang Sikucing. Sentra produksi ikan panggang dan ikan pindang adalah di Korowelang, Bandengan, Gempolsewu dan Tambaksari.

Hasil pengolahan produk perikanan lainnya adalah terasi dan kerupuk petis. Terasi merupakan produk makanan yang terbuat dari nener dan digunakan untuk penyedap bumbu makanan Indonesia. Pemasaran produk terasi ini sebagian besar masih di sekitar Kabupaten Kendal. Kerupuk petis merupakan kerupuk yang diolah dan dicampur dengan

(20)

petis udang, sehingga kerupuk tersebut mempunyai nilai gizi yang tinggi dan mempunyai rasa yang khas dan banyak digemari oleh masyarakat. Industri pembuatan kerupuk sebagian besar dikelola oleh ibu- ibu secara tradisional, sehingga kualitas produknya perlu ditingkatkan lagi agar mampu bersaing dengan produk-produk sejenis dari daerah lain. Perkembangan produksi dan nilai produksi ikan olahan di Kabupaten Kendal dari tahun 2000 sampai tahun 2003 dapat dilihat dalam Tabel 16 dan Tabel 17.

Tabel 16. Perkembangan Jumlah Produksi Ikan Olahan di Kabupaten Kendal, Tahun 2000-2003

Produksi (Kg)

No. Jenis Produk

1999 2000 2001 2002 2003 1. Ikan Asin 859.889 565.076 406.369 414.497 425.945 2. Ikan Panggang 5.716 7.770 7.800 7.956 8.100 3. Teri Nasi 589.446 127.406 96.128 98.051 264.985 4. Kapasan 7.687 7.463 7.560 7.712 661.380 5. Terasi 1.648 1.600 1.620 1.653 1.701 6. Pindang 240.117 233.123 237.000 241.740 248.850 7. Kerupuk Petis 741.600 720.000 810.000 826.200 850.500

Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Kendal 2003

Tabel 17. Perkembangan Nilai Produksi Ikan Olahan di Kabupaten Kendal, Tahun 2000-2003

Nilai (Rp.)

No. Jenis Produk

1999 2000 2001 2002 2003 1. Ikan Asin 8.486.109,00 5.576.646,00 3.657.321,00 3.730.473,00 3.833.505,00 2. Ikan Panggang 91.456,00 124.320,00 132.600,00 135.252,00 162.000.,00 3. Teri Nasi 5.658.681,60 1.223.097,60 961.280,00 980.510,00 5.008.371,80 4. Kapasan 384..350,00 373.150,00 378.000,00 385.600,00 5.477.925,90 5. Terasi 19.776,00 19.200,00 20.250,00 20.662,50 21.262,50 6. Pindang 1.920.936,00 1.864.984,00 2.014.500,00 2.054.790,00 2.239.650,00 7. Kerupuk Petis 2.595.600,00 2.520.000,00 3.037.500,00 3.098.250,00 3.827.250,00

Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Kendal 2003

Berdasarkan Tabel 16,jumlah produksi ikan olahan terbanyak adalah dalam bentuk kerupuk petis, hal ini dikarenakan kerupuk digemari oleh masyarakat, sehingga di dalam kondisi krisis sekarang ini industri kerupuk petis mampu bertahan bahkan cukup berkembang dengan hasil yang menggembirakan. Dilihat dari nilai produksi ikan olahan di Kabupaten Kendal pada Tabel 17, nilai produksi ikan asin lebih tinggi daripada nilai produksi kerupuk petis, hal ini dikarenakan nilai jual ikan asin yang lebih tinggi daripada nilai jual kerupuk petis.

(21)

5.2.7 Pemasaran Hasil Perikanan 5.2.7.1 Pemasaran Lokal

Pemasaran lokal pada umumnya dilakukan secara perorangan dan dalam skala kecil serta terpusat pada daerah yang dekat dengan produsen khususnya untuk produk segar. Produk lokal sangat dipengaruhi oleh selera dan daya beli masyarakat setempat, sehingga struktur perekonomian daerah setempat juga mempengaruhi jumlah produksi yang dipasarkan.

Produk perikanan yang dijual dalam bentuk segar biasanya dijual langsung di TPI, nelayan yang pulang dari menangkap ikan akan mendaratkan ikannya di TPI dan

melelangkan hasil tangkapannya di TPI. Selain di TPI biasanya produk ikan segar dipasarkan di pasar-pasar tradisional. Produk olahan biasanya dijual di warung-warung makan atau pasar tradisional yang terdapat di setiap kecamatan.

5.2.7.2 Perdagangan Antar Pulau dan Ekspor

Produk perikanan Kabupaten Kendal selain dipasarkan melalui pasar lokal juga dipasarkan lewat perdagangan antar pulau dan luar negeri. Hal ini dilakukan untuk memenuhi permintaan produk perikanan luar daerah dan mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Data produk unggulan bidang perikanan dan kelautan Kabupaten Kendal tahun 2004, dapat dilihat dalam Tabel 18.

Berdasarkan Tabel 18,dapat terlihat beberapa produk unggulan daerah bidang perikanan dan kelautan Kabupaten Kendal adalah terinasi, surimi, daging rajungan atau kepiting, ikan dan udang, budidaya ikan lele, budidaya udang dan budidaya bandeng. Negara yang menjadi tujuan perdagangan ekspor adalah Taiwan, Jepang, Italia dan Hongkong, sedangkan untuk perdagangan antar pulau biasanya produk perikanan dijual ke Jakarta.

(22)

Tabel 18. Data Produk Unggulan Daerah Bidang Perikanan dan Kelautan, Tahun 2004

No. Jenis Komoditas Nama

Perush./Pengusaha Kapasitas Produksi (ton/th) Pemasaran 1. CV. Mahera 240 Taiwan, Jepang 2. UD. Anugerah 160 Taiwan,

Lokal 3. PT. Sinar Bahari

Agung 160 Jepang, Lokal

4. PT. Sumber Bahari 160 Jepang, Lokal 5. PT. Tonga Tiur 160 Taiwan,

Lokal 1. Terinasi

PT. Nurchasanah 80 Jepang, Lokal

2. Surimi PT. Sinar Bahari

Agung 680 Jepang, Taiwan 1. Sudarmo 60 Jepang 3. Daging Rajungan/Kepiting 2. H. Amik 60 Jepang

4. Ikan dan Udang PT. Seafer General

Food (SGF) 90 Jepang, Benelux, Italia, Hongkong 5. Budidaya Ikan

Lele Kelompok Petani Ikan 252 Jakarta 1. Kelompok Petani Ikan 1.175 Jakarta 6. Budidaya Udang 2. PT. Sumber Tirto Windu 110 Jakarta 7. Budidaya

Bandeng Kelompok Petani Ikan 3.849 Jakarta Sumber : Kantor Perikanan dan Kelautan Kabupaten Kendal 2003

5.2.8 Konsumsi Ikan

Besarnya konsumsi ikan adalah banyaknya jumlah ikan yang dikonsumsi dalam kilogram dibagi dengan 80 % dari jumlah penduduk per tahun (Dinas Perikanan dan

(23)

Kelautan Kendal 2003). Peningkatan jumlah konsumsi ikan di Kabupaten Kendal sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk Kabupaten Kendal per tahun dan meningkatnya kesadaran masyarakat Kendal dalam mengkonsumsi ikan sebagai makanan yang bergizi tinggi serta semakin tertibnya pencatatan jumlah ikan yang dikonsumsi. Perkembangan konsumsi ikan di Kabupaten Kendal dapat dilihat pada Tabel 19.

Tabel 19. Perkembangan Konsumsi Ikan di Kabupaten Kendal, Tahun 1999-2003

No. Tahun Konsumsi Ikan

(Kg per kapita per tahun) % Pertumbuhan

1. 1999 9,72 -

2. 2000 9,73 0,10

3. 2001 9,9 1,75

4. 2002 10,01 1,11

5. 2003 10,45 4,40

Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Kendal 2003

Berdasarkan Tabel 19, dapat dilihat bahwa perkembangan jumlah ikan yang dikonsumsi masyarakat di Kabupaten Kendal terus meningkat, meskipun peningkatannya tidak terlalu tinggi. Pada tahun 2003 konsumsi ikan masyarakat di Kabupaten Kendal mencapai 10,45 Kg per kapita per tahun, ini berarti konsumsi ikan pada tahun 2003 meningkat sebesar 4,40 % dari tahun 2002, yaitu sebanyak 10,01 Kg per kapita per tahun. Laju peningkatan konsumsi ikan pada tahun 2003 merupakan laju peningkatan yang tertinggi jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.

Peningkatan jumlah ikan yang dikonsumsi masyarakat Kabupaten Kendal dari tahun 1999 sampai 2003 juga dapat dilihat dari garis trend perkembangan yang cenderung naik. Hasil analisis trend perkembangan jumlah ikan yang dikonsumsi menghasilkan persamaan garis trend y = 9.44 + 0.174x, sebagaimana yang terlihat pada Gambar 8.

(24)

y = 0.174x + 9.44 9 9.2 9.4 9.6 9.8 10 10.2 10.4 10.6 1999 2000 2001 2002 2003 Tahun

Konsumsi Ikan (Kg per

kapita per tahun)

Gambar 8. Trend Konsumsi Ikan di Kabupaten Kendal Tahun 1999-2003

5.2.9 Sarana dan Prasarana Perikanan

Perikanan yang maju dan modern perlu didukung dengan sarana dan prasarana yang cukup dan memadai. Selain itu, sarana dan prasarana yang tersedia harus dilengkapi dengan fasilitas dasar, fasilitas fungsional dan fasilitas pendukung yang berfungsi untuk menunjang dan memperlancar beroperasinya armada perikanan serta arus penyaluran dan distribusi produk-produk perikanan, sehingga masyarakat nelayan akan dapat terus bekerja dan berusaha lebih giat, karena tersedianya sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan usahanya.

5.2.9.1 Tempat Pelelangan Ikan (TPI)

Sektor perikanan di pesisir pantai Kabupaten Kendal memiliki potensi yang sangat potensial. Selain memiliki lahan yang sangat potensial untuk usaha budidaya tambak, didukung juga dengan adanya empat Tempat Pelelangan Ikan (TPI), yaitu TPI Tawang, TPI Bandengan, TPI Sendang Sikucing dan TPI Tanggul Malang. Nalayan yang telah pulang dari melaut mendaratkan hasil tangkapannya di TPI tersebut dan sekaligus melakukan pele langan ikan di TPI. Volume dan nilai produksi TPI di

Kabupaten Kendal dari tahun 2000 sampai tahun 2003 dapat dilihat dalam Tabel 20 dan Tabel 21.

(25)

Tahun (Kg)

No. Nama TPI 2000 2001 2002 2003

1. Tawang 686.640 613.585 398.534 506.074

2. Sendang Sikucing 218.027 170.467 251.517 288.210 3. Tanggul Malang 373.148 208.654 169.039 118.547 4. Bandengan 276.339 243.738 235.339 137.698 Jumlah 1.554.154 1.236.444 1.095.421 1.050.529 Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Kendal 2003

Tabel 21. Nilai Produksi TPI se-Kabupaten Kendal, Tahun 2000-2003

Tahun (Rp) No. Nama TPI

2000 2001 2002 2003 1. Tawang 1.508.654.300,00 1.863.241.900,00 1.645.477.800,00 1.645.287.200,00 2. Sendang Sikucing 195.850.500,00 206.654.500,00 352.950.500,00 377.738.000,00 3. Tanggul Malang 2.542.791.400,00 3.073.385.500,00 2.778.306.500,00 1.232.145.000,00 4. Bandengan 2.408.955.000,00 2.800.857.600,00 3.814.131.500,00 1.614.285.100,00 Jumlah 6.656.251.400,00 7.944.129.500,00 8.725.288.800,00 4.869.455.300,00

Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Kendal 2003

Dari Tabel 20,dapat dilihat bahwa volume produksi keempat TPI dari tahun 2000 sampai tahun 2003 terus mengalami penurunan. Hal ini disebabkan karena nelayan lebih memilih menjual ikan hasil tangkapannya langsung ke konsumen atau langsung menjual kepada bakul-bakul langganan para nelayan. Selain itu, munculnya TPI tandingan yang dikelola oleh swasta juga mempengaruhi penurunan jumlah volume produksi di TPI tersebut.

Berbeda dengan volume produksi yang semakin menurun, dari Tabel 21,dapat dilihat bahwa nilai produksi total keempat TPI mengalami kenaikan, kacuali tahun 2003 yang mengalami penurunan nilai produksi dibandingkan nilai produksi tahun 2002. Kenaikan nilai produksi ini disebabkan karena naiknya harga ikan dipasaran, sehingga nilainya semakin tinggi.

(26)

5.2.9.2 Koperasi Perikanan

Koperasi Mina Jaya adalah koperasi perikanan di Kabupaten Kendal yang beranggotakan para nelayan termasuk didalamnya juragan dan ABK. Koperasi Mina Jaya ini, mempunyai unit usaha simpan pinjam dan pengelolaan Tempat Pelelangan Ikan (TPI). Para anggota dapat meminjam dana melalui koperasi dengan syarat yang sangat mudah, yaitu hanya dengan memberikan agunan. Agunan yang digunakan berupa sertifikat dan BPKB. Selain mempunyai unit usaha, koperasi ini juga menyediakan layanan jasa untuk para anggotanya, diantaranya adalah bantuan sosial, misalnya bantuan biaya pengobatan, memberikan asuransi kematian untuk para nelayan dan menyediakan dana paceklik.

Sampai saat ini, koperasi Mina Jaya telah memiliki jumlah anggota penuh sebanyak 2.357 orang yang merupakan pelaku perikanan di Kabupaten Kendal dan tersebar di 6 kecamatan dan berada di 25 desa nelayan yang berada di sepanjang pantai Kabupaten Kendal. Jumlah karyawan KUD Mina Jaya sampai akhir tahun 2003 berjumlah 27 orang dengan perincian 8 orang sebagai karyawan di kantor KUD dan 19 orang yang bertugas di Tempat Pelayanan Simpan Pinjam (TPST) KUD Mina Jaya. Kekayaan bersih atau modal KUD Mina Jaya pada tahun 2004 mengalami penurunan dibandingkan tahun 2003, yaitu sebesar Rp.176.327.414,99 pada tahun 2003 turun menjadi Rp.149.941.820,42 pada tahun 2004. Sisa Hasil Usaha (SHU) yang diterima oleh masing- masing anggota KUD Mina Jaya pada akhir tutup buku tahun 2004 adalah sebesar Rp.690.100,00. Koperasi Mina Jaya yang berada di bawah binaan Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Kendal ini juga melakukan kerja sama dengan kelembagaan lain, seperti kerjasama dengan BRI, BPD dan Lembaga Keuangan Mikro lainnya.

Perkembangan Koperasi Mina Jaya tidak terlepas dari permasalahan dan

hambatan yang dihadapi. Hambatan yang sangat mempengaruhi perkembangan Koperasi Mina Jaya adalah kurangnya kesadaran dan disiplin dari masyarakat khususnya anggota akan arti pentingnya koperasi itu sendiri, sehingga menyebabkan kurangnya peran serta anggota dalam menjalankan koperasi. Permasalahan yang dihadapi adalah lemahnya peraturan daerah tentang larangan penggunaan alat tangkap pukat harimau yang

(27)

menyebabkan pengeksploitasian sumberdaya hayati laut, karena ikan- ikan yang masih kecil juga ikut tertangkap.

5.2.9.3 Perkreditan

Terbatasnya modal masih merupakan masalah utama yang dihadapi nelayan diantara berbagai masalah yang lain. Dalam upaya meningkatkan produksi dan

peningkatan pendapatan nelayan dan keluarganya, maka pemerintah memberikan bantuan modal berupa kredit lunak dengan bunga rendah bahkan tanpa agunan. Salah satu

program yang telah berjalan di Kabupaten Kendal adalah Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir (PEMP) yang mulai dilaksanakan pada tahun 2001. Kabupaten Kendal telah mendapatkan bantuan PEMP selama tiga tahun berturut-turut, yaitu dari tahun 2001 sampai tahun 2003.

Pelaksanaan program PEMP melibatkan lima organisasi dan kelembagaan. Kelima organisasi dan kelembagaan yang terkait tersebut adalah pemerintah (DKP), Konsultan Manajemen (KM) kabupaten atau kota, Tenaga Pendamping Desa (TPD), Koperasi Lembaga Ekonomi Pengembangan Pesisir Mikro Mitra Mina (LEPP M3) atau koperasi perikanan dan lembaga perbankan pelaksana (Bank Bukopin).

Sasaran dari program PEMP adalah masyarakat pesisir di Kabupaten Kendal yang tergolong dalam skala usaha mikro dan kecil, yang berusaha sebagai nelayan,

pembudidaya ikan, pedagang hasil perikanan, pengolah ikan, pengusaha jasa perikanan, dan pengelola pariwisata bahari serta usaha atau kegiatan lainnya yang terkait dengan perikanan dan kelautan, seperti pengadaan bahan dan alat perikanan serta BBM (Solar

Packed Dealer untuk nelayan atau kios BBM).

Masyarakat pesisir yang menerima dana bantuan PEMP ini, tergabung kedalam beberapa Kelompok Masyarakat Pemanfaat (KMP), dimana setiap satu KMP terdiri dari 3-10 orang. Dana yang telah disalurkan kepada 197 orang yang tergabung dalam 28 KMP pada tahun pertama (2001), adalah sebesar Rp.476.000.000,00. Tahun kedua (2002), masyarakat pesisir Kabupaten Kendal yang menerima dana bantuan PEMP bertambah sebanyak 369 orang yang tergabung dalam 54 KMP, dengan dana bantuan sebesar RP.800.000.000,00. Masyarakat pesisir di Kabupaten Kendal yang menerima bantuan PEMP pada tahun 2003 menjadi sebanyak 413 orang yang tergabung dalam 82

(28)

KMP, dengan total dana bantuan sebesar Rp.869.000.000,00. Jangka pengembalian kredit adalah 20 bulan dari setiap tahun peminjaman.

Penyaluran kredit dikelola oleh suatu Lembaga Keuangan Mikro yang dinamakan Lab Lembaga Ekonomi Masyarakat Pesisir (LEMP). Lab LEMP terbagi menjadi lima sub- lab yng terdapat pada lima kecamatan, yaitu Kecamatan Patebon (me liputi Desa Pidodo wetan, Pidodo kulon dan Magarsari), Kecamatan Cepiring (meliputi Desa Korowelang kulon dan Kalirandu Gede), Kecamatan Kangkung (meliputi Desa Kalirejo dan Sendang kulon), Kecamatan Rowosari (meliputi Desa Tambak sari) dan Kecamatan Kota Kendal (meliputi Desa Ngilir, Balok dan Bandengan). Setelah berakhirnya program PEMP, yaitu mulai tahun 2004, lab M3 berubah manjadi koperasi yang anggotanya tidak hanya perorangan melainkan per kelompok.

1 4 3 2 5 6

Gambar 9. Proses pencairan Dana Ekonomi Produktif (DEP) program PEMP

Keterangan :

1. Koperasi LEPP M3/koperasi perikanan mengajukan permohonan tertulis kepada Dinas Kabupaten/Kota, selanjutnya Dinas Kabupaten/Kota memberikan rekomendasi. 2. Koperasi LEPP M3/koperasi perikanan mengajukan permohonan pembukaan

rekening kepada bank pelaksana serta menyerahkan dan menandatangani seluruh dokumen perjanjian yang diperlukan oleh bank pelaksana.

DKP Kab./Kota dan Pimbagpro PEMP 2004

Koperasi LEPP M3/ koperasi perikanan

Unit Simpan Pinjam

KPKN

Rekening atas nama Koperasi LEPP M3/ Koperasi Perikanan pada

(29)

3. Bank pelaksana bersama-sama dengan dinas kabupaten/kota mengevaluasi kelengkapan permohonan tertulis dari koperasi LEPP M3/koperasi perikanan. 4. Proposal disetujui oleh pimbagpro dan diketahui kepala dinas kabupaten/kota untuk

kemudian diajukan ke KPKN daerah dengan dilampiri :

a. Surat perjanjian pemberian DEP antara pimpinan bagian proyek dengan ketua koperasi perikanan yang diketahui oleh kepala dinas kabupaten/kota.

b. Surat keputusan dinas kabupaten/kota tentang penetapan koperasi LEPP M3/koperasi perikanan sebagai pelaksana program PEMP.

c. Surat pernyataan penjaminan DEP oleh koperasi LEPP M3/koperasi perikanan. d. Kuitansi tanda terima (dari pimbagpro kepada LEPP M3/koperasi perikanan). 5. KPKN daerah mencairkan DEP dan mentransfer lngsung ke rekening masing- masing

koperasi LEPP M3/koperasi perikanan pada bank pelaksana.

6. Setelah koperasi LEPP M3/koperasi perikanan melengkapi persyaratan dan telah menandatangani seluruh dokumen yang dipersyaratkan, maka bank pelaksana dapat melakukan pengikatan kredit selama jangka waktu 5 (lima ) tahun untuk program penyaluran DEP yang dijaminkan, dan selanjutnya bank pelaksana dapat mencairkan pinjaman tersebut kepada masing- masing koperasi LEPP M3/koperasi perikanan untuk segera dibukukan sebagai pinjaman di Swamitra Mina.

5.3 Kondisi Perekonomian Kabupaten Kendal 5.3.1 Produk Domestik Regional Bruto

Salah satu indikator ekonomi yang dapat dijadikan pertimbangan bagi pemerintah dalam menentukan rencana dan langkah strategis dalam pembangunan sektor ekonomi, sehingga dapat menentukan skala prioritas pembangunan sektoral yang lebih tepat adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). PDRB menggambarkan kemampuan daerah dalam mengelola sumberdaya yang dimiliki oleh suatu daerah untuk menghasilkan suatu produk melalui proses produksi. PDRB Kabupaten Kendal atas dasar harga berlaku menurut lapangan usaha tahun 1999-2003 dapat dilihat pada Tabel 22.

(30)

Berdasarkan Tabel 22, dapat dilihat bahwa PDRB Kabupaten Kendal atas dasar harga berlaku tahun 1999-2003 terus meningkat. Dengan peningkatan terbesar terjadi pada tahun 2002, yaitu terjadi peningkatan sebesar 15,41 % dari Rp4.286.260,70 juta pada tahun 2001 menjadi Rp4.946.755,39 juta pada tahun 2002. Tahun 2003 terjadi peningkatan sebesar 11,63 % dari tahun 2002, yaitu dari Rp4.946.755,39 juta pada tahun 2002 menjadi Rp5.522.226,77 juta pada tahun 2003. PDRB Kabupaten Kendal dari tahun 1999 sampai tahun 2003 terus mengalami peningkatan dari tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun 2000 terjadi peningkatan sebesar 2,21 % dari tahun 1999, selanjutnya pada tahun 2001 dan tahun 2002 terjadi peningkatan sebesar 2,71 % dan 2,33 %. Tahun 2003 tidak terjadi peningkatan PDRB yang terlalu tinggi dibandingkan tahun 2002, yaitu dari Rp1.629.913,63 juta pada tahun 2002 menjadi Rp1.664.885,50 juta pada tahun 2003, atau terjadi peningkatan sebesar 2,15 %. Perkembangan PDRB Kabupaten Kendal atas Dasar Harga Konstan tahun 1993 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 1999-2003 dapat dilihat pada Tabel 23.

Tabel 22. PDRB Kabupaten Kendal atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha, Tahun 1999-2003 (Juta Rp)

No. Lapangan Usaha 1999 2000 2001 2002 2003

1. Pertanian 995.217,55 1.098.161,92 1.154.429,64 1.1.334.536,06 1.359.057,17 Tanaman Bahan Makanan 593.886,57 612.501,86 608.240,02 722.397,05 681.702,89 Tanaman Perkebunan 70.405,98 118.837,93 115.797,08 135.767,11 136.595,74 Peternakan 230.547,57 252.527,34 289.473,23 319.820,79 347.778,99 Kehutanan 32.020,07 34.728,38 39.726,42 40.635,18 65.695,06 Perikanan 68.357,36 79.566,41 101.192,89 115.915,94 127.284,50 2. Pertambangan dan Penggalian 13.180,09 15.157,06 19.970,84 20.382,36 23.306,48 3. Industri Pengolahan 1.350.773,61 1.441.708,93 1.672.519,77 1.914.061,22 2.195.644,50

(31)

4. Listrik, Gas dan Air Minum 47.808,20 60.084,91 72.898,28 92.831,63 100.549,97 5. Bangunan 57.993,67 66.060,73 80.205,68 98.531,74 117.732,12 6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran 565.026,09 609.261,93 706.496,88 810.176,11 916.920,91 7. Pengangkutan dan Komunikasi 78.233,60 87.266,53 109.552,61 135.267,72 149.310,39 8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 71.168,44 87.862,65 102.202,76 111.671,80 131.290,61 9. Jasa-jasa 269.189,75 312.955,61 367.984,25 429.296,74 528.414,62 PDRB 3.448.591,00 3.778.520,28 4.286.260,70 4.946.755,39 5.522.226,77 Sumber : BPS Kabupaten Kendal 2003

Tabel 23. PDRB Kabupaten Kendal atas Dasar Harga Konstan 1993 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 1999-2003 (Juta Rp)

No. Lapangan Usaha 1999 2000 2001 2002 2003

1. Pertanian 297.827,90 314.839,12 297.330,37 319.611,57 320.101,58 Tanaman Bahan Makanan 162.969,43 165.837,24 142.078,48 155.103,43 152.968,07 Tanaman Perkebunan 22.221,64 31.007,63 26.928,70 30.509,36 30.366,16 Peternakan 73.810,61 79.416,08 86.059,06 91.177,87 92.119,39 Kehutanan 16.402,72 14.724,00 16.323,11 15.336,12 16.467,41 Perikanan 22.423,50 23.854,18 25.941,02 27.484,78 28.180,55 2. Pertambangan dan Penggalian 7.218,80 7.425,90 8.432,31 7.605,70 8.154,27 3. Industri Pengolahan 693.120,68 685.605,53 716.641,75 720.544,62 731.918,72 4. Listrik, Gas dan

(32)

5. Bangunan 26.284,30 28.189,24 30.594,19 32.829,09 35.235,36 6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran 267.418,05 268.025,49 281.181,53 285.208,64 290.673,44 7. Pengangkutan dan Komunikasi 31.955,71 36.616,49 37.555,96 38.241,13 38.915,86 8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 37.501,71 41.158,54 43.202,01 43.570,75 43.649,58 9. Jasa-jasa 126.831,21 137.637,72 144.939,04 147.847,12 163.572,42 PDRB 1.517.220,96 1.550.774,70 1.592.755,76 1.629.913,63 1.664.885,50 Sumber : BPS Kabupaten Kendal 2003

Berdasarkan hasil analisis trend terhadap PDRB Kabupaten Kendal atas dasar harga konstn 1993 dengan garis persmaan garis trend y = (1x106) + 37.447x, terlihat

bahwa PDRB Kabupaten Kendal dari tahun 1999 sampai tahun 2003 semakin meningkat. Trend perkembangan PDRB Kabupaten Kendal dapat dilihat pada Gambar 10.

y = 37447x + 1E+06 1400000 1450000 1500000 1550000 1600000 1650000 1700000 1999 2000 2001 2002 2003 Tahun PDRB ( Juta Rupiah)

Gambar 10. Trend PDRB Kabupaten Kendal atas Dasar Harga Konstan 1993, Tahun 1999-2003

Apabila PDRB dilihat per sektor usaha, secara umum sektor-sektor usaha yang ada di Kabupaten Kendal mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Sebagian besar penduduk di Kabupaten Kendal bekerja dalam sektor pertanian, namun sektor industri pengolahan yang memberikan kontribusi terbesar dalam PDRB Kabupaten Kendal tahun 2003, yaitu sebesar 43,96 %, disusul sektor pertanian 19,23%, sektor perdagangan, hotel dan restoran 17,46 %, sektor jasa-jasa 9,82 %, sektor keuangan, persewaan dan jasa

(33)

perusahaan 2,62 %, sektor pengangkutan dan komunikasi 2,34 %, sektor bangunan 2,12 %, sektor listrik, gas dan air minum 1,96 dan sektor pertambangan dan penggalian memberikan kontribusi terkecil yaitu sebesar 0,49 %. Kotribusi per sektor usaha dalam PDRB Kabupaten Kendal dapat dilihat pada Gambar 11.

Industri Pengolahan, 43.96% Pertambangan &Penggalian, 0.49% Pertanian, 19.23% Jasa-jasa, 9.82% Keuangan, 2.62% Pengangkutan &Komuikasi, 2.34% Perdagangan, 17.46% Listrik,Gas& Air Minum, 1.96% Bangunan, 2.12%

Gambar 11. Diagram Pie Kontribusi per Sektor Usaha dalam PDRB Kabupaten Kendal, Tahun 2003

5.3.2 Pertumbuhan Ekonomi

Perkembangan ekonomi suatu daerah tergantung pada potensi sumberdaya alam dan kemampuan manusia untuk mengolah dan memanfaatkan potensi tersebut. Laju pertumbuhan ekonomi dapat digambarkan oleh laju pertumbuhan PDRB. Laju

pertumbuhan ekonomi berdasar dari persentase kenaikan PDRB atas dasar harga konstan tahun tertentu dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Perkembangan laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kendal dapat dilihat pada Tabel 24.

Berdasarkan Tabel 24, dapat dilihat bahwa pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kendal menunjukkan perkembangan yang fluktuatif. Pertumbuahan ekonomi di Kabupaten Kendal tahun 2000 meningkat sebesar 2,21 %, jika dibandingkan dengan tahun 1999, dilanjutkan pada tahun 2001 yang juga meningkat sebesar 2,71 % dari tahun 2000 dan merupakan pertumbuhan ekonomi tertinggi selama lima tahun terakhir. Dua tahun berikutnya pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Kendal terus mengalami

(34)

pada tahun 2001. Ta hun 2003 merupakan pertumbuhan ekonomi paling rendah selama lima tahun terakhir, yaitu dari tahun 1999 sampai tahun 2003. Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2003 naik hanya sebesar 2,15 % dari PDRB tahun 2002. Laju pertumbuhan rata-rata dari pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Kendal dari tahun 1999 sampai tahun 2003 adalah sebesar 2,35 % per tahun.

Tabel 24. Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Kendal Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 1993, Tahun 1999-2003

Laju Pertumbuhan Ekono mi (%)

No. Lapangan Usaha

2000 2001 2002 2003 Rata-rata 1. Pertanian 5,71 -5,56 7,49 0,15 1,95 Tanaman Bahan Makanan 1,76 -14,33 9,17 -1,38 -1,20 Tanaman Perkebunan 39,54 -13,15 13,30 -0,47 9,81 Peternakan 7,59 8,36 5,95 1,03 5,73 Kehutanan -10,23 10,86 -6,05 7,38 0,49 Perikanan 6,38 8,75 5,95 2,53 5,90 2. Pertambangan dan Penggalian 2,87 13,55 -9,80 7,21 3,46 3. Industri Pengolahan -1,08 4,53 0,54 1,58 1,40

4. Listrik, Gas dan Air

Minum 7,62 5,12 4,79 -5,20 3,08 5. Bangunan 7,25 8,53 7,30 7,33 7,60 6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran 0,23 4,91 1,43 1,92 2,12 7. Pengangkutan dan Komunikasi 14,59 2,57 1,82 1,76 5,18 8. Keuangan, Persewaan

dan Jasa Perusahaan 9,75 4,96 0,85 0,18 3,94

9. Jasa-jasa 8,52 5,30 2,01 10,64 6,62

Laju Pertumbuhan PDRB 2,21 2,71 2,33 2,15 2,35 Sumber : BPS Kabupaten Kendal 2003

(35)

Kecenderungan Laju pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Kendal yang terus meningkat dengan peningkatan PDRB sebesar 0,442 persen per tahun, dapat dilihat dari hasil analisis garis trend perkembangannya yang terus meningkat dengan persamaan y =

0,554 + 0,442x, sebagaimana yang ditunjukkan pada Gambar 12.

y = 0.442x + 0.554 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 1999 2000 2001 2002 2003 Tahun

Laju Pertumbuhan Ekonomi

(%)

Gambar 12. Trend Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Kendal Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 1993, Tahun 1999-2003

Laju pertumbuhan ekonomi jika dilihat per sektor lapangan usaha,

perkembangannya juga berfariatif. Terdapat beberapa sektor yang terus mengalami peningkatan nilai produksi dari tahun 1999 sampai 2003, yaitu sektor peternakan, perikanan, bangunan, perdagangan, hotel dan restoran, pengangkutan dan komunikasi, keuangan, persewaan dan jasa dan sektor jasa-jasa. Sektor-sektor yang mengalami penurunan laju pertumbuhan ekonomi adalah sektor pertanian secara keseluruhan, sektor tanaman bahan makanan, tanaman perkebunan, kehutanan, pertambangan dan

penggalian, industri pengolahan dan sektor listrik, gas dan air minum.

Rata-rata laju pertumbuhan ekonomi sektor perikanan adalah sebesar 5,90 % per tahun, dengan laju pertumbuhan ekonomi terbesar terjadi pada tahun 2001, yaitu sebesar 8,75 %. Setelah tahun 2001, laju pertumbuhannya semakin meningkat yaitu naik sebesar 5,95 % pada tahun 2002 dan naik sebesar 2,53 % pada tahun 2003. Trend laju

pertumbuhan sektor perikanan Kabupaten Kendal dari tahun 1999 sampai tahun 2003 dapat dilihat pada Gambar 13.

(36)

y = 0.463x + 3.333 0 2 4 6 8 10 1999 2000 2001 2002 2003 Tahun

Laju Pertumbuhan Sektor

Perikanan (%)

Gambar 13. Trend Laju Pertumbuhan Ekonomi Sektor Perikanan di Kabupaten Kendal, Tahun 1999-2003

5.3.3 PDRB per Kapita

PDRB per kapita merupakan salah satu indikator untuk mengetahui tingkat kemakmuran suatu daerah. PDRB per kapita yang tinggi mencerminkan keadaan ekonomi masyarakat yang lebih makmur, sebaliknya jika nilai PDRB per kapita rendah, maka dapat dikatakan keadaan ekonomi masyarkat masih rendah. Nilai PDRB per kapita diperoleh dengan cara membagi total PDRB dengan jumlah penduduk.

Besarnya PDRB per kapita bervarisi antar kabupaten atau kota, karena selain dipengaruhi potensi dari wilayah tersebut juga dipengaruhi oleh jumlah penduduk wilayah yang bersangkutan. Secara umum, wilayah kota mempunyai PDRB per kapita lebih tinggi dibandingkan daerah kabupaten (BPS Kabupaten Kendal 2003).

Perkembangan dan trend PDRB per kapita Kabupaten Kendal atas dasar harga konstan 1993 dapat dilihat pada Tabel 25 dan Gambar 14.

Tabel 25. PDRB per Kapita Kabupaten Kendal Atas Dasar Harga Konstan 1993, Tahun 1999-2003

No. Tahun PDRB per Kapita (Rp.) % Pertumbuhan

1. 1999 1.755.508,41 -

2. 2000 1.772.378,76 0,96

(37)

4. 2002 1.840.210,85 1,69

5. 2003 1.870.000,00 2,11

Sumber : BPS Kabupaten Kendal 2003

y = 29682x + 2E+06 1650000 1700000 1750000 1800000 1850000 1900000 1999 2000 2001 2002 2003 Tahun PDRB per Kapita (Rp.)

Gambar 14. Trend PDRB per Kapita Kabupaten Kendal Atas Dasar Harga Konstan 1993, Tahun 1999-2003

Berdasarkan Tabel 25, dapat dilihat bahwa PDRB per kapita Kabupaten Kendal dari tahun 1999 sampai tahun 2003 terus mengalami peningkatan. Hal ini tidak terlepas dari kontribusi masing- masing sektor dan perkembangan jumlah penduduk di Kabupaten Kendal. Pada tahun 2003 PDRB per kapita Kabupaten Kendal mengalami kenaikan sebesar 2,11 % dibandingkan tahun 2002. Demikian juga dengan tahun-tahun

sebelumnya yang juga mengalami kenaikan PDRB per kapita. PDRB per kapita tahun 2000 mengalami peningkatan sebesar 0,96 % dari tahun 1999, tahun 2001 naik 2,22 % dari tahun 2000.

Dari analisis trend perkembangan PDRB per kapita Kabupaten Kendal,

sebagaimana yang ditunjukkan oleh Gambar 14,menunjukkan garis trendnya semakin meningkat dengan persamaan y =( 2x106) + 29.682x. Dengan demikian dapat dikatakan

bahwa pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Kendal dari tahun 1999 sampai tahun 2003 cukup tinggi dan terus mengalami peningkatan.

5.4 Peranan Sektor Perikanan dan Kelautan

Keberhasilan pembangunan suatu daerah dipengaruhi oleh beragam faktor, salah satu faktor yang sangat menentukan keberhasilan pembangunan adalah peranan setiap

(38)

sektor dalam menyusun perekonomian suatu wilayah. Dalam sub bab ini akan dibahas peranan sektor perikanan dan kelautan dalam pembangunan wilayah di Kabupaten

Kendal berdasarkan indikator pendapatan wilayah dan tenaga kerja pada sektor perikanan dan kelautan, serta menentukan alternatif strategi pengembangan yang sesuai untuk sektor perikanan dan kelautan di Kabupaten Kendal.

5.4.1 Kontribusi Sektor Perikanan dan Kelautan

Sektor perikanan dan kelutan memberikan kontribusi yang tidak terlalu besar terhadap PDRB Kabupaten Kendal, jika dibandingkan dengan sektor usaha lainnya. Sektor usaha yang memberikan kontribusi terbesar terhadap PDRB Kabupaten Kendal adalah sektor industri pengolahan (44,61 %), disusul sektor pertanian (19,49%) dan sektor perdagangan, hotel dan restoran(17,50 %). Kontribusi persentase PDRB

Kabupaten Kendal menurut lapangan usaha atas dasar harga konstan 1993, Tahun 1999-2003 dapat dilihat pada Tabel 26.

Sektor industri pengolahan mampu memberikan kontribusi hampir setengah dari PDRB Kabupaten Kendal. Hal ini dikarenakan di Kabupaten Kendal terdapat beberapa industri pengolahan, diantaranya adalah PT Texmaco dan PT Polysindo, sehingga dapat memberikan sumbangan yang besar terhadap PDRB. Sektor pertanian menempati urutan kedua dalam memberikan kontribusi terhadap PDRB Kabupaten Kendal, hal ini

dikarenakan sebagian besar masyarakat Kabupaten Kendal bekerja di bidang pertanian. Di Kabupaten Kendal terdapat beberapa hotel dan restoran yang sudah cukup terkenal ke luar daerah, sehingga menjadikan sektor perdagangan, hotel dan restoran menempati urutan ketiga dalam kontribusinya terhadap parekonomian Kabupaten Kendal. Tabel 26. Kontribusi Persentase PDRB Kabupaten Kendal Menurut Lapangan Usaha

Atas Dasar Harga Konstan 1993, Tahun 1999-2003

Kontribusi (%)

No. Lapangan Usaha

1999 2000 2001 2002 2003 Rata-rata 1. Pertanian 19,63 20,30 18,67 19,61 19,23 19,49 Tanaman Bahan Makanan 10,74 10,69 8,92 9,52 9,19 9,81 Tanaman Perkebunan 1,46 2,00 1,69 1,87 1,82 1,77

(39)

Peternakan 4,86 5,12 5,40 5,59 5,53 5,30 Kehutanan 1,08 0,95 1,02 0,94 0,99 1,00 Perikanan 1,48 1,54 1,63 1,69 1,69 1,61 2. Pertambangan dan Penggalian 0,48 0,48 0,53 0,47 0,49 0,49 3. Industri Pengolahan 45,68 44,21 44,99 44,21 43,96 44.61

4. Listrik, Gas dan Air

Minum 1,92 2,02 2,06 2,11 1,96 2,01 5. Bangunan 1,73 1,82 1,92 2,01 2,12 1,92 6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran 17,63 17,28 17,65 17,50 17,46 17,50 7. Pengangkutan dan Komunikasi 2,11 2,36 2,36 2,35 2,34 2,30 8. Keuangan,

Persewaan dan Jasa Perusahaan

2,47 2,65 2,71 2,67 2,62 2,62

9. Jasa-jasa 8,36 8,88 9,10 9,07 9,82 9,05 Sumber : Data Diolah dari Tabel 22

Keuangan 3% Jasa-jasa 9% Pengangkutan &Komuikasi 2% Perdagangan 18% Bangunan 2% Listrik,Gas&Air Minum 2% Industri Pengolahan 45% Pertanian 19% Pertambangan &Penggalian 0%

Gambar 15. Diagram Pie Kontribusi per Sektor terhadap PDRB Kebupaten Kendal Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 1993, Tahun 2003

(40)

Kontribusi sektor perikanan dan kelautan terhadap PDRB terus meningkat, meskipun belum memberikan kontribusi yang cukup besar jika dibandingkan dengan sektor usaha lain. Begitu juga terhadap sektor pertanian secara keseluruhan, kontribusi sektor perikanan dan kelutan berada pada urutan keempat setelah sektor tanaman bahan makanan, peternakan dan tanaman perkebunan. Perkembangan kontribusi sektor perikanan dan kelutan dapat dilihat pada Gambar 15.

Berdasarkan Gambar 16, dapat dilihat tahun 1999 sektor perikanan dan kelautan menyumbang 1,48 % terhadap PDRB Kabupten Kendal. Tahun selanjutnya meningkat menjadi 1,54 % pada tahun 2000 dan 1,63 % pada tahun 2001. Dua tahun berikutnya, yaitu tahun 2002 dan tahun 2003 kontribusi sektor perikanan dan kelautan tidak mengalami perubahan, yaitu sebesar 1,69 %. Peningkatan rata-rata kontribusi sektor perikanan dan kelautan terhadap PDRB Kebupaten Kendal dari tahun 1999 sampai tahun 2003 adalah sebesar 1,61 %. Berdasarkan hasil analisis trend terhadap kontribusi sektor perikanan dan kelautan dengan persamaan garis trend y = 1.435 + 0.057x, juga

menunjukkan bahwa kontribusi sektor perikanan dan kelautan terhadap PDRB terus meningkat, meskipun peningkatannya hanya sebesar 0,057 persen per tahun.

y = 0.057x + 1.435 1.30 1.40 1.50 1.60 1.70 1.80 1999 2000 2001 2002 2003 Tahun Kontribusi (%)

Gambar 16. Trend Kontribusi Sektor Perikanan terhadap PDRB Kabupaten Kendal, Tahun 1999-2003

5.4.2 LQ Sektor Perikanan dan Kelautan Berdasarkan Indikator Tenaga Kerja

Analisis LQ digunakan untuk melihat apakah suatu sektor merupakan kegiatan basis atau non basis, sehingga dapat diketahui sektor mana yang merupakan sektor yang

(41)

dapat menjadi basis di dalam perekonomian dan selanjutnya dapat memfokuskan arah pembangunan pada sektor basis. Sektor basis adalah sektor yang mempunyai nilai LQ lebih dari satu, artinya suatu sektor telah mampu memenuhi kebutuhan akan sektor tersebut di daerahnya dan mempunyai potensi untuk diekspor ke luar daerah. Sebaliknya jika nilai LQ kurang dari satu berarti daerah yang bersangkutan termasuk sektor non basis dan harus mengimpor dari luar daerah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Untuk mengetahui apakah sektor perikanan dan kelautan dapat menyediakan kesempatan kerja di Kabupaten Kendal, maka digunakan analisis LQ.

Nilai LQ tenaga kerja dihitung dengan membandingkan antara kontribusi sektor perikanan dan kelautan dalam menyerap tenaga kerja di Kabupaten Kendal dengan kontribusi sektor perikanan dan kelautan dalam menyerap tenaga kerja di Provinsi Jawa Tengah. Nilai LQ lebih dari satu ataupun kurang satu menunjukkan bahwa suatu sektor dapat menyerap tenaga kerja dan membuka lapangan pekerjaan baru atau tidak di bidang perikanan dan kelautan. Perkembangan nilai LQ berdasarkan tenaga kerja pada sektor perikanan dan kelautan dapat dilihat pada Tabel 27.

Tabel 27. LQ Sektor Perikanan dan Kelautan Berdasarkan Indikator Tenaga Kerja, Tahun 1999-2003 Tahun Tenaga Kerja Sektor Perikanan dan Kelautan Kab. Kendal (vi) (orang) Tenaga Kerja seluruh sektor Kab. Kendal (VI) (orang) Tenaga Kerja Sektor Perikanan dan Kelautan Jawa Tengah (vt) (orang) Tenaga Kerja seluruh sektor Jawa Tengah (VT) (orang) LQ Ket. 1999 28.551 513.787 589.111 14.566.119 1,37 Basis 2000 28.879 548.558 568.056 14.491.222 1,34 Basis 2001 30.944 524.856 676.978 15.066.542 1,31 Basis 2002 31.825 586.767 650.391 14.751.088 1,23 Basis 2003 27.752 524.856 657.903 15.196.265 1,22 Basis Sumber : Data Diolah 2005

Berdasarkan Tabel 27,dapat dilihat nilai LQ untuk sektor perikanan dan kelautan berdasarkan indikator tenaga kerja, menjadikan sektor perikanan sebagai kegiatan basis. Hal ini menunjukkan bahwa sektor perikanan dan kelautan Kabupaten Kendal mampu menciptakan kesempatan kerja untuk memenuhi kebutuhan pasar di dalam wilayah maupun permintaan pasar di luar wilayah atau ekspor. Nilai LQ dari tahun 1999 sampai

Gambar

Tabel  4.  Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Kabupaten Kendal, Tahun  2003
Tabel 9. Jumlah Produksi dan Nilai Per jenis Ikan Air Tawar di Kabupaten Kendal,  Tahun 2003
Tabel 10. Jumlah Produksi dan Nilai Per jenis Ikan Air Payau di Kabupaten Kendal,  Tahun 2003
Gambar 3. Trend Perkembangan Jumlah Tenaga Kerja Perikanan di Kabupaten Kendal,  Tahun 1999-2003
+7

Referensi

Dokumen terkait

Po- rast težav pri obsevanih bolnikih je bila v raziskavi EORTC predvsem posle- dica črevesnih zapletov, raziskava SWOG pa kaže, da se z obsevanjem lahko poveča tudi možnost

Winarno mengemukakan bahwa metode demonstrasi adalah adanya seorang guru, orang luar yang diminta, atau siswa memperlihatkan suatu proses kepada seluruh kelas (Winarno,

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penyembuhan ketombe kering dengan pemanfaatan sari seledri yang dinilai dari tingkat rasa gatal dikulit kepala, jumlah kerak/ketombe,

Hal itu karena keefektifan komunikasi kedua belah pihak tersebut dapat meningkatkan pembelajaran siswa (Clay, 2005). Oleh sebab itu, penelitian mengenai pola

Salah satu rekomendasi yang akan dikembangkan adalah perancangan kap lampu dekoratif berkonsep Japandi dengan struktur tertentu untuk lampu meja, lampu dinding, dan lampu lantai

Dr. Analisis Penggunaan Media audio visual dalam Pengembangan Kreativitas anak kelompok B di TK Seruni Kecamatan Batudaa Kabupaten Gorontalo. Jurusan Pendidikan

Mesin penetas telur merupakan suatu alat yang digunakan untuk menetaskan telur dalam jumlah yang banyak dan dapat dilakukan kapan saja. Dengan temperatur dan kelembaban relatif yang

Permasalahan utama dalam perancangan bangunan pada daerah pantai adalah suhu udara yang rata-rata relatif lebih tinggi, sedangkan potensi iklim yang dapat