• Tidak ada hasil yang ditemukan

EKSISTENSI PERKAWINAN ADAT PADA MASYARAKAT MANDAILING DI KOTA MEDAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EKSISTENSI PERKAWINAN ADAT PADA MASYARAKAT MANDAILING DI KOTA MEDAN"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

EKSISTENSI PERKAWINAN ADAT PADA

MASYARAKAT MANDAILING DI KOTA MEDAN

TESIS

Oleh

AL MAYSITA DALIMUNTHE

107011032/M.Kn

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

EKSISTENSI PERKAWINAN ADAT PADA

MASYARAKAT MANDAILING DI KOTA MEDAN

TESIS

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Magister Kenotariatan Pada Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum

Universitas Sumatera Utara

Oleh

AL MAYSITA DALIMUNTHE

107011032/M.Kn

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(3)

Judul Tesis : EKSISTENSI PERKAWINAN ADAT PADA

MASYARAKAT MANDAILING DI KOTA MEDAN Nama Mahasiswa : AL MAYSITA DALIMUNTHE

Nomor Pokok : 107011032 Program Studi : Kenotariatan

Menyetujui Komisi Pembimbing

(Prof. Dr. Runtung, SH, MHum)

Pembimbing Pembimbing

(Dr. Idha Aprilyana Sembiring, SH, MHum)(Dr. Pendastaren Tarigan, SH, MS)

Ketua Program Studi, Dekan,

(Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN) (Prof. Dr. Runtung, SH, MHum)

(4)

Telah diuji pada

Tanggal : 22 Desember 2012

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. Dr. Runtung, SH, MHum

Anggota : 1. Dr. Idha Aprilyana Sembiring, SH, MHum 2. Dr. Pendastaren Tarigan, SH, MS

3. Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN 4. Dr. T. Keizerina Devi A, SH, CN, MHum

(5)

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : AL MAYSITA DALIMUNTHE Nim : 107011104

Program Studi : Magister Kenotariatan FH USU

Judul Tesis : EKSISTENSI PERKAWINAN ADAT PADA

MASYARAKAT MANDAILING DI KOTA MEDAN

Dengan ini menyatakan bahwa Tesis yang saya buat adalah asli karya saya sendiri bukan Plagiat, apabila dikemudian hari diketahui Tesis saya tersebut Plagiat karena kesalahan saya sendiri, maka saya bersedia diberi sanksi apapun oleh Program Studi Magister Kenotariatan FH USU dan saya tidak akan menuntut pihak manapun atas perbuatan saya tersebut.

Demikianlah surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan dalam keadaan sehat.

Medan,

Yang membuat Pernyataan

Nama : AL MAYSITA DALIMUNTHE Nim : 107011104

(6)

i

ABSTRAK

Perkawinan dalam arti “perikatan adat”, ialah perkawinan yang mempunyai akibat hukum terhadap hukum adat, yang berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan. Sebagaimana diketahui bahwa perkawinan di Mandailing adalah

perkawinan manjujur, dimana pihak laki-laki berkewajiban memberi sesuatu yang

berharga berupa barang atau uang kepada pihak perempuan. Pasca berlakunya UU No.1 tahun 1974 tentang Perkawinan, di dalam Pasal 2 UU No.1 tahun 1974 ditentukan bahwa “Perkawinan adalah sah apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agamanya dan kepercayaannya itu”.

Penulisan tesis ini merupakan penelitian hukum dengan menggunakan pendekatan yuridis empiris dengan melihat sesuatu kenyataan hukum di dalam masyarakat, digunakan untuk melihat aspek-aspek hukum dalam interaksi sosial di dalam masyarakat, dan berfungsi sebagai penunjang untuk mengidentifikasi dan mengklarifikasi temuan bahan non hukum bagi keperluan penelitian atau penulisan hukum terhadap eksistensi perkawinan adat pada masyarakat Mandailing di kota Medan.

Dari hasil penelitian diketahui bahwa menurut adat Mandailing, pernikahan adalah merupakan persyaratan dari suatu perkawinan menurut hukum agama (Islam). Sebelum Undang-Undang tentang Perkawinan Nomor 1 tahun 1974 lahir, umat muslim di Indonesia menggunakan hukum islam yang telah diresepsi ke dalam hukum adat. Setelah perkawinan dilangsungkan menurut cara masing-masing agama dan kepercayaannya, maka kedua mempelai menandatangani akta perkawinan yang telah disiapkan oleh Pegawai Pencatat Perkawinan. Eksistensi masyarakat Mandailing sebagai suku bangsa atau kelompok etnis karena warga masyarakat Mandailing menyadari adanya identitas dan kesatuan kebudayaan mereka sendiri yang membuat mereka merasa berbeda dari warga masyarakat yang lain.

Disarankan agar perlu ditingkatkan penyuluhan mengenai isi dari Undang-Undang Perkawinan Nomor 1 Tahun 1974 kepada Masyarakat Adat Mandailing tentang pentingnya pencatatan perkawinan. Perlu ditingkatkannya kesadaran untuk melestarikan adat dan kebudayaan Mandailing pada masyarakat Adat Mandailing. Sehingga adat Mandailing tidak memudar seiring berjalannya modernisasi yang acap kali menghilangkan berbagai macam tradisi perkawinan adat tersebut.

(7)

ii ABSTRACT

Adat/Traditional marriage is a marriage with legal consequence to Adat law existing and applicable in the community concerned. We know that a marriage in Mandailing is a "perkawinan manjujur" in which the bridegroom's side provides something valueable in the forms of goods or money to the bride's side. In Pasal 2UU No.l tahun 1974 on Marriage, it is stated that "a marriage is legitimate if implemented in accordance with the law of each religion and belief'.

The purpose of this legal study with emprical juridical approach was to look at a fact of law in community to be used to look at the legal aspects in social interaction in a community, and function as a support to identify and clarify the findings of non-legal materials for the purpose of legal research or writing on the existence of adat/tradisional marriage in the Mandailing community in the city of Medan.

The result of this study showed that, according to Mandailing Traditianal Customs, marriage is considered valid if it meets the requirements of marriage in accordance with Islamic law. Before the passing of UU No.1 tahun 1974 tentang perkawinan, the Muslim community in Indonesia used the Islamic law which has been incorporated into Adat law. After the marriage is done according to regulations of each religion and belief, both the bridegroom and the bride sign the marriage certificates which have been prepared by the Civil Marriage Registrar. The existence of Mandaiting community as a tribe or ethnoc group is because the Mandailing community members realize that it is the identity and unity of their own culture making them feel different from the other community members.

The extension on the content of UUNo-l tahun 1974 tentang perkawinan to the Mandailing community members need to be improved that the Mandailing Traditional Culture/Adat is not fading in line with the process of modernization which frequently eliminates various kinds of such adat marriage tradition.

(8)

iii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Syukur Alhamdulillah penulis sampaikan kehadirat ALLAH SWT karena hanya dengan berkat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini dengan judul “EKSISTENSI PERKAWINAN ADAT PADA MASYARAKAT

MANDAILING DI KOTA MEDAN”. Penulisan tesis ini merupakan suatu

persyaratan yang harus dipenuhi untuk memperoleh gelar Magister Kenotariatan (M.Kn) Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

Dalam penulisan tesis ini banyak pihak yang telah memberikan bantuan dorongan moril berupa masukan dan saran, sehingga penulisan tesis ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Oleh sebab itu, ucapan terima kasih yang mendalam penulis sampaikan secara khusus kepada yang terhormat Bapak Prof. Dr.

Runtung SH, M.Hum., Ibu Dr. Idha Aprilyana Sembiring, SH, M.Hum, dan Bapak Dr. Pendastaren Tarigan, SH, MS., selaku Komisi Pembimbing yang telah

dengan tulus ikhlas memberikan bimbingan dan arahan untuk kesempurnaan penulisan tesis ini sejak tahap kolokium, seminar hasil sampai pada tahap ujian tesis sehingga penulisan tesis ini menjadi lebih sempurna dan terarah.

Selanjutnya di dalam penelitian tesis ini penulis banyak memperoleh bantuan baik berupa pengajaran, bimbingan, arahan dan bahan informasi dari semua pihak. Untuk itu pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:

(9)

iv

1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc (CTM), Sp.A (K) selaku Rektor Universitas Sumatera Utara, atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada kami untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Program Pascasarjana Magister Kenotariatan (M.Kn) Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Runtung, SH, M.Hum, selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara atas kesempatan yang diberikan kepada peneliti untuk dapat menjadi mahasiswa Program Studi Magister Kenotariatan pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. Sekaligus sebagai dosen pembimbing utama yang memberikan masukan dan kritikan serta dorongan kepada penulis.

3. Bapak Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN, selaku Ketua Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara dan juga selaku penguji dalam penelitian tesis ini, atas segala dedikasi dan pengarahan serta masukan yang diberikan kepada penulis selama menuntut ilmu pengetahuan di Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dr. T. Keizerina Devi Azwar, SH, CN, M.Hum, selaku Sekretaris Program Studi Magister Kenotariatan pada Fakultas Hukum Sumatera Utara dan juga selaku penguji dalam penelitian tesis ini, yang telah membimbing dan membina penulis dalam penyelesaian studi selama menuntut ilmu

(10)

v

pengetahuan di Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

5. Bapak-Bapak dan Ibu-Ibu Dosen serta segenap civitas akademis Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. 6. Kedua orangtua tercinta, Ayahanda H. M. Rusman Dalimunthe dan Ibunda

Hj. Ade Muthia Hasibuan, dan kakak saya Hj. Al Dilla Adha Dalimunthe, ST; Hj. Al Namira Dalimunthe, SE, MM, dan adik saya Radinal Rusman Dalimunthe atas segala rasa sayang dan cinta yang tidak terbatas sehingga

menjadi dukungan untuk penulis dalam menyelesaikan tesis ini.

7. dr. Elvan Trianda Sato atas segala dukungan dengan berbagai cara dan dari berbagai arah serta kesabaran tanpa batas yang menjadi semangat bagi penulis untuk menggapai masa depan.

8. Para sahabat-sahabat, Nana, Tika, Stephanie, Linawaty, Vembra, Inggit,

Fauzi, Dodon, Mick, Nisa, Unna, Julia, Dara, Erna, Juni, dan seluruh teman-teman Magister Kenotariatan Group B Angkatan 2010 atas segala

do’a dan dukungan serta kenangan indah yang terjalin dari persahabatan yang kita bina sekarang dan selamanya.

9. Para narasumber atas segala informasi yang telah diberikan untuk melengkapi isi penulisan tesis ini.

10. Seluruh staf pegawai di Program Studi Magister Kenotariatan Universitas Sumatera Utara, Ibu Fatimah, Kak Lisa, Kak Winda, Kak Sari, Kak Afni,

(11)

vi

11. Dan semua pihak yang telah membantu penulisan yang tidak dapat disebut satu persatu.

Penulis berharap semoga semua bantuan dan kebaikan yang telah diberikan kepada penulis mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT , agar selalu dilimpahkan kebaikan, kesehatan, kesejahteraan, dan rezeki yang berlimpah kepada kita semua. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tulisan ini masih jaug dari sempurna, namun tidak ada salahnya jika penulis berharap kiranya tesis ini dapat memberikan manfaat kepada semua pihak.

Amin Ya Rabbal ‘Alamin

Medan, Desember 2012 Penulis

Al Maysita Dalimunthe NIM 107011032

(12)

vii

RIWAYAT HIDUP

I. DATA PRIBADI

Nama : AL MAYSITA DALIMUNTHE Tempat/Tanggal Lahir : Medan, 6 Mei 1988

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Alamat : Jln. STM. Suka Cita No.17A, Medan Telepon/Hp : 08126540109

II. PENDIDIKAN FORMAL

SD HARAPAN 1 MEDAN Lulus tahun 2000 SLTP HARAPAN 1 MEDAN Lulus tahun 2003 SMA NEGERI 1 MEDAN Lulus tahun 2006 S-1 Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Medan Lulus tahun 2009 S-2 Program Studi Magister Kenotariatan FH USU Lulus tahun 2012

(13)

viii

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR... iii

RIWAYAT HIDUP ... vii

DAFTAR ISI... viii

DAFTAR ISTILAH ... xi BAB I PENDAHULUAN ... 1 A. Latar Belakang ... 1 B. Perumusan Masalah ... 14 C. Tujuan Penelitian ... 14 D. Manfaat Penelitian ... 15 E. Keaslian Penelitian ... 15

F. Kerangka Teori dan Konsepsi ... 16

1. Kerangka Teori ... 16

2. Kerangka Konsepsi ... 23

G. Metode Penelitian ... 26

1. Sifat Penelitian... 27

2. Metode Pendekatan... 27

3. Lokasi dan Populasi Penelitian... 28

4. Populasi dan Sampel... 29

5. Sumber Data ... 29

6. Metode Pengumpulan Data... 30

(14)

ix

BAB II AKIBAT HUKUM DARI PERKAWINAN YANG

DILANGSUNGKAN SECARA ADAT ... 33

A. Pengertian dan Tujuan Perkawinan ... 33

1. Pengertian dan Tujuan Perkawinan menurut Hukum Adat Batak Mandailing ... 33

2. Pengertian dan Tujuan Perkawinan Menurut Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan ... 34

B. Syarat-syarat dan Sahnya Perkawinan... 36

1. Syarat-syarat dan Sahnya Perkawinan Menurut Hukum Adat Batak Mandailing... 36

2. Syarat-syarat dan Sahnya Perkawinan menurut Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan ... 40

C. Tata Cara Melangsungkan Perkawinan ... 50

1. Sistem dan Bentuk Perkawinan Adat Batak Mandailing... 50

2. Larangan Perkawinan Menurut Hukum Adat Batak Mandailing... 53

3. Sistem dan Bentuk Perkawinan menurut Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974 tentang perkawinan ... 54

4. Larangan Perkawinan Menurut Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974 tentang perkawinan... 59

D. Akibat Hukum Perkawinan... 59

1. Terhadap Hubungan Suami Isteri ... 59

2. Terhadap Anak yang Lahir Dari Perkawinan ... 61

3. Terhadap Harta Benda yang diperoleh Sebelum Maupun Selama Perkawinan ... 66

BAB III EKSISTENSI PERKAWINAN ADAT MANDAILING DI KOTA MEDAN ... 73

(15)

x

1. Faktor Utama Masyarakat Adat Mandailing

Melakukan Perkawinan Adat ... 73

2. Pandangan Masyarakat Adat terhadap Orang-orang yang Tidak Melakukan Perkawinan Adat... 79

B. Bentuk Pelaksanaan Upacara Perkawinan Adat Mandailing... 81

1. Pengaruh Hukum Islam dalam Perkawinan Adat Batak Mandailing... 89

2. Pengaruh Modernisasi terhadap Perkawinan Adat Mandailing... 101

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ... 107

A. Kesimpulan ... 107

B. Saran ... 109

(16)

xi

DAFTAR ISTILAH

ISTILAH ADAT ARTI

1. Anak boru 2. Boru na ni oli 3. Boru pangoli 4. Dalian natoli 5. Domu 6. Dipabuat 7. Ganan-ganan 8. Gondang sembilan 9. Habujingan 10. Haposoan 11. Haroan boru

12. Hombar lo adat dohot ibadat 13. Horja godang 14. Horja kecil 15. Horja menengah 16. Horja sinaon 17. Horja silulaton 18. Horja siulaon

Kelompok kerabat penerima anak gadis; Calon pengantin wanita;

Calon pengantin pria;

Struktur sistem adat tungku tiga yang mengandung arti bahwa masyarakat Mandailing menganut sistem sosial yang terdiri atas kelompok orang semarga, kelompok kerabat pemberi anak gadis, dan kelompok kerabat penerima anak gadis;

Keakraban; Diberangkatkan;

Kepala kerbau,hati dan beberapa bagian kerbau;

Alat musik khas Batak Mandailing; Masa anak gadis;

Masa anak muda; Mengawinkan anak;

Adat dan ibadah tidak dapat dipisahkan; Perayaan terbesar dimana

pelaksanaannya diwajibkan memotong seekor kerbau;

Perayaan terkecil dimana dalam pelaksanaannya diwajibkan memotong seekor ayam;

Perayaan menengah dimana dalam pelaksanaannya diwajibkan untuk memotong seekor kambing;

Kegiatan kegembiraan meliputi upacara kelahiran, memasuki rumah baru, dan mengawinkan anak;

Upacara kematian; Gotong royong;

(17)

xii 19. Kahanggi

20. Mamak

21. Manggolam tondi dogot badab aa manongu

22. Mangoncot langka 23. Manortor

24. Marbongkoy bagas na imbaru 25. Maresek 26. Margahelen gorar 27. Marpangir 28. Markobar 29. Marpariban 30. Marpokat 31. Maryudu burangir 32. Matobang ma hata 33. Mengupa 34. Namora

Kelompok orang semarga; Saudara laki-laki ibu;

Mengumpulkan dan membimbing semangat agar bersatu badan dan jiwa; Memohon kesediaan raja-raja untuk tetap tinggal;

Tarian persembahan yang dilakukan mempelai wanita kepada raja-raja adat yang telah hadir;

Memasuki rumah baru;

Proses perkenalan antara orangtua kedua belah pihak;

Nama yang diberikan kepada kedua mempelai berupa nama adat bagi yang sudah menikah;

Tempat melaksanakan mandi sesuai adat;

Sidang adat yang dihadiri raja-raja adat yang memperbincangkan jalan tengah dalam menyelesaikan masalah adat setelah perkawinan dilaksanakan; Hubungan antara seorang laki-laki dengan anak perempuan saudara laki-laki ibunya;

Sidang yang dilakukan para raja sebelum perkawinan dilaksanakan untuk

mencapai kesepakatan; Persembahan sirih adat;

Acara Mandailing yang telah terlaksana dengan benar;

Ungkapan kegembiraan dengan memberikan makanan;

Gelar mempelai wanita;

(18)

xiii 35. Padahat karejo 36. Payurduan 37. Olong 38. Perkawinan manjujur 39. Rasah sanak 40. Rasah tuha 41. Salipi

42. Tapian raya bangunan 43. Tarombo

44. Tubuan anak

Tempat menyusun sirih; Rasa cinta dan kasih sayang;

Perkawinan adat Mandailing yang mana pihak laki-laki berkewajiban memberi sesuatu yang berharga berupa

barang/uang kepada pihak perempuan; Hubungan anak-anak, bujang gadis; Hubungan antara keluarga dari para calon suami istri;

Sirih yang telah disusun menurut maksud dan tujuan acara yang akan dilaksanakan dan diserahkan kepada raja-raja;

Tempat pelaksanaan adat tepian mandi; Silsilah keturunan;

Referensi

Dokumen terkait

Tesis ini berjudul “ Penerjemahan Teks Marpokat Haroan Boru dalam Perkawinan Adat Mandailing dari Bahasa Mandailing ke dalam Bahasa Inggris ”.. Tesis ini

Hasil penelitian ini adalah perkawinan sebambangan dalam masyarakat Hukum Adat Lampung Pepadun merupakan suatu perkawinan yang sah menurut Undang-Undang No. 1 tahun

Salah satu pakaian adat batak Mandailing dapat dijadikan sebagai atraksi wisata, yaitu pakaian adat Mandailing dapat dikemas dengan baik dan yang bisa dikenakan oleh para

Judul Skripsi : Upacara Adat Perkawinan pada Masyarakat Mandailing di Padang Lawas kajian Semiotik.. Penelitian ini menggunakan teori semiotik yang dikemukakan oleh Ferdinand

Hal ini yang membuat penulis tergerak untuk meneliti makna-makna yang terkandung pada upacara adat perkawinan masyarakat Mandailing agar kebudayaan tersebut dapat di

Perkawinan semarga yang dilaksanakan masyarakat Batak Mandailing migran di Yogyakarta mengalami pergeseran makna dari budaya adat Batak, dari sistem perkawinan exogami

Dengan menempatkan Hukum Islam ke dalam bagian dari Hukum Adat menurut politik hukum kolonial, yang sehubungan dengan pelaksanaan adat perkawinan di daerah

Akibat hukum perkawinan antar agama menurut Undang-Undang No 1 Tahun 1974 dan. kompilasi Hukum Islam, Program dan strategi untuk pencegah