• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mencermati Kata, Kalimat dan Paragraf dalam Penulisan Ilmiah (part 1) By: Ns. Febi Ratnasari, S.Kep

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Mencermati Kata, Kalimat dan Paragraf dalam Penulisan Ilmiah (part 1) By: Ns. Febi Ratnasari, S.Kep"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

Mencermati Kata, Kalimat

dan Paragraf dalam

Penulisan Ilmiah

(part 1)

Mencermati Kata, Kalimat

dan Paragraf dalam

Penulisan Ilmiah

(part 1)

By:

Ns. Febi Ratnasari, S.Kep

By:

Ns. Febi Ratnasari, S.Kep

(part 1)

(part 1)

(2)

I.I.I.

MENCERMATI KATA

I.

(3)

Pendahuluan

Pendahuluan

• Bahasa sebagai alat komunikasi berfungsi untuk menyampaikan gagasan atau ide penulis

kepada pembaca

• pembaca akan dapat menerima gagasan atau ide yang disampaikan penulis apabila pilihan

• Bahasa sebagai alat komunikasi berfungsi untuk menyampaikan gagasan atau ide penulis

kepada pembaca

• pembaca akan dapat menerima gagasan atau ide yang disampaikan penulis apabila pilihan ide yang disampaikan penulis apabila pilihan kata yang mengandung gagasan dimaksud tepat

• Pilihan kata yang tidak tepat dari penulis dapat mengakibatkan gagasan atau ide yang

disampaikannya tidak dapat diterima dengan baik oleh pembaca

ide yang disampaikan penulis apabila pilihan kata yang mengandung gagasan dimaksud tepat

• Pilihan kata yang tidak tepat dari penulis dapat mengakibatkan gagasan atau ide yang

disampaikannya tidak dapat diterima dengan baik oleh pembaca

(4)

1. Kata bermakna denotatif

2. Kata bermakna konotatif

3. Kata bersinonim

1. Kata bermakna denotatif

2. Kata bermakna konotatif

3. Kata bersinonim

Jenis – jenis Kata

Jenis – jenis Kata

3. Kata bersinonim

4. Kata bermakna umum dan khusus

5. Kata yang mengalami perubahan

makna.

3. Kata bersinonim

4. Kata bermakna umum dan khusus

5. Kata yang mengalami perubahan

(5)

1. Kata bermakna denotatif

1. Kata bermakna denotatif

• adalah kata yang maknanya

menunjukkan adanya hubungan

konsep dengan kenyataan.

• adalah kata yang maknanya

menunjukkan adanya hubungan

konsep dengan kenyataan.

• Makna ini merupakan makna yang

lugas, makna apa adanya.

• Bukan makna kiasan atau

perumpamaan.

• Makna ini merupakan makna yang

lugas, makna apa adanya.

• Bukan makna kiasan atau

perumpamaan.

(6)

2. Kata bermakna Konotatif

2. Kata bermakna Konotatif

• Atau disebut asosiatif adalah kata

yang maknanya muncul akibat

asosiasi perasaan atau pengalaman

kita (penulis) terhadap apa yang

• Atau disebut asosiatif adalah kata

yang maknanya muncul akibat

asosiasi perasaan atau pengalaman

kita (penulis) terhadap apa yang

kita (penulis) terhadap apa yang

diucapkan atau apa yang didengar.

• Makna konotatif dapat muncul di

samping makna denotatif suatu kata.

kita (penulis) terhadap apa yang

diucapkan atau apa yang didengar.

• Makna konotatif dapat muncul di

(7)

Lanjutan ……

Lanjutan ……

• Dalam bahasa tulisan ilmiah dan formal

yang harus kita gunakan adalah kata–kata

denotatif agar keobjektifan bisa tercapai

dan mudah dipahami tanpa adanya

asosiasi.

• Dalam bahasa tulisan ilmiah dan formal

yang harus kita gunakan adalah kata–kata

denotatif agar keobjektifan bisa tercapai

dan mudah dipahami tanpa adanya

asosiasi.

asosiasi.

• Hal ini perlu diperhatikan karena apabila

terdapat kata asosiatif, pemahaman

pembaca atau pendengar sangat subjektif

dan berlainan

asosiasi.

• Hal ini perlu diperhatikan karena apabila

terdapat kata asosiatif, pemahaman

pembaca atau pendengar sangat subjektif

dan berlainan

(8)

Lanjutan …..

Lanjutan …..

Contoh kata denotatif dan konotatif.

1. a. Perempuan itu ibu saya (denotatif) b. Ah,dasar perempuan (konotatif/

asosiatif)

Contoh kata denotatif dan konotatif.

1. a. Perempuan itu ibu saya (denotatif) b. Ah,dasar perempuan (konotatif/

asosiatif)

2. a. Saudara saya termasuk orang pandai dalam

memotivasi orang lain untuk berpikir positif.

b. Karena keyakinannya, barang yang hilang itu ditanyakan kepada orang pandai yang tinggal di sebuah kota.

2. a. Saudara saya termasuk orang pandai dalam

memotivasi orang lain untuk berpikir positif.

b. Karena keyakinannya, barang yang hilang itu ditanyakan kepada orang pandai yang tinggal di sebuah kota.

(9)

3. Kata bersinonim

3. Kata bersinonim

• adalah kata yang memiliki makna

yang sama atau hampir sama.

• Banyak kata bersinonim yang

berdenotasi sama, tetapi konotasinya

• adalah kata yang memiliki makna

yang sama atau hampir sama.

• Banyak kata bersinonim yang

berdenotasi sama, tetapi konotasinya

berdenotasi sama, tetapi konotasinya

berbeda. Akibatnya, kata–kata yang

bersinonim itu dalam pemakaiannya

tidak sepenuhnya dapat saling

menggantikan

berdenotasi sama, tetapi konotasinya

berbeda. Akibatnya, kata–kata yang

bersinonim itu dalam pemakaiannya

tidak sepenuhnya dapat saling

(10)

Lanjutan………

Lanjutan………

Contoh

mati, meninggal, wafat, gugur,

mangkat, mampus, dan berpulang

Contoh

mati, meninggal, wafat, gugur,

mangkat, mampus, dan berpulang

• memiliki makna denotasi yang sama, yaitu

nyawa lepas dari raga,

• makna konotasinya berbeda, misal:

– Dia telah mampus kemarin

– Kambing itu telah wafat kemarin.

• memiliki makna denotasi yang sama, yaitu

nyawa lepas dari raga,

• makna konotasinya berbeda, misal:

– Dia telah mampus kemarin

(11)

4. Kata bermakna Umum &

Khusus

4. Kata bermakna Umum &

Khusus

• Kata bermakna umum mencakup kata

bermakna khusus.

• Kata bermakna umum dapat menjadi kata

• Kata bermakna umum mencakup kata

bermakna khusus.

• Kata bermakna umum dapat menjadi kata

bermakna khusus jika dibatasi.

• Kata bermakna umum digunakan dalam

mengungkapkan gagasan yang bersifat

umum, sedangkan kata bermakna khusus

digunakan untuk menyatakan gagasan

yang bersifat khusus atau terbatas.

bermakna khusus jika dibatasi.

• Kata bermakna umum digunakan dalam

mengungkapkan gagasan yang bersifat

umum, sedangkan kata bermakna khusus

digunakan untuk menyatakan gagasan

(12)

Lanjutan …….

Lanjutan …….

Contoh,

1. Dia memiliki kendaraan

2. Dia memiliki mobil

Contoh,

1. Dia memiliki kendaraan

2. Dia memiliki mobil

2. Dia memiliki mobil

3. Dia memiliki sedan

2. Dia memiliki mobil

3. Dia memiliki sedan

(13)

5. Kata yang mengalami

Perubahan Makna

5. Kata yang mengalami

Perubahan Makna

• Sejarah perkembangan kehidupan

manusia dapat memengaruhi sejarah

perkembangan makna kata.

• Sejarah perkembangan kehidupan

manusia dapat memengaruhi sejarah

perkembangan makna kata.

perkembangan makna kata.

• Baik dalam bahasa Indonesia,

maupun bahasa lain, terdapat kata

yang mengalami penyempitan

makna, peluasan makna, perubahan

makna.

perkembangan makna kata.

• Baik dalam bahasa Indonesia,

maupun bahasa lain, terdapat kata

yang mengalami penyempitan

makna, peluasan makna, perubahan

makna.

(14)

Lanjutan ……

Lanjutan ……

Contoh ;

sarjana

dan

pendeta

merupakan contoh kata yang mengalami penyempitan makna.

• Kata sarjana semula digunakan untuk menyebut semua cendekiawan. Kini kata Contoh ;

sarjana

dan

pendeta

merupakan contoh kata yang mengalami penyempitan makna.

• Kata sarjana semula digunakan untuk menyebut semua cendekiawan. Kini kata menyebut semua cendekiawan. Kini kata

tersebut hanya digunakan untuk cendekiawan yang telah menamatkan pendidikannya di

perguruan tinggi.

• Kata pendeta semula memiliki arti orang yang berilmu, kini hanya digunakan untuk menyebut guru/pemimpin agama Kristen.

menyebut semua cendekiawan. Kini kata

tersebut hanya digunakan untuk cendekiawan yang telah menamatkan pendidikannya di

perguruan tinggi.

• Kata pendeta semula memiliki arti orang yang berilmu, kini hanya digunakan untuk menyebut guru/pemimpin agama Kristen.

(15)

KATA BAKU dan TAKBAKU

KATA BAKU dan TAKBAKU

• Kata Baku adalah kata yang tidak

bercirikan bahasa daerah atau bahasa

asing.

• Baik dalam penulisan maupun dalam

• Kata Baku adalah kata yang tidak

bercirikan bahasa daerah atau bahasa

asing.

• Baik dalam penulisan maupun dalam

• Baik dalam penulisan maupun dalam

pengucapannya harus bercirikan bahasa

Indonesia.

• Dengan perkataan lain, kata baku adalah

kata yang sesuai dengan kaidah

mengenai kata dalam bahasa Indonesia

• Baik dalam penulisan maupun dalam

pengucapannya harus bercirikan bahasa

Indonesia.

• Dengan perkataan lain, kata baku adalah

kata yang sesuai dengan kaidah

(16)

Lanjutan …….

Lanjutan …….

Kata Baku

Kata Takbaku

Pikir, paham

Fikir, faham

Jadwal

Jadual

Ijazah

Ijasah

Ijazah

Ijasah

Karier

Karir

Pasien

Pasen

Lewat

Liwat

(17)

Kata Ilmiah dan Kata Populer

Kata Ilmiah dan Kata Populer

• Kata ilmiah adalah kata yang biasa

digunakan di lingkungan ilmuwan dan

dunia pedidikan umumnya.

• Kata ilmiah adalah kata yang biasa

digunakan di lingkungan ilmuwan dan

dunia pedidikan umumnya.

dunia pedidikan umumnya.

• Kata popular adalah kata yang biasa

digunakan di kalangan masyarakat

umum.

dunia pedidikan umumnya.

• Kata popular adalah kata yang biasa

digunakan di kalangan masyarakat

umum.

(18)

Lanjutan ……

Lanjutan ……

Kata Ilmiah

Kata Populer

Dampak

Akibat

Kendala

Hambatan

Formasi

Susunan

Frustasi

Kecewa

Pasien

Orang sakit

(19)

Kata Percakapan dan

Kata/Ungkapan Usang

Kata Percakapan dan

Kata/Ungkapan Usang

• KATA PERCAKAPAN

– Kata percakapan biasanya digunakan dalam bahasa lisan.

– Kata – kata ini umumnya memiliki kaidah sendiri yang berbeda dengan kata – kata yang digunakan dalam

• KATA PERCAKAPAN

– Kata percakapan biasanya digunakan dalam bahasa lisan.

– Kata – kata ini umumnya memiliki kaidah sendiri yang berbeda dengan kata – kata yang digunakan dalam berbeda dengan kata – kata yang digunakan dalam tulisan. Kata–kata percakapan, di antaranya, memiliki ciri kedaerahan (dialek), tidak ajeg menggunakan

kaidah bentukan kata dan sering menyingkat kata. – Contoh; nggak, ngerti, dapet, sikon, gini, gitu.

– Kata–kata percakapan sebaiknya dihindarkan dalam tulisan atau pembicaraan resmi karena dapat

mengganggu keresmian atau keilmiahan.

berbeda dengan kata – kata yang digunakan dalam tulisan. Kata–kata percakapan, di antaranya, memiliki ciri kedaerahan (dialek), tidak ajeg menggunakan

kaidah bentukan kata dan sering menyingkat kata. – Contoh; nggak, ngerti, dapet, sikon, gini, gitu.

– Kata–kata percakapan sebaiknya dihindarkan dalam tulisan atau pembicaraan resmi karena dapat

(20)

Lanjutan …..

Lanjutan …..

KATA/UNGKAPAN USANG

• ungkapan yang masih dipahami oleh

umum dapat digunakan untuk

menghidupkan suasana tulisan.

KATA/UNGKAPAN USANG

• ungkapan yang masih dipahami oleh

umum dapat digunakan untuk

menghidupkan suasana tulisan.

menghidupkan suasana tulisan.

• Akan tetapi, ungkapan yang sudah usang

tidak lagi mempunyai kekuatan harus

dihindarkan karena dapat membosankan

dan melemahkan tulisan kita.

menghidupkan suasana tulisan.

• Akan tetapi, ungkapan yang sudah usang

tidak lagi mempunyai kekuatan harus

dihindarkan karena dapat membosankan

dan melemahkan tulisan kita.

(21)

Lanjutan….

Lanjutan….

Contoh;

1. Taklekang oleh panas taklapuk oleh

hujan.

Contoh;

1. Taklekang oleh panas taklapuk oleh

hujan.

2. Kami generasi muda siap mendukung

dua anak.

2. Kami generasi muda siap mendukung

dua anak.

(22)

PROPOSISI

PROPOSISI

• Proposisi adalah apa yang dihasilkan dengan mengucapkan suatu kalimat atau arti dari

kalimat itu, dan bukan kalimat itu sendiri.

• Kalimat yg berbeda dapat mengekspresikan proposisi yang sama, jika artinya sama

• Proposisi adalah apa yang dihasilkan dengan mengucapkan suatu kalimat atau arti dari

kalimat itu, dan bukan kalimat itu sendiri.

• Kalimat yg berbeda dapat mengekspresikan proposisi yang sama, jika artinya sama

proposisi yang sama, jika artinya sama

• Proposisi disebut sebagai “tempat kebenaran” bukan bahwa proposisi itu selalu benar,

melainkan karena hubungan yang diakui atau diingkarinya itu dapat diuji dengan kenyataan, dan hasilnya pun dapat benar dan dapat salah. proposisi yang sama, jika artinya sama

• Proposisi disebut sebagai “tempat kebenaran” bukan bahwa proposisi itu selalu benar,

melainkan karena hubungan yang diakui atau diingkarinya itu dapat diuji dengan kenyataan, dan hasilnya pun dapat benar dan dapat salah.

(23)

Unsur-unsur proposisi:

Unsur-unsur proposisi:

a. Term subyek : hal yang tentangnya

pengakuan atau pengingkaran ditujukan.

b. Term predikat : apa yang diakui atau

diingkari tentang subyek

a. Term subyek : hal yang tentangnya

pengakuan atau pengingkaran ditujukan.

b. Term predikat : apa yang diakui atau

diingkari tentang subyek

diingkari tentang subyek

c. Kopula : penghubung (adalah,

bukan/tidak) antara term subyek dan

term predikat, dan sekaligus memberi

bentuk (pengakuan atau pengingkaran)

pada hubungan itu

diingkari tentang subyek

c. Kopula : penghubung (adalah,

bukan/tidak) antara term subyek dan

term predikat, dan sekaligus memberi

bentuk (pengakuan atau pengingkaran)

pada hubungan itu

(24)

Lanjutan…..

Lanjutan…..

Contoh;

1. “Ayam putih itu berkokok”

a. subjek ”ayam putih”

Contoh;

1. “Ayam putih itu berkokok”

a. subjek ”ayam putih” b. predikat “berkokok”

c. pola proposisinya “ S=P “ (artinya: ayam putih itu memang benar berkokok)

b. predikat “berkokok”

c. pola proposisinya “ S=P “ (artinya: ayam putih itu memang benar berkokok)

(25)

Lanjutan ……

Lanjutan ……

Contoh;

2. “Ayam putih itu tidak berkokok”

• subjek ”ayam putih”

Contoh;

2. “Ayam putih itu tidak berkokok”

• subjek ”ayam putih”

• predikat “tidak berkokok”

• pola proposisinya “ S ≠ P “ (artinya: ayam putih itu memang tidak berkokok)

• predikat “tidak berkokok”

• pola proposisinya “ S ≠ P “ (artinya: ayam putih itu memang tidak berkokok)

(26)

Lanjutan ……

Lanjutan ……

Dari contoh tersebut jelaslah bahwa

proposisi itu mengandung sifat benar

atau salah

Dari contoh tersebut jelaslah bahwa

proposisi itu mengandung sifat benar

atau salah

atau salah

jenis proposisinya adalah

fakta/empirik karena dapat diuji

secara empirik dengan menggunakan

indera.

atau salah

jenis proposisinya adalah

fakta/empirik karena dapat diuji

secara empirik dengan menggunakan

indera.

(27)

TO BE CONTINUE….

TO BE CONTINUE….

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitian ini menunjukan bahwa responden laki-laki ternyata memiliki tingkat stres yang lebih tinggi jika dengan tingkat stres yang dimiliki perempuan

Tapanuli Selatan mengumumkan Rencana Umum Pengadaan Barang/Jasa untuk pelaksanaan kegiatan berupa Belanja Modal Tahun Anggaran 2013, seperti tersebut dibawah ini:. NO

Menurut pelinitian yang dilakukan oleh (Lee & Wan, 2010), perceived usefulness merupakan tingkatan kepercayaan seseorang terhadap penggunaan suatu subyek

Dalam eksekusi keseluruhan program ketika dijalankan, didapatkan 9971 sampai dengan 10071 milisecond palang akan menutup cepat, 13031 sampai dengan 13080

Menurut hasil penelitian yang sudah dilakukan pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta bahwa pengaruh moderasi perencanaan strategis pada

Kemudian tulisan yang pada awalnya hanya berfungsi sebagai pendukung gambar, kini telah berperan lebih dari sekedar pendukung gambar, bahkan tidak jarang memiliki kedudukan

Penindasan terhadap perempuan di Indonesia sampai awal abad ke-20 dalam bentuk kawin paksa (perempuan banyak yang dikawinkan dengan suami yang belum pernah

Dalam penelitian ini penelitihanya menggunakan analisis laporan keuangan yang dapat mengukur kinerja keuangan perusahaan dengan menggunakan rasio Current Ratio (CR), Debt to