• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGURANGAN W ARNA DAN PENGURAIAN ZA T W ARNA DIRECT BLACK22 DALAM AIR DENGAN IRADIASI GAMMA DAN AERASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGURANGAN W ARNA DAN PENGURAIAN ZA T W ARNA DIRECT BLACK22 DALAM AIR DENGAN IRADIASI GAMMA DAN AERASI"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Pene/ilian dan Pengembangan Ap/ikasi lsolop dan Radiasi. /998

PENGURANGAN W ARNA DAN PENGURAIAN ZA T W ARNA DIRECT

BLACK22 DALAM AIR DENGAN IRADIASI GAMMA DAN AERASI

Ermin K. Winarno

Pusal Aplikasi Isolop dan Radiasi, BATAN, Jakarta

ABSTRAK

PENGURANGAN WARNA DAN PENGURAIAN ZAT WARNA DIRECT BLACK 22 DALAM AIR DENGAN IRADIASI GAMMA DAN AERASI. Pengaruh iradiasi gamma pada penguraian zat warna Direct Black 22 dalam air yang diaerasi telah dipelajari. lradiasi zat warn a Direct Black 22 dilakukan pada variasi dosis serap 4 -20 kGy (Iaju dosis 5 kGy/jam), variasi pH awal antara 3 -II, clan variasi konsentrasi larutan antara 0,05 -0,20 g/L. Konsentrasi zat warna diukur secara spektrofotometri. Kondisi optimum penguraian zat warna adalah iradiasi dengan aerasi pada dosis 20 kGy clan pH awal 7. Pada kondisi ini zat warna dengan konsentrasi 0,05 g/L telah terurai 99% clan pH larutan mengalami penurunan sampai pH 5. Penurunan pH menunjukkan bahwa molekul zat warna telah terurai menjadi senyawa yang mempunyai berat molekul rendah seperti agaIn-agaIn organik. Penguraian zat warna tersebut merupakan reaksi tingkat pertama dengan konstanta kecepatan reaksi sebesar 6,66 x IO-3/menit koefisien etisiensi radiolisis (k*) sebesar 1,09 x 10-5 g/L/Gy.

ABSTRACT

DECOLORATION AND DEGRADATION OF DIRECT BLACK 22 DYE IN AERATED AQUEOUS SOLUTION USING GAMMA IRRADIATION. The effect of radiation degradation of Direct Black 22 dye in aerated aqueous solution has been studied. Irradiation on direct dye was carried out at total absorbed doses 4 -20 kay (dose rate 5 kay/hour), the initial pH were 3 -II, and dye concentration were 0.05 -0.20 giL. The concentration of remained dye solution were measured using spectrop~tometric method. The optimum condition of degradation was obtained at 20 kGy in aerated solution and initial pH 7. At this condition, dye concentration of 0.05 g/L has been degraded 99% and pH of solution decreased up to 5. The decrease upon irradiation indicated the lormation of low molecular weight compounds, such as organics acids. The degradation of the dye indicated the first-order reaction with the reaction speed constant (k) was 6,66 x 10'3/menit and the coefficient efficiency of radiolysis (k*) was 1.09 x 10.3 g/ L/Gy.

PENDAHULUAN

penambahan udara. Variasi pH awal larutan untuk

mendapatkan

penguraian zat wama optimum daD variasi

konsentrasi zat warDa untuk mempelajari kinetika

penguraiannya.

Struktur molekul zat wama Direct Black

22 (be rat molekullO83,99) ditunjukkan pacta Gambar I.

BAHAN DAN METODE

Bahan Kimia. Zat warDa Direct Black 22 dengan

nama dagang

Solophenyl

Red 3 BL yang diperoleh dari PT.

Ciba Geigy Co. dipakai sebagai sampel penelitian tanpa

pemurnian lebih lanjut. Bahan kimia lain yang digunakan

dalam penelitian ini antara lain H2SO4

daD NaOH.

Pembuatan Larotan. Larutan zat wama dibuat

dengan

melarutkan

Direct Black 22 dalam akuades

dengan

konsentrasi

zat warDa I g/L. Selanjutnya larutan tersebut

diencerkan untuk memperoleh larutan dengan variasi

konsentrasi 0,05; 0,10; 0,15; daD 0,20 g/L. Untuk

mempelajari

pengaruh

pH awallarutan, digunakan larutan

zat warDa konsentrasi

0,05 g/L dengan variasi pH awal 3,

5,7,9, daD II. Larutan zat wama pH asam dibuat dengan

menambahkan

larutan H2SO4

3 M, pH basa dibuat dengan

menamballkan

larutan NaOH I M, sedangkan

tarutao pij

Pengolahan air limbah yang mengandung zat warDa (limbah yang berasal dari industri tekstil) biasanya melalui tlokulasi dengan tawas, adsorpsi karbon aktif, daD cara biologi. Pengolallan menggunakan tawas daD karbon aktif relatif mahal, sementara dengan cara biologi zat warDa sintetis sulit diuraikan oleh mikroorganisme. Cara-cara tersebut ternyata masih kurang efisien, sehingga perlu dikembangkan teknologi pengolahan yang lebih efektif untuk menghilangkan zat warDa dari air limbah (1). Radiasi pengion akan lebih efektif untuk pengolahan air limbah tersebut (2). Pengaruh iradiasi gamma pada pengurangan zat WarDa daD penguraian beberapa macam zat warDa seperti zat warDa asam, basa, reaktif, daD disperse dalam air telah dipelajari oleh WINARTI dkk (3,4). Mereka melaporkan bahwa adanya pengaliran udara selama iradiasi akan meningkatkan pengurangan wama daD penguraian molekul zat warDa.

Pada penelitian ini dipelajari zat wama azo jenis lain yaitu Direct Black 22. Zat wama direk biasanya digunakan untuk mewarnai serat selulosa daD dapat pula mewarnai serat proteina daD poliamida (5). Iradiasi dilakukan pada dosis daD pH awallarutan bervariasi serta

(2)

Peneli/ian dan PengembanganAplikasi Iso/OF dan Radiasi, 1998

11 dibuat dengan menarnbahkan larutan NaOH 30 %. Setiap perlakuan sampel dibuat duplo dengan 3 kali ulangan.

lradiasi. Larutan sebanyak 250 in! dimasukkan ke dalam tabung gelas (tinggi = 22 cm daD diameter = 5,5 cm) diiradiasi dengan sinal gamma daTi sumber cobalt-60 di lradiator Panorama Serba Guna pada temperatur ruang sekitar 35°C dengan variasi dosis 4,8, 12, 16, daD 20 kGy. Laju dosis 5 kGy/jam ditentukan dengan dosimeter Fricke (6). Selama iradiasi, larutan diaerasi melalui pori-pori pada dasar tabung. Aktivitas sumber cobalt-60 adalah 32,3 kCi (pada bulan Agustus 1997).

Analisis. Serapan larutan zat WarDa ditentukan dengan spektrofotometer UV-160 Shimadzu. pH larutan diukur dengan Metrohm pH-meter.

BASIL DAN PEMBAHASAN

Pengurangan WarDa Larotan Direct Black 22 pada A. 497 daD 653 om. Pacta Gambar 2 ditunjukkan spektrum serapan larutan zat warDa Direct Black 22 dalam air (kurva l). Spektrum zat warDa tersebut mempunyai 3 puncak serapan, yaitu di daerah uv (A. 269 om) dan didaerah tampak (A. 497 mn daD 656 mn). Puncak-puncak serapan

ini dianggap karena adanya gugus aromatis tersubstitusi (benzil daD naftil), gugus azo daD efek auksokromik (7). Ketiga puncak tersebut menurun secara bersamaan daD bertahap dengan meningkatnya dosis iradiasi ( 4 -20 kGy ; laju dosis 5 kay/jam). Penurunan puncak serapan berhubungan dengan pengurangan warDa daD penguraian zat warDa yang akan dibalms pacta sub bab selanjutnya. Pada Gambar 3 ditunjukkan penurunan serapan (%) pacta ketiga puncak serapan tidak jauh berbeda satu sarna lain, terlihat ketiga kurva saling berimpitan. Salah satu gugus yang memberikan efek warDa adalah gugus azo, meskipun gugus ini sebenarnya paling mudah putus, namun karena jwnlahnya ada 4 buah, maka diperlukan energi yang besar

(dosis tinggi) untuk memecahkannya.

Kenaikan dosis iradiasi menyebabkan penurunan serapan daD warDa larutan. Pada dosis 16 kGy yang ditunjukkan oleh kurva 5 pada Gambar 3, terlihat bahwa pita serapan telah menghilang disertai perubahan warDa menjadi belling. Penghilangan pita serapan pada A 497 daD 656 mn diduga akibat pecalmya kromofor yang bertanggung jawab pada karakteristik warDa daTi zat warDa azo Direct

Black 22 karena reaksi substitusi oleh radikal OH. Studi terdahulu yang dilakukan oleh SPADARO et al. menunjukkan bahwa iradiasi zat warDa Acid Orange 7 dengan uv menggunakan katalis SnOz/fiOz menyebabkan ikatan azo dengan atom C putus daD membentuk fenil diazen tersulfonasi dan naftakuinon (l).

Penurunan serapan pacta A 497 nm daD 656 mn disebabkan oleh putusnya ikatan C-N (a) yang paling lenlah pada Zc'lt warDa Direct Black 22 disebabkan energi radiasi yang diserap oleh zat warDa (Gambar 6). Selanjutnya pada dosis lebih tinggi (> 8 kGy) ikatan azo dengan atom C putus membentuk senyawa yang masih mengandung sistem konjugasi (diduga benzil diazen tersubstitusi daD naftil tersubstitusi). Hal ini terlihat pada warDa larutan yang masih kehitaman. Bila semua ikatan azo putus maka terlihat pita

serapan pada daerah tampak menghilang (kurva 5). Pita serapan pada panjang gelombang 460 -490 nm mengalarni penurunan disebabkan karena reaksi antara zat warna dengan e-aq menghasilkan senyawa tak berwarna (7).

Penumnan Serapan pada A. 269 om. Gambar 3 menunjukkan penurunan serapan pada A 269 nm akibat iradiasi daD aerasi terhadap larutan zat warna Direct Black 22. Pada dosis 20 kGy persentase penguraian zat warna mencapai 99%.

Seperti telah dikemukakan sebelumnya bahwa puncak serapan pada A 269 nm dianggap karena adanya cincin aromatis. Pengurangan serapan pada kondisi larutan jenuh dengan oksigen menyebabkan peningkatan jumlah

radikal OH yang tersubstitusi ke cincin aromatis. Ikatan -C-C- pada aromatis akan putus dengan adanya oksidasi oleh oksigen. Terlihat bahwa oksigen sangat efektif untuk meningkatkan penguraian zat warDa Direct Black 22. Menurut HASONO et al. bahwa iradiasi tanpa oksigen menyebabkan penguraian zat warna azoAcid Red 265 dalam air sangat kecil, karena .OH akan mengalami dimerisasi atau abstraksi atom H dari molekul lain dari zat warna tersebut (8).

Pengamh pH Awal Lamtan pada Radiolisis Zat WarDa Direct Black 22. Puncak serapan berhubungan dengan menghilangnya warna hitam akibat iradiasi, hal ini menunjukkan bahwa telah terjadi penguraian molekul zat wama. Pengaruh pH awal larutan pada pengurangan zat wama (konsentrasi awal 0.05 g/L) dengan iradiasi gamma daD aerasi dipelajari pada pH 3, 5, 7, 9, daD II.

Hasil perhitungan koefisien ekstingsi molar larutao zat wama Direct Black 22 pada pH awal 3 sampai II dapat dilihat pada Tabell. Pada tabel tersebut terlihat bahwa nilai & tidakjauh berbeda pada berbagai pH. Hal ini menunjukkan bahwa perubahan pH awallarutan dari asam sampai basa tidak menyebabkan perubahan atau pergeseran panjang gelombang maksimum dari ketiga puncak serapan.

Perbandingan kecepatan penguraian relatif pada pH bervariasi ditunjukkan Gambar 4. Gambar tersebut menunjukkan bahwa pada pH awal7 dan II iradiasi gamma dengan aerasi lebih efisien untuk menguraikan zat WarDa. Berdasarkan perhitungan aljabar radiolisis zat warna merupakan reaksi tingkat pertanla. Nilai konstanta kecepatan reaksi penguraian Direct Black 22 (k) dengan konsentrasi 0,05 g/L pada berbagai pH awal ditampilkan pada Tabel 2. Pada Tabel 2 terlihat bahwa nilai k terbesar adalah 19,63 x 10-3/ menit (= 2,36 x 10-4/ Gy) pada pH awal II, lalu menyusullarutan pH awal 7 dengan nilai k = 18,98 x 10-3/menit (=2,28 x IO-4/Gy). Pada dosis di bawah 16 kGy wama larutan masih terlihat kehitaman, pada dosis 16 kGy wama larutao menjadi bening. Pada dosis ini zat wama telah terurai 95%. Sedangkan pada larutan dengan pH awal lI,pada dosis 16 kGy zat wama terurai 90%. Kenaikan dosis sampai 12 kGy, nilai k paling tinggi adalah larutan dengan pH awal 11, namun pada dosis lebih tinggi lagi persentase penguraian tidak mengalami kenaikan. Sedangkan pada pH 7 persen penguraian mengalami kenaikan dengan meningkatnya dosis iradiasi.

Pada aplikasinya, kondisi larutan pH 11 untuk larutan zat warna tidak dapat diterapkan, mengingat perlunya penambahan basa. Oleh karena itu pH awal7 lebih

(3)

Penelilian dan Pengembangan Aplikasi lsolop dan Radiasi. J 998

baik, walaupun konstanta kecepatan reaksi penguraiannya lebih kecil.

SebelUlnnya telah dibahas bahwa penambahan H2SO4 daD NaOH sebelum iradiasi tjdak mempengaruhi serapan daD panjang gelombang larutan zat warDa. Penguraian larutan zat warDa lebih tinggi pada pH awal 7 daD II. Sedangkan pada pH asam dan pH 9 tingkat penguraian masih rendah, hill ini kemUllgkinan disebabkan oleh keberadaan spesies reaktif yang terbentuk akibat radiolisis air berkurang. ,

Pada pH asam daD pH 9 kecepatan penguraian lebih lambat dimana nilai konstanta kecepatan reaksi tingkat pertama berkisar antara 6 sampai 9 x 10-3 / meDii. Pada media asam dengan aerasi, terjadi reaksi sebagai berikut :

-+ H+

e aq e-aq + O2 HO; + HO,

-=> Ho (I) k = 2,36 X 1010 dm3 motl Sol -=> HO; (2) k = 2,16 X 1010 dm3 motl sol =:,. H2O2 + O2 (3) k = 2,2 X 1010 dm3 motl sol

Pacta pH basa dengan aerasi terjadi reaksi sebagai berikut

tersebut dihasilkan senyawa yang rnasih mengandung sistem konjugasi, terlihat pacta wama larntan yang masih berwama hitam. Pacta dosis yang lebih tinggi lagi sampai 12 kGy, sistem konjugasi mulai rnsak, artinya ikatan C-N antara lain b, c, alan d mengalami pemutusan (Gambar 6). Kemungkinan juga senyawa aromatis basil penguraian akan ternrai lebih lanjut menjadi asam organik atau terbentuk H2SO4, ditunjukkan oleh penurnnan pH larntan menjadi asam. Akllimya pacta dosis 16 kGy gugus azo rnsak sehingga terlihat larntan menjadi bening. Iradiasi larntan zat wama Direct Black 22 dengan adanya oksigen diperkirakan menghasilkan senyawa-senyawa intermediet. I, II, III, IV, V, daD VI ditunjukkan pacta Gambar 7. Selanjutnya senyawa aromatis tersebut (benzil dan fenil) akan diserang oleh

radikal OH daD membebaskan N2. Serangan radikal OH berikutnya dengan adanya oksigen menyebabkan terputusnya ikatan C-C, cincin akan membuka sehingga terbentuk senyawa asam organik. Secara umum mekatlisme penguraian benzen menu rut SPADARO (I) dapat digambarkan pacta Skema 1.

Kjnetika Penguraian Zat Warna Direct Black 22. Kinetika penguraian zat wama Direct Black 22 dipelajari pacta berbagai konsentrasi awal zat wama antara 0,05 sampai 0,20 g/L dengan menggunakan metode aljabar. Konsentrasi zat wama setelah iradiasi sebanding dengan serapan larntan yang diukur. Reaksi penguraian zat warDa Direct Black 22

dapat digambarkan sebagai berikut :

H"

O2

+ Off

+ e-oq

Off

e-.q + H2O (4) k = 2,3 X la' dm3 mol-ls-1 .°2 (5) k = 1,9 x 1{)lodm3 mol-ls-1 0.- + H+ (6) pK = 11,9

D + O2->

p

+

CO2 + H2O

dimana D adalah zat wama Direct Black 22 daD P adalah senyawa sederhana basil penguraian D. Kecepatan penguraian zat wama Direct Black 22 mengikuti persamaan berikut :

ro = -k Co" Co II

dimana: r 0 = kecepatan penguraian zat wama (g L -) menitl)

k = konstanta kecepatan reaksi (menitl) Co = konsentrasi zat wama (g L -I) CO = konsentrasi oksigen (g L -I)

adan ~ = orde reaksi masing-masing untuk

komponen zat wama Direct Black 22 clan oksigen

Larutan diaerasi selama diiradiasi, oksigen yang berdifusi ke dalam larutan dapat dianggap konstan, sehingga persamaan disederhanakan menjadi: r 0 = -k Co" Persamaan tersebut diintegrasikan menjadi :

In(-rD) = Ink + a. In CD

In (dC/dt) = a. In CD + In k

Berdasarkan basil konsentrasi yang diperoleh setelah

iradiasi, selanjutnya

dibuat grafik antara In (Co/C) dengan

dosis (kGy), garis yang diperoleh mernpakan garis lurns

ditunjukkan pacta Gambar 8. Dengan demikian reaksi

penguraian zat warDa Direct Black 22 mernpakan reaksi

Oksigen yang seharusnya digunakan untuk mengoksidasi zat wama, jadi berkurang reaktivitasnya disebabkan O2 bereaksi dengan membentuk .O2- (reaksi (2) dan (5». Sectangkan pacta media asam diperkirakan penguraian zat wama lebih tinggi dari pacta SllaSana basa dan netral, tetapi basil percobaan menunjukkan hal sebaliknya. Hal ini kemungkinan disebabkan adanya reaksi kombinasi (reaksi (3». Pacta suasana basa, oksigen akan bereaksi dengane-aq membentuk .O2- yang kurang reaktif menyerang molekul zat wama daripada radikal H02. Selanjutnya pacta pH sangat basa radikal OH akan terdissosiasi menjadi O. -dan H+ (9).

Perubahan pH. Pacta Gambar 5 terlihat bahwa pH lamtan yang teraerasi mengalami penurunan. Pacta larutan dengan pH awal II penurunan pH mencapai 9 pacta dosis 20 kGy. Telah diketahui sebelumnya bahwa konstanta kecepatan reaksi penguraian zat wama Direct Black 22 pacta pH awal 11 paling tinggi, namun dalam aplikasinya hal ini akan menambah biaya karena masih dibutuhkan asam untttk menetralkan pH basa tersebut.

Pacta larutan dengan pH awal 7 pacta dosis 4 kGy pH larutan mencapai 3,5 daD pacta dosis > 4 kGy pH perlahan-lahan meningkat mencapai netral kembali (pH 6,3). Penurunan pH larutan diduga disebabkan oleh penguraian molekul zat wama menjadi senyawa sederhana dengan be rat molekul lebih rendah, seperti aldehid dan asam-asam organik (10). Peningkatan pH kemungkinan disebabkan oleh senyawa rantai lurus basil penguraian zat wama akan terurai lebih lanjut membentuk CO2 daD H2O (II). Setelah iradiasi pH larutan zat wama bersifat netral, hal ini memenuhi syarat baku lllUtu air limbah, sehingga aman untuk dibuang.

Mekanisme Penguraian Zat WamaDirect Black 22. Pacta dosis 4 kGy diperkirakan ikatan C-N (a) akcw putus lebih dahulu disebabkan energi sinar gamma yang diterima olehzat wama Direct Black 22. Akibat pemutusan ikatan

(4)

Pene/itian dan Pengenlbangan Ap/ika.ri lsotop dan Radiasi. /998"

tingkat pertama untuk setiap konsentrasi berbeda. Nilai konstanta kecepatan reaksi berkisar antara 0,772 -2,445 x 10-4/Gy.

2. HASHIMOTO, S., MIYATA, T., SUZUKI, N.,

Decoloration

and degradation

of an anthraquinone

dye aqueous solution in flow system using an

electron

accelator,

Radial. Phys. Chern.,

13, (1979),

107.

Tingkat (orde) daD konstanta kecepatan reaksi ditentukan dengan metode kecepatan awal yaitu dengan membuat diferensiasi persamaan konsentrasi sisa zat wama Direct Black 22 terhadap waktu, dC/dt. Grafik antara In (dC/dt) vs In Co ditunjukkan pada Gambar 9, diperoleh garis lurus dengan persamaall, y = 1,0193 x -5,0120 (r = 0,9999). Dengan demikiall persamaan kecepatan reaksi dengan metode kecepatan awal penguraian zat wama Direct Black 22 dengan iradiasi gamma daD aerasi merupakan reaksi tingkat pertama dengan k rata-rata 0,799 x 10-4/Gy (= 6,66 x 10-3/menit), dilnana nilai ini masukdalaln interval metode aljabar.

3. WINARTI, A., AGUSTIN, S., ARMANU, daD

SURTIP

ANTI, S., "Pengaruh iradiasi gamma pada

zat warDa azo (Terasil Navi) dalam air", Ris.

Pertemuan

Ilmiah API SORA dalam Bidang Industri

daD Hidrologi, Jakarta, (1993) 447.

4. WINARTI, A., AGUSTIN, S., ARMANU, dan

WIYUNIA TI, S., " Pengaruh iradiasi gamma pada

zat WarDa reaktif cibacron violet 2R dalam air",

(Dipresentasikan pada Lokakarya Sehari Jurnal

Nusantara

Kimia -PPTM, Bandung, 11 Mei 1996).

(Risalah dalam proses

penerbitan).

PICCININI daD FERRERO

memperoleh

hubungan

antara k dengan konsentrasi

awal daD dinyatakan sebagai

:

k = k* I Co

5. DJUFRI, R., KASOENARNO, G.A., SALIHIMA, A., LUBIS, A., TekIlologi Pengelantangan, Pencelupan daD Pencapan, Institut Teknologi Tekstil, Bandung,

(1976) 91. Bila nilai k dari masing-masing konsentrasi ini diplot

dengan l/Co, maka diperoleh harga k* (koefisien efisiensi radiolisis) zat wama Direct Black 22 sebesar 1,09 x 10-5 g/ L/Gy (Gambar 10). Bila dibandingkan dengan nilai k* Direct Red 80 basil penelitian serupa yaitu sebesar 5,64 x

10.5 g/L/Gy (12), nilai k* Direct Black 22 terlihatjauh lebih kecil. Hal ini menunjukkan bahwa penguraian zat warDa Direct Black 221ebih sulit dibandingkan dengan Direct Red 80, sehingga agar penguraian Direct Black 22 sempurna dibutuhkan energi iradiasi yang lebih besar.

6. SEHESTED, K., "The Fricke Dosimeter", Manual on

radiation Dosimetry (HOLM, N. W. and BERRY,

R.I., Eds.), Mercel Dekker, New York (1970) 313.

7. SUZUKI, N., NAGAI,T., HOTTA, H., danWASHlNO,

M;, The radiation-induced decoloration of azo dye

in aqueous

solutions, Bull. Chern. Soc. Japan, 48,

(1975)2158.

KESIMPULAN

8. HASONO, M.,

ARAI,

H., AIZAWA,

M.,

YAMAMOTO, I., SHIMIZU, K., and SUGIYAMA,

M., Decoloration and degradation of azo dye in

aqueous solution supersaturated with oxygen by

irradiation of high-energy electron beams, AppJ.

Radiat. Isot. ,44, (1993) 1199.

Berdasarkan basil penelitiall yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa iradiasi gamma dengan aerasi mampu menguraikan larutan zat WarDa tetra azo Direk Black 22 dalam air. Penguraian Direk Black 22 (0.05 g/L) dengan iradiasi paling efisien dilakukan pada pH awal larutan 7 pada dosis 20 kGy dan laju dosis 5 kgy/jam yaitu sebesar 99%. Reaksi penguraian zat warDa dengan iradiasi gamma merupakan reaksi tingkat pertama dengaQ nilai konstanta kecepatan reaksi 7,99 x 10-51 Gy (6,66 x 10-31 menit). Nilai koefisien efisiensi radiolisis diperoleh sebesar 1,09 x 10-5 g/ L/Gy.

9. EL-ASSY, N.B., EL-WAKEEL, E.I., and FATTAH,

A.A. A., The degradation

of triazo dye chlorantine

fast green BLL in aqueous solution by gamma

irradiation -1II,Appl. Radiat. Isot., 42, (1991) 89.

10. GETOFF, N., Radiation-induced degradation of water pollutants: State of art, Radial. Phys. Chern., 47

(1996) 581.

UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terima kasih disampaikan kepada Sdri.

Christina Tri Suharni, Sdr. Firdaus, dan seluruh star

Kelompok lradiator Panorama Serba Guna yang telah

membantu penelitian ini.

11. SPINKS, J. W.T., and WOODS, R.I., An Introduction

to Radiation Chemistry, New York, John Wiley &

Sons (1976) 256.

12. WINARNO, E.K., BAGYO,A.N.M., WINARTI,A., WINARNO, H., daD WIDA Y AT, E., Penguraian zat wama Direct Red 80 dalam air dengan iradiasi gamlDa, Prosiding Pertemuan daD Presentasi Ilmiall Teknologi Pengelolaan Limbah I, PTPLR -BATAN, Serpong (1997).

DAFTARPUSTAKA

1. SPADARO, J.T., ISABELLE, L. andRENGANATHAN,

Y., Hydroxyl radical mediated degradation

of azo

dyes: Evidence for benzene generation, Environ.

.S'ci.

Techno/., 28, (1994) 1389.

(5)

_Pene/itian don Pengembangan Ap/ika.,i lsotop don Radiasi, /998

NH2

H2NVN=N

Gambar

Struktur molekul zat wama Direct Black 22.

0,100

"8.s

-0 ,D 50

i i I

At'.

roo

~

Paojaog gelombang (om)

300 100

800.0

400.0

Gambar 2. Spektmm serapan lamtan zat wama Direct Black 22 sebelum dan setelah diiradiasi. (Kons. 0,05 g/L ; pH awal 7).

Kurva I = 0 kGy; 2 = 4 kGy; 3 = 8 kGy; 4 = 12 kGy; 5 = 16 kGy; dan 6 = 20 kGy

-~

~

-c

~

Co

~

I.

~

r.f)

0

4

8

12

16

20

Dosis lradiasi (kGy)

Gambar 3. Pengarnh iradiasi terhadap penurnnan serapan zat warna Direct Black 22 pacta tiga panjang gelombang

(6)

Pene/i/ian don Pengembangan Ap/ikasi ls%p don Radiasi, /998

Tabel 1. Nilai koefisien ekstingsi molar (&) larutan zat warna Direct Black 22 pacta berbagai pH awallarutan

pH awal

A maks

(mu)

E maks I mol-' cm-1 A maks

(mn)

f: maks mot! cmo! A. maks

(om)

E maks mo)-lcm-1

3

5

7

9 266 269 269 269 269 8.676 8.872 8.872 9.067 9.327

496

497

497

494

495

13.709

13.558

13.536

12.798 11.497

652

653

656

656

656

10.629

10.846

10.304

10.456

lO.2l7

Tabel 2. Konstanta kecepatan reaksi (k) larutan zat warna Direct Black 22 pada pH awal berbeda (serapan diukur pada A 269 run ; laju dosis 5 kGy/jam)

pH awal

k (x 103) I rnenit

3

5

7 9

11

8,75

7,78

18,98

6,0

19,63

-~

-N N

~

tj ~

i

-w tj ~

l-..

~

..

rIJ

~

I--w

=

~ rIJ = =

~

0

4

8

12

16

20

Dosis lradiasi (kGy)

Gambar 4. Pengaruh iradiasi galffina daD aerasi terlmdap penguraian zat WarDa Direct Black 22 (0,05 g/L) pacta berbagai pH awallarutan ; Laju dosis 5 kGy/jam (serapan diukur pacta A 269 run)

(7)

Pe"e/ilia" da" Pe"gemba"ga" Ap/ikasi IsOIOp da" Radiasi, /998

=

Q.

0

4

8

12

16

20

Dosis lradiasi (kGy)

Gambar 5. Perubahan pH larutan zat warua Direct Black 22 dalam cur akibat iradiasi gamma dan aerasi (Kons. awal 0,05 giL: Laju dosis 5 kGy/jam) a..

~

I

,

b

I I OH Co ~I I

'~'r..,,~~= N-J

JNH2

c, OH

N H., '

iOO,

I ~ -I ~ N-N I

H2.g

-I

I ~

..-": °3Na

I

NaO3~

Gambar 6. Perkiraan pemuulsan ikatan pacta zat warna poli azo Direct Black 22.

N =~r"fI"~'I""%~

"l-.'l~,~l",.:::-

~

SO3Na NH2

II

O:r"""'~""/~~-.II.I;NH

-~;l~~ ~:

SO3Na

000

NH2

H,VN=

NH

III

IV

v

VI

(8)

Pone/irian dan PengenlbanganAp/ikasi Isorop dan Radiasi. 1998

4 8 12

Dosis I rad iasi (kGy)

16 20

Gambar 8. Hubungan In (Co/C) vs dosis iradiasi (kGy) (serapan diukur pada A 269 mIl)

-6

-6,5 'Z" -7

~

U ~

'-'

I:: -75

-.

-8 -8,5 -3 -2 -1

loCo

(9)

Penelitian dan Pengembangan Aplikasi lsotop dan Radiasi, J 998

2.5

2

~

{J

~

--

-"I

=

~

~

--~

1.5

0.5

4

8 12 16

20

I/Co (g-l L)

Gambar 10. Hubungan antara k dan l/Co pada A. 269 nm

(10)

Penelilian don Pengenlbangan Aplikasi lsolop don Radia.i. 1998

DISKUSI

M.M. MITROSUHARDJO

Bagaimana aplikasinya " Apakah industri lekslil

membawa limbahnya ke PAIR untuk diiradiasi ? ERMIN K. WINARNO

produk asam organik teroksidasi lebih lanjut menjadi CO2 & H2O.

2. Spektrum menunjukkan 3 puncak serapan, masing-masing menunjukkan :

269 DIn -> anomatis

497 dan 701 DIn -> gugus-gugus azo bersama dengan sistem konjugasi pada struktur molekul zat WarDa tersebut. Jadi tidak mungkin spektrumnya 1 puncak. 3. Analisisjuga dilakukan menggunakan pH meter untuk

mengamati perubahan pH larutan akibat iradiasi. Asam-asam organik belum sempat dianalisis, karena kolom

HPLC rusak.

Hila limbah di bawa ke PAIR transportasinya

sulit

daD tidak efektif. Keinginan kami kelak di areal industri

tersebut

dibangun fasilitas iradiator sendiri.

EVARISTA RISTIN P.

Mengapa larutan diaerasi '7

SUHARNI SADI

ERMIN K. WINARNO

Apakah lamtan yang sudah belling aman untuk

diminunl ? Sudahkah toksisitasnya diuji ? Karena uji

toksisitas sangat

penting.

Penguraian lam tan zat wama dalam air dengan

iradiasi daD aerasi lebih baik dibandingkan tanpa aerasi.

Karena °2 diperlukan untuk oksidasi zat warna tersebut.

proses/makanisme

pegtlraiamlya dapat dilihat pada Skema

ERMIN K. WINARNO

Scrncntara larutan arnan nntuk dibuang, bila digunakan untttk air rninurn, diperlukan uji toksisitas. Hal ini bclurn kami lakukan. Terirna kasih alas sarannya, diwaktu rnendatang akan karni uji toksisitasnya. Mudah-rnudahan kita dapat bekelja sarna.

ERIZAL

1. Pembahan

pH selelah iradiasi lamlan (pH awal 7) tumn

lalu naik lagi, kenapa ?

2. Spektmrn lamlan zat warna rnenunjukkan 3 puncak,

padahal sehamsnya

1 peak saja. Mohon penjelasan

?

3. Analisisnya hanya rnenggunakan spektrofotometer,

rasanya rnasih belurn cukup mewakili. Mengapa ?

ARYANTI

Mekanisme

reaksi, kenapa

ikatan putus C-N bukan

N=N?

ERMIN K. WINARNO ERMIN K. WINARNO

Pada dosis 4 kGy pH Jamtan tumn, pada dosis > 8 kGy naik Jagi daD pada dosis 20 kGy turun jadi pH 5. Penurunan pH menunjllkkan adaIlya produk penguraian zat wanta yang bersifat asam. Perkiraan terbentuk aSc1m-asam organik daD H2SO4. Kenaikan pH disebabkan

Energi ikatan C-N = 291,6 kj/mol daD N=N mempunyai energi ikatan jauh lebih tinggi lagi, karena ikatan rangkap. Jadi energi ikatan C-N lebih kecil, sehingga lebih l11udah putus bila diserang radikal OH.

Gambar

Gambar 3.  Pengarnh iradiasi  terhadap penurnnan serapan zat warna  Direct Black  22 pacta tiga  panjang gelombang
Tabel 2.  Konstanta kecepatan reaksi (k) larutan zat warna  Direct  Black  22  pada pH awal berbeda (serapan diukur  pada A 269 run ; laju dosis 5 kGy/jam)
Gambar 7. Perkiraan senyawa-senyawa  intemlediet basil penguraian  zat warna Direct Black 22.
Gambar 8.  Hubungan In (Co/C) vs dosis iradiasi (kGy) (serapan diukur pada A 269  mIl) -6 -6,5 'Z"  -7 ~ U '-'~ I::  -75 -
+2

Referensi

Dokumen terkait

Dari prevalensi KEK ibu hamil di Puskesmas Ciputat yang sudah termasuk ke dalam kemungkinan rawan pangan yaitu sebesar 6,68% dan berdasarkan hasil studi pendahuluan

Dengan adanya CAL yang dilengkapi dengan fasilitas membaca, menulis, dan berhitung ini dapat mengurangi resiko terjadinya Learning Disorder pada anak usia pra sekolah.. Para

Pada percobaan sistem telemetri ini akan digunakan stasiun ukur dan stasiun kontrol, dengan perantaranya berupa saluran transmisi, yang dalam percobaan ini menggunakan

Karya sastra EST dapat dianggap sebagai suatu strategi budaya atau solusi bagi persoalan masyarakat Batak yang tidak memiliki anak laki-laki dan memberikan dasar yang cukup

#ebagian masalah em!si!nal munul segera setelah str!ke, sebagai akibat kerusakan di !tak" ;ampir B)> pasien str!ke sedikit banyak mengalami masalah em!si!nal, misalnya

More books Fibonacci Trading: How To Master The Time And Price Advantage By Carolyn Boroden you check out, even more understanding you get, and a lot more possibilities to

Gambar 3.1 Pemeriksaan dokumen pra lelang ( as-is ).. Proses bisnis dimulai pada saat bagian unit membuat dokumen PR dan mencetak dokumen PR, kemudian dokumen tersebut

Pertanyaan berdasarkan dimensi pengetahuan yang paling banyak teridentifikasi adalah pertanyaan konseptual yaitu sebanyak 265 pertanyaan atau sebesar 64,48% dari