• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONDISI KEKUATAN BANGUNAN DI KOTA PADANG BERDASARKAN PENGKELASAN BANGUNAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KONDISI KEKUATAN BANGUNAN DI KOTA PADANG BERDASARKAN PENGKELASAN BANGUNAN"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

KONDISI KEKUATAN BANGUNAN DI KOTA PADANG

BERDASARKAN PENGKELASAN BANGUNAN

Anggun Mayang Sari1, Hilda Lestiana1, dan Adrin Tohari1

1Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI, Jl. Sangkuriang, Bandung 40135

Email: anggun.mayang@geotek.lipi.go.id

ABSTRAK

Kota Padang adalah kota pesisir yang rentan terhadap bencana seismik yang cukup tinggi karena diapit oleh dua jalur seismik yaitu zona subduksidan Sesar Semangko. Untuk mengetahui tingkatan kerentanan bangunan terhadap getaran gempabumi di wilayah Kota Padang, maka perlu dilakukan investigasi terhadap kekuatan bangunan sehingga dapat dilakukan upaya pengurangan risiko bencana sedini mungkin. Pengukuran kekuatan bangunan dilakukan dengan menggunakan alat Scmidth Hammer pada struktur utama bangunan yaitu kolom dan balok bangunan tempat tinggal, perkantoran dan fasilitas umum. Hasil perhitungan rata-rata nilai kekuatan kolom perkantoran 125.07 kg/cm², rumah 146.23 kg/cm², dan fasilitas umum 149.19 kg/cm², sedangkan rata -rata nilai kekuatan balok bawah perkantoran 116.14 kg/cm², rumah 115.37 kg/cm² dan fasilitas umum 141.31 kg/cm² dan rata-rata nilai kekuatan balok bawah perkantoran 122.33 kg/cm², rumah 121.77 kg/cm² dan fasilitas umum 134.91 kg/cm². Dari hasil analisis dapat diketahui bahwa kekuatan beton pada untuk struktur kolom dan balok pada bangunan bangunan-bangunan di Kota Padang umumnya masih dibawah nilai minimal standard beton bangunan yaitu 175 kg/cm2 (Kementrian PU, 2006). Oleh karena itu, penerapan standar minimum kekuatan beton menjadi penting pada konstruksi bangunan baru dan retrofitting diperlukan pada bangunan yang sudah ada untuk meminimalkan kerusakan bangunan dan korban jiwa pada saat gempabumi terjadi di masa mendatang.

Kata kunci: Scmidth Hammer, kekuatan bangunan, bangunan tahan gempa, kota Padang.

ABSTRACT

Padang City is a coastal growing city that susceptible to highly seismic hazard, flanked by two seismic lines, which are subduction zones and Fault Semangko. To determine the level of vulnerability of buildings against earthquake vibrations in the city of Padang, there should be an investigation of the strength of the building so the disaster risk could be reduced as early as possible. Building strength measurements were performed using a Scmidth Hammer on the main structure of the building such as columns and beams residential buildings, offices and public facilities. The results of the building strength values are offices 125.07 kg/cm², houses 146.23 kg/cm², and public facilities 149.19 kg/cm², while the average value of the beam under the office 116.14 kg/cm², houses 115.37 kg/cm² and public facilities 141.31 kg/cm² and the average value of the beam under the office 122.33 kg/cm², houses 121.77 kg / cm² and public facilities 134.91 kg / cm². From the analysis it can be seen that the strength of the concrete in the structure of columns and beams for the construction of buildings in Padang generally still below the minimum value of standard concrete building that is 175 kg/cm2. Therefore, the application of the minimum standard of concrete strength becomes important in the construction of new buildings and retrofitting is required in existing buildings to minimize property damage and loss of life during the earthquake happened in the future.

(2)

PENDAHULUAN

Bencana seismik dikota Padang merupakan salah satu isu serius yang harus ditangani dengan benar. Beberapa kejadian gempa besar pernah terjadi dikawasan pesisir pantai barat Sumatera. Salah satu kejadian gempa besar dengan magnitude gempa 7,6 SR yang terjadi di Padang Pariaman pada tanggal 30 September 2009 dimana lokasi episenter di 0,84 LS – 99,65 BT (Saragih, R.D dkk, 2013) pada kedalaman 71 km menyebabkan kerusakan cukup besar di kawasan kota Padang. Kemudian pada tanggal 1 Oktober 2009 terjadi gempa besar kedua dengan magnitude gempa 6,8 SR dengan pusat gempa berada pada 46 km di sebelah tenggara kota Sungai Penuh dengan kedalaman 52 km. Total kerusakan bangunan yang diakibatkan oleh bencana tersebut adalah 249.833 unit dengan rincian rumah rusat berat 14.797 unit, rumah rusak sedang 67.198 unit, dan rusak ringan 67.838 unit. Korban tewas adalah 1.115 orang dan 343 orang dilaporkan hilang berdasarkan laporan resmi yang dikeluarkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (Setiageni, 2011). Kejadian bencana ini mengganggu fungsi kegiatan masyarakat khususnya kegiatan perekonomian dan adanya dampak yang cukup signifikan pada kehidupan sosial masyarakat.

Sumber: Rencana Aksi, Rehabilitasi dan Rekonstruksi wilayah pascabencana gempa bumi di Prov. SumBar, 2009

Gambar 1. Peta Intensitas Gempabumi Sumatera Barat

Berbagai macam upaya dilakukan sebagai suatu tindakan preventif dan rekonstruksi bahaya gempabumi terhadap bangunan di kota Padang Sumatera Barat. Salah satu caranya adalah dengan melakukan uji kekuatan bangunan khususnya bangunan beton dengan menggunakan alat Scmidth Hammer.

(3)

LOKASI PENELITIAN

Pengujian dilakukan dengan mengambil 55 sampel bangunan yang tersebar di 11 kecamatan di kota Padang yang meliputi: kecamatan Nanggalo, kecamatan Koto Tangah, kecamatan Padang Barat, kecamatan Padang Utara, kecamatan Padang Selatan, kecamatan Padang Timur, kecamatan Lubuk Begalung, kecamatan Lubuk Kilangan, kecamatan Pauh dan kecamatan Teluk Kabung. Masing-masing kecamatan dilakukan pengambilan sampel sebanyak lima bangunan dengan komposisi bangunan berupa bangunan rumah tinggal, bangunan rumah toko (ruko), fasilitas umum seperti mesjid, kantor pemerintahan, sekolahan dan jembatan.

Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Pemerintahan_Kota_Padang

Gambar 2. Wilayah Administratif 11 kecamatan di kota Padang

METODOLOGI PENELITIAN

Pengambilan sampel dilakukan berdasarkan pada citra satelit SPOT 5 dengan mengambil sampel bangunan pada 11 kecamatan di kota Padang. Sampel ditetapkan sebanyak 55 sampel bangunan yakni bangunan rumah, rumah toko (ruko), jembatan, mesjid, pelabuhan dan sekolah. Dengan menggunakan citra satelit didapat gambaran sebaran pemukiman dan bangunan di kota Pad ang dan dapat dilakukan pengambilan sampel rumah pemukiman dan bangunan. Koordinat tiap sampel diambil dengan menggunakan GPS dan dilakukan pencatatan koordinat. Titik pengambilan sampel bangunan digambarkan dengan menggunakan ArcGIS dan didapatkan titik-titik pengambilan sampel seperti pada gambar dibawah ini:

(4)

Gambar 3. Lokasi pengambilan sampel bangunan di kota Padang.

Pengujian dilakukan dengan menggunakan alat Scmidth Hammer dengan melakukan penekanan ujung batang Scmidth Hammer sebanyak 10 kali pada struktur utama bangunan yakni kolom, balok bawah dan balok atas bangunan. Dalam persyaratan pokok rumah yang lebih aman (bangunan tembokan dengan bingkai beton bertulang) yang dikeluarkan oleh Kementrian PU dan JICA tahun 2009 dalam The Project on Building Administration and Enforcement capacity Development for

Seismic Resilience tahun 2009, dijelaskan bahwa persyaratan utama untuk rumah tahan gempa

dapat dilihat dari kualitas material konstruksi yang baik, keberadaan dan dimensi struktur yang sesuai, seluruh elemen struktur utama tersambung dengan baik dan mutu pengerjaan baik. Sedangkan struktur utama bangunan yang menjadi pertimbangan utama adalah pondasi, balok pengikat (sloof), kolom, balok, dan struktur atap bangunan.

Pada umumnya rumah tinggal dikota Padang menggunakan komposisi bangunan dari campuran beton yakni adukan semen dengan pasir dan air. Bagian utama yang menahan beban bangunan terbesar adalah pada kolom bangunan. Sedangkan untuk menahan beban dari pondasi dilakukan oleh balok bawah. Balok atas berperan dalam menahan beban bangunan pelat lantai. Prosedur pengujian dapat dilihat pada gambar 4 yakni pengambilan pada struktur kolom (a), struktur balok bawah (b) dan struktur balok atas bangunan (c).

(5)

(a) (b) (c)

Gambar 4. Cara pengujian kekuatan bangunan dengan menggunakan Scmidth Hammer pada : (a) Kolom bangunan, (b) Balok bawah bangunan, (c) Balok atas bangunan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari hasil pengambilan data 55 sampel bangunan di seluruh kota Padang dilakukan analisa perhitungan dengan mengambil nilai rata-rata terhadap titik pengujian di kolom, balok bawah dan balok atas bangunan pada tiap-tiap fungsi bangunan yakni bangunan perkantoran, perumahan dan fasilitas umum seperti mesjid dan jembatan. Perbandingan dari analisa terhadap hasil perhitungan data dari struktur bangunan kolom, balok bawah dan balok dengan menggunakan nilai yang didapat dari hasil pengujian dengan menggunakan alat Scmidth Hammer atas dapat dilihat pada gambar 5. Dapat dilihat bahwa untuk kolom bangunan mempunyai nilai kekuatan bangunan terendah pada struktur kolom perkantoran, sedangkan nilai minimum kekuatan bangunan struktur balok bawah didapat pada fungsi bangunan rumah, dan bangunan perkantoran memiliki kekuatan balok atas miminum dibandingkan fungsi bangunan lainnya.

Nilai minimum standar kekuatan bangunan ini dilihat setelah dilakukan konversi nilai pengujian dari Scmidth Hammer terhadap kekuatan bangunan beton (f’c) dengan menggunakan table pedoman perhitungan kuat tekan beton terhadap nilai pengujian Scmidth Hammer (Atienza, E.C, 2013). Dari nilai tersebut dapat diambil perbandingan bahwa nilai minimum standar bangunan tahan gempa adalah bangunan beton yang memiliki kuat tekan beton senilai 175 kg/cm2 (Kementrian PU, 2006). Berdasarkan analisa tabel 1 dapat dilihat bahwa kuat tekan struktur kolom pada perkantoran dan perumahan masih berada dibawah standar, sedangkan pada struktur balok bawah dapat dilihat bahwa hanya fasilitas umum yang memenuhi standar struktur bangunan tahan gempa yakni mempunya nilai f’c sebesar 187,5 kg/cm2. Pada struktur balok atas pada umumnya tidak memenuhi standar kuat tekan beton bangunan tahan gempa. Nilai yang mendekati yakni nilai kuat tekan beton senilai 174, 21 kg/cm2 pada bangunan rumah tinggal.

(6)

Gambar 5. Grafik Pengukuran Kekuatan Bangunan di Kota Padang Menggunakan Scmidth Hammer

Tabel 1. Tabel Kekuatan Bangunan di kota Padang

KESIMPULAN

Dari hasil analisis dapat diketahui bahwa kekuatan beton pada struktur kolom dan balok baik itu pada balok atas dan balok bawah bangunan-bangunan di Kota Padang umumnya masih dibawah nilai minimal standard kuat beton bangunan tahan gempa yaitu 175 kg/cm2. Fungsi bangunan yang sudah memenuhi standar bangunan tahan gempa yakni diatas 208 kg/cm2 pada stuktur kolom, 187,5 kg/cm2 pada struktur balok bawah sedangkan pada struktur balok atas masih belum memenuhi standar yakni 166,47. Penerapan standar minimum kekuatan beton menjadi penting pada konstruksi bangunan baru dan retrofitting diperlukan pada bangunan yang sudah ada untuk meminimalkan kerusakan bangunan dan korban jiwa pada saat gempabumi terjadi di masa mendatang

(7)

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak Haryadi Permana selaku Kepala Puslit Geoteknologi LIPI, rekan-rekan tin gerakan tanah yang telah memberikan dukungan masukan dalam membantu kelancaran penelitian ini. Ucapan terima kasih juga kami berikan pada staf kecamatan di kota Padang yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian di lapangan.

DAFTAR PUSTAKA

Atienza, E. C., 2013. Guidelines For Using Rebound Hammer to Estimate Concrete Compressive Strength. Rebound Hammer Directions April 1990.

Direktorat Jendral Cipta Karya Kementrian PU., 2006. Pedoman Teknis Rumah dan Bangunan

Tahan Gempa. Kementrian Pekerjaan Umum.

Kementrian PU dan JICA., 2009. The Project on Building Administration and Enforcement

capacity Development for Seismic Resilience. Persyaratan Pokok Rumah yang Lebih

Aman (Bangunan Tembokan dengan Bingkai Beton Bertulang).

Saragih, R. D., Pujiastuti, D., dan Ednofri., 2013. Analisis Anomali Ketinggian Semu Lapisan F

Ionosfer (H’f) Sebagai Prekursor Terjadinya Gempa Laut . Jurnal Fisika Unand Vol. 2,

No. 4, Oktober 2013 hal. 220 – 227.

Setiageni, S., 2011. Proses Pemulihan Bencana Gempa Pada Tahun 2009 Di Kota Padang. Skripsi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial Program Sarjana Reguler, Universitas Indonesia.

Gambar

Gambar 3. Lokasi pengambilan sampel bangunan di kota Padang.
Gambar 4.   Cara pengujian kekuatan bangunan dengan menggunakan Scmidth Hammer pada : (a) Kolom  bangunan, (b) Balok bawah bangunan, (c) Balok atas bangunan
Tabel 1. Tabel Kekuatan Bangunan di kota Padang

Referensi

Dokumen terkait

Ada hubungan yang signifikan pada α = 0,05 antara kondisi fisik sumur gali terhadap indeks Fecal coliform dalam air sumur gali di Desa Sentul. dengan p value

Apabila peluang bisnis atas tradisi mudik ini mampu dimanfaatkan secara jeli oleh para pelaku bisnis maka akan menghasilkan keuntungan-keuntungan baik berupa keuntungan langsung

(2) penilaian autentik pada aspek proyek dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan, siswa diarahkan untuk mengkonstruksi berbagai pengetahuan yang dimiliki

Sebagai contoh, ketika pemikiran mengkonversi IAIN menjadi UIN mendapat tantangan yang hampir tidak mungkin ditembus, maka diambillah jalan dengan menjadikan IAIN with wider mandate

Dempster-Shafer untuk menghitung nilai ketidakpastian. Metode tersebut digunakan berdasarkan pada evidence atau fakta gejala atau kerusakan awal yang terlihat pada

Keberadaan Batik Banyumasan kurang dikenal oleh masyarakat Indonesia oleh sebab itu perancangan ini memiliki tujuan untuk membantu memperkenalkan Batik Banyumasan kepada

Berdasarkan kajian di atas maka program spreadsheet excel sangat mendukung untuk dijadikan media pembelajaran berbasis komputer pada konsep pembelajaran persamaan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1) Saluran pemasaran pepaya (Carica papaya L.) Varietas Calina IPB-9 di Kecamatan Langensari Kota Banjar, 2)