• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH SAMPAH KOTA TERHADAP HASIL DAN TAHANA HARA LOMBOK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH SAMPAH KOTA TERHADAP HASIL DAN TAHANA HARA LOMBOK"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH SAMPAH KOTA TERHADAP HASIL

DAN TAHANA HARA LOMBOK

Sri Nuryani HU. dan Rachman Sutanto

Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada Sekip Unit 1, Yogyakarta 55281, Indonesia

Kompos sampah kota merupakan pupuk yang berasal dari pelapukan sampah pasar, rumah tangga dan tambahan lainnya. Sebagai salah satu pemecahan alternatif penanganan limbah, produk ini diyakini dapat meningkatkan produktivitas tanah. Penelitian ini akan mengungkap kualitas dari beberapa kompos sampah kota yang diambil dari 3 kota (Yogyakarta, Klaten, dan Ungaran) dan selanjutnya dilakukan uji pembandingan pengaruhnya terhadap produksi dan status tanaman lombok yang ditanam dengan pupuk organik ini.

Municipal waste compost is decomposed from market solid waste, house etc. As an alternative of waste management, this product is believed can increase soil productivity. This experiment tested the municipal waste compost quality from three sites (Yogyakarta, Klaten and Ungaran) and then followed by testing comparison its effect on production and nutrients status of lombok (Capsicum annum)

Key word : municipal waste compost, lombok, product, nutrient status PENDAHULUAN

Daur ulang limbah menjadi sesuatu yang lebih berguna sangat dianjurkan untuk mengurangi akibat dan dampak terhadap lingkungan. Pemanfaatan sampah kota menjadi pupuk dalam bentuk kompos merupakan alternatif yang sangat baik. Limbah sebagai bagian dari lingkungan abiotik, merupakan salah satu mata ranatai pemindahan energi dan materi di antara komponen komunitas. Secara alamiah, alam cenderung mendahulukan buangan yang lebih mudah dirombak, sedang selebihnya dalam batas-batas tertentu akan ditenggang oleh alam. Akan tetapi bila kuantitas limbah yang tidak mudah dirombak mulai membengkak, tentunya kesetimbangan dinamis tadi tidak dapat lagi dipertahankan. Di sinilah andil tanah sebagai pameran pembantu (auxiliary

function) dalam meredam kegoyahan

lingkungan. Baik sebagai sistem penyaring, penyangga, maupun sebagai sistem transformasi bahan pencemar – dalam hal ini limbah (Schoeder, 1984).

Bahan organik yang dapat berupa pupuk organik atau pupuk hijau dalam sistem pertanaman dapat berfungsi sebagai bufer (penyangga) dan penahan lengas, di samping pengaruhnya terhadap perbaikan sifat kimia tanah. Kualitas pupuk organik ditentukan oleh komposisi bahan dasar pupuk organik tersebut dan tingkat perombakannya. Pupuk organik (kompos) berbahan dasar beraneka (sampah kota) sehingga mempunyai kandungan total hara yang tidak seragam. Kematangan kompos ditandai dengan telah hancurnya bahan dasar, suhu kembali mendekati suhu udara dan berwarna hitam, keadaan tersebut biasanya mempunyai nisbah C/N 10-15 (Donahue et al., 1977).

Kompos sampah kota masih mengandung bahan-bahan kontaminasi seperti gelas, keramik, plastik dan lain-lain tergantung dari sistem pengomposan dan bahan baku yang digunakan. Keberadaan bahan gelas menyebabkan kompos pada umumnya mengandung hara N dan P setara dengan kompos sisa tanaman, kadar Ca dan Mg lebih tinggi, tetapi kandungan K umumnya lebih rendah. Dengan berlanjutnya proses 24

(2)

pematangan pada kompos makan kandungan hara akan makin bertambah tinggi kecuali nitrogen yang hilang karena penguapan sebagai amoniak. Kompos sampah kota dianggap baik bila nisbah C/N < 20, Kadar N total > 2% dan nisbah gula-reduksi-C < 35%.

Budidaya organik dapat disebut sebagai sistem produksi pertanian yang berasaskan daur ulang hara secara hayati. Menurut Harwood (Notohadiprawiro, 1993) ada tiga ragam pendauran hara yang diminati petani budidaya organik, yaitu (1) pendauran hara di dalam usahatani dengan sumber-sumber yang berasal dari luar usaha tani, (2) pendauran hara di dalam usahatani dengan sumber-sumber yang berasal dari usahatani sendiri berupa sisa pertanaman liwat ternak atau pengomposan dan masuk kembali ke dalam tanah, dan (3) pendauran hara di dalam petak pertanaman.

Pupuk kimiawi buatan memasok hara tertentu berupa senyawa anorganik berkonsentrasi tinggi dan mudah larut. Pemberian berualng kali dapat membahayakan flora dan fauna tanah alami, mendatangkan ketimpangan hara dalam tanah, dan dengan sistem pengelolaan hara yang biasa dilakukan waktu ini dapat menyebabkan pencemaran bekalan-bekalan air, khususnya air tanah. Pupuk organik memasok berbagai macam hara terutama berupa senyawa organik berkonsentrasi rendah yang tidak mudah larut. Karena memasok berbagai macam hara dengan konsentrasi rendah dan tidak mudah larut, pupuk organik tidak akan menimbulkan ketimpangan hara dalam tanah, bahkan dapat memperbaiki neraca hara. Pasokan bahan organik dapat menyehatkan kehidupan flora dan fauna tanah alami, yang pada gilirannya dapat meningkatkan dan memelihara produktivitas tanah.

Penelitian ini bertujuan mengetahui kualitas dan efektivitas pupuk kompos sampah kota dalam pertumbuhan dan kesehatan tanaman lombok.

BAHAN DAN METODE

Penelitian ini adalah percobaan lapangan, menggunakan lahan sawah milik petani di

Sleman. Plot guludan dibuat dengan ukuran 90 x 8 cm2 sebanyak 12 plot. Perlakuannya adalah pemberian 3 jenis kompos sampah kota (Klaten, Yoyakarta dan Ungaran) dengan takaran yang sama yaitu 20 ton/ha. Bibit lombok ditanam dengan jarak tanam 60 cm x 60 cm. Pekerjaan laboratorium meliputi analisis kualitas kompos sampah kota : C organik, N total, P tersedia, K tersedia, KPK, kejenuhan kation, unsur-unsur mikro Cu, Fe, Mn, Zn dan Mg (Prawirowardoyo et al., 1987; Cottenie et al., 1987). Paramater pertumbuhan yang diukur meliputi tinggi tanaman, bobot kering, hasil lombok/plot dan analisis jaringan tanaman untuk mengetahui kesehatan tanaman dalam hal kandungan logam berat. Di samping itu juga dilakukan analisis terhadap tanah meliputi semua hal yang dilakukan untuk kompos.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1 menunjukkan hasil analisis kualitas 3 jenis kompos yang digunakan dalam penelitian.

Tabel 1. Kualitas kompos sampah kota

Sifat kimia Kompos Yogya Kompos Klaten Kompos Ungaran Kadar lengas PH C organik (%) Bahan organik% N total (%) P total (%) K total (%) Ca tersedia (%) Mg tersedia % Mn Cu C/N 16,38 6,51 12,36 21,32 0,38 0,03 1,58 136,11 15,12 85,79 26,26 32,52 3,06 7,33 6,83 11,77 0,11 0,02 2,20 0,47 0,13 1092 26,95 62,00 6,3 6,8 38,1 69,1 1,1 0,0 1,5 0,2 0,124 157 - 34,63

Menurut Magu (1980) ada tiga kelompok penilaian dalam menentukan kualitas pupuk kompos yaitu dari segi kesehatan, penilaian dari segi kandungan hara dan pengaruhnya terhadap kesuburan tanah/hasil tanaman dan penilaian dari segi ekonomi. Penilaian dari segi kesehatan secara sederhana melalui pengamatan suhu (tinggi/lamanya suhu maksimum yang dicapai, keadaan bau serta

(3)

kompos yang dihasilkan. Kompos yang baik tidak berbau dan berwarna coklat kehitaman. Aspek kesehatan kompos juga meliputi kandungan laogam berat yang bila terakumulasi dalam tanaman akan membahayakan bagi manusia sebagai konsumen makanan.

Tabel 2. Tinggi tanaman setelah perlakuan (cm)

No. kontrol Kompos A Kompos B Kompos C 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 69 67 73 74 56 64 71 71 71 62 75 76 77 78 69 ]74 65 79 69 73 75 76 79 80 76 77 75 70 76 77 76 66 68 72 75 76 74 77 78 70

70,35a 72,15a 76,79a 71,45a

Angka yang sama pada kolom/lajur yang sama berbeda nyata pada jenjang murad 5%

Nilai C/N rasio menunjukkan tingkat kematangan kompos. Nilai C/N lebih dari 30 menunjukkan proses pengomposan belum selesai. Gaur (1980) menyatakan umumnya mikrobia membutuhkan 30 unit unsur karbon untuk mengkonsumer 1 unit unsur N dalam aktivitasnya.

Tabel 3. Hasil panen lombok setelah perlakuan gr/plot

No. kontrol Kompos A Kompos B Kompos C 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 451 350 290 460 150 240 370 550 230 500 375 276 266 280 515 440 460 335 345 300 410 396 446 540 480 320 495 640 440 300 576 340 530 540 460 340 450 550 630 360

342,1a 346,6a 405,4ab 514,9b

Angka yang sama pada kolom/lajur yang sama berbeda nyata pada jenjang murad 5%

Hasil analisis menunjukkan sebagian besar hara Mg dalam kompos berasal dari hijauan daun, dengan demikian pemanfaatan sampah sayuran diharapkan memberikan hara Mg lebih tinggiHasil panen lombok secara statistik menunjukkan beda nyata. Pupuk Kompos Yogya dan Ungaran menunjukkan peningkatan yang nyata terutama dari Ungaran yang berupa vermikompos.

Analisis regresi Y= a + bx, dengan Y adalah hasil panen, a kandungan besi kompos menunjukkan bahwa hasil produksi lombok ditentukan oleh kandungan besi dari kompos sampah kota. Keberadaan unsur mikro ini memang sangat diperlukan dalam proses fisiologi dan metabolisme tanaman, antara lain pembentukan klorofil, ATP dan proses-proses lain.Tanah adalah suatu sistem hidup yang mengolah setiap pupuk yang diberikan dalam bentuk tersedia atau tidak tersedia bagi tanaman Pengatur utama proses ini adalah bahan organik tanah yang bertindak sebagai penyangga biologi yang mempertahankan penyediaan hara dalam jumlah tinggi dan berimbang untuk akar tanaman. Penambahan bahan organik adalah merupakan salah satu tindakan perbaikan lingkungan tumbuh tanaman untuk meningkatkan atau mengoptimalkan manfaat pupuk.

Kandungan hara Mg

Mg termasuk hara makro esensial. Unsur ini dipilih dalam analisis karena berperan sangat penting dalam proses fotositetis dan pembentukan klorofil bersama besi. Hasil analisis menunjukkan tidak ada beda nyata antar perlakuan. Meskipun hasil analisis total kompos A, B dan C menunjukkan kandungan Mg yang cukup tinggi, tetapi respon tanman ternyata cukukp kecil. Hal ini karena kandungan Mg dalam tanah tidak dalam kondisi kahat sehingga tidak tanggap terhadap pemberian tambahan Mg yang terdapat dalam kompos.

Kesehatan tanaman mengunjuk juga pada kandungan logam berat dalam tanaman. Unsur Fe, Zn dan Cu termasuk unsur hara mikro esensial tetapi adalah juga logam berat yang dalam kandungan yang banyak akan bersifat

(4)

racun bagi tanaman. Selain itu akumulasi unsur ini dalam tubuh manusia akan membahayakan kesehatan manusia sebagai konsumen.

Gambar 1. Kandungan Mg akar lombok Kandungan hara Fe, Zn, Mn, dalam akar lombok

Hasil analisis kandungan logam berat bagian trubus lombok memperlihatkan status hara mikro yang masih dalam taraf aman (normal) bagi tanaman. Oleh sebab itu analisis ditingkatkan mengaji kandungan logam berat dalam bagian akar, karena sebagian besar unsur mikro bersifat immobile sehingga lebih banyak yang terakumulasi pada bagian akar tanaman.

Gambar 2. Kandungan Fe akar lombok Analisis varian atas kandungan besi dalam akar lombok menunjukkan tidak ada beda nyata antara kontrol dan kompos A, tetapi pada kompos B dan C menunjukkan kandungan besi yang sangat tinggi. Kompos

sampah kota beraaal dari sampah pasar dan rumah tangga yang terdapat banyak sayuran yang diketahui mempunyai kandungan unsur Fe yang tinggi. Terlihat peningkatan serapan besi dengan pemberian kompos.

Gambar 2. memperlihatkan kandungan Fe akar lombok. Kandungan besi yang tinggi ini kurang baik bila digunakan sebagai sumber pangan, tetapi analisis memperlihatkan bahwa kandungan besi bagian trubus/biji yang dipanen maish di bawah ambang batas (1/10 – 1/30 kandungan dalam akar.

Analisis varian atas kandungan Zn akar lombok tidak menunjukkan beda nyata antar perlakuan. Hal ini karena kandungan Zn dalam kompos yang diberikan cukup rendah, di samping itu tanah yang digunakan dalam kondisi tidak kekurangan Zn. Kahat Zn biasanya terjadi di tanah-tanah sawah yang selalu tergenang atau tanah alkalis. Kandungan hara Zn dalam akar lombok dapat dilihat pada gambar 3.

Gambar 3. Kandungan hara Zn akar lombok Analisis serapan Mn akar lombok menunjukkan tidak ada beda nyata antara perlakuan kontrol, kompos B dan C, tetapi ada beda nyata pada perlakuan B. Hal ini karena kandungan asli kompos A kaya unsur Mn. Kandungan Mn yang tinggi ini masih di bawah ambang batas toleransi untuk konsumsi pangan (Gambar 4).

Gambar 1 sampai dengan 4 memperlihatkan bahwa meskipun dari hasil penelitian (Sri Nuryani dan Sutanto, 1995) kandungan hara Mg, Fe, Zn dan Mn dalam

(5)

trubus menunjukkan kisaran normal, tetapi ternyata terakumulasi banyak dalam akar tanaman sehingga perlu diwaspadai apabila bagian tanaman tersebut dikonsumsi sebagai bahan pangan.

Gambar 4. Kandungan Mn akar lombok

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1992. Penelitian Sumberdaya Lahan dan Air. Proyek Penelitian Masalah dan Potensi DIY. Fakultas Pertanian UGM-Bappeda DIY. Yogyakarta.

Barley, K.P, Graham, R.D., and Laing , D.R. 1975. The agronomy of annual crops. Dai Nippon Printing Co. Ltd. Hongkong. 177 p.

Borchet, H. 1981. Influence of increasing amountys of sewage sludge on the soil structure. Dalam : Proceeding of A seminar : The Influence of sewage sludge application on physical and biological properties of soils. D. Reidel Pub. Co, Doedecht, Holland.

Coppola, S. 1981. Soil microbial activities as affected by application of composted sewage sludge. Dalam : Proceeding of a seminar : The Influence of sewage sludge application on physical and biological properties of soils. D. Reidel Pub. Co, Doedecht, Holland.

Cottenie, A., M. Verloo, L. Kiekens, G. Velghe and R. Camerlynck. 1982. Chemical analysis of planst and soils. Lab. Of Analytical and agrochemistry. State Univ. Of Ghent, Belgium.

Danneberg, G.H., G. Storcheschnabel, and S.M. Ullah. 1981. The analysis of Nitrogen and humus in connection with a field test for the fertilization with straw and sewage sludge. Dalam : Proceeding a seminar : The Influence of sewage sludge application on physical and biological properties of soils. D. Reidel Pub. Co, Doedecht, Holland.

Prawirowardoyo, S., Afandie Rosmarkam, Dja’far Shiddieq, M. Shodiq H dan Mansur Ma’shum. 1987. Prosedur analisis kimia tanah. Fakultas Pertanian UGM. Yogyakarta.

Sri Nuryani H.U dan Rachman Sutanto. 1995. Uji kualitas beberapa kompos sampah kota dan efektivitasnya dalam meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman lombok. Laporan Penelitian. Fakultas Pertanian Ugm. Yogyakarta. Tan, Kim H. 1982. Principle of Soil

Chemistry. Marcel Dekker, Inc. New York. Xii + 267 h.

Tisdale, S.L., Nelson, W.L., and J. D. Beaton. 1985. Soil Fertility and Fertilizers. Macmillan Pub. Co. New York. 754. p.

Gambar

Tabel 1 menunjukkan hasil analisis  kualitas 3 jenis kompos yang digunakan dalam  penelitian
Tabel 2. Tinggi tanaman setelah perlakuan  (cm)
Gambar 1. Kandungan Mg akar lombok
Gambar 4. Kandungan Mn akar lombok

Referensi

Dokumen terkait

Motivasi Intrinsik Belajar Tokoh dalam Novel “Nak, Maafkan Ibu tak Mampu Menyekolahkanmu” karya Wiwid Prasetyo.Motivasi intrinsik adalah motivasi untuk belajar yang berasal

Seijan mielestä ”jos sulla olisi sellainen verkossa, että kerrottaisiin kansantajuisesti lyhyesti säveltäjästä, kapellimestarista, ehkä siitä solistista ja sitten

Selain penelitian tersebut, ada juga penelitian yang menggunakan pendekatan Teknologi Kerangka Organisasi dalam analisis mereka, bahkan jika E-Commerce

beserta biodata mendiang telah diiisi dengan lengkap, maka pihak keluarga diharuskan mencetak bukti reservasi yang nantinya untuk diajukan kepada pihak pengelola

Gambar 4.7 Swimlane Diagram Perencanaan Proyek Usulan.. Owner membuat SPK untuk perusahaan pemenang tender setelah terjadi kesepakatan kerja sama antara owner dan

Penelitian yang dilakukan oleh Untung Rahardja, Dina Fitria Murad, Dan Bunga Pertiwi di dalam CCIT Journal Perguruan Tinggi Raharja Pada tahun 2013 yang berjudul

Adapun tujuan penelitian ini untuk melihat efek antibakteri ekstrak daun teh terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia coli dan untuk mengetahui pada konsentrasi

Fenomena berganti-ganti telepon selular dikalangan remaja merupakan salah satu contoh perilaku pembelian kompulsif dimana dalam fenomena berganti-ganti telepon selular