• Tidak ada hasil yang ditemukan

INDEKS TENDENSI KONSUMEN TRIWULAN IV TAHUN 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "INDEKS TENDENSI KONSUMEN TRIWULAN IV TAHUN 2014"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

A.

Penjelasan Umum

Indeks Tendensi Konsumen (ITK) adalah indikator perkembangan ekonomi terkini yang dihasilkan Badan Pusat Statistik melalui Survei Tendensi Konsumen (STK). ITK merupakan indeks yang menggambarkan kondisi ekonomi konsumen pada triwulan berjalan dan perkiraan pada triwulan mendatang.

STK di Provinsi DKI Jakarta dilaksanakan setiap triwulan dengan responden sub-sampel dari Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas). Pemilihan sampel dilakukan secara panel antar triwulan untuk memperoleh gambaran yang lebih akurat mengenai perubahan persepsi konsumen antar waktu.

B.

Kondisi Ekonomi Konsumen Triwulan IV-2014

Indeks Tendensi Konsumen (ITK) provinsi DKI Jakarta pada Triwulan IV-2014 sebesar 109,93 artinya kondisi ekonomi konsumen pada Triwulan IV-2014 meningkat dari triwulan sebelumnya. Tingkat kepercayaan atau optimisme konsumen pada triuwulan terakhir tahun 2014 ini mengalami penurunan 8,82 poin dibandingkan Triwulan III-2014. Penurunan tersebut merupakan siklus yang terjadi disetiap triwulan terakhir.

Membaiknya kondisi ekonomi konsumen didorong oleh beberapa komponen pembentuk ITK dengan nilai di atas 100 yaitu komponen pendapatan rumah tangga (nilai indeks 108,38), diikuti rendahnya pengaruh inflasi terhadap tingkat konsumsi makanan (nilai indeks 106,16) dan konsumsi makanan dan non makanan (nilai indeks 118,39).

C.

Perkiraan Ekonomi Konsumen Triwulan I-2015

Nilai ITK di DKI Jakarta pada Triwulan I-2015 diperkirakan sebesar 109,53. Perkiraan optimisme konsumen yang merupakan perkiraan menurut responden, indeksnya sedikit lebih rendah dibandingkan dengan Triwulan IV-2014 (nilai ITK sebesar 109,93 ).

Berkurangnya optimisme pada Triwulan mendatang yang diperkirakan oleh konsumen disebabkan menurunnya Rencana Pembelian Barang Tahan Lama di Triwulan I Tahun 2015 dibandingkan Triwulan IV Tahun 2014.

No. 10/02/31/Th. XVII, 5 Februari 2015

INDEKS TENDENSI KONSUMEN

(2)

1.

Indeks Tendensi Konsumen (ITK) Triwulan IV Tahun 2014

Indeks Tendensi Konsumen (ITK) DKI Jakarta pada Triwulan IV-2014 sebesar 109,93, artinya kondisi ekonomi konsumen meningkat dibanding triwulan sebelumnya. Tingkat kepercayaan atau optimisme konsumen pada Triwulan IV-2014 lebih rendah dibandingkan pada Triwulan III-2014 karena pada periode triwulan III-2014 menjadi puncak konsumsi konsumen akibat adanya libur sekolah, Puasa dan hari raya Idul Fitri.

Tabel 1.

Indeks Tendensi Konsumen Menurut Variabel Pembentuknya

Variabel Pembentuk Triwulan I-2014 Triwulan II-2014 Triwulan III-2014 Triwulan IV-2014 (1) (2) (3) (4) (5)

1. Pendapatan rumah tangga kini 117,41 118,98 122,05 108,38 2. Pengaruh inflasi terhadap tingkat konsumsi

makanan 117,54 118,07 113,42 106,16

3. Tingkat konsumsi bahan makanan, makanan jadi di restoran/rumah makan, dan bukan makanan (pakaian, perumahan, pendidikan, transportasi, komunikasi, kesehatan, rekreasi)

117,95 114,58 117,48 118,39

Indeks Tendensi Konsumen 117,56 117,79 118,75 109,93

Berdasarkan variabel pembentuk ITK, membaiknya ekonomi konsumen (nilai indeks di atas 100) pada periode bulan Oktober-Desember 2014 ini karena andil dari ketiga komponen pembentuk ITK. Komponen tersebut adalah komponen Konsumsi Makanan dan Non Makanan (nilai indeks 118,75), diikuti oleh komponen Pendapatan Rumah Tangga (nilai indeks 108,38), dan rendahnya Pengaruh Inflasi terhadap Tingkat Konsumsi (nilai indeks 106,16).

Meskipun pada triwulan IV-2014 kondisi ekonomi konsumen membaik, akan tetapi berdasarkan nilai indeks tersebut menunjukkan adanya penurunan optimisme konsumen yang cukup tajam dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu dari 118,75 menjadi 109,93 atau turun sebesar 8,82 poin. Melemahnya tingkat optimisme konsumen tersebut didorong oleh melemahnya optimisme pendapatan rumah tangga kini (turun 13,67 poin) serta pengaruh inflasi terhadap konsumsi makanan ikut melemahkan optimisme konsumen (turun 7,26 poin). Inflasi selama periode triwulan ini cukup tinggi yaitu sebesar 4,64% dimana sebagian besar diakibatkan oleh kenaikan harga BBM.

Sementara pada triwulan IV-2014 tidak semua komponen mengalami penurunan yaitu adanya peningkatan optimisme konsumen untuk mengkonsumsi barang, baik makanan maupun non-makanan. Pada komponen tersebut optimisme konsumen meningkat dari 117,48 menjadi 118,39 atau naik sebesar 0,91 poin. Kondisi ini dimungkinkan sebagai dampak adanya peringatan hari raya Natal dan Tahun Baru serta adanya liburan akhir tahun yang biasanya dilakukan oleh rumah tangga.

Menurut trend series data ITK DKI Jakarta yang terlihat pada gambar 1, menunjukkan terjadinya siklus dimana pada setiap triwulan terakhir atau triwulan 4 selalu terjadi penurunan. Hal tersebut juga terjadi pada triwulan IV Tahun 2014. Kemudian pada triwulan berikutnya akan terjadi re-bound dimana akan optimisme kembali meningkat. Sementara dalam lima tahun terakhir, tingkat optimisme konsumen selalu diatas 100 atau konsumen selalu optimis dalam menilai perekonomian baik saat ini maupun triwulan yang akan datang.

(3)

Gambar 1.

Indeks Tendensi Konsumen Triwulan I-2011 s.d. Triwulan IV-2014 dan Perkiraan Triwulan I Tahun 2015

Dibandingkan triwulan III-2014 optimisme konsumen terhadap kondisi perekonomian di triwulan IV-2014 ini lebih rendah hampir pada semua komponen kecuali komponen “Konsumsi Makanan dan Non Makanan”. Meningkatnya optimisme konsumen pada komponen dimaksud sejalan dengan siklus yang hampir terjadi di setiap akhir tahun yaitu ditandai adanya perayaan Natal dan Tahun Baru serta musim liburan sekolah. Pengalihan subsidi BBM yang mengakibatkan naiknya harga BBM bersubsidi tidak serta merta berdampak langsung pada konsumsi makanan dan non makanan. Pada periode Triwulan IV-2014 terjadi peningkatan optimisme yang cukup tinggi pada indeks makanan (naik 20,58 poin) yang didorong oleh peningkatan optimisme konsumsi makanan jadi di restoran (naik 31,32 poin). Periode liburan akhir tahun dan berbagai perayaan pada periode triwulan tersebut membuat konsumen lebih memilih untuk membeli makanan jadi di luar rumah. Sementara, konsumen di DKI Jakarta ternyata pesismis terhadap pembelian barang non makanan dimana nilai indeksnya kurang dari 100. Konsumen di DKI Jakarta paling pesimis dalam hal mengkonsumsi produk barang atau jasa kesehatan..

Tabel 2. Indeks Konsumsi Komoditi-Komoditi

2.

Perkiraan Indeks Tendensi Konsumen Triwulan I Tahun 2015

Nilai ITK di DKI Jakarta pada Triwulan I-2015 diperkirakan sebesar 109,53, artinya kondisi ekonomi konsumen diprediksi tetap menunjukkan trend positif. Namun tingkat optimisme konsumen tersebut diperkirakan sedikit lebih rendah dibandingkan optimisme triwulan IV-2014, dimana optimismenya berkurang sebesar 0,39

109,93 109,53 95,00 100,00 105,00 110,00 115,00 120,00 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 2011 2012 2013 2014 2015

Komoditi Tw. III-2014 Tw. IV-2014

(1) (2) (3)

1. Indeks Makanan 118,41 138,99

- Bahan makanan 120,17 107,62

- Makanan jadi di restoran/rumah makan 116,48 147,80

2. Indeks Non Makanan 115,51 84,88

- Perumahan (listrik, gas, dan bahan bakar) 124,76 88,10

- Pakaian, sepatu, dan tas 121,35 98,95

- Kesehatan, peralatan kesehatan, jasa rumah sakit 97,60 74,78

- Pendidikan 110,01 116,84

- Rekreasi (termasuk penginapan/hotel) 116,13 120,13

- Transportasi / Angkutan 121,99 125,68

- Komunikasi 116,91 107,87

(4)

poin. Penurunan tingkat optimisme pada triwulan mendatang dipicu oleh melemahnya optimisme terhadap rencana pembelian barang tahan lama, meskipun pendapatan rumah tangga mendatang menunjukkan peningkatan optimisem sebesar 2,42 poin dibandingkan Triwulan IV-2014.

Indeks Perkiraan Pendapatan Rumah Tangga Mendatang di DKI Jakarta menunjukkan optimisme yang cukup tinggi bahkan tertinggi kedua se Indonesia setalah Provinsi Bali (nilai indeks 111,99) dan diatas rata-rata nasional (108,12). Salah satu faktor yang mendorong optimisme tersebut adalah adanya berita tentang kenaikan gaji dan tunjangan bagi PNS khususnya PNS di lingkungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Tabel 3. Perkiraan Indeks Tendensi Konsumen Triwulan I-2015 Menurut Variabel Pembentuknya

Variabel Pembentuk ITK Triwulan I-2015

(1) (2)

- Perkiraan pendapatan rumahtangga mendatang 110,80 - Rencana pembelian barang-barang tahan lama, (elektronik,

perhiasan, perangkat komunikasi, meubelair, peralatan

rumahtangga, kendaraan bermotor, tanah, rumah), rekreasi, dan pesta/hajatan

107,28

Indeks Tendensi Konsumen Mendatang 109,53

3.

Perbandingan ITK DKI Jakarta Dengan Provinsi Lain di Indonesia

Kondisi ekonomi konsumen yang membaik pada Triwulan IV-2014 juga terjadi di seluruh provinsi di Indonesia. Diantara 7 provinsi di Jawa dan Bali, Provinsi DKI Jakarta merupakan provinsi dengan angka indeks tertinggi ketiga setelah Provinsi Bali (113,13) dan Bali (110,23). Sementara yang terendah di kawasan tersebut adalah Provinsi Jawa Tengah dengan nilai indeks 106,02 (Gambar 2). Hanya ada dua provinsi yang nilai ITK nya bearada di bawah ITK nasional yaitu Provinsi Jawa Barat dan Jawa Tengah. Hal ini mengindikasikan bahwa konsumen di kawasan tersebut memiliki tingkat optimisme di atas rata-rata nasional.

Gambar 2.

Indeks Tendensi Konsumen (ITK) Triwulan IV-2014 Tingkat Nasional dan 7 Provinsi di Jawa dan Bali

113,13 110,23 109,93 108,03 107,83 107,09 106,02 107,62 102 104 106 108 110 112 114

Bali Jatim DKI DI Yogya Banten Jabar Jateng Provinsi Indonesia

(5)

Perkiraan kondisi ekonomi konsumen yang lebih baik pada Triwulan I-2015 terjadi di kawasan Jawa dan Bali bahkan di seluruh provinsi di Indonesia. Diantara 7 provinsi di kawasan Jawa dan Bali, Provinsi Bali merupakan provinsi dengan angka ITK triwulan mendatang tertinggi dengan nilai indeks sebesar 111,11, diikuti oleh Provinsi DKI Jakarta (109,53) dan Jawa Timur (109,11). Sementara yang terendah adalah Provinsi Jawa Tengah dengan nilai indeks 105,49 (Lihat Gambar 3).

Gambar 3.

Perkiraan Indeks Tendensi Konsumen (ITK) Triwulan I-2015 Tingkat Nasional dan 7 Provinsi di Jawa dan Bali

111,11 109,53 109,11 107,81 107,06 106,19 105,49 106,93 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112

Bali DKI Jatim DI Yogya Banten Jabar Jateng Provinsi Indonesia

(6)

BPS PROVINSI DKI JAKARTA

Informasi lebih lanjut hubungi:

Ir. Dwi Paramita Dewi, ME

Bidang Neraca Wilayah & Analisis Statistik

Telepon

:

021-31928493, ext. 600

Fax

:

021-3152004

e-mail

:

bps3100@.bps.go.id

Gambar

Tabel 2. Indeks Konsumsi Komoditi-Komoditi
Tabel 3. Perkiraan Indeks Tendensi Konsumen Triwulan I-2015  Menurut Variabel Pembentuknya

Referensi

Dokumen terkait

Data yang dinilai data variabel bebas yaitu persepsi siswa tentang etos kerja guru (X) dengan menggunakan angket sebagai instrument penelitian, serta

Pembangunan merupakan keinginan untuk memperbaiki nasib suatu bangsa dengan berpedoman pada indikator yang ditetapkan  modernisasi (proses yang sebelumnya sebagai nasib,

Luas Panen, Rata-rata Produksi dan Total Produksi Padi Sawah Menurut Kecamatan Tahun 2011 Harvest Area, Average Production, and Total Production of Wetland Paddy per Districts

Hasil penelitian (Alifian & Rahardjo, 2016) yang berjudul Analisis Pengaruh Job Insecurity, Kepuasan Kerja, Dan Komitmen Organisasi Terhadap Keinginan Berpindah

Hasil analisa dengan Amos 6.0 menunjukkan bahwa variabel pengeluaran pemerintah memiliki nilai estimasi yang positif tidak signifikan terhadap kesejahteraan

Parfum Laundry Mataram Beli di Surga Pewangi Laundry Beli di Toko, Agen, Distributor Surga Pewangi Laundry Terdekat/ Dikirim dari Pabrik.. BERIKUT INI JENIS

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 70 huruf b Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2020 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 2 Tahun

Pelaksanaan perjanjian safe deposit box antara bank dengan nasabah, dapat dikatakan bahwa nasabah melakukan dua kegiatan yaitu di satu sisi nasabah melakukan perjanjian