• Tidak ada hasil yang ditemukan

PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

ASET

2010 2009

ASET LANCAR

Kas dan setara kas 63.896.557.521 41.172.715.399

Piutang usaha

Pihak ketiga (setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp 233.494.730 pada

tahun 2010 dan 2009) 39.736.740.553 22.092.318.526 Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 276.688.620 1.948.770.779

Piutang lain - lain, bersih 1.409.616.593 8.880.163.913

Persediaan 114.525.586.513 102.474.895.840

Uang muka kepada pemasok dan lain-lain, bersih 7.657.713.596 2.047.816.489

Biaya dibayar di muka 522.054.868 790.301.290

Jumlah Aset Lancar 228.024.958.264 179.406.982.236

ASET TIDAK LANCAR

Aset pajak tangguhan, bersih 2.342.866.812 2.006.051.206

Penyertaan saham 630.000.000 630.000.000

Tanaman perkebunan

Menghasilkan (setelah dikurangi akumulasi

amortisasi sebesar Rp8.295.736.025) 8.029.015.481 Belum menghasilkan 547.303.340 -Aset tetap

(Setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp122.009.371.476 pada tahun 2010 dan

Rp107.861.848.793 pada tahun 2009) 112.923.243.888 116.568.915.757

Goodwill, bersih 6.763.486.833

-Taksiran tagihan pajak 15.664.596.552 13.693.498.133

Biaya tangguhan hak atas tanah, bersih 1.661.704.375 -Uang Muka pembelian penyertaan saham - 12.000.000.000

Lain-lain 2.488.652.834 3.318.554.458

Jumlah Aset Tidak Lancar 151.050.870.115 148.217.019.554

JUMLAH ASET 379.075.828.379 327.624.001.790

(2)

KEWAJIBAN DAN EKUITAS

Catatan 2010 2009

KEWAJIBAN LANCAR

Hutang bank jangka pendek 2o,15,35 108.872.800.000 39.692.100.000 Hutang usaha 16 4.995.525.220 3.381.892.022 Hutang lain-lain 17 491.442.366 1.821.931.289 Biaya masih harus dibayar 2o,19,21,35 2.667.368.250 2.000.789.920 Hutang pajak 2p,20 13.680.013.653 13.867.862.944 Uang muka pelanggan 2o,18,35 967.784.392 2.101.751.889 Pendapatan diterima di muka 67.611.999 -Hutang jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun

Hutang bank 2o,21,35 7.585.400.000 5.324.550.000 Pembiayaan konsumen 21.600.000 37.546.626 Kewajiban sewa pembiayaan 2j,22 63.735.055 196.737.498 Jumlah Kewajiban Lancar 139.413.280.935 68.425.162.188

KEWAJIBAN TIDAK LANCAR

Kewajiban pajak tangguhan, bersih 2p,20 4.683.279.034 6.551.498.326 Hutang jangka panjang - setelah dikurangi

bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun

Hutang bank 2o,21,35 23.559.360.000 61.861.590.000 Pembiayaan konsumen 7.200.000 141.375.001 Kewajiban sewa pembiayaan 2j,22 638.635.050 327.895.833 Kewajiban imbalan kerja karyawan 2r,23 17.628.068.638 13.985.443.794 Jumlah Kewajiban Tidak Lancar 46.516.542.722 82.867.802.954 Jumlah Kewajiban 185.929.823.657 151.292.965.142

KELEBIHAN NILAI BUKU ATAS BIAYA PEROLEHAN ANAK PERUSAHAAN YANG

DIKONSOLIDASI, BERSIH 2b,24 634.724.139 830.023.874

HAK MINORITAS ATAS AKTIVA BERSIH

ANAK PERUSAHAAN YANG DIKONSOLIDASI 2b,25 51.482.154.708 46.635.913.863

EKUITAS

Modal saham - nilai nominal Rp500 per saham Modal dasar, ditempatkan dan disetor penuh -

1.440.000.000 saham 26 720.000.000.000 720.000.000.000 Selisih nilai transaksi restrukturisasi

entitas sepengendali 2m (430.308.190) (430.308.190) Defisit (578.540.565.935) (590.704.592.899) Ekuitas, Bersih 141.029.125.875 128.865.098.911

JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 379.075.828.379 327.624.001.790

Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.

Jakarta, 29 Oktober 2010 Direktur

(3)

Pada Tanggal-tanggal 30 September

Catatan 2010 2009

PENJUALAN BERSIH 2e,2n,5,27 672.397.458.014 402.437.611.620

BEBAN POKOK PENJUALAN 2e,2n,5,28,29 596.545.391.414 330.545.209.218

LABA KOTOR 75.852.066.600 71.892.402.402

BEBAN USAHA 5,19,30

Umum dan administrasi 29.001.513.431 23.549.038.084

Penjualan 6.413.497.341 6.004.363.699

Jumlah Beban Usaha 35.415.010.772 29.553.401.783

LABA USAHA 40.437.055.828 42.339.000.619

PENDAPATAN (BEBAN) LAIN-LAIN

Laba selisih kurs, bersih 2o,15,21,35 3.037.874.110 11.064.217.707 Penghasilan sewa 1.195.894.470 1.129.029.512 Penghasilan bunga 3,31 710.056.122 1.241.445.881 Laba pelepasan aset tetap, bersih 2i,13 48.067.728 297.047.655 Beban bunga 2o,15,21,32 (6.428.839.353) (8.430.652.404) Laba penjualan saham penyertaan, bersih - 10.636.496.284 Lain-lain, bersih 2q,33 (2.458.460.575) (1.198.294.222)

Pendapatan (Beban) Lain-lain, Bersih (3.895.407.498) 14.739.290.413

LABA SEBELUM

MANFAAT (BEBAN) PAJAK 36.541.648.330 57.078.291.032

MANFAAT (BEBAN) PAJAK 2p,14,20

Kini (11.549.370.750) (11.387.809.440)

Tangguhan 780.810.538 19.241.290 Beban Pajak, Bersih (10.768.560.212) (11.368.568.150)

LABA SEBELUM HAK MINORITAS ATAS LABA BERSIH ANAK PERUSAHAAN

YANG DIKONSOLIDASI 25.773.088.118 45.709.722.882

HAK MINORITAS ATAS LABA BERSIH ANAK

PERUSAHAAN YANG DIKONSOLIDASI, BERSIH 2b (10.172.503.978) (9.823.347.548)

LABA BERSIH 15.600.584.140 35.886.375.334

LABA PER SAHAM DASAR 2u 11 25

(4)

Untuk Sembilan Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 30 September 2010 dan 2009 Modal saham-dasar Selisih nilai transaksi

ditempatkan dan restrukturisasi Ekuitas,

disetor penuh entitas sepengendali Defisit Bersih

Saldo per 31 Desember 2008 720.000.000.000 (430.308.190) (626.590.968.233) 92.978.723.577

Laba bersih sembilan bulan - - 35.886.375.334 35.886.375.334

Saldo per 30 September 2009 720.000.000.000 (430.308.190) (590.704.592.899) 128.865.098.911 Saldo per 31 Desember 2009 720.000.000.000 (430.308.190) (594.141.150.075) 125.428.541.735 Laba bersih sembilan bulan - - 15.600.584.140 15.600.584.140

(5)

PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASI

(Disajikan dalam Rupiah)

Untuk Sembilan Bulan yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 30 September

Catatan 2010 2009

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI

Penerimaan kas dari pelanggan 664.120.636.386 394.248.226.729 Penerimaan kas dari :

Pendapatan sewa 1.185.653.190 774.000.000 Penghasilan bunga 1.240.961.505736.120.466 Lain lain 590.651.336195.950.811 Restitusi pajak 502.929.246 -Pembayaran kas kepada pemasok (552.968.251.440) (329.542.974.356) Pembayaran kas untuk :

Gaji dan upah (33.936.834.374) (26.043.624.411) Beban usaha (diluar biaya gaji dan upah) (45.079.922.273) (38.918.411.288) Beban bunga (6.267.360.263) (8.380.824.771) Pajak penghasilan badan dan pajak lainnya (12.806.256.414) (20.147.356.145)

Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Operasi (26.179.351.401)15.682.665.335

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI

Penerimaan dividen 11 85.000.000- Hasil penjualan aset tetap 13 570.927.20010.567.728 Uang Muka Penyertaan 5,25 (8.203.440.000)- Biaya terkait tanaman belum menghasilkan (135.430.040) -Hasil penjualan penyertaan 5,25 11.977.599.736- Pembelian aset tetap 13 (3.156.760.295) (5.255.314.570) Kenaikan uang muka pembelian aset tetap 13 (4.011.897.941)

-Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Investasi (825.227.634)(7.293.520.548)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN

Penambahan hutang jangka pendek 29.064.300.000 32.335.250.000 Pembayaran hutang jangka panjang yang jatuh tempo

dalam satu tahun (23.193.350.000) (20.688.600.000) Penambahan (pembayaran) pinjaman jangka panjang

dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa (336.139.489) -Pembayaran dividen ke pemegang saham minoritas (6.246.639.000) (5.249.807.500) Penambahan modal dari pemegang saham minoritas 506.000.000 -Pembayaran hutang pembiayaan konsumen (40.509.075) -Pembayaran hutang sewa guna usaha (582.179.001) (786.225.603)

Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Pendanaan 5.610.616.897(828.516.565)

KENAIKAN BERSIH KAS DAN SETARA KAS (21.393.962.138)7.560.628.222

KAS DAN SETARA KAS AWAL PERIODE 3 56.335.929.299 62.566.677.537

KAS DAN SETARA KAS AKHIR PERIODE 3 41.172.715.39963.896.557.521

(6)

1. UMUM

a. Pendirian Perusahaan

b. Penawaran Umum Efek Perusahaan

PT Prasidha Aneka Niaga Tbk (Perusahaan) didirikan dengan nama PT Aneka Bumi Asih berdasarkan akta Notaris Paul Tamara No. 7 tanggal 16 April 1974. Akta pendirian Perusahaan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. Y.A.5/358/23 tanggal 3 Oktober 1974 dan diumumkan dalam Tambahan No. 2488 dari Berita Negara No. 37 tanggal 10 Mei 1994. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan. Akta Notaris Ny. Liliana Arif Gondoutomo, S.H. No. 38 dan akta Perubahan No. 39 tanggal 29 Desember 1993 mengenai peningkatan modal dasar Perusahaan, perubahan pemegang saham dan penggantian nama Perusahaan menjadi PT Prasidha Aneka Niaga telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-3792.HT.01.04.TH.94 tanggal 1 Maret 1994 dan diumumkan dalam Tambahan No. 2678 dan Berita Negara No. 40 tanggal 20 Mei 1994. Akta Notaris Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, S.H. No. 127 tanggal 10 Mei 1994 mengenai perubahan seluruh Anggaran Dasar Perusahaan dalam rangka penawaran umum saham telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-10.238.HT.01.04.TH.94 tanggal 5 Juli 1994 dan diumumkan dalam Tambahan No. 6079 dari Berita Negara No. 58 tanggal 21 Juli 1995, dan yang terakhir dengan akta Notaris Ny. Liliana Arif Gondoutomo, S.H. No. 7 tanggal 10 April 1997 mengenai perubahan Anggaran Dasar Perusahaan dalam rangka penyesuaian dengan Undang-undang Perseroan Terbatas No. 1 tahun 1995 dan Undang-undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995 berikut peraturan-peraturan pelaksanaannya serta perubahan nilai nominal saham dari Rp 1.000 per saham menjadi Rp 500 per saham, yang telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-3797.HT.01.04.TH.97 tanggal 15 Mei 1997 dan diumumkan dalam Tambahan No. 2135 dari Berita Negara No. 43 tanggal 30 Mei 1997. Perubahan terakhir dengan akta Notaris Ny. Liliana Arif Gondoutomo, S.H., No.10 tanggal 20 Oktober 2008 mengenai perubahan seluruh Anggaran Dasar Perusahaan untuk menyesuaikan dengan Undang-undang No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No.AHU-97905.AH.01.02. Tahun 2008 tanggal 18 Desember 2008 dan diumumkan dalam Tambahan Berita Negara No.9 tanggal 30 Januari 2009.

Perusahaan berdomisili di Jalan Jenderal Sudirman No. 47 Jakarta Selatan dan pabriknya berlokasi di Jalan Ki Kemas Rindho, Kertapati, Palembang. Perusahaan saat ini bergerak dalam bidang pengolahan dan perdagangan hasil bumi. Perusahaan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1974.

Atas persetujuan dari Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM), pada tahun 1994, Perusahaan melalui Bursa Efek Jakarta dan Surabaya (yang telah bergabung menjadi Bursa Efek Indonesia) menjual 30.000.000 lembar sahamnya dengan nilai nominal Rp 1.000 per saham kepada masyarakat dengan harga jual Rp 3.000 per saham. Perbedaan antara jumlah nilai nominal dengan jumlah harga jual saham (agio saham) tersebut sebesar Rp 60.000.000.000. Pada tahun 1997, Perusahaan membagikan saham bonus (untuk setiap pemegang 2 saham yang tercatat dalam Daftar Pemegang Saham tanggal 8 Juli 1997, berhak atas 1 saham bonus).

(7)

c. Struktur Anak Perusahaan yang dikonsolidasi

Rincian mengenai Anak Perusahaan yang dikonsolidasi adalah sebagai berikut : Domisili dan

Tahun Usaha % Jumlah Aktiva

Komersial Pemi- (dalam Jutaan Rupiah)

Anak Perusahaan Dimulai Bidang Usaha likan 2010 2009 Langsung

PT Aneka Bumi Kencana Surabaya, Pengolahan dan perdagangan 99,9990

1984 hasil bumi

PT Aneka Sumber Kencana B. Lampung, Pengolahan dan perdagangan 99,9998

1984 hasil bumi

PT Lampung Sumber Kencana B. Lampung, Pengolahan dan perdagangan 99,9940 Pelleting Factory 1986 hasil bumi

PT Aneka Widya Graha Jakarta, 1986 Real estat 99,9990 PT Surabaya Pelleting Company Sidoarjo, 1970 Pengolahan dan perdagangan 99,9990 ( Dijual pada Agustus 2009, catatan 5) hasil bumi

PT Tirtha Harapan Bali Singaraja, 1973 Pengolahan dan perdagangan 99,9900 hasil bumi

PT Aneka Coffee Industry Sidoarjo, 1996 Pabrik kopi bubuk dan 65,0000 instan

Tidak Langsung

PT Indoarabica Mangkuraja Bengkulu, 1989 Perkebunan dan pengolahan 93,9960 hasil bumi

PT Aneka Coffee Industry (ACI)

6.535 7.551 15.959 18.251 3.829 3.921 112 124 - 2.002 1.056 1.187 172.396 174.454 9.327

-Berdasarkan Perjanjian Pengikatan Jual Beli Saham tanggal 8 September 2008, ACI setuju untuk melakukan pembelian 20.150 saham atau setara dengan 97,81% milik PT Aneka Agroprasidha (AAP) di PT Indoarabica Mangkuraja (IAM). ACI dan AAP setuju bahwa harga jual atas saham tersebut maksimum sebesar US$1.200.000 dengan memperhatikan hasil penilaian saham yang dilakukan oleh penilai independen dan uang muka sebesar 30% dari harga jual harus dibayarkan selambat-lambatnya pada tanggal 31 Oktober 2008. Pada tanggal 30 Oktober 2008, ACI membayar uang muka kepada AAP sebesar US$360.000. Kemudian pada tanggal 12 Januari 2009 dilakukan amandemen perjanjian atas perubahan harga jual menjadi sebesar Rp12.000.000.000, dimana perjanjian ini berlaku selama 6 (enam) bulan.

Pada tanggal 9 Juni 2009, dilakukan kembali perpanjangan amandemen perjanjian serta disetujui pembayaran harga jual sebesar Rp12.000.000.000, yang dibayar sebanyak 2 (dua) kali dengan jumlah masing-masing sebesar Rp3.796.560.000 pada tanggal 30 Oktober 2008 dan Rp8.203.440.000 pada tanggal 10 Juni 2009.

Berdasarkan Akta Notaris No.8 tanggal 31 Agustus 2009 pleh Ny. Liliana Arif Gondoutomo, S.H. dilakukan pengalihan dan penyerahan hak atas saham. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, IAM melakukan perubahan anggaran dasar yang telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam suratnya No.AHU-57674.AH.01.02 tanggal 25 November 2009.

(8)

Nilai wajar yang diakui pada

saat akuisisi Nilai buku sebelumnya Kas dan bank 480.882.778 480.882.778 Piutang lain-lain 41.440.000 41.440.000 Persediaan 54.794.292 54.794.292 Uang muka kepada pemasok 62.000.000 62.000.000 Aset pajak tangguhan 3.016.471.842 3.016.471.842 Tanaman menghasilkan 11.307.546.875 914.465.863 Tanaman belum menghasilkan 39.618.764 39.618.764 Aset tetap 1.878.705.225 663.653.551 Biaya tangguhan hak

atas tanah, bersih 1.796.802.292 -Jumlah aset 18.678.262.068 5.273.327.090 Hutang pajak 8.400.000 8.400.000 Biaya masih harus di bayar 147.909.783 147.909.783 Pinjaman dari ACI 10.033.000.000 10.033.000.000 imbalan kerja karyawan 451.082.354 451.082.354 Jumlah kewajiban 10.640.392.137 10.640.392.137 Aset bersih 8.037.869.931 (5.367.065.047)

Hak minoritas -Jumlah aset bersih yang diperoleh 8.037.869.931 Biaya perolehan 12.000.000.000 Kelebihan biaya perolehan atas

nilai aset bersih yang diakuisisi 3.962.130.069 Kewajiban pajak tangguhan

atas aset yang terindentifikasi 3.351.233.745 Goodwill pada tanggal akuisisi 7.313.363.814 Amortisasi atas goodwill (549.876.981)

Goodwill, bersih 6.763.486.833

Nilai wajar aset dan kewajiban teridentifikasi dari PT IAM pada tanggal akuisisi adalah :

Goodwill diamortisasi selama sisa umur hak atas tanah perkebunan sampai dengan 8 Januari 2021.

Dengan adanya transaksi di atas, IAM dimiliki oleh ACI sebesar 93,996%. Namun demikian, dikarenakan aset bersih yang diperoleh ACI bersaldo negatif, maka selanjutnya kerugian yang berlaku atas hak minoritas diakui 100% oleh ACI.

(9)

PT Surabaya Pelleting Company

d. Karyawan, Direksi dan Dewan Komisaris

Dewan Komisaris

1. Mansjur Tandiono - Presiden Komisaris

2. Widyono Lianto - Wakil Presiden Komisaris

3. Made Sudharta - Komisaris

4. Agus Soegiarto - Komisaris (Catatan 26)

5. Fery Yennoto - Komisaris Independen

6. Robertus Sukamto - Komisaris Independen (Catatan 26) Dewan Direksi

1. Jeffry Sanusi Soedargo - Presiden Direktur

2. Didik Tandiono - Wakil Presiden Direktur

3. H. Sjamsul Bachri Uding - Direktur

4. Budi Pringgosusanto - Direktur

5. Lie Sukiantono Budinarta - Direktur

6. Moenardji Soedargo - Direktur

Pada tanggal 30 September 2010, susunan anggota Dewan Komisaris, Dewan Direksi Perusahaan, dan Komite Audit adalah sebagai berikut :

Pada tanggal 19 Agustus 2009, Perusahaan telah menandatangani Perjanjian Jual Beli seluruh saham PT Surabaya Pelleting Company yang dimiliki Perusahaan kepada pihak ketiga, yang diaktakan dengan akta Notaris Ny. Liliana Arif Gondoutomo, S.H., No.6 dengan harga penjualan sebesar

Rp12.999.133.000,-Sehubungan dengan transaksi tersebut, Perusahaan mengakui laba penjualan penyertaan saham bersih sebesar Rp.10.088.190.999,- setelah dikurangi biaya-biaya atas penjualan penyertaan tersebut dan amortisasi kelebihan nilai buku atas biaya perolehan Anak perusahaan, dan dicatat sebagai bagian dari "Pendapatan (Beban) Lain-lain" pada laporan laba rugi konsolidasi akhir tahun 2009.

Berdasarkan risalah Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT IndoArabica Mangkuraja No 14 tanggal 30 Juni 2010, para pemegang saham menyetujui, antara lain :

1. Menyetujui usulan konversi piutang ACI terhadap IAM sebesar Rp7.955.000.000 (tujuh milyar sembilanratus limapuluh lima juta Rupiah) menjadi 7.995 (tujuhribu sembilanratus limapuluh lima) saham.

2. Sehubungan persetujuan sebagaimana dimaksud dengan angka 1 diatas, menyetujui peningkatan modal IAM dari Rp25.000.000.000,- (Dua puluh lima milyar Rupiah) menjadi Rp40.000.000.000,- (Empat puluh milyar Rupiah), sehingga struktur pemodalan menjadi Modal Dasar Rp40.000.000.000,- ( Empat puluh milyar Rupiah) dan Modal ditempatkan dan

disetor Rp29.898.000.000,-(Dua puluh sembilan milyar delapan ratus sembilan puluh delapan juta Rupiah) atau 29.898 (dua

Dengan adanya transaksi di atas, IAM dimiliki oleh ACI menjadi sebesar 94,003%. Namun demikian, dikarenakan aset bersih yang diperoleh ACI bersaldo negatif, maka selanjutnya kerugian yang berlaku atas hak minoritas diakui 100% oleh ACI.

Pada RUPSLB tersebut juga disetujui bahwa dari modal ditempatkan dan disetor tersebut disetujui diambil bagian dan disetor oleh :

1. PT ACI sebanyak 7.955 (tujuh ribu sembilan ratus lima puluh lima) lembar saham atau sebesar Rp7.995.000.000,- ( Tujuh

milyar sembilan ratus lima puluh lima juta Rupiah), yang merupakan konversi piutang ACI terhadap IAM.

2. Tuan Kurnia Utama, sebanyak 41 (empat puluh satu) saham atau sebesar Rp.41.000.000,- (Empat Puluh satu juta Rupiah). 3. Tuan Haji Sjafrudin Bachri, sebanyak 465 (Empat ratus enam puluh lima) saham atau sebesar Rp465.000.000,- (Empat ratus enam puluh lima juta Rupiah).

(10)

Komite Audit

1. Fery Yennoto - Ketua

2. Vonalita Santoso - Anggota (Catatan 26)

3. Daniel - Anggota (Catatan 26)

Dewan Komisaris

1. Mansjur Tandiono - Presiden Komisaris

2. Widyono Lianto - Wakil Presiden Komisaris

3. Made Sudharta - Komisaris

4. John Michael Hilton - Komisaris

5. Fery Yennoto - Komisaris Independen

6. Agus Soegiarto - Komisaris Independen

Dewan Direksi

1. Jeffry Sanusi Soedargo - Presiden Direktur

2. Didik Tandiono - Wakil Presiden Direktur

3. H. Sjamsul Bachri Uding - Direktur

4. Budi Pringgosusanto - Direktur

5. Lie Sukiantono Budinarta - Direktur

6. Moenardji Soedargo - Direktur

Komite Audit

1. Fery Yennoto - Ketua

2. Vonalita Santoso - Anggota (Catatan 28)

3. Hari Matondang - Anggota (Catatan 28)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI

a. Dasar Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasi

Mata uang pelaporan yang digunakan dalam laporan keuangan konsolidasi adalah Rupiah.

Laporan keuangan konsolidasi terlampir disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, yaitu Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan peraturan Badan Pengawas Pasar Modal - Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) dan pedoman penyajian laporan keuangan konsolidasi.

Laporan keuangan konsolidasi disusun berdasarkan konsep biaya historis, kecuali untuk persediaan yang dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih, penyertaan saham tertentu yang dicatat dengan metode ekuitas dan aktiva tetap tertentu yang telah dinilai kembali. Laporan keuangan konsolidasi disusun berdasarkan konsep akrual, kecuali untuk laporan arus kas konsolidasi.

Laporan arus kas konsolidasi menyajikan penerimaan dan pengeluaran kas dan setara kas yang diklasifikasikan dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Perusahaan dan Anak Perusahaan menyajikan arus kas dari aktivitas operasi dengan menggunakan metode langsung.

Pada tanggal 30 September 2009, susunan anggota Dewan Komisaris, Dewan Direksi Perusahaan, dan Komite Audit adalah sebagai berikut :

Perusahaan dan Anak Perusahaan memiliki 520 dan 494 karyawan tetap masing-masing pada tanggal 30 September 2010 dan 2009.

(11)

b. Prinsip-prinsip Konsolidasi

Seluruh saldo akun dan transaksi yang signifikan antar perusahaan yang dikonsolidasi telah dieliminasi.

c. Setara Kas

d. Penyisihan Piutang Ragu-ragu

e. Transaksi dengan Pihak-Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa

f. Persediaan

g. Biaya Dibayar di Muka

Biaya dibayar di muka dibebankan sesuai masa manfaat masing-masing biaya .

Laporan keuangan konsolidasi meliputi laporan keuangan Perusahaan dan Anak Perusahaan yang dimiliki lebih dari 50%, baik langsung maupun tidak langsung.

Bagian hak minoritas atas ekuitas dari Anak Perusahaan yang dikonsolidasi disajikan dalam akun "Hak Minoritas atas Aktiva Bersih Anak Perusahaan yang Dikonsolidasi" dalam neraca konsolidasi.

Selisih lebih nilai buku atas biaya perolehan Anak Perusahaan yang dikonsolidasi diamortisasi selama 20 (dua puluh) tahun dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method) .

Deposito berjangka dengan jangka waktu tiga bulan atau kurang pada saat ditempatkan dan tidak dijaminkan atas hutang diklasifikasikan sebagai setara kas.

Perusahaan dan Anak Perusahaan menetapkan penyisihan piutang ragu-ragu berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan akun piutang masing-masing pelanggan pada akhir tahun.

Perusahaan dan Anak Perusahaan melakukan transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 7, "Pengungkapan Pihak-Pihak Yang Mempunyai Hubungan Istimewa".

Seluruh transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa dalam jumlah signifikan, yang dilakukan dengan atau tidak dengan persyaratan dan kondisi yang sama dengan pihak ketiga, telah diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasi.

Persediaan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih (the lower of cost or net realizeable value) . Biaya perolehan ditentukan dengan menggunakan metode rata-rata bergerak (moving-average method) . Penyisihan persediaan usang dan penurunan harga pasar disajikan untuk menyesuaikan nilai persediaan ke nilai realisasi bersihnya.

Selisih lebih nilai buku atas biaya perolehan Anak Perusahaan yang dikonsolidasi diamortisasi selama 11 (sebelas) tahun berdasarkan sisa umur hak guna atas tanah dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method) .

ebelum tanggal 1 Januari 2009, persediaan dicatat berdasarkan PSAK No. 14 yang dikeluarkan Ikatan Akuntan Indonesia pada tahun 1994. Efektif tanggal 1 Januari 2009, Perusahaan menerapkan PSAK No.14 ( Revisi 2008), "Persediaan", yang menggantikan PSAK No.14 (1994), "Persediaan". Penerapan PSAK revisi ini tidak menimbulkan dampak yang signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasi Perusahaan dan Anak Perusahaan.

(12)

h. Penyertaan Saham

i. Tanaman perkebunan

j. Aset Tetap

Persentase Bangunan dan prasarana 5 - 10 % Mesin dan peralatan 10 - 50 Peralatan kantor 25 - 50 Kendaraan 25 - 50 Penyertaan saham dimana Perusahaan dan Anak Perusahaan memiliki pemilikan kurang dari 20% dicatat berdasarkan biaya perolehan (metode biaya) dan disesuaikan dengan penurunan permanen, jika ada.

Aset tetap, kecuali tanah, dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan rugi penurunan nilai. Biaya perolehan termasuk biaya penggantian bagian aset tetap saat biaya tersebut terjadi, jika memenuhi kriteria pengakuan. Selanjutnya pada saat inspeksi yang signifikan dilakukan, biaya inspeksi itu diakui ke dalam jumlah tercatat ("carrying amount") aset tetap sebagai suatu penggantian jika memenuhi kriteria pengakuan. Semua biaya pemeliharaan dan perbaikan yang tidak memenuhi kriteria pengakuan diakui dalam laporan laba rugi pada saat terjadinya,

Penyusutan bangunan dan prasarana dilakukan dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method) sedangkan penyusutan aktiva tetap lainnya, kecuali untuk mesin dan peralatan PT Aneka Coffee Industry (ACI), Anak Perusahaan, dihitung dengan menggunakan metode saldo menurun ganda (double-declining balance method) berdasarkan persentase sebagai berikut:

Penyusutan mesin dan peralatan ACI dihitung dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method) sesuai masa manfaat mesin dan peralatan selama 5 (lima) sampai 20 (dua puluh) tahun dan kendaraan selama 5 (lima) tahun. Tanah dinyatakan sebesar biaya perolehan dan tidak diamortisasi. Biaya-biaya tertentu sehubungan dengan perolehan atau perpanjangan hak pemilikan tanah ditangguhkan dan diamortisasi sepanjang periode hak atas tanah atau umur ekonomis tanah, mana yang lebih pendek.

Aktiva dalam penyelesaian disajikan dalam neraca konsolidasi sebagai bagian dari aktiva tetap dan dinyatakan sebesar biaya perolehan. Akumulasi biaya perolehan ini akan dipindahkan ke masing-masing aktiva tetap yang bersangkutan pada saat aktiva tersebut selesai dikerjakan dan siap digunakan.

Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pada saat dilepaskan atau saat tiadak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset (dihitung sebagai perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan dan jumlah tercatat dari aset) dimasukkan dalam laporan lana rugi pada tahun aset tersebut dihentikan pengakuannya.

Pada setiap akhir tahun buku, nilai residu, umur manfaat dan metode penyusutan di-review , dan jika sesuai dengan keadaan, disesuaikan secara prospektif.

Tanaman perkebunan diklasifikasikan dalam tanaman perkebunan yang belum menghasilkan dan menghasilkan. Tanaman perkebunan yang belum menghasilkan dinyatakan sebesar harga perolehan, dimana telah mencakup akumulasi biaya dari penanaman, penyuburan, dan pemeliharaan tanaman, dan alokasi biaya tidak langsung. Tanaman perkebunan yang belum menghasilkan akan direklasifikasi ke tanaman perkebunan yang menghasilkan saat tanaman perkebunan dapat dipanen. Tanaman perkebunan yang belum menghasilkan tidak diamortisasi dan dicatat sebagai bagian dari "Aset Tidak Lancar" dalam neraca konsolidasi tahun 2010.

Tanaman perkebunan yang menghasilkan dinyatakan sebesar harga perolehan dikurangi akumulasi amortisasi. Tanaman perkebunan yang menghasilkan diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus atas umur produktif ekonomi, yaitu 20 (dua puluh) tahun.

(13)

k. Sewa

l. Beban Tangguhan Biaya Transaksi

m. Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali

n. Pengakuan Pendapatan dan Beban

Beban diakui pada saat terjadinya (metode akrual).

o. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing

Efektif tanggal 1 Januari 2008, PSAK No. 30 (Revisi 2007), "Sewa" menggantikan PSAK No. 30 (1990) "Akuntansi Sewa Guna Usaha". Berdasarkan PSAK No. 30(Revisi 2007), penentuan apakah suatu perjanjian merupakan perjanjian sewa atau perjanjian yang mengandung sewa didasarkan atas substansi perjanjian pada tanggal awal sewa dan apakah pemenuhan perjanjian tergantung pada penggunaan suatu aset dan perjanjian tersebut memberikan suatu hak untuk menggunakan aset tersebut. Menurut PSAK revisi ini, sewa yang mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset, diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan. Selanjutnya, suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi, jika sewa tidak mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. Berdasarkan PSAK No. 30 (Revisi 2007), dalam sewa pembiayaan, Perusahaan dan PT Aneka Coffee Industry (ACI) mengakui aset dan kewajiban dalam neraca pada awal masa sewa, sebesar nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar. Pembayaran sewa minimum dipisahkan antar bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan pelunasan kewajiban sewa. Beban keuangan dialokasikan pada setiap periode selama masa sewa, sehingga menghasilkan tingkat suku bunga periodik yang konstan atas saldo kewajiban. Rental kontijen dibebankan pada periode terjadinya. Beban keuangan dicatat dalam laporan laba rugi. Aset sewaan (disajikan sebagai bagian aset tetap) disusutkan selama jangka waktu yang lebih pendek antar umur manfaat aset sewaan dan periode masa sewa, jika tidak ada kepastian yang memadai bahwa Perusahaan dan ACI akan mendapatkan hak kepemilikan pada akhir masa sewa.

Dalam sewa operasi, Perusahaan dan ACI mengakui pembayaran sewa sebagai beban dengan metode garis lurus (straight-line method) selama masa sewa.

Selisih antara biaya perolehan dengan nilai buku setiap transaksi antara entitas sepengendali dibukukan dalam akun "Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali" dan disajikan sebagai bagian dari Ekuitas di dalam neraca konsolidasi.

Pendapatan dari penjualan ekspor diakui pada saat penyerahan barang diatas kapal di pelabuhan pengiriman (f.o.b. shipping point ). Pendapatan penjualan lokal diakui pada saat barang diserahkan kepada pelanggan dan hak kepemilikan berpindah ke pelanggan.

Transaksi dalam mata uang asing dicatat dalam mata uang Rupiah berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal neraca, aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam Rupiah sesuai dengan kurs tengah pada tanggal terakhir transaksi bank untuk periode tersebut yang dikeluarkan Bank Indonesia. Laba atau rugi kurs yang terjadi dikredit atau dibebankan pada usaha periode berjalan.

Kurs tengah yang digunakan adalah Rp8.924,00 dan Rp9.681,00 untuk US$ 1 masing-masing pada tanggal 30 September 2010 dan 2009.

Biaya-biaya yang terjadi atas pendanaan kembali pinjaman jangka panjang ditangguhkan dan diamortisasi sepanjang jangka waktu pinjaman tersebut (5 tahun).

Penerapan PSAK revisi ini tidak menimbulkan dampak yang signifikan terhadap laporan keuangan Perusahaan dan ACI Kewajiban sewa pembuayaan dinyatakan berdasarkan nilai tunai dari seluruh pembayaran sewa pembiayaan.

(14)

p. Pajak Penghasilan

q. Instrumen derivatif

r. Imbalan Kerja Karyawan

Beban pajak kini ditetapkan berdasarkan taksiran penghasilan kena pajak tahun berjalan. Aktiva dan kewajiban pajak tangguhan diakui atas perbedaan temporer antara aktiva dan kewajiban untuk tujuan komersial dan untuk tujuan perpajakan setiap tanggal pelaporan. Manfaat pajak di masa mendatang, seperti nilai terbawa atas saldo rugi fiskal yang belum digunakan (jika ada), juga diakui sejauh realisasi atas manfaat pajak tersebut dimungkinkan.

Aset dan kewajiban pajak tangguhan diukur pada tarif pajak yang diharapkan akan digunakan pada tahun ketika aset direalisasi datau ketika kewajiban dilunasi, berdasarkan tarif pajak (dan peraturan perpajakan) yang berlaku atau secara substansial telah diberlakukan pada tanggal neraca.

Perubahan nilai tercatat aset dan kewajiban pajak tangguhan yang disebabkan oleh perubahan tarif pajak dibebankan pada tahun berjalan, kecuali untuk transaksi-transaksi yang sebelumnya telah langsung dibebankan atau dikreditkan ke saldo Ekuitas.

Perubahan terhadap kewajiban perpajakan diakui pada saat penetapan pajak diterima, atau jika Perusahaan dan Anak Perusahaan mengajukan keberatan, pada saat keputusan atas keberatan telah ditetapkan.

Perusahaan dan Anak perusahaan mengakui kewajiban imbalan kerja karyawan sesuai dengan PSAK No. 24 (Revisi 2004), "Imbalan Kerja". Pernyataan ini mewajibkan Perusahaan mengakui seluruh imbalan kerja yang diberikan melalui program atau perjanjian formal dan informal, peraturan perundang-undangan atau peraturan industri, yang mencakup imbalan pasca kerja, imbalan kerja jangka pendek dan jangka panjang lainnya, pesangon pemutusan hubungan kerja dan imbalan berbasis ekuitas.

Berdasarkan PSAK No.24 (Revisi 2004), perhitungan estimasi kewajiban untuk imbalan kerja karyawan berdasarkan Undang undang ketenagakerjaan Tahun 2003 ditentukan dengan menggunakan metode aktuarial "Projected Unit Credit ". Keuntungan atau kerugian aktuarial diakui sebagai pendapatan atau beban apabila akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial bersih yang belum diakui pada akhir tahun pelaporan sebelumnya melebihi 10% dari nilai kini kewajiban imbalan pasti pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian diakui atas dasar metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja yang diharapkan. Lebih lanjut, biaya jasa lalu atas pengenalan program manfaat pasti atau perubahan hutang imbalan dari program yang ada diamortisasi sepanjang periode sampai imbalan tersebut menjadi hak atau vested.

Instrumen derivatif dicatat sebagai aset atau kewajiban dalam neraca dan diakui sebesar nilai wajar. Perubahan nilai wajar dari instrumen derivatif diakui secara periodik dalam laporan laba rugi atau ekuitas, sesuai dengan tujuan penggunaan instrumen tersebut. Perubahan nilai wajar dari instrumen derivatif yang diperlakukan sebagai lindung nilai atas nilai wajar diakui pada laporan laba rugi pada periode terjadinya, bersama dengan perubahan nilai dari variabel pokok yang dilindungi. Laba atau rugi dari instrumen derivatif yang dirancang sebagai lindung nilai arus kas dilaporkan sebagai bagian dari pendapatan lain-lain dalam ekuitas dan kemudian direklasifikasi ke pendapatan dalam periode yang dipengaruhi oleh variabel pokok yang dilindungi. Perubahan nilai dari instrumen derivatif yang tidak diperlakukan sebagai instrumen lindung nilai yang dianggap tidak efektif dicatat pada laba rugi pada saat terjadinya.

Berdasarkan kriteria tertentu untuk akuntansi lindung nilai yang disyaratkan PSAK No. 55, "Akuntansi Instrumen Derivatif dan Aktiva Lindung Nilai", kontrak komoditi berjangka yang ada pada Perusahaan dan PT Aneka Coffee Industry (ACI), Anak Perusahaan, tidak memenuhi persyaratan tersebut dan oleh karena itu tidak dikategorikan sebagai lindung nilai yang efektif untuk tujuan akuntansi. Dengan demikian, laba atau rugi yang timbul dari perubahan dalam nilai wajar kontrak komoditi berjangka yang digunakan Perusahaan dan ACI untuk mengelola risiko fluktuasi harga komoditi diakui secara langsung pada operasi.

(15)

s. Pelaporan Segmen

t. Laba per Saham Dasar

u. Penggunaan estimasi

Sesuai PSAK No. 5 (Revisi 2000), "Pelaporan Segmen", segmen usaha menyajikan informasi produk atau jasa yang memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan segmen usaha lain. Segmen geografis menyajikan informasi produk atau jasa pada wilayah ekonomi tertentu yang memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan pada komponen yang beroperasi pada wilayah ekonomi lain.

Perusahaan dan Anak Perusahaan mengelompokkan usaha mereka menjadi empat jenis industri yaitu pengolahan dan perdagangan hasil bumi, pabrik kopi bubuk dan instan, real estat dan perkebunan dan pengolahan hasil bumi untuk pelaporan segmen utama mereka.

Untuk pelaporan segmen sekunder, Perusahaan dan Anak Perusahaan mengelompokkan usaha mereka berdasarkan area geografis, yaitu Sumatera, Jawa dan Bali.

Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang ditempatkan dan disetor penuh selama tahun berjalan, sejumlah 1.440.000.000 lembar saham pada tahun 2010 dan 2009.

Penyusunan laporan keuangan konsolidasi sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum mengharuskan manajemen membuat estimasi-estimasi dan asumsi-asumsi yang mempengaruhi jumlah yang dilaporkan. Sehubungan adanya unsur ketidakpastian yang melekat dalam membuat estimasi, realisasi sebenarnya di masa yang akan datang dapat berbeda dengan estimasi tersebut.

(16)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan) Untuk Sembilan Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 30 September 2010 dan 2009

(Disajikan dalam Rupiah)

NAMA AKUN 2010 2009

3. KAS DAN SETARA KAS

Kas dan setara kas terdiri dari :

2010 2009

Pihak Ketiga Kas

Dalam Rupiah 4.148.546.922 2.500.439.499 Dalam Dolar Amerika Serikat

(US$2.945 pada tahun 2010 dan

US$5.775 pada tahun 2009) 26.281.180 55.907.775 Jumlah 4.174.828.102 2.556.347.274 Bank

Rekening Rupiah

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 5.781.122 5.260.627 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 610.915.795 74.636.498 PT Bank Central Asia Tbk 2.949.685.237 1.586.568.251 PT Bank Danamon Indonesia Tbk 7.211.718.451 24.613.551 PT Bank Artha Graha 4.085.818.309 2.346.923.735 PT Bank DBS Indonesia 2.933.684.437 3.799.247.176 Citibank 568.212.435 81.768.509 The Hongkong and Shanghai Banking

Corporation Limited, Surabaya 41.590.352 22.540.203 Rekening Dolar Amerika Serikat

PT Bank Central Asia Tbk 7.803.839.042 3.718.244.411 PT Bank Danamon Indonesia Tbk 2.984.244.677 3.949.742.596 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 898.411.385 160.409.136 PT Bank DBS Indonesia 6.814.550.592 5.868.871.776 Citibank 2.240.584.554 1.165.907.517 The Hongkong and Shanghai Banking

Corporation Limited, Surabaya 84.436.746 707.414.679 Deposito Berjangka

Rupiah

PT Bank Mayapada Internasional Tbk. 3.453.240.285 3.231.819.460 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 700.000.000 -Bank DBS Indonesia 8.000.000.000 8.000.000.000 Dolar Amerika Serikat

Bank DBS Indonesia 7.139.200.000 3.872.400.000 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 1.195.816.000 -Jumlah 59.721.729.419 38.616.368.125 Jumlah Kas dan Setara Kas 63.896.557.521 41.172.715.399

(17)

Untuk Sembilan Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 30 September 2010 dan 2009 (Disajikan dalam Rupiah)

4. PIUTANG USAHA

Piutang usaha terdiri dari :

2010 2009

Pihak ketiga

Perdagangan hasil bumi 26.693.860.843 12.183.044.152 Penjualan kopi bubuk dan instan 13.276.374.440 10.142.769.104

39.970.235.283

22.325.813.256 Penyisihan piutang ragu-ragu (233.494.730) (233.494.730) Piutang Usaha dari Pihak Ketiga - Bersih 39.736.740.553 22.092.318.526 Pihak yang mempunyai hubungan istimewa

(lihat Catatan 5)

Penjualan kopi bubuk dan instan 276.688.620 1.948.770.779 Piutang Usaha dari Pihak Yang Mempunyai

Hubungan Istimewa 276.688.620 1.948.770.779 Jumlah Piutang Usaha 40.013.429.173 24.041.089.305

Analisa umur dari piutang usaha tersebut adalah sebagai berikut :

2010 2009

Belum jatuh tempo 10.740.131.429 19.732.926.528 Jatuh tempo :

1 - 30 hari 28.071.537.846 3.380.303.505 31 - 60 hari 931.089.500 482.609.084 Lebih dari 60 hari 270.670.398 445.250.188

Jumlah 40.013.429.173 24.041.089.305

Sedangkan persentase dari jumlah (%) adalah sebagai berikut :

2010 2009

Belum jatuh tempo 26,842 82,080 Jatuh tempo :

1 - 30 hari 70,155 14,060 31 - 60 hari 2,327 2,007 Lebih dari 60 hari 0,676 1,853 Jumlah 100,000 100,000 Deposito berjangka memperoleh bunga dengan suku bunga tahunan berkisar antara 5,5% - 8% untuk Rupiah dan 0,5% - 0,8% untuk US$ pada tahun 2010 dan 5,7% - 9% untuk Rupiah dan 1,45% untuk US$ pada tahun 2009.

Perusahaan dan Anak Perusahaan, kecuali PT Aneka Sumber Kencana, tidak melakukan penyisihan atas piutang usaha karena manajemen berkeyakinan bahwa piutang usaha tersebut dapat ditagih seluruhnya dan berdasarkan pengalaman, Perusahaan dan Anak Perusahaan tidak mempunyai kesulitan dalam menagih piutang usahanya.

Piutang usaha Perusahaan dan PT Aneka Coffee Industry, Anak Perusahaan, dijadikan sebagai jaminan atas hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang dan jangka pendek yang diperoleh dari PT Bank DBS Indonesia (Bank DBS) pada tahun 2010 dan 2009 (catatan 15 dan 21).

(18)

Untuk Sembilan Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 30 September 2010 dan 2009 (Disajikan dalam Rupiah)

5. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN

ISTIMEWA

Sifat Hubungan dengan Pihak yang mempunyai

Perusahaan dan Anak Perusahaan Hubungan Istimewa

(i) Pemegang saham Perusahaan

(ii) Memiliki pemegang saham dan/ atau direksi yang sama

(iii) Perusahaan asosiasi

Transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sebagai berikut: a.

2010 2009

Itochu Corp., Ltd.

(US$31.005 dan US$201.298,50 pada tahun 2010 dan 200 276.688.620 1.948.770.779 Jumlah 276.688.620 1.948.770.779 b.

c.

Perusahaan dan Anak Perusahaan mempunyai transaksi usaha dan non usaha dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Sifat hubungan dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sebagai berikut :

Innovest Offshore Ltd., ADM Maculus Fund L.P., PT Aneka Bumi Prasidha, PT Aneka Agroprasidha dan Itochu Corporation, Jepang.

PT Bank Prasidha Utama (Bank Beku Kegiatan Usaha (BBKU)), PT. Indoarabica Mangkuraja.

Dalam kegiatan sehari-hari, Perusahaan dan Anak Perusahaan menjual dan membeli barang dagangan tertentu pada tingkat harga yang normal kepada dan dari pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Penjualan kepada pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa merupakan penjualan kepada Grup Itochu sebesar Rp24.704.768.362,- atau 3,67% dari jumlah penjualan bersih pada tahun 2010 dan Rp22.463.858.291,- atau 5,58% dari jumlah penjualan bersih pada tahun 2009. Tidak terdapat saldo hutang usaha dari transaksi kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa tersebut pada tanggal-tanggal 30 September 2010 dan 2009.

Pada tanggal 20 Oktober 2000, Bank Indonesia mengumumkan pembekuan usaha PT Bank Prasidha Utama (BBKU), bank yang mempunyai hubungan istimewa. Hal ini menyebabkan rekening perusahaan dan anak perusahaan masing masing sebesar Rp840.409.048 pada tahun 2009 yang ditempatkan pada bank tersebut tidak dapat dicairkan untuk periode yang belum ditentukan. Perusahaan dan Anak Perusahaan telah mencadangkan kerugian sebesar 100% atas kemungkinan tak tertagihnya rekening tersebut di atas.

Perusahaan dan Anak Perusahaan memberikan pinjaman tanpa bunga kepada karyawan dengan kriteria tertentu sesuai dengan masing-masing jenjang kepegawaian. Pinjaman ini dilunasi melalui pemotongan gaji tiap bulan.

Itochu Corp., Ltd., Hongkong, Itochu Corp., Ltd., Taipei dan PT Itochu Indonesia

Saldo piutang dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebesar 0,07% dan 0,59% dari jumlah aset konsolidasi pada 30 September 2010 dan 2009.

Pada tanggal 6 Juli 2009, Perusahaan dan anak perusahaan telah menerima penyelesaian atas saldo rekening-rekening tersebut dimana dana tersebut dikembalikan sebagian kepada Perusahaan dan anak perusahaan dan Perusahaan dan anak perusahaan telah menyatakan bahwa kewajiban dari PT Bank Prasidha Utama (Dalam Likuidasi ) telah lunas dan membebaskan Tim Likuidasi dan / atau Departemen Keuangan RI dari segala tuntutan yang berkaitan dengan pembagian hasil likuidasi.

(19)

Untuk Sembilan Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 30 September 2010 dan 2009 (Disajikan dalam Rupiah)

d.

6. PIUTANG LAIN-LAIN

2010 2009

Koperasi 382.091.576 382.091.576 PT. Indoarabica Mangkuraja (catatan 2) - 7.995.253.323 Lain-lain 1.027.525.017 502.819.014 Jumlah 1.409.616.593 8.880.163.913 7. PERSEDIAAN 2010 2009 Hasil Bumi: Bahan Baku Kopi 22.964.281 387.064.553 Coklat - 5.435.521 Karet 24.835.837.300 3.088.418.344 Bahan Olahan Karet 20.997.107.642 18.812.849.681 Barang Jadi 2010 2009 Kopi 2.363.224.303 4.165.050.697 Karet 20.586.811.655 17.995.400.514

Kopi Bubuk Dan Instan: Bahan Baku Kopi Biji 25.863.495.634 27.199.408.970 Gula Pasir 35.558.182 68.967.721 Jagung 14.981.618 3.367.234 Krim 147.933.348 65.443.221 Penyedap 289.429.651 90.264.252 Kopi Instan 329.440.413 427.987.343 Bahan Olahan Kopi Instant 339.330.705 -Persediaan terdiri dari persediaan barang dagangan, bahan penolong dan bahan pembantu produksi. Barang dagangan dapat berupa komoditas hasil bumi, kopi bubuk dan kopi instan serta tanah untuk pengembang.

PT. Aneka coffee Industry (ACI), Anak Perusahaan, mengadakan perjanjian biaya komisi tanpa jangka waktu yang pasti dengan Itochu Corporation, Jepang (ITC), dimana ACI akan membayar beban komisi sebesar persentase tertentu dari nilai faktur penjualan komersial kepada pelanggan tertentu. Sebaliknya ITC, sebagai agen komisi, menjamin pembayaran pelanggan. Biaya komisi yang dibayarkan kepada ITC sebesar Rp255.870.199,- dan Rp156.708.930 masing-masing pada tahun 2010 dan 2009, dan dicatat sebagai bagian dari akun "Beban Penjualan-Insentive Penjualan" dalam laporan laba rugi konsolidasi (Catatan 30).

(20)

Untuk Sembilan Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 30 September 2010 dan 2009 (Disajikan dalam Rupiah)

2010 2009 Barang Jadi Kopi Bubuk 196.937.977 65.542.364 Kopi Instant 8.702.509.327 19.891.733.711 104.725.562.036 92.266.934.126 Bahan Penolong : Karung Baru 56.311.297 59.595.040 Karung Bekas 2.297.713 4.562.271 Karung Plastik 35.677.841 35.677.841 Tali Goni 36.655.177 36.655.177 Pallet 108.756.947 96.588.488 Plastik Pembungkus 1.315.224.421 1.302.331.109 Bandizer 8.396.254 8.780.768 Metalizing 223.764.322 160.507.009 Carton Box 373.524.241 319.184.316 Stiker 50.357.931 35.678.539 Kotak 143.388 197.084.727 Plakband 23.044.016 19.949.082 Kaleng 315.900.521 112.326.934 Botol Jar 585.478.317 809.669.245 Piring, Mangkok dll 15.320.400 9.778.375 Pelapis Container 40.800.000 40.800.000 3.191.652.786 3.249.168.921 Bahan Pembantu : Bahan Bangunan 331.902.447 211.456.578 Bahan Bakar & Pelumas 2.107.423.184 2.164.984.920 Suku Cadang Mekanik 3.524.143.534 3.693.551.666 Suku Cadang Listrik 63.265.259 64.057.368 Suku Cadang Saluran Air 23.915.993 17.000.311 Bahan Laboratorium 277.766.909 412.330.055 Supplies Kantor & Barang Cetakan 17.077.924 17.481.059 Bahan Pembantu lainnya 10.109 98.720.361 Alat Kecil & Perlengkapan Kerja 161.963.563 178.307.706

6.507.468.922

6.857.890.024 Real estat:

Tanah dalam pengembangan dan

tanah untuk dijual 100.902.769 100.902.769 Jumlah Persediaan 114.525.586.513 102.474.895.840

Berdasarkan pengamatan terhadap kondisi persediaan pada akhir periode, manajemen berpendapat bahwa penyisihan untuk persediaan yang usang tidak diperlukan.

Persediaan, kecuali persediaan bahan pembantu dan pembungkus dan real estat, milik Perusahaan dan PT. Aneka Coffee Industry (ACI), Anak Perusahaan, dijadikan sebagai jaminan atas hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang yang diperoleh dari PT Bank DBS Indonesia (Bank DBS) dan PT Bank Danamon Indonesia (BDI) pada tahun 2010 dan dari PT Bank DBS Indonesia (Bank DBS) pada tahun 2009 (catatan 15 dan 21).

Pada tahun 2010 dan tahun 2009, biaya perolehan bahan baku, bahan olahan dan barang jadi karet dan kopi lebih rendah dibandingkan harga pasarnya, sehingga tidak diperlukan penghapusan nilai persediaan.

(21)

Untuk Sembilan Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 30 September 2010 dan 2009 (Disajikan dalam Rupiah)

8. UANG MUKA KEPADA PEMASOK

Akun ini terdiri dari uang muka untuk :

2010 2009

Pembelian Bahan Baku 724.465.871 605.190.950 Pembelian Bahan Pembantu 4.100.622.725 1.369.989.729 Jumlah 4.825.088.596 1.975.180.679

9. UANG MUKA LAIN-LAIN

Akun ini terdiri dari uang muka untuk :

2010 2009

Perjalanan - 67.281.090 Lain-lain 2.832.625.000 5.354.720 Jumlah 2.832.625.000 72.635.810

10. BIAYA DIBAYAR DIMUKA

Akun ini terdiri biaya dibayar dimuka untuk :

2010 2009 Sewa 165.757.703 186.424.369 Asuransi 91.075.612 603.876.921 Lain lain 265.221.553 -Jumlah 522.054.868 790.301.290 11. PENYERTAAN SAHAM

Rincian penyertaan saham adalah sebagai berikut: 2010 2009

Biaya Perolehan/ Biaya Perolehan/

Nilai Tercatat Nilai Tercatat

Nama Perusahaan (Rp) (Rp)

Metode Biaya (Cost Method)

PT Bursa Berjangka Jakarta 400.000.000 400.000.000 PT Sarana Aceh Ventura 200.000.000 200.000.000 PT Sarana Sumsel Ventura 20.000.000 20.000.000 PT Sarana Bengkulu Ventura 10.000.000 10.000.000 Jumlah Penyertaan Saham 630.000.000 630.000.000

Persediaan, kecuali untuk real estat, telah diasuransikan terhadap risiko kerugian atas kebakaran atau pencurian berdasarkan suatu paket polis tertentu dengan nilai pertanggungan sebesar US$15.185.000, yang berdasarkan pendapat manajemen adalah cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas persediaan yang ditanggungkan.

(22)

12. TANAMAN PERKEBUNAN

Tanaman perkebunan terdiri dari : - Tanaman menghasilkan

2010

Saldo Awal Penambahan Pengurangan Saldo Akhir Nilai tercatat 16.324.751.506 - - 16.324.751.506 Akumulasi penyusutan 5.322.814.006 1.981.948.012 - 7.304.762.018

Nilai Buku 11.001.937.500 9.019.989.488

- Tanaman belum menghasilkan

Amortisasi dari tanaman menghasilkan dibebankan ke beban pokok penjualan sebesar Rp1.981.948.012 pada tahun 2010.

Manajemen Anak Perusahaan berpendapat bahwa nilai tercatat dari tanaman menghasilkan sepenuhnya dapat terpulihkan, dan oleh sebab itu, tidak diperlukan penurunan nilai tanaman.

Semua tanaman menghasilkan tidak diasuransikan terhadap risiko kerugian atas kebakaran dan risiko lainnya berdasarkan suatu paket polis tertentu.

Anak perusahaan memiliki tanah seluas kurang lebih 590 hektar dan sampai dengan tanggal 30 Juni 2010, Anak Perusahaan telah menggunakan tanah tersebut untuk penanaman seluas kurang lebih 190 hektar.

Tanaman belum menghasilkan terdiri dari biaya sehubungan dengan penanaman kembali tanaman perkebunan seluas kurang lebih 15 hektar tanah, sampai dengan tanggal 30 Juni 2010, biaya yang terjadi sebesar Rp547.303.340

(23)

13. ASET TETAP

Aset tetap terdiri dari :

2010

Saldo Awal Penambahan/ Pengurangan/ Saldo Akhir Reklasifikasi Reklasifikasi

Nilai tercatat : Pemilikan langsung

Hak atas tanah 31.939.686.557 - - 31.939.686.557 Bangunan dan prasarana 60.514.599.539 2.182.417.109 - 62.697.016.648 Jalan perkebunan 1.148.355.174 9.725.000 9.725.000 1.148.355.174 Mesin dan peralatan 118.140.629.461 799.605.094 32.296.000 118.907.938.555 Peralatan kantor 8.817.965.467 255.058.642 67.844.550 9.005.179.559 Kendaraan 7.496.831.987 182.500.000 287.307.800 7.392.024.187 Aset dalam penyelesaian 1.221.983.134 1.425.878.950 1.891.256.400 756.605.684 Jumlah 229.280.051.319 4.855.184.795 2.288.429.750 231.846.806.364 Aset sewa pembiayaan 2.012.334.000 1.073.475.000 - 3.085.809.000

Jumlah Nilai Tercatat 231.292.385.319 5.928.659.795 2.288.429.750 234.932.615.364 Akumulasi penyusutan :

Pemilikan langsung

Bangunan dan prasarana 24.991.481.769 2.280.306.941 - 27.271.788.710 Jalan perkebunan 705.230.800 47.444.893 - 752.675.693 Mesin dan peralatan 73.286.340.143 5.538.022.678 32.296.000 78.792.066.821 Peralatan kantor 7.666.929.126 333.004.045 72.594.233 7.927.338.938 Kendaraan 6.112.763.895 411.508.471 287.307.800 6.236.964.566 Jumlah 112.762.745.733 8.610.287.028 392.198.033 120.980.834.728 Aset sewa pembiayaan 596.229.617 432.307.131 - 1.028.536.748 Jumlah Akumulasi Penyusutan 113.358.975.350 9.042.594.159 392.198.033 122.009.371.476

Nilai Buku 117.933.409.969 112.923.243.888

2009

Saldo Awal Penambahan/ Pengurangan/ Saldo Akhir Reklasifikasi Reklasifikasi

Nilai tercatat : Pemilikan langsung

Hak atas tanah 32.063.646.557 - 223.960.000 31.839.686.557 Bangunan dan prasarana 57.851.380.539 57.967.944 - 57.909.348.483 Mesin dan peralatan 117.184.168.329 8.093.212.494 - 125.277.380.823 Kendaraan 6.381.737.771 735.963.576 217.403.812 6.900.297.535 Aktiva dalam penyelesaian 491.717.152 - - 491.717.152 Jumlah 213.972.650.348 8.887.144.014 441.363.812 222.418.430.550 Aset sewa pembiayaan 2.283.672.576 - 271.338.576 2.012.334.000 Jumlah Nilai Tercatat 216.256.322.924 8.887.144.014 712.702.388 224.430.764.550 Akumulasi penyusutan :

Pemilikan langsung

Bangunan dan prasarana 21.750.230.329 2.146.860.287 - 23.897.090.616 Mesin dan peralatan 71.961.729.398 6.065.668.150 10.600.000 78.016.797.548 Kendaraan 5.163.168.655 495.982.870 206.803.813 5.452.347.712 Jumlah 98.875.128.382 8.708.511.307 217.403.813 107.366.235.876 Aset sewa pembiayaan 334.864.377 317.388.691 156.640.151 495.612.917 Jumlah Akumulasi Penyusutan 99.209.992.759 9.025.899.998 374.043.964 107.861.848.793

(24)

Untuk Sembilan Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 30 September 2010 dan 2009 (Disajikan dalam Rupiah)

14. TAGIHAN PAJAK DAN ASET PAJAK TANGGUHAN

2010 2009

Pajak Pertambahan Nilai 1.821.370.996 1.592.240.329 Pajak Penghasilan : Pasal 22 275.586.138 108.886.545 Pasal 23 19.453.280 19.264.000 Pasal 25 13.548.186.138 11.973.107.259 Jumlah 15.664.596.552 13.693.498.133 2010 2009

PT Prasidha Aneka Niaga (Induk perusahaan saja) 1.916.577.651 1.616.620.718 PT Aneka Sumber Kencana 246.568.871 220.690.834 PT Aneka Bumi Kencana 117.878.627 112.934.206 PT Tirtha Harapan Bali 61.841.663 55.805.448 PT Lampung Sumber Kencana Pell.Fact. - -PT Surabaya Pelleting Company (dijual pada Agustus 2009 - -Jumlah 2.342.866.812 2.006.051.206 Penyusutan dan amortisasi yang dibebankan pada beban pokok penjualan sebesar Rp8.175.699.094 dan Rp7.977.978.283 masing-masing untuk periode yang berakhir pada tahun 2010 dan 2009. Penyusutan dan amortisasi yang dibebankan pada beban umum dan administrasi sebesar Rp825.607.844 dan Rp889.829.974 masing-masing untuk periode yang berakhir pada tahun 2010 dan 2009 (lihat Catatan 30 dan 31).

Hak atas tanah seluas 5.473 meter persegi masih dalam proses pengalihan menjadi atas nama Perusahaan dan Anak Perusahaan. Selain itu Perusahaan dan Anak Perusahaan memiliki Hak Guna Bangunan atas tanah di berbagai lokasi untuk periode yang berkisar dari 20 sampai 30 tahun dan dapat diperpanjang.

Aset tetap Perusahaan dan PT Aneka Coffee Industry (ACI) , Anak Perusahaan, dijadikan sebagai jaminan atas hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang yang diperoleh dari PT Bank DBS Indonesia (Bank DBS) pada tahun 2010 dan 2009. Sebagai tambahan, mesin dan peralatan milik PT Aneka Sumber Kencana dan PT Lampung Sumber Kencana Pelleting Factory, Anak Perusahaan, dijadikan sebagai jaminan atas hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang yang diperoleh dari Bank DBS pada tahun 2010 dan 2009.

Aset tetap, kecuali hak atas tanah, telah diasuransikan terhadap risiko kerugian atas kebakaran dan risiko lainnya berdasarkan suatu paket polis tertentu dengan nilai pertanggungan sebesar US$46.355.000 yang berdasarkan pendapat manajemen adalah cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas aktiva yang dipertanggungkan.

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 46 mengisyaratkan adanya pemisahan antara aset pajak kini dan aset pajak tangguhan. Aktiva pajak kini yang berupa tagihan pajak atas pajak penghasilan periode berjalan terdiri dari:

Sedangkan aset pajak tangguhan merupakan jumlah pajak penghasilan terpulihkan (recoverable) pada periode mendatang sebagai akibat adanya beda waktu yang boleh dikurangkan dan sisa kompensasi kerugian. Aktiva pajak tangguhan Perusahaan dan Anak Perusahaan sebagai berikut:

Berdasarkan pertimbangan manajemen, tidak terdapat kejadian-kejadian atau perubahan-perubahan keadaan yang mengindikasikan adanya penurunan nilai aktiva tetap pada tanggal 30 September 2010 dan 2009.

(25)

Untuk Sembilan Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 30 September 2010 dan 2009 (Disajikan dalam Rupiah)

15. HUTANG JANGKA PENDEK

Saldo hutang-hutang tersebut adalah sebagai berikut :

2010 2009

Dalam Dolar Amerika Serikat PT Bank DBS Indonesia

(US$8.500.000 dan US$4.800.000 75.854.000.000 39.692.100.000 pada 30 Juni 2010 dan 2009)

PT. Bank Danamon Indonesia 33.018.800.000 -(US$3,700,000 pada tahun 2010)

Jumlah Hutang Jangka Pendek 108.872.800.000 39.692.100.000

Hutang jangka pendek ini dikenakan bunga tahunan yang berkisar antara :

2010 2009

% %

Dalam Dolar Amerika Serikat (Bank DBS) Cost Of Fund + 2,75 % Cost Of Fund + 2,75 %

Dalam Dolar Amerika Serikat (Bank Danamon) Cost Of Fund + 4,50 %

-16. HUTANG USAHA 2010 2009 Kopi 3.801.342.971 1.004.516.794 Karet 500.543.627 1.247.995.550 Perlengkapan pabrik 437.657.092 1.088.680.642 Lain-lain 255.981.530 40.699.036 Jumlah 4.995.525.220 3.381.892.022 Hutang usaha ini terutama merupakan hutang kepada pemasok atas pembelian bahan baku, perlengkapan pabrik dan lain-lain yang terdiri dari:

Hutang bank jangka pendek merupakan hutang atas fasilitas pembiayaan untuk transaksi ekspor (pre-export

financing) yang diperoleh dari PT Bank DBS Indonesia (DBS) dengan plafond sebesar US$5.000.000 pada

tahun 2009 dan US$6.000.000 pada tahun 2010, yang jatuh tempo pada tanggal 15 Desember 2010 dan untuk fasilitas Open Account Financing dari PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDI) dengan plafond sebesar US$5.000.000 pada tahun 2010 yang dapat ditarik oleh perusahaan setinggi-tingginya sebesar US$4.000.000, kecuali jika diperoleh surat persetujuan dari DBS.

Tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari BDI Perusahaan tidak diperbolehkan untuk, antara lain, menjual harta/kekayaan, aset tetap, menjaminkan asetnya kepada pihak ketiga, memberikan jaminan kepada pihak ketiga, menerima atau memberikan pinjaman dari/kepada bank lain/institusi keuangan atau kepada pihak lainnya, merubah sifat dari bisnis, melakukan perubahan anggaran dasar, pemegang saham, manajemen, saham dan melakukan merger atau akuisisi.

Setiap tiga bulan, perusahaan harus mempertahankan rasio lancar minimum 1,25 kali, rasio hutang terhadap ekuitas maksimum sebesar 3 kali dan rasio EBITDA terhadap kewajiban bunga dan pokok pinjaman jangaka panjang sebesar 1,25 kali.

Pada tanggal 16 April 2010, Perusahaan telah menerima surat persetujuan dari DBS untuk penambahan fasilitas modal kerja dari BDI sebesar US$1.000.000, dengan demikian total fasilitas modal kerja dari Bank Danamon menjadi sebesar US$5.000.000.

(26)

Untuk Sembilan Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 30 September 2010 dan 2009 (Disajikan dalam Rupiah)

17. HUTANG LAIN-LAIN 2010 2009

Akun ini terdiri dari :

Dividen 36.046.500 36.046.500 Cek Mundur 240.846.200 489.226.000 Pembelian Aset Tetap - 932.939.064 Lain-lain 214.549.666 363.719.725 Jumlah 491.442.366 1.821.931.289

18. UANG MUKA PELANGGAN

2010 2009

Kopi 967.784.392 2.029.639.890

Lain-lain - 72.111.999 Jumlah 967.784.392 2.101.751.889

19. BIAYA MASIH HARUS DIBAYAR

2010 2009 Gaji 252.797.870 199.763.170 Listrik,Air,Telepon 1.024.780.262 535.834.394 Bunga 818.364.364 625.753.750 Incentive Penjualan 174.293.950 110.639.121 Lain-lain 397.131.804 528.799.485 Jumlah 2.667.368.250 2.000.789.920

20. HUTANG PAJAK DAN KEWAJIBAN PAJAK TANGGUHAN

2010 2009

Pajak Pertambahan Nilai 457.265.915 642.749.505 Pajak Penghasilan : Pasal 21 216.534.013 189.737.014 Pasal 22 126.323.090 106.041.583 Pasal 23 23.963.237 5.884.897 Pasal 25 12.833.254.983 12.900.777.530 Pasal 4(2) Final 22.672.415 22.672.415 Jumlah 13.680.013.653 13.867.862.944

Akun ini merupakan uang muka pelanggan atas pembelian mereka.

Akun ini merupakan akun dari biaya biaya yang masih harus dibayarkan oleh perusahaan di bulan berikutnya :

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 46 mengisyaratkan adanya pemisahan antara kewajiban pajak kini dan kewajiban pajak tangguhan. Kewajiban pajak kini yang berupa hutang pajak atas pajak penghasilan periode berjalan terdiri dari:

(27)

Untuk Sembilan Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 30 September 2010 dan 2009 (Disajikan dalam Rupiah)

2010 2009

PT Aneka Coffee Industry 4.683.279.034 6.551.498.326 Jumlah 4.683.279.034 6.551.498.326

21. PINJAMAN JANGKA PANJANG

Pinjaman jangka panjang terdiri dari :

2010 2009

Bank DBS Indonesia

( US$3.040.000 dan US$7.490.000 pada 31.144.760.000 67.186.140.000 tahun 2010 dan 2009 )

Jumlah 31.144.760.000 67.186.140.000

Dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun

(US$600.000 dan US$1.100.000 pada tahun 2010 dan 20 7.585.400.000 5.324.550.000 Jumlah pinjaman jangka panjang yang jatuh tempo

dalam waktu satu tahun 7.585.400.000 5.324.550.000 Jumlah pinjaman jangka panjang 23.559.360.000 61.861.590.000 a. Fasilitas pinjaman yang diperoleh Perusahaan adalah sebagai berikut:

PT Bank DBS Indonesia (Bank DBS)

Sedangkan kewajiban pajak tangguhan merupakan jumlah pajak penghasilan terhutang untuk periode mendatang sebagai akibat adanya beda waktu kena pajak (Taxable temporary differences). Kewajiban pajak tangguhan Perusahaan dan Anak Perusahaan sebagai berikut:

Berdasarkan Perjanjian Kredit antara Perusahaan dan bank DBS yang diaktakan dengan akta Notaris Dr. Irawan Soerodjo, S.H., Msi. No.119 tanggal 18 Desember 2006, Bank DBS setuju untuk memberikan fasilitas-fasilitas sebagai berikut :

- Fasilitas kredit berjangka (Fasilitas A) dengan batas maksimum sebesar US$9.000.000, yang digunakan untuk pembiayaan kembali hutang Perusahaan dari The ADM Maculus Fund, L.P. dan Innovest Offshore Ventures Ltd. Jangka Waktu pinjaman adalah lima (5) tahun dan akan jatuh tempo pada tanggal 15 Desember 2011.

- Fasilitas pembiayaan pre-export (Fasilitas B) dengan batas maksimum sebesar US$5.000.000 pada,tahun 2009 dan sebesar US$6.000.000 pada tahun 2010 untuk kebutuhan modal kerja Perusahaan (Catatan 15 ).

Fasilitas kredit berjangka ini dikenakan suku bunga cost of fund dari Bank DBS ditambah dengan persentase marjin per tahun dan dibayar setiap tiga (3) bulanan.

Fasilitas pinjaman jangka panjang ini dijaminkan dengan tanah Perusahaan, bangunan dan prasarana,mesin dan peralatan piutang usaham persediaan, klaim asuransi, saldo rekening di Bank DBS, tanah yang dimiliki pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, seluruh penyertaan saham milik Perusahaan atas PT Aneka Coffee Industry, Anak Perusahaan, dan jaminan pribadi oleh Mansjur Tandiono, Made Sudharta, Jeffry Sanusi Soedargo dan H. Sjamsul Bachri Uding, masing-masing sebgai komisaris dan direksi Perusahaan. Sebagai tambahan, tanah dan mesin dan peralatan milik masing-masing PT Aneka Sumber Kencana (ASK) dan PT Lampung Sumber Kencana Pelleting Factory (LSK), Anak Perusahaan, juga dijadikan sebagai jaminan untuk fasilitas pinjaman tersebut

Tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Bank DBS, Perusahaan tidak diperbolehkan untuk, antara lain, melakukan penggabungan usaha atau konsolidasi, menjual aktiva tetap, menjaminkan aktivanya kepada pihak ketiga, mengubah Anggaran Dasar, pemegang saham atau manajemen, modal saham, memperoleh fasilitas pinjaman baru dari bank/lembaga keuangan lain dan membagikan deviden.

(28)

Untuk Sembilan Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 30 September 2010 dan 2009 (Disajikan dalam Rupiah)

b Fasilitas pinjaman yang diperoleh PT Aneka Coffee Industry (ACI), Anak Perusahaan adalah sebagai Berikut

PT Bank DBS Indonesia (Bank DBS)

Setiap tiga bulan, Perusahaan harus mempertahankan rasio kemampuan membayar bunga (interest coverage ratio) sebesar minimum 2 kali, rasio hutang terhadap ekuitas maksimum 1,5 kali dan rasio hutang terhadap EBITDA maksimum sebesar 2,75 kali. Disamping itu, Perusahaan juga harus mempertahankan rasio lancar sebesar minimum 100% dan nilai aktiva bersih sebesar minimum Rp125 milyar. Menurut perjanjian kredit, pembatasan keuangan di atas dapat berubah tergantung dari hasil penilaian keuangan yang dilakukan oleh dan untuk kepentingan Bank DBS atas proyeksi keuangan Perusahaan.

Sehubungan dengan Perjanjian Kredit, Perusahaan mengadakan Perjanjian Pengawasan atas Jaminan dengan Bank DBS dan PT (Persero) Superintending Company of Indonesia (Sucofindo) pada tanggal 18 Desember 2006. Berdasarkan perjanjian ini. Perusahaan dan Bank DBS menunjuk Sucofindo untuk mengawasi pergerakan barang (slab, blanket dan crumb - SIR) yang terdapat di tempat penyimpanan yang ditunjuk dengan rincian aktivitas seperti yang ditetapkan dalam

Pada bulan April 2007 ACI dan Bank DBS telah menyetujui suatu Perjanjian Kredit dimana Bank DBS setuju untuk memberikan fasilitas sebagai berikut :

- Fasilitas kredit berjangka dengan batas maksimum sebesar US$3.000.000, yang digunakan

untuk, pembiayaan kembali hutang ACI dari BRI, Jangka Waktu pinjaman adalah lima (5) tahun

Fasilitas pinjaman tersebut dijaminkan dengan Hak Tanggungan atas Sertifikat Tanah No. 588 milik ACI yang berlokasi di Trosobo, Sidoarjo dan pabrik kopi instan, pemindahan hak pemilikannya atas persediaan, piutang dan klaim asuransi, kendaraan dan mesin-mesin pabrik kopi instan.

Tanpa persetujuan terlebih dahulu dari Bank DBS, ACI tidak diperbolehkan untuk, antara lain, melakukan penggabungan usaha atau akuisisi, menjual aktiva ACI, memberikan jaminan untuk pihak-pihak lain dan menjaminkan aktivanya kepada pihak ketiga, mengubah Anggaran Dasar, pemegang saham atau manajemen, memperoleh fasilitas pinjaman baru dari bank/lembaga keuangan dan membagikan dividen.

Pada tanggal 4 Mei 2009, ACI menerima surat persetujuan dari DBS, dimana DBS menyetujui akuisisi 20.150 saham PT Indoarabica Mangkuraja (IAM) yang dimiliki oleh PT Aneka Agroprasidha dengan harga Rp12.000.000.000 dan asumsi kewajiban IAM ke pemegang saham dengan jumlah maksimum sebesar Rp7.955.253.323 dengan syarat dan ketentua sebagai berikut :

1. Pembayaran dimuka sebesar USD300.000 dipotong dari angsuran yang paling terakhir, pada saat penandatanganan perjanjian amandemen fasilitas perbankan.

2. Perubahan angsuran pokok : (i) mulai quarter ke-3 tahun III pinjaman (Januari 2010) sampai dengan

quarter ke-2 tahun IV pinjaman (Oktober 2010) dari semula USD150.000 , menjadi USD 250.000 dan (ii)

quarter ke-3 tahun IV pinjaman (Januari 2011) menjadi sebesar USD200.000 (angsuran terakhir). Pada tanggal 31 Maret 2010, 19 Mei 2009 dan 5 November 2009, ACI menerima surat persetujuan dari DBS, dimana DBS menyetujui proposal ACI untuk membayar dividen kas dengan jumlah masing-masing sebesar Rp18 milyar pada tahun 2010 dan Rp15 milyar dan Rp5 milyar pada tahun 2009. Perjanjian fasilitas ini juga menyatakan beberapa pembatasan, antara lain, untuk mempertahankan rasio keuangan tertentu seperti rasio kemampuan membayar bunga (interest coverage ratio) minimum 200%, rasio hutang terhadap ekuitas maksimum sebesar 150%, rasio hutang terhadap EBITDA maksimum sebesar 225%, rasio lancar minimum 100%, nilai aset bersih sebesar minimum Rp75

Referensi

Dokumen terkait

Dalam tahapan ini peserta mendapatkan pembekalan sejumlah kebijakan dan teori tentang Kepemimpinan Pemerintahan Dalam Negeri Jabatan Administrator yang meliputi:

Rekan-rekan Mahasiswa Program Studi Teknologi Informasi (Sesaltina Jannet, Rusmiari, Ayu Widyastuti, Putri Pradnyani, Sri Utami, Wisnu Segara, Wiara Prayana, dan

Karena dalam beberapa kasus kedukaan, gejala terkejut tidaklah mucul sama sekali, misalnya pada peristiwa kehilangan dan kedukaan yang terantisipasi (anticipated grief). 46

Terdapat dua analisis keuangan yang cukup penting bagi pelaku investor saham antara lain, analisis fundamental yaitu dengan memperkirakan harga saham di masa yang akan datang

Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pembelajaran berbasis proyek dipadu metode pemecahan ma- salah terhadap keterampilan berpikir kreatif

Berdasarkan uraian dalam latar belakang maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut: apakah penerpan metode Make A Match yang dikombinasikan dengan teori

Sehubungan dengan adanya kejahatan yang dilakukan oleh remaja di kota Pariaman, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Motif Remaja