• Tidak ada hasil yang ditemukan

MOTIF REMAJA MELAKUKAN TINDAKAN KRIMINAL DI PARIAMAN (Kasus yang dilaporkan ke Polisi Resor Pariaman) ARTIKEL TITIN FEBRIANTI NPM:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MOTIF REMAJA MELAKUKAN TINDAKAN KRIMINAL DI PARIAMAN (Kasus yang dilaporkan ke Polisi Resor Pariaman) ARTIKEL TITIN FEBRIANTI NPM:"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

MOTIF REMAJA MELAKUKAN TINDAKAN KRIMINAL DI

PARIAMAN

(Kasus yang dilaporkan ke Polisi Resor Pariaman)

ARTIKEL

TITIN FEBRIANTI

NPM: 10070221

(2)
(3)

Motif Youth Action Crime in Pariaman (cases reported to the Police Resort Pariaman) By :

Titin Febrianti1 Aziwarti2 Rinel Fitlayeni3

* The Sosiology education student of STKIP PGRI Sumatera west. ** The Sosiology staff of sosiology education of STKIP PGRI Sumatera west.

ABSTRACT

This study examines the motive juvenile crimes that occurred in the area of police work (Police) Pariaman. The research looked at what the motive juvenile crimes reported to the Police Pariaman. Based on the formulation of the problem and research objectives, whatever the motive juvenile crimes reported to the Police Pariaman. Aims to describe the motive juvenile crimes that occurred in the region of Pariaman district police.

This study uses a phenomenological theory developed by Alfred Schutz. This study used a qualitative approach which is defined as understanding perceived by others, understand the mindset and viewpoints lain.Dengan descriptive type. Informants in this study as many as 13 people. Selection of informants through purposive sampling, namely the withdrawal of informants chosen by the researchers deliberately by researchers. The research method is observation, interviews and documents. Data accuracy triagulasi tested using data from the data analyzed by Milles and Huberman interactive model that consists of data reduction, data presentation and conclusion.

Based on the results of research can be concluded that the motive juvenile crimes in the region of Pariaman district police, especially sexual abuse, assault and theft was the motive Because Motive classified into: a) curiosity, b) an opportunity. and c) revenge.

(4)

ABSTRAK

Penelitian ini mengkaji tentang Motif remaja melakukan tindakan kriminal

yang terjadi di wilayah kerja Polisi Resor (Polres) Pariaman. Penelitian ini melihat

apa saja motif remaja melakukan tindakan kriminal yang dilaporkan ke Polres

Pariaman. Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian: apa saja motif

remaja melakukan tindakan kriminal yang dilaporkan ke Polres Pariaman.

Bertujuan untuk mendeskripsikan motif remaja melakukan tindakan kriminal yang

terjadi di wilayah kerja Polres Pariaman.

Penelitian ini menggunakan teori fenomenologi yang dikembangkan oleh

Alfred Schutz. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang diartikan

sebagai pemahaman yang dirasakan oleh orang lain, memahami pola fikir dan

sudut pandang orang lain.dengan tipe penelitian deskriptif. Informan dalam

penelitian ini sebanyak 13 orang. Pemilihan informan melalui

purposive sampling

yaitu penarikan informan yang dipilih oleh peneliti secara sengaja oleh peneliti.

Metode penelitian yaitu observasi, wawancara dan dokumen. Keakuratan data

diuji dengan menggunakan triagulasi data, dari data yang terkumpul dianalisis

dengan model interaktif Milles dan Huberman yang terdiri dari reduksi data,

penyajian data dan penarikan kesimpulan.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

motif remaja melakukan tindakan kriminal di wilayah Polres Pariaman khususnya

pencabulan, penganiayaan dan pencurian adalah motif yang tergolong kedalam

(5)

PENDAHULUAN

Masa remaja adalah masa yang rawan dari pengaruh negatif seperti narkoba, kriminal, kebut-kebutan dan kejahatan seks. Oleh karena itu masa remaja tidak dapat dipisahkan dari pembinaan dan pembentukan kepribadian seorang individu. Sebagaimana persepsi umum mengatakan bahwa remaja merupakan kelompok manusia yang penuh potensi, penuh vitalitas, semangat patriotisme dan menjadi harapan bangsa (Al-mighwar, 2006: 57).

Masalah kenakalan remaja dewasa ini semakin meresahkan masyarakat, baik di negara-negara maju maupun di negara-negara-negara-negara yang sedang berkembang. Dalam kaitan ini, masyarakat Indonesia telah mulai merasakan keresahan tersebut, terutama mereka yang berdomisili di kota-kota besar. Akhir-akhir ini masalah tersebut cendrung menjadi masalah nasional yang dirasa semakin sulit untuk dihindari, ditanggulangi dan diperbaiki kembali. (Sudarsono,2004:v)

Kenakalan remaja merupakan masalah yang signifikan dalam kehidupan bermasyarakat. Hal ini dikarenakan kenakalan remaja merupakan perilaku yang tidak sesuai dengan aturan dalam masyarakat itu sendiri. Kenakalan remaja sering diartikan terjemahan dari Juvenile Delinquency secara etimologis pengertian

juvenile delinquency berasal dari kata juvenile

yang berarti anak, dan delinquency yang berarti kejahatan. Dapat disimpulkan bahwa kenakalan remaja atau juvenile delinquency memiliki arti kejahatan yang dilakukan oleh anak remaja. (Sudarsono,2004:92)

Tindakan kriminal atau kejahatan yang dilakukan dikalangan remaja dianggap kian meresahkan publik. Di kota-kota besar yang ada di Indonesia banyak terjadi tindakan kriminal atau kejahatan yang kita lihat di berbagai media massa, baik elektronik maupun cetak. Seperti yang diungkapkan oleh Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) menyatakan anak remaja pelaku kejahatan dari Januari hingga September 2014 di DKI. Jakarta sebanyak 816 orang atau naik 26 persen dibanding kasus 2013. (Republika.co.id. 17

dari 20 kasus pencurian, 29 kasus penganiayaan, dan 16 kasus pencabulan

Sehubungan dengan adanya kejahatan yang dilakukan oleh remaja di kota Pariaman, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Motif Remaja Melakukan Tindakan Kriminal di Pariaman (Kasus yang dilaporkan ke Polisi Resort Pariaman)”.

Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas maka yang menjadi pemasalah disini yaitu Apa motif remaja melakukan tindakan kriminal

Adapun manfaat yang diharapkan yakni manfaat akademis.

a) Manfaat Akademis, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan memberikan konstribusi untuk ilmu sosiologi, khususnya tentang motif remaja melakukan tindakan kriminal menjadi penelitian yang relevan bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti masalah ini.

b) Manfaat praktis, penelitian ini dapat dijadikan bahan bacaan bagi masyarakat, serta memotivasi masyarakat lain khususnya bagi remaja untuk tidak melakukan tindakan kejahatan.

TEORI PENELITIAN

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori fenomenologi yang di kembangkan oleh Alfred Shcutz. Alfred shcutz mengatakan bahwa reduksi fenomenologis, mengesampingkan pengetahuan kita tentang dunia, meninggalkan kita dengan apa yang ia sebut sebagai suatu “arus-pengalaman” (stream of experience). Sebutan fenomenologis berarti studi tentang cara dimana fenomena hal-hal yang kita sadari muncul kepada kita, dan cara yang paling mendasar dari pemunculannya adalah sebagai suatu aliran pengalaman-pengalaman inderawi yang berkesinambungan yang kita terima melalui panca indera kita.(Zeitlin,1998:129).

Fenomenologi tertarik dengan pengidentifikasian masalah ini dari dunia

(6)

menciptakan makna, didalam cara yang sama sehingga kita bisa melihat sesuatu yang bersifat mendua dari jarak itu, tanpa masuk lebih dekat, mengidentifikasinya melalui suatu proses dengan mengubungkannya dengan latar belakangnya.(Sukanto,1993:69)

Menurut Schutz, cara kita mengkonstruksikan makna di luar dari arus utama pengalaman ialah melalui proses tipikasi. Dalam hal ini termasuk membentuk penggolongan atau klasifikasi dari pengalaman dengan melihat keserupaannya. Schutz melihat objek-objek tertentu pada umumnya memiliki ciri-ciri khusus, bahwa mereka bergerak dari tempat ke tempat, sementara lingkungan sendiri mungkin tetap diam.(Zetlin, 1998:129-130)

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Metode penelitian kualitatif diartikan sebagai cara yang dipakai oleh para peneliti untuk memecahkan masalah dan mencari jawaban atau pertanyaan-pertanyaan. Cara analisisnya mencari atau membangun pola, dilakukan mulai saat pengumpulan data saat penulisan laporan penelitian(Afrizal, 2008 : 17 ). Metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Basrowi dan Suwandi, 2008: 21).

Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif analitis, yang mengembangkan konsep dan mengumpulkan fakta-fakta, tetapi tidak melakukan pengujian hipotesis. metode deskriptif ini menggambarkan sifat sesuai keadaan sementara berjalan pada saat penelitian dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala-gejala tertentu. (Moleong, 2010:3).

Sedangkan teknik pengumpulan informan menggunakan purposive sampling merupakan salah satu menentukan informan yang paling umum didalam penelitian kualitatif, yaitu menentukan kelompok peserta yang menjadi sesuai dengan kriteria terpilih yang relevan dengan masalah tertentu. Berdasarkan pertimbangan tersebut maka informan dalam penelitian ini berjumlah 13 orang, yaitunya adalah: remaja yang pernah melakukan tindakan kriminal, orangtua dari remaja yang pernah melakukan tindakan criminal serta satu orang petugas kepolisian.

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data dalam penelitian kualitatif, dimana peneliti akan mencari data melalui hasil dari pengamatan atau observasi dan melalui wawancara dan studi dokumen. Analisis

data pada penelitian ini menggunakan model interaktif dari Miles dan Huberman melalui tiga tahap, yaitu: reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Penelitian dilakukan di wilayah kerja Polres Pariaman, Kota Pariaman. Alasan penulis memilih lokasi ini karena berdasarkan data yang didapatkan dari Polres Pariaman terdapat adanya remaja yang melakukan tindakan kriminal.

HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Profil Informan

Sebelum membahas tentang permasalahan motif remaja melakukan tindakan kriminal kita harus mengetahui dulu profil informan. Profil informan merupakan faktor yang sangat penting untuk diketahui dalam suatu penelitian, dari data informan ini diharapkan dapat memberi gambaran awal yang akan membantu masalah selanjutnya yang akan diuraikan untuk lebih mengenal informan dalam penelitian ini. Profil adalah gambaran, karakteristik yang memberikan fakta tentang hal-hal yang mencakup kegiatan yang dilakukan sehari-hari baik perorangan maupun kelompok (Ali, 1985:104

Profil informan dalam penelitian ini adalah gambaran informan yaitu remaja yang melakukan tindakan kriminal dan orang tua remaja yang melakukan tindakan kriminal yang berada atau yang dilaporkan ke Polres Pariaman serta petugas kepolisian. Dalam penelitian ini peneliti melakukan wawancara terhadap informan-informan yang terlibat dalam penelitian ini yaitu berjumlah 13 orang yang terdiri dari 8 orang remaja yang pernah melakukan tindakan kejahatan atau kriminal dan 4 orang tua dari remaja yang pernah melakukan tindakan kriminal, dan 1 orang petugas kepolisian

2. Motif Remaja Melakukan Tindakan Krminal.

Motif merupakan pengertian yang melingkupi penggerak yaitu alasan-alasan atau dorongan-dorongan dalam diri manusialah yang menyebabkan manusia itu berbuat sesuatu.(Sabur, 2009:266). Menurut alfred schutz tindakan manusia ditentukan oleh makna yang dipahami tentang sesuatu yang disebut dengan motif. Dimana mereka dalam melakukan tindakan mempunyai alasan tertentu. Karena alasan itulah mereka melakukan suatu tindakan. Berikut motif remaja melakukan tindakan kriminal yaitu:

(7)

A. Rasa Ingin Tahu

Salah satu motif remaja melakukan tindakan kejahatan khususnya pencabulan yaitu karena adanya rasa ingin tahu. Masa remaja dapat dicirikan dengan banyaknya rasa ingin tahu pada diri seseorang dalam berbagai hal tidak terkecuali dalam bidang seks. Rasa keingintahuan yang besar yang akhirnya membuat penasaran dan akhirnya menjadikan mereka mencoba-coba untuk melakukannya.

Masa remaja merupakan tahap dimana seseorang sedang mengalami periode penting dalam hidupnya yakni transisi dari masa anak-anak menuju masa dewasa. Kematangan sosial pada usia remaja menyebabkan munculnya minat seksual dan keingin tahuan yang tinggi tentang seksualitas.

Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan dengan informan pada tanggal 15 April 2015 bahwa remaja melakukan tindakan kriminal atau kejahatan khususnya pencabulan dikarenakan karena rasa ingin tahu remaja yang terlalu besar dan dikarenakan terlalu seringnya atau bisa dikatakan hampir setiap hari remaja menonton film yang tidak seharusnya mereka tonton baik itu disaat dia lagi sendiri maupun dengan teman-temannya. Apalagi pada zaman sekarang ini teknologi yang semakin canggih, sehingga remaja mudah membuka situs-situs yang tak seharusnya mereka buka.

Sesuai dengan teori Alfred Schutz salah satu motif yang mempengaruhi tindakan manusia yaitu because motif yang berarti motivasi yang timbul melalui pengalaman dan masa lalu individu sebagai anggota masyarakat. Teori ini terbukti bahwa remaja melakukan tindakan kejahatan khususnya tindakan pencabulan karena berasal dari pengalamannya yang sering menonton film porno dan masa lalu individu sebagai anggota masyarakat. Dimana remaja sering melihat atau menonton kemudian mempelajarinya. Sehingga remaja ingin mencoba untuk melakukannya. Schutz juga mengatakan bahwa tindakan manusia ditentukan oleh makna tertentu dan alasan tertentu. Remaja melakukan tindakan kejahatan merupakan tindakan manusia yang sudah dimaknai melalui fenomena yang dilihatnya kemudian remaja tersebut merasakan bahwa apa yang dilihatnya sesuai dengan apa yang ingin dilakukannya. Maka dari itu remaja melakukan tindakan

si korban menceritakan kejadian tersebut kepada orang tuanya.

Masa remaja adalah masa transisi dimana rasa keingin tahuan terhadap sesuatu begitu besar. Kadangkala akibat dorongan rasa ingin tahuan tersebut, remaja harus melakukan tindakan diluar batas kewajaran atau menentang nilai dan norma dan juga hukum yang berlaku dalam masyarakat. Krisis identitas membuat remaja kadangkala berbuat kejahatan karena kurangnya pemahaman terhadap tindakan yang dilakukannya.

B. Adanya Kesempatan

Adanya kesempatan merupakan alasan lain remaja melakukan tindakan kriminal khususnya pencurian. Dimana kesempatan merupakan suatu peluang atau adanya situasi dan kondisi yang aman agar seseorang bisa melakukan sesuatu yang mereka inginkan. Seseorang bisa berubah menjadi penjahat apabila muncul peluang besar untuk melakukan kejahatan seperti tindakan pencurian.

Remaja sudah mulai mencuri disaat mereka masih kecil atau disaat mereka masih duduk di bangku SD. Mereka awalnya mencuri dari barang yang bernilai kecil sampai barang yang bernilai tinggi. Walaupun remaja itu tahu bahwa perbuatan yang mereka lakukan itu salah, namun kondisi ekonomi yang kurang memadai seperti belanja ke sekolah yang diberikan orang tuanya hanya cukup untuk belanja sekolah saja.

Bedasarkan hasil temuan dilapangan bahwa remaja sering bermain kerumah temannya dan dari situ remaja melihat barang-barang mewah sehingga timbul keinginan untuk mengambilnya. Remaja melakukan kejahatan karena adanya kesempatan dan kondisi yang mendukung untuk melakukan pencurian, seperti adanya suatu benda atau barang mewah yang sedang tidak ada orangnya sehingga remaja lebih mudah melakukan tindakan kejahatan pencurian. Selama tidak ketahuan remaja sangat senang karna dari hasil curian mereka bisa membeli apa yang mereka inginkan dan bisa untuk membayar hutang.

Adanya kesempatan mempermudah remaja untuk melakukan tindakan kejahatan. Kesempatan untuk mencuri itu datang ketika remaja melihat sesuatu yang berharga seperti uang atau barang-barang elektronik yang

(8)

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan, remaja melakukan pencurian karena adanya kesempatan yang mendukung untuk melakukan tindakan kejahatan, seperti seringnya remaja melihat uang atau suatu benda yang pemiliknya sedang tidak ada. Sehingga remaja melakukan tindak kejahatan khususnya pencurian. Adanya kesempatan adalah yang menjadi alasan remaja melakukan tindakan pencurian walaupun pada awalnya tidak ada niat dalam diri mereka tapi karena remaja melihat adanya sesuatu barang berharga yang membuat ada peluang bagi remaja untuk mencuri.

Remaja sangat mudah terpengaruh apalagi mereka melihat adanya kesempatan untuk mencuri ditambah lagi dengan kondisi ekonomi yang kurang mencukupi seperti tidak ada biaya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari untuk membeli apa yang remaja inginkan dan hutangpun sudah banyak, sehingga apabila remaja melihat adanya kesempatan maka remaja langsung beraksi untuk melakukan pencurian.

C. Dendam

Dendam merupakan salah satu alasan remaja melakukan tindakan kriminal khususnya tindakan penganiayaan. Dendam adalah keinginan keras didalam hati untuk membalas orang lain. Apabila orang lain berbuat suatu kesalahan kepada seseorang, maka di dalam hati memiliki keinginan untuk membalasnya pada waktu yang lain. Keinginan tersebut tertanam di dalam hati, dan berusaha mencari kesempatan untuk melampiaskan dendamnya tersebut. Begitu juga dengan remaja, remaja merupakan masa peralihan atau masa transisi antara masa anak ke masa dewasa. Pada masa ini individu mengalami perkembangan yang pesat. Salah satu perkembangan yang dialami oleh remaja yaitu perkembangan emosi.

Pada umumnya remaja memiliki emosi yang sangat labil. Emosinya mudah naik turun, apabila remaja sering di ejek, direndahkan, dan sering dipermalukan maka remaja akan mudah marah dan merasa sakit hati dan akhirnya timbul dendam didalam hati dan berusaha mencari kesempatan untuk bisa melampiaskan dendamnya tersebut dan bahkan melakukan tindakan yang mengarah kriminal seperti penganiayaan.

Sesuai dengan hasil wawancara dengan informan bahwa alasan remaja melakukan tindakan kriminal khususnya penganiayaan disebabkan karena berawal dari rasa sakit hati karena sering dihina, dicaci bahkan direndahkan oleh temannya seperti sering dibilang bodoh, dan sering menertawakan orang tua remaja ditambah lagi remaja sering dipanas-panasi oleh temannya

sehingga emosi remaja mudah naik sehingga timbul dendam didalam diri remaja tersebut dan disaat ada kesempatan remaja tersebut membalasnya dengan cara memukuli teman yang sering merendahkannya agar temannya tahu siapa dia dan tidak merendahkannya lagi.

Usia remaja adalah usia yang dianggap rawan, dimana emosi pada masa remaja sangat labil dan mudah naik turun. Remaja akan susah mengendalikan emosi dalam menghadapi hal-hal yang sepele, seperti sering direndahkan, dicaci, ditertawakan oleh sesama temannya sehingga gampang marah yang akhirnya timbul dendam didalam hati untuk membalasnya.

KESIMPULAN

Berdasarkan temuan dan pembahasan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa Motif Remaja melakukan tindakan kriminal di Pariaman (Kasus yang dilaporkan ke Polisi Resort Pariaman) maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa motif Remaja Melakukan Tindakan Kriminal di wilayah Polres Pariaman yaitu berdasarkan Because Motive adalah:

a. Rasa ingin tahu, disebabkan karena sering menonton sehingga timbul rasa ingin tahu dan akhirnya mereka melakukan tindakan pencabulan b. Adanya kesempatan atau celah untuk

remaja melakukan tindakan kejahatan. c. Dendam yang berawal dari rasa sakit

hati karena sering dihina, dicaci dan direndahakan sehingga remaja melakukan kejahatan penganiayaan.

DAFTAR PUSTAKA

Afrizal. 2008. Pengantar Metode Penelitian Kualitatif: Dari Pengertian Sampai Penulisan Laporan. Padang : Laboratorium Sosiologi FISIP UNAND.

Desmita. 2005. Psikologi perkembangan remaja . Bandung : PT remaja rasdakarya. Hurlock. 1997. Perkembangan Anak Jilid 1.

Jakarta: Gramedia

Kartono, Kartini.1983. Patologi Sosial. Jakarta: C.V. Rajawali

Lexy, Moleong. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Soekanto, Soerjono. 1981. Kriminologi suatu pengantar. Jakarta: Ghalia Indonesia

.

.

Referensi

Dokumen terkait

Artinya adalah bahwa sumbangan pengaruh variabel independen (Motivasi kerja dan Kepemimpinan) terhadap variabel dependen (Kepuasan Kerja) adalah sebesar 41,7%,

Terselenggaranya Pelatihan Garmen Apparel (Teknik Bordir) yang merupakan program untuk meningkatkan pengetahuan dan keahlian membordir dengan mesin dalam bidang produksi

Ditjen Bina Pembangunan Daerah, Rancangan RPJP Daerah ditetapkan menjadi Peraturan Daerah tentang RPJP Daerah Kepulauan Riau Tahun 2005-2025, yang merupakan

Setelah pengakuan awal, aset keuangan tersebut dicatat pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif, dan keuntungan dan kerugian

Berdasarkan hasil estimasi, diperoleh satu komponen utama untuk menjelaskan keragaman variabel pada data diabetes dengan model spline linier terbaik pada satu titik knot.. Kata Kunci

untuk program manfaat pasti, nilai kini aktuaria atas manfaat terjanji yang membedakan antara manfaat telah menjadi hak ( vested benefits ) dan manfaat belum menjadi hak ( non-

Jamil (1995:6) menjelaskan syarat dan kualifikasi menjadi anggota Majlis Tarjih adalah ulama (laki-laki/perempuan) anggota persyarikatan yang mempunyai kemampuan

Pada penelitian ini, dibuat tiga formula sabun padat yang mengandung ekstrak rimpang temugiring dalam konsentrasi yang berbeda dan kombinasi minyak zaitun dan minyak