• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V HASIL PENELITIAN. Sebanyak 100 responden yang memenuhi kriteria inklusi diambil sebagai

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB V HASIL PENELITIAN. Sebanyak 100 responden yang memenuhi kriteria inklusi diambil sebagai"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

36 5.1. Deskripsi Karakteristik Responden

Sebanyak 100 responden yang memenuhi kriteria inklusi diambil sebagai sampel dalam penelitian ini. Berdasarkan data yang diperoleh dari 100 responden pada 11 Puskesmas di Kota Denpasar Propinsi Bali, maka dapat disajikan karakteristik responden menurut: jenis kelamin, status perkawinan, pekerjaan, alasan kunjungan ke puskesmas, keikutsertaan askes atau sejenisnya, status kesehatan gigi, frekwensi kunjungan, dan pengalaman berobat gigi di tempat lain. Hasil analisis disajikan pada Tabel 5.1 berikut.

Tabel 5.1

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin, Tingkat Pendidikan, Status Kawin, dan Pekerjaan Kunjungan Ke Puskesmas Kota Denpasar

Propinsi Bali

Variabel Jumlah (orang) Persentase

Jenis Kelamin 1. Laki 2. Perempuan 35 65 35 % 65 % Tingkat Pendidikan SD SMP SMA D1,D2,D3 S1, S2 5 13 48 21 13 5.0 13.0 48.0 21.0 13.0 Status Kawin Kawin

Tidak kawin 70 30 70 30 Pekerjaan PNS Pensiunan/Purnawira ABRI/POLRI Pedagang Veteran Pegawai Swasta Ibu Rumah tangga Pelajar 21 2 4 5 1 31 22 9 21.0 2.0 4.0 5.0 1.0 31.0 22.0 9.0

(2)

Jenis kelamin responden sebagian besar perempuan yaitu sebanyak 65% (65 orang), laki-laki sebanyak 35% (35 orang). Dilihat dari status perkawinan responden sebagian besar sudah menikah yaitu sebanyak 70% (70 orang) dan yang yang belum menikah sebanyak 30% (30 orang).

Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan dan pekerjaan terlihat pada Tabel 5.1. Tabel 5.1 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan responden sebagian besar tamat SMA yaitu sebanyak 48% (48 orang), dan paling sedikit tamat SD sebanyak 5% (5 orang). Pekerjaan responden sebagian besar pegawai swasta yaitu sebanyak 31% (31 orang), dan paling sedikit veteran sebanyak 1% (1 orang).

Tabel 5.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Kepemilikan Kartu Sehat dan Tujuan Kunjungan Ke Poli Gigi Puskesmas Kota Denpasar Propinsi Bali

Variabel Jumlah (orang) Persentase

Kepemilikan Kartu Sehat Ikut Tidak Ikut 35 65 35 65 Tujuan Kunjungan ke Poli Gigi Memeriksakan Gigi Mencabut Gigi Menambal Gigi Membersihkan Gigi Berobat bengkak Topikal Aplikasi

Menambal dengan ART

30 19 30 12 3 2 4 30.0 19.0 30.0 12.0 3.0 2.0 4.0

Karakteristik responden berdasarkan keikutsertaan askes atau sejenisnya dan tujuan kunjungan responden ke Puskesmas Kota Denpasar Propinsi Bali terlihat pada Ttabel 5.2. Tabel 5.2 menunjukkan sebagian besar responden menyatakan tidak ikut askes/sejenisnya yaitu sebanyak 65% (65 orang).

(3)

Berdasarkan tujuan kunjungan sebagian besar responden menyatakan berkunjung untuk memeriksakan gigi dan menambal gigi masing-masing sebanyak 30% (30 orang) dan yang paling sedikit dengan tujuan untuk topical aplikasi yaitu sebesar 2% (2 orang).

Tabel 5.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Alasan Berobat Ke Puskesmas, Sarana lain untuk Berobat Gigi, dan Sarana lain untuk Berobat selain

Puskesmas di Kota Denpasar Propinsi Bali

Variabel Jumlah (orang) Persentase

Alasan Berobat

ke Puskesmas Dekat Dari Rumah Dekat dari kantor/ sekolah Dekat pasar Kebetulan Lewat Lain-lain 73 16 4 2 5 73.0 16.0 4.0 2.0 5.0 Sarana lain utk

berobat gigi Pernah Tidak Pernah 46 54 46 54 Sarana lain utk

berobat selain Puskesmas

Praktek Dokter Gigi Swasta Rumah Sakit Swasta

Rumah Sakit Pemerintah

55 19 26 55.0 19.0 26.0

Karakteristik responden berdasarkan alasan berobat ke puskesmas, sarana lain untuk berobat gigi, dan sarana lain untuk berobat selain puskesmas di Kota Denpasar Propinsi Bali terlihat pada Ttabel 5.3. Tabel 5.3 menunjukkan sebagian besar responden menyatakan alasan berobat ke puskesmas adalah dekat dari rumah yaitu sebanyak 73% (73 orang). Berdasarkan sarana lain untuk berobat gigi sebagian besar responden menyatakan tidak pernah sebanyak 54% (54 orang), dan berdasarkan sarana lain untuk berobat selain puskesmas adalah praktek dokter gigi swasta yaitu sebesar 55% (55 orang).

(4)

5.2. Deskripsi Variabel-variabel Penelitian

Deskripsi variabel-variabel bebas (umur, jenis kelamin, pendidikan, kelompok referensi, lokasi, fasilitas pelayanan kesehatan) dan variabel terikat (permintaan konsumen terhadap upaya pelayanan kesehatan gigi preventif), dari 100 subyek penelitian di Puskesmas Kota Denpasar adalah sebagai berikut: 5.2.1 Variabel umur

Tabel 5.4

Deskripsi Responden Berdasarkan Kelompok Umur Terhadap Permintaan Pelayanan Kesehatan Gigi Preventif

Variabel Jumlah Persentase

Umur

Muda (13 -19 tahun )

Dewasa muda (20 – 30 tahun ) Dewasa Menengah (31 – 54 tahun) Usia lanjut (≥ 55 tahun )

7 33 54 6 7,0 % 33,0 % 54,0 % 6,0 % Jumlah 100 100%

Tabel 5.4 menunjukkan bahwa kelompok umur responden yang paling banyak meminta pelayanan kesehatan gigi preventif di Poli Gigi Puskesmas Kota Denpasar adalah umur dewasa menengah sebanyak 54 orang (54%), dan hanya ada 6% (6 orang) meminta pelayanan kesehatan gigi preventif pada umur 55 tahun ke atas.

5.2.2 Variabel Jenis Kelamin

Tabel 5.5

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Kunjungan Ke Puskesmas Kota Denpasar Propinsi Bali

Variabel Jumlah (orang) Persentase

Jenis Kelamin Laki Perempuan

35 65

35 % 65 %

(5)

5.2.3 Variabel Pendidikan

Tabel 5.6

Deskripsi Pendidikan Responden Terhadap Permintaan Pelayanan Kesehatan Gigi Preventif

Variabel Jumlah Persentase

Pendidikan

Pendidikan dasar (6 - 9 tahun sekolah)

Pendidikan menengah (10 - 12 tahun sekolah ) Pendidikan tinggi ( > 13 tahun sekolah)

18 48 34 18 48 34 Jumlah 100 100%

Tabel 5.6 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan responden yang paling banyak meminta pelayanan kesehatan gigi preventif di Puskesmas Kota Denpasar adalah pendidikan menengah sebanyak 48 orang (48%), dan permintaan terhadap pelayanan kesehatan gigi preventif paling sedikit pada tingkat pendidikan dasar yaitu sebanyak 18 orang (18%).

5.2.4. Variabel Kelompok Referensi

Tabel 5.7

Katagori Kelompok Referensi Responden Terhadap Permintaan Pelayanan Kesehatan Gigi Preventif

No Katagori Interval Jumlah Persentase

1 Lemah 6< X < 11 4 4%

2 Sedang 12 < X < 17 31 31%

3 Kuat 18 < X < 24 65 65%

Total 100 100%

Tabel 5.7 menunjukkan bahwa, responden yang paling banyak meminta pelayanan kesehatan gigi preventif di Puskesmas Kota Denpasar adalah responden dengan pengaruh kelompok referensi kuat yaitu sebanyak 65 orang (65%), dan

(6)

responden dengan pengaruh kelompok referensi lemah paling sedikit yaitu sebanyak 4 orang (4%).

5.2.5. Variabel lokasi/aksesibilitas

Tabel 5.8

Katagori Lokasi/Aksesibilitas Responden Terhadap Permintaan Pelayanan Kesehatan Gigi Preventif

No Katagori Interval Jumlah Persentase

1 Sulit 4< X < 7 1 1%

2 Sedang 8< X <12 28 28%

3 Mudah 13 < X < 16 71 71%

Total 100 100%

Tabel 5.8 menunjukkan bahwa, sebagian besar responden meminta pelayanan kesehatan gigi preventif di Puskesmas Kota Denpasar karena lokasi/aksessibilitas mudah yaitu sebanyak 71 orang (71%), dan ada hanya 1 orang (1%) responden meminta pelayanan kesehatan gigi preventif oleh karena lokasi/aksessibilitas sulit.

5.2.6. Variabel fasilitas pelayanan kesehatan gigi Tabel 5.9

Katagori Fasilitas Pelayanan Kesehatan Gigi Terhadap Permintaan Pelayanan Kesehatan Gigi Preventif

No Katagori Interval Jumlah Persentase

1 Lengkap 19< X < 24 73 73%

2 Sedang 12< X <18 27 27%

3 Tidak Lengkap 6 < X < 11 0 0%

Total 100 100%

Tabel 5.9 menunjukkan bahwa sebagian besar responden meminta pelayanan kesehatan gigi preventif di Puskesmas Kota Denpasar oleh karena

(7)

fasilitas pelayanan kesehatan gigi katagori lengkap yaitu sebanyak 73 orang (73%), dan tidak ada responden meminta pelayanan kesehatan gigi preventif oleh karena fasilitas pelayanan kesehatan gigi tidak lengkap.

5.2.7 Variabel permintaan terhadap pelayanan kesehatan gigi preventif Tabel 5.10

Katagori Permintaan Responden Terhadap Pelayanan Kesehatan Gigi Preventif

No Katagori Interval Jumlah Persentase

1 Tinggi 19< X < 24 73 73%

2 Sedang 12< X <18 26 26%

3 Rendah 6 < X< 11 1 1%

Total 100 100%

Tabel 5.10 menunjukkan bahwa sebagian besar responden meminta pelayanan kesehatan gigi preventif di Puskesmas Kota Denpasar yaitu sebanyak 73 orang (73%), berada pada interval 19 < X < 24 dengan katagori tinggi. Hanya ada 1 orang (1 %) responden meminta pelayanan kesehatan gigi preventif dengan katagori rendah.

5.3 Analisis Kuantitatif

Analisis kuantitatif dilakukan untuk menganalisis hubungan masing-masing variabel bebas faktor internal (umur (X1), jenis kelamin (X2), pendidikan (X3), dan faktor ekternal (kelompok referensi (X4), lokasi (X5), dan fasilitas pelayanan kesehatan (X6), dengan variabel terikat (permintaan konsumen terhadap pelayanan kesehatan gigi preventif (Y)). Analisis kuantitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda.

(8)

Sebelum dilakukan analisis kuantitatif terlebih dahulu dilakukan uji normalitas variabel bebas dan variabel terikat dengan menggunakan Uji One Sample Kolmogorov-Smirnov. Hasil uji normalitas variabel bebas dan variabel terikat menunjukkan bahwa sebagian besar variabel terdistribusi normal (p>0,05) kecuali variable jenis kelamin dan pendidikan karena merupakan data nominal seperti yang ditunjukkan pada Tabel 5.11.

Tabel 5.11

. Hasil Uji Normalitas Variabel Bebas dan Variabel Terikat

No Variabel N Signifikansi Kesimpulan

1 Umur (X1) 100 0,434 Normal

2 Jenis Kelamin (X2) 100 - Tidak Normal

3 Pendidikan (X3) 100 - Tidak Normal

4 Kelompok referensi (X4) 100 0,086 Normal

5 Aksessibilitas (X5) 100 0,087 Normal

6 Fasilitas Pelayanan Kesehatan (X6) 100 0,124 Normal 7 Permintaan terhadap pelayanan

kesehatan gigi preventif

100 0,056 Normal

Variabel yang telah terdistribusi normal dapat dilakukan analisis kuantitatif regresi berganda. Namun sebelum dilakukan analisis regresi berganda terlebih dahulu dilakukan uji korelasi bivariat dengan menggunakan korelasi Spearman, untuk mengetahui hubungan antara masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat.

Hasil analisis korelasi Spearman dapat dilihat pada tabel 5.12, sebagai berikut:

(9)

Tabel 5.12

Hasil Analisis Korelasi Spearman Antara Variabel Bebas (X) dengan Variabel Terikat (Y)

No Variabel N r p 1 Umur (X1) 100 0,102 0,314 2 Jenis Kelamin (X2) 100 0,106 0,294 3 Pendidikan (X3) 100 0,090 0,376 4 Kelompok referensi (X4) 100 0,225* 0,025 5 Aksessibilitas (X5) 100 0,291** 0,003

6 Fasilitas Pelayanan Kesehatan (X6) 100 0,333** 0,001

Keterangan: * = signifikan ** = sangat signifikan

Tabel 5.12 menunjukkan bahwa ada tiga variabel bebas yang tidak signifikan, yaitu variabel umur (X1), jenis kelamin (X2), dan pendidikan (X3) (p > 0,05). Variabel bebas yang lain yaitu kelompok referensi (X4), Aksessibilitas (X5), dan fasilitas pelayanan kesehatan (X6) mempunyai nilai p<0,05, selanjutnya dapat dilakukan analisis regresi berganda.

Hasil analisis regresi berganda dengan tiga prediktor dapat dilihat pada tabel 5.13 sebagai berikut:

Tabel 5.13

Hasil Analisis Regresi Berganda

No Variabel Nilai

Koefisien

t

Statistik

Sig

1 Kelompok referensi (X4) 0,117 1,413 0,161

2 Aksessibilitas (X5) 0,130 1,282 0,203

3 Fasilitas Pelayanan Kesehatan (X6) 0,236 2,136 0,035

4 Konstanta 1,418 4,137 0,001

R = 0,366 R2 = 0,134 F-Statistik = 4,939

(10)

Tabel 5.13 menunjukkan bahwa hasil analisis regresi berganda koefesien korelasi ( R ) sebesar 0,366; R2 = 0,134; Fregresi = 4,939, dengan Sig (p) = 0,003.

Oleh karena nilai p lebih kecil daripada taraf signifikansi yang ditentukan yaitu 0,05, maka untuk variabel kelompok referensi (X4), Aksessibilitas (X5), dan fasilitas pelayanan kesehatan (X6), mempunyai hubungan yang signifikan secara bersama-sama dengan variabel permintaan konsumen terhadap pelayanan kesehatan gigi preventif di Puskesmas Kota Denpasar.

Selanjutnya dengan analisis regresi berganda dengan metode backward, didapatkan hasil sebagai berikut.

Tabel 5.14

Hasil Analisis Regresi Berganda Metode Backward

No Variabel Nilai

Koefisien

t

Statistik

Sig Fasilitas Pelayanan Kesehatan (X7) 0,327 3,207 0,002

Konstanta 1,828 6,486 0,001 R = 0,308 R2 = 0,095 F-Statistik = 10,282 Sig = 0,002 Keterangan:

R = Koefisien korelasi Ganda R2 = Koefisien Determinasi Sig = Signifikansi

Tabel 5.14 menunjukkan bahwa hasil analisis regresi berganda dengan metode backward, menunjukkan koefesien korelasi (R) sebesar 0,308; R2 = 0,095; Fregresi = 10,282, dengan Sig (p) = 0,002. Oleh karena nilai p lebih kecil

(11)

daripada 0,05 maka dapat dinyatakan bahwa, variabel fasilitas pelayanan kesehatan (X6) berpengaruh positif terhadap variabel permintaan konsumen pada pelayanan kesehatan gigi preventif di Puskesmas Kota Denpasar.

Berdasarkan Tabel 5.14 dapat dibuat rangkuman perhitungan konstanta dan koefisien beta variabel fasilitas pelayanan kesehatan dengan persamaan regeresi sebagai berikut:

Y = 1,828 + 0,327 X6

Dari hasil estimasi persamaan regresi tersebut diatas diperoleh koefisien determinan berganda (R2) sebesar 0,095. Hal ini menunjukan bahwa tingkat ketepatan (goodness of fit) dari hubungan fungsi tersebut adalah sebesar 0,095. Secara statistik variabel fasilitas pelayanan kesehatan mampu menjelaskan variasi dari variabel terikat (Y) sebesar 9,5% (RSquare = 0,095), sedangkan sisanya 90,5%

(12)

BAB VI

PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Sebanyak 100 responden yang memenuhi kriteria inklusi diambil sebagai sampel dalam penelitian ini. Berdasarkan data yang diperoleh dari 100 responden pada 11 Puskesmas di Kota Denpasar Propinsi Bali didapatkan bahwa jenis kelamin responden sebagian besar perempuan yaitu sebanyak 65% (65 orang), laki-laki sebanyak 35% (35 orang). Dilihat dari status perkawinan responden sebagian besar sudah menikah yaitu sebanyak 70% (70 orang) dan yang yang belum menikah sebanyak 30% (30 orang). Tingkat pendidikan responden sebagian besar tamat SMA yaitu sebanyak 48% (48 orang), dan paling sedikit tamat SD sebanyak 5% (5 orang). Pekerjaan responden sebagian besar pegawai swasta yaitu sebanyak 31% (31 orang), dan paling sedikit veteran sebanyak 1% (1 orang). Sebagian besar responden menyatakan tidak ikut askes/sejenisnya yaitu sebanyak 65% (65 orang). Berdasarkan tujuan kunjungan sebagian besar responden menyatakan berkunjung untuk memeriksakan gigi dan menambal gigi masing-masing sebanyak 30% (30 orang) dan yang paling sedikit dengan tujuan untuk topical aplikasi yaitu sebesar 2% (2 orang). Sebagian besar responden menyatakan alasan berobat ke puskesmas adalah dekat dari rumah yaitu sebanyak 73% (73 orang). Berdasarkan sarana lain untuk berobat gigi sebagian besar responden menyatakan tidak pernah sebanyak 54% (54 orang), dan berdasarkan sarana lain untuk berobat selain puskesmas adalah praktek dokter gigi swasta yaitu sebesar 55% (55 orang).

(13)

Kelompok umur responden yang paling banyak meminta pelayanan kesehatan gigi preventif di Poli Gigi Puskesmas Kota Denpasar adalah umur dewasa menengah sebanyak 54 orang (54%), dan hanya ada 6% (6 orang) meminta pelayanan kesehatan gigi preventif pada umur 55 tahun ke atas. Hal ini didukung oleh hasil penelitiannya Cohen dan Bryant (1984) yang menyatakan bahwa kelompok umur dewasa muda mempunyai pola permintaan pelayanan kesehatan gigi yang lebih baik dibandingkan dengan kelompok umur yang lain, disebabkan oleh karena kelompok umur ini mempunyai kebutuhan akan perawatan kesehatan gigi yang lebih tinggi, berdasarkan pola kecendrungan menderita karies gigi tahap awal dan gejala awal dari kelainan jaringan gingiva. Sebaliknya pada umur tua yang banyak menderita kehilangan gigi asli ternyata kurang menyadari kebutuhan perawatan gigi pada giginya, sehingga mengakibatkan rendahnya permintaan akan perawatan gigi pada usia lanjut. Hasil penelitan ini berbeda dengan hasil penelitian Hendrartini (1995) yang mendapatkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi di RS Sardjito dan RS Bethesda salah satunya adalah faktor umur, umur mempunyai pengaruh bermakna terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi.

Tingkat pendidikan responden yang paling banyak meminta pelayanan kesehatan gigi preventif di Puskesmas Kota Denpasar adalah pendidikan menengah sebanyak 48 orang (48%), dan permintaan terhadap pelayanan kesehatan gigi preventif paling sedikit pada tingkat pendidikan dasar yaitu sebanyak 18 orang (18%). Berbeda dengan hasil penelitian ini, Cohen dan Bryant

(14)

(1984) menyatakan bahwa secara umum permintaan pelayanan kesehatan meningkat sesuai dengan kenaikan tingkat pendidikan. Ada perbedaan permintaan pelayanan kesehatan gigi antara mereka yang memiliki tingkat pendidikan rendah dengan mereka yang memiliki tingkat pendidikan lebih tinggi. Yule dan Parkin (1985, cit. Hendrartini, 1995) mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi analisis permintaan pelayanan kesehatan gigi dan menyimpulkan bahwa disamping faktor ekonomi, tingkat pendidikan seseorang merupakan variabel penting yang mempengaruhi permintaan pelayanan kesehatan gigi. Hasil penelitian Hendrartini (1995), menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang positif dan bermakna antara tingkat pendidikan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi di RS Sardjito dan RS Bethesda, yang berarti semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, semakin tinggi pula tingkat pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi di RS. Hasil penelitian Laela (2001), menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan terhadap permintaan pelayanan kesehatan gigi di Klinik AKG Depkes Bandung.

Responden yang paling banyak meminta pelayanan kesehatan gigi preventif di Puskesmas Kota Denpasar adalah responden dengan pengaruh kelompok referensi kuat yaitu sebanyak 65 orang (65%), dan responden dengan pengaruh kelompok referensi lemah paling sedikit yaitu sebanyak 4 orang (4%). Hasil penelitian ini didukung oleh hasil penelitiannya Azwar (2000) yang menyatakan bahwa berbagai bentuk media cetak dan elektronik membawa pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang. Informasi baru terhadap suatu hal dapat memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap. Media massa

(15)

berperan dalam pembentukan dan perubahan seseorang, sehingga bentuk informasi sugesti dalam media massa selalu dimanfaatkan untuk meningkatkan dan memperkenalkan suatu produk. Hasil penelitian Andari (2006) didapatkan bahwa kelompok referensi mempunyai pengaruh yang positif terhadap pemanfaatan puskesmas di Kecamatan Bangli. Hasil penelitian ini juga mendukung penelitian Laela (2001), kelompok referensi mempunyai hubungan yang bermakna terhadap permintaan pelayanan kesehatan gigi di AKG Bandung.

Sebagian besar responden meminta pelayanan kesehatan gigi preventif di Puskesmas Kota Denpasar karena lokasi/aksessibilitas mudah yaitu sebanyak 71 orang (71%), dan ada hanya 1 orang (1%) responden meminta pelayanan kesehatan gigi preventif oleh karena lokasi/aksessibilitas sulit. Lane dan Lindquist (1988) serta Javalgi dkk. (1991) menyimpulkan bahwa faktor kedekatan tempat pelayanan kesehatan dengan rumah tempat tinggal menjadi faktor urutan pertama terhadap permintaan konsumen dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan. Menurut Caroline dan Claire (1990), faktor jarak merupakan faktor penting dalam pilihan penderita menggunakan sarana pelayanan kesehatan. Andari (2006) menyimpulkan bahwa semakin dekat lokasi pelayanan kesehatan semakin tinggi pemanfaatan pelayanan kesehatan di Puskesmas Bangli. Namun hasil ini berbeda dengan penelitian Hendrartini (1995), variabel jarak mempunyai korelasi negatif terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi dan secara statistik tidak bermakna.

Sebagian besar responden meminta pelayanan kesehatan gigi preventif di Puskesmas Kota Denpasar oleh karena fasilitas pelayanan kesehatan gigi katagori

(16)

lengkap yaitu sebanyak 73 orang (73%), dan tidak ada responden meminta pelayanan kesehatan gigi preventif oleh karena fasilitas pelayanan kesehatan gigi tidak lengkap. Hasil penelitian in sesuai dengan pernyataan Kotler (2005), penampilan fasilitas jasa akan mempengaruhi sikap dan perilaku konsumen untuk meminta pelayanan jasa. Oleh karena itu perlu dilakukan pengorganisasian fasilitas pelayanan kesehatan yang baik. Pendapat tersebut mendukung pendapat Kotler (1995, cit. Dharmmesta dan Handoko, 2000) yang menyatakan bahwa kelengkapan fasilitas, tata ruang yang benar dapat mempengaruhi sikap dan perilaku pembeli/pasien seperti perasaan aman, nyaman dan rasa puas. Tjiptono (2000), menyatakan fasilitas jasa akan berpengaruh terhadap persepsi konsumen. Semakin lengkap fasilitas perawatan yang diasuransikan oleh pemerintah dan swasta, maka permintaan konsumen akan pelayanan kesehatan di beberapa negara semakin meningkat (Trisnantoro, 2004). Penelitian Andari (2006), analisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pasien dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan di Puskesmas Bangli, menyimpulkan bahwa semakin lengkap pasilitas pelayanan kesehatan semakin tinggi pemanfaatan pelayanan kesehatan di Puskesmas Bangli.

Analisis kuantitatif dilakukan untuk menganalisis hubungan masing-masing variabel bebas faktor internal (umur (X1), jenis kelamin (/X2), pendidikan (X3), dan faktor ekternal (kelompok referensi (X4), lokasi (X5), dan fasilitas pelayanan kesehatan (X6), dengan variabel terikat (permintaan konsumen terhadap pelayanan kesehatan gigi preventif (Y)). Analisis kuantitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda.

(17)

Sebelum dilakukan analisis kuantitatif terlebih dahulu dilakukan uji normalitas variabel bebas dan variabel terikat dengan menggunakan Uji One Sample Kolmogorov-Smirnov. Hasil uji normalitas variabel bebas dan variabel terikat menunjukkan bahwa sebagian besar variabel terdistribusi normal (p>0,05) kecuali variable jenis kelamin dan pendidikan karena merupakan data nominal.

Ada tiga variabel bebas yang tidak signifikan, yaitu variabel umur (X1), jenis kelamin (X2), dan pendidikan (X3) (p > 0,05). Variabel bebas yang lain yaitu kelompok referensi (X4), Aksessibilitas (X5), dan fasilitas pelayanan kesehatan (X6) mempunyai nilai p<0,05, selanjutnya dapat dilakukan analisis regresi berganda. Hasil analisis regresi berganda koefesien korelasi ( R ) sebesar 0,366; R2 = 0,134; Fregresi = 4,939, dengan Sig (p) = 0,003. Oleh karena nilai p

lebih kecil daripada taraf signifikansi yang ditentukan yaitu 0,05, maka untuk variabel kelompok referensi (X4), Aksessibilitas (X5), dan fasilitas pelayanan kesehatan (X6), mempunyai hubungan yang signifikan secara bersama-sama dengan variabel permintaan konsumen terhadap pelayanan kesehatan gigi preventif di Puskesmas Kota Denpasar. Hasil analisis regresi berganda dengan metode backward, menunjukkan koefesien korelasi (R) sebesar 0,308; R2 = 0,095; Fregresi = 10,282, dengan Sig (p) = 0,002. Oleh karena nilai p lebih kecil

daripada 0,05 maka dapat dinyatakan bahwa, variabel fasilitas pelayanan kesehatan (X6) berpengaruh positif terhadap variabel permintaan konsumen pada pelayanan kesehatan gigi preventif di Puskesmas Kota Denpasar, dengan persamaan regeresi:

(18)

Dari hasil estimasi persamaan regresi tersebut diatas diperoleh koefisien determinan berganda (R2) sebesar 0,095. Hal ini menunjukan bahwa tingkat ketepatan (goodness of fit) dari hubungan fungsi tersebut adalah sebesar 0,095. Secara statistik variabel fasilitas pelayanan kesehatan mampu menjelaskan variasi dari variabel terikat (Y) sebesar 9,5% (RSquare = 0,095), sedangkan sisanya 90,5%

(19)

BAB VII

SIMPULAN DAN SARAN

7.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atasmaka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Kelompok referensi berhubungan terhadap permintaan pelayanan preventif kesehatan gigi di Puskesmas Kota Denpasar.

2. Aksessibilitas berhubungan terhadap permintaan pelayanan preventif kesehatan gigi di Puskesmas Kota Denpasar .

3. Kelengkapan fasilitas pelayanan kesehatan berhubungan terhadap permintaan pelayanan preventif kesehatan gigi di Puskesmas Kota Denpasar.

4. Kelengkapan fasilitas pelayanan kesehatan berhubungan dominan terhadap permintaan pelayanan preventif kesehatan gigi di Puskesmas Kota Denpasar 7.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti dapat menyarankan sebagai berikut:

1. Kepada Dinas Kesehatan Kota Denpasar dan jajarannya supaya mempasilitasi bahan,alat dan fasilitas promotif dan preventif pelayanan kesehatan gigi dan mulut.

2. Kepada petugas Puskesmas khususnya tenaga kesehatan gigi diharapkan lebih mengutamakan pelayanan promotif dan preventif kesehatan gigi.

(20)

3. Kepada masyarakat agar rajin memeriksakan giginya secara rutin enam bulan sekali, untuk mengetahui secara dini bila ada kelainan pada gigi dan mulutnya.

Gambar

Tabel  5.8  menunjukkan  bahwa,  sebagian  besar  responden  meminta  pelayanan  kesehatan  gigi  preventif  di  Puskesmas  Kota  Denpasar  karena  lokasi/aksessibilitas  mudah  yaitu  sebanyak  71  orang  (71%),  dan  ada  hanya  1  orang  (1%)  responden
Tabel  5.10  menunjukkan  bahwa  sebagian  besar  responden  meminta  pelayanan kesehatan gigi preventif di Puskesmas Kota Denpasar yaitu sebanyak 73  orang (73%), berada pada interval 19 &lt; X &lt; 24 dengan katagori tinggi
Tabel  5.12  menunjukkan  bahwa  ada  tiga  variabel  bebas  yang  tidak  signifikan, yaitu variabel umur (X1), jenis kelamin (X2), dan pendidikan (X3) (p
Tabel 5.13 menunjukkan  bahwa hasil analisis regresi berganda koefesien  korelasi ( R ) sebesar 0,366; R 2  = 0,134; F regresi  = 4,939, dengan  Sig (p) = 0,003

Referensi

Dokumen terkait

Dan juga terdapat faktor pendukung atau solusi dalam pelaksanaan pelayanan sensus penduduk online di BPS Kota Malang, diantaranya yaitu mengoptimalkan anggaran

[r]

Bagi para pengguna dokumen yang &#34;TIDAK TERKENDALI&#34; disarankan untuk senantiasa melakukan pengecekan terhadap dokumen &#34;INDUK&#34; yang disimpan pada Petugas

Hasil kegiatan membuktikan bahwa (1) kegiatan pelatihan pembuatan dan penggunaan media pembelajaran board games dinilai efektif dalam meningkatkan pengetahuan dan

Adapun tujuan penelitian ialah: untuk merancang purwarupa Trash Skimmer Boat, untuk mendapatkan ukuran utama dari Trash Skimmer Boat yang handal dalam pembersihan sampah

Rumuskan masalah yang muncul adalah “Bagaimana merancang aplikasi Augmented Reality berbasis Unity agar dapat memisualisasikan maket rumah kedalam bentuk tiga dimensi,

Penelitian Elangovan dkk melaporkan bahwa walaupun menggunakan dializer yang luas, kec epatan aliran darah dan aliran dialisat yang tinggi penderita berat badan ³80 kg

Tahapan display ini peneliti membatasi pada yang terkait dengan proses pelaksanaan model pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI) pada mata pelajaran