• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. perusahaan dan hubungannya dengan barang dan jasa.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. perusahaan dan hubungannya dengan barang dan jasa."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

A. Kajian Pustaka 1. Pemasaran

Pemasaran mengandung arti luas karena membahas masalah mengenai perusahaan dan hubungannya dengan barang dan jasa.

Menurut Kotler & Keller (2012)

Marketing is about identifying and meeting human and social need.

Perusahaan adalah tentang bagaimana mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia dan sosial.

Proses dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan manusia dan sosial inilah menjadi konsep pemasaran. Konsep pemasaran adalah sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan (Staton, 2004).

Seseorang bekerja dibidang pemasaran atau disebut pemasar, sebaiknya memiliki pengetahuan dalam konsep dan prisnip pemasaran agar kegiatan pemasaran dapat tercapai sesuai dengan kebutuhan dan keinginan manusia terutama pihak konsumen. pemasar juga diharapkan lenih memahami perilaku konsumennya serta hal-hal yang dapat mempengaruhi perilaku konsumen, seperti lingkungan dan perkembangan teknologi. Seluruh hal tersebut diatas dimaksudkan agar pemasar manapun perusahaan menjadi pemenang persaingan.

(2)

2. Tugas Manajemen Pemasaran

Tugas manajemen pemasaran adalah memberikan keuntungan untuk waktu jangka panjang bagi suatu perusahaan dengan memajukan perusahaan untuk dapat menaikan omset perusahaan. Sedangkan tugas manajemen pemasaran bagi konsumen adalah menciptakan suatu jasa atau produk untuk memberikan pelayanan dengan sebaik-baiknya untuk konsumen dengan memperhatikan besar kecilnya permintaan.

Kotler & Keller (2007), tugas manajemen pemsaran merupakan konsep inti untuk meng-input seperangkat tugas yang menghasilkan manajemen pemasaran yang sangat berhasil, yaitu sebagai berikut :

a. Mengembangkan strategi dan rencana pemasaran yaitu mengidefinisikan peluang jangka panjang potensialnya dengan adanya pengalaman pasar dankompetensi inti.

b. Berhubungan dengan pelanggan yaitu harus mempertimbangkan bagaimana caranya menciptakan nilai terbaik untuk pasar sasaran dan mengembangkan hubungan jangka panjang yang kuat dan mampu menghasilkan laba dengan para pelanggan.

c. Merebut pencerahan pemsaran yaitu memahami apa yang terjadi didalam maupun diluar perusahaan, hal tersebut membutuhkan satu sistem informasi permsalahan yang handal dan ingin mamantau lebih cermat lingkungan pemasarannya.

d. Membangun merek yang kuat yaitu dengan memahami kekuatan dan kelemahan merek.

(3)

e. Membentuk tawaran pasar yaitu dengan menggunakan program pemasaran, ada produk tawaran berwujud dari perusahaan kepada pasar yang mencakup mutu produk, rancangan fitur dan tu kemasan.

f. Menyerahkan nilai yaitu harus menetukan bagaimana caranya menyerahkan secara tepat nilai yang dimasukkan oleh para produk dan jasa ini pada pasar sasaran.

g. Mengkomunikasikan nilai yaitu mengkomunikasikan secara memadai nilai apa yang harus dimasukkan oleh produk dan jasanya kepasar sasaran. h. Menciptakan pertumbuhan jangka panjang yaitu harus memiliki jangka

panjang tentang produk dan mereknya serta bagaimana labanya akan bertumbuh.

3. Strategi Pemasaran

Kotler dan Keller (2007), tujuan pemasaran adalah mengetahui dan memahami pelanggan sedemikian rupa sehingga produk atau jasa itu cocok dengan pelanggan dan selanjutnya menjual dirinya sendiri. Pemasar hendaknya menghasilkan seorang pelanggan yang siap untuk membeli, untuk semua yang dibutuhkan selanjutnya menyediakan produk atau jasa.

Kegiatan pemasaran tradisional tentang kegiatan pemsaran adalah dari segi bauran pemasaran, yang telah didefinisikan sebagai alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mengejar tujuan pemsarannya. McCharty mengklarifikasikan alat-alat ini menj kelompok besar, yaitu 4P tentang pemasaran :

(4)

a. Produk (Product), keragaman produk, kualitas, design, ciri, nama merek, kemasan, ukuran, pelayanan, garansi dan imbalan.

b. Harga (Harga), daftar harga, rabat/diskon, potongan harga, khusus, periode pembayaran, syarat kredit.

c. Tempat (Place), salum pemasaran, cakupan pasar, pengelompokan, lokasi, persediaan, transportasi.

d. Promosi (Promotion), promosi penjulan, periklanan, tenaga penjual, kehumasan/public relation, pemasaran langsung.

4. Perilaku Konsumen

Menurut Schiffman dan Kanuk dalam Sumarwan 2014 mendefinisikan perilaku konsumen sebagai “The tern consumer behavior refers to the behavior that consumer display in searching for, purchasing, using, evaluating, and disposing”. Yang artinya “istilah perilaku konsumen diartikan sebagai perilaku yang diperlihatkan konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan evaluasi, dan menghabiskan produk dan jasa yang mereka harapkan akan memuaskan kebutuhan mereka.

Sumarwan (2010), perilaku konsumen adalah semua kegiatan, tindakan, serta proses psikologis yang mendorong tindakan tersebut pada saat sebelum membeli, ketika membeli, menggunakan dan menghabiskan produk atau jasa setelah melakukan hal-hal diatas atau kegiatan mengevaluasi.

Tindakan dan kebiasaan kosumen dapat memberikan gambaran bagaimana di pengaruhi dan apa yng memperngaruhi mereka dalam bertindak ataupun dalam pengambilan keputusan membeli produk.

(5)

Faktor-faktor yang memperngaruhi perilau konsumen menurut Kotelr dan Amstrong (2008) adalah :

a. Faktor budaya, yang terdiri dari beberapa bagian yaitu, pertama budaya merupakan penentu keinginan dan perilaku yang mendasar yang terdiri dari kumpulan nilai, preferensi dan perilaku. Kedua, sub budaya banyak sub budaya yang membentuk segmen pasar yang penting dan pemasar sering merancang produk dan program pemsaran yang di sesuaikan dengan kebutuhan mereka. Ketiga, kelas sosial menunjuka preferensi produk dan merek yang berbeda dalam banyak hal.

b. Faktor sosial, yang terdiri dari beberapa bagian yaitu, pertama kelompok acuan yaitu sesorang terdiri dari semua kelompok yang memperngaruhi langsung (tatap muka) atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang. Kedua, keluarga merupakan organisai pembelian yang paling penting dalam masyarakat, dan telah menjadi objek penelitian yang sangat luas. Anggota, keluarga merupakan kelompok acuan primer yang sangat berpengaruh. Kita dapat membedakan anatara dua keluarga dalam kehidupan pembeli. Ketiga, peran dan status kedudukan seseorang dapat ditentukan melalui peran dan status.

c. Faktor pribadi, yng terdiri dari beberapa bagian yaitu, pertama usia dan tahap siklus hidup konsumsi juga di bentuk oleh siklus hidup keluarga. Pemasar sering memilih kelompok-kelompok berdasarkan siklus hidup sebagai pasar sasaran mereka. Kedua, pekerjaan dan lingkungan ekonomi pemasar berusaha mengidentifikasikan kelompok profesiyang memiliki

(6)

minat di atas rata-rata atas produk dan jasa mereka. Ketiga, gaya hidup yang berasal dari sub budaya, kelas sosial, dan pekerjaan yang sama dapat memiliki gaya hidup yang berbeda. Keempat, kepribadian dan konsep diri. Keprinadian adalah karakteristik psikologis seorang yang berbeda dengan orang lain yang menyebabkan tanggapan yang relative konsisten dan betahan lama terhadap lingkungannya.

d. Faktor psikologis, yang terdiri dari beberapa bagian yaitu, pertama motivasi, seseorang memiliki kebutuhan yang banyak dalam waktu tertentu. Kebutuhan muncul dari tekanan biologis seperti lapar, haus dan tidak nyaman. Kedua, pengetahuan atau pembelajaran meliputi proses perubahan tingkah laku seseorang yang timbul dari pengalaman.

5. Gaya Hidup

Barang mungkin dibeli sebagai simbol status. Produk dan jasa sering kali dibeli untuk keanggotaan seseorang dalam golongan sosial tertentu. Barang dan jasa dapat menunjukan kedudukan sosial karena pembatasa yang menjadikannya sulit bagi individu-individu yang tidak termasuk dalam golongan sosial untuk memiliki barang atau jasa tersebut. Yaitu, mereka yang berada di dalam golongan sosial yang rendah tidak memiliki sumber untuk membeli atau secara efektif menggunakan simbol seperti ini.

Gaya hidup adalah adaptasi aktif individu terhadap kondisi sosial dalam rangka mamanuhi kebutuhan untuk menyatu dan bersosialisasi dengan orang lain (Sugihartati, 2010). Gaya hidup merupakan frame of refrence yang dipakai seseorang dalam bertingkah laku dan konsekuensinya akan membentuk pola

(7)

perilaku. Terutama bagaimana dia ingin dipersepsikan oleh orang lain, sehingga gaya hidup sangat berkaitan dengan bagaimana ia membentuk image di mata orang lain, berkaitan dengan status sosial yang di sandangnya. Untuk merefleksikan image inilah, dibutuhkan simbol-simbol status tertentu yang sangat berperan dalam mempengaruhi perilaku konsumennya.

a. Dimensi Gaya hidup

Gaya hidup memiliki beberapa dimensi yang dapat digunakan untuk mengukur gaya hidup konsumen, atau disebut juga psikografis (Hasibuan,2010). Psikografis memberikan pengukuran kuantitatif dengan menggunakan sampel sebagai penelitiannya.

Dimensi-dimensi adalah sebagai berikut : 1) Aktivitas (activities)

Dimensi aktivitas meliputi apa yang dilakukan konsumen, apa yang dibeli dan bagaimana konsumen menghabiskan waktunya. Dikatakan oleh Hughes, Ginnet & Curpy (dalam Fazriach,2010) dimensi berkaitan dengan values yang dianut oleh seseorang seperti motives, valus and preferences.

2) Minat (interest)

Dimensi minat meliputi bagaimana konsumen memilih sesuatu yang dianggap penting (preferensi dan prioritas) baginya dan hal ini berkaitan dengan motivasi.

(8)

3) Opini (opini)

Dimensi opini merupakan pandangan dan perasaan konsumen terhadap dirinya atau orang lain serta terhadap dunia sekitarnya yang dapat dihubungkan dengan persepsi (Fazriach, 2011). Persepsi disini meliput proses dari individu mengatur dan menginterpretasikan kesan-kesan yang ditangkap oleh sensor mereka yang memunculkan dampak pada nilai, pengalaman, pendidikan dan lainnya.

4) Nilai (value)

Dimensi nilai secara luas meliputi keyakinan tentang apa yang diterima dan diinginkan. Mereka yang menganut dimensi ini menganggap bahwa jika menggunakan produk tetentu akan mencerminkan siapa diri mereka. 5) Demografis (demographics)

Dimensi demografis meliputi usia, pendidikan, pendapatan, pekerjaan, latar belakang budaya, struktur dalam keluarga,serta lokasi geografis dari konsumen.

Menurut Salomon (2013), penelitian tentang gaya hidup dapat menggunakan dua dari tiga dimensi pertama dari psikografis di atas yang sering disebut AIO inventory (activities, interest, opinion) yang digunakan untuk mengukur gaya hidup konsumen pada kelompok individu. Pengukuran ini dapat dilakukan secara makro (merefleksikan bagaimana individu hidup secara umum) maupun secara mikro (menjelaskan sikap dan perilaku individu terhadap suatu produk atau aktifitas tertentu).

(9)

6. Kelompok Acuan

Kelompok dapat didefinisikan sebagai dua orang atau lebih yang berinteraksi untuk mencapai sasaran perorangan maupun bersama. Dalam konteks perilaku konsumen, konsep kelompok rujuka merupakan gagasan yang sangat penting dan berpengaruh besar.

Menurut (Schiffman Kanuk, 2007) kelompok rujukan adalah setiap orang atau kelompok yang di anggap sebagai dasar perbandingan (atau rujukan) bagi seseorang dalam mebentuk nilai-niali dan sikap umum atau khusus, atau pedoman khusus bagi perilaku. Sedangkan dari perspektif pemasaran, kelompok rujukan merupakan kelompok yang di anggap sebagai kerangka rujukan bagi para individu dalam pengambilan keputusan pembelian atau konsumsi mereka.

Menurut Sumarwan (2014) kelompok acuan (refrence group) adalah seorang individuatau sekelompok orang yang secara nyata mempengaruhi perilaku seseorang. Kelompok acuan r oleh seseorang sebagai dasar untuk perbandingan atau sebuah refrensi dalam membentuk respon afektif, kognitif, dan perilaku. Kelompok acuan akan memberikan standar dan nilai yang akan mempengaruhi perilaku seseorang.

a. Jenis Kelompok Acuan

Sumarwan (2014) menggolongkan kelompok acuan berdasarkan posisi dan fungsinya.

1) Kelompok formal dan informal

Kelompok formal adalah kelompok yang memiliki struktur organisasi secara tertulis dan keanggotaannya yang terdaftar secara resmi, misalnya

(10)

Serikat Perkerja Indonesia, Partai Politik, Universitas dan perusahaan. Kelompok formal biasanya terdaftar secara hukum di pemerintahan. Kelompok informal adalah kelompok yang tidak memiliki struktur oragnisasi secara tertulis dan resmi, sifat keanggotaannya tidak tercatat. Kelompok informal biasanya terbentuk karena hubungan sosial, misalnya kelompok bermain, kelompok fans club kelompok arisan dan lain-lain. 2) Kelompok primer dan sekunder

Kelompok primer adalah kelompok dengan keanggotaan yang terbatas, interkasi antar anggota secara langsung tatap muka, memiliki ikatan emosional antar anggota. Anggota kelompok memiliki kesamaan dalam nilai dan sikap serta perilaku. Contoh, dari kelompok primer adalah keluarga dan kelompok yang memiliki ikatan kekerabatan. Kelompok sekunder adalah kelompok adalah kelompok yang memiliki ikatan yang lebih longgar dari kelompok primer, antar anggota kelompok mungkin juga terjadi kontak tatap muka langsung, antar anggota kelompok memiliki pengaruh kecil terhadap anggota lainnya. Contoh, seperti asosiasi profesi dan himpunan alumni atau kelompok arisan.

3) Kelompok aspirasi dan disosiasi

Kelompok aspirasi adalah kelompok yang memperlihatkan keinginan untuk mengikuti norma, nilai, maupun perilaku dari orang lain yang dijadikan kelompok acuannya. Anggota kelompok aspirasi tidak harus menjadi anggota dari kelompok acuannya, atau antar anggota kelompok aspirasi tidak harus terikat dan berkomunikasi. Contoh : anak-anak sering

(11)

meniru cara berpakaian para selebriti, mereka bahkan berusaha perilakunya. Anak-anak muda disebut sebagai kelompok aspirasi sedangkan selebriti adalah kelompok acuannya. Kelompok disosiasi adalah seseorang atau kelompok yang berusaha untuk menghindari asosiasi dengan kelompok acuan. Misalnya seperti partai keadilan menunjukan ketertiban dalam berdemonstrasi, yang sangat berbeda dengan kelompok partai lainnya.

b. Pengaruh Kelompok Acuan 1) Pengaruh normatif

Pengaruh normatif adalah pengaruh dari kelompok acuan terhadap seseorang melalui norma-norma sosial yang harus dipatuhi dam diikuti. Pengaruh normatif akan semakin kuat terhadap seseorang untuk mengikuti kelompok acuan, jika ada (1) tekanan kuat untuk mematuhi, norma-norma yang ada, (2) penerimaan sosial sebagai motivasi kuat, dan (3) produk dan jasa yang dibeli akan terlihat sebagai simbol dari norma sosial.

(12)

2) Pengaruh ekspresi nilai

Kelompok acuan akan mempengaruhi seseorang melalui fungsinya sebagai pembawa ekspresi nilai. Hal ini terjadi ketika individu merasa turutmemiliki dan membentuk nilai dan norma dari suatu kelompok. 3) Pengaruh informasi

Kelompok acuan akan mempengaruhi pilihan produk atau merek dari seseorang konsumen, karena kelompok acuan tersebut sangat dipercaya sarannya, karena ia memiliki pengetahuan dan informasi yang lebih baik.

c. Dimensi Kelompok Acuan

Dimensi kelompok acuan menurut Sumarwan (2014) :

1) Kelompok persahabatan

Kelompok persahabatan secara khas diklasifikasikan sebagai kelompok informal, karena biasanya tidak terstruktur dan kurang mempunyai tingkat kewenangan yang khusus. Dari segi pengaruh realtif, sesudah keluarga, teman-teman yang paling mungkin mempengaruhi keputusan pembelian individu.

2) Kelompok belanja

Dua orang atau lebih yang berbelanja bersama-sama, baik berbelanja makanan, pakaian, atau hanya untuk melewatkan waktu, dapat di sebut kelompok belanja. Kelompok-kelompok seperti ini sering merupakan cabang keluarga atau kelompok persahabatan, dan karena itu mereka berfungsi sebagai teman membeli.

(13)

Baik kelompok kerja formal maupun kelompok kerja persahabatan-kerja (friendship work group) informal dapat mempengaruhi perilaku konsumen. kelompok kerja formal, terdiri dari para individu yang bekerja sama sebagai bagian dari sebuah tim, dan demikian, mempunyai kesempatan yang terus menerus untuk mempengaruhi setiap sikap dan tindakan yang berhubungan dengan konsumsi orang lain.

4) Kelompok atau masyarakat maya

Perkembangan teknologi komputer dan internet telah melahirkan suatu kelompok atau masyarakat baru yang disebut kelompok atau masyarakat maya, yang tidak dibatasi oleh batas kota, provinsi atau negara, bahkan tidak dibatasi waktu.

5) Kelompok aksi-konsumen

Jenis khusus kelompok konsumen – kelompok aksi konsumen – muncul sebagai reaksi terhadap gerakan konsumen. kelompok aksi konsumen dapat dibagi ke dalam dua kategori besar (1) kelompok yang dibentuk untuk mengoreksi penyalahgunaan tertentu terhadap konsumen dan mulai membubarkan diri dan (2) kelompok dibentuk untuk membahas bidang permasalahan yang lebih luas dan lebih mendalam dan beroperasi selama jangka waktu panjang dan tidak terbatas. Tujuan yang mendasari kebanyakan kelompok aksi-konsumen adalah untuk memberikan tekanan yang cukup pada anggota komunitas bisnis yang dipilih agar memperbaiki penyalahgunaan yang dirasakan oleh konsumen.

(14)

7. Keputusan Pembelian

Kotler (2012) mengemukakan “proses keputusan pembelian konsumen terdiri dari lima tahap yang dilakukan oleh seorang konsumen sebelum sampai pada keputusan pembelian dan selanjutnya pasca pembelian. Hal ini menunjukan bahwa proses membeli yangdilakukan oleh konsumen dimulai jauh sebelum tindakan membeli dilakukan serta mempunyai konsekuensi setelah pembelian”

Dalam mengambil suatu keputusan pembelian suatu produk, konsumen dipengaruhi oleh banyak faktor. Menurut Sudharto (2007), faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku kosnumen untuk membeli adalah kultur, sosial, personal, psikologi.

Menurut Kotler (2005) tahap evaluasi alternatif dan keputusan pembelian terhadap minat membeli awal, yang mengukur kecenderungan pelanggan untuk melakukan suatu tindakan tertentu terhadap produk secara keseluruhan.

a. Tahap-tahap Proses Pengambilan Keputusan

Para ahli memutuskan proses pengambilan keputusan model lima tahap, meliputi :

1) Pengenalan masalah

Proses pembelian dimulai saat pembeli mengenali masalsah atau kebutuhan, yang dipicu oleh rangsangan internal atau eksternal. Rangsangan internal misalnya dorongan rasa lapar, haus dan seks yang mencapai ambang tertentu. Sedangkan rangsang eksternal misalnya seseorang melewati toko kue dan melihat roti yang segar dan hangat sehingga rangsangan rasa laparnya.

(15)

2) Pencari informasi

Konsumen yang terangsang kebutuhannya akan terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak. Sumber informasi konsumen yaitu :

a) Sumber pribadi : keluarga, teman, tetangga, kemasan dan penjualan b) Sumber komersial : iklan, wiraniaga, agen, kemasan, dan penjualan c) Sumber publik : media massa dan organisasi penilai konsumen d) Sumber pengalaman : penanganan, pemeriksaan, dan menggunakan

produk

3) Konsumen memiliki sikap beragam dalam memandang atribut yang relevan dan penting menurut manfaat yang mereka cari. Kumpulan keyakinan atas merek tertentu membentuk citra mereke, yang disaring melalui dampak persepsi selektif dab ingatan selektif.

4) Keputusan pembelian

Dalam tahap evaluasi, para konsumen membentuk preferensi atas merek-merek yang ada didalam kumpulan pilihan. Faktor sikap orang lain dan situasi yang tidak dapat diantisipasi yang dapat mengubah niat pembelian termasuk faktor-faktor penghambat pembelian, dalam melaksanakan niat pembelian, konsumen dapat membuat lima sub-keputusan pembelian, yaitu : keputusan merek, keputusan pemasok, keputusam kuantitas, keputusan waktu dan keputusan metode pembayaran.

(16)

Para pemasar harus memantau kepuasan pasca pembelian, tindakan pasca pembelian dan pemakaian produk pasca pembelian, yang tujuan utamanya adalah konsumen melakukan pembelian ulang.

8. Hubungan antar variabel

a. Hubungan antar Variabel Gaya Hidup dengan Keputusan Pembelian

Gaya hidup adalah salah unsur penting dalam memutuskan pembelian. Konsumen saat ini menggunkan sepatu tidak hanya digunakan untuk alas kaki saja akan tetapi mengarah pada gaya hidup. Konsumen lebih menyukai produk yang kreatif dan inovatif sesuai dengan perkembangan jaman. Hal ini membuat perusahaan dituntut untuk mampu menciptakan produk yang berbeda dilihat dari segi bentuk dan fungsi produk tersebut, dengan adanya produk yang kreatif dan inovatif akan menarik minat beli konsumen dalam melakukan keputusan pembelian. Menurut mandey (2009) gaya hidupmerupakan bagian dari perilaku konsumen yang juga mempengaruhi tindakan konsumen dalam melakukan pembelian. Keputusan konsumen tidak lepas dari gaya hidup mereka yang ingin membeli produk yang bermanfaat dan mempunyai kualitas yang baik. Keanekaragaman konsumen dalam memenuhi kebutuhannya dipengaruhi oleh karakteristik gaya hidup yaitu aktivitas dimana seseorang melakukan kegiatan dalam memenuhi kebutuhannya seperti berolahraga, bekerja belanja dan liburan.

b. Hubungan antar Variabel Kelompok Acuan dengan Keputusan Pembelian

Kelompok acuan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi konsumen dalam membeli suatu produk, karena memiliki banyak unsur dalam

(17)

melakukan keputusan pembelian dengan mencari rujukan atau referensi kepadaa pengguna produk, teman atau keluarga yang telah menggunakan atau mengetahui produk tersebut. Menurut Rorlen (2007) kelompok acuan yang terdiri dari satu orang atau lebih, yang dijadikan sebagai dasar pertimbangan, yang akan membentuk sikap umum atau khusus atau, pedoman khsusus berbagai perilaku termasuk didalamnya pedoman dalam memutuskan pembelian.

Riset Terdahulu

Tabel 2.1 Riset Terdahulu

NO JUDUL PENELITIAN NAMA

PENELITI (tahun)

HASIL

1. Pengaruh gaya hidup dan kelompok acuan terhadap keputusan pemebelian

Anoraga dan Iriani (2013)

Gaya hidup dan kelompok acuan secara simultan terhadap keputusan pembelian smartphone galaxy. Gaya hidup merupakan variabel dominan dan secara parsial mempengaruhi keputusan pembelian. Kelompk acuan secara parsial mempengaruhi keputusan pembelian. 2. Reference group

influence on product and brand purchase decisions

William O Breaden and Michael J Etzel, (2001) Kelompok acuan berpengaruh signifikan dalam memutuskan pembelian produk dan merek.

(18)

3. The relationship of university student’s lifestyle, money attitude, personel value and their purchase decision.

Long-Yi Lin and Hsing-Yu Shih, (2012)

Dari hasil penelitian, variabel gaya hidup, nilai pribadi, dan sikap

berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian.

4. Pengaruh kelompok acuan dan gaya hidup dalam keputusan pembelian

Evania Sianturi, Erida dan Ade Titi Nifita

Dari hasil penelitian, gaya hidup dan kelompok refrensi berpengaruh secara simultan terhadap keputusan pembelian Blackberry. Gaya hidup berpengaruh secara parsial terhadap keputusan

(19)

B. Rerangka Pemikiran Gaya Hidup (X1)  Aktivitas  Minat  Opini  Nilai  Demografis Sumber: Sumarwan (2014) Kelompok Acuan (X2)  Kelompok pesahabatan  Kelompok belanja  Kelompok kerja  Kelompok masyarakat maya Sumber: Sumarwan (2014)

Keputusan pembelian (Y)  Pengenalan maslah  Pencarian Informasi  Sikap dan Pandangan

konsumen  Keputusan evaluasi  Perilaku pasca pembelian H1 H2 H3

(20)

C. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.

Pada penelitian kali ini penulis menggunakan hipotesis kausal, yaitu hipotesis yang menyatakan adanya pengaruh antara variabel satu dengan variabel lainnya, disebut juga hubungan asimetris. Berdasarkan asumsi-asumsi tersebut, maka penulis membuat hipotesis :

H1 : Diduga gaya hidup dan kelompok acuan berpengaruh signifikan terhadap

keputusan pembelian.

H2 : Diduga gaya hidup berpengaruh signifikan terhadap keputusan

pembelian.

H3 : Diduga kelompok acuan berpengaruh signifikan terhadap keputusan

Gambar

Tabel 2.1  Riset Terdahulu
Gambar 2.1 Rerangka Pemikiran

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian yang ingin dicapai adalah dapat mengetahui perbandingan performansi antara Fair Scheduler dan Hadoop Fair Sojourn Protocol Scheduler (HFSP) pada

Efektivitas dan kenyamanan dalam penggunaan ekstrak etanolik bunga kembang sepatu pada kulit dapat ditingkatkan dengan cara diformulasikan menjadi bentuk sediaan gel,

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat, Taufik, serta Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Penggunaan Permainan

Selain dokumen persiapan proyek lainnya (seperti Feasibility Study atau FS), Klien harus mempersiapkan dan mengungkapkan dokumen-dokumen Perlindungan Lingkungan dan Sosial

Instrumentasi adalah peralatan yang dipakai di dalam suatu proses kontrol untuk mengatur jalannya suatu proses agar diperoleh hasil sesuai dengan yang diharapkan.. Dalam suatu

Pengembangan karakter bangsa dalam pendidikan berpedoman pada tujuan pendidikan nasional yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 yaitu untuk

Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Hidayati dan Murni (2009), yang menemukan bahwa peluang pertumbuhan tidak berpengaruh terhadap ERC karena objek

1) Pesantren menerapkan aturan yang harus ditaati oleh setiap santri, apabila terjadi pelanggaran, santri akan mendapatkan hukuman dari riang sampai ke berat,