• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III DESKRIPSI PT KERETA API INONESIA (PERSERO) DAERAH OPERASI VI YOGYAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III DESKRIPSI PT KERETA API INONESIA (PERSERO) DAERAH OPERASI VI YOGYAKARTA"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

34 BAB III

DESKRIPSI PT KERETA API INONESIA (PERSERO) DAERAH OPERASI VI YOGYAKARTA

A. Sejarah PT Kereta Api Indonesia (Persero)

Kehadiran kereta api di Indonesia ditandai dengan pencangkulan pertama pembangunan jalan KA di desa Kemijen, Jum'at tanggal 17 Juni 1864 oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Mr. L.A.J Baron Sloet van den Beele. Pembangunan diprakarsai oleh Naamlooze Venootschap Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij (NV.NISM) yang dipimpin oleh Ir. J.P de Bordes dari Kemijen menuju desa Tanggung (26 Km) dengan lebar sepur 1435 mm. Ruas jalan ini dibuka untuk angkutan umum pada hari Sabtu, 10 Agustus 1867.

Keberhasilan swasta, NV. NISM membangun jalan KA antara Kemijen - Tanggung, yang kemudian pada tanggal 10 Februari 1870 dapat menghubungkan kota Semarang - Surakarta (110 Km), akhirnya mendorong minat investor untuk membangun jalan KA di daerah lainnya. Tidak mengherankan, kalau pertumbuhan panjang jalan rel antara 1864 - 1900 tumbuh dengan pesat. Kalau tahun 1867 baru 25 Km, tahun 1870 menjadi 110 Km, tahun 1880 mencapai 405 Km, tahun 1890 menjadi 1.427 Km dan pada tahun 1900 menjadi 3.338Km. Selain di Jawa, pembangunan jalan KA juga dilakukan di Aceh (1874), Sumatera Utara (1886), Sumatera Barat (1891), Sumatera Selatan (1914), bahkan tahun 1922 di Sulawasi juga telah dibangun jalan KA sepanjang 47 Km antara Makasar-Takalar, yang pengoperasiannya dilakukan tanggal 1 Juli 1923, sisanya Ujungpandang - Maros belum sempat diselesaikan. Sedangkan di Kalimantan, meskipun belum sempat dibangun, studi jalan KA Pontianak - Sambas (220 Km) sudah diselesaikan. Demikian juga di pulau Bali dan Lombok, pernah dilakukan studi pembangunan jalan KA.

Sampai dengan tahun 1939, panjang jalan KA di Indonesia mencapai 6.811 Km. Tetapi, pada tahun 1950 panjangnya berkurang menjadi 5.910 km, kurang Iebih 901 Km, yang diperkirakan karena dibongkar semasa pendudukan Jepang dan diangkut ke Burma untuk pembangunan jalan KA di sana. Jenis jalan rel KA

(2)

di Indonesia semula dibedakan dengan lebar sepur 1.067 mm; 750 mm (di Aceh) dan 600 mm di beberapa lintas cabang dan tram kota. Jalan rel yang dibongkar semasa pendudukan Jepang (1942 - 1943) sepanjang 473 Km, sedangkan jalan KA yang dibangun semasa pendudukan Jepang adalah 83 Km antara Bayah - Cikara dan 220 Km antara Muaro - Pekanbaru. Ironisnya, dengan teknologi yang seadanya, jalan KA Muaro - Pekanbaru diprogramkan selesai pembangunannya selama 15 bulan yang mempekerjakan 27.500 orang, 25.000 diantaranya adalah Romusha. Jalan yang melintasi rawa-rawa, perbukitan, serta sungai yang deras arusnya ini, banyak menelan korban yang makamnya bertebaran sepanjang Muaro- Pekanbaru.

Setelah kemerdekaan Indonesia diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945, karyawan KA yang tergabung dalam Angkatan Moeda Kereta Api (AMKA) mengambil alih kekuasaan perkeretaapian dari pihak Jepang. Peristiwa bersejarah tersebut terjadi pada tanggal 28 September 1945.Pembacaan pernyataan sikap oleh Ismangil dan sejumlah anggota AMKA lainnya, menegaskan bahwa mulai tanggal 28 September 1945 kekuasaan perkeretaapian berada di tangan bangsa Indonesia. Orang Jepang tidak diperbolehkan campur tangan lagi urusan perkeretaapi-an di Indonesia. Inilah yang melandasi ditetapkannya 28 September 1945 sebagai Hari Kereta Api di Indonesia, serta dibentuknya Djawatan Kereta Api Republik Indonesia (DKARI).

Karena bentuk pemerintahan RI diganti menjadi RIS, maka DKARI pun disesuaikan menjadi DKARIS pada tanggal 1 Januari 1950, tetapi pada akhirnya DKARIS diubah kembali menjadi DKARI karena bentuk pemerintahan kembali menjadi RI. Perkembangan selanjutnya perubahan DKARI menjadi PNKA (Perusahaan Negara Kereta Api) pada tanggal 25 Mei 1965 berdasarkan undang-undang nomor 12 tahun 1965, dan sejak tanggal 1 April 1979 resmi menjadi Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA).

Berdasarkan PP nomor 57 tahun 1990, sejak 1 Januari PJKA berubah menjadi PERUMKA (Perusahaan Umum Kereta Api). Berdasarkan peraturan tersebut telah dikeluarkan SK Menteri Perhubungan nomor 8 tahun 1991 tanggal

(3)

23 Februari 1991 yang isinya menetapkan tugas, fungsi, struktur, organisasi dan tata kerja PERUMKA.

Berdasarkan PP nomor 19 tahun 1998 tanggal 3 Februari 1998, Keppres nomor 38 tahun 1999 tanggal 17 Mei 1999 dan akta notaris Imah Fatimah, SH nomor 2 tanggal Juni 1999 PERUMKA berubah status menjadi PT Kereta Api Indonesia (Persero).

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat ringkasan sejarah perkeretaapian di Indonesia seperti dibawah ini :

Tabel 3.1 Ringkasan Sejarah Perkeretaapian Indonesia

No Periode Status Dasar Hukum

1.

Th. 1864

Pertama kali dibangun Jalan Rel sepanjang 26 km antara Kemijen Tanggung oleh Pemerintah Hindia Belanda

2.

1864 s.d 1945

Staat Spoorwegen (SS) Verenigde Spoorwegenbedrifj (VS) Deli Spoorwegen Maatschappij (DSM) IBW 3. 1945 s.d 1950 DKA IBW 4. 1950 s.d 1963 DKA – RI IBW 5. 1963 s.d 1971 PNKA PP. No. 22 Th. 1963 6. 1971 s.d.1991 PJKA PP. No. 61 Th. 1971 7. 1991 s.d 1998 PERUMKA PP. No. 57 Th. 1990 8.

1998 s.d. 2010 PT. KERETA API (Persero)

PP. No. 19 Th. 1998

Keppres No. 39

Th. 1999

Akte Notaris Imas Fatimah

9.

Mei 2010 s.d sekarang

PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) Instruksi Direksi No. 16/OT.203/KA 2010 Sumber : https://www.kereta-api.co.id/

(4)

B. Visi dan Misi

PT Kereta Api Indonesia (Persero) memiliki visi dan misi yang merupakan visi dan misi PT Kereta Api Indonesia (Persero) yang berpusat di Bandung dan merupakan visi dan misi seluruh Daerah Operasi di Indonesia. Hal ini dikarenakan untuk menghindari perumusan visi dan misi dimasing-masing Daerah Operasi di Indonesia. Agar arah masing-masing Daerah Operasi sejalan dengan kebijakan dari PT Kereta Api Indonesia (Persero) Pusat.

Visi PT Kereta Api Indonesia (Persero) adalah :

Menjadi penyedia jasa perkeretaapian terbaik yang fokus pada pelayanan pelanggan dan memenuhi harapan stakeholders.

Misi PT Kereta Api Indonesia (Persero) adalah :

Menyelenggarakan bisnis perkeretaapian dan bisnis usaha penunjangnya, melalui praktek bisnis dan model organisasi terbaik untuk memberikan nilai tambah yang tinggi bagi stakeholders dan kelestarian lingkungan berdasarkan 4 pilar utama : keselamatan, ketepatan waktu, pelayanan dan kenyamanan.

C. Budaya Perusahaan

Budaya perusahaan adalah nilai-nilai yang dianut dan cara bertindak dalam perusahaan terhadap hal-hal yang berhubungan dengan pihak dalam maupun luar perusahaan. Keberhasilan dalam memahami dan mengaplikasikan budaya perusahaanyang merupakan budaya perusahaan itu sendiri. Berikut adalah budaya PT Kereta Api Indonesia (Persero) :

Gambar. 3.1 Nilai Utama

(5)

1) Integritas

Kami insan PT Kereta Api Indonesia (Persero) bertindak konsisten sesuai dengan nilai-nilai kebijakan organisasi dan kode etik perusahaan. Memiliki pemahaman dan keinginan untuk menyesuaikan diri dengan kebijakan dan etika tersebut dan bertindak secara konsisten walaupun sulit untuk melakukannya. 2) Profesional

Kami insan PT Kereta Api Indonesia (Persero) memiliki kemampuan dan penguasaan dalam bidang pengetahuan yang terkait dengan pekerjaan, mampu menguasai untuk menggunakan, mengembangkan, membagikan pengetahuan yang terkait dengan pekerjaan kepada orang lain.

3) Keselamatan

Kami insan PT Kereta Api Indonesia (Persero) memiliki sifat tanpa kompromi dan konsisten dalam menjalankan atau menciptakan sistem atau proses kerja yang mempunyai potensi resiko yang rendah terhadap terjadinya kecelakaan dan menjaga aset perusahaan dari kemungkinan terjadinya kerugian.

4) Inovasi

Kami insan PT Kereta Api Indonesia (Persero) selalu menumbuh kembangkan gagasan baru, melakukan tindakan perbaikan yang berkelanjutan dan menciptakan lingkungan kondusif untuk berkreasi sehingga memberikan nilai tambah bagi stakeholder.

5) Pelayanan Prima

Kami insan PT Kereta Api Indonesia (Persero) akan memberikan pelayanan yanng terbaik yang sesuai dengan standar mutu yang memuaskan dan sesuai harapan atau melebihi harapan pelanggan dengan memenuhi 6 A unsur pokok: Ability (Kemampuan), Attitude (Sikap), Appearance (Penampilan), Attention (Perhatian), Action (Tindakan), dan Accountability (Tanggung jawab).

D. Arti Logo

Logo merupakan suatu gambar atau sekedar sketsa dengan arti tertentu, dan mewakili suatu arti dari PT Kereta Api Indonesia (Persero). Logo PT Kereta Api Indonesia (Persero) memiliki filosofi dan kerangka dasar berupa konsep dengan

(6)

tujuan melahirkan sifat yang berdiri sendiri atau mandiri. Berikut adalah Logo PT Kereta Api Indonesia (Persero).

Gambar 3.2 Logo PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Sumber : https://www.kereta-api.co.id/

Bentuk :

1) Garis melengkung : Melambangkan gerakan yang dinamis PT KAI dalam mencapai Visi dan Misinya.

2) Anak Panah : Melambangkan Nilai Integritas, yang harus dimiliki insan PT KAI dalam mewujudkan Pelayanan Prima.

Warna :

1) Orange : Melambangkan proses Pelayanan Prima (Kepuasan Pelanggan) yang ditujukan kepada pelanggan internal dan eksternal.

2) Biru : Melambangkan semangat Inovasi yang harus dilakukan dalam memberikan nilai tambah ke stakeholders. Inovasi dilakukan dengan semangat sinergi di semua bidang dan dimulai dari hal yang paling kecil sehingga dapat melesat.

E. Profile Daerah Operasi VI Yogyakarta

Daerah Operasi Kereta Api Indonesia atau disingkat menjadi DAOP KAI adalah pembagian daerah pengoperasian kereta api Indonesia. PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah operasi VI Yogyakarta adalah salah satu daerah operasi perkeretaapian di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa. Daerah Operasi VI Yogyakarta di pimpin oleh seorang Executive Vice President (EVP) dan bertanggung jawab kepada Direksi PT Kereta Api (Persero).

PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi VI Yogyakarta beralamatkan di Jalan Lempuyangan No. 1 Yogyakarta, Telepon : (0274) 512056,

(7)

513358, Fax : (0274) 512056, email : Humasda6@kereta-api.co.id, website : www.kereta-api.co.id, contact center : (021) 121.

1. Tata Laksana Daerah Operasi VI Yogyakarta

Tata Laksana PT Kereta Api Indonesia (Persero) adalah seperangkat proses yang diberlakukan dalam organisasi di dalam PT Kereta Api Indonesia (Persero) untuk menentukan keputusan. Tata Laksana PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi VI Yogyakarta :

a) Daerah Operasi VI Yogyakarta dipimpin oleh seorang Executive Vice President (EVP). Dalam melaksanakan tugasnya (Executive Vice President) dibantu oleh Deputy Vice President (DVP) dan para Manajer, para Kepala UPT wajib menerapkan prinsip-prinsip koordinasi, konsolidasi, integrasi, sinkronisasi dan komunikasi pada satuan organisasi masing-masing dalam lingkup Daerah Operasi dan dengan satuan organisasi lain di dalam dan di luar PT Kereta Api Indonesia (Persero).

b) Setiap pemimpinan satuan organisasi di dalam lingkupan PT Kereta Api Indonesia (Persero) bertanggung jawab memimpin dan mengkoordinasi bawahannya masing-masing, serta berkewajiban untuk memberikan bimbingan. Pengarahan dan keteladanan bagi bawahan untuk kelancaran pelaksanaan tugas.

c) Setiap pimpinan satuan organisasi berkewajiban untuk selalu mengikuti dan menaati petunjuk pelaksaan teknis, prosedur kerja, reglemen (peraturan dinas) dan peraturan umum yang berlaku, bertanggung jawab kepada atasan masing-masing serta selalu menyampaikan laporan berkala kepada atasan secara tepat waktu.

d) Setiap laporan yang diterima dari pimpinan satuan organisasi di bawahnya wajib diolah dan dipergunakan sebagai bahan untuk menyusun laporan lebih lanjut, pemberian pengarahan kepada bawahan dan bahan untuk melaksanakan kelancaran pekerjaan.

e) Para kepala seksi, pemeriksaan Kas Daerah, HUMASDA, dan Kepala UPT menyampaikan laporan kepada Kepala Daerah Operasi berdasarkan laporan

(8)

yang diterima dari para bawahan untuk selanjutnya Kepala Daerah Operasi menyusun laporan berkala tentang Kegiatan Daerah Operasi.

f) Dalam menyampaikan laporan kepada atasan tembusan laporan wajib disampaikan kepada Kepala Satuan Organisasi lain yang secara fungsional mempunyai hubungan kerja.

g) Dalam melaksanakan tugas pokoknya para kepala satuan organisasi wajib berpedoman kepada uraian jabatan (Job Description) dan peraturan-peraturan yang masih berlaku.

2. Tugas Pokok Daerah Operasi VI Yogyakarta

Tugas pokok adalah tugas yang paling pokok dari PT Kereta Api Indonesia (Persero) daerah Operasi VI Yogyakarta. Tugas pokok memberi gambaran tentang ruang lingkup atau kompleksitas PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi VI Yogyakarta dan merupakan ikhtisar dari keseluruhan tugas jabatan. Tugas pokok PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi VI Yogyakarta adalah :

a) Menyelenggarakan pengusahaan angkutan kereta api.

b) Merumuskan dan menyusun program pembinaan angkutan penumpang dan atau barang.

c) Pengendalian pelaksanaan angkutan penumpang dan atau barang di wilayah Daerah Operasi.

3. Fungsi Daerah Operasi VI Yogyakarta

Fungsi adalah pekerjaan yang merupakan penjabaran tugas pokok. PT Kereta Api Indonesia (Persero) menyelenggarakan fungsi-fungsi dalam rangka melaksanakan sebuah tugas pokok. Fungsi PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi VI Yogyakarta adalah:

a) Pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM), administrasi kerumahtanggaan dan umum, pertimbangan dan bantuan hukum serta pengujian, pengendalian dan pembinaan hygiene perusahaan, kesehatan, (HIPERKES) dan kesehatan kerja.

(9)

b) Pendayagunaan keuangan, serta pelaksanaan dan pembinaan anggaran dan akuntansi.

c) Pemeriksaan kas daerah.

d) Pelaksanaan hubungan masyarakat di daerah.

e) Pemeliharaan dan pengendalian jalan rel dan jembatan. f) Pelaksanaan dan pengendalian operasi dan pemasaran.

g) Pemeliharaan dan pengendalian sinyal, telekomunikasi dan listrik umum.

F. Pembagian Wilayah di Daerah Operasi VI Yogyakarta

Dari sudut pemerintahan Daerah Operasi VI Yogyakarta terbagi dalam wilayah wilayah sebagai berikut :

1. Wilayah Propinsi, dimana wilayah propinsi dibagi menjadi dua, yaitu wilayah DI. Yogyakarta dan Jawa Tengah.

2. Wilayah Kota, dimana wilayah kota dibagi menjadi tiga, yaitu wilayah Yogyakarta, Surakarta, dan Magelang.

3. Wilayah Kabupaten, dimana wilayah kabupaten dibagi menjadi 12 wilayah yaitu wilayah Purworejo, Kulonprogo, Bantul, Sleman, Klaten, Sukoharjo, Karanganyar, Sragen, Grobogan, Wonogiri, Magelang, dan Temanggung.

Gambar 3.3 Peta Wilayah Daerah Operasi VI Yogyakarta

Sumber : Sub Bagian SDM dan Umum PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi VI Yogyakarta

PETA WILAYAH

(10)

Stasiun di Daerah Operasi VI Yogyakarta dibagi menjadi 4 kelas dan jumlah semua stasiun adalah 32 stasiun yaitu sebagai berikut :

1. Stasiun Besar Kelas

Stasiun Besar Kelas dibagi menjadi 3 yaitu : a. Stasiun Besar Kelas A Yogyakarta (YK), b. Stasiun Besar Kelas B Solo Balapan (SLO)

c. Stasiun Besar Kelas C Solo Jebres (SK), Lempuyangan (LPN) dan Purwosari (PWS) .

2. Stasiun Kelas 1

Stasiun Kelas 1 dibagi menjadi 3 yaitu : a. Stasiun Wates (WT)

b. Stasiun Rewulu (RWL) c. Stasiun Klaten (KT) 3. Stasiun Kelas 2

Stasiun Kelas 2 dibagi menjadi 4 yaitu : a. Stasiun Maguwo (MGW)

b. Stasiun Brambanan (BBN) c. Stasiun Ceper (CN)

d. Stasiun Sragen (SR) 4. Stasiun Kelas 3

Stasiun Kelas 3 dibagi menjadi 20 yaitu :

a. Stasiun Jenar (JN) k. Stasiun Wonogiri (WNG) b. Stasiun Wojo (WJ) l. Stasiun Palur (PL)

c. Stasiun Sentolo (STL) m. Stasiun Kemiri (KMR) d. Stasiun Patukan (PTN) n. Stasiun Masaran (MSR) e. Stasiun Srowot (SWT) o. Stasiun Kebon Romo (KRO) f. Stasiun Delanggu (DL) p. Stasiun Kedung Banteng (KDB) g. Stasiun Gawok (GW) q. Stasiun Kalioso (KO)

h. Stasiun Solo Kota (STA) r. Stasiun Salem (SLM)

i. Stasiun Sukoharjo (SKH) s. Stasiun Sumber Lawang (SUM) j. Stasiun Pasar Nguter (PNT) t. Stasiun Goprak (GPK)

(11)

G. Struktur Organisasi Daerah Operasi VI Yogyakarta

Struktur organisasi di PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi VI Yogyakarta, sebagai berikut :

1. EVP DAOP VI YOGYAKARTA 2. Deputy EVP

3. Manager HUMASDA

a. Asisten Manager Internal dan Eksternal 4. Manager Hukum

5. Manager SDM dan Umum a. Asisten Manager SDM

b. Asisten Manager Dokumen dan Kerumah tanggaan 6. Manager Keuangan

a. Asisten Manager Anggaran b. Asisten Manager Akuntansi c. Asisten Manager Keuangan d. Junior Manager Penagihan 7. Manager Pengadaan Barang dan Jasa

a. Sekretaris b. Anggota

8. Junior Manager Sistem Informasi 9. Manager Sarana

a. Junior Manager Inspector Sarana

b. Asisten Manager Program Jalan Rel dan Jembatan c. Asisten Manager Perawatan Lokomotif dan KRD d. Asisten Manager Perawatan Kereta dan Gerbong e. UPT. Depo Lokomotif

f. UPT. Mekanik JJ YK

10. Manager Jalan Rel dan Jembatan a. Junior Manager Rel dan Jembatan

b. Asisten Manager Program Jalan Rel dan Jembatan c. Asisten Kontruksi Jalan Rel dan Jembatan

(12)

d. Asisten Manager Fasilitas Sarana Pemeliharaan JJ dan Evaluasi e. Asisten Manager

f. UPT. Resor Jalan Rel g. UPT. Resor Jembatan h. UPT. Mekanik JJ YK 11. Manager Sintelis

a. Junior Manager Inspector Sintelis

b. Asisten Manager Kegiatan dan Pembiayaan c. Asisten Manager Perencanaan Teknis d. Asisten Manager Informasi dan Evaluasi e. UPT. Resor SINTELIS

f. UPT. Resor Workshop SINTELIS 12. Manager Operasi

a. Junior Manager Inspector Operasi b. Junior Manager Inspector Opsar c. Junior Manager Pusdalopka d. Asisten Manager PERKA

e. Asisten Manager Operasi dan Sarana f. Senior Supervisor RENC, EV, dan TU g. Senior Supervisor Pengendalian OPKA h. Senior Supervisor Operator Radio i. Senior Supervisor Pengendalian Suara j. UPT. Stasiun

k. UPT. Crew KA l. UPT. Post

13. Manager Pengamanan

a. Asisten Manager KAMTIB b. Supervisor Administrasi c. Supervisor Operasi d. Kepala Peleton Polsuska e. Kepala Regu Polsuska

(13)

f. Anggota Polsuska 14. Manager Pelayanan

a. Asisten Manager Pelayanan dan Kebersihan Stasiun

b. Asisten Manager Pelayanan dan Kebersihan di atas Kereta Api 15. Manager Pemasaran Angkutan

a. Asisten Manager Angkutan Penumpang b. Asisten Manager Angkutan Barang c. Asisten Manager Customer Care 16. Manager Penumpang Non Angkutan

a. Asisten Manager Pengusahaan Aset Stasiun dan Row b. Asisten Manager Pengusahaan Aset Non Stasiun dan Row c. Senior Supervisor Pengusahaan Aset Stasiun Besar Yogyakarta.

(14)

d.

Gambar 3.4 Struktur Organisasi PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi VI Yogyakarta

Sumber : Sub Bagian SDM dan Umum PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi VI Yogyakarta

(15)

H. Sub Bagian SDM dan Umum Daerah Operasi VI Yogyakarta

Sub Bagian SDM dan Umum Daerah Operasi VI Yogyakarta, adalah organisasi di Lingkungan Daerah Operasi VI Yogyakarta yang berkedudukan di Yogyakarta. Sub Bagian SDM dan Umum Daerah Operasi VI Yogyakarta dipimpin oleh seorang Manager yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Executive Vice President (EVP) Daerah Operasi VI Yogyakarta. Berikut adalah bagan struktur Organisasi Sub Bagian SDM dan Umum pada Daerah Operasi VI Yogyakarta.

Tugas Pokok dan Tanggung Jawab Manager SDM dan Umum :

a. Merumuskan penjabaran strategi dan kebijakan yang berkaitan dengan tugas dan tanggung jawabnya yang telah ditetapkan Kantor Pusat, di Wilayah Daerah Operasi VI Yogyakarta;

b. Terselenggaranya proses peningkatan kualitas (quality improvement) secara berkelanjutan dan pengelolaan risiko di Unitnya;

c. Menyusun program pengelolaan dan evaluasi kinerja Sumber Daya Manusia (SDM);

d. Menyusun program pengelolaan dan pelaksanaan penggajian serta pengendalian biaya pegawai Daerah Operasi VI Yogyakarta;

e. Mengelola kegiatan administrasi kerumahtanggaan, protokoler dan umum; f. Mengelola dokumen Perusahaan dan perpustakaan serta penata usahaan arsip

dan pusat arsip.

Dalam menjalankan tugas pokok dan tanggung jawabnya, Manager SDM dan Umum Daerah Operasi VI Yogyakarta dibantu oleh 4 (empat) Manager, yaitu: 1. Assistant Manager Sumber Daya Manusia (SDM)

Yang mempunyai tugas pokok dan tanggung jawab melaksanakan pengelolaan SDM meliputi : perencanaan kebutuhan SDM, administrasi dan sistem informasi SDM, pembinaan/ pengembangan, pelatihan, sertifikasi serta pengendalian/ evaluasi kinerja SDM;

2. Assistant Manager Penggajian

Yang mempunyai tugas pokok dan tanggung jawab melaksanakan pengelolaan gaji pegawai meliputi : pembuatan daftar pembayaran gaji

(16)

pegawai, mencatat dan mengelola setiap transaksi mutasi yang berdampak pada perubahan penerimaan gaji pegawai serta pelaksanaan perhitungan seluruh biaya pegawai yang menjadi tanggung jawabnya dan pembuatan laporan atas pengendalian biaya pegawai;

3. Assistant Manager Kerumahtanggan dan Protokoler

Yang mempunyai tugas pokok dan tanggung jawab melaksanakan pengelolaan kegiatan kerumah tanggan dan protokoler di lingkungan Kantor Daerah Operasi VI Yogyakarta, pengaturan transportasi (pool mobil) dan akomodasi, pengadaan perlengkapan dan keperluan kantor, serta alat tulis kantor (ATK), pencatatan barang-barang, inventaris, pengelolaan dan pengawasan Griya Karya di wilayah Daerah Operasi VI Yogyakarta;

4. Assistant Manager Dokumen

Yang mempunyai tugas pokok dan tanggung jawab melaksanakan pengelolaan dokumen perusahaan dan kepustakaan meliputi nota/ surat menyurat dinas baik internal maupun eksternal, Surat keputusan, Instruksi, Maklumat, Surat Edaran, kontrak, peraturan perundang-undangan terkait perkeretaapian, peraturan-peraturan dinas dan peraturan relevan lainnya serta penatausahaan arsip dan pusat arsip;

Hari kerja yang digunakan oleh PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi VI Yogyakarta adalah lima hari kerja (Senin-Jum’at) dengan pengecualian karyawan yang mendapat shift di luar hari kerja karyawan (seperti masinis, penjaga pintu perlintasan dan pengawas stasiun) tetap bekerja. Jam kerja PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi VI Yogyakarta dimulai pukul 08.00-17.00 dengan waktu istirahat pada pukul 12.00-13.00. Adapun rincian jam kerja karyawan PT Kereta Api Indonesia (persero) Daerah Operasi VI Yogyakarta adalah sebagai berikut :

1) Hari Senin-Kamis

Jam kerja : Pukul 08.00-17.00 WIB Jam istirahat : Pukul 12.00-13.00 WIB 2) Hari Jum’at

(17)

Jam istirahat : Pukul 11.00-13.00 WIB

Sistem penggajian perusahaan untuk pegawai kantor penggajiannya setiap bulan pada tanggal 25, yang besarnya sesuai dengan ketentuan dan peraturan perusahaan. Gaji di luar Jam kerja dihitung sebagai uang lembur, gaji yang diterima oleh karyawan sudah termasuk tunjangan kesejahteraan seperti tunjangan hari raya, tunjangan kesehatan dan intensif.

Untuk melihat gambaran secara jelas penulis menyajikan gambar mengenai Struktur Organisasi yang ada di Sub Bagian SDM dan Umum seperti pada gambar 3.5 dan 3.6 dibawah ini :

(18)

Gambar 3.5 Struktur Organisasi Sub Seksi SDM Daerah Operasi VI Yogyakarta Sumber : Sub Bagian SDM dan Umum PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah

(19)

Gambar 3.6 Struktur Organisasi Manager SDM dan Umum Daerah Operasi VI Yogyakarta

Sumber : Sub Bagian SDM dan Umum PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi VI Yogyakarta

Gambar

Tabel 3.1  Ringkasan Sejarah Perkeretaapian Indonesia
Gambar 3.3 Peta Wilayah Daerah Operasi VI Yogyakarta
Gambar 3.4 Struktur Organisasi PT Kereta Api Indonesia         Daerah Operasi VI Yogyakarta
Gambar 3.5 Struktur Organisasi Sub Seksi SDM Daerah Operasi VI Yogyakarta  Sumber : Sub Bagian SDM dan Umum PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah
+2

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Tujuan dari penelitian ini mengidentifikasi tantangan-tantangan keamanan lingkungan yang dihadapi oleh negara-negara kepulauan Pasifik dan memetakan kerja sama yang

Jenis penelitian adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan normatif ( syar’i) dan yuridis Data diperoleh dari para masyarakat yang

Dengan meningkatnya jumlah layanan perbankan syariah tersebut, yang diiringi dengan semakin meningkatnya pemahaman masyarakat terhadap perbankan syariah, maka diharapkan

14.50 - 15.00 199 Made Juniantari PENINGKATAN KOMPETENSI GURU DALAM MENGEMAS PERANGKAT PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KARAKTER DI GUGUS II KECAMATAN MARGA 15.00 - 15.10 39

a) Rapat Komite Remunerasi dan Nominasi hanya dapat dilaksanakan apabila dihadiri oleh paling kurang 51% (lima puluh satu perseratus) anggota Komite Remunerasi dan Nominasi,

13 Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rezilawaty tahun 2013 yang menunjukkan tidak adanya hubungan lama waktu penyemprotan dengan

Faktor eksternal yaitu faktor yang ada di luar individu, antara lain: faktor keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah,