• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurnal Adminika Volume 6. No. 1, Januari - Juni 2020 ISSN :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jurnal Adminika Volume 6. No. 1, Januari - Juni 2020 ISSN :"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

135

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN MIE AYAM BAKSO PODOMORO

(Studi Kasus Desa Lubuk Seberuk Kecamatan Lempuing Jaya OKI SUMSEL) Sulaiman1, Ririn Dwi Lestari2

Politeknik Negeri Sriwijaya1, Universitas Terbuka2 rahmat1249@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi pemasaran yang digunakan oleh Mas Burhan dalam meningkatkan volume penjualan. Jenis penelitian yang dilakukan adalah menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Jenis dan sumber data yang digunakan adalah data primer dan sekunder, sedangkan teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara dan observasi. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif, mengacu pada konsep 4P Marketing Mix (Product, Price, Place, Promotion). Berdasarkan analisis yang dilakukan bahwa Mie Ayam Bakso PODOMORO memiliki strategi-strategi dalam meningkatkan volume penjualan yaitu : Strategi produk : terdapat berbagai macam variasi pilihan Mie Ayam Bakso dengan rasa daging yang sangat terasa, selain itu terdapat varian baru bakso yaitu bakso mangkok, serta bakso beranak dengan ukuran yang lebih kecil sehingga harganya juga lebih murah. Strategi harga : memberikan harga yang cukup terjangkau. Strategi tempat : tempat yang strategis sehingga mudah dijangkau. Strategi promosi : awalnya dilakukan melalui penjualan bakso gerobak dorong, setelah itu dilakukan melalui sosial media, selain itu juga dari mulut ke mulut yang dilakukan oleh pelanggan yang merasa puas atas pelayanan dan produk yang diberikan. Dengan melakukan strategi-strategi tersebut ternyata sangat berpengaruh terhadap volume penjualan Mie Ayam Bakso PODOMORO sehingga dari mulai membuka sampai sekarang selalu mengalami peningkatan penjualan.

.

Kata Kunci : Strategi Pemasaran, Volume Penjualan, Bakso

1. PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara berkembang dengan jumlah penduduk yang terus meningkat setiap tahunnya serta permintaan barang konsumsi yang besar dan beragam sehingga peluang usaha terbuka luas, salah satunya usaha kuliner seperti bakso yang merupakan salah satu makanan yang sangat digemari oleh masyarakat Indonesia tidak terkecuali masyarakat Desa Lubuk Seberuk Kecamatan Lempuing Jaya OKI dan

sekitarnya, sehingga tidak heran banyak sekali penjual bakso di daerah tersebut.

Perkembangan dunia bisnis yang semakin ketat dan penuh persaingan membuat para pelaku bisnis harus memiliki strategi yang inovatif supaya dapat bertahan dalam persaingan yang semakin ketat tersebut dan agar usaha yang dijalankannya dapat berjalan terus menerus bukan hanya sekarang tapi untuk jangka yang panjang, sehingga dibutuhkan rencana yang matang dalam menjalankannya.

(2)

136 Salah satu strategi mendasar dalam mengembangkan usaha ialah dengan melakukan marketing mix. Bauran pemasaran (marketing mix) merupakan tool atau alat bagi pemasar yang terdiri dari berbagai elemen yang perlu dipertimbangkan agar implementasi strategi pemasaran yang ditetapkan dapat berjalan sukses sesuai dengan yang diharapkan, elemen-elemen tersebut terdiri dari product, price, place, dan promotion semua elemen-elemen tersebut ditujukan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen (Lupiyoadi, 2017).

Diharapkan dengan melakukan marketing mix tersebut maka dapat meningkatkan volume penjualan produk tersebut. Volume penjualan merupakan suatu pencapaian yang telah diperoleh suatu perusahaan atas usaha yang telah dilakukan dalam bentuk naik turunnya penjualan dalam usaha tersebut baik dari segi unit, kilo, ton atau liter (Rangkuti, 2009). Jadi dengan strategi yang tepat maka akan dapat meningkatkan volume penjualan suatu produk.

Seperti yang dilakukan oleh salah seorang penjual Mie Ayam Bakso bernama Mas Burhan karena usahanya yang terbilang masih baru yaitu kurang lebih 2 tahun membuatnya harus menciptakan suatu inovasi baru pada usahanya tersebut sehingga pembeli tertarik untuk mencoba bahkan loyal terhadap produk yang ia tawarkan. Dan tidak disangka usahanya ini mendapatkan sambutan positif dari warga sekitar karena produk yang ditawarkan terbilang baru dikalangan masyarakat karena biasa nya hanya melihat produk yang seperti itu di media sosial atau ditelevisi sehingga membuat warga sekitar tertarik untuk mencobanya.

Melihat usaha Mie Ayam Bakso PODOMORO itulah yang akhirnya membuat penulis tertarik untuk menganalisis strategi pemasaran yang

digunakan untuk meningkatkan volume penjualan usaha Mie Ayam Bakso PODOMORO tersebut.

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Strategi Pemasaran Menurut Jain (dalam Dharmmesta, 2017 : 65), “Strategi pemasaran merupakan upaya yang dilakukan oleh perusahaan untuk membedakan dirinya secara positif dari para pesaing, menggunakan kekuatan korporat relatifnya untuk memenuhi kebutuhan pelanggan secara lebih baik dalam suatu lingkungan tertentu”.

Menurut pendapat Sofjan Assauri (dalam Makmur, 2015, p. 48) strategi pemasaran pada dasarnya adalah “rencana yang menyeluruh, terpadu dan menyatu di bidang pemasaran, yang memberikan panduan tentang kegiatan yang akan dijalankan untuk dapat tercapainya tujuan pemasaran suatu perusahaan”.

Jadi strategi pemasaran merupakan suatu cara yang dilakukan suatu perusahaan untuk dapat bertahan ditengah persaingan yang semakin ketat dengan memberikan produk dan layanan terbaiknya untuk dapat memuaskan pelanggannya sehingga tercipta loyalitas yang tinggi terhadap produk yang ditawarkannya.

2.2 Pengertian Volume Penjualan Rangkuti (dalam Makmur, 2015), volume penjualan merupakan pencapaian yang dinyatakan secara kuantitatif dari segi fisik atau volume atau unit suatu produk serta suatu yang menandakan naik turunnya penjualan dan dapat dinyatakan dalam bentuk unit, kilo, ton atau liter. Jadi volume penjualan itu merupakan suatu pencapaian yang telah diperoleh suatu perusahaan atas usaha yang telah dilakukan dalam bentuk naik turunnya penjualan dalam usaha tersebut baik dari segi unit, kilo, ton atau liter.

(3)

137 2.3 Pengertian Marketing Mix (Bauran

Pemasaran)

Menurut Peter and Donnelly (dalam Dharmmesta, 2017, p. 29), Bauran pemasaran (marketing mix) adalah “sejumlah variabel terkendali yang harus dikelola untuk mecapai kepuasan pelanggan dan tujuan organisasi”. Variabel-variabel terkendali tersebut biasanya dikelompokkan kedalam empat bidang keputusan utama (4P), yakni : produk (product), harga (price), distribusi (place), dan promosi (promotion) yang semuanya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. a. Produk (product)

Menurut Kotler dan Keller (dalam Dharmmesta, 2017, p. 162), produk diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke sebuah pasar untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan. b. Harga (price)

McDaniel, et al. (dalam Dharmmesta, 2017). Menyebutkan bahwa harga merupakan sejumlah uang yang dikeluarkan atau dibayarkan konsumen dalam pertukaran untuk mendapatkan sesuatu baik barang maupun jasa.

c. Distribusi/tempat (place)

“Tempat (place) merupakan faktor tersedinya barang produksi dalam jumlah yang cukup. Aktivitas perusahaan harus menentukan lokasi, waktu yang tepat untuk setiap produk yang akan dikeluarkan maupun produk yang telah tersebar. Distribusi yakni memilih dan mengelola saluran perdagangan yang dipakai untuk menyalurkan produk atau jasa dan juga untuk melayani pasar sasaran, serta mengembangkan sistem distribusi untuk pengiriman dan perniagaan produk secara fisik” (Kotler dan Armstrong, 2012:62). (https://ejournal.unstrat.ac.id/index.php/e mba/article/view/20024)

d. Promosi (promotion)

Menurut Burnett (dalam Dharmmesta, 2017, p. 358), promosi adalah “fungsi pemasaran yang memfokuskan pengomunikasian komponen-komponen program pemasaran secara persuasif kepada khalayak sasaran untuk menunjang pertukaran antara pemasar dan konsumen dan untuk membantu mencapai tujuan dari kedua belah pihak”.

3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang diterapkan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang bertujuan membuat deskripsi atau gambaran mengenai situasi-situasi atau kejadian-kejadian, dalam arti penelitian ini merupakan akumulasi data dasar dalam bentuk deskripsi saja, tidak perlu mencari atau menerangkan saling hubungan, menguji hipotesis, membuat ramalan, atau mendapatkan makna atau implikasi (Aslichati, 2019). Metode penelitian kualitatif digunakan untuk menjelaskan sumber data yang diperoleh dengan kata-kata sedangkan metode penelitian kuantitatif digunakan untuk penelitian yang didasarkan atas perhitungan persentase dan datanya berupa angka-angka.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada salah satu usaha Mie Ayam Bakso yang terletak di Desa Lubuk Seberuk Kecamatan Lempuing OKI tepatnya di depan Masjid Nurul Iman. Berdasarkan lokasinya penelitian ini merupakan penelitian lapangan. Peneliti memilih usaha Mie Ayam Bakso PODOMORO sebagai lokasi penelitian karena peneliti sangat menyukai makanan yang namanya bakso selain itu terdapat berbagai varian Mie Ayam Bakso yang ditawarkan serta rasa bakso yang

(4)

138 sangat enak dibandingkan dengan

bakso-bakso lainnya. 3.3 Sumber Data

Sumber data yang dipakai dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh peneliti dengan cara wawancara langsung (tanya jawab) dengan subjek penelitian dalam hal ini pemilik Mie Ayam Bakso PODOMORO (mas Burhan). Sedangkan data sekunder diperoleh dari internet, buku, catatan maupun dokumen-dokumen lain untuk melengkapi/menunjang data primer.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik :

a. Observasi

Observasi dilakukan dengan cara pengamatan secara langsung untuk mengetahui suasana atau keadaan dilokasi penelitian.

b. Wawancara

Wawancara merupakan suatu kegiatan tanya jawab antara peneliti dengan pemilik usaha untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan penelitian.

3.5 Teknik Analisis Data

Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif, mengacu pada konsep 4P Marketing Mix (Product, Price, Place, Promotion). Analisis deskriptif digunakan untuk menggambarkan bagaimana strategi marketing mix yang digunakan dalam usaha Mie Ayam Bakso PODOMORO. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil

Untuk menganalisis strategi pemasaran yang digunakan oleh Mie Ayam Bakso PODOMORO maka konsep

yang digunakan konsep 4P Marketing Mix (Bauran Pemasaran) yaitu :

a. Product (produk) b. Price (harga)

c. Place (tempat/distribusi), d. Promotion (promosi)

Berikut adalah uraian strategi pemasaran Mie Ayam Bakso PODOMORO :

a. Analisis Produk

Dalam produk sendiri Mie Ayam Bakso PODOMORO menyediakan berbagai jenis bakso dan mie ayam dengan berbagai varian seperti bakso mercon, bakso beranak, bakso mangkok, bakso super jumbo, bakso besar, bakso kecil, bakso telor, mie ayam pangsit, mie ayam bakso mangkok, mie ayam bakso super, mie ayam bakso besar, mie ayam bakso telor, mie ayam bakso kecil, dan mie ayam bakso beranak. Selain itu Mie Ayam Bakso PODOMORO juga menyediakan berbagai jenis minuman seperti : es campur, jus alpukat, es jeruk, pop ice, kuku bima, extra jos, kopi, es teh, frestea buah, frestea botol, pulpy, fanta, sprite, dan ades. Banyaknya varian menu yang tersedia digunakan untuk memudahkan konsumen untuk memilih menu sesuai dengan yang diinginkan. Selain itu baksonya sangat enak dengan rasa daging yang sangat terasa. Hal itulah yang tetap dipertahankannya agar pelanggannya tidak kecewa dan tetap loyal terhadap produknya.

Dibandingkan pesaingnya, produk Mie Ayam Bakso PODOMORO yaitu bakso mangkok terbilang baru didaerah tersebut karena didaerah tersebut belum ada bakso yang seperti itu. Mie Ayam Bakso PODOMORO juga menyediakan bakso beranak namun dengan ukuran yang lebih kecil dibandingkan dengan bakso beranak pada umumnya. Karena menurutnya Apabila bakso beranaknya dengan ukuran besar kebanyakan orang

(5)

139 tidak habis memakannya sendiri dan harganya juga pasti lebih mahal sehingga kebanyakan orang lebih memilih menu bakso lainnya, sehingga ia membuat bakso beranak dengan ukuran yang lebih kecil disesuaikan dengan porsi orang pada umumnya sehingga harganya juga lebih murah dibandingkan bakso beranak pada umumnya.

b. Analisis Harga

Harga yang ditetapkan Mie Ayam Bakso PODOMORO terbilang terjangkau. Harganya disesuaikan dengan produk yang ditawarkan, sehingga dapat dijangkau oleh semua kalangan masyarakat baik dari kalangan ekonomi kelas menengah atas maupun kelas menengah bawah. Harga produk yang ditawarkan mulai dari Rp. 8.000 sampai dengan Rp. 32.000.

Tabel 4.1

Daftar Menu Mie Ayam Bakso PODOMORO

Makanan Harga Minuman Harga

Bakso Mercon Rp. 20.000 Es Campur Rp. 5.000

Bakso Beranak Rp. 25.000 Jus Alpukat Rp. 7.000

Bakso Mangkok Rp. 25.000 Es Jeruk Rp. 5.000

Bakso Super Jumbo Rp. 20.000 Pop Ice Rp. 4.000

Bakso Besar Rp. 12.000 Kuku Bima Rp. 3.000

Bakso Kecil Rp. 8.000 Extra Jos Rp. 3.000

Bakso Telor Rp. 12.000 Kopi Rp. 3.000

Mie Ayam Pangsit Rp. 8.000 Es Teh Rp. 5.000

Mie Ayam Bakso Mangkok Rp. 32.000 Frestea Buah Rp. 7.000 Mie Ayam Bakso Super Rp. 28.000 Frestea Botol Rp. 5.000 Mie Ayam Bakso Besar Rp. 20.000 Pulpy Rp. 7.000 Mie Ayam Bakso Telor Rp. 25.000 Fanta Rp. 6.000 Mie Ayam Bakso Kecil Rp. 15.000 Sprite Rp. 6.000 Mie Ayam Bakso Beranak Rp. 32.000 Ades Rp. 4.000 Sumber : Data Primer Diolah 2019

c. Analisis Tempat/Distribusi

Peningkatan penjualan produk salah satunya ditentukan oleh tempat yang strategis. Hal itu yang membuat Mas Burhan membuka usahanya di pinggiran jalan raya, sehingga pembelinya bukan hanya dari masyarakat sekitar tapi juga orang-orang yang melewati jalan tersebut. Usahanya juga didirikan di depan Masjid Nurul Iman, dimana disana terdapat pondok pesantren sehingga terdapat peluang usaha yang menjanjikan. Selain itu sekitar tempat usahanya juga terdapat sekolah, perguruan tinggi (kampus), serta jaraknya juga tidak jauh dari pasar.

Dilihat dari jenis usaha yang dijalankan Mas Burhan, dapat dikatakan bahwa Mie Ayam Bakso PODOMORO ini menggunakan saluran distribusi langsung yaitu saluran distribusi dari produsen ke konsumen tanpa menggunakan perantara. Karena produk Mie Ayam Bakso PODOMORO yang dijualnya dibuat sendiri dan dipasarkan sendiri langsung ke konsumen akhir. d. Analisis promosi

Adapun strategi promosi yang digunakan oleh mas Burhan agar pembeli mengenal produknya, awalnya adalah dengan jualan bakso gerobak keliling. Hal

(6)

140 tersebut dilakukan agar para konsumen

mengenal produk yang ia tawarkan. Karena menurutnya, apabila kita hanya berdiam diri saja, maka tidak akan ada yang tau produk yang kita jual bila kita tidak menawarkannya.

Selain itu, mas Burhan juga mempromosikan produknya lewat media sosial seperti Facebook, Whatsapp, dan lain sebagainya. Karena menurutnya, sudah menjadi kebutuhan di zaman sekarang mempromosikan produk ke sosial media karena dengan begitu banyak yang tau produk yang kita tawarkan. Promosi juga dilakukan oleh mereka yang merasa puas atas pelayanan

dan produk yang ditawarkan yaitu promosi dari mulut ke mulut yang dilakukan pelanggannya. Seperti yang penulis lakukan, karena merasa puas dengan produk Mie Ayam Bakso PODOMORO sehingga penulis merekomendasikan kepada keluarga serta teman untuk membeli serta merasakan produk dari Mie Ayam Bakso PODOMORO. Jadi dalam memasarkan suatu produk sangat dibutuhkan strategi promosi, agar konsumen dapat mengenal serta mengetahui produk yang kita tawarkan sehingga mereka tertarik untuk mencoba dan membeli produk yang kita tawarkan tersebut.

4.2 Analisis Efektivitas Strategi Marketing Mix Dalam Peningkatan Volume Penjualan

Tabel 4.2

Data Penjualan Mie Ayam Bakso PODOMORO

Bulan Volume Penjualan

Tahun 2018 (Mangkok) Tahun 2019 (Mangkok) Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember - - 650 700 750 800 900 890 910 970 1.000 1.050 1.057 1.096 1.110 1.130 1.135 1.200 1.184 1.196 1.200 1.220 - - Sumber : Data Primer Diolah 2019

Tabel 4.3

Jumlah Penjualan Mie Ayam Bakso PODOMORO Volume Penjualan

Bulan / Tahun Jumlah

Maret – Juli 2018 3.800

Agustus – Desember 2018 4.820

Januari – Mei 2019 5.528

Juni – Oktober 2019 6.000

(7)

141 Dari tabel 4.2 dan 4.3 data penjualan dan jumlah penjualan diatas dapat dilihat bahwa strategi pemasaran yang tepat dapat meningkatkan penjualan pada Mie Ayam Bakso PODOMORO. Semakin besar minat pelanggan untuk membeli produk maka semakin tinggi

pula tingkat penjualan yang diperoleh. Berikut dapat dilihat persentase volume penjualan Mie Ayam Bakso PODOMORO untuk Lima bulan pertama (I), Lima bulan kedua (II), Lima bulan ketiga (III), dan lima bulan keempat (IV) sebagi berikut :

Tabel 4.4

Volume Penjualan Mie Ayam Bakso PODOMORO (Mangkok)

Lima Bulan Penjualan

(Mangkok) Persentase (%) I II III IV 3.800 4.820 5.528 6.000 18,86 23,92 27,44 29,78 Jumlah 20.148 100%

Sumber : Data Primer Diolah 2019 Perhitungannya sebagai berikut:

Lima bulan pertama (I) :

Lima bulan kedua (II) :

Lima bulan ketiga (III) :

Lima bulan keempat (IV) :

Tabel 4.4 di atas menunjukkan penjualan Mie Ayam Bakso PODOMORO yang mengalami peningkatan penjualan selama berdirinya. Penjualan yang dicapai pada lima bulan pertama (I) adalah sebesar 3.800 mangkok meningkat hingga mencapai 6.000 mangkok pada lima bulan keempat (IV). Peningkatan penjualan tersebut sangat

ditentukan oleh strategi-strategi yang telah dilakukan. Persentase penjualan Mie Ayam Bakso PODOMORO dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

(8)

142 Gambar 1

Grafik Persentase Data Penjualan Lima bulan I-IV

Sumber : Data Primer Diolah 2019 Dilihat dari persentase di atas menunjukkan peningkatan penjualan antara lima bulan pertama (I) sampai lima bulan keempat (IV), yaitu sebesar 18,86% pada lima bulan pertama (I), meningkat menjadi 23,92% pada lima bulan kedua (II), meningkat lagi menjadi 27,44% pada lima bulan ketiga (III) serta tingkat penjualan tertinggin diperoleh pada lima bulan keempat (IV) yaitu sebesar 29,78%. Artinya tingkat (volume) penjualan yang dihasilkan ditentukan oleh pemasaran yang diterapkan. Makin banyak pelanggan yang mengenal produk, puas dengan produk serta layanan yang diberikan Mie Ayam Bakso PODOMORO maka makin besar pula peluang mendapatkan penjualan yang tinggi.

5. PENUTUP 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa Mie Ayam Bakso PODOMORO memiliki strategi-strategi untuk meningkatkan volume penjualannnya yaitu dengan : 1. Strategi Produk : Strategi yang

digunakan adalah dengan menawarkan berbagai jenis variasi pilihan Mie

Ayam Bakso seperti bakso mercon, bakso mangkok, bakso telor, mie ayam bakso mangkok, mie ayam bakso super dan sebagainya, dengan rasa daging yang sangat terasa. Membuat varian baru bakso yaitu bakso mangkok dan membuat bakso beranak dengan ukuran yang lebih kecil disesuaikan dengan porsi orang pada umumnya sehingga harganya juga lebih murah dibandingkan bakso beranak pada umumnya.

2. Strategi Harga : memberikan harga yang cukup terjangkau.

3. Strategi Tempat : tempat yang strategis sehingga mudah dijangkau. 4. Strategi Promosi : awalnya dilakukan

melalui penjualan bakso gerobak dorong, setelah itu dilakukan melalui sosial media, selain itu juga dari mulut ke mulut yang dilakukan oleh pelanggan yang merasa puas atas pelayanan dan produk yang diberikan.

Dengan melakukan strategi-strategi tersebut ternyata sangat berpengaruh terhadap volume penjualan Mie Ayam Bakso PODOMORO sehingga dari mulai membuka sampai sekarang selalu mengalami peningkatan penjualan.

(9)

143 5.2 Saran

Berdasarkan uraian di atas berikut saran yang dapat penulis sampaikan :

1. Walaupun tingkat volume penjualannya selalu mengalami peningkatan penjualan, namun mas Burhan harus selalu melakukan inovasi pada produknya agar tidak kalah saing/ketinggalan zaman dari para pesaingnya sehingga pelanggannya tidak pindah ketempat pesaing.

2. Harus tetap konsisten dalam mempertahankan rasa pada Mie Ayam Baksonya.

3. Merenovasi tempat usaha agar lebih menarik dan kekinian sehingga menarik konsumen untuk datang. 4. Membuat laporan keuangan yang

lebih rinci sehingga dapat diketahui dengan pasti jumlah keuntungan yang diperoleh dari penjualan yang telah dilakukan.

DAFTAR PUSTAKA

Aslichati, L., Prasetyo, H.I.B., & Irawan, P. (2019). Metode Penelitian Sosial. Edisi 1. Tangerang Selatan : Universitas Terbuka.

Dharmmesta, B. S. (2017). Manajemen Pemasaran. Edisi 2. Tangerang Selatan : Universitas Terbuka. Kereh, F., Tumbel, A. L., & Loindong, S.

S. R. (2018). Analisis Strategi Pemasaran Dalam Meningkatkan Penjualan Motor Yamaha Mio Pada Pt. Hasjrat Abadi Outlet Yamaha Sam Ratulangi. Jurnal EMBA : Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan Akuntansi, Vol (6), Hal. 968-977. April 2018

ISSN 2303-1174.

https://ejournal.unstrat.ac.id/index. php/emba/article/view/20024 (diakses tanggal 21 November 2019). Lupiyoadi, R. (2017). Pemasaran Jasa.

Edisi 1. Tangerang Selatan : Universitas Terbuka.

Makmur & Saprijal. (2015). Strategi Pemasaran Dalam Meningkatkan Volume Penjualan. Jurnal Ilmiah Cano Ekonomos, Vol (3), No.1, Hal. 41-56.

Gambar

Grafik Persentase Data Penjualan Lima bulan I-IV

Referensi

Dokumen terkait

tidak. Nilai residu dikatakan stasioner apabila nilai hitung mutlak ADF lebih kecil atau lebih besar daripada nilai kritis mutlak pada Mc Kinnon pada 1%, 5%, atau 10% dan dapat

The purpose of this research is for: 1 to describe the problems of single gender class management in teaching Islamic Education at Hidayatul Mubtadi’in Junior High School

Manajemen mutu terpadu dalam konteks pendidikan Islam dirasa perlu untuk pengembangan kurikulum oleh Pettalongi (2010) karena beberapa hal, yaitu: masih banyaknya

Sehingga diharapkan dengan adanya IPAL komunal dengan hasil swadaya masyarakat ini dapat memberikan manfaat besar khususnya bagi lokasi replikasi IPAL dan umumnya dapat membantu

a) Operasi motor induksi tiga phasa pada kondisi tegangan phasa seimbang. Pada kondisi ini terlihat bahwa pada bagian sensor tidak menghasilkan besaran ukur atau besaran ukir

Jemaat sudah dapat merasakan manfaat dari penerapan gerakan hidup hemat ini, tanpa harus menghilangkan budaya yang sudah begitu melekat dalam kehidupan masyarakat sumba

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah harga saham PT Indocement Tunggal Prakartsa (INTP), harga saham PT Holcim Indonesia (SMCB) dan harga saham

Langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian ini yaitu menguji instrument tes yang akan digunakan (dalam hal ini dilakukan di SDN Penggung Kota Serang), memilih