• Tidak ada hasil yang ditemukan

No. Kode: DARI/BAHASA INDONESIA/001

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "No. Kode: DARI/BAHASA INDONESIA/001"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

No. Kode: DARI/BAHASA INDONESIA/001

PENDALAMAN MATERI BAHASA INDONESIA

MODUL 4

SEJARAH, KEDUDUKAN, FUNGSI, DAN

RAGAM BAHASA INDONESIA

Kegiatan Belajar 2

Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa

Nasional dan Bahasa Negara

Penulis:

Dr. Siti Ansoriyah, M.Pd.

PPG DALAM JABATAN

Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

2018

(2)

KEGIATAN BELAJAR (KB) II KEDUDUKAN BAHASA INDONESIA

Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan

Peserta menemukenali konsep Kedudukan Bahasa Indonesia

Sub-Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan

1. Mengidentifikasi kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional 2. Mengidentifikasi kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara

Pokok-Pokok Materi

1. Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional 2. Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara

Uraian Materi

A. Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional

Kita telah memahami bahwa saat itu, sebelum tercetusnya Sumpah Pemuda, bahasa Melayu dipakai sebagai lingua franca di seluruh kawasan tanah air. Hal itu terjadi sudah berabad-abad sebelumnya. Dengan adanya kondisi yang semacam itu, masyarakat kita sama sekali tidak merasa bahwa bahasa daerahnya disaingi. Di balik itu, mereka telah menyadari bahwa bahasa daerahnya tidak mungkin dapat dipakai sebagai alat perhubungan antarsuku, sebab yang diajak komunikasi juga mempunyai bahasa daerah tersendiri. Adanya bahasa Melayu yang dipakai sebagai lingua franca ini pun tidak akan mengurangi fungsi bahasa daerah. Bahasa daerah tetap dipakai dalam situasi kedaerahan dan tetap berkembang. Kesadaran masyarakat yang semacam itulah, khususnya pemuda-pemudanya yang mendukung lancarnya inspirasi sakti di atas.

Pada 28 Oktober 1928 dalam Kongres Pemuda yang dihadiri oleh aktivis dari berbagai daerah di Indonesia, dengan didorong oleh rasa nasionalisme dan keikhlasan untuk bangsa dan negara, maka para pemuda dengan menyerukan satu keinginan serta tekad bulat bahwa bahasa Melayu diubah namanya menjadi bahasa Indonesia yang diikrarkan dalam sumpah pemuda sebagai bahasa persatuan atau bahasa nasional. Berdasarkan hal-hal yang disebutkan di atas, maka pada 28 Oktober dicetuskanlah kedudukan bahasa Indonesia dalam suatu ikrar pemuda yang disebut “Sumpah Pemuda”. Isi sumpah pemuda adalah:

(3)

(1) Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia.

(2) Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa satu, bangsa Indonesia (3) Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

Butir ketiga dalam Sumpah Pemuda tersebut menjadi telah berubahnya bahasa Indonesia sebagai Lingua Franca menjadi bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan. Dapat dikatakan bahwa secara kronologis bahasa Melayu telah berkembang dari Lingua

franca menjadi bahasa persatuan, dan menjadi bahasa negara hingga sekarang.

Pengakuan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan merupakan peristiwa penting dalam perjuangan bangsa Indonesia. Dengan adanya sebuah bahasa persatuan, rasa persatuan bangsa semakin kuat. Sebagai wujud perhatian yang besar terhadap bahasa Indonesia, maka pada tahun 1938 diselenggarakan kongres bahasa Indonesia pertama di Solo.

Pada masa pendudukan Jepang, pemerintah Jepang memberlakukan pelarangan penggunaan bahasa Belanda. Pelarangan penggunaan bahasa Belanda ini berdampak positif terhadap bahasa Indonesia karena bahasa Indonesia dipakai dalam berbagai aspek kehidupan termasuk kehidupan politik dan pemerintahan yang sebelumnya lebih banyak dilakukan dengan bahasa Belanda.

Sehari sesudah proklamasi kemerdekaan, pada 18 Agustus ditetapkan Undang-Undang Dasar 1945 yang di dalamnya terdapat pasal, yaitu pasal 36, yang menyatakan bahwa “Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia”. Dengan demikian, di samping berkedudukan sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia juga berkedudukan sebagai bahasa negara. Sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia dipakai dalam semua urusan yang berkaitan dengan pemerintahan dan negara.

Setelah bangsa Indonesia mencapai kemerdekaannya, bahasa Indonesia mulai mengalami perkembangan yang pesat. Setiap tahun jumlah pemakai bahasa Indonesia bertambah. Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan sebagai bahasa negara juga semakin kuat dan meningkat. Perhatian terhadap bahasa Indonesia baik dari pemerintah maupun masyarakat sangat besar. pemerintah orde lama dan orde baru menaruh perhatian yang besar terhadap perkembangan bahasa Indonesia di antaranya melaui pembentukan lembaga yang mengurus masalah kebahasaan yang dinamakan Pusat Bahasa, sekarang menjadi Badan Bahasa dan menyelenggarakan Kongres Bahasa Indonesia. Perubahan ejaan bahasa Indonesia dari Ejaan van Ophuijsen ke Ejaan Soewandi hingga Ejaan yang Disempurnakan selalu mendapat tanggapan dari masyarakat. (Depdiknas, 2006: 12)

(4)

Hasil Perumusan Seminar Politik Bahasa Nasional yang diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 25-28 Februari 1975 antara lain menegaskan bahwa dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai:

(1) lambang kebanggaan nasional, (2) lambang identitas nasional,

(3) alat yang memungkinkan penyatuan berbagai suku bangsa dengan latar belakang sosial budaya dan bahasa masing-masing ke dalam kesatuan kebangsaan Indonesia,

(4) alat perhubungan antardaerah dan antarbudaya

a. Lambang Kebanggaan Nasional

Bahasa Indonesia yang kita miliki merupakan anugerah dari Tuhan karena tidak semua negara memiliki bahasa. Rasa bangga terhadap bahasa Indonesia dapat kita sikapi dengan menghargai warisan, hasil karya dan semua hal yang dimilki bangsa Indonesia. Sebagai lambang kebanggaan nasional bahasa Indonesia tentu akan mencerminkan nilai-nilai sosial budaya yang dapat mendasari rasa kebanggaan. Rasa kebanggaan tidak mudah untuk dibina karena masyarakat sekarang ini sudah terpengaruh budaya asing. Dalam situasi seperti ini rasa kebanggaan akan bahasa nasional terus kita kembangkan dan sebarluaskan agar kembali tumbuh rasa bangga menggunakan bahasa Indonesia.

Bahasa Indonesia mencerminkan nilai–nilai sosial budaya yang mendasari rasa kebangsaan kita. Atas dasar kebanggaan ini, bahasa Indonesia harus kita pelihara dan kita kembangkan, serta harus senantiasa kita bina rasa bangga dalam menggunakan bahasa Indonesia.

Sebagai lambang kebanggaan nasional, bahasa Indonesia memiliki nilai-nilai sosial budaya luhur bangsa Indonesia. Dengan keluhuran nilai yang dicerminkan bangsa Indonesia, kita harus bangga menggunakannya, kita harus menjunjungnya; dan kita harus mempertahankannya. Sebagai realisasi kebanggaan kita terhadap bahasa Indonesia, kita harus memakainya tanpa ada rasa rendah diri, malu, dan acuh tak acuh.

Contohnya salah satu dalam mengungkapkan rasa bangga terhadap bahasa Indonesia

yaitu dengan cara menghargai warisan budaya Indonesia dengan mempelajari tarian, mengadakan festival budaya, pameran kerajinan, lomba debat berbahasa Indonesia

(5)

Sumber:

https://www.google.com/search?q=gambar+bahasa+sebagai+lambang+kebanggaan+nasional&clien t=firefoxb&tbm=isch&tbo=u&source=univ&sa=X&ved=0ahUKEwj8uva9pvHaAhVILI8KHcUwAjsQ7AkI SA&biw=1024&bih=486#imgrc=RY7uD5sLIZsQEM:

b. Lambang Identitas Nasional

Fungsi dari kedudukan bahasa Indonesia sebagai lambang identitas nasional yaitu pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan benar. Jika pengutamaan bahasa Indonesia di atas bahasa asing tentu kita akan merasa bangga, tetapi jika bahasa asing lebih diutamakan pemakaiannya dibandingkan bahasa Indonesia, kita akan merasa gundah, tidak senang, prihatin. Rasa ketidaksenangan itulah yang menumbuhkan sikap positif yang merupakan perwujudan dari sikap menjunjung bahasa nasional. Kita menjungjung bahasa nasional karena kita menyadari akan fungsi bahasa nasional sebagai jati diri bangsa Indonesia.

Bahasa Indonesia akan memiliki identitasnya sendiri kalau sebagai pemakai dapat membina dan mengembangkan bahasa Indonesia sehingga bahasa Indonesia bersih dari unsur bahasa lain. Kalau bahasa asing diperlukan, tentu kita dapat menerimanya sepanjang bermanfaat bagi pengembangan bahasa Indonesia sebagai langkah strategis memperkaya perbendaharaan kosakata. Bahasa Indonesia dapat memiliki identitasnya apabila masyarakat pemakainya atau yang menggunakannya membina dan mengembangkannya sehingga bersih dari unsur-unsur bahasa lain.

Sebagai lambang identitas nasional, bahasa Indonesia merupakan ciri bangsa Indonesia. Ini berarti, dengan bahasa Indonesia akan dapat diketahui siapa kita, yaitu sifat, perangai, dan watak kita sebagai bangsa Indonesia. Kita harus menjaganya jangan sampai ciri kepribadian kita tidak tercermin di dalamnya. Jangan sampai bahasa Indonesia tidak menunjukkan gambaran bangsa Indonesia yang sebenarnya.

Contohnya kita merasa bangga dapat menggunakan bahasa Indonesia dalam

pidato-pidato resmi kenegaraan. Jika presiden berpidato-pidato dalam forum resmi Internasional ketika kegiatan tersebut berada di negara Indonesia, selayaknya menggunakan bahasa Indonesia.

(6)

c. Alat Pemersatu

Dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional menjadi alat yang memungkinkan terwujudnya penyatuan berbagai suku bangsa yang memiliki latar belakang sosial budaya dan bahasa yang berbeda dalam satu kesatuan bangsa yang utuh. Dalam Sumpah Pemuda 1928, bahasa Indonesia berfungsi sebagai bahasa persatuan. Dengan adanya bahasa Indonesia, orang yang berasal dari suku Jawa dapat berkomunikasi dengan orang yang berasal dari suku Banjar. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa bahasa Indonesia menjadi alat yang memungkinkan berbagai suku bangsa mencapai keserasian hidup yang bersatu tanpa menanggalkan identitas kesukuan dan kesetiaan kepada nilai-nilai sosial budaya serta latar belakang bahasa daerah tertentu, dengan bahasa Indonesia memungkinkan berbagai suku bangsa mencapai keserasian hidup sebagai bangsa yang bersatu dengan tidak perlu meninggalkan identitas kesukuan dan kesetiaan kepada nilai– nilai sosial budaya serta latar belakang bahasa daerah yang bersangkutan.

Masyarakat Indonesia yang beragam latar belakang sosial budaya dan berbeda-beda bahasanya dapat menyatu dan bersatu dalam kebangsaan, cita-cita, dan rasa nasib yang sama. Dengan bahasa Indonesia, bangsa Indonesia merasa aman dan serasi hidupnya, sebab mereka tidak merasa bersaing dan tidak merasa lagi ‘dijajah’ oleh masyarakat suku lain. Apalagi dengan adanya kenyataan bahwa dengan menggunakan bahasa Indonesia, identitas suku dan nilai-nilai sosial budaya daerah masih tercermin dalam bahasa daerah masing-masing. Kedudukan bahasa daerah masih tegar dan tidak goyah sedikit pun. Bahkan, bahasa daerah dapat memperkaya khazanah bahasa Indonesia.

Contohnya, bangsa Indonesia mempunyai berbagai ragam bahasa daerah, dengan

adanya bahasa Indonesia, orang yang dengan latar belakang bahasa daerah yang berbeda dapat menggunakan bahasa Indonesia ketika berkomunikasi karena adanya bahasa pemersatu yaitu bahasa Indonesia.

d. Alat Penghubung Antarbudaya dan Antardaerah

Bahasa Indonesia berfungsi sebagai alat penghubung antarbudaya dan antardaerah. Sebagai jembatan budaya, bahasa Indonesia dapat menjadi jembatan budaya di antara suku bangsa dengan latar belakang kebahasaan yang berbeda-beda. Sebagai jembatan budaya dapat memperkenalkan budaya dari berbagai suku bangsa. Jadi fungsi penghubung antarbudaya yang melekat pada bahasa Indonesia pada gilirannya akan memperkaya bahasa Indonesia dengan kekayaan budaya yang terkandung dalam bahasa daerah.

Bahasa Indonesia sering kita rasakan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari. Bayangkan saja apabila kita ingin berkomunikasi dengan seseorang yang berasal dari suku lain yang berlatar belakang bahasa berbeda, mungkinkah kita dapat bertukar pikiran dan

(7)

saling memberikan informasi? Bagaimana cara kita seandainya kita tersesat jalan di daerah yang masyarakatnya tidak mengenal bahasa Indonesia? Bahasa Indonesialah yang dapat menanggulangi semuanya itu. Dengan bahasa Indonesia kita dapat saling berhubungan untuk segala aspek kehidupan. Bagi pemerintah, segala kebijakan dan strategi yang berhubungan dengan ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dan kemanan memudahkan untuk menginformasikan kepada warganya. Apabila arus informasi antarkita meningkat berarti akan mempercepat peningkatan pengetahuan kita. Apabila pengetahuan kita meningkat berarti tujuan pembangunan akan cepat tercapai.

Contohnya orang yang akan pergi ke suatu daerah di Indonesia akan berjalan lancar

karena ada bahasa Indonesia sebagai pengubung komunikasi

Dari berbagai fungsi bahasa Indonesia dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional bahwa bahasa Indonesia mempunyai fungsi yaitu:

(1) lambang kebanggaan nasional, (2) lambang jati diri nasional,

(3) alat pemersatu berbagai suku bangsa,

(4) alat penghubung antarbudaya dan antardaerah.

Dengan adanya bahasa Indonesia, kita dapat menggunakannya sebagai alat komunikasi dalam berinteraksi/berkomunikasi dengan masyarakat-masyarakat di daerah (sebagai bahasa penghubung antar warga, daerah, dan budaya).

B. Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Negara

Sejak Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, bahasa Indonesia mempunyai kedudukan sebagai bahasa negara. Kedudukan ini membawa pengaruh besar terhadap perkembangan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia menjadi sangat istimewa di tengah-tengah bahasa daerah sesuai dengan UUD 1945, Bab XV, Pasal 36 bahwa

(1) bahasa resmi kenegaraan,

(2) bahasa pengantar dalam dunia pendidikan, (3) bahasa perhubungan tingkat nasional,

(4) bahasa pengembang kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi.

Hal ini tercantum dalam UUD 1945 mengenai bahasa negara. Pasal 25 menyatakan bahwa:

(8)

(1) bahasa Indonesia yang dinyatakan sebagai bahasa resmi negara dalam Pasal 36 UUD 1945 bersumber dari bahasa yang diikrarkan dalam Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 sebagai bahasa persatuan yang dikembangkan sesuai dengan dinamika peradaban bangsa.

(2) bahasa Indonesia sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) berfungsi sebagai jati diri bangsa, kebanggaan nasional, sarana pemersatu berbagai suku bangsa, serta sarana komunikasi antrdaerah dan antarbudaya daerah.

(3) bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi negara sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) berfungsi sebagai bahasa resmi kenegaraan, pengantar pendidikan, komunikasi tingkat nasional, pengembangan kebudayaan nasional, transaksi dan dokumentasi niaga, serta sarana pengembangan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan bahasa media massa.

Penggunaan bahasa Indonesia diatur dalam Pasal 26 bahwa bahasa Indonesia wajib digunakan dalam peraturan perundang-undangan.

Pasal 27 bahwa bahasa Indonesia wajib digunakan dalam dokumen resmi negara.

Pasal 28 menyatakan bahwa bahasa Indonesia wajib digunakan dalam pidato resmi presiden, dan pejabat negara yang lain yang disampaikan di dalam atau di luar negeri. Pasal 29 menyatakan bahwa:

(1) bahasa Indonesia wajib digunakan sebagai bahasa pengantar dalam pendidikan nasional.

(2) bahasa pengantar sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) dapat menggunakan bahasa asing untuk tujuan yang mendukung kemampuan berbahasa asing peserta didik.

(3) penggunaan bahasa Indonesia sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) tidak berlaku untuk satuan pendidikan asing atau satuan pendidikan khusus yang mendidik warga negara asing.

Pasal 30 menyatakan bahwa bahasa Indonesia wajib digunakan dalam pelayanan administrasi publik di instansi pemerintahan.

Pasal 31 menyatakan bahwa:

(1) bahasa Indonesia wajib digunakan dalam nota kesepahaman atau perjanjian yang melibatkan lembaga negara, instansi pemerintah Republik Indonesia, lembaga swasta Indonesia atau perseorangan warga negara Indonesia.

(2) nota kesepahaman atau perjanjian sebagaimana yang dimaksud pada Ayat (1) yang melibatkan pihak asing ditulis juga dalam bahasa nasional pihak asing tersebut dan /atau bahasa Inggris.

(9)

(1) bahasa Indonesia wajib digunakan dalam forum yang bersifat nasional atau forum yang bersifat internasional di Indonesia.

(2) bahasa Indonesia dapat digunakan dalam forum yang bersifat intenasional di luar negeri. Pasal 33 menyatakan bahwa:

(1) bahasa Indonesia wajib digunakan dalam komunikasi resmi di lingkungan kerja pemerintah dan swasta.

(2) pegawai di lingkungan pemerintah dan swasta sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) yang belum mampu berbahasa Indonesia wajib mengikuti atau diikutsertakan dalm pembelajaran untuk meraih kemampuan berbahasa Indonesia.

Pasal 34 menyatakan bahwa bahasa Indonesia wajib digunakan dalam laporan setiap lembaga atau perseorangan kepada instansi pemerintahan.

Pasal 35 menyatakan bahwa

(1) bahasa Indonesia wajib digunakan dalam penulisan karya ilmiah dan publikasi karya ilmiah di Indonesia.

(2) penulisan dan publikasi sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) untuk tujuan atau bidang khusus dapat menggunakan bahasa daerah atau bahasa asing.

a. Bahasa Resmi Kenegaraan

Bahasa Indonesia sebagai bahasa negara memiliki kedudukan yang sangat istimewa. Hal ini berdampak positif bagi bahasa Indonesia untuk lebih berkembang dibanding dengan bahasa lainnya. Sebagai bahasa resmi kenegaraan, bahasa Indonesia dipakai dalam setiap upacara kenegaraan, peristiwa dan kegiatan kenegaraan resmi lainnya.

Penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi kenegaraan dipakai dalam dokumen, keputusan serta surat-menyurat yang dikeluarkan oleh penyelenggara negara dan badan-badan kenegaraan lainnya seperti MPR, DPR. Pidao-pidato resmi kenegaraan. Penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi kenegaraan memerlukan kerja sama yang baik antarinstansi pemerintah. Penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar memerlukan perhatian semua pihak terhadap bahasa negara tersebut.

Contohnya, pembuktian bahwa bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi kenegaraan

ialah digunakannya bahasa Indonesia dalam naskah Proklamasi Kemerdekaan RI 1945, dalam rapat kerja lembaga, surat-menyurat yang berhubungan dengan lembaga. Mulai saat itu dipakailah bahasa Indonesia dalam segala upacara, peristiwa, dan kegiatan kenegaraan, baik dalam bentuk lisan maupun tulis.

(10)

b. Bahasa Pengantar dalam Dunia Pendidikan

Bahasa Indonesia dipakai sebagai bahasa pengantar dalam dunia pendidikan mulai taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi. Fungsi ini menempatkan bahasa Indonesia sebagai bahasa yang terus-menerus dipakai dalam setiap belajar-mengajar. Dalam fungsinya sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia mendapat masukan dari bahasa daerah dan bahasa asing. Derasnya arus globalisasi di dalam kehidupan kita akan berdampak pula pada perkembangan dan pertumbuhan bahasa sebagai sarana pendukung pertumbuhan dan perkembangan budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi. Di dalam era globalisasi itu, bangsa Indonesia mau tidak mau harus ikut berperan di dalam dunia persaingan di bidang politik, ekonomi, maupun komunikasi. Konsep-konsep dan istilah baru di dalam pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) secara tidak langsung memperkaya khasanah bahasa Indonesia.

Sunaryo (2000: 6), mengungkapkan tanpa adanya bahasa (termasuk bahasa Indonesia) IPTEK tidak dapat tumbuh dan berkembang. Selain itu bahasa Indonesia di dalam struktur budaya, ternyata memiliki kedudukan, fungsi, dan peran ganda, yaitu sebagai akar dan produk budaya yang sekaligus berfungsi sebagai sarana berpikir dan sarana pendukung pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tanpa peran bahasa serupa itu, ilmu pengetahuan dan teknologi tidak akan dapat berkembang. Implikasinya di dalam pengembangan daya nalar, menjadikan bahasa sebagai prasarana berpikir modern. Oleh karena itu, jika cermat dalam menggunakan bahasa, kita akan cermat pula dalam berpikir karena bahasa merupakan cermin dari daya nalar (pikiran)

Contohnya, Bahasa Indonesia dipakai sebagai bahasa pengantar di lembaga-lembaga

pendidikan mulai dari taman kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi. Hanya untuk kepraktisan, beberapa lembaga pendidikan rendah yang anak didiknya hanya menguasai bahasa ibunya (bahasa daerah) menggunakan bahasa pengantar bahasa daerah anak didik yang bersangkutan. Hal ini dilakukan sampai kelas tiga sekolah dasar.

Dalam memperlancar penggunaan bahasa Indonesia, buku materi pelajaran ynag berbentuk media cetak hendaknya juga berbahasa Indonesia. Hal ini dapat dilakukan dengan menerjemahkan buku-buku yang berbahasa asing atau bahasa lainnya. Apabila hal ini dilakukan, sangatlah membantu peningkatan perkembangan bahasa Indonesia sebagai bahasa ilmu pengetahuan dan teknolologi (iptek). Mungkin pada saat mendatang bahasa Indonesia berkembang

sebagai bahasa iptek yang sejajar dengan bahasa Inggris

(11)

Bahasa Indonesia dipakai dalam menyelenggarakan pemerintahan yaitu menggunakan bahasa Indonesia sesuai dengan kaidah kebahasaan yang dibakukan. Bahwa penyelenggara pemerintahan dan penyelenggara negara haruslah memiliki kesadaran untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Untuk itu, diperlukan upaya pembinaan sikap kebahasaan terhadap penyelenggara pemerintahan dan penyelenggara negara. Selama penyelenggara pemerintahan dan penyelenggara negara belum memiliki sikap positif terhadap bahasa Indonesia, selama itu pula bahasa Indonesia belum berfungsi dengan baik. Selama bahasa Indonesia belum berfungsi dengan baik selama itu pula kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara terancam goyah. Untuk mengatasi semua itu, diperlukan kebijakan yang mengharuskan semua pejabat negara dari yang tertinggi hingga yang terendah untuk dapat mengikuti tes Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI).

Contohnya, Bahasa Indonesia dipakai dalam hubungan antarbadan pemerintah dan

penyebarluasan informasi menggunakan bahasa Indonesia kepada masyarakat. Sehubungan dengan itu diadakan penyeragaman sistem administrasi dan mutu media komunikasi massa. Tujuan penyeragaman dan peningkatan mutu tersebut agar isi atau pesan yang disampaikan dapat dengan cepat dan tepat diterima oleh masyarakat.

d. Bahasa Pengembang Kebudayaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Penyebarluasan ilmu pengetahuan dan teknologi modern tidak dapat dilepaskan dari bahasa Indonesia. Fungsi ini menghadapkan pada keharusan memodernkan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia harus mempunyai kemampuan menyerap dan mengungkapkan konsep-konsep baru yang datang dari barat sehingga upaya pemodernan bahasa Indonesia dapat terlaksana. Tentu harus mempertimbangkan kebermanfaatannya bagi bangsa dan negara. Produk-produk ataupun cara pemakaian teknologi harus diupayakan menggunakan bahasa Indonesia jika produk atau kemasan tersebut ingin disebar atau dipakai di Indonesia.

Contohnya bahasa Indonesia sebagai pengembangan kebudayaan nasional, ilmu, dan

teknologi, dengan menggunakan bahasa Indonesia terasa sekali manfaatnya. Kebudayaan nasional yang beragam itu, yang berasal dari masyarakat Indonesia yang beragam pula, rasanya tidak mungkin dapat disebarluaskan dan dinikmati oleh masyarakat Indonesia dengan bahasa lain selain bahasa Indonesia. Apakah mungkin guru tari Sunda mengajarkan menari Sunda kepada orang Bali, orang Jawa, dan orang Bugis dengan bahasa Sunda? Hal ini juga berlaku dalam penyebarluasan ilmu dan teknologi modern. Agar jangkauan pemakaiannya lebih luas, penyebaran ilmu dan teknologi, baik melalui buku-buku pelajaran,

(12)

buku-buku populer, majalah-majalah ilmiah, atau media cetak lain, hendaknya menggunakan bahasa Indonesia

C. Beberapa perbedaan antara bahasa nasional dan bahasa negara

Adanya kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional didorong oleh rasa persatuan bangsa Indonesia pada waktu itu. Para pemuda Indonesia sadar bahwa persatuan merupakan sesuatu yang harus di wujudkan menjadi suatu kekuatan. Semboyan “Bersatu kita teguh bercerai kta runtuh” benar-benar diresapi oleh mereka. Para pemuda menyadari dan sadar bahwa untuk mewujudkan persatuan perlu adanya sarana yang menunjangnya. Sarana yang menunjang tersebut berupa komunikasi yang disebut bahasa. Dengan pertimbangan kesejarahan dan kondisi bahasa Indonesia yang lingua franca itu, maka ditentukanlah bahasa Melayu sebagai bahasa Indonesia dan sebagai bahasa nasional.

Berbeda halnya dengan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara/resmi. Terbentuknya bahasa Indonesia sebagai bahasa negara/resmi dilatarbelakangi oleh kondisi bahasa Indonesia itu sendiri yang secara geografis menyebar pemakiannya ke hampir seluruh wilayah Indonesia dan dikuasai oleh sebagian besar penduduknya. Di samping itu, pada saat itu bahasa Indonesia telah disepakati oleh pemakainya sebagai bahasa pemersatu bangsa, sehingga pada saat ditentukannya sebagai bahasa negara/resmi, seluruh pemakai bahasa Indonesia yang sekaligus sebagai penduduk Indonesia itu menerimanya dengan suara bulat. Sebagai bahasa negara terlihat juga pada wilayah pemakaian dan tanggung jawab kita terhadap pemakaian fungsi itu.

Sejarah, kedudukan bahasa Indonesia

(13)

Rangkuman

Bahasa Indonesia yang kita miliki merupakan anugerah dari Tuhan karena tidak semua negara memiliki bahasa. Rasa bangga terhadap bahasa Indonesia dapat kita sikapi dengan menghargai warisan, hasil karya dan semua hal yang dimilki bangsa Indonesia. Dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia mempunyai fungsi sebagai lambang kebanggaan nasional, lambang identitas nasional, alat persatuan bangsa, alat penghubung antarbudaya, dan antardaerah. Sebagai lambang kebanggaan nasional, bahasa Indonesia akan mencerminkan nilai-nilai sosial budaya yang mendasar rasa kebanggan nasional. Sebagai lambang identitas nasional, bahasa Indonesia harus mempunyai jati dirinya sendiri. Sebagai bahasa persatuan, bahasa Indonesia memungkinkan terbinanya semangat nasionalisme di kalangan suku-suku bangsa di Indonesia. Sebagai alat penghubung antarbudaya dan antardaerah, bahasa Indonesia dapat menjadi jembatan budaya antarberbagai suku dan etnis budaya.

Dalam kedudukannya sebagai bahasa resmi negara, bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi kenegaraan, bahasa pengantar dalam dunia pendidikan, bahasa perhubungan tingkat nasional, bahasa pengembang kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi.

Referensi

Dokumen terkait

Oleh yang demikian, kajian ini ingin mencari jawapan mengenai pendekatan secara konstruktivisme di kalangan guru-guru teknikal semasa proses pengajaran dan pembelajaran

Berbicara tentang motivasi belajar siswa, maka tidak lepas dari peran guru dalam melaksnakan proses pembelajaran. Peran guru yang dimaksud yaitu dalam hal kreatifitas. Implementasi

Penelitian yang dilakukan oleh Intan Setiawati dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran tentang peningkatan keterampilan konsep dan keterampilan pemecahaan masalah

PENGARUH MEDIA RELATIONS TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN DI RUMAH MAKAN PONYO CINUNUK.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Foucault menyatakan bahwa tubuh secara integral menjadi lokus dan medium penyebaran kekuasaan atau dengan kata lain badan manusia merupakan komponen yang

Aspergillus dapat diisolasi dari tanah rizosfer, organ tanaman, dan bahan lain (avtur, kain, kompos, minyak tanah, dan kontaminan yang berasal dari udara). 920)

• Siklus karbon dapat dijelaskan dalam proses fotosintesa tumbuhan melalui proses ekstraksi CO2 dan H2O dari lingkungan:. Radiasi matahari + nCO2+nH2O -  (CH2O)n+nO2

yang tidak sesuai dengan target, pencapaian sasaran tahunan Primkopkar “Manunggal” belum dapat terlaksana dengan baik berupa sasaran yang bersifat besarnya