112 BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. SIMPULAN
Berdasarkan tujuan penelitian maka dapat di ambil suatu kesimpulan mengenai pemberdayaan masyarakat melalui Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Pinilih sebagai berikut:
1. Partisipasi masyarakat terhadap Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Pinilih yang pertama diwujudkan dalam bentuk tenaga dan pikiran, dimana partisipasi dilakukan dengan ikut bergabung menjadi pengelola PKBM. Kedua, partisipasi dalam bentuk menjadi staff pengajar, dalam hal ini partisipasi sebagai suatu aktifitas yang dilakukan dengan memberikan ilmu dan pengetahuan terhadap warga belajar. Ketiga, partisipasi dalam bentuk sarana dan prasarana, dimana hal ini di lakukan oleh warga sekitar PKBM Pinilih yang memberikan bantuan berupa meja, kursi, almari dan perangkat dapur lainnya. Keempat, partisipasi dalam bentuk uang, partisipasi ini dilakukan oleh warga Desa Gumpang yang selalu memberikan bantuan rutin setiap bulan, bisa dikatakan sebagai donator tetap. Kelima, partisipasi dalam bentuk keikutsertaan menjadi warga belajar di PKBM Pinilih. Dengan adanya banyak program yang di selenggarakan, maka antara warga satu dengan yang lain mengikuti program yang berbeda – beda, dan sesuai dengan kebutuhan yang di rasa akan memberikan manfaat kedepan bagi mereka.
2. Strategi yang di lakukan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Pinilih untuk mengembangkan lembaga sosialnya antara lain program yang di kembangkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat, menyediakan koleksi buku untuk menarik minat warga masyarakat Desa Gumpang dan sekitarnya yang diwujudkan dalam bentuk perpustakaan PKBM, memperhatikan personalia yang bergabung di PKBM Pinilih, baik itu pengelola, pengurus dan staaf pengajar, dan yang terakhir menjalin kemitraan dengan berbagai instansi.
B. IMPLIKASI 1. Implikasi Teoritis
Berbicara mengenai implikasi teoritis yang ada dalam penelitian ini maka akan mengacu pada teori Struktural Fungsionalisme Talcot Parsons. Inti dari teori struktural fungsionaisme khususnya konsep AGIL yaitu seringkali di kaitkannya dengan sebuah sistem. Sistem ialah organisasi dari keseluruhan bagian – bagian yang saling bergantung yang berarti bahwa fungsionalisime struktural terdiri dari bagian yang sesuai, rapi, dan teratur dan saling bergantung. Konsep AGIL mencoba menjelaskan tindakan – tindakan yang di lakukan oleh pengelola, pengurus, dan staff pengajar di PKBM Pinilih guna memberdayakan masyarat Desa Gumpang dan sekitarnya khususnya dalam peningkatan ekonomi.
Dalam penelitian ini, kegiatan yang di lakukan oleh pengelola, pengurus dan staff pengajar di PKBM di jelaskan menggunakan konsep AGIL yang terdiri dari empat kata kunci yaitu Adaptation, Goal Attainment, Integration, dan Latency. Adaptasi di lakukan dengan cara menyelenggarakan program yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, tujuannya adalah program tersebut bisa memberi manfaat dan mendapat respon yang baik bagi masyarakat sekitar. Setelah menyelenggarakan program yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, program tersebut harus mempunyai daya guna bagi masyarakat yang ikut berpartisipasi dalam lembaga sosial tersebut. Baik itu untuk pengelola, pengurus, staff pengajar dan warga belajar PKBM. Selanjutnya program tersebut harus bisa mengitegrasikan antara satu dengan yang lain. Lembaga sosial memang sangat identik dengan kerja sama. Hal ini bisa terjadi karena antara individu satu dengan yang lainnya dibutuhkan kerja sama yang baik agar seluruh sistem yang ada di dalammya bisa berjalan lancar juga. Kemudian yang terakhir mengenai Latency atau pemeliharaan, artinya semua program yang telah di jalankan dan semua sistem yang ada di PKBM harus di pelihara. Pemeliharaan di sini di lakukan agar PKBM tetap langgeng dan terus berkembang. Salah satu caranya adalah mengadakan sosialisasi rutin kepada warga.
Konsep AGIL dan sistem tindakan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat di pisahkan. Dalam sebuah sistem akan muncul beberapa aksi yang di tujukan
oleh masyarakat. Dalam konsep tersebut ada beberapa asumsi fundamental tentang kesukarelaan (voluntarism). Kesukarelaan di lakukan karena berbagai asumsi dianataranya tindakan manusia muncul dari kesadaran sendiri sebagai subyek dan dari situasi eksternal dalam posisiya sebagai obyek, sebagai subyek manusia bertindak atau perilaku untuk mencapai tujuan – tujuan tertentu. Jadi tindakan manusia bukan tanpa tujuan, dalam bertindak manusia menggunakan cara, teknik, prosedur, metode serta perangkat yang di perkirakan cocok untuk mencapai tujuan tersebut, kelangsungan tindakan manusia hanya di batasi oleh kondisi yang tidak dapat di ubah dengan sendirinya, manusia memilih, menilai dan mengevaluasi terhadap tindakan yang akan, sedang dan yang telah dilakukannya, ukuran – ukuran, aturan – aturan atau prinsip – prinsip moral di harapkan timbul pada saat pengambilan keputusan.
Namun demikian teori Talcot Parsons hanya tertuju kepada sistem sebagai suatu kesatuan dari pada actor sebagai peran yang menduduki suatu kendali sistem, bukan mempelajari bagaimana actor tersebut mampu menciptakan dan memelihara sistem tetapi sebaliknya. Dalam perkembangannya teori ini kurang dapat menjelaskan permasalahan yang terjadi dalam masyarakat modern. Fungsi dari konsep ini hanya mampu melangengkan suatu kekuasaan atas kedudukan individu, maka tidak mungkin suatu sistem organisme yang di jelaskan mampu terlaksana, serta ia terlalu merendahkan konsepsi mengenai perubahan sosial secara revolusioner yang dapat terjadi secara tiba – tiba.
2. Implikasi Metodelogi
Dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif untuk menjawab permasalahan penelitian yang ada. Secara ringkas inti dari deskriptif kualitatif adalah penelitian yang di lakukan dengan mengumpukan kata kata, kalimat atau gambar yang berguna untuk menggambarkan situasi situasi atau fenomena yang terjadi. Artinya peneliti mendeskripsikan apa yang sebenar – benarnya terjadi di lapangan. Dengan demikian, di kaitkan dari hasil penelitian yang telah di sampaikan maka pendekatan deskriptif kualitatif di rasa sudah tepat untuk menjawab rumusan masalah penelitian yang di ajukan oleh penulis.
3. Implikasi Praktis
Implikasi praktis dalam penelitian ini tentunya berkaitan erat dengan hasil penelitian. Dalam penelitian ini terlihat bahwa partisipasi masyarakat Desa Gumpang dan sekitarnya terhadap PKBM Pinilih diwujudkan dengan berbagai bentuk. Aktivitas ini juga di perkuat dengan meningkatnya sarana prasarana, staff pengajar, warga belajar dan adanya donator tetap di PKBM Pinilih.
Dari penjelasan tersebut terlihat bahwa respon masyarakat terhadap PKBM Pinilih sangat baik, hal ini di buktikan dengan munculnya partisipasi dari warga dalam berbagi bentuk seperti tenaga/pikiran, staff pengajar, warga belajar, sarana prasarana dan uang. Sebagai lembaga pendidikan nonformal dan terlebih lagi termasuk ke dalam bidang lembaga sosial, partisipasi dari masyarakat memang sangat di perlukan. Hal ini dimaksudkan agar lembaga tersebut bisa berjalan sengan semestinya dan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar.
C.SARAN 1. Bagi Warga Belajar
a. Sebaiknya jangan mengikuti program pemberdayaan hanya untuk mendapatkan ijasah kesetaraan saja.
b. Sebaiknya warga belajar tidak mengandalkan ilmu dari staff pengajar, tetapi harus mampu mencari referensi sendiri ketika tidak ada jadwal di PKBM
c. Sebaiknya warga belajar rutin hadir mengikutikegiatan yang sudah di jadwalkan oleh PKBM Pinilih .
2. Bagi PKBM Pinilih
a. Sebaiknya Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat Pinilih dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat hendaknya mampu untuk mencari pendanaan dari swadaya internal terlebih dahulu sebelum mengajukan bantuan.
b. Untuk menarik minat para kelompok sasaran dengan program yang ditawarkan, maka dalam melakukan sosialisai alangkah baiknya Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat Pinilih melibatkan para peserta yang telah
mengikuti program. dengan demikian maka akan menarik antusias para kelompok sasaran untuk antusias mengikuti program yang akan dilaksanakan.
c. Sebaiknya perlu adanya pemberian pelatihan kepada para pengelola Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Pinilih untuk mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan teknologi. Mengingat ilmu pengetahuan semakin berkembang dari waktu ke waktu.
3. Bagi Staff Pengajar
a. Sebaiknya pembelajaran dilakukan dengan model dan metode yang menyenangkan agar warga belajar selalu semangat ketika kegiatan belajar mengajar.
b. Diharapkan menyampaikan materi dengan bahasa keseharian yang mudah di pahami dan dimengerti, karena kebanyakan warga beajar di PKBM Pinilih susah memahami bahasa yang terlalu tinggi.
117
DAFTAR PUSTAKA
Agus, Salim. 2006. Teori dan Paradigma Peneliian Sosial. Yogyakarta: Tiara Wacana
Aristo, D.A 2004. Rejuvinasi Peran Pernyataan Pembangunan Menghadapi Era Perencanaan Partisipatif “Sebuah Tahapan Awal dalam Pembentukan Kultur Masyarakat Partisipatif” diakses pada 11 April 2016 Pukul 05.00 WIB dari journal.unair.ac.id/download-fullpapers-kmp2ded32eef8full.pdf
Berita Online Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Pemerintah Kota Palangkaraya Rabu 14 Mei 2014. Diperoleh 23 Januari 2016 Pukul 19.30 WIB dari http://disdikpora.palangkaraya.go.id/81education-in-Finland
Bogdan, Robert & Taylor, Steven, (1993), Kualitatif (Dasar – Dasar Penelitian). Surabaya: Usaha Nasional
Burhan, Bugin. (2003). Penelitian Kualitatif: Komonikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Prenada Media Group
Deddy, Mulyana. 2003. Ilmu Komonikasi Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya
Depdiknas. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rienka Cipta
Djuju, Sudjana. 2006. Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah Untuk Pendidikan Nonformal dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana Prenanda Media Groub
Harry, Hikmat. 2001. Strategi Pemberdayaan Masyarakat. Bandung: Humaniora Utama Press
Hasbullah. 2006. Dasar Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo
Jurnal Penelitian Humaniora. 2003. Yogykarta. Lembaga Penelitian Universitas Negeri Yogyakarta
Kelurahan Gumpang. (2015). Data kependudukan warga Desa Gumpang Kartasura Sukoharjo
Komang, Ardana . 2011. Manajeman Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Graha Ilmu
Lexy J. Moleong. (2001). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
______________ (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Mustofa, Kamil. 2009. Pendidikan Nonformal Pengembangan Melalui Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) di Indonesia. Bandung: Alfabeta Nasikun. 2001. Sistem Sosial Indonesia. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada
Paloma, Margaret M. (2003). Sosiologi Kontemporer. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
_________________ (2010). Sosiologi Kontemporer. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Peter, Beilharz. 2005. Teori –Teori Sosial. Yogyakarta. Pustaka Pelajar
PKBM Pinilih. (2016)). Profil Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Pinilih. Sukoharjo
Ravik, Karsidi. 2004. Sosiologi Pendidikan. Surakarta: UNS Press ____________ 2008. Sosiologi Pendidikan. Surakarta: UNS Press
Rohman, Arif. 2009. Memahami Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan. Yogyakarta: Mediatama
Sihombing, Umberto. 1999. Pendidikan Luar Sekolah Kini dan Masa Depan. Jakarta: PD. Mahkota
Siti, Ulifah. 2003. Partisipasi Masyarakat Dalam Proyek Penanggulanagan Kemiskinan di Perkotaan. Tesis. Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UI. Diakses pada 14 Maret 2016 Pukul 20.00 WIB dari onesearch.id/Record/IOS1-INLIS000000000306937
Stadar Pendidikan Nasional tentang PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat) di akses pada 23 Maret 2016 Pukul 18.45 WIB dari bindikmas.kemdikbud.go.id/nilem/instrumen/standar_pkbm.pdf
Sutopo HB. (2002). Metodologi Penelitian Kualitatif, dasar teori dan terapannya dalam penelitian. UNS Press
__________ (2003). Metodologi Penelitian Kualitatif, dasar teori dan terapannya dalam penelitian. UNS Press
__________ (2006). Metodelogi Penelitian Kualitatif dasar teori dan terapannya dalam penelitian. UNS Press
Taliziduhu, Ndraha. 1990. Pembangunan Masyarakat. Yogyakarta: Rienka Cipta _______________ 1997. Pengantar Teori Pengembangan Sumber Daya
Manusia. Jakarta: Rienka Cipta
Totok, Mardikanto. 2014. Pemberdayaan Masyarakat Oleh Perusahaan. Surakarta: UNS Press
_______________ 2010. Konsep Konsep Pemberdayaan Masyarakat. Surakarta: UNS Press
_______________2010. Metoda Penelitian dan Evaluasi PemberdayaanMasyarakat. Surakarta: UNS Press
Umar, Tirtaraharja. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rienka Cipta
Undang – Udang Repubik Indonesia No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab VI Pasal 26 ayat IV
Undang – Undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 10 dan 12
Undang – undang Republik Indonesia No 25 Tahun 2004 tentang partisipasi masyarakat