• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. A. Simpulan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. A. Simpulan"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

109 BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa SMK Negeri 8 Surakarta merupakan SMK Negeri yang berbasis budaya lokal jika dilihat dari jurusan yang dimiliki. Salah satunya adalah Jurusan Seni Pedalangan. Implementasi nilai-nilai karakter Wayang Kulit Purwa dalam pembelajaran sejarah di SMK Negeri 8 Surakarta cukup baik. Meskipun perangkat pembelajaran belum banyak mencantumkan nilai-nilai yang akan ditanamkan dalam diri siswa ketika proses kegiatan belajar mengajar berlangsung salah satunya nilai-nilai karakter. Pada dasarnya implementasi nilai-nilai karakter Wayang Kulit Purwa dalam pembelajaran sejarah di SMK Negeri 8 Surakarta telah mengacu pada Kurikulum 2013 yang meliputi 5 kegiatan saintifik yaitu:

Mengamati, Menanya, Mencoba, Mengasosiasi, dan Mengkomunikasikan.

Pada tahap perencanaan, guru membuat perangkat pembelajaran yang meliputi kalender pendidikan, program tahunan, program semester, alokasi waktu mengajar, KKM, Silabus, dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Tahap perencanaan dibuat secara rinci diharapkan dapat mencapai tujuan yaitu untuk prestasi belajar siswa dan juga implementasi nilai-nilai karakter Wayang Kulit Purwa. Kompetensi Inti pada poin ketiga yaitu Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah serta Kompetensi Dasar pada poin 3.6 yaitu Menganalisis karakteristik kehidupan masyarakat, pemerintahan dan kebudayaan pada masa kerajaan- kerajaan Hindu-Budha di Indonesia dan menunjukan contoh bukti-bukti yang masih berlaku pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini.

(2)

commit to user

Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar yang diterapkan dalam mata pelajaran sejarah di SMK telah memperlihatkan bahwa materi yang akan disampaikan pada siswa sesuai dengan implementasi nilai-nilai karakter Wayang Kulit Purwa dalam pembelajaran sejarah. Dalam mengidentifikasi nilai-nilai karakter budaya lokal tidak tertulis secara formal dalam perangkat pembelajaran.

Pada tahap pelaksanaan terdiri dari Kegiatan awal yang merupakan kegiatan untuk mengawali pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru.

Pada tahap awal Guru memasuki kelas dengan mengucap salam kemudian siswa membalas dengan mengucapkan salam. Salam menjadi hal pertama yang harus dilakukan oleh guru untuk memberi contoh karakter ketika memasuki ruangan baik di sekolah maupun di luar rumah. Penerapan nilai-nilai karakter pada setiap pembelajaran diberikan ketika guru sudah mulai memberikan contoh, misalnya sebelum memulai suatu kegiatan selalu diawali dengan berdoa seperti tokoh Yudistira yang taat beragama sehingga siswa bisa meneladani karakter tersebut dan bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Kegiatan inti merupakan langkah yang paling pokok dalam pembelajaran terutama dalam mengimplementasikan nilai-nilai karakter. Kegiatan inti dalam proses pembelajaran lebih menekankan pada proses pembentukan pengalaman siswa. Pengalaman belajar yang dimaksud adalah pengalaman dalam mendapatkan nilai-nilai karakter disetiap pembelajaran. Misalnya ketika guru memberikan tugas secara kelompok, maka diharapkan siswa bisa bekerjasama dengan siswa yang lain. Karakter kerjasama ini yang akan menjadi pengalaman bagi siswa bahwa siswa hidup di lingkungan masyarakat pasti membutuhkan bantuan dari orang lain.

Dalam kegiatan inti, nilai-nilai karakter Wayang Kulit Purwa yang tampak pada tahap tanya jawab yang dilakukan guru karena guru memberikan contoh yang berupa Wayang Kulit Purwa. Guru menceritakan sekilas mengenai akulturasi kebudayaan wayang dari agama Hindu ke Islam. Siswa mulai memahami karakter dari masing-masing tokoh. Seperti tokoh Hanoman yang suka menolong dan haus akan ilmu pengetahuan. Tokoh Bisma yang sayang sekali

(3)

commit to user

sayang dengan ibunya dan tokoh Karna yang tahu berbalas budi, tahu bagaimana membela negaranya. Siswa sudah mulai mengerti dan mempunyai karakter tokoh yang disenangi.

Pemilihan metode tersebut didasarkan pada beberapa aspek yang meliputi kondisi siswa, materi pembelajaran, dan alokasi waktu. Penggunaan metode diskusi kelompok pada saat proses pembelajaran bisa mengimplementasikan nilai- nilai karakter budaya lokal. Guru sejarah lebih sering menggunakan sumber buku yang disediakan dari pemerintah, berbeda dengan Jurusan Seni Pedalangan yang lebih menggunakan buku mengenai tokoh wayang seperti buku Pedalangan jilid 1 dan jilid 2, video, dan guru mempraktekkan wayang seperti pocapan, janturan, dan iringan secara langsung disertai dengan karakter tokoh yang akan dimainkan oleh siswa. Media yang sangat sederhana bisa diterapkan seperti melihat video, alat peraga seperti wayang, gamelan, dan seperangkat kotak wayang.

Upaya menumbuhkan nilai-nilai karakter kepada peserta didik memang tidak bisa dilakukan sekali atau dua kali. Banyak upaya yang dilakukan di SMK Negeri 8 Surakarta untuk menerapkan nilai-nilai karakter disetiap proses pembelajaran tetapi masih memiliki beberapa kendala yang dapat menghambat pelaksanaannya. Penilaian terhadap guru tidak hanya terbatas pada teori saja melainkan juga dalam aspek praktek. Kurangnya jumlah satu kotak wayang bahkan sudah ada yang rusak, selain itu juga masalah ruangan yang tidak kedap suara. Alokasi waktu dalam melaksanakan pembelajaran sangat penting karena menjadi acuan bagi guru untuk mencapai tujuan dari pembelajaran. Guru merasa masih kesulitan dalam menyisipkan nilai-nilai karakter Wayang Kulit Purwa ke dalam materi sejarah. Meskipun demikian, guru harus tetap memberikan contoh- contoh mengenai karakter wayang baik secara langsung maupun tidak langsung.

Seperti pada saat akan memulai pelajaran guru harus membiasakan untuk berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa, hal ini sesuai dengan karakter dan kepribadian dari tokoh wayang Yudistira. Dari hal-hal kecil tersebut guru bisa menyisipkan karakter dari tokoh wayang meskipun tidak dicantumkan dalam perangkat pembelajaran.

(4)

commit to user B. Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka implikasi bagi guru dan peserta didik adalah sebagai berikut:

1. Implikasi Teoritis

Menurut teori-teori tentang karakter yang dikemukakan oleh beberapa ahli, sekolah sebagai salah satu pendidikan formal yang berkewajiban untuk berpartisipasi dalam menanamkan nilai-nilai karakter budaya lokal sebagai kekuatan budaya nasional. Sekolah seharusnya dapat mempersiapkan peserta didik untuk melestarikan budaya lokal baik di lingkungan sekolah maupun lingkungan masyarakat. Keberadaan sekolah negeri dengan berbagai jurusan yang berbasis budaya lokal sudah memberikan wadah kepada peserta didik untuk mempelajari budaya lokal. Hal tersebut diharapkan dapat menjadi bekal bagi peserta didik di lingkungan masyarakat Jawa.

Guru yang memiliki pemahaman terhadap latar belakang budaya peserta didik yang mayoritas berasal dari lingkungan Jawa, akan menciptakan lingkungan fisik yang kondusif untuk belajar.

Implementasi nilai-nilai karakter Wayang Kulit Purwa dalam pembelajaran sejarah merupakan usaha guru dalam menanamkan nilai- nilai karakter positif yang kuat agar dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian pelestarian budaya lokal melalui nilai- nilai karakter Wayang Kulit Purwa dapat dilaksanakan di dalam pendidikan formal.

2. Implikasi Praktis

Proses implementasi nilai-nilai karakter Wayang Kulit Purwa dalam pembelajaran sejarah dilakukan dengan menambahkan pada indikator-indikator yang dikembangkan dalam silabus pembelajaran sejarah. Selain itu juga adanya Jurusan Seni Pedalangan yang semakin menguatkan implementasi nilai-nilai karakter Wayang Kulit Purwa

(5)

commit to user

karakter Wayang Kulit Purwa bisa dilakukan dalam pembelajaran sejarah di kelas Jurusan Seni Pedalangan.

3. Implikasi Metodologis

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan menggunakan teknik sampling dalam penelitian yang bersifat purposive sampling. Dalam hal ini peneliti memilih informan yang

dianggap tahu dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data yang memiliki kebenaran dan pengetahuan yang dalam. Data penelitian dikumpulkan melalui wawancara, pengamatan (observasi), dan analisa dokumen. Teknik pengujian data dilakukan melalui triangulasi sumber dan triangulasi metode. Sumber data tentang pemanfaatan media Wayang Kulit Purwa sebagai sumber pembelajaran sejarah di SMK Negeri 8 Surakarta diperoleh dari sumber benda, informan dan juga sumber tertulis.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas dapat diberikan beberapa saran yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan, sebagai berikut:

1. Bagi Guru SMK Negeri 8 Surakarta

Guru hendaknya harus bisa mengkaitkan nilai-nilai karakter Wayang Kulit Purwa ke dalam setiap mata pelajaran melalui metode maupun media pembelajaran agar peserta didik memiliki sifat positif dari karakter Wayang Kulit Purwa.

2. Bagi Peserta Didik SMK Negeri 8 Surakarta

Peserta didik seharusnya lebih bisa membuka diri dan tidak menganggap guru sebagai pusat pembelajaran. Peserta didik harus lebih membuka wawasan mengenai karakter positif Wayang Kulit Purwa agar bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

(6)

3. Bagi Sekolah SMK Negeri 8 Surakarta

Sekolah seharusnya memfasilitasi dan mengupayakan adanya penanaman nilai-nilai karakter dari budaya lokal. Sekolah juga diharapkan dapat meningkatkan fasilitas media pembelajaran di setiap ruangan kelas, seperti LCD, Ruangan kedap suara, dan perlengkapan yang mampu mendukung kegiatan pembelajaran.

Referensi

Dokumen terkait

Guru mendapatkan skor 1 apabila pertanyaan yang diajukan tidak sesuai dengan materi pembelajaran dan bahasa yang digunakan kurang dapat dipahami siswa. 13 Kemampuan guru

Peneliti mengangkat tema pencitraan kafe – resto dengan konsep live entertainment pada The Bee’S House Cafe, karena ketertarikan akan tahap – tahap dari strategi pencitraan bagi

Rancang Bangun Robot Lengan Pengikut Garis Pemindah Barang Berdasarkan Warna Berbasis Arduino Mega berguna untuk memilah kotak berwarna sehingga mempermudah

Secara umum fasilitas praktek untuk mata pelajaran teknik pemesinan yang dimiliki SMKN 6 sangat baik, sudah terstandar yang ditandai dengan workshop teknik pemesinan

Berdasarkan uraian hasil penelitian dan analisis data mengenai struktur, nilai pendidikan karakter, dan relevansi novel Pethite Nyai Blorong karya Peni sebagai alternatif

Fokus penelitian ini pada aspek wujud budaya dan pendidikan karakter dalam karya sastra yang diharapkan mampu memberikan manfaat nilai-nilai budaya dan pendidikan

Berdasarkan hasil pembahasan dan analisis yang telah dilakukan, maka hasil penelitian yang telah ditemukan memiliki manfaat berupa informasi, bahwa tindak tutur

Guru dapat menjelaskan kepada siswa pentingnya cerita rakyat PSR perlu dijadikan sebagai bahan ajar, salah satunya untuk melestarikan kebudayaan karya sastra