• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. A. Simpulan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. A. Simpulan"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

158

Berdasarkan uraian hasil penelitian dan analisis data mengenai struktur, nilai pendidikan karakter, dan relevansi novel Pethite Nyai Blorong karya Peni sebagai alternatif materi pembelajaran bahasa Jawa di SMK maka, ditarik simpulan bahwa unsur intrinsik novel Pethite Nyai Blorong terdiri dari penokohan, alur, latar, sudut pandang, tema, dan amanat. Pengklasifikasian tokoh dibedakan menjadi dua, yakni tokoh sentral yang diperankan oleh Larasati sebagai tokoh protagonis dan Den Bei Talikepuh sebagai tokoh antagonis. Tokoh tambahan yang berfungsi mendukung jalannya cerita ada delapan, yakni Paklik Baskara, Pak Truna, Wara Sukinah, Murdanu, Herjanjam, Dewi Murni, Den Bei Jayatenaya, dan Inspektur Bratawan. Selain tokoh sentral dan tokoh tambahan, dalam novel ini juga terdapat tokoh yang hanya disebutkan oleh tokoh lain. Tokoh tersebut anatara lain Bu Parto, Sulaksono, Bu Nyai Sudarawerti atau disebut Nyai Blorong, ibu Larasati, Muradi, dokter rumah sakit Narpahusada, dokter rumah sakit Kadipolo, komisaris polisi, dan Komisaris I Harum Binang.

Cerita dalam novel Pethite Nyai Blorong menggunakan alur maju. Terdapat tiga latar dalam cerita ini, latar waktu yang terdiri dari penyebutan tahun, bulan, jam, pembagian waktu selama sehari (sore hari, pagi hari, malam hari, dan siang hari). Latar tempat ada sembilan belas, berdasar wilayah (kampung Jasem, Sidoarjo, Surabaya, Nglebak, Solo, dan Sragen), asrama rumah sakit, kantor tata usaha, Setasiun Balapan, emper, gandhok mburi, ndalem gedhe, topengan, kamar dhahar, pendhapa, andha undhak- undhakan, Margayudan, gandhok gedhe, kamar tunggon Pak Bei Talikepuh, Sareyan Kabangan, nggadri wetan, rana krobongan, ngarep kamare Dhimas Murdanu, dan gandhok wingking. Latar suasana terdiri dari suasana kesunyian, menakutkan, menegangkan, dan emosi.

Sudut pandang pengarang menggunakan orang pertama pelaku utama.

(2)

Tema dapat diketahui setelah peneliti menganalisis penokohan, alur, latar, dan sudut pandang. Berdasarkan hasil analisis tersebut, tema yang diangkat dalam novel ini adalah kekeluargaan. Amanat juga diketahui setelah peneliti menganalisis penokohan, alur, latar, sudut pandang, dan tema. Amanat yang akan disampaikan dalam cerita adalah pentingnya saling membantu dalam keluarga, keikhlasan hati, kerja keras dalam memenuhi kehidupan di jaman modern, dan mandiri.

Hubungan antar unsur dalam novel PNB berkaitan erat dan saling padu.

Penokohan dalam cerita terkait dengan unsur pembangun cerita seperti, alur, latar, dan tema, penokohan juga terkait dengan latar. Melalui cerita tersebut, pembaca dapat mengetahui keberadaan tokoh, kegiatan yang sedang dilakukan tokoh, status sosial tokoh, dan suasana emosional tokoh. Dalam sebuah cerita penokohan dapat menentukan sudut pandang yang digunakan oleh pengarang. Dalam novel Pethite Nyai Blorong tokoh sentral Larasatilah yang menjadi orang pertama pelaku utama. Melalui penokohan dan unsur-unsur pembangun lainnya seperti, penokohan, latar, alur, sudut pandang, dan amanat kita bisa menentukan tema cerita. Dalam novel Pethite Nyai Blorong tema yang diangkat adalah kekeluargaan. Pemillihan tema yang berkaitan dengan kekeluargaan memunculkan pesan yang ingin disampaikan pengarang lewat ceritanya.

Nilai-nilai pendidikan karakter yang terdapat dalam novel Pethite Nyai Blorong antara lain religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, cinta tanah air, komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli sosial, dan tanggung jawab.

Relevansi yang terdapat dalam novel Pethite Nyai Blorong memiliki karakteristik yang dapat digunakan sebagai materi pembelajaran apresiasi sastra Jawa, khususnya Novel untuk kelas XI SMK. Berdasarkan data hasil analisis kurikulum dan hasil wawancara dari informan mengenai materi teks novel Jawa, maka dapat disimpulkan bahwa novel Pethite Nyai Blorong karya Peni dapat digunakan sebagai materi ajar apresiasi sastra Jawa, khususnya novel Jawa di SMK. Dalam novel tersebut terdapat komponen-komponen yang mendukung peningkatan daya kreasi dan imajiansi siswa dari segi struktur intrinsik novel

(3)

Pethite Nyai Blorong yang lengkap. Selain itu, terdapat nilai pendidikan karakter yang dapat diterapkan dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari oleh siswa.

B. IMPLIKASI

Berdasarkan simpulan di atas, penelitian ini dapat memperkaya hasil penelitian kualitatif deskriptif sastra, khususnya yang berkaitan dengan analisis novel Jawa mengenai unsur intrinsik dan nilai pendidikan karakter. Penelitian ini melakukan pengkajian terhadap novel Jawa yang berjudul “Analisis Struktural dan Nilai Pendidikan Karakter Pada Novel Pethite Nyai Blorong karya Peni serta Relevansinya Sebagai Materi Ajar Apresiasi Sastra Jawa di SMK”. Hasil penelitian ini memiliki implikasi terhadap aspek lain yang relevan yaitu implikasi teoritis dan implikasi praktis.

Implikasi teoritis penelitian ini adalah hasil penelitian ini berimplikasi terhadap perkembangan dan pemahaman pada bidang sastra, khususnya novel berbahasa Jawa. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai langkah awal penelitian lebih lanjut tentang kajian struktural, unsur intrinsik, dan nilai pendidikan karakter. Analisis struktural dan nilai pendidikan karakter pada novel Pethite Nyai Blorong sebagai materi ajar merupakan hal yang menarik sebagai alternatif mengenai materi pembelajaran novel yang baru, karena novel Pethite Nyai Blorong dimungkinkan belum digunakan sebagai materi ajar. Penelitian ini setidaknya dapat memberikan tambahan ilmu bagi guru dan peserta didik yang berminat untuk mengembangkan lebih lanjut mengenai analisis struktural dan nilai pendidikan karakter. Hasil penelitian ini dapat memperdalam teori mengenai nilai pendidikan karakter dan gambaran peneliti selanjutnya untuk meneliti novel Pethite Nyai Blorong karya Peni di bidang lain, seperti sosiologi sastra, maupun psikologi sastra. Dikarenakan masih banyak hal yang dapat diteliti dari novel Pethite Nyai Blorong karya Peni.

Implikasi praktis penelitian ini dapat digunakan untuk pengajaran apresiasi sastra Jawa, khususnya novel dalam ranah analisis struktural dan nilai pendidikan karakter yang dapat dijadikan materi ajar di SMK/SMA. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangsih bagi instansi terkait dalam upaya

(4)

peningkatan minat belajar dan apresiasi sastra Jawa. Hasil penelitian mengenai analisis struktural dan nilai pendidikan karakter ini dapat dijadikan modal dan sarana bagi para mahasiswa, maupun pendidik yang bergelut di bidang pengajaran bahasa dan sastra Jawa. Akan tetapi, perlu diketahui bahwa novel Pethite Nyai Blorong termasuk jenis novel detektif dan tergolong novel yang lama, sehingga dalam pembelajarannya perlu adanya bimbingan dari guru dengan cara memberikan penjelasan ataupun membuka kamus bahasa Jawa.

Bagi siswa hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi pengetahuan secara praktis tentang pembentukan karakter positif. Siswa diharapkan mampu menganalisis unsur intrinsik yang terdapat dalam novel, serta memilih dan memilah nilai-nilai pendidikan karakter yang relevan dengan kehidupan sekarang.

Siswa juga diharapkan dapat memecahkan masalah-masalah seperti menemukan kata-kata yang sulit, siswa secara aktif bisa bertanya kepada guru atau mencari di dalam kamus.

C. SARAN

Berdasarkan simpulan dan implikasi di atas dapat diberikan beberapa saran sebagai berikut:.

1. Bagi guru bahasa Jawa

Guru bahasa Jawa harus selektif, inovatif, dan bervariasi dalam memberikan materi ajar khususunya novel dalam pembelajaran apresiasi sastra Jawa.

penggunaan LKS sebagai materi ajar hendaknya ditunjang dengan sumber materi ajar yang lain sehingga, pembelajaran akan berjalan menarik dan memberikan wawasan yang baru.

2. Bagi peneliti lain

Penelitian ini merupakan penelitian tahap awal, sehingga masih memerlukan tindak lanjut. Oleh karena itu, diharapkan muncul peneliti lain yang akan mengembangkan penelitian yang mengkaji novel Pethite Nyai Blorong karya Peni dengan menggunakan teori dan jenis pendekatan yang lain.

3. Bagi Pembaca

Dengan adanya penelitian ini diharapkan pembaca akan lebih tertarik untuk mempelajari novel Jawa. Pembaca diharapkan bisa mengambil amanat berupa

(5)

pelajaran hidup positif yang terdapat dalam novel Pethite Nyai Blorong karya Peni.

Dari simpulan, implikasi, dan saran di atas novel Pethite Nyai Blorong memiliki unsur intrinsik yang padu dan runtut mulai dari pengenalan tokoh, penunjukan latar (tempat, waktu, dan suasana), alur yang digunakan pengarang, sudut pandang, tema, serta amanat yang terkandung dala novel tersebut. Selain itu, novel Pethite Nyai Blorong memiliki 15 nilai pendidikan karakter (religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, cinta tanah air, komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli sosial, dan tanggung jawab) yang diterapkan dalam kehidupan siswa sehari-hari. Dengan demikian, novel Pethite Nyai Blorong memiliki relevansi untuk dijadikan sebagai materi ajar apresiasi sastra Jawa di SMK.

Referensi

Dokumen terkait

Secara praktis, kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa juga dapat memberikan informasi kepada guru mengenai gambaran tingkat pemahaman serta kemampuan siswa dalam

Berdasarkan temuan empiris di atas, upaya untuk meningkatkan minat membaca karya sastra dapat dilakukan dengan cara: (1) meningkatkan budaya literasi atau membaca

Secara komperehensif hasil penelitian ini memaparkan relevansi nilai- nilai luhur Tamansiswa sebagai ajaran hidup saat ini yang memiliki nilai kontekstual dan

Secara teoretis, hasil penelitian kajian profetik novel Dalam Mihrab Cinta dan Merindu Baginda Nabi karya Habiburrahman El Shirazy mengenai aspek humanisasi

Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar yang diterapkan dalam mata pelajaran sejarah di SMK telah memperlihatkan bahwa materi yang akan disampaikan pada siswa sesuai

Guru dapat menjelaskan kepada siswa pentingnya cerita rakyat PSR perlu dijadikan sebagai bahan ajar, salah satunya untuk melestarikan kebudayaan karya sastra

Pemaparan hasil penelitian berupa unsur intrinsik novel dapat digunakan oleh guru sebagai tolok ukur atau acuan dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, khususnya

Partisipasi siswa perempuan di dalam OSIS dalam pandangan feminis liberal menjadi salah satu penunjang untuk berkembangnya materi Antropologi kelas X Bahasa