181
peneliti pada bab IV, diperoleh simpulan yang berhubungan dengan wujud budaya, nilai pendidikan karakter dalam novel Upacara dan Api Awan Asap Karya Korrie Layun Rampan, serta pemanfaatannya sebagai materi ajar sastra di SMA, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.
1. Kompleksitas Ide yang terdapat dalam cerita meliputi (a) hakikat hidup manusia, (b) hakikat karya manusia, (c) hakikat kedudukan manusia dalam ruang dan waktu, (d) hakikat manusia dengan alam sekitarnya, dan (e) hakikat hubungan manusia dengan sesamanya. Data yang paling dominan yaitu kompleksitas. Dari keseluruhan hakikat tersebut, hal yang paling menonjol adalah hakikat karya manusia sebab dijadikan sebagai jalan guna memenuhi nafkah hidup, mendapatkan kedudukan atau kehormatan, maupun hanya sebagai bagian dari koleksi individu.
2. Kompleksitas aktivitas meliputi (a) aktivitas kekerabatan, (b) aktivitas perekonomian, (c) aktivitas pendidikan, (d) aktivitas keindahan dan rekreasi, (e) aktivitas religi, (f) aktivitas politik, dan (g) aktivitas kebutuhan jasmani atau somatis. Data paling dominan dalam wujud kebudayaan ini adalah aktivitas bidang religi. Aktivitas bidang religi banyak terwujud dari tokoh dalam novel yang berhubungan dengan tradisi keagamaan masyarakat Dayak Benuaq berupa upacara dan penyembahan.
3. Kompleksitas hasil budaya yang terdapat dalam novel tersebut mencakup tujuh hasil budaya yaitu (a) kompleksitas hasil budaya berbentuk bahasa, (b) hasil budaya berbentuk sistem pengetahuan, (c) hasil budaya berbentuk organisasi sosial, (d) hasil budaya berbentuk sistem peralatan hidup dan teknologi, (e) hasil budaya berbentuk alat mata pencaharian, (f) hasil budaya berbentuk sarana religi, dan (g) hasil budaya berbentuk kesenian.
Dari ketujuh kompleksitas hasil budaya tersebut kompleksitas budaya berbentuk, bahasa menjadi hasil budaya yang paling menonjol sebab
menceritakan sebuah desa di Dempar yang terletak di Kalimantan Timur, sehingga bayak percakapan yang muncul menggunakan bahasa khas daerah tersebut yaitu bahasa Dayak Benuaq.
4. Nilai pendidikan karakter yang ditemukan dalam novel tersebut yaitu nilai (a) rasa syukur, (b) kerja keras, (c) kebijaksanaan, (d) kendali diri, (e) kasih, (f) ketabahan, (g) keadilan, (h) sikap positif, (i) rendah hati, dan (j) integritas. Pendidikan karakter dalam kedua novel tersebut yang paling menonjol adalah ketabahan sebab sikap tabah tersebut ditunjukkan ketika menerima masalah atau musibah dan dihadapi dengan ikhlas serta lapang dada.
5. Pemanfaatan pembelajaran sastra di SMA yang pertama pada penelitian ini tentang kompleksits ide, komplekitas aktivitas, dan kompleksitas hasil budaya yang merupakan bagian dari materi pembelajaran sastra pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah. Kedua, nilai pendidikan karakter dalam novel tersebut dapat meningatkan motivasi belajar siswa serta kualitas pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA karena dapat memberikan pengetahuan tentang sepuluh nilai pendidikan karakter kepada siswa dan guru. Ketiga, novel tersebut layak digunakan untuk pembelajaran di sekolah karena banyak mengandung unsur kebudayaan terutama budaya Kalimantan dan nilai pendidikan karakter. Melalui nilai pendidikan karakter yang terkandung dalam novel tersebut dapat digunakan sebagai bahan ajar pendukung pada materi pelajaran Bahasa Indonesia pada materi fiksi.
Pembelajaran novel yang terdapat pada kelas XI pada kompetensi dasar 3.20 dan 4.20 tentang telaah dan ulasan pada bagian pesan atau amanat dari cerita fiksi. Kemudian dalam silabus kelas XII SMA semester genap, dimanfaatkan sebagai contoh dalam melakukan ulasan atau tanggapan terhadap karya sastra khusunya pada novel Upacara dan Api Awan Asap dengan cara menganalisis unsur intrinsik yang ada pada KD 3.9 yaitu menganalisis isi dan pesan pada novel. Teks atau cerita yang digunakan dalam pembelajaran sebaiknya yang berkaitan dengan wujud budaya dan
nilai pendidikan karakter seperti novel Upacara dan Api Awan Asap karya Korrie Layun Rampan.
B. Implikasi
Berdasarkan simpulan yang telah dijelaskan di atas, hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangsih terhadap hasil penelitian kualitatif dan pembelajaran sastra, khususnya pada karya sastra. Fokus penelitian ini pada aspek wujud budaya dan pendidikan karakter dalam karya sastra yang diharapkan mampu memberikan manfaat nilai-nilai budaya dan pendidikan karakter yang telah dipaparkan pada novel atau karya sastra lain dan dapat dikembangkan sebagai sarana pembelajaran wujud budaya dan nilai karakter melalui sastra. Teori kajian antropolgi sastra, wujud budaya, dan nilai pendidikan karakter yang digunakan sebagai dasar dalam penelitian ini diharapkan dapat dikembangkan pada penelitian-penelitian berikutnya dengan objek penelitian sastra yang lebih beragam. Hasil penelitian yang telah dilakukan dalam novel Upacara dan Api Awan Asap karya Korrie Layun Rampan dengan wujud budaya, nilai pendidikan karakter, dengan analisis antropologi sastra, memiliki implikasi pada aspek-aspek yang uraiannya dapat dijelaskan dari segi implikasi teoritis dan praktis.
1. Implikasi Teoretis
Implikasi teoritis merupakan pengetahuan yang dapat memberikan wawasan seseorang yang telah membaca kajian ini. Implikasi teoritis pada penelitian ini dapat menambah pengetahuan kepada pembaca yang berkaitan dengan prosedur pengkajian karya sastra. Kajian teori antropologi sastra mencakup nilai-nilai budaya yang terdapat di dalamnya. Implikasi tersebut mencakup kompleksitas ide, aktivitas, dan hasil budaya. Selain itu, dalam antroplogi sastra, juga dapat ditelaah secara lebih mendalam pada aspek-aspek yang berkaitan dengan karya sastra sebagai dokumentasi budaya di dalam masyarakat.
Diperoleh pula teori lain yang berhubungan dengan nilai pendidikan karakter. Landasan teori tentang nilai pendidikan karakter dapat memberikan
infromasi yang lebih banyak terhadap para pembaca mengenai penelitian yang menganalisis atau menjabarkan aspek-aspek nilai pendidikan karakter dalam karya sastra. Nilai pendidikan karakter pada pengembangannya dalam karya sastra dapat memuat berbagai aspek yang secara khusus dialami oleh tokoh dalam cerita sebagai representasi dari hal yang berupaya untuk disampaikan pengarang melalui sebuah karya sastra yang digunakan dala pembelajaran sastra di sekolah.
Oleh sebab itu, penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu fasilitas dasar dalam menganalisis aspek-aspek pada penelitan antropologi sastra dan kajian tentang novel secara umum. Novel tersebut berkaitan dengan budaya yang terdapat pada suatu kelompok masyarakat tertentu Hal tersebut dapat memberikan pengetahuan baru bagi seseorang atau dapat mengenalkan budaya pada suatu wilayah atau daerah melalui cerita fiksi yang berkaitan dengan hal- hal di dalam kehidupan. Kajian antropologi juga merupakan salah satu teori kajian sastra yang memberikan informasi baru terhadap karya-karya sastra yang menggambarkan latar budaya pada suatu masyarakat di wilayah tertentu.
Kajian antropologi juga dapat memberikan pengetahuan lebih banyak kepada para peneliti sastra untuk mengkaji sastra melalui budaya yang terdapat di dalam novel tersebut. Pembaca akan mendapatkan pengetahuan tentang budaya khususnya budaya Kalimantan khususnya Kalimantan Timur yang terdapat pada cerita dalam novel tersebut.
Penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu saran dasar yang mengenalkan aspek-aspek dalam penelitian antropologi sastra dan kajian novel secara umum. Data yang ada dalam sebuah novel berkaitan dengan aspek budaya yang ada dalam suatu masyarakat tertentu. Hal ini dapat menjadi pengetahuan baru bagi seseorang atau mengenalkan budaya suatu daerah melalui teks fiksi yang didasarkan pada realita. Sementara itu, antropologi sastra merupakan salah satu kajian yang memberikan variasi baru terhadap karya sastra yang menunjukkan latar budaya masyarakat tertentu. Kejadian atau peristiwa yang dibangun dalam karya sastra, merujuk pada realitas yang ditemukan oleh pengarang melalui peninjauan yang telah dilakukan pada
kehidupan sosial budaya masyarakat. Kemudian, aspek nilai budaya direpresentasikan ke dalam kehidupan cerita sebagai dokumentasi.
Antropologi sastra juga mempelajari tentang adat istiadat, tata cara, pola tingkah laku, perilaku kehidupan manusia dalam masyarakat, kehidupan sosial, dan lainnya berdasarkan unsur kebudayaan. Gambaran tatanan kehidupan masyarakat ditunjukkan dalam novel sebagai latar yang menjadi unsur intrinsik novel. Lewat kajian antroplogi sastra, pembaca akan dapat membedakan pandangan manusia, yang berhubungan dengan sesama manusia, dengan alam sekitar, dan dengan Tuhan yang diyakini mempunyai hubungan baik dalam kehidupan.
Selain itu, antropologi sastra berkaitan dengan kajian penelitian sastra yang memiliki batasan kajian yang cukup mendalam dengan aspek-aspek budaya. Selain budaya terdapat pula kebiasaan yang disebut dengan adat istiadat, juga terdapat wujud-wujud budaya lainnya. Wujud budaya menjadi salah satu hal yang perlu diketahui dan dikenal oleh para pembaca dalam penelitian ini. Melalui uraian pada kajian hasil penelitian ini, kompleksitas wujud budaya di dalam novel memberikan petunjuk atau gambaran secara menyeluruh pada novel yang cenderung menginterpretasikan kekayaan budaya bagi masyarakat di daerah tertentu. Kajian yang memfokuskan pada aspek antropologi sastra. Pembaca akan mendapatkan hal-hal penting yang berkaitan dengan kebudayaan yang dibentuk oleh masyarakat melalui pola dan tingkah laku, dalam kebutuhan hidup sehari-hari.
Beragam kegiatan kebudayaan yang terdapat dalam novel Upacara dan Api Awan Asap karya Korrie Layun Rampan terutama di pedalaman
Kalimantan Timur jarang ada yang mengulas. Melalui penelitian ini, ulasan mengenai wujud budaya bisa menjadi salah satu sumber untuk pengenalan wujud budaya. Tradisi yang berkembang hingga saat ini berlaku dalam masyarakat Kalimantan Timur terutama di daerah pedalaman. Sistem budaya dalam masyarakat juga terlihat sebagai latar budaya yang ada di dalam cerita, menelaah beberapa macam kebiasaan dan gagasan yang menjadi filosofi masyarakat hingga saat ini. Kepercayaan terhadap adat istiadat yang diberikan
secara turun-temurun oleh nenek moyang sebagai suatu aktivitas pada bidang religi sebagai bentuk rasa syukur atas segala berkah dan juga kedamaian.
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai langkah awal sebagai referensi untuk melakukan penelitian sejenis, bagi peneliti lain yang hendak melakukan kajian yang berkaitan dengan aspek-aspek budaya dan karakter dalam karya sastra, hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu referensi dan dijadikan sebagai pedoman untuk mengupas suatu karya sastra yang sejenis bagi siswa SMA ataupun mahasiswa di sebuhaperguruan tinggi. Selain itu juga bisa menambah rujukan atau tinjauan pustaka dalam menganalisis sebuah karya sastra khususnya novel.
Hasil dari penelitian ini yang juga menganalisis tentang analisis antropologi sastra, dan nilai pendidikan karakter pada novel bisa dijadikan oleh pembaca sebagai pedoman wujud budaya dan karakter yang perlu di kembangkan. Seperti yang kita ketahui, bahwa penelitian selama ini sering membahas tentang nilai-nilai agama, budaya, dan moral saja. Namun, hal tersebut berubah semenjak pemerintah mencanangkan harus ada kaitannya antara pembelajaran dengan pendidikan karakter, maka penelitian mengenai pendidikan karakter pun sering ditemui dan dijadikan analisis di dalam penelitian karya sastra. Melalui analisis wujud budaya, dan nilai pendidikan karakter pada kedua novel karya Korrie Layun Rampan ini dapat memberikan sumbangsihnya terhadap penelitian yang berkaitan dengan analisis antropologi sastra, dan nilai pendidikan karakter. Berdasarkan hal tersebut, penelitian yang berkaitan dengan wujud budaya dan nilai pendidikan karakter dapat memberikan dorongan kepada peneliti sejenis untuk mengangat tema ini melalui karya yang sastra lain.
Pendidikan karakter yang dikembangkan dalam cerita biasanya diimplementasikan melalui tokoh-tokoh yang dibangun dalam sebuah cerita.
Aspek nilai pendidikan karakter merujuk pada hal yang menjadi ciri khas dalam suatu masyarakat. Kemudian nilai pendidikan karakter dijelaskan baik melalui sikap dan perilaku para tokoh maupun digambarkan langsung oleh pengarang sebagai unsur penokohan yang terdapat dalam novel. Selanjutnya, implikasi
teoritis dapat digunakan untuk memperoleh karya sastra, terutama pada novel yang dianalisis menggunakan analisis antropologi sastra, nilai pendidikan karakter, serta pemanfaatannya sebagai materi ajar sastra di SMA. Penelitian ini menjelaskan tentang teori antropologi sastra, nilai pendidikan karakter, dan pemanfaatan materi ajar sastra di SMA yang dapat dijadikan sebagai suatu tinjauan pustaka atau referensi lain.
2. Implikasi Praktis
Implikasi praktis dalam kajian ini merupakan adanya minat yang lebih tinggi pada penelitian yang menggunakan analisis antroplogi sastra secara umum. Secara praktis dapat diharapkan pula dengan adanya pengembangan pembelajaran mengenai aspek-aspek dalam penelitian dengan kajian antropologi sastra pembaca dapat diharapkan mengetahui serta memahami aspek-aspek wujud budaya yang terdapat pada kajian penelitian ini. Aspek- aspek kebudayaan tersebut menjadi semacam arsip budaya yang diambil berdasarkan keadaan yang terjadi di kehidupan nyata. Kekayaan budaya yang terdapat di Indonesia pada masyarakat lokal secara luas, menjadi hal menarik untuk lebih dikenalkan pada masyarakat secara lebih luas. Penerapan nilai pendidikan karakter dalam bidang pendidikan diperlukan untuk mengambil implikasi praktis dari penelitian ini. Hubungan nilai pendidikan karakter dalam novel dengan pembelajaran sastra perlu dikaitkan agar pembelajaran dapat menyatu dengan nilai-nilai pendidikan karakter yang ingin dicapai dalam tujuan pembelajaran.
Hasil penelitian ini juga dapat digunakan untuk pembelajaran sastra di SMA yang sesuai dengan silabus kurikulum 2013 yang mempersatukan beragam keterampilan peserta didik melalui pembelajaran materi dan pendidikan karakter yang terintegrasi. Penelitian yang dilakukan memuat materi yang mencakup pada pembelajaran di sekolah. Pada kompetensi dasar, materi teks sastra yang dibutuhkan dalam pembelajaran agar bervariasi sebagai pengenalan teks-teks sastra atau fiksi.
Pada kompetensi dasar dimanfaatkan sebagai contoh dalam melakukan ulasan atau tanggapan terhadap karya sastra dengan cara menganalisis unsur
intrinsik yang ada pada KD 3.9 yaitu menganalisis isi dan pesan pada novel.
Teks atau cerita yang digunakan dalam pembelajaran sebaiknya yang berkaitan dengan wujud budaya dan nilai pendidikan karakter seperti novel Upacara dan Api Awan Asap karya Korrie Layun Rampan.
Bahan ajar yang dihasilkan berupa book chapter yang berisikan materi tentang unsur intrinsik, dan analisis nilai budaya yang sesuai dengan KD di atas. Unsur intrinsik dan nilai budaya tersebut akan terdapat dalam latihan- latihan soal agar siswa dapat lebih memahami tentang unsur-unsur yang ada pada novel dan juga nilai-nilai budaya.
Penelitian ini menganalisis dan membahas tentang nilai pendidikan karakter yang terbentuk dalam sistem masyarakat sebagai suatu pandangan hidup dan pedoman hidup masyarakat tertentu. Bagi pembaca yang merupakan orang tua, tujuan dalam penelitian ini dapat menunjukan amanat yang hendak disampaikan penulis mengenai pentingnya pendidikan bagi anak-anak di masa yang akan datang. Seringkali orang tua mengabaikan pendidikan anak dan lebih menurut dengan apa yang diinginkan anak tanpa memedulikan pendidikan sebagai bekal di masa depan.
Pembelajaran sastra terintegrasi dengan pembelajaran atau pencapaian nilai-nilai pendidikan karakter yang diharapkan mampu menjadikan peserta didik sebagai individu yang memiliki sikap dan karakter yang sesuai dengan tujuan di dalam pendidikan dengan pengembangan kurikulum. Salah satu metode yang dapat digunakan yaitu dengan memperkenalkan nilai-nilai pendidikan karakter melalui tokoh, watak tokoh, bahasa yang digunakan tokoh dan amanat yang terdapat di dalam cerita atau sebuah karya sastra. Tokoh dan watak tokoh dapat memberikan contoh pada nilai pendidikan karakter yang dapat dilihat dari perilaku yang terdapat dalam novel atau karya sastra. Amanat atau pesan yang terdapat dalam cerita biasanya mudah dipahami oleh peserta didik pada kegiatan pembelajaran sastra. Sementara, guru pada pembelajaran dapat menambahkan dengan penguatan-penguatan pendidikan karakter, yang baik bagi seorang anak sebagai bekal di masa yang akan datang. Ketika guru menggunakan kedua novel karya korrie layun rampan ini untuk materi ajar,
guru harus lebih ekstra dalam memberikan perhatian pada kata-kata yang sulit, membantu siswa mencari arti dari bahasa daerah Dayak Benuaq yang terdapat dalam kedua novel tersebut. Bahasa yang terdapat pada kedua novel tersebut menggunakan bahasa indonesia yang bercampur dengan bahasa daerah Dayak Benuaq. Guru harus menyiapkan kamus bahasa daerah ketika melangsungkan kegiatan belajar mengajar di kelas.
Pentingnya pembelajaran pendidikan karakter melalui pembangunan cerita yakni peserta didik akan lebih mudah dalam memahami dan menginterpretasikan nilai pendidikan karakter yang baik serta sesuai dalam peran dirinya di dalam masyarakat.
Bagi pembaca yang masih merupakan anak sekolah penelitian ini mengarahkan pada kandungan unsur yang dominan yakni amanat. Amanat yang disampaikan melalui sikap atau perilaku tokoh mengandung nilai pendidikan karakter yang cukup banyak yaitu terdapat sepuluh aspek. Aspek- aspek nilai pendidikan karakter yang ada dalam cerita meliputi rasa syukur, kerja keras, kebijaksanaan, kendali diri, kasih, ketabahan, keadilan, sikap positif, rendah hati, dan integritas. Nilai pendidikan karakter tersebut diharapkan agar peserta didik memiliki sikap yang baik melalui proses pembelajaran sastra.
Penelitian ini dapat menambah wawasan tentang kebudayaan bagi pembaca khususnya guru, siswa, dan lainnya dalam memahami kebudayaan di suatu daerah tertentu. Latar kebudayaan digambarkan dalam cerita dengan menunjukkan aspek-aspek kebudayaan yang menjadi kebiasaan orang-orang yang hidup di daerah pedalaman Kalimantan Timur sejak dahulu hingga saat ini di dalam lapisan masyarakat. Selain itu, banyak mitos yang terdapat di dalam novel tersebut. Hal tersebut tentu akan menambah kesan adanya wujud budaya yang berkaitan khusus dengan kepercayaan yang ada di dalam novel.
Pengetahuan mengenai mitos sebagai salah satu budaya dalam masyarakat.
Kemudian perbedaan pendapat dengan beberapa tokoh dalam cerita menjadi permasalahan.
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan dan implikasi yang telah dipaparkan di atas, maka disampaikan saran-saran ke beberapa pihak sebagai berikut.
1. Bagi guru diharapkan dapat menggunakan novel novel Upacara dan Api Awan Asap karya Korrie Layun Rampan menjadi salah satu sumber referensi dalam pembelajaran sastra di SMA. Guru hendaknya memberikan kesempatan atau bantuan terhadap siswa untuk menemukan makna-makna pada bahasa daerah yang ada dalam kedua novel tersebut ke dalam bahasa Indonesia. Novel Upacara dan Api Awan Asap juga memuat aspek-aspek nilai pendidikan karakter rasa syukur, kerja keras, kebijaksanaan, kendali diri, kasih, ketabahan, keadilan, sikap positif, rendah hati, dan integritas yang dapat ditanamkan kepada peserta didik.
2. Bagi siswa SMA diminta untuk membaca novel Upacara dan Api Awan Asap karya Korrie Layun Rampan yang dapat menjadi bahan bacaan literasi khususnya pada siswa di SMA dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Siswa diharapkan lebih mengenal budaya-budaya yang ada di suatu wilayah. Siswa juga dapat mengenal penulis-penulis fiksi yang dapat memberikan motivasi dalam pembelajaran sastra. Novel tersebut juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan ajar dalam pembelajaran sastra di SMA sebab novel tersebut layak digunakan sebagai bahan ajar karena memuat nilai-nilai pendidikan karakter yang positif dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
3. Bagi peneliti lain Penelitian ini adalah telaah karya sasta dengan menganalisis wujud budaya dan nilai pendidikan karakter. Peneliti lain menjadikan hasil kajian ini sebagai acuan dalam melakukan penelitian karya sastra dengan teori yang sama. Namun, dengan sumber data yang berbeda. Peneliti lain juga dapat mengembangkan hasil kajian ini berdasarkan wujud budaya dan nilai pendidikan karakter seperti yang tedapat pada kedua novel karya Korrie Layun Rampan. Penelitian ini hanya sebatas telaah terhadap novel-novel Korrie Layun Rampan serta pemanfaatannya sebagai materi ajar sastra di SMA.