• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN CHOLELITHIASIS (BATU EMPEDU) Oleh : SUBHAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN CHOLELITHIASIS (BATU EMPEDU) Oleh : SUBHAN"

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)

askep cholelithiasis

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN CHOLELITHIASIS (BATU EMPEDU) Oleh : SUBHAN

I. Pengertian :

1. Batu saluran empedu : adanya batu yang terdapat pada sal. empedu (Duktus Koledocus ). 2. Batu Empedu(kolelitiasis) : adanya batu yang terdapat pada kandung empedu.

3. Radang empedu (Kolesistitis) : adanya radang pada kandung empedu. 4. Radang saluran empedu (Kolangitis) : adanya radang pada saluran empedu.

II. Penyebab:

Batu di dalam kandung empedu. Sebagian besar batu tersusun dari pigmen-pigmen empedu dan kolesterol, selain itu juga tersusun oleh bilirubin, kalsium dan protein.

Macam-macam batu yang terbentuk antara lain:

1. Batu empedu kolesterol, terjadi karena : kenaikan sekresi kolesterol dan penurunan produksi empedu. Faktor lain yang berperan dalam pembentukan batu:

 Infeksi kandung empedu  Usia yang bertambah  Obesitas

 Wanita

 Kurang makan sayur

 Obat-obat untuk menurunkan kadar serum kolesterol 2. Batu pigmen empedu , ada dua macam;

(2)

 Batu pigmen hitam : terbentuk di dalam kandung empedu dan disertai hemolisis kronik/sirosis hati tanpa infeksi

 Batu pigmen coklat : bentuk lebih besar , berlapis-lapis, ditemukan disepanjang saluran empedu, disertai bendungan dan infeksi 3. Batu saluran empedu

Sering dihubungkan dengan divertikula duodenum didaerah vateri. Ada dugaan bahwa kelainan anatomi atau pengisian divertikula oleh makanan akan menyebabkan obstruksi intermiten duktus koledokus dan bendungan ini memudahkan timbulnya infeksi dan pembentukan batu.

III. Pathofisiologi :

Batu empedu hampir selalu dibentuk dalam kandung empedu dan jarang pada saluran empedu lainnya. Faktor predisposisi yang penting adalah :

 Perubahan metabolisme yang disebabkan oleh perubahan susunan empedu  Statis empedu

 Infeksi kandung empedu

Perubahan susunan empedu mungkin merupakan faktor yang paling penting pada pembentukan batu empedu. Kolesterol yang berlebihan akan mengendap dalam kandung empedu .

Stasis empedu dalam kandung empedu dapat mengakibatkan supersaturasi progresif, perubahan susunan kimia dan pengendapan unsur tersebut. Gangguan kontraksi kandung empedu dapat menyebabkan stasis. Faktor hormonal khususnya selama kehamilan dapat dikaitkan dengan

perlambatan pengosongan kandung empedu dan merupakan insiden yang tinggi pada kelompok ini.

Infeksi bakteri dalam saluran empedu dapat memegang peranan sebagian pada pembentukan batu dengan meningkatkan deskuamasi seluler dan pembentukan mukus. Mukus meningkatkan viskositas dan unsur seluler sebagai pusat presipitasi. Infeksi lebih sering sebagai akibat pembentukan batu empedu dibanding infeksi yang menyebabkan pembentukan batu.

IV. Perjalanan Batu

Batu empedu asimtomatik dapat ditemukan secara kebetulan pada pembentukan foto polos abdomen dengan maksud lain. Batu baru akan memberikan keluhan bila bermigrasi ke leher kandung empedu (duktus sistikus) atau ke duktus koledokus. Migrasi keduktus sistikus akan

menyebabkan obstruksi yang dapat menimbulkan iritasi zat kimia dan infeksi. Tergantung beratnya efek yang timbul, akan memberikan gambaran klinis kolesistitis akut atau kronik.

(3)

V. Gejala Klinis

Penderita batu saluran empedu sering mempunyai gejala-gejala kronis dan akut.

GEJALA AKUT GEJALA KRONIS

TANDA :

1. Epigastrium kanan terasa nyeri dan spasme

2. Usaha inspirasi dalam waktu diraba pada kwadran kanan atas

3. Kandung empedu membesar dan nyeri 4. Ikterus ringan

TANDA:

1. Biasanya tak tampak gambaran pada abdomen

2. Kadang terdapat nyeri di kwadran kanan atas

GEJALA:

1. Rasa nyeri (kolik empedu) yang Menetap

2. Mual dan muntah 3. Febris (38,5C)

GEJALA:

1. Rasa nyeri (kolik empedu), Tempat :

abdomen bagian atas (mid epigastrium), Sifat : terpusat di epigastrium menyebar ke arah skapula kanan

2. Nausea dan muntah

3. Intoleransi dengan makanan berlemak 4. Flatulensi

5. Eruktasi (bersendawa)

VI. Pemeriksaan penunjang Tes laboratorium :

(4)

1. Leukosit : 12.000 - 15.000 /iu (N : 5000 - 10.000 iu). 2. Bilirubin : meningkat ringan, (N : < 0,4 mg/dl). 3. Amilase serum meningkat.( N: 17 - 115 unit/100ml).

4. Protrombin menurun, bila aliran dari empedu intestin menurun karena obstruksi sehingga menyebabkan penurunan absorbsi vitamin K.(cara Kapilar : 2 - 6 mnt).

5. USG : menunjukkan adanya bendungan /hambatan , hal ini karena adanya batu empedu dan distensi saluran empedu ( frekuensi sesuai dengan prosedur diagnostik)

6. Endoscopic Retrograde choledocho pancreaticography (ERCP), bertujuan untuk melihat kandung empedu, tiga cabang saluran empedu melalui ductus duodenum.

7. PTC (perkutaneus transhepatik cholengiografi): Pemberian cairan kontras untuk menentukan adanya batu dan cairan pankreas. 8. Cholecystogram (untuk Cholesistitis kronik) : menunjukkan adanya batu di sistim billiar.

9. CT Scan : menunjukkan gellbalder pada cysti, dilatasi pada saluran empedu, obstruksi/obstruksi joundice.

10. Foto Abdomen :Gambaran radiopaque (perkapuran ) galstones, pengapuran pada saluran atau pembesaran pada gallblader.

Daftar Pustaka :

1. Soeparman, Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II, Balai Penerbit FKUI 1990, Jakarta, P: 586-588.

2. Sylvia Anderson Price, Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Alih Bahasa AdiDharma, Edisi II.P: 329-330. 3. Marllyn E. Doengoes, Nursing Care Plan, Fa. Davis Company, Philadelpia, 1993.P: 523-536.

4. D.D.Ignatavicius dan M.V.Bayne, Medical Surgical Nursing, A Nursing Process Approach, W. B. Saunders Company, Philadelpia, 1991. 5. Sutrisna Himawan, 1994, Pathologi (kumpulan kuliah), FKUI, Jakarta 250 - 251.

(5)

VII. Pengkajian

1. Aktivitas dan istirahat:  subyektif : kelemahan  Obyektif : kelelahan 2. Sirkulasi :

 Obyektif : Takikardia, Diaphoresis 3. Eliminasi :

 Subektif : Perubahan pada warna urine dan feces

 Obyektif : Distensi abdomen, teraba massa di abdomen atas/quadran kanan atas, urine pekat . 4. Makan / minum (cairan)

Subyektif : Anoreksia, Nausea/vomit.

 Tidak ada toleransi makanan lunak dan mengandung gas.  Regurgitasi ulang, eruption, flatunasi.

 Rasa seperti terbakar pada epigastrik (heart burn).  Ada peristaltik, kembung dan dyspepsia.

Obyektif :

 Kegemukan.

 Kehilangan berat badan (kurus). 5. Nyeri/ Kenyamanan :

Subyektif :

(6)

 Nyeri apigastrium setelah makan.

 Nyeri tiba-tiba dan mencapai puncak setelah 30 menit. Obyektif :

Cenderung teraba lembut pada klelitiasis, teraba otot meregang /kaku hal ini dilakukan pada pemeriksaan RUQ dan menunjukan tanda marfin (+). 6. Respirasi :

Obyektif : Pernafasan panjang, pernafasan pendek, nafas dangkal, rasa tak nyaman. 7. Keamanan :

Obyektif : demam menggigil, Jundice, kulit kering dan pruritus , cenderung perdarahan ( defisiensi Vit K ). 8. Belajar mengajar :

Obyektif : Pada keluarga juga pada kehamilan cenderung mengalami batu kandung empedu. Juga pada riwayat DM dan gangguan / peradangan pada saluran cerna bagian bawah.

Prioritas Perawatan :

1. Meningkatkan fungsi pernafasan. 2. Mencegah komplikasi.

3. Memberi informasi/pengetahuan tentang penyakit, prosedur, prognosa dan pengobatan

Tujuan Asuhan Perawatan :

1. Ventilasi/oksigenasi yang adekwat. 2. Mencegah/mengurangi komplikasi.

(7)

Diagnosa Perawatan:

1. Pola nafas tidak efektif sehubungan dengan nyeri, kerusakan otot, kelemahan/ kelelahan, ditandai dengan :  Takipneu

 Perubahan pernafasan  Penurunan vital kapasitas.  Pernafasan tambahan  Batuk terus menerus

2. Potensial Kekurangan cairan sehubungan dengan :  Kehilangan cairan dari nasogastrik.

 Muntah.

 Pembatasan intake

 Gangguan koagulasi, contoh : protrombon menurun, waktu beku lama.

3. Penurunan integritas kulit/jaringan sehubungan dengan  Pemasanagan drainase T Tube.

 Perubahan metabolisme.

 Pengaruh bahan kimia (empedu) ditandai dengan :

 adanya gangguan kulit.

(8)

 Menanyakan kembali tentang imformasi.  Mis Interpretasi imformasi.

 Belum/tidak kenal dengan sumber imformasi. ditandai : . pernyataan yang salah.

. permintaan terhadap informasi. . Tidak mengikuti instruksi. Daftar Pustaka :

7. Soeparman, Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II, Balai Penerbit FKUI 1990, Jakarta, P: 586-588.

8. Sylvia Anderson Price, Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Alih Bahasa AdiDharma, Edisi II.P: 329-330. 9. Marllyn E. Doengoes, Nursing Care Plan, Fa. Davis Company, Philadelpia, 1993.P: 523-536.

10. D.D.Ignatavicius dan M.V.Bayne, Medical Surgical Nursing, A Nursing Process Approach, W. B. Saunders Company, Philadelpia, 1991. 11. Sutrisna Himawan, 1994, Pathologi (kumpulan kuliah), FKUI, Jakarta 250 - 251.

(9)

Asuhan keperawatan : I. Indentitas klien :

 Nama :Tuan IL , 38 tahun, laki-laki.  Alamat : Jalan Makmur, Bekasi.  Status : Kawin.

 Agama : Islam  Pendidikan : SMP  Pekerjaan : Pedagang.

 Suber informasi : Klien dan istri.  Tanggal masuk RS : 29 April 1998.

 Diagnosa Masuk : Kolangitis, Kolesistitis, Kolelitiasis.

II. Status Kesehatan saat ini :

Alasan kunjungan/ keluhan utama : 1 bulan sebelum masuk RS. Klien merasa nyeri perut kanan atas, nyeri tidak menjalar, nyeri bila menarik nafas, nyeri seperti ditusuk. Panas naik turun hingga menggigil, bila nyeri klien menjadi sesak. selama di rumah diberikan obat promag keluhan hilang tetapi hanya sementara. sehari sebelum masuk RS dirasa nyeri timbul lagi shg klien.

III. Riwayat Kesehatan yang lalu : Pada usia 12 tahun klien pernah bengkak diseluruh tubuh dan tidak pernah berobat, sembuh sendiri. belum pernah operasi dan dirawat di RS, tak ada alergi terhadap makanan dan obat-obatan , Klien merokok 1/2 bungkus per hari dan minum kopi 2x sehari. Kien terbiasa minum obat sendiri bila sakit tak pernah berobat ke dokter atau ke puskesmas . Frehuensi makan 3x sehari , berat badan waktu masuk ke RS 50 kg. makanan yang disukai supermi, Tak ada makanan yang pantangan. sedangkan makanan yang tidak disukai adalah gorengan dan makanan yang mengandung santan. nafsu makan baik. Frekuensi bab 1 x sehari konsistensi padat, sedangkan kencing rata-rata 6 x sehari, tak ada keluhan dalam eliminasi. klien tidak terjadwal dalam memenuhi pola istirahat dan tidur, kadang-kadang sampai pk. 23.00 Kegiatan waktu luang membuat meja dan kursi. Klien hidup bersama seorang istri dan 4 orang anaknya, 2 orang laki-laki dan 2 orang perempuan.

(10)

Kebersihan,lingkungan cukup, kondisi rumah luas, dengan enam kamar, tinggal dirumah dengan lingkungan yang ramai (padat bukan karena polusi atau kendaraan bermotor).

V. Aspek PsikoSosial :

Pola pikir sangat sederhana karena ketidaktahuan informasi dan mempercayakan sepenuhnya dengan rumah sakit. Klien pasrah terhadap tindakan yang dilakukan oleh rumah sakit asal cepat sembuh. Persepsi diri baik, klien merasa nyaman, nyeri tidak timbul sehubungan telah dilakukan tindakan cholesistektomi. Hubungan klien dan perawat baik, akomodatif, dengan bahasa indonesia yang cukup baik. Klien tidak mengeluh tentang biaya pengobatan/perawatan karena klien sudah menyiapkan sebelum masuk rumah sakit. Klien beragama Islam, sholat lima wakt, hanya kadang-kadang ia lakukan. Dirumah sakit klien tidak sholat karena menurutnya ia sakit.

(11)

Pengkajian Fisik : 1. Aktivitas/istirahat:

Klien merasakan lemah, mobilisasi duduk, merasa sakit pada lokasi drain bila posisi berubah dari berbaring ke duduk. Sore tidur 2 jam, malam tidur mulai jam 10.00. Kadang-kadang terganggu oleh keramaian pasien lain.

2. Sirkulasi :

Sinus normokardia, suhu subfebris 37,5 c , Denyut nadi :90 kali permenit. 3. Eliminasi

Klien bab 1 kali sehari, konsistensi lembek, warna kuning, jumlah urine 1500 cc/24 jam. 4. Makan/minum ( cairan )

 Sering regurgitasi, keluar cairan kurang lebih 200 cc/24 jam  Diet cair (DH I) dihabiskan , 1200 kalori dalam 900 cc /24 jam  Minum air putih 1500 cc/24 jam

 Peristaltik normal (20 30 kali/menit)

 Selama tujuh hari intake scara parenteral , yaitu amilase dan RD  tidak kembung

 Klien tampak kurus (BB: 47,7Kg) 5. Nyeri/Kenyamanan

Tidak timbul rasa nyeri, hanya kadang-adang sakit, pada waktu perubahan posisi dari baring ke duduk. 6. Respirasi :

 Respirasi normal : 20 kali /menit

 Klien merasa nyaman bernafas bila duduk. 7. Keamanan :

(12)

 Suhu klien 37,5 C (subfebris)

 Sklera tampak icterik, kulit agak kering

 Tampak plebitis (kemerahan) pada bekas infus dilengan kiri dan kanan

8. Klien telah dilakukan operasi Cholecistektomi tanggal 30 April 1998. Sekarang ia mengalami perawatan hari ke delapan . Terpasang drainase T. Tube, produksi cairan hijau pekat 500cc/24 jam

Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan laboratorium tanggal 29 April 1998 :  H B . 10,7 (13-16)  Hematokrit : 31 ( 40 - 48 )  Leukosit : 154.00 ( 50,00 - 100,00)  Trombosit : 328,00 ( 200.00 - 500.00)  Bilirubin Direck : 6,1 ( </= 0,4)  Bilirubin Indireck : 1,8 (</= 0,6)  Bilirubin total :7,9 (0,3 - 1,0)  Protein total : 5,7 ( 6 - 7,8 )  Albumin :2,7 ( 4 - 5,2)  Globulin : 3,0 (1,3 - 2,7 )  Amilase darah :108 (17 - 115)  SGOT : 70 ( < 37), SGPT : 58 (< 41 )  Natrium darah :132 (135 - 147)  kalium darah :3,2 (3,5 - 5,5 )  Klorida darah : 105 (100 - 106) 2. Pemeriksaan Diagnostik lain:

 Ultrasonografi tanggal: 24 April l998 Kesan:Batu pada CBD yang menyebabkan obstruksi Cholesistitis

(13)

Hasil : Tampak selang T-tube setinggi Thoracal XII kanan 3. Elektro kardiografi tanggal: 28 April 1998

Hasil : SR, QRS rate 60/menit ST, T Changes negatif

4. Cholesistektomy, 29 April 1996 :

 keluar pus 10 cc, di kultur belum ada hasil

 ekstrasi batu, keluar batu besar dan kecil dan lumpur.  dipasang T-tube dan CBD (Commond Bile Duct)

Pengobatan :

 2 x 1 gr Cefobid (IV)  1 x 2 cc Vit B Comp (IM)  1 x 200 mg Vit. C (IV)

Persepsi klien terhadap penyakitnya :

Klien merasa optimis untuk sembuh dengan upaya pembedahan dan saat ini tidak merasakan sakit atau nyeri seperti sebelum operasi. Kesan perawat terhadap klien :

Klien koperatif dan komunikatif, dan mempunyai motivasi untuk sembuh Kesimpulan :

Dari data yang didapatkan dapat disimpulkan masalah yang ada saat ini adalah: 1. Potensial gangguan keseimbangan cairan

2. Gangguan integritas kulit

(14)

NAMA KLIEN : ASUHAN KEPERAWATAN BANGSAL/TEMPAT: MATA AJARAN : KMB No DIAG

NOSA PERA

WAT AN

TUJUAN INTERVENSI RASIONAL IMPLEMENTASI EVALUASI

1. Pote nsial gang guan kesei mba ngan caira n sehu bung an deng an :  K e h i l a n g a n Menunjukkan keseimbang an cairan yg adekuat, ditandai dengan :  Selapu t memb ran yg lemba b.  Turgor kulit baik.  Urine norma l 1500 cc/24 jam  Out put norma l, tdk ada 1. Monitor intake & output, drainas e dari T-tube, dan luka operasi. Timban g BB secara periodik 1. Memberikan imformasi ttg kebutuhan & fungsi organ tubuh. Khususnya cairan empedu yang keluar 200 - 500 ml, penurunan cairan empedu yang masuk ke intestine. Keluarnya cairan empedu terus menerus dalam jumlah yg banyak, menandakan adanya ob-struksi, kadang - kadang adanya fistula

1. Memonitor dan mencatat intake cairan atau minum ,output dari T-tube, perda rahan luka operasi dan urine.

2. Mengobservasi tanda vital Tekanan darah, denyut nadi, suhu, dan respirasi, turgor dan mukosa mem-bran.

3. Melakukan observasi ada nya perdarahan pd daerah luka operasi, ple-bitis / hematom pada bekas pemasangan infus di lengan.

4. Memberikan suntikan dgn jarum kecil dan menekan bekas tusukan kurang lebih 5 menit.

Tgl 1 Mei 1996

S : Klien masih me rasa mual , sang- gup mengosok gigi dan berkumur.

O : Klien muntah 50 cc . Turgor kulit membaik, Intake :2500 cc, output 1500 cc, IWL 600 cc, T-tube 200 cc,Balance cairan -200 cc. TD: 120/80 mmHg, Nadi : 88x/menit, Suhu: 37.5 C, RR :

20x/menit, ple bitis pada tangan kiri bekas pengam bilan darah dan infus A: Klien masih me merlukan penga wasan dalam ke seimbangan cai ran

P: Intervensi tetap diteruskan sambil

observasi intake dan out put dan tanda-tanda vital. Sambil menunggu hasil laboratorium yang

(15)

c a i r a n d r n a s o g a t r i c .  M u n t a h  G a n g g munta h. 2. Monitor tanda vital, kaji mukosa membr an, tur-gor kulit, nadi perifer. 3. Observ asi tanda perda-rahan contoh: hemate -mesis, ptekie, ekimosis 4. Gunaka pd empedu. Indikasi yg adekuat pada volume sirkulasi /perfusi. 2. Protrombin menurun dan terjadi waktu pembekuan lama ketika adanya ob struksi saluran empedu. Meningkat pada resiko perdarahan. 3. Mengurangi trauma, resiko perdarahan / hematom 4. Menghindari trauma dan perdarahan

5. Menganjurkan klien untuk menggosok gigi dengan sikat gigi yang lembut

6. Melakukan pemganbilan darah untuk pemeriksaan : albmin, globulin, Hb, Ht, Lekosit, trombosit, Na,K, Cl.

7. Infus amilase dan RD telah dilepas satu hari yang lalu (30 April 1996)

8. Tidak diberikan karena tidak ada indikasi

9. Tidak diberikan karena klien tidak dapat terapi tersebut

(16)

u a n k o a g u l a s i d a r a h : p r o t r o m b i n n jarum injeksi yang kecil dan tekan bekas tusukan dalam waktu yang lama 5. Gunaka n sikat gigi yang lembut KOLABORASIi : 6. Monitor hasil pemeri-ksaan Hb, elektroli t, pro-trombin, Cloting gusi 5. Memberikan informasi volu me sirkulasi , keseimbanga n elektrolit dan faktor pem bekuan darah 6. Mempertahan kan volume sirkulasi yang adekuat dan mengembalik an faktor pembekuan yang adekuat 7. Mengoreksi hasil dari ketidak seimbangan dari pengeluaran gastrik dan luka 8. volume

(17)

m e n u r u n , w a k t u b e k u l a m a . Data Suby ektif : Data Obye ktif : time dan bleedin g time 7. Berikan cairan intra-vena, produks i darah sesuai dengan indikasi 8. Berikan cairan elektroli t 9. Beri Vitamin K (IV) sirkulasi & mem-perbaiki ketidak seimba-ngan. 9. Meningkatkan atau mem- percepat proses pem- bekuan.

(18)

 M u n t a h 2 0 0 c c  D i i t c a i r : D i i t H e p

(19)

a r I 9 0 0 c c  P l e b i t i s p o s i t f b e k a s

(20)

i n f u s p a d a t a n g a n k i r i .  T -t u b e : k

(21)

e l u a r c a i r a n 2 0 0 c c , w a r n a h i j a u

(22)

k e r u h  S u h u 3 7 , 5 C  T u r g o r k u l i t s e d i

(23)

k i t m e n u r u n  M u k o s a m u l u t b a i k  H b :

(24)

1 0 , 7 g r %  H t : 3 1 g r / d l  N a t r i u m : 1

(25)

3 2 m e q / L  K a l i u m : 3 , 2 m e q / L  C h l o r i

(26)

d a : 1 0 5 m e q / L 2. Penur unan integr itas kulit atau jaring an sehu bu ngan deng an :  P Adanya pemulihan lu- ka tanpa komplikasi Kriteria: Perilaku yg meningkat terhadap pemulihan luka 1. Cek T-tube dan luka insisi, upayak an agar aliran bebas/l ancar . 1. Pemasangan T-tube di CBD selama 7 - 10 hari untuk mengeluarkan sisa-sisa batu. Tempat insisi untuk mengeluarkan sisa-sisa cairan pada empedu. Koreksi posisi untuk

1. Dressing luka insisi tiap pagi dan atur posisi drain agar tetap lancar

2. Melakukan observasi war-na, jumlah cairan drainase.

tanggal 1`mei 96. S: Kliem mengatakan masih merasa terganggu dgn adanya drain t-tube, sudah dpt istirahat/tidur dgn posisi semofowler. O: Mandi 2x sehari dibantu istri

menggunakan sabun & sikat gigi yg lembut. menggunakan

bedak/powder utk tubuh, baju bersih & kering,

dapat tidur siang selama 2 jam dgn posisi semifowler, luka operasi/daerah pemasangan drain tdk

(27)

e m a s a n g a n d r a i -n a s e ( T -t u b e )  P e r u 2. Observ asi warna dan sifat drainas e. Gunaka n ostotom i bag yang disposib le 3. Pertaha nkan posisi selang drainas e tube di tempat mencegah cairan kembali ke empedu. 2. Drainase berisi darah dan sisa darah, secara normal berubah warna hijau tua (warna empedu) sesudah beberapa jam pertama. Ostotomi mungkin digunakan untuk mengumpulka n cairan dan melindungi kulit 3. Mempertahan kan lepasnya selang atau pembentukan

3. Mencek posisi selang dan memfiksasi selang drainase ditempat tidur

4. Mengatur klien posisi semi fowler dan posisi duduk

5. Mengobservasi adanya sedakan, distensi abdomen, peritonitis dan pankreatitis

6. Mengganti pakaian tiap pagi dan sore, bersama istri klien membersihkan kulit dengan sabun dan air.

7. Melakukan observasi ter hadap kulit, sclera mata dan warna urin.

ada tanda infeksi & balutan dlm keadaan bersih & kering.

Lingkungan klien (tempat tidur) dalam keadaan bersih dan rapih. Injeksi antibiotik 1 gram Cefobit sudah diberikan.

Hasil lab. ulang belum ada.

A: Masalah penurunan integritas kulit masih ada. P : Lanjutkan intervensi terutama pertahankan/tingkatkan personal higiene , tingkatkan mobilisasi/jalan sesuai kemampuan.

(28)

b a h a n m e t a b o -l i s m e .  P e n g a r u h b a h a n tidur 4. Atur posisi semi fowler 5. Observ asi sedaka n, distensi abdom en, peritonit is dan pankre atitis 6. Ganti pakaia n klien, lumen 4. Mempermuda h aliran em pedu 5. Lepasnya T-tube dapat menyebabkan iritasi dia fragma atau komplikasi yg serius jika saluran empedu masuk ke dalam perut atau sumbatan pada salu ran pankreas

6. Menjaga kebersihan kulit disekitar insisi dapat

 Memberikan injeksi Cefobit 1 gram (IV) jam 08.00 pagi.  Melakukan klem pada slang saluran empedu

 Tindakan tidak dilakukan sebab tidak ada indikasi.

 Melakukan pengambilan untuk pemeriksaan peme riksaan leukosit.

(29)

k i m i a ( e m p e d u ) Ditan dai adan ya gang -guan kulit : Data Suby ektif :  K l i e n higiene kulit, disekitar luka insisi. 7. Observ asi peruba han warna kulit sclera dan urin KOLABORASI : 1. Beri antibioti k sesuai indikasi. 2. lakukan penghe ntian T tube secara berkala menco mening katkan perlindungan kulit ter hadap ulserasi. 7. Perkembanga n ikterik dpt diindikasikan sebagai ob- struksi sal. empedu.  Untuk mengurangi infeksi atau abses  Untuk mengetes kemam- puan saluran CBD sebelum T tube diangkat.

(30)

m e n g a t a k a n : K a p a n s e l a n g s a y a d ba slang saluran emped u sebelu m di-angkat 3. Siapkan pembe dahan bila diperluk an. 4. Monitor hasil lab: Contoh : Leukosit  Tindakan insisi atau dra inase/fistulekto mi dilakukan untuk mengobati abses atau fistula.  Peningkatan leukosit seba gai gambaran adanya

proses imflamasi contoh abses atau terjadinya

peritonitis/pankeatitis .

(31)

i c a b u t d a n l u k a n y a d a p a t c a p a t s e

(32)

m b u h k a r e n a i n g i n m a n d i b e b a s s e l

(33)

a m a i n i h a n y a d i l a p d g n w h a s l a p .  B

(34)

a n y a k b e r k e r i n g a t & m e m b u a t b a d a n

(35)

t d k e n a k & g a t a l -g a t a l .  P o s i s i t i

(36)

d u r t d k e n a k k r n a d a l u k a o p e r a s i

(37)

& s e l a n g .  M a t a n y a m a s i h k u n i n g t a

(38)

p i s u d a h b e r k u r a n g d r s e b e l u m n y a

(39)

. Data Obye ktif :  M a s i h t e r p a s a n g T -t u b e d i f i

(40)

k s a s i k e t e m p a t t i d u r .  J u m l a h c a i r

(41)

a n e m p e d u y g k e l u a r 2 0 0 c c .  B a d a n

(42)

m a s i h i k t e r u s t e r u t a m a s k l e r a m a t

(43)

a .  P o s i s i t i d u r / i s t i r a h a t s e m i f o w

(44)

l e r d a n b e r s a n d a r d i t e m p a t t i d u

(45)

r d i g a n j a l d g n b a n t a l .  L u k a O p e r a s

(46)

i t d k t a m p a k t a n d a -t a n d a i n f e k s i

(47)

.  T e r a p i 2 x 1 g r a m C e f o b i t ( I V ) .  L

(48)

a b H a s i l b i l i r u b i n t g l 3 0 -4 -9 6 . m

(49)

e n i n g k a t .  K l i e n i m o b o l i s a s i s u d a h

(50)

7 h a r i 3. Kuran g peng etah uan tenta ng kondi si prog nosa dan kebut uhan peng obat an, sehu bu ngan dgn : men  Secar a verbal me ngerti akan proses penya kit, pengo ba tan dan progn osis pemb edaha n.  Melak ukan koreksi thd 1. Kaji ulang pada klien ttg penget ahuan pro- ses penyaki t , prosedu r pembe dahan , prog- nosa. 2. Ajarkan perawa tan insisi 1. beri pengetahuan dasar pada klien sehingga klien dapat memilih imformasi yang dibutuhkan. 2. Akan mengurangi ketergan ungan dalam perawatan, dan menurunkan resiko kom

1. Menanyakan seberapa jauh klien mengetahui ttg proses penyakit, prosedur pembedahan serta prog-nosa.

2. Menganjurkan klien untuk menjaga balutan luka agar tetap bersih dan kering.

3. Menganjurkan klien untuk mencatat pengeluaran cairan yang terkumpul di kantong T tube.

4. Memberitahu pasien agar 4 - 6 bulan diberi diit rendah lemak.

Tgl 1 mei 1996

S :Klien menga-takan bahwa telah mengerti ttg pro-ses penyakit &

prosedur pembe-dahan yg telah dilakukan, klien sanggup utk men-jaga luka tetap bersih & kering, klien sanggup me-ngikuti diit lemak & tdk

merokok.& tdk akan minum al kohol. O:Kien dapat menyebutkan atau

menjawab dengan benar : operasi tujuannya utk mengeluarkan batu empedu, dipasang drain utk mengeluarkan cairan sisa -sisa operasi, posisi se-mifowlwer/duduk agar cairan keluar lancar, suntikan agar lukanya

(51)

anya kan kemb ali ttg imfor masi, men anya kan kem bali infor masi, belu m /tida k kenal deng an sumb er imfor masi ditan - dai :  P e r n y a prosed ur yang pentin g & menjel askan reaksi dr tindak an.  Menila i perub ahan gaya hidup dan ikut serta dalam pengo batan atau membe rsihkan luka . 3. Anjurka n agar aliran T Tube dikump ul;kan dlm kanton g dan catat pengel uarann ya. 4. Pertaha nkan diit rendah lemak selama  4 - 6 likasi. (infeksi, obstruksi empedu) 3. Menurunkan resiko aliran balik pada slang T-tube. Memberi informasi ttg kembalinya edema saluran/ fungsi saluran. 4. Selama enam bulan setelah pembedahan bo-leh sedikit diberikan rendah makanan rendah lemak utk memberikan rasa nyaman karena ggn sistim pencernaan lemak. 5. Meminimalkan resiko terja-

5. Menganjurkan klien utk tidak minum alkohol.

6. Melakukan diskusi dengan klien dan keluarga utk menghindari makanan yg dpt menimbulkan deare.

7. Memberitahu utk mengi-dentifikasi & mencatat tan-da & gejala : urin keruh, warna kuning pada mata dan kulit & warna feses. 8. Menganjurkan klien utk membatasi aktifitas selama 4 - 6 minggu

capat sembuh. Balutan luka ke-ring, urine kuning , mata sedikit ikte-rus feses lembek kuning.

A: Pengetahuan kli en ttg. peny, pe nyebab,

prognosa , faktor resiko yg terjadi.

P :lanjutkan Inter-vensi nomor 4, 5, 7, 8 ,9. diteruskan. Dischart planing :

1. Diit rendah le-mak (kola-borasi). 2. Mengurangi

aktifitas sesuai anjuran 4 - 6 bln. 3. Control teratur

(52)

t a a n y a n g s a l a h .  P e r m i n t a a n t h d i m bulan. 5. Hindari alkohol, 6. Anjurka n klien utk men-catat dan menghi ndari makan an yg dpt me-nyebab kan deare. 7. Identifik dinya penkreatitis 6. Pembatasan diityang pasti mungkin dapat menolong misalnya dgn diit rendah lemak. Sesudah periode pemulihan pasien tdk me-ngalami masalah yg ber-hubungan dgn makanan. 7. Merupakan indikai sumba-tan saluran empedu/ ggn degestif, dpt digunakan utk evaluasi & intervensi

(53)

-f o r m a s i .  T i d a k m e n g i k u t i i n s -t r asi tanda/ gejala : urine keruh, warna kuning pada mata/k ulit, warna feses. 8. Kaji ulang keterba tsan aktifitas, tergant ung situasi individu . 8. Kebiasaan aktifitas dapat dimulai lagi secara normal dalam waktu 4 - 6 minggu

(54)

u k s i . Data suby ektif :  k l i e n m e n y a t a k a n b a h w a

(55)

t d k m e n g e r t i t t g p r o s e s p e n y a k i t ,

(56)

p r o s e d u r p e m b e -d a h a n & p e n g o b a -t

(57)

a n k a r e n a t d k a d a y g m e m b e r i t a h u

(58)

, d a n d o k t e r m e m b e r i t a h u b a h w a s

(59)

a y a h a r u s o p e r a s i i .

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan bahan baku industri adalah bahan mentah yang diolah atau tidak diolah yang dapat dimanfaatkan sebagai sarana produksi dalam industri, misalnya lembaran besi atau baja

Makalah ini menyajikan informasi mengenai struktur sosial masyarakat, aneka ragam kebudayaan dan telaahnya, kaitan antara kebudayaan dan kepribadian serta pendidikan dalam

Parameter penilaian dari aspek fisik terdiri dari: a. Pengelolaan tutupan vegetasi. 1) Penilaian pengelolaan tutupan vegetasi dilakukan terhadap kondisi fisik dalam

Konsekwensi ini mengindikasikan kebutuhan anak didik/siswa tersebut, mengenai jenis motivasi, maka dapat dikatakan bahwa bila siswa menunjukkan tingkah laku belajar karena

Koefisien korelasi pada regresi linier sederhana bertujuan untuk menunjukkan dugaan tentang hubungan antara dua variabel atau lebih, yaitu dalam penelitian ini akan

Motilitas spermatozoa pada masing-masing perlakuan menurun secara perlahan-lahan dan tidak secara drastis karena tris kuning telur berfungsi sebagai penyanggah dan

Area penyimpanan, persiapan, dan aplikasi harus mempunyai ventilasi yang baik , hal ini untuk mencegah pembentukan uap dengan konsentrasi tinggi yang melebihi batas limit

Pendidikan nonformal yang diselenggarakan juga dapat berupa lembaga kursus, lembaga pelatihan….khusus untuk kursus dan pelatihan, diselenggarakan bagi masyarakat yang