23 Tatu Agustiyani, 2013
MENGATASI KESULITAN SISWA KELAS V SDN KADUPANDAK 1 DALAM MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN GAMBAR TUNGGAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Bab III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif karena data dalam penelitian ini berupa fenomena sosial (Sugiyono, 2009). Fenomena sosial berupa kejadian atau peristiwa yang terjadi di kelas V SDN Kadupandak 1 dalam menulis karangan deskripsi.
B. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini yang digunakan adalah metode PTK, karena penelitian ini dilaksanakan di kelas V untuk mengatasi kesulitan siswa dalam menulis karangan deskripsi. Model penelitian yang di gunakan dalam penelitian adalah menggunakan model Kemmis dan Mc Taggart, menurut Wiriaatmadja, 2009 dan Taniredja, 2010, setiap siklus atau putaran terdiri dari empat komponen yaitu perencanaan (planning), tindakan (action), observasi
(observasing), dan refleksi (reflektif). C. Teknik Penelitian
Dalam teknik penelitian dibagi menjadi dua yaitu:
1. Teknik Pengumpulan data
Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan cara observasi partisipan, wawancara mendalam dan analisis dokumen.
a. Observasi partisipan
Observasi partisipan dilaksanakan pada hari rabu tanggal 1, mei, 2013 Terhadap kesulitan belajar dalam menulis karangan deskripsi di kelas V SDN Kadupandak 1 pada saat pembelajaran berlangsung.
24
Dalam kegiatan observasi partisipan peneliti menghasilkan data bahwa nilai siswa belum mencapai KKM dan belum sesuai dengan IPHB.
b. Wawancara mendalam
Wawancara mendalam dilaksanakan pada hari kamis, tanggal 2 2013 terhadap kesulitan belajar dalam menulis karangan deskripsi di kelas V SDN Kadupandak 1. Dalam kegiatan wawncara ini dilakukan oleh peneliti kepada guru kelas V SD tentang kemampuan menulis karangan deskripsi. Dalam isi wawancara ini guru mengatakan, “anak-anak belum mampu menulis sebuah karangan, hasilnya belum mencapai KKM karena masih banyak yang belum bisa menulis. Dalam hal ini menulis karangan deskripsi siswa harus lebih di bina lagi dalam latihan menulis karangan deskripsi”.
c. Analisis dokumen
Teknik analisis dokumen dilaksanakan setelah pembelajaran menulis karangan deskripsi di kelas V SD Negeri Kadupandak 1 berlangsung yang menghasilkan dokumen-dokumen resmi yang dimiliki SD Negeri Kadupandak 1 kecamatan Picung, kabupaten Pandeglang dan dokumen-dokumen dari mitra guru penelitian. Dokumen yang dianalisis dalam penenlitian sebagai berikut. Rekapan nilai siswa, catatan siswa, anekdot guru. Dari hasil nilai siswa yang didapat menunjukan bahwa pemahaman siswa dalam menulis karangan deskripsi sangat jauh dari hasil yang diharapkan dan belum mencapai KKM, karena dari rata-rata siswa yang diperoleh masih banyak yang mendapatkan nilai 60 sehingga pembelajaran belum maksimal.
25
2. Teknik Analisis Data
1. Mengenali data 2. Mengelompokan data 3. Membandingkan data
D. Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian adalah peneliti, karena penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk mengatasi kesulitan siswa dalam menulis karangan deskripsi dengan menggunakan media gambar tunggal.
E. Latar Penelitian
Penelitian ini di laksanakan pada bulan April-Mei semester genap tahun pelajaran 2013/2014. Penelitian ini di laksanakan di kelas V SDN Kadupandak 1 kecamatan. Picung, kabupaten. Pandeglang. Alasan peneliti melakukan penelitian di SDN Kadupandak 1 ini adalah untuk mengatasi kesulitan siswa dalam menulis karangan deskripsi, diharapkan dengan adanya pnelitian ini siswa dapat memiliki sikap dan etika yang baik ketika menulis dan kemampuan menulis karangan deskripsi dapat lebih meningkat. Selain itu lokasinya strategis dekat dengan rumah, sehingga dapat mengetahui lebih banyak tentang kebiasaan siswa dalam menulis khususnya menulis karangan deskripsi.
F. Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Kadupandak 1 dengan jumlah siswa 23 orang dalam menulis karangan deskripsi dengan menggunakan media gambar tunggal.
26
G. Langkah-Langkah Penelitian
Bagan 3.1
Model Spiral dari Kemmis dan Taggart (1988)
Dalam pelaksanaannya kemungkinan peneliti telah mempunyai seperangkat rencana tindakan (yang didasarkan pengalaman), sehingga dapat langsung memulai tahap tindakan ada juga peneliti yang sudah memiliki seperangkat data, sehingga memulai dengan kegiatan pertamanya dengan kegiatan refleksi awal, akan tetapi pada umumnya para peneliti mulai dari fase refleksi awal untuk melakukan studi pendahuluan sebagai dasar dalam merumuskan masalah penelitian selanjutnya, diikuti perencanaan,
Re fl ec t P la n observer A ct Re fl ec t observer A ct Re vi ce d P la n
27
pelaksanaan tindakan, tindakan observasi dan refleksi yang dapat diuraikan sebagai berikut.
a. Refleksi Awal
Refleksi awal dimaksudkan untuk penjajagan yang dimanfaatkan untuk mengumpulkan informasi tentang situasi-situasi yang relevan dengan tema penelitian. Peneliti bersama timnya melakukan pengamatan pendahuluan untuk mengenali dan mengetahui situasi yang sebenarnya. Berdasarkan hasil refleksi awal yang dilakukan pemfokusan masalah yang selanjutnya dirumuskan menjadi masalah penelitian.
1) Penyususnan Perencanaan
Penyususnan perencanaan didasarkan pada hasil penjajagan refleksi awal. Secara rinci perencanaan mencakup tindakan yang akan dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan atau mengubah perilaku dan sikap yang diinginkan sebagai solusi dari permasalahan-permasalahan. Perlu disadari bahwa perencanaan ini bersifat fleksibel dalam arti dapat berubah sesuai dengan kondisi nyata yang ada.
2) Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan menyangkut apa yang dilakukan peneliti sebagai upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan yang dilaksanakan berpedoman pada rencana tindakan. Jenis tindakan yang dilakukan dalam PTK hendaknya selalu didasarkan pada pertimbangan teoritik dan empirik agar hasil yang diperoleh berupa peningkatan kinerja dan hasil program yang optimal.
28
3) Observasi pengamatan
Kegiatan observasi dalam PTK dapat disejajarkan dengan kegiatan pengumpulan data dalam penelitian formal.Dalam kegiatan ini peneliti mengamati hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan atau dikenakan terhadap siswa. Istilah observasi digunakan karena data yang dikumpulkan melalui teknik observasi.
4) Refleksi
Pada dasarnya kegiatan refleksi merupakan kegiatan analisis, sintesis, interpretasi terhadap semua informasi yang diperoleh saat kegiatan tindakan.Dalam kegiatan ini peneliti mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan hasil-hasil atau dampak dari tindakan.Setiap informasi yang terkumpul perlu dipelajari kaitan yang satu dengan lainnya dan kaitannya dengan teori atau hasil penelitian yang telah ada dan relevan.Melalui refleksi yang mendalam dapat ditarik kesimpulan yang mantap dan tajam.
Refleksi merupakan bagian yang sangat penting dari PTK yaitu untuk memahami terhadap proses dan hasil yang terjadi, yaitu berupa perubahan sebagai akibat dari tindakan yang dilakukan. Pada hakekatnya model Kemmis dan Taggart berupa perangkat-perangkat atau untaian dengan setiap perangkat terdiri dari empat komponen yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi yang dipandang sebagai suatu siklus.
29
1. Prasiklus
Pada kegiatan ini peneliti hanya mengobservasi kegiatan belajar mengajar siswa dan mengambil hasil belajar siswa melalui temuan-temuan dilapangan.
a. Observasi
Hal pertama yang dilakukan peneliti untuk mengetahui permasalahan yang muncul ketika proses belajar sedang berlangsung yaitu dengan cara mengobservasi. Setelah itu peneliti mencatat semua kejadian apa saja yang muncul dan yang akan menjadi permasalahan dalam menggunakan media gambar tunggal pada karangan deskripsi di kelas V.
b. Refleksi
Berdasarkan hasil penelitian ditemukan masalah tentang kesulitan dalam kerapihan dan cara menggunakan tanda baca pada menulis karangan deskripsi dengan menggunakan gambar tunggal. Maka dari peneliti mengadakan dialog dengan guru kelas V tentang hasil observasi yang telah dilakukan dengan tujuan untuk merencanakan tindakan yang akan dilaksanakan pada siklus 1, peneliti mempersiapkan perangkat dan bahan yang diperlukan untuk melaksanakan tindakan pada masa siklus 1.
2. Siklus I
a. Perencanaan
Dalam perencanaan siklus I yang pertama merancang skenario pembelajaran Bahasa Indonesia tentang menulis sebuah karangan deskripsi dalam mengamati sebuah gambar tunggal. kemudian membuat lembar
30
observasi untuk mengetahui bagaimana kondisi pada waktu kegiatan belajar berlangsung.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan merupakan upaya yang dilakukan oleh peneliti dalam perbaikan, peningkatan atau perubahan yang diinginkan. Pada tahap pelaksanaan tindakan terutama guru melakukan tindakan-tindakan yang relevan terhadap pelaksanaan.Kegiatan yang biasa dilakukan sehari-hari. Tindakan yang dilakukan dalam PTK hendaknya selalu didasarkan pada pertimbangan teoritik dan empirik agar hasil yang diperoleh berupa peningkatan kinerja dan hasil program yang optimal.
Dalam kegiatan ini peneliti berisi tentang pelaksanaan yang akan dilakukan oleh guru dalam tindakan kelas. Tahap ini disebut juga implementasi. Tindakannya dititik beratkan kepada kemampuan siswa membuat sebuah karangan deskripsi dengan mengamati sebuah gambar tunggal.
c. Observasi
Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan kuesioner. Kalau wawancara dan kuesioner selalu berkomunikasi dengan orang, maka observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga obyek-obyek alam yang lain.
Penelitian pada siklus 1 dilaksanakan melalui instrument penelitian berupa paduan observasi. Instrument observasi ini ditunjukan untuk siswa dan guru.instrument observasi yang ditunjukan untuk siswa bertujuan
31
untuk mengetahui kemampuan intelektual siswa dalam membuat karangan deskripsi.Instrument observasi untuk guru bertujuan untuk mengetahui kemampuan guru dalam menerapkan judul, isi, kerapihan, dan kesesuian paragraf pada karangan deskripsi.
Menurut Sutrisno Hadi (dalam Sugiyono, 2011) bahwa:
Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikhologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila, penelitian berkenaan prilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar.
Kegiatan observasi ini dilakukan oleh peneliti bessrta guru sebagai peneliti utama, proses pelaksanaan penelitian di lakukan secara langsung di kelas sewaktu melaksanakan observasi peneliti menggunakan pedoman yang telah disusun dan ditentukan sebelumnya.
3. Siklus II
Berdasarkan refleksi pada siklus I, maka peneliti dan guru kelas akan merencanakan kegiatan yang akan dilakukan sebagai berikut.
a. Rencana
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan pada siklus II ini merupakan hasil dari pemantauan siklus I diantaranya yaitu.
1) Mendata hasil yang diperoleh dari siklus I.
2) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan dilakukan dalam siklus II.
3) Mempersiapkan lembar pedoman observasi. 4) Menyiapkan waktu penelitian siklus II.
32
b. Tindakan
Kegiatan pada tahap ini merupakan lanjutan dari tindakan siklus I yaitu kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi dengan mengamati sebuah gambar tunggal. Yang direncanakan sesuai denga RPP yang telah dibuat sebagai tindakan untuk perbaikan kekurangan dalam siklus I yaitu sebagai berikut.
1) Guru melakukan apersepsi tentang materi yag akan dipelajari. 2) Di dalam kegiatan inti guru membacakan contoh karangan deskripsi. 3) Memahami penggunaan kata dan ejaan.
4) Siswa menentukan judul karangan
5) Siswa melengkapi bagian awal, tengah, dan akhir cerita. 6) Siswa menulis karangan deskripsi berdasarkan pengamatan. c. Observasi
Pada penelitian siklus II ini, observasi yang bertujuan untuk memantau perkembangan proses belajar dalam menulis karangan deskripsi dengan mengamati sebuah gambar tunggal pada kelas V, serta mencatat perkembangan aktivitas siswa dalam proses belajar.
d. Refleksi
Peneliti dan guru mengadakan refleksi dengan tujuan untuk melakukan evaluasi dan diskusi dari hasil observasi dalam perkembangan proses belajar siswa dalam siklus I dan II, terutama tentang kekurangan dan kendala yang ditemukan data dari siklus I dan II. Bila tujuan peneliti telah dicapai, maka penelitian dihentikan dan apabila masih dipandang perlu diambil kesepakatan dengan guru mengadakan siklus selanjutnya.