• Tidak ada hasil yang ditemukan

Operasi Morfologi. Kartika Firdausy - UAD blog.uad.ac.id/kartikaf. Teknik Pengolahan Citra

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Operasi Morfologi. Kartika Firdausy - UAD blog.uad.ac.id/kartikaf. Teknik Pengolahan Citra"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

Operasi

Morfologi

Kartika Firdausy - UAD pvisual@ee.uad.ac.id

(2)

Setelah mempelajari materi ini,

mahasiswa diharapkan mampu:

 mengidentifikasi prosedur operasi morfologi

 menerapkan berbagai teknik pada operasi morfologi

yaitu pencarian batas/kontur, dilasi, erosi, penutupan, pembukaan, pengisian, dan pelabelan

 menerapkan teknik skeletonisasi untuk pengenalan

(3)

Operasi Morfologi

didasarkan pada bentuk segmen atau

region dalam citra

segmen  obyek yang menjadi perhatian

Segmentasi

membedakan antara obyek dan latar

(4)

 Nilai biner dari citra hasil merepresentasikan 2 keadaan:

 obyek

 bukan obyek (latar)

titik obyek : hitam (nilai 0)

titik latar : putih (nilai 1)

Hasil operasi morfologi dapat dimanfaatkan untuk pengambilan keputusan dengan analisis lebih lanjut

(5)

Operasi ini antara lain meliputi:

 pencarian batas/kontur,  dilasi,  erosi,  penutupan (closing), pembukaan (opening), pengisian (filling),  pelabelan,  pengerangkaan (skeletonization)

(6)

didasarkan pada nilai-nilai dari

tetangga langsung di sekeliling titik

obyek yang ditinjau

(7)

operasi terhubung-4 (4-connected)

 tetangga yang diperhatikan hanya yang langsung

bersebelahan,

 yaitu titik di sebelah kiri, kanan, atas dan bawah,

operasi terhubung-8 (8-connected)  tetangga diagonalnya diikutsertakan p2 p2 p3 p8 p1 p4 p1 p4 p6 p6 p5 p2 p9 p2 p3 p8 p1 p4 p8 p1 p4 p6 p7 p6 p5

(8)

Beberapa definisi yang dipakai dalam operasi morfologi:

 Titik obyek, adalah titik yang merupakan bagian dari

obyek (p1 = obyek)

 Titik latar, adalah titik yang merupakan bagian dari latar

(p1 = latar)

 B(p1) = banyaknya tetangga dari p1 yang merupakan

titik obyek

 A(p1) = banyaknya pola “latar, obyek” untuk urutan

p4-p6-p8-p2 pada operasi terhubung-4 atau urutan p2-p3-p4-p5-p6-p7-p8-p9-p2 pada operasi terhubung-8.

Titik terisolasi, adalah titik obyek yang semua

(9)

 Titik ujung, adalah titik obyek yang mempunyai tepat sebuah tetangga yang merupakan titik obyek juga. B(p1) = 1.

 Titik batas, adalah titik obyek yang salah satu atau

lebih tetangganya adalah titik latar. B(p1) < 4 pada operasi terhubung-4 dan B(p1) < 8 pada operasi

terhubung-8. Apabila semua titik tetangganya adalah titik obyek maka dapat dipastikan titik tersebut berada di dalam obyek (bukan titik batas).

 Titik simpel, adalah titik obyek yang jika diubah

menjadi titik latar maka tidak mengubah kondisi hubungan antar titik-titik obyek tetangganya.

(10)

Sebagai ilustrasi, pandang contoh berikut dengan

menggunakan nilai 0 untuk titik obyek dan 1 untuk titik latar

1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 Titik terisolasi Titik batas Terhubung 4 Terhubung 8

(11)

Titik batas

0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 Terhubung 4 Terhubung 8

(12)

Pencarian Batas/Kontur

 Menentukan batas/kontur dari segmen obyek

 Dilakukan terhadap titik-titik obyek

Algoritma untuk operasi pencarian batas citra

Set citra hasil sama dengan citra asal

Untuk semua titik dalam citra asal:

Cek apakah titik tersebut titik obyek

Jika ya cek apakah titik tersebut adalah titik batas

Jika ya maka titik tersebut tetap titik obyek

Jika tidak maka ubah titik pada citra hasil menjadi titik latar

(13)

Hasil operasi pencarian batas

Citra asli

Citra batas terhubung-4 Citra batas terhubung-8

(14)

Dilasi

memperbesar ukuran segmen obyek dengan menambah lapisan di sekeliling obyek

2 cara :

1. mengubah semua titik latar yang bertetangga dengan titik batas

menjadi titik obyek (set setiap titik yang tetangganya adalah titik obyek menjadi titik obyek)

2. mengubah semua titik di sekeliling titik batas menjadi titik obyek,

(set semua titik tetangga sebuah titik obyek menjadi titik obyek)

Algoritma untuk operasi dilasi citra biner

Untuk semua titik dalam citra

Cek apakah tersebut titik obyek

Jika ya maka ubah semua tetangganya menjadi titik obyekJika tidak maka lanjutkan

(15)

Hasil operasi dilasi

Citra asli

Citra dilasi

(16)

Erosi

kebalikan dari operasi dilasi

ukuran obyek diperkecil dengan mengikis sekeliling obyek. 2 cara:

1. mengubah semua titik batas menjadi titik latar

2. set semua titik di sekeliling titik latar menjadi titik latar

Algoritma untuk operasi erosi citra biner

Untuk semua titik dalam citra Cek apakah tersebut titik latar

Jika ya maka ubah semua tetangganya menjadi titik latarJika tidak maka lanjutkan

(17)

Hasil operasi erosi

Citra asli

Citra erosi terhubung-4 Citra erosi terhubung-8

(18)

Penutupan (Closing)

 kombinasi antara operasi dilasi dan erosi yang dilakukan

secara berurutan.

 menutup atau menghilangkan lubang-lubang kecil yang

ada dalam segmen obyek.

 menggabungkan 2 segmen obyek yang saling

berdekatan (menutup sela antara 2 obyek yang sangat berdekatan).

 dapat dilakukan dalam beberapa rangkaian dilasi-erosi

(misalnya 3 kali dilasi, lalu 3 kali erosi) apabila ukuran lubang atau jarak antar obyek cukup besar.

(19)

Hasil operasi penutupan (closing)

Citra asli

Citra closing

terhubung-4 Citra closing

(20)

Pembukaan (Opening)

kombinasi antara operasi erosi dan dilasi

yang dilakukan secara berurutan,

memutus bagian-bagian dari obyek yang

hanya terhubung dengan 1 atau 2 buah

titik saja.

untuk menghilangkan obyek yang sangat

(21)

Hasil operasi pembukaan

(opening)

Citra asli

Citra opening

terhubung-4 Citra opening

(22)

Pengisian (Filling)

kebalikan dari operasi pencarian batas citra

citra masukan adalah citra batas/kontur

kemudian dilakukan pengisian sehingga

diperoleh segmen obyek yang pejal/solid

tentukan titik awal pengisian yang terletak di

dalam obyek

kemudian bergerak ke arah titik-titik tetangganya

operasi dilakukan secara rekursif

(23)

Algoritma untuk operasi pengisian citra

secara terhubung-4

Tentukan titik awal pengisian di dalam obyek yang akan diisi /* berikut adalah bagian rekursif */

Set titik tersebut menjadi titik obyek

Cek apakah titik tetangga atasnya adalah titik latar

Jika ya maka lakukan hal yang sama untuk titik tersebut Jika tidak maka lanjutkan

Cek apakah titik tetangga kanannya adalah titik latar

Jika ya maka lakukan hal yang sama untuk titik tersebut

Jika tidak maka lanjutkan

Cek apakah titik tetangga bawahnya adalah titik latar

Jika ya maka lakukan hal yang sama untuk titik tersebut

Jika tidak maka lanjutkan

Cek apakah titik tetangga kirinya adalah titik latar

Jika ya maka lakukan hal yang sama untuk titik tersebut

(24)

Hasil operasi pengisian terhubung-4

Citra asli pengisian mulai dari titik A pengisian mulai dari titik B

(25)

Pelabelan Obyek

 untuk membedakan antara sebuah obyek dengan obyek yang lain

 hampir mirip dengan operasi pengisian, yakni menggunakan teknik rekursi.

 mula-mula dideteksi lokasi sebuah titik yang merupakan bagian dari sebuah obyek

 lakukan pengisian dengan suatu nilai (label) terhadap obyek tersebut dari lokasi tersebut sampai menemui batas luarnya (menabrak titik latar)

 lanjutkan mendeteksi lokasi yang merupakan titik obyek namun belum terisi oleh operasi tadi atau belum diberi label

 lakukan pengisian lagi dengan nilai label yang berbeda

(26)

Hasil operasi pelabelan terhubung-4

(27)

Pengerangkaan (Skeletonization)

 proses pengikisan sebuah obyek sebanyak mungkin dengan tetap mempertahankan bentuk umum dari polanya

Sifat

1. Ketipisan: kerangka obyek berukuran setipis mungkin (1

atau 2 titik)

2. Konektivitas: kerangka dari suatu obyek terhubung satu

sama lain sesuai dengan topologi pola aslinya

3. Posisi: letak kerangka berada tepat di tengah obyek

4. Stabilitas: setelah suatu bagian kerangka diperoleh,

maka bagian tersebut tidak akan terkikis lagi oleh operasi pengikisan berikutnya

(28)

Algoritma Hilditch

1.) 2

≤ B(p1) ≤ 6

p1 p1 p1 p1

(29)

Algoritma Hilditch

2.) A(p1) =1

p1 p1 p1

Contoh titik yang tidak memenuhi kriteria 2 algoritma Hilditch

(30)

3.) p2, p4, atau p8 ada yang merupakan titik latar, atau A(p2) ≠ 1

Algoritma Hilditch

p2 p2 p2

p8 p1 p4 p8 p1 p4 p8 p1 p4

untuk menghindarkan terhapusnya garis horisontal dengan lebar 2 titik

(a) garis vertikal (b) p2, p4, p8 ≠ latar (c) p2, p4, atau p8 = latar berlebar 2 titik A(p2) ≠ 1 A(p2) = 1

(31)

4.) p2, p4, atau p6 ada yang merupakan titik latar, atau A(p4) ≠ 1

(a) garis vertikal (b) p2, p4, p6 ≠ latar (c) p2, p4, atau p6 = latar

berlebar 2 titik A(p4) ≠ 1 A(p4) = 1

Algoritma Hilditch

p2 p2 p2

p1 p4 p1 p4 p1 p4

p6 p6 p6

(32)

Referensi

Firdausy, K, 2003, Diktat Kuliah Teknik

Pengolahan Citra, Program Studi Teknik Elektro,

Universitas Ahmad Dahlan

Castleman, K.R., 1996, Digital Image Processing,

Prentice-Hall,Inc., New Jersey

Jain, A.K., 1989, Fundamental of Digital Image

Processing, Prentice-Hall,Inc., New Jersey

I.T. Young, J.J. Gerbrands, L.J. van Vliet, Image

Processing Fundamentals,

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini berarti auditor yang dapat mengimplementasikan due professional care yang terefleksikan oleh sikap skeptisme dan keyakinan yang memadai dalam pekerjaan

Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan literatur untuk menambah wawasan terhadap pelaksanaan program Sensus Pajak Nasional (SPN) yang dilaksanakan secara

Ciptakan keberuntungan dengan habits jangan menunggu keberuntungan (Siauw, 2014d: 94). Seorang pengemban dakwah yang selalu meluaskan pengetahuannya dengan membaca

Kepala urusan umum dan perencanaan memiliki fungsi melaksanakan urusan ketatausahaan seperti tata naskah, administrasi surat menyurat, arsip, dan ekspedisi, dan penataan

Untuk mendapat masukan akhir dalam penyempurnaan draft KEPMEN tersebut, Forum Reklamasi Hutan Pada Lahan Bekas Tambang (Forum RHLBT) akan mengadakan workshop dengan semua

Kesan-kesan buruk lain : Tiada kesan yang penting atau bahaya kritikal yang diketahui.

jumlah 5100 buah. Dari hasil perhitungan diperoleh bahwa semua kriteria desain pada debit rencana dapat terpenuhi pada bak dengan diameter 1,6 m dan diameter

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD N 3 Tanjungrejo melalui penggunaan model pembelajaran Kooperatif Tipe