Pada Tugas Akhir ini data diperoleh dari data drive test dan optimasi pada BTS. Yang diuji adalah BTS dengan nama label 01JKU057STO SUNTER. Data diperoleh dari dua kali drive test yaitu pengambilan drive test awal (before), dan pengambilan data drive test setelah optimasi (after).
4.2 Prosedur Drive Test New Site 3G
Prosedur drive test new site 3G pada meliputi pengambilan data statik yaitu pada posisi setiap sektor untuk mengamati kinerja setiap sektor antena.
Layanan yang diuji pada pengujian statik meliputi layanan suara, vidio, dan transfer data Pengujian berikutnya:
a. Statik (diam)
1. Voice call masuk dan keluar setiap sektor 2. Video call masuk dan keluar setiap sektor
3. Download untuk tiap tingkatan kecepatan yaitu 64 Kbps, 128 Kbps, dan 384 Kbps
b. Mobility (bergerak) 1. Handover intracell
2. Handover ke BTS tetangga (neighbour site) baik 3G ke 3G atau 3G ke 2G
4.3 Persiapan Drive Test
Persiapan drive test yang dilakukan oleh engineer adalah mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan yang meliputi :
1. Handp hone TEMS yang kompatibel dengan teknologi seluler yang akan
diuji. Hadphone yang digunakan pada drive test new site 3G Isat adalah handphone Sony Ericcson Z800i.
2. Kabel data Sony Ericcson Z800i yang digunakan untuk komunikasi ke
laptop
3. Laptop yang telah terinstal software TEMS
Setelah persiapan peralatan telah selesai, hal yang harus disiapkan terlebih dahulu sebelum drive test dilakukan adalah mengetahui lokasi BTS yang akan diuji. Lokasi BTS yang diuji dapat dilihat dari site map yang diberikan oleh user.(pemberi tugas drive test). Site map ini yang kemudian dimasukkan pada peta
TEMS yang akan digunakan pada drive test. Site yang diuji adalah BTSSTO_SUNTERdengan site id 01JKU057.Untuk melihat gambar lokasi BTS ada pada lampiran.Gambar 4.1 memperlihatkan site map lokasi dari BTS.
Gambar 4.1 Site Map BTS STO_SUNTER (01JKU057)
Gambar kipas Ungu pada Gambar 4.1 menunjukkan antena sektoral 3G dari BTS sedangkan panah biru menunjukkan antena sektoral 2G. Umumnya suatu BTS meiliki tiga antena sektoral, namun tidak jarang pula hanya memiliki satu atau dua antena sektoral.Gambar 4.2 memperlihatkan antena sektoral.
Gambar 4.2 Antena sektoral
Selain mengetahui posisi dari BTS uji, seorang engineer drive test juga harus mengetahui data-data pendukung dari site uji tersebut seperti tilting, tinggi antena, pengarahan, teknologi jaringan seluler, dan scrambling code untuk jaringan 3G.
Tabel 4.1 Data list BTS STO SUNTER (01JKU057)
Data Antena Sektor 1 Antena Sektor 2 Antena Sektor 3
Tinggi Antena 30 meter 30 meter 30 meter
Tilting Elektrik 2 2 2 Tilting Mekanik 0 0 0 Pengarahan 30 180 270 Tipe Antena PW7765 PW7765 PW7765 Scrambling Code 144 152 160
Neighbour 01JKU221 (AGUNG 01JKU316 (SC AGUNG
01JKU221 (AGUNG Site TENGAH) TIMUR STP) TENGAH)
01JKU316 (SC AGUNG TIMUR STP)
4.4 Drive Test New Site 3G
Drive test new site 3G dimulai dari pengambilan data statik yang meliputi
layanan voice call, video call dan download. Kemudian diteruskan dengan pengambilan data mobility untuk mengetahui sukses atau tidaknya pengalihtanganan panggilan.
4.4.1 Drive Test Statik
Pengambilan data statik dilakukan pada setiap sektorisasi antena.Hal ini dilakukan untuk melihat kinerja dari setiap sektor antena.Gambar4.3 memperlihatkan tampilan TEMS ketika pengambilan data statik dilakukan.
Gambar 4.3 Tampilan TEMS
Dari Gambar 4.2 terlihat bahwa komunikasi terjalin pada scrambling code 144 yang merupakan SC dari antena sektor satu.Perlu diperhatikan bahwa sedapat
mungkin untuk mencari posisi yang tepat agar ketika pengujian dilakukan tidak terjadi soft handover.Karena apabila terjadi soft handover maka pengujian harus diulangi dari awal.
Terdapat tiga layanan yang diuji pada pengambilan data statik yaitu voice call, video call dan download untuk tiap tingkatan kecepatan. Langkah kerja yang
dilakukan oleh engineer drive test adalah memosisikan pada posisi sektorisasi yang tepat untuk pengujian dimana hanya satu scrambling code yang dominan memegang komunikasi. Setelah itu pengujian dilakukan. Dapat dilakukan secara manual dengan mendial untuk voice dan video atau dengan menggunakan command sequence yang terdapat pada TEMS untuk mempermudah pengerjaan. Hasil pengujian voice calldan video call ditunjukkan oleh Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Pengambilan data statik voice and video call
Jenis Pengujian Penjelasan Antena Sektor 1 Antena Sektor 2 Antena Sektor 3
OK/NOK OK/NOK OK/NOK
Voice Call Panggilan Pendek 1x OK OK OK Panggilan Pendek 1x OK OK OK Panggilan Pendek 1x OK OK OK Video Call Panggilan Pendek 1x OK OK OK Panggilan Pendek 1x OK OK OK Panggilan Pendek 1x OK OK OK
Dari hasil yang diperoleh terlihat tidak terjadi kegagalan panggilan oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa komunikasi pada layanan voice dan video berjalan baik pada setiap sektorisasi antena.
Kemudian dilanjutkan dengan pengambilan data download untuk setiap kecepatan. Untuk membatasi kecepatan download, perintah string dapat diberikan pada command sequence karena command sequence juga mendukung AT command. Gambar 4.4 menunjukkan screen shoot AT command yang digunakan.
Gambar 4.4 Sreen Shoot AT Command
Pengujian dilakukan dengan mendownload file dari server Isat. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir pengaruh eksternal seperti kepadatan trafik pada alamat file yang didownload. File yang didownload untuk kecepatan 64 Kbps sebesar 1MB, 128 Kbps sebesar 2MB dan 384 Kbps sebesar 5MB. Dari pengujian diperoleh hasil seperti yang ditunjukkan oleh Tabel 4.3.
Tabel 4.3 Hasil Pengujian Download
Item Name Description Sector-1 Sector-2 Sector-3 Remarks/Reworks
Test Target Test Target Test Target
64 RAB Kbps 62.04 55 61.64 55 61.62 55 Pass 128 RAB Kbps 121.30 120 122.92 120 121.57 120 Pass 384 RAB Kbps 339.42 300 343.51 300 327.22 300 Pass Max Throughput Achieved Kbps 403.87 403.2 403.2 Pass
Dari hasil pengujian terlihat kecepatan download untuk setiap sektorisasi antena telah mencapai target sehingga dapat disimpulkan layanan transfer data telah berjalan baik. Dari hasil drive test statik dapat disimpulkan kinerja dari setiap layanan yang diberikan berjalan dengan baik.
4.4.2 Drive Test Mobility
Drive test mobility difungsikan untuk melihat proses pengalihtanganan
komunikasi baik itu intra cell pada satu antena, antar cell ke BTS tetangga ataupun perpindahan dari layanan (3G ke 2G) yang sering disebut IRAT. Dengan drive test mobility kita dapat menguji parameter handover yang telah diberikan pada sistem.
Perubahan yang perlu dilakukan apabila terjadi kegagalan ataupun penurunan fungsi.
a. Pengujian Handover Intra Cell
Pengujian pertama yang dilakukan adalah pengujian handover intra cell, yaitu dengan mengelilingi BTS. Pengujian menggunakan dua handphone dimana satu handp hone melakukan panggilan voice (dedicated) untuk mendapatkan prosesi handover dan handphone lainnya dalam kondisi idle untuk mendapatkan perpindahan cell (cell reselection). Gambar 4.5 memperlihatkan plotting pergerakan ketika pengujian dilakukan.
Gambar 4.5 Plotting SC Pengujian Intra Cell Handover
Dari plotting sebaran SC terlihat masing-masing sektor telah mengcover area dengan SC yang telah ditentukan. Ini menunjukkan tidak terjadi cross feeder. Cross feeder adalah suatu kondisi dimana terjadi kesalahan pemasangan kabel feeder pada antena. Hal ini dapat mengakibatkan kesalahan pembacaan monitoring dari BSC. Hasil Pengujian untuk intra cell handover ditunjukkan pada tabel 4.4.
Tabel 4.4 Hasil Pengujian Intra Cell Handover
Dari Hasil yang diperoleh didapatkan bahwa proses pengalihtanganan berjalan dengan baik begitu juga dengan perpindahan cell pada kondisi idle.
b. Handover Antar Cell
Pengujian selanjutnya yang dilakukan adalah pengujian handover antar cell, yaitu dengan pergerakan menuju BTS tetangga. Pengujian ini selain mengamati prosesi handover, juga mengamati sebaran sinyal yang diterima. Pengujian menggunakan dua handphone dimana satu handp hone melakukan panggilan voice (dedicated) untuk mendapatkan prosesi soft handover danhandphone lainnya dalam
kondisi idle untuk mendapatkan perpindahan cell (cell reselection). Gambar 4.6 memperlihatkan plotting pergerakan ketika pengujian dilakukan.
Dari hasil yang diperoleh terlihat terjadi over shot coverage dari SC 120 yang merupakan SC antena sektor tigadari BTSSC AGUNG TIMUR. Hal ini perlu ditindak lanjuti untuk memperbaiki kinerja. Karena dengan over shot yang terjadi akan memungkinkan terjadi kongesti pada SC 120 karena menempati area yang seharusnya di tangani oleh BTS STO SUNTER. Untuk sebaran sinyal ditunjukkan oleh Gambar 4.7
Gambar 4.7 Plotting Sebaran Sinyal Pengujian Antar Cell Handover
Dari sebaran sinyal terlihat untuk antena sektor tiga sebaran sinyalnya berkisar dibawah -82 dBm pada coverage jalan besar.Dari pengamatan daerah diketahui bahwa pemukiman penduduk pada coverage antena sektor tiga berada tidak jauh dari jalan besar.Pengarahan dari antena sektor tiga harus diperbaiki agar pengguna dapat mendapatkan sinyal yang baik untuk menggunakan komunikasi
jaringan 3G yang baru saja dibangun di area ini.
Langkah selanjutnya adalah memantau even yang terjadi selama drive test yang dilakukan. Hal ini untuk melihat proses soft handover apakah berjalan dengan baik atau tidak. Dari pengujian yang dilakukan diperoleh hasil seperti yang ditunjukkan pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5 Hasil Pengujian Handover Antar Cell
Dari hasil yang diperoleh terlihat proses handover berjalan dengan baik. Hal ini menunjukkan parameter handover yang dimasukkan ke sistem berjalan dengan baik. Namun terlihat bahwa terdapat block call (gagal panggil) pada drive test sektor satu yang disebabkan trafik sibuk karena over coverage dari
antena tetangga yaitu antena sektor satu BTS STO SUNTER
4.5 Optimasi
Optimasi dilakukan untuk mengoptimalkan kinerja dari jaringan. Langkah optimasi dimulai dengan mengamati kegagalan fungsi ataupun kinerja yang tidak berjalan dengan apa yang diharapkan. Dari drive test yang telah dilakukan terlihat bahwa fungsi layanan komunikasi telah berjalan dengan baik, begitu juga proses perpindahan tanganan juga berjalan dengan baik. Namun sebaran sinyal tidak menyebar dengan merata. Terlebih lagi terdapat overshot coverage dari site Tetangga. Langkah optimasi yang dilakukan adalah merubah
pengarahan pada antena sektor tiga dan melakukan down tilt pada antena BTS tetangga yaitu antena sektor satu dari BTS SC AGNTMR.
Pertama perubahan orientasi antena sektor tiga dirubah ke arah pemukiman penduduk. Pengarahan yang sesuai sebesar 315o Langkah selanjutnya adalah menentukan down tilt dari BTS SC AGNTMR. Sebelumnya data dari BTS SC AGTMR ditunjukkan pada Tabel 4.6.
Tabel 4.6 Data BTS SC AGUNG TIMUR
Data Antena Sektor 1 Antena Sektor 2 Antena Sektor 3
Tinggi Antena 36 meter 36 meter 36 meter
Tilting
Elektrik 2 2 2
Tilting
Mekanik 0 0 0
Pengarahan 10 135 240
Tipe Antena Kath_741_987 Kath_741_987 Kath_741_987 Scrambling
Code 120 128 136
Perhitungan down tilt yang sesuai dilakukan dengan bantuan software Kathrein Touch Down Point.Tampilan Software ditunjukkan oleh Gambar 4.8
Gambar 4.8 Kathrein Touch Down Point
Antena yang digunakan adalah antena dengan tipe Kath_741_987 dimana vertikal beam untuk antena ini sebesar 6,50. Tinggi antena 36 meter dan jarak sebesar 1,884 kilometer.Gambar 4.9 memperlihatkan perhitungan jarak dengan menggunakan Map Info.
Gambar 4.9 Perhitungan Jarak
Pengukuran tilting yang sesuai dilakukan dengan mencoba beberapatilting untuk mendapatkantouch down yang berada pada jarak yang diinginkan.Dengan menggunakan software diperoleh hasil yang ditunjukkan oleh Tabel 4.7.
Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Tilting
Tilt Touch Down Point
Upper 3dB (Km) Main Beam (Km) Lower 3dB (Km) 0 Over Horizon Over Horizon 0.63
1 Over Horizon 2.06 0.48 2 Over Horizon 1.03 0.39 3 Over Horizon 0.68 0.32 4 2.75 0.51 0.28 5 1.17 0.41 0.24 6 0.74 0.34 0.22
Dari hasil perhitungan tilting diperolehdown tilt yang sesuai adalah 50.
Langkah selanjutnya adalah melakukan drive test untuk melihat pengaruh dari perubahan tilting yang telah dilakukan.
4.5.1 Drive Test Setelah Optimasi (After)
Setelah perubahan tilting dilakukan, drive test kembali dilakukan untuk melihat hasil dari perubahan yang dilakukan. Permasalahan yang timbul sebelumnya adalah overshot coverage dari antena sektor satu BTS SC AGNG TMR yang menimpa cakupan site uji dan orientasi yang kurang sesuai untuk antena sektor tiga BTS uji. Setelah perubahan dilakukan dilakukann drive test kembali.
Drive yang dilakukan kembali hanya berupa drive test mobility yang melihat
coverage sinyal dari BTS. Gambar 4.10 menunjukkan plotting scrambling code
setelah optimasi
Gambar 4.10 Plotting SC Setelah Perubahan Titling
Drive yang dilakukan kembali hanya berupa drive test mobility yang melihat
coverage sinyal dari BTS. Gambar 4.10 menunjukkan plotting scrambling code
setelah optimasi
Dari hasil plotting terlihat bahwa sebaran cakupan yang terlihat dari scrambling code yang tersebar memperlihatkan cakupan yang telah sesuai.Dimana
masing-masing sektorisasi antena telah mencakup area yang memang telah direncanakan.
Gambar 4.11plotting sebaran perolehan sinyal MS
Perolehan dari antena sektor tiga BTS ujiGambar 4.11 memperlihatkan plotting sebaran perolehan sinyal MS setelah perubahan orientasi antena sektor
3.Dari plotting sebaran sinyal handphone setelah optimasi terlihat sebaran sinyal didominasi level> -75 dBm.Coverage yang tercover pada antena sektor tiga BTS SC AGUNG TIMUR sudah memperliatkan perolehan sinyal yang tinggi.Dapat disimpulkan bahwa sebaran sinyal telah merata pada coverage yang optimum dimana pengguna di asumsikan berada pada area tersebut. Proses pengalihtanganan juga berjalan dengan baik sperti yang ditunjukkan oleh Tabel 4.8