• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN OBAT TRADISIONAL OLEH MASYARAKAT DI DUSUN ROMMULARA WEEPATANDO SUMBA BARAT DAYA NUSA TENGGARA TIMUR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGGUNAAN OBAT TRADISIONAL OLEH MASYARAKAT DI DUSUN ROMMULARA WEEPATANDO SUMBA BARAT DAYA NUSA TENGGARA TIMUR"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

PENGGUNAAN OBAT TRADISIONAL OLEH MASYARAKAT DI DUSUN ROMMULARA WEEPATANDO SUMBA BARAT DAYA

NUSA TENGGARA TIMUR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)

Program Studi Farmasi

Oleh: Alfonsa Anita Bili NIM: 178114101

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

2021

(2)

PENGGUNAAN OBAT TRADISIONAL OLEH MASYARAKAT DI DUSUN ROMMULARA WEEPATANDO SUMBA BARAT DAYA

NUSA TENGGARA TIMUR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)

Program Studi Farmasi

Oleh: Alfonsa Anita Bili NIM: 178114101

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

2021

i

(3)

Persetujuan Pembimbing

PENGGUNAAN OBAT TRADISIONAL OLEH MASYARAKAT DI DUSUN ROMMULARA WEEPATANDO SUMBA BARAT DAYA

NUSA TENGGARA TIMUR

Skripsi yang diajukan oleh: Alfonsa Anita Bili NIM: 178114101

telah disetujui oleh:

Pembimbing Utama

(Dr. Ir. P. Wiryono Proyotamtama, SJ) Tanggal 29 Mei 2021

ii

(4)

Pengesahan Skripsi Berjudul

PENGGUNAAN OBAT TRADISIONAL OLEH MASYARAKAT DI DUSUN ROMMULARA WEEPATANDO SUMBA BARAT DAYA

NUSA TENGGARA TIMUR

Oleh:

3. Dr. apt. Yustina Sri Hartini ……….

iii

Alfonsa Anita Bili NIM: 178114101

Dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Skripsi Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma Pada tanggal: Mengetahui Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma

Dekan

(Dr. apt. Yustina Sri Hartini)

Panitia penguji: Tanda tangan

Dr. Ir. Paulus Wiryono Proyotamtama, SJ. apt. T.B. Titien Siwi Hartayu, M.Kes., Ph.D.

... ... PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(5)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Tidak semua dari kita bisa melakukan hal-hal besar, tetapi kita bisa melakukan hal-hal kecil dengan cinta yang besar

.”

-Bunda Teresa dari Kulkuta

-

Karya ini kupersembahkan untuk: Tuhan Yesus, Bunda Maria dan St. Yosef Bapak, Ibu dan kakak-kakak tercinta Keluarga besar dan para sahabat terkasih Serta Almamater tercinta Universitas Sanata Dharma

iv

(6)

PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi ini tidak termuat dalam karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah. Apabila di kemudian hari ditemukan indikasi plagiarisme dalam naskah ini, maka saya bersedia menaggung segala sanksi sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Yogyakarta, 29 Mei 2021

Alfonsa Anita Bili

v

Penulis, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(7)

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Alfonsa Anita Bili

Nomor Mahasiswa : 178114101

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: Penggunaan Obat Tradisional oleh Masyarakat di Dusun Rommulara Weepatando

Sumba Barat Daya Nusa Tenggara Timur

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Atas kemajuan teknologi informasi, saya tidak berkeberatan jika nama, tanda tangan, gambar atau image yang ada di dalam karya ilmiah saya terindeks oleh mesin pencari (search engine), misalnya google.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 26 Juli 2021 Yang menyatakan

(Alfonsa Anita Bili)

vi

(8)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena atas berkat dan kasih karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Penggunaan Obat Tradisional oleh Masyarakat di Dusun Rommulara Weepatando Sumba Barat Daya Nusa Tenggara Timur” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Farmasi (S.Farm.) di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dan mendukung penulis dalam proses penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih ini penulis sampaikan kepada:

1. Ibu Dr. apt. Yustina Sri Hartini selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

2. Ibu Dr. apt. Christine Patramurti selaku Kepala Program Studi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta sekaligus Dosen Pembimbing Akademik.

3. Romo Dr. Ir. Paulus Wiryono Proyotamtama, SJ selaku dosen pembimbing skripsi yang telah membimbing, mendedikasikan waktu dan membagikan ilmunya melalui kritikan dan saran demi menyempurnakan skripsi ini.

4. Ibu apt. T.B. Titien Siwi Hartayu, M. Kes., Ph.D dan Ibu Dr. apt. Yustina Sri Hartini selaku dosen penguji atas semua saran dan dukungan yang diberikan.

5. Bupati Sumba Barat Daya melalui Dinas Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu Satu Pintu Tenaga Kerja dan Transmigrasi (DPMPTSPTKT) yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian pada masyarakat Dusun Rommulara Weepatando.

6. Bapak Agustinus Bili, Ibu alm. Wilhelmina Wolla Mawo, ketiga kakak saya Paskhalis Saleem Bili, Anastasia Lusia Bili dan Noviana Ice Bili yang selalu mendukung dalam doa, perhatian dan cinta, ajaran moral maupun finansial sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini. 7. Untuk Arnoldus Yansen Lay yang telah membantu penulis lewat ide-ide,

masukan dalam penulisan skripsi. vii

(9)

8. Untuk Melan, Atrini, Petra, dan Even sebagai teman seperjuangan sebimbingan serta teman-teman Fakultas Farmasi angkatan 2017 yang telah mendukung penulis melalui caranya masing-masing.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu penulis membutuhkan kritik dan saran yang membangun untuk menyempurnakan skripsi ini agar menjadi hasil karya yang lebih baik lagi. Penulis berharap semoga skirpsi ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya kesehatan.

Yogyakarta, 29 Mei 2021 Penulis

(Alfonsa Anita Bili)

viii

(10)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN... v

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... vi

PRAKATA ... vii DAFTAR ISI ... ix DAFTAR TABEL ... x DAFTAR LAMPIRAN ... xi ABSTRAK ... xii ABSTRACT ... xiii PENDAHULUAN ... 1 METODE PENELITIAN ... 4

Jenis dan Rancangan Penelitian ... 4

Variabel Penelitian ... 4

Definisi Operasional ... 4

Populasi dan Sampel ... 5

Instrumen Penelitian ... 6

Tata Cara Penelitian ... 7

Uji Validitas dan Uji Pemahaman Bahasa Kuesioner ... 8

Pengolahan dan Analisis Data ... 9

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 11

Gambaran Karakteristik Responden ... 11

Gambaran Penggunaan Obat Tradisional ... 14

KESIMPULAN DAN SARAN ... 22

Kesimpulan ... 22 Saran ... 22 DAFTAR PUSTAKA ... 23 LAMPIRAN ... 24 BIOGRAFI PENULIS ... 34 ix

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel I. Kisi-Kisi Kuesioner... 7

Tabel II. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Usia ... 11

Tabel III. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin ... 11

Tabel IV. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan ... 12

Tabel V. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pekerjaan... 13

Tabel VI. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Penghasilan ... 13

Tabel VII. Distribusi Frekuensi Gambaran Penggunaan Obat Tradisional Berdasarkan Jenis Obat Tradisional... 14

Tabel VIII. Distribusi Frekuensi Gambaran Penggunaan Obat Tradisional Berdasarkan Jenis Penyakit ... 15

Tabel IX. Distribusi Frekuensi Gambaran Penggunaan Obat Tradisional Berdasarkan Tujuan ... 16

Tabel X. Distribusi Frekuensi Gambaran Penggunaan Obat Tradisional Berdasarkan Alasan ... 17

Tabel XI. Distribusi Frekuensi Gambaran Penggunaan Obat Tradisional Berdasarkan Sumber Informasi ... 17

Tabel XII. Distribusi Frekuensi Gambaran Penggunaan Obat Tradisional Berdasarkan Cara Memperoleh ... 19

Tabel XIII. Distribusi Frekuensi Gambaran Penggunaan Obat Tradisional Berdasarkan Bentuk Sediaan ... 19

Tabel XIV. Distribusi Frekuensi Gambaran Penggunaan Obat Tradisional Berdasarkan Cara Penggunaan ... 19

Tabel XV. Distribusi Frekuensi Gambaran Penggunaan Obat Tradisional Berdasarkan Lama Penggunaan ... 20

Tabel XVI. Distribusi Frekuensi Gambaran Penggunaan Obat Tradisional Berdasarkan Efek Samping ... 20

x

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I. Surat Permohonan menjadi Responden ... 25

Lampiran 2. Surat Pernyataan Kesediaan menjadi Responden ... 26

Lampiran 3. Kuesioner Penelitian ... 27

Lampiran 4. Lembar Pernyataan Validitas Isi ... 31

Lampiran 5. Surat Izin Penelitian ... 32

Lampiran 6. Surat Izin Penelitian DPMPTSPTKT... 33

xi

(13)

ABSTRAK

Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berasal dari tumbuhan, hewan, mineral, sediaan sarian (galenik) atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun digunakan untuk pengobatan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat. Penggunaan obat tradisional dalam upaya pengobatan masyarakat telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dan dapat dibeli bebas di apotek, toko obat atau didapatkan langsung dari lingkungan sekitar atas inisiatif sendiri tanpa nasihat dokter. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan penggunaan obat tradisional oleh masyarakat di Dusun Rommulara Weepatando Sumba Barat Daya Nusa TenggaraTimur.

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Rancangan penelitian menggunakan cross sectional dan kuesioner sebagai alat ukur. Jumlah sampel pada penelitian ini 74 orang dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling dan dianalisis secara univariate. Hasil analisis dalam bentuk distribusi frekuensi dan persentase, ditampilkan dalam bentuk tabel disertai pembahasan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis obat tradisional yang paling banyak digunakan adalah Obat Herbal Terstandar berjumlah 87 orang (58.8%), jenis penyakit yang diobati adalah masuk angin berjumlah 37 orang (25,5%), tujuan menggunakan obat tradisional adalah mengobati penyakit ringan berjumlah 51 orang (37.0%), alasan menggunakan obat tradisional adalah cocok dan merasa sembuh berjumlah 54 orang (36.5%), sumber informasi obat tradisional adalah keluarga berjumlah 59 orang (45.1%), cara mendapatkan obat tradisional adalah kios terdekat berjumlah 66 orang (52.4%), bentuk sediaan obat tradisional adalah cairan berjumlah 65 orang (62.5%), cara menggunakan obat tradisional adalah diminum berjumlah 74 orang (100%), lama menggunakan obat tradisional adalah sampai sembuh berjumlah 58 orang (62.4%) serta efek samping menggunakan obat tradisional adalah tidak ada efek samping berjumlah 70 orang (78.6%).

Kata Kunci: Obat tradisional, Pengobatan, Masyarakat Dusun Rommulara.

xii

(14)

ABSTRACT

Traditional medicines are the ingredients or the concoction of ingredients

derived from plants, animals, minerals, galenic preparations or mixtures of these ingredients that have been used from generation to generation for treatment in accordance with the prevailing norms in society. The use of traditional medicines in efforts for society treatment has been proven its safety and efficacy scientifically and can be purchased freely at pharmacies, drugstores or obtained directly from the surrounding environment on one's own initiative without doctor's advice. This research aims to describe the use of traditional medicine by the people at Rommulara Weepatando village, Southwest Sumba, East Nusa Tenggara.

This research is a descriptive research. The research design used cross

sectional and a questionnaire as a measuring tool. The quantity of samples in this

reseach was 74 people with purposive sampling technique and analyzed by

univariate. The results of the analysis are in the form of a frequency distribution

and proportion, in the form of table with its discussion.

The results of this research showed that the most used types of traditional medicine were Standardized Herbal Medicines amounting to 87 people (58.8%), the type of treated disease was catch a cold amounting to 37 people (25.5%), the purpose of using traditional medicine was to treat minor ailments amounting to 51 people (37.0%), the reason for using traditional medicine was suitable and can be considered cured amounting to 54 people (36.5%), the source of information on traditional medicine was the family amounting to 59 people (45.1%), the way to get traditional medicine was the nearest kiosk amounting to 66 people (52.4%), the form of traditional medicine preparation was a liquid amounting to 65 people (62.5%), the way to use traditional medicine was to drink amounting 74 people (100%), the length of time in using traditional medicine was until people cured amounting to 58 people (62.4%) and the side effect of traditional medicine was that there were no side effects amounting to 7 people (78.6%).

Keywords: Traditional medicine, Treatment, Rommulara’s People.

xiii

(15)

1

PENDAHULUAN

Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berasal dari tumbuhan, hewan, mineral, sediaan sarian (galenik) atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun digunakan untuk pengobatan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat (Permenkes RI, 2012). Berdasarkan pemakaian obat tradisional, secara garis besar tujuannya adalah untuk memelihara kesehatan dan menjaga kebugaran jasmani (promotif), mencegah penyakit (preventif), upaya pengobatan (kuratif) dan untuk memulihkan kesehatan (rehabilitatif) (Menkes RI,2007). Hasil Survey Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2014 menunjukkan bahwa presentase penduduk yang melakukan pengobatan diri sendiri akibat keluhan kesehatan yang dialami sebesar 61,05%. Alasan masyarakat Indonesia melakukan pengobatan mandiri karena penyakit dianggap ringan (46%), harga obat yang lebih murah (16%) dan obat mudah diperoleh (9%) (Azyenela dkk,2019).

Obat tradisional telah digunakan secara luas di dunia dan sekitar 80% populasi di beberapa negara menggunakan obat tradisional sebagai perlindungan kesehatan mereka. Beberapa faktor seperti prevalensi penyakit kronik yang terus meningkat dan kegagalan penggunaan obat modern untuk penyakit tertentu serta luasnya akses untuk memperoleh informasi obat herbal menjadi alasan meningkatnya penggunaan obat herbal di negara maju. Obat tradisional telah diterima dengan baik hampir di seluruh negara di dunia, baik di negara berkembang maupun negara maju (Dewi, 2019).

Salah satu propinsi di Indonsia yang banyak mengkonsumsi obat tradisional adalah Propinsi Nusa Tenggara Timur. Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang adalah propinsi kepulauan pada umumnya menggunakan obat tradisional sebagai pengobatan masyarakat. Adapun salah satu Kabupaten yang terdapat di Propinsi NTT adalah Kabupaten Sumba Barat Daya yang akan menjadi tempat bagi peneliti untuk mengumpulkan data terkait dengan penggunaan obat tradisional. Secara astronomis Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD) terletak antara 9018’- 10020’ Lintang Selatan (LS) dan 118055’-1200 23’ Bujur Timur (BT). Berdasarkan data pada tahun 2018, jumlah penduduk di kabupaten Sumba Barat Daya adalah 338.427 jiwa. Secara lebih spesifik, peneliti memilih Dusun Romulara sebagai tempat penelitian. Dusun Rommulara adalah salah satu dusun yang terdapat di Desa Weepatando, Kecamatan Wewewa Tengah. Jumlah total jiwa di Dusun Rommulara sebanyak 1.050 jiwa yang terbagi dalam 3 RW dan 7 RT.

(16)

2

Berdasarkan data yang diperoleh, kehidupan masyarakat di Dusun Romulara masih sangat sederhana dan tradisional. Mayoritas dari warga setempat tidak mengenyam pendidikan yang cukup mereka hidup dari bertani. Dalam kaitannya dengan bidang kesehatan, warga setempat lebih memilih untuk melakuk an pengobatan menggunakan obat tradisional dibandingkan dengan pengobatan se cara medis. Pertimbangan yang seringkali diungkapkan adalah terbatasnya fasilita s kesehatan, biaya pengobatan yang mahal dan masih rendahnya kesadaran serta pemahaman masyarakat akan proses penyembuhan dengan bantuan tenaga medis. Maka dari itu, dengan segala pengalaman yang mereka miliki, obat-abat tradisional masih menjadi pilihan yang ampuh untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit. Adapun beberapa jenis penyakit yang seringkali dialami oleh warga setempat antara lain: sakit kepala, nyeri haid, badan pegal, dan masuk angin.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan berupa wawancara melalui telepon pada 10 orang warga di Dusun Rommulara Weepatando Sumba Barat Daya Nusa Tenggara Timur didapatkan data sebagai berikut: 7 orang warga mengatakan selalu menggunakan obat tradisional, sedangkan 3 orang jarang menggunakan obat tradisional tetapi lebih sering menggunakan obat medis. Warga mengatakan bahwa obat-obat yang dikonsumsi adalah untuk mengobati sakit kepala, nyeri haid, badan pegal dan untuk kesegaran tubuh. Selain itu, untuk mendapatkan obat-obat tersebut dengan membelinya di kios terdekat dengan alasan menggunakan obat tersebut karena harganya murah, mudah diperoleh dan tidak perlu menggunakan resep dokter. Kemudian, terkait informasi tentang obat-obat yang dikonsumsi diperoleh dari teman, keluarga dan iklan di televisi serta mengkonsumsi obat-obat tersebut dengan cara diminum secara langsung dan sungguh merasakan khasiatnya. Warga juga mengatakan bahwa obat-obat tersebut dikonsumsi hanya ketika mengalami rasa sakit.

Dari data tersebut diketahui bahwa sebagian besar masyarakat di Dusun Rommulara menggunakan obat tradisional sebagai pengobatan. Tentu saja ada empat alasan mendasar mengapa Desa Rommulara dipilih oleh peneliti sebagai tempat penelitian. Pertama, Desa Rommulara merupakan daerah asal dari peneliti sendiri sehingga sekurang-kurangnya peneliti sudah sedikit memahami dan mengetahui pola hidup masyarakat setempat dalam penggunaan obat tradisional yang begitu dominan. Kedua, lokasi atau tempat penelitian mudah dijangkau oleh peneliti. Ketiga, peneliti mengenal hampir sebagian besar masyarakat di desa Rommulara sehingga akan sangat mempermudah peneliti untuk mendapatkan data. Keempat, pada umumnya masyarakat desa Rommulara menggunakan bahasa daerah dalam percakapan keseharian (walaupun mereka juga memahami penggunaan bahasa Indonesia dengan baik). Sebagai peneliti yang juga berasal dari

(17)

3

daerah tersebut, penggunaan bahasa daerah dalam penelitian ini akan mempermudah peneliti untuk mengumpulkan dan mendapatkan data sebanyak-banyaknya.

Berdasarkan latar belakang penulisan ini, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Penggunaan Obat Tradisional oleh Masyarakat di Dusun Rommulara Weepatando Sumba Barat Daya Nusa Tenggara Timur” dan belum pernah dilakukan dilokasi tersebut. Adapun tujuan dari penelitian untuk menggambarkan penggunaan obat tradisional yang meliputi karakteristik dan penggunaan obat tradisional oleh masyarakat di Dusun Rommulara Weepatando Sumba Barat Daya Nusa Tenggara Timur. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan tentang gambaran penggunaan obat tradisional oleh masyarakat di Dusun Rommulara Weepatando Sumba Barat Daya Nusa Tenggara Timur. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran terkait penggunaan obat tradisional oleh masyarakat di Dusun Rommulara Weepatando Sumba Barat Daya Nusa Tenggara Timur.

(18)

4

METODE PENELITIAN Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini bersifat non eksperimental dengan metode deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskriptif tentang suatu keadaan secara objektif (Notoatmodjo, 2010). Rancangan penelitian menggunakan cross sectional survey yaitu suatu penelitian untuk mempelajari korelasi antara faktor-faktor risiko dengan cara pendekatan atau pengumpulan data sekaligus pada saat tertentu saja (Ariani, 2014).

Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu karakteristik dan gambaran penggunaan obat tradisional (jenis obat tradisional yang digunakan, jenis penyakit yang diobati, tujuan menggunakan obat tradisional, alasan menggunakan obat tradisional, sumber informasi obat tradisional, cara mendapatkan obat tradisional, bentuk sediaan obat tradisional, cara menggunakan obat tradisional, lama penggunaan obat tradisional serta efek samping menggunakan obat tradisional). Karakteristik masyarakat yang dimaksud seperti umur, jenis kelamin, pendidikan terakhir, pekerjaan dan penghasilan.

Definisi Operasional

Dalam penelitian ini yang menjadi definisi operasionalnya adalah penggunaan obat tradisional. Penggunaan obat tradisional adalah kegiatan dan usaha yang dilakukan oleh masyarakat di Dusun Rommulara Weepatando Sumba Barat Daya Nusa Tenggara Timur untuk memanfaatkan obat tradisional dalam upaya pengobatan masyarakat. Obat tradisional yang digunakan oleh masyarakat Dusun Rommulara adalah obat yang sudah diuji secara klinis dan bahan bakunya telah distandarisasi serta memenuhi persyaratan dalam pengobatan. Penggunaan obat tradisional meliputi karakteristik (umur, jenis kelamin, pendidikan terakhir, pekerjaan dan penghasilan) dan gambaran penggunaan obat tradisional (jenis obat tradisional yang digunakan, jenis penyakit yang diobati, tujuan menggunakan obat tradisional, alasan menggunakan obat tradisional, sumber informasi obat tradisional, cara mendapatkan obat tradisional, bentuk sediaan obat tradisional, cara menggunakan obat tradisional, lama penggunaan obat tradisional serta efek samping menggunakan obat tradisional). Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner.

(19)

5

Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Ariani, 2014). Populasi target dalam penelitian ini adalah jumlah warga di Dusun Rommulara Weepatando Sumba Barat Daya Nusa Tenggara Timur yang bisa diperhitungkan sebagai populasi penelitian berjumlah 290 terdiri dari laki-laki berjumlah 140 orang dan perempuan berjumlah 150 orang.

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah masyarakat yang berada di Dusun Rommulara Weepatando Sumba Barat Daya yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi pada penelitian. Kriteria inkusi dalam penelitian ini adalah warga di Dusun Rommulara yang berusia 18 tahun sampai dengan 65 tahun, warga yang pernah atau sedang menggunakan obat tradisional, bersedia menjadi responden. Sedangkan kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah warga yang tidak pernah menggunakan obat tradisional, warga yang tidak ditemui saat dilakukan penelitian.

Penentuan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rumus Slovin dengan tingkat kesalahan 0,1 sebagai berikut (Sani,2018):

Keterangan:

n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi

d2 = Derajat kepercayaan (0,1)

Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan:

n

=

290

1+290 (0,1)2 = 74 orang

Setelah dilakukan perhitungan, maka didapat n = 74 (sampel berjumlah 74 orang). Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik Purposive Sampling. Purposive Sampling merupakan teknik pengambilan sampel berdasarkan atas adanya pertimbangan yang berfokus pada tujuan tertentu (Arikunto,2010). Tujuan tertentu yang dimaksudkan adalah menggambarkan penggunaan obat tradisional. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan kriteria – kriteria tertentu yang telah ditentukan langsung oleh peneliti dan telah dijabarkan pada kriteria inklusi. Semua Masyarakat yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi

(20)

6

diminta kesediaannya sebagai responden dan mengisi kuisioner. Jumlah responden dihitung menggunakan rumus Slovin didapat 74 orang.

Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2014). Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan berupa kuesioner yaitu serangkaian data yang memuat pertanyaan yang diajukan kepada responden. Pertanyaan yang disajikan dalam kuesioner bersifat semi terbuka yaitu jenis pertanyaan kuesioner yang meminta responden untuk melakukan pilihan jawaban sesuai dengan pengetahuannya. Kuesioner yang digunakan sudah melalui uji validitas dan uji pemahaman bahasa. Pengujian validitas dilakukan untuk memastikan bahwa kuisioner yang digunakan memiliki ketepatan dan kecermatan dalam pengukurannya, pengujian ini akan menggunakan bantuan para ahli (Professional judgement).

Beberapa pertanyaan dalam kuisioner ini mengadopsi penelitian dari Alfi (2019). Namun ada perbedaan karena pada kuesioner penelitian ini terdapat pengurangan pertanyaan untuk menyesuaikan dengan tujuan penelitian. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini dibuat dalam bentuk pilihan ganda (multiple choice) berjumlah 12 pertanyaan yang menggambarkan penggunaan obat tradisional meliputi jenis obat tradisional yang digunakan, jenis penyakit yang diobati, tujuan menggunakan obat tradisional, alasan menggunakan obat tradisional, sumber informasi obat tradisional, cara mendapatkan obat tradisional, bentuk sediaan obat tradisional, cara menggunakan obat tradisional, lama penggunaan obat tradisional serta efek samping menggunakan obat tradisional. Pertanyaan dalam kuisioner yang menggambarkan penggunaan obat tradisional oleh responden yang diukur diringkas dalam tabel berikut.

(21)

7

Tabel I. Kisi-kisi kuesioner masyarakat tentang gambaran penggunaan obat tradisional oleh Masyarakat di Dusun Rommulara

Weepatando Sumba Barat Daya Nusa Tenggara Timur Aspek yang diteliti Indikator Jumlah sampel Gambaran penggunaan obat tradisional

Jenis obat tradisional yang digunakan 1

Jenis penyakit yang diobati 1

Tujuan penggunaan obat tradisional 1 Alasan penggunaan obat tradisional 1 Sumber informasi obat tradisional 1 Cara mendapatkan obat tradisional 1 Bentuk sediaan obat tradisional 1 Cara penggunaan obat tradisional 1 Lama penggunaan obat tradisional 1 Efek samping penggunaan obat

tradisional

1

Total 10

Tata Cara Penelitian

1. Tahap persiapan pengumpulan data

a. Peneliti terlebih dahulu mendapatkan surat ijin penelitian dan pengambilan data dari pihak akademik.

b. Peneliti mengajukan permohonan izin penelitian berdasarkan surat pengantar dari kampus yang ditujukan ke Bupati melalui Dinas Penanamana Modal, Pelayanan Terpadu Satu Pintu Tenaa Kerja dan Transmigrasi (DPMPTSPTKT) Kabupaten Sumba Barat Daya tembusan ke Camat Wewewa Tengah dan Kepala Desa Weepatando sebagai tempat penelitian. c. Peneliti melakukan uji validitas kuesioner yang diestimasi lewat pengujian

terhadap isi tes melalui Professional Judgement yaitu Apoteker yang sudah ahli atau memiliki pengalaman pada bidang yang diteliti.

d. Data yang sudah terkumpul kemudian diolah untuk menentukan kuesioner itu valid dan tidak. Kuesioner yang tidak valid dibuang sedangkan kuesioner yang valid akan digunakan dalam penelitian.

2. Tahap pelaksanaan pengumpulan data

a. Meminta bantuan asisten penelitian sebanyak 2 orang dalam bidang kesehatan. Sebelum penelitian dilaksanakan, terlebih dahulu peneliti melakukan apersepsi terhadap asisten penelitian.

b. Pelaksanaan penelitian dimulai dengan menentukan responden yang akan diteliti sesuai dengan kriteria inklusi yang telah ditentukan. Penelitian

(22)

8

dilakukan dengan cara berkunjung dari rumah ke rumah (door to door). c. Responden diberikan penjelasan terkait maksud dan tujuan penelitian.

Responden yang setuju untuk berpartisipasi dalam penelitian, diberikan lembar persetujuan menjadi responden untuk ditandatangani terlebih dahulu.

d. Setelah itu, peneliti memberikan kuesioner kepada responden kemudian menjelaskan cara pengisian kuesioner tersebut. Kuesioner yang digunakan adalah yang bersifat terbuka yaitu berupa pilihan ganda (multiple choice). Kemudian, responden mengisi jawaban sesuai dengan pilihan jawaban yang telah disediakan oleh peneliti.

e. Setelah responden menjawab semua pertanyaan, kemudian dikembalikan kepada peneliti.

f. Selanjutnya peneliti mengoreksi kembali kelengkapan pengisian kuesioner. g. Bila terdapat item pertanyaan yang belum terisi, peneliti meminta responden

untuk melengkapinya kembali.

h. Penelitian berlangsung sampai pengumpulan data dari responden terpenuhi sesuai yang dibutuhkan.

i. Data yang sudah terkumpul kemudian dilanjutkan dengan analisa data untuk mendapatkan hasil penelitian.

3. Tahap akhir

Pada tahap akhir, semua data diolah dengan bantuan komputer, kemudian peneliti melakukan penyusunan laporan, presentasi hasil, revisi dan penyerahan laporan akhir.

Uji Validitas dan Uji Pemahaman Bahasa Kuesioner 1. Uji Validitas

Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitasi isi (Content Validity). Validasi isi adalah validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap isi tes melalui Professional Judgement. Uji validitas isi secara professional judgement, dalam penelitian ini ahli yang dimaksud adalah orang yang sudah ahli atau memiliki pengalaman pada bidang yang diteliti (Sugiyono, 2013). Professional judgement yang dimaksud adalah apoteker. Pertanyaan yang dibuat telah dinilai kemampuannya dalam menjawab nilai yang akan diukur dan tidak keluar dari batasan tujuan. Untuk mengetahui apakah tes itu valid atau tidak harus dilakukan melalui penelaah kisi- kisi tes

(23)

9

untuk memastikan bahwa soal-soal tes itu sudah mewakili atau mencerminkan keseluruhan materi yang seharusnya dikuasai secara proporsional (Antara,2020).

2. Uji Pemahaman Bahasa

Uji pemahaman bahasa dilakukan untuk mengetahui tingkat pemahan responden dengan bahasa yang digunakan dalam instrumen tersebut. Uji pemahaman bahasa dilakukan dengan memberikan instrumen tersebut kepada 5 orang yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi yang berkarakteristik sama dengan responden namun tidak memiliki pengaruh terhadap responden penelitian. Hasil uji pemahaman bahasa yang dilakukan terhadap 5 responden dan telah diketahui bahwa bahasa yang digunakan dalam kuisioner tersebut cukup sederhana dan dapat dipahami oleh responden. Hal ini dibuktikan dengan tidak adanya responden yang menggaris bawahi kalimat atau kata sehingga menunjukkan responden tersebut memahami pertanyaan pada kuisioner tersebut.

Pengolahan dan Analisis Data

Pada penelitian ini dilakukan beberapa langkah pengolahan data yaitu pengeditan (Editing), dimana dapat dilakukan dengan cara memeriksa seluruh kuesioner yang telah diisi dengan data meliputi kesesuaian jawaban dan kelengkapan jawaban. Kemudian data diberi kode (Coding) berdasarkan ketentuan yang ditetapkan peneliti untuk memudahkan peneliti dalam mengolah berbagai data yang telah terkumpul lalu dimasukkan kedalam program MS excel (Ariani, 2014).

Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis univariat yaitu analisis yang bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. Pada penelitian ini, analisis data dilakukan secara deskriptif dengan menghitung persentase variabel yang meliputi karakteristik responden dan gambaran penggunaan obat tradisional oleh responden yang telah mengisi kuisioner. Analisis ini menghasilkan distribusi frekuensi dan persentase. Hasil analisis data ditampilkan dalam bentuk tabel disertai pembahasan (Notoatmodjo, 2010). Perhitungan persentase dilakukan dengan rumus (Ariani, 2014):

Keterangan: P = Persentasi

f = Jumlah jawaban jenis n = Jumlah total pertanyaan

(24)

11

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan di Dusun Rommulara Weepatando Sumba Barat Daya Nusa Tenggara Timur. Responden dalam penelitian ini adalah warga di Dusun Rommulara yang berusia 18 tahun sampai dengan 65 tahun, warga yang pernah atau sedang menggunakan obat tradisional dan bersedia menjadi responden. Sebanyak 74 responden dalam penelitian ini telah mengisi kuesioner dengan lengkap dan peneliti telah melakukan analisis terhadap kuesioner yang telah diisi tersebut.

Penyajian dan pembahasan hasil penelitian ini terdiri dari karakteristik responden warga Dusun Rommulara Weepatando Sumba Barat Daya Nusa Tenggara Timur yang meliputi usia, jenis kelamin, pendidikan terakhir, pekerjaan dan penghasilan. Karakteristik responden diuraikan sebagai berikut:

1. Karakteristik Responden Penelitian

Tabel II. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Usia

No Umur Frekuensi Persentase(%)

1. 18-25 11 14,9 2. 26-35 20 27,0 3. 36-45 25 33,8 4. 46-55 10 13,5 5. 55-65 8 10,8 Total 74 100,0

Sumber: Data penelitian terolah, 2021

Data pada tabel II menunjukkan bahwa responden terbanyak adalah usia 36-45 tahun berjumlah 25 orang (33,8%) sedangkan responden paling sedikit adalah usia 55-65 tahun berjumlah 8 orang (10,8%).

Tabel III. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase(%)

1. Laki-Laki 33 44,6

2. Perempuan 41 55,4

Total 74 100,0

Sumber: Data penelitian terolah, 2021

Data pada tabel III menunjukkan bahwa responden terbanyak adalah berjenis kelamin perempuan berjumlah 41 orang (55,4%) sedangkan responden paling sedikit adalah berjenis kelamin laki-laki berjumlah 33 orang (44,6%). Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dewi (2019), yang mana data penelitian menunjukkan jenis kelamin perempuan lebih banyak bersedia menjadi responden sebanyak 52,98%.

(25)

12

Tabel IV. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan No Pendidikan Terakhir Frekuensi Persentase(%)

1. Tidak Tamat SD 2 2,7 2. SD 31 41,9 3. SMP 24 32,4 4. SMA 12 16,2 5. Perguruan Tinggi 5 6,8 Total 74 100,0

Sumber: Data penelitian terolah, 2021

Data pada tabel IV menunjukkan bahwa responden terbanyak adalah pendidikan SD berjumlah 31 orang (41,9%) sedangkan responden paling sedikit adalah pendidikan perguruan tinggi berjumlah 5 orang (6,8%). Hal ini dikarenakan mayoritas dari warga setempat tidak mengenyam pendidikan yang tinggi. Tingkat pendidikannya hanya sebatas SD, SMP, SMA dan bahkan ada juga yang tidak menyelesaikan pendidikannya di jenjang SD. Dalam kaitannya dengan bidang kesehatan kurangnya pengetahuan warga terkait penggunaan obat tradisional. Hal ini menyebabkan perekonomian mereka sangat rendah karena hanya bergantung pada hasil tanam untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Masyarakat dengan latar belakang pendidikan tinggi lebih cenderung menggunakan obat-obatan modern dan sudah jarang menggunakan obat tradisional. Latar belakang masyarakat dengan tingkap pendidikan yang lebih tinggi akan cenderung mempertimbangkan terkait khasiat dari obat yang hendak digunakan dan melakukan penelusuran informasi sebelum digunakan (Suherman dan Febrina,2018). Tingkat pengetahuan akan membentuk cara berpikir dan kemampuan seseorang untuk memahami faktor-faktor yang berhubungan dengan penyakit atau keluhan dan menggunakan pengetahuan tersebut untuk menjaga kesehatannya (Agustini, 2019). Menurut penelitian Desni (2013) obat tradisional lebih banyak dikonsumsi oleh seseorang yang memiliki pengetahuan tentang obat tradisional. Semakin percaya seseorang akansuatu pengobatan maka semakin tinggi potensinya untuk memilih pengobatan yang diyakini khasiat dan keamanannya.

(26)

13

Tabel V. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pekerjaan

No Pekerjaan Frekuensi Persentase(%)

1. Ibu rumah tangga 19 25,7

2. Petani 43 58,1

3. Wiraswasta 9 12,2

4. Pelajar 3 4,1

Total 74 100,0

Sumber: Data penelitian terolah, 2021

Data pada tabel V menunjukkan bahwa responden terbanyak adalah petani berjumlah 43 orang (58,1%) sedangkan responden paling sedikit adalah pelajar berjumlah 3 orang (4,1%). Hal ini dikarenakan mayoritas warga di Dusun Rommulara adalah bertani. Pengetahuan warga tentang bertani mungkin cukup. Namun, terkait pemahaman warga tentang obat dan penggunaannya bahwa pengetahuan warga tentang obat tradisional dan penggunaanya sangat terbatas dengan corak hidup yang sederhana, fokus pada kehidupan bertani, serta terbatasnya fasilitas kesehatan bagi warga setempat, menjadi sejumlah faktor yang mempengaruhi pengetahuan mereka akan obat tradisional dan cara penggunaannya. Selain itu, kurangnya edukasi dan sosialisasi dari pihak kesehatan terhadap warga tentang penggunaan obat tradisional. Sejumlah situasi ini berpengaruh pada seberapa besar perhatian warga pada masalah kesehatan yang berhubungan dengan penggunaan obat dalam kehidupan harian mereka.

Warga yang berprofesi sebagai petani menggunakan obat tradisional karena cocok dan merasa sembuh selain itu karena mudah diperoleh dikios terdekat. Warga yang berprofesi sebagai petani sangat memperhitungkan aspek ekonomi seperti penghasilan yang mereka dapatkan ketika berkaitan dengan masalah kesehatan. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian Dewi (2019) yang menyatakan bahwa sebagian besar responden adalah wirasawasta berjumlah 51 orang (30,36%) dikarenakan pada saat penelitian penduduk wiraswasta yang paling mungkin untuk ditemui karena mereka berwiraswasta ditempat tinggalnya seperti membuka usaha dirumah, terutama ibu-ibu yang membuka usaha Laundry, barang harian.

Tabel VI. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Penghasilan

No Penghasilan Frekuensi Persentase(%)

1. <500.000,00 38 51,4

2. 1.000.000,00-2.000.000,00 29 39,2

3. 2.000.000,00-3.000.000,00 7 9,5

Total 74 100,0

Sumber: Data penelitian terolah, 2021

(27)

14

Data pada tabel VI menunjukkan bahwa responden terbanyak adalah berpenghasilan <500.000,00 berjumlah 38 orang (51,4%) sedangkan responden paling sedikit adalah berpenghasilan 2.000.000,00-3.000.000,00 berjumlah 7 orang (9,5%). Hal ini dikarenakan sebagian besar responden berpekerjaan sebagai petani seperti yang ditunjukkan pada tabel VI diatas. Kisaran penghasilan dari data tersebut memberi gambaran mengapa warga lebih memilih menggunakan obat tradisional dibandingkan dengan pengobatan secara medis. Menurut Pitriani dan Herawanto (2019) kondisi keuangan keluarga atau pendapatan yang diterima mempengaruhi keputusan dalam pemanfaatan fasilitas layanan kesehatan termasuk kecepatan untuk meminta pertolongan apabila ada anggota keluarga yang sakit.

2. Gambaran Penggunaan Obat Tradisional

Tabel VII. Distribusi Frekuensi Gambaran Penggunaan Obat Tradisional Berdasarkan Jenis Obat Tradisional

No Penggunaan F rekuensi Persentase(%)

1. Jamu 38 25,7

2. Obat Herbal Terstandar (OHT) 87 58,8

3. Fitofarmaka 23 15,5

Total 148 100,0

Sumber: Data penelitian terolah, 2021

Data pada tabel VII menunjukkan bahwa pengguna obat tradisional terbanyak adalah jenis Obat Herbal Terstandar (OHT) berjumlah 87 orang (58,8%) sedangkan pengguna obat tradisional paling sedikit adalah jenis obat fitofarmaka berjumlah 23 orang (15,5%). Berdasarkan Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, Nomor: HK.00.05.4.2411 tahun 2004 tentang Ketentuan Pokok Pengelompokkan dan Penandaan Obat Bahan Alam Indonesia, obat tradisional dikelompokkan menjadi 3 jenis yaitu jamu, Obat Herbal Terstandar (OHT) dan Fitofarmaka. Dalam penelitianini juga dibahas terkait jenis-jenis obat tradisional.

Dalam penelitian ini, Obat Herbal Terstandar adalah yang paling banyak digunakan oleh warga di Dusun Rommulara. Secara umum warga belum mengetahui produk obat yang termasuk dalam 3 jenis obat tradisional yaitu Jamu, Obat Herbal Terstandar dan Fitofarmaka. Obat Herbal Terstandar lebih banyak digunakan karena jelas bahwa Obat Herbal Terstandar telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik dan bahan bakunya telah distandarisasi sedangkan Jamu belum teruji secara klinik maupun praklinik. Selain itu, pada umumnya warga di Dusun Romulara tidak begitu mengenal atau PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(28)

15

tidak begitu familiar dengan penggunaan jamu sebagai alternatif pengobatan. Faktanya, masyarakat sangat jarang membuat ramuan obat dari Jamu yang prosesnya juga membutuhkan waktu yang lama karena harus mengumpulkan bahan-bahan terlebih dahulu.. Karena itu, obat yang paling mudah dan paling praktis didapatkan dan langsung bisa digunakan oleh masyarakat adalah Obat Herbal Terstandar yang dapat dibeli bebas di apotek, toko obat atau didapatkan langsung dari lingkungan sekitar atas inisiatif sendiri tanpa nasihat dokter.

Penggunaan obat jenis Obat Herbal Terstandar oleh warga menjadi pilihan yang paling mudah dan praktis bagi warga di Dusun Romulara karena khasiat dari obat-obat tersebut sudah sangat jelas terlihat dari bungkusan obat-obat yang dijual. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian. Selain itu, penggunaan jenis produk Obat Herbal Terstandar oleh warga disesuaikan dengan jenis penyakit yang sering dialami oleh warga tersebut. Penelitian ini berbeda dengan Dewi (2019) yang menyatakan bahwa Jamu lebih banyak dikonsumsi oleh masyarakat yaitu (52,38%), hal ini dikarenakan produk Jamu lebih banyak beredar di Indonesia dibandingkan dengan Obat Herbal Terstan dar dan fitofarmaka.

Tabel VIII. Distribusi Frekuensi Gambaran Penggunaan Obat Tradisional Berdasarkan Jenis Penyakit

No Penggunaan Frekuensi Persentase(%)

1. Sakit Kepala 22 15,2 2. Badan Pegal 16 11,0 3. Demam 12 8,3 4. Batuk 17 11,7 5. Diare 13 9,0 6. Nyeri Haid 13 9,0 7. Masuk Angin 37 25,5 8. Melancarkan BAB 2 1,3

9. Daya Tahan Tubuh 13 9,0

Total 145 100.0

Sumber: Data penelitian terolah, 2021

Data pada tabel VIII menunjukkan bahwa jenis penyakit terbanyak yang pernah diobati oleh responden adalah masuk angin berjumlah 37 orang (25,5%). Salah satu produk obat yang paling banyak digunakan oleh warga adalah Tolakangin dimana produk obat tradisional tersebut tergolong Obat Herbal Terstandar yang digunakan untuk mengobati jenis penyakit masuk angin.

(29)

16

Menurut Triratnawati (2010) masuk angin adalah penyakit yang paling sering dialami masyarakat terkait dengan pola kerja maupun perubahan cuaca yang ada di lingkungan tempat tinggal. Kondisi kelelahan baik akibat kerja, kurang tidur, terpapar angin terus menerus menyebabkan daya tahan tubuh menurun, akibatnya tubuh sering mengalami gejala seperti masuk angin, demam, pusing, flu dan gejala lainnya. Umumnya jenis penyakit yang seringkali dialami dan diobati oleh warga setempat antara lain: sakit kepala, nyeri haid, badan pegal, dan masuk angin. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dewi (2019) bahwa jenis penyakit yang paling banyak dialami masyarakat adalah masuk angin berjumlah 63 orang (37,50%).

Tabel IX. Distribusi Frekuensi Gambaran Penggunaan Obat Tradisional Berdasarkan Tujuan Penggunaan Obat

No Penggunaan Frekuensi Persentase(%)

1. Mencegah Penyakit 19 13.8

2. Mengobati Penyakit Ringan 51 37.0

3. Memelihara Kesehatan dan

menjaga Kebugaran Jasmani 23 16.7

4. Upaya untuk mengganti atau mendampingi

penggunaan obat medis 5 3.6

5. Memulihkan penyakit 33 23.9

6. Mengurangi nyeri haid 7 5.0

Total 138 100.0

Sumber: Data penelitian terolah, 2021

Data pada tabel IX menunjukkan bahwa tujuan warga menggunakan obat tradisional paling banyak adalah untuk mengobati penyakit ringan berjumlah 51 orang (37.0%) sedangkan tujuan penggunaan obat tradisional paling sedikit adalah sebagai upaya untuk mengganti atau mendampingi penggunaan obat medis berjumlah 5 orang (3,6%). Hal ini disebabkan karena warga merasa cocok dan sembuh setelah obat tersebut digunakan. Selain itu, juga disebabkan oleh harga obat tradisional yang murah dan mudah didapat serta tanpa menggunakan resep dokter sehingga mereka menggunakan pengobatan tradisional untuk mengobati penyakit-penyakit yang bersifat ringan sebelum yang bersangkutan memeriksakan diri ke petugas kesehatan/dokter. Penyakit ringan yang banyak dialami oleh masyarakat adalah masuk angin. Hal ini sudah menjadi kebiasaan warga dalam mengobati penyakit ringan.

(30)

17

..

Tabel X. Distribusi Frekuensi Gambaran Penggunaan Obat Tradisional Berdasarkan Alasan Penggunaan Obat

No Penggunaan Frekuensi Persentase(%)

1. Terbuat dari bahan herbal/alam 11 7.4

2. Cocok dan merasa sembuh 54 36.5

3. Tidak perlu menggunakan resep 9 6.1

4. Harga lebih murah 43 29.1

5. Mudah diperoleh 20 13.5

6. Tidak beracun 11 7.4

Total 148 100.0

Sumber: Data penelitian terolah, 2021

Data pada tabel X menunjukkan bahwa alasan terbanyak responden menggunakan obat tradisional adalah karena merasa cocok dan sembuh berjumlah 54 orang (36,5%) sedangkan alasan paling sedikit responden menggunakan obat tradisional adalah karena tidak perlu menggunakan resep dokter berjumlah 9 orang (6,1%). Kebanyakan warga mengatakan bahwa khasiat obat tradisonal setelah dikonsumsi membawa perubahan pada tubuh, merasa cocok dan sembuh. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian Dewi (2019) yang menyatakan bahwa alasan masyarakat menggunakan obat tradisional paling banyak karena terbuat dari bahan alami yaitu (37,50%). Hal ini dikarenakan banyak masyarakat yang percaya bahwa penggunaan obat dengan bahan alami dianggap lebih aman dan ini sesuai dengan pernyataan yang digemakan pemerintah agar masyarakat kembali ke alam (back to nature).

Tabel XI. Distribusi Frekuensi Gambaran Penggunaan Obat Tradisional Berdasarkan Sumber Informasi

No Penggunaan Frekuensi Persentase(%)

1. Media cetak/elektronik 7 5.3

2. Media sosial (FB, Youtube,

Instagram, dll) 3 2.3

3. Teman/Kenalan 41 31.3

4. Keluarga 59 45.1

5. Tenaga Kesehatan 21 16.0

Total 131 100.0

Sumber: Data penelitian terolah, 2021

Data pada tabel XI menunjukkan bahwa responden pengguna obat tradisional terbanyak mendapatkan sumber informasi dari keluarga berjumlah 59 orang (45,1%) sedangkan responden pengguna obat tradisional paling sedikit mendapatkan sumber informasi dari media sosial (FB, Youtube, Instagram, dan lain-lain) berjumlah 3 orang (2,3%). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(31)

18

Informasi terkait penggunaan obat tradisional tidak terlepas dari peran keluarga. Keluarga adalah unit dari masyarakat dan merupakan lembaga yang mempengaruhi kehidupan masyarakat (Friedman, 2010). Keluarga merupakan sistem pendukung utama yang memberi perawatan langsung pada setiap keadaan sehat atau sakit dari anggota keluarga. Tipe keluarga dalam penelitian ini adalah keluarga besar yang meliputi keluarga inti ditambah keluarga yang lain (karena hubungan darah) misalnya kakek, nenek, bibi, paman, sepupu. Keluarga memiliki peran yang sangat penting dalam memberikan informasi mengenai obat tradisional.

Informasi tentang penggunaan obat lebih sering didapatkan melalui keluarga daripada tenaga kesehatan. Hal ini menunjukkan bahwa kenyataan ini pertama-tama bertitik tolak dari kurangnya fasilitas kesehatan bagi warga di Dusun Romulara. Terbatasnya akses kesehatan bagi warga mempersulit jalannya proses edukasi dan sosialisasi yang ideal bagi warga. Ditambah lagi dengan minimnya tenaga kesehatan yang bertugas di dusun Rommulara. Karena itu, informasi terkait dengan penggunaan obat tradisional didapatkan melalui keluarga berdasarkan pengalaman dan pengetahuan yang tentu saja terbatas. Warga setempat juga tidak mengenyam pendidikan yang cukup hanya sebatas SD. Selain itu juga diketahui bahwa informasi yang didapatkan hanya melalui keluarga dan tanpa sosialisasi yang cukup dari tenaga kesehatan berakibat pada pengetahuan warga yang juga terbatas tentang obat tradisional.

Adapun sebagian besar informasi mengenai pengobatan menggunakan obat tradisional dipengaruhi oleh sosial budaya baik dari keluarga/orangtua maupun masyarakat di lingkungan tempat tinggal. Selain itu, juga pengetahuan, sikap dan perilaku dari salah satu anggota keluarga atau lebih, dapat mempengaruhi pengambilan keputusan dalam melakukan pengobatan menggunakan obat tradisional untuk anggota keluarga yang lain. Hasil penelitian ini berbeda dengan Dewi (2019) yang menyatakan bahwa sumber informasi dan pengetahuan tentang obat tradisional paling banyak adalah lewat media cetak atau elektronik (47,62%). Dalam hal ini, media berpengaruh pada pengetahuan seseorang.

(32)

19

Tabel XII. Distribusi Frekuensi Gambaran Penggunaan Obat Tradisional Berdasarkan Cara Memperoleh

No Penggunaan Frekuensi Persentase(%)

1. Apotek 20 15.8

2. Tempat Penjual Obat Keliling 21 16.7

3. Toko Obat 19 15.1

4. Kios Terdekat 66 52.4

Total 126 100.0

Sumber: Data penelitian terolah, 2021

Data pada tabel XII menunjukkan bahwa responden terbanyak memperoleh obat tradisional di kios terdekat berjumlah 66 orang (52,4%) sedangkan responden paling sedikit memperoleh obat tradisional di toko obat berjumlah 19 orang (15,8%). Hal ini disebabkan oleh jarak tempuh yang jauh dengan apotek dan terbatasnya alat transportasi. Selain itu, masyarakat juga memperhitungkan biaya transportasi yang mahal yang harus dikeluarkan jika mereka pergi ke apotek ditambah lagi dengan lamanya waktu perjalanan yang dianggap banyak menghabiskan waktu sehingga pilihan yang paling praktis bagi warga adalah membeli obat di kios terdekat yang mudah dijangkau. Hasil penelitian ini berbeda dengan Dewi (2019) yang menyatakan bahwa tempat memperoleh obat tradisional yang paling banyak adalah apotek berjumlah 108 orang (64,29%). Hal ini menunjukkan bahwa cukup banyaknya jumlah apotek di wilayah tersebut.

Tabel XIII. Distribusi Frekuensi Gambaran Penggunaan Obat Tradisional Berdasarkan Bentuk Sediaan

No Penggunaan Frekuensi Persentase(%)

1. Pil/ Tablet 38 36.5

2. Kapsul 1 1.0

3. Cairan 65 62.5

Total 104 100.0

Sumber: Data penelitian terolah, 2021

Data pada tabel XIII menunjukkan bahwa bentuk sediaan obat tradisional terbanyak adalah cairan berjumlah 65 orang (62,5%) sedangkan bentuk sediaan obat tradisional paling sedikit adalah kapsul berjumlah 1 orang (1,0%). Hal ini disebabkan oleh jenis penyakit yang sering dialami oleh warga yaitu masuk angin dan badan pegal.

Tabel XIV. Distribusi Frekuensi Gambaran Penggunaan Obat Tradisional Berdasarkan Cara Penggunaan

No Penggunaan Frekuensi Persentase(%)

1. Diminum 74 100,0

Total 74 100.0

Sumber: Data penelitian terolah, 2021

(33)

20

Data pada tabel XIV menunjukkan bahwa semua responden menggunakan obat tradisional dengan cara diminum berjumlah 74 orang (100%). Hal ini dikarenakan obat yang biasa dikonsumsi berupa tablet dan cairan.

Tabel XV. Distribusi Frekuensi Gambaran Penggunaan Obat Tradisional Berdasarkan Lama Penggunaan

No Penggunaan Frekuensi Persentase (%)

1. < 1 Minggu 31 33,3

2. 1 Minggu 4 4,3

3. Sampai Sembuh 58 62,4

Total 93 100,0

Sumber: Data penelitian terolah, 2021

Data pada tabel XV menunjukkan bahwa lama penggunaan obat tradisional terbanyak adalah sampai sembuh berjumlah 58 orang (62,4%) sedangkan lama penggunaan obat tradisional paling sedikit adalah 1 minggu berjumlah 4 orang (4,3%). Hal ini dikarenakan penyakit yang dialami masyarakat bersifat ringan, merasa cocok serta riwayat penggunaan obat tersebut ketika mengalami keluhan atau penyakit yang sama. Terkait lama penggunaan obat tradisional warga mengatakan jika sudah merasa membaik, maka sudah bisa berhenti untuk mengkonsumsi obat tersebut. Namun, secara umum warga menggunakan obat tradisional dengan lama penggunaan hanya didasarkan pada pengalaman sehingga tidak memiliki tolak ukur yang tepat bagaimana waktu dan frekuensi penggunaan obat tradisional.

Tabel XVI. Distribusi Frekuensi Gambaran Penggunaan Obat Tradisional Berdasarkan Efek Samping

No Penggunaan Frekuensi Persentase (%)

1. Tidak ada efek samping 70 78.6

2. Pusing 4 4.5

3. Mengantuk 15 16.9

Total 89 100.0

Sumber: Data penelitian terolah, 2021

Data pada tabel XVI menunjukkan bahwa efek samping penggunaan obat tradisional terbanyak adalah tidak ada efek samping berjumlah 70 orang (78,6%) sedangkan efek samping penggunaan obat tradisional paling sedikit adalah pusing berjumlah 4 orang (4,5%). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(34)

21

Hal ini dikarenakan penggunaan obat tradisional dinilai lebih aman dalam penggunaannya karena memiliki efek samping yang relatif rendah. Selain itu, warga juga mengatakan bahwa setelah mengonsumsi obat tradisional tersebut biasanya akan merasakan khasiat dari konsumsi obat tradisional tersebut. Khasiat obat tradisional dapat timbul pada kondisi dimana konsumsi obat tradisional dilakukan pada dosis atau takaran yang sesuai. Ketepatan dosis ini juga yang kemudian berkaitan dengan jawaban warga terkait tidak adanya efek samping yang dirasakan jika mengonsumsi obat tradisional.

(35)

22

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap 74 responden didapatkan hasil bahwa:

1. Karakteristik masyarakat Dusun Rommulara Weepatando Sumba Barat Daya yang menggunakan obat tradisional kebanyakan adalah berusia 36-45 tahun berjumlah 25 orang (33,8%), jenis kelamin perempuan berjumlah 41 orang (55,4%), pendidikan terakhir SD berjumlah 31 orang (41,9%), jenis pekerjaan sebagai petani berjumlah 43 orang (58,1%) serta penghasilan perbulan <500.000,00 berjumlah 38 orang (51,4%).

2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis obat tradisional yang paling banyak digunakan adalah Obat Herbal Terstandar berjumlah 87 orang (58.8%), jenis penyakit yang diobati adalah masuk angin berjumlah 37 orang (25,5%), tujuan menggunakan obat tradisional adalah mengobati penyakit ringan berjumlah 51 orang (37.0%), alasan menggunakan obat tradisional adalah cocok dan merasa sembuh berjumlah 54 orang (36.5%), sumber informasi obat tradisional adalah keluarga berjumlah 59 orang (45.1%), cara mendapatkan obat tradisional adalah kios terdekat berjumlah 66 orang (52.4%), bentuk sediaan obat tradisional adalah cairan berjumlah 65 orang (62.5%), cara menggunakan obat tradisional adalah diminum berjumlah 74 orang (100%), lama menggunakan obat tradisional adalah sampai sembuh berjumlah 58 orang (62.4%) serta efek samping menggunakan obat tradisional adalah tidak ada efek samping berjumlah 70 orang (78.6%).

Saran

1. Perlu adanya penelitian lebih lanjut menggunakan metode wawancara mendalam mengenai tingkat pengetahuan terhadap penggunaan obat tradisional, waktu dan ketepatan cara penggunaan obat tradisional yang tepat serta efek samping lain yang mungkin terjadi

2. Mengingat masih besarnya pengguna obat tradisional maka perlu peningkatan peran Apoteker yang bekerja di lembaga Puskesmas untuk memberikan edukasi atau penyuluhan tentang penggunaan obat tradisional agar masyarakat bisa memperoleh pengetahuan dan bisa mengatasi masalah kesehatan dengan baik.

(36)

23

DAFTAR PUSTAKA

Agustini, A., 2019. Promosi Kesehatan. Deepublish Publisher, Yogyakarta, pp. 11, 101.

Antara, A. Purwara., 2020. Penyertaan Vertikal dengan Pendekatan Klasik dan Item Response Theory. CV Budi Utama, Yogyakarta, pp. 35. Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek edisi

Revisi 2010. Rineka Cipta, Jakarta.

Ariani, A. P.,2014. Aplikasi Metodologi Penelitian Kebidanan dan

Kesehatan Reproduksi. Ed.1, Nuha Medika., Yogyakarta, pp.

82,83,85,86,169.

Azyenela L., R. Zulkarni., Penny, D. Y., 2019. Perilaku Keluarga Dalam Swamedikasi Obat Herbal, Jurnal Kesehatan, Padang, 10(2),84- 85.

Dewi, R. S., Wahyuni., Erniza, P., Septi, M., 2019. Penggunaan Obat Tradisional oleh Masyarakat di Kelurahan Tuah Karya Kota Pekanbaru. Jurnal Penelitian Farmasi Indonesia, 8(1), 41.

Desni, F., Wibowo, T. A., Rosyidah., 2013. Hubungan Pengetahuan, Sikap, Perilaku, Kepala Keluarga dengan Pengambilan Keputusan Pengobatan Tradisional di Desa Rambah Tangah Hilir Kecamatan Rambah Kabupaten Rokan Hulu, Riau. KES MAS, 5(3), 162-232. Friedman, M. Marilyn., 2010. Buku Ajar Keperawatan Keluarga: Riset,

Teori dan Praktek. EGC, Jakarta.

Notoatmodjo, S., 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta, Edisi Rev, Jakarta, pp. 1, 159, 162-163, 182.

Permenkes RI, 2012. Tentang Registrasi Obat Tradisional, Jakarta. Pitriani., Herawanto., 2019. Epidemiologi Kesehatan Lingkungan. Nas Media Pustaka,

Makassar, pp.76.

Sani, F, K., 2018. Metodologi Penelitian Farmasi Komunitas dan

Eksperimental.CV Budi Utama, Yogyakarta, pp. 51.

Sugiyono., 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Alfabeta, Bandung.

(37)

24

LAMPIRAN

(38)

25

Lampiran 1. Surat Permohonan Menjadi Responden

SURAT PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada

Yth. Responden Di tempat Dengan hormat,

Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Alfonsa Anita Bili

Nim 178114101

Mahasiswa program studi Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang akan melakukan penelitian dengan judul “Penggunaan Obat Tradisional oleh Masyarakat di Dusun Rommulara Weepatando Sumba Barat Daya Nusa Tenggara Timur”. Berdasarkan hal tersebut saya mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk terlibat dalam penelitian saya dengan cara mengisi kuesioner terlampir. Jawaban Bapak/Ibu saya jamin kerahasiaannya dan hanya saya pergunakan untuk keperluan penelitian. Apabila Bapak/Ibu menyetujui maka saya mohon kesediaan untuk menandatangani lembaran persetujuan dan menjawab pertanyaan- pertanyaan yang saya sertakan. Atas kesediaan dan kerjasama Bapak/Ibu, saya ucapkan terima kasih.

Yogyakarta, Maret 2021 Hormat saya

Alfonsa Anita Bili PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(39)

26

Lampiran 2. Surat Pernyataan Kesediaan Menjadi Responden

SURAT PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertandatangan dibawah ini

Nama :

Umur :

Pendidikan terakhir :

Alamat :

Menyatakan bersedia untuk turut berpartisipasi menjadi responden peneliti yang dilakukan oleh mahasiswi Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada penelitian yang berjudul “Penggunaan Obat Tradisional oleh Masyarakat di Dusun Rommulara Weepatando Sumba Barat Daya Nusa Tenggara Timur” yang dilakukan oleh:

Nama : Alfonsa Anita Bili Nim : 178114101

Saya menjadi responden tanpa paksaan dari pihak manapun karena saya mengetahui bahwa keterangan yang akan saya berikan sangat besar manfaatnya bagi kelanjutan penelitian yang dilakukan oleh peneliti ini.

Yogyakarta, Maret 2021 Responden

( )

(40)

27

Lampiran 3. Kuesioner

KUESIONER PENELITIAN

PENGGUNAAN OBAT TRADISIONAL OLEH MASYARAKAT DI DUSUN ROMMULARA WEEPATANDO SUMBA BARAT

DAYA NUSA TENGGARA TIMUR

Tanggal : No. Responden : A. Identitas Responden Nama : Usia : Jenis kelamin : Pendidikan : Pekerjaan :

Mohon melingkari jawaban yang sesuai

Penghasilan : a. <500.000.00 b. 1.000.000.00 - 2.000.000.00 c. 2.000.000.00 – 3.000.000.00 d. >3.000.000.00 e. Lainnya (Tuliskan) ………..

A. Penilaian Gambaran Penggunaan Obat Tradisional oleh Masyarakat Petunjuk:

Mohon Bapak/i, Saudara/i berkenan memilih jawaban yang paling sesuai dengan keadaan Anda.

Apakah anda pernah menggunakan obat tradisional? a. Pernah

b. Tidak pernah

1. Jenis obat tradisional apa yang pernah digunakan? (Jawaban dapat lebih dari satu) a. Jamu (Kuku Bima, Entrostop, Vegeta, Madu TJ)

b. Obat Herbal Terstandar (Tolak angin, Antangin, Diapet) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(41)

28

c. Fitofarmaka (Stimuno, HerbaKOF) d. Lainnya (Tuliskan)………

2. Jenis penyakit apa yang pernah diobati? (Jawaban dapat lebih dari satu) a. Sakit kepala b. Badan pegal c. Demam d. Asam urat e. Batuk f. Diare g. Nyeri haid h. Lainnya (Tuliskan)………

3. Apa yang menjadi tujuan anda dalam menggunakan obat tradisional? (Jawaban dapat lebih dari satu)

a. Mencegah penyakit

b. Mengobati penyakit ringan

c. Mengobati penyakit menahun/kronis

d. Memelihara kesehatan dan menjaga kebugaran jasmani

e. Upaya untuk mengganti atau mendampingi penggunaan obat medis f. Memulihkan penyakit

g. Lainnya (Tuliskan)………..

4. Apa yang menjadi alasan Anda dalam menggunakan obat tradisional? (Jawaban dapat lebih dari satu)

a. Terbuat dari bahan herbal/ alam b. Cocok dan merasa sembuh c. Tidak perlu menggunakan resep d. Harga lebih murah

e. Mudah diperoleh

(42)

29

f. Tidak beracun

g. Lainnya (Tuliskan)………

5. Dari mana Anda mendapatkan informasi dalam menggunakan obat tradisional? (Jawaban dapat lebih dari satu)

a. Media cetak/elektronik

b. Media sosial (FB, Youtube, Instagram, dan lain-lain) c. Teman/kenalan

d. Keluarga

e. Tenaga kesehatan

f. Lainnya (Tuliskan)………….

6. Dimana Anda memperoleh obat tradisional? (Jawaban dapat lebih dari satu) a. Apotek

b. Tempat penjual obat keliling c. Toko obat

d. Kios terdekat

e. Lainnya (Tuliskan)………..

7. Bagaimana cara Anda menggunakan obat tradisional? (Jawaban dapat lebih dari satu) a. Diminum

b. Dioleskan pada bagian luar badan c. Dikumur

d. Lainnya (Tuliskan)……….

8. Bentuk sediaan obat tradisional yang sering digunakan yaitu? (Jawaban dapat lebih dari satu) a. Pil/tablet b. Kapsul c. Salep/krim d. Cairan e. Lainnya (Tuliskan)…………

9. Berapa lama Anda menggunakan obat tradisional? (Jawaban dapat lebih dari satu) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(43)

30 a. <1 minggu b. 1 minggu c. 1 bulan d. Sampai sembuh e. Lainnya (Tuliskan)………..

10. Efek samping apa yang ditimbulkan dari obat tradisional yang digunakan? (Jawaban dapat lebih dari satu)

a. Tidak ada efek samping b. Pusing

c. Mual

d. Timbul gatal pada kulit e. Jantung berdebar f. Sesak nafas g. Mengantuk h. Kejang

i. Lainnya (Tuliskan)…

(44)

31

Lampiran 4. Lembar Pernyataan Validitas Isi

(45)

32

Lampiran 5. Surat Izin Penelitian

(46)

33

Lampiran 6. Surat Izin Penelitian DPMPTSPTKT

(47)

34

BIOGRAFI PENULIS

Penulis skripsi dengan judul “Penggunaan Obat Tradisional oleh Masyarakat di Dusun Rommulara Weepatando Sumba Barat Daya Nusa Tenggara Timur” bernama Alfonsa Anita Bili. Anak ke empat dari 4 bersaudara dari pasangan Agustinus Bili dan alm. Wilhelmina Wolla Mawo. Penulis lahir di Limbu Watu, 18 November 2000. Pendidikan formal yang telah diampuh penulis dari SDK Gollu Sapi, Sumba Barat Daya (2005-2011), SMP Negeri 2 Wewewa Timur, Sumba Barat Daya (2011-2014), SMAK Anda Luri, Waingapu (2014-2017). Pendidikan dilanjutkan hingga perguruan tinggi di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Selama perkuliahan, penulis terlibat dalam beberapa kegiatan kemahasiswaan seperti kegiatan Mental Health Issues Campaign sebagai volunteer (2018), anggota aktif UKF PSF Veronika Farmasi (periode 2017/2019), kegiatan Bakti Sosial Pengobatan Gratis (2018), kegiatan Donor Darah Jalinan Kasih Mahasiswa Katolik sebagai anggota divisi konsumsi (2019), kegiatan Rekoleksi Kepemimpinan Komunitas sebagai anggota (2019), kegiatan Perayaan Pekan Suci sebagai koordinator seksi liturgi (2019), kegiatan Perayaan Ekaristi Akhir Semester Genap TA 2018/2019 dan Awal Semester Gasal TA 2019/2020 sebagai koordinator seksi konsumsi, kegiatan Faction#4 sebagai anggota divisi dana dan usaha (2019).

Gambar

Tabel I. Kisi-kisi kuesioner masyarakat tentang gambaran  penggunaan obat tradisional oleh Masyarakat di Dusun Rommulara
Tabel II. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Usia
Tabel IV. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan  No Pendidikan Terakhir  Frekuensi  Persentase(%)
Tabel V. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pekerjaan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran penggunaan obat tradisional pada masyarakat di Kabupaten Tabalong serta mengetahui jenis obat tradisional yang secara umum

Cara pengolahan bahan ramuan obat tradisional yang paling banyak adalah dengan cara direbus sebanyak 32.076% dan cara penggunaan ramuaan obat tradisional yang paling

Diharapkan dari penelitian ini dapat diketahui jenis obat tradisional yang digunakan oleh masyarakat dalam upaya pengobatan penyakit khususnya penyakit malaria,

Penelitian ini secara observatif non eksperimental untuk penggunaan obat herbal pada pasien diabetes mellitus serta mengetahui jenis-jenis obat herbal atau obat tradisional

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis tumbuhan berkhasiat obat tradisional, organ atau bagian tumbuhan yang dapat digunakan sebagai bahan ramuan

Inilah Solusi Ampuh Atasi Penyakit Gangguan Pendengaran Secara Herbal Dan Alami Obat Gangguan Pendengaran Tradisional :: Pengobatan yang dapat anda ambil untuk mengobati dan

Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan obat tradisional di Desa Tembok Lor relatif banyak, tetapi masih banyak yang belum tahu tentang penggunaan tanaman

Hasil pelapisan massa air dari parameter suhu perairan pada musim barat juga terdapat 3 zona, yaitu zona tercampur (permukaan), lapisan termoklin, dan lapisan dalam (Gambar