• Tidak ada hasil yang ditemukan

JURNAL SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Menyelesaikan Studi di Program Serjana (S-1) Pendidikan Guru Sekolah Dasar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "JURNAL SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Menyelesaikan Studi di Program Serjana (S-1) Pendidikan Guru Sekolah Dasar"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CARD SORT (KARTU SORTIR) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA

MATA PELAJARAN IPA DI KELAS V SDN 1 MIDANG TAHUN PELAJARAN 2017/2018

JURNAL SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Menyelesaikan Studi di Program Serjana (S-1) Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :

MEGA OKTYAWATI E1E 213 118

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MATARAM

(2)
(3)

ii

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CARD SORT (KARTU SORTIR) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA

MATA PELAJARAN IPA DI KELAS V SDN 1 MIDANG TAHUN PELAJARAN 2017/2018

Oleh : Mega Oktyawati

E1E 213 118

ABSTRAK

Latar belakang dari penelitian ini adalah ditemukan bahwa rendahnya hasil belajar siswa kelas V SDN 1 Midang khususnya pada mata pelajaran IPA dan guru kurang menvariasikan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran tertentu yang membuat siswa lebih aktif dan menarik partisipasi siswa. Pembelajaran yang berlangsung menjadi monoton dan kurang menarik minat siswa sehingga dilakukan penelitian di sekolah ini. Penelitian ini termasuk kedalam penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk meningkatkan hasil

belajar IPA pada siswa kelas V SDN 1 Midang dengan menggunakan metode

pembelajaran card sort (kartu soritr). Penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus, masing-masing siklus terdiri dari empat tahapan yaitu: tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi. Instrumen penelitian berupa lembar observasi dan test hasil belajar. Observer pada penelitian sebanyak dua orang yaitu : satu orang guru dan satu teman sejawat. Faktor yang diteliti, adalah faktor siswa dan guru. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan kualitas proses dan hasil belajar pada setiap siklus. Aktivitas mengajar guru berkategori sangat baik dan aktivitas belajar siswa berkategori aktif menjadi sangat aktif. Pada akhir siklus hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan dari ketuntasan klasikal 60,86% menjadi 87%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah penerapan metode Card Sort (kartu sortir) dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V SDN 1 Midang.

(4)

iii

AN APPLICATION OF CARD SORT LEARNING METHOD TO INCREASE THE RESULT OF STUDENTS STUDY OF SCIENS AT FIFTH

GRADES OF ELEMENTARY SCHOOL 1 MIDANG IN ACADEMIC YEAR 2017/2018

By : Mega Oktyawati

E1E 213 118

ABSTRACT

Background of this research was found of low result learning student of fifth grades of elementary school 1 Midang especially at sciens and teacher tess in variation of learning by used certain learning method to make student more active and interesting of student’s participation. Though learning became monotonous and students was not interest with the result that to done there search in this school. This research include in classroom action research that purposed to increase the result of students sciens study in fifth grades of elementary school 1 Midang by using card sort learning method. This research done in two cycle. Respective of cycle consist to four stage, such as : planning, action implementation, observation, and reflection. Instrument of the research such as, observation papers and result study test. Observer in this research was two people, that was a teacher and counterpart. The searched factors was students and teacher. The result of research was indicate that there was increase quality process and result of study in each cycle. Teaching activity category most better and students learning activity category active most in action. In the last cycle result of students learning consist increase also, starting classical thoroughness 60,86% to 87%. Conclusion of this research was application of card sort method obtain increase the result study of sciens at fifth students elementary school 1 Midang.

(5)

1 A. PENDAHULUAN

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran pokok dalam kurikulum pendidikan di Indonesia mulai dari jenjang SD sampai dengan SMA. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), adalah ilmu yang memperlajari fenomena-fenomena di alam semesta (Depdiknas 2004 : 3)

Tidak sedikit siswa di berbagai tingkat pendidikan menganggap bahwa IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang tergolong sulit. Pelajaran IPA mencakup banyak hal tentang alam sekitar maupun kehidupan. IPA membahas tentang gejala alam yang disusun secara sistematis yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia, sehingga tidak sedikit masalah yang guru temui saat pelaksanaan pembelajaran IPA.. Pembelajaran IPA di sekolah umumnya masih didominasi oleh metode klasik seperti ceramah meskipun sesekali dalam materi tertentu guru menggunakan metode lain seperti eksperimen dan demonstrasi. Hal ini menyebabkan proses pembelajaran IPA menjadi monoton dan hanya berpusat pada penyampaian materi. Selain itu faktor siswa yang kurang aktif dalam proses pembelajaran menjadi kendala guru dalam melakukan pembelajaran, kemudia

penggunaan serta ketersediaan mediayang terbatas juga bisa

mempengaruhi proses pembelajaran.

Padahal untuk jenjang sekolah dasar, menurut Marjono (1996) (dalam Susanto, 2013 : 167), hal yang harus diutamakan adalah mengembangkan rasa ingin tahu dan daya berpikir kritis mereka terhadap suatu masalah. Oleh sebab itu, pelajaran IPA hendaknya bisa dikemas dengan baik melalui metode pembelajaran yang dapat membuat siswa lebih aktif dikelas. Metode pembelajaran yang tepat akan membuat IPA menjadi mata pelajaran yang menyenangkan, sehingga siswa diharapkan akan lebih mengerti dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa nantinya.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan pada tanggal 18 Agustus 2017 dan tanggal 19 Agustus 2017 di kelas V di SDN 1 Midang, diketahui bahwa hasil belajar IPA siswa kelas V masih cukup rendah. Hal ini dibuktikan dari hasil nilai ulangan harian IPA pada semester I tahun pelajaran 2017/2018 yang menunjukkan dari 23 siswa, ada 6 siswa yang tidak tuntas dengan presentase sebesar 26,08% yang masih dibawah nilai Kriteria Ketuntasan Belajar (KKM) yang telah ditetapkan sebesar 75.

Melihat hal di atas, maka penerapan metode pembelajaran card

sort (kartu sortir) untuk meningkatkan hasil belajar IPA di SD diharapkan

mampu mengatasi permasalahan tersebut. Melalui metode pembelajaran

card sort (kartu sortir) ini, siswa diharapkan untuk lebih aktif dalam

belajar di kelas. Selain itu, penerapan metode pembelajaran card sort (kartu sortir) ini juga bisa membuat siswa belajar untuk membangun kerjasama dan keaktifan siswa dikelas. Metode pembelajaran card sort (kartu sortir) juga di dominasi gerakan fisik dalam penerapannya, sehingga

(6)

2

hal ini dapat membantu menghidupkan suasana kelas agar siswa menjadi lebih semangat dalam belajar.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti mengajukan penelitian yang berjudul “Penerapan Metode Pembelajaran Card Sort (Kartu Sortir) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Di Kelas V SDN 1 Midang Tahun Pelajaran 2017/2018”

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPA melalui penerapan metode pembelajaran card sort (kartu sortir) pada siswa kelas V SDN 1 Midang Tahun Pelajaran 2017/2018.

B. KAJIAN PUSTAKA

1. Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif (cooperative learning), adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru. Secara umum pembelajaran kooperatif dianggap lebih diarahkan oleh guru,dimana guru menetapkan tugas dan pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan bahan-bahan dan informasi yang dirancang untuk membantu peserta didik menyelesaikan masalah yang dimaksud. Istilah kooperatif digunakan dalam karena kata “kooperatif” memiliki makna lebih luas, yaitu menggambarkan keseluruhan proses sosial dalam belajar (Suprijono, 2015 : 73)

Pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar dalam kelompok. Ada unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif yang membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan. Pelaksanaan prosedur pembelajaran kooperatif dengan benar akan memungkinkan guru dalam mengelola kelas lebih efektif.

2. Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran, adalah seluruh perencanaan dan prosedur maupun langkah-langkah kegiatan pembelajaran termasuk pilihan cara penilaian yang akan dilaksanakan. Metode pembelajaran dapat dianggap sebagai suatu prosedur atau proses yang teratur, suatu jalan atau cara yang teratur untuk melakukan pembelajaran (Suyono, dkk; 2014 : 19). Maka dapat disimpulkan metode pembelajaran, adalah cara atau prosedur mengajar yang disusun oleh guru dalam melakukan proses pembelajaran.

3. Metode Card Sort

Metode ini sebenarnya merupakan gabungan antara

pembelajaran aktif individual dengan teknik pembelajaran kolaboratif atau teknik pembelajaran kooperatif yang disesuaikan dengan keinginan guru (Warsono, dkk; 2012 : 47). Metode card sort (kartu sortir) merupakan bagian dari pembelajaran kooperatif, peserta didik bergerak secara aktif dan dinamis mencari pasangan-pasangan kartu, guru mengkondisikan pembelajaran dengan ceria dan menyenangkan.

(7)

3

Metode pembelajaran ini merupakan metode pembelajaran yang menyenangkan dan menantang yang dapat diterapkan pada mata pelajaran lain, yang sesuai kompetensi dasar yang ingin dicapai. Guru dapat berkreasi memfasilitasi pembelajaran dengan kartu-kartu warna warni.

4. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan , nila-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek saja petensi kemanusiaan saja (Suprijono, 2009 : 5). Hasil belajar, yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar. Secara sederhana, yang dimaksud dengan hasil belajar, adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar (Susanto, 2013 : 5).

5. IPA

Ilmu Pengetahuan Alam, adalah suatu usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat pada sasaran, serta menggunakan prosedur, dan dijelaskan dengan penalaran, sehingga mendapatkan suatu kesimpulan. Secara singkat IPA, adalah pengetahuan yang rasional dan objektif tentang alam semesta dengan segala isinya (Hendro Darmojo, 1992 : 3) (dalam Samatowa, 2016 : 2). Demikian juga yang dikemukakan Powler (dalam Samatowa, 2016 : 3) bahwa IPA merupakan ilmu yang berhubungan dengan gejala alam dan kebendaaan yang sistematis yang tersusun secara teratur, berlaku

umum yang berupa kumpulan dari hasil observasi dan

eksperimen/sistematis (teratur) artinya pengetahuan itu tersusun dalam suatu sistem, tidak berdiri sendiri, satu dengan lainnya saling berkaitan, saling menjelaskan sehingga seluruhnya merupakan satu kesatuan utuh, sedangkan berlaku umum artinya pengetahuan itu tidak hanya berlaku atau oleh seseorang atau beberapa orang dengan cara eksperimentasi yang sama memperoleh hasil yang sama atau konsisten.

6. Kerangka Berpikir

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan di SDN 1 Midang dalam pembelajaran IPA, guru lebih dominan menggunakan metode ceramah, meskipun sesekali waktu menggunakan metode lain seperti eksperimen, tanya jawab maupun demonstrasi, namun pada beberapa pokok bahasan tertentu yang memiliki materi lebih banyak pembelajaran biasanya dominan menggunakan metode ceramah dan penugasan terhadap siswa. Oleh sebab itu, keaktifan siswa dikelas menjadi minim dan nilai siswa masih tergolong dalam standar (KKM). Salah satu upaya dalam mengatasi masalah tersebut, adalah dengan mencoba menerapkan metode pembelajaran yang aktif dan inovatif,

(8)

4

salah satunya dengan menerapkan metode pembelajaran card sort (kartu sortir) dalam pembelajaran khusunya mata pelajaran IPA. Diharapkan dengan diterapkannya metode pembelajaran ini dapat meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran IPA di SDN 1 Midang Tahun Pelajaran 2017/2018.

7. Hipotesis Penelitian

“Jika metode pembelajaran card sort (kartu sortir) diterapkan secara optimal, maka dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V di SDN 1 Midang Tahun Pelajaran 2017/2018.”

C. METODE PENELITIAN 1. Setting Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN 1 Midang, Kecamatan Gunungsari Kabupaten Lombok Barat tahun pelajaran 2017/2018 dan waktu penelitian dilaksanakan pada semester ganjil (semester I) Tahun Pelajaran 2017/2018

2. Subjek dan Observer Penelitian

Subjek penelitian ini, adalah siswa kelas V SDN 1 Midang yang berjumlah 23 orang yang terdiri dari 11 siswa perempuan dan 12 siswa laki-laki. Bertugas sebagai guru adalah peneliti sendiri, dan yang menjadi observer atau pengamat, adalah Ibu Ayuk Indrawati, S.Pd selaku guru kelas V SDN 1 Midang, Kecamatan Gunungsari dan rekan mahasiswa S1 PGSD.

3. Faktor yang diteliti

Faktor yang diteliti dalam penelitian ini adalah faktor siswa dan faktor guru

4. Rancangan dan Langkah-Langkah penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan untuk meningkatakan hasil belajar IPA siswa melalui penerapan metode pembelajaran card sort (kartu sortir). Penelitian tindakan kelas ini menggunakan tahapan-tahapan yang sesuai dengan penelitian tindakan kelas yang dijadikan acuan dalam penelitian tindakan ini, yaitu a) perencanaan, b) pelaksanaan tindakan, c) pengamatan, d) refleksi.

5. Metode Pengumpulan Data

Sumber data dari penelitian ini adalah guru dan siswa SDN 1 Midang, Kecamatan Gunungsari Tahun Ajaran 2017/2018. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi tes dan observasi

6. Intrumen Pengumpulan data

Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar siswa dan lembar observasi.

D. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Deskripsi Data Siklus I

(9)

5

Tabel 4.1 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I No Kegiatan yang diamati Skor

1 Kegiatan awal pembelajaran 8

2 Kegiatan inti pembelajaran 23

3 Kegiatan akhir pembelajaran 8

Jumlah skor yang diperoleh 39

Kategori Aktif

Pada tabel 4.1, data hasil observasi kegiatan siswa pada siklus I dengan jumlah siswa yang mengikuti proses pembelajaran sebanyak 23 siswa, menunjukkan aktivitas siswa pada siklus I memperoleh skor 39, dengan kategori aktif. Hal ini menunjukkan hasil tersebut sudah mencapai indikator keberhasilan minimal yaitu kategori aktif

Tabel 4.2 Hasil Observasi Aktivitas Pembelajaran Guru Siklus I

No Kegiatan yang diamati Skor

1 Kegiatan awal pembelajaran 8

2 Kegiatan inti pembelajan 31

3 Kegiatan akhir pembelajaran 8

Jumlah skor yang diperoleh 47

Kategori Sangat Baik

Tabel 4.2 menunjukkan hasil ringkasan data hasil observasi kegiatan guru pada siklus I, dengan perolehan skor 47, dengan kategori sangat baik yang sudah mencapai indikator keberhasilan yaitu kategori baik.

Tabel 4.3 Data Hasil Evaluasi Belajar Siswa Siklus I

No Aspek kegiatan Hasil

1 Jumlah siswa dalam satu kelas 23

2 Jumlah siswa yang mengikuti tes 23

(10)

6

4 Skor terendah 40

5 Jumlah siswa yang tuntas 14

6 Jumlah siswa yang tidak tuntas 9

7 Ketuntasan belajar 60,86%

8 Jumlah nilai 1659,94

9 Nilai rata-rata 72,17

Berdasarkan tabel 4.3, nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 86,66 dan nilai terendah yang diperoleh siswa adalah 40, dengan presentasi keberhasilan belajar 60,86% dengan nilai rata-rata 72,17. Ketuntasan belajar belum mencapai standar indikator kinerja yakni 85%. Oleh sebab itu, dilakukan perbaikan pada siklus berikutnya.

2. Deskripsi data Siklus II

Tabel 4.4 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus II No Kegiatan yang diamati Skor

1 Kegiatan awal pembelajaran 11

2 Kegiatan inti pembelajaran 31

3 Kegiatan akhir pembelajaran 10

Jumlah skor yang diperoleh 52

Kategori Sangat Aktif

Pada tabel diatas, data hasil observasi kegiatan siswa pada siklus II dengan jumlah siswa yang mengikuti proses pembelajaran sebanyak 23 siswa, menunjukkan aktivitas siswa pada siklus II memperoleh skor 52, dengan kategori sangat aktif.

Tabel 4.5 Hasil Observasi Aktivitas Pembelajaran Guru Siklus II

No Kegiatan yang diamati Skor

1 Kegiatan awal pembelajaran 11

(11)

7

3 Kegiatan akhir pembelajaran 11

Jumlah skor yang diperoleh 54

Kategori Sangat Baik

Tabel diatas menunjukkan ringkasan data hasil observasi kegiatan guru pada siklus II, dengan perolehan skor 54, dengan kategori sangat baik yang sudah mencapai indikator keberhasilan yaitu kategori baik

Tabel 4.6 Data Hasil Evaluasi Belajar Siswa Siklus II

No Aspek kegiatan Hasil

1 Jumlah siswa dalam satu kelas 23

2 Jumlah siswa yang mengikuti tes 23

3 Skor tertinggi 100

4 Skor terendah 46,66

5 Jumlah siswa yang tuntas 20

6 Jumlah siswa yang tidak tuntas 3

7 Ketuntasan belajar 86,95%

8 Jumlah nilai 2019,93

9 Nilai rata-rata 87,82

Berdasarkan tabel 4.6 , nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 100 dan nilai terendah yang diperoleh siswa adalah 46,66, dengan presentasi keberhasilan belajar 86,95% dengan nilai rata-rata 87,82. Ketuntasan belajar sudah mencapai standar indikator kinerja yakni 85%.

Pada siklus I aktivitas mengajar guru serta aktivitas belajar siswa terlaksana dengan baik, terlihat dari masing-masing skor aktivitas guru dan siswa. Skor yang diperoleh guru sebesar 47 dengan kriteria sangat baik dan skor aktivitas belajar siswa adalah 39 dengan kriteria aktif. Hasil penelitian pada siklus I masih banyak siswa masih belum menguasai materi yang disampaikan oleh guru dengan optimal, hal ini dapat dilihat dari hasil evaluasi pada siklus I, dimana masih banyak siswa yang masih kesulitan dalam mengerjakan soal evaluasi yang diberikan. Hal ini menyebabkan presentase ketuntasan belajar siswa pada siklus I tergolong cukup rendah yakni sebesar 60,86% dengan rata-rata nilai sebesar 72,17.

(12)

8

Selanjutnya pada hasil observasi siklus I terdapat beberapa kekurangan aktivitas guru meskipun hasil observasi aktivitas guru tergolong baik, yaitu guru kurang mengatur suasana kelas sebelum dan saat pembelajaran berlangsung, guru tidak mengajak siswa berdo’a pada awal pembelajaran, guru kurang maksimal dalam memanfaatkan waktu sehingga diakhir pembelajaran tidak menutup pembelajaran dan tidak mengajak siswa berdo’a, minat belajar dan keaktifan siswa masih kurang karena pemahaman metode pembelajaran yang digunakan masih terbatas, beberapa siswa masih kurang dalam bekerjasama dengan kelompoknya serta masih ada siswa yang tidak mencatat kesmpulan yang diberikan oleh guru. Oleh sebab itu, guru diharapkan melakukan perbaikan-perbaikan pada siklus selanjutnya.

Pada siklus II guru melakukan perbaikan-perbaikan kekurangan yang terdapat pada proses pembelajaran sebelumnya yakni siklus I, beberapa hal yang perlu diperbaiki oleh guru, yaitu guru sebaiknya mengatur suasana kelas, baik saat semua siswa akan memulai pembelajaran dan saat pembelajaran berlangsung, misalnya menarik perhatian siswa dengan mengatakan “halo” dan siswa menjawab “hai” sehingga perhatian siswa kembali kepada guru, selanjutnya guru sebaiknya tidak lupa mengajak siswa berdo’a, dan guru sebaiknya dapat memanfaatkan waktu dengan baik, saat pembelajaran guru sebaiknya tidak lupa melihat jam dan rencana pembelajaran yang sudah dibuat dalam rencana pelaksanaan pembelajaran agar waktu pembelajaran tidak terlalu kurang maupun tidak terlalu berlebihan, Guru sebaiknya bisa mengemas pembelajaran menjadi lebih menyenangkan agar minta belajar siswa lebih meningkat dan siswa menjadi lebih aktif dalam pembelajaran sehingga pemahaman akan metode yang akan diterapkan menjadi lebih maksimal. Kemudian guru diharapkan lebih membimbing siswa yang masih kurang dalam bekerjasama dengan kelompoknya dan mengingatkan kembali siswa untuk mencatat.

Meskipun pada siklus I aktivitas guru dan aktivitas siswa sudah mencapai indikator keberhasilan, tetapi proses pembelajaran pada siklus II aktivitas guru dan siswa mengalami peningkatan. Aktivitas mengajar guru dari skor 47 menjadi 54 dengan kategori sangat baik, sedangkan dengan aktivitas siswa dari skor 39 dengan kategori aktif menjadi 52 dengan kategori sangat aktif. Hasil belajar siswa pada siklus II juga mengalami peningkatan, yaitu dengan jumlah siswa yang tuntas dari 14 siswa menjadi 20 siswa dengan persentase ketuntasan belajar dari 60,86% menjadi 86,95% dengan rata-rata nilai 87,82. Hal ini berarti bahwa indikator keberhasilan penelitian telah tercapai.

Peningkatan hasil belajar siswa dikarenakan penggunaan metode pembelajaran card sort diterapkan secara optimal, menjadikan siswa lebih aktif dan lebih memahami materi yang diajarkan dalam proses pembelajaran. Metode pembelajaran Card Sort adalah suatu metode pembelajaran yang membuat siswa lebih aktif dan membangun

(13)

9

kerjasama siswa di dalam kelas, metode card sort juga didominasi gerak fisik sehingga diharapkan melalui penerapannya dapat menghidupkan suasana kelas. Metode ini bisa digunakan untuk mengajarkan konsep, karakteristik, klasifikasi, dan fakta tentang objek atau me-review materi yang telah dibahas pada pembelajaran sebelumnya.

E. PENUTUP 1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan metode pembelajaran card sort (kartu sortir) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN 1 Midang tahun pelajaran 2017/2018 dengan penerapan metode pembelajaran

card sort dalam proses pembelajaran khususnya pada mata pelajaran

IPA, guru menyiapkan kartu yang terdiri dari kartu induk dan kartu rincian yang jumlahnya sebanyak siswa sesuai dengan kategori materi, siswa diberikan masing-masing satu kartu (boleh lebih) secara acak dan meminta siswa bergerak dan berkeliling di dalam kelas untuk menemukan kategori materi yang sama, siswa yang sudah menemukan kelompoknya berkumpul untuk mendiskusikan masing-masing kartu yang didapatkan, guru meminta masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja masing-masing. Siswa lain boleh menanggapi atau memberi komentar, serta guru menjelaskan secara ringkas materi yang sudah dipresentasikan.

Hal ini dapat dilihat dari peningkatan akitvitas siswa dan guru serta hasil belajar siswa pada setiap siklusnya. Pada siklus I aktivitas siswa memperoleh skor 39 dengan kategori aktif menjadi 52 dengan kategori sangat aktif pada sikus II. Aktivitas guru pada siklus I memperoleh skor 47 dengan kategori sangat baik menjadi 54 dengan kategori sangat baik pada sikus II.

Selanjutnya ketuntasan klasikal pada siklus I memperoleh persentase sebesar 60,86% dengan rata-rata nilai hasil belajar yaitu 72,17, kemudian pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 86,95% dengan rata-rata nilai hasil belajar yaitu 87,82.

2. Saran

Adapun saran yang dapat disampaikan oleh peneliti dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi guru diharapkan untuk dapat menerapkan metode pembelajaran card sort (kartu sortir) secara maksimal pada materi maupun mata pelajaran yang lain sehingga diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar.

2. Bagi siswa diharapkan penggunaan metode pembelajaran card sort (kartu sortir) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata

(14)

10

pelajaran lain sehingga siswa termotivasi untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran individu maupun kelompok.

3. Bagi kepala sekolah diharapkan dapat memfasilitasi media maupun sumber belajar yang dapat menunjang proses belajar mengajar sehingga diharapkan pembelajaran dapat berlangsung secara optimal.

(15)

11

DAFTAR PUSTAKA

Aqib, Zainal. 2014. Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru SD, SLB, dan TK. Bandung: CV. Yrama Widya.

Depdiknas 2004. Pengertian Sains.https://dnoeng.wordpress.com.Diakses tanggal

15 Desember 2016 pukul 21:02.

Faizi, Mastur. 2013. Ragam Metode Mengajarkan Eksakta Pada Murid. Yogyakarta: DIVA Press.

Fathurrohman, Muhammad. 2015. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Nurkancana & Sunartana. 1990. Evaluasi Hasil Belajar. Surabaya: Usaha Nasional.

Saefuddin & Berdiati. 2014. Pembelajaran Efektif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Samatowa, Usman. 2016. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: PT Indeks

Suprijono, Agus. 2015. Cooperative Learning : Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar & Pembelajaran. Jakarta: Prenadamedia Group.

Warsono & Hariyanto. 2014. Pembelajaran Aktif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Zaini, Hisyam dkk. 2016. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: CTSD (Center for Teaching Staff Development) Institut Agama Islam Negeri Sunan Kalijaga.

Gambar

Tabel 4.1 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I     No  Kegiatan yang diamati  Skor
Tabel 4.4 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus II  No  Kegiatan yang diamati  Skor
Tabel 4.6 Data Hasil Evaluasi Belajar Siswa Siklus II

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Langkah-langkah perencanaan menu diet diabetes mellitus : (1) menentukan jumlah kebutuhan energi/kalori pasien untuk mengetahui jenis diet yang sesuai (2) menghitung

Media dekak FPB merupakan alat yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi tentang faktor pesekutuan terbesar. Media dekak FPB ini mampu membantu siswa

Acah untuk menendang-tolak bola dengan bahagian dalam kaki yang sama melalui kangkang dan mainkan bola dengan kaki kin seperti dalam rajah di atas (Rajah 42).. Langkah atas

P erlengkapan jalan yang berupa rambu lalu lintas, marka jalan, alat pemberi isyarat/peringatan pada lalu lintas, alat penerangan pada jalan, alat pengendali dan

Verifikasi pada Hari Rabu s/ d Kamis , Tanggal 24 s/ d 25 Sept em ber 2014, Pukul : 08.00 w ib s/ d 15.59 Wib dengan membawa dokumen asli perusahaan beserta copyannya sesuai

[r]

Pemasaran merupakan serangkaian prinsip untuk memilih pasar sasaran (target market), mengevaluasi kebutuhan konsumen, mengembangkan barang dan jasa, pemuas keinginan,