• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA ORANG TUA DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN NILAI NILAI KARAKTER ANAK USIA DINI DALAM KELUARGA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "UPAYA ORANG TUA DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN NILAI NILAI KARAKTER ANAK USIA DINI DALAM KELUARGA"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA ORANG TUA DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN NILAI NILAI

KARAKTER ANAK USIA DINI DALAM KELUARGA

Triworo Widyaningtyas ttyez@yahoo.co.id

Program Studi Pendidikan Luar Sekolah (PLS)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang upaya menumbuhkembangkan karakter anak usia dini dalam keluarga di TK. Dharma Kartini Kecamatan Cimahi Selatan Kota Cimahi. Dari deskripsi tersebut dapat diperoleh gambaran mengenai upaya orang tua dalam menumbuhkembangkan karakter anak usia dini dalam keluarga. Subjek penelitian adalah 3 keluarga di Taman Kanak kanak Dharma Kartini. Data dikumpulkan melalui wawancara. Teknik pemeriksaan keabsahan data yang digunakan adalah teknik triangulasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa dengan pembiasaan dan keteladanan orang tua merupakan salah satu cara dalam menanamkan karakter anak usia dini selain itu juga dapat berpengaruh terhadap perilaku anak. Kendala yang dihadapi dalam menumbuhkembangkan karakter anak usia dini meliputi : kurangnya perhatian orang tua dikarenakan kesibukan orang tuanya yang bekerja sehingga kurangnya komunikasi antara orang tua dengan anak, selain itu juga faktor ekonomi dan faktor lingkungan sekitar tempat anak tersebut tinggal.

Kata kunci : karakter anak usia dini,upaya orang tua

PENDAHULUAN

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.” ( pasal 1 ayat 1 Undang-Undang R I No.20 tahun 2003).

Wahana-wahana pendidikan anak dini usia ini dapat diselenggarakan melalui jalur formal, informal dan nonformal sebagaimana tertulis dalam Undang-undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 28 Ayat 2 : Pendidikan anak usia dini merupakan suatu upaya pelayanan dan pembinaan bagi anak prasekolah yang dilakukan secara terpadu dan menyeluruh, mencakup aspek pendidikan, kesehatan dan gizi yang dilakukan dilingkungan yang berpengaruh terhadap tumbuh kembangnya anak.

Keluarga adalah sekelompok mahluk cipaan Tuhan yang merasa ada ikatan atau hubungan antara satu dengan

yang lain nya, dapat berupa hubungan darah, keyakinan, agama, prinsip, kenangan, ikatan emosi, batin dan lain-lain, Keluarga adalah unit satuan terkecil didalam masyarakat.

Karakter tidak ditanamkan pada hakikatnya karakter adalah fitrah (sudah ada) tinggal menumbuhkembangkan. Karakter di bentuk sesuai dengan pengalaman dan perhatian yang di berikan kepada keluarganya.

Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter pada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan,dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut.

Pendidikan karakter berisi materi-materi tentang pengembangan potensi individu (anak)yang diantaranya adalah kejujuran, kemandirian, tanggung jawab,dan sebagainya.

KAJIAN TEORI DAN METODE

Sebagaimana terdapat dalam UU Sisdiknas No 20 Tahun 2003 BAB VI pasal 13 ayat 1 diungkapkan bahwa “jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal,

(2)

nonformal, dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya”

Pengertian keluarga adalah ”suatu kesatuan (unit) dimana anggota -anggotanya mengabadikan diri kepada kepentingan dan tujuan unit tersebut (Widowati, 1993 : 47).” Sedangkan pengertian keluarga menurut Ki Hajar Dewantara (1997 : 80-81) adalah ”kumpulnya beberapa orang yang karena ”satu turunan”, lalu mengerti dan merasa berdiri sebagai satu gabungan yang khas, berkehendak juga bersama sama memperteguh gabungan itu untuk kemuliaan satu satunya dan semua anggota.”

Menurut M. I Soelaeman keluarga memiliki beberapa tipe, ada beberapa tipe keluarga yang bisa dikaitkan dengan hubungan darah yakni:

1) Keluarga inti 2) Keluarga konjugal

3) Keluarga besar atau extended family

Menurut Jhon Gottman dan Joan Dectaire (1999 : 190) bahwa “Pengaruh seorang ayah dimulai pada usia yang sangat dini.”

Menurut Ngalim Purwanto (1987 : 70) peranan ibu dalam pendidikan anak -anaknya adalah sebagai berikut: 1. sumber dan pemberi kasih sayang 2. mengasuh dan memelihara 3. tempat mencurahkan isi hati 4. mengatur kehidupan dalam rumah tangga 5. membimbing hubungan pribadi 6. Pendidik dalam segi rasional.

Dalam UU SISDIKNAS No 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 14 dijelaskan bahwa :

“Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut”.

Direktorat PAUD DIRJEN PLSP (2002 : 8) mengemukakan bahwa : PAUD adalah pendidikan yang berfungsi

membantu pertumbuhan dan

perkembangan jasmani peserta didik yang dapat dilakukan didalam maupun diluar lingkungan keluarga.

Usia dini merupakan fase kehidupan manusia yang mempunyai keunikan dan dunia tersendiri. Anak seusia ini berbeda dari orang dewasa tidak hanya secara fisik dan tahap perkembangannya, melainkan secara menyeluruh. Karakteristik anak usia dini dapat dilihat dari ciri-ciri setiap fase perkembangan yaitu :

a. Perkembangan Anak Usia 0 – 2 Tahun b. Perkembangan Anak Usia 2 – 3 Tahun. c. Perkembangan Anak Usia 3 – 4 Tahun d. Perkembangan Anak Usia 4 – 6 Tahun

Tujuan pendidikan Anak Usia Dini secara umum adalah mengembangkan berbagai potensi anak sejak dini dan membantu meletakkan dasar ke arah perkembangan sikap pengetahuan, keterampilan dan imajinasi anak sebagai persiapan untuk hidup dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya untuk pertumbuhan serta perkembangan pada tahapan selanjutnya. (Depdiknas, 2001:15).

Seseorang(encyclopedia.thefreedictio nary.com, 2004). Coon (1983) mendefinisikan karakter sebagai suatu penilaian subyektif terhadap kepribadian seseorang yang berkaitan dengan atribut kepribadian yang dapat atau tidak dapat diterima oleh masyarakat.

Menurut Megawangi (2003), kualitas karakter meliputi sembilan pilar, yaitu (1) Cinta Tuhan dan segenap ciptaan-Nya; (2) Tanggung jawab, Disiplin dan Mandiri; (3) Jujur/amanah dan Arif; (4) Hormat dan Santun; (5) Dermawan, Suka menolong, dan Gotong-royong; (6) Percaya diri, Kreatif dan Pekerja keras; (7) Kepemimpinan dan adil; (8) Baik dan rendah hati; (9) Toleran, cinta damai dan kesatuan.

Karakter, seperti juga kualitas diri yang lainnya, tidak berkembang dengan sendirinya. Perkembangan karakter pada setiap individu dipengaruhi oleh faktor bawaan (nature) dan faktor lingkungan (nurture). Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter

(3)

kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut. Menurut T. Ramli (2003),

Berdasarkan grand design yang dikembangkan Kemendiknas (2010), secara psikologis dan sosial kultural pembentukan karakter dalam diri individu merupakan fungsi dari seluruh potensi individu manusia (kognitif, afektif, konatif, dan psikomotorik) dalam konteks interaksi sosial kultural (dalam keluarga, sekolah, dan masyarakat) dan berlangsung sepanjang hayat.

METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Metode studi kasus (case Study) bertujuan mengembangkan pengetahuan secara mendalam mengenai objek yang bersangkutan seperti yang dikemukakan oleh Breg sebagai berikut:

“...data yang dikumpulkan dalam rangka “ studi kasus” dipelajari sebagai suatu keseluruhan yang terintegrasi, tujuannya adalah mengembangkan pengetahuan yang mendalam mengenai objek yang bersangkutan”

Berkaitan dengan hal diatas maka dalam penelitian ini penulis menggunakan metode kasus dengan pendekatan kualitatif yang bertujuan untuk mengumpulkan data-data tentang peran orang tua dalam menumbuhkembangkan nilai-nilai dasar karakter pada anak usia dini.

Subjek penelitiannya di tentukan 3 keluarga, dimana alasan keluarga yang menjadi subjek penelitian bukan dilihat dari banyaknya subjek akan tetapi kedalaman maknanya yang diperlukan. Keluarga tersebut berada dalam wilayah yang sama yaitu pada keluarga di TK.Dharma Kartini kelurahan cibeureum kecamatan cimahi selatan.

Dalam mendukung penggunaan metode deskriptif dalam penelitian ini maka digunakan beberapa teknik pengumpul data yang berupa wawancara,studi kepustakaan, dokumentasi, triangulasi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berikut ini akan diuraikan penelitian latar belakang keluarga yang akan menjadi obyek penelitian pada keluarga di TK.Dharma Kartini Kecamatan Cimahi Selatan Kota Cimahi yang telah mejadi responden dalam penelitian studi kasus, guna memperoleh gambaran lengkap tentang peranan orang tua dalam menumbuhkembangkan nilai-nilai karakter anak usia dini dalam keluarga.

Dalam menanamkan karakter disesuaikan dengan perkembangan anak, sehingga proses pembelajaran dan pembinaan yang dilakukan lebih mudah dipahami oleh anak. Sesuai dengan interaksi yang menyatakan bahwa, pembelajaran pada dasarnya tidak terlepas dari interaksi, bahkan belajar itu adalah interaksi dan intraksi itulah belajar. Dengan adanya interaksi antara individu dengan lingkungannya maka, akan mengakibatkan perubahan dalam diri individu tersebut. Menurut teori di atas bahwa, orang tua dengan anak terjadi interaksi (proses pembelajaran), harus mengutamakan tindakan - tindakan yang mudah dipahami dan dimengerti oleh anak, sehingga akan mempengaruhi terhadap perubahan diri anak. Maka, Cara atau metode yang tepat digunakan untuk membimbing anak usia pra sekolah yaitu dengan cara :

a. Pemberian nasehat, maksudnya memberikan pandangan – pandangan dengan memberitahukan tentang baik buruknya sesuatu sehingga dapat dipahami oleh anak.

b. Pembiasaan, maksudnya adalah memberikan kesempatan kepada anak untuk melaksanakan sikap dan perilaku baik yang sesuai dengan nilai, norma dan budaya bangsa dalam menghadapi masalah kehidupan.

c. Keteladanan, maksudnya orang tua menjadi figure bagi anak sebagai cermin manusia yang berkepribadian baik dalam melakukan segala aktifitasnya.

d. Penghargaan dan hukuman, maksudnya adalah penghargaan yang diberikan kepada anak apabila anak melakukan perbuatan yang baik dengan tujuan agar anak melakukan perbuatan yang lebih baik lagi, sedangkan hukuman diberikan kepada anak

(4)

apabila anak melakukan perbuatan yang tidak baik atau kesalahan

Dalam proses penanaman karakter yang dilakukan oleh orang tua pada anak – anaknya akan ditemukan kendala – kendala yang diakibatkan oleh factor internal dan eksternal dalam keluarga itu sendiri. Menurut Sudjana (1987:39) mengatakan bahwa “Hasil belajar yang dicapai dapat dipengaruhi oleh dua factor utama yaitu factor dalam diri sendiri dan factor yang datang dari luar diri kita (factor lingkungan)” Faktor internal bisa berupa kemampuan yang dimiliki, motivasi, maupun ekonomi. Perbedaan pendidikan orang tua pun dapat mempengaruhi keberhasilan anak dalam proses pembelajaran dalam hal ini penanaman karakter, dengan latar belakang pendidikan yang berbeda akan mempengaruhi cara orang tua dalam mendidik anak – anaknya. Namun demikian, tidak sedikit orang tua yang tingkat pendidikannya rendah kadang – kadang memiliki cara dan metode yang digunakan dalam mendidik anak lebih baik dibandingkan dengan orang tua yang memiliki jenjang pendidikan lebih tinggi.

Dengan pola asuh yang demoktratis ketika anak-anak melakukan kesalahan, orang tua mereka rnengingatkannya dengan bahasa yang baik dan lemah lembut agar anak tidak mengulangi lagi kesalahan tersebut. Sebaliknya ketika anak melakukan hal yang baik, seperti mendapatkan nilai yang bagus, orang tua selalu memberikan pujian yang dapat memberikan semangat pada anak dan terkadang memberikan hadiah sebagai penghargaan, agar rnereka selalu berusaha lebih baik lagi. Akibat dari pola asuh ini adalah menyebabkan anak menjadi mandiri, mempunyai tanggung jawab, mempunyai inisiatif dan kreatif sopan santun dan dapat membedakan yang baik dan yang buruk.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan, peneliti dapat mengambil kesimpulan yang didasarkan pada tujuan penelitian yaitu sebagai berikut:

1. Keberhasilan penanaman karakter anak tidak hanya ditentukan oleh tinggi

rendahnya pendidikan orang tua, serta kaya miskinnya dari segi ekonorni, yang lebih menentukan adalah frekuensi interaksi antara anak dengan orang tua, dan upaya dari orang tua dalam upaya penanaman karakter anaknya, sehingga orang tua dapat memberikan bimbingan dan pendidikan secara rnaksimal kepada anak - anaknya tersebut.

2. Peranan orang tua dalam penanaman karakter kepada anak usia dini yang paling penting adalah penanaman nilai-nilai pendidikan yang agamis, terutama mengenai pembentukan kepribadian, sikap, dan perilaku anak.

3. Upaya – upaya yang dilakukan orang tua dalam meningkatkan karakter anak Harapan setiap orang tua adalah menginginkan putra - putrinya menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, memiliki masa depan yang cerah dan menjadi manusia yang berguna bagi keluarga, agama, bangsa dan negara. 4. Hambatan-hambatan yang muncul dalam

penanaman karakter pada anak usia dini, yang dihadapi orang tua dalam setiap keluarga pada prinsipnya sama yaitu terdiri dari dua faktor yaitu faktor internal dan eksternal keluarga.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto.S (1993) Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Bandung : Bina Aksara Departemen Pendidikan Nasional (2003) Undang Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS, Bandung : Fokus Media

... (2010) Pedoman penulisan Karya Ilmiah. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia. H. Hendi dan Ramdani Wahyu, (2001) . Pengantar

Studi Sosiologi. Bandung : Pustaka Setia. http://www.BKKBN.go.id

http://www.wikimu.com

Kementrian Pendidikan dan kebudayaan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Pendidikan dan Penjaminan Mutu pendidikan 2011. Pedoman Peningkatan Kompetensi

(5)

Pendidik, PAUD, Nonformal, dan informal Berbasis Pendidikan Karakter.

Maleong Lexi (1998). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Rineka Cipta

Ratna Megawangi (Juni 2009), Menyemai Benih Karakter. Indonesia Heritage Foundation : Bogor

Riyanto, Theo (2002). Pembelajaran Sebagai Proses Bimbingan Pribadi, Jakarta : Grasindo

Sarjono.A (1994) Metodologi Penelitian, Jakarta :Rineka Cipta

Soelaeman MI (1994) Pendidikan Dalam Keluarga, Bandung : Alfa Beta

Sudjana Djuju (2001) PLS Wawasan Sejarah perkembangan, Falsafah, Teori Pendukung, Bandung, Falah Production

...(2004) Pendidikan non formal, Bandung :Falah

(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)

Referensi

Dokumen terkait

The research is focused on the development a tool for converting IOTNE into IOTED and apply the tool to obtain EDM in the Indonesian industrial sector based on the 2008

Tahap terakhir pada pengembangan instrumen dalam penelitian ini adalah pelaksanaan implementasi dengan mengukur sejauh mana kecenderungan kedisplinan belajar SMP Negeri 2

Alhamdulillahirobbil ‘Alamiin penulis panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi

Pada aplikasi control alat elektronik menggunakan virtual keypad ini memiliki kelebihan dalam hal keakuratan pendeteksian obyek sesuai dengan range warna yang

b) Pekerjaan yang terhormat. Pada dasarnya setiap individu memiliki kewajiban untuk mencari penghasilan, kecuali terdapat situasi yang memang benar-benar tidak memungkinkan untuk

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi terbaik hidrolisis enzim yaitu pada konsentrasi enzim selulase 5% v/v selama 12 jam pada hidrolisat asam sulfat 1%

Jumlah responden dari 75 ibu yang memiliki anak usia prasekolah menggambarkan sebagian besar ibu dari anak yang bersekolah di Taman Kanak-kanak Aisyiyah Bustanul Athfal

Perda dan Perdes merupakan subsistem peraturtuil perundang- undangan, karena itu harus menjadi bagian dalam susunan dan tata urutan peraturan perundang-undangan