• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1

A. Latar Belakang

Koentjaraningrat mengatakan bahwa kata budaya berasal dari bahasa Sanksekerta “budhayah” yang berasal dari bentuk jamak kata budhi yang berarti budi dan akal. Kebudayaan berarti hasil buah pikiran manusia. Kebudayaan dinilai sebagai identitas kemajuan bangsa dan kekayaan suatu bangsa (Qomaruddin, 2012:1). Sebagai aset negara, produk budaya sangat penting untuk dijaga, dirawat, dan dilestarikan sehingga dapat dinikmati oleh generasi mendatang.

Dasar tradisi kebudayaan bangsa Melayu ialah sastra. Sastra memiliki arti yang penting dan luas. Sastra Melayu tidak terbatas kepada peranannya dalam rangka kebudayaan Melayu saja, tetapi juga mempunyai arti bagi bangsa Melayu sendiri, yaitu arti etnis dan arti antar-etnis bagi bangsa-bangsa yang berbahasa Melayu (Braginsky, 1998:1). Tradisi Melayu adalah sastra, yaitu bahwa nenek moyang bangsa ini adalah penghasil karya-karya masa lampau yang memiliki nilai tinggi dan merupakan cerminan dari budaya masa lampau.

Karya tulisan masa lampau merupakan peninggalan yang memiliki informasi tentang buah pikiran, buah perasaan, dan informasi mengenai berbagai segi kehidupan yang pernah ada. Karya yang memiliki kandungan isi tentang masa lampau itu tercipta dari latar sosial budaya yang tidak ada lagi atau tidak sama dengan latar sosial budaya masyarakat masa kini (Baroroh Baried, 1994:1).

(2)

Perekam jejak kebudayaan tersebut mampu mencerminkan kondisi zamannya. Salah satu produk rekam jejak kebudayaan yang merupakan buah akal manusia masa lampau adalah karya sastra. Segala hal yang ditulis pada masa lampau disebut karya sastra, termasuk naskah klasik (manuskrip).

Karya-karya masa lampau saat ini dalam kondisi yang tidak selalu diterima dengan jelas dan sering dikatakan “gelap” atau “tidak jelas” oleh pembaca masa kini. Banyak karya tulisan masa lampau dirasakan tidak mudah dipahami (Baroroh Baried, 1994:1). Sebuah karya masa lampau mengandung nilai-nilai yang tinggi yang mampu memberi pengetahuan untuk masa kini. Banyak hal-hal yang tersimpan dalam karya masa lampau yang tidak diketahui. Selain karena karya masa lampau sulit dipahami, juga karena masyarakat beranggapan bahwa nilai masa lampau tidak relevan dengan keadaan saat ini. Padahal, banyak ilmu pengetahuan yang terkandung dalam karya-karya masa lampau yang mampu diaplikasikan untuk kehidupan masyarakat masa kini, menjadi pelajaran yang berharga, dan mampu memberi informasi mengenai kondisi sosial budaya masyarakat masa lampau. Kondisi yang seperti ini, maka perlu adanya penelitian untuk membedah karya-karya masa lampau sehingga mampu dipahami oleh masyarakat luas.

Sastra kitab merupakan hasil karya peninggalan masa lampau yang ditulis dengan tangan. Kelompok karya sastra yang termasuk sastra kitab ini berisi ajaran agama; terutama ilmu tasawuf, ilmu fikih, dan ilmu tauhid (Taufiq, 2007: 13). Penulis, dalam penelitian ini akan meneliti salah satu naskah kuno yang termasuk ke dalam golongan sastra kitab.

(3)

Objek utama dalam penelitian ini adalah naskah yang berjudul Risālatu

`t-Tauhīdi Fil-‘Ibādah (selanjutnya Risālatu `t-Tauhīd). Kolektor naskah, yaitu

Brandes, memberi nama naskah ini dengan judul Handboek Over den Islam. Judul yang diberikan oleh kolektor, menurut penulis kurang spesifik dengan isi naskah. Selain itu, judul yang diberikan oleh kolektor menggunakan bahasa Belanda karena Brandes adalah kolektor yang berasal dari Belanda. Handboek Over den Islam berasal dari bahasa Belanda yang artinya “buku pegangan orang Islam”1. Umumnya, naskah-naskah Melayu menggunakan judul dengan bahasa Melayu atau bahasa Arab untuk sastra kitab. Maka, naskah Handboek Over den Islam dengan nomor panggil BR 412 mengalami pergantian judul, yaitu Risālatu

`t-Tauhīdi Fil-Ibādah.

Naskah Risālatu `t-Tauhīd tergolong ke dalam golongan sastra kitab. Naskah ini merupakan naskah yang ditemukan pada koleksi Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (selanjutnya PNRI) dengan nomor panggil BR 412. Nomor panggil BR ini diambil dari jenis nama kolektornya, yaitu J.L.A. Brandes. Beliau adalah seorang sarjana yang terkenal dalam bidang studi kesusastraan Jawa dan Melayu (Behrend, dkk 1998: xvi). Koleksi naskah ini belum tercantum dalam katalog online, tetapi bentuk fisik naskah telah ada di PNRI. Cara mendapatkan naskah ini, penulis membeli salinannya dalam bentuk digital kemudian dicetak sendiri sesuai kebutuhan penelitian.

Naskah Risālatu `t-Tauhīd terdiri dari dua teks. Teks pertama berisi tentang ajaran tauhid dan teks kedua berisi tentang ramalan. Titik fokus penulisan

1Adiwardoyo, 2009, Kamus Belanda-Indonesia Indonesia-Belanda Lengkap,

(4)

ini adalah teks pertama yang berisi tentang ajaran tauhid. Teks pertama dalam naskah Risālatu `t-Tauhīd menggunakan bahasa Melayu dengan huruf Jawi, sedangkan teks kedua menggunakan bahasa Jawa dengan huruf Pegon. Bentuk fisik teks pertama juga lebih baik daripada teks kedua. Semua halaman pada teks pertama masih utuh dan masih terjilid dengan baik dalam naskah.

Teks Risālatu `t-Tauhīd pada penelitian ini berbentuk sastra kitab, yaitu berisi tentang ajaran tauhid yang meliputi fungsi dan tata cara penggunaan kata

Bismi ‘I-Lāh dan hukum-hukum membacanya, pengertian Jism dan jirim,

sifat-dua puluh Allah, mengenal Malaikat Allah dan kitab-kitab-Nya dan sifat wajib nabi Muhammad yang wajib diketahui oleh umat Islam. Ajaran tauhid diperjelas dengan penjabaran makna kata dua kalimat syahadat yang terkandung pada bagian akhir teks.

Secara fungsional, naskah ini berisi ajaran tauhid yang ditujukan kepada masyarakat, agar mampu bersikap dalam kehidupan sehari-hari dengan berpedoman pada akidah sebagai pembentuk karakter bangsa. Karakter terbentuk dari kebiasaan dan lingkungan. Lingkungan yang baik akan membentuk karakter yang baik. Tauhid yang termasuk salah satu ajaran akidah, mengajarkan kepada manusia untuk senantiasa mengesakan Allah. Fungsi ajaran tauhid dalam naskah ini mengajarkan manusia untuk mentauhidkan Allah dan menjalankan kehidupan sesuai akidah yang diajarkan dalam ilmu tauhid.

Penentuan naskah Risālatu `t-Tauhīd tergolong naskah jamak atau tunggal dapat diketahui dengan cara melakukan inventarisasi naskah yang dilakukan dengan studi katalog, baik secara online maupun penelusuran melalui

(5)

katalog-katalog tercetak. Berdasarkan hasil inventarisasi naskah yang telah dilakukan penulis, diketahui bahwa Risālatu `t-Tauhīd merupakan naskah tunggal dan belum ada penelitian sebelumnya. Ditemukan judul yang sama yang diberikan oleh kolektornya, yaitu Brandes yang terdapat dalam katalog naskah PNRI. Naskah yang memilki judul sama tersebut adalah naskah Handboek Over den Islam dengan nomor panggil BR 409 yang tersimpan di PNRI. Namun, dari segi isi naskah BR 409 tidak sama dengan naskah Risālatu `t-Tauhīd BR 412 yang digunakan penulis sebagai bahan penelitian ini. Naskah BR 409 berisi tentang aqoid dan ilmu kalam yang menjabarkan tentang sifat dua puluh Allah. Selain itu, naskah BR 409 ditemukan tidak lengkap karena tidak ada kata “tammat” pada bagian akhir naskah. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa naskah Risālatu `t-Tauhīd BR 412 dapat dikatakan sebagai naskah tunggal atau naskah yang unik (codex unicus) karena hanya ada satu-satunya.

Sebuah karya sastra klasik agar dapat terbaca/ dimengerti, pada dasarnya ada dua hal yang harus dilakukan, yakni menyajikan (memberi suntingan teks yang baik dan benar) serta menganalisisnya untuk kemudian dapat dimanfaatkan oleh pembaca secara luas. Penelitian ini akan dihadirkan suntingan teks, struktur sastra kitab, dan analisis fungsi ajaran tauhid untuk memudahkan pembaca memahami isi dan fungsi dari teks Risālatu `t-Tauhīd yang berisi ajaran tauhid.

Sisi menarik dari naskah Risālatu `t-Tauhīd ini yang membuat naskah ini layak untuk diteliti, yakni sebagai berikut. Pertama, naskah Risālatu `t-Tauhīd merupakan naskah klasik yang berbahasa Melayu. Risālatu `t-Tauhīd yang berbahasa Melayu merupakan teks yang tercipta sejak 166 tahun yang lalu.

(6)

Kedua, teks Risālatu `t-Tauhīd menggunakan huruf Arab Melayu (Jawi). Dewasa ini, huruf tersebut hanya segelintir orang yang mampu memahaminya. Agar keberadaannya dapat diketahui dan isinya dapat dipahami, maka perlu dilakukan suntingan teks.

Ketiga, saat ini naskah Risālatu `t-Tauhīd yang memiliki tebal 60 halaman masih dalam keadaan baik. Baik dalam arti, kondisi naskah (bahan naskah dan tulisan) masih memungkinkan untuk diteliti dan dikaji lebih lanjut. Semua halaman belum ada yang terlepas dan masih terjilid dengan rapi dalam naskah.

Keempat, sampai saat ini, naskah Risālatu `t-Tauhīd belum pernah dikaji dari aspek suntingan, analisis struktur sastra kitab, dan fungsi ajaran tauhid. Hal ini didasarkan atas pembacaan Direktori Edisi Naskah Nusantara, tidak ditemukan penelitian naskah yang berjudul Risālatu `t-Tauhīd ataupun yang sejenisnya. Selain itu, penelusuran data juga dilakukan pada perpustakaan-perpustakaan yang dimungkinkan adanya penelitian naskah, baik secara manual maupun online.

Kelima, teks Risālatu `t-Tauhīd ini berisi tentang ajaran tauhid. Banyak penelitian naskah yang tergolong ke dalam sastra kitab yang berisi ajaran tauhid atau sejenisnya. Namun, kebanyakan dari penulis terdahulu hanya menganalisis isi dari ajaran tauhid tersebut. Kebaharuan dari penelitian ini yaitu, penulis akan mengupas lebih dalam fungsi ajaran tauhid yang dilihat dari segi makna yang terkandung dalam ajaran tauhid. Fungsi ajaran tauhid tersebut terbagi menjadi dua, yaitu fungsi secara umum yang dilihat dari fungsi teks secara jasmaniah (kehidupan sosial masyarakat) dan fungsi khusus dilihat dari fungsi teks secara rohaniah sebagai ibadah kepada Allah.

(7)

Keenam, naskah Risālatu `t-Tauhīd mempunyai relevansi fungsi sosial yang tinggi, terkait kedudukannya di masyarakat dan pengaruh ajaran Islam yang terkandung dalam naskah. Relevansi fungsi sosial naskah Risālatu `t-Tauhīd dibuktikan dengan ajaran tauhid yang masih relevan dengan keadaan masa kini. Masyarakat, terutama yang menganut agama Islam tentu menjunjung tinggi ajaran tauhid karena hal itu merupakan pondasi awal agama Islam. Naskah tersebut dapat digunakan sebagai bahan acuan dan referensi yang otentik untuk penelitian bidang ilmu lainnya.

Usaha lanjutan penyelamatan dan pelestarian naskah merupakan alasan utama pengkajian naskah ini. Penelitian ini akan menyajikan teks dalam bentuk suntingan yang baik dan benar. Namun, menyediakan suntingan saja tentunya masih belum cukup. Setelah tulisan dan bahasa dalam naskah dapat dipahami, langkah selanjutnya adalah mengkaji dengan menjabarkan struktur sastra kitab dan analisis fungsi ajaran tauhid terhadap naskah Risālatu `t-Tauhīd. Dengan demikian, diharapkan naskah ini akan lebih mudah dipahami dan diketahui struktur teksnya dan bagaimana isi dan fungsinya dalam kaitannya dengan kedudukan teks Risālatu `t-Tauhīd di masyarakat dan pengaruhnya terhadap umat Islam yang mengamalkan.

(8)

B. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah dalam sebuah penelitian diperlukan agar penelitian tersebut terarah sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai atau tidak menyimpang dari pokok permasalahannya. Masalah yang dibahas meliputi hal-hal sebagai berikut.

1. Suntingan teks mencakup inventarisasi naskah, deskripsi naskah, ikhtisar isi teks, kritik teks, suntingan teks, dan daftar kata sukar. Penyuntingan teks di dalam penelitian ini menyajikan suntingan teks yang baik dan benar.

2. Analisis struktur dibatasi pada struktur teks sastra kitab, yaitu struktur penyajian teks, gaya penyajian teks, pusat penyajian teks, dan gaya bahasa berdasarkan kaidah sastra kitab.

3. Analisis fungsi ajaran tauhid dibatasi pada isi teks dan fungsi teks secara khusus dan umum dalam kehidupan masyarakat. Fungsi teks dapat diketahui melalui analisis isi ajaran tauhid dalam teks.

C. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Bagaimanakah suntingan teks Risālatu `t-Tauhīd? 2. Bagaimanakah struktur teks Risālatu `t-Tauhīd?

3. Bagaimanakah fungsi khusus dan fungsi umum ajaran tauhid dalam naskah

(9)

D. Tujuan Penelitian

Penulisan ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut.

1. Menyajikan suntingan teks Risālatu `t-Tauhīd yang baik dan benar sehingga mudah dipahami oleh pembaca dan dapat diketahui masyarakat luas agar seterusnya dapat dimanfaatkan untuk penelitian lebih lanjut.

2. Mendeskripsikan struktur sastra kitab dalam teks Risālatu `t-Tauhīd sesuai dengan kaidah sastra kitab agar dapat diketahui struktur narasi teks, gaya pengisahan, pusat pengisahan, dan gaya bahasa dalam teks Risālatu `t-Tauhīd. 3. Memaparkan fungsi ajaran tauhid secara khusus dan umum teks Risālatu

`t-Tauhīd dalam masyarakat sehingga dapat mengembalikan tauhid pada hakikat

yang sebenarnya.

E. Manfaat Penelitian

Hasil dari suatu penulisan diharapkan mampu memberikan manfaat, baik manfaat teoretis maupun praktis.

Manfaat teoretis penulisan ini adalah sebagai berikut.

1. Memperkaya hasil penelitian, terutama dalam bidang filologi khususnya sastra kitab yang berkaitan dengan studi keislaman dan memberikan sumbangan ilmu pengetahuan bagi masyarakat sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan penelitian lebih lanjut.

(10)

2. Bahan pertimbangan bagi penelitian selanjutnya, baik itu di bidang filologi, studi keislaman maupun penelitian ilmu lain seperti ilmu sastra, sejarah, teologi dan lain sebagainya.

Manfaat praktis penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Memperkenalkan keberadaan naskah Risālatu `t-Tauhīd kepada masyarakat. 2. Melestarikan peninggalan budaya bangsa yang berupa naskah kuno sebagai

warisan nenek moyang bangsa Indonesia.

3. Mengetahui dan memahami isi dan fungsi ajaran tauhid yang terkandung dalam naskah Risālatu `t-Tauhīd terhadap kehidupan masyarakat.

F. Sistematika Penulisan

Penelitian ini terdiri dari enam bab, yaitu pendahuluan, kajian pustaka dan kerangka pikir, metode penelitian, suntingan teks, analisis, dan penutup. Masing-masing bab diuraikan sebagai berikut.

Bab pertama pendahuluan. Bab ini berisi latar belakang masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penyajian.

Bab kedua adalah kajian pustaka dan kerangka pikir. Bab ini terdiri atas tinjauan studi terdahulu, landasan teori mengenai teori pengkajian teks, dan kerangka pikir.

Bab ketiga adalah metode penulisan. Bab ini terdiri atas jenis dan bentuk penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, teknik penyajian analisis data, dan teknik penarikan simpulan.

(11)

Bab keempat adalah suntingan teks, meliputi: inventarisasi naskah, deksripsi naskah, ikhtisar isi teks, kritik teks, suntingan teks, dan daftar kata sukar.

Bab kelima adalah analisis. Bab ini berisi struktur teks Risālatu `t-Tauhīd dilihat dari perspektif struktur sastra kitab, isi teks Risālatu `t-Tauhīd dan analisis fungsi ajaran tauhid dalam teks Risālatu `t-Tauhīd.

Bab keenam adalah penutup. Berisi tentang simpulan dan saran yang berkaitan dengan keseluruhan hasil penelitian.

Referensi

Dokumen terkait

According to Maranki (1989:53) observation is: "Pengumpulan data yqng dilql$unalcan dengan pengamatan secarq langsung dan pencatatan secara siste matis t erhadap gej ala

The increased use of non- fi nancial informa- tion where there is a reduction in earnings informativeness is consistent with the two most important functions of fi nancial

F rom these two figure, we can see that the base isolation able to reduce story. shear and drift

Melihat peran pokok perbankan yang sangat penting sebagai lembaga perantara keuangan seperti yang telah dijelaskan, maka hal dasar yang sangat dibutuhkan oleh

Nama pengapalan yang sesuai dengan PBB : Tidak diatur Kelas Bahaya Pengangkutan : Tidak diatur Kelompok Pengemasan (jika tersedia) : Tidak diatur. Bahaya Lingkungan :

Uji statistik F digunakan untuk menguji apakah semua variabel-variabel independen atau bebas yang dimasukkan ke dalam model mempunyai pengaruh secara

Berdasarkan hasil identifaksi masalah, maka pembatasan masalah penelitian pembelajaran dalam pembelajaran IPA tentang Materi Organ Tubuh Manusia Dan Hewan di atas adalah

dan mempertahankan daya retensi siswa. 100) belajar bisa optimal jika keempat unsur SAVI ada dalam satu peristiwa pembelajaran. Seorang siswa dapat belajar sedikit dengan