• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA INGGRIS MELALUI PENGGUNAAN MEDIA KARTU GAMBAR PADA SISWA KELAS VII SMPN 1 MUARA BUNGO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA INGGRIS MELALUI PENGGUNAAN MEDIA KARTU GAMBAR PADA SISWA KELAS VII SMPN 1 MUARA BUNGO"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA INGGRIS

MELALUI PENGGUNAAN MEDIA KARTU GAMBAR PADA

SISWA KELAS VII SMPN 1 MUARA BUNGO

Yesi Novianti

SMP Negeri 1 Muara Bungo e-mail: yesinovianti2020@gmail.com

ABSTRAK

Penguasaan kosakata bahasa Inggris di kelas VII.4 di SMPN 1 Muara Bungo masih rendah. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan penggunaan media kartu gambar untuk meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Inggris pada siswa kelas VII.4 SMPN 1 Muara Bungo. Penelitian ini termasuk jenis penelitian tindakan kelas dengan subyek penelitian berjumlah 29 siswa. Desain penelitian dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus tindakan terdiri dari perencanaan, perlakuan tindakan, pengamatan dan refleksi. Instrumen pengumpulan data dengan menggunakan lembar observasi, soal, dan lembar catatan lapangan. Analisis data menggunakan analisis deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) penggunaan media kartu gambar dapat meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Inggris pada aspek membaca kosakata dan melafalkan kosakata. Selain itu membantu siswa untuk membaca kosakata secara individu dalam kelompok dengan baik. (2) Penggunaan media kartu gambar dapat meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Inggris. Hal ini ditunjukkan dari hasil tes meningkat sebesar 17,2 % pada siklus I, serta ketuntasan siswa hasil tes pada siklus II mengalami peningkatan sebesar 17,3%.

Kata kunci: Media kartu gambar; kosakata; bahasa Inggris ABSTRACT

The mastery of English vocabulary in class VII.4 at SMPN 1 Muara Bungo is still low. This study aims to describe the use of picture card media to improve the mastery of English vocabulary in grade VII.4 students of SMPN 1 Muara Bungo. This research is a kind of classroom action research with 29 students as the research subjects. The study design was carried out in two cycles. Each cycle of action consists of planning, treatment, observation and reflection. Data collection instruments using observation sheets, questions, and field notes sheets. Data analysis uses quantitative and qualitative descriptive analysis. The results showed that (1) the use of picture card media can improve the mastery of English vocabulary on aspects of reading vocabulary and pronouncing vocabulary. Besides helping students to read vocabulary individually in groups well. (2) The use of picture card media can improve the mastery of English vocabulary. This is indicated from the test results increasing by 17.2% in the first cycle, and the completeness of the students' test results in the second cycle increased by 17.3%.

Keywords: picture card media; vocabulary; English PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan sarana yang penting dalam menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. SDM yang berkualitas dapat terbentuk apabila menerapkan pendidikan sebagai kunci utama dari perkembangan ilmu dan teknologi. Pendidikan merupakan suatu proses komunikasi yang di dalamnya mengandung transformasi pengetahuan, nilai-nilai dan keterampilan-keterampilan, di dalam dan di luar sekolah yang

berlangsung sepanjang hayat (life long

education), dari generasi ke generasi

(Dwi Siswoyo, 2008: 25). Suryati Sidharto (dalam Dwi Siswoyo, 2008: 146–147) mengatakan bahwa pendidikan telah berlangsung sejak dulu hingga sekarang. pendidikan yang dimaksud adalah apa yang dilakukan oleh orang dewasa atau orang tua dalam mengajarkan anaknya cara hidup sehari-hari, agar dikemudian hari anak dapat hidup dengan baik tanpa suatu kesulitan. Pendidikan tidak hanya diperoleh di

(2)

lingkungan keluarga, pendidikan dapatdiperoleh dari lingkungan sosial masyarakat maupun dari bangku sekolah.

Pengertian pendidikan dalam lingkungan sekolah mempunyai arti yang lebih luas dari pada mengajar. Mengajar lebih difokuskan pada proses transformasi pengetahuan yang bersifat afektif. Pendidikan merupakan proses komunikasi dua arah yang tidak hanya merupakan proses transformasi pengetahuan tetapi juga 2 proses internalisasi nilai-nilai karakter. Karakter dari masing-masing siswa berbeda-beda dan harus dikuasai oleh seorang guru apabila ingin proses belajar mengajar di dalam kelas dapat berhasil. Hal itu merupakan tugas guru untuk memahami masing-masing karakter siswa karena setiap siswa memiliki cara yang berbeda dalam memahami dan menguasai materi yang disampaikan oleh guru. Pembelajaran bahasa Inggris sangat penting untuk diterapkan dalam suatu sekolah. Siswa diharapkan dapat menguasai bahasa Inggris dengan baik. Proses pembelajaran dari pengenalan, pemahaman, penerapan dalam kehidupan sehari hari sangat di butuhkan guna mencapai pembelajaran bahasa Inggris yang ideal. Pembelajaran penguasaan kosakata termasuk dalam penguasaan bahasa. Penguasaan bahasa mencakup berbagai keterampilan yaitu keterampilan mendengar, keterampilan berbicara, keterampilan membaca dan keterampilan menulis (Andika, 2011:4).

Pembelajaran bahasa Inggris menekankan pada empat keterampilan berbahasa yaitu menyimak (listening),

berbicara (speaking), membaca

(reading) dan menulis (writing). Pertama.

Keterampilan Menyimak (listening skill)

Keterampilan menyimak adalah suatu bentuk keterampilan berbahasa yang bersifat reseptif (Iskandarwassid, 2008: 227).

Pemilihan informasi secara tidak langsung terjadi pada proses menyimak. Proses transfer ilmu pengetahuan terjadi dalam kegiatan menyimak. Kedua.

Keterampilan Berbicara (speaking skill)

Keterampilan berbicara pada hakikatnya merupakan keterampilan mereproduksi arus sistem bunyi artikulasi untuk menyampaikan kehendak, kebutuhan perasaan, dan keinginan kepada orang lain (Iskandarwassid, 2008 : 241). Keterampilan berbicara sangat diperlukan dalam penguasaan kosakata bahasa Inggris. Keterampilan berbicara memberi penekanan dari informasi yang didapat pada proses menyimak. Ketiga. Keterampilan Membaca (reading skill) Keterampilan membaca sebagai alat komunikasi bagi kehidupan manusia (Iskandarwassid, 2008: 245). Keterampilan membaca dapat membantu siswa dalam memahami kosakata yang diajarkan guru. Membaca lebih membantu siswa dalam memahami daripada hanya menyimak penjelasan dari guru. Membaca membantu siswa untuk menyerap pengetahuan lebih banyak. Membaca juga dapat memperluas pengetahuan dan tidak hanya bergantung satu pada informan saja.4. Keterampilan Menulis (writing skill) Keterampilan menulis merupakan pengembangan dari keterampilan membaca. Keterampilan menulis didapatkan setelah keterampilan membaca dapatdikuasai. Seorang pemakai bahasa memiliki kesempatan untuk mengatur dan mempersiapkan diri dalam menulis. Pesan yang perlu diungkapkan dapat dipilih secara cermat dan disusun secara sistematis agarmudah dipahami (Iskandarwassid, 2008: 248–249).

Penguasaan bahasa inggris memerlukan bekal kosakata yang banyak dan bentuktata bahasa yang memadai. Kosakata yang banyak tanpa didasari dengan tatabahasa yang kuat maka mustahil kita bisa memahami dengan baik suatu bacaandan demikian sebaliknya, tata bahasa yang baik tanpa memiliki kosakata yangbanyak maka suatu tulisan tidak dapat di baca dengan sempurna (Yusran Pora,2001: 1).

Penguasaan kosakata akan berpengaruh pada pembuatan kalimat, pada percakapan, grammar dan tenses

(3)

bahasa Inggris pada jenjang berikutnya. Penguasaan kosakata menjadi dasar dari konsep pemahaman dalam berbahasa Inggris. Penguasaan kosakata bahasa Inggris yang masih menjadi kendala untuk siswa kelas VII.4 adalah pada kemampuan siswa untuk membaca dan mengingat kosakata bahasa Inggris. Guru membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mengajarkan kosakata. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan sekolah untuk pembelajaran bahasa Inggris adalah 76. Sebanyak 41,4% dari 29 siswa telah memenuhi KKM, dan sebanyak 58.6% dari jumlah keseluruhan siswa belum memenuhi KKM. Guru memberikan arti kata mengenai kosakata yang diajarkan secara lisan, dan siswa secara acak diminta untuk menjawab pertanyaan dari guru mengenai arti kata dari sebuah kosakata secara lisan juga. Siswa melafalkan kosakata sesuai yang dicontohkan guru yang tertera dalam buku paket.

Peningkatan hasil belajar siswa sebenarnya sangat berkaitan dengan keinginan siswa itu sendiri untuk belajar (Saputra, dkk., 2019). Dengan demikian guru akan mampu menentukan media atau alat bantu pembelajaran yang akan dipakai. Hal ini akan mempengaruhi tingkat keterampilan siswa setelah berakhir pembelajaran dalam satu mata pelajaran. Namun guru belum melakukan pengecekan cara membaca siswa dengan memberi kesempatan kepada masing-masing individu untuk menuliskan dan melafalkannya. Kurangnya kemampuan guru untuk memaksimalkan media pembelajaran dalam menyampaikan materi dapat mempengaruhi penguasaan kosakata siswa. Guru menyampaikan materi kosakata dan kurang memberi latihan untuk siswa dalam membaca, menulis dan melafalkan kosakata tersebut. Guru juga belum menerapkan kosakata yang telah diajarkan dalam setiap proses pembelajaran bahasa Inggris dan menerapkan dalam kegiatan sehari-hari, sehingga kosakata tersebut hanya

dapat diingat saat pembelajaran saja, dan saat pembelajaran usai siswa telah lupa mengenai kosakata yang diajarkan. Penguasaan kosakata diharapkan dapat diingat secara terus menerus dan dapat digunakan siswa setiap waktu.

Oleh karena itu, penguasaan kosakata bahasa Inggris di kelas VII.4 SMPN 1 Muara Bungo perlu ditingkatkan dengan penggunaan media pembelajaran yang menarik minat siswa untuk mempelajari bahasa Inggris. Media yang dapat digunakan dalam mempelajari kosakata salah satunya dengan kartu gambar. Kartu gambar diharapkan dapat membantu siswa dalam mengusai kosakata dan membantu guru dalam memberikan materi kosakata bahasa Inggris pada siswa kelas VII.4. Masing-masing siswa akan mendapatkan kartu gambar sehingga siswa diharapkan dapat mempelajari tentang cara membaca kosakata bahasa Inggris secara mandiri. Berdasarkan uraian yang di atas, penelitian mengenai peningkatan penguasaan kosakata bahasa Inggris melalui penggunaan media kartu gambar dirasakan perlu untuk dilakukan. Kartu gambar diharapkan akan membantu siswa dalam proses penguasaan kosakata bahasa Inggris.

METODE

Penelitian ini termasuk jenis Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri I Muara Bungo, kelas VII.4 semester ganjil dari bulan Agustus 2019 s.d bulan November tahun pelajaran 2019/2020. Jumlah keseluruhan siswa 29 siswa yang terdiri dari 18 orang siswa laki-laki dan 11 orang siswa perempuan dengan tingkat kemampuan siswa pada mata pelajaran bahasa Inggris yang sebagian kecil memiliki kemampuan lebih dan yang lainnya rata-rata sedang.

Penelitian dilakukan dengan dua siklus. Pada siklus I di pertemuan pertama, peneliti belum memakai Media kartu gambar. Pada pertemuan ini guru memberi tugas yang dikerjakan secara berkelompok. Pada pertemuan kedua,

(4)

guru memperkenalkan dan menggunakan media kartu gambar. Peneliti akan mengamati motivasi siswa setelah menggunakan media kartu gambar.

Data hasil belajar yang tercantum dalam PTK ini diperoleh dengan menggunakan instrument ukur test dan untuk mengukur motivasi belajar siswa, menggunakan instrument ukur motivasi belajar yang di susun berdasarkan kisi-kisi motivasi belajar dengan menggunakan kuesioner (Ekawarna, 2009:159). Jenis instrumen yang dapat digunakan dalam penelitian yaitu angket, soal tes, ceklist, pedoman wawancara, lembar observasi, dan lembar catatan lapangan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kegiatan PTK dapat dilaksanakan sesuai rencana tanpa perubahan yang berarti. Pada setiap siklus (siklus I dan II ) peneliti dapat melaksanakan tugas secara konsisten. Data tentang penguasaan kosakata siswa kelas VII.4 sebelum dilaksanakan PTK berupa hasil test formatif. Tes dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal siswa mengenai penguasaan kosakata bahasa Inggris. Tes ini terdiri dari 10 soal pilihan ganda dan 5 soal menjodohkan. Adapun nilai tes kemampuan awal siswa dalam penguasaan kosakata bahasa Inggris adalah sebagai berikut.

Tabel 1. Distribusi Hasil Tes Kemampuan Awal Penguasaan kosakata bahasa Inggris Rentang Nilai F % KKM 92 - 100 1 03,5 %  84 - 91 5 17,2 %  76 – 83 6 20,7 %  51 – 75 8 27,6 % - 26 – 50 6 20,7 % - 01 - 25 3 10,3 % - Jumlah 29 100 % 15

Berdasarkan Tabel 1, Sebanyak 1 siswa dengan persentase 03,5% yang mendapatkan nilai 92–100. Kemudian sebanyak 5 siswa dengan persentase 17,2% yang mendapatkan nilai 84-91.

Sebanyak 6 siswa dengan persentase 20,7% yang mendapatkan nilai 76–83. Sebanyak 8 dengan persentase 27,6 %, siswa mendapatkan nilai 51–75. Sebanyak 6 dengan persentase 20,7%, siswa mendapatkan nilai 26–50 Sebanyak 3 dengan persentase 10,3 % siswa mendapatkan nilai 01–25. Hal ini menunjukkan bahwa siswa yang tuntas KKM sebanyak 12 siswa atau 37% dan yang tidak tuntas sebanyak 17 siswa atau 58,6%.

Selanjutnya di dalam pelaksanaan siklus I, diperoleh persentase ketuntasan dari 37% pada tes kemampuan awal menjadi 58,6 %. Peningkatan persentase sebesar 17,2%. Peningkatan di siklus I belum maksimal, karena belum mencapai kriteria keberhasilan penelitian yang telah ditetapkan yaitu sebesar 75% siswa yang memenuhi nilai KKM (≥ 76).

Melihat hasil siklus I, maka perlu adanya refleksi untuk menilai kembali mengenai tindakan yang telah dilakukan. Perbaikan ini perlu dilakukan untuk meningkatkan kembali penguasaan kosakata bahasa Inggris siswa. Hasil dari refleksi pada siklus I dilakukan untuk perbaikan pada siklus II. Adapun hasil refleksi pada siklus I sebagai berikut; 1. Media kartu gambar yang digunakan

pada siklus I masih membingungkan siswa.

2. Media kartu gambar yang digunakan dalam permainan memuat mengenai cara membaca siswa dan hal tersebut membuat kesulitan siswa dalam menemukan pasangannya karenacara membaca biasanya lebih sulit untuk diidentifikasi artinya.

3. Guru masih belum dapat mengondisikan siswa ketika pembelajaran berlangsung. Siswa masih sibuk bercerita dengan temannya dan tidak memperhatikan guru ketika menerangkan.

4. Siswa masih sangat sulit ketika diminta oleh guru untuk menuliskan kosakata yang guru telah tuliskan di papan tulis.

5. Beberapa siswa masih malas-malasan untuk mengerjakan soal evaluasi. Siswa masih menggangu

(5)

temannya dan bermain sendiri dengan peralatan tulisannya terlebih dahulu sebelum mengerjakan soal. Hal ini membuat waktu pengerjaan soal lebih lama dan membuat siswa lainyang sudah selesai untuk menunggu.

6. Siswa masih belum memahami ketika permainan dilakukan. Hal ini terlihat ketika permainan dilakukan masih banyak siswa yang bertanya mengenai cara permainan dan masih ada siswa yangkesulitan dalam menemukan pasangannya.

7. Pada siklus I belum diberlakukan sistem reward sehingga belum ada motivasi siswa untuk diamdan mendengarkan penjelasan dari guru. 8. Pada siklus I masih ada pernyataan

dalam lembar observasi guru yang belum diterapkan.

Hasil refleksi di siklus I menjadi pijakan untuk pelaksanaan dalam siklus II. Pelaksanaan siklus II sebanyak dua kali pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 16 September 2019 dengan materi “Time

‟.Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 23 September 2019 dengan materi melanjutkan pembelajaran mengenai “Time‟. Siklus II terdiri dari empat kegiatan dan tiga tahapan yaitu perencanaan, perlakukan tindakan dan pengamatan, serta refleksi.

Pada tes kemampuan siklus II, Persentase ketuntasan mengalami peningkatan dari 58,6% pada tes kemampuan siklus I menjadi 75,9% pada tes kemampuan siklus II. Peningkatan persentase sebesar 17,3%. Hasil refleksi siklus II, menunjukkan adanya peningkatan penguasaan kosakata bahasa inggris siswa. Hasil test setelah tindakan siklus II telah mengalami kenaikan. Hal ini dapat tinjau dari semakin bertambahnya siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebanyak 22 siswa atau 75,9%.

Hal ini menunjukkan bahwa tindakan alternatif pada siklus II membawa perubahan yang signifikan untuk perbaikan peningkatan

penguasaan kosakata bahasa Inggris siswa. Hal ini sejalan dengan penelitian (Surini, 2018: 423) bahwa media pembelajaran kartu dapat meningkatkan hasil penguasaan kosakata bahasa Inggris untuk siswa tingkat atas. Hal ini menujukkan bahwa penggunaan kartu sebagai media pembelajaran dapat meningkatkan pengusaan kosakata siswa baik ditingkat pertama maupun ditingkat atas. Dengan demikian penelitian tindakan kelas diakhiri pada siklus II.

Peningkatan penguasaan kosakata bahasa Inggris melalui penggunaan media kartu gambar dalam penelitian ini memuat mengenai hasil sebelum dilakukan tindakan sampai pada dilakukannya akhir siklus II serta dilakukan perbandingan peningkatan dari sebelum dilakukan tindakan sampai dilakukan tindakan siklus I dan siklus II. Berdasarkan hasil tes, penilaian setiap aspek penguasaan kosakata bahasa Inggris, dan observasi yang dilakukan selama siklus I dan siklus II menunjukkan bahwa penguasaan kosakata bahasa Inggris siswa mengalami peningkatan setelah memanfaatkan media kartu gambar dalam proses pembelajaran. Selain itu, hasil tes kemampuan awal, tes siklus I, dan tes siklus II digunakan sebagai indikator ada tidaknya peningkatan penguasaan kosakata. Adapun perbandingan peningkatan setiap siklus di sajikan pada grafik 1.

Grafik 1. Perbandingan Peningkatan Ketuntasan siklus I dan II

58.60% 75.90% 0.00% 10.00% 20.00% 30.00% 40.00% 50.00% 60.00% 70.00% 80.00% siklus I Siklus II

(6)

Berdasarkan Grafik 1, bahwa adanya peningkatan ketuntasan siswa dari siklus I ke Siklus II sebanyak 75,90%. Hal ini menunjukkan ketuntasan di siklus II telah mencapai indikator keberhasilan siswa sebesar 75%. Peningkatan ini disebabkan karena penggunaan media kartu akan membantu meningkatkan daya ingat siswa melalui visualisasi yang memberikan pengaruh besar dalam mengingat dan memahami sesuatu dibandingkan verbal atau audio (Carpenter & Olson, 2012). Dengan demikian pembelajaran dengan penggunaan kartu sangat baik untuk meningkatkan kosakata bahasa inggris siswa.

KESIMPULAN

1. Penggunaan media kartu gambar dapat meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Inggris. Aspek penguasaan kosakata bahasa Inggris yang ditekankan dalam pengunaan media kartu gambar yaitu aspek membaca kosakata dan melafalkan kosakata, Penggunaan media kartu gambar dapat membantu siswa untuk membaca kosakata secara individu dalam kelompok dengan baik.

2. Penggunaan media kartu gambar dapat meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Inggris siswa. Hal ini terlihat dari peningkatan nilai rata-rata siswa. Nilai hasil tes mengalami peningkatan sebesar 17,2 % pada siklus I. Selanjutnya ketuntasan siswa hasil tes pada siklus II mengalami peningkatan sebesar 17,3% dari hasil tes pada siklus I, Peningkatan paling besar terjadi pada aspek membaca dan melafalkan kosakata, Setelah menggunakan media kartu gambar pada siklus I dan siklus II. Selama proses pembelajaran siswa sangat

antusias dan memahami materi dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Andika Pratiwi & Gartika Rahmasari. (2011). How to Write in English

Correctly. Bekasi: Laskar Aksara.

Carpenter, S. K., & Olson, K. M. (2012). Are pictures good for learning new vocabulary in a foreign language? Only if you think they are not. Journal of Experimental Psychology: Learning, Memory,

and Cognition, 38(1), 92–101.

https://doi.org/10.1037/a0024828

Dwi Siswoyo. (2008). Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.

Saputra, D. I. M., & Putra, A. E. (2019). Meningkatkan Keterampilan Ball Control Sepak Bola Melalui Media Dinding. Jurnal Muara Olahraga,

2(1), 187-198.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian

Pendidikan (Pendekatan

Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Surini, S. (2018). Upaya Meningkatkan Penguasaan Kosakata Bahasa Inggris melalui Media Pembelajaran Kartu di MAN 1 Gunungkidul Tahun Ajaran 2018/2019. Jurnal Pendidikan

Madrasah, 3(2), 423–431.

Wijaya Kusumah & Dedi Dwitagama. (2010). Mengenal Penelitian Tindakan Kelas, Edisi Kedua. Jakarta: PT. Indeks.

Yusran Pora. (2003). Enrich Our Vocabulary Through Reading and

Idioms. Yogyakarta: Pustaka

Gambar

Grafik 1. Perbandingan Peningkatan  Ketuntasan siklus I dan II

Referensi

Dokumen terkait

Beberapa penelitian mengemukakan bahwa sumber pesan yang berasal dari operator atau instansi yang memiliki kredibilitas akan mempengaruhi sikap konsumen terhadap SMS

Dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap cakupan balita ditimbang berat badannya (D/S) di Kabupaten/Kota Provinsi Jawa

Rendahnya alokasi anggaran program KIA yang bersumber dari dana APBD tidak terlepas dari penga- ruh proses pengambilan keputusan yang bersifat po- litis. Meskipun sudah diketahui

Sesuai dengan masalah yang telah dirumuskan di atas, tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui persepsi masyarakat tentang biaya, manfaat dan relevansi pada era

Pada tabel 2 dapat dilihat hasil analisis statistik dengan Spearman Rho Correlation didapatkan nilai koefisien korelasi 0,679 dan p=0,031 yang berarti bahwa

Manajemen biaya proyek sendiri merupakan suatu proses atau kegiatan yang diperlukan untuk memastikan bahwa proyek akan dapat diselesaikan dalam

36 Gambar 4.6 Broker sistem pendukung keputusan penerangan ruangan Berdasarkan Gambar 4.6 terdapat send message yang digunakan untuk melakukan publish ke control application

Untuk mewujudkan visi tersebut, PT PLN Batam melaksanakan program CSR secara sistematis dan berkelanjutan berdasarkan sebuah Pedoman Corporate Social Responsibility,