Lulus Sertifikasi di Kota Medan
Tesis
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan
dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh :
RETNITA ERNAYANI LBS NIM: 8106173012
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI
Analisis Kompetensi Guru Biologi SMA yang Sudah
Lulus Sertifikasi di Kota Medan
Tesis
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan
dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh :
RETNITA ERNAYANI LBS NIM: 8106173012
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI
Analisis Kompetensi Guru Biologi SMA yang Sudah Lulus Sertifikasi di Kota Medan
RETNITA ERNAYANI LBS (8106173013)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat kompetensi profesional, kepribadian, sosial, dan paedagogik guru biologi yang sudah lulus sertifikasi sesuai dengan Permendiknas No 16 Tahun 2007. Sebanyak 224 orang guru biologi yang sudah lulus sertifikasi di Kota Medan menjadi populasi dalam penelitian ini. Data dikumpulkan menggunakan lembar observasi, lembar penilaian RPP, lembar perangkat penilaian siswa, angket guru dan angket siswa terhadap delapan orang guru biologi. Dalam penelitian ini data dianalisis secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompetensi profesional, kompetensi paedagiogik, kompetensi kepribadian, dan kompetensi sosial guru biologi sudah sesuai dengan Permendiknas No 16 Tahun 2007. Pada dasarnya guru biologi sudah dapat menyusun RPP dengan baik, nilai rata-rata total RPP guru biologi SMA pada aspek penilaian ̅ ( ). Selain itu, nilai rata-rata aspek penilaian tertinggi ̅ ( ) pada aspek penilaian perumusan masalah dan nilai rata-rata aspek penilaian terendah ̅ ( ) pada aspek penilaian kerincian skenario pembelajaran. Selain itu, dalam perangkat penilaian siswa nilai rata-rata total aspek penilaian ̅ ( ). Selain itu, nilai rata-rata perangkat penialian siswa pada aspek penilaian tertinggi ̅ ( ) pada aspek penilaian perumusan setiap butir sial menggunakan kata-kata/kalimat yang menumbulkan penafsiran ganda dan nilai rata-rata aspek penilaian terendah ̅ ( ) pada aspek penilaian kejelasan criteria penilaian yang diuraikan pada perangkat penilaian. Hasil observasi pembelajaran dikelas menunjukkan nilai rata-rata total guru biologi pada aspek penilaian ̅ ( ). Selain itu, nilai rata-rata aspek penilaian tertinggi ̅ ( ) pada aspek penilaian prapembelajaran dan nilai rata-rata aspek penilaian terendah ̅ ( ) pada aspek penilaian penilaian proses dan hasil belajar dan ̅ ( ) pada aspek penilaian penutup pembelajaran. Hasil penilaian teman sejawat menunjukkan kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial guru biologi yang sudah lulus sertifikasi sudah baik, dan pada angket siswa menunjukkan hasil yang baik juga. Pada kompetensi kepribadian nilai rata-rata total aspek penilaian ̅ ( ) pada angket guru, dan kompetensi sosial nilai rata-rata total aspek penilaian ̅ ( ) pada angket guru. Studi ini berimplikasi pada pentingnya pembinaan berkesinambungan terhadap para guru biologi yang sudah bersertifikasi.
iii
Analysis of Senior High School Biology Teacher Competency who has Passed Certification in Medan City
RETNITA ERNAYANI LUBIS (8106173012)
ABSTRACT
This study aims to observe the professional, personal, social, and pedagogic competence of certified biology teacher in accordance with Permendiknas No. 16, 2007. As many 224 biology teachers who have passed certification in Medan City were involved as population in this study. Data were collected by using observation sheet, assessment sheet of lesson plan, assessment sheet of student sets, teacher and student questionnaire for eight biology teachers. In this study, data were analyzed in qualitative descriptive by using the percentage. The results show that professional, pedagogic, personal, and social competence of biology teachers have been accordance with Permendiknas No. 16, 2007. Basically, the biology teachers were able to draw up lesson plans well, the total average for lesson plan of biology teacher in assessment aspects ̅ ( ). Beside that the average value of highest assessment aspect ̅ ( ) in assessment aspect of formulating problem and the average value of lowest assessment aspect ̅ ( ) in assessment aspect of detail learning scenario. Then, in student assessment which described in assessment sets. The learning observation result in class show that the total average of biology teacher in assessment aspect ̅ ( ). Beside that the average of highest assessment aspect ̅ ( ) in pre-learning assessment aspect and the average of lowest assessment aspect ̅ ( ) in assessment aspect of process and learning outcomes and ̅ ( ) in assessment aspect of closing-learning. The assessment result from coleages show that personal and social competence of biology teachers who have passed certification is good and in student questioner shows good result too. In personal competence, the total average of assessment aspect ̅ ( ) in the teacher questioner and in social competence, the total average of assessment aspect ̅ ( ) in the teacher questioner. This study implicates for the importance of sustainable development for biology teachers who are certified
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
rahmat dan hidayahnya yang memberikan kesehatan dan hikmat kepada saya
sehingga tesis ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang
direncanakan.
Tesis berjudul
“
Analilis Kompetensi Guru Biologi SMA yang SudahLulus Sertifikasi di Kota Medan”, disusun untuk memperoleh gelar Magister
Pendidikan Biologi, Pascasarjana Unimed.
Pada kesempatan ini saya menyampaikan terima kasih kepada ibu DR. Ely
Djulia, MP.d dan bapak DR. Hasruddin, M.Pd sebagai dosen pembimbing tesis
yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada saya sejak
awal pembuatan proposal sampai dengan selesai penulisan tesis ini. Selain itu juga
terima kasih kepada para bapak dan ibu narasumber saya yang sudah
membimbing saya sejak ujian seminar proposal sampai ujian sidang meja hijau,
yaitu bapak Prof. Dr. Herbert Sipahutar, M.Sc, bapak Syarifuddin, M.Sc, Ph.D,
ibu Dr. Fauziyah Harahap, M.Si yang telah memberikan kritik dan saran dalam
perbaikan tesis saya menjadi lebih baik.
Pada kesempatan ini pula, penulis menyampaikan ucapan terima kasih
kepada yang terhormat:
Bapak Prof. Dr. Abdul Muin Sibuea, M.Pd selaku Direktur PPs
Universitas Negeri Medan yang telah memberikan izin pada penulis untuk
melaksanakan penelitian
Bapak ibu dosen pengampu mata kuliah di Program Pascasarjana
Universitas Negeri Medan Program Studi Pendidikan Biologi yang telah
banyak memberikan ilmu kepada penulis selama mengikuti perkuliahan.
Dan juga kak Ana pegawai Prodi Pendidikan Biologi Pascasarjana yang
telah membantu penulis dalam memenuhi surat-surat yang diperlukan
penulis dalam menyelesaikan studi.
Kepada Kepala Sekolah SMA Kartika-1 Bapak Drs. A. B. Ch. Manalu,
M.Pd, Kepala Sekolah SMA Negeri 11 Medan Bapak Sudirman, S.Pd,
v
Kepala Sekolah SMA Swasta Amir Hamzah Ibu Rabithah, M.Pd dan
seluruh guru di SMA tersebut serta para staf yang telah melayani dan
memberi izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian, khususnya
ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya pada guru biologi yang
membantu peneliti di sekolah tersebut.
Orang Tuaku tercinta (ayah Drs. Asrin Lubis, M.Pd dan ibu Dra. Rosdia,
M.Pd) dan keluarga yang senantiasa memotivasi dalam menempuh
pendidikan ini.
Buat teman-teman dan sahabat-sahabatku yang ada di Program
Pascasarjana Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Negeri Medan
T.A. 2010 semua yang selama ini selalu memberi semangat dan motivasi
pada peneliti untuk selalu semangat dalam menyelesaikan tesis ini, semoga
pertemanan dan persahabatan kita terjalin seumur hidup.
Pada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu demi satu yang telah
turut membantu penulis dalam menyelesaiakan studi.
Saya telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian
tesis ini, namun saya menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi
maupun tata bahasa, untuk itu saya mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun sari pembaca demi sempurnanya tesis ini. Kiranya isi tesis ini akan
bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.
Medan, November 2012
Penulis
DAFTAR ISI 1.1.Latar Belakang Masalah ... 1
1.2.Identifikasi Masalah ... 8
2.1.1. Guru dan Sertifikasi Guru ... 12
2.1.2. Kinerja Guru ... 18
2.1.3. Kompetensi Guru ... 20
2.1.4. Sertifikasi Guru ... 27
2.1.5. Evaluasi Kinerja Guru ... 32
2.1.5.1. Skala Likert ... 33
2.1.6. Indikator Kinerja Guru ... 36
2.1.7. Indikator Abilitas Guru ... 40
2.2. Kerangka Konseptual ... 42
2.2.1. Pendidikan Orang Dewasa ... 52
2.2.1.1. Karakteristik Pendidikan Orang Dewasa ... 52
2.2.1.2. Pendekatan Teoritis Pendidikan Orang Dewasa ... 53
BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 56
3.2. Populasi dan Sampel ... 56
3.3. Desain Penelitian ... 56
3.4. Defenisi Operasional ... 56
3.5. Prosedur Penelitian ... 59
3.6. Teknik Pengumpulan Data ... 62
3.7. Teknik Analisis Data ... 71
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil penelitian... 75
4.1.1. Hasil kompetensi professional guru biologi SMA yang sudah lulus sertifikasi... 75
4.1.2. Hasil kompetensi paedagogik guru biologi SMA yang sudah lulus sertifikasi ... 81
4.1.3. Hasil kompetensi kepribadian guru biologi SMA yang sudah lulus sertifikasi... 85
4.1.4. Hasil kompetensi sosial guru biologi SMA yang sudah lulus sertifikasi ... 88
vii
4.2.1. Kompetensi Profesional ... 90
4.2.2. Kompetensi Paedagogik ... 97
4.2.3. Kompetensi Kepribadian ... 100
4.2.4. Kompetensi Sosial ... 102
BAB V. SIMPILAN, IMPLIKASI, DAN SARAN 5.1. Simpulan ... 105
5.2. Implikasi ... 106
5.3. Saran ... 106
DAFTAR PUSTAKA ... 107
DAFTAR TABEL
TABEL 2.1. Tabel Peringkat HDI dan Negara-Negara Asia Tenggara Lain
Tahun 2006 ... 17 TABEL 2.2. Jumlah guru yang sudah lulus sertifikasi di Kota Medan dari
Tahun 2007-2011 ... 50 TABEL 3.1. Tabel Kisi-kisi Angket Guru ... 62 TABEL 3.2. Tabel Kisi-kisi Angket Siswa ... 65
ix Gambar 4.1.1.1 Tingkat ketercapaian nilai RPP guru yang sudah lulus
sertifikasi ... 77 Gambar 4.1.1.2 Hasil penilaian RPP guru biologi SMA yang sudah lulus
sertifikasi berdasarkan aspek yang dinilai ... 77 Gambar 4.1.1.3 Tingkat ketercapaian nilai Perangkat Penialian Siswa guru yang
sudah lulus sertifikasi ... 79 Gambar 4.1.1.4 Hasil penilaian PPS guru biologi SMA yang sudah lulus
sertifikasi berdasarkan aspek yang dinilai ... 80 Gambar 4.1.1.5 Hasil penilaian kompetensi profesional guru biologi SMA yang
sudah lulus sertifikasi berdasarkan indikator pada angket
siswa ... 81 Gambar 4.1.2.1 Hasil observasi pembelajaran di kelas guru yang sudah lulus
sertifikasi ... 82 Gambar 4.1.2.2 Hasil observasi pembelajaran di kelas guru biologi SMA yang
sudah lulus sertifikasi berdasarkan aspek yang dinilai ... 83 Gambar 4.1.2.3 Hasil Penilaian Kompetensi Paedagogik Guru Biologi SMA
yang Sudah Lulus Sertifikasi di Kota Medan berdasarkan indikator pada angket siswa ... 84 Gambar 4.1.3.1 Hasil kompetensi kepribadian guru yang sudah lulus sertifikasi
berdasarkan angket guru ... 86 Gambar 4.1.3.2 Hasil Penilaian Kompetensi kepribadian Guru Biologi SMA
yang Sudah Lulus Sertifikasi berdasarkan indikator pada; (a) angket guru; (b) angket siswa ... 87 Gambar 4.1.4.1 Hasil kompetensi sosial guru yang sudah lulus sertifikasi
berdasarkan angket guru ... 88 Gambar 4.1.4.2 Hasil Penilaian Kompetensi sosial Guru Biologi SMA yang
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Lembar Observasi Pembelajaran ... 110
1. Lembar Penilaian Kompetensi Profesional ... 113
2. Lembar Angket Guru ... 128
3. Lembar Angket Siswa ... 132
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 dinyatakan bahwa salah satu tujuan Negara Republik
Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan merupakan hak
asasi setiap warga negara Indonesia dan untuk itu setiap warga negara Indonesia
berhak memperoleh pendidikan yang bermutu sesuai dengan minat dan bakat
yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, ras, etnis, agama, dan gender.
Pemerataan akses dan peningkatan mutu pendidikan akan membuat warga negara
Indonesia memiliki kecakapan hidup (life skills) sehingga mendorong tegaknya
pembangunan manusia seutuhnya serta masyarakat madani dan modern yang
dijiwai nilai-nilai Pancasila (Anonim, 2010).
Sementara itu Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab (Anonim, 2005).
Menurut Aguele (2006) kualitas pendidikan di tingkat apapun tergantung
pada kualifikasi dan komitmen guru. Jadi kebijakan nasional tentang pendidikan
yang dapat meningkatkan kualitas guru. Peran guru sebagai sumber ilmu
pengetahuan tidak bisa terlalu ditekankan. Guru harus ikut terlibat dalam
perubahan perilaku interaktif peserta didik, yang mempengaruhi ranah kognitif,
afektif, dan psikomotor. Guru adalah perancang proses kegiatan pembelajaran
karena guru memiliki tujuan instruksional, isi, metode, pengalaman belajar,
mengorganisasi pengalaman dan mengevaluasi hasil dari instruksi pembelajaran
sesuai dengan tujuan pembelajaran Nicholl dan Nicholl. Kepribadian, perilaku
dan sikap guru mempengaruhi pola pikir peserta didik.
Menurut UU No. 14 Tahun 2005 menyatakan bahwa Guru adalah
pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan
anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah. Guru mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional pada jenjang
pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan anak usia dini pada jalur
pendidikan formal yang diangkat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Kedudukan guru sebagai tenaga profesional berfungsi untuk meningkatkan
martabat dan peran guru sebagai agen pembelajaran berfungsi untuk
meningkatkan mutu pendidikan nasional.
Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat
pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kompetensi guru meliputi kompetensi
pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi
profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Dengan adanya perubahan
3
sekolah selayaknya diarahkan pada pembelajaran yang bersifat aktif, kreatif dan
menyenangkan. Namun sayangnya menurut Anonim (2001), biologi lebih banyak
disuguhkan melalui pendekatan konsep atau produk yang berupa hafalan.
Pengajaran biologi lebih banyak bersifat informatif, hanya menekankan pada
penguasaan fakta dan konsep.
Menurut Anggraeni (2007) menyatakan kinerja mahasiswa calon guru
biologi sebagai agen pembelajaran sains masih kurang efektif, artinya kurang
sesuai dengan hakikat biologi sebagai sains. Diduga kuat bahwa kemampuan
mahasiswa calon guru membuat perencanaan pembelajaran yang sesuai dengan
hakikat sains serta kebutuhan lapangan adalah masih kurang, hal ini sesuai dengan
hasil angket yang dinyatakan oleh mahasiswa sendiri bahwa mereka mempunyai
persepsi yang rendah terhadap kemampuannya dalam merencanakan
pembelajaran. Hasil observasi menunjukkan bahwa pada umumnya strategi
pembelajaran calon guru biologi masih lemah, cenderung bersifat deskriptif,
kurang mampu mengembangkan keterampilan berpikir dan keterampilan proses
sains siswa.
Angraeni dkk (2006) menyatakan kemampuan merumuskan tujuan
pembelajaran secara struktur sudah baik namun isi masih lemah terutama dalam
memilih kata kerja operasional yang mengarah pada kegiatan proses sains dan
keterampilan berpikir tingkat tinggi. Tujuan pembelajaran masih terfokus pada
penguasaan konsep. Pemilihan materi lebih bersifat teoritis, minim dalam memilih
materi yang kontekstual dan contoh-contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Cukup pintar memilih media pembelajaran yang murah dan mudah didapat,
Kemudian mahasiswa juga terlihat kurang kreatif membuat atau memodifikasi
media. Metoda dan strategi pembelajaran yang dipilih pada umumnya bersifat
ceramah, dominansi guru menonjol, sedikit sekali kegiatan yang mengajak siswa
merumuskan hipotesis, bereksperimen, mengumpulkan data, menganalisis,
menginterpretasi data, dan menarik kesimpulan berdasarkan bukti. Penilaian
umumnya masih konvensional, secara tertulis atau lisan dalam hal penguasaan
konsep dengan ranah kognitif tingkat pemahaman.
Sedangkan menurut Widoyoko (TT), guru yang menguasai materi
pembelajaran dengan baik pada umumnya diikuti dengan kemampuan untuk
menguasai beragam strategi pembelajaran yang lebih menarik sehingga mampu
menumbuhkan motivasi belajar siswa.
Selain itu menurut Yasa (2009), terdapat hubungan positif dan signifikan
antara kepuasan kerja guru dengan kinerja guru, terdapat hubungan positif dan
signifikan antara motivasi kerja guru dengan kinerja guru, terdapat hubungan
positif dan signifikan antara kepuasan kerja guru dan motivasi kerja guru secara
bersama-sama terhadap kinerja guru.
Menurut Kartowagiran (2011), guru yang telah lulus sertifikasi dan telah
menerima tunjangan profesi: (1) dapat menyusun RPP dan melaksanakan
pembelajaran dengan baik; (2) berdasarkan penilaian kepala sekolah, kompetensi
kepribadian dan kompetensi sosial nya sangat baik; (3) upaya sebagian besar guru
dalam membimbing siswa mengikuti lomba atau olimpiade baik; (4) usaha
sebagian besar guru dalam membuat modul dan membuat media pembelajaran
baik; (5) upaya atau aktivitas sebagian besar guru dalam melakukan penulisan
5
(mereview) buku, mengikuti kursus Bahasa Inggris, mengikuti diklat, dan
mengikuti forum ilmiah belum baik meskipun ada sebagian (47,5%) guru yang
gigih mencari informasi diklat atau forum ilmiah yang mungkin diikuti; dan (6)
aktivitas di organisasi: (47,5%) guru menjadi pengurus organisasi sosial, dan 30%
menjadi pengurus organisasi pendidikan. Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa kinerja sebagian besar guru profesional (pasca sertifikasi) yang ada di
Kabupaten Sleman belum baik; dari 17 indikator yang diteliti, 7 indikator baik
dan 10 indikator lainnya belum baik.
Menurut Yilmaz (2011) bahwa 94,8% dari calon guru memiliki
pengalaman pendidikan yang efektif , mulai dari sekolah dasar sampai
Universitas. Hasil perbandingan antara calon guru perempuan dan laki-laki
membuktikan bahwa calon guru perempuan lebih efektif dari calon guru laki-laki,
mahasiswa senior lebih efektif dari mahasiswa tahun pertama, departemen bahasa
asing lebih efektif dari departemen lainnya. Dari jumlah seluruh sampel terdapat
57% calon guru menunjukkan bahwa mereka dapat dianggap efektif menjadi guru
dalam pemilihan profesi dan program studi. Sebagian besar calon guru
beranggapan karakteristik seorang guru adalah ‘hangat, tulus, ramah, baik dan
akrab’, akan tetapi karakteristik keefektifitasan seorang guru adalah ‘antusias,
bersemangat mengajar, dinamis, dan memotifasi siswa untuk belajar.
Berdasarkan hasil observasi pembelajaran pada tiga guru Biologi di SMA
Negeri 2 Medan didapatkan data bahwa guru biologi yang sudah sertifikasi pada
umumnya masih cenderung mengajar yang metode ceramah, dan memberikan
diskusi kelompok kepada siswa. Sehingga kondisi kelas tidak kondusif, dan
sehingga sebagian murid sibuk dengan urusan mereka masing-masing tidak
terfokus pada yang disampaikan oleh guru mereka. Selain itu, guru Biologi masih
menggunakan RPP yang dibuat dua tahun lalu dalam melaksanakan pembelajaran
dan RPP yang digunakan tersebut digunakan oleh lebih dari dua orang guru
biologi.
Selain itu, guru biologi yang sudah lulus sertifikasi masih sering
menggunakan RPP yang mereka buat dua tahun bahkan lebih dari dua tahun lalu.
Padahal seharusnya guru biologi yang sudah lulus sertifikasi merombak isi RPP
mereka setiap tahunnya, agar kegiatan pembelajaran setiap tahunnya dapat
dikontrol dengan baik. Jadi, jika ada kekurangan dalam perencanaan pembelajaran
tahun kemaren bisa diperbaiki di tahun sekarang. Selain itu, guru biologi juga
masih kurang memahami konsep dasar ilmu biologi, dasar hukum-hukum dalam
biologi, dan juga dalam mengkonsep praktikum untuk siswa. Pada dasarnya guru
biologi tersebut dalam kegiatan praktikum tidak menuntun siswanya dengan baik.
Selanjutnya, sikap guru dalam mengendalikan siswa dalam kelas masih
kurang hal ini dapat dilihat dari sikap guru yang sering membiarkan siswa
mengerjakan sesuatu yang bukan seharusnya mereka lakukan pada saat
pembelajaran biologi, misalnya mengerjakan tugas mata pelajaran lain saat
pelajaran biologi sedang berlangsung atau juga siswa lebih memilih bermain baik
di kelas maupun di luar kelas pada saat jam pelajaran sedang berlangsung. Selain
itu, guru juga tidak mengenalai karakter siswa dengan baik sehingga siswa
tersebut sering berperilaku yang kurang sopan terhadap gurunya.
Ada kalanya guru bersikap tidak objektif terhadap siswanya. Guru terlalu
7
menentukan sikapnya. Selain itu juga, guru terkadang bersikap selalu
mendahulukan siswa yang pintar untuk menyelesaikan tugas yang diberikan guru
tanpa memberi kesempatan pada siswa yang lain untuk menunjukkan kemampuan
mereka pada topik-topik yang mereka kuasai pada mata pelajaran biologi.
Selain itu, terkadang guru biologi juga sering menggunakan RPP
temannya dalam kegiatan pembelajarannya sedang guru tersebut tidak membuat
RPP untuk dirinya sendiri. Hal ini terjadi karena faktor usia guru tersebut yang
mungkin saat itu sudah sulit untuk memahami konsep dalam penyusunan RPP
yang benar, atau mungkin juga karena faktor takut salah dalam membuat RPP
tersebut sehingga guru tersebut lebih memilih untuk memakai RPP punya
temannya dari pada harus membuat sendiri.
Dalam masa sekarang ini teknologi dalam kegiatan pembelajaran lagi
digalakkan di sekolah. Akan tetapi, tidak semua guru termasuk guru biologi dapat
menggunakannya. Padahal pada pembelajaran biologi penggunaan IT/ICT sangat
menunjang lajannya pembelajaran di kelas. Penggunaan IT/ICT tersebut dapat
merangsang minat belajara siswa, karena pada umumnya materi-materi pelajaran
biologi harus ditampilkan dalam bentuk nyata, tidak bisa ditampilkan dalam
bentuk abstrak.
Dalam penggunaan strategi, model, media pembelajaran juga pada
kebanyakan guru belum mengembangkannya. Pada dasarnya metode ceramah
masih dominan dalam pembelajaran biologi yang diterapkan oleh guru terutama
guru biologi. Selain metode ceramah, guru juga banyak menggunakan metode
metode, strategi, model, maupun media pembelajaran yang lain tersebut akan
lebih memudahkan guru dalam menggali potensi dan motivasi belajar siswa.
Bersarkan data dari PSG sertifikasi rayon 102 Universitas Negeri Medan
didapatkan data guru-guru biologi Sekota Medan yang sudah lulus sertifikasi guru
dari tahun 2007 sampai tahun 2011 adalah; (1) Tahun 2007 jumlah guru biologi
yang sudah lulus sertifikasi ada 31 orang; (2) Tahun 2008 jumlah guru biologi
yang sudah lulus sertifikasi ada 124 orang; (3) Tahun 2009 jumlah guru biologi
yang sudah lulud sertifikasi ada 25 orang; (4) Tahun 2010 jumlah guru biologi
yang sudah lulus sertifikasi ada 9 orang; dan (5) Tahun 2011 jumlah guru biologi
yang sudah lulus sertifikasi ada 35 orang.
Berdasarkan data dari PSG sertifikasi rayon 102 Universitas Negeri Medan
di atas terdapat 224 guru biologi di kota medan yang sudah lulus sertifikasi dari
414 orang guru yang terdaftar di kantor Dinas Pendidikan Kota medan. Berarti
sekitar 54,1% persen guru biologi yang sudah lulus sertifikasi, dan masih ada
45,9% lagi guru biologi yang belum lulus sertifikasi atau yang belum memiliki
sertifikat pendidik. Guru yang sudah lulus sertifikasi tersebut nantinya diharapkan
dapat menjadi tutor bagi guru biologi yang belum lulus atau yang belum memiliki
sertifakat pendidik dalam melaksanakan kenerjanya sebagai seorang guru di
sekolah mereka masing-masing. Sehingga kegiatan pembelajar di kelas pun
menjadi lebih baik dan menyenangkan.
1.2. Identifikasi Masalah
Adapun identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Kompetensi profesional guru biologi yang sudah lulus sertifikasi belum sesuai
9
2. Kompetensi pedagogik guru biologi dalam perencanaan pembelajaran,
pelaksanaan pembelajaran, evaluasi pembelajaran belum sesuai dengan
Permendiknas No 16 Tahun 2007.
3. Kompetensi pedagogik guru biologi dalam mengenal dan menganalisis
karakteristik siswa dalam kegiatan pembelajaran belum sesuai dengan
Permendiknas No 16 Tahun 2007.
4. Guru biologi masih belum bisa memanfaatkan fasilitas IT di sekolah.
5. Metode ceramah masih dominan dalam pembelajaran di sekolah, belum
disesuaikan dengan metode pembelajaran lain.
6. Kompetensi kepribadian guru biologi dalam hal kepercayaan diri menjadi
seorang guru belum sesuai dengan Permendiknas No 16 Tahun 2007.
7. Kompetensi sosial guru biologi dalam berkomikasi untuk suatu inovasi
pembelajaran kepadakomunitas profesi, berkomunikasi dengan siswa di kelas
maupun di luar kelas, dan beradaptasi dengan lingkunagan sekolah belum
sesuai dengan Permendiknas No 16 Tahun 2007.
1.3. Batasan Masalah
Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Kompetensi professional guru Biologi yang sudah melaksanakan sertifikasi
belum baik dalam memahami konsep-konsep, hukum-hukum, dan teori-teori
biologi sesuai dengan Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007.
2. Kompetensi pedagogik guru biologi masih belum sesuai dengan Permendiknas
Nomor 16 Tahun 2007.
3. Kompetensi kepribadian guru biologi masih belum sesuai dengan
4. Kompetensi sosial guru biologi masih belum sesuai dengan Permendikna
Nomor 16 Tahun 2007.
1.4. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah guru biologi yang sudah lulus sertifikasi sudah memiliki kompetensi
profesional sesuai dengan Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007?
2. Apakah guru bologi yang sudah lulus sertifikasi sudah memiliki kompetensi
paedagogik sesuai dengan Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007?
3. Apakah guru biologi yang sudah lulus sertifikasi sudah memiliki kompetensi
kepribadian sesuai dengan Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007?
4. Apakah guru biologi yang sudah lulus sertifikasi sudah memiliki kompetensi
social sesuai dengan Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007?
1.5. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah:
1. Melihat hasil kompetensi profesional guru biologi yang sudah lulus
sertifikasi sudah sesuai dengan Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007.
2. Melihat hasil kompetensi pedagogik guru biologi yang sudah lulus
sertifikasi sudah sesuai dengan Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007.
3. Melihat hasil kompetensi kepribadian guru biologi yang sudah lulus
sertifikasi sudah sesuai dengan Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007.
4. Melihat hasil kompetensi sosial guru biologi yang sudah lulus sertifikasi
11
1.6. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat praktis dalam penelitian ini adalah; (1) Diharapkan
dengan adanya penelitian ini dapat merubah kinerja guru Biologi dalam
menerapkan ilmu pengetahuan terhadap peserta didik; (2) Diharapkan dengan
adanya penelitian ini dapat merubah pandangan guru biologi bahwa ilmu biologi
harus diajarkan dengan metode ceramah atau dengan diskusi; (3) Diharapkan
dengan adanya penelitian ini dapat merubah pandangan guru dalam
mengkondusifkan peserta didik di kelas.
Adapun manfaat teoritis dalam penelitian ini adalah; (1) Sebagai informasi
pendukung bagi ahli pendidikan dalam mengembangkan instrument evaluasi
kinerja guru; dan (2) Sebagai informasi pendukung bagi ahli pendidikan dalam
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
5.1. Simpulan
Adapun kesimpulan dalam penelitian ini adalah;
1. Kompetensi profesional guru biologi SMA yang sudah lulus sertifikasi
secara menyeluruh sudah sesuai dengan ketentuan indikator yang
tercantum dalam Permendiknas No 16 Tahun 2007. Akan tetapi, tidak
terdapat hubungan yang signifikan antara semua indikator.
2. Kompetensi paedagogik guru biologi SMA yang sudah lulus sertifikasi
sudah sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam
Permendiknas No 16 Tahun 2007. Akan tetapi, tidak terdapat hubungan
yang signifikan antara semua indikator.
3. Kompetensi kepribadian guru biologi SMA yang sudah lulus sertifikasi
sangat sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam
Permendiknas No 16 Tahun 2007. Akan tetapi, tidak terdapat hubungan
yang signifikan antara semua indikator.
4. Kompetensi sosial guru biologi SMA yang sudah lulus sertifiksi sangat
sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam Permendiknas
No 16 Tahun 2007. Akan tetapi, tidak terdapat hubungan yang signifikan
106
5.2. Implikasi
Dalam penelitian ini populasi penelitian yang digunakan adalah 224 orang
guru biologi yang sudah lulus sertifikasi di Kota Medan, dan yang menjadi sampel
dalam penelitian ini ada 20 orang guru biologi yang sudah sertifikasi di Kota
Medan. Dalam hal ini peneliti melakukan penelitian hanya untuk guru biologi
yang ada di Kota Medan, penelitian ini mencakup empat kompetensi guru yaitu,
kompetensi professional, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan
kompetensi paedagogik. Dari keempat kompetensi ini penilaian dilakukan dengan
beberapa instrument yakni, angket guru untuk penilaian kompetensi kepribadian
dan kompetensi sosial, lembar observasi untuk penilaian paedagogik, lembar
penilaian bahan ajar, PTK, RPP, perangkat penilaian siswa, LKS, dan media
pembelajaran untuk penilaian kompetensi professional. Studi ini berimplikasi
pada pentingnya pembinaan berkesinambungan terhadap para guru biologi yang
sudah bersertifikasi.
5.3. Saran
Adapun saran dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk meningkatkan kualitas kompetensi guru biologi SMA yang sudah
lulus sertifikasi di Kota Medan sebaiknya guru biologi lebih meningkatkan
lagi kompetensi yang sudah dimilikinya sesuai dengan permendiknas No
16 tahun 2007, terutama pada kompetensi profesional dan paedagogik.
2. Penelitian ini dapat dijadikan sumber informasi bagi pembaca, dan tertarik
DAFTAR PUSTAKA
Aguele, L.I dan E.O. Imhanlahimi. 2006. Comparing Three Instruments for Assessing Biology Teachers’ Effectiveness in the Instructional Process
in Edo State, Nigeria. J. Soc. Sci., 13(1): 67-70.
Anggraeni, Sri, Any Aryani, Yanti Hamdiyanti, Yayan Sanjaya, dan Hernawati. 2007. Sudahkah Calon Guru Biologi Menerapkan Hakekat Sains Dalam Pembelajaran Biologi ?. Bandung : FMIPA-UPI.
Anggraeni, Sri. 2006. Sudahkan Calon Guru Biologi Merencanakan Pembelajaran Biologi yang Sesuai dengan Hakekat Sains ?. Bandung : FMIPA-UPI.
Abdulhak, Ishak. 2008. Metodologi Pembelajaran pada Pendidikan Orang Dewasa. Bandung : Penerbit Cipta Intelektual.
Anonim. 2007. Kementrian Pendidikan Nasional penetapan perguruan tinggi Penyelenggara sertifikasi bagi guru dalam jabatan.
Anonim. 2010. Renstra Departemen Pendidikan Nasional tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Tahun 2010-2014.
Anonim. 2005. Renstra Departemen Pendidikan Nasional tentang Rencana Pembangunan Pendidikan Nasional Jangka Panjang Tahun 2005-2025.
Anonim. 2003. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta.
Anonim. TT. Metode PI Ekonomi: Teknik Pengukuran Skala. (Online). (http://www.google.co.id/search?q=Metode PI Ekonomi%3A Teknik Pengukuran Skala, diakses 25 Pebruari 2012).
B, Nurhayati. 2006. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Profesionalisme dan Kinerja Guru Biologi di SMAN Kota Makassar Sulawesi Selatan. Journal No. 4/XXV/2006.
108
Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan Nasional. 2010. PEDOMAN PELAKSANAAN PENILAIAN KINERJA GURU (PK GURU).
Gultom, Syawal. 2012. Kebijakan Pengembangan Profesi Guru. Jakarta : Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Hendri, Jhon. 2009. Riset pemasaran. Universitas gunadarma. (Online). (http://www.google.co.id/search?q=Metode PI Ekonomi%3A Teknik Pengukuran Skala, diakses 25 pebruari 2012).
Kunandar. 2007. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Ktsp) Dan Sukses Dalam Sertifikasi Guru. Jakarta : Rajawali Press.
Kartowagiran, Badrun. 2011. Kinerja Guru Profesional (Pasca Sertifikasi). Yogyakarta : Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta.
Mappa, Syamsu dan Anisah Basleman. 2008. Teori Belajar Orang Dewasa. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Nurdin,Syafruddin dan Basyiruddin usman. 2003. Guru Profesional Dan Implementasi Kurikulum. Jakarta : PT INTERMASA.
Peraturan Mentri Pendidikan Republik Indonesia No 14 Tahun 2007 Tentang Guru Dan Dosen. 2007. Jakarta.
Peraturan Menteri Pendidikan Republik Indonesia No 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik Dan Kompetensi Guru. 2007. Jakarta.
Peraturan Menteri Pendidikan Republik Indonesia No 18 Tahun 2007 Sertifikasi Bagi Guru Dalam Jabatan. 2007. Jakarta.
Subali, Bambang. 2010. Penilaian, Evaluasi Dan Remediasi Pembelajaran Biologi. Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta.
Triyono, Moch. Bruri, Badrun Kartowagiran, Heri Retnowati. TT. Evaluasi Kinerja Guru Profesional. Acc in 14-01-2012.
Usman, Moh. Uzer. 2002. Menjadi Guruprofesional. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Yamin, H. Martinis. 2009. Sertifikasi Profesi Keguruan Di Indonesia. Jakarta: GP Press.
Yasa, Astawa dan I Putu. 2009. Hubungan Kepuasan Kerja Guru Dan Motivasi Kerja Guru Pada Sekolah Menengah Atas Swasta Di Negara. Jurnal Volume 2 Tahun 2009.
Yilmaz, Ali. 2011. Quality problem in teaching profession: Qualities teacher candidates feel to be required of teachers. Educational Research and Reviews Vol. 6(14), pp. 812-823, 12 October, 2011