• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS III SD NEGERI 064955 MEDAN T.A 2012/2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS III SD NEGERI 064955 MEDAN T.A 2012/2013."

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS UNTUK MENINGKATKAN HASIL

BELAJAR SISWA DI KELAS III SD NEGERI 064955 T.A 2012/2013

Oleh: Intan Pasaribu NIM 071744127063

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

ABSTRAK

Intan Pasaribu, NIM : 071744127063, " Penerapan Model Kooperatif Tipe Teams

Games Tournament Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas III SD Negeri 064955 Medan T.A 2012/2013.

Penelitian yang dilaksanakan di SD Negeri 064955 bertujuan untuk mengaplikasikan model pembelajaran Jerold E.Kemp pada pembelajaran matematika materi pokok operasi hitung dan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IV SD Semester Genap SDN. 064955 Tahun Ajaran 2011/2012.

Subjek dalam penelitian ini adalah kelas IV SD Semester Genap SDN. 105287 Tembung Tahun Ajaran 2011/2012 yang berjumlah 34 orang siswa. Sampel yang diambil menggunakan teknik purposive sampling atau sampel bertujuan. Penentuan sampel ini berdasarkan hasil penelitian awal terhadap kelas yang akan diteliti dan hasil rujukan dari kepala sekolah. Penelitian ini dilakukan sebanyak dua siklus dengan 4 tahapan. Siklus I dilakukan sebanyak 2 kali pertemuan dan siklus II dengan 2 kali pertemuan. Alat pengumpul data adalah angket observasi motivasi belajar siswa.

(4)

DAFTAR ISI

Halaman

Daftar Isi i

Daftar Lampiran ii

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1Latar Belakang 1

1.2Identifikasi Masalah 5

1.3Batasan Masalah 5

1.4Rumusan Masalah 5

1.5Tujuan Penelitian 5

1.6Manfaat Penelitian 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7

2.1 Kerangka Teoritis 7

2.2 Pengertian Belajar 7

2.3 Hasil Belajar 8

2.4 Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT 11

2.5 Kegiatan Pembelajaran Dalam Kooperatif Tipe TGT 12 2.6 Interaksi Pembelajaran 18

2.7 Materi 22

2.7.1 Perkalian 22

2.7.2 Pembagian 23

2.5 Kerangka Konseptual 24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 25

3.1 Lokasi Penelitian 25

3.2 Subjek dan objek penelitian 25

3.2.1 Subjek Penelitian 25

3.2.2 Objek Penelitian 25

3.3 Jenis Penelitian 25

(5)

3.5 Prosedur Penelitian 29

3.6 Tehnik analisis data 29

3.6.1 Tingkat Penguasaan Siswa 30

3.6.2 Menghitung Ketuntasan Belajar 31 3.6.3 Ketercapaian Tujuan Pembelajaran Khusus 32

3.6.4 Menganalisis Hasil Observasi 33

3.6.5 Menganalisis Angket Interaksi Pembelajaran Siswa 33

(6)
[image:6.612.88.529.76.623.2]

iii DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Skor Pertandingan TGT 21

(7)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 45

Lampiran 2 Lembar Aktivitas Siswa 54

Lampiran 3 Kunci Jawaban Lembar Aktivitas Siswa 57

Lampiran 4 Tes Hasil Belajar 75

Lampiran 5 Kunci Jawaban Tes Hasil Belajar 77

Lampiran 6 Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar 81

Lampiran 7 Lembar Validitas Soal 83

Lampiran 8 Teknik Penskoran Tes 85

Lampiran 9 Lembar Angket Interaksi Pembelajaran 86

(8)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat telah menentukan peningkatan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan yang dilakukan di sekolah merupakan suatu upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan merupakan kebutuhan masyarakat adil dan makmur yang merata material dan spiritual.

Salah satu wadah yang dapat menciptakan sumber daya manusia yang bermutu tinggi adalah pendidikan matematika. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah yang sangat berguna dan banyak memberikan bantuan dalam berbagai keahlian.

Dalam prakteknya di sekolah, siswa hanya menghapal konsep dan kurang mampu menggunakan konsep tersebut jika menemui masalah dalam kehidupan nyata yang berhubungan dengan konsep yang dimilikinya. Walaupun demikian ada siswa mampu memiliki tingkat hapalan yang baik terhadap materi yang diterimanya, namun kenyataannya mereka sering kurang memahami dan mengerti secara mendalam pengetahuan tersebut. Seperti yang diungkapkan oleh Masykur dan Fathani (2007:54):

“jika rumus-rumus matematika yang digunakan itu tidak disertai dengan pemahaman yang cukup dan mendalam tentang hakekat dan konsep matematika maka matematika hanya akan menjadi hapalan saja. Padahal, menghapal merupakan proses yang mekanistik, kendati diakui bahwa dalam belajar matematika juga perlu menghapal (dalam persentasi kecil), namun yang lebih penting, menghapal dalam belajar matematika harus dilandasi dengan pemahaman konsep yang matang terlebih dahulu, tidak ada satupun konsep dalam matematika yang wajib dihapal tanpa dipahami konsepnya terlebih dahulu.”

Matematika bersifat abstrak dan hanya tersusun dari simbol-simbol. Tugas guru adalah memberi makna terhadap simbol-simbol tersebut sehingga siswa dapat belajar lebih bermakna. Terutama pada jenjang Sekolah Dasar (SD), hendaknya matematika diajarkan dengan pembelajaran yang terkait dengan dunia

(9)

nyata. Pembelajaran yang terkait dengan dunia nyata memudahkan siswa menyenangi matematika, hingga pada jenjang abstraknya nanti pada kelas menengah, keabstrakan itu memiliki dasar pijakan yang kuat untuk dipahami.

Dalam mempelajari matematika siswa membutuhkan latihan dan ketekunan serta keuletan yang tinggi. Banyak anggapan bahwa matematika merupakan pelajaran yang sulit sehingga mereka tidak menyukai pelajaran ini yang menyebabkan pelajaran matematika tidak disukai bahkan dibenci. Suyono (dalam Dian Armanto,2001:2) mengatakan bahwa:

Hasil penelitian beberapa pakar pendidikan matematika menunjukkan bahwa guru tidak mampu menggunakan berbagai variasi model pembelajaran, enggan merubah metode belajar yang dianggap benar dan tidak efektif tidak memperhatikan perlunya pengembangan pola pikir kritis dan inovatif dalam belajar matematika.

Hasil observasi yang dilakukan di SD Negeri 064955 berdasarkan pengamatan kelas khususnya kelas III peneliti menemukan beberapa fakta. Diberikan soal untuk mengukur pemahaman awal siswa tentang materi perkalian dan pembagian bilangan, antara lain:

1. Tentukan hasil perkalian dari 13 x 9 =… 2. Tentukan hasil pembagian dari 364 : 26 =…

(10)
[image:10.595.72.527.104.711.2] [image:10.595.93.518.116.425.2]

Pada contoh nomor dua hasil pembagian 364 dengan 26 yang dikerjakan siswa adalah 16 sisa 8, padahal hasil pembagian 364 dengan 26 adalah pembagian yang habis dibagi yang hasilnya adalah 14. Letak kesalahan siswa terdapat pada pengurangan 364 dengan 26 yang hasil seharusnya adalah 104, tetapi siswa menjawab hasil pengurangan tersebut menjadi 164. Dikarenakan hasil pengurangan yang salah ini maka hasil pembagian yang dikerjakan siswa menjadi 16 sisa 8. Padahal jawaban yang benar adalah 14. Pada soal kedua ini siswa juga kurang teliti dalam mengerjakan soal sehingga jawaban yang diberikan menjadi salah.

Gambar 1: contoh operasi perkalian

yang dikerjakan siswa.

Gambar 1: contoh operasi perkalian

(11)

Sehingga dari 40 siswa yang diberi tes terdapat 75% siswa belum bisa menyelesaikan operasi hitung perkalian dan pembagian secara benar, sehingga hasil belajar siswa rendah. Berdasarkan observasi tersebut disimpulkan siswa belum mampu mengungkapkan kendala dan kesulitan yang dialami dan menyelesaikan permasalahan perkalian dan pembagian bilangan, sehingga hasil belajar siswa masih rendah khususnya kelas III SD Negeri 064955 Medan.

Keseluruhan penjabaran di atas melahirkan gagasan dalam upaya mengatasi permasalahan dalam pembelajaran dengan menggunakan pendekatan model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournaments (TGT) untuk mengaktifkan dan memotivasi siswa saat proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa. Metode pembelajaran TGT mengajak siswa untuk berkompetisi dalam permainan sebagai wakil dalam kelompok. Adanya permainan dapat membuat siswa lebih termotivasi dalam belajar matematika, serta dapat mengarahkan siswa dalam suasana kerjasama sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Belajar sambil bermain tidaklah selalu berakibat pada rendahnya hasil belajar siswa. Penyajian materi yang melibatkan siswa aktif dalam belajar dan bermain bersama kelompoknya mampu memberi kontribusi pada peningkatan motivasi siswa untuk belajar dan bermotivasi.

(12)

Model pembelajaran kooperatif mempunyai banyak sekali variasi. Salah satu diantaranya adalah model pembelajaran tipe Teams Games Tournaments (TGT). Menurut Saco (http://suhadinet.wordpress.com/2008/06/14/model-pembelajaran-kooperatif-tipe-tgt-silahkan-download/) bahwa:

“Dalam TGT siswa memainkan permainan-permainan dengan anggota-anggota tim lain untuk memperoleh skor bagi tim mereka masing-masing. Permainan dapat disusun guru dalam bentuk kuis berupa pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan materi pelajaran. Kadang-kadang dapat juga diselingi dengan pertanyaan yang berkaitan dengan kelompok (identitas kelompok mereka).”

Dari uraian di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Model Kooperatif Tipe Teams Games Tournament Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Di Kelas III SD Negeri 064955 Medan”.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka ada beberapa masalah yang diidentifikasi antaranya:

1. Metode yang digunakan pada mata pelajaran matematika masih kurang efektif.

2. Prestasi siswa pada mata pelajaran matematika masih rendah. 3. Rendahnya keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.

4. Siswa masih merasa kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal perkalian dan pembagian.

1.3. Batasan Masalah

(13)

1.4. Rumusan Masalah

1. Kesulitan – kesulitan apa saja yang dialami siswa dalam memahami pokok bahasan operasi hitung perkalian dan pembagian di kelas III SD Negeri 064955 Medan?

2. Apakah penerapan pembelajaran tipe Teams Games Tournaments dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada sub pokok bahasan perkalian dan pembagian di kelas III SD Negeri 064955 Medan?

1.5. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan jawaban dari rumusan masalah agar suatu penelitian dapat lebih terarah. Adapun tujuan penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar siswa kelas III SD Negeri 064955 Medan pada sub pokok bahasan perkalian dan pembagian bilangan dan strategi pembelajaran yang diterapkan dibatasi pada strategi pembelajaran kooperatif tipe Teams Game Tournament (TGT).

1.6. Manfaat Penelitian

Adapun dari manfaat penelitian ini adalah: 1. Bagi guru

Sebagai bahan masukan bagi guru untuk dapat mempertimbangkan metode pembelajaran yang lebih baik dalam pembelajaran matematika.

2. Bagi siswa

Memberikan motivasi kepada siswa untuk lebih mengembangkan pola pikirnya dalam belajar melalui pembelajaran kooperatif tipe TGT dan dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa.

3. Bagi pihak sekolah

(14)

4. Bagi peneliti lain

(15)

65

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dari bab IV dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa dalam menyelesaikan soal-soal pada pokok bahasan pekalian dan pembagian bilangan di kelas III SD Negeri 064955 Medan berkuang, dapat dilihat dari perbandingan nilai tes hasil belajar siswa I dengan nilai tes hasil belajar siswa II.

2. Dengan menerapkan Pendekatan Kooperatif Tipe TGT pada materi perkalian dan pembagian bilangan di Kelas III SD Negeri 064955 Medan dapat meningkatkan hasil belajar siswa masing-masing nilai rata-rata tes hasil belajar setiap siklus adalah siklus I: 67,74 siklus II: 70,12. Peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 2,38%.

3. Melalui pembelajaran matematika denganpendekatan kooperatif tipe TGT pada materi perkalian dan pembagian bilangan tercapainya ketuntasan belajar secara klasikal. Berdasarkan hasil penelitian, setelah diberikan tindakan pada siklus I diperoleh ketuntasan belajar secara klasikal sebesar 66,67%, sedangkan pada tes hasil belajar II diperoleh ketuntasan belajar secara klasikal sebesar 90,47% datau meningkat sebesar 23,80% dari siklus I. sehingga pendekatan kooperatif tipe TGT pada materi perkalian dan pembagian bilangan dapat tuntas hasil belajar di Kelas III SD Negeri 064955 Medan.

(16)

66

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini peneliti memberikan saran sebagai berikut:

1. Disarankan kepada guru mata pelajaran matematika untuk menggunakan pendekatan kooperatif tipe TGT dalamupaya membangkitkan semangat belajar siswa.

2. Sebelum proses belajar mengajar dilakukan, guru harus mengetahui penguasaan siswa terhadap materi-materi prasyarat dari suatu topik yang akan diajarkan, karena pengetahuan siswa sebelumnya sangat menentukan keberhasilan siswa dalam memahami materi baru yang akan diajarkan.

3. Didalam pembelajaran guru harus berorientasi pada tujuan pembelajaran dan bukan mengejar terselesaikannya materi. Guru harus mempertimbangkan kebermaknaan pembelajaran bagi siswa.

4. Dari hasil penelitian ditemukan kebanyakan siswa tidak berani mengajukan pendapat ataupun pertanyaan tentang hal-hal yang belum dimengerti secara langsung kepada guru ketika proses pembelajaran berlangsung, maka disarankan kepada guru yang akan melaksanakan pendekatan kooperatif tipe TGT diharapkan dapat mempelajari bagaimana cara memotivasi siswa untuk berani berbicara ataupun bertanya dan tidak takut pada gurunya.

(17)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S., (2006), Dasar-dasar Evaluasi Pembelajaran, Penerbit : Bumi Aksara, Jakarta

Aris., (2009), Penerapan Metode Turnamen Belajar Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Geografi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Bontotiro Kecamatan

Bontotiro Kabupaten Bulukumba,

http://arisgeografi03.blogspot.com/2009/02/skripsi-tgt.html

Armanto, D., Aspek Perubahan Pendidikan Dasar Matematika Melalui Pendidikan Matematika Realistik (PMR), Makalah Disampaikan pada

Seminar Nasional RME, 5 November 2001.

Arsyad, A.,(2006), Media Pengajaran, Penerbit : Raja Grasindo Persada, Jakarta

Girsang, N.,(2008), Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Kompetensi dan

Emosional Guru Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa SMA Kelas X

Sekecamatan Tiga Lingga Tahun Ajaran 2007/2008, Skripsi, FMIPA,

Unimed, Medan.

Isjoni, (2007), Cooperative Learning, Penerbit : Alfabeta, Bandung

Lie, A., (2007), Cooperative Learning, Penerbit : Grasindo, Jakarta

Mead, G.H., (2007), Teori Interaksi, http://google.co.id.

Nurhadi., (2004), Kurikulum 2004 Pertanyaan dan Jawaban, Penerbit : Grasindo, Jakarta

Nurkencana, W, (1986), Evaluasi Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional

Pakpahan,K., (2007), Meningkatkan Hasil Belajar dan Aktivitas Belajar Lingkaran Melalui Pembelajaran Tipe TGT di VII SMP Swasta TD

(18)

Rachmat., (2007), Bagaiman Melaksanakan PTK Metode Team Games Tournament, http://gurupkn.wordpress.coom

Saco., (2008), Model Pembelajaran Kooperatif tipe TGT,

http://suhadinet.wordpress.com/2008/06/14/model-pembelajaran-kooperatif-tipe-tgt-silakan-download/

Sadirman, A.M., (2003), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Penerbit: Raja Grasindo Persada, Jakarta

Setyono,A., (2005), Mathemagics, Jakarta: Pt. Buana Printing

Slameto,(2003), Belajar Dan Fakto-faktor yang mempengaruhi, Jakarta: PT Bineka Aksara

Slavin, R.,(1995), Cooperative Learning Research and Practise, Second Edition Nassachusetts, Allyn Baon Publisher

Surtosubroto,B., (1997), Proses Belajar Mengajar Di Sekolah, Penerbit: Rineka Cipta, Jakarta

Syah, M., (2006), Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Bandung: Remaja Rosdakarya

Tarigan, R., (1999), Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT), Pelangi Pendidikan, IKIP

Usman, U., (2002), Menjadi Guru Profesional, Bandung: Remaja Rosdakarya

Zatnika., (2003), Penguasaan Materi Siswa,

Gambar

Tabel 2.1 Skor Pertandingan TGT
Gambar 1: contoh operasi perkalian

Referensi

Dokumen terkait

* Ordering Services Framework for Earth Observation Products Interface Standard / 1.0. OGC

Sarung Helm anti air, sebuah solusi bagi mayoritas orang yang sering merasa tidak nyaman saat bepergian karena masih banyak tempat parkir yang kurang akan kenyamanan

Ketidakefektifan bersihan jalan nafas yang berhubungan dengan pembentukan lendir yang berkaitan dengan ventilasi mekanik tekanan positif... Perubahan nutrisi kurang

The development of resistance to anti-malarial drugs are due to spontaneous changes in certain genes such as of P.falciparum multi drug resistance1 (Pfmdr1), P.falciparum

bahwa dalam rangka mendukung operasional Pelabuhan Perikanan Birea serta melaksanakan ketentuan Pasal 24 ayat (6) Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor

Human error atau kesalahan manusia kerap sering terjadi pada penyusunan data-data, pencatatan transaksi, pembuatan laporan dan pekerjaan yang masih mengandalkan teknologi manual.

Berdasarkan kajian literatur mengenai sistem pendanaan KPS (Tabel 1), beberapa faktor kunci keberhasilan skema KPS pada pembangunan infrastruktur mencakupi kerjasama dan

Oleh karena angka kesakitan jiwa semakin tahun semakin meningkat seperti kelainan pada anak yang makan makanan yang tidak lazim seperti makan pasir, makan paku dll, serta