• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) DENGAN MEDIA POWER POINT TERHADAPA HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN KONSEP REAKSI REDOKS KELAS X SMA NEGERI 3 MEDAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) DENGAN MEDIA POWER POINT TERHADAPA HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN KONSEP REAKSI REDOKS KELAS X SMA NEGERI 3 MEDAN."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) DENGAN MEDIA

POWER POINT TERHADAPA HASIL BELAJAR SISWA

PADA POKOK BAHASAN KONSEP REAKSI REDOKS

KELAS X SMA NEGERI 3 MEDAN

Oleh :

Joe Kosasi Manurung NIM. 071244310033

Program Studi Pendidikan Kimia

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN MEDAN

(2)
(3)

RIWAYAT HIDUP

Joe Kosasi Manurung dilahirkan di Sibolga pada tanggal 11 Juli 1989. Ayah bernama Lisben Manurung dan ibu bernama Sopiana Hutabarat dan

(4)

iv

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat, kasih dan karunia-Nya yang senantiasa melindungi, menyertai, memimpin dan membimbing penulis, sehingga dapat menyelesaikan penyusunan dan penulisan skripsi ini.

Adapun judul skripsi ini adalah Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournament) dengan Media Power Point terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Konsep Reaaksi Redoks Kelas X SMA Negeri 3 Medan. Yang disusun untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak memperoleh bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Drs. Rahmat Nauli, M.Si selaku Dosen Pembimbing skripsi yang tidak telah banyak memberikan bimbingan, motivasi, dan sara-saran kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Drs. Jamalum Purba, M.Si, Ibu Drs. Ani Sutiani, M.Si, Ibu Drs. Nurmalis, M.Si, selaku Dosen Penguji dan mentor terbaik yang telah banyak memberikan saran dan masukan mulai dari rencana penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Penulis juga berterima kasih kepada Bapak DR. Zainuddin Muchtar, M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan bimbingan selama perkuliahan dan semua Dosen di Jurusan Kimia yang telah banyak membimbing selama perkuliahan. Kepada Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc. Ph.D selaku Dekan FMIPA dan seluruh stafnya. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Kepala Sekolah SMA Negeri 3 Medan serta Ibu Lisbeth, S.Pd selaku guru kimia SMA Negeri 3 Medan dan siswa/I kelas X MIA10 dan X

MIA11 SMA Negeri 3 Medan yang mendukung penyusunan skripsi ini.

(5)

v

sahabat terkasih Maya Novriyanti Pakpahan yang selalu memberikan dukungan motivasi kepada penulis sampai selesainya skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, baik dari segi isi, penulisan, maupun kualitas. Oleh karna itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun untuk menyempurnakan skripsi ini.

Akhirnya penulis berharap, semoga skripssi ini bermanfaat dalam meperkaya ilmu pendidikan pembaca sekalian.

Medan, 1 Oktober 2014

Penulis

(6)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) DENGAN MEDIA POWER POINT

TERHADAPA HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN KONSEP REAKSI REDOKS

KELAS X SMA NEGERI 3 MEDAN

Joe Kosasi Manurung 071244310033

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dengan media power point terhadap hasil belajar siswa pada pokok konsep reaksi redoks yang dilakukan di kelas X SMA Negeri 3 Medan tahun pembelajaran 2013/2014. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X IPA SMA Negeri 3 Medan yang terdiri dari 14 kelas. Sampel diambil secara acak dan diperoleh sampel untuk kelas eksperimen (10 MIA 11) sebanyak 40 siswa dan kelas control (X MIA10) sebanyak

40 siswa. Instrument yang digunakan adalah tes hasil belajar siswa dalam bentuk pilihan berganda yang berjumlah 22 soal yang sudah divalidasi terlebih dahulu.

Hasil analisis data menunjukkan pretest kelas eksperimen (32,23 ± 10,89) dan pretest kelas kontrol (31,25 ± 12,58). Setelah dilakukan uji -t’ dengan taraf signifikan α = 0,05, maka diperoleh t’ hitung = 0,36 < t’ tabel = 1,994. Karena t’hitung

< t’tabel sehingga dapat diketahui bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan

antara kemampuan awal siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Sedangkan posttest kelas eksperimen (74,82 ± 11,36) dan posttest kelas kontrol (66,35 ± 12,83). Setelah dilakukan uji –t’ diperoleh t’hitung= 3,08 dan t’tabel = 1,664. Karena

t’hitung lebih besar t’tabel sehingga dapat diketahui bahwa hasil belajar kimia siswa

(7)

DAFTAR ISI

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifikasi Masalah 4

2.1.1. Hakekat Belajar Kimia 7

2.1.2. Hasil Belajar 8

2.2. Pendekatan Konstruktivisme 15

2.3. Pembelajaran Kooperatif 17

2.3.1. Pembelajaran Kooperatif tipe TGT 21

2.4. Analisis Materi 26

2.5. Hipotesis Penelitian 37

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 38

3.2. Populasi dan Sampel 38

3.3. Variabel Penelitian 38

3.4. Instrumen Penelitian 39

3.5. Rancangan Penelitian 42

3.6. Teknik Pengumpulan Data 44

(8)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Analisa Data Instrumen Penelitian 48

4.2. Deskripsi Data Hasil Penelitian 49

4.3. Analisa Data Hasil Penelitian 51

4.4. Pembahasan

52 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 56

5.2. Saran 56

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Perbedaan Kelompok Belajar 18

Tabel 2.2. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif 20

Tabel 3.1. Rancangan Penelitian 42

Tabel 4.1. Data Ringkas Hasil Pretest Siswa 50

Tabel 4.2. Data Ringkas Hasil Postest Siswa 50

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Penempatan pada Meja Turnamen 23

Gambar 2.2. Aturan Permainan TGT 25

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Rancangan Pelaksanaan pembelajaran 59

Lampiran 2. Desain Model Pembelajaran Kooperatif TGT 80

Lampiran 3. Instrumen Tes (Pre – Post Test) 81

Lampiran 4. Kunci Jawaban dan Analisis Kisi Soal 88

Lampiran 5. Lembar Kerja Siswa – 1 90

Lampiran 11. Kunci Jawaban Soal Game 109

Lampiran 12. Perhitungan Uji Validitas Tes 110

Lampiran 13. Perhitungan Uji Reliabilitas Tes 113

Lampiran 14. Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal 116

Lampiran 15. Perhitungan Uji Daya Beda 119

Lampiran 16. Data Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen

dan Kontrol 125

Lampiran 17. Perhitungan Rata-Rata, Simpangan Baku, Varians

Kelas Eksperimen dan Kontrol 129

Lampiran 18. Perhitungan Uji Normalitas 131

Lampiran 19. Perhitungan Uji Homogenitas 135

Lampiran 20. Perhitungan Uji Hipotesis 138

Lampiran 21. Pembagian Kelompok TGT dan Penghargaan yang

Diperoleh 141

Lampiran 22. Dokumentasi Penelitian 143

Lampiran 23. Tabel Nilai – Nilai r Product Moment 146

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan merupakan kebutuhan bagi suatu negara sama halnya dengan kebutuhan pangan, sandang dan papan, hanya saja pendidikan di negeri ini sangat jauh dari yang diharapkan, bahkan jauh tertinggal dibandingkan negara-negara lain. Hal ini sesuai dengan penelitian Human Development Program (HDR) yang dikeluarkan oleh United Nation Development Program (UNDP) tentang Human Development Index (HDI) pada tahun 2002 dimana Indonesia menempati peringkat ke 110 (seratus sepuluh) dari 179 (seratus tujuh puluh sembilan) negara. (Wadjdi,F, 2007). Fenomena tersebut telah memancing para pakarpendidikan untuk mengambil langkah strategis yang bertujuan meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. (Sugiharti, 2008)

Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis untuk mencapai taraf hidup dan kemajuan yang lebih baik. (Bernabib, Imam 2008). Pendidikan ini dilakukan oleh keluarga, masyarakat dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan yang berlangsung di sekolah dan luar sekolah. Penyelenggaraan pendidikan tidak terlepas dari proses pembelajaran. Dalam pembelajaran guru harus memahami hakekat pelajaran yang diajarkannya sebagai

suatu pelajaran yang dapat merangsang kemampuan berfikir siswa dan memahami berbagai model pembelajaran yang dapat merangsang kemampuan siswa untuk belajar dengan perencanaan pengajaran yang matang oleh guru. (Sagala, 2009)

(13)

Konsep reaksi redoks merupakan salah satu materi dalam pembelajaran kimia SMA semester II yang bersifat abstrak, banyak perhitungan dan pemahaman yang mendalam serta perkembangan konsepnya yang begitu cepat mulai dari konsep pengikatan dan pelepasan oksigen, penerimaan dan pelepasan elektron, serta kenaikan dan penurunan bilangan oksidasi. Faktor subtansial inilah yang membuat siswa mengalami kesulitan dalam memahami konsep-konsep abstrak berupa definisi, ciri-ciri, dan kesulitan dalam soal hitungan. Di samping itu juga materi reaksi reduksi oksidasi terbagi ke dalam tiga level yaitu level

makroskopis yang menunjukkan fenomena-fenomena kimia yang dapat diindera oleh mata seperti reaksi reduksi oksidasi pada perkaratan besi, level mikroskopis yang mereprentasikan tentang susunan dan pergerakan partikel zat pada fenomena perkaratan besi yang tidak langsung teramati oleh siswa, kemudian level simboliknya yang berupa gambar, perhitungan kimia, grafik dan komputasi (Russel, et al., 1997; Bowen, 1998 dalam Ikhsanuddin, 2007).

Keberhasilan proses pembelajaran tidak terlepas dari kemampuan guru mengembangkan model-model pembelajaran yang berorientasi pada peningkatan intensitas keterlibatan siswa secara efektif di dalam proses pembelajaran. Pengembangan model pembelajaran yang tepat pada dasarnya bertujuan untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat belajar secara aktif dan menyenangkan sehingga siswa dapat meraih hasil belajar dan prestasi optimal. (Aunurrahman,2011:103)

Oleh karena itu, sudah menjadi tugas seorang guru sebagai orang yang diberi kepercayaan untuk mendukung mengembangkan kegiatan dalam pembelajaran sehingga tercapainya tujuan pendidikan. Adapun sebaiknya yang dilakukan seorang guru adalah dengan melakukan suatu inovasi dalam pembelajaran. Agar lebih melibatkan siswa dalam proses belajar mengajar, maka

(14)

pembelajaran kooperatif tipe lain adalah turnamen akademik. Dimana siswa memainkan game akademik dengan anggota tim lain untuk menyumbangkan poin bagi skor timnya. Game akademik ini terdiri atas pertanyaan-pertanyaan yang kontennya relevan yang dirancang untuk menguji pengetahuan siswa yang diperolehnya dari presentasi di kelas dan pelaksanaan kerja tim.

Berdasarkan hasil penelitian Irdam Mardiana (2007 : 81), diketahui bahwa prestasi belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament dengan rata-rata 72,83 lebih baik dibandingkan prestasi

siswa dengan menggunakan model pembelajaran konvensional dan memiliki rata-rata 58,83.

Pada TGT terdapat unsur kegembiraan yang diperoleh dari penggunaanpermainan. Permainan pada model pembelajaran koopertif tipe Team GamesTournament (TGT) merupakan suatu pembelajaran joyfull learning atau suatu kegiatan pembelajaran yang menyenangkan dengan media permainan yang mudahdigunakan siswa. Menurut Steve (dalam Slavin,2005) permainan itu sendiri menciptakan warna positif di dalam kelas karena kesenangan para siswa terhadap permainan tersebut. (Slavin,2005). Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks di samping menumbuhkan tanggung jawab, kejujuran, kerja sama, persaingan sehat, dan keterlibatan belajar.

Selain model pembelajaran, guru juga harus memperhatikan media pembelajaran yang tepat digunakan dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif. Pembelajaran akan berjalan lebih bermakna dengan pemilihan media yang sesuai. Media Power Point merupakan media yang dapat menarik keinginan siswa untuk lebih fokus terhadap materi yang sedang diajarkan. Media ini juga sangat tepat digunakan untuk menghemat durasi dalam pemberian materi awal.

(15)

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi identifikasi masalah dalam penelitian ini antara lain :

1. Mutu pendidikan di Indonesia rendah.

2. Pengembangan model pembelajaran agar siswa dapat belajar secara aktif, khususnya pada materi pokok konsep reaksi oksidasi reduksi.

3. Dalam proses belajar mengajar keaktifan siswa masih kurang karena pusat pembelajaran masih terletak pada kegiatan guru.

4. Penggunaan media yang tepat agar kegiatan pembelajaran menjadi menyenangkan.

1.3 Batasan Masalah

Agar penelitian ini terarah perlu dibatasi permasalahannya sebagai berikut: A. Obyek Penelitian

Obyek penelitian yaitu siswa kelas X SMA Negeri 3 Medan B. Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dengan media power point terhadap peningkatan hasil belajar siswa.

C. Pokok Bahasan

Pokok bahasan yang digunakan dalam penelitian adalah konsep reaksi redoks.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka masalah umum dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

(16)

2) Aspek kognitif manakah yang paling terkembangkan dari implementasi model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) tersebut?

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah: 1) Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dengan penerapan

model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dengan media power point lebih tinggi dibanding penerapan model

konvensional pada pokok bahasan konsep reaksi redoks

2) Untuk mengetahui aspek kognitif yang paling terkembangkan dari implementasi model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament {TGT} dengan media power point

1.6 Manfaat Penelitian 1) Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bacaan, informasi dan referensi bagi rekan mahasiswa khususnya program studi kimia untuk melakukan kegiatan penelitian sejenis maupun penelitian lanjutan tentang penerapan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Turnament(TGT) dengan media power point.

2) Manfaat Praktis a. Bagi peneliti

Diharapkan dapat mengembangkan dan meningkatkan penelitian dengan pembelajaran model pembelajaran kooperatif tipe TGT, mengetahui kelemahan dan kelebihannya.

b. Bagi guru mata pelajaran

1) Mengetahui pola dan strategi pembelajaran yang tepat dalam upaya memperbaiki dan memudahkan mengajar konsep reaksi redoks.

(17)

c. Bagi siswa

1) Membuat siswa senang dalam mengikuti pembelajaran kimia khususnya materi hidrokarbon.

2) Proses komunikasi lancar karena terjadi interaksi antara siswa dengan siswa dan antara guru dengan siswa.

3) Meningkatkan ketertarikan siswa terhadap pelajaran kimia dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Games

Tournament (TGT) serta meningkatkan kemampuan siswa untuk bekerja sama, serta meningkatkan kepemimpinan siswa.

1. 7 Defenisi Operasional

Untuk memperoleh persamaan persepsi dan menghindarkan penafsiran berbeda dari beberapa istilah dalam penelitian ini, maka perlu dijelaskan beberapa istilah yang digunakan.

1) Hasil belajar adalah kemampuan keterampilan, sikap dan keterampilan yang diperoleh siswa setelah ia menerima perlakuan yang diberikan oleh guru sehingga dapat mengkonstruksikan pengetahuan itu dalam kehidupan sehari-hari.Proses penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui kegiatan belajar.(Nana Sudjana, 2004:22) 2) Model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT)

adalah salah satu model pembelajaran yang merupakan bagian dari metode belajar kooperatif, dimana siswa belajar dalam kelompoknya untuk mempersiapkan diri agar dapat menyelesaikan soal-soal turnamen akademik. (Slavin,2005)

3) Media Power Point adalah media visual yang menampilkan tulisan dan

(18)
(19)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

1.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan hasil penelitian diperoleh sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil perhitungan nilai rata-rata kelas didapat bahwa ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan media power

point terhadap hasil belajar siswa kelas XI IPA10 SMA Negeri 3 Medan

Tahun Pembelajaran 2013/2014.

2. Hasil belajar siswa tanpa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan media power point pada pokok bahasan konsep reaksi redoks kelas X SMA Negeri 3 Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014 meningkat sebesar 35,10 di mana nilai rata-rata pretesnya sebesar 31,25 dan nilai rata-rata postesnya sebesar 66,35.

1.2. Saran

1. Bagi para guru, khususnya guru Bidang Studi Kimia agar dapat menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Bagi siswa, agar dapat menjadikan model pembelajaran kooperatif tipe TGT sebagai pengalaman belajar yang dapat meningkatkan hasil belajar.

(20)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S., (2009), Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta Arisandi, (2012), Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games

Tournament-tgt,

http://arisandi.com/2-model-pembelajaran-kooperatif-learning-tipe-teams-games-tournament-tgt/ (diakses 24 Januari 2012)

Aryani, Munte, dan Zaini, (2009), Strategi Pembelajaran Aktif, PT. Pustaka Insan Madani, Yogyakarta

Aryulina, Manaf, Muslim, dan Winarni., (2007), Kimia SMA dan MA Kelas X, Esis, Jakarta

Brotosiswojo., (2001), Hakekat Pembelajaran MIPA dan Kiat Pembelajaran Kimia di Perguruan Tinggi, Depdiknas, Jakarta.

Darsono, M., dkk., (2000), Belajar dan Pembelajaran, IKIP Semarang press. Dimyati, dan Mudjiono, (2008), Belajar dan Pembelajaran, PT. Rineka Cipta,

Jakarta

Handayani, F, (2010), Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Game Tournament (TGT) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Purwodadi Kabupaten Pasuruan Pada Materi Keragaman Bentuk Muka Bumi, Jurnal Penelitian Kependidikan th. 20 no. 2 : hal. 167-176

Isjoni, H., (2009), Pembelajaran Kooperatif, Pustaka Pelajar, Yogyakarta

Junaidi, I, (2009), Penerapan Strategi Pembelajaran TGT Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Konsep Klasifikasi Invertebrata Bagi Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Kesesi Tahun Pelajaran 2006/2007, Widyatama, Volume 6 No. 3 : hal. 61-66

Nopiyanti, Rohendi, dan Sutarno, (2010), Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament Berbasis Multimedia Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi, Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi (PTIK), Volume 3 No. 1 : hal 19-22

Riyanto,Y., (2009). Paradigma Baru Pembelajaran, Kencana Prenada Media Group, Jakarta

Sagala, S., (2009), Konsep dan Makna Pembelajaran, CV. Alfabeta, Bandung Sanjaya, W., (2010), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan, Kencana, Jakarta

Simatupang, R., (2011).Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournament) untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi pokok ekosistem di kelas X-1 SMA Negeri 19 Medan T.P. 2010/2011. Skripsi,FMIPA, Unimed, Medan

Silitonga, P. M,, (2011), Statistika Teori dan Aplikasi dalam Penelitian, FMIPA

Unimed, Medan.

Slameto, (2008), Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta

Slavin, R., (2005). Cooperative Learning, Penerbit Erlangga, Jakarta Sudjana, (2005), Metoda Statistika, PT Tarsito Bandung, Bandung

(21)

Suhadinet, (2008), Model Pembelajaran-Kooperatif Tipe TGT, http://WordPress,Com/2008/06/14/model pembelajaran-kooperatif tifeTGT/ (diakses 24 Januari 2012)

Suprijono, A., (2010), Cooperative Learning-Teori dan Aplikasi PAIKEM, Pustaka Pelajar, Jogyakarta

Syah, M., (2010), Psikologi Pendidikan, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung

Gambar

Tabel 2.1.
Gambar 2.1. Penempatan pada Meja Turnamen
gambar yang bergerak. Media ini menekankan kemampuan siswa agar

Referensi

Dokumen terkait

Dalam tahap pengum- pulan data sample penelitian dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok eksperimen dengan metode pembe- lajaran kooperatif make a match ,

Ketidakefektifan bersihan jalan nafas yang berhubungan dengan pembentukan lendir yang berkaitan dengan ventilasi mekanik tekanan positif... Perubahan nutrisi kurang

, “Android Application Development for GPS Based Location Tracker &amp; NITR Attendance Management System,” Tesis Electronics &amp; Communication Engineering National

Sarung Helm anti air, sebuah solusi bagi mayoritas orang yang sering merasa tidak nyaman saat bepergian karena masih banyak tempat parkir yang kurang akan kenyamanan

1) Percobaan awal, Pembelajaran diawali dengan melakukan percobaan yang didemonstrasikan guru atau dengan mengamati fenomena alam. Demonstrasi ini menampilkan masalah-masalah

Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan Laporan Akhir Praktikum Statistika Industri ini banyak mengalami kendala, namun berkat bantuan, bimbingan, dan kerjasama

Semakin berkembangnya sebuah koperasi akan semakin banyak jumlah anggota, maka semakin banyak jumlah masyarakat yang dapat dilayani oleh koperasi dan berpengaruh terhadap

bahwa dalam rangka mendukung operasional Pelabuhan Perikanan Birea serta melaksanakan ketentuan Pasal 24 ayat (6) Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor