• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS DAN SELF EFFICACY SISWA SMA KOTA PADANGSIDIMPUAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS DAN SELF EFFICACY SISWA SMA KOTA PADANGSIDIMPUAN."

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIKUNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS DAN SELF EFFICACYSISWA

DI SMA KOTA PADANGSIDIMPUAN

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

pada Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh: NUR SAHARA NIM. 8136171039

PROGRAM PASCA SARJANA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

i ABSTRAK

NUR SAHARA. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis Pendekatan Matematika Realistik untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi Matematis dan Self Efficacy Siswa SMA Kota Padangsidimpuan. Tesis. Medan Program Studi Pendidikan Matematika Pascasarjana Universitas Negeri Medan. 2015.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) efektivitas perangkat pembelajaran yang dikembangkan berbasis pendekatan matematika realistic terhadap kemampuan representasi matematik dan self efficacy siswa, 2) peningkatan kemampuan representasi matematik dan self efficacysiswa terhadap perangkat pembelajaran yang dikembangkan berbasis pendekatan matematika realistik, 3) respon siswa terhadap pembelajaran menggunakan perangkat pembelajaran yang dikembangkan berbasis pendekatan matematika realistikdan 4) respon siswa terhadap pembelajaran berbasis pendekatan matematika realistik.Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (research and development), produk yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah buku pegangan guru, buku siswa lembar kerja siswa , rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), dan instrumen-instrumen sepertiobservasi aktivitas siswa, angket respon siswa dan guru, pedoman wawancara dan pengamatan sikap siswa.Pengembangan instrumen dan bahan ajar berbasis pendekatan pembelajaran matematika realistik ini menggunakan model 4-D yang dikembangkan oleh Thiagarajan, Semmel dan Semmel. Yang meliputi proses tahapan define, desaign, develop, dan disseminate. Namun dalam penelitian ini pengembangan bahan ajar berbasis pendekatan matematika realistik ini sampai tahap diseminate.Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI-1 SMA Negeri 4Padangsidimpuan. Dari hasil uji coba lapangan I dan uji coba lapangan II diperoleh: 1) bahan ajar yang memenuhi kriteria kevalidan dengan predikat sangat valid, 2) bahan ajar yang praktis berdasakan hasil revisi dari tim ahli, hasil observasi pada saat proses pembelajaran dan hasil wawancara, serta 3) memenuhi kriteria keefektifan pencapaian persentase waktu ideal, hasil tes kemampuan representasi matematis memenuhi ketuntasan, dan dari hasil angket respon guru dan siswa.

(7)

ii ABSTRACT

NUR SAHARA. Software Development Based Learning Approach to Improve Ability Realistic Mathematics Mathematical Representation and Self Efficacy Padangsidimpuan CityHigh School Students. Thesis.Field Mathematics Education Graduate Program, State University of Medan. 2015.

This study aims to determine: 1) the effectiveness of the learning device that was developed based on a mathematical approach to the realistic representation of mathematical ability and self-efficacy of students, 2) increasing the representation of mathematical ability and self-efficacy of students towards learning device that was developed based on realistic mathematics approach, 3) student response learning to use a device that was developed based approach to learning math realistikdan 4) The students' response to realistic mathematics-based learning approach. This research is the development (research and development), the product produced in this research is the textbook teacher, student book student worksheets, lesson plan (RPP), and instruments such as student activity observation, questionnaire responses of students and teachers, interview guidelines and observation attitudes. Instrument development and teaching materials based on realistic mathematics learning approach using 4-D models developed by Thiagarajan, and Semmel Semmel. Which includes the process stages define, desaign, develop, and disseminate. However, in this study the development of teaching materials based on realistic mathematics approach is to stage diseminate. Subjects in this study were students of class XI-1 SMAN 4 Padangsidimpuan. From the results of the first field trials and field trials II obtained: 1) instructional materials that meet the criteria of validity of the predicate is very valid, 2) practical teaching materials Based on the results of the revision of a team of experts, the results of observations during the learning process and interviews, as well as 3) meets the criteria for the percentage of time the effectiveness of achieving the ideal, mathematical representation abilities test results meet the thoroughness, and the results of the questionnaire responses of teachers and students.

(8)

iii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas Berkah, Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini dengan judul “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis Pendekatan Matematika Realistik Untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi

MatematikdanSelf Efficacy Siswa SMA Kota Padangsidimpuan”.Dalam

proses penyusunan tesis ini banyak kendala dan tantangan akibat kekurangan dan keterbatasan yang dimiliki penulis, namun berkat bantuan dan motivasi serta bimbingan dan arahan dari berbagai pihak, sehingga keterbatasan dan kekurangan dapat teratasi dengan baik.

Dalam kesempatan ini, penulis inginmenyampaikan ucapan terima kasih yang tulus dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah berjasa membantu penulis dalam proses penyusunan tesis ini sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini dengan baik kepada semua pihak yang telah memberikan sumbangan moril dan materil semoga Allah senantiasa melimpahkan Rahmad-Nya bagi kita. Terimakasih yang sebesar – besarnya kepada:

(9)

iv

dan Ibu Mertuaku. Tak lupa juga terimakasih buat saudara – saudaraku yang selalu memberikan dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini dengan sebaik – baiknya.

2. Bapak Prof. Dr. Hasratuddin, M.Pd., selaku dosen Pembimbing I yang telah banyak memberikan masukan serta bimbingan kepada penulis yang senantiasa memberikan dorongan selama mengikuti perkuliahan dan telah memberikan saran dan kritik yang membangun untuk menjadikan Tesis ini menjadi lebih baik.

3. Bapak Dr. KMS. M. Amin Fauzi, M.Pd selaku dosen Pembimbing II yang selalu memberikan bimbingan/ arahan dan saran kepada penulis dalam penulisan tesis ini.

4. Bapak Prof. Dr. EdySyahputra selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika PPs UNIMED.

5. Bapak Prof. Dr. Sahat Saragih, M.Pd, IbuDra. Ida Karnasih,M.Sc, Ph.D, dan Bapak Dr. WamintonRajagukguk, M.Pd, selaku Narasumber yang telah memberikan saran dan kritik yang membangun untuk menjadikan Tesis ini menjadi lebih baik.

6. Prof. Dr. Abdul Muin Sibuea, M.Pd., selaku Direktur Program Pascasarjana Unimed serta Asisten I, II dan III beserta staf Program Pascasarjana Unimed. 7. Bapak dan Ibu dosen tenagapengajar di Program Studi Pendidikan

Matematika Program Pascasarjana Unimed.

(10)

v

siswa-siswi khususnya kelas XI-1 yang telah memberikan kesempatan kepada penulis melakukan penelitian.

9. Sahabat Dikmat A-2 yang selalu memberikan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini.

Semoga Allah membalas semua kebaikan yang telah diberikan kepada penulis. Semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi perkembangan dunia pendidikan, khususnya pendidikan matematika. Untuk itu, penulis masih mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan tesis ini.

Medan,Juni2015 Penulis,

(11)

vi DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 14

C. Pembatasan Masalah ... 15

D. Rumusan Masalah ... 15

E. Tujuan Penelitian ... 16

F. Manfaat Penelitian ... 17

G. Defenisi Operasional ... 18

BAB II : KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Representasi Matematis ... 21

B. Self efficacy ... 26

C. Pendekatan Matematika Realistik ... 37

D. Teori – Teori yang Relevan dengan Pendekatan Matematika Realistik ... 58

E. Efektivitas ... 65

F. Aktivitas Belajar Siswa ... 67

G. Perangkat Pembelajaran ... 70

H. Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran ... 71

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 71

2. Buku Guru ... 72

3. Buku Siswa ... 72

4. Lembar Kerja Siswa ... 72

5. Tes Kemampuan Representasi ... 72

I. Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran ... 73

J. Hasil Penelitian Relevan ... 79

K. Kerangka Konseptual ... 82

BAB III: METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 88

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 88

C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 89

D. Prosedur dan Rancangan Penelitian ... 89

E. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data ... 105

F. Lembar Observasi Efektivitas Pembelajaran ... 116

(12)

vii BAB IV : HASIL PENELITIAN

A. Hasil Penelitian ... 128

1. Deskripsi Tahap Pengembangan Perangkat Pembelajaran ... 129

1.1 Tahap Pendefenisian (Define) ... 129

1.2 Tahap Perancangan (Design) ... 134

1.3 Tahap Pengembangan (Develop) ... 142

1.4 Tahap Penyebaran (Disseminate) ... 189

B. Pembahasan ... 190

1. Validitas Perangkat Pembelajaran ... 191

2. Kepraktisan Perangkat Pembelajaran ... 192

3. Keefektifan Perangkat Pembelajaran ... 193

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 208

B. Implikasi ... 211

C. Saran ... 212

(13)

viii

[image:13.595.67.540.102.747.2]

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1. Jawaban Hasil Tes Kemampuan Representasi Matematik... 7

2.1. Bentuk Operasional Representasi Matematik ... 23

2.2. Langkah-Langkah Pendekatan Matematika Realistik ... 55

3.1. Kisi-Kisi Lembar Validasi RPP ... 106

3.2. Kisi-Kisi Lembar Validasi Buku ... 107

3.3. Kisi-Kisi Lembar Validasi Lembar Kerja Siswa ... 109

3.4. Tes Kemampuan Representasi Matematis ... 111

3.5. Rubrik Penilaian Representasi Matematik... 112

3.6. Indikator Self Efficacy ... 112

3.7. Skor Alternatif Jawaban Skala Self Efficacy... 113

3.8. Deskripsi Indikator Pengembangan Angket Self Efficaci Matematis .... 113

3.9. Kriteria Tingkat Kevalidan Perangkat Pembelajaran ... 120

3.10. Format Perhitungan Validasi ... 121

3.11. Keefektifan Aktivitas Siswa ... 122

3.12. Kategori Respon Siswa dalam Kegiatan Pembelajaran ... 123

3.13. Kriteria Ketuntasan Belajar Siswa Menurut Permendikbud No.104 tahun 2014 ... 126

3.14. Klasifikasi Penguasaan Belajar Siswa ... 126

4.1. Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar (Kemampuan Representasi Matematik) ... 135

4.2. Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Representasi Matematik ... 136

4.3. Nama-Nama Validator ... 143

4.4. Hasil Validasi Buku Guru ... 144

4.5. Hasil Validasi Buku Siswa ... 146

4.6. Hasil Validasi Lembar Kerja Siswa ... 148

4.7. Hasil Validasi Rencan Pelaksanaan Pembelajaran ... 150

4.8. Hasil Validasi Instrumen ... 153

4.9. Rangkuman Hasil Wawancara ... 155

4.10. Deskripsi Hasil Tes Kemampuan Representasi Matematik Siswa pada Uji Coba I ... 158

4.11. Klasifikasi Penguasaan Kemampuan Representasi Siswa Pada Uji Coba I ... 159

4.12. Rerata Skor Uji Coba Self Efficacy Matematis Siswa Tiap Indikator .... 162

4.13. Hasil Analisis Persentase Pencapaian Waktu Ideal Aktivitas Siswa ... 164

4.14. Hasil Analisis Data Respon Siswa ... 167

4.15. Rangkuman Hasil Wawancara ... 174

4.16. Deskripsi Hasil Tes Kemampuan Representasi Siswa ... 177

4.17. Klasifikasi Penguasaan Kemampuan Representasi Siswa Pada Uji Coba II ... 177

4.18. Rerata Skor Uji Coba II Self Efficacy Matematis Siswa Tiap Indikator ... 180

4.19. Hasil Analisis persentase Pencapaian Waktu Ideal Aktivitas Siswa ... 183

4.20. Hasil Analisis Data Angket Respon Siswa ... 186

4.21. Rangkuman Hasil Validasi ... 191

4.22. Jumlah Siswa yang Tuntas pada Uji Coba I dan II ... 194

(14)

ix

4.24. Rata-rata Persentase Pencapaian Waktu Ideal Aktivitas Siswa ... 197 4.25. Rata-rata Respon Siswa... 199 4.26. Deskripsi Hasil Tes Kemampuan Representasi Siswa Pada Uji Coba

Lapangan I ... 202 4.27. Deskripsi Hasil Tes Kemampuan Representasi Matematik Siswa Pada Uji

(15)
[image:15.595.62.543.88.693.2]

x DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman 1.1. Jawaban Siswa pada Tes Kemampuan

Representasi Matematik ... 6

2.1. Interaksi Timbal Balik antara Representasi Internal dan Eksternal... 22

2.2. Model Skematis Proses Matematisasi Konsep ... 40

2.3. Tahap Pendinisian Dalam Model 4-D ... 75

2.4. Tahap Perancangan dalam Model 4-D ... 77

2.5. Tahap Pengembangan dalam Model 4-D ... 78

2.6. Tahap Penyebaran dalam Model 4-D ... 79

3.1. Bagan Pengembangan Perangkat Pembelajaran Model 4-D ... 91

3.2. Konsep Peluang ... 95

3.3. Diagram Alur Penelitian Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis Pendekatan Matematika Realistik ... 104

4.1 Peta Konsep Peluang . ... 132

4.2. Tampilan Buku Guru ... 139

4.3. Tampilan Buku Siswa ... 140

4.4. Tampilan Lembar Kerja Siswa ... 141

4.5. Diagram Frekuensi Tingkat Penguasaan Siswa ... 160

4.6. Diagram Persentase Tingkat Penguasaan Siswa ... 161

4.7. Digram Kemampuan Self Efficacy Matematis Siswa ... 163

4.8. Diagram Rata-Rata Persentase Pencapaian Waktu Ideal aktivitas Siswa ... 165

4.9. Diagram Frekuensi Tingkat Penguasaan Siswa ... 179

4.10. Diagram Persentase tingkat Penguasaan Siswa ... 179

4.11. Diagram Kemampuan Self Efficacy Matematis Siswa ... 182

4.12. Diagram Rata-Rata Persentase Pencapaian Waktu Ideal Aktivitas Siswa ... 184

4.13. Diagram Kemampuan Self Efficacy Matematis Siswa ... 196

4.14. Persentase Respon siswa pada Uji Coba I dan II ... 200

4.15. Diagram Pencapaian Persentase Ketuntasan Klasikal Pada Uji Coba Lapangan I ... 203

(16)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

lampiran halaman

1-1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 172

1-2. Buku Guru ... 218

1-3. Buku Siswa ... 266

1-4. Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 287

1-5. Kisi-kisi Tes Kemampuan Representasi Matematik... 400

1-6. Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Representasi Matematik ... 401

1-7. Tes Kemampuan Representasi Matematik ... 402

1-8. Alternatif Jawaban Tes Kemampuan Representasi Matematik ... 404

2-1. Lembar Validasi Buku Guru ... 405

2-2. Lembar Validasi Buku Siswa ... 407

2-3. Lembar Validasi RPP ... 409

2-4. Lembar Validasi LKS ... 501

2-5. Lembar Validasi Tes Kemampuan Representasi Matematik ... 503

2-6. Lembar validasi Angket Self Efficacy ... 504

2-7. Lembar Observasi Aktivitas Siswa ... 505

2-8. Angket Respon Siswa ... 506

3-1. Hasil Validasi Buku Guru ... 507

3-2. Hasil Validasi Buku Siswa ... 508

3-3. Hasil Validasi RPP ... 509

3-4. Hasil Validasi LKS ... 510

3-5. Hasil Validasi Tes Kemampuan Representasi Matematik... 511

3-6. Hasil Validasi Angket Self Efficacy ... 512

3-2. Hasil Validasi Butir Soal ... 513

4-1. Data Uji Coba I 4-1-1. Data Aktivitas Siswa pada Uji Coba I ... 514

4-1-2. Data Tes Kemampuan Representasi Matematik pada Uji Coba I ... 516

4-1-3. Data Angket Self Efficacy Matematis Siswa pada Uji Coba I ... 517

4-2. Data Uji Coba II 4-2-1. Data Aktivitas Siswa pada Uji Coba II ... 518

4-2-2. Data Tes Kemampuan Representasi Matematik pada Uji Coba II... 522

4-2-3. Data Angket Self Efficacy Matematis Siswa pada Uji Coba II ... 525

(17)

1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Menghadapi tantangan era globalisasi saat ini diperlukan sumber daya

manusia yang handal yang memiliki pemikiran kritis, sistematis, logis, kreatif, dan

kemauan kerjasama yang efektif. Sumber daya manusia yang memiliki pemikiran

yang kritis, logis dan kreatif lebih memungkinkan dihasilkan dari lembaga

pendidikan. Pendidikan merupakan bagian terpenting di dalam kehidupan.

Kualitas pendidikan suatu bangsa mempengaruhi kemajuan bangsa tersebut.

Pendidikan dapat menumbuh kembangkan sumber daya manusia yang handal dan

mempunyai keahlian serta keterampilan sehingga dapat mempercepat

pembangunan bangsa Indonesia. Tanpa pendidikan, suatu bangsa tidak dapat

mengalami perubahan dan kemajuan. Oleh karena itu, pendidikan harus

dipersiapkan sebagai bekal kehidupan di masa yang akan datang. Masalah

pendidikan erat kaitannya dengan masalah pembelajaran. Pembelajaran

merupakan salah satu unsur dalam pelaksanaan pendidikan sehingga kualitas

pendidikan erat hubungannya dengan kualitas pembelajaran.

Untuk memperoleh kualitas sumber daya manusia yang kreatif, berpikir

sistematis logis, diperlukan pendidikan yang berkualitas pula. Mengenai hal ini

Syaban (2008) mengatakan: Salah satu mata pelajaran yang merefleksikan sifat

tersebut adalah mata pelajaran matematika, karena matematika merupakan ilmu

dasar dan melayani hampir setiap ilmu. Matematika juga merupakan ilmu yang

deduktif, ilmu yang terstruktur dan merupakan bahasa simbol dan bahasa

(18)

2

matematika adalah bagian dari hidup manusia, sehingga matematika sangat

dibutuhkan dalam setiap kegiatan sehari – hari. Matematika merupakan suatu

landasan kerangka perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi bagi siswa dan

menjadi salah satu mata pelajaran di sekolah yang dapat digunakan untuk

mencapai tujuan tersebut.

Melihat pentingnya matematika maka matematika termasuk salah satu

mata pelajaran yang menjadi perhatian utama. Kondisi yang mewarnai

pembelajaran matematika saat ini adalah seputar rendahnya kualitas pendidikan

matematika. Laporan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) tiga tahun ini

menunjukkan bahwa mutu pendidikan matematika yang ditandai dengan nilai

rata-rata ujian nasional pada tingkat nasional masih yang terendah dibandingkan

dengan mata pelajaran yang lain (Depdiknas, 2008).

Jika ditinjau dari proses belajar mengajar, terdapat beberapa hal yang

sangat mendasar dan perlu mendapat perhatian khusus, hal tersebut didasarkan

pada hasil diskusi dari beberapa rekan guru dalam forum Musyawarah Guru

Mata Pelajaran (MGMP) mengungkapkan bahwa: (1) sangat sulit menerapkan

model ataupun pendekatan pada RPP yang mereka buat, sehingga RPP yang

dibuat belum mencerminkan model atau pendekatan yang mereka pilih, (2) RPP

yang dibuat tidak dilengkapi LKS, buku siswa yang sesuai, karena mereka belum

mengetahui benar bagaimana model atau pendekatan yang mereka pilih, (3)

khususnya dalam penyajian materi masih terdapat beberapa masalah dalam

pembelajaran topik peluang yang dialami oleh siswa. Beberapa masalah tersebut

antara lain siswa mengalami kesulitan membuat tabel , menentukan ruang sampel,

(19)

3

National Council of Teacher Mathematics (2000) menetapkan bahwa terdapat 5 standar proses yang perlu dimiliki siswa melalui pembelajaran

matematika yang tercakup dalam standar proses, yaitu: (1) pemecahan masalah

(problem solving); (2) Penalaran dan pembuktian (reasoning and proof); (3)

Komunikasi (communication); (4) Koneksi (connection); dan (5) Representasi

(representation). Kelima standar tersebut termasuk pada berpikir matematika

tingkat tinggi (high order mathematical thinking) yang harus dikembangkan

dalam proses pembelajaran matematika. Pada awalnya standar – standar yang

direkomendasikan di dalam NCTM (1989) hanya terdiri dari empat kompetensi

dasar yaitu pemecahan masalah, komunikasi, koneksi, dan penalaran. Sedangkan

representasi masih dipandang sebagai bagian dari komunikasi matematika.

Namun, karena disadari bahwa representasi matematika merupakan suatu hal

yang selalu muncul ketika orang mempelajari matematika pada semua tingkatan

/level pendidikan, maka dipandang bahwa representasi merupakan suatu

komponen yang layak mendapat perhatian serius. Dengan demikian representasi

matematik perlu mendapat penekanan dan dimunculkan dalam proses

pengajaran matematika di sekolah. Oleh karena itu, di dalam pengajaran

matematika, kemampuan mengungkapkan gagasan/ide matematis dan

merepresentasikan gagasan/ide matematis dapat merupakan suatu hal yang harus

dilalui oleh setiap orang yang sedang belajar matematika.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di sekolah SMA Negeri 4

Padangsidimpuan, peneliti mendapati bahwa guru yang mengajar matematika di

sekolah tersebut menggunakan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

(20)

4

tertulis di RPP) namun belum di implementasikan dengan baik dan benar,

akibatnya proses pembelajaran masih tetap berorientasi pada guru tersebut dan

RPP yang ada tidak di implementasikan di kelas pada saat terjadi proses belajar

mengajar. Siswa juga tidak memiliki buku pegangan atau buku teks yang

mengakibatkan siswa hanya menerima pelajaran dari apa yang disampaikan oleh

guru. Guru tidak membuat buku pegangan guru dan buku pegangan siswa. Jadi,

buku teks yang digunakan hanyalah buku teks yang berasal dari pihak sekolah.

Kemudian siswa juga tidak memiliki LKS sehingga siswa tidak memiliki

perangkat yang dapat membantunya dalam proses pembelajaran yang dapat

membuatnya lebih aktif dan terampil dalam menyelesaikan masalah – masalah

matematika yang dihadapinya. Perangkat pembelajaran sebagai panduan bagi

guru dalam mengajar, mengingat proses pembelajaran merupakan sesuatu yang

sistematis. Perangkat pembelajaran juga dijadikan sebagai tolak ukur bagi seorang

guru profesional untuk mengevaluasi setiap hasil mengajarnya. Profesionalisme

seorang guru juga dapat ditingkatkan melalui pengembangan perangkat

pembelajaran. Selain itu, jika perangkat pembelajaran disesuaikan dengan

kebutuhan siswa maka siswa akan lebih mudah memahami materi pelajaran yang

disampaikan oleh guru dan ketertarikan siswa dalam mempelajari mata pelajaran

tertentu akan tinggi. Kemampuan guru dalam mengembangkan perangkat

pembelajaran dan mengimplementasikannya perlu dikaji ulang demi perubahan

yang lebih baik terhadap hasil ataupun prestasi belajar siswa.

Pengajaran matematika tidak sekedar menyampaikan berbagai informasi

seperti aturan, definisi, dan prosedur untuk dihafal oleh siswa tetapi guru harus

(21)

5

secara aktif akan memperkuat pemahamannya terhadap konsep-konsep

matematika. Hal ini sesuai dengan prinsip-prinsip kontruktivisme yakni

pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri, baik secara personal maupun sosial,

pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru ke siswa, kecuali melalui keaktifan

siswa sendiri untuk menalar, siswa aktif untuk mengkontruksi terus menerus,

sehingga selalu terjadi perubahan konsep menuju kearah yang lebih kompleks,

guru sekedar membantu menyediakan sarana dan situasi agar proses konstruksi

siswa berjalan. Setiap siswa mempunyai cara yang berbeda untuk

mengkontruksikan pengetahuannya. Dalam hal ini, sangat memungkinkan bagi

siswa untuk mencoba berbagai macam representasi dalam memahami suatu

konsep. Selain itu representasi juga berperan dalam proses penyelesaian masalah

matematis. Sebagaimana dinyatakan Brenner (1995) bahwa proses pemecahan

masalah yang sukses bergantung kepada keterampilan merepresentasi masalah

seperti mengkonstruksi dan menggunakan representasi matematik di dalam

kata-kata, grafik, tabel, dan persamaan-persamaan, penyelesaian dan manipulasi

simbol. Namun demikian dalam pembelajaran matematika selama ini siswa tidak

pernah atau jarang diberikan kesempatan untuk menghadirkan representasinya

sendiri. Siswa cendrung meniru langkah guru dalam menyelesaikan masalah.

Akibatnya, kemampuan representasi matematis siswa tidak berkembang. Padahal

representasi matematis sangat diperlukan dalam pembelajaran matematika, baik

bagi siswa maupun bagi guru. Mungkin ini disebabkan karena keterbatasan

pengetahuan guru tentang representasi matematis dan peranannya dalam

(22)

6

Dari hasil observasi peneliti pada tanggal 2 sampai 3 Oktober 2014 di

SMA Negeri 4 Padangsidimpuan kelas XI, diperoleh informasi nilai rata – rata

siswa adalah 57,5 dari hasil tes kemampuan representasi terhadap 30 orang

siswa, yang dilakukan oleh peneliti 85% masih tergolong rendah, dimana terdapat

18 orang siswa memiliki tingkat kemampuan representasi matematik pada

kategori rendah, 10 orang siswa memiliki tingkat kemampuan representasi

matematik pada kategori cukup, 2 orang siswa memiliki tingkat kemampuan

representasi matematika pada kategori tinggi. Hal ini dapat dilihat dari salah satu

hasil test diagnostic berikut “ Suatu kotak berisi 4 kelereng hijau dan 2 kelereng

orange. Dilakukan percobaan dengan mengambil 2 kelereng sekaligus. Dapatkah

kamu menentukan kemungkinan hasil yang diperoleh 1 kelereng biru dari

percobaan tersebut? Jika kejadian K adalah munculnya dua kelereng merah

sekaligus maka tentukanlah kemungkinan hasil dalam kejadian K”.

Adapun jawaban yang diberikan siswa adalah sebagai berikut :

Jawaban siswa

Seharusnya jawaban yang benar adalah sebagai berikut

Misalkan keempat kelereng hijau disimbolkan dengan H1, H2, H3, H4, dan dua

(23)

7

tabulasi (tabel) dapat dituliskan seluruh kemungkinan hasil yang muncul dari

[image:23.595.92.520.162.524.2]

pengambilan dua kelereng sekaligus sebagai berikut:

Tabel 1.1 : kemungkinan Hasil Pencabutan Kelereng

Kelereng H2 H3 H4 O1 O2

H1 (H1, H2) (H1, H3) (H1, H4) (H1, O1) (H1, O2) H2 - (H2, H2) (H2, H4) (H2, O1) (H2, O2) H3 - - (H3, H4) (H3, O1) (H3, O2)

H4 - - - (H4, O1) (H4, O2)

O1 - - - - (O1, O2)

O2 - - - - -

Dengan banyak anggota ruang sampel n(S) = 15

Kejadian K adalah munculnya dua kelereng merah sekaligus diperoleh:

K ={( ) }

Dengan banyak anggota kejadian n(K)= 6

Berdasarkan jawaban siswa tersebut menunjukkan bahwa siswa

mengalami kesulitan untuk memahami soal, merumuskan apa yang diketahui dari

soal, merencanakan penyelesaian soal tersebut serta proses perhitungan yang

dibuat siswa tidak benar. Hal ini berarti kemampuan representasi siswa masih

rendah dan perlu ditingkatkan.

Kemampuan siswa dalam mengkomunikasikan ide – ide matematikanya

sehingga dapat merepresentasikan apa yang ada di dalam pikiran siswa berkaitan

(24)

8

memiliki rasa percaya diri yang tinggi, maka siswa akan mampu menyampaikan

dan menyajikan ide – ide matematikanya.

Prediksi mengenai hasil yang mungkin terjadi dari sebuah tingkah laku

merupakan sumber penting dari motivasi. Akankah saya sukses atau gagal?

Akankah saya disukai atau ditertawakan? Prediksi ini dipengaruhi oleh

self-efficacy, yakni kepercayaan yang dimilki seseorang mengenai kompetensi atau efektivitasnya dalam area tertentu (Woolfolk, 2004). Kemampuan siswa untuk

menyelesaikan persoalan – persoalan matematika yang dihadapinya membuat

siswa merasa percaya diri atas kemampuan yang dimilkinya untuk dapat

menyampaikan ide – ide matematikanya sehingga dapat menyajikan atau

merepresentasikannya dengan baik dengan pendekatan pembelajaran yang

inovatif.

Pembelajaran matematika sangat ditentukan oleh strategi dan pendekatan

yang digunakan dalam proses pembelajaran matematika itu sendiri. Belajar yang

efisien dapat tercapai apabila dapat menggunakan strategi belajar yang tepat.

Oleh karena itu guru dituntut untuk profesional dalam menjalankan tugasnya.

Guru yang profesional adalah guru yang selalu berpikir akan dibawa kemana anak

didiknya, serta dengan apa mengarahkan anak didiknya untuk mencapai hasil

yang diinginkan dengan berbagai inovasi pembelajaran. Guru seyogyanya

melakukan pembelajaran yang inovatif yang sesuai dengan tuntutan kurikulum

yang ada saat ini. Untuk siswa yang berkemampuan rendah dan sedang, guru

perlu melakukan pendekatan pembelajaran yang menarik dan sesuai dengan

tingkat kognitif siswa agar pemahaman siswa terhadap materi pelajaran lebih

(25)

self-9

efficacy matematika siswa. Sebaliknya siswa yang mempunyai kemampuan matematika lebih tinggi lebih cepat memahami matematika walaupun tanpa

melakukan berbagai pendekatan pembelajaran bahkan merasa bosan dalam

pembelajaran karena merasa penyajian materi matematikanya terlalu biasa

sehingga pengaruh pendekatan pembelajaran terhadap kemampuan representasi

matematis dan self-efficacy siswa tidak terlalu besar. Pemilihan pendekatan

pembelajaran merupakan salah satu faktor lingkungan yang harus

dipertimbangkan dengan kata lain pendekatan pembelajaran harus

mengakomodasikan kemampuan matematika siswa yang beragam sehingga dapat

memaksimalkan hasil belajar siswa.

Temuan lain yang diperoleh peneliti dari hasil wawancara dengan

beberapa siswa di SMA Negeri 4 bahwa siswa memiliki self efficacy yang rendah

dimana siswa merasa tidak senang atau tidak suka terhadap pelajaran matematika.

Siswa tidak memiliki motivasi yang baik untuk belajar matematika, bahkan

mereka berharap agar guru mata pelajaran tersebut untuk tidak dapat berhadir

pada saat jam pelajaran matematika. Siswa merasa bahwa pelajaran matematika

itu sangat sulit. Salah satu faktor yang mempengaruhi rendahnya kemampuan

representasi matematika dan self efficacy siswa di SMA Negeri 4

Padangsidimpuan adalah bahwa pendekatan pembelajaran masih menggunakan

pola lama yang mana dalam proses pembelajaran cenderung mengarahkan siswa

hanya untuk mengerjakan soal-soal. Kegiatan siswa hanya seputar mengerjakan

soal berdasarkan rumus yang ada dan berdasarkan contoh yang pernah diberikan

oleh guru tanpa mengetahui dari mana datangnya rumus, siswa tidak dilibatkan

(26)

10

diberikan atau didiktekan oleh guru. Dengan pembelajaran yang berpusat pada

guru sehingga kemampuan representasi matematika siswa tidak berkembang,

siswa tidak kreatif dalam memecahkan masalah, dan menggolongkan matematika

sebagai pelajaran yang tidak menyenangkan. Pembelajaran yang diterapkan guru

di kelas dalam menyampaikan materi pelajaran kurang melibatkan siswa secara

aktif, siswa kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan yang

dimilikinya. Proses pembelajaran di dalam kelas diarahkan kepada kemampuan

siswa untuk menghapal informasi, otak siswa dipaksa untuk mengingat dan

menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang

diingatnya itu untuk menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. Dengan

demikian siswa tidak memahami apa yang diajarkan oleh guru karena siswa

hanya sebatas menerima apa yang disampaikan oleh guru saja, akibatnya tingkat

berpikir siswa rendah sehingga siswa tidak mampu menggunakan matematika itu

dalam memecahkan persoalan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini siswa

bukan lagi sebagai subjek pembelajaran melainkan objek pembelajaran. Siswa

diajari dan bukan dibelajarkan. Keadaan seperti ini sangat mengurangi tanggung

jawab siswa atas tugas belajarnya.

Selanjutnya, Depdiknas (2003) menyatakan bahwa tidak ada satupun

pendekatan ataupun strategi yang paling efektif untuk mencapai semua ragam

tujuan pembelajaran. Namun, setidaknya pendekatan pembelajaran yang

diterapkan mampu membuat interaksi antara kelompok siswa, diantaranya

kelompok kemampuan siswa. Sehingga siswa dengan kemampuan tinggi, sedang

dan rendah dapat merasakan manfaat dari pendekatan pembelajaran yang

(27)

11

mempunyai ciri-ciri cenderung memperlakukan peserta didik berstatus sebagai

obyek, guru berfungsi sebagai pemegang otoritas tertinggi keilmuan. Sehingga

menyebabkan banyak siswa mampu menyajikan tingkat hapalan yang baik

terhadap materi yang diberikan guru, namun mereka tidak memahaminya.

PMR diadaptasikan dari teori Realistics Mathematics Education (RME)

yang mula-mula berkembang dari gagasan Hans Frudenthal, seorang ahli

matematika di Belanda. Menurut Kuiper dan Knuver (2001:125) berdasarkan

beberapa penelitian pendahuluan dibeberapa negara menunjukkan bahwa

pembelajaran menggunakan pendekatan realistik sekurang-kurangnya

dapat membuat matematika lebih menarik, relevan, dan bermakna, tidak

terlalu formal dan tidak terlalu abstrak, mempertimbangkan tingkat

kemampuan siswa, menekankan belajar matematika dengan pada learning

by doing, memfasilitasi penyelesaian masalah matematika dengan tanpa

menggunakan penyelesaian (algoritma) yang baku, menggunakan konteks

sebagai titik awal pembelajaran matematika.

PMR adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan kepada

proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang

dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga

mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka. Namun

perlu diingat bahwa masalah konstekstual yang diungkapkan tidak selalu berasal

dari kehidupan sehari-hari, bisa juga dari konteks yang dapat diimajinasikan

dalam pikiran siswa. Disamping itu, PMR juga merupakan pendekatan yang

relevan dengan kurikulum matematika yang memiliki tiga macam standar proses

(28)

12

PMR untuk pembelajaran matematika sesuai dengan kurikulum yang berlaku.

Proses eksplorasi ditunjukkan dengan penggunaan konteks di awal pembelajaran

yang ditujukan sebagai awal pembangunan konsep matematika sehingga

memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengekplorasi strategi penyelesaian

yang akan digunakan. Dengan adanya konteks yang diberikan akan meningkatkan

minat dan motivasi siswa dalam belajar, sehingga siswa memberikan respon yang

positif dalam kegiatan pembelajaran. Selanjutnya dalam tahap elaborasi, yaitu

penerjemahan konteks situasi melalui matematika horizontal dielaborasi menjadi

penemuan matematika formal dari konteks situasi melalui matematisasi vertikal.

Adapun tahap akhir yaitu tahap konfirmasi yang ditujukan untuk membangun

argumen untuk menguatkan hasil proses yang sebelumnya yaitu eksplorasi dan

elaborasi. Dalam proses ini, gagasan siswa tidak hanya dikomunikasikan kepada

siswa lain tetapi juga dapat dikembangkan berdasarkan tanggapan dari siswa lain.

Sehingga memberikan ruang kepada siswa untuk meningkatkan kemampuan

komunikasi serta kemampuan berpikir kreatifnya.

Dengan melaksanakan pembelajaran menggunakan PMR materi pelajaran

disajikan melalui konteks kehidupan dan yang dapat diimajinasikan para siswa,

sehingga pembelajaran lebih bermakna serta menyenangkan. Masalah yang

disajikan tidak hanya suatu koneksi dengan dunia nyata dan bisa ditemukan dalam

kehidupan sehari-hari tetapi juga masalah yang dapat dibayangkan (imaginable)

atau nyata (real) dalam pikiran siswa. Melalui masalah yang demikian, siswa

dilibatkan secara aktif untuk mengkontruksi pemikirannya dalam kegiatan

eksplorasi permasalahan. Hasil eksplorasi tidak hanya bertujuan menemukan

(29)

13

mengembangkan berbagai strategi penyelesaian masalah yang bisa digunakan.

Dengan demikian siswa diajak untuk mengkomunikasikan permasalahan dan

berpikir kreatif dalam menyelesaikannya.

Disamping itu, kegiatan pembelajaran dilakukan dalam bentuk kelompok,

sehingga keberadaan teman-teman sebaya dalam kelompok belajar dapat

memberikan dorongan serta memotivasi teman yang lain untuk saling aktif dalam

kegiatan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran dengan PMR juga memberikan

kesempatan kepada siswa untuk saling berdiskusi untuk menyelesaikan masalah

yang diberikan. Karena siswa saling bekerja sama dalam menyelesaikan masalah

memungkinkan jawaban yang diberikan akan lebih lengkap dan bervariasi jika

dibandingkan dengan pembelajaran konvensional.

Salah satu dari lima karakteristik pembelajaran matematika dengan

pendekatan realistik yaitu “Penggunaan model untuk matematisasi progresif”.

Pada karakteristik ini penggunaan model berfungsi sebagai jembatan (bridge)

dari pengetahuan dan matematika tingkat konkrit menuju pengetahuan

matematika tingkat formal. Dalam PMR, masalah nyata berfungsi sebagai sumber

dari proses belajar masalah nyata dan situasi nyata, keduanya digunakan untuk

menunjukkan dan menerapkan konsep-konsep matematika. Ketika siswa

mengerjakan masalah-masalah nyata mereka dapat mengembangkan

ide-ide/konsep-konsep matematika dari pengetahuannya. Pertama, mereka

mengembangkan strategi yang mengarah (dekat) dengan konteks. Kemudian

aspek-aspek dari situasi nyata tersebut dapat menjadi lebih umum. Artinya model

atau strategi tersebut dapat digunakan untuk memecahkan masalah lain. Bahkan

(30)

14

formal. Jadi proses pendekatan ini, siswa mencoba menemukan

hubungan-hubungan antara bagian-bagian masalah kontekstual dan mentransfernya ke dalam

model matematika melalui kemampuan representasi. Secara garis besar seperti

berikut : “Konstekstual → Informal → Formal”. Pengembangan pengetahuan

dimulai dari masalah kontekstual hingga sampai ke masalah formal merupakan

suatu proses yang bertahap, proses tersebut dapat didukung dengan penggunaan

kemampuan representasi yang baik sehingga dapat membangun rasa percaya diri

(self efficacy) siswa.

Berdasarkan uraian diatas, untuk mengatasi permasalahan – permasalahan

tersebut salah satu solusinya dengan melalui Pengembangan Perangkat

Pembelajaran Berbasis Pendekatan Matematika Realistik (PMR) untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi Matematis dan Self Efficacy Siswa di SMA Kota Padangsidimpuan.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, di

identifikasi masalah – masalah sebagai berikut :

1. Guru tidak mampu menyusun materi dan bahan ajar sendiri sehingga

kurang membangkitkan aktivitas siswa, interaksi dan konstruksi

pengetahuan oleh siswa

2. Guru tidak mengimplementasikan perangkat pembelajaran yang sesuai

dengan kurikulum yang berlaku

3. Kemampuan representasi matematis siswa masih rendah

4. Kemampuan self-efficacy siswa rendah

(31)

15

C. Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Pengembangan perangkat pembelajaran matematika menggunakan model

Thiagarajan berbasis pendekatan matematika realistik dalam

meningkatkan kemampuan representasi matematis dibatasi pada buku

guru, buku siswa, rencana pelaksanaan pembelajaran dan lembar kerja

siswa.

2. Pengembangan perangkat pembelajaran matematika menggunakan model

Thiagarajan berbasis pendekatan matematika realistik dalam

meningkatkan kemampuan self efficacy siswa dibatasi pada buku guru,

buku siswa, rencana pelaksanaan pembelajaran dan lembar kerja siswa.

3. Kemampuan representasi matematis siswa masih rendah

4. Kurangnya sikap self-efficacy yang dimiliki oleh siswa

5. Respon siswa terhadap pembelajaran berbasis pendekatan matematika

realistik

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan

masalah yang dikemukakan maka permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian

ini adalah:

1. Berapa besar peningkatan kemampuan representasi matematis dan self

efficacy siswa SMA Negeri Kota Padangsidimpuan berbasis pendekatan matematika realistik melalui perangkat pembelajaran yang dikembangkan?

2. Berapa besar peningkatan ketuntasan belajar kemampuan representasi

(32)

16

berbasis pendekatan matematika realistik dengan menggunakan

perangkat pembelajaran yang dikembangkan?

3. Bagaimana efektivitas perangkat pembelajaran yang dikembangkan

berbasis pendekatan matematika realistik (PMR) terhadap kemampuan

representasi dan self efficacy matematis siswa?

4. Bagaimana respon siswa terhadap pembelajaran berbasis pendekatan

matematika realistik?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang

pengembangan perangkat pembelajaran berbasis pendekatan matematika

realistik untuk meningkatkan kemampuan representasi matematis dan self efficacy

siswa. Adapaun tujuan khusus penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui efektivitas perangkat pembelajaran yang dikembangkan

berbasis pendekatan matematika realistik (PMR) terhadap kemampuan

representasi matematis dan self efficacy siswa

2. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan representasi matematis dan

self efficacy siswa terhadap perangkat pembelajaran yang dikembangkan berbasis pendekatan matematika realistik (PMR).

3. Untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran menggunakan

perangkat pembelajaran yang dikembangkan berbasis pendekatan

matematika realistik (PMR).

4. Untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran berbasis

(33)

17

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan menghasilkan temuan-temuan yang

merupakan masukan berarti bagi pembaharuan kegiatan pembelajaran. Manfaat

yang diperoleh sebagai berikut:

1. Bagi siswa, dengan pengembangan perangkat pembelajaran matematika

menggunakan pendekatan matematika realistik diharapkan terbina sikap

belajar yang positif dan kreatif serta dapat meningkatkan efektivitas

matematika siswa dan sebagai salah satu strategi untuk meningkatkan

kualitas pembelajaran matematika dan secara khusus memperbaiki hasil

belajar matematika siswa.

2. Bagi guru, dapat memberikan informasi dalam menentukan alternatif

pendekatan pembelajaran matematika.

3. Bagi kepala sekolah, bermanfaat sebagai bahan pertimbangan atau

bahan rujukan untuk menerapkan perangkat pembelajaran berbasis

pendekatan matematika realistik dalam kegiatan pembelajaran di sekolah,

dalam meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada pelajaran

matematika.

4. Bagi peneliti, dapat menambah khasanah pengetahuan bagi diri sendiri,

terutama mengenai perkembangan serta kebutuhan siswa, sehingga dapat

diterapkan dalam proses pembelajaran yang sesungguhnya dan dapat

dijadikan sebagai bahan acuan dalam pengembangan perangkat

pembelajaran melalui pendekatan matematika realistik lebih lanjut ke

(34)

18

5. Sebagai bahan informasi dan perbandingan bagi pembaca maupun penulis

lain yang berminat melakukan penelitian yang sejenis.

G. Defenisi Operasional

Beberapa istilah dalam penelitian ini perlu didefinisikan secara operasional

agar tidak menimbulkan kesalah pahaman dan untuk memberi arah yang jelas

dalam pelaksanaannya. Berikut ini akan dijelaskan pengertian istilah – istilah

tersebut.

1. Pengembangan perangkat pembelajaran adalah proses untuk mendapatkan

perangkat pembelajaran yang baik, sesuai dengan langkah-langkah pada model

pengembangan perangkat pembelajaran yang digunakan.

2. Perangkat pembelajaran berbasis pendekatan matematika realistik (PMR)

adalah segala sumber belajar yang disusun oleh guru sedemikian rupa

dimana siswa dan guru melakukan kegiatan pembelajaran dengan pendekatan

matematika realistik (PMR), namun saat ini peneliti hanya membatasi

perangkat pembelajaran itu hanya rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP),

buku guru (BG), buku siswa (BS), dan lembar kerja siswa (LKS).

3. Kemampuan representasi matematis siswa adalah keahlian siswa untuk

mengemukakan ide matematika dalam suatu konfigurasi yang dapat

[image:34.595.67.534.189.675.2]

menyajikan sesuatu baik dalam bentuk symbol, persamaan, kata – kata,

gambar, tabel, grafik, objek manipulative dan tindakan serta mental dan cara

berpikir tentang ide matematika.

4. Self Efficacy adalah kemampuan siswa untuk meyakinkan dirinya dalam menyelesaikan persoalan – persoalan matematika yang dihadapinya sehingga

(35)

19

5. Pendekatan matematika realistik (PMR) adalah suatu pendekatan

pembelajaran yang memiliki karakteristik yaitu menggunakan masalah

kontekstual, menggunakan model, menggunakan kontribusi siswa, interaktif

dan adanya keterkaitan melalui sebuah proses konstruktivisme.

6. Keefektifan pembelajaran dilihat dari a) ketercapaian tujuan pembelajaran

sebesar 80%, b) ketercapaian keefektifan aktivitas siswa dalam pembelajaran

adalah jika keenam kategori aktivitas siswa terpenuhi yaitu: 1)

Memperhatikan/ mendengarkan penjelasan guru/teman, 2) membaca/

memahami masalah kontekstual dalam buku siswa/LKS, 3) menyelesaikan

masalah/menemukan cara dan jawaban dari masalah, 4) berdiskusi/bertanya

kepada teman/guru, 5)menarik kesimpulan suatu prosedur/konsep, 6) perilaku

siswa yang tidak relevan dengan KBM) dengan toleransi 5%, dan penggunaan

waktu yang efektif

7. Respon siswa adalah pendapat senang-tidak senang, baru-tidak baru, terhadap

komponen dan kegiatan pembelajaran, siswa berminat mengikuti pembelajaran

pada kegiatan pembelajaran berikutnya, komentar siswa terhadap keterbacaan

(buku siswa dan tes kemampuan representasi) dan penggunaan bahasa dan

(36)

192 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Pengembangan perangkat pembelajaran berbasis pendekatan matematika

realistik menggunakan model pengembangan Thiagarajan, Semmel dan Semmel

ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan representasi dan self efficacy matematis siswa kelas XI SMA Negeri 4 Padangsidimpuan . Dari hasil penelitian

yang telah dilakukan maka kesimpulan yang dapat diuraikan dalam penelitian ini

adalah:

1. Pada uji coba I tingkat penguasaan kemampuan representasi matematik siswa

sebesar 84%, sedangkan pada uji coba II tingkat penguasaan kemampuan

representasi matematik siswa sebesar 92%. Dari hasil uji coba I dan uji coba

II dapat dilihat bahwa tingkat penguasaan kemampuan representasi

matematik siswa mengalami peningkatan sebesar 8% dan memenuhi kriteria

ketuntasan klasikal.

2. Kemampuan self efficacy matematis siswa yang diperoleh mengalami peningkatan berdasarkan rata - rata indikator kemampuan self efficacy matematis yaitu: penghakiman dari kemampuan pribadi mengalami

(37)

193

pertama 10,36 sedangkan pada pertemuan terakhir 13,96; mencapai prestasi mengalami peningkatan sebesar 8,28%, hal ini terlihat pada pertemuan pertama 11,72 sedangkan pada pertemuan terakhir 20; predikat usaha dan motivasi mengalami peningkatan sebesar 11,98, hal ini terlihat pada pertemuan pertama 16,08 sedangkan pada pertemuan terakhir 28,16; hasil pemikiran mengalami peningkatan sebesar 5,60%, hal ini terlihat pada pertemuan pertama 15,2 sedangkan pada pertemuan terakhir 20,88; dan pada indikataor menghasilkan prestasi mengalami peningkatan sebesar 3,48, hal ini terlihat pada pertemuan pertama 8,76 sedangkan pada pertemuan terakhir 12,24.

3. Proses pengembangan perangkat pembelajaran dengan pembelajaran

berbasis pendekatan matematika realistik dimulai dari tahapan define,

design, develop dan disseminate. Dari tahapan design diperoleh sebuah perangkat pembelajaran (draft I). selanjutnya masuk ke dalam tahapan

develop dengan memvalidasi draft I kepada tim ahli sebanyak lima orang ahli kemudian dihasilkan draft II setelah dilakukan revisi dan dilakukan uji coba lapangan. Berdasarkan proses pengembangan diperoleh draft final yang memenuhi kriteria:

a. validitas

Berdasarkan validasi tim ahli untuk, 1) hasil validasi buku pegangan

guru yang divalidasi oleh tim ahli dengan rata-rata total 4,27 ; 2) hasil

validasi buku siswa dengan rata-rata total 4,23 ; 3) ) hasil validasi RPP

(38)

194

total 4,51 ; dan 5) validasi tes kemampuan representasi matematik dan

self efficacy matematis siswa, dimana tim ahli menyatakan valid. Nilai rerata total keseluruhannya berada pada nilai 4 Va 5. Sehingga

merujuk pada kriteria kevalidan di Bab III bahwa hasil validasi

perangkat berada dalam kriteria kevalidan dengan kategori “sangat

valid”.

b. Kepraktisan

Perangkat pembelajaran yang telah divalidasi oleh tim ahli,

menyatakan bahwa yang dikembangkan dapat diterapkan atau

digunakan dilapangan dengan sedikit revisi atau tanpa revisi,

selanjutnya melalui hasil wawancara yang dilakukan kepada siswa

mengenai perangkat pembelajaran yang dikembangkan bahwa siswa

terbantu dan mudah dalam menggunakan perangkat pembelajaran.

Sehingga merujuk kepada kepraktisan perangkat pembelajaran di Bab

III bahwa perangkat pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran

berbasis pendekatan matematika realistik memenuhi kategori

kepraktisan.

c. Keefektifan.

Berdasarkan indikator keefektifan yaitu: 1) Pencapaian persentase

waktu ideal aktivitas siswa berada dalam pencapaian waktu ideal

aktivitas siswa dengan toleransi waktu 5%, 2) Ketuntasan belajar siswa

secara klasikal sebesar 80% sehingga memenuhi kriteria ketuntasan

(39)

195

4. Respon siswa menunjukkan respon yang sangat positif dengan persentase di

atas 70%

Sehingga perangkat pembelajaran berbasis pendekatan matematika

realistik ini layak untuk digunakan di dalam pembelajaran matematika

materi peluang.

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan di atas diketahui bahwa penelitian ini berfokus

pada kemampuan representasi matematik dan self efficacy siswa berbasis pembelajaran matematika realistik. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan

guru sebagai akibat dari pelaksanaan proses pembelajaran berbasis pendekatan

matematika realistic antara lain :

1. Dari aspek yang diukur, berdasarkan temuan dilapangan terlihat bahwa

kemampuan representasi matematik belum memuaskan. Hal ini dapat dilihat

dari pencapaian indicator ketiga dari kemampuan representasi yang diperoleh

siswa dimana siswa selalu terbiasa menyelesaikan masalah matematik secara

langsung atau hanya dengan menggunakan kalimat matematika tanpa mampu

merepresentasikan hasil dari masalah yang diberikan dengan melibatkan

digram, grafik atau tabel.

2. Terkait dengan self efficacy siswa, bahwa pencapaian yang dimiliki oleh siswa pada indicator self efficacy yang ketiga yaitu disiplin diri masih sangat rendah peningkatannya,sementara disiplin diri itu adalah salah satu sikap

(40)

196

3. Penelitian ini hanya terbatas pada kemampuan representasi matematik siswa

sementara itu masih banyak kemampuan menurut standar proses yang

dianggap perlu untuk siswa

C. Saran

Berdasarkan simpulan dari hasil penelitian ini, maka berikut beberapa

saran yang perlu mendapat perhatian dari semua pihak yang berkepentingan

terhadap penerapan model PBM dalam proses pembelajaran matematika.

Saran-saran tersebut adalah sebagai berikut:

1) Bagi para guru matematika

Dalam pembelajaran hendaknya guru menjadikan pembelajaran

berbasis matematika realistik sebagai alternatif untuk meningkatkan kemampuan

representasi matematik dan self-efficacy siswa. Dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis pendekatan matematika realistik hendaknya guru

melibatkan semua siswa berinteraksi, diawali dari memahami masalah

kontekstual, sehingga mencerminkan belajar interaktif. Peran guru sebagai

fasilitator perlu didukung oleh sejumlah kemampuan antara lain kemampuan

membimbing jalannya diskusi di kelas, serta kemampuan dalam menyimpulkan

materi pelajaran.

2) Bagi peneliti selanjutnya.

Untuk penelitian lebih lanjut hendaknya penelitian ini dapat

dilengkapi dengan meneliti aspek secara terperinci yang belum terjangkau

dalam pelitian ini seperti kemampuan menurut standar proses dan minat

(41)

197

memberikan soal-soal representasi diperhatikan dan membiasakan siswa

untuk merencanakan cara dalam menyelesaikan masalah (indikator ketiga) pada

proses pembelajaran.

3) Bagi lembaga terkait

Untuk lembaga terkait agar mensosialisasikan pembelajaran berbasis

pendekatan matematika realistik supaya diterapkan dalam proses pembelajaran

sehingga dapat meningkatkan kemampuan representasi matematika dan

Gambar

Tabel                                                                                                            Halaman
Gambar                                                                                                    Halaman
Tabel 1.1 : kemungkinan Hasil Pencabutan Kelereng
gambar, tabel, grafik, objek manipulative dan tindakan serta mental dan cara

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian ini, maka beberapa saran yang diajukan dalam upaya peningkatan produktivitas dan efisiensi usahatani antara lain: (1) petani dapat

Nilai fluks silikat secara vertikal terlihat tinggi pada lapisan dalam jika dibandingkan dengan permukaan dan lapisan termoklin, kondisi ini menjelaskan konsentrasi unsur

references as a scientific paper should.. A Study of the Use of Black English in Afro- American Movies Entitled Bad Boys I and II , and Rush Hour I and II. Yogyakarta:

Hal ini dikarenakan ruang lingkup sosiologi mencakup semua interaksi sosial yang berlangsung antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, serta kelompok

Sebagai bagian dari Kurikulum 2013 yang menekankan pentingnya keseimbangan kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan. Kemampuan mempelajari

Kegiatan yang rutin dilaksanakan selama bulan ramadhan adalah tarling atau tarawih keliling // Kegiatan yang dilakukan daritingkat provinsi hingga dusun ini / selain sebagai

Pengaruh Stres Kerja Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PT.Perkebunan Minanga Ogan

LAKIP Tahun 2012 yang merupakan bagian dari informasi pengukuran kinerja dalam melaksanakan Rencana Strategis BAPPEDA Kabupaten Bandung Tahun 2010-2015 adalah dokumen