UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS TERTULIS SISWA DENGAN PENDEKATAN INKUIRI PADA
MATERI KESEBANGUNAN DAN KEKONGRUENAN BANGUN DATAR BAGI SISWA KELAS IX DI
SMP TELADAN PEMATANG SIANTAR
Oleh :
Bobby Robson Purba 4103111014
Program Studi Pendidikan matematika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
▸ Baca selengkapnya: lkpd materi kesebangunan dan kekongruenan
(2)(3)iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala rahmat dan karunia-Nya yang dianugrahkan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Skripsi yang berjudul “Upaya Meningkatkan Komunikasi Matematis Tertulis Siswa Dalam Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Inkuiri pada Materi kesebangunan dan kekongruenan Bangun Datar bagi Siswa Kelas IX d SMP Teeladan Pematang Siantar”. Ini disusun untuk memperoelh gelar Sarjana Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unimed.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih banyak kepada Ibu Dra. Ida Karnasih, M.Sc, Ph.D selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberi bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal penyusunan proposal penelitian sampai selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih banyak juga penulis sampaikan kepada Bapak Mulyono, S.Si, M.Si., Bapak Drs. Sahat Siahaan, M.Pd, dan Ibu Dr. Izwita Dewi, M.Pd. selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran-saran mulai perencanaan penelitian sampai selesai penyusunan skripsi ini. Terima kasih juga kepada Bapak Drs. Sahat Siahaan, M.Pd. selaku dosen Pembimbing Akademik, Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si selaku Rektor Unimed, Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc, Ph.D selaku Dekan FMIPA Unimed, Bapak Drs. Syafari, M.Pd selaku ketua jurusan Matematika FMIPA Unimed yang sudah membantu dan memberikan kelancaran selama penyusunan skripsi ini.
Terima kasih juga disampaikan kepada Bapak B. Sinurat, S.Pd selaku Kepala Sekolah, Bapak J. Sihombing, S.Pd selaku guru matematika di SMP Swasta Teladan Pematangsiantar yang telah membantu selama penelitian.
v
Sarjana Pendidikan Matematika. Terima kasih juga untuk abangku Gery Purba, kakakku Priskila Purba, dan adikku Bryan Purba atas doa dan semangatnya, telah banyak membantu dalam pengerjaan skripsi ini. Serta kepada setiap anggota keluarga yang begitu banyak memberikan doa dan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan studinya di Unimed.
Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada rekan seperjuangan Anastasia Hutabarat, Anggraini Togi Marito Siregar, Detrisna Natalia Sitinjak, Elsa Yolanda Aritonang, Bobby Robson Purba, Boy Army Oktario Sihotang, Esron Frananta Tarigan, Arnold Novembri Siburian, Efra Yantina Sinaga, Elisabeth Margareth Gultom dan semua teman-teman sekelas Pendidikan Matematika 2010 A yang telah memberikan dukungan dan semangat selama perkuliahan hingga penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari banyak kelemahan baik dari segi isi maupun dari segi tata bahasa, karenanya penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi ilmu pendidikan.
Medan, November 2014
Penulis,
iii
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS TERTULIS SISWA DENGAN PENDEKATAN INKUIRI PADA
MATERI KESEBANGUNAN DAN KEKONGRUENAN BANGUN DATAR BAGI SISWA KELAS IX DI
SMP TELADAN PEMATANG SIANTAR
Bobby Robson Purba (4103111014) ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematis tertulis siswa melalui penerapan pembelajaran dengan pendekatan inkuiri pada materi kesebangunan dan kekongruenan bangun datar pada kelas IX SMP Teladan Pematang Siantar. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IX B SMP Teladan Pematang Siantar yang berjumlah 34 siswa. Objek penelitian ini adalah upaya meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa dengan pendekatan inkuiri pada materi kesebangunan dan kekongruenan bangun datar. Instrumen yang digunakan adalah observasi dan tes kemampuan komunikasi matematis siswa.
Berdasarkan hasil tes diagnostik awal diperoleh kemampuan komunikasi matematis tertulis siswa masih rendah. Hal ini tampak dari persentase siswa pada aspek menggambar sebesar 35,294% (sangat rendah) pada aspek ekspresi matematika 2,941%, pada aspek menulis 0% (sangat rendah).
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa terdapat peningkatan jumlah siswa pada setiap aspek komunikasi matematis siswa setelah siklus I dilaksanakan. Hasil data pada siklus I setelah dilakukan pembelajaran dengan pendekatan inkuiri menunjukkan persentase jumlah siswa yang menguasai komunikasi matematis siswa pada aspek menggambar sebesar 82,36% kategori tinggi, pada aspek ekspresi matematika 55,88% kategori sangat rendah, pada aspek menulis 11,76% kategori sangat rendah. Hasil analisis data akhir siklus II dengan pembelajaran yang sama diperoleh peningkatan jumlah yang menguasai aspek menggambar sebesar 97,05% kategori sangat tinggi, pada aspek ekspresi matematika 88,24% kategori tinggi, pada aspek menulis sebesar 73,53% kategori sedang. Dari hasil observasi pelaksanaan pembelajaran siklus I, diperoleh bahwa pelaksanaan pembelajaran termasuk dalam kategori baik dengan nilai 2,46 dan meningkat dengan nilai 2,92 dengan kategori baik pada siklus II
vi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7
2.1. Hakekat Belajar dan pembelajaran Matematika 7
2.1.1 Pengertian Belajar 7
2.1.2. Pembelajaran Matematika 8 2.1.2.1. Pengertian Pembelajaran 8 2.1.2.2. Pengertian Matematika 8
2.2. Komunikasi Matematika 10
2.3. Komunikasi Matematika Tertulis 13
2.4. Pendekatan Inkuiri 14
2.4.1. Pembelajaran Inkuiri 14
2.4.2. Proses Inkuiri 17
vii
2.5. Teori Belajar yang Mendukung Pendekatan Inkuiri 19 2.6. Pembelajaran Kesebangunan dan kekongruenan bangun datar 21
2.6.1. Teori Belajar yang Mendukung Materi kekonruenan
Dan kesebangunan bangun datar 21 2.6.2. Materi Kesebangunan dan kekongruenan bangun datar 21
2.7. Penelitian yang Relevan 23
2.8. Kerangka Berpikir 23
2.9. Hipotesis Tindakan 25
BAB III METODE PENELITIAN 26
3.1. Jenis Penelitian 26
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 26 3.3. Subjek dan Objek Penelitian 26
3.3.1. Subjek Penelitian 26
3.3.2. Objek penelitian 26
3.4. Rancangan Penelitian 26
3.4.1. Rancangan Penelitian Siklus I 27 3.4.2. Rancangan Penelitian Siklus II 29
3.5. Instrumen Penelitian 31
3.6. Teknik Pengumpulan Data 32
3.7. Teknik Analisis Data 32
3.7.1 Indikator Kinerja 32
3.7.2 Penilain Kemampuan Komunikasi Matematis 33
3.7.3 Data Hasil Observasi 34
3.8. Penarikan Kesimpulan 35
3.9. Indikator Keberhasilan 35
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 36
4.1. Siklus I 36
4.1.1. Permasalahan 36
viii
4.1.3. Pelaksanaan Tindakan I 37 4.1.4. Tahap pengamatan (Observasi) I 41
4.1.4.1. Observasi Proses Pembelajaran dengan
Pendekatan inkuiri 42
4.1.4.2. Hasil tes kemampuan Komunikasi Matematis
Tertulis I 43
4.1.4.3. Pembahasan Hasil Pelaksanaan Siklus I 47
4.1.5. Tahap Refleksi I 49
4.2. Siklus II 50
4.2.1. Tahap perencanaan Tindakan II 50 4.2.2. Pelaksanaan Tindakan II 51 4.2.3. Tahap Pengamatan (observasi) II 55
4.2.3.1. Observasi Proses Pembelajaran dengan
Pendekatan Inkuiri 55
4.2.3.2. Hasil Tes Kemampuan Komunikasi
matematis II 57
4.2.3.3. Pembahasan Hasil Pelaksanaan Siklus II 60
4.3. Diskusi Hasil penelitian 62
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 65
5.1. Kesimpulan 65
5.2. Saran 65
x
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1. Aktivitas Guru dan Siswa dengan Inkuiri 16
Tabel 3.1. Indikator Kinerja 32
Tabel 3.2. Kriteria Tingkat kemampuan Komunikasi matematis 33
Tabel 3.3. Kriteria Penilaian Kemampuan Komunikasi Matematis Tertulis 33
Tabel 4.1. Persentase Siswa yang Mampua Mengerjakan Tes Diagnostik
dengan Skor Lebih Besar atau Sama dengan 70 36
Tabel 4.2. Hasil Observasi Pembelajaran dengan Pendekatan Inkuiri I 42
Tabel 4.3. Hasil Skor Kemampuan Komunikasi Matematis
Siswa Tertulis I 44
Tabel 4.4. Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa pada Aspek
menggambar I 46
Tabel 4.5. Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa pada Aspek
Ekspresi Matematika I 46
Tabel 4.6. Deskripsi Tingkat kemampuan Siswa pada Aspek Menulis 47
Tabel 4.7. Pencapaian Indikator Kinerja 48
Tabel 4.8. Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Pada Tes
Komunikasi Tertulis I 48
Tabel 4.9. Hasil Observasi Pembelajaran dengan Pendekatan Inkuiri II 55
Tabel 4.10. Hasil Skor Kemampuan Komunikasi Matematis
Siswa Tertulis II 57
Tabel 4.11 Deskripsi Tingkat kemampuan Siswa pada
Aspek Menggambar II 59
Tabel 4.12. Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa pada
Aspek Ekspresi Matematika II 59
Tabel 4.13. Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa pada Aspek Menulis II 60
Tabel 4.14. Pencapaian Indikator Keinerja Siklus II 61
Tabel 4.15. Deskripsi Tingkat Kemampuan Sisiwa pada Tes
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Siklus Pembelajaran Inkuiri 15
Gambar 2.2. Persegi Panjang ABCD dan Persegi Panjang EFGH 22
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 RPP I 68
Lampiran 2. RPP II 80
Lampiran 3. LKS 1 92
Lampiran 4. Jawaban LKS I 95
Lampiran 5. LKS 2 98
Lampiran 6. Jawaban LKS 2 101
Lampiran 7. LKS 3 103
Lampiran 8. Jawaban LKS 3 107
Lampiran 9. LKS 4 109
Lampiran 10. Jawaban LKS 4 112
Lampiran 11. Soal Tes Komunikasi I 114
Lampiran 12. Jawaban Tes Komunikasi I 116
Lampiran 13. Kisi-kisi Soal Tes Komunikasi I 120
Lampiran 14. Penskoran Tes Kemampuan Komunikasi Matematis I 122
Lampiran 15. Soal Tes Komunikasi II 126
Lampiran 16. Jawaban Soal Tes Komunikasi II 128
Lampiran 17. Kisi-kisi Tes Komunikasi II 132
Lampiran 18. Penskoran Tes Komunikasi II 134
Lampiran 19. Soal Tes Diagnostik 137
Lampiran 20. Kisi-kisi Tes Diagnostik 139
Lampiran 21. Jawaban Tes Diagnostik 142
Lampiran 22. Penskoran Tes Diagnostik 147
Lampiran 23. Validitas Soal Tes Diagnostik I 154
Lampiran 24. Validitas Soal Tes Diagnostik II 155
Lampiran 25. Validitas Soal Tes Diagnostik III 156
Lampiran 26. Validitas Soal Tes Komunikasi I 157
Lampiran 27. Validitas Soal Tes Komunikasi I 158
Lampiran 28. Validitas Soal Tes Komunikasi II 159
xii
Lampiran 30. Kisi-isi Lembar Observasi 161
Lampiran 31. Observasi Pertemuan I 162
Lampiran 32. Observasi Pertemuan II 165
Lampiran 33. Observasi Pertemuan III 168
Lampiran 34. Observasi Pertemuan IV 171
Lampiran 35. Daftar Nilai Tes Diagnostik 174
Lampiran 36. Daftar Nilai Tes Komunikasi I 176
Lampiran 37. Daftar Nilai Tes Komunikasi II 178
Lampiran 38. Pengelompokan Siswa Berdasarkan Tes Diagnostik 180
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam konteks sekolah dewasa ini, pembelajaran bukan sekedar kegiatan
menyampaiakan sesuatu seperti menjelaskan konsep dan prinsip atau
mendemonstrasikan keterampilan tertentu kepada peserta didik. Sesungguhnya
pembelajaran adalah usaha membantu peserta didik untuk belajar. Pada saat guru
memfasilitasi atau membimbing peserta didik untuk belajar, maka guru tentu saja
terlibat dalam kegiatan menceritakan, menjelaskan, dan mendemonstrasikan
keterampilan, namun kegiatan tersebut hendaknya merupakan bagian dari
berbagai kegiatan pembelajaran yang dilakukan untuk mencapai tujuan akhir dari
proses pembelajaran. “Pembelajaran di sekolah lebih dari sekedar proses
membantu peserta didik untuk belajar. Dalam hal ini, guru harus yakin bahwa
peserta didik benar-benar terbantu untuk mempelajari materi pelajaran dan
keterampilan yang dituntut dalam kurikulum” (Jufri, 2013:7).
Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan
teknologi modern dan penting dalam berbagai disiplin ilmu serta mampu
mengembangkan daya pikir manusia. Bagi dunia keilmuan, matematika memiliki
peran sebagai bahasa simbolik yang memungkinkan terwujudnya komunikasi
secara cermat dan tepat.
Salah satu standar proses pembelajaran adalah komunikasi
(communication). “Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan/informasi
dari suatu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi di antaranya”
(Sutikno,2013:61). Setiap hari jutaan anak dan ribuan orang dewasa
berkomunikasi dalam hubungan antara siswa dan guru. Namun, tidak diketahui
apakah komunikasi yang mereka lakukan berpengaruh terhadap proses
pembelajaran sering kita jumpai kegagalan-kegagalan, hal ini karena lemahnya
sistem komunikasi. Untuk itu, guru perlu mengembangkan pola komunikasi
efektif dalam proses pembelajaran. “Komunikasi dalam proses pembelajaran
2
saat proses pembelajaran, atau dengan istilah lain yaitu hubungan aktif antara guru
dengan siswa dalam pelaksanaan proses pembelajaran” (Sutikno, 2013:63).
Komunikasi dalam hal ini tidak sekedar komunikasi secara lisan atau verbal tetapi
juga komunikasi secara tertulis. Komunikasi secara lisan dan tertulis termuat
dalam komunikasi matematis. The National Council of Teacher of Mathematics
(NCTM) dalam Ansari (2009:9) mengemukakan, matematika sebagai alat
komunikasi (mathematics as communication) merupakan pengembangan bahasa
dan simbol untuk mengkomunikasikan ide matematika.
Dari hasil wawancara dengan guru matematika kelas IX SMP Teladan
Pematang Siantar yaitu bapak J. Sihombing, juga diperoleh keterangan bahwa
pada dasarnya sebagian siswa sudah mempunyai minat yang cukup besar untuk
belajar matematika namun, kemampuan siswa akan komunikasi matematika
masih tergolong renadah. Menurut guru tersebut, kurangnya kemampuan
komunikasi matematika siswa itu dapat dilihat dari :
1. Ketika dihadapkan pada suatu soal cerita, siswa tidak terbiasa menuliskan apa
yang diketahui dan apa yang ditanyakan dari soal sebelum menyelesaikannya,
sehingga siswa sering salah dalam menafsirkan maksud dari soal tersebut.
2. Siswa masih kurang paham terhadap suatu konsep matematika, hal ini tampak
bahwa sebagian besar siswa masih kesulitan dalam menggunakan konsep
persamaan kuadrat dalam pemecahan masalah.
3. Kurangnya ketepatan siswa dalam menyebutkan symbol atau notasi
matematika.
Kemampuan siswa akan komunikasi matematika masih tergolong rendah.
Kurangnya kemampuan siswa itu juga dapat dilihat dari hasil tes diagnostik yang
dilakukan peneliti untuk melihat kemampuan komunikasi siswa secara tertulis
3
Menggambar 2,94% 8,82% 38,24% 23,53% 26,47%
Ekspresi
Matematika
2,94% 0% 5,88% 17,65% 73,53%
Menulis 0% 0% 0% 5,88% 94,12%
Dari data table diatas menunjukkan bahwa komunikasi matematis tertulis
siswa SMP Teladan kelas IX masih sangat rendah sekali, terlihat bahwa semua
aspek komunikasi matematis siswa masih perlu dibantu. Hasil tes dari 34 siswa
dari aspek menggambar dan aspek ekspresi matematika hanya 1 siswa yang
dikategorikan sangat tinggi kemampuan komunikasi matematisnya. Sementara
untuk aspek menulis tak satu siswapun yang kategori sedang yaitu nilai ≥65,
semua siswa mendapat kategori nilai rendah dan sangat rendah yaitu < 65.
Dalam mengerjakan tes diagnostik tentang materi segitiga dan persegi
panajang, siswa merasa kesulitan dalam memodelkan suatu permasalahan
kedalam matematika dan penyelesain akhir untuk menentukan jawaban akhirnya.
Dari hasil tes diagnostik kemampuan komunikasi matematis tersebut,
dapat disimpulkan bahwa:
1. Kemampuan komunikasi matematis tertulis siswa masih rendah.
2. Siswa kurang mampu untuk merepresentasikan suatu permasalahan
matematika.
3. Siswa kurang mampu dalam menggambar matematika
ketika peneliti bertanya tentang bagaimana metodenya mengajar beliau
mangatakan bahwa metode mengajar yang digunakan adalah metode ceramah,
setelah selesai mengajar beliau langsung memberikan soal-soal sebagai tugas
mereka.
Dari informasi yang diperoleh, maka dapat diketahui bahwa tingkat
kemampuan komunikasi siswa kelas IX SMP Teladan Pematang Siantar masih
4
suatu pembelajaran yang membiasakan siswa untuk mengkonstruksi sendiri
pengetahuannya dan yang dapat mendukung serta mengarahkan siswa pada
kemampuan untuk berkomunikasi matematika, sehingga siswa lebih memahami
konsep yang diajarkan serta mampu mengkomunikasikan ide atau gagasan
matematikanya. Strategi pembelajaran yang dapat dirancang yaitu dengan
menerapkan metode, model, atau pendekatan pembelajaran yang relevan.
Suatu strategi pembelajaran yang efektif yang dapat diterapkan untuk
menumbuhkan kemampuan komunikasi matematis ini salah satunya adalah
pembelajaran dengan pendekatan inkuiri. Menurut Straits dan Wilke dalam Jufri
(2013:92) menyatakan bahwa:
pembelajaran berbasis inkuiri (PBI) merupakan salah satu model pembelajaran yang berperan penting dalam membangun paradigma pembelajaran kontruktivistik yang menekankan pada keaktifan belajar peserta didik. Kegiatan pembelajaran dalam PBI ditujukan untuk menumbuhkan kemampuan peserta didik dalam menggunakan ketrampilan proses dengan merumuskan pertanyaan yang mengarahkan kegiatan investigasi, merumuskan hipotesis, melaksanakan percobaan, mengumpulkan dan mengolah data, mengevaluasi dan mengkomunikasikan hasil temuanya dalam masyarakat belajar.
Melalui model pembelajaran berbasis inkuiri peserta didik difasilitasi
untuk mengembangkan kemapuan-kemampuan ilmiah yang mendasar yang
meliputi mengobservasi, mengklasifikasi, menghitung, merumuskan hipoteis,
membuat relasi ruang dan waktu, mengukur, menginterpretasi data, merancang
eksperimen dan sebagainya. Pembelajaran dengan pendekatan inkuiri ini berpusat
pada siswa sehingga siswa benar-benar terlibat secara aktif dalam proses
pembelajaran. Adanya keterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran
tersebut mampu mendorong siswa untuk mendapatkan suatu pemahaman konsep
atau prinsip matematika yang lebih baik sehingga siswa akan lebih tertarik pada
matematika. Dalam pembelajaran ini, siswa dibimbing untuk dapat
mempergunakan atau mengkomunikasikan ide-ide matematikanya, konsep, dan
keterampilan yang sudah mereka pelajari untuk menemukan suatu pengetahuan
5
Rasa ingin tahu akan mengarahkan pada proses inkuiri karena rasa ingin
tahu dapat memunculkan pertanyaan atau masalah serta usaha untuk mencari
jawaban terhadap pertanyaan atau solusi terhadap masalah. “Dalam model
pembelajaran berbasis inkuiri, proses perumusan beberapa pertanyaan merupakan
langkah awal dalam menemukan jawaban. Oleh karena itu kemampuan bertanya
adalah dasar dari aktivitas inkuiri” (Jufri, 2013:100). Bertanya adalah kebiasaan
yang dapat merangsang terciptanya rasa ingin belajar.
Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti mengajukan judul penelitian
yaitu : Upaya Meningkatkan Komunikasi Matematis Tertulis Siswa dengan
Pendekatan Inkuiri pada pada materi kesebangunan dan Kekongruenan
Bangun Datar bagi Siswa Kelas IX di SMP Teladan Pematang Siantar.
1.2 Indentifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka masalah-masalah yang
muncul khususnya dalam pembelajaran matematika di kelas IX SMP Teladan
Pematang Siantar dapat diidentifikasikan sebagai berikut :
1. Kemampuan komunikasi matematika siswa kelas IX di SMP Teladan
Pematang Siantar selama proses pembelajaran matematika masih relatif
rendah.
2. Pembelajaran masih bersifat konvensional dan dominan pada metode
ceramah.
3. Keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran kurang maksimal karena peran
siswa masih sebagai objek pembelajaran, belum sebagai subjek pembelajaran.
1.3 Batasan Masalah
Mengingat keterbatasan peneliti dan luasnya cakupan identifikasi masalah,
masalah yang teridentifikasi pada penelitian ini dibatasi yaitu pada rendahnya
6
1.4 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah melalui pendekatan inkuiri dapat meningkatkan kemampuan
komunikasi matematis tertulis siswa pada materi kesebangunan dan
kekongruenan bangun datar dikelas IX SMP Teladan Pematang Siantar?
2. Bagaimana aktivitas pembelajaran yang menerapkan pembelajaran dengan
pendekatan inkuiri pada materi Kesebangunan dan kekongruenan bangun
datar di kelas IX SMP Teladan Pematang Siantar?
1.5 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka tujuan dari penelitian ini
adalah :
1. Untuk mengetahui peningkatkan kemampuan komunikasi matematis tertulis
siswa melalui penerapan pembelajaran dengan pendekatan inkuiri pada materi
kesebangunan dan kekongruenan bangun datar pada kelas IX SMP Teladan
Pematang Siantar.
2. Untuk mengetahui aktivitas pembelajaran yang menerapkan pembelajaran
dengan pendekatan inkuiri pada materi kesebangunan dan kekongruenan di
SMP Teladan Pematang Siantar.
1.6 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Meningkatkan kemampuan komunikasi matematis dalam hal pemecahan
masalah siswa kelas IX di SMP Teladan Pematang Siantar dalam
pembelajaran matematika melalui pendekatan inkuiri
2. Memberdayakan peran guru matematika SMP Teladan Pematang Siantar
dalam menerapkan dan mengoptimalkan proses pembelajaran matematika
melalui pendekatan inkuiri
3. Bagi peneliti, mampu memahami pelaksanaan pembelajaran matematika
65 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil penelitian ini adalah :
1. Berdasarkan analisis penelitian, diperoleh gambaran bahwa penerapan
pembelajaran dengan pendekatan inkuiri pada materi kesebangunan dan
kekongruenan bangun datar dapat meningkatakan kemampuan komunikasi
matematis tertulis siswa. Dimana peningkatan diperoleh setelah siklus II
dilakukukan, yaitu telah tercapainya ketuntasan belajar sesuai dengan
pencapaian yang telah ditargetkan.
2. Aktivitas pembelajaran dengan pendekatan inkuiri yang dilakukan di SMP
Teladan Pematang Siantar kelas X-B rata-rata hasil observasi pada siklus I
berada dalam kriteria baik terjadi peningkatan nilai pada rata-rata hasil
obsevasi pada siklus II namun masih dalam kategori baik.
5.2. Saran
Adapun saran yang dapat diambil dari hasil penelitian ini, adalah ;
1. Kepada guru, khususnya guru matematika, pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan inkuiri menjadi salah satu alternatif pembelajaran
untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematis tertulis siswa,
khususnya pada materi kesebangunan dan kekongruenan bangun datar.
2. Kepada Kepala SMP Teladan Pematang Siantar, agar dapat
mengkoordinasikan guru-guru untuk menerapkan teori yang relevan dan
inovatif untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematis tertulis
siswa.
3. Kepada peneliti perlu dilakukan penelitian lebih lanjut karena penelitian ini
hanya dilakukan di kelas IX B SMP Teladan Pematang Siantar pada materi
kesebangunan dan kekongruenan bangun datar dan kepada peneliti lanjutan
yang berminat melakukan penelitian sejenis disarankan mengembangkan
66
DAFTAR PUSTAKA
Ansari, B.I, (2009),Komunikasi Matematika, Yayasan Pena, Banda Aceh
Arikunto, S, (2010),penelitian tindakan kelas, Bumi aksara, Jakarta
Djaali,H,dkk, (2008),Pengukuran dalam bidang pendidikan, grasindo, Jakarta
Fachrurazi, (2011), Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Dasar, Edisi Khusus 1:76 - 88.
Indriana, Z, (2013), http://zulfaidah-indriana.blogspot.com/2013/05/pengertian-dan-karakteristik-penelitian.html, (accessed April 2014)
Jufri, W, (2013),Belajar dan Pembelajaran Sains, Pustaka Reka Cipta, Jakarta
Kunandar, (2011) Guru Profesional Implementasi kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, PT Rajagrafindo Persada, Jakarta
M-Edukasi, (2013), http://www.m-edukasi.web.id/2013/06/pendekatan pembelajaran.html, (accessed April 2014)
Mulyasa, H.E, (2013), Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, PT Remaja Rosdakarya, Bandung
Noormandiri, B.K, (2004),Matematika untuk SMA kelas X, Erlangga, Jakarta
Nuharini, D, dkk, (2008), Matematika Konsep dan Aplikasinya 1, CV. Usaha Makmur, Jakarta
Prawiradiliga, D. S, (2009),Prinsip disain Pembelajaran, Kencana, Jakarta
Putri, R.I. (2011),Upaya meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa
dalam pembelajaran matematika melalui pendekatan Reciprocal Teaching
dengan model pembelajaran kooperatif di kelas VII-d SMP Negeri 4
Magelang, Skripsi,FMIPA, UNY, Yogyakarta
Rofiah, A. (2010), peningkatan kemampuan komunikasi matematika pada siswa
kelas VII SMP N 2 Depok Yogyakarta dalam pembelajaran matematika
melalui pendekatan inkuiri,Skripsi, FMIPA, UNY, Yogyakarta
67
Sanjaya, W, (2008). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Kencana Prenada Media Group, Jakarta
Sutikno, M.S, (2013),Belajar dan Pembelajaran, Holistica, Lombok
Trianto, (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana Jakarta
Sihombing, W, (2013),Telaah Kurikulum,FMIPA UNIMED, Medan
Wagiyo, A, dkk, (2008), Pegangan Belajar Matematika 3, PT Galaxy Puspa Mega, Jakarta
ii
RIWAYAT HIDUP
Bobby Robson Purba adalah anak ketiga dari empat bersaudara. Lahir
di Batu Onom, tanggal 20 April 1992. Ayah bernama J. Purba dan Ibu bernama H.
br Sinurat. Pada tahun 1998 penulis masuk SD Negeri 5 Pematang raya dan lulus
pada tahun 2004. Pada tahun 2004 penulis melanjutkan sekolah di SMP Negeri 2
Pematang Raya dan lulus pada tahun 2007. Pada tahun 2007 penulis melanjutkan
sekolah di SMA Teladan pematang Siantar dan lulus pada tahun 2010. Pada tahun
2010 penulis diterima di Program Studi Pendidikan Matematika jurusan
Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas