• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS TERTULIS SISWA DENGAN PENDEKATAN INKUIRI PADA MATERI KESEBANGUNAN DAN KEKONGRUENAN BANGUN DATAR BAGI SISWA KELAS IX DI SMP TELADAN PEMATANG SIANTAR.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS TERTULIS SISWA DENGAN PENDEKATAN INKUIRI PADA MATERI KESEBANGUNAN DAN KEKONGRUENAN BANGUN DATAR BAGI SISWA KELAS IX DI SMP TELADAN PEMATANG SIANTAR."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS TERTULIS SISWA DENGAN PENDEKATAN INKUIRI PADA

MATERI KESEBANGUNAN DAN KEKONGRUENAN BANGUN DATAR BAGI SISWA KELAS IX DI

SMP TELADAN PEMATANG SIANTAR

Oleh :

Bobby Robson Purba 4103111014

Program Studi Pendidikan matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

▸ Baca selengkapnya: lkpd materi kesebangunan dan kekongruenan

(2)
(3)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala rahmat dan karunia-Nya yang dianugrahkan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Skripsi yang berjudul “Upaya Meningkatkan Komunikasi Matematis Tertulis Siswa Dalam Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Inkuiri pada Materi kesebangunan dan kekongruenan Bangun Datar bagi Siswa Kelas IX d SMP Teeladan Pematang Siantar”. Ini disusun untuk memperoelh gelar Sarjana Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unimed.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih banyak kepada Ibu Dra. Ida Karnasih, M.Sc, Ph.D selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberi bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal penyusunan proposal penelitian sampai selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih banyak juga penulis sampaikan kepada Bapak Mulyono, S.Si, M.Si., Bapak Drs. Sahat Siahaan, M.Pd, dan Ibu Dr. Izwita Dewi, M.Pd. selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran-saran mulai perencanaan penelitian sampai selesai penyusunan skripsi ini. Terima kasih juga kepada Bapak Drs. Sahat Siahaan, M.Pd. selaku dosen Pembimbing Akademik, Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si selaku Rektor Unimed, Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc, Ph.D selaku Dekan FMIPA Unimed, Bapak Drs. Syafari, M.Pd selaku ketua jurusan Matematika FMIPA Unimed yang sudah membantu dan memberikan kelancaran selama penyusunan skripsi ini.

Terima kasih juga disampaikan kepada Bapak B. Sinurat, S.Pd selaku Kepala Sekolah, Bapak J. Sihombing, S.Pd selaku guru matematika di SMP Swasta Teladan Pematangsiantar yang telah membantu selama penelitian.

(4)

v

Sarjana Pendidikan Matematika. Terima kasih juga untuk abangku Gery Purba, kakakku Priskila Purba, dan adikku Bryan Purba atas doa dan semangatnya, telah banyak membantu dalam pengerjaan skripsi ini. Serta kepada setiap anggota keluarga yang begitu banyak memberikan doa dan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan studinya di Unimed.

Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada rekan seperjuangan Anastasia Hutabarat, Anggraini Togi Marito Siregar, Detrisna Natalia Sitinjak, Elsa Yolanda Aritonang, Bobby Robson Purba, Boy Army Oktario Sihotang, Esron Frananta Tarigan, Arnold Novembri Siburian, Efra Yantina Sinaga, Elisabeth Margareth Gultom dan semua teman-teman sekelas Pendidikan Matematika 2010 A yang telah memberikan dukungan dan semangat selama perkuliahan hingga penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari banyak kelemahan baik dari segi isi maupun dari segi tata bahasa, karenanya penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi ilmu pendidikan.

Medan, November 2014

Penulis,

(5)

iii

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS TERTULIS SISWA DENGAN PENDEKATAN INKUIRI PADA

MATERI KESEBANGUNAN DAN KEKONGRUENAN BANGUN DATAR BAGI SISWA KELAS IX DI

SMP TELADAN PEMATANG SIANTAR

Bobby Robson Purba (4103111014) ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematis tertulis siswa melalui penerapan pembelajaran dengan pendekatan inkuiri pada materi kesebangunan dan kekongruenan bangun datar pada kelas IX SMP Teladan Pematang Siantar. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IX B SMP Teladan Pematang Siantar yang berjumlah 34 siswa. Objek penelitian ini adalah upaya meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa dengan pendekatan inkuiri pada materi kesebangunan dan kekongruenan bangun datar. Instrumen yang digunakan adalah observasi dan tes kemampuan komunikasi matematis siswa.

Berdasarkan hasil tes diagnostik awal diperoleh kemampuan komunikasi matematis tertulis siswa masih rendah. Hal ini tampak dari persentase siswa pada aspek menggambar sebesar 35,294% (sangat rendah) pada aspek ekspresi matematika 2,941%, pada aspek menulis 0% (sangat rendah).

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa terdapat peningkatan jumlah siswa pada setiap aspek komunikasi matematis siswa setelah siklus I dilaksanakan. Hasil data pada siklus I setelah dilakukan pembelajaran dengan pendekatan inkuiri menunjukkan persentase jumlah siswa yang menguasai komunikasi matematis siswa pada aspek menggambar sebesar 82,36% kategori tinggi, pada aspek ekspresi matematika 55,88% kategori sangat rendah, pada aspek menulis 11,76% kategori sangat rendah. Hasil analisis data akhir siklus II dengan pembelajaran yang sama diperoleh peningkatan jumlah yang menguasai aspek menggambar sebesar 97,05% kategori sangat tinggi, pada aspek ekspresi matematika 88,24% kategori tinggi, pada aspek menulis sebesar 73,53% kategori sedang. Dari hasil observasi pelaksanaan pembelajaran siklus I, diperoleh bahwa pelaksanaan pembelajaran termasuk dalam kategori baik dengan nilai 2,46 dan meningkat dengan nilai 2,92 dengan kategori baik pada siklus II

(6)

vi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7

2.1. Hakekat Belajar dan pembelajaran Matematika 7

2.1.1 Pengertian Belajar 7

2.1.2. Pembelajaran Matematika 8 2.1.2.1. Pengertian Pembelajaran 8 2.1.2.2. Pengertian Matematika 8

2.2. Komunikasi Matematika 10

2.3. Komunikasi Matematika Tertulis 13

2.4. Pendekatan Inkuiri 14

2.4.1. Pembelajaran Inkuiri 14

2.4.2. Proses Inkuiri 17

(7)

vii

2.5. Teori Belajar yang Mendukung Pendekatan Inkuiri 19 2.6. Pembelajaran Kesebangunan dan kekongruenan bangun datar 21

2.6.1. Teori Belajar yang Mendukung Materi kekonruenan

Dan kesebangunan bangun datar 21 2.6.2. Materi Kesebangunan dan kekongruenan bangun datar 21

2.7. Penelitian yang Relevan 23

2.8. Kerangka Berpikir 23

2.9. Hipotesis Tindakan 25

BAB III METODE PENELITIAN 26

3.1. Jenis Penelitian 26

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 26 3.3. Subjek dan Objek Penelitian 26

3.3.1. Subjek Penelitian 26

3.3.2. Objek penelitian 26

3.4. Rancangan Penelitian 26

3.4.1. Rancangan Penelitian Siklus I 27 3.4.2. Rancangan Penelitian Siklus II 29

3.5. Instrumen Penelitian 31

3.6. Teknik Pengumpulan Data 32

3.7. Teknik Analisis Data 32

3.7.1 Indikator Kinerja 32

3.7.2 Penilain Kemampuan Komunikasi Matematis 33

3.7.3 Data Hasil Observasi 34

3.8. Penarikan Kesimpulan 35

3.9. Indikator Keberhasilan 35

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 36

4.1. Siklus I 36

4.1.1. Permasalahan 36

(8)

viii

4.1.3. Pelaksanaan Tindakan I 37 4.1.4. Tahap pengamatan (Observasi) I 41

4.1.4.1. Observasi Proses Pembelajaran dengan

Pendekatan inkuiri 42

4.1.4.2. Hasil tes kemampuan Komunikasi Matematis

Tertulis I 43

4.1.4.3. Pembahasan Hasil Pelaksanaan Siklus I 47

4.1.5. Tahap Refleksi I 49

4.2. Siklus II 50

4.2.1. Tahap perencanaan Tindakan II 50 4.2.2. Pelaksanaan Tindakan II 51 4.2.3. Tahap Pengamatan (observasi) II 55

4.2.3.1. Observasi Proses Pembelajaran dengan

Pendekatan Inkuiri 55

4.2.3.2. Hasil Tes Kemampuan Komunikasi

matematis II 57

4.2.3.3. Pembahasan Hasil Pelaksanaan Siklus II 60

4.3. Diskusi Hasil penelitian 62

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 65

5.1. Kesimpulan 65

5.2. Saran 65

(9)

x

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1. Aktivitas Guru dan Siswa dengan Inkuiri 16

Tabel 3.1. Indikator Kinerja 32

Tabel 3.2. Kriteria Tingkat kemampuan Komunikasi matematis 33

Tabel 3.3. Kriteria Penilaian Kemampuan Komunikasi Matematis Tertulis 33

Tabel 4.1. Persentase Siswa yang Mampua Mengerjakan Tes Diagnostik

dengan Skor Lebih Besar atau Sama dengan 70 36

Tabel 4.2. Hasil Observasi Pembelajaran dengan Pendekatan Inkuiri I 42

Tabel 4.3. Hasil Skor Kemampuan Komunikasi Matematis

Siswa Tertulis I 44

Tabel 4.4. Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa pada Aspek

menggambar I 46

Tabel 4.5. Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa pada Aspek

Ekspresi Matematika I 46

Tabel 4.6. Deskripsi Tingkat kemampuan Siswa pada Aspek Menulis 47

Tabel 4.7. Pencapaian Indikator Kinerja 48

Tabel 4.8. Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Pada Tes

Komunikasi Tertulis I 48

Tabel 4.9. Hasil Observasi Pembelajaran dengan Pendekatan Inkuiri II 55

Tabel 4.10. Hasil Skor Kemampuan Komunikasi Matematis

Siswa Tertulis II 57

Tabel 4.11 Deskripsi Tingkat kemampuan Siswa pada

Aspek Menggambar II 59

Tabel 4.12. Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa pada

Aspek Ekspresi Matematika II 59

Tabel 4.13. Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa pada Aspek Menulis II 60

Tabel 4.14. Pencapaian Indikator Keinerja Siklus II 61

Tabel 4.15. Deskripsi Tingkat Kemampuan Sisiwa pada Tes

(10)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Siklus Pembelajaran Inkuiri 15

Gambar 2.2. Persegi Panjang ABCD dan Persegi Panjang EFGH 22

(11)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 RPP I 68

Lampiran 2. RPP II 80

Lampiran 3. LKS 1 92

Lampiran 4. Jawaban LKS I 95

Lampiran 5. LKS 2 98

Lampiran 6. Jawaban LKS 2 101

Lampiran 7. LKS 3 103

Lampiran 8. Jawaban LKS 3 107

Lampiran 9. LKS 4 109

Lampiran 10. Jawaban LKS 4 112

Lampiran 11. Soal Tes Komunikasi I 114

Lampiran 12. Jawaban Tes Komunikasi I 116

Lampiran 13. Kisi-kisi Soal Tes Komunikasi I 120

Lampiran 14. Penskoran Tes Kemampuan Komunikasi Matematis I 122

Lampiran 15. Soal Tes Komunikasi II 126

Lampiran 16. Jawaban Soal Tes Komunikasi II 128

Lampiran 17. Kisi-kisi Tes Komunikasi II 132

Lampiran 18. Penskoran Tes Komunikasi II 134

Lampiran 19. Soal Tes Diagnostik 137

Lampiran 20. Kisi-kisi Tes Diagnostik 139

Lampiran 21. Jawaban Tes Diagnostik 142

Lampiran 22. Penskoran Tes Diagnostik 147

Lampiran 23. Validitas Soal Tes Diagnostik I 154

Lampiran 24. Validitas Soal Tes Diagnostik II 155

Lampiran 25. Validitas Soal Tes Diagnostik III 156

Lampiran 26. Validitas Soal Tes Komunikasi I 157

Lampiran 27. Validitas Soal Tes Komunikasi I 158

Lampiran 28. Validitas Soal Tes Komunikasi II 159

(12)

xii

Lampiran 30. Kisi-isi Lembar Observasi 161

Lampiran 31. Observasi Pertemuan I 162

Lampiran 32. Observasi Pertemuan II 165

Lampiran 33. Observasi Pertemuan III 168

Lampiran 34. Observasi Pertemuan IV 171

Lampiran 35. Daftar Nilai Tes Diagnostik 174

Lampiran 36. Daftar Nilai Tes Komunikasi I 176

Lampiran 37. Daftar Nilai Tes Komunikasi II 178

Lampiran 38. Pengelompokan Siswa Berdasarkan Tes Diagnostik 180

(13)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam konteks sekolah dewasa ini, pembelajaran bukan sekedar kegiatan

menyampaiakan sesuatu seperti menjelaskan konsep dan prinsip atau

mendemonstrasikan keterampilan tertentu kepada peserta didik. Sesungguhnya

pembelajaran adalah usaha membantu peserta didik untuk belajar. Pada saat guru

memfasilitasi atau membimbing peserta didik untuk belajar, maka guru tentu saja

terlibat dalam kegiatan menceritakan, menjelaskan, dan mendemonstrasikan

keterampilan, namun kegiatan tersebut hendaknya merupakan bagian dari

berbagai kegiatan pembelajaran yang dilakukan untuk mencapai tujuan akhir dari

proses pembelajaran. “Pembelajaran di sekolah lebih dari sekedar proses

membantu peserta didik untuk belajar. Dalam hal ini, guru harus yakin bahwa

peserta didik benar-benar terbantu untuk mempelajari materi pelajaran dan

keterampilan yang dituntut dalam kurikulum” (Jufri, 2013:7).

Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan

teknologi modern dan penting dalam berbagai disiplin ilmu serta mampu

mengembangkan daya pikir manusia. Bagi dunia keilmuan, matematika memiliki

peran sebagai bahasa simbolik yang memungkinkan terwujudnya komunikasi

secara cermat dan tepat.

Salah satu standar proses pembelajaran adalah komunikasi

(communication). “Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan/informasi

dari suatu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi di antaranya”

(Sutikno,2013:61). Setiap hari jutaan anak dan ribuan orang dewasa

berkomunikasi dalam hubungan antara siswa dan guru. Namun, tidak diketahui

apakah komunikasi yang mereka lakukan berpengaruh terhadap proses

pembelajaran sering kita jumpai kegagalan-kegagalan, hal ini karena lemahnya

sistem komunikasi. Untuk itu, guru perlu mengembangkan pola komunikasi

efektif dalam proses pembelajaran. “Komunikasi dalam proses pembelajaran

(14)

2

saat proses pembelajaran, atau dengan istilah lain yaitu hubungan aktif antara guru

dengan siswa dalam pelaksanaan proses pembelajaran” (Sutikno, 2013:63).

Komunikasi dalam hal ini tidak sekedar komunikasi secara lisan atau verbal tetapi

juga komunikasi secara tertulis. Komunikasi secara lisan dan tertulis termuat

dalam komunikasi matematis. The National Council of Teacher of Mathematics

(NCTM) dalam Ansari (2009:9) mengemukakan, matematika sebagai alat

komunikasi (mathematics as communication) merupakan pengembangan bahasa

dan simbol untuk mengkomunikasikan ide matematika.

Dari hasil wawancara dengan guru matematika kelas IX SMP Teladan

Pematang Siantar yaitu bapak J. Sihombing, juga diperoleh keterangan bahwa

pada dasarnya sebagian siswa sudah mempunyai minat yang cukup besar untuk

belajar matematika namun, kemampuan siswa akan komunikasi matematika

masih tergolong renadah. Menurut guru tersebut, kurangnya kemampuan

komunikasi matematika siswa itu dapat dilihat dari :

1. Ketika dihadapkan pada suatu soal cerita, siswa tidak terbiasa menuliskan apa

yang diketahui dan apa yang ditanyakan dari soal sebelum menyelesaikannya,

sehingga siswa sering salah dalam menafsirkan maksud dari soal tersebut.

2. Siswa masih kurang paham terhadap suatu konsep matematika, hal ini tampak

bahwa sebagian besar siswa masih kesulitan dalam menggunakan konsep

persamaan kuadrat dalam pemecahan masalah.

3. Kurangnya ketepatan siswa dalam menyebutkan symbol atau notasi

matematika.

Kemampuan siswa akan komunikasi matematika masih tergolong rendah.

Kurangnya kemampuan siswa itu juga dapat dilihat dari hasil tes diagnostik yang

dilakukan peneliti untuk melihat kemampuan komunikasi siswa secara tertulis

(15)

3

Menggambar 2,94% 8,82% 38,24% 23,53% 26,47%

Ekspresi

Matematika

2,94% 0% 5,88% 17,65% 73,53%

Menulis 0% 0% 0% 5,88% 94,12%

Dari data table diatas menunjukkan bahwa komunikasi matematis tertulis

siswa SMP Teladan kelas IX masih sangat rendah sekali, terlihat bahwa semua

aspek komunikasi matematis siswa masih perlu dibantu. Hasil tes dari 34 siswa

dari aspek menggambar dan aspek ekspresi matematika hanya 1 siswa yang

dikategorikan sangat tinggi kemampuan komunikasi matematisnya. Sementara

untuk aspek menulis tak satu siswapun yang kategori sedang yaitu nilai ≥65,

semua siswa mendapat kategori nilai rendah dan sangat rendah yaitu < 65.

Dalam mengerjakan tes diagnostik tentang materi segitiga dan persegi

panajang, siswa merasa kesulitan dalam memodelkan suatu permasalahan

kedalam matematika dan penyelesain akhir untuk menentukan jawaban akhirnya.

Dari hasil tes diagnostik kemampuan komunikasi matematis tersebut,

dapat disimpulkan bahwa:

1. Kemampuan komunikasi matematis tertulis siswa masih rendah.

2. Siswa kurang mampu untuk merepresentasikan suatu permasalahan

matematika.

3. Siswa kurang mampu dalam menggambar matematika

ketika peneliti bertanya tentang bagaimana metodenya mengajar beliau

mangatakan bahwa metode mengajar yang digunakan adalah metode ceramah,

setelah selesai mengajar beliau langsung memberikan soal-soal sebagai tugas

mereka.

Dari informasi yang diperoleh, maka dapat diketahui bahwa tingkat

kemampuan komunikasi siswa kelas IX SMP Teladan Pematang Siantar masih

(16)

4

suatu pembelajaran yang membiasakan siswa untuk mengkonstruksi sendiri

pengetahuannya dan yang dapat mendukung serta mengarahkan siswa pada

kemampuan untuk berkomunikasi matematika, sehingga siswa lebih memahami

konsep yang diajarkan serta mampu mengkomunikasikan ide atau gagasan

matematikanya. Strategi pembelajaran yang dapat dirancang yaitu dengan

menerapkan metode, model, atau pendekatan pembelajaran yang relevan.

Suatu strategi pembelajaran yang efektif yang dapat diterapkan untuk

menumbuhkan kemampuan komunikasi matematis ini salah satunya adalah

pembelajaran dengan pendekatan inkuiri. Menurut Straits dan Wilke dalam Jufri

(2013:92) menyatakan bahwa:

pembelajaran berbasis inkuiri (PBI) merupakan salah satu model pembelajaran yang berperan penting dalam membangun paradigma pembelajaran kontruktivistik yang menekankan pada keaktifan belajar peserta didik. Kegiatan pembelajaran dalam PBI ditujukan untuk menumbuhkan kemampuan peserta didik dalam menggunakan ketrampilan proses dengan merumuskan pertanyaan yang mengarahkan kegiatan investigasi, merumuskan hipotesis, melaksanakan percobaan, mengumpulkan dan mengolah data, mengevaluasi dan mengkomunikasikan hasil temuanya dalam masyarakat belajar.

Melalui model pembelajaran berbasis inkuiri peserta didik difasilitasi

untuk mengembangkan kemapuan-kemampuan ilmiah yang mendasar yang

meliputi mengobservasi, mengklasifikasi, menghitung, merumuskan hipoteis,

membuat relasi ruang dan waktu, mengukur, menginterpretasi data, merancang

eksperimen dan sebagainya. Pembelajaran dengan pendekatan inkuiri ini berpusat

pada siswa sehingga siswa benar-benar terlibat secara aktif dalam proses

pembelajaran. Adanya keterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran

tersebut mampu mendorong siswa untuk mendapatkan suatu pemahaman konsep

atau prinsip matematika yang lebih baik sehingga siswa akan lebih tertarik pada

matematika. Dalam pembelajaran ini, siswa dibimbing untuk dapat

mempergunakan atau mengkomunikasikan ide-ide matematikanya, konsep, dan

keterampilan yang sudah mereka pelajari untuk menemukan suatu pengetahuan

(17)

5

Rasa ingin tahu akan mengarahkan pada proses inkuiri karena rasa ingin

tahu dapat memunculkan pertanyaan atau masalah serta usaha untuk mencari

jawaban terhadap pertanyaan atau solusi terhadap masalah. “Dalam model

pembelajaran berbasis inkuiri, proses perumusan beberapa pertanyaan merupakan

langkah awal dalam menemukan jawaban. Oleh karena itu kemampuan bertanya

adalah dasar dari aktivitas inkuiri” (Jufri, 2013:100). Bertanya adalah kebiasaan

yang dapat merangsang terciptanya rasa ingin belajar.

Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti mengajukan judul penelitian

yaitu : Upaya Meningkatkan Komunikasi Matematis Tertulis Siswa dengan

Pendekatan Inkuiri pada pada materi kesebangunan dan Kekongruenan

Bangun Datar bagi Siswa Kelas IX di SMP Teladan Pematang Siantar.

1.2 Indentifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka masalah-masalah yang

muncul khususnya dalam pembelajaran matematika di kelas IX SMP Teladan

Pematang Siantar dapat diidentifikasikan sebagai berikut :

1. Kemampuan komunikasi matematika siswa kelas IX di SMP Teladan

Pematang Siantar selama proses pembelajaran matematika masih relatif

rendah.

2. Pembelajaran masih bersifat konvensional dan dominan pada metode

ceramah.

3. Keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran kurang maksimal karena peran

siswa masih sebagai objek pembelajaran, belum sebagai subjek pembelajaran.

1.3 Batasan Masalah

Mengingat keterbatasan peneliti dan luasnya cakupan identifikasi masalah,

masalah yang teridentifikasi pada penelitian ini dibatasi yaitu pada rendahnya

(18)

6

1.4 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah melalui pendekatan inkuiri dapat meningkatkan kemampuan

komunikasi matematis tertulis siswa pada materi kesebangunan dan

kekongruenan bangun datar dikelas IX SMP Teladan Pematang Siantar?

2. Bagaimana aktivitas pembelajaran yang menerapkan pembelajaran dengan

pendekatan inkuiri pada materi Kesebangunan dan kekongruenan bangun

datar di kelas IX SMP Teladan Pematang Siantar?

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka tujuan dari penelitian ini

adalah :

1. Untuk mengetahui peningkatkan kemampuan komunikasi matematis tertulis

siswa melalui penerapan pembelajaran dengan pendekatan inkuiri pada materi

kesebangunan dan kekongruenan bangun datar pada kelas IX SMP Teladan

Pematang Siantar.

2. Untuk mengetahui aktivitas pembelajaran yang menerapkan pembelajaran

dengan pendekatan inkuiri pada materi kesebangunan dan kekongruenan di

SMP Teladan Pematang Siantar.

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Meningkatkan kemampuan komunikasi matematis dalam hal pemecahan

masalah siswa kelas IX di SMP Teladan Pematang Siantar dalam

pembelajaran matematika melalui pendekatan inkuiri

2. Memberdayakan peran guru matematika SMP Teladan Pematang Siantar

dalam menerapkan dan mengoptimalkan proses pembelajaran matematika

melalui pendekatan inkuiri

3. Bagi peneliti, mampu memahami pelaksanaan pembelajaran matematika

(19)

65 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil penelitian ini adalah :

1. Berdasarkan analisis penelitian, diperoleh gambaran bahwa penerapan

pembelajaran dengan pendekatan inkuiri pada materi kesebangunan dan

kekongruenan bangun datar dapat meningkatakan kemampuan komunikasi

matematis tertulis siswa. Dimana peningkatan diperoleh setelah siklus II

dilakukukan, yaitu telah tercapainya ketuntasan belajar sesuai dengan

pencapaian yang telah ditargetkan.

2. Aktivitas pembelajaran dengan pendekatan inkuiri yang dilakukan di SMP

Teladan Pematang Siantar kelas X-B rata-rata hasil observasi pada siklus I

berada dalam kriteria baik terjadi peningkatan nilai pada rata-rata hasil

obsevasi pada siklus II namun masih dalam kategori baik.

5.2. Saran

Adapun saran yang dapat diambil dari hasil penelitian ini, adalah ;

1. Kepada guru, khususnya guru matematika, pembelajaran dengan

menggunakan pendekatan inkuiri menjadi salah satu alternatif pembelajaran

untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematis tertulis siswa,

khususnya pada materi kesebangunan dan kekongruenan bangun datar.

2. Kepada Kepala SMP Teladan Pematang Siantar, agar dapat

mengkoordinasikan guru-guru untuk menerapkan teori yang relevan dan

inovatif untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematis tertulis

siswa.

3. Kepada peneliti perlu dilakukan penelitian lebih lanjut karena penelitian ini

hanya dilakukan di kelas IX B SMP Teladan Pematang Siantar pada materi

kesebangunan dan kekongruenan bangun datar dan kepada peneliti lanjutan

yang berminat melakukan penelitian sejenis disarankan mengembangkan

(20)

66

DAFTAR PUSTAKA

Ansari, B.I, (2009),Komunikasi Matematika, Yayasan Pena, Banda Aceh

Arikunto, S, (2010),penelitian tindakan kelas, Bumi aksara, Jakarta

Djaali,H,dkk, (2008),Pengukuran dalam bidang pendidikan, grasindo, Jakarta

Fachrurazi, (2011), Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Dasar, Edisi Khusus 1:76 - 88.

Indriana, Z, (2013), http://zulfaidah-indriana.blogspot.com/2013/05/pengertian-dan-karakteristik-penelitian.html, (accessed April 2014)

Jufri, W, (2013),Belajar dan Pembelajaran Sains, Pustaka Reka Cipta, Jakarta

Kunandar, (2011) Guru Profesional Implementasi kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, PT Rajagrafindo Persada, Jakarta

M-Edukasi, (2013), http://www.m-edukasi.web.id/2013/06/pendekatan pembelajaran.html, (accessed April 2014)

Mulyasa, H.E, (2013), Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, PT Remaja Rosdakarya, Bandung

Noormandiri, B.K, (2004),Matematika untuk SMA kelas X, Erlangga, Jakarta

Nuharini, D, dkk, (2008), Matematika Konsep dan Aplikasinya 1, CV. Usaha Makmur, Jakarta

Prawiradiliga, D. S, (2009),Prinsip disain Pembelajaran, Kencana, Jakarta

Putri, R.I. (2011),Upaya meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa

dalam pembelajaran matematika melalui pendekatan Reciprocal Teaching

dengan model pembelajaran kooperatif di kelas VII-d SMP Negeri 4

Magelang, Skripsi,FMIPA, UNY, Yogyakarta

Rofiah, A. (2010), peningkatan kemampuan komunikasi matematika pada siswa

kelas VII SMP N 2 Depok Yogyakarta dalam pembelajaran matematika

melalui pendekatan inkuiri,Skripsi, FMIPA, UNY, Yogyakarta

(21)

67

Sanjaya, W, (2008). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Kencana Prenada Media Group, Jakarta

Sutikno, M.S, (2013),Belajar dan Pembelajaran, Holistica, Lombok

Trianto, (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana Jakarta

Sihombing, W, (2013),Telaah Kurikulum,FMIPA UNIMED, Medan

Wagiyo, A, dkk, (2008), Pegangan Belajar Matematika 3, PT Galaxy Puspa Mega, Jakarta

(22)

ii

RIWAYAT HIDUP

Bobby Robson Purba adalah anak ketiga dari empat bersaudara. Lahir

di Batu Onom, tanggal 20 April 1992. Ayah bernama J. Purba dan Ibu bernama H.

br Sinurat. Pada tahun 1998 penulis masuk SD Negeri 5 Pematang raya dan lulus

pada tahun 2004. Pada tahun 2004 penulis melanjutkan sekolah di SMP Negeri 2

Pematang Raya dan lulus pada tahun 2007. Pada tahun 2007 penulis melanjutkan

sekolah di SMA Teladan pematang Siantar dan lulus pada tahun 2010. Pada tahun

2010 penulis diterima di Program Studi Pendidikan Matematika jurusan

Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Gambar

Gambar 2.1. Siklus Pembelajaran Inkuiri

Referensi

Dokumen terkait

Luas Lahan Sawah Irigasi menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Maluku Utara Tahun 2009-2013.. Table Area of Irrigated Wetland by District/Municipality in Maluku Utara Province,

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan remaja putri kelas VII dan VIII tentang personal hygiene saat menstruasi di SMPN 29 Bandung. Jenis

dan internasio nal, khususnya pada bidang entomologi, biostatistik, dan epidemiologi serta kesehatan lingkungan dalam suasana kampus islami yang didukung oleh tenaga edukaif

Pengaruh motivasi dan tingkat disiplin terhadap hasil belajar siswa dalam pembelajaran sepakbola.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Peningkatan Kemampuan Representasi Matematis Siswa SMP Menggunakan

Kini dengan tiga lapis sistem keamanan yang membentuk suatu piramida keamanan yang terdiri dari penggunaan SIM card, proses authhentikasi yang akan memeiksa terlebih dahulu

4.1 Prevalensi Tindakan Alveolektomi Berdasarkan Jenis Kelamin Yang Dilakukan Di Departemen Bedah Mulut Dan Maksilofasial RSGMP FKG USU Tahun 2011-2012 ....

Demikian juga dengan Kalpataru Rent Car, dimana dalam kegiatannya juga memerlukan pencatatan-pencatatan transaksi penyewaan yang terjadi dan mengelola data tersebut menjadi