• Tidak ada hasil yang ditemukan

CITRA TUBUH WANITA DEWASA MADYA YANG BEKERJA DAN TIDAK BEKERJA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "CITRA TUBUH WANITA DEWASA MADYA YANG BEKERJA DAN TIDAK BEKERJA"

Copied!
73
0
0

Teks penuh

(1)

CITRA TUBUH WANITA DEWASA MADYA YANG BEKERJA DAN

TIDAK BEKERJA

SKRIPSI

Oleh :

Febry Anzelya Laraswaty

201110230311239

FAKULTAS PSIKOLOGI

(2)

CITRA TUBUH WANITA DEWASA MADYA YANG BEKERJA DAN

TIDAK BEKERJA

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang Sebagai salah satu persyaratan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Psikologi

Oleh:

Febry Anzelya Laraswaty

201110230311239

FAKULTAS PSIKOLOGI

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul Skripsi : Citra Tubuh Wanita Dewasa Madya yang Bekerja dan Tidak Bekerja

2. Nama Peneliti : Febry Anzelya Laraswaty

3. NIM : 201110230311239

4. Fakultas : Psikologi

5. Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang 6. Waktu Penelitian : 9 November 2015 – 5 Januari 2016

Skripsi ini telah diuji oleh dewan penguji pada tanggal 22 April 2016

Dewan Penguji

KetuaPenguji : Zakarija Achmat, S.Psi., M.Si ( )

AnggotaPenguji : 1. Siti Maimunah, S.Psi, MM, MA ( )

2. Yuni Nurhamida, S.Psi. M.Si ( ) 3. Istiqomah, S.Psi. M.Si ( )

Pembimbing I

Zakarija Achmat, S.Psi., M.Si

Pembimbing II

Siti Maimunah, S.Psi, MM, MA

Malang, Mengesahkan,

Dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang

(4)

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Febry Anzelya Laraswaty

NIM : 201110230311239

Fakultas/ Jurusan : Psikologi/ Psikologi

Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang

Menyatakan bahwa skripsi / karya ilmiah yang berjudul : Citra tubuh wanita dewasa madya yang bekerja dan tidak bekerja

1. Adalah bukan karya orang lain baik sebagian maupun keseluruhan kecuali dalam bentuk kutipan yang digunakan dalam naskah ini dan telah disebutkan sumbernya.

2. Hasil tulisan karya ilmiah / skripsi dari penelitian yang saya lakukan merupakan Hak bebas Royalti non eksklusif, apabila digunakan sebagai sumber bebas pustaka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya apabila pernyataan ini tidak benar, makasaya bersedia mendapat sanksi sesuai dengan undang-undang yang berlaku.

Mengetahui Ketua Program Studi

Yuni Nurhamida, S.Psi. M.Si

Malang, 21 April 2016 Yang menyatakan

(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Citra Tubuh Wanita Dewasa Madya yang Bekerja dan Tidak Bekerja”, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana psikologi di Universitas Muhammadiyah Malang.

Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan dan petunjuk serta bantuan yang bermanfaat dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada :

1. Ibu Dra. Tri Dayakisni, M.Si selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas

Muhammadiyah Malang.

2. Bapak Zakarija Achmat, M.Si selaku dosen pembimbing satu yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan motivasi hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

3. Ibu Siti Maimunah, S.Psi, MM, MA, selaku dosen pembimbing dua yang telah banyak

meluangkan waktu, dan sebagai untuk memberikan bimbingan, arahan dan motivasi hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

4. Bapak Zainul Anwar, S.Psi, M.Psi selaku dosen wali yang telah memberi dukungan memberikan motivasi untuk menjadi orang yang lebih baik, yang ingin melihat penulis menjadi seseorang yang sukses, yang selalu memberikan kasih sayang dan cintanya sepanjang hidup bagi penulis, yang selalu ada saat penulis membutuhkan, yang paling mengerti kondisi penulis.

7. Kakak terkasih Siti Rinda Lestari dan Adik tersayang Gede Arya Suwandi yang selalu memberikan penulis dukungan, bantuan, doa, dan motivasi.

(6)

9. Seluruh teman-teman Fakultas Psikologi 2011, khususnya kelas D, serta sahabat-sahabat penulis yang selama perkuliahan telah membantu dan mendukung Citra, Uli, Endo, Ari, Kiki, Inul, Mendol, Randa, Yusuf, dan Icha. Bangga sekali punya sahabat-sahabat seperti mereka yang selalu berbagi tawa disaat sulit sekalipun, semoga pertemanan kita bisa sampai ratusan tahun berikutnya.

10. Teman sekaligus mentor M. Slamet S.Psi, dalam penelitian ini yang sudah menyediakan banyak waktunya untuk mengajari peneliti dalam memahami analisa data.

11. Teman-teman seperjuangan, Lia, Vemy, Alfiana, Tyas, Syarah, Asep, dan Aries yang

bersedia menemani dan memberikan waktu luangnya untuk mendengarkan keluh kesah, dan slalu memberi motivasi bagi penulis.

12. Seluruh subjek yang bersedia mengisi kuisioner untuk data skripsi.

13. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan pada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, dan semoga menjadi amal ibadah yang diterima oleh Allah SWT.

Penulis menyadari tiada satupun karya manusia yang sempurna, sehingga kritik dan saran demi perbaikan skripsi ini sangat penulis harapkan. Meski demikian, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti khususnya dan pembaca pada umumnya.

Malang, 21 April 2016 Penulis

Febry Anzelya laraswaty

(7)

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan ... iii

Surat Pernyataan ... iv

Kata Pengantar ... v

Daftar Isi ... vii

Daftar Tabel ... viii

Daftar Lampiran ... ix

ABSTRAK... 1

PENDAHULUAN... 2

Citra Tubuh ... 4

Citra Tubuh Wanita Dewasa Madya yang Bekerja dan tidak Bekerja ... 6

Hipotesa ... 7

METODE PENELITIAN ... 8

Rancangan Penelitian ... 8

Subjek Penelitian ... 8

Variabel dan Instrumen Penelitian ... 8

Prosedur dan Analisa Data Penelitian ... 9

HASIL PENELITIAN ... 10

DISKUSI ... 11

SIMPULAN DAN IMPLIKASI ... 13

REFRENSI ... 15

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Uji Validitas & Reliablitas instrumen penelitian ... 8 Tabel 2. Citra tubuh subjek penelitian berdasarkan status pekerjaan dan usia... 10 Tabel 3. Uji hipotesis perbedaan citra tubuh wanita dewasa madya berdasarkan status

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I

Uji Validitas dan Reliability

Sebelum tryout ... 19 Setelah tryout ... 20

Lampiran II Sebaran Item

Sebaran item Citra Tubuh waktu tryout ... 23 Sebaran item Citra Tubuh waktu Penelitian... 24

Lampiran III Skala

Skala tryout ... 27 Skala penelitian ... 29

Lampiran IV

Input Data Dari Subjek Penelitian ... 31

Lampiran V Hasil Analisa Data

Kategori usia ke citra tubuh berdasarkan status bekerja ... 44 Kategori usia ke citra tubuh berdasarkan status tidak bekerja ... 45 Uji Hipotesis ... 46

Lampiran VI

(10)

CITRA TUBUH WANITA DEWASA MADYA YANG BEKERJA DAN TIDAK BEKERJA

Febry Anzelya Laraswaty

Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Malang

febry.anzelya94@gmail.com

Citra tubuh merupakan gambaran seseorang terhadap bentuk tubuh dan penampilannya. Menginjak usia dewasa madya, seorang wanita akan mengalami banyak perubahan fisik akibat penuaan yang akan berpengaruh terhadap citra tubuhnya. Status pekerjaan wanita dewasa madya menjadi salah satu faktor terjadinya perbedaan citra tubuh yaitu bekerja dan tidak bekerja. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya perbedaan tingkat citra tubuh wanita dewasa madya yang bekerja dan tidak bekerja. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif komparatif. Subjek dalam penelitian ini berusia 40-59 tahun sebanyak 347 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah insidental sampling. Analisa data menggunakan

independent sample t-test. Berdasarkan analisa penelitian membuktikan bahwa ada perbedaan citra tubuh wanita dewasa madya yang bekerja dan tidak bekerja dengan nilai p sebesar 0.000, wanita dewasa madya yang tidak bekerja memiliki citra tubuh yang positif dengan nilai mean

66.075, sedangkan wanita dewasa madya yang bekerja memiliki citra tubuh negatif dengan nilai

mean 61.526.

Kata kunci: Citra tubuh, wanita dewasa madya bekerja, wanita dewasa madya tidak bekerja

Body image is a description of a person's body shape and appearance. In the middle age, a woman will experience a lot of physical changes of aging that will affect the image of her body. Middle age female employment status was one factor for the difference in body image that works and does not works. The purpose of this study was to determine the differences in levels of adult female body image who are works and who are not works. This research is a quantitative comparative. The subject in this study is between 40-59 years old, as much as 347 people. Using a sampling technique focused in incidental sampling. Data were analyzed using independent sample t-test. Based on the analysis of the research proves that there are a difference image of the body of an adult woman who are works and who are not work with p value 0.000, adult women who are not work have the body image positif with mean value 66 075, while, an adult women who are work have a body image negative by mean value 61 526.

(11)

Semenjak usia dini, wanita diajarkan untuk menganggap penampilan fisiknya sebagai salah satu faktor penting untuk menumbuhkan kepercayaan diri. Banyak wanita yang sangat memperhatikan bentuk fisiknya serta penampilannya. Bagi kebanyakan wanita, ketika menginjak usia dewasa madya adalah suatu masa menurunnya keterampilan fisik dan semakin besarnya tanggung jawab dan merasa semakin berkurangnya jumlah waktu dalam kehidupan.

Meskipun batas-batas usia tidak ditentukan secara tegas, usia dewasa tengah dianggap sebagai periode perkembangan yang dimulai kira-kira pada usia 35-45 tahun hingga memasuki usia 60-an. Bagi banyak orang, paruh kehidupan adalah suatu masa menurunnya keterampilan fisik dan dan semakin besarnya tanggung jawab; suatu periode dimana orang menjadi semakin sadar akan popularitas muda-tua dan semakin berkurangnya jumlah waktu yang tersisa dalam kehidupan; suatu titik ketika individu berusaha meneruskan sesuatu yang berarti pada generasi berikutnya; dan suatu masa ketika orang mencapai dan mempertahankan kepuasan dalam karirnya (Santrock, 2002).

Menurut Roberta Honigman & David. J (Gunawan & Anwar, 2012) Salah satu kecemasan yang dialami perempuan, khususnya perempuan yang memasuki usia dewasa madya adalah kecemasan body image. Body image adalah gambaran mental gambaran mental seseorang terhadap bentuk dan ukuran tubuhnya. Bagaimana seseorang mempersepsi dan memberikan penilaian atas apa yang dia pikirkan dan rasakan terhadap ukuran dan bentuk tubuhnya dan bagaimana kira-kira penilaian orang lain terhadap dirinya. Sebenarnya apa yang dia pikirkan dan rasakan belum tentu benar-benar mempresentasikan keadaan yang aktual namun lebih merupakan penilaian diri yang subjektif.

Leon Festinger (Dayakisni, Hudaniah, 2009) menyebutkan salah satu motif perbandingan diri yaitu bagaimana seseorang membandingkan dirinya dengan orang lain, sehingga orang tersebut dapat meningkatkan diri sendiri (self-enhancing). Dengan kata lain saat seseorang membandingkan dirinya sendiri dengan orang lain yang memiliki penampilan buruk akan membuat orang tersebut merasa dirinya nampak lebih baik. Sebaliknya saat seseorang melihat penampilan orang lain yang jauh lebih baik darinya maka akan muncul ketidakpuasan terhadap penampilan yang ia miliki.

Banyak akibat psikologis yang muncul karena kenyataan akan datangnya penuaan. Diantaranya adanya sikap menolak para wanita sehingga mereka berusaha melindungi diri secara berlebihan, perasaan takut dan khawatir dengan datangnya masa tua, pemikiran yang negatif. Semua hal tersebut umumnya dialami oleh mereka yang tidak menerima dengan realistis penuaan atau menurunnya keadaan fisik. Sikap menolak bagi wanita dewasa madya diperparah oleh isi majalah dan advertensi di televisi yang membujuk agar mereka mau menyembunyikan tanda-tanda penuaan sehingga mempengaruhi citra tubuh seseorang yang melihatnya. Menurut penelitian yang dilakukan oleh J. Kevin Thompson & Leslie J. Heinberg (1999) menyatakan bahwa media cetak dan televisi mempengaruhi bagaimana seseorang mendeskripsikan tubuhnya, hal ini menyebabkan ketidakpuasan citra tubuh pada wanita.

(12)

tubuh ideal seperti model, bahkan mereka sendiri tidak menyadari keinginan untuk merubah penampilannya tersebut merupakan tekanan dari orang lain ataupun efek media.

Bromley (Damayanti & Purnamasari, 2011) mengemukakan bahwa memasuki usia dewasa madya terjadi perubahan baik secara fisik maupun psikis. Perubahan fisik ditandai dengan psikomotorik yang menjadi kaku dan lamban serta muncul berbagai gejala penyakit, biasanya tulang pada sendi-sendi mulai rapuh atau sering disebut osteoporosis. Sedangkan perubahan psikis ditandai dengan mudah lupa, emosional dan motivasi untuk berperilaku yang positif juga menurun.

Menurut Teganing kurniati & Rostiana (2009) keluhan psikis sifatnya sangat individual yang dipengaruhi oleh sosial budaya, pendidikan, lingkungan, dan ekonomi. Keluhan fisik maupun psikis ini tentu saja akan mengganggu kesehatan wanita yang bersangkutan termasuk perkembangan psikisnya. Selain itu, bisa memengaruhi kualitas hidupnya. Dalam menyingkapi dirinya yang akan memasuki masa menopause, beberapa wanita menyambutnya dengan biasa. Mereka menganggap kondisi ini sebagai bagian dari siklus hidupnya. Banyak wanita yang mengeluh bahwa dengan datangnya menopause mereka akan menjadi pencemas. Kecemasan yang muncul pada wanita menopause sering dihubungkan dengan adanya kekhawatiran dalam menghadapi suatu situasi yang sebelumnya tidak pernah dikhawatirkan. Wanita seperti ini sangat sensitif terhadap pengaruh emosional dari fluktuasi hormon. Umumnya mereka tidak mendapat informasi yang benar sehingga dibayangkannya adalah efek negatif yang akan dialami setalah memasuki masa menopause. Mereka cemas dengan berakhirnya era reproduksi yang berarti berhentinya nafsu seksual dan fisik. Apalagi menyadari dirinya akan menjadi tua, yang berarti kecantikannya akan memudar. Seiring dengan hal itu, validitas dan fungsi organ tubuhnya akan menurun. Hal ini akan menghilangkan kebanggaannya sebagai wanita. Keadaan ini dikhawatirkannya akan memengaruhi hubungannya dengan suami maupun lingkungan sosialnya. Selain itu, usia ini sering dikaitkan dengan timbulnya penyakit kanker atau penyakit lain yang sering muncul pada saat wanita memasuki usia tua.

(13)

dan penyesalan terhadap masa mudanya dan kebehasilan. Mereka merasa kehilangan anak-anak dan tujuan hidupnya, dan tidak satu pun yang dapat diraih di masa depan kecuali kemunduran dan kematian. Sebaliknya, orang lain menikmati pembebasannya dari peran biologisnya dan merasa benar-benar menjadi diri meraka sendiri. Mereka meneruskan atau memperbarui kariernya dengan semangat baru dan perasaan keibuannya benar-benar dipuaskan oleh peranan barunya sebagai nenek. Asalkan seorang wanita dalam kondisi kesehatan yang baik tidak ada alasan untuk tidak menemukan kebahagiaan dan pahala hidup setelah menopause.

Hoyer & Roudin (Oktadi Putri, 2010) Bekerja merupakan usaha untuk mendapatkan makanan, tempat tinggal, dan pakaian, serta untuk membantu keluarga. Bekerja juga dapat memberikan rasa puas sebagai individu dewasa, sebagai pengembangan keterampilan, menunjukkan kompetensi, menerapkan pengetahuan, dan mengembangkan self-esteem.

Berdasarkan penjelasan tersebut, peneliti ingin meneliti apakah ada perbedaan citra tubuh wanita dewasa madya yang bekerja dan wanita dewasa madya yang tidak bekerja. Manfaat penelitian ini diharapkan dapat memperluas wawasan dan informasi dalam bidang ilmu Psikologi khususnya Psikologi dewasa madya, serta sebagai acuan bagi wanita dewasa madya untuk menemukan sumber-sumber kepercayaan diri terkait citra tubuh di usia dewasa madya.

Citra Tubuh

Menurut Honigam & Castle (Januar & Eka Putri, 2007) mengemukakan bahwa citra tubuh adalah gambaran mental seseorang terhadap bentuk dan ukuran tubuhnya, bagaimana seseorang mempersepsi dan memberikan penilaian atas apa yang dipikirkan dan rasakan terhadap ukuran dan bentuk tubuhnya, dan atas penilaian orang lain terhadap dirinya. Sebenarnya, apa yang dipikirkan dan rasakan belum tentu benar-benar mempresentasikan keadaan yang aktual, namun lebih merupakan hasil penilaian diri yang bersifat subjektif.

Citra tubuh adalah gambaran mengenai bentuk dan ukuran tubuhnya sendiri yang dipengaruhi oleh bentuk dan ukuran tubuh serta harapan terhadap bentuk tubuh yang diinginkan. Apabila harapan tersebut tidak sesuai dengan kondisi tubuh actual maka akan menimbulkan citra tubuh negatif (Sada dkk, 2012). Menurut Cash (Yamamiya, et al., 2005) citra tubuh bukan merupakan suatu sifat yang stabil, tetapi juga keadaan variabel yang dipengaruhi oleh aktifitas konsektual tertentu.

Dari definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa citra tubuh adalah segala hal yang berkaitan dengan kognitif, perilaku, persepsi evaluasi, yang meliputi ukuran tubuh dan penampilan tubuh dihadapan orang lain dan bersifat tidak stabil yang dapat dipengaruhi oleh aktifitas konstektual tertentu.

Citra tubuh positif adalah suatu persepsi yang benar tentang bentuk tubuh, individu melihat tubuhnya sesuai dengan kondisi yang sebenarnya, percaya diri, peduli pada tubuh, serta lebih menghargai tubuhnya (Melliana, 2013).

(14)

Aspek-Aspek Citra Tubuh (Body Image)

Whitbourne & Skultety (Sulistyo Rini, 2013) membagi aspek citra tubuh (body image) di masa dewasa tengah menjadi tiga, yaitu sebagai berikut:

1. Penampilan fisik, mengungkapkan informasi tentang evaluasi dari penampilan keseluruhan tubuh, perhatian individu terhadap penampilan dirinya, serta usaha yang dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan penampilan fisiknya.

2. Perasaan mengenai kemampuan tubuh, didasarkan pada sensasi fisik yang terkait dengan penuaan, seperti perasaan tentang ketangkasan berolahraga, daya tahan tubuh, dan kekuatan fisik. Hal ini terlihat pada evaluasi derajat kebugaran yang dirasakan individu terhadap tubuhnya, perhatian individu terhadap kebugaran fisiknya, serta usaha yang dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan kebugaran fisiknya.

3. Pengalaman tentang kesehatan dan penyakit, yang berimplikasi mengenai kualitas hidup yaitu evaluasi penilaian individu mengenai kesehatan tubuhnya; mengukur derajat pengetahuan dan kesadaran individu terhadap pentingnya kesehatan fisik dan memiliki pengetahuan yang cukup tentang kesehatan sehingga selalu berusaha untuk mengembangkan gaya hidup sehat; serta mengukur kesadaran individu terhadap penyakit dan derajat reaksi terhadap masalah penyakit yang dialami tubuh.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Citra Tubuh

Menurut Melliana (Diana, 2011) faktor-faktor yang mempengaruhi citra tubuh adalah : 1. Harga diri.

Citra tubuh mengacu pada gambaran seseorang tentang tubuhnya yang dibentuk dalam pikirannya, yang lebih banyak dipengaruhi oleh individu itu sendiri dari pada penilaian orang lain tentang kemenarikan fisik yang sesungguhnya dimiliki, serta dipengaruhi pila oleh keyakinan dan sikapnya terhadap tubuh sebagaimana gambaran ideal dalam masyarakat.

2. Perbamdingan dengan orang lain.

Citra tubuh ini secara umum dibentuk dari perbandingan yang dilakukan seseorang atas fisiknya sendiri dengan standar yang dikenal oleh lingkungan social dan budayanya. Salah satu penyebab kesenjangan antara citra tubuh ideal dengan kenyataan tubuh yang nyata sering kali dipicu oleh media massa yang banyak menampilkan fitur dengan tubuh yang dinilai sempurna, sehingga terdapat kesenjangan dan menciptakan persepsi akan penghayatan tubuhnya yang tidak atau kurang ideal. Akibatnya adalah individu sulit menerima bentuk tubuhnya.

3. Bersifat dinamis.

(15)

lingkungan dan pengalaman fisik individual dalam merespon suatu peristiwa kehidupan.

4. Proses pembelajaran.

Citra tubuh merupakan hal yang dipelajari. Proses pembelajaran citra tubuh ini sering kali dibentuk lebih banyak oleh orang lain diluar individu sendiri, yaitu keluarga dan masyarakat, yang terjadi sejak dini ketika masih kanak-kanak dalam lingkungan keluarga, khususnya cara orang tua mendidik anak dan di antara kawan-kawan pergaulannya. Tetapi proses belajar dalam keluarga dan pergaulan ini sesungguhnya hanyalah mencerminkan apa yang dipelajari dan diharapkan secara budaya. Proses sosialisasi yang dimulai sejak usia dini, bahwa bentuk tubuh yang langsing dan proporsional adalah yang diharapkan lingkungan, sehingga akan membuat individu sejak dini berusaha untuk mencapainya.

Citra tubuh wanita dewasa madya yang bekerja dan tidak bekerja

Seorang wanita dewasa madya yang bekerja atau berkarir membantu suami untuk mencari nafkah bagi keluarga menganggap bahwa citra tubuh dan penampilan fisik tidak terlalu penting karena dengan penghasilan dan status pekerjaan yang ia miliki merupakan salah satu faktor untuk meningkatkan rasa percaya diri wanita dewasa madya yang bekerja. Sedangkan wanita dewasa madya yang tidak bekerja menganggap bahwa citra tubuh dan penampilan fisik sangatlah penting karena wanita dewasa madya yang tidak bekerja tidak memiliki penghasilan sendiri untuk memenuhi kebutuhan penampilan fisiknya.

Wanita dewasa madya yang bekerja tidak terlalu mementingkan penampilan fisiknya, karena ia merasa telah memiliki penghasilan sendiri untuk memenuhi kebutuhan yang dapat mempercantik penampilannya dan ia memiliki waktu bekerja yang padat sehingga hanya memiliki sedikit waktu luang untuk menjaga citra tubuhnya. Wanita dewasa madya yang bekerja merasa turut andil dalam memenuhi kebutuhan rumah tangganya sehingga wanita dewasa madya yang bekerja memiliki rasa percaya diri yang tinggi dengan penampilan fisik yang dimilikinya.

(16)

Kerangka Berpikir Citra Tubuh Wanita Dewasa Madya yang Bekerja dan Tidak Bekerja

Hipotesis

Ada perbedaan citra tubuh antara wanita dewasa madya yang bekerja dan tidak bekerja. Wanita dewasa madya yang bekerja memiliki citra tubuh yang positif sedangkan wanita dewasa madya yang tidak bekerja memiliki citra tubuh yang negatif.

Wanita dewasa madya

Memiliki penghasilan sendiri

Tidak memiliki penghasilan sendiri

Percaya diri rendah

Citra tubuh positif Citra tubuh negatif Percaya diri tinggi

(17)

METODE PENELITIAN.

Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif komparatif, karena peneliti ingin mengetahui adanya perbedaan citra tubuh wanita dewasa madya yang bekerja dan tidak bekerja. Penelitian ini menggunakan metode penghitungan statistik tertentu sehingga akan diketahui ada atau tidak perbedaan citra tubuh wanita dewasa madya yang bekerja dan tidak bekerja.

Subyek Penelitian

Tehnik pengambilan subyek menggunakan Insidental Sampling yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2012). Subjek yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah wanita dewasa madya yang bekerja dan tidak bekerja dan berdomisili di kota Malang. Penelitian ini ingin mengetahui perbedaan citra tubuh wanita dewasa madya yang bekerja dan tidak bekerja, dengan populasi wanita dewasa madya yang berusia 40-59 di kota Malang berdasarkan sensus penduduk 2010 yaitu sebanyak 46.546 orang. Adapun karakteristik dan jumlah sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah 347 orang

Variabel dan Instrumen Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah citra tubuh yaitu gambaran mental yang dimiliki seseorang tentang tubuhnya yang meliputi pikiran-pikiran, perasaan-perasaan, penilaian-penilaian, sensasi-sensasi, kesadaran, dan perilaku yang terkait tubuhnya.

Skala citra tubuh diadaptasi dari Yuliana Sulistiyo (2013) aspek citra tubuh di masa dewasa madya menjadi tiga, terdiri dari 3 aspek yang dikemukakan oleh Whitbourne & Skultety (Cash & Pruzinsky, 2002) yaitu penampilan fisik, perasaan mengenai kemampuan tubuh, pengalaman tentang kesehatan dan penyakit. Dari hasil tryout yang telah di lakukan , validitas dengan menggunakan skor item dan skor total, skala tersebut memiliki indeks validitas sebesar 0,376-0,821. Sedangkan reliabitas dengan menggunakan cronbach alpha sebesar 0.927 hal ini dapat disimpulkan bahwa instrument yang dipakai dalam citra tubuh penelitian ini reliable jika dibandingkan dengan syarat cronbach alpha yaitu 0,6 atau 60%.

Tabel 1. Uji Validitas & Reliabilitas Instrumen Penelitian

Instrumen Indeks Validitas Indeks Reliabilitas ( )

Skala Citra Tubuh 0,376 - 0,821 0 ,927

(18)

tubuh berkisar antara 0,927. Hal ini dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian dapat digunakan jika ditinjau dari syarat cronbach alpha yaitu 0,60 (Priyatno, 2011)

Prosedur dan Analisis Data Penelitian

Prosedur penelitian diawali dengan mencari skala citra tubuh wanita dewasa madya, kemudian setelah peneliti menemukan skala cira tubuh wanita dewasa madya yang diadaptasi oleh Yuliana Sulistyo (2013), kemudian langkah selanjutnya yaitu penyebaran angket untuk tryout pada wanita dewasa madya berusia antara 40-59 tahun yang berstatus bekerja dan tidak bekerja. Dalam penelitian ini terdapat satu variabel yaitu variabel citra tubuh.

(19)

HASIL PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan pada 347 subjek yaitu wanita dewasa madya yang bekerja sebanyak 173 orang dan wanita dewasa madya tidak bekerja sebanyak 174 orang dengan kisaran umur antara 40-59 tahun.

Tabel 2. Citra tubuh subjek penelitian berdasarkan status pekerjaan dan usia

Berdasarkan tabel 2, diketahui citra tubuh wanita dewasa madya berdasarkan status pekerjaan dan usia, subjek wanita dewasa madya yang bekerja berjumlah 173 orang (49,85%), subjek kategori usia 40-50 tahun berjumlah 146 orang (42,06%), dengan citra tubuh positif sebanyak 91 orang (26,22%) dan citra tubuh negatif sebanyak 55 orang (15,84%). Sedangkan subjek kategori usia 51-59 tahun berjumlah 27 orang (7,79%), dengan citra tubuh positif sebanyak 17 orang (4,90%) dan citra tubuh negatif sebanyak 10 orang (2,89%).

(20)

Sedangkan subjek kategori usia 51-59 tahun berjumlah 28 orang (8,08%), dengan citra tubuh positif sebanyak 19 orang (5,48%) dan citra tubuh negatif sebanyak 9 orang (2,60%).

Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa wanita dewasa madya yang bekerja usia 40-50 tahun memiliki citra tubuh negatif sedangkan usia 51-59 memiliki citra tubuh positif, dengan hasil nilai rata-rata usia 40-50 berjumlah 61,514 dan usia 51-59 berjumlah 61,593. Sedangkan, wanita dewasa madya yang tidak bekerja usia 40-50 tahun memiliki citra tubuh positif sedangkan usia 51-59 tahun memiliki citra tubuh negatif, dengan hasil nilai rata-rata usia 40-50 berjumlah 66,986 dan usia 51-59 tahun berjumlah 61,321.

Uji Hipotesis

Tabel 3. Perbedaan citra tubuh wanita dewasa madya berdasarkan status pekerjaan

Kelompok Mean Standar Deviasi t-hitung Sig Keterangan

Bekerja

Berdasarkan tabel 3, yang menunjukkan hasil analisa uji independent sample t-test dapat dilihat nilai probabilitas adalah 0,00<0,05 . Hipotesis penelitian ditolak bahwa ada perbedaan tingkat citra tubuh bila ditinjau dari status pekerjaan wanita dewasa madya. Jadi wanita dewasa madya yang tidak bekerja memiliki nilai mean yang lebih tinggi dibandingkan wanita dewasa madya yang bekerja yaitu sebesar 66.075 yang artinya wanita dewasa madya yang tidak bekerja memiliki citra tubuh positif sedangkan wanita dewasa madya yang bekerja memiliki nilai mean yang lebih rendah yaitu sebesar 61.526 yang artinya wanita dewasa madya yang bekerja memiliki citra tubuh yang negatif.

DISKUSI

(21)

Citra tubuh wanita dewasa madya yang bekerja berdasarkan usia diperoleh hasil bahwa usia 40-50 tahun memiliki citra tubuh negatif sedangkan wanita dewasa madya yang bekerja usia 51-59 tahun memiliki citra tubuh yang positif, hal tersebut dapat dilihat dari nilai mean wanita dewasa madya yang bekerja usia 40-50 tahun sebesar 61.514 dan wanita dewasa madya yang bekerja usia 51-59 tahun sebesar 61.593.

Sedangkan, citra tubuh wanita dewasa madya yang tidak bekerja berdasarkan usia diperoleh hasil bahwa usia 40-50 tahun memiliki citra tubuh yang positif sedangkan wanita dewasa madya yang bekerja usia 50-59 tahun memiliki citra tubuh yang negatif, hal tersebut dapat dilihat dari nilai mean wanita dewasa madya yang tidak bekerja usia 40-50 tahun sebesar 66,986 dan wanita dewasa madya yang bekerja usia 50-59 tahun sebesar 61,321.

Citra tubuh erat kaitannya dalam menunjang suatu kualitas kehidupan seseorang. Hal ini dikarenakan kualitas hidup merupakan suatu persepsi yang hadir dalam kemampuan, keterbatasan, gejala serta sifat psikososial hidup individu baik dalam konteks lingkungan, budaya dan nilainya dalam menjalankan peran dan fungsinya sebagaimana mestinya (Zadeh, Koople, & Block, 2003). Wanita dewasa madya menyatakan bahwa citra tubuhnya positif namun dengan bertambahnya usia, citra tubuhnya akan berubah menjadi negatif sehingga semakin tua wanita maka ia akan lebih menghargai kesehatan dan fungsi tubuh serta lebih menerima penurunan kemampuan fisiknya (Tiggeman & McCourt, 2013).

Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa wanita dewasa madya yang bekerja menganggap bahwa penampilannya buruk, merasa bahwa fisiknya lemah akibat penuaan, dan tubuhnya kurang sehat sehingga mudah terserang berbagai penyakit, hal tersebut yang menyebabkan wanita dewasa madya yang bekerja memiliki citra tubuh yang negatif sehingga wanita dewasa madya yang bekerja akan berusaha menjaga penampilan fisiknya. Hal tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Sun Kim J. & Kang Sook (2014) yang menyimpulkan bahwa citra tubuh merupakan salah satu faktor yang sangat mempengaruhi kualitas hidup wanita dewasa madya. Memasuki usia dewasa madya, seseorang cenderung memiliki citra tubuh negatif karena kemampuan fisik yang mulai menurun sehingga wanita dewasa madya terus melakukan upaya dalam mengelola penampilannya, dan memulihkan daya tarik fisik yang mulai berkurang karena proses penuaan.

Wanita dewasa madya yang bekerja usia 40-50 tahun memiliki citra tubuh yang negatif dan wanita dewasa madya yang bekerja usia 50-59 tahun memiliki citra tubuh yang positif. Hasil ini selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh J.Altschuler & A.D. Karz (2010) yang berjudul “Keeping Your Eye on Proccess : Body Image, Older Woman, and Countertransfrence” dengan subjek usia 18-87 tahun dan dibagi menjadi tiga kelompok yaitu remaja Universitas Florida tengah, wanita dewasa madya ikatan alumni Universitas Florida tengah, dan wanita dewasa lanjut anggota Daytona lokal yang memperoleh hasil bahwa citra tubuh wanita dewasa madya lebih negatif dibandingkan wanita dewasa lanjut. Selanjutnya, hasil penelitian ini bertentangan dengan hasil penelitian dari McLaren, L. & Kuh, D. (2004) yang melaporkan bahwa wanita dewasa madya berusia 54 tahun merasa tidak puas dengan bentuk tubuhnya dibandingkan wanita berusia 20-an, 30-an, dan 40-an.

(22)

dewasa madya yang tidak bekerja memiliki citra tubuh yang positif sehingga wanita dewasa madya yang tidak bekerja tidak terlalu mementingkan penampilan fisiknya. Hal tersebut bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sulistyo Rini (2013) yang menyatakan bahwa berdasarkan analisis deskriptif yang telah dilakukan, ditemukan bahwa pegawai negri sipil wanita dewasa madya di Universitas Negri Semarang memiliki citra tubuh positif yang menyebabkan citra tubuhnya menjadi rendah, artinya bahwa pegawai negri sipil wanita dewasa madya memiliki evaluasi penampilan fisik yang cukup menarik, perasaan akan kemampuan tubuh dalam keadaan prima dan bugar, serta memiliki kondisi tubuh yang sehat dan bebas dari penyakit. Sebuah penelitian terhadap 62.000 orang Amerika, ditemukan bahwa mereka memiliki citra tubuh tinggi ternyata juga menilai dirinya lebih positif dibandingkan mereka yang memandang citra tubuhnya rendah (Melliana annastasia, 2013)

Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa wanita dewasa madya yang tidak bekerja usia 40-50 tahun memiliki citra tubuh yang positif sedangkan citra tubuh wanita dewasa madya yang tidak bekerja usia 51-59 tahun memiliki citra tubuh yang negatif. Hasil penelitian ini didukung dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Goswani, Pinky (2013) yang meneliti tentang eksplorasi efek penuaan pada gambaran citra tubuh, suasana hati, dan harga diri pada wanita dewasa madya dan wanita dewasa lanjut di India, hasil penelitiannya mengemukakan bahwa wanita dewasa madya memiliki citra tubuh yang positif karena pada usia dewasa madya seorang wanita akan mengalami masa premenopause yaitu keadaan perubahan biologisnya berhentinya masa menstruasi, mayoritas responden wanita dewasa madya menerima bahwa masa menopause merupakan proses normal penuaan yang akan dialami semua wanita bukan sebagai penyakit atau kehilangan kewanitaan atau feminimitas. Sedangkan wanita dewasa lanjut yang berada di fase menopause memiliki citra tubuh yang negatif sehingga citra tubuhnya menjadi tinggi. Banyak wanita India percaya bahwa pendarahan menstruasi bulanan akan membersihkan tubuh mereka dari darah kotor, karena proses ini telah dihentikan saat menopause, mereka percaya bahwa fisik mereka menjadi lemah, kehilangan minat hidup dan antusiasme. Mereka merasa bahwa kepentingan mereka telah menurun dan hidupnya tak berguna. Hal ini yang menyebabkan wanita dewasa lanjut merasa kurang feminim setelah menjalani menopause yang menyebabkan suasana hati menjadi negatif dan adanya perubahan kemampuan fisik.

SIMPULAN DAN IMPLIKASI

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan wanita dewasa madya yang tidak bekerja dan bekerja memiliki perbedaan citra tubuh yang signifikan. Hal ini dapat dilihat nilai p sebesar 0.000 < 0.05 . Hipotesa penelitian adalah wanita dewasa madya yang bekerja memiliki citra tubuh yang positif sedangkan wanita dewasa madya yang tidak bekerja memiliki citra tubuh yang negatif, sedangkan hasil penelitian membuktikan bahwa hipotesa awal peneliti ditolak dengan hasil penelitian bahwa wanita dewasa madya yang bekerja memiliki citra tubuh yang negatif yang dapat dilihat dari nilai rata-ratanya yaitu sebesar 61.526, sedangkan wanita dewasa madya yang bekerja memiliki citra tubuh yang positif dengan nilai mean sebesar 66.075.

(23)

untuk dapat lebih mengelola diri kearah yang positif dengan cara menjalani gaya hidup sehat, olahraga teratur, dan slalu berpikir positif terhadap diri sendiri karena hal-hal tersebut juga dapat meningkatkan kepuasan hidup.

(24)

REFERENSI

Santrock, J.W. (2003). Life span development perkembangan masa hidup. edisi kelima (A. Chusairi & J. Damanik, pengalih bahasa) Jakarta: Erlangga.

Pitt, DrBrice. 1990. Psikologi populer krisis setengah baya. Jakarta : Arcan

Damayanti, E.S. & Purnamasari, A. (2011). Berpikir positif dan harga diri pada wanita yang mengalami masa premenopause. Jurnal Humanitas. Vol. VIII, No. 2. Hlm. 143-154.

Gunawan Rinawati & Anwar Amanah, (2012). Kecemasan body image pada perempuan dewasa tengah yang melakukan bedah plastik estetik. Jurnal Psikologi Vol. 10 Nomor 2

Dayakisni, T., & Hudaniah. (2009). Psikologi sosial. Malang: UMM Press

Thompson, J. Kevin & J. Heinberg, Leslie, (1999). The media’s influence on body image disturbance and eating disorders : we’ve reviled them, now can we rehabilition them. Journal of Social Issues Vol. 55, No.2 339-353

Leung, Vivienne, (2014). Projective assesment of body image among young chinese in Hongkong, Intercultural Communication Studies, XXXI : 3

Taganing Kurniati, Ni Made, (2009). Kecemasan pada wanita yang menghadapi menopause.

Jurnal Psikologi Vol. 3, No. 1

Januar, Villi & Eka Putri, Dona, (2007). Citra tubuh remaja putri menikah dan memiliki anak.

Jurnal Psikologi Vol I, No. I

Sada, M. Hadju,V. & Dachlan, DM. (2012). Hubungan body Image, pengetahuan gizi seimbang, dan aktifitas fisik terhadap status gizi mahasiswa politeknik kesehatan Jayapura. Media Gizi Masyarakat Indonesia. Vol.2, No.1. Hlm. 44-48.

Oktadi Putri, Shavreni (2010). Kesiapan menikah pada wanita dewasa madya yang bekerja.

Skripsi, Fakultas Psikologi, Universitas Sumatera Utara

Diana. (2011). Pengaruh citra tubuh terhadap perilaku makan dan status gizi remaja putri di sman 1 medan tahun 2011. Thesis, Program Pascasarjana Universitas Sumatera Utara,

Medan.

Yamamiya, Y., &Cash, F.T., & Melnyk, S.,& Posavac, H., &Posavac, S. (2005). Women’s exposure to thin-and-beautiful media images:body image effects of media-ideal internalization and impact-reduction interventions. Brief research report.74–80.

(25)

Kurniawan, Albert, (2011). SPSS serba serbi analisis statistika dengan cepat dan mudah.

Jasakom.com

Sugiyono, (2012). Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta CV

Zadeh, K.K, Koople, J.D., Block, G. (2003). Association among SF-36 quality of life measures and nutrition, hospitalization and mortality in hemodialysis. Journal of the American Society of Nephrology 2797–2806

Tiggemann, Marika & McCourt, Alice, (2013). Body apprection in adult women: relationships with age and body satisfaction. Brief Reseach Report, 624-627

McLaren & D. Kuh (2004). Women’s body dissatisfaction, social class, and social mobility.

Journal Social Science & Medicine, 1575-1584

Sun Kim, Jeong & Kang Sook, (2014). A study on body Image, sexual quality of life, depression, and quality of life in middle-aged adults. Asian Nursing Research, 96-103

Sulistyo R., Yuliana (2013). Studi deskriptif citra tubuh (Body Image) pada pegawai negri sipil wanita dewasa madya di Universitas Negri Semarang. Skripsi, Fakultas Psikologi, Universitas Negri Semarang

Melliana S., Annastasia, (2013). Menjelajah tubuh perempuan dan mitos kecantikan.

Yogyakarta : PT LKis Printing Cemerlang

Altschuler, Joanne & Katz D.A, (2010). Keeping your eye on proccess : body image, older woman, and countertransfrence. Journal of Gerontological Social Work, 200-214

(26)
(27)

LAMPIRAN I

(28)

SKALA CITRA TUBUH

RELIABILITAS DAN VALIDITAS SKALA CITRA TUBUH

(29)

Item26 139.567 178.737 .538 .867

1. HASIL TRAYOUT SKALA CITRA TUBUH

(30)

Item5 60.47 96.257 .603 .924

Item9 60.67 94.575 .587 .924

Item10 61.33 96.299 .529 .925

Item11 61.07 97.720 .412 .927

Item12 60.93 97.375 .438 .926

Item16 61.13 91.775 .821 .919

Item17 61.43 93.909 .724 .921

Item18 61.13 92.533 .646 .923

Item21 61.20 94.234 .636 .923

Item26 61.23 95.220 .566 .924

Item27 60.40 97.352 .549 .924

Item29 61.33 93.885 .707 .922

Item30 60.57 96.599 .563 .924

Item35 60.30 95.872 .604 .923

Item37 61.00 92.897 .730 .921

Item38 60.47 94.740 .623 .923

Item39 60.73 99.513 .412 .926

Item40 60.43 96.185 .513 .925

Item42 60.97 93.482 .659 .922

Item43 60.67 98.161 .376 .928

(31)
(32)

SEBARAN ITEM

(33)
(34)

2 Perasaan mengenai

kebugaran fisiknya 3, 15

(35)

LAMPIRAN III

(36)

Skala Citra Tubuh (Waktu Tryout)

No Pernyataan SS S TS STS

1 Saya masih terlihat cantik di usia sekarang

2 Saya berusaha mencari pengobatan ketika merasa gejala penyakit

3 Saya mengatur pola makan agar tidak mudah sakit

4 Kemampuan fisik saya dalam olahraga buruk

5 Saya membiasakan gaya hidup sehat

6 Saya menghabiskan banyak waktu untuk berdandan

sebelum pergi keluar rumah

7 Saya tidak perduli dengan kebugaran tubuh untuk aktifitas sehari-hari

8 Kondisi tubuh saya dalam keadaan sehat

9 Ketika aktifitas padat, saya minum multivitamin untuk menjaga vitalitas tubuh

10 Saya memiliki tubuh yang kurang proporsional

11 Koordinasi tubuh saya masih seimbang ketika olahraga 12 Saya membaca buku-buku dan majalah yang berhubungan

dengan kesehatan

13 Saya mengenakan aksesoris agar penampilan terlihat lebih menarik

14 Tubuh saya mudah lelah ketika banyak melakukan aktivitas 15 Kulit saya masih terasa halus di usia sekarang

16 Saya menjaga kebugaran fisik dengan berolahraga rutin 17 Saya masih kuat naik turun tangga berkali-kali

18 Saya melakukan diet sesuai dengan anjuran dokter agar segera sembuh

19 Keriput di wajah membuat saya kurang percaya diri 20 Saya memiliki daya tahan tubuh yang kuat

21 Saya memeriksa tampilan make up di cermin setiap ada kesempatan

22 Saya tidak ingat istirahat walaupun badan terasa lelah 23 Saya tetap melakukan aktivitas seperti biasanya walaupun

saya sakit

24 Saya rutin control ke dokter untuk mengetahui perkembangan kondisi tubuh

25 Penampilan fisik saya biasa saja

(37)

27 Saya makan makanan bergizi untuk meningkatkan kebugaran tubuh

28 Saya mencemaskan bertambahnya uban yang ada di rambut 29 Saya meluangkan waktu khusus untuk berolahraga

30 Saya makan semua makanan tanpa berfikir panjang efek sampingnya

31 Saya membiarkan make up yang luntur ketika sedang beraktifitas diluar rumah

32 Saya sarapan setiap pagi agar semangat saat beraktivitas seharian

33 Saya perawatan wajah di rumah ketika wajah saya terlihat kusam

34 Memasuki usia 40 tahun, kondisi kesehatan saya menurun 35 Saya minum air putih 8 gelas perhari untuk membersihkan

toksin dalam tubuh

36 Bertambahnya keriput bukan menjadi masalah bagi syaa 37 Saya malas berolahraga

38 Saya mengkonsumsi buah dan sayuran untuk menjaga kesehatan

39 Saya masih gesit dalam bekerja

40 Saya mengacuhkan segala penyakit yang ada pada tubuh 41 Sebelum pergi keluar, saya memastikan pakaian dan sepatu

terlihat serasi

42 Saya melakukan olahraga untuk meningkatkan aktifitas fisik

43 Saya mengkonsumsi sembarang makanan walaupun sedang sakit

44 Saya memilih tampil secara alami tanpa menggunakan produk perawatan tubuh

45 Saya merasa rentan terhadap penyakit

46 Saya memilih dengan teliti pakaian yang akan dibeli untuk menunjang penampilan

47 Kondisi kesehatan saya naik turun ketika pergantian musim 48 Saya minum obat dengan teratur sesuai dengan petunjuk

dokter

49 Daya tahan tubuh saya menurun saat pergantian cuaca 50 Saya membiarkan kesehatan jasmani tanpa melakukan

(38)

Skala Citra Tubuh (Waktu Penelitian)

No Pernyataan SS S TS STS

1 Saya memeriksa tampilan make up di cermin setiap ada kesempatan

2 Pada usia sekarang, saya cukup tangkas dalam berolahraga

3 Koordinasi tubuh saya masih seimbang ketika berolahraga

4 Saya makan makanan bergizi untuk meningkatkan

kebugaran tubuh

5 Saya masih kuat naik turun tangga berkali-kali

6 Ketika aktivitas padat, saya minum multivitamin untuk menjaga vitalitas tubuh

7 Saya membiasakan gaya hidup sehat

8 Saya melakukan diet sesuai dengan anjuran dokter agar segera sembuh

9 Saya memiliki tubuh yang kurang proporsional

10 Bertambahnya keriput bukan menjadi masalah bagi saya

11 Saya memilih tampil secara alami tanpa menggunakan

produk perawatan tubuh

12 Kemampuan fisik saya dalam berolahraga buruk

13 Saya makan semua makanan tanpa berfikir panjang efek sampingnya

14 Saya mengacuhkan segala penyakit yang ada pada tubuh

15 Saya menjaga kebugaran fisik dengan berolahraga rutin

16 Saya meluangkan waktu khusus untuk berolahraga

17 Saya mengkonsumsi buah dan sayuran untuk menjaga

kesehatan

18 Saya membaca buku-buku dan majalah yang berhubungan

dengan kesehatan

19 Saya malas berolahraga

20 Saya mengkonsumsi sembarang makanan walaupun

sedang sakit

21 Saya melakukan olahraga untuk meningkatkan aktivitas fisik

(39)

LAMPIRAN IV

(40)
(41)
(42)
(43)
(44)
(45)
(46)
(47)
(48)
(49)
(50)
(51)

Gita Swandi 44 Swasta 2 3 2 3 3 3 3 3 3 1 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 59

Sulastri Disky 46 Pedagang 2 3 3 4 3 3 3 2 3 1 2 2 3 2 3 3 4 4 3 3 3 3 62

Noor Amalia 49 Swasta 2 3 3 3 3 4 3 3 1 2 2 3 2 2 3 3 4 2 3 3 3 3 60

Sekar Ayu 44 PNS 2 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 63

Ratih Kencana 40 PNS 4 3 3 3 4 4 4 4 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 68

Rahmi Asnanda 42 PNS 3 3 4 3 3 3 3 3 4 2 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 67

Gendhis

Karismanda 44 PNS 2 3 3 4 3 3 3 3 3 2 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 63

Nur Ningsih 45 PNS 3 4 3 3 4 3 4 4 4 1 1 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 70

Junita Andira 47 PNS 2 2 2 3 2 3 3 3 1 1 2 1 3 4 2 2 4 3 2 3 2 4 54

Maulida 44 Swasta 3 3 3 4 3 4 3 3 4 2 1 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 68

Dessy Dwi Artanti 45 Swasta 2 2 2 4 2 4 3 3 1 2 1 2 3 3 2 2 4 4 2 3 2 4 57

(52)

LAMPIRAN V

(53)

ANALISA DATA

Kategori usia ke citra tubuh berdasarkan status bekerja

Kategori Usia * K citra tubuh Crosstabulation

(54)

Kategori usia ke citra tubuh berdasarkan status tidak bekerja

Kategori Usia * K citra tubuh Crosstabulation

K citra tubuh

Total

RENDAH TINGGI

Kategori Usia 40-50 Count 48 98 146

% within Kategori Usia 32.9% 67.1% 100.0%

% within K citra tubuh 71.6% 91.6% 83.9%

% of Total 27.6% 56.3% 83.9%

51-59 Count 19 9 28

% within Kategori Usia 67.9% 32.1% 100.0%

% within K citra tubuh 28.4% 8.4% 16.1%

% of Total 10.9% 5.2% 16.1%

Total Count 67 107 174

% within Kategori Usia 38.5% 61.5% 100.0%

% within K citra tubuh 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 38.5% 61.5% 100.0%

Group Statistics

Kategori

Usia N Mean Deviation Std. Std. Error Mean

total citra

(55)

UJI HIPOTESIS

t-test for Equality of Means

F Sig. t df Sig.

(2-tailed)

Mean

(56)

LAMPIRAN V

(57)
(58)
(59)
(60)
(61)
(62)
(63)
(64)
(65)
(66)
(67)
(68)
(69)
(70)
(71)
(72)
(73)

Gambar

Tabel 3. Uji hipotesis perbedaan citra tubuh wanita dewasa madya berdasarkan status
Tabel 1. Uji Validitas & Reliabilitas Instrumen Penelitian
Tabel 2. Citra tubuh subjek penelitian berdasarkan status pekerjaan dan usia
Tabel 3. Perbedaan citra tubuh wanita dewasa madya berdasarkan status pekerjaan

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan menganalisis aspek biologi meliputi struktur ukuran ikan yang tertangkap, tipe pertumbuhan dan faktor kondisi ikan kembung perempuan di

(1) Kepada Pegawai Negeri Sipil yang diangkat dan ditugaskan sebagai Dosen yang diberi tugas tambahan memimpin Perguruan Tinggi sebagai Rektor, Pembantu Rektor, Dekan,

· Daging tetelan, dagig yang banyak mengandung jaringan ikat dan atau lemak Salah satu hasil pengolahan setengah jadi daging adalah dendeng, macam-macam hasil olahan daging

Tentang sumber daya ekonomi dari sebuah perusahaan, klaim terhadap sumber daya tersebut (kewajiban perusahaan untuk mentransfer sumber daya ke entitas lainnya dan

Menguji Analisis Pengaruh Kualitas Aset, Likuiditas, Rentabilitas, dan Efisiensi Terhadap Rasio Kecukupan Modal Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta.

Pemasangan drain dengan cairan drainage berupa darah sekitar 100 ml sebagai upaya untuk mengembalikan darah yang banyak hilang saat

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan ada pengaruh konsumsi teh hitam kemasan cup terhadap kadar hemoglobin pada mahasiswa semester

Dari sekian banyak langkah yang telah ditempuh seperti, perbaikan infrastruktur jalan, perbaikan fasilitas (kendaraan umum), merperketat pemberian izin (Surat Izin Mengemudi), serta