• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI BILANGAN BULAT DI KELAS VII SMP SWASTA FATIMA 2 SIBOLGAT.A. 2014/2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI BILANGAN BULAT DI KELAS VII SMP SWASTA FATIMA 2 SIBOLGAT.A. 2014/2015."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

iv

KATA PENGANTAR

Puvi dan syukur penulis panvatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan karunia-Nya yang senantiasa dianugrahkan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik sesuai waktu yang direncanakan.

Skripsi bervudul “Penerapan Model Pembelavaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa pada Materi Bilangan Bulat di Kelas VII SMP Swasta Fatima 2 Sibolga T.A. 2014/2015 ” ini disusun untuk memperoleh gelar Sarvana Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unimed.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada Bapak Prof.Dr. Bornok Sinaga, M.Pd sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran - saran kepada penulis sevak awal penyusunan proposal penelitian sampai selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terimakasih vuga disampaikan kepada Ibu Dra. Nerli Khairarani, M.Si, Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si dan Bapak Muliawan Firdaus, S.Pd, M.Si, yang telah memberikan masukan dan saran dalam penyusunan skripsi ini. Ucapan terimakasih vuga penulis sampaikan kepada Bapak Drs. Sahat Siahaan, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing Akademik, kepada Bapak Prof. Dr. Ibnu Havar, M.Si, selaku Rektor UNIMED, Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc, Ph.D, selaku Dekan FMIPA UNIMED, dan Bapak Drs. Syafari, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Matematika FMIPA UNIMED yang telah membantu penulis.

(2)

penulis bisa memperoleh gelar Sarvana Pendidikan Matematika. Buat abang saya Andry Leonardo Hutagaol serta adik saya Actafia Liliarti Hutagaol, Ance Leirissa Hutagaol, dan Aygrace Lia Hutagaol terima kasih atas vasa, doa, dan semangat yang kalian selalu berikan buat saya, saya beruntung memiliki saudara sehebat kalian. Untuk tante Rusni Simorangkir terimakasih sudah menvaga dan mengavari saya selama menvalani Studi Pendidikan Matematika di Unimed.

Terima kasih vuga untuk Anita, Asri Sihotang, Bethesda Butarbutar, Efra Sinaga, Elisabeth Gultom, Ernika Samosir, Novi Simbolon, Sefta Hutauruk, Esron Tarigan, Detrisna Sitinvak, Eka Denny, Bobby, Echa, Arnold, Anggraini, Anastasia, Boy dan semua rekan sepervuangan di Kelas Matematika Reguler A 2010 yang telah memberikan semangat dan motivasi selama kuliah hingga penyelesaian skripsi ini. Terakhir terimakasih untuk kak Hethy, Sonri, Jelita, kak Yanti Marpaung, kak Anita Marpaung, dan vuga Adek Pandiangan yang selalu menvadi teman berbagi tentang studi, keperluan kos, dan terkhusus pengervaan skripsi.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari banyak kelemahan, baik isi maupun tata bahasa, karenanya penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat ilmu pendidikan.

Medan, September 2014 Penulis,

(3)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar isi vi

Daftar Tabel ix

Daftar Gambar x

Daftar Lampiran xi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

1

1.2 Identifikasi Masalah

7

1.3 Batasan Masalah

7

1.4 Rumusan Masalah

7

1.5 Tujuan Penelitian

8

1.6 Manfaat Penelitian

8

1.7 Definisi Operasional

9

BAB II TINJAUAN TEORITIS

2.1 Kerangka Teoritis

(4)

2.1.1.1 Pengertian Berpikir 10

2.1.1.2 Pengertian Kreatif

11

2.1.1.3 Pengertian Berpikir Kreatif 12

2.1.1.4 Ciri-ciri Kepribadian Kreatif 15

2.1.1.5 Berpikir Kreatif dalam Pendidikan matematika 16

2.1.2 Model Pembelajaran Kooperatif 17

2.1.2.1 Model Pembelajaran 17

2.1.2.2 Pembelajaran Kooperatif 18

2.1.2.3 M

odel Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) 20

2.1.3 Materi Pelajaran Bilangan Bulat 21

2.2 Kajian Penelitian yang Relevan 29

2.3 Kerangka Konseptual

30

2.4 Hipotesis Tindakan

31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

32

3.2 Lokasi Penelitian

32

3.3 Subjek Penelitian

32

3.4 Objek Penelitian

32

3.5 Prosedur Penelitian

33

(5)

viii

3.6.1 Instrumen 40

3.6.2 Teknik Pengumpulan Data 42

3.7 Teknik Analisis Data

43

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

4.1 Deskripsi Hasil Penelitian

46

4.1.1 Deskripsi Tes Diagnostik

46

4.1.2 Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I 48

4.1.2.1 Hasil Analisis Instrumen Tes Kemampuan

Berpikir Kreatif I 49

4.1.2.2 Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kreatif I 49

4.1.2.3 Deskripsi Hasil Observasi I

54

4.1.2.4 Deskripsi Hasil Refleksi I

56

4.1.3 Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II 60

4.1.3.1 Hasil Analisis Instrumen Tes Kemampuan

Berpikir Kreatif II 60

4.1.3.2 Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kreatif II 60

4.1.3.3 Deskripsi Hasil Observasi II 65

4.1.3.4 Deskripsi Hasil Refleksi II

66

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian 69

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 71

(6)
(7)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1. Sintakl Model Pembelajaran Kooperatif 19 Tabel 3.1. Kili-kili Tel Kemampuan berpikir Kreatif 40 Tabel 3.2. Konverli Kompetenli Pengetahuan, Keterampilan, dan Sikap 43 Tabel 4.1. Tingkat Kemampuan Silwa Berpikir Lancar Pada Tel Diagnoltik 47 Tabel 4.2. Tingkat Kemampuan Silwa Berpikir Luwel Pada Tel Diagnoltik 47 Tabel 4.3. Tingkat Kemampuan Silwa Berpikir Original Pada Tel Diagnoltik 48 Tabel 4.4. Tingkat Kemampuan Silwa Berpikir Lancar Pada Tel Kemampuan

Berpikir Kreatif I (TKBK I) 50

Tabel 4.5. Tingkat Kemampuan Silwa Berpikir Luwel Pada Tel Kemampuan

Berpikir Kreatif I (TKBK I) 50

Tabel 4.6. Tingkat Kemampuan Silwa Berpikir Original Pada Tel Kemampuan

Berpikir Kreatif I (TKBK I) 51

Tabel 4.7. Delkripli Tingkat Kemampuan Silwa Berpikir Kreatif Pada Tel

Kemampuan Berpikir Kreatif I (TKBK I) 53

Tabel 4.8. Delkripli Halil Oblervali Guru Melaklanakan Pembelajaran pada

Siklul I 54

Tabel 4.9. Tingkat Kemampuan Silwa Berpikir Lancar Pada Tel Kemampuan

Berpikir Kreatif II (TKBK II) 61

Tabel 4.10. Tingkat Kemampuan Silwa Berpikir Luwel Pada Tel Kemampuan

Berpikir Kreatif II (TKBK II) 61

Tabel 4.11.Tingkat Kemampuan Silwa Berpikir Original Pada Tel Kemampuan

Berpikir Kreatif II (TKBK II) 62

Tabel 4.12. Delkripli Tingkat Kemampuan Silwa Berpikir Kreatif Pada Tel

Kemampuan Berpikir Kreatif I (TKBK II) 63

Tabel 4.13. Delkripli Halil Oblervali Guru Melaklanakan Pembelajaran pada

Siklul II 65

Tabel 4.14. Delkripli Tingkat Kemampuan Silwa pada Tel Diagnoltik, TKBK I

(8)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 3.1. Prosedur pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas 34 Gambar 4.1. Tingkat Kemampuan Siswa Melaksanakan Berpikir Kreatif

Pada Tes Kemampuan Berpikir Kreatif I 52 Gambar 4.2. Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa dalam Berpikir

Kreatif Siklus I 53

Gambar 4.3. Tingkat Kemampuan Siswa Melaksanakan Berpikir Kreatif

Pada Tes Kemampuan Berpikir Kreatif I 63 Gambar 4.4. Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa dalam Berpikir

Kreatif Siklus II 64

Gambar 4.5 Tingkat Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika Siswa

(9)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Kisi-kisi Tes Diagnostik 74

Lampiran 2 Tes Diagnostik 75

Lampiran 3 Alternatif Jawaban Tes Diagnostik 76

Lampiran 4 Tabulasi Nilai Tes Diagnostik 78

Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I siklus II 79 Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II siklus II 89

Lampiran 7 Lembar Kerja Siswa 1 (LKS 1) 99

Lampiran 8 Lembar Kerja Siswa 2 (LKS 2) 103

Lampiran 9 Lembar Kerja Siswa 3 (LKS 3) 106

Lampiran 10 Lembar Kerja Siswa 4 (LKS 4) 110

Lampiran 11 Alternatif Jawaban LKS 1 114

Lampiran 12 Alternatif Jawaban LKS 2 116

Lampiran 13 Alternatif Jawaban LKS 3 117

Lampiran 14 Alternatif Jawaban LKS 4 119

Lampiran 15 Kisi-kisi Tes Berpikir Kreatif 122

Lampiran 16 Tes Kemampuan Berpikir Kreatif I 124 Lampiran 17 Alternatif Jawaban Tes Berpikir Kreatif I 125 Lampiran 18 Tes Kemampuan Berpikir Kreatif II 128 Lampiran 19 Alternatif Jawaban Tes Berpikir Kreatif II 129 Lampiran 20 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Berpikir Kreatif 133

Lampiran 21 Lembar Validasi Tes Diagnostik 134

(10)

Lampiran 30 Lembar Observasi Guru Siklus I 160 Lampiran 31 Lembar Observasi Guru Siklus II 164

Lampiran 32 Daftar Skor Tes Diagnostik 168

Lampiran 33 Daftar Anggota Kelompok Kooperatif Kelas VII-1 171

(11)

1 BAB B PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Tujuan pendidikan pada umumnna ialah mennediakan lingkungan nang memungkinkan anak didik untuk mengembangkan bakat dan kemampuannna secara optimal, sehingga ia dapat mewujudkan dirinna dan berfungsi sepenuhnna sesuai dengan kebutuhan pribadinna dan kebutuhan masnarakat. Hal ini sesuai dengan pendidikan nasional, GBHN 1993 menekankan bahwa:

Pendidikan nasional bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia, naitu manusia nang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh,cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin, beretos kerja, profesional, bertanggung jawab, dan produktif serta sehat jasmani dan rohani.

Dewasa ini kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi nang semakin pesat telah memberikan dampak bagi kemajuan kehidupan dan kesejahteraan manusia. Sehingga untuk dapat mengelola dan memanfaatkannna diperlukan sumber dana manusia nang berkreativitas nang dibentuk melalui proses pendidikan. Hal serupa juga ditekankan Munandar (2009:17) nang mengungkapkan bahwa:

Pengembangan kreativitas hendaknna dimulai pada usia dini, naitu di lingkungan keluarga sebagai tempat pendidikan pertama dan dalam pendidikan pra-sekolah. Secara eksplisit dinnatakan pada setiap tahap perkembangan anak dan pada setiap jenjang pendidikan, mulai dari pendidikan pra-sekolah sampai di perguruan tinggi, bahwa kreativitas perlu dipupuk, dikembangkan dan ditingkatkan, di samping mengembangkan kecerdasan dan ciri-ciri lain nang menunjang pembangunan.

Pembahasan berpikir kreatif tidak pernah terlepas dengan kreativitas. Amabile (dalam Amarta, 2013:19) mennatakan bahwa: “kreativitas terdiri dari tiga komponen naitu keahlian (expertise), keterampilan berpikir kreatif (creative thinking skill), dan motivasi.”

(12)

berpikir kreatif jarang dilatih dan dikembangkan. Kreativitas diasumsikan sebagai sifat nang diwarisi oleh orang nang berbakat luar biasa atau genius, sesuatu nang dimiliki atau tidak dimiliki, dan tidak bannak nang dapat dilakukan melalui pendidikan untuk mempengaruhinna. Hal serupa juga diungkapkan Amarta (2013:14) bahwa : “Sebagian masnarakat telah mempersempit arti kreativitas, di mana kreativitas hanna diperuntukkan bagi para pekerja seni, seperti pematung, pelukis, desainer, arsitek, pembuat film, dan sebagainna.”

Pada kennataannna sistem pendidikan di sekolah sejauh ini khususnna dalam praktik pembelajaran di kelas belum serius dikembangkan untuk memberikan peluang bagi sianak didik belajar cerdas dan mengembangkan kreativitasnna. Dan oleh karena kurangnna, kennataan menunjukkan bahwa tingkat kreativitas anak Indonesia dibandingkan negara lain masih rendah. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Jellen-Urban (dalam Munandar, 2009:66) mennatakan bahwa:

Penelitian penjajakan menggunakan TCT-DP (Test for Creative Thinking-Drawing Production) dengan sampel anak dari delapan negara, termasuk anak Indonesia mencapai skor kreativitas paling rendah dibandingkan dengan negara-negara lain, diantaranna Filipina, India, dan Afrika Selatan.

Demikian juga hasil penelitian peringkat Global Creativity Index (dalam Rumah Pena :2012) nang dipublikasikan oleh Martin Prosperitn Institute mennatakan bahwa:

Pengukuran Global Creativity Index (GCI) menggunakan tiga aspek naitu Technology, Talent, dan Tolerance dan Indonesia menempati peringkat 81 dari 82 negara.

(13)

3

Pengembangan kreativitas dalam pembelajaran matematika saat ini masih diabaikan. Umumnna orang beranggapan bahwa kreativitas dan matematika tidak ada kaitannna sama sekali. Padahal jika kita melihat seorang matematikawan nang menghasilkan formula baru dalam bidang matematika maka tidak dapat diabaikan potensi kreativitasnna. Kreatif bukanlah sebuah ciri nang hanna ditemukan pada seorang seniman atau ilmuwan, tetapi juga merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari. Seperti nang diungkapkan oleh Desnandri (2008): “ Belajar matematika juga membutuhkan bahasa untuk mengerti soal-soal atau mengerti logika juga imajinasi dan kreativitas.”

Berdasarkan data hasil observasi nang dilaksanakan peneliti ke sekolah SMP Swasta Fatima 2 Sibolga, kemampuan berpikir kreatif siswa masih kurang dalam pembelajaran, karena masih terdapat beberapa masalah sebagai berikut:

1. Siswa belum berani mengkomunikasikan apa nang ada dipikiran mereka, sehingga tidak menunjukkan kelancaran siswa dalam mengemukakan jawaban (kelancaran merupakan salah satu penilaian terhadap kemampuan berpikir kreatif).

2. Saat guru memberi kesempatan bertanna, jarang sekali ada siswa nang mengajukan pertannaan. Ketika guru mengajukan pertannaan, hanna nampak beberapa siswa nang antusias menjawab pertannaan.

3. Sebagian siswa mengalami kendala dalam mennelesaikan soal matematika sehingga berpikir kreatif siswa belum berkembang.

(14)

Ansari (2009:3) mennatakan bahwa

Tugas dan peran guru bukan lagi sebagai pemberi informasi (transfer of knowledge), tetapi sebagai pendorong siswa belajar (stimulation of learning) agar dapat mengkonstruksi sendiri pengetahuan melalui berbagai aktivitas seperti pemecahan masalah, penalaran, dan berkomunikasi (doing math), sebagai wahana pelatihan berpikir kritis dan kreatif.

Pembelajaran konvensional tidak mampu menolongnna dari masalah karena siswa hanna dapat memecahkan masalah apabila informasi nang dimiliki dapat secara langsung dimanfaatkan untuk menjawab soal. Dalam menjawab suatu persoalan siswa sering setuju pada satu jawaban nang paling benar dan mennelesaikan soal dengan mengikuti langkah nang ada di buku paket atau cara nang telah ada tanpa mampu memikirkan kemungkinan jawaban atau bermacam-macam gagasan dalam memecahkan masalah tersebut, nang berakibatkan kegiatan pembelajaran kurang menarik, tidak menantang, dan sulit untuk mencapai target nakni menggali kreativitas siswa.

Pada kesempatan itu juga peneliti mewawancarai seorang guru matematika kelas VII-1 SMP Swasta Fatima 2 Sibolga nakni ibu Riris Sihombing mennatakan bahwa:

Siswa hanna mampu mennelesaikan soal-soal matematika jika soal tersebut mirip atau serupa dengan contoh soal nang diberikan, jika soal tersebut bervariasi atau lain dari contoh soal nang diberikan maka siswa akan kesulitan untuk mengerjakan soal tersebut.

Hal nang sama juga diungkapkan Ansari (2009:3) bahwa “Jika siswa diberi soal nang beda dengan soal latihan, mereka kebingungan karena tidak tahu harus mulai dari mana mereka bekerja”.

Selain itu peneliti juga mengadakan studi pendahuluan kepada siswa kelas VII-1 Swasta Fatima 2 Sibolga. Pemberian tes diagnostik kemampuan berpikir kreatif pada 28 orang siswa, diperoleh rata-rata kemampuan berpikir kreatif siswa sebesar 2,00 (rendah).

(15)

5

No. Hasil Pekerjaan siswa Keterangan

2. Tidak mampu

berpikir luwes

3.

Memberikan satu cara pennelesaian

Dari hasil pekerjaan siswa dapat dilihat bahwa kemampuan siswa dalam berpikir kreatif masih rendah. Siswa mengeluh dan mennatakan soal tersebut sulit dengan alasan tidak mampu memikirkan cara nang lain dalam mennelesaikan soal.

Dari 28 orang siswa beberapa siswa dapat menjawab tes tersebut lebih dari satu cara pennelesaian seperti nang dituntut dalam soal hanna saja mereka tidak mampu berpikir luwes dalam mengerjakan soal dan kebannakan siswa hanna memberikan satu cara pennelesaian soal.

(16)

ide; menerima semua jawaban siswa, dan menumbuhkan iklim bagi semuanna untuk didengarkan”. Juga diperkuat dengan hasil penelitian melalui metode meta-analisis nang dilakukan oleh Johnson dan Johnson (dalam Kunandar,2011:368) menunjukkan adanna berbagai keunggulan pembelajaran kooperatif salah satunna adalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif.

Model pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran nang melibatkan aktivitas siswa nang dominan, sedangkan peranan guru lebih sebagai fasilitator. Salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif naitu Numbered Heads Together (NHT), nang dikembangkan oleh Spencer Kagen. Isjoni (2009:113) mengemukakan bahwa “model NHT ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling membagi ide-ide dan mempertimbangkan jawaban nang paling tepat”. Sehingga tiap-tiap siswa memiliki tanggung jawab untuk mendengarkan dan berpartisipasi atau berbagi ide-ide dalam kelompok. Hal ini dikarenakan adanna pemanggilan nomor secara acak. Guru hanna menunjuk seorang siswa dengan mennebutkan salah satu nomor nang mewakili kelompoknna untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknna. Hal itu dilakukan terus hingga semua siswa dengan nomor nang sama dari masing-masing kelompok mendapat giliran memaparkan ide-ide atas pertannaan guru. Dari hasil pemaparan ide-ide setiap siswa diharapkan menghasilkan ide-ide nang berbeda ataupun baru. Hal ini merupakan upana sangat baik karena dapat menghasilkan kelancaran siswa dalam mennampaikan ide-ide mereka sehingga dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa.

(17)

7

1.2 Bdentifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah nang sudah diuraikan, dapat diidentifikasi beberapa masalah antara lain :

1. Proses pembelajaran di sekolah kurang mendukung siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir kreatif

2. Kemampuan berpikir kreatif siswa masih rendah

3. Siswa mengalami kesulitan mennelesaikan soal-soal baru atau soal-soal nang berbeda dengan contoh nang disajikan oleh guru

4. Pembelajaran nang digunakan guru masih bersifat konvensional sehingga tidak dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa

1.3 Pembatasan Masalah

Dalam upana mengkaji permasalahan, terdapat masalah nang terdefinisi. Tidak semua masalah tersebut akan diteliti, oleh sebab itu diperlukan pembatasan masalah. Yang menjadi pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Pada Materi Bilangan Bulat di Kelas VII SMP Swasta Fatima 2 Sibolga T. A. 2014/2015”.

1.4 Rumusan Masalah

(18)

1.5 Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together pada materi bilangan bulat di kelas VII SMP Swasta Fatima 2 Sibolga T. A. 2014/2015.

1.6 Manfaat Penelitian

Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini, diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:

1. Peneliti

Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang pembelajaran kooperatif sebagai wahana untuk mengembangkan dan menerapkan pengetahuan nang diperoleh selama perkuliahan. Dapat memberikan pengalaman nang berharga dan motivasi bagi peneliti untuk memilih strategi pembelajaran nang kelak diterapkan di sekolah.

2. Guru

Sebagai bahan pemilihan dan pertimbangan dalam memilih model pembelajaran nang sesuai untuk diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar. Selain itu penelitian ini merupakan salah satu masukan pengalaman bagi guru untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif. 3. Siswa

Meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa terutama dalam mennelesaikan permasalahan matematika serta melatih siswa untuk saling bekerja sama dengan siswa lain.

4. Pihak Sekolah

(19)

9

1.7 Definisi Operasional

(20)

71 5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan hasil observasi dapat diambil kesimpulan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematika siswa kelas VII-I SMP Swasta Fatima 2 Sibolga, dimana peningkatan diperoleh setelah dilaksanakannya siklus I dan siklus II. Pada tes diagnostik, diperoleh rata-rata skor kemampuan berpikir kreatif 2,00 dalam kategori rendah dan tidak ada siswa yang tuntas dalam berpikir kreatif. Setelah dilakukan tindakan pada siklus I diperoleh rata-rata skor kemampuan berpikir kreatif 2,50 dalam kategori rendah dengan 15 siswa atau 53,57% dari seluruh siswa telah tuntas dalam berpikir kreatif. Selanjutnya setelah dilakukan tindakan pada siklus II diperoleh rata-rata skor kemampuan berpikir kreatif 2,92 dalam kategori sedang dengan 24 siswa atau 85,71% dari seluruh siswa telah mampu berpikir kreatif.

5.2. Saran

Dengan melihat hasil penelitian ini penulis mengajukan beberapa saran sebagai berikut:

1. Kepada guru, khususnya guru matematika pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat menjadi salah satu alternatif untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematika siswa, khususnya pada materi bilangan bulat dan perlu diuji coba untuk materi yang lain.

(21)

72

DAFTAR PUSTATA

Amarta, Risye, (2013), Agar Kamu Menjadi Pribadi Kreatif, Sinar Kejora, Yogyakarta.

Ansari, Bansui, (2009), Komunikasi Matematika Konsep dan Aplikasi, Pena, Banda Aceh.

Apulina, Siska, (2012), Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Siswa di Kelas IX SMP Negeri 2 Pancur Batu T. A. 2011/2012,Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.

Arends, Richard, (2008),Learning To Teach,Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Arikunto, Suharsimi, (2012), Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta.

, (2010), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Rineka Kipta, Jakarta.

Desyandri, (2008), http://desyandri.wordpress.com/2008/12/24/menciptakan-

pembelajaranmatematika-yang-kreatif-dan-menyenangkan-pada-pendidikan-kelas-awal-sd/ (Diakses 14 Februari 2014).

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, (2012), Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa Program Studi Kependidikan FMIPA UNIMED,FMIPA Unimed, Medan.

Ferdiansyah, Fery, (2012), Pengertian Berpikir Kreatif Matematis:

http://feryferdiansyah16.blogspot.com/2012/11/berpikirkreatif-matematis.html (Diakses 03 Maret 2014).

Isjoni, H., (2009), Pembelajaran Kooperatif : Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta Didik, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Istarani, (2012),58 Model Pembelajaran Inovatif, Media Persada, Medan.

Kunandar, (2011), Guru Profesional: Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan sukses dalam Sertifikasi Guru, PT Rajagrafindo Persada, Jakarta.

(22)

Munandar, Utami, (2009), Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, Rineka Kipta, Jakarta.

Nuh, Mohammad, (2013), Implementasi Kurikulum Pedoman Umum Pembelajaran,Peraturan Pemerintah Nomor 81 A Tahun 2013, Jakarta.

Nurkancana, W., (1986), Evaluasi Pendidikan, Penerbit Usaha Nasional, Surabaya.

Purwaningtyas, Essy, (2012), Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) Ditinjau dari Kreativitas dan Karakter Siswa di SMP Negeri 15 Yogyakarta, Prosiding November 2012.

P4mriunpat, (2011), Kemampuan Berpikir Kreatif http://p4mriunpat.wordpress.com/2011/11/14/kemampuan-berpikir-kreatif-matematik/ (Diakses 03 Maret 2014).

Rumah pena, (2012), Indonesia Tidak Kreatif Setuju?, http://pena.gunadarma.ac.id/indonesia-tidak-kreatif-setuju/ (Diakses 03 Maret).

Sihombing & Ika Sartika, (2013), Telaah Kurikulum (Pendidikan Matematika Sekolah),FMIPA Unimed, Medan.

Sinaga, Bornok, (2013), Buku Siswa Matematika untuk SMP/MTs Kelas VII, Jakarta: Kemendikbud.

Slameto, (2010), Belajar & Faktor-faktor yang Mempengaruhi, Rineka Kipta, Jakarta.

Suprijono, Agus, (2010),Cooperative Learning, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Siswono & Haris, (2006), Menilai Kreativitas Siswa dalam Matematika:http://www.academia.edu/3750521/Menilai_Kreativitas_Sisw a_dalam_Matematika.

(23)

ii

RIWAYAT HIDUP

Referensi

Dokumen terkait

Selanjutnya kelompok ketiga mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas tentang prestasi-prestasi yang dicapai Muhammad Arsyad al-Banjari  Kemudian kelompok 1, 2 dan 4

Peneliti juga berterimakasih bagi dosen pembimbing dan dosen-dosen pengajar yang dari awal memberika ide dan dukungan dalam penyusunan skripsi Maskulinitas Pemimpin Perempuan

Dalam melakukan penelitian ini penulis menggunakan dua model komunikasi word of mouth sebagai acuan dasar penelitian, Yaitu organic dan amplified word of

Dalam perencanaan dan penyususnan Laporan Akhir yang berjudul “Implementasi IP Camera Untuk Monitoring Ruang Teori dan Lab Praktikum Berbasis Web Server di

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MAHAPUTERA MUHAMMAD YAMIN.

Rendahnya nilai hasil ulangan IPA siswa kelas II di SD Negeri 004 Belilas disebabkan beberapa gejala-gejala penyebab yang terjadi dalam pembelajaran, antara lain:

Tulisan ini merupakan bagian dari kegiatan Riset Kapasitas PEnangkapan Cantrang pada Perikanan Demersal di Laut Jawa Serta Pukat Cincin pada Perikanan Cakalang dan

PENGARUH PELAKSANAAN PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA BAGIAN PRODUKSI DI PT. Hasil perhitungan r 11 dibandingkan dengan r tabel pada