iv
KATA PENGANTAR
Puvi dan syukur penulis panvatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan karunia-Nya yang senantiasa dianugrahkan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik sesuai waktu yang direncanakan.
Skripsi bervudul “Penerapan Model Pembelavaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa pada Materi Bilangan Bulat di Kelas VII SMP Swasta Fatima 2 Sibolga T.A. 2014/2015 ” ini disusun untuk memperoleh gelar Sarvana Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unimed.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada Bapak Prof.Dr. Bornok Sinaga, M.Pd sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran - saran kepada penulis sevak awal penyusunan proposal penelitian sampai selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terimakasih vuga disampaikan kepada Ibu Dra. Nerli Khairarani, M.Si, Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si dan Bapak Muliawan Firdaus, S.Pd, M.Si, yang telah memberikan masukan dan saran dalam penyusunan skripsi ini. Ucapan terimakasih vuga penulis sampaikan kepada Bapak Drs. Sahat Siahaan, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing Akademik, kepada Bapak Prof. Dr. Ibnu Havar, M.Si, selaku Rektor UNIMED, Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc, Ph.D, selaku Dekan FMIPA UNIMED, dan Bapak Drs. Syafari, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Matematika FMIPA UNIMED yang telah membantu penulis.
penulis bisa memperoleh gelar Sarvana Pendidikan Matematika. Buat abang saya Andry Leonardo Hutagaol serta adik saya Actafia Liliarti Hutagaol, Ance Leirissa Hutagaol, dan Aygrace Lia Hutagaol terima kasih atas vasa, doa, dan semangat yang kalian selalu berikan buat saya, saya beruntung memiliki saudara sehebat kalian. Untuk tante Rusni Simorangkir terimakasih sudah menvaga dan mengavari saya selama menvalani Studi Pendidikan Matematika di Unimed.
Terima kasih vuga untuk Anita, Asri Sihotang, Bethesda Butarbutar, Efra Sinaga, Elisabeth Gultom, Ernika Samosir, Novi Simbolon, Sefta Hutauruk, Esron Tarigan, Detrisna Sitinvak, Eka Denny, Bobby, Echa, Arnold, Anggraini, Anastasia, Boy dan semua rekan sepervuangan di Kelas Matematika Reguler A 2010 yang telah memberikan semangat dan motivasi selama kuliah hingga penyelesaian skripsi ini. Terakhir terimakasih untuk kak Hethy, Sonri, Jelita, kak Yanti Marpaung, kak Anita Marpaung, dan vuga Adek Pandiangan yang selalu menvadi teman berbagi tentang studi, keperluan kos, dan terkhusus pengervaan skripsi.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari banyak kelemahan, baik isi maupun tata bahasa, karenanya penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat ilmu pendidikan.
Medan, September 2014 Penulis,
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan i
Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Kata Pengantar iv
Daftar isi vi
Daftar Tabel ix
Daftar Gambar x
Daftar Lampiran xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1
1.2 Identifikasi Masalah
7
1.3 Batasan Masalah
7
1.4 Rumusan Masalah
7
1.5 Tujuan Penelitian
8
1.6 Manfaat Penelitian
8
1.7 Definisi Operasional
9
BAB II TINJAUAN TEORITIS
2.1 Kerangka Teoritis
2.1.1.1 Pengertian Berpikir 10
2.1.1.2 Pengertian Kreatif
11
2.1.1.3 Pengertian Berpikir Kreatif 12
2.1.1.4 Ciri-ciri Kepribadian Kreatif 15
2.1.1.5 Berpikir Kreatif dalam Pendidikan matematika 16
2.1.2 Model Pembelajaran Kooperatif 17
2.1.2.1 Model Pembelajaran 17
2.1.2.2 Pembelajaran Kooperatif 18
2.1.2.3 M
odel Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) 20
2.1.3 Materi Pelajaran Bilangan Bulat 21
2.2 Kajian Penelitian yang Relevan 29
2.3 Kerangka Konseptual
30
2.4 Hipotesis Tindakan
31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
32
3.2 Lokasi Penelitian
32
3.3 Subjek Penelitian
32
3.4 Objek Penelitian
32
3.5 Prosedur Penelitian
33
viii
3.6.1 Instrumen 40
3.6.2 Teknik Pengumpulan Data 42
3.7 Teknik Analisis Data
43
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
4.1 Deskripsi Hasil Penelitian
46
4.1.1 Deskripsi Tes Diagnostik
46
4.1.2 Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I 48
4.1.2.1 Hasil Analisis Instrumen Tes Kemampuan
Berpikir Kreatif I 49
4.1.2.2 Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kreatif I 49
4.1.2.3 Deskripsi Hasil Observasi I
54
4.1.2.4 Deskripsi Hasil Refleksi I
56
4.1.3 Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II 60
4.1.3.1 Hasil Analisis Instrumen Tes Kemampuan
Berpikir Kreatif II 60
4.1.3.2 Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kreatif II 60
4.1.3.3 Deskripsi Hasil Observasi II 65
4.1.3.4 Deskripsi Hasil Refleksi II
66
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian 69
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 71
ix
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1. Sintakl Model Pembelajaran Kooperatif 19 Tabel 3.1. Kili-kili Tel Kemampuan berpikir Kreatif 40 Tabel 3.2. Konverli Kompetenli Pengetahuan, Keterampilan, dan Sikap 43 Tabel 4.1. Tingkat Kemampuan Silwa Berpikir Lancar Pada Tel Diagnoltik 47 Tabel 4.2. Tingkat Kemampuan Silwa Berpikir Luwel Pada Tel Diagnoltik 47 Tabel 4.3. Tingkat Kemampuan Silwa Berpikir Original Pada Tel Diagnoltik 48 Tabel 4.4. Tingkat Kemampuan Silwa Berpikir Lancar Pada Tel Kemampuan
Berpikir Kreatif I (TKBK I) 50
Tabel 4.5. Tingkat Kemampuan Silwa Berpikir Luwel Pada Tel Kemampuan
Berpikir Kreatif I (TKBK I) 50
Tabel 4.6. Tingkat Kemampuan Silwa Berpikir Original Pada Tel Kemampuan
Berpikir Kreatif I (TKBK I) 51
Tabel 4.7. Delkripli Tingkat Kemampuan Silwa Berpikir Kreatif Pada Tel
Kemampuan Berpikir Kreatif I (TKBK I) 53
Tabel 4.8. Delkripli Halil Oblervali Guru Melaklanakan Pembelajaran pada
Siklul I 54
Tabel 4.9. Tingkat Kemampuan Silwa Berpikir Lancar Pada Tel Kemampuan
Berpikir Kreatif II (TKBK II) 61
Tabel 4.10. Tingkat Kemampuan Silwa Berpikir Luwel Pada Tel Kemampuan
Berpikir Kreatif II (TKBK II) 61
Tabel 4.11.Tingkat Kemampuan Silwa Berpikir Original Pada Tel Kemampuan
Berpikir Kreatif II (TKBK II) 62
Tabel 4.12. Delkripli Tingkat Kemampuan Silwa Berpikir Kreatif Pada Tel
Kemampuan Berpikir Kreatif I (TKBK II) 63
Tabel 4.13. Delkripli Halil Oblervali Guru Melaklanakan Pembelajaran pada
Siklul II 65
Tabel 4.14. Delkripli Tingkat Kemampuan Silwa pada Tel Diagnoltik, TKBK I
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 3.1. Prosedur pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas 34 Gambar 4.1. Tingkat Kemampuan Siswa Melaksanakan Berpikir Kreatif
Pada Tes Kemampuan Berpikir Kreatif I 52 Gambar 4.2. Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa dalam Berpikir
Kreatif Siklus I 53
Gambar 4.3. Tingkat Kemampuan Siswa Melaksanakan Berpikir Kreatif
Pada Tes Kemampuan Berpikir Kreatif I 63 Gambar 4.4. Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa dalam Berpikir
Kreatif Siklus II 64
Gambar 4.5 Tingkat Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika Siswa
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Kisi-kisi Tes Diagnostik 74
Lampiran 2 Tes Diagnostik 75
Lampiran 3 Alternatif Jawaban Tes Diagnostik 76
Lampiran 4 Tabulasi Nilai Tes Diagnostik 78
Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I siklus II 79 Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II siklus II 89
Lampiran 7 Lembar Kerja Siswa 1 (LKS 1) 99
Lampiran 8 Lembar Kerja Siswa 2 (LKS 2) 103
Lampiran 9 Lembar Kerja Siswa 3 (LKS 3) 106
Lampiran 10 Lembar Kerja Siswa 4 (LKS 4) 110
Lampiran 11 Alternatif Jawaban LKS 1 114
Lampiran 12 Alternatif Jawaban LKS 2 116
Lampiran 13 Alternatif Jawaban LKS 3 117
Lampiran 14 Alternatif Jawaban LKS 4 119
Lampiran 15 Kisi-kisi Tes Berpikir Kreatif 122
Lampiran 16 Tes Kemampuan Berpikir Kreatif I 124 Lampiran 17 Alternatif Jawaban Tes Berpikir Kreatif I 125 Lampiran 18 Tes Kemampuan Berpikir Kreatif II 128 Lampiran 19 Alternatif Jawaban Tes Berpikir Kreatif II 129 Lampiran 20 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Berpikir Kreatif 133
Lampiran 21 Lembar Validasi Tes Diagnostik 134
Lampiran 30 Lembar Observasi Guru Siklus I 160 Lampiran 31 Lembar Observasi Guru Siklus II 164
Lampiran 32 Daftar Skor Tes Diagnostik 168
Lampiran 33 Daftar Anggota Kelompok Kooperatif Kelas VII-1 171
1 BAB B PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Tujuan pendidikan pada umumnna ialah mennediakan lingkungan nang memungkinkan anak didik untuk mengembangkan bakat dan kemampuannna secara optimal, sehingga ia dapat mewujudkan dirinna dan berfungsi sepenuhnna sesuai dengan kebutuhan pribadinna dan kebutuhan masnarakat. Hal ini sesuai dengan pendidikan nasional, GBHN 1993 menekankan bahwa:
Pendidikan nasional bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia, naitu manusia nang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh,cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin, beretos kerja, profesional, bertanggung jawab, dan produktif serta sehat jasmani dan rohani.
Dewasa ini kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi nang semakin pesat telah memberikan dampak bagi kemajuan kehidupan dan kesejahteraan manusia. Sehingga untuk dapat mengelola dan memanfaatkannna diperlukan sumber dana manusia nang berkreativitas nang dibentuk melalui proses pendidikan. Hal serupa juga ditekankan Munandar (2009:17) nang mengungkapkan bahwa:
Pengembangan kreativitas hendaknna dimulai pada usia dini, naitu di lingkungan keluarga sebagai tempat pendidikan pertama dan dalam pendidikan pra-sekolah. Secara eksplisit dinnatakan pada setiap tahap perkembangan anak dan pada setiap jenjang pendidikan, mulai dari pendidikan pra-sekolah sampai di perguruan tinggi, bahwa kreativitas perlu dipupuk, dikembangkan dan ditingkatkan, di samping mengembangkan kecerdasan dan ciri-ciri lain nang menunjang pembangunan.
Pembahasan berpikir kreatif tidak pernah terlepas dengan kreativitas. Amabile (dalam Amarta, 2013:19) mennatakan bahwa: “kreativitas terdiri dari tiga komponen naitu keahlian (expertise), keterampilan berpikir kreatif (creative thinking skill), dan motivasi.”
berpikir kreatif jarang dilatih dan dikembangkan. Kreativitas diasumsikan sebagai sifat nang diwarisi oleh orang nang berbakat luar biasa atau genius, sesuatu nang dimiliki atau tidak dimiliki, dan tidak bannak nang dapat dilakukan melalui pendidikan untuk mempengaruhinna. Hal serupa juga diungkapkan Amarta (2013:14) bahwa : “Sebagian masnarakat telah mempersempit arti kreativitas, di mana kreativitas hanna diperuntukkan bagi para pekerja seni, seperti pematung, pelukis, desainer, arsitek, pembuat film, dan sebagainna.”
Pada kennataannna sistem pendidikan di sekolah sejauh ini khususnna dalam praktik pembelajaran di kelas belum serius dikembangkan untuk memberikan peluang bagi sianak didik belajar cerdas dan mengembangkan kreativitasnna. Dan oleh karena kurangnna, kennataan menunjukkan bahwa tingkat kreativitas anak Indonesia dibandingkan negara lain masih rendah. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Jellen-Urban (dalam Munandar, 2009:66) mennatakan bahwa:
Penelitian penjajakan menggunakan TCT-DP (Test for Creative Thinking-Drawing Production) dengan sampel anak dari delapan negara, termasuk anak Indonesia mencapai skor kreativitas paling rendah dibandingkan dengan negara-negara lain, diantaranna Filipina, India, dan Afrika Selatan.
Demikian juga hasil penelitian peringkat Global Creativity Index (dalam Rumah Pena :2012) nang dipublikasikan oleh Martin Prosperitn Institute mennatakan bahwa:
Pengukuran Global Creativity Index (GCI) menggunakan tiga aspek naitu Technology, Talent, dan Tolerance dan Indonesia menempati peringkat 81 dari 82 negara.
3
Pengembangan kreativitas dalam pembelajaran matematika saat ini masih diabaikan. Umumnna orang beranggapan bahwa kreativitas dan matematika tidak ada kaitannna sama sekali. Padahal jika kita melihat seorang matematikawan nang menghasilkan formula baru dalam bidang matematika maka tidak dapat diabaikan potensi kreativitasnna. Kreatif bukanlah sebuah ciri nang hanna ditemukan pada seorang seniman atau ilmuwan, tetapi juga merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari. Seperti nang diungkapkan oleh Desnandri (2008): “ Belajar matematika juga membutuhkan bahasa untuk mengerti soal-soal atau mengerti logika juga imajinasi dan kreativitas.”
Berdasarkan data hasil observasi nang dilaksanakan peneliti ke sekolah SMP Swasta Fatima 2 Sibolga, kemampuan berpikir kreatif siswa masih kurang dalam pembelajaran, karena masih terdapat beberapa masalah sebagai berikut:
1. Siswa belum berani mengkomunikasikan apa nang ada dipikiran mereka, sehingga tidak menunjukkan kelancaran siswa dalam mengemukakan jawaban (kelancaran merupakan salah satu penilaian terhadap kemampuan berpikir kreatif).
2. Saat guru memberi kesempatan bertanna, jarang sekali ada siswa nang mengajukan pertannaan. Ketika guru mengajukan pertannaan, hanna nampak beberapa siswa nang antusias menjawab pertannaan.
3. Sebagian siswa mengalami kendala dalam mennelesaikan soal matematika sehingga berpikir kreatif siswa belum berkembang.
Ansari (2009:3) mennatakan bahwa
Tugas dan peran guru bukan lagi sebagai pemberi informasi (transfer of knowledge), tetapi sebagai pendorong siswa belajar (stimulation of learning) agar dapat mengkonstruksi sendiri pengetahuan melalui berbagai aktivitas seperti pemecahan masalah, penalaran, dan berkomunikasi (doing math), sebagai wahana pelatihan berpikir kritis dan kreatif.
Pembelajaran konvensional tidak mampu menolongnna dari masalah karena siswa hanna dapat memecahkan masalah apabila informasi nang dimiliki dapat secara langsung dimanfaatkan untuk menjawab soal. Dalam menjawab suatu persoalan siswa sering setuju pada satu jawaban nang paling benar dan mennelesaikan soal dengan mengikuti langkah nang ada di buku paket atau cara nang telah ada tanpa mampu memikirkan kemungkinan jawaban atau bermacam-macam gagasan dalam memecahkan masalah tersebut, nang berakibatkan kegiatan pembelajaran kurang menarik, tidak menantang, dan sulit untuk mencapai target nakni menggali kreativitas siswa.
Pada kesempatan itu juga peneliti mewawancarai seorang guru matematika kelas VII-1 SMP Swasta Fatima 2 Sibolga nakni ibu Riris Sihombing mennatakan bahwa:
Siswa hanna mampu mennelesaikan soal-soal matematika jika soal tersebut mirip atau serupa dengan contoh soal nang diberikan, jika soal tersebut bervariasi atau lain dari contoh soal nang diberikan maka siswa akan kesulitan untuk mengerjakan soal tersebut.
Hal nang sama juga diungkapkan Ansari (2009:3) bahwa “Jika siswa diberi soal nang beda dengan soal latihan, mereka kebingungan karena tidak tahu harus mulai dari mana mereka bekerja”.
Selain itu peneliti juga mengadakan studi pendahuluan kepada siswa kelas VII-1 Swasta Fatima 2 Sibolga. Pemberian tes diagnostik kemampuan berpikir kreatif pada 28 orang siswa, diperoleh rata-rata kemampuan berpikir kreatif siswa sebesar 2,00 (rendah).
5
No. Hasil Pekerjaan siswa Keterangan
2. Tidak mampu
berpikir luwes
3.
Memberikan satu cara pennelesaian
Dari hasil pekerjaan siswa dapat dilihat bahwa kemampuan siswa dalam berpikir kreatif masih rendah. Siswa mengeluh dan mennatakan soal tersebut sulit dengan alasan tidak mampu memikirkan cara nang lain dalam mennelesaikan soal.
Dari 28 orang siswa beberapa siswa dapat menjawab tes tersebut lebih dari satu cara pennelesaian seperti nang dituntut dalam soal hanna saja mereka tidak mampu berpikir luwes dalam mengerjakan soal dan kebannakan siswa hanna memberikan satu cara pennelesaian soal.
ide; menerima semua jawaban siswa, dan menumbuhkan iklim bagi semuanna untuk didengarkan”. Juga diperkuat dengan hasil penelitian melalui metode meta-analisis nang dilakukan oleh Johnson dan Johnson (dalam Kunandar,2011:368) menunjukkan adanna berbagai keunggulan pembelajaran kooperatif salah satunna adalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif.
Model pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran nang melibatkan aktivitas siswa nang dominan, sedangkan peranan guru lebih sebagai fasilitator. Salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif naitu Numbered Heads Together (NHT), nang dikembangkan oleh Spencer Kagen. Isjoni (2009:113) mengemukakan bahwa “model NHT ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling membagi ide-ide dan mempertimbangkan jawaban nang paling tepat”. Sehingga tiap-tiap siswa memiliki tanggung jawab untuk mendengarkan dan berpartisipasi atau berbagi ide-ide dalam kelompok. Hal ini dikarenakan adanna pemanggilan nomor secara acak. Guru hanna menunjuk seorang siswa dengan mennebutkan salah satu nomor nang mewakili kelompoknna untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknna. Hal itu dilakukan terus hingga semua siswa dengan nomor nang sama dari masing-masing kelompok mendapat giliran memaparkan ide-ide atas pertannaan guru. Dari hasil pemaparan ide-ide setiap siswa diharapkan menghasilkan ide-ide nang berbeda ataupun baru. Hal ini merupakan upana sangat baik karena dapat menghasilkan kelancaran siswa dalam mennampaikan ide-ide mereka sehingga dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa.
7
1.2 Bdentifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah nang sudah diuraikan, dapat diidentifikasi beberapa masalah antara lain :
1. Proses pembelajaran di sekolah kurang mendukung siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir kreatif
2. Kemampuan berpikir kreatif siswa masih rendah
3. Siswa mengalami kesulitan mennelesaikan soal-soal baru atau soal-soal nang berbeda dengan contoh nang disajikan oleh guru
4. Pembelajaran nang digunakan guru masih bersifat konvensional sehingga tidak dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa
1.3 Pembatasan Masalah
Dalam upana mengkaji permasalahan, terdapat masalah nang terdefinisi. Tidak semua masalah tersebut akan diteliti, oleh sebab itu diperlukan pembatasan masalah. Yang menjadi pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Pada Materi Bilangan Bulat di Kelas VII SMP Swasta Fatima 2 Sibolga T. A. 2014/2015”.
1.4 Rumusan Masalah
1.5 Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together pada materi bilangan bulat di kelas VII SMP Swasta Fatima 2 Sibolga T. A. 2014/2015.
1.6 Manfaat Penelitian
Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini, diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:
1. Peneliti
Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang pembelajaran kooperatif sebagai wahana untuk mengembangkan dan menerapkan pengetahuan nang diperoleh selama perkuliahan. Dapat memberikan pengalaman nang berharga dan motivasi bagi peneliti untuk memilih strategi pembelajaran nang kelak diterapkan di sekolah.
2. Guru
Sebagai bahan pemilihan dan pertimbangan dalam memilih model pembelajaran nang sesuai untuk diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar. Selain itu penelitian ini merupakan salah satu masukan pengalaman bagi guru untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif. 3. Siswa
Meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa terutama dalam mennelesaikan permasalahan matematika serta melatih siswa untuk saling bekerja sama dengan siswa lain.
4. Pihak Sekolah
9
1.7 Definisi Operasional
71 5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan hasil observasi dapat diambil kesimpulan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematika siswa kelas VII-I SMP Swasta Fatima 2 Sibolga, dimana peningkatan diperoleh setelah dilaksanakannya siklus I dan siklus II. Pada tes diagnostik, diperoleh rata-rata skor kemampuan berpikir kreatif 2,00 dalam kategori rendah dan tidak ada siswa yang tuntas dalam berpikir kreatif. Setelah dilakukan tindakan pada siklus I diperoleh rata-rata skor kemampuan berpikir kreatif 2,50 dalam kategori rendah dengan 15 siswa atau 53,57% dari seluruh siswa telah tuntas dalam berpikir kreatif. Selanjutnya setelah dilakukan tindakan pada siklus II diperoleh rata-rata skor kemampuan berpikir kreatif 2,92 dalam kategori sedang dengan 24 siswa atau 85,71% dari seluruh siswa telah mampu berpikir kreatif.
5.2. Saran
Dengan melihat hasil penelitian ini penulis mengajukan beberapa saran sebagai berikut:
1. Kepada guru, khususnya guru matematika pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat menjadi salah satu alternatif untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematika siswa, khususnya pada materi bilangan bulat dan perlu diuji coba untuk materi yang lain.
72
DAFTAR PUSTATA
Amarta, Risye, (2013), Agar Kamu Menjadi Pribadi Kreatif, Sinar Kejora, Yogyakarta.
Ansari, Bansui, (2009), Komunikasi Matematika Konsep dan Aplikasi, Pena, Banda Aceh.
Apulina, Siska, (2012), Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Siswa di Kelas IX SMP Negeri 2 Pancur Batu T. A. 2011/2012,Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.
Arends, Richard, (2008),Learning To Teach,Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Arikunto, Suharsimi, (2012), Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta.
, (2010), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Rineka Kipta, Jakarta.
Desyandri, (2008), http://desyandri.wordpress.com/2008/12/24/menciptakan-
pembelajaranmatematika-yang-kreatif-dan-menyenangkan-pada-pendidikan-kelas-awal-sd/ (Diakses 14 Februari 2014).
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, (2012), Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa Program Studi Kependidikan FMIPA UNIMED,FMIPA Unimed, Medan.
Ferdiansyah, Fery, (2012), Pengertian Berpikir Kreatif Matematis:
http://feryferdiansyah16.blogspot.com/2012/11/berpikirkreatif-matematis.html (Diakses 03 Maret 2014).
Isjoni, H., (2009), Pembelajaran Kooperatif : Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta Didik, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Istarani, (2012),58 Model Pembelajaran Inovatif, Media Persada, Medan.
Kunandar, (2011), Guru Profesional: Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan sukses dalam Sertifikasi Guru, PT Rajagrafindo Persada, Jakarta.
Munandar, Utami, (2009), Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, Rineka Kipta, Jakarta.
Nuh, Mohammad, (2013), Implementasi Kurikulum Pedoman Umum Pembelajaran,Peraturan Pemerintah Nomor 81 A Tahun 2013, Jakarta.
Nurkancana, W., (1986), Evaluasi Pendidikan, Penerbit Usaha Nasional, Surabaya.
Purwaningtyas, Essy, (2012), Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) Ditinjau dari Kreativitas dan Karakter Siswa di SMP Negeri 15 Yogyakarta, Prosiding November 2012.
P4mriunpat, (2011), Kemampuan Berpikir Kreatif http://p4mriunpat.wordpress.com/2011/11/14/kemampuan-berpikir-kreatif-matematik/ (Diakses 03 Maret 2014).
Rumah pena, (2012), Indonesia Tidak Kreatif Setuju?, http://pena.gunadarma.ac.id/indonesia-tidak-kreatif-setuju/ (Diakses 03 Maret).
Sihombing & Ika Sartika, (2013), Telaah Kurikulum (Pendidikan Matematika Sekolah),FMIPA Unimed, Medan.
Sinaga, Bornok, (2013), Buku Siswa Matematika untuk SMP/MTs Kelas VII, Jakarta: Kemendikbud.
Slameto, (2010), Belajar & Faktor-faktor yang Mempengaruhi, Rineka Kipta, Jakarta.
Suprijono, Agus, (2010),Cooperative Learning, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Siswono & Haris, (2006), Menilai Kreativitas Siswa dalam Matematika:http://www.academia.edu/3750521/Menilai_Kreativitas_Sisw a_dalam_Matematika.
ii