• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4 ANALISIS PENDEKATAN DAN KONSEP PERENCANAAN Pusat Rehabilitasi Pasca Stroke di Semarang dengan Pendekatan Healing Environment.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BAB 4 ANALISIS PENDEKATAN DAN KONSEP PERENCANAAN Pusat Rehabilitasi Pasca Stroke di Semarang dengan Pendekatan Healing Environment."

Copied!
70
0
0

Teks penuh

(1)

65

BAB 4

ANALISIS PENDEKATAN DAN KONSEP PERENCANAAN

DAN PERANCANGAN

4.1Analisis dan Konsep Makro

4.1.1 Dasar Pertimbangan Pemilihan Site

Menurut (Dinas Kesehatan Kota Semarang, 2015) dalam Profil

Kesehatan Kota Semarang 2015, Kota yang berjuluk kota lumpia ini

memiliki 26 rumah sakit umum dengan berbagai kelas. Diantara 26 rumah

sakit tersebut, terdapat 9 rumah sakit yang memiliki pelayanan yang cukup

baik bagi pasiennya dan dapat menerima rehabilitasi pasien pasca stroke,

yaitu RSUP Dr. Kariadi, RSU St. Elisabeth, RS Telogorejo, RS Panti Wilasa

Dr. Cipto, RS Panti Wilasa Citarum, RSU Roemani Muhammadiyah, RSI

Sultan Agung, RSUD Tugurejo, dan RSUD Ketileng. Dari ke-9 rumah sakit

tersebut terdapat 3 rumah sakit yang dimiliki pemerintah, diantaranya

adalah RSUP Dr. Kariadi (dimiliki pemerintah pusat), RSUD Tugurejo

(dimiliki Pemerintah Provinsi Jawa Tengah), dan RSUD Ketileng (dimiliki

Pemerintah Kota Semarang). Dari ke-9 rumah sakit tersebut, RSUP Dr.

Kariadi yang memiliki fasilitas lengkap untuk rehabilitasi medik.

Gambar 4.1 Titik Lokasi Rumah Sakit di Semarang

(2)

Berikut adalah tabel mengenai jumlah kasus stroke yang ditangani

oleh kesembilan rumah sakit tersebut:

Tabel 4.1 Kasus Penyakit Stroke di Rumah Sakit Kota Semarang

N o.

Rumah Sakit

Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013

Hemoragi

Sumber: Dinas Kesehatan Kota Semarang

Berdasarkan data yang dikeluarkan Dinas Kesehatan diatas, Rumah

Sakit Umum yang menangani banyak kasus stroke adalah Rumah Sakit

Umum Pusat Kariadi. Dengan demikian, lokasi perencanaan yang akan

dipilih harus berada di sekitar rumah sakit tersebut untuk mengutamakan

kenyamanan dan keselamatan pasien penderita pasca-stroke.

Selain harus dekat dengan RSUP Kariadi, didalam memilih lokasi

Pusat Rehabilitasi Pasca-Stroke juga harus mempertimbangkan beberapa

aspek yaitu:

a. Aspek Pencapaian

Pencapaian lokasi site yang akan dipilih harus memiliki waktu tempuh

(3)

67

b. Aspek Ketenangan

Ketenangan menjadi kunci yang paling utama, karena ketenangan dapat

meningkatkan kenyamanan pasien dalam melakukan proses

rehabilitasi.

c. Aspek Lahan

Pasien pasca-stroke mengalami kemunduran fungsi fisik pada

tubuhnya, oleh karena itu sangat diperlukan lahan dengan tidak

berkontur untuk mendukung kondisi tersebut.

d. Aspek Infrastruktur

Sebuah site yang baik harus memiliki infrastruktur yang memadai

untuk mendukung semua kegiatan yang akan digunakan oleh pengguna

site.

e. Aspek Kondisi Lingkungan

Aspek kondisi lingkungan memegang peranan penting untuk

mempertimbangkan saat lokasi site akan dipilih. Hal ini karena lokasi

yang baik memiliki kondisi lingkungan yang bagus.

f. Aspek Kondisi Jalan

Kondisi jalan juga berkaitan erat dengan pencapaian karena semakin

bagus kondisi jalan yang ada maka semakin bagus pencapaian lokasi

yang diperoleh.

4.1.2 Alternatif Pemilihan Site

Gambar 4.2 Titik Alternatif Site

Sumber: Analisa Penulis, Juli 2016

Didalam menentukan sebuah site pada perencanaan Pusat

(4)

pertimbangan guna untuk mengukur cocok atau tidaknya lokasi yang

dipilih. Berdasarkan lokasi yang masih memiliki lahan kosong, maka

penulis mendapatkan beberapa alternatif lokasi sebagai berikut:

a. Alternatif Site 1

Gambar 4.3 Peta Administrasi Kec. Semarang Barat

Sumber: lokanesia.com, Juli 2016

Alternatif site 1 berada di Kelurahan Ngemplak Simongan,

Kecamatan Semarang Barat. Kelurahan ini memiliki luas 84,370 hektar

dengan kepadatan penduduk berjumlah 158.480 jiwa. Kecamatan Semarang

Barat memiliki 16 kelurahan, diantaranya adalah Kecamatan

Bojongsalaman, Kecamatan Bongsari, Kecamatan Cabean, Kecamatan

Gisikdrono, Kecamatan Gisikdrono, Kecamatan Kalibanteng Kulon,

Kecamatan Kalibanteng Kidul, Kecamatan Karangayu, Kecamatan

Kembangarum, Kecamatan Krapyak, Kecamatan Krobokan, Kecamatan

Manyaran, Kecamatan Ngemplak Simongan, Kecamatan Saaman Mloyo,

Kecamatan Tambakharjo, Kecamatan Tawang Mas dan Tawangsari.

(5)

69

Site yang dipilih ini memiliki luas sekitar 7 hektar. Memilih lokasi

ini sebagai alternatif site karena merupakan lahan kosong yang terdekat

dengan rumah sakit yang menangani kasus stroke. Lokasi site yang dipilih

berbatasan dengan:

Utara : ISTW (PT. Indonesia Steel Tube Works)

Selatan : Perumahan

Barat : Bukit Wahid Regency

Timur : Banjirkanal Barat

Gambar 4.5 Kondisi Lingkungan Alternatif Site 1

Sumber: Dokumentasi Penulis, Juli 2016

Kelebihan :

1. Apek pencapaian menuju RSUP Kariadi 5-7 menit tergantung kondisi

jalan yang ada.

2. Site masih sangat asri karena lokasinya dekat ruang terbuka hijau.

3. Ketenangan lokasi sangat tinggi.

4. Kontur tanah site sangat mendukung karena tidak terlalu banyak.

5. Jalanan terkadang ramai pada jam kerja/ jam kantor.

6. Luas lahannya lumayan luas jadi bisa dikembangkan secara maksimal.

7. View lokasinya cukup mendukung.

Kekurangan:

(6)

2. Berberapa site sekitar mengganggu pengenalan point of intersest site.

3. Dekat dengan pabrik ISTW (PT. Indonesia Steel Tube Works).

2. Alternatif Site 2

Gambar 4.6 Lokasi Site Alternatif 3 Sumber:

https://www.google.co.id/maps/@-6.999831,110.3997264,593m/data=!3m1!1e3?hl=id, Juli 2016

Alternatif lokasi 2 berada di Kelurahan Ngemplak Simongan,

Kecamatan Semarang Barat. Luas site memiliki luas sekitar 48.292,50 m²

atau sekitar 4,8 hektar. Batas lokasi site terdiri dari:

Utara : Perumahan

Selatan : Banjirkanal Barat

Barat : PT. Semarang Makmur dan PT. Pantjatunggal Knitting Mill

Timur : Banjirkanal Barat

Kelebihan :

1. Apek pencapaian menuju RSUP Kariadi 4-6 menit tergantung kondisi

jalan yang ada.

2. Ketenangan lokasi sangat tinggi.

Kekurangan:

1. Lokasi site tidak bisa diakses oleh dua mobil yang berpapasan dan

terletak pada pelosok area perumahan.

2. Site lokasi terlalu banyak memiliki kontur.

3. Site bersebelahan langsung dengan Banjirkanal Barat sehingga perlu

dipertimbangkan apakah sungai tersebut bau atau tidak.

(7)

71

3. Alternatif Site 3

Gambar 4.7 Peta Administrasi Kecamatan Candisari

Sumber: lokanesia.com, Juli 2016

Alternatif site 3 berada di Kelurahan Tegalsari, Kecamatan

Candisari. Kelurahan ini memiliki kepadatan penduduk berjumlah 79.646

jiwa. Kecamatan ini memliki 7 kelurahan yang diantaranya adalah

Kelurahan Candi, Kelurahan Jatingaleh, Kelurahan Jomblang, Kelurahan

Kaliwiru, Kelurahan Karanganyar Gunung, Kelurahan Tegalsari, dan

Kelurahan Wonotingal.

Gambar 4.8 Lokasi Site Alternatif 3 Sumber:

https://www.google.co.id/maps/@-7.0090973,110.4167617,315m/data=!3m1!1e3?hl=id, Juli 2016

Memilih lokasi ini dikarenakan karena juga merupakan lahan

kosong yang terdekat dengan rumah sakit yang menangani kasus stroke.

Lokasi site yang dipilih berbatasan dengan:

Utara : Taman Diponegoro dan Puskesmas Kagok

(8)

Barat : Jalan Sultan Agung

Timur : Perumahan

Gambar 4.9 Kondisi Lingkungan Alternatif 3

Sumber: Dokumentasi Penulis, Juli 2016

Kelebihan :

4. Kondisi lingkungan sangat mendukung dan masih asri.

5. Kondisi site rendah polusi udara.

b. Infrastruktur yang ada pada site sangat cukup yaitu dengan tersedianya

berbagai macam fasilitas umum yang berada di sekitar site.

c. Lokasi dengan dekat dengan RSU Elisabeth Semarang dan Stikes

Elisabeth Semarang, sehingga dapat digunakan sebagai sasaran kedua

pasien jika akan melakukan rehabilitasi setelah RSUP Dr. Kariadi dan

dapat menjadi alternatif tempat magang bagi mahasiswa di Stikes

Elisabeth Semarang.

Kekurangan

1. Lokasi site bersebelahan langsung dengan Jalan Nasional 14 yang

sedikit ramai pada jam tertentu.

2. Aspek pencapaian lokasi site dari RSUP Kariadi sekitar 6-8 menit dan

sedikit melewati titik kemacetan.

3. Lahan pada site sedikit berkontur, kurang begitu cocok untuk pasien

(9)

73

4.1.3 Penilaian Site

Penilaian site berfungsi untuk mencari site yang terbaik dan cocok

digunakan untuk lokasi pembangunan. Pusat Rehabilitasi Pasca-Stroke

harus memiliki kriteria yang tenang, serta pencapaian lokasi dari rumah

sakit yang menangani pasien stroke terbanyak di Kota Semarang sangat

dekat. Aspek yang akan dinilai adalah masalah pencapaian lokasi,

ketenangan, lahan, infrastruktur, kondisi lingkungan, serta kondisi jalan.

Untuk bobot penilaiannya adalah sebagai berikut:

Skor 4 : sangat mendukung

Skor 3 : mendukung

Skor 2 : kurang mendukung

Skor 1 : tidak mendukung

Tabel 4.2 Penilaian Site

Aspek Skor

Alternatif 1

Skor Alternatif 2

Skor Alternatif 3

Pencapaian Lokasi 4 2 3

Ketenangan 4 4 4

Lahan 3 2 4

Infrastruktur 3 3 4

Kondisi Lingkungan 3 2 4

Kondisi Jalan 3 2 4

Total Skor 20 11 23

Sumber: Analisis Penulis, 2016

Berdasarkan tabel penilaian site di atas, dapat disimpulkan bahwa

lokasi yang cocok digunakan untuk merancang Pusat Rehabilitasi

Pasca-Stroke di Kota Semarang adalah lokasi alternatif 3. Hal ini dikarenakan oleh

lokasinya tidak dekat dengan pabrik manapun sehingga sangat mendukung

untuk pemulihan kondisi pasien. Selain itu, dengan merancang bangunan

tersebut disitu dapat merangsang pertumbuhan ekonomi pada masyarakat

(10)

4.1.4 Analisis Site Terpilih

Lokasi site yang dipilih berada di Jalan Sultan Agung, Kelurahan

Tegalsari, Kecamatan Candisari. Kecamatan Candisari jika di RDTRK

(Rencana Detail Tata Ruang dan Kota) termasuk ke dalam bagian Wilayah

Kota II. Kelurahan Tegalsari memiliki luas 88,715 hektar dari luas

keseluruhan daerah administrasi Kota Semarang. Lokasi yang dipilih

berupa tanah kosong dengan luas lahan site sebenarnya sekitar 2,9 hektar

untuk perencanaan perancangan Pusat Rehabilitasi Pasca-Stroke di

Semarang. Lokasi site berada di dekat Taman Diponegoro dan Puskesmas

Kagok.

Jalan Sultan Agung merupakan jalan arteri sekunder, maka KDB

yang ditetapkan untuk pembangunan fasilitas pelayanan umum berupa

fasilitas kesehatan sebesar 60%; bangunan maksimal 7 lantai dengan KLB

4,2; dan GSB sebesar 29 meter (Pemerintah Kota Semarang, 2000 - 2010).

Gambar 4.10 Lokasi Site Perencanaan Sumber:

https://www.google.co.id/maps/@-7.0090973,110.4167617,315m/data=!3m1!1e3?hl=id, Juli 2016

Kondisi pada lokasi site:

a. Dekat dengan fasilitas kesehatan, yaitu RSU ST. Elisabeth dan

Puskesmas Kagok. Selain itu, lokasi site juga dekat dengan instansi

(11)

75

b. Lokasi site masih asri karena tingkat polusi yang ada masih sangat

rendah.

c. Fasilitasi umum dan fasilitas sosial di sekitar lokasi sangat lengkap.

d. Batas-batas lokasi site:

Utara : Taman Diponegoro dan Puskesmas Kagok

Selatan : Perumahan

Barat : Jalan Sultan Agung

Timur : Perumahan

Gambar 4.11 Fasilitas Umum Yang Tersedia di Sekitar Site

(12)

4.1.5 Analisis dan Konsep Pencapaian

Analisis Pencapaian berfungsi untuk mempertimbangkan posisi

main entrance dan exit pada site dengan mengacu kondisi site yang ada,

kondisi jalan (lebar dan keramaian jalan di sekitar site serta arah

kedatangan dan keluar pengunjung).

Analisis:

1. Site tepat berada di lahan kosong yang dekat dengan Puskesmas Kagok

dan Taman Diponegoro.

2. Jalan yang berada di sekitar lalu lintasnya akan sedikit padat (tetapi

tidak sampai macet) pada jam jam kantor seperti jam 08.00 WIB (jam

berangkat kantor) dan jam 16.00 WIB (jam pulang kantor).

3. Jalan yang mengitari Taman Diponegoro merupakan jalan satu arah

(gambar anak panah warna dengan 1 tanda), sedangkan Jalan Sultan

Agung merupakan jalan dua arah (gambar panah warna merah dengan

2 tanda). Untuk panah 2 arah warna kuning merupakan akses menuju

jalan dengan area perkampungan.

Gambar 4.12 Analisis Pencapaian Pada Site

Sumber: Analisis Penulis, Juli 2016

Konsep:

1. Jalan Sultan Agung yang dekat dengan Taman Diponegoro akan

menjadi main entrance site karena posisinya sebagai jalan arteri

(13)

77

2. Memisahkan main entrance dengan exit agar tidak terjadi kemacetan

pada site pada jam – jam kantor.

Gambar 4.13 Konsep Pencapaian Lokasi Pada Site

Sumber: Analisis Penulis, Juli 2016

4.1.6 Analisis dan Konsep View

Analisis view berfungsi untuk mempertimbangkan posisi view pada

bangunan baik jika dilihat dari luar bangunan atau dalam bangunan dengan

mengacu dengan kondisi pemandangan yang ada di sekitar site,

memaksimalkan posisi site yang ada, dan menyelaraskan bangunan

dengan lingkungan serta alam yang ada.

Analisis:

1. View site yang paling baik dari dalam site yaitu ke arah ruang terbuka

hijau atau ke arah Taman Diponegoro.

2. View pada utara site adalah Taman Diponegoro dan Puskesmas Kagok;

di sebelah timur adalah perumahan dan pertokoan; di sebelah selatan

adalah perumahan; dan di sebelah barat adalah Jalan Sultan Agung dan

(14)

Gambar 4.14 Analisis View pada Site

Sumber: Analisis Penulis, Juli 2016

Konsep:

1. View site yang palik baik dari dalam site yaitu ke arah jalan Sultan

Agung yang berada di sebelah barat atau ke arah utara Taman

Diponegoro.

2. Fasad bangunan dan penataan landscaping ditata sedemikian rupa

supaya bisa menjadi view yang bagus jika dilihat dari luar maupun

dalam site.

Gambar 4.15 Konsep View Pada Site

(15)

79

4.1.7 Analisis dan Konsep Orientasi Bangunan

Analisis orientasi bangunan berfungsi untuk menentukan posisi

bangunan dalam site terhadap lingkungan luar, sehingga dapat menjadi

point of view bangunan jika saat dilihat. Untuk mempertimbangkan

orientasi bangunan, maka orientasi bangunan diusahakan menghadap ke

segala arah dan dapat dilihat dari berbagai sisi site.

Analisis:

1. Kondisi site hanya menunjuang pengenalan point of interest site pada

satu sisi saja yaitu pada sisi yang berdekatan dengan Jalan Sultan

Agung.

2. Orientasi bangunan pada site sangat tergantung dengan pola sirkulasi

yang ada di site.

3. Ada bangunan yang mengganggu pengenalan point off interest site ke

luar.

Analisis:

1. Orientasi bangunan diarahkan ke semua sisi yang dapat diliat

pengguna jalan yang ada di dalam site.

2. Orientasi bagunan sebelah barat memiliki potensi yang baik untuk

menjadi pengenal kawasan karena bebas tanpa penghalang.

Gambar 4.16 Analisis dan Konsep Oerintasi Pada SIte

(16)

4.1.8 Analisis dan Konsep Kebisingan

Analisis kebisingan berfungsi untuk mengetahui titik kebisingan

yang terjadi si sekitar site. Nantinya dengan melakukan analisis kebisingan

diharapkan dapat menciptakan pusat rehabilitasi yang sangat nyaman

untuk mendukung semua aktifitas yang ada di dalam gedung.

Analisis:

1. Jalan Sultan Agung termasuk jalan arteri sekunder, walaupun tingkat

kebisingannya lumayan tetapi jika penataan bangunannya tepat tidak

terlalu menjadi masalah.

2. Kondisi selain Jalan Sultan Agung memiliki tingkat kebisingan yang

rendah dan hampir tidak ada karena bersebelahan dengan Puskesmas

Kagok dan perumahan.

Gambar 4.17 Analisis Kebisingan Pada Site

Sumber: Analisis Penulis, Juli 2016

Konsep:

1. Menetralisir kebisingan dengan menanam tanaman yang dapat

mereduksi secara efektif yaitu tanaman yang mempunyai tajuk tebal

dan daun yang rindang seperti tanaman Jati Emas, menanam Bambu

Jepang dan China.

2. Menempatkan tata masa bangunan sesuai dengan tingkat privasinya.

Semakin tinggi privasinya maka akan membutuhkan space yang lebih

(17)

81

Gambar 4.18 Konsep Kebisingan Pada Site

Sumber: Analisis Penulis, Juli 2016

4.1.9 Analisis dan Konsep Zonifikasi

Analisis zonifikasi berfungsi untuk menentukan zona mana saja

yang menmbutuhkan privasi yang tinggi sesuai dengan kebutuhan

kegiatan yang ada. Analisis zonifikasi sangat disarankan untuk

mempertimbangkan jenis kegiatan yang dilakukan pemakaian bangunan

dan memperhatikan hubungan antara pencapaian, kebisingan serta

sirkulasi pada bangunan.

Analisis:

1. Zona publik adalah zona dimana user bisa melakukan semua kegiatan

dengan mengakses seluruh bangunan tanpa dibatasi.

2. Zona semi publik adalah zona dimana user hanya bisa melakukan

kegiatan pada ruangan ruangan tertentu saja.

3. Zona private adalah zona yang hanya bisa diakses oleh staff pengelola

saja untuk melakukan kegiatan kepengurusan terkait dengan

bangunan.

Konsep:

1. Site yang berada dengan dekat Jalan Sultan Agung lebih cocok

(18)

2. Site pada area dalam kawasan sangat cocok untuk zona aktifitas semi

publik dan privat.

Gambar 4.19 Zonifikasi Pada Site

Sumber: Analisis Penulis, Oktober 2016

4.1.10Analisis dan Konsep Sirkulasi

Analisis sirkulasi berfungsi untuk menentukan pola pergerakan

manusia dalam beraktivitas di dalam site. Analisis sirkulasi juga harus

mempertimbangkan kegiatan apa saja yang dilakukan, ruang apa yang

digunakan, serta penataan zona publik, semi publik dan privat.

Analisis:

1. Sirkulasi pengunjung mencapai lokasi site berasal dari Jalan Sultan

Agung yang memiliki 1 arah.

2. Sirkulasi dalam site harus sinkron dengan zonifikasi dalam site

Konsep:

1. Alur sirkulasi di dalam site menggunakan sistem jalur satu arah.

2. Sirkulasi kendaraan di dalam site terhubung dengan area parkir,

entrance, dan exit.

3. Jalur sirkulasi di dalam site diberi petunjuk jalan agar pengunjung

(19)

83

Gambar 4.20 Sirkulasi Pada Site

Sumber: Analisis Penulis, Oktober 2016

4.1.11Analisis dan Konsep Klimatologi

Analisis klimatologi berfungsi untuk mengetahui kondisi iklim yang

ada di lingkungan site. Analisis klimatologi mencakup beberapa analisis,

diantaranya analisis matahari, analisis hujan, dan analisis angin.

a. Analisis Matahari

Analisis:

1. Matahari terbit dari timur menuju barat sehingga bagian timur site

memperoleh manfaat sinar matahari pagi dan bagian barat site

mendapat sinar matahari sore yang kurang baik.

2. Sinar matahari sore dapat mengakumulasi panas pada tembok

bangunan jika tidak mengatasinya dengan benar.

3. Matahari dapat memberikan manfaat jika bisa memanfaatkannya

dengan benar, misalnya dengan pemasangan panel surya (untuk

(20)

Gambar 4.21 Analisa Pergerakan Matahari Pada Site

Sumber: Analisis Penulis, Juli 2016

Konsep:

1. Matahari dapat memberikan manfaat jika bisa memanfaatkannya

dengan benar, misalnya dengan pemasangan panel surya (untuk

penghematan energi).

2. Memanfaatkan orientasi bangunan menghadap timur dan

meminimalkan orientasi bangunan menghadap barat secara

langsung.

3. Memanfaatkan cahaya matahari untuk menghemat penggunaan

lampu di dalam bangunan.

4. Memanfaatkan vegetasi dan pepohonan untuk menghalau sinar

(21)

85

Gambar 4.22 Konsep Pergerakan Matahari Pada Site

Sumber: Analisis Penulis, Juli 2016

b. Analisis Hujan

Analisis:

1. Lokasi site memiliki curah hujan sedang dan terkadang akan

berpotensi terjadinya petir. Tetapi tidak setiap hujan akan

bersamaan dengan munculnya petir.

2. Site bangunan akan mengalami genangan air apabila site tidak

merespon penanggulangan air hujan.

3. Perlunya perlakuan khusus bagi bangunan terhadap hujan untuk

menangkal efek hujan baik secara jangka pendek atau panjang.

Konsep:

1. Resapan air hujan dan saluran selokan air harus dimanfaatkan

sebaik mungkin agar tidak menimbulkan genangan air.

2. Menyediakan penampungan air hujan guna untuk dimanfaatkan

kembali.

3. Mendesain bangunan yang siap untuk menghadapi air hujan dengan

menggunakan cat berkualitas tinggi guna mencegah dinding tidak

cepat rusak/ memudar, menggunakan tristisan untuk mencegah air

tampias masuk ke dalam bangunan, menggunakan trasraam pada

bagian bawah bangunan setinggi 30cm agar air tanah tidak

(22)

Gambar 4.23 Analisis Hujan Pada Site

Sumber: Analisis Penulis, Juli 2016

c. Analisis Angin

Analisis:

1. Angin berhawa sejuk di Indonesia berhembus dari arah barat daya

ke timur laut, sedangkan angin panas berhembus sebaliknya.

Kecepatan angin umumnya rendah.

2. Angin dapat berfungsi untuk mengurangi kelembaban udara dan

suhu tinggi di dalam ruangan.

Gambar 4.24 Analisis Angin Pada Site

Sumber: Analisis Penulis, Juli 2016

Konsep:

1. Membuat bukaan pada bagian selatan atau utara pada bangunan

(23)

87

2. Bukaan yang baik seharusnya juga didesain dengan mengantisipasi

angin kencang yang datang pada saat musim hujan, misalnya

dengan mengaplikasikan sirip-sirip pada bukaan ventilasi.

3. Bentuk bukaan ventilasi dapat disesuaikan dengan lokasi dimana

daerah tersebut dibangun untuk menyesuaikan jumlah angin yang

ada.

4. Menanam vegetasi yang dapat mereduksi datangnya angin panas

sehingga angin panas tidak semuanya masuk ke dalam bangunan.

Gambar 4.25 Konsep Angin pada Site

Sumber: Analisis Penulis, Juli 2016

4.1.12Analisis dan Konsep Topologi

Analisis topologi berfungsi untuk menentukan langkah apa yang

akan ditempuh untuk mendesain suatu desain bangun jika susah

mengetahui kondisi tanah yang pada site.

Analisis:

1. Kondisi tanah pada site tidak memiliki kemiringan tanah sehingga

tidak menyulitkan pembangunan serta mendukung digunakan oleh

pasien pasca-stroke.

Konsep:

1. Sangat diperlukan pengolahan tanah yang seefektif mungkin.

2. Apabila memiliki tanah yang berkontur dapat menggunakan metode

(24)

4.2Analisis dan Konsep Mikro

4.2.1 Analisis Ruang

Analisis ruang berfungsi untuk menentukan siapa saja user yang

menggunakan bangunan tersebut, kegiatan apa saja yang dilakukan pada

kawasan tersebut, serta ruang apa saja yang dibutuhkan untuk mendukung

aktivitas yang ada, dan berapa luasan bangunan yang akan dirancang

nantinya.

4.2.2.1Analisis Pola Kegiatan Pelaku

Analisis pola kegiatan pelaku berfungsi untuk menganalisis siapa

pelaku/ user yang menggunakan kawasan tersebut serta pola kegiatan apa

yang terjadi di bangunan tersebut. Berikut adalah penjabarannya:

1. Pengelola

Pengelola adalah pihak yang mengelola atau mengurus

manajemen pusat rehabilitasi pasca-stroke serta memberikan

pengawasan terhadap pelayanan yang diberikan pusat rehabilitasi ini

kepada pasien atau pengunjung. Pengelola di dalam pusat rehabilitasi

ini adalah sebagai berikut:

a. Direktur Utama

Direktur Utama bertugas untuk bertanggung jawab terhadap semua

aktivitas yang dilakukan oleh semua staff yang ada.

b. Direktur Medis & Keperawatan

Direktur Medis & Keperawatan bertugas untuk melaporkan semua

kegiatan yang dibawahinya kepada Direktur Utama. Pengelola ini

akan bertanggung jawab mengawasi:

1. Kepala Bidang Pelayanan Medis akan bertugas dengan Seksi

Pelayanan Medis Rawat Jalan dan Seksi Pelayanan Medis Rawat

Inap.

2. Kepala Bidang Pelayanan Keperawatan akan bertugas dengan

Seksi Pelayanan Keperawatan Rawat Jalan dan Seksi Pelayanan

(25)

89

3. Kepala Bidang Penunjang Medis akan bertugas bersama Seksi

Sarana Medis, Seksi Sarana Non Medis, dan Seksi Pembekalan

Farmasi.

c. Direktur SDM

Direktur SDM bertugas untuk melaporkan semua kegiatan yang

dibawahinya kepada Direktur Utama dan bertugas mengawasi:

1. Kepala Bagian Sumber Daya Manusia akan bertugas dengan

Subbagian Administrasi Kepegawaian, Subbagian

Pengembangan SDM, dan Subbagian Pembinaan &

Kesejahteraan Pegawai.

d. Direktur Keuangan

Direktur Keuangan bertugas untuk melaporkan semua kegiatan yang

dibawahinya kepada Direktur Utama. Selain itu, Direktur Keuangan

juga bertugas mengawasi:

1. Kepala Bagian Perencanaan & Evaluasi Anggaran akan bertugas

bersama Subbagian Penyusunan Anggaran dan Subbagian

Evaluasi Anggaran.

2. Kepala Bagian Perbendaharaan & Mobilisasi Dana akan

bertugas bersama Subbagian Mobilisasi Dana dan Subbagian

Perbendaharaan.

3. Kepala Bagian Akutansi & Verfikasi akan bertugas bersama

Subbagian Akutansi Keuangan & Verifikasi dan Subbagian

Akutansi Manajemen.

e. Direktur Umum & Operasional

Direktur Umum & Operasional bertugas untuk melaporkan semua

kegiatan yang dibawahinya kepada Direktur Utama dan bertugas

mengawasi:

1. Kepala Bagian Umum akan bertugas bersama dengan Subbagian

(26)

2. Kepala Bagian Perencanaan & Evaluasi akan bertugas bersama

dengan Subbagian Perencanaan dan Subbagian Evaluasi dan

Pelaporan.

3. Kepala Bagian Hukum, Humas & Pemasaran akan bertugas

bersama dengan Subbagian Hukum dan Subbagian Humas &

Pemasaran.

Gambar 4.26 Diagram Pola Kegiatan Pengelola

Sumber: Analisis Penulis, Juli 2016

Tabel 4.3 Analisis Kebutuhan Ruang Berdasarkan Pelaku (Pengelola)

Kelompok Pelaku

Kegiatan Kebutuhan Ruang

Zona Pengelola Parkir Mobil Private

Motor Private Bekerja Kantor Private Rapat Ruang Rapat Private Sholat Masjid Publik Belanja Minimarket Publik MCK Lavatory Semi

Publik Menemui

Tamu

Ruang Tamu Semi Publik Makan Kantin Semi

Publik Sumber: Analisis Penulis, Juli 2016

2. Karyawan

Karyawan bertugas untuk melakukan semua pekerjaannya

(27)

91

Karyawan yang bertugas di pusat rehabilitasi pasca-stroke ada 2 macam

yaitu:

a. Karyawan Medis

Karyawan medis bertugas untuk melakukan pekerjaan yang

berhubungan dengan hal medis. Karyawan medis yang ada di Pusat

Rehabilitasi Pasca-Stroke ini adalah:

1. Neurologist (ahli saraf)

2. Neuro psikolog

3. Psikiater

4. Perawat rehabilitasi

5. Terapis fisik

6. Terapis pekerjaan/ okupasional

7. Ahli bicara dan wacana

8. Ahli diet

b. Karyawan Non Medis

Karyawan non medis bertugas untuk melakukan pekerjaan yang

berhubungan dengan hal non medis. Karyawan non medis yang ada

di Pusat Rehabilitasi Pasca-Stroke ini adalah:

1. Terapis untuk rekreasi

2. Customer Service

3. Administrasi

4. Cleaning service

5. Satpam

(28)

Gambar 4.27 Diagram Pola Kegiatan Karyawan

Sumber: Analisis Penulis, Juli 2016

Tabel 4.4 Analisis Kebutuhan Ruang Berdasarkan Pelaku (Karyawan)

Kelompok

Pelaku Kegiatan

Kebutuhan

Ruang Zona

Karyawan Medis

Parkir Mobil Private

Motor Private

Bekerja Kantor Karyawan Private

Rapat Ruang Rapat Private

Terapi Okupasi Ruang Okupasi Semi Publik Terapi Wicara Ruang Wicara Semi

Publik Terapi Fisioterapi Ruang Fisioterapi Semi

Publik Rehabilitasi Klinis Ruang Rehabilitasi

Klinis

Semi Publik Hidroterapi Ruang Hidroterapi Semi

Publik

Dapur Private

Konsultasi Ruang Konsultasi Semi Publik

MCK Lavatory Semi

Publik

Makan Kantin Semi

Publik

Sholat Masjid Publik

Berbelanja Minimarket Publik Mengambil Uang ATM Center Publik Karyawan

Non Medis

Parkir Mobil Private

Motor Private

(29)

93

Kelompok

Pelaku Kegiatan

Kebutuhan

Ruang Zona

Teknikal Ruang Teknisi Private

Ruang Mechanical Electrical

Private

Cleaning Service Ruang Janitor Private

Membakar Sampah (Medis/tidak)

Ruang Incinerator Private

Menyimpan Peralatan

Gudang Umum Private

Menyimpan Barang Loker Karyawan Private

Ruang Administrasi Administration Semi Publik Menjaga Keamanan Pos Keamanan Semi

Publik

Makan Kantin Semi

Publik Customer Sevice Receptionist Publik

Berbelanja Minimarket Publik Mengambil Uang ATM Center Publik

Sumber: Analisis Penulis, Juli 2016

3. Pasien/Penderita Pasca-stroke

Penderita pasca-stroke adalah penderita yang mengalami kecacatan

fisik setelah terkena penyakit stroke.

(30)

Tabel 4.5 Analisis Kebutuhan Ruang Berdasarkan Pelaku (Pasien Pasca-Stroke)

Kelompok

Pelaku Kegiatan

Kebutuhan

Customer Sevice Receptionist Publik Berbelanja Minimarket Publik Mengambil Uang ATM Center Publik Administrasi Ruang Administrasi Semi

Publik Rawat Inap Paviliun Rawat Inap Semi

Publik Rawat Jalan Ruang Rawat Jalan Semi

Publik

Membeli Obat Apotik Semi

Publik

Rekreasi Taman Semi

Publik Mengambil uang ATM Center Semi

Publik

Refreshing Gazebo Semi

Publik Terapi Okupasi Ruang Okupasi Semi

Publik Terapi Wicara Ruang Wicara Semi

Publik Terapi Fisioterapi Ruang Fisioterapi Semi

Publik Hidroterapi Ruang Hidroterapi Semi

Publik Sumber: Analisis Penulis, Juli 2016

4. Pengunjung

Pengunjung adalah orang yang akan menjenguk pasien atau melakukan

(31)

95

Gambar 4.29 Diagram Pola Kegiatan Pegunjung

Sumber: Analisis Penulis, Juli 2016

Tabel 4.6 Analisis Kebutuhan Ruang Berdasarkan Pelaku (Pengunjung)

Kelompok

Pelaku Kegiatan

Kebutuhan

Ruang Zona

Pengunjung

Parkir Mobil Publik

Motor Publik Customer Sevice Receptionist Publik

Menunggu jam jenguk

Ruang Tunggu Publik Mengantar Pasien Ruang Tunggu Publik

Edukasi Education Center

Publik Mengambil uang ATM Center Publik

Berbelanja Minimarket Semi Publik Membeli Obat Apotik Semi Publik

Sumber: Analisis Penulis, Juli 2016

4.2.2.2Analisis Perhitungan Besaran Ruang

a. Dasar Perhitungan Besaran Ruang

Tujuan dari perhitungan besaran ruang adalah untuk

mendapatkan besaran ruang yang sesuai dengan kebutuhan user. Dasar

pertimbangannya diperoleh dari:

1. Kapasitas ruang yang dipakai

2. Jenis kegiatan yang dilakukan oleh user bangunan

3. Flow/ ruang gerak dari user

4. Standart luasan unit fungsi yang ditentukan oleh (Neufert, 2002)

dan (Kementrian Kesehatan RI, 2012)

(32)

1. EN : Ernest Neufert, Data Arsitek

2. MENKES : Kemenkes RI, Pedoman – Pedoman Teknis

Bangunan dan Prasarana Rumah Sakit.

3. SB : Studi Banding

4. AS : Asumsi Penulis

b. Perhitungan Besaran Ruang

Berikut adalah analisis besaran ruang berdasarkan kelompok

bangunan yang ada di Pusat Rehabilitasi Pasca-Stroke:

(33)
(34)

Kelompok

Total Keseluruhan 1185,499

Flow= 30% dari total keseluruhan 355,6497 Sub Total Care Center (belum termasuk parkir) 1541,148

7

Publik Parkir Mobil

Total Keseluruhan 592,5

Flow= 100% dari total keseluruhan 1185 Sub Total Care Center (hanya parkir) 1777,5

Sub Total Care Center 3318,648

7 Sumber: Analisis Penulis, Juli 2016

(35)
(36)

Kelompok

Total Keseluruhan 1789,08

Flow= 30% dari total keseluruhan 536,724

Sub Total Staff Headquarter 2325,80

4 Sumber: Analisis Penulis, Juli 2016

Untuk menentukan jumlah tempat tidur pada paviliun rawat inap pusat

rehabilitasi pasca-stroke, penulis menggunakan data jumlah tempat tidur

(37)

101

Kesehatan Republik Indonesia Nomor 340/MENKES/PER/III/2010

tentang klasifikasi rumah sakit. Berdasarkan peraturan tersebut, rumah

sakit rehabilitasi medik termasuk ke dalam rumah sakit khusus yang

nantinya terbagi menjadi 3 kelas, yaitu kelas A, B, atau C.

Tabel 4.9 Jumlah Tempat Tidur Rumah Sakit Rehabilitasi Medik Jenis Saran

Sumber: Permenkes RI Nomor 340/MENKES/PER/III/2010 tentang klasifikasi rumah sakit

Karena pusat rehabilitasi pasca stroke (hanya menangani pasien dengan

kasus pasca stroke) sedikit berbeda dengan rumah sakit rehabilitasi

medik (tidak hanya menangani pasien dengan kasus pasca stroke), maka

kelas yang dipilih adalah kelas c. Maka dengan dengan hasil tersebut,

penulis memilih 30 tempat tidur untuk paviliun rawat inap pada pusat

rehabilitasi pasca-stroke di Semarang.

Tabel 4.10 Analisis Kebutuhan Ruang Berdasarkan Bangunan Paviliun Rawat Inap

(38)
(39)

103

Total Keseluruhan 2653,68

Flow= 30% dari total keseluruhan 796,104 Sub Total Paviliun Rawat Inap 3449,78

4 Sumber: Analisis Penulis, Juli 2016

Tabel 4.11 Analisis Kebutuhan Ruang Berdasarkan Bangunan Minimarket & Ed. Center

(40)

Kelompok

Total Keseluruhan 954,45

Flow= 30% dari total keseluruhan 286,335 Sub Total Minimarket & Ed. Center 1240,78

5 Sumber: Analisis Penulis, Juli 2016

Tabel 4.12 Analisis Kebutuhan Ruang Berdasarkan Bangunan Masjid

Kelompo

Total Keseluruhan 236,54

Flow= 30% dari total keseluruhan 70,962

Sub Total Masjid 307,50

(41)

105

Tabel 4.13 Analisis Kebutuhan Ruang Berdasarkan Bangunan Power House

Kelompo

Total Keseluruhan 168

Flow= 30% dari total keseluruhan 50,4

Sub Total ME 218,4

Sumber: Analisis Penulis, Juli 2016

Tabel 4.14 Analisis Kebutuhan Ruang Berdasarkan Bangunan Parkir Mobil Operasional

Kelompok

Sumber Jumlah Ruang

Total Keseluruhan 171

Flow= 30% dari total keseluruhan 51,3 Sub Total Parkir Mobil Operasional 222,3

Sumber: Analisis Penulis, Juli 2016

Tabel 4.15 Analisis Kebutuhan Ruang Berdasarkan Bangunan Gedung Parkir

Kelompo

Parkir Publik

Mobil

Total Keseluruhan 930

(42)

Gedung

Total Keseluruhan 69

Flow= 30% dari total keseluruhan 20,7 Sub Total Gedung Parkir (Ruang MDP,dan Genset) 89,7

Sub Total Gedung Parkir 2879,

7 Sumber: Analisis Penulis, Juli 2016

Rekapitulasi besaran ruang menurut jenis kelompok bangunan adalah sebagai

berikut:

1. Care Center : 3318,6487m2

2. Staff Headquarter : 2.325,804 m2

3. Paviliun Rawat Inap : 3.449,784 m2

4. Minimarket & Ed Center : 1240,785 m2

5. Masjid : 307,502 m2

6. Power House : 218,4 m2

7. Mobil Operasional :222,3 m2

8. Gedung Parkir : 2.879,7m2

Berdasarkan jumlah rekapitulasi besaran ruangan tersebut, maka:

Subtotal : 13.560,887 m2

Sirkulasi 15% : 2.034,13305 m2

Total : 15.595,02 m2

Perhitungan parkir pada pusat rehabilitasi juga mencakup parkir untuk pengunjung

yang akan datang ke tempat tersebut. Standar luasan parkir kendaraan menurut

jenisnya sebagai berikut:

1. Sepeda motor : 0,75 m x 2,25 m = 1,6875 m2 untuk 2 orang

2. Bus besar : 13,25 m x 3,5 m = 46,375 m2 untuk 50 orang

Tabel 4.16 Analisis Kebutuhan Ruang Berdasarkan Parkir Pengunjung

Jenis

Subtotal 193,125

(43)

107

Total 579,375

Sumber: Analisis Penulis, Juli 2016

Berdasarkan (Pemerintah Kota Semarang, 2000 - 2010) KDB maksimal pada Jalan

Sultan Agung jika akan dibangun fasilitas kesehatan adalah 60 %. Maka dapat

dihitung:

Luas lahan x 60% = 29.000 x 60%

= 17.400 m2

KDH minimum

Luas Lahan x 40% = 29.000 x 40%

= 11.600 m2

Luas tapak yang terbangun:

1. Care Center = 3.318,6487 m2 : 4 lantai = 829,66 m2 2. Staff Headquarter = 2.325,804 m2 : 2 lantai = 1162,902 m2

3. Paviliun Rawat Inap = 3.449,784 m2 : 3 lantai = 1149,928 m2

4. Minimarket & Ed. Center = 1240,785 m2 : 3 lantai = 413,595 m2

5. Masjid = 307,502 m2 : 1 lantai = 307,502 m2

6. Power House = 218,4 m2 : 1 lantai = 218,4 m2

7. Mobil Operasional = 222,3 m2 : 1 lantai = 222,3 m2

8. Gedung Parkir = 2.879,7 m2 : 2 lantai = 1439,85 m2

9. Parkir Pengunjung = 579,375m2 : 1 lantai = 579,375m2

Jumlah Total tapak yang digunakan = 6.323,512 m2

RTH pada site = Lahan – Total tapak yang digunakan

= 29.000 m2 - 6.323,512 m2

= 22.676,48 m2

Berdasarkan penilaian di atas, dapat disimpulkan bahwa pembangunan

pusat rehabilitasi pasca-stroke pada lahan di Jalan Sultan Agung tidak

melanggar Peraturan Daerah Kota Semarang karena telah memenuhi KDB

(44)

4.2.2 Analisis dan Konsep Massa

4.2.2.1Analisis Massa Bangunan

Bangunan pada pusat rehabilitasi merupakan bangunan majemuk

karena perbadaan fungsi dan kegiatan penggunanya sehingga aktifitas dapat

berlangsung secara bersama-sama.

a. Dasar Pertimbangan

1. Menyesuaikan pola tatanan massa terhadap bentuk site.

2. Kenyamanan sirkulasi memperngaruhi bentuk dan penataan

bangunan.

3. Keselarasan antar bangunan sangat diperlukan untuk mendapatkan

keharmonisan bentuk.

b. Alternatif Bentuk Dasar

Bentuk dasar suatu massa bangunan dapat mengadopsi bentuk

bentuk geometri yang masing masingnya memiliki karakter yang

berbeda.

Tabel 4.17 Bentuk Dasar Geometri

Bentuk Dasar Karakter

Lingkaran

Bentuk dasar yang memiliki perwujudan dengan sisi yang tak terhingga.

Segitiga

Bentuk yang memiliki karakteristik menonjol pada satu titik.

Persegi

Bentuk yang memiliki karakter identik yang netral dan statis.

Sumber: Analisis Penulis, Juli 2016

c. Pemilihan Bentuk Dasar

Bentuk dasar yang dipilih untuk bentuk massa bangunan pada

(45)

109

4.2.2.2Pendekatan Tatanan Massa

a. Pertimbangan:

1. Menyesuaikan pola tatanan massa terhadap bentuk site.

2. Kenyamanan sirkulasi memperngaruhi bentuk dan penataan

bangunan.

3. Keselarasan antar bangunan sangat diperlukan untuk

menadapatkan keharmonisan bentuk.

b. Pola Tatanan Massa

Gambar 4.30 Pola Tatanan Massa

Sumber: (Ching, 2007)

c. Pemilihan Tatanan Massa

Pusat rehabilitasi pasca-stroke ini nantinya akan menggunakan

pola radial karena bentuknya lebih fleksibel terhadap kondisi tapak

bangunan yang ada.

4.2.3 Analisis dan Konsep Tampilan Arsitektur

4.2.3.1Konsep Eksterior Pusat Rehabilitasi Pasca-Stroke

Konsep tampilan eksterior pusat rehabilitasi pasca-stroke yang akan

(46)

thesis dari (Ma'rufinanto, 2016) berikut adalah beberapa pengertian

arsitektur kontemporer dari beberapa ahli:

1. Y. Sumalyo, Arsitektur Modern Akhir Abad XIX dan Abad XX (1996) menjelaskan bahwa “Kontemporer adalah bentuk-bentuk aliran arsitektur yang tidak dapat dikelompokkan dalam suatu aliran arsitektur atau sebaliknya berbagai arsitektur tercakup di dalamnya.” 2. L. Hilberseimer, Contemporary Architects 2 (1964), menjelaskan

bahwa “Arsitektur kontemporer adalah suatu gaya aliran arsitektur pada zamannya yang mencirikan kebebasan berekspresi, keinginan

untuk menampilkan sesuatu yang berbeda, dan merupakan sebuah

aliran baru atau penggabungan dari beberapa aliran arsitektur.

Arsitektur kontemporer mulai muncul sejak tahun 1789 namun baru berkembang pada abad 20 dan 21 setelah perang dunia.”

Berdasarkan pengertian dari beberapa ahli tersebut, dapat disimpulkan

bahwa arsitektur kontemporer adalah:

1. Bentuk dari bangunan bebas (ekspresif)

2. Sangat mencirikan kekinian, baik secara bangunan, teknologi,

struktur, maupun material yang akan digunakan.

3. Stylenya kontras dengan lingkungan yang ada di sekitar.

4. Tidak biasa namun tetap harmonis.

Berikut adalah beberapa bangunan yang akan dirancang dalam pusat

rehabilitasi pasca stroke:

a. Care Center

Bangunan Care Center pada pusat rehabilitasi ini berfungsi

untuk melakukan administrasi rehabilitasi dan melakukan rehabilitasi

selama dalam masa perawatan. Masa bangunan ini dapat digunakan

semua user yang ada pada pusat rehabilitasi ini tergantung dengan

zoningnya. Posisi banguan ini akan diletakkan berdekatan dengan zona

parkir agar lebih memudahkan untuk membawa pasien menjalani

perawatan rehabilitasi. Bangunan rehabilitasi ini nantinya akan

(47)

111

mempunyai kesan dapat memberikan kesehatan bagi pasien

pasca-stroke.

Konsep tampilan yang akan digunakan pada bangunan Care

Center adalah kontemporer dengan memakai banyak bukaan untuk

menangkap cahaya yang masuk ke dalam bangunan demi menghemat

energi yang ada. Dengan adanya banyak bukaan pada Care Center yang

viewnya mengarah pada taman dapat merangsang pemulihan kondisi

pasien secara maksimal.

Gambar 4.31 Konsep Fasad yang Akan Digunakan Care Center Sumber:Analisis Penulis, Oktober 2016

Tabel 4.18 Konsep Material Eksterior Care Center Elemen

Arsitektur

Alternatif

Material Karakter

Atap Zincalum Rapi, mudah dipasang

Dinding Bata Pemasangan mudah, ringan, kuat dan cepat Kaca Pemasangan mudah, terlihat menarik, luas,

dan bersih

Fisnishing Cat Pengerjaan sangat mudah, dan tidak perlu mengganti komponen bangunan yang lain

saat rusak, dan paling murah Finishing ACP Modern, menarik, dan pemasangan mudah. Lantai Marmer Menarik, terkesan bersih, luas, dan elegan

Parquett Kayu Suasana hangat sangat cocok untuk terapi dan pemasangan mudah

Keramik Pemasangan mudah, paling murah Sumber: Analisis Penulis, Juli 2016

b. Staff Headquarter

Bangunan Staff Headquarter berfungsi untuk menampung

semua kegiatan dari pada pengelola dan karyawan yang ada. Bangunan

(48)

Konsep tampilan eksterior yang ada pada Staff Headquarter

adalah kontemporer dengan memanfaatkan material bangunan yang

kekinian. Staff Headquarter akan dirancang dengan menonjolkan

strukturnya untuk membuat tampilan berkesan gagah dengan harapan

staff yang ada di pusat rehabilitasi pasca stroke dapat menjaga dan

memulihkan kondisi pasien yang ada.

Gambar 4.32 Konsep Fasad Yang Akan Digunakan Pada Staff Headquarter

Sumber: Analisis Penulis, Oktober 2016

Tabel 4.19 Konsep Material Eksterior Staff Headquarter

Elemen Arsitektur

Alternatif

Material Karakter

Atap Genteng Beton Rapi, mudah dibersihkan

Dinding

Bata Pemasangan mudah, ringan, kuat dan cepat Kaca Pemasangan mudah, terlihat menarik, luas,

dan bersih

Fisnishing Cat Pengerjaan sangat mudah, dan tidak perlu mengganti komponen bangunan yang lain

saat rusak, dan paling murah Finishing ACP Modern, menarik, dan pemasangan mudah. Lantai Marmer Menarik, terkesan bersih, luas, dan elegan

Parquett Kayu Suasana hangat sangat cocok untuk terapi dan pemasangan mudah

Keramik Pemasangan mudah, paling murah Sumber: Analisis Penulis, Juli 2016

c. Paviliun Rawat Inap

Paviliun rawat inap pada pusat rehabilitasi pasca stroke ini

dirancang untuk melayani pasien rawat inap baik dari dalam kota

(49)

113

Pusat rehabilitasi ini memang hanya mengkhususkan merawat

pasien guna melakukan kegiatan rehabilitasi secara intensive. Konsep

yang digunakan untuk merancang paviliun rawat inap adalah

kontemporer dengan banyak bukaan yang mengarahkan view pada

taman yang dikhususkan bagi pasien rawat inap. Hal ini dilakukan

untuk mencegah pasien yang melakukan rawat inap merasa bosan

dalam menjalankan rehabilitasinya.

Gambar 4.33 Konsep Fasad Yang Akan Digunakan Pada Paviliun Rawat Inap

Sumber: Analisis Penulis, Oktober 2016

Tabel 4.20 Konsep Material Eksterior Paviliun Rawat Inap

Elemen Arsitektur

Alternatif

Material Karakter

Atap Genteng Beton Rapi, mudah dibersihkan Dinding Bata Pemasangan mudah, ringan, kuat dan

cepat

Kaca Pemasangan mudah, terlihat menarik, luas, dan bersih

Fisnishing Cat Pengerjaan sangat mudah, dan tidak perlu mengganti komponen bangunan yang lain saat rusak, dan

paling murah

Finishing ACP Modern, menarik, dan pemasangan mudah.

Lantai Marmer Menarik, terkesan bersih, luas, dan elegan

Parquett Kayu Suasana hangat sangat cocok untuk terapi dan pemasangan mudah Keramik Pemasangan mudah, paling murah

(50)

d. Minimarket & Ed. Center

Minimarket & Ed. Center adalah salah satu fasilitas penunjang

yang ditujukan untuk karyawan dan pengunjung yang ada. Minimarket

dan Cafe yang ada pada bangunan ini nantinya dapat buka 24 jam

sehingga dapat memenuhi kebutuhan karyawan, pengunjung dan pasien

selama 24 jam.

Minimarket dan Cafe pada pusat rehabilitasi menggunakan

konsep kontemporer dengan memanfaatkan penggunaan material yang

kekinian untuk menghindari desain menggunakan material yang

monoton.

Gambar 4.34 Konsep Fasad Yang Akan Digunakan pada Minimarket Dan Cafe

Sumber: Analisis Penulis , Oktober 2016

Tabel 4.21 Konsep Material Eksterior Minimarket dan Cafe

Elemen Arsitektur

Alternatif

Material Karakter

Atap Dak Rapi, mudah dibersihkan

Genteng Beton

Kuat, rapi, dan mudah dibersihkan Dinding Bata Pemasangan mudah, ringan, kuat dan cepat

Kaca Pemasangan mudah, terlihat menarik, luas, dan bersih Fisnishing

Cat

Pengerjaan sangat mudah, dan tidak perlu mengganti komponen bangunan yang lain saat rusak, dan paling

murah Finishing

ACP

Modern, menarik, dan pemasangan mudah. Lantai Marmer Menarik, terkesan bersih, luas, dan elegan

Parquett Kayu

Suasana hangat sangat cocok untuk terapi dan pemasangan mudah

(51)

115

e. Masjid

Masjid adalah salah satu bangunan penunjang yang berfungsi

untuk beribadah. Masjid ini nantinya akan digunakan para karyawan

jika ingin shalat sambil menikmati waktu istirahat.

Konsep tampilan yang digunakan untuk merancang masjid

adalah kontemporer dengan sedikit memasukkan ornamen Islami guna

untuk menambah atmosfer kekhusyukan karyawan dan staff dalam

shalat.

Gambar 4.35 Konsep Fasad Yang Akan Digunakan Pada Masjid

Sumber: Analisis Penulis, 26 Juli 2016

Tabel 4.22 Konsep Material Eksterior Masjid

Elemen Arsitektur

Alternatif

Material Karakter

Atap Kubah Tahan cuaca, praktis dalam pemasangan, awet, dan ringan Dak Rapi, mudah dibersihkan Genteng Beton Kuat, rapi, dan mudah dibersihkan Dinding Bata Pemasangan mudah, ringan, kuat dan

cepat

Kaca Pemasangan mudah, terlihat menarik, luas, dan bersih

Fisnishing Cat Pengerjaan sangat mudah, dan tidak perlu mengganti komponen bangunan yang lain saat rusak, dan

paling murah

Finishing ACP Modern, menarik, dan pemasangan mudah.

Lantai Marmer Menarik, terkesan bersih, luas, dan elegan

(52)

f. Gedung Parkir

Gambar 4.36 Konsep Fasad Yang Akan Digunakan pada Education Center

Sumber: Analisis Penulis, Oktober 2016

Tabel 4.23 Konsep Material Eksterior Education Center Elemen

Arsitektur

Alternatif

Material Karakter

Atap Dak Rapi, mudah dibersihkan

Dinding Bata Pemasangan mudah, ringan, kuat dan cepat

Kaca Pemasangan mudah, terlihat menarik, luas, dan bersih

Fisnishing Cat Pengerjaan sangat mudah, dan tidak perlu mengganti komponen bangunan yang lain

saat rusak, dan paling murah Lantai Marmer Menarik, terkesan bersih, luas, dan elegan

Parquett Kayu Suasana hangat sangat cocok untuk terapi dan pemasangan mudah

Keramik Pemasangan mudah, paling murah Sumber: Analisis Penulis, Juli 2016

4.2.3.2Konsep Interior Pusat Rehabilitasi Pasca-Stroke

a. Care Center

Konsep interior Care Center adalah modern. Interior

menggunakan warna warna pastel alam yang membuat segar sehingga

(53)

117

Gambar 4.37 Konsep Interior Yang Akan DIgunakan Pada Hall

Care Center

Sumber:http://www.hospitalmanagement.net/projects/st_vincents/st_vincent s1.html, 26 Juli 2016

Tabel 4.24 Konsep Material Interior Care Center Elemen

Arsitektur

Alternatif

Material Karakter

Atap Plafond Rapi, mudah dibersihkan

Skylight Memberikan kesan terang, sehingga sedikit menyilaukan Dinding Bata Pemasangan mudah, ringan, kuat dan cepat

Kaca Pemasangan mudah, terlihat menarik, luas, dan bersih Fisnishing

Cat

Pengerjaan sangat mudah, dan tidak perlu mengganti komponen bangunan yang lain saat rusak, dan paling

murah Finishing

ACP

Modern, menarik, dan pemasangan mudah.

Lantai Marmer Menarik, terkesan bersih, luas, dan elegan Parquett

Kayu

Suasana hangat sangat cocok untuk terapi dan pemasangan mudah

Keramik Pemasangan mudah, paling murah

Sumber: Analisis Penulis, Juli 2016

b. Staff Headquarter

Staff Headquarter adalah kantor pusat bagi para karyawan, disini

semua karyawan bisa beraktifitas didalamnya. Bila ada pergantian jaga

shift, para karyawan bisa melakukan tidur bergantian di ruang yang

(54)

Gambar 4.38 Konsep Interior Yang Akan Digunakan Pada

Staff Headquarter

Sumber: http://www.arissaifulloh.com/2015/07/desain-interior-kantor.html, 26 Juli 2016

Tabel 4.25 Konsep Material Interior Staff Headquarter Elemen

Arsitektur

Alternatif

Material Karakter

Atap Plafond Rapi, mudah dibersihkan

Dinding Bata Pemasangan mudah, ringan, kuat dan cepat Kaca Pemasangan mudah, terlihat menarik, luas, dan bersih Fisnishing

Cat

Pengerjaan sangat mudah, dan tidak perlu mengganti komponen bangunan yang lain saat rusak, dan paling

murah Finishing

ACP

Modern, menarik, dan pemasangan mudah.

Lantai Marmer Menarik, terkesan bersih, luas, dan elegan Karpet Suasana hangat sangat cocok dan pemasangan mudah

Keramik Pemasangan mudah, paling murah

Sumber: Analisis Penulis, Juli 2016

c. Pavliviun Rawat Inap

Interior rawat inap sangat penting bagi kesembuhan pasien

karena melalui interior kita bise merasakan kenyaman batin, sehingga

dapat mempercepat proses kesembuhan. Penggunaan material warna

juga sangat berperan penting dalam memaikan perasaan pasien, oleh

karena itu warna warna coklat sangat cocok bagi pasien. Coklat bisa

(55)

119

Gambar 4.39 Konsep Interior Yang Akan Digunakan Pada Kelas VIP

Sumber: http://www.rs-premierjatinegara.com/images/IMG_0334%20-%20vip.jpg , 26 Juli 2016

Tabel 4.26 Konsep Material Interior Paviliun Rawat Inap

Elemen Arsitektur

Alternatif

Material Karakter

Atap Plafond Rapi, mudah dibersihkan

Dinding Bata Pemasangan mudah, ringan, kuat dan cepat Kaca Pemasangan mudah, terlihat menarik, luas, dan bersih Fisnishing

Cat

Pengerjaan sangat mudah, dan tidak perlu mengganti komponen bangunan yang lain saat rusak, dan paling

murah Finishing

ACP

Modern, menarik, dan pemasangan mudah. Lantai Marmer Menarik, terkesan bersih, luas, dan elegan

Keramik Pemasangan mudah, paling murah Sumber: Analisis Penulis, Juli 2016

d. Minimarket dan Cafe

Gambar 4.40 Konsep Interior Yang Akan Digunakan Pada Minimarket Dan Cafe

(56)

Tabel 4.27 Konsep Material Interior Minimarket dan Cafe

Elemen Arsitektur

Alternatif

Material Karakter

Atap Plafond Rapi, mudah dibersihkan

Dinding Bata Pemasangan mudah, ringan, kuat dan cepat Kaca Pemasangan mudah, terlihat menarik, luas, dan bersih Fisnishing

Cat

Pengerjaan sangat mudah, dan tidak perlu mengganti komponen bangunan yang lain saat rusak, dan paling

murah Finishing

ACP

Modern, menarik, dan pemasangan mudah. Lantai Marmer Menarik, terkesan bersih, luas, dan elegan

Keramik Pemasangan mudah, paling murah

Sumber: Analisis Penulis, Juli 2016

e. Masjid

Gambar 4.41 Konsep Interior Yang Akan Digunakan Pada Masjid

Sumber: http://majalahasri.com/masjid-baiturrahman-ciputat-yang-bergaya-desain-kontemporer/, 26 Juli 2016

Tabel 4.28 Konsep Material Interior Minimarket dan Cafe

Elemen Arsitektur

Alternatif

Material Karakter

Atap Plafond dengan ornamen

Rapi, terkesan Islami

Dinding Bata Pemasangan mudah, ringan, kuat dan cepat Kaca Pemasangan mudah, terlihat menarik, luas, dan bersih Fisnishing Cat Pengerjaan sangat mudah, dan tidak perlu mengganti komponen bangunan yang lain saat rusak, dan paling

murah

Finishing ACP Modern, menarik, dan pemasangan mudah. Lantai Marmer Menarik, terkesan bersih, luas, dan elegan

(57)

121

f. Education Center

Gambar 4.42 Konsep Interior Yang Akan Digunakan Pada

Education Center

Sumber: https://www.asid.org/content/state-licensing-regulations#.V5h-Obh97IU, 26 Juli 2016

Tabel 4.29 Konsep Material Interior Education Center Elemen

Arsitektur

Alternatif

Material Karakter

Atap Plafond Rapi, bersih, pemasangan mudah Dinding Bata Pemasangan mudah, ringan, kuat dan cepat

Kaca Pemasangan mudah, terlihat menarik, luas, dan bersih Fisnishing

Cat

Pengerjaan sangat mudah, dan tidak perlu mengganti komponen bangunan yang lain saat rusak, dan paling

murah Finishing

ACP

Modern, menarik, dan pemasangan mudah.

Lantai Marmer Menarik, terkesan bersih, luas, dan elegan

Keramik Pemasangan mudah, paling murah

Sumber: Analisis Penulis, Juli 2016

4.2.4 Analisis dan Konsep Lansekap Bangunan

Dalam perencanaan pusat rehabilitasi pasca-stroke lansekap

kawasan adalah salah satu hal yang sangat pendasar dan utama karena

hal ini berhubungan dengan healing environment (lingkungan

penyembuhan). Penataan lansekap yang baik akan membuat para

pasien merasakan kenyamanan disaat melakukan terapi rekreasi.

a. Hardscape

Hardscape merupakan elemen buatan yang berfungsi untuk

menghias atau menata lansekap menjadi menarik. Berikut adalah

macam macam lansekap:

(58)

Jalan adalah infrastruktur utama di dalam pusat rehabilitasi

pasca-stroke khusus untuk sirkulasi kendaraan. Material yang

dipilih adalah aspal.

2. Pedestrian Ways

Pedestrian Ways adalah jalur bagi pejalan kaki. Material yang

digunakan dapat berupa batu alam yang dibentuk

menggunakan pola pola tertentu.

3. Landmark

Landmark atau tetenger adalah tanda yang dipasang guna untuk

menjadi sebuah pengingat. Landmark pada pusat rehabilitasi

adalah desain desain fountain.

4. Outdoor Furniture

Oudoor Furniture adalah furnitur yang terletak pada area luar

bangunan. Outdoor furniture dapat berupa tempat duduk,

tempat sampah, lampu taman, dan sebagainya.

b. Sotfscape

Softscape adalah elemen alami yang menjadi elemen paling

utama untuk mempercantik lansekap.. Berikut adalah macam – macam

softscape yang akan direncanakan:

1. Tanaman hias adalah tanaman yang beraneka warna dan

menjadi penghias pada area lansekap. Berikut adalah nama –

nama bunganya: (1) Bunga Lantana camara, (2) Bunga

Kamboja Jepang, (3) Bunga Bawang Brojol, dan (4)

(59)

123

Gambar 4.43 Tanaman Hias

Sumber: http://www.ngasih.com/2015/03/28/29-jenis-tanaman-yang-biasa-ada-di-taman-dan-fungsinya/ , 26 Juli 2016

2. Pohon peneduh berfungsi untuk meneduhi area disekitar

taman. Berikut adalah nama nama pohon peneduhnya: (1)

Pohon Flamboyan, (2) Pohon Ketapang Kencana, (3) Pohon

Pule, dan (4) Pohon Soka India

Gambar 4.44 Tanaman Peneduh

Sumber: http://www.arya-flower.com/2014/09/jenis-pohon-perindang-taman-jenis-pohon.html, 26 Juli 2016

4.2.5 Analisis dan Konsep Penekanan Arsitektur

1. Healing Environment

Pusat rehabilitasi adalah salah satu fasilitas pelayanan umum

dibidang kesehatan yang berfungsi memberikan pelayanan medis

kepada masyarakat. Saat ini, mulai banyak fasilitas kesehatan yang

(60)

adalah suatu desain lingkungan terapi yang memadukan unsur alam,

indera dan psikologis.

Tabel 4.30 Unsur Healing Environment yang Akan Diterapkan

Keluhan Yang Dialami Pasien

Terapi Yang Akan Diterima

Unsur – Unsur Healing Environment Yang Akan Diterapkan

Keluhan Fisik Terapi Okupasi - Menggunakan unsur psikologis warna coklat pastel dalam merancang interior agar pasien merasakan hangat dan nyaman.

- Menerapkan terapi sensibilitas kaki dengan handrail pada eksterior taman, sehingga rehabilitasi tidak hanya dilakukan di dalam ruangan. Terapi sensibilatas kaki ini nantinya akan menggunakan tekstur yang berbeda. Terapi Wicara - Menggunakan unsur psikologis warna

coklat pastel dalam merancang interior agar pasien merasakan hangat dan nyaman serta menggantungkan beberapa lukisan pemandangan untuk merangsang latihan terapi wicara.

- Menerapkan label pemberian nama pada tumbuhan dan pemberian signages yang ada pada taman untuk merangsang pasien melakukan terapi wicara.

Terapi Mendengar - (Tidak bisa menerapkan unsur pendengaran misal musik dan suara alam pada interior, hal ini dikarenakan pasien akan melakukan terapinya di dalam ruang kedap udara) hanya bisa menggunakan unsur psikologis warna coklat pastel dalam merancang interior agar pasien merasakan hangat dan nyaman.

- Menerapkan unsur alam seperti air mancur pada eksterior taman untuk merangsang pendengaran pasien di luar bangunan sekaligus membuat nyaman. Ortotis Protestis - Menggunakan unsur indera pendengaran

(61)

125

Keluhan Yang Dialami Pasien

Terapi Yang Akan Diterima

Unsur – Unsur Healing Environment Yang Akan Diterapkan

Fisioterapi Penyinaran - Menggunakan unsur indera pendengaran (dengan cara memainkan musik klasik pada saat terapi) dan psikologis warna coklat pastel dalam merancang interior agar lebih memaksimalkan perasaan hangat saat pasien melakukan terapi. Fisioterapi Gym - Menggunakan unsur indera pendengaran

(dengan cara memainkan musik klasik pada saat terapi), psikologis warna coklat pastel muda dan hijau pastel muda dalam merancang interior, mengarahkan view ruangan kearah rancangan eksterior taman, dan memasang lukisan lukisan alam.

Fisioterapi dengan Senam Stroke

- Menggunakan psikologis warna hijau pastel muda untuk merangsang semangat pasien dalam melakukan senam karena warna hijau dapat membuat psikologis tidak mudah lelah dan segar.

- Menyediakan lapangan untuk senam pasien pasca stroke secara outdoor, hal ini dirancang untuk memberitahukan warga yang ada bahwa pasien pasca stroke dapat mandiri melakukan kegiatannya.

Hidroterapi / Pool

Terapi

- Menggunakan indera pendengaran karena secara tidak langsung pasien akan berinteraksi dengan unsur air (air yang dipakai air hangat) dan unsur psikologis warna coklat pastel dalam merancang interior.

Keluhan Mental dan

Sosial

(62)

Keluhan Yang Dialami Pasien

Terapi Yang Akan Diterima

Unsur – Unsur Healing Environment Yang Akan Diterapkan

Psikologi - Menggunakan unsur alam (membuat air mancur, kandang burung untuk merangsang pendengaran dan merilekskan pasien pasca stroke, memakai tanaman dengan bau bau yang wangi, merancang path untuk terapi sensibilitas kaki di outdoor dengan memasang handrail dan lapangan senam stroke) dalam merancang eksterior taman. Diharapkan dengan adanya fasilitas outdoor yang ada pasien pasca stroke tidak merasa bosan dan tertekan saat masih dalam pemulihan.

- Membuat ruangan konseling untuk pasien dengan menggunakan unsur psikologis warna coklat pastel dalam merancang interior.

Paviliun Rawat Inap - Menggunakan unsur psikologis warna netral coklat dalam merancang interior. Hal ini untuk membuat pasien merasa hangat dan nyaman saat melakukan rawat inap.

- Menyediakan taman khusus hanya untuk pasien yang dirawat jalan dengan fasilitas yang sama dengan taman untuk pasien rawat jalan. Fasilitas yang ada adalah air mancur, kandang burung, bunga-bunga yang wangi dan tidak beracun, dan merancang path untuk terapi sensibilitas pada kaki.

Sumber: Analisis Penulis, Juli 2016

a. Penerapan unsur alam

Gambar 4.45 Healing Garden Colorado

(63)

127

b. Penerapan unsur indra

Gambar 4.46 Healing Garden, Colorade

Sumber: http://www.norris-design.com/work/region/rocky-mountain/littleton-adventist-healing-garden/, 26 Juli 2016

c. Penerapan unsur psikologis

Gambar 4.47 Hospital Healing Garden

Sumber: http://www.laurensthoughts.com/images/healing-garden-2964-hospital-healing-garden-5120-x-3407.jpg, 26 Juli 2016

4.2.6 Analisis dan Konsep Struktur dan Utilitas

4.2.6.1Analisis dan Konsep Struktur

Pemilihan struktur pada pusat rehabilitasi pasca-stroke tergantung

pada ruang yang ada didalamnya, kekuatan yang dibutuhkan bangunan, dan

segi efisiensi biaya serta ketahanan material struktural terhadap kondisi

lingkungan.

1. Struktur Atap

Bangunan yang ada di pusat rehabilitasi pasca-stroke dikonsepkan

menggunakan atap dak. Dan beberapa bangunan ada yang

(64)

Gambar 4.48 Atap Dak

Sumber: http://rizkifachurohman.blogspot.co.id/2013/12/konstruksi-atap-penutup-atap_23.html, 26 Juli 2016

2. Struktur Rangka Bangunan

Struktur yang digunakan dalam pusat rehabilitasi pasca-stroke

adalah struktur rangka kolom dan balok yang terbuat dari beton

bertulang. Dengan menggunakan beton bertulang membuat

bangunan menjadi kuat karea bangunan sangat rigid.

Gambar 4.49 Struktur Rangka Beton

Sumber: http://jayawan.com/struktur-bangunan-rumah-2/, 26 Juli 2016

3. Struktur Pondasi

Karena bangunan rata rata berlantai satu sampai dua, maka pondasi

yang bisa diaplikasikan dengan mudah adalah (1) pondasi bored pile

atau (2) pondasi footplate.

Gambar 4.50 Struktur Pondasi

(65)

129

4.2.6.2Analisis dan Konsep Utilitas

1. Sistem Kelistrikan

Sistem kelistrikan pada pusat rehabilitasi pasca-stroke didapat dari

bersumber pada PLN dan menggunakan cadangan dari genset

apabila listrik sedang mati. Listrik dari PLN nantinya akan

diteruskan ke gardu/ trafo kemudian akan masuk ke meteran pada

bangunan. Setelah dari meteran diteruskan menuju ke panel MDP

(Main Distribution Panel) dan SDP (Sub Distribution Panel).Listrik

yang sudah sampai ke SDP nantinya akan digunakan untuk jaringan,

penerangan, equipments, dan pompa. ATS (Automatic Transfer

System) pada bangunan berfungsi memindahkan aliran listrik dari

PLN menuju genset apabila listrik sedang mati.

Gambar 4.51 Skema Alur Listrik

Sumber: Analisa Penulis, Juli 2016

Gambar 4.52 Genset

Sumber: http://www.chibi-cyber.com/thread-66602.html, 26 Juli 2016

2. Sistem Plumbing

Sistem plumbing adalah sistem jaringan air pada bangunan. Pada

perencanaan pusat rehabilitasi pasca-stroke ini terdiri dari sistem

(66)

a. Sistem Jaringan Air Bersih, berfungsi untuk menyediakan

kebutuhan air bersih bagi pengguna dalam bangunan. Sumber

air bersih yang digunakan pada pusat rehabilitasi ini menggunan

sumber air bersih dari fasilitas kota melalui jasa PDAM dan

untuk cadangannya menggunakan sumur dalam (deep well).

Gambar 4.53 Skema Jaringan Air Bersih

Sumber: Analisa Penulis, Juli 2016

b. Sistem Jaringan Air Kotor, berfungsi untuk membuang disposal

(kotoran) dari bangunan. Kotoran yang berasal dari bangunan

terdiri dari padat dan cair. Kotoran padat nantinya akan masuk

ke septictank lalu ke bak peresapan dan di buang ke riol kota

(saluran pembuangan air kotor kota). Sedangkan untuk kotoran

cair langsung menuju ke bak peresapan dan dibuang menuju riol

kota.

Gambar 4.54 Skema Jaringan Air Bersih

Sumber: Analisa Penulis, Juli 2016

3. Sistem Pembuangan Sampah

Sampah pada pusat rehabilitasi ini terdiri dari:

a. Sampah Medis, sampah yang terdiri dari alat alat kesehatan

yang sudah habis terpakai. nantinya sampah ini akan langsung

dibakar menggunakan incinerator.

b. Sampah Non medis, sampah yang terdiri sampah sampah sisa

Gambar

Tabel 4.5 Analisis Kebutuhan Ruang Berdasarkan Pelaku  (Pasien Pasca-Stroke)
Gambar 4.29 Diagram Pola Kegiatan Pegunjung
Tabel 4.7 Analisis Kebutuhan Ruang  Berdasarkan Bangunan Care Center
Tabel 4.8 Analisis Kebutuhan Ruang
+7

Referensi

Dokumen terkait

Melalui metode moving average yang di gunakan dalam penelitian ini diperoleh anomali regional yang ditunjukkan pada Gambar 3, sedangkan untuk mendapatkan anomali

kelayakan usaha atau proyek untuk menjadi masukan yang berguna.. karena sudah mengkaji berbagai aspek seperti aspek pasar,

1.Murid mencipta dan menyanyikan corak irama atau melodi mudah dengan ton suara dan ekspresi yang sesuai serta pic, sebutan dan artikulasi yang betul mengikut tempo.

Hasil: Ada hubungan antara proses persalinan normal dan prolaps uteri dan multipara dan prolaps uteri dan ada yang rendah tapi signifikan hubungan antara

Sistem informasi presensi pegawai berbasis sidik jari yang telah dibuat dapat digunakan untuk membantu meningkatkan kinerja pegawai BPTPK Gombong, khususnya dalam

Pengembangan keprofesian berkelanjutan sebagai salah satu strategi pembinaan gurudan tenaga kependidikan diharapkan dapat menjamin guru dan tenaga kependidikan mampu

Senam nifas merupakan suatu latihan yang dapat dilakukan 24 jam setelah melahirkan dengan gerakan yang telah disesuaikan dengan kondisi ibu-ibu setelah melahirkan yang bertujuan

Praktik Pengalaman Lapangan adalah semua kegiatan kurikuler yang harus dilakukan oleh mahasiswa praktikan, sebagai pelatihan untuk menerapkan teori yang diperoleh