65
BAB 4
ANALISIS PENDEKATAN DAN KONSEP PERENCANAAN
DAN PERANCANGAN
4.1Analisis dan Konsep Makro
4.1.1 Dasar Pertimbangan Pemilihan Site
Menurut (Dinas Kesehatan Kota Semarang, 2015) dalam Profil
Kesehatan Kota Semarang 2015, Kota yang berjuluk kota lumpia ini
memiliki 26 rumah sakit umum dengan berbagai kelas. Diantara 26 rumah
sakit tersebut, terdapat 9 rumah sakit yang memiliki pelayanan yang cukup
baik bagi pasiennya dan dapat menerima rehabilitasi pasien pasca stroke,
yaitu RSUP Dr. Kariadi, RSU St. Elisabeth, RS Telogorejo, RS Panti Wilasa
Dr. Cipto, RS Panti Wilasa Citarum, RSU Roemani Muhammadiyah, RSI
Sultan Agung, RSUD Tugurejo, dan RSUD Ketileng. Dari ke-9 rumah sakit
tersebut terdapat 3 rumah sakit yang dimiliki pemerintah, diantaranya
adalah RSUP Dr. Kariadi (dimiliki pemerintah pusat), RSUD Tugurejo
(dimiliki Pemerintah Provinsi Jawa Tengah), dan RSUD Ketileng (dimiliki
Pemerintah Kota Semarang). Dari ke-9 rumah sakit tersebut, RSUP Dr.
Kariadi yang memiliki fasilitas lengkap untuk rehabilitasi medik.
Gambar 4.1 Titik Lokasi Rumah Sakit di Semarang
Berikut adalah tabel mengenai jumlah kasus stroke yang ditangani
oleh kesembilan rumah sakit tersebut:
Tabel 4.1 Kasus Penyakit Stroke di Rumah Sakit Kota Semarang
N o.
Rumah Sakit
Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013
Hemoragi
Sumber: Dinas Kesehatan Kota Semarang
Berdasarkan data yang dikeluarkan Dinas Kesehatan diatas, Rumah
Sakit Umum yang menangani banyak kasus stroke adalah Rumah Sakit
Umum Pusat Kariadi. Dengan demikian, lokasi perencanaan yang akan
dipilih harus berada di sekitar rumah sakit tersebut untuk mengutamakan
kenyamanan dan keselamatan pasien penderita pasca-stroke.
Selain harus dekat dengan RSUP Kariadi, didalam memilih lokasi
Pusat Rehabilitasi Pasca-Stroke juga harus mempertimbangkan beberapa
aspek yaitu:
a. Aspek Pencapaian
Pencapaian lokasi site yang akan dipilih harus memiliki waktu tempuh
67
b. Aspek Ketenangan
Ketenangan menjadi kunci yang paling utama, karena ketenangan dapat
meningkatkan kenyamanan pasien dalam melakukan proses
rehabilitasi.
c. Aspek Lahan
Pasien pasca-stroke mengalami kemunduran fungsi fisik pada
tubuhnya, oleh karena itu sangat diperlukan lahan dengan tidak
berkontur untuk mendukung kondisi tersebut.
d. Aspek Infrastruktur
Sebuah site yang baik harus memiliki infrastruktur yang memadai
untuk mendukung semua kegiatan yang akan digunakan oleh pengguna
site.
e. Aspek Kondisi Lingkungan
Aspek kondisi lingkungan memegang peranan penting untuk
mempertimbangkan saat lokasi site akan dipilih. Hal ini karena lokasi
yang baik memiliki kondisi lingkungan yang bagus.
f. Aspek Kondisi Jalan
Kondisi jalan juga berkaitan erat dengan pencapaian karena semakin
bagus kondisi jalan yang ada maka semakin bagus pencapaian lokasi
yang diperoleh.
4.1.2 Alternatif Pemilihan Site
Gambar 4.2 Titik Alternatif Site
Sumber: Analisa Penulis, Juli 2016
Didalam menentukan sebuah site pada perencanaan Pusat
pertimbangan guna untuk mengukur cocok atau tidaknya lokasi yang
dipilih. Berdasarkan lokasi yang masih memiliki lahan kosong, maka
penulis mendapatkan beberapa alternatif lokasi sebagai berikut:
a. Alternatif Site 1
Gambar 4.3 Peta Administrasi Kec. Semarang Barat
Sumber: lokanesia.com, Juli 2016
Alternatif site 1 berada di Kelurahan Ngemplak Simongan,
Kecamatan Semarang Barat. Kelurahan ini memiliki luas 84,370 hektar
dengan kepadatan penduduk berjumlah 158.480 jiwa. Kecamatan Semarang
Barat memiliki 16 kelurahan, diantaranya adalah Kecamatan
Bojongsalaman, Kecamatan Bongsari, Kecamatan Cabean, Kecamatan
Gisikdrono, Kecamatan Gisikdrono, Kecamatan Kalibanteng Kulon,
Kecamatan Kalibanteng Kidul, Kecamatan Karangayu, Kecamatan
Kembangarum, Kecamatan Krapyak, Kecamatan Krobokan, Kecamatan
Manyaran, Kecamatan Ngemplak Simongan, Kecamatan Saaman Mloyo,
Kecamatan Tambakharjo, Kecamatan Tawang Mas dan Tawangsari.
69
Site yang dipilih ini memiliki luas sekitar 7 hektar. Memilih lokasi
ini sebagai alternatif site karena merupakan lahan kosong yang terdekat
dengan rumah sakit yang menangani kasus stroke. Lokasi site yang dipilih
berbatasan dengan:
Utara : ISTW (PT. Indonesia Steel Tube Works)
Selatan : Perumahan
Barat : Bukit Wahid Regency
Timur : Banjirkanal Barat
Gambar 4.5 Kondisi Lingkungan Alternatif Site 1
Sumber: Dokumentasi Penulis, Juli 2016
Kelebihan :
1. Apek pencapaian menuju RSUP Kariadi 5-7 menit tergantung kondisi
jalan yang ada.
2. Site masih sangat asri karena lokasinya dekat ruang terbuka hijau.
3. Ketenangan lokasi sangat tinggi.
4. Kontur tanah site sangat mendukung karena tidak terlalu banyak.
5. Jalanan terkadang ramai pada jam kerja/ jam kantor.
6. Luas lahannya lumayan luas jadi bisa dikembangkan secara maksimal.
7. View lokasinya cukup mendukung.
Kekurangan:
2. Berberapa site sekitar mengganggu pengenalan point of intersest site.
3. Dekat dengan pabrik ISTW (PT. Indonesia Steel Tube Works).
2. Alternatif Site 2
Gambar 4.6 Lokasi Site Alternatif 3 Sumber:
https://www.google.co.id/maps/@-6.999831,110.3997264,593m/data=!3m1!1e3?hl=id, Juli 2016
Alternatif lokasi 2 berada di Kelurahan Ngemplak Simongan,
Kecamatan Semarang Barat. Luas site memiliki luas sekitar 48.292,50 m²
atau sekitar 4,8 hektar. Batas lokasi site terdiri dari:
Utara : Perumahan
Selatan : Banjirkanal Barat
Barat : PT. Semarang Makmur dan PT. Pantjatunggal Knitting Mill
Timur : Banjirkanal Barat
Kelebihan :
1. Apek pencapaian menuju RSUP Kariadi 4-6 menit tergantung kondisi
jalan yang ada.
2. Ketenangan lokasi sangat tinggi.
Kekurangan:
1. Lokasi site tidak bisa diakses oleh dua mobil yang berpapasan dan
terletak pada pelosok area perumahan.
2. Site lokasi terlalu banyak memiliki kontur.
3. Site bersebelahan langsung dengan Banjirkanal Barat sehingga perlu
dipertimbangkan apakah sungai tersebut bau atau tidak.
71
3. Alternatif Site 3
Gambar 4.7 Peta Administrasi Kecamatan Candisari
Sumber: lokanesia.com, Juli 2016
Alternatif site 3 berada di Kelurahan Tegalsari, Kecamatan
Candisari. Kelurahan ini memiliki kepadatan penduduk berjumlah 79.646
jiwa. Kecamatan ini memliki 7 kelurahan yang diantaranya adalah
Kelurahan Candi, Kelurahan Jatingaleh, Kelurahan Jomblang, Kelurahan
Kaliwiru, Kelurahan Karanganyar Gunung, Kelurahan Tegalsari, dan
Kelurahan Wonotingal.
Gambar 4.8 Lokasi Site Alternatif 3 Sumber:
https://www.google.co.id/maps/@-7.0090973,110.4167617,315m/data=!3m1!1e3?hl=id, Juli 2016
Memilih lokasi ini dikarenakan karena juga merupakan lahan
kosong yang terdekat dengan rumah sakit yang menangani kasus stroke.
Lokasi site yang dipilih berbatasan dengan:
Utara : Taman Diponegoro dan Puskesmas Kagok
Barat : Jalan Sultan Agung
Timur : Perumahan
Gambar 4.9 Kondisi Lingkungan Alternatif 3
Sumber: Dokumentasi Penulis, Juli 2016
Kelebihan :
4. Kondisi lingkungan sangat mendukung dan masih asri.
5. Kondisi site rendah polusi udara.
b. Infrastruktur yang ada pada site sangat cukup yaitu dengan tersedianya
berbagai macam fasilitas umum yang berada di sekitar site.
c. Lokasi dengan dekat dengan RSU Elisabeth Semarang dan Stikes
Elisabeth Semarang, sehingga dapat digunakan sebagai sasaran kedua
pasien jika akan melakukan rehabilitasi setelah RSUP Dr. Kariadi dan
dapat menjadi alternatif tempat magang bagi mahasiswa di Stikes
Elisabeth Semarang.
Kekurangan
1. Lokasi site bersebelahan langsung dengan Jalan Nasional 14 yang
sedikit ramai pada jam tertentu.
2. Aspek pencapaian lokasi site dari RSUP Kariadi sekitar 6-8 menit dan
sedikit melewati titik kemacetan.
3. Lahan pada site sedikit berkontur, kurang begitu cocok untuk pasien
73
4.1.3 Penilaian Site
Penilaian site berfungsi untuk mencari site yang terbaik dan cocok
digunakan untuk lokasi pembangunan. Pusat Rehabilitasi Pasca-Stroke
harus memiliki kriteria yang tenang, serta pencapaian lokasi dari rumah
sakit yang menangani pasien stroke terbanyak di Kota Semarang sangat
dekat. Aspek yang akan dinilai adalah masalah pencapaian lokasi,
ketenangan, lahan, infrastruktur, kondisi lingkungan, serta kondisi jalan.
Untuk bobot penilaiannya adalah sebagai berikut:
Skor 4 : sangat mendukung
Skor 3 : mendukung
Skor 2 : kurang mendukung
Skor 1 : tidak mendukung
Tabel 4.2 Penilaian Site
Aspek Skor
Alternatif 1
Skor Alternatif 2
Skor Alternatif 3
Pencapaian Lokasi 4 2 3
Ketenangan 4 4 4
Lahan 3 2 4
Infrastruktur 3 3 4
Kondisi Lingkungan 3 2 4
Kondisi Jalan 3 2 4
Total Skor 20 11 23
Sumber: Analisis Penulis, 2016
Berdasarkan tabel penilaian site di atas, dapat disimpulkan bahwa
lokasi yang cocok digunakan untuk merancang Pusat Rehabilitasi
Pasca-Stroke di Kota Semarang adalah lokasi alternatif 3. Hal ini dikarenakan oleh
lokasinya tidak dekat dengan pabrik manapun sehingga sangat mendukung
untuk pemulihan kondisi pasien. Selain itu, dengan merancang bangunan
tersebut disitu dapat merangsang pertumbuhan ekonomi pada masyarakat
4.1.4 Analisis Site Terpilih
Lokasi site yang dipilih berada di Jalan Sultan Agung, Kelurahan
Tegalsari, Kecamatan Candisari. Kecamatan Candisari jika di RDTRK
(Rencana Detail Tata Ruang dan Kota) termasuk ke dalam bagian Wilayah
Kota II. Kelurahan Tegalsari memiliki luas 88,715 hektar dari luas
keseluruhan daerah administrasi Kota Semarang. Lokasi yang dipilih
berupa tanah kosong dengan luas lahan site sebenarnya sekitar 2,9 hektar
untuk perencanaan perancangan Pusat Rehabilitasi Pasca-Stroke di
Semarang. Lokasi site berada di dekat Taman Diponegoro dan Puskesmas
Kagok.
Jalan Sultan Agung merupakan jalan arteri sekunder, maka KDB
yang ditetapkan untuk pembangunan fasilitas pelayanan umum berupa
fasilitas kesehatan sebesar 60%; bangunan maksimal 7 lantai dengan KLB
4,2; dan GSB sebesar 29 meter (Pemerintah Kota Semarang, 2000 - 2010).
Gambar 4.10 Lokasi Site Perencanaan Sumber:
https://www.google.co.id/maps/@-7.0090973,110.4167617,315m/data=!3m1!1e3?hl=id, Juli 2016
Kondisi pada lokasi site:
a. Dekat dengan fasilitas kesehatan, yaitu RSU ST. Elisabeth dan
Puskesmas Kagok. Selain itu, lokasi site juga dekat dengan instansi
75
b. Lokasi site masih asri karena tingkat polusi yang ada masih sangat
rendah.
c. Fasilitasi umum dan fasilitas sosial di sekitar lokasi sangat lengkap.
d. Batas-batas lokasi site:
Utara : Taman Diponegoro dan Puskesmas Kagok
Selatan : Perumahan
Barat : Jalan Sultan Agung
Timur : Perumahan
Gambar 4.11 Fasilitas Umum Yang Tersedia di Sekitar Site
4.1.5 Analisis dan Konsep Pencapaian
Analisis Pencapaian berfungsi untuk mempertimbangkan posisi
main entrance dan exit pada site dengan mengacu kondisi site yang ada,
kondisi jalan (lebar dan keramaian jalan di sekitar site serta arah
kedatangan dan keluar pengunjung).
Analisis:
1. Site tepat berada di lahan kosong yang dekat dengan Puskesmas Kagok
dan Taman Diponegoro.
2. Jalan yang berada di sekitar lalu lintasnya akan sedikit padat (tetapi
tidak sampai macet) pada jam jam kantor seperti jam 08.00 WIB (jam
berangkat kantor) dan jam 16.00 WIB (jam pulang kantor).
3. Jalan yang mengitari Taman Diponegoro merupakan jalan satu arah
(gambar anak panah warna dengan 1 tanda), sedangkan Jalan Sultan
Agung merupakan jalan dua arah (gambar panah warna merah dengan
2 tanda). Untuk panah 2 arah warna kuning merupakan akses menuju
jalan dengan area perkampungan.
Gambar 4.12 Analisis Pencapaian Pada Site
Sumber: Analisis Penulis, Juli 2016
Konsep:
1. Jalan Sultan Agung yang dekat dengan Taman Diponegoro akan
menjadi main entrance site karena posisinya sebagai jalan arteri
77
2. Memisahkan main entrance dengan exit agar tidak terjadi kemacetan
pada site pada jam – jam kantor.
Gambar 4.13 Konsep Pencapaian Lokasi Pada Site
Sumber: Analisis Penulis, Juli 2016
4.1.6 Analisis dan Konsep View
Analisis view berfungsi untuk mempertimbangkan posisi view pada
bangunan baik jika dilihat dari luar bangunan atau dalam bangunan dengan
mengacu dengan kondisi pemandangan yang ada di sekitar site,
memaksimalkan posisi site yang ada, dan menyelaraskan bangunan
dengan lingkungan serta alam yang ada.
Analisis:
1. View site yang paling baik dari dalam site yaitu ke arah ruang terbuka
hijau atau ke arah Taman Diponegoro.
2. View pada utara site adalah Taman Diponegoro dan Puskesmas Kagok;
di sebelah timur adalah perumahan dan pertokoan; di sebelah selatan
adalah perumahan; dan di sebelah barat adalah Jalan Sultan Agung dan
Gambar 4.14 Analisis View pada Site
Sumber: Analisis Penulis, Juli 2016
Konsep:
1. View site yang palik baik dari dalam site yaitu ke arah jalan Sultan
Agung yang berada di sebelah barat atau ke arah utara Taman
Diponegoro.
2. Fasad bangunan dan penataan landscaping ditata sedemikian rupa
supaya bisa menjadi view yang bagus jika dilihat dari luar maupun
dalam site.
Gambar 4.15 Konsep View Pada Site
79
4.1.7 Analisis dan Konsep Orientasi Bangunan
Analisis orientasi bangunan berfungsi untuk menentukan posisi
bangunan dalam site terhadap lingkungan luar, sehingga dapat menjadi
point of view bangunan jika saat dilihat. Untuk mempertimbangkan
orientasi bangunan, maka orientasi bangunan diusahakan menghadap ke
segala arah dan dapat dilihat dari berbagai sisi site.
Analisis:
1. Kondisi site hanya menunjuang pengenalan point of interest site pada
satu sisi saja yaitu pada sisi yang berdekatan dengan Jalan Sultan
Agung.
2. Orientasi bangunan pada site sangat tergantung dengan pola sirkulasi
yang ada di site.
3. Ada bangunan yang mengganggu pengenalan point off interest site ke
luar.
Analisis:
1. Orientasi bangunan diarahkan ke semua sisi yang dapat diliat
pengguna jalan yang ada di dalam site.
2. Orientasi bagunan sebelah barat memiliki potensi yang baik untuk
menjadi pengenal kawasan karena bebas tanpa penghalang.
Gambar 4.16 Analisis dan Konsep Oerintasi Pada SIte
4.1.8 Analisis dan Konsep Kebisingan
Analisis kebisingan berfungsi untuk mengetahui titik kebisingan
yang terjadi si sekitar site. Nantinya dengan melakukan analisis kebisingan
diharapkan dapat menciptakan pusat rehabilitasi yang sangat nyaman
untuk mendukung semua aktifitas yang ada di dalam gedung.
Analisis:
1. Jalan Sultan Agung termasuk jalan arteri sekunder, walaupun tingkat
kebisingannya lumayan tetapi jika penataan bangunannya tepat tidak
terlalu menjadi masalah.
2. Kondisi selain Jalan Sultan Agung memiliki tingkat kebisingan yang
rendah dan hampir tidak ada karena bersebelahan dengan Puskesmas
Kagok dan perumahan.
Gambar 4.17 Analisis Kebisingan Pada Site
Sumber: Analisis Penulis, Juli 2016
Konsep:
1. Menetralisir kebisingan dengan menanam tanaman yang dapat
mereduksi secara efektif yaitu tanaman yang mempunyai tajuk tebal
dan daun yang rindang seperti tanaman Jati Emas, menanam Bambu
Jepang dan China.
2. Menempatkan tata masa bangunan sesuai dengan tingkat privasinya.
Semakin tinggi privasinya maka akan membutuhkan space yang lebih
81
Gambar 4.18 Konsep Kebisingan Pada Site
Sumber: Analisis Penulis, Juli 2016
4.1.9 Analisis dan Konsep Zonifikasi
Analisis zonifikasi berfungsi untuk menentukan zona mana saja
yang menmbutuhkan privasi yang tinggi sesuai dengan kebutuhan
kegiatan yang ada. Analisis zonifikasi sangat disarankan untuk
mempertimbangkan jenis kegiatan yang dilakukan pemakaian bangunan
dan memperhatikan hubungan antara pencapaian, kebisingan serta
sirkulasi pada bangunan.
Analisis:
1. Zona publik adalah zona dimana user bisa melakukan semua kegiatan
dengan mengakses seluruh bangunan tanpa dibatasi.
2. Zona semi publik adalah zona dimana user hanya bisa melakukan
kegiatan pada ruangan ruangan tertentu saja.
3. Zona private adalah zona yang hanya bisa diakses oleh staff pengelola
saja untuk melakukan kegiatan kepengurusan terkait dengan
bangunan.
Konsep:
1. Site yang berada dengan dekat Jalan Sultan Agung lebih cocok
2. Site pada area dalam kawasan sangat cocok untuk zona aktifitas semi
publik dan privat.
Gambar 4.19 Zonifikasi Pada Site
Sumber: Analisis Penulis, Oktober 2016
4.1.10Analisis dan Konsep Sirkulasi
Analisis sirkulasi berfungsi untuk menentukan pola pergerakan
manusia dalam beraktivitas di dalam site. Analisis sirkulasi juga harus
mempertimbangkan kegiatan apa saja yang dilakukan, ruang apa yang
digunakan, serta penataan zona publik, semi publik dan privat.
Analisis:
1. Sirkulasi pengunjung mencapai lokasi site berasal dari Jalan Sultan
Agung yang memiliki 1 arah.
2. Sirkulasi dalam site harus sinkron dengan zonifikasi dalam site
Konsep:
1. Alur sirkulasi di dalam site menggunakan sistem jalur satu arah.
2. Sirkulasi kendaraan di dalam site terhubung dengan area parkir,
entrance, dan exit.
3. Jalur sirkulasi di dalam site diberi petunjuk jalan agar pengunjung
83
Gambar 4.20 Sirkulasi Pada Site
Sumber: Analisis Penulis, Oktober 2016
4.1.11Analisis dan Konsep Klimatologi
Analisis klimatologi berfungsi untuk mengetahui kondisi iklim yang
ada di lingkungan site. Analisis klimatologi mencakup beberapa analisis,
diantaranya analisis matahari, analisis hujan, dan analisis angin.
a. Analisis Matahari
Analisis:
1. Matahari terbit dari timur menuju barat sehingga bagian timur site
memperoleh manfaat sinar matahari pagi dan bagian barat site
mendapat sinar matahari sore yang kurang baik.
2. Sinar matahari sore dapat mengakumulasi panas pada tembok
bangunan jika tidak mengatasinya dengan benar.
3. Matahari dapat memberikan manfaat jika bisa memanfaatkannya
dengan benar, misalnya dengan pemasangan panel surya (untuk
Gambar 4.21 Analisa Pergerakan Matahari Pada Site
Sumber: Analisis Penulis, Juli 2016
Konsep:
1. Matahari dapat memberikan manfaat jika bisa memanfaatkannya
dengan benar, misalnya dengan pemasangan panel surya (untuk
penghematan energi).
2. Memanfaatkan orientasi bangunan menghadap timur dan
meminimalkan orientasi bangunan menghadap barat secara
langsung.
3. Memanfaatkan cahaya matahari untuk menghemat penggunaan
lampu di dalam bangunan.
4. Memanfaatkan vegetasi dan pepohonan untuk menghalau sinar
85
Gambar 4.22 Konsep Pergerakan Matahari Pada Site
Sumber: Analisis Penulis, Juli 2016
b. Analisis Hujan
Analisis:
1. Lokasi site memiliki curah hujan sedang dan terkadang akan
berpotensi terjadinya petir. Tetapi tidak setiap hujan akan
bersamaan dengan munculnya petir.
2. Site bangunan akan mengalami genangan air apabila site tidak
merespon penanggulangan air hujan.
3. Perlunya perlakuan khusus bagi bangunan terhadap hujan untuk
menangkal efek hujan baik secara jangka pendek atau panjang.
Konsep:
1. Resapan air hujan dan saluran selokan air harus dimanfaatkan
sebaik mungkin agar tidak menimbulkan genangan air.
2. Menyediakan penampungan air hujan guna untuk dimanfaatkan
kembali.
3. Mendesain bangunan yang siap untuk menghadapi air hujan dengan
menggunakan cat berkualitas tinggi guna mencegah dinding tidak
cepat rusak/ memudar, menggunakan tristisan untuk mencegah air
tampias masuk ke dalam bangunan, menggunakan trasraam pada
bagian bawah bangunan setinggi 30cm agar air tanah tidak
Gambar 4.23 Analisis Hujan Pada Site
Sumber: Analisis Penulis, Juli 2016
c. Analisis Angin
Analisis:
1. Angin berhawa sejuk di Indonesia berhembus dari arah barat daya
ke timur laut, sedangkan angin panas berhembus sebaliknya.
Kecepatan angin umumnya rendah.
2. Angin dapat berfungsi untuk mengurangi kelembaban udara dan
suhu tinggi di dalam ruangan.
Gambar 4.24 Analisis Angin Pada Site
Sumber: Analisis Penulis, Juli 2016
Konsep:
1. Membuat bukaan pada bagian selatan atau utara pada bangunan
87
2. Bukaan yang baik seharusnya juga didesain dengan mengantisipasi
angin kencang yang datang pada saat musim hujan, misalnya
dengan mengaplikasikan sirip-sirip pada bukaan ventilasi.
3. Bentuk bukaan ventilasi dapat disesuaikan dengan lokasi dimana
daerah tersebut dibangun untuk menyesuaikan jumlah angin yang
ada.
4. Menanam vegetasi yang dapat mereduksi datangnya angin panas
sehingga angin panas tidak semuanya masuk ke dalam bangunan.
Gambar 4.25 Konsep Angin pada Site
Sumber: Analisis Penulis, Juli 2016
4.1.12Analisis dan Konsep Topologi
Analisis topologi berfungsi untuk menentukan langkah apa yang
akan ditempuh untuk mendesain suatu desain bangun jika susah
mengetahui kondisi tanah yang pada site.
Analisis:
1. Kondisi tanah pada site tidak memiliki kemiringan tanah sehingga
tidak menyulitkan pembangunan serta mendukung digunakan oleh
pasien pasca-stroke.
Konsep:
1. Sangat diperlukan pengolahan tanah yang seefektif mungkin.
2. Apabila memiliki tanah yang berkontur dapat menggunakan metode
4.2Analisis dan Konsep Mikro
4.2.1 Analisis Ruang
Analisis ruang berfungsi untuk menentukan siapa saja user yang
menggunakan bangunan tersebut, kegiatan apa saja yang dilakukan pada
kawasan tersebut, serta ruang apa saja yang dibutuhkan untuk mendukung
aktivitas yang ada, dan berapa luasan bangunan yang akan dirancang
nantinya.
4.2.2.1Analisis Pola Kegiatan Pelaku
Analisis pola kegiatan pelaku berfungsi untuk menganalisis siapa
pelaku/ user yang menggunakan kawasan tersebut serta pola kegiatan apa
yang terjadi di bangunan tersebut. Berikut adalah penjabarannya:
1. Pengelola
Pengelola adalah pihak yang mengelola atau mengurus
manajemen pusat rehabilitasi pasca-stroke serta memberikan
pengawasan terhadap pelayanan yang diberikan pusat rehabilitasi ini
kepada pasien atau pengunjung. Pengelola di dalam pusat rehabilitasi
ini adalah sebagai berikut:
a. Direktur Utama
Direktur Utama bertugas untuk bertanggung jawab terhadap semua
aktivitas yang dilakukan oleh semua staff yang ada.
b. Direktur Medis & Keperawatan
Direktur Medis & Keperawatan bertugas untuk melaporkan semua
kegiatan yang dibawahinya kepada Direktur Utama. Pengelola ini
akan bertanggung jawab mengawasi:
1. Kepala Bidang Pelayanan Medis akan bertugas dengan Seksi
Pelayanan Medis Rawat Jalan dan Seksi Pelayanan Medis Rawat
Inap.
2. Kepala Bidang Pelayanan Keperawatan akan bertugas dengan
Seksi Pelayanan Keperawatan Rawat Jalan dan Seksi Pelayanan
89
3. Kepala Bidang Penunjang Medis akan bertugas bersama Seksi
Sarana Medis, Seksi Sarana Non Medis, dan Seksi Pembekalan
Farmasi.
c. Direktur SDM
Direktur SDM bertugas untuk melaporkan semua kegiatan yang
dibawahinya kepada Direktur Utama dan bertugas mengawasi:
1. Kepala Bagian Sumber Daya Manusia akan bertugas dengan
Subbagian Administrasi Kepegawaian, Subbagian
Pengembangan SDM, dan Subbagian Pembinaan &
Kesejahteraan Pegawai.
d. Direktur Keuangan
Direktur Keuangan bertugas untuk melaporkan semua kegiatan yang
dibawahinya kepada Direktur Utama. Selain itu, Direktur Keuangan
juga bertugas mengawasi:
1. Kepala Bagian Perencanaan & Evaluasi Anggaran akan bertugas
bersama Subbagian Penyusunan Anggaran dan Subbagian
Evaluasi Anggaran.
2. Kepala Bagian Perbendaharaan & Mobilisasi Dana akan
bertugas bersama Subbagian Mobilisasi Dana dan Subbagian
Perbendaharaan.
3. Kepala Bagian Akutansi & Verfikasi akan bertugas bersama
Subbagian Akutansi Keuangan & Verifikasi dan Subbagian
Akutansi Manajemen.
e. Direktur Umum & Operasional
Direktur Umum & Operasional bertugas untuk melaporkan semua
kegiatan yang dibawahinya kepada Direktur Utama dan bertugas
mengawasi:
1. Kepala Bagian Umum akan bertugas bersama dengan Subbagian
2. Kepala Bagian Perencanaan & Evaluasi akan bertugas bersama
dengan Subbagian Perencanaan dan Subbagian Evaluasi dan
Pelaporan.
3. Kepala Bagian Hukum, Humas & Pemasaran akan bertugas
bersama dengan Subbagian Hukum dan Subbagian Humas &
Pemasaran.
Gambar 4.26 Diagram Pola Kegiatan Pengelola
Sumber: Analisis Penulis, Juli 2016
Tabel 4.3 Analisis Kebutuhan Ruang Berdasarkan Pelaku (Pengelola)
Kelompok Pelaku
Kegiatan Kebutuhan Ruang
Zona Pengelola Parkir Mobil Private
Motor Private Bekerja Kantor Private Rapat Ruang Rapat Private Sholat Masjid Publik Belanja Minimarket Publik MCK Lavatory Semi
Publik Menemui
Tamu
Ruang Tamu Semi Publik Makan Kantin Semi
Publik Sumber: Analisis Penulis, Juli 2016
2. Karyawan
Karyawan bertugas untuk melakukan semua pekerjaannya
91
Karyawan yang bertugas di pusat rehabilitasi pasca-stroke ada 2 macam
yaitu:
a. Karyawan Medis
Karyawan medis bertugas untuk melakukan pekerjaan yang
berhubungan dengan hal medis. Karyawan medis yang ada di Pusat
Rehabilitasi Pasca-Stroke ini adalah:
1. Neurologist (ahli saraf)
2. Neuro psikolog
3. Psikiater
4. Perawat rehabilitasi
5. Terapis fisik
6. Terapis pekerjaan/ okupasional
7. Ahli bicara dan wacana
8. Ahli diet
b. Karyawan Non Medis
Karyawan non medis bertugas untuk melakukan pekerjaan yang
berhubungan dengan hal non medis. Karyawan non medis yang ada
di Pusat Rehabilitasi Pasca-Stroke ini adalah:
1. Terapis untuk rekreasi
2. Customer Service
3. Administrasi
4. Cleaning service
5. Satpam
Gambar 4.27 Diagram Pola Kegiatan Karyawan
Sumber: Analisis Penulis, Juli 2016
Tabel 4.4 Analisis Kebutuhan Ruang Berdasarkan Pelaku (Karyawan)
Kelompok
Pelaku Kegiatan
Kebutuhan
Ruang Zona
Karyawan Medis
Parkir Mobil Private
Motor Private
Bekerja Kantor Karyawan Private
Rapat Ruang Rapat Private
Terapi Okupasi Ruang Okupasi Semi Publik Terapi Wicara Ruang Wicara Semi
Publik Terapi Fisioterapi Ruang Fisioterapi Semi
Publik Rehabilitasi Klinis Ruang Rehabilitasi
Klinis
Semi Publik Hidroterapi Ruang Hidroterapi Semi
Publik
Dapur Private
Konsultasi Ruang Konsultasi Semi Publik
MCK Lavatory Semi
Publik
Makan Kantin Semi
Publik
Sholat Masjid Publik
Berbelanja Minimarket Publik Mengambil Uang ATM Center Publik Karyawan
Non Medis
Parkir Mobil Private
Motor Private
93
Kelompok
Pelaku Kegiatan
Kebutuhan
Ruang Zona
Teknikal Ruang Teknisi Private
Ruang Mechanical Electrical
Private
Cleaning Service Ruang Janitor Private
Membakar Sampah (Medis/tidak)
Ruang Incinerator Private
Menyimpan Peralatan
Gudang Umum Private
Menyimpan Barang Loker Karyawan Private
Ruang Administrasi Administration Semi Publik Menjaga Keamanan Pos Keamanan Semi
Publik
Makan Kantin Semi
Publik Customer Sevice Receptionist Publik
Berbelanja Minimarket Publik Mengambil Uang ATM Center Publik
Sumber: Analisis Penulis, Juli 2016
3. Pasien/Penderita Pasca-stroke
Penderita pasca-stroke adalah penderita yang mengalami kecacatan
fisik setelah terkena penyakit stroke.
Tabel 4.5 Analisis Kebutuhan Ruang Berdasarkan Pelaku (Pasien Pasca-Stroke)
Kelompok
Pelaku Kegiatan
Kebutuhan
Customer Sevice Receptionist Publik Berbelanja Minimarket Publik Mengambil Uang ATM Center Publik Administrasi Ruang Administrasi Semi
Publik Rawat Inap Paviliun Rawat Inap Semi
Publik Rawat Jalan Ruang Rawat Jalan Semi
Publik
Membeli Obat Apotik Semi
Publik
Rekreasi Taman Semi
Publik Mengambil uang ATM Center Semi
Publik
Refreshing Gazebo Semi
Publik Terapi Okupasi Ruang Okupasi Semi
Publik Terapi Wicara Ruang Wicara Semi
Publik Terapi Fisioterapi Ruang Fisioterapi Semi
Publik Hidroterapi Ruang Hidroterapi Semi
Publik Sumber: Analisis Penulis, Juli 2016
4. Pengunjung
Pengunjung adalah orang yang akan menjenguk pasien atau melakukan
95
Gambar 4.29 Diagram Pola Kegiatan Pegunjung
Sumber: Analisis Penulis, Juli 2016
Tabel 4.6 Analisis Kebutuhan Ruang Berdasarkan Pelaku (Pengunjung)
Kelompok
Pelaku Kegiatan
Kebutuhan
Ruang Zona
Pengunjung
Parkir Mobil Publik
Motor Publik Customer Sevice Receptionist Publik
Menunggu jam jenguk
Ruang Tunggu Publik Mengantar Pasien Ruang Tunggu Publik
Edukasi Education Center
Publik Mengambil uang ATM Center Publik
Berbelanja Minimarket Semi Publik Membeli Obat Apotik Semi Publik
Sumber: Analisis Penulis, Juli 2016
4.2.2.2Analisis Perhitungan Besaran Ruang
a. Dasar Perhitungan Besaran Ruang
Tujuan dari perhitungan besaran ruang adalah untuk
mendapatkan besaran ruang yang sesuai dengan kebutuhan user. Dasar
pertimbangannya diperoleh dari:
1. Kapasitas ruang yang dipakai
2. Jenis kegiatan yang dilakukan oleh user bangunan
3. Flow/ ruang gerak dari user
4. Standart luasan unit fungsi yang ditentukan oleh (Neufert, 2002)
dan (Kementrian Kesehatan RI, 2012)
1. EN : Ernest Neufert, Data Arsitek
2. MENKES : Kemenkes RI, Pedoman – Pedoman Teknis
Bangunan dan Prasarana Rumah Sakit.
3. SB : Studi Banding
4. AS : Asumsi Penulis
b. Perhitungan Besaran Ruang
Berikut adalah analisis besaran ruang berdasarkan kelompok
bangunan yang ada di Pusat Rehabilitasi Pasca-Stroke:
Kelompok
Total Keseluruhan 1185,499
Flow= 30% dari total keseluruhan 355,6497 Sub Total Care Center (belum termasuk parkir) 1541,148
7
Publik Parkir Mobil
Total Keseluruhan 592,5
Flow= 100% dari total keseluruhan 1185 Sub Total Care Center (hanya parkir) 1777,5
Sub Total Care Center 3318,648
7 Sumber: Analisis Penulis, Juli 2016
Kelompok
Total Keseluruhan 1789,08
Flow= 30% dari total keseluruhan 536,724
Sub Total Staff Headquarter 2325,80
4 Sumber: Analisis Penulis, Juli 2016
Untuk menentukan jumlah tempat tidur pada paviliun rawat inap pusat
rehabilitasi pasca-stroke, penulis menggunakan data jumlah tempat tidur
101
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 340/MENKES/PER/III/2010
tentang klasifikasi rumah sakit. Berdasarkan peraturan tersebut, rumah
sakit rehabilitasi medik termasuk ke dalam rumah sakit khusus yang
nantinya terbagi menjadi 3 kelas, yaitu kelas A, B, atau C.
Tabel 4.9 Jumlah Tempat Tidur Rumah Sakit Rehabilitasi Medik Jenis Saran
Sumber: Permenkes RI Nomor 340/MENKES/PER/III/2010 tentang klasifikasi rumah sakit
Karena pusat rehabilitasi pasca stroke (hanya menangani pasien dengan
kasus pasca stroke) sedikit berbeda dengan rumah sakit rehabilitasi
medik (tidak hanya menangani pasien dengan kasus pasca stroke), maka
kelas yang dipilih adalah kelas c. Maka dengan dengan hasil tersebut,
penulis memilih 30 tempat tidur untuk paviliun rawat inap pada pusat
rehabilitasi pasca-stroke di Semarang.
Tabel 4.10 Analisis Kebutuhan Ruang Berdasarkan Bangunan Paviliun Rawat Inap
103
Total Keseluruhan 2653,68
Flow= 30% dari total keseluruhan 796,104 Sub Total Paviliun Rawat Inap 3449,78
4 Sumber: Analisis Penulis, Juli 2016
Tabel 4.11 Analisis Kebutuhan Ruang Berdasarkan Bangunan Minimarket & Ed. Center
Kelompok
Total Keseluruhan 954,45
Flow= 30% dari total keseluruhan 286,335 Sub Total Minimarket & Ed. Center 1240,78
5 Sumber: Analisis Penulis, Juli 2016
Tabel 4.12 Analisis Kebutuhan Ruang Berdasarkan Bangunan Masjid
Kelompo
Total Keseluruhan 236,54
Flow= 30% dari total keseluruhan 70,962
Sub Total Masjid 307,50
105
Tabel 4.13 Analisis Kebutuhan Ruang Berdasarkan Bangunan Power House
Kelompo
Total Keseluruhan 168
Flow= 30% dari total keseluruhan 50,4
Sub Total ME 218,4
Sumber: Analisis Penulis, Juli 2016
Tabel 4.14 Analisis Kebutuhan Ruang Berdasarkan Bangunan Parkir Mobil Operasional
Kelompok
Sumber Jumlah Ruang
Total Keseluruhan 171
Flow= 30% dari total keseluruhan 51,3 Sub Total Parkir Mobil Operasional 222,3
Sumber: Analisis Penulis, Juli 2016
Tabel 4.15 Analisis Kebutuhan Ruang Berdasarkan Bangunan Gedung Parkir
Kelompo
Parkir Publik
Mobil
Total Keseluruhan 930
Gedung
Total Keseluruhan 69
Flow= 30% dari total keseluruhan 20,7 Sub Total Gedung Parkir (Ruang MDP,dan Genset) 89,7
Sub Total Gedung Parkir 2879,
7 Sumber: Analisis Penulis, Juli 2016
Rekapitulasi besaran ruang menurut jenis kelompok bangunan adalah sebagai
berikut:
1. Care Center : 3318,6487m2
2. Staff Headquarter : 2.325,804 m2
3. Paviliun Rawat Inap : 3.449,784 m2
4. Minimarket & Ed Center : 1240,785 m2
5. Masjid : 307,502 m2
6. Power House : 218,4 m2
7. Mobil Operasional :222,3 m2
8. Gedung Parkir : 2.879,7m2
Berdasarkan jumlah rekapitulasi besaran ruangan tersebut, maka:
Subtotal : 13.560,887 m2
Sirkulasi 15% : 2.034,13305 m2
Total : 15.595,02 m2
Perhitungan parkir pada pusat rehabilitasi juga mencakup parkir untuk pengunjung
yang akan datang ke tempat tersebut. Standar luasan parkir kendaraan menurut
jenisnya sebagai berikut:
1. Sepeda motor : 0,75 m x 2,25 m = 1,6875 m2 untuk 2 orang
2. Bus besar : 13,25 m x 3,5 m = 46,375 m2 untuk 50 orang
Tabel 4.16 Analisis Kebutuhan Ruang Berdasarkan Parkir Pengunjung
Jenis
Subtotal 193,125
107
Total 579,375
Sumber: Analisis Penulis, Juli 2016
Berdasarkan (Pemerintah Kota Semarang, 2000 - 2010) KDB maksimal pada Jalan
Sultan Agung jika akan dibangun fasilitas kesehatan adalah 60 %. Maka dapat
dihitung:
Luas lahan x 60% = 29.000 x 60%
= 17.400 m2
KDH minimum
Luas Lahan x 40% = 29.000 x 40%
= 11.600 m2
Luas tapak yang terbangun:
1. Care Center = 3.318,6487 m2 : 4 lantai = 829,66 m2 2. Staff Headquarter = 2.325,804 m2 : 2 lantai = 1162,902 m2
3. Paviliun Rawat Inap = 3.449,784 m2 : 3 lantai = 1149,928 m2
4. Minimarket & Ed. Center = 1240,785 m2 : 3 lantai = 413,595 m2
5. Masjid = 307,502 m2 : 1 lantai = 307,502 m2
6. Power House = 218,4 m2 : 1 lantai = 218,4 m2
7. Mobil Operasional = 222,3 m2 : 1 lantai = 222,3 m2
8. Gedung Parkir = 2.879,7 m2 : 2 lantai = 1439,85 m2
9. Parkir Pengunjung = 579,375m2 : 1 lantai = 579,375m2
Jumlah Total tapak yang digunakan = 6.323,512 m2
RTH pada site = Lahan – Total tapak yang digunakan
= 29.000 m2 - 6.323,512 m2
= 22.676,48 m2
Berdasarkan penilaian di atas, dapat disimpulkan bahwa pembangunan
pusat rehabilitasi pasca-stroke pada lahan di Jalan Sultan Agung tidak
melanggar Peraturan Daerah Kota Semarang karena telah memenuhi KDB
4.2.2 Analisis dan Konsep Massa
4.2.2.1Analisis Massa Bangunan
Bangunan pada pusat rehabilitasi merupakan bangunan majemuk
karena perbadaan fungsi dan kegiatan penggunanya sehingga aktifitas dapat
berlangsung secara bersama-sama.
a. Dasar Pertimbangan
1. Menyesuaikan pola tatanan massa terhadap bentuk site.
2. Kenyamanan sirkulasi memperngaruhi bentuk dan penataan
bangunan.
3. Keselarasan antar bangunan sangat diperlukan untuk mendapatkan
keharmonisan bentuk.
b. Alternatif Bentuk Dasar
Bentuk dasar suatu massa bangunan dapat mengadopsi bentuk
bentuk geometri yang masing masingnya memiliki karakter yang
berbeda.
Tabel 4.17 Bentuk Dasar Geometri
Bentuk Dasar Karakter
Lingkaran
Bentuk dasar yang memiliki perwujudan dengan sisi yang tak terhingga.
Segitiga
Bentuk yang memiliki karakteristik menonjol pada satu titik.
Persegi
Bentuk yang memiliki karakter identik yang netral dan statis.
Sumber: Analisis Penulis, Juli 2016
c. Pemilihan Bentuk Dasar
Bentuk dasar yang dipilih untuk bentuk massa bangunan pada
109
4.2.2.2Pendekatan Tatanan Massa
a. Pertimbangan:
1. Menyesuaikan pola tatanan massa terhadap bentuk site.
2. Kenyamanan sirkulasi memperngaruhi bentuk dan penataan
bangunan.
3. Keselarasan antar bangunan sangat diperlukan untuk
menadapatkan keharmonisan bentuk.
b. Pola Tatanan Massa
Gambar 4.30 Pola Tatanan Massa
Sumber: (Ching, 2007)
c. Pemilihan Tatanan Massa
Pusat rehabilitasi pasca-stroke ini nantinya akan menggunakan
pola radial karena bentuknya lebih fleksibel terhadap kondisi tapak
bangunan yang ada.
4.2.3 Analisis dan Konsep Tampilan Arsitektur
4.2.3.1Konsep Eksterior Pusat Rehabilitasi Pasca-Stroke
Konsep tampilan eksterior pusat rehabilitasi pasca-stroke yang akan
thesis dari (Ma'rufinanto, 2016) berikut adalah beberapa pengertian
arsitektur kontemporer dari beberapa ahli:
1. Y. Sumalyo, Arsitektur Modern Akhir Abad XIX dan Abad XX (1996) menjelaskan bahwa “Kontemporer adalah bentuk-bentuk aliran arsitektur yang tidak dapat dikelompokkan dalam suatu aliran arsitektur atau sebaliknya berbagai arsitektur tercakup di dalamnya.” 2. L. Hilberseimer, Contemporary Architects 2 (1964), menjelaskan
bahwa “Arsitektur kontemporer adalah suatu gaya aliran arsitektur pada zamannya yang mencirikan kebebasan berekspresi, keinginan
untuk menampilkan sesuatu yang berbeda, dan merupakan sebuah
aliran baru atau penggabungan dari beberapa aliran arsitektur.
Arsitektur kontemporer mulai muncul sejak tahun 1789 namun baru berkembang pada abad 20 dan 21 setelah perang dunia.”
Berdasarkan pengertian dari beberapa ahli tersebut, dapat disimpulkan
bahwa arsitektur kontemporer adalah:
1. Bentuk dari bangunan bebas (ekspresif)
2. Sangat mencirikan kekinian, baik secara bangunan, teknologi,
struktur, maupun material yang akan digunakan.
3. Stylenya kontras dengan lingkungan yang ada di sekitar.
4. Tidak biasa namun tetap harmonis.
Berikut adalah beberapa bangunan yang akan dirancang dalam pusat
rehabilitasi pasca stroke:
a. Care Center
Bangunan Care Center pada pusat rehabilitasi ini berfungsi
untuk melakukan administrasi rehabilitasi dan melakukan rehabilitasi
selama dalam masa perawatan. Masa bangunan ini dapat digunakan
semua user yang ada pada pusat rehabilitasi ini tergantung dengan
zoningnya. Posisi banguan ini akan diletakkan berdekatan dengan zona
parkir agar lebih memudahkan untuk membawa pasien menjalani
perawatan rehabilitasi. Bangunan rehabilitasi ini nantinya akan
111
mempunyai kesan dapat memberikan kesehatan bagi pasien
pasca-stroke.
Konsep tampilan yang akan digunakan pada bangunan Care
Center adalah kontemporer dengan memakai banyak bukaan untuk
menangkap cahaya yang masuk ke dalam bangunan demi menghemat
energi yang ada. Dengan adanya banyak bukaan pada Care Center yang
viewnya mengarah pada taman dapat merangsang pemulihan kondisi
pasien secara maksimal.
Gambar 4.31 Konsep Fasad yang Akan Digunakan Care Center Sumber:Analisis Penulis, Oktober 2016
Tabel 4.18 Konsep Material Eksterior Care Center Elemen
Arsitektur
Alternatif
Material Karakter
Atap Zincalum Rapi, mudah dipasang
Dinding Bata Pemasangan mudah, ringan, kuat dan cepat Kaca Pemasangan mudah, terlihat menarik, luas,
dan bersih
Fisnishing Cat Pengerjaan sangat mudah, dan tidak perlu mengganti komponen bangunan yang lain
saat rusak, dan paling murah Finishing ACP Modern, menarik, dan pemasangan mudah. Lantai Marmer Menarik, terkesan bersih, luas, dan elegan
Parquett Kayu Suasana hangat sangat cocok untuk terapi dan pemasangan mudah
Keramik Pemasangan mudah, paling murah Sumber: Analisis Penulis, Juli 2016
b. Staff Headquarter
Bangunan Staff Headquarter berfungsi untuk menampung
semua kegiatan dari pada pengelola dan karyawan yang ada. Bangunan
Konsep tampilan eksterior yang ada pada Staff Headquarter
adalah kontemporer dengan memanfaatkan material bangunan yang
kekinian. Staff Headquarter akan dirancang dengan menonjolkan
strukturnya untuk membuat tampilan berkesan gagah dengan harapan
staff yang ada di pusat rehabilitasi pasca stroke dapat menjaga dan
memulihkan kondisi pasien yang ada.
Gambar 4.32 Konsep Fasad Yang Akan Digunakan Pada Staff Headquarter
Sumber: Analisis Penulis, Oktober 2016
Tabel 4.19 Konsep Material Eksterior Staff Headquarter
Elemen Arsitektur
Alternatif
Material Karakter
Atap Genteng Beton Rapi, mudah dibersihkan
Dinding
Bata Pemasangan mudah, ringan, kuat dan cepat Kaca Pemasangan mudah, terlihat menarik, luas,
dan bersih
Fisnishing Cat Pengerjaan sangat mudah, dan tidak perlu mengganti komponen bangunan yang lain
saat rusak, dan paling murah Finishing ACP Modern, menarik, dan pemasangan mudah. Lantai Marmer Menarik, terkesan bersih, luas, dan elegan
Parquett Kayu Suasana hangat sangat cocok untuk terapi dan pemasangan mudah
Keramik Pemasangan mudah, paling murah Sumber: Analisis Penulis, Juli 2016
c. Paviliun Rawat Inap
Paviliun rawat inap pada pusat rehabilitasi pasca stroke ini
dirancang untuk melayani pasien rawat inap baik dari dalam kota
113
Pusat rehabilitasi ini memang hanya mengkhususkan merawat
pasien guna melakukan kegiatan rehabilitasi secara intensive. Konsep
yang digunakan untuk merancang paviliun rawat inap adalah
kontemporer dengan banyak bukaan yang mengarahkan view pada
taman yang dikhususkan bagi pasien rawat inap. Hal ini dilakukan
untuk mencegah pasien yang melakukan rawat inap merasa bosan
dalam menjalankan rehabilitasinya.
Gambar 4.33 Konsep Fasad Yang Akan Digunakan Pada Paviliun Rawat Inap
Sumber: Analisis Penulis, Oktober 2016
Tabel 4.20 Konsep Material Eksterior Paviliun Rawat Inap
Elemen Arsitektur
Alternatif
Material Karakter
Atap Genteng Beton Rapi, mudah dibersihkan Dinding Bata Pemasangan mudah, ringan, kuat dan
cepat
Kaca Pemasangan mudah, terlihat menarik, luas, dan bersih
Fisnishing Cat Pengerjaan sangat mudah, dan tidak perlu mengganti komponen bangunan yang lain saat rusak, dan
paling murah
Finishing ACP Modern, menarik, dan pemasangan mudah.
Lantai Marmer Menarik, terkesan bersih, luas, dan elegan
Parquett Kayu Suasana hangat sangat cocok untuk terapi dan pemasangan mudah Keramik Pemasangan mudah, paling murah
d. Minimarket & Ed. Center
Minimarket & Ed. Center adalah salah satu fasilitas penunjang
yang ditujukan untuk karyawan dan pengunjung yang ada. Minimarket
dan Cafe yang ada pada bangunan ini nantinya dapat buka 24 jam
sehingga dapat memenuhi kebutuhan karyawan, pengunjung dan pasien
selama 24 jam.
Minimarket dan Cafe pada pusat rehabilitasi menggunakan
konsep kontemporer dengan memanfaatkan penggunaan material yang
kekinian untuk menghindari desain menggunakan material yang
monoton.
Gambar 4.34 Konsep Fasad Yang Akan Digunakan pada Minimarket Dan Cafe
Sumber: Analisis Penulis , Oktober 2016
Tabel 4.21 Konsep Material Eksterior Minimarket dan Cafe
Elemen Arsitektur
Alternatif
Material Karakter
Atap Dak Rapi, mudah dibersihkan
Genteng Beton
Kuat, rapi, dan mudah dibersihkan Dinding Bata Pemasangan mudah, ringan, kuat dan cepat
Kaca Pemasangan mudah, terlihat menarik, luas, dan bersih Fisnishing
Cat
Pengerjaan sangat mudah, dan tidak perlu mengganti komponen bangunan yang lain saat rusak, dan paling
murah Finishing
ACP
Modern, menarik, dan pemasangan mudah. Lantai Marmer Menarik, terkesan bersih, luas, dan elegan
Parquett Kayu
Suasana hangat sangat cocok untuk terapi dan pemasangan mudah
115
e. Masjid
Masjid adalah salah satu bangunan penunjang yang berfungsi
untuk beribadah. Masjid ini nantinya akan digunakan para karyawan
jika ingin shalat sambil menikmati waktu istirahat.
Konsep tampilan yang digunakan untuk merancang masjid
adalah kontemporer dengan sedikit memasukkan ornamen Islami guna
untuk menambah atmosfer kekhusyukan karyawan dan staff dalam
shalat.
Gambar 4.35 Konsep Fasad Yang Akan Digunakan Pada Masjid
Sumber: Analisis Penulis, 26 Juli 2016
Tabel 4.22 Konsep Material Eksterior Masjid
Elemen Arsitektur
Alternatif
Material Karakter
Atap Kubah Tahan cuaca, praktis dalam pemasangan, awet, dan ringan Dak Rapi, mudah dibersihkan Genteng Beton Kuat, rapi, dan mudah dibersihkan Dinding Bata Pemasangan mudah, ringan, kuat dan
cepat
Kaca Pemasangan mudah, terlihat menarik, luas, dan bersih
Fisnishing Cat Pengerjaan sangat mudah, dan tidak perlu mengganti komponen bangunan yang lain saat rusak, dan
paling murah
Finishing ACP Modern, menarik, dan pemasangan mudah.
Lantai Marmer Menarik, terkesan bersih, luas, dan elegan
f. Gedung Parkir
Gambar 4.36 Konsep Fasad Yang Akan Digunakan pada Education Center
Sumber: Analisis Penulis, Oktober 2016
Tabel 4.23 Konsep Material Eksterior Education Center Elemen
Arsitektur
Alternatif
Material Karakter
Atap Dak Rapi, mudah dibersihkan
Dinding Bata Pemasangan mudah, ringan, kuat dan cepat
Kaca Pemasangan mudah, terlihat menarik, luas, dan bersih
Fisnishing Cat Pengerjaan sangat mudah, dan tidak perlu mengganti komponen bangunan yang lain
saat rusak, dan paling murah Lantai Marmer Menarik, terkesan bersih, luas, dan elegan
Parquett Kayu Suasana hangat sangat cocok untuk terapi dan pemasangan mudah
Keramik Pemasangan mudah, paling murah Sumber: Analisis Penulis, Juli 2016
4.2.3.2Konsep Interior Pusat Rehabilitasi Pasca-Stroke
a. Care Center
Konsep interior Care Center adalah modern. Interior
menggunakan warna warna pastel alam yang membuat segar sehingga
117
Gambar 4.37 Konsep Interior Yang Akan DIgunakan Pada Hall
Care Center
Sumber:http://www.hospitalmanagement.net/projects/st_vincents/st_vincent s1.html, 26 Juli 2016
Tabel 4.24 Konsep Material Interior Care Center Elemen
Arsitektur
Alternatif
Material Karakter
Atap Plafond Rapi, mudah dibersihkan
Skylight Memberikan kesan terang, sehingga sedikit menyilaukan Dinding Bata Pemasangan mudah, ringan, kuat dan cepat
Kaca Pemasangan mudah, terlihat menarik, luas, dan bersih Fisnishing
Cat
Pengerjaan sangat mudah, dan tidak perlu mengganti komponen bangunan yang lain saat rusak, dan paling
murah Finishing
ACP
Modern, menarik, dan pemasangan mudah.
Lantai Marmer Menarik, terkesan bersih, luas, dan elegan Parquett
Kayu
Suasana hangat sangat cocok untuk terapi dan pemasangan mudah
Keramik Pemasangan mudah, paling murah
Sumber: Analisis Penulis, Juli 2016
b. Staff Headquarter
Staff Headquarter adalah kantor pusat bagi para karyawan, disini
semua karyawan bisa beraktifitas didalamnya. Bila ada pergantian jaga
shift, para karyawan bisa melakukan tidur bergantian di ruang yang
Gambar 4.38 Konsep Interior Yang Akan Digunakan Pada
Staff Headquarter
Sumber: http://www.arissaifulloh.com/2015/07/desain-interior-kantor.html, 26 Juli 2016
Tabel 4.25 Konsep Material Interior Staff Headquarter Elemen
Arsitektur
Alternatif
Material Karakter
Atap Plafond Rapi, mudah dibersihkan
Dinding Bata Pemasangan mudah, ringan, kuat dan cepat Kaca Pemasangan mudah, terlihat menarik, luas, dan bersih Fisnishing
Cat
Pengerjaan sangat mudah, dan tidak perlu mengganti komponen bangunan yang lain saat rusak, dan paling
murah Finishing
ACP
Modern, menarik, dan pemasangan mudah.
Lantai Marmer Menarik, terkesan bersih, luas, dan elegan Karpet Suasana hangat sangat cocok dan pemasangan mudah
Keramik Pemasangan mudah, paling murah
Sumber: Analisis Penulis, Juli 2016
c. Pavliviun Rawat Inap
Interior rawat inap sangat penting bagi kesembuhan pasien
karena melalui interior kita bise merasakan kenyaman batin, sehingga
dapat mempercepat proses kesembuhan. Penggunaan material warna
juga sangat berperan penting dalam memaikan perasaan pasien, oleh
karena itu warna warna coklat sangat cocok bagi pasien. Coklat bisa
119
Gambar 4.39 Konsep Interior Yang Akan Digunakan Pada Kelas VIP
Sumber: http://www.rs-premierjatinegara.com/images/IMG_0334%20-%20vip.jpg , 26 Juli 2016
Tabel 4.26 Konsep Material Interior Paviliun Rawat Inap
Elemen Arsitektur
Alternatif
Material Karakter
Atap Plafond Rapi, mudah dibersihkan
Dinding Bata Pemasangan mudah, ringan, kuat dan cepat Kaca Pemasangan mudah, terlihat menarik, luas, dan bersih Fisnishing
Cat
Pengerjaan sangat mudah, dan tidak perlu mengganti komponen bangunan yang lain saat rusak, dan paling
murah Finishing
ACP
Modern, menarik, dan pemasangan mudah. Lantai Marmer Menarik, terkesan bersih, luas, dan elegan
Keramik Pemasangan mudah, paling murah Sumber: Analisis Penulis, Juli 2016
d. Minimarket dan Cafe
Gambar 4.40 Konsep Interior Yang Akan Digunakan Pada Minimarket Dan Cafe
Tabel 4.27 Konsep Material Interior Minimarket dan Cafe
Elemen Arsitektur
Alternatif
Material Karakter
Atap Plafond Rapi, mudah dibersihkan
Dinding Bata Pemasangan mudah, ringan, kuat dan cepat Kaca Pemasangan mudah, terlihat menarik, luas, dan bersih Fisnishing
Cat
Pengerjaan sangat mudah, dan tidak perlu mengganti komponen bangunan yang lain saat rusak, dan paling
murah Finishing
ACP
Modern, menarik, dan pemasangan mudah. Lantai Marmer Menarik, terkesan bersih, luas, dan elegan
Keramik Pemasangan mudah, paling murah
Sumber: Analisis Penulis, Juli 2016
e. Masjid
Gambar 4.41 Konsep Interior Yang Akan Digunakan Pada Masjid
Sumber: http://majalahasri.com/masjid-baiturrahman-ciputat-yang-bergaya-desain-kontemporer/, 26 Juli 2016
Tabel 4.28 Konsep Material Interior Minimarket dan Cafe
Elemen Arsitektur
Alternatif
Material Karakter
Atap Plafond dengan ornamen
Rapi, terkesan Islami
Dinding Bata Pemasangan mudah, ringan, kuat dan cepat Kaca Pemasangan mudah, terlihat menarik, luas, dan bersih Fisnishing Cat Pengerjaan sangat mudah, dan tidak perlu mengganti komponen bangunan yang lain saat rusak, dan paling
murah
Finishing ACP Modern, menarik, dan pemasangan mudah. Lantai Marmer Menarik, terkesan bersih, luas, dan elegan
121
f. Education Center
Gambar 4.42 Konsep Interior Yang Akan Digunakan Pada
Education Center
Sumber: https://www.asid.org/content/state-licensing-regulations#.V5h-Obh97IU, 26 Juli 2016
Tabel 4.29 Konsep Material Interior Education Center Elemen
Arsitektur
Alternatif
Material Karakter
Atap Plafond Rapi, bersih, pemasangan mudah Dinding Bata Pemasangan mudah, ringan, kuat dan cepat
Kaca Pemasangan mudah, terlihat menarik, luas, dan bersih Fisnishing
Cat
Pengerjaan sangat mudah, dan tidak perlu mengganti komponen bangunan yang lain saat rusak, dan paling
murah Finishing
ACP
Modern, menarik, dan pemasangan mudah.
Lantai Marmer Menarik, terkesan bersih, luas, dan elegan
Keramik Pemasangan mudah, paling murah
Sumber: Analisis Penulis, Juli 2016
4.2.4 Analisis dan Konsep Lansekap Bangunan
Dalam perencanaan pusat rehabilitasi pasca-stroke lansekap
kawasan adalah salah satu hal yang sangat pendasar dan utama karena
hal ini berhubungan dengan healing environment (lingkungan
penyembuhan). Penataan lansekap yang baik akan membuat para
pasien merasakan kenyamanan disaat melakukan terapi rekreasi.
a. Hardscape
Hardscape merupakan elemen buatan yang berfungsi untuk
menghias atau menata lansekap menjadi menarik. Berikut adalah
macam macam lansekap:
Jalan adalah infrastruktur utama di dalam pusat rehabilitasi
pasca-stroke khusus untuk sirkulasi kendaraan. Material yang
dipilih adalah aspal.
2. Pedestrian Ways
Pedestrian Ways adalah jalur bagi pejalan kaki. Material yang
digunakan dapat berupa batu alam yang dibentuk
menggunakan pola pola tertentu.
3. Landmark
Landmark atau tetenger adalah tanda yang dipasang guna untuk
menjadi sebuah pengingat. Landmark pada pusat rehabilitasi
adalah desain desain fountain.
4. Outdoor Furniture
Oudoor Furniture adalah furnitur yang terletak pada area luar
bangunan. Outdoor furniture dapat berupa tempat duduk,
tempat sampah, lampu taman, dan sebagainya.
b. Sotfscape
Softscape adalah elemen alami yang menjadi elemen paling
utama untuk mempercantik lansekap.. Berikut adalah macam – macam
softscape yang akan direncanakan:
1. Tanaman hias adalah tanaman yang beraneka warna dan
menjadi penghias pada area lansekap. Berikut adalah nama –
nama bunganya: (1) Bunga Lantana camara, (2) Bunga
Kamboja Jepang, (3) Bunga Bawang Brojol, dan (4)
123
Gambar 4.43 Tanaman Hias
Sumber: http://www.ngasih.com/2015/03/28/29-jenis-tanaman-yang-biasa-ada-di-taman-dan-fungsinya/ , 26 Juli 2016
2. Pohon peneduh berfungsi untuk meneduhi area disekitar
taman. Berikut adalah nama nama pohon peneduhnya: (1)
Pohon Flamboyan, (2) Pohon Ketapang Kencana, (3) Pohon
Pule, dan (4) Pohon Soka India
Gambar 4.44 Tanaman Peneduh
Sumber: http://www.arya-flower.com/2014/09/jenis-pohon-perindang-taman-jenis-pohon.html, 26 Juli 2016
4.2.5 Analisis dan Konsep Penekanan Arsitektur
1. Healing Environment
Pusat rehabilitasi adalah salah satu fasilitas pelayanan umum
dibidang kesehatan yang berfungsi memberikan pelayanan medis
kepada masyarakat. Saat ini, mulai banyak fasilitas kesehatan yang
adalah suatu desain lingkungan terapi yang memadukan unsur alam,
indera dan psikologis.
Tabel 4.30 Unsur Healing Environment yang Akan Diterapkan
Keluhan Yang Dialami Pasien
Terapi Yang Akan Diterima
Unsur – Unsur Healing Environment Yang Akan Diterapkan
Keluhan Fisik Terapi Okupasi - Menggunakan unsur psikologis warna coklat pastel dalam merancang interior agar pasien merasakan hangat dan nyaman.
- Menerapkan terapi sensibilitas kaki dengan handrail pada eksterior taman, sehingga rehabilitasi tidak hanya dilakukan di dalam ruangan. Terapi sensibilatas kaki ini nantinya akan menggunakan tekstur yang berbeda. Terapi Wicara - Menggunakan unsur psikologis warna
coklat pastel dalam merancang interior agar pasien merasakan hangat dan nyaman serta menggantungkan beberapa lukisan pemandangan untuk merangsang latihan terapi wicara.
- Menerapkan label pemberian nama pada tumbuhan dan pemberian signages yang ada pada taman untuk merangsang pasien melakukan terapi wicara.
Terapi Mendengar - (Tidak bisa menerapkan unsur pendengaran misal musik dan suara alam pada interior, hal ini dikarenakan pasien akan melakukan terapinya di dalam ruang kedap udara) hanya bisa menggunakan unsur psikologis warna coklat pastel dalam merancang interior agar pasien merasakan hangat dan nyaman.
- Menerapkan unsur alam seperti air mancur pada eksterior taman untuk merangsang pendengaran pasien di luar bangunan sekaligus membuat nyaman. Ortotis Protestis - Menggunakan unsur indera pendengaran
125
Keluhan Yang Dialami Pasien
Terapi Yang Akan Diterima
Unsur – Unsur Healing Environment Yang Akan Diterapkan
Fisioterapi Penyinaran - Menggunakan unsur indera pendengaran (dengan cara memainkan musik klasik pada saat terapi) dan psikologis warna coklat pastel dalam merancang interior agar lebih memaksimalkan perasaan hangat saat pasien melakukan terapi. Fisioterapi Gym - Menggunakan unsur indera pendengaran
(dengan cara memainkan musik klasik pada saat terapi), psikologis warna coklat pastel muda dan hijau pastel muda dalam merancang interior, mengarahkan view ruangan kearah rancangan eksterior taman, dan memasang lukisan lukisan alam.
Fisioterapi dengan Senam Stroke
- Menggunakan psikologis warna hijau pastel muda untuk merangsang semangat pasien dalam melakukan senam karena warna hijau dapat membuat psikologis tidak mudah lelah dan segar.
- Menyediakan lapangan untuk senam pasien pasca stroke secara outdoor, hal ini dirancang untuk memberitahukan warga yang ada bahwa pasien pasca stroke dapat mandiri melakukan kegiatannya.
Hidroterapi / Pool
Terapi
- Menggunakan indera pendengaran karena secara tidak langsung pasien akan berinteraksi dengan unsur air (air yang dipakai air hangat) dan unsur psikologis warna coklat pastel dalam merancang interior.
Keluhan Mental dan
Sosial
Keluhan Yang Dialami Pasien
Terapi Yang Akan Diterima
Unsur – Unsur Healing Environment Yang Akan Diterapkan
Psikologi - Menggunakan unsur alam (membuat air mancur, kandang burung untuk merangsang pendengaran dan merilekskan pasien pasca stroke, memakai tanaman dengan bau bau yang wangi, merancang path untuk terapi sensibilitas kaki di outdoor dengan memasang handrail dan lapangan senam stroke) dalam merancang eksterior taman. Diharapkan dengan adanya fasilitas outdoor yang ada pasien pasca stroke tidak merasa bosan dan tertekan saat masih dalam pemulihan.
- Membuat ruangan konseling untuk pasien dengan menggunakan unsur psikologis warna coklat pastel dalam merancang interior.
Paviliun Rawat Inap - Menggunakan unsur psikologis warna netral coklat dalam merancang interior. Hal ini untuk membuat pasien merasa hangat dan nyaman saat melakukan rawat inap.
- Menyediakan taman khusus hanya untuk pasien yang dirawat jalan dengan fasilitas yang sama dengan taman untuk pasien rawat jalan. Fasilitas yang ada adalah air mancur, kandang burung, bunga-bunga yang wangi dan tidak beracun, dan merancang path untuk terapi sensibilitas pada kaki.
Sumber: Analisis Penulis, Juli 2016
a. Penerapan unsur alam
Gambar 4.45 Healing Garden Colorado
127
b. Penerapan unsur indra
Gambar 4.46 Healing Garden, Colorade
Sumber: http://www.norris-design.com/work/region/rocky-mountain/littleton-adventist-healing-garden/, 26 Juli 2016
c. Penerapan unsur psikologis
Gambar 4.47 Hospital Healing Garden
Sumber: http://www.laurensthoughts.com/images/healing-garden-2964-hospital-healing-garden-5120-x-3407.jpg, 26 Juli 2016
4.2.6 Analisis dan Konsep Struktur dan Utilitas
4.2.6.1Analisis dan Konsep Struktur
Pemilihan struktur pada pusat rehabilitasi pasca-stroke tergantung
pada ruang yang ada didalamnya, kekuatan yang dibutuhkan bangunan, dan
segi efisiensi biaya serta ketahanan material struktural terhadap kondisi
lingkungan.
1. Struktur Atap
Bangunan yang ada di pusat rehabilitasi pasca-stroke dikonsepkan
menggunakan atap dak. Dan beberapa bangunan ada yang
Gambar 4.48 Atap Dak
Sumber: http://rizkifachurohman.blogspot.co.id/2013/12/konstruksi-atap-penutup-atap_23.html, 26 Juli 2016
2. Struktur Rangka Bangunan
Struktur yang digunakan dalam pusat rehabilitasi pasca-stroke
adalah struktur rangka kolom dan balok yang terbuat dari beton
bertulang. Dengan menggunakan beton bertulang membuat
bangunan menjadi kuat karea bangunan sangat rigid.
Gambar 4.49 Struktur Rangka Beton
Sumber: http://jayawan.com/struktur-bangunan-rumah-2/, 26 Juli 2016
3. Struktur Pondasi
Karena bangunan rata rata berlantai satu sampai dua, maka pondasi
yang bisa diaplikasikan dengan mudah adalah (1) pondasi bored pile
atau (2) pondasi footplate.
Gambar 4.50 Struktur Pondasi
129
4.2.6.2Analisis dan Konsep Utilitas
1. Sistem Kelistrikan
Sistem kelistrikan pada pusat rehabilitasi pasca-stroke didapat dari
bersumber pada PLN dan menggunakan cadangan dari genset
apabila listrik sedang mati. Listrik dari PLN nantinya akan
diteruskan ke gardu/ trafo kemudian akan masuk ke meteran pada
bangunan. Setelah dari meteran diteruskan menuju ke panel MDP
(Main Distribution Panel) dan SDP (Sub Distribution Panel).Listrik
yang sudah sampai ke SDP nantinya akan digunakan untuk jaringan,
penerangan, equipments, dan pompa. ATS (Automatic Transfer
System) pada bangunan berfungsi memindahkan aliran listrik dari
PLN menuju genset apabila listrik sedang mati.
Gambar 4.51 Skema Alur Listrik
Sumber: Analisa Penulis, Juli 2016
Gambar 4.52 Genset
Sumber: http://www.chibi-cyber.com/thread-66602.html, 26 Juli 2016
2. Sistem Plumbing
Sistem plumbing adalah sistem jaringan air pada bangunan. Pada
perencanaan pusat rehabilitasi pasca-stroke ini terdiri dari sistem
a. Sistem Jaringan Air Bersih, berfungsi untuk menyediakan
kebutuhan air bersih bagi pengguna dalam bangunan. Sumber
air bersih yang digunakan pada pusat rehabilitasi ini menggunan
sumber air bersih dari fasilitas kota melalui jasa PDAM dan
untuk cadangannya menggunakan sumur dalam (deep well).
Gambar 4.53 Skema Jaringan Air Bersih
Sumber: Analisa Penulis, Juli 2016
b. Sistem Jaringan Air Kotor, berfungsi untuk membuang disposal
(kotoran) dari bangunan. Kotoran yang berasal dari bangunan
terdiri dari padat dan cair. Kotoran padat nantinya akan masuk
ke septictank lalu ke bak peresapan dan di buang ke riol kota
(saluran pembuangan air kotor kota). Sedangkan untuk kotoran
cair langsung menuju ke bak peresapan dan dibuang menuju riol
kota.
Gambar 4.54 Skema Jaringan Air Bersih
Sumber: Analisa Penulis, Juli 2016
3. Sistem Pembuangan Sampah
Sampah pada pusat rehabilitasi ini terdiri dari:
a. Sampah Medis, sampah yang terdiri dari alat alat kesehatan
yang sudah habis terpakai. nantinya sampah ini akan langsung
dibakar menggunakan incinerator.
b. Sampah Non medis, sampah yang terdiri sampah sampah sisa